membangun budaya belajar di kalangan peneliti fileakarnya (root cause of the problem); desember 2014...

19
MEMBANGUN BUDAYA BELAJAR DI KALANGAN PENELITI Frans Mardi Hartanto [email protected] Bandung Desember 2014

Upload: lymien

Post on 07-Aug-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

MEMBANGUN BUDAYA BELAJAR

DI KALANGAN PENELITI

Frans Mardi [email protected]

Bandung

Desember 2014

Meneliti Sebagai Vokasi 1

Penelitian hanya dapat diharapkan memberi hasilyang bernilai tinggi, bila penelitian itu dijalankan olehorang-orang yang memilih penelitian sebagai vokasi(pekerjaan pilihan) mereka;

Vokasi seseorang biasanya bertumbuh kembang daripengalaman hidupnya dan budaya kerja yang terdapat di tempat kerjanya;

Bekerja sesuai vokasi biasanya dirasa menggairahkan;

Desember 2014 Frans Mardi Hartanto

MENELITI SEBAGAI VOKASI 2

Orang yang menjadikan penelitian sebagaivokasinya biasanya: Memiliki kebiasaan bertanya dan mempertanyakan apa

yang dilihat dan didengarnya,

Tidak pernah terikat pada fakta, tetapi berusahamencari tahu sistem kausal yang menghasilkan faktatersebut,

Lebih suka mengikuti intuisinya daripada sekedarpercaya pada logikanya,

Selalu mencoba memahami permasalahan sampai keakarnya (root cause of the problem);

Desember 2014 Frans Mardi Hartanto

Meneliti sebagai Vokasi 3

Penelitian menjadi vokasi yang mampumenciptakan nilai tinggi, bila sang peneliti mampuuntuk: Memahami dan menghargai apa yang dibutuhkan

masyarakat sekaligus mengerti apa yang dapatdilakukannya untuk membantu masyarakat memenuhikebutuhannya tanpa harus terikat pada cara-carakonvensional,

Menata isyu-isyu praktikal menjadi konsep dan model penelitian yang layak untuk dikaji secara ilmiah;

Desember 2014 Frans Mardi Hartanto

Keyakinan yang Perlu Dimiliki olehpara Peneliti 1

Kejujuran Intelektual – Peneliti berani menolakuntuk membuat pernyataan tentang sesuatufenomena atau peristiwa sebelum ia mendapatkesempatan untuk meneliti fenomena atauperistiwa tersebut secara ilmiah dan seksama;

Manfaat Hasil Penelitian – Peneliti meyakinibahwa apa yang ditelitinya akan membawamanfaat bagi masyarakat, kini atau di masa depan;

Desember 2014 Frans Mardi Hartanto

Keyakinan yang Perlu Dimiliki olehpara Peneliti 2

Banyak Pengetahuan yang Belum Terungkapkan –Peneliti meyakini bahwa masih ada banyak faktayang masih menunggu untuk diungkapkan melaluipenelitian ilmiah;

Relativitas Kebenaran – Peneliti meyakini bahwasesuatu kebenaran bersifat relatif, artinya di masadepan atau dalam konteks berbeda dapat sajadiperoleh pengetahuan baru yang memunculkanfakta baru yang berbeda dari ‘kebenaran’ yang diyakini saat ini di tempat ini.

Desember 2014 Frans Mardi Hartanto

Ciri-ciri Peneliti yang Mumpuni 1

Terbuka – Peneliti memiliki hasrat tinggi untukberolah intelektual, berbagi pengetahuan, danbelajar dari komunitas pakar maupun komunitaspraktisi pada skala lokal, nasional, maupun global dalam iklim kesetaraan;

Mentalitas Berkelimpahan – Peneliti dengansenang hati berbagi pengetahuan dengan oranglain, karena yakin hal itu justru akanmemungkinkannya untuk memperkayapengetahuan yang telah dimiliknya

Desember 2014 Frans Mardi Hartanto

Ciri-ciri Peneliti yang Mumpuni 2

Bebas dari Rasa Takut – Peneliti bisa membebaskandiri dari rasa takut, bila ia yakin bahwa kegiatanpenelitiannya sepenuhnya diabdikan untukmewujudkan kesejahteraan bersama;

Bebas dari Bias Intelektual – Peneliti perlumembebaskan diri dari keterkaitan yang kaku padasuatu konsep atau teori tertentu;

Bebas dari Taboo Kultural – Peneliti perlu beranimembela temuannya yang diperoleh secara ilmiah, meskipun berbeda dengan tradisi dan kebiasaanyang ada;

Desember 2014 Frans Mardi Hartanto

Ciri-ciri Peneliti yang Mumpuni 3

Egaliter – Peneliti memperlakukan semua gagasanyang masuk sama, meskipun gagasan itu berasaldari orang yang secara akademik atau intelektualberada di bawahnya, serta tidak memaksakanpendapatnya pada orang lain;

Dewasa – Peneliti memahami kemampuan danketerbatasan dirinya sendiri serta mengatur danmemimpin diri mereka sendiri dengan bijak –Mereka mau menerima dan menghargai kritikserta terbuka bagi semua saran perbaikan;

Desember 2014 Frans Mardi Hartanto

Ciri-ciri Peneliti yang Mumpuni 4

Inovatif – Peneliti menghargai prestasi orang lain, memiliki semangat belajar inovatif, dan memilikiorientasi yang kuat ke masa depan – Peneliti tidakterbuai oleh suksesnya di masa lalu atau terjebakoleh konservatisme intelektual;

Toleran terhadap Kesalahan – Peneliti bukanlahorang yang sempurna, sebaliknya merekamenyadari bahwa kesalahan itu manusiawi –Mereka selalu menyediakan “Ruang untukKesalahan”.

