memahami faktor daya

18
9/22/13 Memahami Faktor Daya | Konversi ITB konversi.wordpress.com/2010/05/05/memahami-faktor-daya/ 1/18 Memahami Faktor Daya Posted on May 5, 2010 by angin165 Memahami Faktor Daya Arwindra Rizqiawan Istilah faktor daya atau power factor (PF) atau cos phi merupakan istilah yang sering sekali dipakai di bidang-bidang yang berkaitan dengan pembangkitan dan penyaluran energi listrik. Faktor daya merupakan istilah penting, tidak hanya bagi penyedia layanan listrik, namun juga bagi konsumen listrik terutama konsumen level industri. Penyedia layanan listrik selalu berusaha untuk menghimbau konsumennya agar berkontribusi supaya faktor daya menjadi lebih baik, pun para konsumen industri juga berusaha untuk mendapatkan faktor daya yang baik agar tidak sia-sia bayar mahal kepada penyedia layanan. Apakah sebenarnya yang dimaksud dengan faktor daya? Tulisan ini akan membahas secara ringkas tentang faktor daya. Faktor daya Pada pembahasan kali ini, asumsi yang digunakan adalah sistem listrik menggunakan sumber tegangan berbentuk sinusoidal murni dan beban linier. Beban linier adalah beban yang menghasilkan bentuk arus sama dengan bentuk tegangan. Pada kasus sumber tegangan berbentuk sinusoidal murni, beban linier mengakibatkan arus yang mengalir pada jaringan juga berbentuk sinusoidal murni. Beban linier dapat diklasifikasikan menjadi 4 macam, beban resistif, dicirikan dengan arus yang sefasa dengan tegangan; beban induktif, dicirikan dengan arus yang tertinggal terhadap tegangan sebesar ; beban kapasitif, dicirikan dengan arus yang mendahului terhadap tegangan sebesar , dan beban yang merupakan kombinasi dari tiga jenis tersebut, dicirikan dengan arus yang tertinggal/mendahului tegangan sebesar sudut, katakan, . Gambar 1 menunjukkan tegangan dan arus pada berbagai beban linier. Gambar 1. Tegangan, arus, daya, pada berbagai jenis beban linier. Seperti kita tahu, pada listrik, daya bisa diperoleh dari perkalian antara tegangan dan arus yang mengalir. Pada kasus sistem AC dimana tegangan dan arus berbentuk sinusoidal, perkalian antara keduanya akan menghasilkan daya tampak (apparent power), satuan volt-ampere (VA)) yang memiliki dua buah bagian. Bagian pertama adalah daya yang termanfaatkan oleh konsumen, bisa menjadi gerakan pada motor, bisa menjadi panas pada elemen pemanas, dsb; daya yang termanfaatkan ini sering disebut sebagai daya aktif (real power) memiliki satuan watt (W) yang mengalir dari sisi sumber ke sisi beban bernilai rata-rata tidak nol. Bagian kedua adalah daya yang tidak termanfaatkan oleh konsumen, namun hanya ada di jaringan, daya ini sering disebut dengan daya reaktif (reactive power) memiliki satuan volt-ampere-reactive (VAR) bernilai rata-rata nol. Untuk Konversi ITB LPKEE ITB’s students blog

Upload: muhammad-rafsanzani

Post on 02-Jan-2016

273 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

faktor daya

TRANSCRIPT

9/22/13 Memahami Faktor Daya | Konversi ITB

konversi.wordpress.com/2010/05/05/memahami-faktor-daya/ 1/18

Memahami Faktor DayaPosted on May 5, 2010 by angin165

Memahami Faktor Daya

Arwindra Rizqiawan

Istilah faktor daya atau power factor (PF) atau cos phi merupakan istilah yang sering sekali dipakai di

bidang-bidang yang berkaitan dengan pembangkitan dan penyaluran energi listrik. Faktor daya merupakan

istilah penting, tidak hanya bagi penyedia layanan listrik, namun juga bagi konsumen listrik terutama

konsumen level industri. Penyedia layanan listrik selalu berusaha untuk menghimbau konsumennya agar

berkontribusi supaya faktor daya menjadi lebih baik, pun para konsumen industri juga berusaha untuk

mendapatkan faktor daya yang baik agar tidak sia-sia bayar mahal kepada penyedia layanan. Apakah

sebenarnya yang dimaksud dengan faktor daya? Tulisan ini akan membahas secara ringkas tentang faktor

daya.

Faktor daya

Pada pembahasan kali ini, asumsi yang digunakan adalah sistem listrik menggunakan sumber tegangan

berbentuk sinusoidal murni dan beban linier. Beban linier adalah beban yang menghasilkan bentuk arus sama

dengan bentuk tegangan. Pada kasus sumber tegangan berbentuk sinusoidal murni, beban linier

mengakibatkan arus yang mengalir pada jaringan juga berbentuk sinusoidal murni. Beban linier dapat

diklasifikasikan menjadi 4 macam, beban resistif, dicirikan dengan arus yang sefasa dengan tegangan; beban

induktif, dicirikan dengan arus yang tertinggal terhadap tegangan sebesar ; beban kapasitif, dicirikan

dengan arus yang mendahului terhadap tegangan sebesar , dan beban yang merupakan kombinasi dari tiga

jenis tersebut, dicirikan dengan arus yang tertinggal/mendahului tegangan sebesar sudut, katakan, . Gambar

1 menunjukkan tegangan dan arus pada berbagai beban linier.

Gambar 1. Tegangan, arus,

daya, pada berbagai jenis beban

linier.

Seperti kita tahu, pada listrik,

daya bisa diperoleh dari

perkalian antara tegangan dan

arus yang mengalir. Pada kasus

sistem AC dimana tegangan dan

arus berbentuk sinusoidal,

perkalian antara keduanya akan

menghasilkan daya tampak

(apparent power), satuan volt-ampere (VA)) yang memiliki dua buah bagian. Bagian pertama adalah daya

yang termanfaatkan oleh konsumen, bisa menjadi gerakan pada motor, bisa menjadi panas pada elemen

pemanas, dsb; daya yang termanfaatkan ini sering disebut sebagai daya aktif (real power) memiliki satuan

watt (W) yang mengalir dari sisi sumber ke sisi beban bernilai rata-rata tidak nol. Bagian kedua adalah daya

yang tidak termanfaatkan oleh konsumen, namun hanya ada di jaringan, daya ini sering disebut dengan

daya reaktif (reactive power) memiliki satuan volt-ampere-reactive (VAR) bernilai rata-rata nol. Untuk

Konversi ITBLPKEE ITB’s students blog

9/22/13 Memahami Faktor Daya | Konversi ITB

konversi.wordpress.com/2010/05/05/memahami-faktor-daya/ 2/18

pembahasan ini, arah aliran daya reaktif tidak didiskusikan saat ini. Beban bersifat resistif hanya

mengonsumsi daya aktif; beban bersifat induktif hanya mengonsumsi daya reaktif; dan beban bersifat

kapasitif hanya memberikan daya reaktif.

