mekanisme persalinan normal rev iii

19
MEKANISME PERSALINAN NORMAL I. PENDAHULUAN Mengetahui mekanisme persalinan adalah suatu hal yang sangat penting dalam praktek obstetri. Mekanisme persalinan ini berkaitan dengan urutan gerakan- gerakan fetus selama persalinan. Gerakan-gerakan ini terdiri dari suatu seri urutan perubahan yang sesuai dengan diameter panggul pada saat fetus berada pada bagian tertentu jalan lahir. Persalinan adalah proses dimana hasil konsepsi dikeluarkan oleh uterus dan vagina ibu dengan kekuatan kontraksi otot-otot rahim yang disertai kekuatan mengejan dari ibu. Persalinan merupakan proses yang dinamis yang mengandung risiko yang cukup tinggi baik itu bagi ibu maupun bayi. Oleh karena itu memahami persalinan yang normal adalah penting untuk dapat membawa ibu dan anak dengan selamat. Lamanya suatu kehamilan rata-rata adalah 38 minggu sejak konsepsi. Data tentang konsepsi jarang sekali diketahui, oleh karena itu untuk menghitung lamanya kehamilan sering digunakan data dari hari pertama haid terakhir. Suatu kehamilan dikatakan aterm bila kehamilan sekitar 37-42 minggu, dan biasanya dalam waktu- waktu tersebut akan terjadi persalinan. Meskipun untuk memperkirakan suatu

Upload: helenasunarja

Post on 06-Dec-2015

219 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

parturition

TRANSCRIPT

Page 1: Mekanisme Persalinan Normal Rev III

MEKANISME PERSALINAN NORMAL

I. PENDAHULUAN

Mengetahui mekanisme persalinan adalah suatu hal yang sangat penting

dalam praktek obstetri. Mekanisme persalinan ini berkaitan dengan urutan gerakan-

gerakan fetus selama persalinan. Gerakan-gerakan ini terdiri dari suatu seri urutan

perubahan yang sesuai dengan diameter panggul pada saat fetus berada pada bagian

tertentu jalan lahir.

Persalinan adalah proses dimana hasil konsepsi dikeluarkan oleh uterus dan

vagina ibu dengan kekuatan kontraksi otot-otot rahim yang disertai kekuatan

mengejan dari ibu.

Persalinan merupakan proses yang dinamis yang mengandung risiko yang

cukup tinggi baik itu bagi ibu maupun bayi. Oleh karena itu memahami persalinan

yang normal adalah penting untuk dapat membawa ibu dan anak dengan selamat.

Lamanya suatu kehamilan rata-rata adalah 38 minggu sejak konsepsi. Data

tentang konsepsi jarang sekali diketahui, oleh karena itu untuk menghitung lamanya

kehamilan sering digunakan data dari hari pertama haid terakhir. Suatu kehamilan

dikatakan aterm bila kehamilan sekitar 37-42 minggu, dan biasanya dalam waktu-

waktu tersebut akan terjadi persalinan.

Meskipun untuk memperkirakan suatu persalinan secara pasti adalah sangat

sulit akan tetapi ada beberapa tanda yang akan mendahului suatu persalinan.

Tanda-tanda tersebut adalah :

1. Selama kehamilan ditemukan kontraksi rahim yang spontan, biasanya

dirasakan terutama menjelang akhir kehamilan, disebut Kontraksi Braxton

Hicks atau his palsu. His palsu meningkat hingga menjelang akhir kehamilan

dan sering sulit membedakan dengan his persalinan yang sebenarnya, oleh

karena itu ada karakteristik dari his palsu yang sifatnya lebih pendek dengan

kekutan kontraksi yang sedang dan hanya menyebabkan perasaan tidak enak

sekitar abdomen bawah. Berbeda dengan his persalinan yang dirasakan mulai

dari sekitar fundus kemudian menjalar keperut bawah dan bokong , dengan

intensitas dan progresivitasnya serta frekuensi yang terus meningkat. His

persalinan akan menyebabkan perubahan pada serviks sedang his braxton

hicks tidak menyebabkan perubahan pada serviks.

