membangun diri - sayahamzah.files.wordpress.com · terinspirasi dari ayat-ayat al-quran yang...

22
Membangun Diri Agar terbebas dari penjara keterbelakangan, mengubah kegagalan menjadi kesuksesan, dan menghilangkan stress untuk menjemput kebahagiaan Muhammad Hamzah YAYASAN AL-IMTIYAZ ©2012 SERI KAJIAN IHSAN

Upload: others

Post on 05-Nov-2020

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Membangun Diri - sayahamzah.files.wordpress.com · terinspirasi dari ayat-ayat Al-Quran yang menyebutkan tentang penyempurnaan nafs (jiwa, diri). Kita membaca serangkaian ayat pada

Membangun Diri

Agar terbebas dari penjara keterbelakangan, mengubah

kegagalan menjadi kesuksesan, dan

menghilangkan stress untuk menjemput kebahagiaan

Muhammad Hamzah

YAYASAN AL-IMTIYAZ ©2012

SERI KAJIAN IHSAN

Page 2: Membangun Diri - sayahamzah.files.wordpress.com · terinspirasi dari ayat-ayat Al-Quran yang menyebutkan tentang penyempurnaan nafs (jiwa, diri). Kita membaca serangkaian ayat pada

2

KAJIAN IHSAN: MENJADI MUSLIM KAFFAH

Manfaat Kajian Ini Bagi Anda dan Keluarga

Masa Tercapai Terhindar

Depan

Cita-cita, keinginan,

impian (diterima doa dan usaha)

Doa dan usaha/amal

ditolak (09 At-Taubah 53)

Husn al-khatimah Su’ al-khatimah

Bangkit tanpa cacat Bangkit dalam kondisi

cacat

Hisab yang mudah

(QS 84 Al-Insyiqaq

8)

Hisab yang sulit/berat

Diperintah masuk surga

Diperintah/dimasukkan masuk neraka

Kini

Jiwa damai dan

tenang

Jiwa tertekan/stress

dan gelisah

Sehat jiwa-raga Sakit jiwa-raga

Hidup terarah Hidup tanpa arah

Hidup

(pekerjaan/urusan)

mudah

Hidup

(pekerjaan/urusan)

sulit

Hidup berkecukupan/lapang

(fasilitas hidup

lengkap)

Hidup dalam kekurangan/kesempitan

Bila menghadapi masalah segera

menemukan solusi

Masalah selalu bertambah (solusi

justru menjadi masalah

baru)

Lalu

Dosa diampuni Dosa tidak diampuni

(QS 04 An-Nisa 18; QS 03 Ali Imran 90)

Page 3: Membangun Diri - sayahamzah.files.wordpress.com · terinspirasi dari ayat-ayat Al-Quran yang menyebutkan tentang penyempurnaan nafs (jiwa, diri). Kita membaca serangkaian ayat pada

3

Selamat datang kembali di seri KAJIAN IHSAN

kali ini dengan tema “Membangun Diri”.

Semoga Anda dalam keadaan bebas, sukses,

dan bahagia ketika membaca buku ini dan

mengambil manfaatnya. Namun bila kondisi

Anda saat ini ternyata tidak demikian adanya

karena masalah yang sedang Anda alami, maka

kami berharap Anda dapat menemukan solusi

atau inspirasi yang bisa Anda gunakan untuk

memecahkan masalah yang sedang Anda

hadapi setelah membaca buku ini.

Meski tema buku ini adalah tentang

membangun diri namun di dalamnya secara

tersirat membahas tiga masalah utama yang

paling sering dialami, yaitu (1) kondisi

“terpenjara” oleh keadaan, (2) gagal meraih

atau mewujudkan impian, dan (3) stress.

Mudah-mudahan satu atau beberapa masalah

yang sedang Anda hadapi saat ini termasuk ke

dalam salah satu dari tiga problem yang

disebutkan di atas dan dibahas dalam buku ini.

Karena itu, ada baiknya sebelum melanjutkan

membaca buku ini, Anda membuat daftar

ringkas masalah yang sedang Anda hadapi saat

ini kemudian mencocokkannya dengan

bahasan yang ada dalam buku ini.

