mega rahayu 1102406 uts jurnal pend.kimia b

13
Jurnal Kurikulum dan Pembelajaran Pembelajaran Kontekstual sebagai Alternatif Model Pembelajaran Pada Kurikulum 2013” Diajukan untuk Memenuhi Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Kurikulum dan Pembelajaran. Dosen Pengampu : Drs. H. Didi Supriadi, M.Pd Asisten Dosen : Ence Surahman, S.Pd Disusun oleh : Mega Rahayu (1102406) JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG 2013

Upload: mega-rahayu

Post on 28-Oct-2015

31 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

pendidikan

TRANSCRIPT

Page 1: Mega Rahayu 1102406 UTS JURNAL Pend.kimia B

Jurnal Kurikulum dan Pembelajaran

“Pembelajaran Kontekstual sebagai Alternatif Model Pembelajaran

Pada Kurikulum 2013”

Diajukan untuk Memenuhi Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Kurikulum dan

Pembelajaran.

Dosen Pengampu :

Drs. H. Didi Supriadi, M.Pd

Asisten Dosen :

Ence Surahman, S.Pd

Disusun oleh :

Mega Rahayu (1102406)

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2013

Page 2: Mega Rahayu 1102406 UTS JURNAL Pend.kimia B

Pembelajaran Kontekstual sebagai Alternatif Model Pembelajaran

pada Kurikulum 2013

Mega Rahayu 1)

, Drs.H. Didi Supriadi, M.Pd 2)

, Ence Surahman, S.Pd 3)

, Kurikulum dan

Pembelajaran 4)

1) Mahasiswa S1 Pend.Kimia, FPMIPA UPI

2) Dosen pengampu mata kuliah Kurpem, FIP UPI

3) Asisten Dosen mata kuliah Kurpem, FIP UPI

4) Mata kuliah yang sedang diampu

ABSTRAK

Jurnal ini bertujuan untuk menjelaskan model-model pembelajaran yang

terdapat di dalam kurikulum 2013. Salah satu model pembelajaran tersebut adalah

model pembelajaran kontekstual yang dapat dijadikan sebagai alternatif dalam proses

pembelajaran pada kurikulum 2013. Dalam pembelajaran kontekstual peserta didik

tidak hanya sebatas mengetahui suatu materi melainkan mempraktikkan konsep

belajar yang mengaitkan materi yang dipelajari dengan situasi dunia nyata peserta

didik. Tugas pendidik adalah membantu peserta didik untuk mencapai tujuannya.

Pendidik lebih banyak berurusan dengan strategi ketimbang memberi/mentrasfer

informasi. Tugas pendidik adalah mengelola kelas sebagai sebuah tim yang baru bagi

peserta didik dengan melibatkan tujuh komponen utama dalam pembelajaran efektif

(konstruktif, bertanya, menemukan, masyarakat belajar, modeling, dan penilaian

sebenarnya). Model pembelajaraan kontekstual yang akan diterapkan pada kurikulum

2013 diharapkan dapat memberi banyak manfaat terutama membantu peserta didik

dalam menghadapi zaman yang terus berkembang.

Page 3: Mega Rahayu 1102406 UTS JURNAL Pend.kimia B

PENDAHULUAN

Kurikulum 2013 sebentar lagi diluncurkan. Berbagai persiapan untuk itu sudah

mulai dirancang bahkan sudah ada yang dilaksanakan. Meski banyak yang kontra,

namun sepertinya kurikulum 2013 optimis akan diluncurkan.

Dalam draft Pengembangan Kurikulum 2013 diisyaratkan bahwa proses

pembelajaran yang dikehendaki adalah pembelajaran yang mengedepankan

pengalaman personal melalui observasi (menyimak, melihat, membaca, mendengar),

asosiasi, bertanya, menyimpulkan, dan mengkomunikasikan. Disebutkan pula, bahwa

proses pembelajaran yang dikehendaki adalah proses pembelajaran yang berpusat

pada peserta didik (student centered active learning) dengan model pembelajaran

yang kontekstual. (Sumber: Pengembangan Kurikulum 20013, Bahan Uji Publik,

Kemendikbud).

Model pembelajaran yang kontekstual ini dinyatakan sebagai sebuah model

pembelajaran alternatif dalam proses pembelajaran karena saat ini ada kecenderungan

untuk kembali pada pemikiran bahwa anak akan belajar lebih baik jika lingkungan

diciptakan alamiah. Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang

dipelajarinya, bukan mengetahuinya. Pembelajaran yang berorientasi pada

penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetisi mengingat jangka pendek tetapi

gagal dalam membekali anak memecahkan persoalan kehidupan jangka panjang.

