memahami kitab al-nasaikh al-diniyah mahasantri …

22
1 EFEKTIVITAS PENDEKATAN LINGUISTIK KONTRASTIF UNTUK MEMAHAMI KITAB AL-NASAIKH AL-DINIYAH MAHASANTRI MA'HAD AL-JAMI'AH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM SEMESTER GENAP TAHUN PENGAJIAN 2018 Erma Suriani (Pembelajaran Bahasa Arab, UIN Mataram, [email protected], 08175703744) Abstraksi Penelitian ini adalah penelitian lapangan kuantitatif yang dilaksanakan di Ma'had Al-Jami'ah Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram Semester GenapTahun Pengajian 2018, sedangkan jenis penelitiannya adalah eksperimen. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yang bertitik tolak dari anggapan bahwa semua gejala yang diamati dapat diukur dalam bentuk angka. Metode pengumpulan data dilakukan dengan metode tes, observasi, wawancara, dan dokumentasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pembelajaran dengan pendekatan linguistik kontrastif untuk memahami kitab al-nasaikh al-diniyah dan mengetahui efektifitas pembelajaran dengan pendekatan linguistik kontrastif untuk memahami kitab al-nasaikh al-diniyah mahasantri Ma'had Al-Jami'ah Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram Semester GenapTahun Pengajian 2018. Hasil penelitian ini menunjukkan: pertama, penerapan pendekatan linguistik kontrastif untuk memahami kitab al-nasaikh al-diniyah dimulai dengan mua'llim menjelaskan pembagian kata dan menusun kata-kata itu menggunakan pola-pola yang sudah dibuat. Dari kegiatan ini mahasantri dilatih untuk cermat dan fokus dalam memperhatikan kata yang digunakan dan berlatih dalam pola- pola tersebut. Kedua, terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hal ini dapat dilihat melalui nilai rata-rata post-test untuk kelas eksperimen sebesar 74,30 dan untuk kelas kontrol sebesar 45,70. Dari paparan di atas dapat dilihat perubahan yang paling signifikan adalah perubahan post-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan linguistik kontrastif terbukti efektif untuk meningkatkan hasil belajar untuk memahami kitab al-nasaikh al-diniyah mahasantri Ma'had Al-Jami'ah Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram Semester GenapTahun Pengajian 2018. Kata kunci: Eksperimen, linguistik kontrastif, Kitab al-nasaikh al-diniyah

Upload: others

Post on 02-Dec-2021

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MEMAHAMI KITAB AL-NASAIKH AL-DINIYAH MAHASANTRI …

1

EFEKTIVITAS PENDEKATAN LINGUISTIK KONTRASTIF UNTUKMEMAHAMI KITAB AL-NASAIKH AL-DINIYAH MAHASANTRI

MA'HAD AL-JAMI'AH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)MATARAM SEMESTER GENAP TAHUN PENGAJIAN 2018

Erma Suriani(Pembelajaran Bahasa Arab, UIN Mataram, [email protected],

08175703744)

Abstraksi

Penelitian ini adalah penelitian lapangan kuantitatif yang dilaksanakan diMa'had Al-Jami'ah Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram SemesterGenapTahun Pengajian 2018, sedangkan jenis penelitiannya adalah eksperimen.Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yang bertitik tolak darianggapan bahwa semua gejala yang diamati dapat diukur dalam bentuk angka.Metode pengumpulan data dilakukan dengan metode tes, observasi, wawancara,dan dokumentasi.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pembelajaran denganpendekatan linguistik kontrastif untuk memahami kitab al-nasaikh al-diniyah danmengetahui efektifitas pembelajaran dengan pendekatan linguistik kontrastifuntuk memahami kitab al-nasaikh al-diniyah mahasantri Ma'had Al-Jami'ahUniversitas Islam Negeri (UIN) Mataram Semester GenapTahun Pengajian 2018.

Hasil penelitian ini menunjukkan: pertama, penerapan pendekatanlinguistik kontrastif untuk memahami kitab al-nasaikh al-diniyah dimulai denganmua'llim menjelaskan pembagian kata dan menusun kata-kata itu menggunakanpola-pola yang sudah dibuat. Dari kegiatan ini mahasantri dilatih untuk cermatdan fokus dalam memperhatikan kata yang digunakan dan berlatih dalam pola-pola tersebut. Kedua, terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimendan kelas kontrol. Hal ini dapat dilihat melalui nilai rata-rata post-test untuk kelaseksperimen sebesar 74,30 dan untuk kelas kontrol sebesar 45,70. Dari paparan diatas dapat dilihat perubahan yang paling signifikan adalah perubahan post-testpada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dengan demikian dapat disimpulkanbahwa pembelajaran dengan pendekatan linguistik kontrastif terbukti efektif untukmeningkatkan hasil belajar untuk memahami kitab al-nasaikh al-diniyahmahasantri Ma'had Al-Jami'ah Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram SemesterGenapTahun Pengajian 2018.

Kata kunci: Eksperimen, linguistik kontrastif, Kitab al-nasaikh al-diniyah

Page 2: MEMAHAMI KITAB AL-NASAIKH AL-DINIYAH MAHASANTRI …

2

Abstract

This research is quantitative field research conducted in Ma'had Al-Jami'ah State Islamic University of ( UIN ) Mataram semester genap tahunrecitation 2018, while the research is experiment.This research used a quantitativeapproach, who dotted good from thinking about that all phenomenon observed canbe measured in the figures. Data collection method done with the test,observation, interview, and documentation.

This report aims to understand learning by approach linguistics contrastiveto understand the al-nasaikh al-diniyah and he knows the effectiveness of learningby approach linguistics contrastive to understand the al-nasaikh al-diniyahmahasantri Ma'had Al-Jami'ah State Islamic University of ( UIN ) MataramSemester Genap tahun recitation 2018.