Page 4: Membangun Diri - sayahamzah.files.wordpress.com · terinspirasi dari ayat-ayat Al-Quran yang menyebutkan tentang penyempurnaan nafs (jiwa, diri). Kita membaca serangkaian ayat pada

4

PENYEMPURNAAN DIRI

KAJIAN IHSAN seri “Membangun Diri” ini

terinspirasi dari ayat-ayat Al-Quran yang

menyebutkan tentang penyempurnaan nafs

(jiwa, diri).

Kita membaca serangkaian ayat pada Quran

Surah 91 Asy-Syams mulai ayat 7 hingga 10

yang menginformasikan tentang

penyempurnaan jiwa melalui “pengilhaman”

fujur dan taqwa yang dilanjutkan dengan

isyarat bahwa bila ingin sukses, lakukan

tazkiyah terhadap nafs namun bila ingin

mengalami kerugian, lakukan tadsiyah an-nafs.

Kita mengambil beberapa kata kunci dari

rangkaian ayat di atas untuk dikaji. Kata-kata

kunci tersebut termasuk kata an-nafs, ilham,

fujur, taqwa, zakka, dassa, aflaha, dan khaba.

Dua kata akan dikaji secara khusus yaitu kata

zakka dan dassa agar cakupan makna

keduanya bisa lebih luas Anda tangkap, bukan

sekedar terjemahannya, yaitu mensucikan

(zakka) dan mengotori (dassa). Kajian tentang

ayat-ayat tersebut tidak akan disajikan dalam

buku ini melainkan pada forum kajian/diskusi

tatap muka dengan penulis.

Page 5: Membangun Diri - sayahamzah.files.wordpress.com · terinspirasi dari ayat-ayat Al-Quran yang menyebutkan tentang penyempurnaan nafs (jiwa, diri). Kita membaca serangkaian ayat pada

5

Buku ini hanya bermaksud menyajikan

gambaran umum perihal efek atau “jejak” dari

aktifitas zakka dan dassa pada diri manusia,

yaitu diri yang merusak dan diri yang

membangun.

Tabel berikut memberi gambaran dan

perbandingan ringkas tentang tema yang dikaji

dalam buku ini:

Al-Faajir vs

Al-Muttaqi

Perusak Pemelihara

Al-Faajir Al-Muttaqi1. Tidak memiliki kesadaran akan MOTIF

atau NIAT BURUK/MERUSAK (diri, orang

lain, dan lingkungan) pada dirinya.

1. Menyadari niat buruk pada diri dan

segera MENGUBAH niat buruk menjadi

baik/murni.

2. Tidak memiliki kesadaran terhadap

kondisi LINGKUNGAN yang berpotensi

MERUSAK diri serta TIDAK MAMPU“KELUAR” dari lingkungan yang merusak.

2. Menyadari potensi merusak atau

membangun pada lingkungan sekitarnya

dan segera BERPINDAH dari lingkungan

yang buruk/merusak ke lingkungan

baik/mendukung.

3. Gampang, mudah, cepat, senang

MENGHAKIMI/MEMBERI LABEL ATAU CAP

(buruk) diri, orang lain, lingkungan.

3. Gampang, mudah, cepat, senang MENCARI

TAHU atau BERTANYA (BELAJAR) atas hal-

hal yang belum ia ketahui dengan pasti,

jelas, atau yakin.

4. Mengabaikan PENGALAMAN orang lain;

menolak KERJASAMA dengan orang lain dan

selalu MENGULANGI TINDAKAN YANG SAMA

dengan mengharapkan hasil yang berbeda.

4. Segera mengubah atau mengganti

tindakan atau cara yang tidak efektif dan

bersedia bekerjasama dan berbagi

pengalaman dengan orang lain.

5. Melakukan TINDAKAN KEKERASAN

sebagai ekspresi AMARAH yang disebabkan

DENDAM atau KECEMBURUAN terutama

kepada orang lain dan atau lingkungan.