Untuk memahami istilah “daya termanfaatkan” dan “daya tidak termanfaatkan”, analogi ditunjukkan pada

Gambar 2. Pada analogi tersebut, orang menarik kereta ke arah kiri dengan memberikan gaya yang memiliki

sudut terhadap bidang datar, dengan asumsi kereta hanya bisa bergerak ke arah kiri saja tetapi tidak bisa ke

arah selainnya. Gaya yang diberikan dapat dipecah menjadi dua bagian gaya yang saling tegak lurus, karena

kereta berjalan ke kiri maka gaya yang “bermanfaat” pada kasus ini hanyalah bagian gaya yang mendatar

sedangkan bagian gaya yang tegak lurus “tidak bermanfaat”. Dengan kata lain, tidak semua gaya yang

diberikan oleh si orang terpakai untuk menggerakkan kereta ke arah kiri, ada sebagian gaya yang

diberikannya namun tidak bermanfaat (untuk menggerakkan ke arah kiri). Apabila dia menurunkan

tangannya hingga tali mendatar maka semua gaya yang dia berikan akan termanfaatkan untuk menggerakan

kereta ke arah kiri.

Gambar 2. Analogi: Usaha untuk menggerakkan kereta ke arah kiri.

Sama halnya dengan listrik, bergantung pada kondisi jaringan, daya tampak yang diberikan oleh sumber tidak

semuanya bisa dimanfaatkan oleh konsumen sebagai daya aktif, dengan kata lain terdapat porsi daya reaktif

yang merupakan bagian yang tidak memberikan manfaat langsung bagi konsumen. Rasio besarnya daya

aktif yang bisa kita manfaatkan terhadap daya tampak yang dihasilkan sumber inilah yang

disebut sebagai faktor daya. Ilustrasi segitiga daya pada Gambar 3 memberikan gambaran yang lebih jelas.

Daya tampak (S) terdiri dari daya aktif (P) dan daya reaktif (Q). Antara S dan P dipisahkan oleh sudut , yang

merupakan sudut yang sama dengan sudut antara tegangan dan arus yang telah disebutkan di awal. Rasio

antara P dengan S tidak lain adalah nilai cosinus dari sudut . Apabila kita berusaha untuk membuat sudut

semakin kecil maka S akan semakin mendekat ke P artinya besarnya P akan mendekati besarnya S. Pada

kasus ekstrim dimana , , artinya semua daya tampak yang diberikan sumber dapat kita

manfaatkan sebagai daya aktif, sebaliknya , artinya semua daya tampak yang diberikan

sumber tidak dapat kita manfaatkan dan menjadi daya reaktif di jaringan saja.

Gambar 3. Segitiga daya

Faktor daya bisa dikatakan sebagai besaran yang menunjukkan seberapa efisien jaringan yang kita miliki

9/22/13 Memahami Faktor Daya | Konversi ITB

konversi.wordpress.com/2010/05/05/memahami-faktor-daya/ 3/18

dalam menyalurkan daya yang bisa kita manfaatkan. Faktor daya dibatasi dari 0 hingga 1, semakin tinggi

faktor daya (mendekati 1) artinya semakin banyak daya tampak yang diberikan sumber bisa kita manfaatkan,

sebaliknya semakin rendah faktor daya (mendekati 0) maka semakin sedikit daya yang bisa kita manfaatkan

dari sejumlah daya tampak yang sama. Di sisi lain, faktor daya juga menunjukkan “besar pemanfaatan” dari

peralatan listrik di jaringan terhadap investasi yang dibayarkan. Seperti kita tahu, semua peralatan listrik

memiliki kapasitas maksimum penyaluran arus, apabila faktor daya rendah artinya walaupun arus yang

mengalir di jaringan sudah maksimum namun kenyataan hanya porsi kecil saja yang menjadi sesuatu yang

bermanfaat bagi pemilik jaringan.

Baik penyedia layanan maupun konsumen berupaya untuk membuat jaringannya memiliki faktor daya yang

bagus (mendekati 1). Bagi penyedia layanan, jaringan dengan faktor daya yang jelek mengakibatkan dia harus

menghasilkan daya yang lebih besar untuk memenuhi daya aktif yang diminta oleh para konsumen. Apabila

konsumen didominasi oleh konsumen jenis residensial maka mereka hanya membayar sejumlah daya aktif

yang terpakai saja, artinya penyedia layanan harus menanggung sendiri biaya yang hanya menjadi daya

reaktif tanpa mendapatkan kompensasi uang dari konsumen. Sebaliknya bagi konsumen skala besar atau

industri, faktor daya yang baik menjadi keharusan karena beberapa penyedia layanan kadang membebankan

pemakaian daya aktif dan daya reaktif (atau memberikan denda faktor daya) tentu saja konsumen tidak akan

mau membayar mahal untuk daya yang “tidak termanfaatkan” bagi mereka.

Perbaikan faktor daya

Salah satu cara untuk memperbaiki faktor daya adalah dengan memasang kompensasi kapasitif menggunakan

kapasitor pada jaringan tersebut. Kapasitor adalah komponen listrik yang justru menghasilkan daya reaktif

pada jaringan dimana dia tersambung. Pada jaringan yang bersifat induktif dengan segitiga daya seperti

ditunjukkan pada Gambar 3, apabila kapasitor dipasang maka daya reaktif yang harus disediakan oleh

sumber akan berkurang sebesar (yang merupakan daya reaktif berasal dari kapasitor). Karena daya

aktif tidak berubah sedangkan daya reaktif berkurang, maka dari sudut pandang sumber, segitiga daya yang

baru diperoleh; ditunjukkan pada Gambar 4 garis oranye. Terlihat bahwa sudut mengecil akibat

pemasangan kapasitor tersebut sehingga faktor daya jaringan akan naik.