This research result indicates: the first , the application of linguisticapproach contrastive to understand book al-nasaikh al-diniyah begins with mua'llim explain division of a word and menusun words were using the the patternsremain the same has already been prepared .Of this activity mahasantri trained tocarefully and focus in paying attention to a word used and practice in thosepatterns .Second , there is a significant difference between grade classexperimentation and control .It can be seen through the average score for the classof 74,30 post-test experiment and control of 45,70 for the class .From exposure toabove can be seen the most significant is the changes post-test to that class ofexperimentation and control class. Thus we can conclude that learning byapproach linguistics contrastive have effectively to improve learning outcomes tounderstand the al-nasaikh al-diniyah mahasantri Ma' Had Al-Jami' Ah StateIslamic University of ( UIN ) Mataram semester genap tahun recitation 2018.

Keywords: experiment , linguistics contrastive , the al-nasaikh al-diniyah

Page 3: MEMAHAMI KITAB AL-NASAIKH AL-DINIYAH MAHASANTRI …

3

Pendahuluan

Secara umum Pembelajaran Bahasa Arab di Pondok Pesantren khususnya

Ma’had dari berbagai daerahdi Indonesia memiliki problemterkait dua hal

mendasar, yaitu kurikulum dan kebahasaan. Pada penelitian ini, peneliti akan

lebih menekankan pada problematika kebahasaan untuk memahami kitab al-

Nasaikh al-Diniyah.

Problematika pengajaran bahasa Arab sebagai bahasa asing memang tidak

sedikit mulai persoalan linguistik (ilmu bahasa) sampai persoalan non linguistik.

a) Faktor Linguistik.

Faktor linguistik yang dianggap menjadi penyebab kesulitan dalam belajar

bahasa Arab muncul karena beberapa alasan, yakni:

1) Adanya perbedaan tabiat bahasa

2) Adanya Spesifikasi bahasa Arab yang tidak terdapat dalam bahasa

Indonesia

3) Adanya perbedaan bahasa mulai dari sistem bunyi sampai dengan

tulisannya

4) Adanya pola Konjugatif (Tashrifat) sebagai ciri utama bahasa Arab yang

tidakdikenal dalam bahasa Nusantara sebagai bahasa mudah yakni bahasa-

bahasa Astronesia

Adapun rincian faktor-faktor linguistik itu adalah sistem bunyi atau

Nidlom as-Shout yang tidak ada dalam bahasa Indonesia, yakni: (Tsa', Syin, Dzal,

Kho', Ha', Dho', Tho', Shod, Dlodl, 'Ain, Ghin), kosa kata atau mufrodat berkaitan

dengan mudzakkar dan muannats, mutsanna dan jamak, khususnya yang berkaitan

dengan morfhologi (tasrif) yang tidak terdapat di dalam bahasa Indonesia, tata

kalimat (tarkib al-kalimah) yakni susunan kata yang tertibnya tidak dikenal dalam

bahasa Indonesia, bentuk kalimat: jumlah ismiyah dan fi'liyah, adanya i'rab,

perbedaan sistem tulisan dari kanan ke kiri dengan huruf berbeda ketika berada di

tengah di depan dan di belakang, sistem waqof pada kata dengan akhiran huruf ta'

marbuthoh yang dibaca beda ketika diwaqofkan, pelafalanAl-Syamsiyah, sistem

tasydid atau penggandaan bunyi huruf, dan sistem uslub (gaya bahasa).

Page 4: MEMAHAMI KITAB AL-NASAIKH AL-DINIYAH MAHASANTRI …

4

Secara keseluruhan dinyatakan bahwa faktor linguistik itu memberikan

kontribusi yang besar kalau bukan merupakan akar bagi timbulnya kesulitan

penguasaan dan pengembangan pengajaran bahasa Arab terutama bagi selain

bangsa Arab atau ghair al-Nathiqin bi al-‘Arabiyah. Untuk sementara kelihatan

seolah-olah bahasa Arab itu bahasa yang sukar dikuasai, dan sukarnya

mempelajari bahasa Arab itu disebutkan karena faktor-faktor bahasa Arab itu

sendiri. Ini suatu pendapat yang belum pernah diuji kebenarannya. Kajian disini

berusaha untuk memberikan verifikasi pendapat tersebut dengan realitas bahasa

Arab. Dengan demikian akan diketahui kebenaran atau kepalsuan pendapat

tersebut.

Kesulitan-kesulitan dalam pembelajaran bahasa Arab yang berasal dari

perbedaan tabiat antara bahasa Arab dengan bahasa Indonesia seperti dalam hal

fonetik dapat diselesaikan dengan pelajaran ilmu tajwid, khususnya dalam fonem-

fonem yang tidak terdapat di dalam bahasa Indonesia seperti tsa’ ha’, kha’, dzal,

syin, shad, ghin dan sebagainya ketika dalam keadaan sendirian atau ketika

bertemu dengan fonem-fonem lainnya.

Dalam hal etimologi yang meliputi zaman (tenses) untuk kata fi’il madli

dan mudlori’, tatsniyah dan jama’, tadzkir dan ta’nits, dan masalah gramatika

serta kosa kata, sampai sejauh ini peneliti belum menemukan adanya upaya

pemecahannya sehingga tampak menjadi problem yang menimbulkan kesulitan

dalam pembelajaran dan dianggap sebagai akar kesulitannya. Padahal belum tentu

hal tersebut menyebabkan kesulitan. Hanya disebabkan cara pandangnya saja bisa

menjadikan hal tersebut sebagai suatu kesulitan yang menjadi problem.

Dalam hal tabiat bahasa Arab yang berbeda dari bahasa pelajar (Indonesia)

seperti dalam hal fonetik, kiranya sudah dikemukakan pemecahannya dengan

sederhana, yakni dengan belajar tajwid. Permasalahannya adalah bila memang alat

bicara pada mulut bangsa Indonesia berbeda dari bangsa Arab maka memang ada

masalah, tetapi perbedaan dari segi fisik para pelajar baik Indonesia maupun

negara-negara lainnya ternyata tidak ada. Karena itu perbedaan tabiat bahasa

tersebut sebetulnya bukan problem yang menyebabkan sulitnya belajar bahasa

Page 5: MEMAHAMI KITAB AL-NASAIKH AL-DINIYAH MAHASANTRI …

5

Arab untuk memahami sebuah kitab. Dengan demikian problem tersebut tidak

layak disebut sebagai problem kesulitan dalam pendidikan bahasa Arab.