5. Bersyukur dengan cara bekerja untuk

memenuhi kebutuhan dirinya setelah itu ia

berbagi untuk memenuhi kebutuhan orang

lain.

6. Menempatkan diri sebagai “korban” (atas

suatu sistem atau konspirasi) serta

gampang, mudah, cepat, senang

menumpahkan rasa KHAWATIR

(MENGELUH) dan penyesalan (MENYESAL).

6. Bersabar dalam melakukan kebaikan;

tetap melakukan kebaikan meski terdapat

rasa takut, halangan, tantangan, resiko,

perubahan.

7. Mengalami KECANDUAN sebagai tindakan

PELARIAN atas sesuatu yang diCEMASkan

serta mengalami DEPRESI karena bersikap

pasif atau MENEKAN/MENYIMPAN amarah.

Page 6: Membangun Diri - sayahamzah.files.wordpress.com · terinspirasi dari ayat-ayat Al-Quran yang menyebutkan tentang penyempurnaan nafs (jiwa, diri). Kita membaca serangkaian ayat pada

6

Al-Faajir: Si Perusak

Pada Quran Surah 91 Asy-Syams 8 Anda

membaca tentang jiwa yang diilhamkan fujur

atau penyimpangan dari al-haqq. Kajian atas

kata fujur mengarahkan kita pada serangkaian

tindakan atau perbuatan yang efeknya buruk

atau merusak.

Berikut tanda-tanda diri yang rusak dan

(berpotensi) merusak:

1. Tidak memiliki kesadaran akan MOTIF

atau NIAT BURUK/MERUSAK (diri, orang

lain, dan lingkungan) pada dirinya.

2. Tidak memiliki kesadaran terhadap

kondisi LINGKUNGAN yang berpotensi

MERUSAK diri serta TIDAK MAMPU

“KELUAR” dari lingkungan yang

merusak.

3. Gampang, mudah, cepat, senang

MENGHAKIMI/MEMBERI LABEL ATAU

CAP (buruk) diri, orang lain, lingkungan.

4. Mengabaikan PENGALAMAN orang lain;

menolak KERJASAMA dengan orang lain

dan selalu MENGULANGI TINDAKAN

YANG SAMA dengan mengharapkan

hasil yang berbeda.

5. Melakukan TINDAKAN KEKERASAN

sebagai ekspresi AMARAH yang

Page 7: Membangun Diri - sayahamzah.files.wordpress.com · terinspirasi dari ayat-ayat Al-Quran yang menyebutkan tentang penyempurnaan nafs (jiwa, diri). Kita membaca serangkaian ayat pada

7

disebabkan DENDAM atau

KECEMBURUAN terutama kepada orang

lain dan atau lingkungan.

6. Menempatkan diri sebagai “korban”

(atas suatu sistem atau konspirasi) serta

gampang, mudah, cepat, senang

menumpahkan rasa KHAWATIR

(MENGELUH) dan penyesalan

(MENYESAL).

7. Mengalami KECANDUAN sebagai

tindakan PELARIAN atas sesuatu yang

diCEMASkan serta mengalami DEPRESI

karena bersikap pasif atau

MENEKAN/MENYIMPAN amarah.

Diri yang merusak adalah diri yang tidak

mengenal al-haqq. Kalaupun ia mengenal al-

haqq, ia menyimpang, menjauh, atau “keluar”

darinya.

Kondisi tersebut membuat diri dikuasai oleh

motif atau niat buruk terhadap orang lain atau

lingkungan sekitarnya. Akibatnya, diri

“terjebak” pada kondisi atau lingkungan yang

buruk, gemar menghakimi atau memberi

label/cap buruk terhadap orang lain,

berkomplot dalam keburukan, melakukan

tindak kekerasan baik dengan lisan maupun

Page 8: Membangun Diri - sayahamzah.files.wordpress.com · terinspirasi dari ayat-ayat Al-Quran yang menyebutkan tentang penyempurnaan nafs (jiwa, diri). Kita membaca serangkaian ayat pada

8

tangannya, serta pembicaraannya didominasi

oleh keluhan atas segala hal.

