· membahas tentang hubungan pengelolaan kelas dengan motivasi belajar siswa kewirausahaan di smk...
TRANSCRIPT
ABSTRAK
Dwi Prasetiawati, Nim 207018200489, Hubungan Pengelolaan Kelas dengan Motivasi Belajar Kewirausahaan di SMK 2 Mei Ciputat. Skripsi. Program Studi Manajemen Pendidikan. Jurusan Kependidikan Islam. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta 2012
Penelitian ini dilaksanakan di SMK Dua Mei terletak di wilayah perbatasan dengan Ibu Kota DKI Jakarta, tepatnya di Jl. H. Abdul Gani No. 135 Cempaka Putih, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan, Karena terletak di lokasi yang strategis dan kondusif mudah dijangkau siswa yang tinggal di wilayah Ciputat, Pamulang, Bintaro dan sekitarnya. Oleh karena itu SMK Dua Mei selalu berbenah diri untuk selalu meningkatkan mutu pendidikan dan pelayanan sehingga mendorong SMK Dua Mei menjadi sekolah yang bermutu dan dambaan masyarakat, khususnya masyarakat Ciputat dan sekitarnya. Skripsi ini membahas tentang Hubungan Pengelolaan Kelas dengan Motivasi Belajar Siswa Kewirausahaan di SMK 2 Mei Ciputat.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana persepsi siswa tentang
masalah kemampuan guru dalam mengelola kelas hubungannya terhadap motivasi belajar kewirausahaan. Sumber data dalam penelitian ini adalah :
1. Kepala Sekolah SMK 2 Mei Ciputat.
2. Guru Kewirausahaan di SMK 2 Mei Ciputat.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini digunakan dua cara yaitu wawancara dan angket atau kuesioner. Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan statistik korelasional.
Berdasarkan analisis data yang diperoleh bahwa pelaksanaan pengelolaan kelas di SMK Dua Mei Ciputat sudah berjalan cukup baik atau sedang. Adanya pengaruh yang signifikan antara pengelolaan kelas dengan motivasi belajar siswa. Karena, semakin baik pengelolaan kelas yang dilakukan guru, maka semakin baik motivasi belajar siswa SMK Dua Mei Ciputat.
Saran : Sebaiknya Kepala Sekolah mengawasi jalannya kegiatan pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru dalam proses belajar mengajar serta memberikan evaluasi kepada para guru dalam proses belajar mengajar khususnya dalam kegiatan pengelolaan kelas.
Kritik : Guru harus lebih memahami kegiatan pengelolaan kelas dengan baik agar dapat memotivasi belajar siswa, karena dengan kegiatan pengelolaan kelas yang baik maka akan menghasilkan proses belajar yang menyenangkan dan rasa aman terhadap siswa dikelas dengan begitu motivasi belajar siswa pun akan meningkat.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Masalah pendidikan merupakan masalah yang sangat penting dalam kehidupan, karena saat ini dunia pendidikan tengah menghadap beragai masalah seperti kemjuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu siswa dharakan agar dapat mengikuti moderisasi pendidikan saat ini.1 Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang berfungsi untuk membentuk
kepribadian anak didik yang baik. Dalam masa kemajuan sekarang ini, setiap
sekolah membutuhkan guru yang betul-betul berkualitas. Guru merupakan salah
satu faktor yang amat penting khususnya dalam pendidikan formal untuk
mewujudkan pencapaian tujuan pendidikan Islam.
Idealnya seorang guru harus mampu membaca dan memprediksi
kemampuan semua siswanya, dan mengetahui karakter siswanya sehingga guru
dapat memposisikan diri dengan baik dan menghadapi mereka sesuai dengan
karakter dan gaya belajar mereka dengan cara yang tepat. Seorang guru harus
dapat menarik perhatian para siswa dengan berbagai macam cara dan pendekatan
guna kelancaran proses pembelajaran. Kepribadian guru merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi minat belajar siswa dari sekian banyak faktor lainnya.2
Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara pendidik dengan peserta
didik, untuk mencapai tujuan pendidikan, yang berlangsung dalam lingkungan
1 Abudin Nata, Modernisasi Pendidikan Islam Di Indonesia, ( Jakarta : UIN Jakarta
Press, 2006),h.19 2 Nur Uhbiiyati, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : CV, Pustaka Setia,2005), h.71
2
tertentu. Kedudukan guru sebagai pendidik dan pembimbing tidak bisa dilepaskan
dari guru sebagai pribadi.
Tugas utama guru sebagai pengajar adalah membantu perkembangan
intelektual, afektif dan psikomotorik, melalui menyampaikan pengetahuan,
pemecahan masalah, latihan-latihan afektif dan keterampilan.
Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif ini
mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik. Interaksi yang
bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan,
diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum
pengajaran dilakukan.
Harapan yang tidak pernah sirna oleh seorang guru adalah bagaimana
bahan pelajaran yang disampaikan guru dapat dikuasai oleh anak didik secara
tuntas. Ini merupakan masalah yang cukup sulit yang dirasakan oleh guru.
Kesulitan ini dikarenakan anak didik bukan hanya sebagai individu dengan segala
keunikannya, tetapi mereka juga sebagai makhluk sosial dengan latar belakang
yang berbeda.
Dengan adanya pengelolaan kelas yang baik maka akan mewujudkan
interaksi belajar mengajar yang baik pula. Tujuan pembelajarannya pun dapat
dicapai tanpa menemukan kendala yang berarti. Hanya sayangnya pengelolaan
kelas yang baik tidak selamanya dapat dipertahannkan, disebabkan pada kondisi
tertentu ada gangguan yang tidak dikehendaki datang dengan tiba-tiba atau
disebut dengan kendala spontanitas. kendala spontanitas ini dapat mengganggu
suasana kelas sehingga dapat memecahkan konsentrasi anak didik.3
Masalah pengelolaan kelas memang masalah yang tidak pernah absen dari
agenda kegiatan guru. Suatu kondisi yang optimal dapat dicapai jika guru mampu
mengatur anak didik dan sarana pengajaran serta mengendalikannya dalam
suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pengajaran. Dengan adanya
hubungan interpersonal yang baik antara guru dan anak didik dengan anak didik,
merupakan syarat keberhasilan pengelolaan kelas. Kelas harus dirancang dan
3 Syaiful Bahari Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta, : PT Rieneka Cipta,
2006), h.173
3
dikelola dengan seksama agar memberi hasil yang maksimal. pendekatan atas
pengelolaan kelas sangat tergantung pada kemampuan, pengetahuan, sikap guru
terhadap proses pembelajaran, dan hubungan siswa yang mereka ciptakan.4
Undang-undang no.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menyatakan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, keperibadian, kecerdasan, akhlak mulia serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyrakat, bangsa dan negara.5
Dari pengertian pendidikan di atas, ada beberapa hal yang sangat penting
untuk diketahui. Pertama, pendidikan bukanlah suatu proses yang asal-asalan,
akan tetapi proses yang bertujuan sehingga segala sesuatu yang dilakukan guru
dan siswa harus mengarah ketujuan. Kedua, pendidikan tidak boleh
mengesampingkan proses belajar. Ketiga, proses penididikan harus berorientasi
kepada siswa. keempat, proses pendidikan berujung kepada pembentukan sikap,
pengembangan kecerdasan atau intelektual serta pengembangan keterampilan
anak sesuai dengan kebutuhan. oleh karena itu, Ke empat hal yang berhubungan
dengan pendidikan itu menunjukan betapa pentingnya proses pendidikan yang
mengarah pada tujuan pendidikan. Akan tetapi, pelaksanaan pendidikan di sekolah
belum sesuai dengan mata pelajaran yang diberikannya, seakan mata pelajaran
yang satu terlepas dari mata pelajaran secara menyeluruh. Untuk itu diperlukan
suatu standar yang mengatur proses pembelajaran yang biasa disebut dengan
standar proses pendidikan.
Menurut Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 Bab I Pasal 1 ayat 6
adalah Standar Nasional Pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan
pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai Standar Kompetensi
Lulusan. Dalam standar nasional pendidikan terdapat 8 Standar Nasional antara
lain : Stadar isi pendidikan yang terdapat pada pasal 5 yaitu standar isi pendidikan
mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi
4 Radno Harsanto, Pengelolaan Kelas Yang Dinamis, (Jogyakarta, IKAPI, 2007), h.40 5 DEPDIKNAS, Himpunan Peraturan/Ketentuan Bidang Pendidikan Dasar Dan
Menengah,(2007), h.10
4
lulusan pada jenjeng dan jenis pendidikan tertentu, standar proses yang terdapat
pada pasal 19 yaitu proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan
secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi sktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas,
dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik, dan standar-standar lainnya. dan salah satunya adalah
standar pengelolaan , pada pasal 49 ayat 1 berbunyi pengelolaan satuan
pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah menerapkan menajemen
berbasis sekolah yang ditunjukan dengan kemandirian, kemitraan, partisipasi,
keterbukaan, dan akuntabilitas.
Akar kata pegelolaan adalah “ kelola”, ditambah awalan “pe” dan akhiran
“an”. Istilah lain dari kata pengelolaan adalah “ manajemen”. Manajemen adalah
ketatalaksanaan, tata pimpinan, pengelolaan. Manajemen atau pengelolaan dalam
pengertian umum adalah pengadministrasian, pegaturan atau penataan suatu
kegiatan. Sedangkan kelas yaitu sekelompok siswa yang pada waktu yang sama
menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama.6
M. Entang mengemukakan bahwa pengelolaan kelas adalah berbagai
kegiatan yang sengaja dlakukan oleh guru dengan tujuan menciptakan dan
mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar mengajar.7
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengelolaan adalah
penyelenggaraan atau pengurusan agar sesuatu yang dikelola dapat berjalan
dengan lancar, efektif dan efisien. Oleh krena itu, agar setiap anak mendapat
perlakuan secara maksimal dan adil maka perlu didaftar, dicatat, dikelompokan,
ditempatkan dikelas. Pada waktu-waktu tertentu, sekolah berkewajiban
memberikan laporan kepada orang tua atau wali murid tentang hasil dari apa yang
telah diucapkan atau dilakukan oleh anak tersebut di sekolah dari hari kehari. Jadi
6 Suharsimi Arikunto, Pengelolaan Kelas Dan Siswa, (Jakartta, PT Raja Grafindo
Persada, 1996) cet, IV, h. 7 dan 17 7 Ade Rukmana, Asep Sutya, Pengelolaan Kelas, (Bandung :Universitas pendidikan
indonesia (UPI PRESS),2006) Cet-1, h.172
5
pengelolaan siswa adalah pekerjaan mengetur siswa yang meliputi : Mendaftar,
Mencatat, Menempatkan, Melaporkan dan Sebagainya.8
Agar anak didk senang dan bergairah dalam belajar, guru berusaha
menyediakan lingkungan belajar yang kondusif dengan memanfaatkan semua
potensi kelas yang ada. Keinginan ini selalu ada pada setiap diri guru di man pun
dan kapan pun. Hanya sayangnya, tidak semua keinginan guru itu terkabul
semuanya karena berbagai faktor penyebabnya. Masalah motivasi adalah satu dari
sederetan faktor yang menyebabkan itu.
Motivasi memang merupakan faktor yang mempunyai arti penting bagi
seorang anak didik. Apalah artinya anak didik pergi ke sekolah tanpa motivasi
untuk belajar. Keberhasilan belajar siswa dapat ditentukan oleh motivasi belajar
yang dimilikinya. dalam proses pembelajaran motivasi merupakan salah satu
aspek dnamis yang sangat penting. Sering terjadi siswa yang kurang berprestasi
bukan disebabkan oleh kemampuannya yang kurang, akan tetapi dikarenakan
tidak adanya motivasi untuk belajar sehingga ia tidak berusaha untuk
mengerahkan segala kemampuannya. oleh karena itu, guru harus mampu
membangkitkan motivasi belajar siswa, agar siswa dapat berupaya mengerahkan
segala kemampuannya dalam proses belajar.9
Situasi belajar mengajar di sekolah-sekolah sekarang ini menggambarkan
suatu keadaan yang sangat kompleks. Kekalutan yang ada adalah akibat faktor-
faktor obyektif yang saling mempengaruhi sehingga mengakibatkan menurunnya
hasil belajar. Oleh karena itu, guru-guru perlu menciptakan situasi yang
memungkinkan murid-murid dapat belajar dengan baik dan guru-guru dapat
membimbing dalam suasana kreatif. Jika faktor-faktor obyektif dalam situasi
belajar di sekolah dianalisa maka akan banyak sekali variabel yang menentukan
proses belajar mengajar. Usaha memperbaiki variabel-variabel adalah usaha untuk
membantu guru-guru agar mampu memecahkan persoalan-persoalan yang ada
dalam proses mengajar. Tujuan pengelolaan kelas adalah agar setiap anak di kelas
8 Arikunto,Suharsimi, Pegelolaan Kelas Dan Siswa(Sebuah Pendekatan Edukatif),
(Jakarta : PT Raja Grafindo Persada,1996) h.12 9 Wina Sanjaya,Kurikulum Dan Pembelajaran, (Jakarta : Kencana Prenada Media
Group,2008) Cet-1, h.249
6
dapat bekerja dengan tertib sehingga segera tercapai tujuan pengajaran secara
efektif dan efisien. Beberapa indikator dari sebuah kelas yang tertib adalah
sebagai berikut :
1. Setiap anak terus bekerja, tidak macet, artinya tidak ada anak yang berhenti kerena tidak tahu akan tugas yang harus dilakukan atau tidak dapat melakukan tugas yang diberikan kepadanya.
2. Setiap anak terus melakukan pekerjaan tanpa membuang waktu, artinya setiap anak akan bekerja secapatnya agar lekas menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Tetapi, mengetjakannya kurang bergairah dan mengulur waktu bekerja. Maka, kelas tersebut dikataka tidak tertib.10
Salah satu sasaran pengelolaan kelas adalah penerapan standar proses
pendidikan di suatu sekolah, karena penerapan standar proses pendidikan untuk
mencapai standar kompetensi lulusan. Secara umum penerapan standar proses di
sekolah-sekolah mengacu kepada visi, misi dan tujuan sekolah tersebut. Karena
standar proses itu adalah menerapkan standar menggunakan kriteria mutu. Dalam
pengelolaan pendidikan indonesia kriteria minimal itu adalah standar nasional
pedidikan. Kriteria minimal sama dengan batas minimal mutu yang menjadi target
pencapaian yang diterapkan satuan pendidikan, idealnya di atas standar nasional.
dalam menerapkan standar nasional, terdapat dua kata kunci yaitu adalah kriteria
yang dipersyaratkan dan adanya proses pengukuran. Hal yang diukur dalam mutu
adalah proses dan hasil belajar. oleh karena itu, indikator mutu meliputi indikator
operasional dan indikator produk. kedua bidang itu penting untuk diukur karena
dari hasil penelitian para ahli terbukti bahwa produk yang baik itu datang dari
proses yang bermutu. proses yang bermutu harus melahirkan produk yang
bermutu pula.
Namun demikian standar pengelolaan tersebut belum berjalan secara
keseluruhan di satuan pendidikan. kendalanya adalah kerena masih ada guru yang
belum paham akan proses pengelolaan kelas tersebut sehingga proses
pembelajaran kurang efektif, , masih ada guru yang belum optimal dalam
menerapkan pengelolaan kelas yang menyebabkan adanya siswa yang bosan di
kelas, siswa tidak memperhatikan pelajaran, siswa yang sering keluar kelas dan
10 Arikunto, Suharsimi, Pengelolan Kelas Dan Siswa (Sebuah Pendekatan Edukatif), (
Jakarta : PT Raja Grafindo Persada,1996)h.12
7
juga siswa yang mengantuk pada saat proses pembelajaran berlangsung. padahal
jika pembelajaran dikelola dengan baik dapat berpengaruh terhadap motivasi
belajar siswa. dengan demikian motivasi belajar siswa dan kinerja siswa pun akan
meningkat.
Dari fenomena tersebut, maka penulis melakukan penelitian yang
berhubungan dengan kemampuan guru dalam mengelola kelas. dengan demikian
penulis tertarik untuk mengajukan skripsi dengan judul “ PERSEPSI SISWA
TENTANG PENGELOLAAN KELAS PENGARUHNYA TERHADAP
MOTIVASI BELAJAR KEWIRAUSAHAAN DI SMK DUA MEI CIPUTAT”.
Dengan alasan adanya guru yang belum memehami akan proses pengelolaan kelas
sehingga proses pembelajaran kurang efektif, dan belum akan proses pengelolaan
kelas sehingga proses pembelajaran belum maksimal dan belum lengkapnya
sarana dan prasarana yanga ada di sekolah seperti infokus yang hanya ada di
dalam satu ruangan, masih ada guru yang belum optimal dalam menerapkan
pengelolaan kelas yang menyebabkan adanya siswa yang bosan di kelas, siswa
yang tidak memperhatikan pelajaran, siswa yang sering keluar kelas dan juga
siswa yang mengantuk disaat proses belajar berlangsung.
B. Identifikasi Masalah
Permasalahan yang di hadapi guru ketika berhadapan dengan sejumlah
anak didik adalah masalah pengelolaan kelas. Karena dengan pengelolaan kelas
secara optimal maka akan membeikan semangat belajar siswa. Apa, siapa,
bagaimana, kapan, dan di mana adalah serentetan pertanyaan yang perlu dijawab
dalam hubungannnya dengan masalah pengelolaan kelas. peranan guru itu paling
tidak berusaha mengatur suasana kelas yang kondusif bagi kegairahan dan
kesenangan belajar anak didik. Setiap kali guru masuk kelas selalu dituntut untuk
mengelola kelas hingga berakhirnya kegiatan belajar mengajar. Jadi, masalah
pengeturan kelas ini tidak akan pernah sepi dari kegiatan guru. Semua kegiatan itu
guru lakukan tidak lain demi kepentingan anak didik, demi keberhasilan belajar
anak didik sehingga anak didik dapat termotivasi dalam mengekuti pelajaran. tapi
8
sayangnya, masih ada guru yang belum memahami pentingnya mencipyakan
lingkungan belajar yang kondusif dengan memanfaatkan semua potensi kelas
yang ada.
Oleh karena itu, latarbelakang masalah yang telah dikemukakan, maka
dapat diidentifikasikan sebagai berikut :
1. Pengelolaan kelas belum sesuai dengan konsep pembelajaran yang
mengacu pada tujuan pembelajaran
2. Banyaknya guru yang kurang memahami konsep pembelajaran yang
mengacu pada pengelolaan kelas
3. Bagaimana pengaruh pengolahan kelas terhadap motivasi belajar siswa
4. Siswa kurang termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran
C. Pembatasan Masalah
Masalah pokok yang dihadapi guru, baik pemula maupun yang sudah
berpengalaman adalah pengelolaan kelas. Pengelolaan kelas merupakan masalah
tingkah laku yang kompleks, dan guru menggunakannya untuk menciptakan dan
mempertahankan kondisi kelas sedemikian rupa sehingga anak didik dapat
mencapai tujuan pengejaran secara efisien dan memungkinkan mereka dapat
belajar.
Agar anak didik senang dan bergairah belajar, guru berusaha menyediakan
lingkungan belajar yang kondusif dengan memanfaatkan semua potensi kelas
yang ada. keinginan ini selalu ada pada setiap diri guru dimana pun dan kapan
pun. Hanya sayangnya, tidak semua keinginan guru itu terkabul semuanya karena
berbagai faktor penyebabnya. Masalah motivasi adalah salah satu sederetan faktor
yang menyebabkan itu.
Motivasi memang merupakan faktor yang mempunyai arti penting bagi
seorang anak didik. Apalah artinya anak didik pergi kesekolah tanpa motivasi
untuk belajar. Untuk bermain-main berlama-lama di sekolah adalah bukan
waktunya yang tepat. Untuk mengganggu teman atau membuat keributan di dalam
kelas adalah suatu perbuatan yang kurang terpuji bagi orang terpelajar seperti
anak didik. Maka, anak didik datang ke sekolah bukan untuk itu semua, tetapi
9
untuk belajar demi masa depannya kelak dikemudian hari. Oleh karena itu,
mengingat keterbatasan peneliti, maka pembahasan penelitian ini dibatasi pada
bagian tentang pengelolaan kelas pengaruhnya pada motivasi belajar siswa.
