memahami kemandirian

3
Memahami, Memilah dan Mengembangkan Konsep Kemandirian bagi Anak Anak pada usia berapa saja tetaplah menjadi seorang anak bagi orangtuanya. Segala perilaku, dan keputusannya pun sering kali atau selalu berada di bawah bayang-bayang orangtua. Hal ini tidak terlepas dari bagaimana lingkungan anak dibesarkan dan apa yang orangtua harapkan dari sang anak, sehingga kemandirian pada tiap anak pun berbeda-beda. Sebagai orangtua, sudahkah Anda merenungi kemandirian apa yang Anda harapkan dari anak Anda? Apakah hanya untuk memenuhi keinginan Anda semata, atau untuk semurni-murninya keberhasilan tumbuh kembang anak Anda seoptimal mungkin? Anak dikatakan mandiri adalah dapat berperilaku sesuai usia perkembangannya dan bertanggung jawab penuh kepada diri sendiri, orang lain dan lingkungannya. Untuk itu, coba simak hal-hal berikut, pemahaman nilai-nilai kemandirian apa saja yang dapat Anda arahkan pada buah hati Anda. 1. Kebiasaan yang Anda bawa dari orangtua Anda seringkali juga terbawa pada saat pengasuhan anak Anda saat ini. Coba pilih dan pilah mana hal yang menurut Anda baik untuk dipertahankan dan tidak. Dengan kesadaran yang Anda miliki, jadilah contoh bagi anak. Kemandirian bukanlah sekedar memberikan aturan, instruksi atau penjelasan, tapi lebih kepada bagaimana Anda memberikan contoh dalam bersikap. 2. Memberikan contoh nyata dapat Anda lakukan di kehidupan sehari-hari. Misalnya saat melakukan tugas di rumah, Anda tidak mudah meminta bantuan dari si Mbak, asisten di rumah.

Upload: deep-walker

Post on 18-Dec-2014

645 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

by deep d walker

TRANSCRIPT

Page 1: Memahami kemandirian

Memahami, Memilah dan Mengembangkan Konsep Kemandirian bagi Anak

Anak pada usia berapa saja tetaplah menjadi seorang anak bagi orangtuanya. Segala perilaku, dan keputusannya pun sering kali atau selalu berada di bawah bayang-bayang orangtua. Hal ini tidak terlepas dari bagaimana lingkungan anak dibesarkan dan apa yang orangtua harapkan dari sang anak, sehingga kemandirian pada tiap anak pun berbeda-beda. Sebagai orangtua, sudahkah Anda merenungi kemandirian apa yang Anda harapkan dari anak Anda? Apakah hanya untuk memenuhi keinginan Anda semata, atau untuk semurni-murninya keberhasilan tumbuh kembang anak Anda seoptimal mungkin?

Anak dikatakan mandiri adalah dapat berperilaku sesuai usia perkembangannya dan bertanggung jawab penuh kepada diri sendiri, orang lain dan lingkungannya. Untuk itu, coba simak hal-hal berikut, pemahaman nilai-nilai kemandirian apa saja yang dapat Anda arahkan pada buah hati Anda.

1. Kebiasaan yang Anda bawa dari orangtua Anda seringkali juga terbawa pada saat pengasuhan anak Anda saat ini. Coba pilih dan pilah mana hal yang menurut Anda baik untuk dipertahankan dan tidak. Dengan kesadaran yang Anda miliki, jadilah contoh bagi anak. Kemandirian bukanlah sekedar memberikan aturan, instruksi atau penjelasan, tapi lebih kepada bagaimana Anda memberikan contoh dalam bersikap.

2. Memberikan contoh nyata dapat Anda lakukan di kehidupan sehari-hari. Misalnya saat melakukan tugas di rumah, Anda tidak mudah meminta bantuan dari si Mbak, asisten di rumah. Tunjukkan bahwa banyak hal yang bisa Anda lakukan sendiri. Anak akan meniru pola kemandirian Anda dalam pengerjaan tugas.

3. Kemandirian yang dikembangkan pada anak meliputi,

Fisik. Dimulai dari pemisahan fisik. Janin yang tadinya menyatu di rahim, kini berpisah. Kemudian pemisahan tidur, dari satu ranjang kelamaan di ranjang terpisah, lalu di kamar berbeda sampai menanjak dewasa. Pemisahan fisik juga ditandai dengan anak mulai bersekolah.

Kognisi. Anak kelamaan memiliki kemampuan berpikir, memutuskan dan merencanakan bagi dirinya sendiri, yang tidak kalah penting adalah ia memahami konsekuensi dan bertanggung jawab.

Page 2: Memahami kemandirian

Emosi. Kemandirian emosi adalah anak merasa aman, nyaman dan tenang atas dirinya, walau berada di berbagai lingkungan, situasi, dan kejadian yang dihadapi. Memiliki kesadaran, mental kuat, kemampuan introspeksi, refleksi, mau belajar, dan berkembang.

Jika ditelusuri lebih jauh, kemandirian yang diarahkan pada anak banyak dipengaruhi oleh budaya. Dalam budaya Indonesia, di setiap kesempatan mengutamakan kekeluargaan dan kebersamaan. Sisi positifnya adalah anak memiliki kelekatan dan kebersamaan yang kuat. Namun harus diakui juga bahwa hal ini secara tidak langsung berpengaruh pada tingkat kemandiriannya. Jika dibandingkan dengan budaya Barat yang lebih individualis, tentu saja kemandirian (minimal secara fisik) memiliki potensi untuk lebih cepat berkembang. Contoh di budaya Indonesia, tidaklah aneh melihat 3 generasi, kakek nenek-orangtua-anak tinggal dalam 1 atap bersama. Sedangkan dalam budaya Barat, saat menjelang dewasa anak terbiasa tinggal terpisah dengan orangtua. Contoh lain, dalam memilih pasangan hidup dan merayakan pernikahan, di budaya Indonesia banyak melibatkan keluarga besar. Sedangkan dalam budaya Barat, hal tersebut hampir sepenuhnya dilakukan oleh calon mempelai dan sedikit saja keterlibatan keluarga.

Sebagai orangtua selayaknya pandai memilah proses pembentukan kemandirian bagi anak Anda. Anda bisa tetap bertopang pada kebudayaan yang selama ini sudah turun temurun Anda jalankan, dan tetap berusaha menghasilkan anak mandiri seutuhnya dalam pengambilan keputusan yang bertanggung jawab sesuai nilai moral. Caranya? Sederhana saja, jadilah contoh bagi anak, menjaga nilai moral, kekeluargaan dan kebersamaan, namun berikan anak ruang untuk dapat memiliih dan mengembangkan apa yang disukainya. Jangan terpaku pada apa yang Anda inginkan. Dengarkan dan pahami apa yang anak inginkan sepenuh hati. Dengan demikian anak sedini mungkin belajar untuk mandiri dan bertanggung jawab atas pilihannya.