Diri yang merusak juga dapat ditandai dengan

ketergantungan (kecanduan) terhadap benda

atau kegiatan tertentu yang efeknya merusak

jiwa-raganya sendiri serta menganggu

lingkungan sekitarnya.

Tanda-tanda ini menjadi petunjuk bahwa diri

tidak mampu mengatasi problemnya. Diri yang

merusak sejatinya sedang berada dalam salah

satu dari masalah berikut:

1. Terjebak, terkungkung, terpenjara.

2. Gagal mencapai tujuan dan mewujudkan

impian/keinginan.

3. Mengalami stress dalam bentuk sakit

hati dan kehilangan.

Diri yang merusak sedang merasakan berada di

tempat (kuliah, kerja, kediaman) yang tidak ia

inginkan namun tak mampu atau sulit untuk

keluar dari sana. Ia merasa sedang terjebak

atau terpenjara di tempat/lingkungan tersebut.

Diri yang merusak terkadang mendapati

kenyataan bahwa tujuan-tujuan dan keinginan-

keinginannya (dalam hal keuangan, karir,

pekerjaan, asmara, pergaulan, kesehatan dan

Page 9: Membangun Diri - sayahamzah.files.wordpress.com · terinspirasi dari ayat-ayat Al-Quran yang menyebutkan tentang penyempurnaan nafs (jiwa, diri). Kita membaca serangkaian ayat pada

9

lain sebagainya) banyak yang gagal diraih.

Entah karena ia telah kehilangan arah/tujuan

atau karena tidak mampu melihat cara atau

jalan lain mewujudkan keinginannya dan

meraih tujuan-tujuan hidupnya.

Energi yang dimiliki dan dikeluarkan oleh diri

yang merusak selalu negatif. Ia melihat dirinya

berada dalam kondisi stress dan menderita

yang bisa jadi dikarenakan dirinya selalu

merasa berada dalam situasi berbahaya atau

merasa terancam akan kehilangan sesuatu

namun bisa juga karena ia selalu merasa

disakiti/dilecehkan atau dipandang remeh.

Anda tentu tidak ingin menjadi pribadi yang

merusak. Namun, boleh jadi beberapa di antara

tanda yang disebutkan di halaman 6-7 ada

pada diri Anda atau mungkin Anda sedang

mengalami salah satu dari masalah yang

diuraikan pada halaman 8-9...

Benarkah demikian?

Page 10: Membangun Diri - sayahamzah.files.wordpress.com · terinspirasi dari ayat-ayat Al-Quran yang menyebutkan tentang penyempurnaan nafs (jiwa, diri). Kita membaca serangkaian ayat pada

10

Al-Muttaqi: Si Pemelihara

Kata taqwa disebut setelah kata fujur pada

Quran Surah 91 Asy-Syams 8. Makna dasar kata

taqwa adalah menjaga/memelihara. Kajian atas

kata tersebut memberi informasi bahwa diri

dapat menjadi pembangun dan pemelihara.

Tanda-tanda diri yang bangun dan

membangun/memelihara adalah sebagai

berikut:

1. Menyadari niat buruk pada diri dan

segera MENGUBAH niat buruk tersebut

menjadi baik/murni.

2. Menyadari potensi merusak atau

membangun pada lingkungan

sekitarnya dan segera BERPINDAH dari

lingkungan yang buruk/merusak ke

lingkungan baik/mendukung.

3. Gampang, mudah, cepat, senang

MENCARI TAHU atau BERTANYA

(BELAJAR) atas hal-hal yang belum ia

ketahui dengan pasti, jelas, atau yakin.

4. Segera mengubah atau mengganti

tindakan atau cara meraih tujuan yang

tidak efektif dan bersedia bekerjasama

dan berbagi pengalaman dengan orang

lain.