Model pembelajaran kontekstual adalah mempraktikkan konsep belajar yang

mengaitkan materi yang dipelajari dengan situasi dunia nyata peserta didik. Melalui

pembelajaran kontenktual yang akan diterapkan pada kurikulum 2013 ini diharapkan

peserta didik secara bersama-sama membentuk suatu sistem yang memungkinkan

mereka melihat makna di dalamnya.

Page 4: Mega Rahayu 1102406 UTS JURNAL Pend.kimia B

PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Pembelajaran Kontekstual

Dalam bahasa Inggris pengajaran dan pembelajaran kontekstual dikenal dengan

sebutan Contextual Teaching and Learning disingkat CTL. Menurut Wikiphedia

contextual learning didasarkan atas teori konstruktivis dalam pengajaran dan

pembelajaran (Hull 1993). Pembelajaran dilaksanakan ketika guru mampu

menampilkan informasi berbentuk cara (jalan), sehingga siswa mampu membangun

makna berdasarkan tataran pengalaman yang dialaminya. Dalam pendekatan

konstruktifis dunia pendidikan, seorang guru diharuskan mengetahui bahwa dunia

persepsi siswa berasal dari konstruksi individunya. Perspektif konstruktifis dalam

pembelajaran kontekstual mencakup ranah-ranah sebagai berikut: (1) situated

cognition (semua proses pembelajaran bertujuan untuk menerapkan ilmu

pengetahuan), (2) social cognition (konstruksi intrapersonal), and distributed

cognition (konstruk yang secara kontinyu dibentuk oleh orang lain dan aspek-aspek

lain di luar individu).

Kasihani K.E. dalam tulisannya mengaskan beberapa pengertian Pengajaran dan

Pembelajaran Kontekstual (CTL) sebagai berikut:

Contextual Teaching and Learning adalah konsep mengajar dan belajar yang

membantu guru menghubungkan mata pelajaran dengan situasi nyata dan

yang memotivasi siswa agar menghubungkan pengetahuan dan terapannya

dengan kehidupan sehari-hari sebagai anggota keluarga dan masyarakat.

Definisi ringkas tetapi padat menyatakan bahwa Contextual Teaching and

Learning adalah proses belajar pengajar yang erat dengan pengalaman nyata.

Sebuah definisi lain menyatakan bahwa Contextual Teaching and Learning

adalah pembelajaran yang harus situation and content-speccific dan memberi

Page 5: Mega Rahayu 1102406 UTS JURNAL Pend.kimia B

kesempatan dilakukannya pemecahan masalah secara riil/otentik serta latihan

dan melakukan tugas.

Dari ketiga definisi yang dikutip tersebut dapat dirasakan adanya konsep-konsep

sama yang melandasinya. Sedangkan dari referensi yang ada dalam bahasa Inggris

Contextual Teaching and Learning mempunyai banyak padanan istilah. Contextual

Teaching and Learning dapat juga disebut experiencial learning, real world education,

active learning, learner centered, intruction, dan learning-in-context. Tentu saja

istilah-istilah tersebut mengandung perbedaan penekanan.

Dari kajian pustaka yang ada dapat dilihat bahwa CTL merupakan perpaduan

beberapa praktek pengajaran yang baik dan beberapa pendekatan sebelumnya (konsep

Dewey, pragmatik, komunikatif dan konstruktivis).

CTL menekankan pada cara berpikir, trasfer pengetahuan lintas disiplin,

pengumpulan, penganalisisan dan pentesisan informasi dan data dari berbagai sumber

dan pandangan (Nur, 2001).

Dalam kelas kontekstual, tugas pendidik adalah membantu peserta didik untuk

mencapai tujuannya. Pendidik lebih banyak berurusan dengan strategi ketimbang

memberi/mentrasfer informasi. Tugas pendidik adalah mengelola kelas sebagai

sebuah tim yang baru bagi anggota kelas (peserta didik) dengan melibatkan tujuh

komponen utama dalam pembelajaran efektif (konstruktif, bertanya, menemukan,

masyarakat belajar, modeling, dan penilaian sebenarnya).

B. Komponen Belajar Efektif dalam Contextual Learning

Konstruktif

Komponen konstruktif belajar efektif memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

Page 6: Mega Rahayu 1102406 UTS JURNAL Pend.kimia B

1. membangun pemahaman sendiri dari pengalaman baru berdasarkan

pada pengetahuan awal; dan

2. pembelajaran harus dikemas menjadi proses konstruksi, bukan

penerimaan pengetahuan.