Dalam kaitannya dengan masalah etimologi (as-shorfiyah dan atau

morphology) yang dinyatakan sebagai problem, tentunya tidak bisa dinyatakan

sebagai problem serius meskipun masalah as-Sharfiyah atau tashrifat dalam

bahasa Indonesia tidak ada. Bahkan boleh jadi tashrifat yang ada itu justru

membantu dan mempermudah bila terjadi kesulitan dalam mencari

perbendaharaan kata guna memahami sebuah kitab. Sebagai gambaran singkat,

ketika seseorang tidak mengerti terjemahannya "kunci" dalam bahasa Arab, maka

dengan tashrifat dapat diselesaikan sehingga diketahui bahwa "kunci" itu alat

pembuka yang bisa diketahui melalui kata fataha yang berarti membuka menjadi

miftah dengan makna alat untuk membuka.

Dalam hal gramatika, tentunya masing-masing bahasa memiliki

kekhususannya. Kekhususan bahasa itu bukan suatu problem dalam

mempelajarinya. Bahasa itu dimiliki oleh suatu bangsa yang di dalamnya juga ada

masyarakat yang tidak cerdik, namun mereka bisa menggunakan bahasanya

dengan baik, lancar, dan tidak mengalami problem. Fungsi gramatika suatu

bahasa itu adalah sebagai ilmu tata bahasa. Demikian juga fungsi ilmu nahwu

yang sering disebut sebagai qawa'id. Jadi pada dasarnya tidak ada problem dalam

pembelajaran gramatika bahasa Arab sebagaimana gramatika yang ada dalam

bahasa asing yang lain.

Dalam kasus tertentu peneliti memaklumi adanya problem khusus dalam

pembelajaran gramatika bahasa Arab. Akan tetapi itu bukan karena keberadaan

gramatika itu sendiri. Problem itu muncul karena orientasi pembelajarannya.

Dalam kasus perbedaan arah tulisan bahasa Arab yang ke kiri dengan

tulisan Latin yang ke kanan, maka pada dasarnya bukan suatu kesulitan yang

menimbulkan problem. Tulisan bahasa Arab yang lengkap dengan syakalnya dan

dengan sistemnya yang fonetik dan sistem ejaannya yang fonemis, adalah sangat

mudah untuk dipelajari cara membacanya. Mudahnya membaca tulisan yang

ejaannya bersistem fonemis adalah karena suatu ejaan yang menggunakan sistem

ejaan fonemis adalah ejaan yang sempurna.

Page 6: MEMAHAMI KITAB AL-NASAIKH AL-DINIYAH MAHASANTRI …

6

Dengan demikian perbedaan bentuk dan arah tulisan dari kanan ke kiri itu

bukan penyebab timbulnya problem dalam pendidikan bahasa Arab. Justru tulisan

bahasa Arab itu terbukti paling mudah untuk dipelajari cara membacanya bila

tulisan yang dimaksud adalah tulisan bahasa Arab yang sempurna. Lain

masalahnya apabila yang dimaksud itu adalah tulisan gundul yang ada dalam

kitab-kitab berbahasa Arab. Bukan sistem tulisannya penyebab kesulitan, tetapi

ketidaksempurnaannya itulah yang menimbulkan problem.

b) Faktor Nonlinguistik

Faktor Nonlinguistik yang dianggap sebagai sebab timbulnya problem

dalam pendidikan bahasa Arab antara lain: Perbedaan sosio kultural bangsa Arab

dengan sosio kultural pelajar (Indonesia), sarana dan prasarana fisik, tempat dan

waktu, kemampuan subyek didik fakor-faktor Psikologisnya, komponen-

komponen instruksional yang tidak dipersiapkan dengan baik, dan citra bahasa

Arab itu sendiri.

Faktor-faktor Nonlinguistik yang dimaksudkan konkritnya adalah:

Perbedaan ungkapan istilah untuk nama-nama benda, misalnya nama onta yang

berbeda karena usianya, kurangnya jam pelajaran sehingga tidak tercapai tujuan

yang digariskan dalam program pembelajaran pada kasus di Pondok-Pondok

Pesantren, rendahnya kualitas tenaga pengajar bahasa Arab guna memahami

kitab-kitab gundul (yang tidak berharokat) dan rendahnya kemampuan pelajarnya,

masa depan yang tidak jelas bagi pelajar bahasa Arab dan tiadanya penghargaan

langsung dari masyarakat sehingga kurang adanya minat untuk mempelajarinya,

tidak tepatnya tujuan dan orientasi pembelajaran dan metode pengajarannya,

terpisahnya pengajaran bahasa Arab di sini (Indonesia) dari perkembangan bahasa

Arab sendiri di kawasan Timur Tengah, minimnya kamus yang dikarang oleh

orang-orang Nusantara tentang bahasa Arab, terkaitnya pengajaran bahasa Arab

dengan pendalaman ilmu-ilmu agama, dan sikap umum bangsa Indonesia yang

menganggap pengajaran bahasa Arab sebagai bagian dari pendidikan Islam

sehingga ia dipisahkan dari kegairahan hidup dalam dunia komunikatif.

Dalam menanggulangi kesulitan pada kasus nonlinguistik telah dianjurkan

adanya pendekatan linguistik kontrastif, yakni pengajaran dimulai dari yang ada

Page 7: MEMAHAMI KITAB AL-NASAIKH AL-DINIYAH MAHASANTRI …

7

kesamaannya dengan bahasa ibu; sedangkan untuk unsur dan struktur yang tidak

memiliki kesamaan diajarkan belakangan. Anjuran ini bisa diterima untuk

ditindaklanjuti sehingga kasus ini tidak lagi menjadi problem.

Kasus nonlinguistik lainnya yang dibeberkan dimuka ternyata belum ada

yang mengemukakan pemecahannya yang berkisar pada masalah-masalah

terbatasnya waktu yang di atur dalam kurikulum, sarana seperti buku dan alat-alat

bantu teknik seperti audio visual, input yang lemah dalam bahasa Arab, dan

syarat-syarat untuk kemampuan ustadz (muallim). Sementara upaya pemecahan

yang dikemukakan hanya sebagai pertimbangan untuk ditinjau ulang dalam

operasionalnya.