Page 11: Membangun Diri - sayahamzah.files.wordpress.com · terinspirasi dari ayat-ayat Al-Quran yang menyebutkan tentang penyempurnaan nafs (jiwa, diri). Kita membaca serangkaian ayat pada

11

5. Bersyukur dengan cara bekerja untuk

memenuhi kebutuhan dirinya setelah itu

ia berbagi untuk memenuhi kebutuhan

orang lain.

6. Bersabar dalam melakukan kebaikan;

tetap melakukan kebaikan meski

terdapat rasa takut, halangan,

tantangan, resiko, perubahan.

Diri yang memelihara pada dasarnya telah

mampu mengenali al-haqq dan berhasil

mengelola (menjaga/memelihara) al-haqq

tersebut pada dirinya.

Efeknya, diri yang memelihara senantiasa

terbebas dari kungkungan atau penjara

keterbelakangan; kapan saja dia berada dalam

lingkungan yang merusak, ia sukses keluar atau

hijrah dari sana. Diri yang memelihara

menikmati kebebasan dan kelapangan hidup.

Tujuan hidup diri yang memelihara jelas dan

terarah; ia tidak terombang ambing oleh

kehidupan dan tidak dengan mudah larut

dalam sebuah trend. Boleh jadi ia mengalami

kegagalan meraih tujuan namun hal itu tidak

serta merta membuatnya bingung atau arah

dan tujuan hidupnya menjadi lenyap.

Melainkan, begitu ia mengalami kegagalan, ia

Page 12: Membangun Diri - sayahamzah.files.wordpress.com · terinspirasi dari ayat-ayat Al-Quran yang menyebutkan tentang penyempurnaan nafs (jiwa, diri). Kita membaca serangkaian ayat pada

12

segera menjernihkan kembali fokusnya

sehingga tujuan hidupnya kembali menjadi

terang dan segera menjelajahi berbagai pilihan

cara yang kreatif bin efektif meraih tujuan

hidupnya kemudian berkolaborasi (bekerja

sama) dengan orang-orang yang

berpengalaman. Diri yang memelihara lebih

sering sukses dibandingkan gagal dan bila

yang disebut terakhir terjadi, ia akan segera

bangkit untuk kembali sukses meraih tujuan

dan impiannya.

Emosi diri yang memelihara stabil dan positif.

Gerak-geriknya menyiratkan kepercayaan diri

yang penuh. Ia tampak puas dan menikmati

hidupnya. Ia bersabar pada saat kehilangan

sesuatu dan merespon tindakan agresi dengan

kesyukuran penuh; ia berbagi nikmat/kebaikan

kepada orang yang melakukan tindakan

kekerasan.

Tazkiyah vs Tadsiyah

Merenungi lebih dalam Quran Surah 91 Asy-

Syams 8 menghasilkan inspirasi tentang nafs

yang seolah-olah dapat tumbuh dan

berkembang namun dapat juga “layu kemudian

mati”.

Page 13: Membangun Diri - sayahamzah.files.wordpress.com · terinspirasi dari ayat-ayat Al-Quran yang menyebutkan tentang penyempurnaan nafs (jiwa, diri). Kita membaca serangkaian ayat pada

13

Nafs bisa tumbuh dan berkembang karena ia

bisa menerima aktifitas tazkiyah:

“penumbuhan” diri. Sebaliknya, ia pun dapat

“mati” karena aktifitas tadsiyah: “mengecilkan,

mengkerdilkan, mengubur, atau

menyembunyikan” diri.

Diri dapat berkembang melalui pengambilan

keputusan; setiap kali diri memutuskan sesuatu,

ia berkembang. Sebaliknya, bila diri tidak

memutuskan sesuatu, ia pasif, diam, tidak

bergerak yang lama kelamaan akan membuat

diri “terkubur” lalu mati (mungkin itu sebabnya

ada ungkapan yang mengarah kepada: “hidup”

tapi mati; mayat hidup yang bergerak tanpa

tujuan atau arah yang pasti/jelas).

Mengkaji kata tazkiyah dan tadsiyah membawa

kita kepada sebuah aktifitas yang disebut

“pengambilan keputusan” atau decision

making. Mereka yang mampu mengambil

keputusan secara mandiri hidup; yang tidak

mampu atau kesulitan melakukannya mati.