D. Perumusan Masalah
Pengelolaan kelas bukanlah hal yang mudah. Jangankan bagi guru yang
baru menerjunkan diri kedalam dunia pendidikan, bagi guru yang sudah
profesional pun sudah merasakan betapa sukarnya mengelola kelas. Namun begitu
tidak pernah guru merasa jenuh dan kemudian jera mengelola kelas setiap kali
mengajar. Oleh karena itu, tugas guru disini adalah membangkitkan motivasi pada
murid-muridnya. Usahakanlah agar motivasi yang timbul pada anak-anak adalah
motivasi intrinsik (motif yang mendorongnya ada kaitannya langsung dengan
nilai-nilai yang terkandung di dalam objeknya/tujuan pekerjaannya itu sendiri),
sehingga mereka dapat mencapai hasil belajar yang diharapkan.
Berdasarkan pembatasan masalah tersebut, berikut ini di kemukakan
rumusan masalahnya yaitu adakah hubungan yang signifikan antara persepsi siswa
terhadap pengelolaan kelas, pengaruhnya terhadap motivasi belajar
kewirausahaan. untuk memperjelas dan menyelesaikan penelitian ini berikut
pertanyaan-pertanyan penelitian :
1. Bagaimana hubungan pengelolan kelas terhadap terhadap motivasi belajar
siswa?
2. Bagaimana pengelolaan kelas pada mata pelajaran kewirausahaan?
3. Bagaimana motivasi belajar siswa pada saat pembelajaran kewirausahaan?
E. Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah : untuk menggambarkan persepsi siswa
tentang masalah kemampuan guru dalam mengelola kelas hubungannya
terhadap motivasi belajar kewirausahaan.
2. Manfaat
10
a. Bagi peneliti, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan
tentang pengelolaan kelas dalam mencapai tujuan yang optimal
b. Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan menjadi masukan tentang
pentingnya pengelolaan kelas bagi guru-guru maupun kepala sekolah
SMK dua mei ciputat
c. Bagi jurusan kependidikan islam program studi manajemen pendidikan
dan civitas akademia UIN Syahid, diharapkan dapat menambah
pembendaharaan karya ilmiah serta menjadi acuan dalam
mengembangkan pengelolaan kelas.
11
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teoritik 1. Pengertian Persepsi
Presepsi berasal dari bahasa Inggris, yaitu perception, yang berarti pengamatan11. Menurut Sarlito Wirawan Sarsono, persepsi adalah kemampuan untuk membeda-bedakan, mengelompokan, memfokuskan objek-objek disebut sebagai kemampuan untuk mengorganisasikan pengamatan.12
Presepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh pengindraan.
Pengindraan adalah suatu proses diterimanya stimulus oleh individu melalui
alat indra, namun proses tersebut tidak berhenti di situ saja, pada umumnya
stimulus tersebut diteruskan oleh syaraf ke otak sebagai pusat susunan syaraf ,
dan proses selanjutnya merupakan proses presepsi. Karena itu, proses presepsi
tidak dapat lepas dari proses pengindraan, dan proses pengindraan merupakan
proses yang mendahului terjadinya prsepsi. Proses pengindraan terjadi setiap
saat, yaitu pada waktu individu menerima stimulus yang mengenai dirinya
melalui alat indra. Alat indra merupakan penghubung antara individu dengan
dunia luar. Stimulus yang mengenai individu itu kemudian diorganisasikan,
diinterpretasikan sehingga individu menyadari tentang apa yang diinderanya
itu. Proses inilah yang dimaksud dengan presepsi.
11 W. J. S Poerwadarminta, Kamus Lengkap Inggris Indonesia, ( Bandung : Hasta, 1982), h. 143
12 Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta : Bulan Bintang, 1982), cet. 11, h. 39
11
12
Aktifitas jiwa manusia mengenai rangsangan-rangsangan yang melalui
alat-alat indra dengan kemampuan manusia mengenai lingkungan hidupnya,
disebut presepsi atau pengamatan. Manusia yang memperesepsi tersebut tidak
terbatas pada rangsangan dari benda-benda atau obyek-obyek alam luar, akan
tetapi juga dapat mengenali rangsangan sakit, lapar, dahaga, yang merupakan
fakta-fakta obyektif dari dalam diri manusia. Oleh karena itu, presepsi adalah
proses individu mengenali obyek-obyek dan fakta-fakta obyektif dengan
menggunakan alat indera.13
Dengan presepsi, individu dapat menyadari, dan mengerti tentang
keadaan lingkungan yang ada di sekitarnya, dan juga tentang keadaan diri
individu yang bersangkutan. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa
dalam presepsi stimulus dapat datang dari luar diri individu, tetapi juga dapat
datang dari dalam individu yang bersangkutan. Bila yang dipersepsi dirinya
sendiri sebagai objek persepsi, inilah yang disebut presepsi diri ( self-
perception). Karena dalam presepsi itu merupakan aktifitas yang integred,
maka seluruh apa yang ada dalam diri individu seperti perasaan, pengalaman,
kemampuan berfikir, kerangka acuan, dan aspek-aspek lain yang ada dalam
diri individu akan ikut berperandalam presepsi tersebut. Berdasarkan atas hal
tersebut, dapat dikemukakan bahwa dalam presepsi itu sekalipun stimulusnya
sama, tetapi karena pengalaman tidak sama, kemampuan berfikir tidak sama,
kerangka acuan tidak sama, adanya kemungkinan hasil presepsi antara
individu satu dengan individu yang lain tidak sama. Keadaan tersebut
memberikan gambaran bahwa presepsi itu memang bersifat individual.
2. Faktor-fakor yang mempengaruhi presepsi
Presepsi merupakan proses organisasi yang berwujud diterimaya
stimulus oleh individu melalui alat indranya dan menggabungkan data-data
indra untuk dikembangkan sedemikian rupa. Menurut Sarlito Wirawan
Sarsono terdapat enam faktor yang mempengaruhi preepsi, yaitu :
13 Zikri Neni Iska. Psikologi Pegantar Pemahaman Diri Dan lingkungan ( Jakarta : Kizi Brother’s, 2006) cet. 1 h. 54
13
a. Perhatian : Biasa kita tidak menangkap seluruh rangsangan yang ada di sekitar kita sekaligus, tetapi kita memfokuskan perhatian pad satu atau dua objek saja. Perbedaan fokus antara satu dengan orang lain, menyebabkan perbedaan presepsi antara mereka.
b. Set : Set adalah harapan seseorang akan rangsangan yang akan timbul. misalnya, pada seorang pelari yang siap di garis “start” terdapat set bahwa akan terdengan bunyi pistol di saat mana ia harus berlari.
c. Kebutuhan : Kebutuhan-kebutuhan sesaat maupun yang menetap pada diri seseorang, akan mempengaruhi presepsi orang tersebut.
d. Sistem nilai : Sistem nilai yang berlaku dalam suatu masyarakat berpengaruh pula terhadap presepsi
e. Ciri kepribadian : Ciri kepribadian akan mempengaruhi pula presepsi f. Gangguan kejiwaan : Gangguan kejiwaan dapat menimbulkan kesalahan
presepsi yang disebut halusinasi. Berbeda dengan ilusi, halusinasi bersifat individual, jadi hanya dialami oleh penderita yang bersangkutan saja.14
3. Ciri-ciri Presepsi.
Pengindraan terjadi dalam suatu konteks tertentu, konteks ini disebut
persepsi. Agar dihasilkan suatu pengindraan yang bermakna ada ciri-ciri umum
persepsi, yaitu :
a. Rangsangan-rangsangan yang diterima harus sesuai dengan modalitas tiap-tiap indra
b. Dunia persepsi mempunyai sifat ruang c. Dunia persepsi mempunyai dimensi waktu d. Objek-objek atau gejala-gejala dalam dunia pengamatan mempunyai
struktur yang menyatu dengan konteksnya15.
Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa bahwa presepsi bukan
proses pengindraan saja, tetapi ada unsur intepretasi di dalamnya. Persepsi juga
merupakan proses pengamatan individu terhadap segala sesuatu yang ada di
lingkungannya dengan menggunakan indranya yang dimilikinya, hasil proses
pengamatan tersebut menjadikan individu sadar terhadap segala sesuatu yang ada
dilingkungannya, di samping itu, presepsi individu muncul karena adanya aktifitas
mengindra, menginterpretasikan dan memberi penilaian terhadap objek-objek
fisik maupun sosial yang ada dilingkungannya. secara singkat persepsi informasi
14 Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi ...... cet. VIII, h. 43-44 15 Zikri Neni Iska. Psikologi Pegantar Pemahaman Diri Dan Lingkungan ( Jakarta : Kizi
Brother’s 2006) cet. 1 h. 57
14
proses menginterpretasikan atau menafsirkan informasi yang diperoleh melalui
sistem indera manusia.
B. Pengelolaan Kelas
1. Pengertian Pengelolaan Kelas
Pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab (Guru) kegiatan belajar mengajar atau yang membantu dengan maksud agar tercapai oleh kondisi yang optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar mengajar seperti yang diharapkan. 16 Pengelolaan kelas adalah proses seleksi dan penggunaan alat-alat yang tepat terhadap masalah dan situasi. ini berarti guru bertugas menciptakan, memperbaiki, dan memelihara sistem atau organisasi kelas, sehingga anak didik dapat memanfaatkan kemampuan dan bakatnya pada tugas-tugas individu. Sedangkan menurut Sadirman A.M, bahwa pengelolaan kelas merupakan upaya dalam mendayagunakan potensi kelas, karena itu kelas mempunyai peran dan fungsi tertentu dalam menunjang keberhasilan proses interaksi edukatif. 17 Pengelolaan kelas diperlukan karena dari hari ke hari dan bahkan waktu ke
waktu tingkah laku dan perbuatan anak didik selalu berubah. Hari ini anak didik
dapat belajar dengan baik dan tenang, tetapi besok belum tentu tenang. Selain itu
terjadi persaingan yang sehat dalam kelompok, sebaliknya di masa mendatang
persaingan itu menjadi tidak sehat, Oleh karena itu, kelas selalu dinamis dalam
bentuk perilaku, perbuatan, sikap, mental, dan emosional anak didik.
Jadi, pengelolaan kelas adalah suatu upaya mendayagunakan potensi kelas
yang ada seoptimal mungkin untuk mendukung proses interaksi edukatif dalam
mencapai tujuan pembelajaran. M. Entang mengemukakan bahwa pengelolaan
kelas adalah berbagai kegiatan yang sengaja dilakukan oleh guru dengan tujuan
menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal dalam proses mengajar18.
Dari pengertian pengelolaan kelas tersebut, penulis dapat menyimpulkan
bahwa pengelolaan kelas adalah suatu kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh
16 Suharsimi, Arikunto, Pengelolaan Kelas Dan Siswa Sebuah Pendekatan Evaluatif, ( jakarta : CV, Rajawali, 1988) , cet ke-2, h. 68
17 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta :PT Renika Cipta, 2000), cet ke-1, h. 172.
18 Ade Rukmana dan Asep Surya, Pengelolaan Kelas (PT : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI PRESS), 2006, cet ke-1, h. 29
15
seorang guru dengan tujuan agar terjadi proses belajar mengajar dengan situasi
dan kondisi yang efektif, kondusif dan menyenangkan bagi kedua belah pihak
yaitu antara guru yang mengajar dan siswa yang sehingga tercapai suatu
pembelajaran yang optimal. Mengelola kelas merupakan suatu keterampilan
seorang guru untuk menciptakan suasana pengajaran yang serasi tanpa adaanya
suatu gangguan. Seorang guru harus berusaha mengembalikan kondisi tersebut
jika terdapat hal-hal yang mengganggu konsentrasi siswa serta mengganggu
kelancaaran belajar. Suatu kondisi belajar yang optimal akan dicapai apabila
seorang guru mampu mengatur siswa dengan suasana pelajaran yang serasi dan
mengendalikan suasana belajar yang menyenangkan.
2. Pengaturan siswa di dalam kelas.
Kualitas dan kuantitas siswa di dalam kelas bergantung pada banyaknya
faktor antara lain adalah guru, hubungan pribadi antara siswa di dalam kelas, serta
kondisi umum dan suasana di dalam kelas 19.
Untuk lebih jelasnya, pengaturan siswa dan fasilitas kelas dapat dilihat dalam
bagan seperti ini 20.
Kegiatan pengelolaan kelas
Mengatur orang( kondisi
Emosional)
- Tingkah laku
- Kedisiplinan
- Minat
- Antusias belajar
- Dinamika kelompok
Mengatur fasilitas belajar mengajar
(Kondisi Fisik)
- Ventilasi
- Pencahayaan
- Kenyamanan
- Letak duduk
- Penempatan siswa
kegiatan pengelolaan kelas secara dinamis antara lain adalah sebagai berikut :
19 Ibid, hal.10 20 Ade Rukmana, Asep Suryana, Pengelolaan Kelas ...................... h. 33
16
a. Pengelolaan Tempat Belajar Atau Ruang Kelas
Pengelolaan tempat belajar atau ruang ini sangatlah penting dilakukan
untuk dapat menciptakan suasana belajar yang beraneka ragam sehingga
siswa tidak merasa jenuh dikelas setiap harinya. Pengelolaan tempat
belajar ini meliputi pengelolaan terhadap benda-benda yang ada diruang
belajar seperti meja, kursi yang disusun bervariasi diantaranya :
1. Bentuk kelompok
Manfaatnya adalah : Siswa mudah untuk saling berinteraksi dan berkomunikasi
baik antara guru dan siswa, siswa dengan guru dan siswa dengan siswa.
2. Bentuk U
17
Manfaatnya adalah : Siswa dapat dengan mudah menjangkau alat dan sumber
belajar, siswa dan guru mudah bergerak dari satu bagian ke bagian lain di dalam
kelas
3. bentuk berjajar atau secara berbaris
Manfaatnya adalah siswa dapat bekerja secara perorangan, walaupun sebenarnya
pengaturan duduk seperti ini sedikit kurang optimal bagi siswa yang mendapat
posisi duduk di belakang, karena terlalu jauh dari jangkauan alat dan sumber
belajar. Oleh karena itu peran seorang guru sangatlh penting di dalam kelas.
Seorang guru harus mampu menciptakan kondisi belajarSeorang guru harus
mampu menciptakan kondisi belajar yang menyenangkan dan berusaha
mengembalikan kondisi tersebut jika terdapat hal-hal yang mengganggu
konsentrasi siswa serta mengganggu kelancaran belajar.
18
Pengelolaan terhadap pajangan hasil karya siswa, seperti peralatan sekolah
atau sumber belajar lainnya yang ada dikelas juga harus dikelola. Pengelolaan
terhadap tempat belajar ini dilakukan sesuai dengan strategi yang akan digunakan
oleh guru. Ruang kelas atau tempat belajar, terutama kursi dan meja siswa serta
posisi guru, ditata sedemikian rupa sehingga menunjang kegiatan pembelajaran
aktif.
b. Pengelolaan bahan pelajaran
Pengelolaan bahan pelajaran dilakukan oleh guru, dan guru perlu
merencanakan tugas dan alat belajar yang menantang untuk siswa,
memberikan umpan balik, dan menyediakan program penilaian yang
memungkinkan semua siswa maupun melakukan unjuk kemampuan atau
demonstrasi diri sebagai hasil belajar.
c. Pengelolaan kegiatan dan waktu
Dalam proses belajar mengajar biasanya ada tiga kegiatan besar yaitu awal, kegiatan inti dan penutup. Kegiatan awal ini diisi dengan hal yang bisa menarik minat siswa untuk belajar, membahas ulang pelajaran atau menyampaikan informasi awal atau penjelasan tugas kepada siswa. Kegiatan inti ini dilakukan dengan berbagai kegiatan untuk siswa sehingga siswa dapat mengalami kegiatan secara langsung dalam belajar mengajar di kelas. Kegiatan inti ini sebaiknya dilakukan dengan melibatkan siswa secara berpasangan atau kelompok atau perorangan. Kegiatan penutup biasanya diisi dengan kegiatan meresume atau meringkas hasil belajar dan biasanya diseling dengan memberikan pertayaan kepada siswa21. 3. Keterampilan dalam mengelola kelas
Komponen keterampilan dalam mengelola kelas di antaranya meliputi :
a) Keterampilan yang berhubungan dengan menciptakan kondisi belajar yang
optimal
Keterampilan ini berhubungan dengan kompetensi guru dalam mengambil
inisiatif dan pengendalian pelajaran. Aktivitas-aktivitas yang berkaitan
dengan keterampilan ini ialah sebagai berikut :
1) Sikap tanggap
a) Memandang secara seksama
21 Mansur. Muchlis, Pembelajaran Berbasis Kompetensi Dan Konstektual, ................ h. 73
19
b) Gerak mendekati siswa
c) Memberi pernyataan
d) Memberi reaksi
Memberi reaksi terhadap gangguan atau kekacauan di dalam kelas
Kelas tidak selamanya tenang. pasti terdapat gangguan. Hal ini
perlu disadari guru dan tidak boleh dibiarkan. Teguran perlu
dilakukan guru untuk mengembalikan keadaan kelas. Teguran ini
merupakan tanda bahwa guru ada bersama anak didik dan anak
didik sadar akan perbuatan yang dilakukan oleh anak didik
tersebut.
2) Menghindari kericuhan di dalam kelas
Untuk menghindari kericuhan di dalam kelas ini, ada beberapa hal
yang harus dilakukan guru. Antara lain adalah :
a) Penguatan
Untuk mengatasi anak didik yang mengganggu atau tidak
mengerjakan tugas, dapat diberikan penguatan untuk mengubah
tingkah laku anak didik. Untuk mengatasi anak didik yang terus
mengganggu atau tidak mengerjakan tugas, maka cara guru
memberikan penguatan yang sederhana terhadapa anak didik antara
lain adalah :
1. Menggunakan peraturan positif bila anak didik tidak
menghentikan gangguan atau kembali pada tugas yang
diberikan guru
2. Menggunakan penguatan positif terhadap anak didik yang
bersikap baik dikelas dan dijadikan contoh untuk anak didik
lainnya.
b) Kelancaran
Kelancaran atau kemajuan anak didik dalam belajar adalah
indikator bahwa anak didik dapat memusatkan perhatian pada
pelajaran yang diberikan di kelas. Hal ini perlu didukung oleh
peran guru dan tidak dapat diganggu dengan hal-hal lain yang bisa
20
mengganggu konsebtrasi anak didik. Berikut ini adalah hal-hal
yang harus dihindari oleh seorang guru antar lain :
1) Adanya campur tangan yang berlebihan ( Teacher Interruption)
2) Penyimpangan (Fade Away)
c) Kecepatan
Kecepatan di sini diartikan sebagai tingkat kemajuan yang
dicapai anak didik dalam suatu pelajaran. Yang perlu dihindari guru
adalah kesalahan menahan kecepatan yang tidak perlu, atau menhan
penyajian pelajaran atau kemajuan tugas. ada dua hal kesalahan
kecepatan yang harus dihindari oleh guru adalah :
1) Bertele-tele (Over Dwelling)
kesalahan ini terjadi bila pembicaraan bersifat mengulang-ulang
hal tertentu, memperpanjang keterangan atau penjelasan.