Gambar 4. Perbaikan faktor daya

Pada artikel ini telah dibahas pengertian dari daya dan faktor daya pada jaringan listrik. Perbaikan faktor

daya dapat dilakukan dengan cara kompensasi kapasitif menggunakan kapasitor.

Referensi

Understanding power quality, B. Gridwood, Energy Mad Ltd.

Understanding power and power quality measurement, – , http://www.transcat.com.

Understanding power factor, – , http://www.princetongreen.org

9/22/13 Memahami Faktor Daya | Konversi ITB

konversi.wordpress.com/2010/05/05/memahami-faktor-daya/ 4/18

Share this:

Like this:

Be the first to like this.

Like

About angin165

Pria, Indonesia, muda, lajang, belum mapan.

View all posts by angin165 →

This entry was posted in Miscellanous, Power Generation. Bookmark the permalink.

89 Responses to Memahami Faktor Daya

Pingback: Memahami Faktor Daya « nang windar and the angin165

Oops! There was a problem loading the video. (Error code:#120)

About these ads

Twitter 5 Facebook 93 Email

kanadi says:

May 5, 2010 at 12:51 pm

Di rumah, saya pakai alat perbaikan faktor daya, bahkan di rumah paman pakai sampai dua (menurut saya ga efektif

tambahannya).. Sudah bertahun2 kami pakai dan terbukti bisa menurunkan konsumsi arus dari PLN.. Alat ini bahkan pernah

dibahas di pelajaran Medan Elektromagnetik I. Sayang sekali belum semua orang tahu adanya alat ini, bukankah sebaiknya

disosialisasikan ke masyarakat saja? Atau bukankah sebaiknya kita bikin saja alat tersebut yang bermutu namun murah lalu

kita sosialisasikan ke masyarakat..

Pihak pembangkit dan pengguna sama sama untung bukan..

Satu pertanyaan saya, kalau kita menghendaki adanya alat perbaikan faktor daya untuk mall-mall, hotel-hotel, gedung-

gedung besar dan bertingkat.. Bagaimana solusinya, apakah kecil-kecil tapi banyak dan dipasang paralel atau satu tapi besar

kapasitansinya..?

Reply

angin165 says:

May 5, 2010 at 1:36 pm

-Mas Kanadi

saya sepakat kalau dipasang perbaikan faktor daya bisa menurunkan arus, tetapi perlu dicermati bahwa untuk

beban rumahan yang ditagih oleh PLN hanya pemakaian kWh saja (bukan kVAh) jadi menurut saya ya tidak akan

berpengaruh ke besar tagihan rumah tangga. (Sayang investasi alat mas, kalau ternyata tidak terlalu berpengaruh

di kWh hehe) Kecuali pada kasus jaringan di rumah kita sangat jelek sehingga rugi-rugi kabel sangat besar (tipis

kemungkinan terjadi) perbaikan faktor daya bisa mengurangi rugi-rugi.

Perbaikan faktor daya menggunakan kapasitor menurut saya diletakkan sedekat mungkin dengan pusat beban.

Perlu dicatat bahwa kapasitor bisa memperbaiki faktor daya pada jaringan yang arus dan tegangan sinus. Kalau

9/22/13 Memahami Faktor Daya | Konversi ITB

konversi.wordpress.com/2010/05/05/memahami-faktor-daya/ 5/18

banyak peralatan non-linier (switching power supply, ballast, dsb), kapasitor tidak akan membantu banyak untuk

memperbaiki faktor daya.

cmiiw

Reply

Fresman says:

May 25, 2012 at 11:46 am

Untuk kawasan industri (Pabrik, Hotel, Mall, dll) faktor daya sudah sangat di perhatikan. dan bahkan ada tindak

tegas dari PLN berupa denda jika faktor dayanya labih rendah dari ambang normal (dari 0,8 ~ 1(jika

memungkinkan)).

Besar dendanya berdasarkan perhitungan faktor daya yang kurang dari normal.

Demikian juga diterapkan pada rumah – rumah. Sebenarnya kita juga membayar denda yang sekaligus ditambahkan

pada total pembayaran rekening tersebut hanya saja tidak di cantumkan besar denda yang kita bayar (jika kondisi

faktor daya rumah kita terlalu kecil dari faktor daya yang disuply (normal)). Dan untuk yang faktor daya rumahnya

bagus itu tidak di kenakan denda. Untuk kasus yang dihadapi Mr. Kanadi bisa saja faktor daya sebelum ditambahkan

alat perbaikan faktor daya sudah bagus (tinggi) dan bahkan lebih tinggi dari alat yang digunakan (seolah – olah tidak

ada pengaruhnya).

Sebelum kita menggunakan alat perbaikan faktor daya ada baiknya kita mengukur faktor daya rumah kita dengan

Cos Phi Meter. Jadi kita bisa memperkirakan berapa faktor daya yang dinaikkan atau tidak perlu lagi dinaikkan.

Thanks…

Reply

dahono says:

May 26, 2012 at 10:47 am

Mana ada rumah yang harus bayar kalau faktor-daya rendah?

Faktor daya tidak diukur sesaat. Faktor daya diukur dengan membandingkan kVARh dan kWh bulanan,

bukan dari pengukuran cos phi.

JS says:

May 7, 2010 at 8:12 pm

Good start… terusin lagi dengan instantaneous power theory dll

Cuma masalah waktu saja sampai power theory akan mengalami perubahan mendasar.

Tetap semangat …

Reply

musa marbun says:

May 21, 2010 at 10:21 pm

mas, mau nanya dong..

saat generator diset menyerap kvar jaringan, maka generator tersebut kan akan lebih tinggi menghasilkan kw. Setau saya

kvar itu kan gak ada harganya dan hanya berputar-putar saja. cmiiw.

masalah timbul saat PLN sekarang udah menerima ipp dan pembangkit milik industri yang bekerja paralel, dan generator

tersebut di set menyerap kvar sehingga meningkatkan kw, tapi mereka mendapatkan keuntungan dengan menjual kw

tersebut.

saya kebetulan ingin mempelajari maslah tarif kvar ini, kira2 adakah referensi atau parameter2/metoda untuk menghitung

tarif kvar tersebut?

terima kasih sebelumnya..