Menemukan

Komponen menemukan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. proses perpindahan dari pengamatan menjadi pemahaman;

2. peserta didik belajar menggunakan keterampilan berfikir kritis.

Bertanya

Bertanya dalam pembelajaran kontekstual memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. kegiatan guru untuk mendorong, membimbing dan menilai

kemampuan berfikir siswa;

2. bagi siswa yang merupakan bagian penting dalam pembelajaran yang

berbasis menemukan.

Masyarakat Belajar

Masyarakat belajar dalam pembelajaran kontekstual memiliki ciri-ciri sebagai

berikut:

1. sekelompok orang yang terikat dalam kegiatan belajar;

2. bekerja sama dengan orang lain lebih baik daripada belajar sendiri;

3. tukar pengalaman;

4. berbagi ide.

Modelling

Modeling dalam proses pembelajaran kontekstual bercirikan:

1. proses penampilan suatu contoh agar orang lain berfikir, bekerja dan

belajar;

2. mengerjakan apa yang guru inginkan agar peserta didik

mengerjakannya.

Page 7: Mega Rahayu 1102406 UTS JURNAL Pend.kimia B

Refleksi

Refleksi dalam pembelajaran kontekstual memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. cara berfikir tentang apa yang telah kita pelajari;

2. mencatat apa yang telah dipelajari;

3. membuat jurnal, karya seni, atau diskusi kelompok.

Penilaian sebenarnya

Penilaian sebenarnya dalam pembelajaran kontekstual memiliki ciri-ciri

sebagai berikut:

1. mengukur pengetahuan dan keterampilan siswa;

2. penilaian produk (kinerja)

3. Tugas-tugas yang relevan dan kontekstual.

C. Kunci Dasar Pembelajaran Kontekstual

The Northwest Regional Education Laboratory Amerika Serikat

mengidentifikasi adanya enam kunci dari pembelajaran kontekstual, sebagai berikut:

Pembelajaran bermakna, artinya pemahaman dan penalaran pribadi sangat

terkait dengan kepentingan anak didik dalam mempelajari isi materi pelajaran;

Penerapan pengetahuan, artinya kemampuan anak didik untuk memahami apa

yang dipelajari dan diterapkan dalam tataran kehidupan dan fungsi di masa

sekarang atau di masa yang akan datang;

Berfikir tingkat tinggi, artinya anak didik diwajibkan untuk memanfaatkan

kemampuan berfikir kreatif dalam pengumpulan data, pemahaman suatu isu,

dan pemecahan suatu masalah;

Kurikulum yang standar, artinya isi pembelajaran harus dikaitkan dengan

standar lokal, provinsi, nasional, dan perkembangan iptek serta dunia kerja;

Page 8: Mega Rahayu 1102406 UTS JURNAL Pend.kimia B

Respons terhadap budaya, artinya pendidik harus memahami dan menghargai

nilai, kepercayaan, kebiasaan pendidik, teman dan masyarakat tempat

mendidik;

Penilaian autentik, artinya penggunaan berbagai strategi penalarannya yang

akan merefleksikan hasil belajar sesungguhnya.

D. Faktor Pendukung Pembelajaran Konteksktual

Setiap proses pembelajaran pasti membutuhkan faktor-faktor yang mampu

mendukung dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.

Demikian dalam proses pembelajaran kontekstual diperlukan adanya dukungan

suasana yang kondusif. Dalam pembelajaran kontekstual suasana kondusif dalam

pembelajaran harus dapat terintegrasi dalam konsep pembelajaran kontekstual.

Pengintegrasian suasana yang kondusif untuk belajar dengan pembelajaran

kontekstual akan menghasilkan beberapa manfaat sebagai berikut:

Meningkatkan semangat belajar secara intenstif dan ekstensif dalam dunia

pendidikan sehingga peserta didik akan selalu mengalami kobaran semangat

yang luar biasa. Peserta didik akan terpancing dan terdorong untuk melakukan

sesuatu hal yang terbaik untuk dirinya;

Hal tersebut menambah semangat yang akan membangkitkan revolusi

perubahan dinamika belajar. Revolusi tersebut tidak hanya berpengaruh dan

belajar, tapi juga akan dilanjutkan dalam pembelajaran di luar kelas ketika

berhubungan dengan realitas. Ini merupakan hal baru bagi pembentukan

sebuah konstruksi belajar peserta didik;