2) Pengulangan penjelasan yang berlebihan
Kesalahan yang perlu dihindari oleh guru adalah pengulangan
(Fragmenting) yang berlebihan. Kesalahan ini muncul bila guru
memberi petunjuk pengajaran atau penjelasan kepada kelompok
kecil anak didik atau secara individu, yang sebenarnya sudah
diberikan dalam kelas atau kelompok besar secara bersama.
b). Keterampilan yang berhubungan dengan pengembangan kondisi belajar
optimal
Keterampilan ini berkaitan dengan tanggapan guru terhadap gangguan
anak didik yang berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat
mengadakan tindakan remedial untuk mengembalikan kondisi belajar yang
optimal. apabila terdapat anak didik yang menimbulkan gangguan yang
berulang-ulang, Walaupun telah menggunakan tingkah laku dan tindakan
yang sesuai, guru dapat meminta bantuan kepala sekolah, konselor
sekolah, atau orang tua anak didik untuk membantu mengatasi masalah
tersebut.22
22 Syamsul Bahri Djamarah, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi
Edukatif, Jakarta : PT Renika Cipta 2000, hal 147-156
21
4. Prinsip-Prinsip dalam Mengelola Kelas
Terdapat beberapa prinsip pengelolaan kelas antara lain adalah sebagai
berikut :
a. Hangat dan Antusias Hangat dan antusias diperlukan dalam proses belajar mengajar, guru yang hangat dan akrab dengan murid selalu menunjukan antusias pada tugasnya atau aktivitasnya akan berhasil dalam mengimplementasikan pengelolaan kelas. Keberhasilan ini berkaitan dengan interpersonal yang baik antara guru dan siswa, hubungan yang baik di butuhkan karena salah satu kebutuhan dasar manusia. Dalam hal ini siswa adalah afeksi dari guru terhadap siswanya akan memudahkan guru tersebut yang berakhir pada keberhasilan kelas.
b. Tantangan Tantangan yang diberikan bisa berupa kuis lisan, tanya jawab spontan atau semacam pemberian penghargaan atau hadiah kecil kepada siswa sebagai apersepsi terhadap nilai lebih yang dimilikinya dengan cara yang sportif tanpa menyinggung perasaan siswa lainnya. Pada akhirnya penghargaan tersebut dapat meningkatkan semangat dan kompetensi yang positif bagi siswa.
c. Bervariasi Penggunaan alat media atau alat bantu, gaya mengajar seorang guru, pola interaksi antara guru dan anak-anak akan mengurangi munculnya gangguan dan meningkatkan perhatian anak didik. Dalam hal ini dibutuhkan kreatifitas dalam diri seorang guru dengan menggunakan media audiovisual dalam pengajaran dan tidak terlalu monoton dalam mengajar karena dapat membuat siswa menjadi bosan.
d. Keluwesan Keluwesan seorang guru akan sangat berpengaruh terhadap siswa dalam menciptakan suasana dalam kelas, dan siswa dapat membuka diri dalam hal-hal yang positif kepada guru.
e. Penekanan Pada Hal-Hal Yang Positif Pada dasarnya, dalam mengajar dan mendidik, guru harus menekankan pada hal-hal yang positif . Penekanan terhadap hal-hal yang positif tapa membahas hal-hal yang negatif akan mengajarkan sekaligus membiasakandiri siswa untuk mampu berfikir terhadap hal-hal yang positif.
f. Penanaman Disiplin Diri Tujuan akhir pengelolaan kelas adalah anak didik dapat mengembangkan disiplin diri sendiri. Untuk itu, guru hendaknya selalu mendorong anak didik untuk selalu melaksanakan disiplin diri sendiri dan guru hendaknya menjadi teladan mengenai pengendalian diri dan melaksanakan tanggung jawabnya sebagai seoran pendidik.
22
Penanaman disiplin hendaknya didominasi dengan memberikan contoh melalui perbuatan, kemudian didukung oleh perkataan melalui apa yang mereka lihat. Pengelolaan kelas tersebut akan menjadi sangat efektif apabila guru mampu melaksanakan prinsipnya sebagai seorang guru dan dapat menciptakan suasanya yang menyenangkan.23
Jadi dapat disimpulkan bahwa dari berbagai prinsip pengelolaan kelas bagi
seorang guru adalah harus lebih menekankan pada hal-hal yang positif agar
penanaman disiplin pada diri siswa dapat menghasilkan pendidikan yang bermutu
baik secara moril dan intelektual.
5. Tujuan Pengelolaan Kelas
Tujuan umum pengelolaan kelas adalah menyediakan dan menggunakan
fasilitas kelas untuk bermacam-macam kegiatan belajar mengajar agar mencapai
hasil yang baik, sedangkan tujuan khusus dalam mengelola kelas adalah
mengembangkan kemampuan siswa dalam menggunakan alat-alat belajar,
menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa belajar, serta membantu siswa
untuk memperoleh hasil yang diharapkan.24
Pengelolaan kelas yang dilakukan guru bukan tanpa tujuan. Kerena ada
tujuan itulah guru selalu berusaha mengelola kelas, walaupun terkadang kelelahan
fisik meupun fikiran. Guru sadar tanpa mengelola kelas dengan baik, maka akan
menghambat kegiatan belajar mengejarnya. Itu sama saja membiarkan jalannya
pengajaran tanpa membawa hasil, yaitu mengantarkan anak didik dari tidak tahu
menjadi tahu, dari tidak mengerti menjasi mengerti, dan dari tidak berilmu
menjadi berilmu.
Agar proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru dan siswa
mendapatkan hasil yang memuaskan, maka di dalam pengelolaan kelas diperlukan
adanya suatu tujuan agar dalam mengelola kelas mendapatkan hasil yang
signifikan. Dan akan sia-sia jika seorang guru dalam menciptakan pengelolaan
kelas tanpa adanya tujuan.
beberapa indikator dari sebuah kelas yang tertib adalah sebagai berikut :
23 Syamsul Bahri Djamarah, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, Jakarta : PT Renika Cipta 2000, cet 1, h. 148-149
24 Moh.Uzer, Menjadi Guru Profesional, h. 10
23
a. Setiap anak terus bekerja, tidak macet. artinya tidak ada anak yang berhenti kerena tidak tahu tugas yang akan dilakukan atau tidak dapat melakukan tugas yang diberikan oleh guru
b. Setiap anak harus melakukan pekerjaan sekolah tanpa membuang waktu, artinya setiap anak akan bekerja secepatnya agar dengan cepat menyelesaikan tugas yang diberikan kepadanya.25
Selanjutnya menurut Syaiful Bahri Djamarah membagi tujuan pengelolaan
kelas menjadi dua bagian yaitu :
1) Untuk Anak Didik a) Mendorong anak didik mengembanhkan tanggung jawab individu
terhadap tingkah lakuya dan kebutuhan untuk mengontrol diri sebdiri b) Membantu anak didik mengetahui tingkah laku yang sesuai dengan
tata tertib kelas dan memahami bahwa teguran guru meerupakan suatu perigatan dan bukan kemarahan
c) Membengkitkan rasa tanggung jawab dalam tugas dan kegiatan yang diadakan sekolah
2) Untuk Guru a) Mengembangkan pemahaman dalam penyajian pelajaran dengan
pembukaan yang lancar dan kecepatan yang tepat b) Menyadari kebutuhan anak didik dan memilih kemampuan dalam
memberi petunjuk secara jelas kepada anak didik c) Mempelajari bagaimana merespon secara efektif terhadap tingkah laku
anak didik yang tidak serius belajar (mengganggu suasana belajar). d) Memiliki strategi remedial yang lebih komprehensif yan dapat
digunakan pada siiswa yang mempunyai masalah pada tingkah laku anak didik di dalam kelas.26
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pengelolaan kelas bagi
siswa adalah mengembangkan rasa tanggung jawab terhadap tingkah lakunya,
siswa mengetahui tingkah laku yang sesuai dengan tata tertib, dan teguran yang
diberikan guru bukanlah kemarahan melainkan suatu teguran atau peringatan atas
kesalahan yang diperbuatnya, menimbulkan rasa berkewajiban melibatkan diri
dalam tugas serta bertingkah laku yang baik. Sedangkan tujuan pengelolaan kelas
bagi guru adalah mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan
belajar maupun sebagai kelompok belajar sehingga siswa dapat mengembangkan
25 Arikunto, Suharsimi, Pengelolaan Kelas Dan Siswa Sebuah Pendekatan
Edukatif, ............... h. 68 26 Syamsul Bahri Djamarah, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi
Edukatif, (Jakarta : PT Renika Cipta 2000, cet 1, h.130
24
potensinya, serta dapat menghilangkan berbagai hambatan yang terjadi ketika
proses belajar mengajar berlangsung, menyediakan dan mengatur fasilitas belajar
yang mendukung dan memugkinkan siswa belajar dengan baik, membantu siswa
mengetahui tingkah laku yang sesuai dengan tata tertib kelas, dan
mengembangkan rasa tanggung jawab, menyadari kebutuhan siswa dan memiliki
kemampuan dalam memberi petunjuk secara jelas kepada siswa.
6. Cara Pengelolaam Kelas
Pengelolaan kelas mengarah kepada kegiatan-kegiatan yang meanciptakan
dan mempertahankan kondisi yang optimal dalam proses belajar mengajar.
Sebagai pemberian dasar serta penyiapan kondisi bagi terjadinya proses belajar
yang efektif, pengelolaan kelas menunjukan kepada pengaturan kepada
pengaturan ventilasi, penerangan, tempat duduk, sampai dengan perencanaan
pengaturan peserta didik dan ruang kelas.
Dalam hal ini tempat duduk siswa harus diatur dengan kebutuhan dan
metode yang digunakan, ruang tempat berlangsungnya pelajaran harus
menyenangkan. hal ini menyangkut pengaturan ruang secara rapi. Kerapihan meja
guru dengan taplak meja dan bunga, penghias dinding, gambar-gambar ( peta,
grafik,lukisan-lukisan, dan lain-lain yang bersifat mendidik).
Ruangan tempat berlangsungnya pelajaran selain indah dan menarik, juga
harus rapi dan bersih. Fasilitas-fasilitas fisik lainnya seperti keadaan cahaya atau
penerangan, ventilasi (tempat keluar masuknya udara), warna dinding, papan tulis,
dan lainnya dlam suatu kelas merupaka faktor yang sangat penting dalam
manajemen kelas.
Kondisi belajar siswa akan optimal jika pengajar mampu mengatur siswa
dan sarana pembelajaran serta mengendalikannya dalan suasana yang
menyenangkan untuk mencapai tujuan belajar yang efektif dan efisien.
Pengaturan siswa dapat berupa penempatan tempat duduk siswa maupun
pengelompokan dalam belajar. Ada berbagai macam ventilasi, tempat duduk
maupun pengelompokan dalam belajar, diantaranya adalah bisa dengan berbanjar
kebelakang atau gaya tradisional. Berbentuk bundar atau oval atau dengan
25
berbentik huruf U dan lain sebagainya. Susana hangat dan keakraban juga harus
tercipta dengan baik antar guru dengan murid agar tidak terjadi kejenuhan atau
bahkan kekacauan dalam kelas antar masing-masing individu.
C. Motivasi belajar
1. Pengertian Motivasi Belajar
Keberhasilan belajar siswa dapat ditentukan oleh motivasi belajar yang
dimilikinya. Siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi cenderung prestasinya
pun akan tinggi pula, sebaliknya siswa yang motivasinya rendah, akan rendah pula
prestasinya. Karena motivasi merupakan penggerak atau pendorong untuk
melakukan tindakan tertentu. Tinggi rendahnya motivasi dapat menentukan tinggi
rendahnya usaha atau semangat seseorang untuk beraktivitas, dan tentu saja tinggi
rendahnya semangat akan menentukan hasil yang diperoleh.
Woodwort mengatakan suatu motive adalah suatu set yang dapat membuat
individu melakukan kegiatan-kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan. Dengan
demikian, motivasi adalah dorongan yang dapat menimbulkan perilaku tertentu
yang terarah kepada pencapaian suatu tujuan tertentu. Perilaku atau tindakan yang
ditunjukan seseorang dalam upaya mencapai tujuan tertent sangat tergantung dari
motive yang dimilikinya. Freededirc J. McDonald mengungkapkan, motivasi
adalah suatu perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai oleh munculnya
perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Dengan demikian, maka munculnya
motivasi ditandai oleh adanya perubahan energi dalam diri seseorang yang
mungkin disadari ataupun tidak.27 Motivasi adalah segala sesuatu yang menjadi
pendorong tingkah laku yang menuntut atau mendorong orang untuk memenuhi
suatu kebutuhan. Dan sesuatu yang dijadikan motivasi itu merupakan suatu
keputusan yang telah ditetapkan individu sebagai suatu keputusan yang telah
27 Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran, ( Jakarta, Kencana
Prenada Media Group, 2008) cet, I, h.250
26
ditetapkan individu sebagai suatu kebutuhan atau tujuan yang nyata ingin
dicapai.28
Hasibuan, Mengemukakan bahwa motif adalah suatu perangsang
keinginan dan daya penggerak kemauan bekerja seseorang karena setiap motif
mempunyai tujuan tertentu yang ingi dicapai. Adapun, Siagian mengatakan bahwa
motif adalah keadaan kejiwaan yang mendorong, mengaktifkan, atau
menggerakkan dan motif itulah yang mengarahkan dan menyalurkan perilaku,
sikap, dan tindak tanduk seseorang yang selalu dikaitkan dengan pencapaian
tujuan, baik tujuan individu maupun tujuan kelompok. Motivasi merupakan akibat
dari interaksi seseorang dengan situasi tertentu yang dihadapinya. Karena itulah,
terdapat perbedaan dalam kekuatann motivasi yang ditunjukan oleh seseorang
dalam menghadapi situsi tertentu dibandingkan dengan orang lain yang
menghadapi situsi yang sama. bahkan, seseorang akan menunjukan dorongan
tertentu dalam menghadapi situasi yang berbeda dan dalam waktu yang berlainan
pula.
Wexley & Yukl memberikan pendapat bahwa pengertian motivasi itu
adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan belajar. Motivasi
adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan belajar
seseorang, agar mereka mau bekerja sama, belajar efektif, dan terintegrasi dengan
segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan. Hasibuan. Adapun Robbins
mengemukakan motivasi sebagai suatu kerelaan berusaha seoptimal mungkin
dalam pencapaian tujuan organisasi yang dipengeruhi oleh kemampuan usaha
memuaskan beberapa kebutuhan individu.29
Adapun menurut Mc Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri
seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan
tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari yang dikemukakan oleh Mc Donald ini,
maka terdapat tiga elemen atau ciri pokok dalam motivasi, yakni ; motivasi
28 M.Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta : Pedoman
Ilmu Jaya, 2006) cet,IV, h.129 29 Edy Sutrisno, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta, Kencana Prenada Media
Group, 2010) cet, II, h. 110
27
mengawali terjadinya perubahan energi, ditandai dengan adanya feeling, dan
dirangsang karena adanya tujuan .30
2. Jenis-jenis Motivasi Belajar
Motivasi banyak jenisnya. pembagian motivasi dapat dilihat dari perspektif
kebutuhan dan perspektif fungsional, serta dari sifatnya.
a. Perspektif Kebutuhan
Teori motivasi yang memandang dari sudut kebutuhan dikembangkan oleh
Maslow. Menurut Maslow, kebutuhan manusia itu bertingkat-tingkat. individu itu
akan merasa puas memenuhi kebutuhan pada taraf tertentu manakala pada taraf
sebelumnya kebutuhan itu telah terpenuhi. kebutuhan-kebutuhan itu adalah
sebagai berikut :
1). Kebutuhan Fisiologis, yaitu kebutuhan dasar yang harus terpenuhi sebelum
kebutuhan-kebutuhan lain terpenuhi. Kebutuhan fisiologis meliputi kebutuhan
rasa lapar, haus, kebutuhan istirahat dan lain sebagainya.
2). Kebutuhan akan keamanan, yaitu kebutuhan rasa terlindungi, bebas dari rasa
takut dan kecemasan
3). Kebutuhan sosial, yaitu kebutuhan akan cinta kasih seperti rasa diterima oleh
kelompok, perasaan dihargai dan dihormati oleh orang lain.
4). Kebutuhan untuk menjadi dirinya sendiri, yaitu kebutuhan berprestise yang
erat dengan kebutuhan untuk mengembangkan bakat dan minat yang dimilikinya
baik dalam bidang pengetahuan, sosial dan lain sebagainya.
Menurut Maslow, motivasi pada setiap tingkatan hanya dapat dibangkitkan
manakala telah terpenuhinya tingkat motivasi sebelumnya. Misalkan, anak hanya
mungkin dapat mengembangkan minat dan bakatnya dengan sempurna, manakala
telah memiliki rasa diterima oleh kelompok sosialnya.
a. Perspektif Fungsional
30 Pupuh Fathurahman M. sobry Sutikno, ( Bandung, Strategi Belajar
Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum & Konsep Islami, 2007), h. 19
28
Perspektif ini membagi jenis motivasi dilihat dari konsep motivasi sebagai
penggerak, harapan dan insentif. motivasi sebagai penggerak adalah motivasi
yang memberi tenaga untuk aktivitas itu hanya mungkin terjadi apabila ada faktor
pendorong yang menggerakkan seluruh energi yang tersedia. Tanpa adanya
penggerak tidak mungkin akan terjadi aktivitas. Penggerak itu bisa datang dari
luar diri individu yang kemudian dinamakan sumber eksternal atau bisa muncul
dari dalam yang kemudian dinamakan sumber internal.
b. Sifat Motivasi
Dilihat dari sifatnya motivasi dapat dibedakan antara motivasi instrinsik dan motivasi instrinsik. Motivasi instrinsik adalah motivasi yang muncul dari dalam diri individu, misalkan siswa belajar karena didorong oleh keinginannya sendiri menambah pengetahuan atau seseorang berolehraga tenis karena memang ia mencintai olehraga tersebut. Jadi dengan demikian, dalam motivasi instrinsik tujuan yang ingi dicapai ada dalam kegiatan itu sendiri. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang datang dari luar diri. misalkan, siswa belajar dengan penuh semangat karena ingin mendapat nilai yang bagus, seseorang berolahraga karena ingin menjadi juara dalam suatu turnamen. Dengan demikian, dalam motivasi ekstrinsik tujuan yang ingin dicapai berada di luar kegiatan itu.31
Motivasi internal, yaitu keinginan bertindak yang disebabkan faktor
pendorong dari dalam diri individu. Dalam proses belajar mengajar siswa yang
termotivasi secara instrinsik dapa dilihat dari kegiatan yang tekun dalam
mengerjakan tugas-tugas belajar karena merasa butuh dan ingin mencapai tujuan
belajar yang sebenarnya. Sedangkan motivasi eksternal adalah motivasi yang
keberadaannya karena pengeruh rangsangan dari luar. Motivasi eksternal bukan
merupakan keinginan yang sebenarnya yang ada di dalam diri siswa untuk belajar,
tujuan individu melakukan kegiatan adalah mencapai tujuan yang terletak di luar
aktivitas belajar itu sendiri, atau tujuan itu tidak terlibat di dalam aktivitas belajar.