9/22/13 Memahami Faktor Daya | Konversi ITB

konversi.wordpress.com/2010/05/05/memahami-faktor-daya/ 6/18

Reply

angin165 says:

May 22, 2010 at 1:33 pm

hai musa

bagian “dan generator tersebut di set menyerap kvar sehingga meningkatkan kw” saya agak kurang paham,

mohon diperjelas

Daya reaktif memang tidak dihargai untuk konsumen rumah tangga karena pemakaiannya masing-masing relatif

kecil. Namun untuk konsumen yang lebih besar, sekarang daya reaktif jg akan dimintai kompensasi bayaran oleh

penyedia layanan. Sependek yang saya tahu, ada beberapa cara untuk pentarifan daya reaktif dari sudut pandang

penyedia ke konsumen:

1. Tarif berdasarkan permintaan kVAR maksimum

Konsumen ditagih berdasarkan jumlah permintaan daya reaktif yang melebihi X% permintaan daya aktif.

2. Tarif berdasarkan konsumsi energi reaktif

Konsumen ditagih berdasarkan pemakaian energi reaktif (kVARh) yang melebihi X% konsumsi energi aktif (kWh).

3. Tarif berdasarkan penalti

Konsumen tidak ditagih langsung penggunaan kVAR, tetapi harga kWh yang harus dibayar dikenai penalti

berdasarkan faktor daya yang ada di sisi konsumen.

Masih banyak perdebatan sebenarnya terhadap cara-cara tersebut, tetapi sampai saat ini memang cara tersebut

masih banyak dipakai oleh penyedia jasa layanan.

cmiiw

Reply

Rio says:

January 26, 2012 at 2:50 pm

Mau nanya dunk

pentarifan buat industri terhadap dendan KVAR gimana ya?

M. Yusuf Wibisono says:

February 16, 2013 at 6:03 pm

apakah yang dimaksud dengan “menyerap kVAR” itu, mesin (generator) sinkron diberi arus eksitasi yang

besar sehingga bersifat kapasitif begitu?

untuk pengoperasian pembangkit di sistem Jawa Bali, saya juga kurang tahu sih ya. soalnya saya juga bukan

orang pembangkit. Tapi yang pasti, mesin sinkron bisa dioperasikan secara kapasitif untuk memperbaiki

faktor daya.

CMIIW.

musa marbun says:

May 23, 2010 at 11:08 am

bagian “dan generator tersebut di set menyerap kvar sehingga meningkatkan kw” saya agak kurang paham, mohon diperjelas

<– maaf mas saya langsung quote dari orang,, ternyata banyak orang yang gak ngerti listrik sok2an ngerti teknis,,

sepertinya masalahnya seperti ini

ada pabrik, punya generator pribadi, yang mensuplai kvar untuk pabriknya (motor2) adalah PLN, alhasil kena pinalti,

generator pribadinya jadi bisa menghasilkan kw lebih besar (PF tinggi), kelebihan kw dari generator pribadi ini dijual ke PLN.

harga pinalti dengan harga jual kW tersebut tidak sebanding, itulah mungkin maksudnya tarif kvar..

9/22/13 Memahami Faktor Daya | Konversi ITB

konversi.wordpress.com/2010/05/05/memahami-faktor-daya/ 7/18

Reply

Mansur_arudam says:

May 23, 2010 at 9:12 pm

maz, saya mau nanya.

ditempat PKL saya di salah satu PLTU swasta.

pengubahan nilai MVAR Grid PLN dengan mengubah tap changer pada trafo step up 500 KV

yang saya bingung,

untuk mengubah MVAR pada grid harus mengubah lagging atau leading pada generator.

tolong dikasih penjelasan tentang hal diatas.

thanks

Reply

heryceltic says:

May 31, 2010 at 1:14 pm

@windra : nice sharing win…:D

@musa :

Pada kondisi beban normal, pembangkit menghasilkan MW dan MVar, untuk kelebihan pemakaian MVar yang lebih dari

kurva kapabilitas akan dibayar PLN untuk kelebihan MVar-nya.

Efek dari penggunaan MVar yang besar disisi beban akan menurunkan tegangan di beban, sehingga cos phi harus dijaga.

Reply

musa marbun says:

June 1, 2010 at 7:28 am

“kelebihan pemakaian MVar yang lebih dari kurva kapabilitas akan dibayar PLN untuk kelebihan MVar-nya.”

ini kondisi IPP dengan PLN yah? saat PLN memakai MVAR berlebih, maka PLN harus membayar kelebihan tersebut ke

IPP?

mohon pencerahannya,,

Reply

dahono says:

June 10, 2010 at 3:28 am

Musa: saat ini jarang sekali ada industri yang mau jual kW ke PLN karena biaya pembangkitannya lebih mahal dari harga beli

PLN. Industri hanya akan membangkitkan kW sendiri kalau memang tidak ada lagi kW dari PLN.

Musa dan Heryceltic: Kalau membicarakan kW dan kVAR, jangan dicampur aduk antara sisi pembangkit dengan sisi beban.

Ceritanya akan berlawanan.

Reply

ferdino says:

July 30, 2010 at 11:06 pm

eh mau nanya donk gan masalah perbaikan faktor daya yang menggunakan motor sinkron??

karena yang saya tau motor sinkron kan bs mengkompensasi besar faktor daya dengan memanfaatkan kurva V yang dimiliki

motor sinkron

masalahnya saya mencoba buat tugas akhir. . .

mohon penjelasan dan bantuannya

Reply

9/22/13 Memahami Faktor Daya | Konversi ITB

konversi.wordpress.com/2010/05/05/memahami-faktor-daya/ 8/18

Pingback: Masalah Faktor Daya pada Konsumen Industri dan Solusinya « Kadek門倉's Blog

dahono says:

August 13, 2010 at 2:51 am

ferdiono: ga salah tuh dosennya nyuruh bikin tugas akhir dengan tema seperti itu?

Reply

aha says:

November 4, 2010 at 11:06 pm

saya maw nanya nih pak, apa bner ga c kalo kita memasang capasitor bank kita akan lebih banyak mendapat supply dari

PLN? nah kalo gtu misalnya kita memasang banyak-banyak capasitor bank di rumah berarti PLN harus menyuplai lebih

banyak ge dunk ?? bukan nya ituw merugikan ya??