Page 2: Mekanisme Persalinan Normal Rev III

2. Bloody show atau keluarnya lendir bercampur sedikit darah dari jalan lahir.

Hal ini disebabkan oleh karena adanya dilatasi serviks yang menyebabkan

keluarnya sekresi mukus dari kelenjar-kelenjar serviks. Adanya lendir ini

menunjukkan persalinan akan berlangsung dalam 24-48 jam kemudian.

3. Pecah ketuban spontan sering terjadi pada fase aktif persalinan.

II. MEKANISME TERJADINYA PERSALINAN

Dua teori utama dalam proses persalinan yang hingga kini masih banyak

diteliti adalah :

Hipotesis terhentinya proses pemeliharaan kehamilan. Dalam hal ini fetus

akan mengeluarkan sinyal-sinyal tertentu yang memicu rangsangan persalinan,

namun bukti-bukti untuk mendukung hipotesis ini masih kurang.

Teori induksi persalinan oleh uterotonin. Peneliti lain mengemukakan bahwa

sejenis uterotonin atau bahan aktif lainnya yang meningkat secara tiba-tiba

atau adanya peninkatan reseptor untuk subsrat dan miometrium menjadi

pemicu persalinan. Fenomena ini dalam banyak teori lebih banyak dipakai,

baik sebagai penyebab utama maupun penyebab sekunder induksi persalinan.

III. FAKTOR PENTING DALAM PERSALINAN

Keberhasilan persalinan ditentukan oleh tiga faktor yang berinteraksi, yaitu :

1. Passage.

2. Power .

3.Passenger

1. PASSAGE

Untuk lebih mengenal mekanisme persalinan perlu bagi seorang dokter

mengetahui anatomi panggul. Sebagai klinisi harus berhati-hati dalam mengevaluasi

berbagai variasi dari bentuk pelvis. Sebab kemajuan persalinan ditentukan oleh sikap

dan posisi janin yang dihubungkan dengan jalan lahir. Untuk itu sangat penting

melakukan pemeriksaan jalan lahir. Jalan lahir ditentukan oleh ukuran-ukuran :

Pintu atas panggul

Bidang sempit panggul

Pintu bawah panggul

Page 3: Mekanisme Persalinan Normal Rev III

Pintu atas Pangggul

Dibatasi oleh ramus superior simphisis pubis, linea inominata dan

promontorium. Diameter anteroposterior (konjugata vera) bukan merupakan diameter

terpendek. Konjungata obstetrika, diameter terpendek merupakan bagian yang penting

yang harus dilewati oleh kepala bayi. Konjugata vera dapat diukur secara tidak

langsung yaitu dengan mengukur konjugata diagonal yaitu jarak antara bagian bawah

simpisis ke promontorium. Konjugata vera dapat diperoleh dengan mengurangi

konjugata diagonal dengan 1,5-2 cm. Konjugata vera yang normal lebih dari 11 cm .

Diameter transversa adalah jarak terjauh antara linea iliopektineal. Normal, diameter

ini memotong konjugata vera pada 5 cm dari sakral promontorium.

Pintu atas panggul digambarkan sebagai permukaan datar dengan membentuk

sudut 55 dengan garis horizontal dengan posisi ibu berdiri, sudut ini disebut pelvis

inklinasi. Sudut yang lebar merupakan prognosis yang lebih baik bagi persalinan.

Bidang Tengah Panggul.

Dibentuk oleh bagian bawah simfisis, spina ischiadika dan sakrum pada S2-

S4. Bidang tengah panggul merupakan bidang yang paling sempit dengan ukuran

antero posterior kurang lebih 11 cm dan diameter transversa kurang lebih 10 cm.

Pintu Bawah panggul

Dibentuk oleh dua segitiga dengan dasar kedua segitiga itu garis antara tuber

ischiadikum dan segitiga anterior dibentuk oleh arkus pubis dan segitiga posterior

puncaknya pada puncak sakrum. Jarak antara kedua ischiadikum 11 cm. Diameter

antem posterior 9,5-11,5 cm.

2. POWER

Berbagai studi mengatakan kontraksi otot rahim terjadi selama masa

kehamilan: Kontraksi dengan intensitas 10-15 mmHg selama 30 detik disebut

kontraksi Braxton Hicks yang terjadi 12-13 - minggu kehamilan dengan frekwensi

meningkat sampai awal persalinan.