Perlu diketahui bahwa terbatasnya waktu bukanlah suatu problem karena

dengan ditambahkannya waktu berarti sudah terselesaikan. Begitu juga mengenai

sarana dan prasarana, maka pemenuhannya sudah merupakan penyelesaian. Jadi

tidak layak hal-hal demikian dinyatakan sebagai problem dalam pendidikan

bahasa Arab. Di samping itu perlu diperhatikan bahwa ada kalanya sarana-sarana

itu juga tidak mutlak perlu, misalnya perangkat laboratorium bahasa yang tidak

imbang antara harga dan manfaatnya, yang biasanya sering tidak dipakai dan

jarang dimanfaatkan.

Lemahnya input dalam berbahasa Arab tidak bisa dinyatakan sebagai

problem. Kalau input sudah mahir maka proses pembelajaran bahasa Arab sudah

tidak ada gunanya. Pada langkah berikutnya perlu diterapkan kedisiplinan dalam

evaluasi. Para pelajar atau mahasiswa yang sudah mampu menguasai materi

pembelajaran bahasa Arab guna memahami kitab gundul layak lulus dan yang

tidak mampu tidak layak diluluskan. Meluluskan pelajar atau mahasiswa yang

belum mampu sama dengan menciptakan rendahnya mutu pengajaran dan

pembelajaran Bahasa Arab yang ada di kitab-kitab gundul, khususnya kitab al-

Nasaikh al-Diniyah. Inilah yang memunculkan problem, bukan lemahnya input

tetapi membiarkan dan meluluskan calon lulusan yang lemah itulah problem.

Dalam kaitannya dengan metode yang dianjurkan untuk dipakai maka

metode itu sangat berkaitan dengan materi dan tujuan dalam pembelajaran. Perlu

diingat bahwa tiap metode yang dipakai itu memiliki keunggulan dan

Page 8: MEMAHAMI KITAB AL-NASAIKH AL-DINIYAH MAHASANTRI …

8

kekurangannya. Sebetulnya sangat dianjurkan untuk menyelesaikan problem

metode ini dengan memahami dan menguasai berbagai metode untuk proses

pembelajaran, sehingga setiap kali muncul permasalahan metode dapat

diselesaikan dengan bantuan metode alternatif yang pada gilirannya disebut

dengan metode eklektik.

Adapun tidak dipergunakannya satu sistem yang konsisten dalam metode

pengajaran, tidak adanya dorongan moril, tidak jelasnya masa depan mahasiswa

yang belajar bahasa Arab di Pondok Pesantren, dan tidak adanya penghargaan

langsung dari masyarakat yang bisa mengurangi minat belajar bahasa Arab, maka

semua itu diselesaikan dengan memberikan kontra operasional, yakni dengan

mengadakan semua yang tiadanya itu menjadikan masalah. Untuk keperluan

tersebut maka daya tarik, motivasi belajar, dan prospek bahasa Arab perlu

dikemukakan dengan positif, khususnya mengenai kesan pertama yang baik dalam

mengenal dan menilai keman-faatan bahasa Arab.

Dengan demikian masalah nonlinguistik ini dapat dinilai sebagai masalah

yang sangat mendasar, dan bisa dijadikan alasan atau sebab-sebab tidak bisa

belajar bahasa Arab, atau sebab terjadinya kesulitan ketika belajar bahasa Arab.

Demikian sederhananya masalah nonlinguistik ini maka tidak layak disebut

sebagai problem pembelajaran bahasa Arab. Perlu dicermati lagi bahwa yang

mendukung dalam pembelajaran bahasa adalah praktek dan keaktifan para pelajar

itu sendiri dalam berbahasa Arab.

Jadi langkah penyelesaian masalah kebahasaan adalah penggunaan

pendekatan linguistik kontrastif untuk memahamikitab al-Nasaikh al-Diniyah

wabil khusus Mahasantri Ma’had al-Jami’ah UIN Mataram.

Metode Penelitian dan Pembahasan

Kehadiran Ma’had al-Jami’ah di UIN Mataram tidak bisa dilepaskan dari

cerita sukses (success story) beberapa Ma’had al-Jami’ah di beberapa Perguruan

Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) di Indonesia, seperti di UIN Malang

dan UIN Surabaya.

Page 9: MEMAHAMI KITAB AL-NASAIKH AL-DINIYAH MAHASANTRI …

9

Eksistensi Ma’had al-Jami’ah di beberapa perguruan tinggi keislaman ini

juga tidak bisa dilepaskan dari kecenderungan integrasi ilmu pengetahuan di

tingkat nasional setelah Indonesia mengalami pahitnya dikotomi ilmu

pengetahuan yang ditinggalkan oleh kolonialisme barat.

Lembaga-lembaga pendidikan keislaman, baik menengah maupun tinggi

mulai membuka asrama untuk pembinaan siswa atau mahasiswa untuk

mengintegrasikan keunggulan pesantren dengan lembaga-lembaga pendidikan non

pesantren. Di lingkungan kementerian agama, ide ini mulai terlihat

implementasinya sejak Kementerian Agama di bawah pimpinan Bapak. Alm.

Munawir Sadzali dengan program MAPK, diteruskan oleh para menteri

berikutnya dengan program MAN Insan Cendikia dan Ma’had al-Jami’ah di

Perguruan Tinggi Islam, seperti UIN Malang dan lain-lain.

Pembinaan ala pesantren semacam ini terasa efektifitasnya karena

pembinaan dilakukan secara komprehensif, melekat dan berkesinambungan.

Dalam konteks Ma’had al-Jami’ah, pembinaan yang menjadi primadona adalah

pembinaan bahasa-bahasa internasional (terutama Arab-Inggris), tahfiz al-Qur’an,

ilmu-ilmu keislaman dan akhlaq karimah.

Di UIN Mataram sendiri, ide pembentukan Ma’had al-Jami’ah sudah

dimulai sejak era kepemimpinan Dr. H. Asnawi, MA (Rektor UIN Mataram

Periode 2004-2009). Gagasan ini menemukan jalan yang lebih lempang berkat

bantuan Rusunawa (Rumah Susun Sewa) empat lantai oleh Kementerian

Perumahan Rakyat yang diperuntukkan sebagai asrama mahasiswa Ma’had al-

Jami’ah. Pada era kepemimpinan Dr. H. Nashuddin, M.Pd (Rektor UIN Mataram

2009-2014), tepatnya pada tanggal 14 Maret 2013, Ma’had al-Jami’ah resmi

dibuka dan mulai melakukan aktifitas pembinaan, dilengkapi dengan satu

bangunan tiga lantai yang diperuntukkan untuk asrama mahasantri putri, mushalla

dan tempat kegiatan belajar mengajar.