Antara motivasi internal dan eksternal saling menambah atau memperkuat,
bahkan motivasi eksternal dapat membangkitkan motivasi internal. Dari definisi-
definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah suatu dorongan,
baik yang bersifat internal maupun eksternal yang membuat siswa bergerak,
31 Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta, ..............) h. 256
29
bersemangat, dan senang belajar secara serius dan terus menerus selama kegiatan
proses belajar.32
3. Prinsip-prinsip Motivasi
Dalam penerapan motivasi belajar untuk memperoleh hasil pembelajaran
yang optimal, perlu diperhatikan prinsip-prinsip penerapan motivasi. Dari hasil
penelitiannya Kenneth H. Hoover mengemukakan sejumlah prinsip sebagai
berikut :
a. Pujian lebih efektif dari pada hukuman. Hukuman bersifat menghentikan suatu perbuatan, sedangkan pujian bersifat menghargai hasil kerja yang telah dilakukan. Oleh karena itu, memberikan pujian akan lebih efektif untuk membangkitkan motivasi belajar
b. Pasa siswa memiliki kebutuhan psikologis yang bersifat dasar yang perlu mendapat kepuasan. Siswa berbeda-beda dalam upaya memenuhi kebutuhan tersebut. Bagi siswa yang dapat memenuhi kebutuhannya secara efektif melalui kegiatan-kegiatan belajar lebih sedikit memerlukan bantuan dibandingkan dengan siswa yang tidak dapat memenuhi kebutuhannya itu.
c. Dorongan yang datang dari dalam (instrinsik), lebih efektif dibandingkan dengan dorongan yang muncul dari luar (ekstrinsik), dalam menggerakan motivasi belajar
d. Tindakan-tindakan atau respon siswa yang sesuai dengan tujuan, perlu diberikan penguatan untuk menetapkan hasil belajar. Penguatan itu sangat penting artinya untuk membangkitkan motivasi belajar siswa melalui penguatan siswa akan merespon ulang setiap kali muncul stimulus
e. Motivasi mudah menular kepada orang lain. Guru yang mengajar penuh antusias dapat membangkitkan motivasi belajar siswa, sehingga dapat mendorong kepada temannya yang lain untuk meningkatkan motivasi bealajarnya
f. Pemahaman siswa yang jelas terhadap tujuan dapat membangkitkan motivasi belajar siswa. oleh karena itu, siswa perlu tahu arah dan tujuan pembelajaran
g. Minat siswa untuk menyelesaikan tugas-tugas yang dibebankan oleh diri sendiri, akan lebih besar dibandingkan dengan tugas yang dibebankan oleh orang lain. Guru perlu mempertimbangkan pemberian tugas yang sesuai dengan minat siswa sehingga siswa tidak merasa terpaksa untuk mengerjakannya
h. Berbagai macam penghargaan seperti ganjaran yang diberikan dari luar kadang-kadang diperlukan untuk merangsang minat belajar siswa. Guru perlu memberikan penghargaan yang wajar sebagai upaya meningkatkan belajar siswa
32 Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, ( Jakarta, PT
Bumi Aksara,2009), cet II, h.33
30
i. Penerapan strategi pembelajaran yang bervariasi dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Guru perlu memahami dan mampu menerapkan berbagai strategi pembelajaran sesuai dengan tujuan yang dicapai.
j. Minat khusus yang dimiliki siswa akan sangat bermanfaat dalam meningkatkan motivasi belajar siswa manakala dihubungkan dengan materi pelajaran yang akan disampaikan.33
4. Faktor-faktor Pengaruh Motivasi
Motivasi sebagai proses psikologis dalam diri seseorang akan dipengaruhi
oleh beberapa faktor. faktor-faktor tersebut dapat dibedakan atas faktor intern dan
ekstern.
1. Faktor Intern
Motivasi intern mengacu pada faktor-faktor dari dalam, tersirat baik dalam
tugas itu sendiri maupun pada diri siswa. Kebanyakan teori pendidikan modern
mengambil motivasi intrinsik sebagai pendorong bagi aktivitas dalam pengajaran
dan dalam pemecahan soal. Ini tidak mengherankan, karena keinginan untuk
menambah pengetahuan dan untuk melacak merupakan faktor instrinsik pada
semua orang.
2. Faktor Ekstern
Motivasi ekstern mengacu kepada faktor-faktor dari luar, dan ditetapkan
pada tugas atau pada siswa oleh orang lain. Motivasi ekstern biasa berupa
penghargaan, pujian, hukuman atau celaan.
Pada umumnya motivasi intern berhubungan erat dengan dua kebutuhan
tingkat tinggi dari Maslow, yaitu kebutuhan penghargaan dan kebutuhan berusaha,
sedangkan motivasi ektern berhubungan tiga jenis kebutuhan tingkat rendah.
Menurut Morrison dan Mclntyrw kebanyakan guru lebih memikirkan motivasi
ektern, hal yang nampak umpamanya, diskusi-diskusi yang itu-itu juga tentang
hukuman dan sangsi-sangsi lain dalam pengajaran klasikal. karenanya peranan
yang dibawa oleh motivasi intern sering diabaikan, dan ada juga sangkaan bahwa
33 Wina sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta, ..............) h. 258-260
31
guru, yang menggunakan motivasi intern, merupakan guru yang bersikap terlalu
lunak.34
5.Ciri-ciri Motivasi Siswa
Motivasi mempunyai fungsi yang sangat penting dalam belajar siswa,
karena motivasi akan menentukan intensitas usaha belajar yang dilakukan oleh
siswa. Berikut ini adalah ciri-ciri motivasi siswa, yaitu :
a. Cita-cita
Cita-cita adalah suatu target yang ingin dicapai. Target ini diartikan
sebagai tujuan yang ditetapkan dalam suatu kegiatan yang mengandung
makna bagi sesorang. Munculnya cita-cita seseorang disertai dengan
perkembangan akar, moral kemuan, bahasa dan nilai-nilai kehidupan yang
juga menimbulkan adanya perkembangan kepribadian.
b. Kemampuan Belajar
Setiap siswa mempunyai kemampuan belajar berbeda, hal ini diukur
melalui taraf perkembangan berfikir siswa dimana siswa yang memiliki
kemampuan untuk melakukan sesuatu maka akan mendorong dirinya
berbuat sesuatu untuk dapat mewujudkan tujuan yang ingin diperolehnya
dan sebaliknya yang merasa tidak mampu akan merasa malas untuk
berbuat sesuatu.
c. Kondisi Siswa
Kondisi siswa dapat diketahui dari kondisi fisik dan kondisi psikologis,
karena siswa adalah makhluk yang terdiri dari kesatuan psikofisik. Kondisi
fisik siswa lebih cepat diketahui daripada kondisi psikologis, hal ini
dikarenakan kondisi fisik lebih jelas menunjukan gejalanya daripada
kondisi psikologis.
d. Kondisi Lingkungan
Kondisi lingkungan merupakan unsur yang datang dari luar diri siswa
yaitu lngkungan keluarga, sekolah dan masyarakat, lingkungan fisik
sekolah, sarana dan prasarana perlu ditata dan dikelola agar dapat
menyenangkan dan membuat siswa merasa nyaman untuk
34 Ivor K. Devies, Pengelolaan Belajar, (Jakarta, .......)h. 216
32
belajar.kebutuhan emosional psikologis juga perlu mendapat perhatian.
Misalnya, kebutuhan rasa aman, berprestasi, dihargai, diakui yang harus
dipenuhi agar motivasi belajar timbul dan dapat dipertahannkan.
e. Unsur-unsur Dinamis dalam Belajar
Unsur-unsur dinamis dalam belajar adalah unsur-unsur yang
keberadaannya didalam proses belajar tidak stabil, kadang-kadang kuat,
kdang-kadang lemah dan bahkan hilang sama sekali misalnya gairah
belajar, emosi siswa dan lain-lain.
f. Upaya Guru Membelajarkan Siswa
Upaya guru membelajarkan siswa adalah usaha guuru dalam
mempersiapkan diri untuk membelajarkan siswa mulai dari penguasaan
materi, cara menyampaikan, menarik perhatian siswa dan mengevaluasi
hasil belajar siswa. Bila upaya guru hanya sekedar mengajar artinya
keberhasilan guru yang menjadi titik tolak, besar kemungkinan siswa tidak
tertarik untuk belajar sehingga motivasi belajar siswa menjadi melemah
atau hilang.35
Dalam hal ini, berarti siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi akan
tekun dalam belajar dan terus belajar secara continue (bersambung) tanpa
mengenal putus asa.
6. Cara Meningkatkan Motivasi Belajar
Untuk memperoleh hasil belajar yang optimal, guru dituntut kreatif
membangkitkan motivasi belajar siswa. dibawah ini dikemukakan beberapa
petunjuk.
a. Memperjelas Tujuan Yang Ingin Dicapai
Tujuan yang jelas dapat membuat siswa paham ke arah mana ia ingin di
bawa. Pemahaman siswa tentang tujuan pembelajaran dapat menumbuhkan minat
siswa untuk belajar yang pada gilirannya dapat meningkatkan motivasi belajar
mereka. Semakin jelas tujuan yang ingi dicapai, maka akan semakin kuat motivasi
35 Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1996), cet-2, hal 86.
33
belajar siswa. Oleh karena itu ,sebelum proses pembelajaran dimulai hendaknya
guru menjelaskan terlebih dahulu tujuan yang ingin dicapai
b. Membangkitkan Minat Siswa
Siswa akan terdorong untuk belajar, manakala mereka memiliki minat
untuk belajar. Oleh sebab itu mengembangkan minat belajar siswa merupakan
salah satu teknik dalam mengembangkan motivasi belajar. Beberapa cara dapat
dilakukan untuk membangkitkan minat belajar siswa di antaranya :
1). Hubungan bahan pelajaran yang akan diajarkan dengan kebutuhan siswa.
Minat siswa akan tumbuh manakala ia dapat menangkap bahwa materi pelajaran
itu berguna untuk kehidupannya. Dengan demikian, guru perlu menjelaskan
keterkaitan materi pelajaran dengan kebutuhan siswa.
2). Susuaikan materi pelajaran dengan tingkat pengalaman dan kemampuan siswa.
Materi pelajaran yang terlalu sulit untuk dipelajari atau materi pelajaran yang jauh
dari pengalaman siswa, akan tidak diminati oleh siswa. Materi pelajaran yang
terlalu sulit akan tidak diminati oleh siswa. Materi pelajaran yang terlalu sulit
tidak akan dapat diikuti dengan baik, yang dapat menimbulkan siswa akan gagal
mencapai hasil yang optimal, dan kegagalan itu dapat membunuh minat siswa
untuk belajar. biasanya minat siswa akan tumbuh kalau ia mendapatkan
kesuksesan dalam belajar.
3). Gunakan berbagai model dan strategi pembelajaran secara bervariasi misalnya
diskusi, kerja kelompok, eksperimen, demonstrasi dan lain sebagainnya.
c. Menciptakan suasana yang menyenangkan dalam belajar
Siswa hanya mungkin dapat belajar dengan baik, manakala ada dalam suasana
yang menyenangkan, merasa aman bebas dari rasa takut. suasana yang
menyenangkan dapat memungkinkan siswa beraktivitas dengan penuh semangat
dan penuh gairah. Usahakan agar kelas selamanya dalam suasana hidup dan segar,
terbebas dari rasa tegang. Untuk itu guru sekali-sekali dapat melakukan hal-hal
yang lucu.
d.Berilah pujian yang wajar terhadap setiap keberhasilan siswa.
34
Motivasi akan tumbuh manakala siswa merasa dihargai. memberikan
pujian yang wajar merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk
mmemberikan penghargaan. pujian tidak selamanya harus dengan kata-kata,
justru ada anak yang merasa tidak senang dengan kata-kata. Pujian sebagai
penghargaan bisa dilakukan dengan isyarat misalnya, senyuman dan anggukan
yang wajar, atau mungkin dengan tatapan mata yang meyakinkan.
e. Berikan Penilaian
Banyak siswa yang belajar karena ingin memperoleh nilai yang bagus.
Untuk itu mereka belajar dengan giat. Bagi sebagian siswa nilai dapat menjadi
motivasi yang kuat untuk belajar. Oleh karena itu, penilaian harus dilakukan
dengan segera, agar siswa secepat mungkin mengetahui hasil kerjanya. Penilaian
harus dilakukan secara objektif sesuai dengan kemampuan siswa masing-masing.
f. Berilah komentar terhadap hasil pekerjaan siswa
Siswa butuh penghargaan. penghargaan bisa dilakukan dengan
memberikan komentar yang positif. Setelah siswa selesai mengerjakan suatu
tugas, sebaiknya berikan komentar secepatnya misalnya dengan memberikan
tulisan “bagus”, atau”teruskan pekerjaanmu” dan lain sebagainya. Komentar yang
positif dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
g. Ciptakan persaingan dan kerja sama.
Persaingan dan kompetisi yang sehat dapat memberikan pengarus yang
baik untuk keberhasilan proses pembelajaran siswa. Melalui persaingan siswa
dimungkinkan berusaha dengan sungguh-sungguh untuk memperoleh hasil yang
terbaik. Oleh sebab itu, guru harus mendesain pembelajaran yang memungkinkan
siswa untuk bersaing baik antara kelompok maupun antar individu. Namun
demikian, diakui persaingan tidak selamanya menguntungkan, khususnya untuk
siswa yang memang dirasakan tidak mampu untuk bersaing. oleh sebab itu,
persaingan antar kelompok di mana setiap kelompok terdiri atas individu-individu
35
yang memiliki perbedaan kemampuan, misalnya dengan strategi cooperative
learning dapat dipertimbangkan untuk menciptakan persaingan yang sehat.36
Guru selalu berusaha secara sistematis untuk memperkuat motivasi siswa
lewat penyajian bahan pelajaran, sangsi-sangsi dan hubungan pribadi dengan
muridnya. Hubungan baik antara guru dengan murid, harus diciptakan dan
dipelihara dengan baik. Murid harus diperlakukan sedemikian rupa sehingga
terwujud rasa harga diri, status, dan tahu diri. 37
36 Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta, ..........) h.261-263 37 Ivor K. Davies, Pengelolaan Belajar, ( Jakarta, Rajawali, 1986) cet I, h. 219
36
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMK Dua Mei Ciputat yang beralamat di Jl.
H. Abdul Gani No. 135 Cempaka Putih Ciputat Timur – Kota Tangerang Selatan.
Adapun waktu penelitiannya dilaksanakan pada bulan April s.d Juni 2012
B. Metode Penelitian
Penelitian merupakan upaya yang dilakukan peneliti dalam
mengumpulkan data dan memecahkan masalah yang diteliti. Penggunaan metode
penelitian yang dimaksud adalah untuk menemukan data yang valid, akurat, dan
signifikan dengan permasalahan, sehingga dapat digunakan untuk
mengungkapkan masalah yang diteliti. Dalam pengumpulan data penelitian ini
digunakan metode lapangan (file research) dengan pendekatan kuantitatif
korelasional. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan
menggunakan statistik korelasional, yakni penelitian yang menghubungkan dua
variabel atau lebih agar dapat menemukan tingkat hubungan antara variabel-
variebel tersebut. Variabel tersebut adalah pengelolaan kelas sebagai variabel X
(independent variabel) dan motivasi siswa sebagai variabel Y (dependent
variabel).Data yang diperoleh akan dianalisa dengan menggunakan teknik
statistik, kemudian dilakukan interpretasi data.
36
37
C. Populasi dan Sampel
Populasi adalah “seluruh data yang dijadikan perhatian kita dalam suatu
ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan”38. Berdasarkan batasan ini maka
dapat ditegaskan bahwa populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas
II SMK Dua Mei Ciputat tahun pelajaran 2011-2012 yang berjumlah 114 siswa.
Sampel merupakan “sebagian dari populasi”39. Menurut Suharsimi Arikunto,
apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga
penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya, jika jumlah subjeknya
besar dapat diambil antara 10-15 % atau 20-25 % atau lebih.40 Karena populasi
dalam penelitian ini lebih dari 100 maka yang dijadikan sampel adalah 67 orang
siswa atau sekitar 55%.
Cara pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan sampel random atau sampel acak cluster yang diambil dari
beberapa siswa klas II yang jumlahnya tidak sama disetiap kelasnya. Dengan
demikian peneliti memberi hak yang sama kepada setiap subjek untuk
memperoleh kesempatan dipilih menjadi sampel.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini digunakan dua cara yaitu
wawancara dan angket atau kuesioner. Wawancara yang dilakukan untuk
mengetahui data dari guru mengenai pengelolaan kelas dari guru kewirausahaan.
Angket atau kuesioner dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang pendapat
atau pandangan responden mengenai pengelolaan kelas dan motivasi belajar siswa
pada mata pelajaran Kewirausahaan, angket yang digunakan yaitu model skala
atau pilihan ganda dengan menggunakan empat alternatif jawaban.
38 S. Margono, Metodelogi Penelitian Pendidikan, ( Jakarta: Rieneka Cipta,2003 ), Cet.
Ke-2, h. 118 39 S.Margono, Metodelogi Penelitian Pendidikan ......, h.121 40Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rieneka
Cipta, 2002), Cet..Ke-12, h. 112
38
E. Instrumen Penelitian
Berikut ini dikemukakan kerangka instrumen penelitian yang
dikembangkan dari konsep teoritik definisi-definisi ke dalam kisi-kisi.
1. Variabel Pengelolaan Kelas variabel independent (X)
a. Definisi Konseptual
Pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh guru
atau yang membantu guru pada mata pelajaran Kewirausahaan
dengan maksud agar tercapai oleh kondisi yang optimal sehingga
dapat terlaksana keiatan belajar seperti yang diharapkan.
b. Definisi Operasional
Penelitian pengelolaan kelas ini dapat diukur dengan menggunakan
instrumen berupa kuesioner yang berisi 25 butir pertanyaan yang
mencerminkan bagaimana guru mengelola kelas.
c. Kisi-kisi Instrumen Penelitian Pengelolaan Kelas (X)
Untuk mengumpulkan data, angket yang digunakan sebagai
instrumen pada variabel pengelolaan kelas. Sngket dikembangkan
berdasarkan kisi-kisi berikut :
39
Table 3.1
Kisi-kisi Instrumen
Pengelolaan Kelas Guru
Dimensi Indikator Item
1. Pengelolaan fisik
2. Pengelolaan siswa
a. Mengatur
tempat duduk
siswa.
b. Mengatur
media
pengajaran.
c. Mengatur
keindahan dan
kebersihan
ruang kelas.
d. Mengatur
ventilasi dan
tata cahaya.
a. Menunjukkan
sikap tanggap.
b. Memberikan
perhatian saat
KBM
c. Pengelolaan
kelompok
belajar
d. Memotivasi
1, 16,18
2,23
4, 5
11,12
3,21
6,10
7,8
17,22
40
belajar siswa
e. Memberi
teguran
f. Menemukan
dan mengatasi
masalah dalam
pembelajaran.
g. Disiplin guru
di dalam kelas
9, 15,20
13, 19
14,24,25
41
d. Skala pengelolaan kelas (X)
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan skala frekuensi untuk
mengetahui pengelolaan kelas guru Kewirausahaan di SMK Dua
Mei Ciputat. Skala pegelolaan kelas guru Kewirasahaan
mempunyai empat kemungkinan jawaban dan masing-masing
diberi skor sebagai berikut :
Tabel 3.2
Pilihan Jawaban Skor Pertanyaan
Selalu ( SL) 4
Sering (SR) 3
Kadang-kadang (KD) 2
Tidak Pernah (TP) 1
Skala likert pengelolaan kelas disusun sebanyak 25 item. Sebelum skala
pengelolaan kelas digunakan untuk penelitian yang sebenarnya maka diujicobakan
terlebih dahulu untuk mengetahui tingkat validitasnya.
2. Variabel Motivasi Siswa Kewirausahaan (Y)
a. Definisi Konseptual
Motivasi adalah segala sesuatu yang menjadi pendorong tingkah laku yang
menuntut atau mendorong orang untuk memenuhi suatu kebutuhan. Sesuatu yang
dijadikan motivasi itu merupakan suatu keputusan yang ditetapkan individu
sebagai suatu keputusan yang telah ditetapkan individu sebagai suatu kebutuhan
atau tujuan yang nyata ingin dicapai.
b. Definisi Operasional
Motivasi siswa Kewirausahaan dalam penelitian adalah dorongan yang
muncul dari kesadaran siswa untuk melakukan kegiatan belajar pada mata
pelajaran kewirausahaan di kelas III SMK Dua Mei Ciputat. Motivasi itu meliputi
: Mempunyai keinginan untuk belajar, tidak melakukan yang menghambat
motivasi. Motivasi siswa ini diukur dengan menggunakan instrumen berupa
42
kuesioner sebanyak 25 butir item pertanyaan yang mencerminkan kemampuan
guru Kewirausahaan dalam memotivasi siswa belajar, yang meliputi : menguasai
bahan /materi pelajaran, pengelolaan proses KBM, pengelolaan kelas, menguaai
landasan-landasan kependidikan, pengelolaan interasi belajar mengejar, menilai
prestasi siswa, mengenal fungsi program bimbingan dan penyuluhan sekolah,
menggunakan
media belajar/sumber belajar, serta mampu berkomunikasi dan bergaul secara
efektif dengan siswa.
c. Kisi-kisi instrumen penelitian variabel motivasi belajar siswa
Kewirauahaan (Y)
Instrumen penelitian variabel motivasi siswa ini berbentuk angket yang
menggunakan skala frekuensi. Instrumen tersebut dikembangkan
berdasarkan kisi-kisi berikut :
Table 3.3
Kisi-kisi Instrumen
Tentang Motivasi Siswa
Dimensi Indikator Item
1.Perasaan senang dan
bersemangat
2.kreatif dan
komunikatif di dalam
kelas
.
a. Adanya
kebutuhan
dalam belajar
b. Semangat
terhadap
pelajaran
c. Keuletan siswa
dalam belajar
d. Keaktifan
siswa dalam
KBM
1,3,25
4,14,16
17,22,23
2,5,8
43
3.Reward atau
punisment oleh guru
terhadap siswa
e. Adanya hasrat
dan keinginan
berhasil.
a. Adanya
dorongan
dalam belajar
b. Adanya
penghargaan
dalam belajar
c. Adanya sanksi
dalam belajar
d. Pengaturan
disiplin atau
tata tertib.