Hal demikian juga mampu mengembangkan budaya belajar yang kreatif dan

produktif dengan basis persoalan realitas yang ada di tengah kehidupan secara

nyata. Dengan demikian, mereka akan mempu mengaktualisasikan

kemampuan yang terpendam, baik berupa potensi dan bakat yang ada dalam

Page 9: Mega Rahayu 1102406 UTS JURNAL Pend.kimia B

diri mereka. Peserta didik juga akan semakin mengenal dunia nyata, dunia

dimana mereka hidup sesungguhnya. Dengan kata lain, dunia nyata tersebut

benar-bener menyuguhkan serba-serbi kehidupan sehingga membutuhkan

pendekatan yang berbeda dalam setiap hal;

Peserta didik dibuat akrab dengan dunia nyata, sehingga apabila mereka

berhadapan dengan permasalah lainnya, mereka tidak akan kaget. Mereka

mampu beradaptasi dan menempatkan dirinya sebagai pribadi pribadi yang

fleksibel dalam menanggapi setiap persoalan dan mencarikan solusinya.

Karenanya, keakraban dengan dunia nyata akan mendekatkan anak pada

sebuah pola pikir yang bijaksana dalam mengambil keputusan tertentu dengan

tidak gegabah.

Adanya pembentukan budaya bijaksana dalam pemikiran peserta didik

menjadikan praktek pembelajaran dalam kelas mampu mengantarkan mereka

ke dalam membangun kehidupan mereka yang sebenarnya.

Faktor kedua yang harus terintegrasi dalam pembelajaran kontekstual adalah

faktor minat. Menurut Hamzah B. Uno (dalam Moh. Yamin) bahwa pembelajaran

dikatakan berhasil ketika pembelajaran tersebut mampu menarik minat anak didik

terhadap materi pelajaran yang sedang disampaikan. Ini memungkinkan peserta didik

memiliki motivasi belajar yang tinggi. Dengan kata lain, aktivitas pembelajaran

seolah bukan suatu yang harus ditakutkan dan dihindari, tapi justru harus semakin

didekati dan disenangi.

E. Implementasi Pembelajaran Kontekstual

Untuk mengimplementasikan pembelajaran kontekstual, bagi seorang pendidik

dibutuhkan beberapa perangkat penting yang mampu menjamin jalannya

pembelajaran kontekstual, diantaranya:

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Page 10: Mega Rahayu 1102406 UTS JURNAL Pend.kimia B

Dalam pembelajaran kontekstual, RPP yang dirancang pendidik berisi

skenario tahap demi tahap tentang apa yang akan dilakukan bersama peserta

didiknya sehubungan dengan topik yang akan dipelajari. Sebagai saran pokok

dalam penyusunan RPP berbasis kontekstual, diantaranya sebagai berikut:

Nyatakan kegiatan pertama pembelajaran, yaitu penyataan kegiatan

anak didik yang merupakan gabungan antara setandar komptensi,

kompetensi dasar, materi pokok, dan pencapain hasil belajar;

Nyatakan tujuan umum pembelajaran;

Membuat skenario tahap kegiatan siswa;

Nyatakan authentic assessment dengan data anak didik yang dapat

diami dalam pembelajaran.

Pendekatan-pendekatan

Pembelajaran kontekstual akan berhasil jika dilakukan dengan menekankan

pada pendekatan-pendakatan yang benar-benar cocok. Berikut beberapa

pendekatan yang dapat dilakukan:

Belajar berbasis masalah, yaitu suatu pendekatan yang menggunakan

masalah dunia nyata sebagai konteks bagi peserta didik untuk

mengembangkan kemampuan berfikir kritis dan keterampilan

memecahkan masalah, juga dalam memperoleh pengetahuan dan

konsep esensial dari materi pelajaran;

Pengajaran autentik, yaitu pendekatan pengajaran yang

memperkenalkan peserta didik untuk mempelajari konteks bermakna;

Belajar berbasis menemukan, yaitu pendekatan pengajaran yang

mengikuti metodologi sains dan menyediakan kesempatan untuk

pembelajaran bermakna;

Belajar berbasis proyek, yaitu pendekatan koprehensif dimana

lingkungan belajar didesain agar dapat melakukan penyelidikan

Page 11: Mega Rahayu 1102406 UTS JURNAL Pend.kimia B

terhadap masalah autentik, termasuk pendalaman materi dan

melaksanakan tugasnya;

Belajar berbasis kerja, yaitu pendekatan pengajaran yang

memungkinkan anak didik menggunakan konteks tempat kerja untuk

mempelajari materi pelajaran berbasis sekolah dan bagaimana materi

tersebut dipergunakan di tempat kerja;

Belajar berbasis layanan jasa, yaitu pendekatan pengajaran yang

menggabungkan jasa-layanan masyarakat dengan suatu struktur

berbasis sekolah untuk mereflesikan jasa layanan tersebut;

Belajar kooperatif, yaitu pendekatan pengajaran melalui penggunaan

kelompok kecil peserta didik untuk bekerjasama dalam mencapai

tujuan belajar.