Pengambilan keputusan dapat kita kaji melalui

kata syaa ( المشيئة , شاء ) dan iradah (الإرادة) yang

juga terdapat dalam Al-Quran. Kedua kata

tersebut diterjemahkan dengan “keinginan”

dan menjadi petunjuk bahwa diri dapat

Page 14: Membangun Diri - sayahamzah.files.wordpress.com · terinspirasi dari ayat-ayat Al-Quran yang menyebutkan tentang penyempurnaan nafs (jiwa, diri). Kita membaca serangkaian ayat pada

14

memutuskan untuk memperoleh atau

melakukan sesuatu terlepas apakah keputusan

itu baik atau buruk, merusak atau membangun.

Fujur dan Taqwa

Diri dapat memutuskan untuk melakukan

perbuatan atau memperoleh hal-hal yang

dianggap merusak atau membangun.

Terdapat beragam istilah yang digunakan Al-

Quran untuk menggambarkan kebaikan dan

keburukan. Ada fujur dan taqwa,

fasad/mafsadah dan ishlah (mashlahah, shalih),

khayr dan syarr, atau ma’ruf dan munkar.

“Puncak” pertentangan antara kebaikan dan

keburukan terwakili pada istilah al-haqq vs al-

bathil.

Diri yang memutuskan untuk melakukan dan

memperoleh kebaikan akan mengalami

kesukesan (menuai hasil yang diinginkan).

Sebaliknya, diri yang memutuskan untuk

melakukan dan memperoleh keburukan akan

mengalami kerugian (tidak mendapatkan hasil

apa pun).

Diri yang membangun adalah diri yang

memutuskan untuk melakukan dan

Page 15: Membangun Diri - sayahamzah.files.wordpress.com · terinspirasi dari ayat-ayat Al-Quran yang menyebutkan tentang penyempurnaan nafs (jiwa, diri). Kita membaca serangkaian ayat pada

15

memperoleh kebaikan. Pada jangka panjang,

diri yang membangun ini meraih falah

(keberhasilan).

Kini, tibalah kita pada inti kajian: bagaimana

cara saya membangun diri?

Tazkiyah an-Nafs

Berikut ini beberapa langkah yang bisa Anda

lakukan untuk membangun diri Anda agar

Anda mampu meraih falah dunia-akhirat.

Langkah-langkah tersebut akan dijabarkan

lebih lanjut pada kajian/diskusi tatap muka

dengan penulis.

Cara membangun diri:

1. Kenali dan pahami al-haqq dan al-bathil:

kebenaran vs kepalsuan; kebaikan vs

kerusakan; win/win vs win/lose.

2. Kenali wilayah diri yang merupakan

wilayah nyaman (comfort zone).

a. Di dalam wilayah diri terdapat

beberapa sumberdaya yang bisa

Anda gunakan, yaitu emosi,

data/pengetahuan, kemampuan

membuat keputusan sebagai

respon atas lingkungan sekitar.

Page 16: Membangun Diri - sayahamzah.files.wordpress.com · terinspirasi dari ayat-ayat Al-Quran yang menyebutkan tentang penyempurnaan nafs (jiwa, diri). Kita membaca serangkaian ayat pada

16

b. Di dalam wilayah diri, seluruhnya

berada di dalam kendali.

c. Tujuan (sesuatu yang diinginkan)

berada di luar wilayah diri dan

tidak dapat dikendalikan.

3. Batas diri:

a. Bangun/buat “pintu” pada batas

diri. Bila ada hal yang bathil ingin

masuk, tutup pintu diri (katakan

“tidak”). Sebaliknya, bila ada yang

haqq hendak masuk, buka pintu

diri.

b. Lihat batas diri. Segala sesuatu

yang berada di dalam batas diri

adalah milik diri yang mampu

dikendalikan dan harus

dipertanggungjawabkan.

c. Segala sesuatu yang berada di

luar batas diri tidak selayaknya

dianggap/diimajinasikan sebagai

milik diri dan karenanya tidak

seharusnya mencoba untuk

mengendalikannya dan

mempertanggungjawabkannya.

d. Berhenti mencoba

mengendalikan sesuatu yang

berada di luar batas diri agar

tidak mengalami penderitaan

batin.