6,10,18
7,20,21
9,19,24
11,12,13,
15
19,20,23
d. Skala Motivasi Siswa Kewirausahaan
Dalam instrumen penelitian ini, penulis menggunakan skala frekuensi
untuk mengetahui motivasi siswa dalam belajar di SMK Dua Mei Ciputat. Skala
motivasi siswa dalam belajar Kewirausahaan ini mempunyai empat kemungkinan
jawaban dan masing-masing diberi skor sebagai berikut
Tabel 3.4
Pilihan Jawaban Skor Pernyataan
Selalu (SL) 4
Sering (SR) 3
Kadang-kadang (KD) 2
Tidak Pernah (TP) 1
44
Skala likert motivasi siswa disusun sebanyak 25 item. Sebelum skala motivasi
siswa digunakan untuk penelitian yang sebenarnya maka harus diuji cobakan
terlebih dahulu untuk mengetahui tingkat validitasnya.
F. Uji Coba Instrumen
a.Validitas Instrumen
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau
kesahihan suatu instrumen. Instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut
telah sesuai mengukur apa yang hendak diukur.
Selain itu untuk mendapatkan instumen yang valid dilakukan dengan uji coba.
Dari hasil uji coba instrumen diperoleh harga koefisien korelasi antara jumlah
skor setiap item (X), dengan jumlah skor keseluruhan item (Y) dengan
menggunakan rumus product moment:
rxy = N ∑ XY – (∑X)(∑Y)
√{ N ∑ X² - (∑ X)²} { N ∑ Y² - (∑Y)²}
Keterangan:
rxy : Angka indeks korelasi “r” pruduct moment
N : Number of Cases (jumlah data)
∑xy : Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y
∑x : Jumlah hasil skor X
∑y : Jumlah hasil skor Y.41
Hasil perhitungan setiap butir tersebut akan dikonsultasikan dengan “r” tabel,
dengan ketentuan jik “r” hitung lebih besar dari “r” tabel (rhitung > rtabel) maka
butir tersebut dinyatakan valid dan dapat digunakan untuk menjaring data yang
dibutuhkan. Seabaliknya, jika “r” tabel lebih besar “r” hitung maka variabel
tersebut tidak valid dan tidak dapat digunakan untuk menjaring data.
b.Realibilitas Instrumen
41 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, ( Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada,2010), Cet. Ke-XXII, h.206
45
Realibilitas menunjukan pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena
instrumen tersebut sudah baik. Untuk menguji reliabilitas instrumen agar dapat
dipercaya maka digunakan rumus Alpha, yaitu :
Langkah-langkah perhitungan reliabilitas instrumen kedua variabel adalah
sebagai berikut :
1. Membuat lembar kerja berdasarkan skor butir yang diperoleh
2. Menghitung varians tiap butir dengan menggunakan rumus :
∑X²- (∑X)²
ɑ²b = N
N -1
3. Menghitung Varians total dengan rumus :
∑Y²- (∑X)²
ɑ²b = N
N -1
4. Menghitung reliabilitas dengan rumus :
r¹¹ = k 1- ∑ɑ²b
k-1 ∑ɑ²t
keterangan :
r : Realibilitas
k : Banyaknya butir pertanyaan
∑a²b ; Jumlah varians butir
∑a²t : Jumlah varians total
G. Teknik Analisa Data
Adapun teknik analisa data sebagai uji prasyarat adalah :
46
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data
berdistribusi mormal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan adalah
uji Liliefors dengan menggunakan rumus :
L = F (Z ) – S(Z )
Keterangan :
L : Harga mutlak terbesar
F (Z ) : Peluang angka baku
S(Z ) : Proporsi angka baku
Untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi
berdistribusi normal, maka nilai L dikonsultasikan ke dalam tabel
nilai kritis L dengan taraf signifikansi 5% kriteria pengujian populasi
ini dianggap berdistribusi normal jika harga Lhitunglebih kecil dari Ltabel
(angka kritis).
2. Uji Linieritas
Uji linieritas digunakan untuk menguji apakah variabel X dan Y
memiliki hubungan yang linier. Uji linieritas menggunakan rumus
regresi Ŷ = ɑ + bx. Nilai a dan b dapat dihitung dengan menggunakan
rumus sebagai berikut :42
a = (∑Y) (∑X) – (∑XY)
N (∑X²) – (∑X)²
b = N (∑XY) – (∑X) (∑Y)
N (∑X²) – (∑X)²
H. Teknik Pengolahan Data dan Pengujian Hipotesis
1. Teknik Pengolahan Data
Untuk memperoleh data dalam penulisan ini, penulis melakukan
langkah-langkah sebagai berikut :
42Sudjana, Metoda Statiska, Edisi 6, ( Bandung : Tarsito,2005),Cet. Ke-I, h.315
47
a. Editing yaitu memeriksa kembali jawaban daftar pertanyaan yang
diserahkan oleh responden. Kemudian angket tersebut diperiksa
satu persatu, tujuannya untuk mengurangi kesalahan atau
kekurangan yang ada pada daftar pertanyaan yang telah
diselesaikan. Jika ada jawaban yang diragukan atau tidak dijawab,
maka penulis menghubungi responden yang bersangkutan untuk
menyempurnakan jawabannya.
b. Skoring yaitu merupakan tahap pemberian skor terhadap butir-butir
pernyataan yang terdapat dalam angket.
c. Tabulating yaitu setelah diketahui setiap indikatornya, mak seluruh
data tersebut ditabulasikan dalam sebuah tabel untuk kemudian
diketahui perhitungannya.
2. Pengujian Hipotesis
Data yang diperoleh dalam penelitian ini selanjutnya akan diolah
dengan menggunakan analisis statistik dengan menggunakan koefisien
korelasi product moment ( rxyatau rhitung), guna membandingkan hasil
pengukuran dua variabel yang berbeda agar dapat diketahui tingkat
hubungan antara dua variabel tersebut, dengan rumus :
rxy = N ∑XY – (∑X) (∑Y)
√ {N ∑X² - (∑X)²} { N∑Y² - (∑Y)²}
Keterangan :
r xy : Angka indeks korelasi “r” product moment
N : Number of Cases ( Jumlah data)
∑xy : Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y
∑x : Jumlah hasil skor X
∑y : Jumlah hasil Y
Selanjutnya, untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi
terhadap rxy digunakan pedoman sebagai berikut :
48
Pedoman Interpretasi Koefisien korelasi :43
Tabel 3.5
Interpretasi Data
Besarnya “r” Produk
Moment (rxy)
Interpretasi
0,00 -0,20 Antara variabel x dan variabel y memang terdapat
korelasi, akan tetapi korelasi itu sangat lemah/
sangat rendah, sehingga korelasi itu diabaikan.
0,20 -0,40 Antara variabel x dan variabel y memang terdapat
korelasi yang lemah atau rendah
0,40 -0,70 Antara variabel x dan variabel y memang terdapat
korelasi yang sedang atau cukup
0,70 – 0,90 Antara variabel x dan vriabel y memang terdapat
korelasi kuat atau tinggi
0,90 -1,00 Antara variabel x dan variabel y memang terdapat
korelasi yang sangat kuat dan sangat tinggi
3. Interpretasi menggunakan tabel nilai “r” yaitu df = N –nr. Hasilnya
dikonsultasikan pada tabel “r” product moment dari pearson untuk df
pada taraf yang signifikan 1% dan 5%.
4. Mencari kontribusi variabel X dan variabel Y dengan rumus sebagai
berikut :
kd= r² x 100%.
43 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan,...., Cet.Ke-XXII, h.193
49
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. GAMBARAN UMUM SMK DUA MEI CIPUTAT
1. Sejarah Singkat SMK Dua Mei Ciputat SMK Dua Mei terletak di wilayah perbatasan dengan Ibu Kota DKI
Jakarta, tepatnya di Jl. H. Abdul Gani No. 135 Cempaka Putih, Kecamatan
Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten.Kampus Yayasan
Pendidikan Dua Mei, khususnya SMK Dua Mei terletak di daerah Ciputat, suatu
lokasi yang strategis dan kondusif mudah dijangkau siswa yang tinggal di wilayah
Ciputat, Pamulang, Bintaro dan sekitarnya. SMK Dua Mei juga berada di
lingkungan dimana banyak sekolah lain mulai dari tingkat TK, SD, SMP, SMA,
SMK negeri maupun swasta bahkan Perguruan Tinggi yang jaraknya sangat
dekat sekali.
Keadaan seperti itu menjadikan SMK Dua Mei berada di lingkungan
wilayah pendidikan yang mempunyai persaingan sangat tinggi. Oleh karena itu
SMK Dua Mei selalu berbenah diri untuk selalu meningkatkan mutu pendidikan
dan pelayanan sehingga mendorong SMK Dua Mei menjadi sekolah yang
bermutu dan dambaan masyarakat, khususnya masyarakat Ciputat dan sekitarnya.
49
50
SMK Dua Mei berdiri sejak tahun 1989 dengan izin operasional dari
Kanwil Depdikbud Propinsi Jawa Barat Nomor 330/102/Kop/E90, tanggal 25
Agustus 1990. Penyebutan nomenklatur Sekolah Menengah Kejuruan mengalami
perubahan sejak tahun 1999 yang bermula SMEA ( Sekolah Menengah Ekonomi
Atas) menjadi SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) bidangn keahlian Bisnis dan
Manajemen. Status akreditasi yang terakhir diakui dan hasil akreditasi terbaru
adalah terakreditasi.
Pada tahun pertama (1989) sekolah ini menerima sebanyak 2 kelas yang
dibagi dalam 2 jurusan yaitu jurusan keuangan (KU) dan perkantoran (PK).
Sedangkan pada tahun ke-16 jumlah kelas meningkat menjadi 19 kelas yang
dibagi dalam 3 jurusan (sekarang disebut program keahlian) yaitu jurusan
Akuntasi (AK), Administrasi Perkantoran (AP) dan Penjualan (PJ). Dan pada
tahun ajaran 2009/2010 jumlah kelas sebanyak 11 kelas yang dibagi dalam
jurusan Akuntasi (AK), Administasi Perkantoran (AP) dan Tata Niaga/Penjualan
(TN).
Jumlah siswa kelas I tahun pertama (1989) sekolah ini menerima siswa
sebanyak 2 kelas yang dibagi dalam 2 jurusan yaitu jurusan keuagan (KU) dan
perkantoran (PK). Sedangkan pada tahun ke-16 jumlah kelas meningkat menjadi
19 kelas yang dibagi dalam 3 jurusan ( sekarang disebut program keahlian) yaitu
jurusan Akuntasi (AK), Administrasi Perkantoran (AP) dan Penjualan (PJ). Dan
pada tahun ajaran 2009/2010 jumlah kelas sebanyak 11 kelas yang dibagi dalam
jurusan Akuntasi (AK), Administrasi Perkantoran (AP) dan Tata Niaga/Penjualan
(TN).
Jumlah siswa kelas 1 tahun pertama (1989) sebanyak 92 siswa. Dan tahun
ajaran 2009/2010 jumlah siswa kelas 1 sebanyak 129 siswa. Rata-rata presentase
dari lulusan siswa mulai dari tahun pertama hingga tahun ajaran 2009/2010
sebesar 99,9 %.
Sejak awal berdirinya SMK Dua Mei dipimpin oleh bapak Drs. E. Kosasih
yang menjabat sejak 1990-2002. Selanjutnya kepala sekolah dijabat oleh Bapak
Usep Fanji, S.Pd. dan saat ini kepala sekolah dijabat oleh Bapak Drs. E. Kosasih
kembali sejak 2007 hingga saat ini. Kepala sekolah dibantu oleh wakil kepala
51
sekolah bidang kurikulum pertama Ibu. Dra. Dwi Antiningsih dan bidang
kesiswaan Ibu. susilawati Ariadi, selanjutnya wakil kepala sekolah bidang
kurikulum saat ini yaitu Bapak. Drs. Syamsul Bahri, dan bidang kesiswan Ibu.
Susi Herawati S.Pd.
2. Visi dan Misi SMK Dua Mei Ciputat
A. Visi
Mewujudkan peserta didik yang cinta akan prestasi , santun dalam
berbahasa, ramah dalam bergaul, maju dalam IPTEK dan berakhlaq mulia
serta dilandasi IMTAQ
B. Misi
a. Menghasilkan lulusan yang profesional dan siap bersaing untuk
memasuki lapangan kerja.
b. Menghasilkan tamatan yang profesional, mandiri dan berdedikasi
tinggi.
c. Memberikan layanan kepada masyarakat melalui pendidikan dan
pelatihan Bisnis Manajemen yang memuaskan.
d. Meningkatkan dan mengembangkan kompetensi SDM untuk
mendukung tercapainya kualitas tamatan yang mempunyai daya
saing tinggi.
e. Mengembangkan potensi, minat dan bakat siswa/i dalam
berwirausaha, berolahraga dan berorganisasi agar memiliki sikap
disiplin, trampil, mandiri dan produktif.
f. Terwujudnya perpustakaan yang representatif sebagai penyedia
informasi ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan agama.
3. TUJUAN SEKOLAH SMK DUA MEI TANGGERANG SELATAN
Tujuan Pendidikan Menengah Kejuruan
Tujuan Pendidikan Menengah Kejuruan adalah meningkatkan
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan
untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai
dengan kejuruannya.
52
TUJUAN SEKOLAH
3.1 Tujuan SMK DUA MEI
Sekolah menengah kejuruan SMK DUA MEI merupakan bagian
dari Pendidikan menengah kejuruan dalam system pendidikan
Nasional dan mempunyai tujuan :
3.1.1 Mengutamakan penyiapan siswa untuk memasuki lapangan
kerja
serta mengembangkan sikap profesional.
3.1.2 Menyiapkan siswa agar mampu memiliki karier, berkembang
serta mampu mengembangkan diri.
3.1.3 Menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi
kebutuhan dunia usaha/ dunia industri pada saat ini dan pada
masa yang akan datang.
3.1.4 Menyiapkan tamatan agar menjadi warga Negara yang
Pancasilais, produktif, adaptif, kreatif dan inovatif.
3.1.5 Menyiapkan tamatan yang mandiri didalam
berusaha/berkarya, serta mampu menciptakan lapangan kerja
baru.
Tujuan Program Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen
3.2 Program Keahlian Akuntansi
Tujuan program keahlian Akuntansi membekali peserta didik
dengan
keterampilan, pengetahuan dan sikap agar kompeten dalam :
3.2.2 Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta diklat
3.2.3 Mendidik peserta diklat agar menjadi warga negara yang
bertanggung jawab.
3.2.4 Mendidik peserta diklat agar dapat menerapkan hidup
sehat, memiliki wawasan pengetahuan dan seni
53
3.2.5 Mendidik peserta diklat dengan keahlian dan
keterampilan dalam bidang keahlian Bisnis dan
Manajemen khususnya Program Keahlian Akuntansi agar
dapat bekerja baik secara mandiri atau mengisi lowongan
pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia industri
sebagai tenaga kerja tingkat menengah
3.2.6 Mendidik peserta diklat agar mampu memilih karir,
berkompetisi, dan mengembangkan sikap profesional
dalam bidang keahlian Bisnis dan Manajemen khususnya
Program Keahlian Akuntansi.
3.2.7 Membekali peserta diklat dengan ilmu pengetahuan dan
keterampilan sebagai bekal bagi yang berminat untuk
melanjutkan pendidikan.
3.3 Program Keahlian Administrasi Perkantoran
3.3.1 Tujuan program keahlian Sekretaris membekali peserta didik
dengan keterampilan, pengetahuan dan sikap agar kompeten dalam
3.3.2 Menerapkan dan mengembangkan kemampuan
berkomunikasi
baik lisan maupun tertulis dengan relasi dengan
memperhatikan norma dan lingkungan masyarakat;
3.3.3 Menerapkan dan mengembangkan kemampuan teknologi
informasi untuk melaksanakan tugas secara efektif dan
efisien;
2.3.3 Menerapkan dan mengembangkan kemampuan untuk
merencanakan, melaksanakan, mengorganisasi, dan
mengevaluasi tugas yang menjadi tanggungjawabnya;
2.3.4 Menerapkan dan mengembangkan kemampuan dalam
mengelola surat/dokumen sesuai standar operasi dan
prosedur untuk mendukung tugas pokok lembaga;
2.3.5 Menerapkan dan mengembangkan pelayanan terhadap
relasi sehingga diperoleh manfaat masing-masing pihak;
54
2.3.6 Menerapkan dan mengembangkan kemampuan mengelola
administrasi keuangan sehingga segala aspek keuangan
dapat dilaporkan dan dipertanggungjawabkan.
2.4 Program Keahlian Penjualan
Tujuan program keahlian Penjualan membekali peserta didik
dengan
keterampilan, pengetahuan dan sikap agar kompeten dalam
2.4.1 Menata produk
2.4.2 Melakukan Negosiasi
2.4.3 Melakukan Konfirmasi Keputusan Pelanggan
2.4.4 Melakukan Proses Administrasi Transaksi
2.4.5 Mempersiapkan dan mengoperasikan Peralatan Transaksi
di lokasi Penjualan
2.4.6 Melakukan penyerahan atau pengiriman produk
2.4.7 Menagih Pembayaran (Hasil Penjualan)
2.4.8 Menemukan Peluang Baru Dari Pelanggan
B. Keadaan Sekolah
1. Identitas Sekolah
1.1. Nama Sekolah : SMK Dua Mei
1.2. Status : Terakreditasi
1.3. Alamat Sekolah :Jl.H.Abd.Gani No.135
Ciputat Kota Tangerang
Selatan Banten
1.4. Kode Pos : 15412
1.5. Telepon : (021) 7490034
1.6. Didirikan Pada Tanggal : 25 Agustus 1990
1.7. Nomor Statistik : 344020417014
1.8. Nomor Data Sekolah : B 04054205
55
1.9. Diresmikan (Induk) : 1988/1989
1.10. Status Tanah : Milik Sendiri
1.11. Luas Tanah : 2280 m2
1.12. Luas Bangunan : 752 m2
1.13. Luas Pekarangan : 288,00 m2
2. Nama – Nama Kepala Sekolah
Tabel 4.1
NO PERIODE NAMA
1 1989 s.d 2002 Drs. E. Kosasih
2 2002 s.d 2007 Usep Fanji S. Pd
3 2007 s.d Sekarang Drs. E. Kosasih
3. Bangunan / Keadaan Fisik terdiri dari :
Tabel 4.2
NO BANGUNAN LUAS
1 Ruang belajar / Kelas 63 m2 x 13 = 819 m263 m2 x
13 = 819 m2
2 Ruang Guru 4 x 10 = 40 m2
3 Ruang TU 63 m2
4 Ruang Kepala Sekolah 6 m2
5 Ruang Perpustakaan 63 m2
6 Ruang Laboratorium IPA 9 x 7 = 63 m2
7 Ruang laboratorium Bahasa 9 x 7 = 63 m2
8 Ruang BK 3 x 3 = 9 m2
9 Ruang Mushollah 80 m2
10 Ruang Gudang 21 m2
11 Kamar Mandi / WC Guru 4 m2
12 Kamar Mandi / WC Siswa 21 m2
13 Ruang Penjaga 32 m2
14 Ruang Lab. Komputer 64 m2
15 Ruang Pos Satpam 5 m2
56
16 Ruang Osis 9 m2
17 Ruang Koperasi 40 m2
18 Ruang UKS 64 m2
19 Lapangan Olahraga 210 m2
20 Tempat Parkir 500 m2
21 Taman 215 m2
22 Kebun 150 m2
Adapun Perangkat Lunak yang dimiliki oleh SMK Dua Mei Ciputat yaitu terdiri
dari
Tabel 4.3
NO PERALATAN JUMLAH
1 Meja 400 Buah
2 Meja Tamu 2 Set
3 Kursi 800 Buah
4 Lemari 20 Buah
5 Filling Kabinet 5 Set
6 Berangkas 1 Unit
7 Rak Simpan 8 Buah
8 Peralatan Laboratorium 1 Unit
9 Peralatan Olah Raga 1 Unit
10 Komputer 30unit
4. Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Untuk menunjang kelancaran Proses Belajar Mengajar (PBM), perlu
didukung tenaga guru, staf TU, Pustakawan, Keamanan dan Penjaga Sekolah.
