mekanisme penghitungan pph umum.docx

7
MEKANISME PENGHITUNGAN PPh UMUM A. Dasar Pengenaan Pajak Untuk Wajib Pajak dalam negeri dan Bentuk Usaha Tetap (BUT) yang menjadi dasar pengenaan pajak adalah Penghasilan Kena Pajak. Pada dasarnya terdapat 2 (dua) cara untuk menentukan besarnya Penghasilan Kena Pajak, yaitu : 1. Cara biasa (Cara Pembukuan) 2. Dengan Norma Penghasilan Neto Besarnya Penghasilan Kena Pajak untuk Wajib Pajak badan dihitung sebesar penghasilan netto. Sedangkan untuk Wajib Pajak orang pribadi dihitung sebesar penghasilan netto dikurangi dengan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP). 1. Menghitung Penghasilan Kena Pajak dengan Menggunakan Pembukuan Wajib Pajak (WP) yang melakukan Pembukuan, artinya secara periodik yang bersangkutan melakukan pencatatan atas transaksi yang dia lakukan baik menerima penghasilan maupun mengeluarkan biaya. WP harus terlebih dahulu menghitung laba bersih. Cara menghitung laba bersih atau penghasilan netto adalah dengan mengurangi penghasilan bruto dengan pengurang atau biaya. Laba bersih = Penghasilan - Biaya

Upload: kakanda-kresna-rahmanto

Post on 21-Jan-2016

74 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Mekanisme PPh umum

TRANSCRIPT

Page 1: MEKANISME PENGHITUNGAN PPh UMUM.docx

MEKANISME PENGHITUNGAN PPh UMUM

A. Dasar Pengenaan Pajak

Untuk Wajib Pajak dalam negeri dan Bentuk Usaha Tetap (BUT) yang menjadi dasar

pengenaan pajak adalah Penghasilan Kena Pajak. Pada dasarnya terdapat 2 (dua) cara

untuk menentukan besarnya Penghasilan Kena Pajak, yaitu :

1. Cara biasa (Cara Pembukuan)

2. Dengan Norma Penghasilan Neto

Besarnya Penghasilan Kena Pajak untuk Wajib Pajak badan dihitung sebesar penghasilan

netto. Sedangkan untuk Wajib Pajak orang pribadi dihitung sebesar penghasilan netto

dikurangi dengan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP).

1. Menghitung Penghasilan Kena Pajak dengan Menggunakan Pembukuan

Wajib Pajak (WP) yang melakukan Pembukuan, artinya secara periodik yang

bersangkutan melakukan  pencatatan atas transaksi yang dia lakukan baik menerima

penghasilan maupun mengeluarkan biaya.

WP harus terlebih dahulu menghitung laba bersih.

Cara menghitung laba bersih atau penghasilan netto adalah dengan mengurangi

penghasilan bruto dengan pengurang atau biaya.

            

Setelah mendapat laba bersih atau penghasilan netto, kurangkan laba bersih dengan

Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP). Sisa dari pengurangan tersebut merupakan

Penghasilan Kena Pajak  (PKP) .

         

2. Menghitung Penghasilan Kena Pajak dengan Menggunakan Norma

Penghitungan Penghasilan Netto

   Laba  bersih = Penghasilan - Biaya

PKP = Laba - PTKP

Page 2: MEKANISME PENGHITUNGAN PPh UMUM.docx

Apabila dalam menghitung Penghasilan Kena Pajak-nya Wajib Pajak menggunakan

Norma Penghitungan Penghasilan Netto, besarnya penghasilan netto adalah sama

besarnya dengan besarnya (persentase) Norma Penghitungan Penghasilan Netto

dikalikan dengan jumlah peredaran usaha atau penerimaan bruto pekerjaan bebas

setahun.

Wajib Pajak yang boleh menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Netto

adalah Wajib Pajak orang pribadi yang memenuhi syarat sebagai berikut :

1. Peredaran bruto kurang dari Rp 4.800.000.000,00 per tahun

2. Mengajukan permohonan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan pertama dari tahun

buku

3. Menyelenggarakan pencatatan

B. Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)

Besarnya PTKP setahun yang berlaku di tahun 2013 adalah :

C.

Tarif Pajak

1. Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri

Tarif pajak yang diterapkan atas Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak orang

pribadi dalam negeri adalah sebagai berikut :

Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak

Sampai dengan Rp 50.000.000,00 5%

Di atas Rp50.000.000,00 sampai dengan

Rp250.000.000,00

15%

Di atas Rp250.000.000,00 sampai dengan 25%

Untuk diri Wajib Pajak (WP)   Rp 24.300.000

Tambahan WP Kawin Rp. 2.025.000

Tambahan untuk penghasilan istri digabung

dengan penghasilan suami

Rp 24.300.000

Tambahan untuk anggota keluarga yang

menjadi tanggungan (max 3 orang)

@ Rp 2.025.000

Page 3: MEKANISME PENGHITUNGAN PPh UMUM.docx

Rp500.000.000,00

Di atas Rp500.000.000,00 30%

2. Wajib Pajak badan dalam negeri dan bentuk usaha tetap

Sedangkan tarif pajak yang diterapkan atas Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak

badan dalam negeri dan bentuk usaha tetap adalah sebesar 28%. Tarif pajak bagi

Wajib Pajak badan dalam negeri dan bentuk usaha tetap, mulai berlaku sejak tahun

pajak 2010, diturunkan menjadi 25%.