Page 17: Membangun Diri - sayahamzah.files.wordpress.com · terinspirasi dari ayat-ayat Al-Quran yang menyebutkan tentang penyempurnaan nafs (jiwa, diri). Kita membaca serangkaian ayat pada

17

e. Latih dan biasakan untuk berkata

dan mendengar kata tidak.

4. Latih dan biasakan diri selalu melakukan

dzikrullah dan doa (berada pada kondisi

“kini”) agar bisa memutuskan melakukan

tindakan membangun

(win/win=menebar rahmat) hal-hal

berikut:

a. Diri bisa menyadari niat atau

motifnya

b. Diri bisa menyadari keadaan

lingkungannya apakah merusak

atau membangun sehingga bisa

menyeberang dari lingkungan

yang merusak ke lingkungan

yang membangun.

c. Mencari tahu bukannya

menghakimi/menyalahkan.

d. Bekerjasama

e. Bersyukr bukannya melakukan

agresi

f. Bersabar bukannya mengeluh

5. Pelajari dan kenali:

a. Tujuan, kebutuhan, dan keinginan

manusia pada umumnya dan diri

sendiri.

b. Berbagai macam cara manusia

memenuhi kebutuhannya.

Page 18: Membangun Diri - sayahamzah.files.wordpress.com · terinspirasi dari ayat-ayat Al-Quran yang menyebutkan tentang penyempurnaan nafs (jiwa, diri). Kita membaca serangkaian ayat pada

18

c. Hukum, aturan, atau mekanisme

kerjasama dan bekerja di dalam

dan atau sebagai bagian dari tim.

6. Bangun, bentuk, dan tingkatkan

a. Syukr: merasa cukup dan puas

(al-qanaah) atas rizq Allah.