Oleh karena itu ketenagaan yang ada di lingkungan SMK Dua Mei Kecamatan
Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan sebagai berikut :
a. Tenaga Pengajar dan Staff
Tabel 4.4
Guru Tidak Tetap (GTT) -
Guru tetap 24 Orang
57
Guru DPK 4 Orang
TU Tetap 4 Orang
Security 3 Orang
Pustakawan 1 Orang
Jumlah 36 Orang
b. Keadaan Guru SMK Dua Mei
Tabel 4.5
NO. NAMA JABATAN STATUS 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30.
Drs.E.Kosasih Syamsul Bahri,SPd. Susi Herawati SPd. Dra. Maulida Bustami Ahmad Rosani ,SPd Siti Chadijah, SPd. Icih SPd. Dra.Susilawati Ariadi Dra.Hj.Siti Barkah Drs.Alifudin Indriyanti SPd. Drs. Damri A.Kahar Drs.Yusmarsono Drs. Aris Darmawan Irmayani, SPd.I Dra. Sugihastuti Wiwin Indarsih SPd. M.Gunawan S.Kom Pri Hastuti SPd. Nurul Asyiah SPd. Diah Sugihati, SPd Sochibul Munir Ssi Mas`amah SPd. Suharyanto SPd. Nurmala, SPd. Deni Kusnedi,SE Dudu Hardian S.Kom Dudi Iswanto Amin Gemail Kusnadi
Kepala Sekolah Wakakur Wakasis Guru Bahasa Inggris Guru Bahasa Inggris Kaprog Perkantoran Guru Pemasaran Guru Akuntansi Guru Pendidikan Agama Islam Guru Pendidikan Agama Islam Guru Akuntansi Guru Akuntansi Guru Seni Budaya Guru Penjaskes Guru Pendidikan Agama Islam Kaprog Akuntansi Guru Bahasa Indonesia Guru Komputer Guru Kewirausahaan Guru Matematika Guru Bahasa Jepang Guru Matematika Guru IPA Guru Pemasaran Guru Pemasaran Guru PKN Guru Komputer Tata Usaha Tata Usaha Tata Usaha
PNS DPK GTT PNS DPK PNS DPK GTY PNS DPK PNS DPK GTT GTT GTY GTT GTT GTT GTY GTY GTY GTY GTY GTY GTY GTY GTY GTY GTT GT GT GT Honorer Honorer Honorer
58
31 Saidih Pustakawan Honorer Dari sejumlah guru, hanya 9% yang berstatus guru PNS/DPk. Sisanya 81
% guru GTY .
c. Keadaan Peserta Didik
1).Jumlah peserta didik
Jumlah siswa SMK Dua Mei tahun pelajaran 2010/2011 ialah sbb
:
a) Kelas X
Siswa yang mendaftarkan diri ke SMK Dua Mei Ciputat pada tahun
pelajaran 2010/2011 sebanyak 180 Orang, sedangkan yang diterima
dan mengembalikan formulir pendaftaran sebanyak 110 Orang.
Dengan perincian sebagai berikut :
Tabel 4.6 Jenis Kelamin Jumlah
Laki-laki 38 Orang
Perempuan 72 Orang
Total 110 Orang
b) Kelas XI
Jumlah siswa kelas XI yaitu :
Tabel 4.7
Jenis Kelamin Jumlah
Laki-laki 45 Orang
Perempuan 75 Orang
Total 120 Oang
c) Kelas XII
Jumlah siswa kelas XII yaitu :
Tabel 4.8 Jenis Kelamin Jumlah
Laki-laki 35 Orang
59
Perempuan 79 Orang
Total 114 Orang
Jumlah peserta didik pada tahun pelajaran 2010/2011 seluruhnya berjumlah
341 orang. Penyebaran jumlah peserta didik antar kelas merata. Peserta didik di
kelas XI dan XII masing-masing ada 3 rombongan belajar yang terdiri dari
program keahlian administrasi perkantoran, akuntansi dan pemasaran, sedangkan
Peserta didik kelas kelas X terdiri dari 4 rombongan belajar, Administrasi
Perkantoran 2 rombel, Akuntansi 1 rombel dan Pemasaran 1 rombongan belajar.
Keadaan Tidak Naik Kelas dan Putus Sekolah /Droup Out
Tidak Naik Kelas dan Putus Sekolah Tahun Pelajaran 2010/2011
Tabel 4.9
Tahun Kelas Jumlah Tidak Naik
Putus
Sekolah/DO/pindah Pelajaran
2010/ 2011
I
II
III
123
117
131
1
1
0
2
2
0
5. Prestasi yang pernah diraih/dicapai Sekolah
1) Bidang Akademis :
Juara 1 LKS Tingkat Gugus 2 Ciputat Tangerang-Selatan Program
Perkantoran
Juara 3 LKS Debat Bahasa Inggris tingkat Gugus 2
Juara 3 LKS Tingkat Tangsel untuk Program Perkantoran
2) Bidang Non akademis:
Juara I MACHINE CUP FUTSAL COMPETITIONSejabodetabek
memperebutkan Piala bergilir Dekan Fakultas Teknis Universitas
Pembangunan Nasional ”Veteran” Jakarta – dilaksanakan tgl.18
Pebruari s.d 20 Maret 2008
Juara 1 Lomba Paskibra Tingkat SLTA sejabodetabek Tahun 2009
Juara 2 Lomba Paskibra Tingkat SLTA sejabodetabek tahun 2010
60
B. Deskripsi Hasil Penelitian
1. PENGELOLAAN KELAS (Variabel X) Pengelolaan kelas diukur denngan menggunakan angket yang
disebarkan kepada responden sebanyak 67 siswa kelas XI. Angket yang
telah diisi oleh responden kemudian diberi skor, diolah kemudian
dianalisis untuk mencari rata-rata (mean). Untuk menginterpretasikan data,
niilai mean yang telah didapat kemudian dikonsultasikan dengan tabel
interpretasi Pengelolaan Kelas. Jumlah skor hasil angket tiap responden
dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 4.10
Skoring Hasil Angket Pengelolaan Kelas (Variabel X)
No Score No Score No Score No Score No Score No Score No Score 1 64 11 72 21 53 31 52 41 67 51 51 61 64 2 60 12 52 22 67 32 67 42 63 52 60 62 61 3 56 13 57 23 54 33 66 43 66 53 67 63 55 4 59 14 53 24 51 34 73 44 60 54 56 64 62 5 53 15 50 25 65 35 53 45 53 55 54 65 52 6 65 16 57 26 52 36 62 46 62 56 43 66 58 7 61 17 69 27 55 37 50 47 61 57 60 67 57 8 61 18 63 28 70 38 55 48 55 58 53 9 61 19 40 29 58 39 66 49 53 59 56 total 10 50 20 58 30 58 40 64 50 53 60 54 3908
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa skor tertinggi didapat oleh
responden no 34 dengan skor 73. Sedangkan skor terendah didapat oleh
responden dengan no 19 dengan skor 40. Data jumlah skor angket
tersebut, kemudian dianalisis melalui langkah-langkah sebagai berikut:
1) Membuat tabel distribusi frekuensi, dengan terlebih dahulu
menentukan:
a. Range (R)
R = nilai tertinggi – nilai terendah
= 73 – 40
61
= 33
b. Banyaknya Kelas (k)
K = 1 + 3,322 log n
= 1 + 3,322 log 67
= 1 + 3,322 (1,826)
= 1 + 6,066
= 7,066 ≈ 7
c. Interval Kelas (c)
R c =
k 33 = 7 = 4,714 ≈ 5
Tabel 4.11
Distribusi FrekuensiPengelolaan Kelas
Interval
Kelas fi xi fixi Prosentase (%)
Batas
Bawah
Batas
Atas
40-44 2 42 84 2,99 39,5 44,5
45-49 0 47 0 0 44,5 49,5
50-54 20 52 1040 29,85 49,5 54,5
55-59 15 57 855 22,39 54,5 59,5
60-64 17 62 1054 25,37 59,5 64,5
65-69 10 67 670 14,93 64,5 69,5
70-74 3 72 216 4,48 69,5 74,5
Jumlah 67 3919 100
Untuk mempermudah penafsiran data Pengelolaan Kelas, maka
data digambarkan dalam bentuk grafik histogram, sebagai berikut:
62
Gambar 4.1
Grafik Histogram Variabel Pegelolaan Kelas (X)
Berdasarkan tabel grafik histogram, frekuensi kelas tertinggi
variabel pengelolaan kelas yaitu terletak pada interval kelas ke-3 dengan
rentang nilai 49,5-54,5, artinya responden yang mendapatkan skor antara
49,5-54,5 berjumlah 20 orang responden yang berada pada urutan atau
kelas ke-3. Sedangkan frekuensi relatif kelas terendah yaitu terletak pada
interval ke-2 dengan rentang nilai 44,5-49,5, artinya responden yang
mendapatkan skor 44,5-49,5 berjumlah 0 atau tidak ada yang berada pada
urutan atau kelas ke-2. (proses perhitungan dapat dilihat pada lampiran 18)
2) Menentukan nilai mean (rata-rata)
Nilai mean ditentukan dengan menggunakan rumus:
∑ fixi X = ∑ fi Dari tabel 4.9 diketahui: ∑ fixi = 3919 dan ∑ fi = 67
24
22
20
18
16
14
12
10
8
6
4
2
39,5 44,5 49,5 54,5 59,5 64,5 69,5 74,5 Interval
63
Maka: 3919 X = 67 = 58,49 ≈ 58
Dari perhitungan di atas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata
(mean) variabel pengelolaan kelas adalah sebesar 58,49, range 33, skor
minimun 40, dan skor maksimum 73.
Untuk menentukan tinggi rendahnya rata-rata dari disiplin kerja
dapat diperoleh dengan cara sebagai berikut:
a. Mencari rentang nilai untuk kategori sedang diperoleh dengan cara
rata-rata skor pengelolaan kelas dikurangi simpangan baku sampai
dengan rata-rata ditambah simpangan baku.
58,49 – 6,58 = 51,91
58,49 + 6,58 = 65,07
Jadi, untuk kategori sedang rentang nilainya 51,91 – 65,07.
b. Menentukan rentang nilai untuk kategori tinggi yaitu skor yang
berada di atas 65,07 sampai dengan skor tertinggi yaitu 73. Dengan
demikian skor untuk kategori tinggi berada antara 65,08-73.
c. Menentukan rentang nilai untuk kategori rendah yaitu dengan
menentukan skor yang berada dibawah 51,91 sampai skor terendah
yang diperoleh. Dengan demikian skor untuk kategori rendah
berada antara 40 – 51,90.
Lebih jelasnya diinterpretasikan sebagai berikut:
No Interval Frekuensi Persentase Kategori 1 40 – 51,90 7 10,45% Rendah 2 51,91 – 65,07 49 73,13% Sedang 3 65,08 – 73 11 16,42% Tinggi
Berdasarkan ketentuan di atas dapat disimpulkan bahwa nilai rata-
rata pengelolaan kelas (58,49) termasuk kategori sedang. Artinya
64
pelaksanaan pengelolaan kelas di SMK Dua Mei Ciputat sudah berjalan
cukup baik atau sedang.
2. Data Motivasi Belajar Siswa (Variabel Y)
Motivasi belajar siswa diukur dengan menggunakan angket yang
disebarkan kepada responden sebanyak 67 siswa kelas XI. Angket yang
telah diisi oleh responden kemudian diberi skor, diolah kemudian
dianalisis untuk mencari rata-rata (mean). Untuk menginterpretasikan data,
niilai mean yang telah didapat kemudian dikonsultasikan dengan tabel
interpretasi Motivasi belajar siswa. Jumlah skor hasil angket tiap
responden dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 4.12
Skoring Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa (Variabel Y)
N
o
Scor
e
N
o
Scor
e
N
o
Scor
e
N
o
Scor
e
N
o
Scor
e
N
o
Scor
e
N
o
Scor
e
1 73 11 72 21 80 31 78 41 72 51 68 61 66 2 75 12 69 22 62 32 54 42 67 52 71 62 77 3 77 13 72 23 68 33 79 43 71 53 78 63 73 4 61 14 75 24 69 34 80 44 66 54 67 64 70 5 62 15 66 25 63 35 68 45 62 55 70 65 79 6 62 16 61 26 63 36 77 46 78 56 53 66 57 7 64 17 49 27 57 37 59 47 63 57 73 67 64 8 66 18 75 28 76 38 69 48 67 58 73
9 77 19 63 29 57 39 73 49 59 59 72 Jml
10 68 20 64 30 76 40 70 50 59 60 67 4571
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa skor tertinggi didapat oleh
responden no 34 dan 21 dengan skor 80. Sedangkan skor terendah didapat
oleh responden dengan no 17 dengan skor 49. Data jumlah skor angket
tersebut, kemudian dianalisis melalui langkah-langkah sebagai berikut:
65
1) Membuat tabel distribusi frekuensi, dengan terlebih dahulu
menentukan:
a. Range (R)
R = nilai tertinggi – nilai terendah
= 80 – 49
= 31
b. Banyaknya Kelas (k)
K = 1 + 3,322 log n
= 1 + 3,322 log 67
= 1 + 3,322 (1,826)
= 1 + 6,066
= 7,066 ≈ 7
c. Interval Kelas (c)
R c =
k 31 = 7 = 4,429 ≈ 4
Tabel 4.13
Distribusi Frekuensi Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa
Interval Kelas fi xi fixi
Prosentase (%)
Batas Bawah
Batas Atas
49-52 1 51,5 51,5 1,49 48,5 52,5
53-56 2 54,5 109 2,99 52,5 56,5
57-60 6 58,5 351 8,96 56,5 60,5
61-64 13 62,5 812,5 19,40 60,5 64,5
65-68 12 66,5 798 17,91 64,5 68,5
69-72 12 70,5 846 17,91 68,5 72,5
73-76 10 74,5 745 14,93 72,5 76,5
66
77-80 11 78,5 863,5 16,42 76,5 80,5
Jumlah 67 4576,5 100
Untuk mempermudah penafsiran data motivasi belajar siswa, maka
data digambarkan dalam bentuk grafik histogram, sebagai berikut:
Gambar 4.2
Grafik Histogram Variabel Motivasi Belajar Siawa(Y)
Berdasarkan tabel grafik histogram, frekuensi kelas tertinggi
variabel motivasi belajar siswa yaitu terletak pada interval kelas ke-4
dengan rentang nilai 60,5-64,5, artinya responden yang mendapatkan skor
antara 60,5-64,5 berjumlah 13 pada urutan atau kelas ke-4. Sedangkan
frekuensi relatif kelas terendah yaitu terletak pada interval ke-1 dengan
48,5 52,5 56,5 60,5 64,5 68,5 72,5 76,5 80,5 Interval
14
13
12
11
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
67
rentang nilai 48,5-52,5, artinya responden yang mendapatkan skor antara
48,5-52,5 berjumlah 1 orang responden berada pada urutan atau kelas ke-
1. (proses perhitungan dapat dilihat pada lampiran 19)
2) Menentukan nilai mean (rata-rata)
Nilai mean ditentukan dengan menggunakan rumus:
∑ fixi X = ∑ fi Dari tabel 4.11 diketahui: ∑ fixi = 3919 dan ∑ fi = 67
Maka: 4576,5 X = 67 = 68,31 ≈ 58
Dari perhitungan di atas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata
(mean) variabel motivasi belajar siswa adalah sebesar 68,31, range 31,
skor minimun 49, dan skor maksimum 80.
Untuk menentukan tinggi rendahnya rata-rata dari motivasi belajar
siswa dapat diperoleh dengan cara sebagai berikut:
a. Mencari rentang nilai untuk kategori sedang diperoleh dengan cara
rata-rata skor motivasi belajar siswa dikurangi simpangan baku sampai
dengan rata-rata ditambah simpangan baku.
68,31 – 7,23 = 61,08
68,31 + 7,23 = 75,54
Jadi, untuk kategori sedang rentang nilainya 61,08 – 75,54.
b. Menentukan rentang nilai untuk kategori tinggi yaitu skor yang berada
di atas 75,54 sampai dengan skor tertinggi yaitu 80. Dengan demikian
skor untuk kategori tinggi berada antara 75,55-80.
c. Menentukan rentang nilai untuk kategori rendah yaitu dengan
menentukan skor yang berada di bawah 60,99 sampai skor terendah
yang diperoleh. Dengan demikian skor untuk kategori rendah berada
antara 49 - 61,07
68
Lebih jelasnya diinterpretasikan sebagai berikut:
No Interval Frekuensi Persentase Kategori 1 49 – 61,07 11 16,42% Rendah 2 61,08 – 75,54 43 64,18% Sedang 3 75,55 – 80 13 19,40% Tinggi
Berdasarkan ketentuan di atas, dapat disimpulkan bahwa nilai rata-
rata motivasi belajar siswa (68,31) termasuk kategori sedang. Artinya
motivasi belajar siswa SMK Dua Mei Ciputat sudah cukup baik atau
sedang.
C. Pengujian Prasyarat Analisis Data
1. Uji Normalitas Berdasarkan pengujian normalitas yang menggunakan uji Liliefors,
nilai kritis L (Ltabel) dari N = 67 dengan taraf signifikan 5% adalah 0,886. Pada
variabel X, nilai Lhitungterbesar adalah 0,0816 (lampiran 21), sedangkan
variabel Y diperoleh nilai Lhitungterbesar adalah 0,0576 (lampiran 22).
Berdasarkan nilai Lhitungkedua variabel tersebut terlihat bahwa Lhitunglebih kecil
dari Ltabel(angka kritis), yang berarti bahwa sampel berasal dari populasi
berdistribusi normal. Dengan demikian, syarat distribusi normal dapat
dipenuhi sebagai prasyarat untuk pengujian dengan teknik korelasi product
moment.
2. Uji Linearitas Berdasarkan pengujian linearitas menggunakan uji regresi sederhana
antara kedua variabel penelitian diperoleh persamaan Ŷ = 5,17 + 1,08X
(lampiran 23). Persamaan tersebut digunakan untuk melihat hubungan
fungsional antara pengelolaan kelas dengan motivasi belajar siswa di dalam
kelas. Adapun grafik persamaan Ŷ = 5,17 + 1,08X
69
Model Hubungan Antara Variabel X dengan Y dapat dijelaskan dalam
Grafik berikut ini : Gambar 4.3. Garis Regresi Linier
Berdasarkan gambar diagram pencar di atas dapat dilihat bahwa letak
titik-titik regresi variabel X dan variabel Y terletak diantara sekitar garis
regresi, sehingga dapat diduga bahwa regresi linier.