Kurang lebih selama 48 jam sebelum persalinan terjadi kontraksi dengan

amplitudo 20-30 mmHg per 5-10 menit: -Selama fase persalinan 2-4 kontraksi dengan

amplitudo 20-30 mmHg terjadi selama 10 menit. Pada fase aktif intensitas kontraksi

meningkat dan kemajuan dilatasi serviks meningkat yaitu 35 mmHg-48 mmHg.

Dengan kekuatan mengejan ibu dan tekanan intra amnion mencapai 100 mmHg-150

Page 4: Mekanisme Persalinan Normal Rev III

mmHg. Kontraksi uterus meningkat dari 2-4 kontraksi per 10 menit pada awal

persalinan hingga 4-5 kontraksi per 10 menit pada akhir persalinan.

3. PASSENGER "

Diameter kepala bayi aterm biasanya lebih besar dari tubuhnya, sehingga

kepala merupakan bagian yang tersulit pada persalinan. Kepala janin terdiri dari

bagian muka dan tulang kepala.

Tulang kepala terdiri dari : dua buah tulang frontal, dua buah tulang pariental

dan satu buah tulang oksipital. Antara satu tulang dengan tulang yang lain dipisahkan

oleh tulang sutura. Pertemuan antara sutura disebut fontanelTerjadi perubahan pada

bentuk kepala saat melewati pelvis akibat tekanan dari ja!an lahir yang menyebabkan

molding. Diameter biparietal ratarata 8,5-9,5 cm pada umumnya kepala memasuki

pelvis dengan sutura pada bidang transversa. Jika sutura berada ditengah antara pubis

dan sakrum disebut sinklitismus . Bila terjadi deviasi dari sutura sagitalis ini disebut

asinklitismus. Meskipun asinklitismus merupakan indikasi bahwa pelvis terlalu ' kecil

untuk turunnya kepala janin.

Untuk mempermudah pemahaman keberadaan passenger dalam hubungannya

dengan proses parsalinan maka dikemukakan istilah – istilah : letak,presentasi,sikap

dan posisi. Penentuan letak, presentasi, sikap dan posisi dapat diperoleh secara klinis

yaitu dengan pemeriksaan Leopold, pemeriksaan dalam, dengan auskultasi dan secara

sonografi.

Letak : Hubungan sumbu panjang janin dengan sumbu panjang ibu dan dapat

memanjang atau melintsng. Kaqdangkala sumbu janin dan ibu melintang

pada sudut 45 derajat, disebut letak oblik,yang dapat bereubah menjadi

memanjang stsu melintsng dalam proses persalinan. Letak memanjang terjadi

psds lebih dari 99% persalinan cukup bulan.

Presentasi janin : Adalah bagian tubuh janin yang berada paling depan didalam jalan

lahir atau berada paling dekat dengan bagian proksimal jalan lahir, yatu

bagian Jnin yang diraba pada pemeriksaan dalam. Pada letak

memanjang ,bagian presentasi adalah kepala atau bokong janin, sehingga

disebut presentasi kepala atau bokong. Kalau letak janin melintang maka

bahu merupakan bagian presentasinya.

Sikap : Setelah janin tumbuh dan berkembang membesar, ruang dalam uterus

menjadi sempit dubandingkan besar tubuh janin. Pada bulan-bulan akhir

Page 5: Mekanisme Persalinan Normal Rev III

kehamilan janin harus menyesuaikan diri terhadap bentuk ruang dalam

kavum uteri yang berbentuk ovoid. Bentuk penyesuaian diri tersebut dalam

bentuk postur yang khas yang disebut sikap atau habitus. Sesuai dengan

bentuk kavum uteri,janin membentuk sebuah masa ovoid jaga, dengan

menekukkan badannya, sehingga punggung melengkung/konveks, kepala

menunduk/fleksi penuh sehingga dagu hampir menyentuh dada, keduapaha

fleksi terhadap abdomen, tungkai terlipat pada lutut, dan tumit bersandar pada

permukaan anterior kaki. Lengan biasanya menyilang didepan dada dan tali

pusat terletak pada ruang antara lengan dan ektermitas bawah.