Strategi

Center of Occupation Research and Development (CORD) menyampaikan

lima strategi bagi pendidik dalam rangka implementasi pembelajaran

kontekstual yang disingkat menajdi “REACT:

Relating, yakni belajar dikaitkan dengan konteks pengalaman

kehidupan nyata;

Experiencing, yakni belajar ditekankan kepada eksplorasi, penemuan

dan penciptaan;

Applying, yaitu belajar dengan mempresentasikan pengetahuan dalam

konteksnya;

Cooperating, yaitu belajar melalui konteks komunikasi interpersonal,

pemakaian bersama, dan sebagainya;

Transfering, yaitu belajar melalui pemanfaatan pengetahuan di dalam

situasi atau konteks baru.

Page 12: Mega Rahayu 1102406 UTS JURNAL Pend.kimia B

F. Manfaat Pembelajaran Kontekstual

Berikut adalah beberapa pertimbangan mengapa pembelajaran kontekstual sangat

penting untuk dilaksanakan dalam menatap tuntutan zaman yang terus berubah setiap

saat:

Pendekatan pembelajaran kontekstual lebih menekankan otonomi kepada

pendidik sehingga diharapkan mampu melakukan proses pembelajaran sesuai

dengan kerwenangan yang dimilikinya. Otonomi dimaksud adalah

kemampuan pendidik dalam mencari rumusan materi pembelajaran yang

mampu membuka kesadaran peserta didik demi terciptanya pribadi peserta

didik yang berwawasan luas;

Pendekatan pembelajaran kontekstual merupakan terobosan baru dalam dunia

pembelajaran, sebab peserta didik diransang dan didorong untuk membu

berfikir kreatif dan produktif. Menggunakan nalar terbuka dengan wawasan

yang luas harus diterapkan dalam pendekatan pembelajaran, sebab ini

membincangkan bagaimana mereka menjalankan tugas sosial tertentu, bukan

lagi disibukkan dengan banyak teori yang tidak membangun kesadaran kritis

sosial;

Pendekatan pembelajaran kontekstual merupakan alternatif di tengan tuntutan

perubahan zaman. Pendekatan pembelajaran tersebut memfasilitasi pendidik

dan peserta didik untuk bisa bekerja sama dalam aktivitas pembelajaran.

Pendidik dan peserta didik sama-sama belajar untuk saling melengkapi dan

mengisi;

Hal tersebut mengharapkan dinamika pembelajaran yang semakin aktif,

partisipatif, dan menumbuhkan peta pembelajaran dalam kelas yang lebih

hidup dan konstruktif. Semua elemen dalam ruang kelas berfungsi sebagai

unit-unit tak terpisahkan satu sama lainnya agar dapat melakukan hal terbaik.

Page 13: Mega Rahayu 1102406 UTS JURNAL Pend.kimia B

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran

kontekstual dapat dijadikan sebagai alternatif model pembelajaran pada kurikulum

2013 karena memiliki berbagai manfaat dalam proses pembelajaran dan penting

untuk dilaksanakan sebagai upaya untuk membantu peserta didik menghadapi

tuntutan zaman yang terus berkembang setiap saat.

DAFTAR PUSTAKA

Sudrajat, Akhmad. (2008). Pembelajaran Kontekstual (Contextual

Teaching Learning). [Online]. Tersedia:

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/29/pembelajaran-kontekstual/ [1 April 2013]

Tn. (2013). Contextual learning. [Online]. Tersedia:

http://en.wikipedia.org/wiki/Contextual_learning [1 April 2013]

Thok, Fatur. (2013). Pendekatan dan Metode Pembelajaran Dalam Kurikulum 2013.

[Online]

Tersedia: http://fatkoer.wordpress.com/2013/03/08/pendekatan-dan-metode-

pembelajaran-dalam-kurikulum-2013/ [1 April 2013]

Yamin, Mohammad. (2009). Manajemen Mutu Kurikulum Pendidikan. DIVA Press

Zam, Jim. (2013). Pengajaran dan Pembelajaran Kontekstual. [Online]

Tersedia: http://www.jim-zam.com/pengajaran-dan-pembelajaran-kontekstual/ [1

April 2013]