Reply

musa says:

November 5, 2010 at 6:52 am

memasang kapasitor bukannya hanya akan memberikan kompensasi daya reaktif yah? artinya PFnya dinaikkan

hingga menuju nilai 1.

menurut saya sih tidak merugikan PLN karena yang merupakan biaya variabel kan kw bukan kvar, di rumah2 juga

adanya kwhmeter.

malah dengan memasang kapasitor menguntungkan PLN karena gak perlu mentransfer daya reaktif jauh – jauh dari

pembangkit lewat transmisi baru ke pelanggan.

CMIIW

Reply

dahono says:

November 13, 2010 at 7:32 pm

Pasang kapasitor ibarat membuka lebar pintu tol. dengan dibuka lebar maka mobil besar bisa lewat. Kalau bayarnya sih

tergantung ukuran atau kelas mobil yang lewat.

Reply

wawan says:

December 10, 2010 at 7:57 am

sebenarnya faktor daya atau cos phi di rumahan bisa diperbaiki ga sih..?

Reply

angin165 says:

December 10, 2010 at 9:10 am

-mas wawan

bisa mas, salah satu caranya pakai kapasitor yg diatas sudah dibicarakan

tapi kalau saya sebagai konsumen, mengapa harus repot-repot memperbaiki faktor daya rumahan? toh saya cuma

harus bayar daya aktif (Watt) saja.

Reply

Kadek says:

December 10, 2010 at 1:05 pm

9/22/13 Memahami Faktor Daya | Konversi ITB

konversi.wordpress.com/2010/05/05/memahami-faktor-daya/ 9/18

Supaya tegangan listriknya gk naik turun mas win,,

Bayarnya sihh sama daya aktifnya aja, tapi kalo bisa membuat konsumen pakai daya aktif lebih banyak,

mungkin ini bisa jadi solusi dari konsumen berpartisipasi untuk kelistrikan indonesia yaa..? ^^

dahono says:

December 12, 2010 at 7:02 am

Kadek, kenapa kapasitor bisa membuat tegangan ga naik turun?

Emang kapasitornya segede apa dan dikontrol pake apa?

Reply

Mudrick says:

December 23, 2010 at 3:40 pm

ada sebuah industri di suplay dng 2 jaringan. suatu saat 1 jaringan trouble sebut saja trafo A. dengan terpaksa menggunakan

trafo B. setiap harinya cos pi rata2 0.88. tetapi setelah menggunakan trafo B cos pi meningkat menjadi 0.91. saya ingin tanya

apa penyebab naiknya faktor daya tersebut akibat dari trafo B?? terima kasih..q tunggu jawabannya…

Reply

febrio says:

February 1, 2011 at 5:38 pm

Mau nanya mas..

Tempat saya magang, poler plant di pabrik.

Di pabrik saya ini menghasilkan listrik dengan steam turbin, dimana satu unit menghasilkan maksimal 37 MW. pada keadaan

daya 26 MW, voltase 11 kv, f = 50 Hz, I = 1450 A (per fasa). menghasilkan 14,3 MVAR daya reaktif.

Yang saya tanyakan apakah di pembangkit juga menghasilkan daya reaktif?

Mohon penjelasannya mas..

Reply

dahono says:

February 5, 2011 at 12:10 am

Mudrick: Bisa saja krn trafo juga menyerap daya reaktif. Krn disainnya beda bisa saja menyebabkan power factor berubah

Febrio: Gnerator sinkron yang eksitasinya lebih bisa menghasilkan daya reaktif. Generator pada operasi normal memang

dirancang menghasilkan daya reaktif.

Reply

M. Yusuf Wibisono says:

February 16, 2013 at 6:17 pm

saya setuju pak. Dari name plate pun bisa dilihat bahwa setiap trafo pasti memiliki nilai impedansi yang berbeda-

beda.

Reply

taris says:

February 11, 2011 at 7:40 am

Mau nanya mas..

Tempat saya magang ada pembangkit 2 unit PLTA mini yang bekerja paralel, masing-masing 5 MW dan 500 kW. Saya belum

jelas prinsip load sharingnya, terutama pada saat pengaturan Daya raktif dari masing2 pembangkit.

Seandainya pada pembangkit 5 MW diberikan arus eksitasi yang lebih, maka tegangan output akan naik, terus pada

pembangkit yang 500 kW bagaimana ? Apa pengaruhnya pada daya reaktif di pembangkit 500 kW. Terus apakah dengan

mengatur daya reaktif pada pembangkit akan memperbaiki faktor daya beban ?

9/22/13 Memahami Faktor Daya | Konversi ITB

konversi.wordpress.com/2010/05/05/memahami-faktor-daya/ 10/18

Bagaimana ya prinsip geberator jadi condensor seandainya yang 500 kw dijadikan pembangkit reaktif saja ?

Mohon pencerahannya, terima kasih.

Reply

dahono says:

February 15, 2011 at 1:56 am

Ada dua macam load sharing pada generator, active dan reactive

Load sharing active dilakukan dengan mengatur governornya sedangkan load sharing reactive dilakukan dengan mengatur

arus eksitasi atau AVRnya

Jika arus eksitasi pembangkit 5 MW dinaikkan jelas tegangan akan naik, karena diparalel maka tegangan pembangkit 500

kW juga naik. Akan tetapi, daya reaktif yang disuplai oleh pembangkit 5 MW juga naik sedangkan disuplai oleh pembangkit

500 kW akan turun. Jika arus ekstasi pembangkit 5 MW terus dinaikkan maka pembangkit 500 kW bisa berubah menjadi

kapasitif (menyerap daya reaktif dan ini membahayakan).

Pengaturan arus eksitasi tidak akan memperbaiki faktor daya beban.

Jika ingin mengoperasikan pembangkit sebagai kondensor, maka aturlah governor sehingga daya aktif yang disuplai sama

dengan nol (idealnya dilepas dari prime mover). Setelah itu, naikkan arus eksitasi sehingga generator akan mensuplai daya

reaktif.

Reply

Alef says:

February 23, 2012 at 3:47 pm

Pak, mau tanya, kalau sedang paralel lalu prime movernya dilepas sehingga suplai daya aktif terputus, nanti ngga

akan terjadi trip reverse power relaynya ya Pak?