Posisi : Posisi menggambarkan hubungan bagian terendah janin dengan panggulibu,

yaitu sebelah kiri atau kanan ibu dan sebelah depan atau belakang ibu.

Sehingga untuk setiap presentasi terdapat dua posisi yaitu kiri atau kanan dan

depanetu belakang. Sebagai contoh pada belakang kepala dengan ubun-ubun

kecil sebaghai denominatorakan ditemukan posisi kepala uuk kiri depan, uuk

kiri belakang,uuk kanan depan atau uuk kanan belakang.

IV. MEKANISME PERSALINAN NORMAL

Janin dengan presentasi oksiput (ubun-ubun kecil) ataupun vertex (belakang

kepala) diperkirakan 96%, presentasi bokong 3,% , muka 0,3% , dan bahu 0,4% dari

seluruh persalinan.

1. Faktor yang menyebabkan presentasi belakang kepala paling banyak adalah :

Pada akhir kehamilan bentuk uterus lonjong, ukuran atas bawah lebih panjang

daripada ukuran melintang,hal ini disebabkan terbentuknya segmen bawah

rahim.

2. Fundus uteri lebih lebar dari bagian bawahnya.

3. Air ketuban pada akhir kehamilan relatif sedikit sehingga dinding uterus

mendekati badan anak, dengan demikian bentuk uterus lebih mempengaruhi

letak anak. Akibatnya anak menyesuaikan diri (akomodasi) dengan bentuk

uterus, ukuran panjang anak akan sesuai dengan ukuran panjang uterus.

Bokong dengan tungkai bawah merupakan ujung yang lebih besar daripada

kepala, maka akan menempatkan diri di fundus uteri yang lebih lebar

sedangkan kepala di bagian bawah uterus yang lebih sempit.

4. Jika kepala sudah di bawah sering terpegang oleh pintu atas panggul sehingga

presentasi tidak dapat berubah lagi. Presentasi janin dapat dipastikan atau

Page 6: Mekanisme Persalinan Normal Rev III

diketahui dengan palpasi abdomen dan dikonfirmasikan dengan pemeriksaan

dalam kadang sebelum atau saat persalinan. Pada kebanyakan kasus,

presentasi belakang kepala masuk kedalam pelvis dengan sutura sagitalis

dalam diameter transvera (Caldwell ass, 1934).

DIAGNOSIS PRESENTASI BELAKANG KEPALA

Janin masuk kedalam panggul 40 % dengan posisi LOT (left occiput transvera

atau ubun-ubun kecil kiri melintang) dan 20% dengan posisi ROT (right occiput

transvera atau ubun-ubun kecil kanan melintang).

Pada posisi ubun-ubun kecil kiri melintang

Diagnosis dengan pemeriksaan abdomen digunakan dengan pemeriksaan Leopold,

ditemukan :

1. Leopold I : Fundus terisi oleh bokong, bagian yang lunak, kurang melenting

dan kurang bundar.

2. Leopold II : Bagian yang memberikan tahanan terdapat diperut kiri ibu,

punggung terdapat sebelah kiri. Bagian-bagian kecil sebelah kanan.

3. Leopold III : Negatif bila kepala sudah engaged (diameter biparietal sudah

masuk pintu atas panggul) atau kepala dapat bergerak/masih dapat dideteksi

bila masih diatas pintu atas panggul.

4. Leopold IV : Negatif bila kepala sudah engaged atau tonjolan kepala ada

disisi kanan ibu.

Posisi ubun-ubun kecil kanan melintang

Diagnosis dengan pemeriksaan abdomen hampir sama dengan posisi ubun-

ubun kecil kiri melintang, kecuali tahanan terbesar ada di sebelah kanan- dan bagian

kecil dan tonjolan kepala ada di sebelah kiri.

Pada pemeriksaan dalam sutura sagitalis menempati diameter transvera dari

pelvis lebih banyak atau sedikit dari pertengahan sakrum dan simfisis.