D. Pengujian Hipotesis Setelah data yang diperoleh dari jawaban responden dianalisis secara
deskriptif dengan menggunakan nilai persentase frekuensinya, maka
selanjutnya akan dicari korelasi antara kedua variabel penelitian dengan
menggunakan rumus korelasi product moment. Dalam menggunakan
perhitungan angka indeks korelasi mengacu pada skor asli yang tertera
dibawah ini:
Tabel 4.14
Skor Angket Responden Variabel X dan Variabel Y
NO X Y X2 Y2 XY 1 40 49 1600 2401 1960 2 43 53 1849 2809 2279 3 50 54 2500 2916 2700 4 50 57 2500 3249 2850 5 50 57 2500 3249 2850
y = 1.08x + 5.17
-50050100150200
-100 0 100 200
PEN
GEL
OLA
AN
KEL
AS
MOTIVASI BELAJAR SISWA
Gambar 1. Diagram Pencar Pengelolaan Kelas dan Motivasi Belajar Siswa
Series1Linear…
70
6 51 57 2601 3249 2907 7 51 59 2601 3481 3009 8 52 59 2601 3481 3009 9 52 59 2704 3481 3068 10 52 61 2704 3721 3172 11 52 61 2704 3721 3172 12 53 62 2704 3844 3224 13 53 62 2809 3844 3286 14 53 62 2809 3844 3286 15 53 62 2809 3844 3286 16 53 63 2809 3969 3339 17 53 63 2809 3969 3339 18 53 63 2809 3969 3339 19 53 63 2809 3969 3339 20 54 64 2809 4096 3392 21 54 64 2916 4096 3456 22 54 64 2916 4096 3456 23 55 66 2916 4356 3564 24 55 66 3025 4356 3630 25 55 66 3025 4356 3630 26 55 66 3025 4356 3630 27 56 67 3025 4489 3685 28 56 67 3136 4489 3752 29 56 67 3136 4489 3752 30 57 67 3136 4489 3752 31 57 68 3249 4624 3876 32 57 68 3249 4624 3876 33 58 68 3249 4624 3876 34 58 68 3364 4624 3944 35 58 69 3364 4761 4002 36 58 69 3364 4761 4002 37 59 69 3364 4761 4002 38 60 70 3481 4900 4130 39 60 70 3600 4900 4200 40 60 70 3600 4900 4200 41 60 71 3600 5041 4260 42 61 71 3600 5041 4260 43 61 72 3721 5184 4392 44 61 72 3721 5184 4392
71
45 61 72 3721 5184 4392 46 61 72 3721 5184 4392 47 62 73 3721 5329 4453 48 62 73 3844 5329 4526 49 62 73 3844 5329 4526 50 63 73 3844 5329 4526 51 63 73 3969 5329 4599 52 64 75 3969 5625 4725 53 64 75 4096 5625 4800 54 64 75 4096 5625 4800 55 65 76 4096 5776 4864 56 65 76 4225 5776 4940 57 66 77 4225 5929 5005 58 66 77 4356 5929 5082 59 66 77 4356 5929 5082 60 67 77 4489 5929 5159 61 67 78 4489 6084 5226 62 67 78 4489 6084 5226 63 67 78 4489 6084 5226 64 69 79 4761 6241 5451 65 70 79 4900 6241 5530 66 72 80 5184 6400 5760 67 73 80 5329 6400 5840 ∑ 3908 4571 229035 315297 268655
Setelah keseluruhan data dihitung maka dapat diketahui N = 67, ∑X=
3908, ∑Y= 4571, ∑X2= 229035, ∑Y2= 315297, ∑XY= 268655, maka dapat
dicari indeks korelasinya dengan menggunakan rumus product moment.
rxy = 18069364 - 17863468 √ 190466 X 230858 rxy = 205896 √ 43970599828 rxy = 205896 209691.678
2222
YYnXXn
YXXYnr xy
72
rxy = 0.981898767
Berdasarkan perhitungan di atas, angka korelasi varibel X dan variable
Y adalah sebesar 0,982. Jumlah ini berada diantara 0,80-1,000 yang berarti
korelasi antara kedua variabel termasuk dalam kategori sangat tinggi.
Selanjutnya, untuk menguji kebenaran hipotesa yang diajukan,
dilakukan dengan cara membandingkan besarnya rhitungdengan rtabeldalam
product moment. Sebelum membandingkan, terlebih dahulu dihitung derajat
kebebasan (degree of freedom) dengan rumus:
df = N – nr
= 67 – 2
= 65
Setelah diperoleh ”df” maka dapat dicari besarnya rtabelproduct
moment. Maka diperoleh nilai "r" dengan N = 65 pada taraf signifikansi 5%
sebesar 0,250 sedangkan taraf signifikasi 1% sebesar 0,325.
Dengan demikian "rxy" atau rhitung pada taraf signifikan 5% lebih besar
dari rtabel (0,982 > 0,250) pada taraf ini Ho ditolak dan Ha diterima. Demikian
juga pada taraf signifikan 1%, rhitung lebih besar dari rtabel (0,982 > 0,325 pada
taraf ini Ho ditolak dan Ha diterima.
Dengan demikian pada taraf 5% dan 1% terdapat pengaruh diantara
kedua variabel dengan kategori sangat tinggi. Hal tersebut menunjukkan
bahwa antara pengelolaan kelas dengan motivasi belajarsiswa memiliki
pengaruh yang signifikan.
Selanjutnya dilakukan analisis determinasi dari angka indeks korelasi
(rxy)product moment yang telah diperoleh dengan rumus:
KD = r2 x 100%.
= (0,981898767)2x 100%
= 96,41%
Dari penghitungan di atas dapat diketahui koefisien determinasi
sebesar 96,41%. Hal ini menunjukan bahwa variabel X (Pengelolaan Kelas)
mempengaruhi/memberi kontribusi variabel Y (Motivasi Belajar Siswa)
73
sebesar 96,41%. Adapun sisanya sebesar 3,59% adalah dari faktor-faktor lain
yang mempengaruhi motivasi belajar siswa seperti kemampuan pengelolaan
interaksi belajar mengajar dan SDM guru itu sendiri.
Dari hasil harga thitungyang lebih besar dari harga ttabel, kesimpulan yang
dapat diambil adalah tinggi rendahnya motivasi belajar siswa dipengaruhi oleh
pengelolaan kelas yang baik. Semakin baik pengelolaan kelas yang dilakukan
oleh guru maka semakin baik motivasi belajar siswa SMK Dua Mei Ciputat.
E. Pembahasan Berdasarkan hasil penghitungan korelasi product moment antara
pengelolaan kelas dan motivasi belajar siswa di SMK Dua Mei Ciputat, bahwa
hipotesa alternatif (Ha= terdapat pengaruh positif yang signifikan antara
pengelolaan kelas pengaruhnya terhadap motivasi belajar siswa di SMK Dua
Mei Ciputat) yang diajukan dalam hipotesis penelitian pada bab II dapat
diterima. Ini berarti, terdapat pengaruh positif yang signifikan antara
pengelolaan kelas terhadap motivasi belajar siswa SMK Dua Mei Ciputat.
Berdasarkan penghitungan yang diperoleh dari koefisien korelasi (r) sebesar
0,982 dan diketahui bahwa Harga kritik “r” pada taraf signifikasi 0,05 adalah
sebesar 0,250 ini berarti rhitung> rtabel(0,982 > 0,250).Hal ini berarti terdapat
pengaruh antara variabel X terhadap variabel Y, pengaruh tersebut termasuk
dalam kategori sangat tinggi. Maksudnya sebagian besar motivasi belajar
siswa dipengaruhi oleh pengelolaan kelas oleh guru.
Adapun kontribusi yang diberikan oleh variabel pengelolaan kelas
terhadap variabel motivasi belajar siswa adalah 96,41% dan sisanya 3,59%.
Dari nilai tersebut dapat memberikan gambaran bahwa pengelolaan kelas
memberikan dukungan terhadap motivasi belajar siswa sebesar 96,41% dan
sisanya sebesar 3,59% dari faktor-faktor lain yang mempengaruhu motivasi
belajar siswa itu sendiri.
Selain itu, hasil penelitian ini dilengkapi dengan wawancara antara
penulis dengan guru Kewirausahaan SMK Dua Mei Ciputat, yang dapat
disimpulkan sebagai berikut:
74
“ Pelaksanaan pengelolaan didalam kelas sangatlah penting, karena dengan
adanya pelaksanaan pengelolaan kelas akan memudahkan guru dalam pencapaian
proses kegiatan mengajar. dan tanpa adanya pelaksanaan pengelolaan kelas
dengan baik tentunya pencapaian standar minim tidak akan tercapau. Contoh pada
saat guru tidak hadir, maka guru diharuskan untuk memberikan tugas kepada guru
piket yang akan diberikan kepada siswa dalam rangka mensukseskan proses
belajar mengajar. Selain itu pengelolaan kelas dan hasil belajar siswa itu berkaitan
karena dengan adanya pengelolaan kelas merupaka strategik dan teknik dalam
manajemen peserta didik tentunya adanya interaksi aktif falam penyampaian mata
pelajaran terhadap siswa akan lebih dipahami dan dimengerti. Dan dengan
pengelolaan kelas yang baik pula maka akan timbul semangat belajar siswa. oleh
karena itu pengelolaan kelas berperan penting dalam meningkatkan motivasi
belajar siswa”44 1. Banyak hal-hal di luar kemampuan peneliti yang tidak terjangkau, hal ini
sehubungan dengan keterbatasan tenaga, waktu, biaya dan pikiran peneliti,
sehingga memungkinkan penelitian ini menjadi kurang optimal.
2. Kuesioner atau angket yang dikembangkan untuk menjaring data tentang
pengelolaan kelas dan motivasi belajar siswa belum mengungkapkan
keseluruhan aspek yang diteliti, meskipun sudah diadakan ujicoba baik
validitas maupun reliabilitas instrumen.
44 Sugi Astuti (Guru Kewirausahaan), Kantor Guru SMK Dua Mei
Ciputat), 14 Juni 2012, 09.45.
75
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai pelaksanaan
pengelolaan kelas dan motivasi belajar siswa di SMK Dua Mei Ciputat
adalah sebagai berikut :
a) Secara umum pelaksanaan pengelolaan kelas di sekolah ini dikatagorikan
cukup baik. Hal ini terlihat dari perhitungan rata-rata skor sebesar 53,5 %.
Jadi dapat disimpulkan pelaksanaan pengelolaan kelas di SMK Dua Mei
Ciputat sudah berjalan cukup baik atau sedang..
b) Motivasi belajar siswa SMK Dua Mei Ciputat cukup baik. dengan nilai
skor rata-rata 65,5 %, Maka dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar
siswa di SMK Dua Mei Ciputat cukup baik atau sedang.
c) Tinggi rendahnya motivasi belajar siswa , antara lain dipengaruhi oleh
pengelolaan kelas yang baik.
d) Adanya pengaruh yang signifikan antara pengelolaan kelas dengan
motivasi belajar siswa. Karena, semakin baik pengelolaan kelas yang
dilakukan guru, maka semakin baik motivasi belajar siswa SMK Dua Mei
Ciputat.
B.Saran-saran
a. Bagi Kepala Sekolah
75
76
a) Memberikan pengarahan kepada guru-guru dalam pelaksanaan
kegiatan pengelolaan kelas untuk dapat memotivasi siswa dalam
belajar sehingga guru dapat menerapkan pembelajaran di kelas
yang menyenangkan.
b) Mengawasi jalannya kegiatan pengelolaan kelas yang dilakukan
oleh guru dalam proses belajar mengajar
c) serta memberikan evaluasi kepada para guru dalam proses belajar
mengajar khususnya dalam kegiatan pengelolaan kelas.
b. Bagi Guru
a) Guru harus lebih memahami kegiatan pengelolaan kelas dengan baik
agar dapat memotivasi belajar siswa, karena dengan kegiatan
pengelolaan kelas yang baik maka akan menghasilkan proses belajar
yang menyenangkan dan rasa aman terhadap siswa dikelas dengan
begitu motivasi belajar siswa pun akan meningkat.
b) Guru dapat menerapkan kegiatan pengelolaan kelas yang sesuai
dengan tujuan pembelajaran.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 251 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 862 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 873 2 2 3 3 4 2 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 674 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 905 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 696 2 2 3 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 3 2 3 2 617 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 728 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 939 3 2 2 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 60
10 4 3 3 4 2 2 3 3 4 2 3 4 2 4 4 2 4 2 2 3 4 3 4 4 3 78n 10 763
Jumlah 32 30 31 34 32 32 32 32 30 29 31 30 28 34 28 27 29 30 31 29 32 32 27 30 31r hitung 0.699 0.748 0.702 0.491 0.444 0.689 0.828 0.799 0.684 0.743 0.686 0.851 0.720 0.756 0.354 0.796 0.763 0.155 0.688 0.663 0.640 0.770 0.752 0.438 0.750r tabel 0.632
Status valid valid valid drop drop valid valid valid valid valid valid valid valid valid drop valid valid drop valid valid valid valid valid drop valid
JUMLAH NO. RESPBUTIR PERNYATAAN
LAMPIRAN 5UJI VALIDITAS
PENGELOLAAN KELAS
BUTIR 1NO.
RESP X Y X2 Y2 XY
1 3 86 9 7396 2582 4 87 16 7569 3483 2 67 4 4489 134 rxy = 25120 - 244164 4 90 16 8100 360 √ 76 x 133615 2 69 4 4761 1386 2 61 4 3721 122 rxy = 7047 4 72 16 5184 288 √ 10154368 4 93 16 8649 3729 3 60 9 3600 180 rxy = 704
10 4 78 16 6084 312 1007.688444S 32 763 110 59553 2512
rxy = 0.699
BUTIR 15NO.
RESP X Y X2 Y2 XY
1 4 86 16 7396 3442 3 87 9 7569 2613 3 67 9 4489 201 rxy = 21670 - 213644 3 90 9 8100 270 √ 56 x 133615 3 69 9 4761 2076 2 61 4 3721 122 rxy = 3067 2 72 4 5184 144 √ 7482168 2 93 4 8649 1869 2 60 4 3600 120 rxy = 306
10 4 78 16 6084 312 864.9947977S 28 763 84 59553 2167
rxy = 0.354
LAMPIRAN 6ANALISIS BUTIR UJI VALIDITAS
PENGELOLAAN KELAS
2222
YYnXXn
YXXYnrxy
2222
YYnXXn
YXXYnrxy
N=10, α = 0,05, maka angka kritis r = 0,632
BUTIR SOAL
HASIL KOEFISIEN KORELASI
KETERANGAN
1 0.699 VALID2 0.748 VALID3 0.702 VALID4 0.491 DROP5 0.444 DROP6 0.689 VALID7 0.828 VALID8 0.799 VALID9 0.684 VALID10 0.743 VALID11 0.686 VALID12 0.851 VALID13 0.720 VALID14 0.756 VALID15 0.354 DROP16 0.796 VALID17 0.763 VALID18 0.155 DROP19 0.688 VALID20 0.663 VALID21 0.640 VALID22 0.770 VALID23 0.752 VALID24 0.438 DROP25 0.750 VALID
205
S VALIDS DROP
LAMPIRAN 7TABEL HASIL ANALISIS BUTIR INSTRUMEN
PENGELOLAAN KELAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 251 2 1 2 1 3 2 2 1 2 3 2 1 4 3 2 2 2 2 3 1 1 1 1 2 3 492 4 4 3 3 4 4 4 2 3 3 2 1 2 4 4 2 4 4 4 3 1 4 3 4 4 793 4 2 4 2 3 1 2 1 3 1 4 3 2 4 4 4 2 2 4 1 1 2 2 2 3 614 4 3 4 2 4 3 3 3 4 4 2 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 2 4 4 875 3 2 2 2 3 2 3 2 3 2 2 1 2 2 2 2 2 1 1 2 1 2 1 3 2 506 3 4 4 2 4 4 4 2 3 4 2 3 2 4 4 4 2 2 4 1 2 2 2 3 3 747 4 3 4 3 4 4 3 2 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 2 1 4 4 4 4 4 878 3 3 4 2 3 4 4 2 4 3 2 3 2 4 4 4 2 2 4 1 2 2 4 2 3 739 3 1 2 2 3 2 1 2 3 2 1 2 1 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 2 4610 4 2 3 2 3 4 3 4 3 2 4 1 2 4 2 4 2 3 3 2 1 2 2 3 2 82n 10 688
Jumlah 34 25 32 21 34 30 29 21 32 28 25 21 24 35 32 31 26 25 30 18 18 24 22 29 30r hitung 0.712 0.785 0.750 0.589 0.695 0.908 0.647 0.572 0.662 0.575 0.662 0.435 0.834 0.840 0.647 0.908 0.669 0.763 0.634 0.313 0.669 0.680 0.711 0.735 0.637r tabel 0.632
Status valid valid valid valid valid valid valid drop valid valid drop drop valid valid valid valid valid valid valid drop valid valid valid valid valid
NO. RESP JUMLAHBUTIR PERNYATAAN
LAMPIRAN 8UJI VALIDITAS VARIABEL YMOTIVASI BELAJAR SISWA
BUTIR 1NO.
RESP X Y X2 Y2 XY
1 2 49 4 2401 982 4 79 16 6241 3163 4 61 16 3721 244 rxy = 24110 - 233924 4 87 16 7569 348 √ 44 x 231165 3 50 9 2500 1506 3 74 9 5476 222 rxy = 7187 4 87 16 7569 348 √ 10171048 3 73 9 5329 2199 3 46 9 2116 138 rxy = 718
10 4 82 16 6724 328 1008.52S 34 688 120 49646 2411
rxy = 0.712
BUTIR 2NO.
RESP X Y X2 Y2 XY
1 2 49 4 2401 982 3 79 9 6241 2373 2 61 4 3721 122 rxy = 16900 - 165124 3 87 9 7569 261 √ 44 x 231165 2 50 4 2500 1006 4 74 16 5476 296 rxy = 3887 2 87 4 7569 174 √ 10171048 2 73 4 5329 1469 2 46 4 2116 92 rxy = 388
10 2 82 4 6724 164 1008.52S 24 688 62 49646 1690
rxy = 0.385
LAMPIRAN 9ANALISIS BUTIR UJI VALIDITAS VARIABEL MOTIVASI BELAJAR SISWA
2222
YYnXXn
YXXYnrxy
2222
YYnXXn
YXXYnrxy
N=10, α = 0,05, maka angka kritis r = 0,632
BUTIR SOAL
HASIL KOEFISIEN KORELASI
KETERANGAN
1 0.712 VALID2 0.785 VALID3 0.750 VALID4 0.589 VALID5 0.695 VALID6 0.908 VALID7 0.647 VALID8 0.572 DROP9 0.662 VALID10 0.833 VALID11 0.662 VALID12 0.435 DROP13 0.834 VALID14 0.840 VALID15 0.647 VALID16 0.908 VALID17 0.669 VALID18 0.763 VALID19 0.634 VALID20 0.313 DROP21 0.669 VALID22 0.680 VALID23 0.711 VALID24 0.735 VALID25 0.637 VALID
S VALID 22S DROP 3
LAMPIRAN 10TABEL HASIL ANALISIS BUTIR INSTRUMEN
VARIABEL MOTIVASI BELAJAR SISWA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 201 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 682 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 713 2 2 3 2 3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 524 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 725 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 556 2 2 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 2 2 3 2 2 3 2 2 487 4 4 3 4 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 2 2 578 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 789 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 46
10 4 3 3 2 3 3 4 2 3 4 2 4 2 4 2 3 4 3 4 3 62k 10 609
Var. Butir 0.844 0.667 0.322 0.844 0.400 0.400 0.444 0.767 0.322 0.889 0.844 0.267 0.678 0.767 0.544 0.322 0.400 0.400 0.678 0.544Jmlh Var. Btr 11.344
Var. Total 120.767Reliabilitas 1.007
Dari perhitungan di atas didapat r hitung sebesar 1.007. Sedangkan r tabel dengan N = 10 dan α = 0,05 adalah sebesar 0,632.Karena r hitung = 1.007 > r tabel = 0,632 maka angket dinyatakan reliabel.