Terima kasih

Reply

dahono says:

February 25, 2012 at 8:15 am

reverse power relay akan bekerja

faishal says:

March 9, 2011 at 7:46 pm

Gni mas, sya ada bbrpa pertanyaan

1. Adakah perbedaan antara Sistem eksitasi untuk plt hydro dan plt thermal? Jika YA, apakah perbedannya?

2. Apa pertimbangan ato parameter dlam memilih sistm eksitasi untuk plt hydro dan plt thermal?

3. Berbicara mengenai kendali sistem eksitasi, bgaimnkh kaitan antra avr dan exciter ?!

4. Adakah bku referensi mengenai sistm eksitasi ?!

Mhon pencerahan pencerahannya mas… Trima kasih..

Reply

dahono says:

March 11, 2011 at 8:09 pm

Sistem eksitasi ditentukan oleh generatornya, bukan oleh jenis prime movernya atau energi mulanya

saya kurang mengerti dengan apa yang anda maksud dengan parameter sistem eksitasi. Yang jelas kalau eksiternya

bertingkat, time constant nya akan semakin besar

Tentu saja AVR harus dirancang sesuai dengan exciternya

Anda bisa baca IEEE standard untuk excitation system atau bukunya Kundur

Reply

9/22/13 Memahami Faktor Daya | Konversi ITB

konversi.wordpress.com/2010/05/05/memahami-faktor-daya/ 11/18

irpan says:

March 28, 2011 at 10:04 am

thanks ya atas penjelasannya, sangat membantu.

Reply

Roky Pratama Adytia says:

November 23, 2011 at 5:18 pm

cuma mau nanya, bagaimana pengaruh beban resistif (dalam hal ini resistor) terhdap rugi-rugi daya pada transformator tiga

fasa pada saat ada hubung singkat tidak simetris???fasa-fasa dan fasa -tanah…

Reply

dahono says:

December 1, 2011 at 9:35 pm

pertanyaannya kurang jelas. Tetapi secara umum, pengaruh beban pada kondisi hubungsingkat hampir tidak ada atau bisa

diabaikan

Reply

Guguk HS says:

December 22, 2011 at 5:48 am

Kurva kapability mana pak ??

Reply

sewa genset says:

July 25, 2012 at 12:40 pm

nyimak dulu ya mas..saya masih sedikit mengerti hal ini….mudah2an jadi paham amin

Reply

perkins says:

July 26, 2012 at 3:53 pm

nyimak dolo deh, ane rada lemot urusan ginian hehehhe BTW nice post

Reply

ardana says:

July 30, 2012 at 3:27 pm

Post yg Mantabs….

Reply

Maliawan says:

August 14, 2012 at 6:15 pm

sangat bermanfaat…termakasih telah sharing

Reply

dwi says:

9/22/13 Memahami Faktor Daya | Konversi ITB

konversi.wordpress.com/2010/05/05/memahami-faktor-daya/ 12/18

September 25, 2012 at 3:29 pm

pak gimana pengaruhnya bila over kapasitif terhadap jaringan dan peralatan lain

Reply

dahono says:

September 29, 2012 at 2:44 am

Overcaacitive bisa menyebabkan terjadinya overvoltage di jaringan. Atau menyebabkan aktifnya loss of field protectionnya di

generator

Reply

haris munandar says:

October 8, 2012 at 11:27 pm

makasih banyak mas…jd ngerti ini masalah faktor daya…..

Reply

JiYa says:

October 29, 2012 at 10:44 pm

mau nanya mas, saya prnah baca “besarnya arus eksitasi berpengaruh dengan daya reaktif yang dihasilkan generator”. bisa

tolong dijelaskan kok bisa begitu? *tolong kasi referensi bukunya jga

trims, maaf merepotkan… hehe

Reply

wil says:

November 2, 2012 at 8:32 am

Mas Bro, sory nih ikutan nimbrung,

Kenaikan cos phi atau power faktor ada gak keterkaitannya dengan komsumsi bahan bakar pada mesin diesel, bisa dishare

kah mengenai case ini..?, terima kasih

Reply

dahono2008 says:

November 2, 2012 at 7:17 pm

Jika efisiensi generatornya 100% maka tidak ada kaitannya. Cosphi rendah menyebabkan kVARh naik tetapi bukan kWh.

Yang dipasok atau disuplai oleh engine (bahan bakar) adalah kWh, bukan kVARh. Akan tetapi karena efisiensi generator tidak

100%, kenaikan kVARh menyebabkan losses di generator naik sehingga kWh yang disuplai engine sedikit naik.

Reply

dahono2008 says:

November 2, 2012 at 7:20 pm

Hampir semua buku mesin listrik membahas mengapa saat arus eksitasi naik, artinya GGL generator naik, maka faktor daya

berubah. Pada over eksitasi, generator menghasilkan daya reaktif

Reply

akhmad says:

November 5, 2012 at 5:43 pm

9/22/13 Memahami Faktor Daya | Konversi ITB

konversi.wordpress.com/2010/05/05/memahami-faktor-daya/ 13/18

mau tnya….apakah bsa bbrapa kapasitor yg trangkai pada trafo step up,untk mensupply ultra violet lamp heater…yg mana

input trafo step up 200v,dg output 2500volt membuat tegangan output naik turun…..

Reply

landofk1ng says:

November 9, 2012 at 4:09 pm

Mau tanya mas.

ditempat saya sistemnya parallel antara genset 3Mw dan turbin 1MW. na akhir – akhir ini sering terjadi underexcitation dan

v/hz limit yang mengakibatkan turbin trip. di panel eksitasinya sendiri daya reaktifnya besar dan bertanda (-). apakah ada

pengaruh antara daya reaktif dan underexcitation?. apa saja yang mengakibatkan underexcitation itu?.

Terima Kasih. DItunggu sharingnya…

Reply

dahono says:

November 11, 2012 at 2:14 pm

yang dimaksud turbin, turbin apa ya? underexcitation bisa terjadi saat terjadi pelepasan beban reaktif atau reactive sharing

yang tidak beres. Jadi penyebab underexcitation adalah:

1) hilangnya beban reaktif

2) kurang koordinasi daya reaktif antar generator

Reply

landofk1ng says:

November 13, 2012 at 5:35 am

Maksudnya generator yang digerakkan oleh turbin.

next question :

1.apakah ada pengaruh dari generator yang menyerap daya reaktif?.

2.maksud koordinasi daya reaktif itu gmana ya?

3.apa penyebab utama dari besarnya daya reaktif di jaringan sistem paralel?.

terima kasih.