b. Shabr: bersabar dalam melakukan

kebaikan atau tetap melakukan

kebaikan meski mengalami

halangan, rintangan, tantangan,

resiko, ketakutan.

~~~

TENTANG KAJIAN IHSAN

Terima kasih atas kesediaan Anda membaca

dan mengikuti “Kajian Ihsan”.

Kajian Ihsan adalah sebuah kajian dan

pelatihan yang dipersembahkan bagi Anda

untuk membantu Anda menjadi manusia yang

selalu dilimpahi rahmat Allah dan menjadi

rahmat bagi alam semesta.

Kajian ini diberi nama ihsan (إحسان , ihsa>n),

karena terinspirasi dari Al-Quran dan Al-Hadits.

Kata ihsan dalam Al-Quran bermakna

kebajikan. Adapun dalam hadits yang populer,

Page 19: Membangun Diri - sayahamzah.files.wordpress.com · terinspirasi dari ayat-ayat Al-Quran yang menyebutkan tentang penyempurnaan nafs (jiwa, diri). Kita membaca serangkaian ayat pada

19

kata ihsan dimaknai dengan beribadah kepada

Allah dalam kondisi seolah-olah melihat-Nya

serta diawasi oleh-Nya.

Sasaran Kajian Ihsan adalah mengubah pola

pikir Anda dari pola pikir bukan Al-Quran

menjadi pola pikir Al-Quran (Quranic Mindset).

Al-Quran menjadi rujukan utama pada Kajian

ini. Setiap kali Anda mengikuti kajian, Anda

hanya perlu membawa Al-Quran (dan

terjemahan bahasa Indonesia) karena yang kita

kaji adalah ayat-ayat Allah.

Materi Kajian dibagi ke dalam beberapa

kelompok tema, antara lain:

1. Perjalanan Manusia. Mulai dari alam ruh

hingga dar al-akhirah.

2. Iblis, Syaithan, dan prinsip kejahatan.

3. Adam alaihi as-salam: kekhalifahan

(mengelola SDA dan SDM) dan

kekhilafan (taubat dan ampunan).

4. Tauhid: Rahmat Allah.

5. Alam semesta: tafakkur, tadzakkur dan

isti’mar.

6. Niat: ikhlash atau syirk.

7. Amal shalih: ritual, non-ritual,

produktifitas (bukan sekedar aktif,

malas), berbagai gelar bagi pelaku

Page 20: Membangun Diri - sayahamzah.files.wordpress.com · terinspirasi dari ayat-ayat Al-Quran yang menyebutkan tentang penyempurnaan nafs (jiwa, diri). Kita membaca serangkaian ayat pada

20

kebaikan seperti ulul albab, muttaqun,

muhsinin, dan lainnya.

8. Tawakkal: menyerahkan (hasil) setiap

urusan kepada Allah.

9. Ridha: merasakan kesenangan,

kegembiraan, kebahagiaan yang abadi.

10. Shabr: manajemen diri dalam

menghadapi dan memecahkan masalah

11. Syukr: menjadi pribadi yang sukses dan

sejahtera.

Pelatihan

Selain mengkaji ayat-ayat Allah, Anda juga bisa

mengikuti berbagai jenis pelatihan, di

antaranya:

1. Pelatihan Dzikr, Doa, dan Shalat

thuma’ninah.

2. Pelatihan Ikhlash.

3. Pelatihan Merancang Masa Depan.

4. Pelatihan Mengelola Sumber daya diri.

5. Pelatihan Mengelola Pikiran dengan

tehnik Mindmap.

6. Pelatihan Mengelola Masalah hidup.

7. Pelatihan dan konsultasi bisnis.

8. Dan berbagai pelatihan lainnya sesuai

dengan keinginan dan kebutuhan Anda.

Page 21: Membangun Diri - sayahamzah.files.wordpress.com · terinspirasi dari ayat-ayat Al-Quran yang menyebutkan tentang penyempurnaan nafs (jiwa, diri). Kita membaca serangkaian ayat pada

21

Mayoritas dari pelatihan yang dicantumkan di

atas diselenggarakan tanpa memungut biaya

apa pun alias gratis.

Melalui Kajian Ihsan, Anda akan digembleng

agar menjadi seorang yang

a) muttaqi (bertaqwa),

b) produktif,

c) memiliki usaha (perusahaan, bisnis),

d) memiliki penghasilan yang lebih besar,

e) melakukan ihsan kepada keluarga dan

orang lain, dan

f) pemimpin/penguasa.

Kajian Ihsan bersifat terbuka dan tidak terkait

dengan aliran, kelompok, organisasi atau

mazhab tertentu. Siapapun bisa mengikuti

kajian ini tanpa perlu terikat dan atau menjadi

“anggota” apalagi harus menaati aturan-aturan

tertentu.

Setiap peserta adalah fasilitator dan setiap

fasilitator adalah peserta kajian. Jadi tidak ada

hubungan guru-murid dan tidak perlu ada

sosok tertentu yang diistimewakan.

Kajian dilaksanakan pada waktu dan tempat

yang telah disepakati bersama. Bila Anda ingin

Page 22: Membangun Diri - sayahamzah.files.wordpress.com · terinspirasi dari ayat-ayat Al-Quran yang menyebutkan tentang penyempurnaan nafs (jiwa, diri). Kita membaca serangkaian ayat pada

22

berpartisipasi dalam kajian ini, hubungi

Muhammad Hamzah pada jalur berikut:

HP:

0877 4016 4858

Email: [email protected]

Halaman internet:

http://sayahamzah.wordpress.com

http://www.facebook.com/hamzah.mks

Kajian Ihsan serta pelatihan dan publikasi,

termasuk buku yang ada di tangan Anda ini,

dimungkinkan ada, terdistribusi dan atau

terselenggara berkat izin Allah dan atas

bantuan al-muhsin seperti Anda yang lakukan

transfer ke nomor rekening ini:

BRI SYARIAH MAKASSAR

100 5356 225

A/n MUHAMMAD HAMZAH