Desember 2014 Frans Mardi Hartanto

Pra-kondisi yang Diperlukan untukPenyelenggaraan Penelitian

Terdapat cukup banyak isyu yang layak untukditeliti secara ilmiah, mendasar, dan mendalam;

Terjadi olah intelektual dan berbagi pengetahuanyang intensif di komunitas pakar dan komunitaspraktisi yang berkaitan dengan isyu-isyu yang layakuntuk diteliti;

Peneliti memahami dengan baik lingkunganpenelitian yang digelutinya;

Tersedia infra-struktur belajar dan penelitian yang memadai.

Desember 2014 Frans Mardi Hartanto

Penelitian yang Inovatif

Desember 2014 Frans Mardi Hartanto

Riset dijalankan sendiri oleh peneliti independen;

Penelitian dilakukan di alam kebebasan dandilaksanakan secara demokratik;

Penelitian dijalankan secara fleksibel, artinya parapeneliti tidak terpaku pada suatu konsep ataupemikiran baku saja, tetapi bersifat adaptif;

Penelitian tidak dibatasi pada pemahamanpengetahuan baru yang eksplisit, namun jugamenguasai pengetahuan nirwujud (tacit) yang relevan.

Mengapa Penelitian Sering Gagal? 1

Gagal memahami perspektif historik dari penelitianterdahulu;

Terbelenggu nalar linier yang bersifat analitikrasional - Mengabaikan intuisi serta nalar lateral dan sirkular (paradoksal);

Gagal memahami nuansa kontekstual daripengetahuan;

Terpaku pada metoda penelitian lama yang seringkali tidak mampu lagi digunakan pada penelitiankontemporer yang memiliki sofistikasi lebih tinggi;

Desember 2014 Frans Mardi Hartanto

Mengapa Penelitian Sering Gagal? 2

Mengalami paralisis karena terlalu banyakanalisis;

Terperangkap oleh informasi berlebih;

Menghadapi keterbatasan sumber pengetahuan, karena kurang investasi dalam modal sosial danmodal spiritual (lunak);

Tidak mampu untuk memahami makna darisubstansi dan inter-relasi pengetahuan di dalamsistem pengetahuan yang “chaordic”;

Desember 2014 Frans Mardi Hartanto

MENGAPA PENELITIAN SERING GAGAL? 3

Desember 2014Frans Mardi Hartanto

Terlalu tergantung pada memori - Kurangmenggunakan nalar;

Terjebak oleh konseptualisasi pengetahuan yang kaku yang terbentuk oleh nalar linier yang deterministik dan berstruktur baku;

Tidak mampu atau takut ‘berpikir keluar darikotak’ (out-of-the-box thinking);

Tidak mampu mengartikulasikan hasil-hasilpenelitian dengan baik, karena model penelitianyang digunakan terlalu kompleks;

Mengapa Penelitian Sering Gagal? 4

Belum terbangun iklim “ingin tahu” di komunitaspeneliti;

Tidak mampu membina atau tidak memiliki akses kesumber pengetahuan yang relevan;

Tidak mampu memberi makna pada lingkunganpenelitian yang “chaordic”;

Terjebak dalam zona kenikmatan yang ditimbulkanoleh keberhasilan penelitian di masa lalu;

Terjebak dalam kompleksitas pengetahuan yang ada;

Desember 2014 Frans Mardi Hartanto

Mengapa Penelitian Sering Gagal? 5

Gagal menghubungkan hasil penelitian denganrealitas praktikal;

Instrumen penelitian sering kali tidak diujikesahihan dan keandalannya;

Terhambat oleh konsensus yang dicapai di antarapara peneliti;

Mencampur-adukkan asumsi dan premis denganhasil penelitiannya;

Tidak ada budaya meneliti yang baik, sepertimengabaikan dokumentasi dan pencatatan.

Desember 2014 Frans Mardi Hartanto

Mengembangkan Budaya Penelitian 1

Kembangkan iklim ‘ke-ingin-tahu-an’;

Bina dan kembangkan akses ke sumber-sumberpengetahuan;

Biasakan bekerja di dalam lingkungan yang “chaordic” dan menekan;

Kembangkan komunitas pakar dan komunitaspraktisi di mana dapat dilakukan olah intelektualyang relevan secara intensif;

Biasakan bekerja dengan ‘mentalitas berkelimpahan’.

Desember 2014 Frans Mardi Hartanto

Mengembangkan Budaya Penelitian 2

Kembangkan kemampuan berkomunikasi danketerampilan ekspresi verbal;

Dorong diskursus kritikal;

Hargai kebhinekaan pendapat, kepentingan, dankebutuhan;

Harga intuisi dan pengetahuan nirwujud tanpa perluterjebak oleh pola pikir yang distortif;

Kembangkan sikap peduli-mengapa (care-why) atauminimal tahu-mengapa (know-why) untuk memperkaya sikap tahu-apa (know-what) dan tahu-bagaimana (know-how) selama melakukan kegiatanpenelitian.

Desember 2014 Frans Mardi Hartanto