Reply

dahono2008 says:

November 14, 2012 at 12:48 am

generator yang menyerap daya reaktif akan bekerja seperti generator induksi sehingga bisa menyebabkan panas di rotornya

koordinasi daya reaktif maksudnya sharing daya reaktif, mirip seperti sharing daya aktif

nggak ngerti deh maksud pertanyaan nomer 3

Reply

landofk1ng says:

November 16, 2012 at 1:17 am

tanya lagi.

generator menyerap daya reaktif kan nantinya mengakibatkan undereksitasi. knapa ya daya reaktf bisa diserap oleh

generator?.

Reply

9/22/13 Memahami Faktor Daya | Konversi ITB

konversi.wordpress.com/2010/05/05/memahami-faktor-daya/ 14/18

dahono2008 says:

November 16, 2012 at 9:10 pm

Kalau GGL generator lebih rendah dari tegangan terminal atau jala2nya maka generator akan menyerap daya reaktif

Reply

Fredrich Sihotang says:

November 18, 2012 at 10:50 pm

o,y Gan. apa hubugannya perbedaan sudut phase dari kedua genset yg di paralelkan dengan selisih teganganya? misalnya

selisih sudut phase kedua genset = 10 derajat, lalu bagaimana dengan selisih tegangannya Gan? ada ngak penurunan

rumusnya?

Reply

M. Ayub says:

December 2, 2012 at 7:23 am

Much much better than the other explanation, now I would like to say thank so so much, then I try to make a resume with

my own words.

Besd regard,

Ayub, Dumai-Riau

Reply

Hendri kusnadi says:

January 10, 2013 at 1:21 pm

Mohon bantuannya,kami ada generator D.379 dan permasalahannya arus excitasi selalu naik sendiri dan mengakibatkan

rotor exciter terbakar,padahal untuk tahanan megger generator dan exciter baik dan beban sama,gimana untuk pemecahan

nya terimakasih

Reply

dahono2008 says:

January 13, 2013 at 1:25 pm

Arus eksitasi naik karena AVR berusaha menaikkannya. AVR mencoba menaikkan karena merasa tegangan keluaran terlalu

rendah. Penyebabnya bisa macam2: i) memang tegangan keluaran terlalu rendah; ii) sensor tegangan salah; iii) rusak

AVRnya; iv) rotor exciter rusak; v) stator generatornya rusak

Reply

Hendri Kusnadi says:

January 13, 2013 at 9:55 pm

Terimakasih sebelumnya Pak,tetapi permasalahannya 1.Tegangan yang keluar itu stabil di 480 Vac stabil 2.AVR nya

bagus karena kita test 3.Exciter & stator dan generator kita megger bagus

5.Kalau emang sensor tegangan yang salah,emang sensor yang mana ya….?

sx lg terimakasih

salam.

Reply

dahono2008 says:

January 14, 2013 at 5:40 pm

Bisa ditest satu persatu. Pertama periksa dulu apakah tegangannya seimbang? AVR mendapatkan input tegangan dari PT

maupun langsung. Periksa, jangan2 fuse putus.

9/22/13 Memahami Faktor Daya | Konversi ITB

konversi.wordpress.com/2010/05/05/memahami-faktor-daya/ 15/18

Di megger bagus belum tentu nggak rusak.

Reply

Hendri kusnadi says:

January 17, 2013 at 3:12 pm

Terimakasih Pak,ini sangat membantu kami.

Matur suwun

Salam

HK

Reply

Yujiono says:

February 14, 2013 at 6:43 am

Apa pengaruh pada generator yang memikul beban kapasitif lebih ( coor tersebut cos Q > 1 / leading ) akibat pemakaian

capacitot bank terlalu besar ? Mengapa proteksi yg bekerja akibat hal tersebut di atas adalah Reverse Power Relay?

Terimakasih.

Reply

Yujiono says:

February 14, 2013 at 6:45 am

Apa pengaruh pada generator yang memikul beban kapasitif lebih ( cos Q > 1 / leading ) akibat pemakaian capacitot bank

terlalu besar ? Mengapa proteksi yg bekerja akibat hal tersebut di atas adalah Reverse Power Relay? Terimakasih.

Reply

dahono says:

February 21, 2013 at 2:15 am

Mana ada cos Q>1. Nilai cos Q maksimum satu. Kalau banyak memakai kapasitor maka cos Q akan mengecil tetapi

leading. Alat yang dipakai untuk proteksi generator terhadap kondisi ini adalah loss of field protection, bukan reverse

power relay.

Reply

ridho says:

February 18, 2013 at 5:19 pm

misi pak, mau nanya juga.. ada tugas dari guru..

pertanyaannya gini :

mengapa semakin lama kita menggunakan peralatan elektronik di rumah, tarif yang dikenakan pln smakin mahal?

faktor apa yang menyebabkan seperti itu?

bagaimana cara mengatasi masalah tersebut??

thx pak

Reply

angin165 says:

February 18, 2013 at 5:29 pm

Karena kalau kita pakai peralatan lama, energi listrik yang kita pakai juga semakin banyak sementara kita bayar

ke PLN itu atas pemakaian energi listrik dari PLN, jadi ya tagihan listrik dari PLN akan lebih mahal �

Reply

9/22/13 Memahami Faktor Daya | Konversi ITB

konversi.wordpress.com/2010/05/05/memahami-faktor-daya/ 16/18

dahono says:

February 21, 2013 at 2:18 am

Yang kita bayar ke PLN adalah tagihan energi listrik dengan satuan kWh (kilowatt-hour). Jadi energi adalah

perkalian antara daya (dengan satuan kilowatt atau ribuan watt) dengan waktu (dengan satuan jam). Untuk

daya yang sama, maka kita akan bayar semakin mahal jika waktunya bertambah panjang.

ridho says:

February 18, 2013 at 6:07 pm

apa ada jalan alternatif supaya tagihan listrik tidak mahal namun pemakaian peralatan elektronik tetap normal??

thx pak

Reply

angin165 says:

February 18, 2013 at 6:37 pm

Ada banyak cara, diantaranya (1) memakai peralatan listrik yg rendah konsumsi energinya (misalnya memilih

lampu TL daripada lampu bohlam akan memberikan penerangan yg sama tetapi konsumsi energinya lebih rendah,

memilih penyejuk udara AC yg memiliki pengaturan suhu, dsb) (2) mengurangi pemakaian listrik yang tidak perlu

(misal mematikan lampu kamar mandi kalau tidak dipakai, dsb) �

Reply

dahono says:

February 21, 2013 at 2:20 am

Karena energi adalah daya dikalikan waktu maka cara untuk mengurangi energi adalah dengan memperkecil

daya atau memperkecil waktu atau memperkecil keduanya. Memperkecil daya dilakukan dengan

menggunakan lampu hemat energi. Memperkecil waktu dilakukan dengan hanya menyalakan lampu saat

diperlukan.