2. GERAKAN KARDINAL PADA PRESENTASI BELAKANG KEPALA

Gerakan kardinal adalah gerakan utama yang dilakukan janin saat kepala

memasuki jalan lahir yang tidak lurus, sebagai akibat bentuk anatomisnya dan

penyesuaian kepala terhadap ukuran-ukuran panggul yang berbeda-beda pada tiap

Page 7: Mekanisme Persalinan Normal Rev III

tingkatan bidang panggul.

Oleh karena bentuk jalan lahir pada panggul tidak teratur, seperti bagian atas

dari jalan lahir merupakan silinder yang lurus tapi ujung bawahnya melengkung ke

depan dan ukuran kepala fetus yang matur relatif besar, maka tidak seluruh diameter

kepala bisa melewati seluruh diameter panggul. Penyesuaian atau adaptasi kepala

terhadap bagian-bagian panggul pada jalan lahir diperlukan supaya terjadi kelahiran.

Bentuik saluran pelvis yang iregular dan besarnya kepala janin relatif

menunjukkan bahwa tidak semua diameter kepala dapat melewati pelvis. Oleh karena

itu diperlukan adanya adaptasi kepala terhadap jalan lahir.

Kepala akan berusaha mengubah posisi agar diameter kepala yang melewati

jalan lahir adalah diameter yang terkecil dan jalan lahir yang dilewati mempunyai

diameter yang terbesar sehingga menghasilkan gerakan-gerakan kardinal.

Gerakan kardinal terdiri dari :

1. Engagement

2. Descent

3. Fleksi (Fleksion Interna)

4. Rotasi Interna (Interna Rotation)

5. Ekstensi (Ekstension)

6. Rotasi Eksterna (Eksternal Rotation)

7. Ekspulsi (Ekspulsion)

Untuk memudahkan pengertian gerakan tersebut dijelaskan seolah-olah terjadi

terpisah dan berdiri sendiri. Tetapi dalam kenyataannya mekanisme persalinan terdiri

dari kombinasi gerakan yang berlangsung bersamaan. Sebagai contoh pada proses

engagement terdapat turunnya kepala dan fleksi dan tidak mungkin gerakan tersebut

lengkap jika kepala tidak turun bersamaan.

1. Engagement

Adalah mekanisme dimana diameter biparietal yaitu diameter terbesar

transvera janin pada presentasi belakang kepala telah melewati pintu atas panggul

(pelvic inlet) dan dapat dinilai dengan sampainya bagian terendah kepala pada bidang

H III atau station 0 setinggi spina ischiadika. Fenomena ini terjadi pada minggu-

minggu akhir kehamilan. Pada multipara dan sebagian nulipara kepala janin masih

mudah digerakan di pintu atas panggul pada saat persalinan dan keadaan ini disebut

Page 8: Mekanisme Persalinan Normal Rev III

floating. Kepala janin biasanya masuk pada pintu atas panggul dengan diameter

transversa. Masuknya kepala ke dalam pintu atas panggul biasanya dengan sutura

sagitalis melintang dan dengan fleksi yang ringan. Kepala dengan ukuran normal

biasanya tidak engaged dengan sutura sagitalis pada posisi anteroposterior. Kepala

biasanya memasuki pintu atas panggul pada diameter transversa atau diameter serong.

Secara klinis engegement diketahui dengan 2 cara yaitu :

1. Pemeriksaan luar, kepala sudah terfiksasi pada panggul.

2. Pemeriksaan dalam, bagian terendah pada atau di bawah spina

ischiadica atau station 0.

Penyebab terjadinya engegement adalah pengaruh otot uterus dan tonus otot

otot abdomen. Pada tiap kontraksi uterus, sumbu panjang uterus bertambah panjang

sedangkan ukuran melintang maupun ukuran muka belakang berkurang. Akibat

perubahan bentuk uterus ini tulang punggung anak melurus dan kutub atas anak

tertekan pada fundus sedangkan kutub bawah ditekan ke dalam pintu atas panggul.

Sinklitismus

Masuknya kepala bila sutura sagitalis terdapat di tengah-tengah jalan lahir, tepat di

antara simpisis dan promontorium. Sedangkan bila masuknya kepala dengan sutura

sagitalis mendekati simpisis atau agak ke belakang mendekati promontorium disebut

asinklitismus.