Karena tuntutan dari kementerian pemberi bantuan, Ma’had al-Jamiah

dikelola oleh sebuah Badan Pengelola Ma’had al-Jami’ah yang terutama

bertanggungjawab merawat bangunan Rusunawa. Namun untuk efektifitas dan

kelancaran proses belajar mengajar, tertanggal 21 September 2013, Rektor UIN

Page 10: MEMAHAMI KITAB AL-NASAIKH AL-DINIYAH MAHASANTRI …

10

Mataram mengeluarkan SK pengangkatan Mudir Ma’had al-Jami’ah yang

terutama bertanggungjawab untuk mengelola proses-proses akademik di Ma’had

al-Jami’ah.

Kini Ma’had al-Jami’ah sudah berjalan di semester ke-7. Kegiatan

pembinaan sejauh ini berjalan baik. Eksistensi Ma’had al-Jami’ah semakin

dikenal di lingkungan UIN Mataram. Minat mahasiswa untuk menjadi mahasantri

Ma’had al-Jami’ah bertambah dari tahun ke tahun. Para ustadz yang berkualifikasi

master dan doktor dari dalam dan luar negeri tetap istiqamah membimbing para

mahasantri Ma’had al-Jami’ah. Fokus pembinaan di Ma’had al-Jami’ah adalah

penguasaan bahasa Arab, Inggris, tahfiz al-Qur’an, ilmu-ilmu keislaman dan

akhlaq karimah.

1. VISI

Menjadi pusat tafaqquh fi al-din, penguasaan bahasa-bahasa internasional,

tahfidzh al-Qur’an dan pembinaan al-akhlaq al-karimah dalam rangka

transformasi UIN menjadi Universitas Islam Negeri Mataram.

2. MISI

1. Melatih mahasantri untuk mendalami agama Islam secara komprehensif

(tafaqquh fi ad-din).

2. Melatih keterampilan berbahasa Internasional kepada mahasantri terutama

Bahasa Arab, Inggris dan Perancis.

3. Membimbing mahasantri untuk menghafalkan al-Quran.

4. Membina mahasantri untuk mengembangkan bakat dan memiliki akhlaq

mulia.

3. Program Ma’had Al-Jami’ah

a. Pembelajaran Ilmu-Ilmu Keislaman

1) Menyelenggaraan pembelajaran kutub at-turats al-mu’tamadah.

2) Diskusi rutin mahasantri.

3) Muhadharah mahasantri setiap malam jum’at.

4) Kuliah umum.

5) Seminar nasional atau internasional.

6) Penerbitan buku-buku dan buletin berkala.

Page 11: MEMAHAMI KITAB AL-NASAIKH AL-DINIYAH MAHASANTRI …

11

7) Rihlah ilmiah.

b. Pemerolehan Bahasa Arab, Inggris dan Perancis

1) Pembelajaran bahasa Arab, Inggris dan Perancis.

2) Mengusahakan pembentukan lingkungan kebahasaan (bi’ah

lugawiyah).

3) Melatih kemahiran berbahasa melalui muhadarah setiap malam jum’at.

4) Mengadakan lomba-lomba keterampilan berbahasa.

5) Penerbitan media berbahasa asing.

c. Tahfiz al-Qur’an

1) Menyelenggarakan kegiatan pembinaan tahsin al-qira’ah dan tahfiz al-

Qur’an.

2) Menyelenggarakan atau mengikuti pelatihan metode-metode

pembelajaran al-Qur’an.

3) Memfasilitasi dan mengembangkan bakat mahasantri yang berkaitan

dengan al-Qur’an.

4) Menyelenggarakan lomba-lomba tilawah dan tahfidzh al-Qur’an.

d. Pembinaan Akhlaq Mulia

1) Mendisiplinkan santri dalam melaksanakan ibadah, terutama shalat

berjamaah.

2) Melaksanakan pembinaan karakter melalui masa orientasi mahasantri.

3) Melaksanakan kerja bakti di lingkungan Ma’had setiap hari Ahad.

4) Mengasah kemampuan wirausaha mahasantri melalui koperasi Ma’had

al-Jami’ah.

e. Pengembangan Bakat

1) Mengadakan latihan-latihan tilawah al-Qur’an dan kaligrafi.

2) Mengadakan kegiatan pembinaan olah raga seperti tenis meja, bola

volly, futsal dan badminton.

3) Mengadakan kegiatan pembinaan seni seperti kasidah, tari, band dan

marawis.

4) Mengadakan pelatihan penulisan karya ilmiah.

5) Mengadakan kegiatan pelatihan dan pembinaan kewirausahaan.

Page 12: MEMAHAMI KITAB AL-NASAIKH AL-DINIYAH MAHASANTRI …

12

4. Kurikulum Ma'had

Kurikulum Ma’had al-Jami’ah adalah turunan dari visi misi Ma’had.

Tujuan yang ingin dicapai dari penerapan kurikulum Ma’had al-Jami’ah adalah

melahirkan mahasantri yang mahir berbahasa internasional (minimal Arab-

Inggris), mahir membaca al-Qur’an dan menghafalkannya, memiliki wawasan

ilmu-ilmu keislaman dan memiliki akhlak yang terpuji.

Basis kurikulum Ma’had al-Jami’ah seperti yang dipraktikkan di

pesantren-pesantren, baik salaf maupun modern. Materi-materi dasar seperti tafsir,

hadits, fiqh, akhlak, tahfidz, tahsin, istima’ dan kalam, qira’ah dan kitabah,

listening and speaking, reading and writing adalah ta’lim wajib yang diberikan di

Ma’had al-Jami’ah. Demikian juga dengan tahsin dan tahfiz al-Qur’an.