M. Yusuf Wibisono says:

February 21, 2013 at 2:00 pm

ada satu hal yang harus diketahui, bahwa tarif PLN itu dibuat per blok.

misal: 30kWh pertama harganya Rp 690, 30kWh kedua harganya Rp 750, setelah itu harganya 800

(misalkan). jadi tarifnya itu tidak flat. semakin banyak dipakai akan semakin mahal.

kalau pengen yang harganya flat, ganti pakai prabayar aja.

ridho says:

February 19, 2013 at 8:57 am

makasih bapak buat sharing ilmunya. smoga bermanfaat bagi kita semua..:D

Reply

sang lanang says:

March 14, 2013 at 12:05 pm

izin bertanya pak , bagaimana karakteristik leading dan lagging pada motor induksi serta pada generator induksi pak ? terima

kasih sebelumnya

Reply

dahono says:

9/22/13 Memahami Faktor Daya | Konversi ITB

konversi.wordpress.com/2010/05/05/memahami-faktor-daya/ 17/18

March 25, 2013 at 8:54 am

Mesin induksi, baik bekerja sebagai motor maupun generator, selalu memerlukan daya reaktif (lagging). Oleh sebab itu jika

ingin digunakan sebagai generator, diperlukan kapasitor untuk mensuplai kebutuhan daya reaktif generator itu sendiri dan

juga untuk bebannya.

Reply

albert says:

May 17, 2013 at 5:35 am

nice posting (y) , thanks..

Reply

iwan says:

May 19, 2013 at 11:26 am

saya mempunyai pembangkit skala kecil dengan cos phi 0,9 dan kVar 130….jarak antara pembangkit dan titik transaksi 300

meter dengan transmisi 20 kV kawat 70mm..perbedaan kw antara lokasi pembangkit dan titik transaksi 60kW..apakah ini

normal? banyak yg bilang agar saya menambah kapasitor untuk memperbaiki faktor daya atau menstabilkan cos

phi….maklum saya bukan orang elektro

Reply

dahono says:

May 21, 2013 at 1:21 am

cos phi 0,9 cukup baik.

losses 60 kW itu berapa persen ya dibanding kapasitas pembangkitnya?

kalau jaraknya pendek, satu-satunya cara untuk mengurangi losses adalah dengan memperbesar ukuran konduktornya

Reply

iwan says:

May 21, 2013 at 8:40 am

kapasitas pembangkit kami adalah 320kW….ukuran konduktor diperbesar sampai berapa ya pak?

Reply

Redo Pariansah says:

May 22, 2013 at 7:01 pm

Nice post and comment, seharusnya bisa dibikin forum khusus untuk membahas tiap topik yang ada. Jadi bisa sharing-

sharing ilmu antar electrical engineer

Reply

parulian says:

May 29, 2013 at 9:06 am

saya ada beberapa pertanyaan,.

1. apa penyebab cos phi 0,5, bahkan dibawah, apakah itu normal.

2. drop tegangan terjadi hingga 190V dari tegangan 230V, capasitas kabel sudah disesuaikan standar dengan jarak.

3. tegangan 230V naik hingga 300V dalam kondisi 2generator ON, pemutusan arus menggunakan Handle switch.

Reply

dahono says:

9/22/13 Memahami Faktor Daya | Konversi ITB

konversi.wordpress.com/2010/05/05/memahami-faktor-daya/ 18/18

Konversi ITB

June 1, 2013 at 12:20 am

@ Iwan, ya dihitung berapa arusnya terus dilihat di Tabel kabel.

@parulian: jelas cos phi kurang dari 0,5 sangat buruk dan tidak normal. Penyebabnya ya mesti dilihat bebannya apa saja.

Pada saat motor dan trafo beban nol, cos phi juga sangat rendah. Pertanyaan nomer 3 kurang jelas

Reply

tjatur says:

July 6, 2013 at 8:31 am

Dear,

saya ingin memastikan saja, dalam suatu jaringan listrik yang terdiri dari sumber PLN melalui step-down trafo dan sumber

listrik cadangan genset, keduanya dipilih secara otomatis melalui sebuah panel ATS (Automatc Transfer Switch). pertanyaan

saya adalah pemasangan capacitor bank sebaiknya di output trafo (pada input ATS) atau setelah output ATS yang artinya

pada saat PLN off mka capasitor bank akan menjadi beban bagi genset.

mohon arahannya utk letak pemasangan capasitor bank tersebut dan akibatnya/sampingan jika dipasang sbg beban genset.

(setelah panel ATS)

terimakasih.

Reply

Adi Wardana says:

August 31, 2013 at 8:23 pm

Saya punya data beban dari jardis IEEE 33 bus bahwa pada bus 1 memiliki beban dengan nilai P=60 kW dan Q=35 kVAR.

Yang saya mau tanyakan, Q yang dimaksud dalam data IEEE tersebut maksudnya daya reaktif induktif (QL) atau kapasitif

(QC) ya? Termasuk beban statis atau dinamis kah beban tersebut? Mohon penjelasannya. Trima kasih..

Reply

dahono2008 says:

September 2, 2013 at 10:52 am

Sudah pasti daya reaktif induktif. Kecuali kapasitor, tidak ada beban yang leading.

kalau soal beban statis dan dinamis tidak bisa disimpulkan hanya dari dua data tersebut.

Reply

Luthfi says:

September 10, 2013 at 11:07 pm

hampir sama seperti pertanyaan bang adhi..kalo saya punya data jardis nilai P=14.35MW sedang nillai Q=13.32Mvar lalu

setelah d loadflow dengan penambahan 4 buah DG nilai P menjadi 11.35 dan Q menjadi -0.81.. Nilai Q=-0.81 itu artinya si

daya reaktif menyerap ato mensuplay ya mas? mhon penjelasannya

Reply

dahono says:

September 12, 2013 at 8:31 am

Mensuplai

Reply

The Twenty Ten Theme. Blog at WordPress.com.