Ada 2 macam asinklitismus :

1. Asinklitismus anterior : bila sutura sagitalis mendekati promontorium dan

os parietale belakang lebih rendah dari os parietale depan.

2. Asinklitismus posterior : bila sutura sagitalis mendekati simpisis dan os

parietale depan lebih rendah dari os parietale belakang.

Pada posisi asinklitismus posterior yang ekstrim dapat teraba telinga dan disebut

Litzmann's obliquity.

2. Descent

Turunnya kepala pada nullipara terjadi sebelum persalinan sedangkan pada

multipara descent biasanya terjadi bersamaan dengan engagement. Turunnya kepala

ini disebabkan oleh 4 faktor :

1. Tekanan karena cairan amnion

2. Tekanan langsung fundus terhadap bokong

3. Kontraksi otot abdomen

Page 9: Mekanisme Persalinan Normal Rev III

4. Melurusnya tubuh janin.

Mekanisme turunnya kepala biasanya dengan sutura sagitalis kepala fetus

lebih dekat ke simfisis yang mengakibatkan bagian terendah adalah os parietale

posterior. Disebabkan kontraksi uterus berlangsung turunnya kepala mengalami

kemajuan dan akibat fleksi lateeral leher fetus, sutura sagitalis berorientasi ke sumbu

bidang tengah panggul.

3. Fleksi

Pada saat memasuki pintu atas panggul, maka kepala akan berada da!am

posisi sutura sagitalis melintang . Karena diameter terlebar pada pintu atas panggul

adalah diameter transversal. Dengan turunnya kepala lebih jauh, maka kepaia akan

mengalami tekanan dari :

1. Se rviks

2. Dinding panggul

3. Otot-otot dasar panggul

Dengan demikian resultan gaya yang bekerja pada bagian sinsiput (ubun-ubun

besar) lebih besar dari oksiput ( ubun-ubun kecil ) sehingga kepala menjadi fleksi dan

diameter frontooccipitlis 11,5 cm akan digantikan diameter yang kecil yaitu diameter

suboccipito bregmatika 9,5 cm. Dengan demikian kepala memasuki panggul dengan

ukurannya yang terkecil.

Penyebab pasti fleksi belum diketahui, tetapi kemungkinan besar disebabkan

oleh respon pasif kepala terhadap tahanan panggul saat kepala turun. Adanya

dorongan dari atas menyebabkan anak maju tetapi mendapat tahanan dari pinggir atas

pintu atas panggul, serviks, dan dinding panggul atau dasar panggul. Akibat moment

yang menimbulkan fleksi lebih besar daripada moment yang menimbulkan defleksi,

sehingga terbentuk resultante gaya atau kopel yang menghasilkan fleksi kepala.

4. Rotasi Interna

Disebut juga putcran paksi dalam, yaitu pemutaran bagian depan sedemikian

rupa sehingga bagian terendah dari bagian depan memutar ke depan ke bawah

simpisis. Pada oksiput terjadi gerakan dari posisi aslinya anterior terhadap simpisis

atau posterior terhadap sakrum. Saat bagian terendah kepala janin telah melewati

station 0 dan biparietal plane mencapai spina, kepala akan mengalami hambatan oleh

kedua tonjolan spina ischiadika kiri dan kanan, sehingga akan mengalami putaran

Page 10: Mekanisme Persalinan Normal Rev III

paksi dalam.

Pada sebagian besar persalinan normal, kepala akan berputar ke depan

sehingga ubun-ubun kecil berada didepan ( kiri ataukanan ) karena diameter oblik

pada station +3 lebih besar dari pada diameter transversa, sehingga kepala dapat lebih

jauh dan terus berputar ke depan hingga ubun ubun kecil akan bergerak ke arah

simpisis .

Putaran paksi dalam mutlak perlu untuk keiahiran kepala karena putaran paksi

merupakan suatu usaha untuk menyesuaikan posisi kepala dengan bentuk jalan lahir

khususnya bentuk bidang tengah dan pintu bawah panggul.

Bila putaran paksi dalam gagal terjadi sampai kepala telaih mencapai dasar

panggul, maka putaran paksi dalam akan terjadi pada satu atau dua kontraksi uterus

berikutnya(multipara) dan tiga sampai lima kontraksi berikutnya (nullipara). Putaran

paksi dalam sebelum kepala mencapai dasar panggul lebih sering terjadi pada

multipara dibandingkan nullipara.