Sedangkan pembelajaran bahasa diberikan dalam dua cara, yaitu penyampaian

materi kebahasaan oleh para muallim dan praktik penggunaan bahasa baik yang

dilakukan di muhadarah-muhadarah maupun dalam interaksi sehari-hari.

Sejauh ini, kurikulum yang dipakai di Ma’had al-Jami’ah masih

sederhana dan bersifat umum namun diharapkan seiring dengan semakin

mapannya sistem yang berjalan di Ma’had al-Jami’ah format kurikulum yang

efektif dan sesuai dengan karakter dan tujuan Ma’had dapat diwujudkan.

Dalam penelitian ini, akan disajikan data-data terkait dengan variabel yang

tealah diteliti yaitu: nama-nama mahasantri yang mengikuti tes penguasaan

kosakata dan tes kemampuan membaca beserta hasil atau nilainya sebagai berikut:

Tabel. 01

Daftar Hasil Tes Kelompok Eksperimen Mahasantri Ma'had al-Jami'ah

Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram1

No Nama Mahasantri Pretest Posttest

1 Ulfiati Islamiah 50 95

2 Mulyani 57 76

3 Nur Malia Intan Purnami 56 81

1 Hasil Tes Kelompok Eksperimen Mahasantri Ma'had al-Jami'ah Universitas IslamNegeri (UIN) Mataram

Page 13: MEMAHAMI KITAB AL-NASAIKH AL-DINIYAH MAHASANTRI …

13

4 Nurul Hidayatullah 52 61

5 Mariana Ulfa 39 41

6 Eva Rosita Zuhra 45 68

7 Kholilurrahman 62 51

8 M. Maulidan Hasani 52 92

9 Saepudin 36 80

10 M. Nurwathani Janhari 32 50

11 Ahyar Rosidi 59 92

12 Abdul Latif 55 95

13 Ayu Arni 57 66

14 Milenthia Alfiani 50 61

15 Luthfiyyah Salsabila 34 67

16 Nurbaiti Isnaini 55 95

17 Baiq Puput Nadia Rosada 52 56

18 Iramita 62 95

19 Sapratul Aini 60 90

20 Sumaini 50 74

Tabel. 02

Daftar Hasil Tes Kelompok Kontrol Mahasantri Mahasantri Ma'had

al-Jami'ah Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram2

No Nama Mahasantri Pretest Posttest

1 Ulfiati Islamiah 35 23

2 Mulyani 15 46

2 Hasil Tes Kelompok Kontrol Mahasantri Ma'had al-Jami'ah Universitas Islam Negeri(UIN) Mataram

Page 14: MEMAHAMI KITAB AL-NASAIKH AL-DINIYAH MAHASANTRI …

14

3 Nur Malia Intan Purnami 43 35

4 Nurul Hidayatullah 77 77

5 Mariana Ulfa 52 52

6 Eva Rosita Zuhra 48 49

7 Kholilurrahman 69 59

8 M. Maulidan Hasani 55 58

9 Saepudin 42 32

10 M. Nurwathani Janhari 44 47

11 Ahyar Rosidi 37 21

12 Abdul Latif 62 48

13 Ayu Arni 50 58

14 Milenthia Alfiani 48 55

15 Luthfiyyah Salsabila 50 47

16 Nurbaiti Isnaini 43 28

17 Baiq Puput Nadia Rosada 57 52

18 Iramita 42 49

19 Sapratul Aini 53 37

20 Sumaini 58 41

A. Analisis Data

Mengacu pada tabel pada 1 dan 2, maka dapat dianalisis perbandingan

hasil tes kelompok kontrol dan experiment sebagai berikut:

Tabel. 03

No. Urut

(Kontrol)Pretest Posttest

No. Urut

(Eksperimen)Pretest Posttest

Page 15: MEMAHAMI KITAB AL-NASAIKH AL-DINIYAH MAHASANTRI …

15

4 77 77 1 50 95

7 69 59 12 55 95

8 55 58 16 55 95

13 50 58 18 62 95

14 48 55 8 52 92

5 52 52 11 59 92

17 57 52 19 60 90

6 48 49 3 56 81

18 42 49 9 36 80

12 62 48 2 57 76

10 44 47 20 50 74

15 50 47 6 45 68

2 15 46 15 34 67

20 58 41 13 57 66

19 53 37 4 52 61

3 43 35 14 50 61

9 42 32 17 52 56

16 43 28 7 62 51

1 35 23 10 32 50

11 37 21 5 39 41

Nilai

Maximum77 77

Nilai

Maximum62 95

Nilai

Minimum15 21

Nilai Minimum32 41

Rata-Rata 49 45,7 Rata-Rata 50,75 74,3

Dari data di atas dapat ditemukan range sebagai berkut :

Nilai Maximum 15 -18

Nilai Minimum -17 -20

Page 16: MEMAHAMI KITAB AL-NASAIKH AL-DINIYAH MAHASANTRI …

16

Rata-Rata -1,75 -28,6

B. Hasil Analisis

Penelitian yang peneliti laksanakan kali ini menggunakan metode

eksperimen, yaitu dengan menggunakan tes sebagai salah satu metode

pengumpulan datanya. Data yang dimaksud dalam penelitian kali ini adalah data

nilai kemampuan mahasantri menulis kata dalam bahasa Arab yang dimulai dar

kemampuan mahasantri menulis kata dalam bahasa Arab awal (pretest) dan

penguasaan mahasantri dalam menulis kata dalam bahasa Arab akhir (post-test)

baik dari kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Nilai-nilai tersebut diperoleh

dari 30 butir soal yang digunakan dalam pelaksanaan pre-test dan post-test pada

penelitian kali ini. Berikut ini peneliti sajikan hasil output deskriptif data:

Tabel. 03

N Minimum Maximum

Eks-pre 20 4,00 66,00

Eks-post 20 41,00 95,00

Kon-pre 20 15,00 77,00

Kon-post 20 19,00 77,00

Valid N (listwise) 20

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai tertinggi dan nilai terendah

pada tiap-tiap kelas (kelas eksperimen dan kelas kontrol), baik untuk nilai

kemampuan menulis kata dalam bahasa Arab awal (pretest) maupun kemampuan

memahami kitab al-nasaikh al-diniyah akhir (posttest). Selain nilai tertinggi dan

nilai terendah, dari tabel di atas juga dapat dilihat rata-rata nilai kemampuan

memahami kitab al-nasaikh al-diniyah setiap kelas dan juga standar deviasinya.