3. Wajib Pajak badan dalam negeri dengan peredaran bruto sampai dengan Rp

50.000.000.000,00 mendapat fasilitas berupa pengurangan tarif sebesar 50% yang

dikenakan atas Penghasilan Kena Pajak dari bagian peredaran bruto sampai dengan

Rp 4.800.000.000,00.

D. Cara Menghitung Pajak Penghasilan

Untuk menghitung PPh dapat digunakan rumus sebagai berikut :

Contoh :

a. Untuk Wajib Pajak Orang Pribadi

Tahun 2013 ini, Akbar bekerja sebagai dokter di salah satu rumah sakit di kota

Cirebon dengan gaji Rp 4 Juta / bulan . ia memiliki seorang istri yang bekerja sebagai

PNS dengan gaji Rp 2 Juta . Keluarga ini memiliki 3 orang anak . anak pertama

adalah siswa SMP yang duduk di kelas 8 . Anak ke-2 & ke-3 duduk di bangku

Pajak Penghasilan (Wajib Pajak badan)

= Penghasilan Kena Pajak x tarif pasal 17

= Penghasilan netto x tarif pasal 17

= (Penghasilan bruto – biaya yang diperkenankan UU PPh) x tarif pasal 17

Pajak Penghasilan (WP Orang Pribadi)

= Penghasilan Kena Pajak x tarif pasal 17

= Penghasilan netto x tarif pasal 17

=[ (Penghasilan bruto – biaya yang diperkenankan UU PPh) – PTKP] x tarif pasal 17

Page 4: MEKANISME PENGHITUNGAN PPh UMUM.docx

Sekolah Dasar. Hitunglah Besarnya Pajak Penghasilan (PPh) yang di tanggung oleh

keluarga ini :

Penghitungan dengan cara biasa / pembukuan :

Penghasilan netto Akbar setahun: 48.000.000

PTKP:

WP sendiri 2.880.000

Istri 1.440.000

3 anak 4.320.000

total PTKP 8.640.000

Penghasilan kena pajak = penghasilan netto - PTKP

= 48.000.000 - 8.640.000

= 39.360.000

PPh terutang:

5%x25.000.000 = 1.250.000

10%x14.360.000 = 1.436.000

Total PPh terutang = 2.686.000 per tahun

b. Untuk Wajib Pajak Badan

PT. INDO BULE adalah perusahaan yang bergerak pada jual beli sparepart komputer,

berdasarkan pembukuan tahun 2013 diketahui data-data sebagai berikut :

Penerimaan bruto sebesar Rp 4.500.000.000, persediaan per 1 Januari 2013 sebesar

Rp 1.000.000.000, pembelian selama tahun 2013 Rp 2.500.000.000 dan persediaan

per 31 Desember 2013 Rp 500.000.000, sedangkan biaya administrasi dan operasional

Rp 450.000.000 dan masih terdapat sisa kerugian tahun 2012 Rp 125.000.000.

Hitunglah berapa besarnya pajak penghasilan terutang yang harus dibayar ?

Penghitungan dengan cara biasa / pembukuan :

Peredaran Usaha Rp 4.500.000.000

Harga Pokok Penjualan Rp 3.000.000.000 -

Penghasilan Bruto Rp 1.500.000.000

Page 5: MEKANISME PENGHITUNGAN PPh UMUM.docx

Biaya yang diperkenankan

(Biaya Opr dan Adm) Rp 450.000.000 -

Penghasilan Neto Usaha Rp 1.050.000.000

Penghasilan Lain-lain Rp 0 +

Penghasilan Netto Dalam Negeri Rp 1.050.000.000

Penghasilan Netto Luar Negeri Rp 0 +

Penghasilan Netto Rp 1.050.000.000

Kompensasi Kerugian (Max 5 Thn) Rp 125.000.000 -

PKP Rp 925.000.000

Pajak Penghasilan Terhutang :

28% x Rp 925.000.000 = Rp 259.000.000

c. Dengan Cara Norma Perhitungan Penghasilan Netto

Dokter Marion (K/3) yang bertempat tinggal di Jakarta, membuka praktek di

rumahnya. Selain itu dia juga memiliki bisnis perdagangan komputer. Selama tahun

2009 diketahui penghasilan bruto sebagai seorang dokter sebesar Rp 85.000.000 dan

atas bisnis penjualan komputer sebesar Rp 55.000.000. Hitung Pajak Penghasilan

yang terutang, dengan menggunakan norma perhitungan jika diketahui prosentase

norma untuk dokter 40% dan penjualan komputer 12,5 %.

Penghitungan dengan norma perhitungan penghasilan neto :

Penghasilan Neto :

Dari Dokter : 40 % x Rp 85.000.000 = Rp 34.000.000

Penjualan Komputer : 12,5 % x Rp 55.000.000 = Rp 6.875.000 +

Jumlah Penghasilan Neto = Rp 40.875.000

PTKP = Rp 21.120.000 -

Penghasilan Kena Pajak = Rp 19.755.000

Pajak Penghasilan Yang Terutang :

5 % x Rp 19.755.000 = Rp 987.750