Sebab-sebab putaran paksi dalam :

1. Pada letak fleksi, bagian belakang kepala merupakan bagian terendah dari

kepala.

2. Bagian terendah dari kepala ini mencari tahanan yang paling sedikit terdapat

di sebelah depan atas dimana terdapat hiatus genitalis antara m. levator ani kiri

dan kanan.

3. Ukuran terbesar dari bidang tengah panggul ialah diameter ante roposterior.

5. Ekstensi

Setelah rotasi interna kepala masih dalam possisi fleksi mencapai vulva

sehingga oksiput !angsung berkontak dengan bagian anterior simfisis. Oleh karena

vulva arahnya ke atas dan ke depan maka ekstensi harus terjadi sebelum kepala

melewatinya.Jika fleksi kepala yang tajam mencapai dasar pelvis maka akan

mengenai posterior perineum. Ketika kepala menekan dasar panggul terdapat dua

kekuatan :

1. Tekanan yang dihasilkan oleh uterus

2. Adanya tekanan dari dinding panggul dan simfisis akan menghasilkan

resultan yang menyebabkan ekstensi.

Setelah subocciput tertahan pada pinggir bawah_simfisis maka yang dapat

maju karena kekuatan tersebut diatas, bagian yang berhadapan dengan subocciput,

Page 11: Mekanisme Persalinan Normal Rev III

maka lahirlah berturut-turut pada pinggir perineum ubun ubun besar, dahi, hidung,

mulut dan akhirnya dagu dengan gerakan ekstensi.

6. Rotasi eksterna

Ketika kepala sudah lahir maka oksiput kembali ke posisi semula . selanjutnya

kepala akan mengadakan putaran restitusi untuk menghilangkan torsi pada leher,

sehingga ubun-ubun terletak sesuai dengan punggung, diikuti putaran dimana bahu

dengan diameter bisakromial akan terletak pada diameter anteroposterior pintu bawah

panggul yang kemudian satu bahu terletak di anterior di bawah simfisis dan bahu

lainnya di posterior. Gerakan rotasi ekstema yang sebenarnya dan disebabkan karena

ukuran bahu (diameter bisakromial) menempatkan diri dalam diameter anteroposterior

di pintu bawah panggul.

7. Ekspulsi

Terjadi segera setelah rotasi eksterna, bahu depan akan tampak dibawah

simfisis dan perineum akan diregang oleh bahu belakang dan dengan datangnya his

maka bahu depan akan lahir serta menjadi hipomokhlion bagi lahirnya bahu belakang

dan bagian tubuh lainnya segera dikeluarkan.

Kelahiran bahu dapat terjadi secara spontan, tetapi sering memerlukan bantuan

tangan. Dengan sedikit menekan kepala tanpa melakukan tarikan akan membantu

bahu depan berada di bawah simfisis. Selanjutnya dengan mengangkat kepala akan

mengakibatkan kelahiran bahu belakang terkendali.

Diatas telah diuraikan jalannya persalinan dengan positio occipito transverssa ialah

dengan ubun-ubun kecil kiri melintang. Kalau ubun-ubun kecil kanan melintang maka

jalannya persalinan sama, hanya ubun-ubun kecil sekarang memutar ke kanan artinya

searah jarum jam. Putaran paksi luar terjadi ke arah tuber ischiadikum sebelah kanan.

Pada positio occipito anterior putaran paksi hanya 45 derajat ke kanan atau ke kiri.

Page 12: Mekanisme Persalinan Normal Rev III

DAFTAR PUSTAKA

1. Cunningham FG, Mac Donald PC, Gant NF: Williams Obstetrics 20th ed.

London: Apleton and Lange,1997: 277-81.

2. Cunningham FG, Mac Donald PC, Gant NF: Williams Obstetrics 21st ed.New

York: McGraw-Hill,2001: 291-307.

3. Wiknjosastro , Ilmu Kebidanan, ed 3. Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawiroharjo, 1991

4. Wiknjosastro, Ilmu Bedah Kebidanan, ed 2. Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawiroharjo, 1991