Dalam pengujian uji “t” atau t-test dapat dikatakan berlaku apabila

memenuhi beberapa syarat yaitu data harus berdistribusi normal dan varian antar

kelompok harus berdistribusi homogeny.

Adapun prasyarat pengujian analisis data, yaitu:

Uji Normalitas

Page 17: MEMAHAMI KITAB AL-NASAIKH AL-DINIYAH MAHASANTRI …

17

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui normal atautidaknya distribusi

sampel pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Nilai Mahasantri yang

digunakan untuk menguji normalitas sampel adalah nilai pre-test dan post-test

sekaligus. Dengan analisis Ho adalah sampel berdistribusi normal dan Ha

berdistribusi tidak normal. Data dikatakan normal jika nilai signifikansi 5%, maka

Ho diterima dan jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka Ho ditolak.

Selain melihat dari nilai signifikansinya, bisa juga dilihat dari nilai

Kolmogorovsminorov

Z, kalau nilai Kolmogorov-sminorov Z (Ksz) lebih kecil dari 1,960 maka Ho

diterima. Berikut tabel output uji normalitas:

Pada tabel di atas menunjukkan, bahwa untuk pre-test kelas eksperimen

diperoleh nilai rata-rata sebesar 50,78 dan nilai uji kolmogorov-sminorov Z

sebesar 0,778 dan nilai siginifikansi sebesar 0,580, dan untuk post-test kelas

eksperimen diperoleh nilai rata-rata sebesar 73,61 dan nilai uji kolmogorov-

sminorov Z sebesar 0,663 dan nilai signifikansi sebesar 0,772.

Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa dengan nilai signifikansi yang lebih

besar dari 0,05 untuk nilai pre-test dan post-test pada kelas eksperimen, maka data

tersebut dinyatakan terdistribusi normal.

Uji Independent t-Test

Page 18: MEMAHAMI KITAB AL-NASAIKH AL-DINIYAH MAHASANTRI …

18

Berdasarkan data diatas dapat diambil kesimpulan bahwa dilihat dari nilai

pre-test dan post-test diatas menunjukkan bahwa kelompok eksperimen

mengalami peningkatan kemampuan, yaitu dengan menerapkan Pendekatan

linguistik kontrastif bagi peningkatan kemampuan memahami kitab al-nasaikh al-

diniyah. Untuk mengetahui seberapa besar peningkatan hasil belajar kelompok

eksperimen, peneliti menggunakan uji t (t-test) untuk mengetahui hasil

peningkatannya. Berikut peneliti sajikan output hasil uji paired t-test.

Kelas N Mean Std.Defiation Std. Error Mean

Eksperimen 20 74,30 17,412 3,893

Kontrol 20 45,70 13,561 3,032

Data tersebut dikatakan terdapat perbedaan atau terdapat peningkatan

ketika nilai signifikasi lebih kecil dari 0,05 atau bisa dilihat juga dengan nilai t

hitungnya, yaitu nilai t hitung lebih besar dari t tabel. Sesuai dengan data diatas,

dapat dilihat bahwa besar rata-rata nilai post-test untuk kelas eksperimen dan

kontrol, kelas eksperimen memiliki rata-rata nilai yang lebih besar dengan kelas

kontrol. Dengan nilai rata-rata untuk kelas eksperimen sebesar 74,30 dan untuk

kelas kontrol sebesar 45,70.

Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat perbedaan

yang signifikan kemampuan memahami kitab al-nasaikh al-diniyah dengan

pendekatan linguistik kontrastif di Ma'had Al-Jami'ah Universitas Islam Negeri

(UIN) Mataram Semester Genap Tahun Pengajian 2017/2018, sehingga hipotesis

pada penelitian ini diterima.

Dalam penelitian ini, dilihat dari pengujian hipotesis di atas, diketahui

adanya perubahan yang signifikan kemampuan Memahami kitab al-nasaikh al-

diniyah Mahasantri dengan menerapkan pendekatan linguistik kontrastif

dibandingkan dengan kelas yang menggunakan atau menerapkan pembelajaran

konvensional dan tanpa menerapkan pendekatan linguistik kontrastif untuk

memahami kitab al-nasaikh al-diniyah mahasantri Ma'had Al-Jami'ah Universitas

Islam Negeri (UIN) Mataram Semester Genap Tahun Pengajian 2017/2018.

Apabila dilihat dari rata-rata nilai memahami kitab al-nasaikh al-diniyah

mahasantri yang diberikan dengan menerapkan pendekatan linguistik kontrastif

Page 19: MEMAHAMI KITAB AL-NASAIKH AL-DINIYAH MAHASANTRI …

19

(kelas eksperimen) sebesar 74,30, sedangkan pada kelas kontrol dengan

menerapkan pembelajaran konvensional rata-rata nilai memahami kitab al-nasaikh

al-diniyah mahasantri sebesar 45,70. Hal tersebut menunjukkan adanya

perubahan dan peningkatan yang signifikan pada kelas eksperimen dibandingkan

perubahan pada kelas kontrol. Dengan demikian pendekatan linguistik kontrastif

dianggap lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran secara konvensional,

dalam upaya meningkatkan kemampuan memahami kitab al-nasaikh al-diniyah

mahasantri Ma'had Al-Jami'ah Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram Semester

Genap Tahun Pengajian 2017/2018.

Dengan menerapkan pendekatan linguistik kontrastif , mahasantri akan

lebih mudah menangkap, memahami, dan memahami kitab al-nasaikh al-diniyah.

Mahasantri akan merasa lebih tertarik dan lebih fokus selama mengikuti proses

pembelajaran ini. Mahasantri juga diberi kesempatan yang lebih banyak untuk

menganalisis kata dalam kitab. Sedangkan pada kelas kontrol, mu'allim ataupun

peneliti masih menerapkan pembelajaran konvensional, mu'allim ataupun peneliti

mendominasi kelas, Mahasantri hanya mendapat pengetahuan dari mu'allim

ataupun peneliti, dan minimnya berlatih mengenali dan menganalisis kata dalam

kitab. Sehingga wajar jika kelas yang pembelajaran kitab al-nasaikh al-diniyah

dengan menerapkan pendekatan linguistik kontrastif yaitu kelas eksperimen lebih

efektif dan lebih cepat perubahan serta peningkatannya dalam kitab al-nasaikh al-

diniyah dibandingkan dengan kelas kontrol ataupun kelas lain yang masih

menerapkan pembelajaran secara konvensional.

Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian mengenai penerapan pendekatan

linguistik kontrastif untuk memahami kitab al-nasaikh al-diniyah di Ma'had Al-

Jami'ah Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram Semester Genap Tahun

Pengajian 2017/2018, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Penerapan pendekatan linguistik kontrastif dalam peningkatan kemampuan

untuk memahami kitab al-nasaikh al-diniyah pada Mahasantri Ma'had Al-

Jami'ah Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram Semester Genap Tahun

Page 20: MEMAHAMI KITAB AL-NASAIKH AL-DINIYAH MAHASANTRI …

20

Pengajian 2017/2018 ini dimulai dengan mua'llim menjelaskan dasar

menjelaskan pembagian kata. Setelah itu mahasantri memahami apa yang

disampaikan mua'llim untuk melatih kemampuan untuk memahami kitab al-

nasaikh al-diniyah.

2. Penerapan pendekatan linguistik kontrastif untuk memahami kitab al-nasaikh

al-diniyah dapat meningkatkan hasil belajar mahasantri kemampuan untuk

memahami kitab al-nasaikh al-diniyah Mahasantri Ma'had Al-Jami'ah

Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram Semester Genap Tahun Pengajian

2017/2018. Dari hasil penelitian dan penerapan yang peneliti lakukan, ada

perubahan dan peningkatan yang signifikan antara kemampuan untuk

memahami kitab al-nasaikh al-diniyah mahasantri yang menerapkan

pendekatan linguistik kontrastif dibandingkan dengan mahasantri yang

menggunakan dan menerapkan pembelajaran konvensional. Perbedaan ini

dapat dilihat dari perubahan rata-rata nilai pre-test ke post-test pada masing-

masing kelas (kelas eksperimen dan kelas kontrol). Rata-rata nilai kemampuan

menulis akhir yang diberi pendekatan linguistik kontrastif (kelas eksperimen)

sebesar 74,30, sedangkan pada kelas kontrol menerapkan pembelajaran

konvensional rata-rata nilai kemampuan memahami kitab al-nasaikh al-

diniyah akhir sebesar 45,70. Dilihat dari perubahan rata-rata nilai yang

diperoleh masing-masing kelas, menunjukkan bahwa pendekatan linguistik

kontrastif lebih efektif untuk meningkatkan kemampuan mahasantri untuk

memahami kitab al-nasaikh al-diniyah di Mahasantri Ma'had Al-Jami'ah

Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram Semester Genap Tahun Pengajian

2017/2018. Hal ini dibuktikan dengan perubahan dan peningktan yang

signifikan pada rata-rata hasil belajar mahasantri kelas eksperimen, yakni

mahasantri Ma'had Al-Jami'ah Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram

Semester Genap Tahun Pengajian 2017/2018.

Daftar Rujukan

Ainin, Tohir, dan Asrori. 2006. Evaluasi dalam Pembelajaran Bahasa Arab.

Malang: MISYKAT.

Page 21: MEMAHAMI KITAB AL-NASAIKH AL-DINIYAH MAHASANTRI …

21

Ainin. 2010. Metodologi Penelitian Bahasa Arab. Surabaya: Hilal Pustaka.

Arifin, Zainal. 2011. Penelitian Pendidikan: Metode dan Paradigma Baru.

Bandung: Remaja Rosdakarya.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Arsyad, Azhar. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Effendy, Ahmad fuad. 2009. Metodologi Pengajaran Bahasa Arab. Malang:

Kinara Jombang.

Gie, The Liang. 2002. Terampil Mengarang. Yogyakarta: Andi Offset

Hadi, Sutrisno. 2004. Statistik. Yogyakarta: Andi Offset.

Harjanto. 2010. Perancanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Hermawan, Acep. 2011. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya Offset.

http://atsiwwista.blogspot.com/2013/09/teori-teori-efektivitas.html?m=1,

Irawan, Agus. 2008. Cara Asyik Menjadi Penulis Beken. Yogyakarta: Arti Bumi

Intaran.

Irawati, Retno Purnama. 2013. Mengenal Sejarah Sastra Arab. Semarang:

Egaacitya.

Iskandarwassid. Sunendar D. 2011. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya Offset.

Komaidi, Didik. 2008. Aku Bisa Menulis. Yogyakarta: Sabda Media Publisher.

Rosidi, Imron. 2008. Menulis Siapa Takut?. Yogyakarta: Kanisius.

Siregar, Syofian. 2010. Statistika Deskriptif untuk Penelitian. Jakarta: PT

Rajagrafindo Persada.

Sofyan, dkk.. Modul Diklat Profesi Guru Model-Model Pembelajaran I. Kendari:

Universitas Haluoleo, 2007.

Sudjana, Nana. 2002. Statistika Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia. Sugiyono.

2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosda

Karya, 2006.

Page 22: MEMAHAMI KITAB AL-NASAIKH AL-DINIYAH MAHASANTRI …

22

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

ALFABETA, 2013.

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan

R&D. Bandung: ALFABETA, 2012.

Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2007.

Sunarti. Subana. 2009. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Bandung:

Pustaka Setia.

Syafa‟at. 2005. Kualitas Skripsi Berbahasa Arab Mahasiswa UIN Malang (Kajian

Error Analysis untuk Sintaksis dan Ejaan). Malang: Jurusan Sastra

Arab,Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang .

Tarigan, Henry G. 2008. Menulis Sebagai Ketrampilan Berbahasa. Bandung:

Angkasa.

Tim Reality. 2008. Kamus Terbaru Bahasa Indonesia. Surabaya: Reality

Wagiran, dan Mukh Doyin. 2005. Curah Gagasan: Pengantar Penulisan Karya

Ilmiah. Semarang: Rumah Indonesia.