NO. RESP JUMLAH BUTIR PERNYATAAN
LAMPIRAN 11 UJI RELIABILITAS
PENGELOLAAN KELAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 221 2 2 3 2 2 3 1 3 2 2 2 1 1 1 2 3 2 3 2 2 2 3 462 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 1 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 783 4 4 3 2 3 1 1 4 4 2 2 1 2 2 2 3 4 2 2 2 4 2 564 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 825 3 2 3 3 3 2 1 2 2 2 1 1 2 1 3 2 2 2 3 2 3 2 476 3 4 4 4 3 4 3 4 4 2 2 2 2 2 3 3 4 3 3 3 4 3 697 4 4 4 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 838 3 4 3 4 4 3 3 4 4 2 2 2 2 4 2 3 4 3 4 3 3 4 709 3 2 3 1 3 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 3 2 2 2 45
10 4 3 3 3 3 2 3 4 2 2 3 1 2 2 3 2 2 4 2 3 3 3 59k 10 635
Var. Butir 0.489 0.844 0.267 0.989 0.400 1.067 1.122 0.722 1.067 0.933 0.944 1.511 0.933 1.289 0.767 0.667 1.067 0.667 0.767 0.678 0.622 0.667Jmlh Var. Btr 18.478
Var. Total 222.500Reliabilitas 1.019
Dari perhitungan di atas didapat r hitung sebesar 1.019. Sedangkan r tabel dengan N = 10 dan α = 0,05 adalah sebesar 0,632.Karena r hitung = 1.019> r tabel = 0,632 maka angket dinyatakan reliabel.
NO. RESP JUMLAHBUTIR PERNYATAAN
LAMPIRAN 12UJI RELIABILITAS VARIABEL Y
MOTIVASI BELAJAR SISWA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 201 2 3 3 4 4 3 2 3 4 2 1 4 3 4 4 3 4 4 3 4 642 2 3 2 3 4 3 2 3 2 3 1 4 4 3 4 2 3 4 4 4 603 2 3 4 4 4 3 4 2 2 4 1 2 4 2 3 2 2 4 2 2 564 3 2 3 4 4 4 3 4 2 2 4 2 2 4 3 2 2 4 2 3 595 2 3 4 4 4 3 2 2 1 4 1 2 2 4 2 3 2 4 2 2 536 2 4 2 4 4 3 2 3 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 3 2 657 2 3 3 2 2 3 2 3 4 2 2 4 3 4 4 3 4 4 3 4 618 3 2 2 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 2 3 2 4 4 4 619 2 4 2 2 3 2 2 4 4 4 3 2 3 2 4 4 2 4 4 4 61
10 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 4 4 5011 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 2 3 4 3 2 4 4 4 4 7212 2 3 2 1 1 2 3 2 4 4 1 3 4 2 2 4 2 4 4 2 5213 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 2 2 4 4 4 4 2 4 3 4 5714 2 4 2 1 1 2 3 2 4 4 2 2 4 2 2 4 2 4 4 2 5315 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 2 2 4 3 3 5016 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 2 2 4 4 4 4 2 4 3 4 5717 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 2 2 4 4 4 3 4 6918 2 4 2 2 3 3 3 3 3 4 2 2 4 4 2 4 4 4 4 4 6319 2 2 2 1 2 4 2 2 2 2 1 2 3 2 2 2 1 2 2 2 4020 3 3 2 3 3 4 3 2 3 3 3 2 4 3 2 2 3 4 3 3 5821 2 2 3 3 1 3 3 3 2 3 1 3 4 3 4 1 4 2 2 4 5322 2 3 4 4 3 4 3 2 3 4 1 3 4 4 3 4 4 4 4 4 6723 2 2 3 3 1 3 3 3 3 3 1 3 4 3 4 1 4 2 2 4 5424 2 2 2 4 2 4 2 2 2 2 1 2 3 2 4 4 2 3 2 4 5125 3 2 3 4 4 4 2 2 3 4 3 4 2 4 2 3 4 4 4 4 6526 2 2 4 2 4 3 2 2 2 3 2 2 3 2 4 2 2 3 2 4 5227 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 4 3 2 2 3 4 3 3 5528 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 2 4 4 4 4 7029 3 3 2 3 3 4 3 2 3 3 3 2 4 3 2 2 3 4 3 3 5830 3 2 4 4 3 4 3 2 3 4 1 1 3 3 3 2 2 4 3 4 5831 3 3 2 3 3 4 3 2 2 3 3 2 2 3 2 1 3 3 2 3 5232 2 3 4 4 3 4 3 2 3 4 1 3 4 4 3 4 4 4 4 4 6733 3 2 4 4 4 4 3 2 4 4 1 3 4 3 3 2 4 4 4 4 6634 2 3 4 2 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 7335 4 4 2 2 1 3 2 2 3 4 2 3 3 4 2 1 2 4 2 3 5336 2 2 4 2 2 4 4 3 2 4 2 2 4 4 2 3 4 4 4 4 6237 3 3 3 1 1 1 1 3 3 3 2 1 3 3 4 3 2 4 2 4 5038 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 5538 2 2 4 3 4 4 4 2 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 6640 2 2 4 3 4 4 4 2 4 4 2 2 3 3 3 4 4 3 4 3 6441 2 4 4 4 1 4 2 4 4 4 2 4 3 4 4 3 3 4 4 3 6742 2 2 4 1 4 4 4 2 4 4 2 2 3 4 3 4 3 4 3 4 6343 2 2 4 4 2 4 4 3 4 4 1 4 4 4 3 1 4 4 4 4 6644 3 2 3 2 3 2 2 1 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 6045 3 2 2 3 4 2 2 1 4 3 2 2 4 2 4 2 2 4 2 3 5346 2 4 4 4 4 2 3 4 2 2 3 2 2 4 3 3 4 4 3 3 6247 4 4 3 3 2 3 2 1 3 3 4 4 3 4 3 2 3 4 4 2 6148 2 3 3 1 3 2 4 3 2 2 1 2 3 2 3 4 3 4 4 4 5549 2 2 3 4 3 2 3 1 3 3 1 2 4 3 3 2 3 4 3 2 5350 2 2 3 4 3 2 3 2 3 3 1 2 3 3 3 2 3 4 3 2 5351 2 2 3 4 1 2 4 3 2 2 1 2 4 2 3 4 2 2 4 2 5152 2 4 3 4 1 4 4 3 2 2 1 2 4 2 3 4 3 4 4 4 6053 2 4 4 4 4 2 3 4 4 4 2 2 4 3 4 3 4 4 2 4 6754 2 2 2 2 4 3 2 3 4 4 1 2 3 4 2 1 3 4 4 4 5655 4 2 4 3 3 3 2 2 2 2 3 4 3 1 3 2 4 2 3 2 5456 1 2 1 1 2 2 3 2 1 3 2 3 4 1 3 3 2 1 3 3 4357 2 3 2 4 2 3 4 2 4 4 2 3 2 3 2 3 4 4 3 4 6058 2 2 2 1 2 4 4 2 2 2 1 4 4 4 2 1 2 4 4 4 5359 2 2 2 2 2 4 4 1 4 3 3 3 2 3 2 4 4 1 4 4 5660 2 2 1 3 2 3 2 3 3 2 2 2 3 4 3 3 4 4 3 3 5461 3 4 2 2 2 4 3 2 4 4 3 3 4 4 3 2 3 4 4 4 6462 2 4 4 1 4 4 4 2 2 3 1 2 3 4 3 2 4 4 4 4 6163 3 3 2 2 2 3 2 2 3 4 1 3 4 4 2 4 4 3 2 2 5564 2 4 3 4 4 4 4 1 4 4 3 1 4 4 2 1 3 4 4 2 6265 2 4 2 2 2 4 4 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 4 2 4 5266 2 4 4 1 4 4 4 2 2 2 1 2 4 4 2 2 2 4 4 4 5867 2 2 2 3 2 2 2 2 2 4 2 3 3 3 4 4 4 4 3 4 57n 67 3908
SKOR 158 188 186 187 188 215 196 163 201 216 131 172 225 214 198 180 203 244 217 226
JUMLAHNOMOR ITEMNO.
RESP
LAMPIRAN 14SKOR HASIL PENELITIAN VARIABEL X
PENGELOLAAN KELAS
NO X1 40 -18.33 335.932 43 -15.33 234.963 50 -8.33 69.364 50 -8.33 69.365 50 -8.33 69.366 51 -7.33 53.70 X = 39087 51 -7.33 53.70 678 52 54.00 55.009 52 -6.33 40.05 X = 58.33
10 52 -6.33 40.0511 52 -6.33 40.0512 53 -5.33 28.3913 53 -5.33 28.3914 53 -5.33 28.3915 53 -5.33 28.3916 53 -5.33 28.39 S2 = 2857.7317 53 -5.33 28.39 6618 53 -5.33 28.3919 53 -5.33 28.39 S2 = 43.3020 54 -4.33 18.7321 54 -4.33 18.7322 54 -4.33 18.7323 55 -3.33 11.0824 55 -3.33 11.0825 55 -3.33 11.0826 55 -3.33 11.08 SDX = 6.5827 56 -2.33 5.4228 56 -2.33 5.4229 56 -2.33 5.4230 57 -1.33 1.7631 57 -1.33 1.7632 57 -1.33 1.7633 58 -0.33 0.1134 58 -0.33 0.1135 58 -0.33 0.1136 58 -0.33 0.1137 59 0.67 0.4538 60 1.67 2.7939 60 1.67 2.7940 60 1.67 2.7941 60 1.67 2.7942 61 2.67 7.1443 61 2.67 7.1444 61 2.67 7.1445 61 2.67 7.1446 61 2.67 7.1447 62 3.67 13.4848 62 3.67 13.4849 62 3.67 13.4850 63 4.67 21.8251 63 4.67 21.8252 64 5.67 32.1753 64 5.67 32.1754 64 5.67 32.1755 65 6.67 44.5156 65 6.67 44.5157 66 7.67 58.8558 66 7.67 58.8559 66 7.67 58.8560 67 8.67 75.2061 67 8.67 75.2062 67 8.67 75.2063 67 8.67 75.2064 69 10.67 113.8865 70 11.67 136.2366 72 13.67 186.9167 73 14.67 215.26S 3908 2857.73
LAMPIRAN 15PERHITUNGAN RATA-RATA DAN SIMPANGAN BAKU
VARIABEL (X) PENGELOLAAN KELAS
XX 2)(
XX
nX
X
2
1-nX-X
S2
1-nX-X
SD X
2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 221 3 3 4 4 2 4 4 1 2 4 3 4 4 4 3 2 4 4 4 3 4 3 732 2 2 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 2 4 3 2 4 4 4 753 4 4 3 4 4 4 3 1 4 3 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 3 4 774 2 2 2 2 4 2 1 4 4 4 4 3 3 4 1 1 4 2 3 3 3 3 615 2 2 2 2 4 2 1 4 4 4 4 2 4 4 1 1 4 3 3 3 3 3 626 2 2 2 2 4 3 1 4 4 4 3 3 4 4 1 1 4 2 3 3 3 3 627 2 2 4 2 4 3 1 4 3 4 3 4 2 4 1 1 4 3 2 3 4 4 648 4 4 4 2 4 3 1 1 4 3 3 4 4 4 1 1 4 3 2 2 4 4 669 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 77
10 4 4 4 3 4 3 2 2 4 4 1 4 4 2 1 1 4 4 1 4 4 4 6811 4 4 4 4 2 4 3 2 3 3 4 4 4 2 3 2 4 3 3 4 3 3 7212 3 3 3 4 2 3 2 3 3 4 3 3 4 4 3 2 4 3 3 4 3 3 6913 4 4 4 4 2 4 2 4 2 4 2 4 3 4 2 2 4 4 4 4 1 4 7214 4 4 4 4 2 3 2 3 4 4 3 4 4 4 3 2 4 3 4 3 3 4 7515 1 4 4 3 2 4 3 4 1 4 4 4 3 4 1 2 2 2 4 2 4 4 6616 2 2 2 4 4 2 3 3 3 4 2 4 4 2 1 1 3 2 2 3 4 4 6117 2 2 4 4 4 1 2 2 4 1 2 2 2 2 2 1 4 2 2 1 2 1 4918 4 4 4 4 2 3 2 3 4 4 3 4 4 4 3 2 4 3 4 3 3 4 7519 3 3 3 2 2 3 3 3 3 4 3 3 3 2 2 2 4 3 3 3 3 3 6320 2 2 2 4 4 2 3 4 4 4 4 4 2 2 1 2 4 2 4 2 4 2 6421 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 2 2 4 3 4 4 4 4 8022 2 2 2 4 2 4 2 1 4 4 2 4 4 4 4 2 3 2 2 2 2 4 6223 4 4 4 2 4 3 1 3 4 3 3 4 4 4 1 1 4 3 2 2 4 4 6824 4 4 4 2 4 3 1 3 4 3 3 4 4 4 1 1 4 3 3 2 4 4 6925 4 4 2 4 1 4 3 4 2 4 2 3 4 2 2 1 4 2 2 4 2 3 6326 3 3 3 2 3 4 3 3 3 2 2 3 3 3 1 1 4 4 3 3 4 3 6327 4 2 2 4 3 4 3 2 2 3 2 4 2 3 4 2 3 1 2 2 1 2 5728 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 2 2 4 4 4 7629 3 3 3 2 1 3 3 3 3 2 3 3 3 3 1 1 3 3 2 2 4 3 5730 3 4 3 4 4 4 2 4 4 3 3 4 3 3 4 2 4 3 4 4 4 3 7631 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 2 2 4 3 4 4 4 4 7832 3 3 3 2 1 3 3 3 3 2 3 3 3 3 1 1 3 3 2 2 1 3 5433 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 1 2 4 4 4 4 4 2 7934 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 8035 4 3 3 4 4 3 2 3 4 3 3 4 3 3 2 2 3 4 4 2 3 2 6836 4 2 4 4 2 4 3 4 4 4 4 4 2 4 3 2 4 4 3 4 4 4 7737 2 3 4 1 4 3 4 2 1 4 2 3 1 2 4 3 2 4 1 4 3 2 5938 3 3 2 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 2 3 2 3 3 3 3 6939 3 3 3 4 3 4 2 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 7340 3 3 3 2 3 4 2 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 2 4 3 7041 2 3 3 4 4 3 3 2 4 4 3 4 4 4 4 2 4 2 3 4 2 4 7242 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 6743 4 4 3 2 4 4 3 4 2 3 4 3 2 2 3 4 3 4 4 2 4 3 7144 2 2 4 4 2 4 2 2 3 3 4 4 3 3 3 2 2 2 3 4 4 4 6645 3 2 4 4 2 4 2 2 3 3 4 4 2 4 1 2 4 3 2 2 3 2 6246 4 4 3 4 4 4 2 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 2 4 4 7847 4 3 3 4 2 2 4 2 1 4 4 2 3 2 4 3 2 4 1 4 3 2 6348 4 4 4 4 3 2 3 4 2 3 2 3 3 3 4 4 4 1 1 2 4 3 6749 4 2 3 2 2 2 3 2 2 3 3 4 2 3 1 2 4 2 2 4 3 4 5950 4 2 3 2 2 2 3 2 2 3 3 4 2 3 1 2 4 2 2 4 3 4 5951 4 2 4 3 4 2 2 4 4 4 4 4 3 2 1 2 4 4 2 2 4 3 6852 4 4 3 4 3 4 2 4 4 4 4 4 2 2 1 2 4 4 3 2 4 3 7153 4 3 4 2 3 4 2 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 7854 3 4 3 2 3 3 4 2 4 3 2 4 4 4 3 1 4 2 4 3 2 3 6755 2 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 1 4 3 3 2 3 4 7056 2 2 3 3 2 2 2 3 3 3 4 2 4 3 2 2 2 1 1 4 1 2 5357 2 4 2 4 2 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 2 4 3 4 2 3 7358 4 4 4 2 4 4 2 2 4 4 1 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 7359 4 4 3 2 4 2 2 3 3 4 1 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 7260 2 2 2 3 3 4 3 4 4 3 3 2 4 3 2 2 4 3 3 3 4 4 6761 2 3 4 4 3 4 2 3 4 2 3 4 2 4 2 1 4 3 3 2 4 3 6662 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 2 2 3 2 4 2 4 4 4 4 7763 2 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 2 3 1 4 4 4 4 4 3 7364 4 4 4 2 4 4 2 4 3 2 3 3 4 3 2 2 4 3 2 3 4 4 7065 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 2 4 4 2 4 4 2 4 4 4 7966 4 4 2 2 2 2 2 2 3 4 2 4 2 2 2 2 4 3 2 2 2 3 5767 4 4 4 2 2 3 2 3 3 2 4 3 2 2 2 2 4 2 3 4 4 3 64n 67 4571
SKOR 213 213 216 212 208 221 168 207 222 228 206 240 218 213 166 135 244 198 192 207 221 223
NO. RESP JUMLAHNOMOR ITEM
LAMPIRAN 16SKOR HASIL PENELITIAN VARIABEL Y
MOTIVASI BELAJAR SISWA
NO X1 49 -19.22 369.562 53 -15.22 231.773 54 -14.22 202.324 57 -11.22 125.985 57 -11.22 125.986 57 -11.22 125.98 X = 45717 59 -9.22 85.08 678 59 -9.22 85.089 59 -9.22 85.08 X = 68.22
10 61 -7.22 52.1811 61 -7.22 52.1812 62 -6.22 38.7413 62 -6.22 38.7414 62 -6.22 38.7415 62 -6.22 38.7416 63 -5.22 27.29 S2 = 3445.6417 63 -5.22 27.29 6618 63 -5.22 27.2919 63 -5.22 27.29 S2 = 52.2120 64 -4.22 17.8421 64 -4.22 17.8422 64 -4.22 17.8423 66 -2.22 4.9524 66 -2.22 4.9525 66 -2.22 4.9526 66 -2.22 4.95 SDX = 7.2327 67 -1.22 1.5028 67 -1.22 1.5029 67 -1.22 1.5030 67 -1.22 1.5031 68 -0.22 0.0532 68 -0.22 0.0533 68 -0.22 0.0534 68 -0.22 0.0535 69 0.78 0.6036 69 0.78 0.6037 69 0.78 0.6038 70 1.78 3.1539 70 1.78 3.1540 70 1.78 3.1541 71 2.78 7.7142 71 2.78 7.7143 72 3.78 14.2644 72 3.78 14.2645 72 3.78 14.2646 72 3.78 14.2647 73 4.78 22.8148 73 4.78 22.8149 73 4.78 22.8150 73 4.78 22.8151 73 4.78 22.8152 75 6.78 45.9253 75 6.78 45.9254 75 6.78 45.9255 76 7.78 60.4756 76 7.78 60.4757 77 8.78 77.0258 77 8.78 77.0259 77 8.78 77.0260 77 8.78 77.0261 78 9.78 95.5762 78 9.78 95.5763 78 9.78 95.5764 79 10.78 116.1265 79 10.78 116.1266 80 11.78 138.6867 80 11.78 138.68S 4571 3445.64
LAMPIRAN 17PERHITUNGAN RATA-RATA DAN SIMPANGAN BAKU
VARIABEL (Y) MUTU PROFESIONALISME GURU
XX2)(
XX
nX
X
2
1-nX-X
S2
1-nX-X
SD X
2
y = 1.08x + 5.17
-50050100150200
-50 0 50 100 150DIS
IPL
IN K
ER
JA
MUTU PROFESIONALISME GURU
Gambar 1. Diagram Pencar Pengaruh Disiplin Kerja dan Mutu Profesionalisme Guru
Series1Linear (Series1)
y = 1.08x + 5.17
-50050100150200
-50 0 50 100 150
PEN
GE
LO
LA
AN
KE
LA
S
MOTIVASI BELAJAR SISWA
Gambar 1. Diagram Pencar Pengaruh Disiplin Kerja dan Mutu Profesionalisme Guru
Series1Linear (Series1)