meditasi tiga dasar sang jalan - bhumisambhara.id

55
1 Meditasi Tiga Dasar Sang Jalan

Upload: others

Post on 10-Jan-2022

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Meditasi Tiga Dasar Sang Jalan - bhumisambhara.id

1

Meditasi Tiga Dasar Sang Jalan

Page 2: Meditasi Tiga Dasar Sang Jalan - bhumisambhara.id

2

Page 3: Meditasi Tiga Dasar Sang Jalan - bhumisambhara.id

3

MEDITASI TIGA DASARSANG JASAN

PANCHEN LAMA LOSANG YESHE

Page 4: Meditasi Tiga Dasar Sang Jalan - bhumisambhara.id

4

Meditasi Tiga Dasar Sang Jalan

Diterjemahkan Oleh:Upashaka Pandita Sumatijnana

Diedit Oleh:Made Budiarta

Setting dan Lay-out:Pustaka Berlian Biru

Diterbitkan oleh Yayasan Bhumisambhara

Hak cipta dilindungi undang-undang

Dilarang memperbanyak isi buku ini, baik sebagian ataupun seluruhnya tanpa izin tertulis dari penerbit.

Gambar Cover:Lukisan Mandala Buddha Cakrasamvara

Perpustakaan Nasional Katalog Dalam Terbitan (KDT)

www.bhumisambhara.orgBhumisambhara PO Box. 3717, Jakarta 10037

Page 5: Meditasi Tiga Dasar Sang Jalan - bhumisambhara.id

5

Page 6: Meditasi Tiga Dasar Sang Jalan - bhumisambhara.id

6

Tiga Dasar Sang JalanOleh: Jey Tsongkhapa

Aku bersujud kepada Guru!

Aku akan menjelaskan, sebisa mungkin semampu saya,Sari terpenting dari seluruh ajaran kitab suci hyang buddha.Jalan yang dipuji oleh para bodhisattvaPintu gerbang bagi orang yang beruntung yang menginginkan pembebasan.(1)

Dengarlah dengan pikiran jernih, wahai engkau orang yang beruntungYang mengarahkan batinmu pada jalan yang menyenangkan para buddha,Yang berusaha untuk memanfaatkan kesenangan dan keberuntunganDan yang tak terikat pada kebahagiaan samsara. (2)

Mereka yang dengan tubuh terbelelenggu oleh nafsu duniawi.Tanpa penolakan samsara secara murni, tak akan mungkin dapatmenghentikanDaya tarik kebahagiaan samsara.Oleh karenanya pertama lakukan penolakan samsara. (3)

Page 7: Meditasi Tiga Dasar Sang Jalan - bhumisambhara.id

7

Kesenangan dan kebahagiaan sangat sulit didapatkan.Tak ada waktu untuk menyia-nyiakannya, hindari terikat pada hidup ini.Hindari keterikatan terhadap hidup yang akan datang’ pikirkan berulang-ulangTakterelakanya akibat karma dan penderitaan didunia ini. (4)

Bermeditasilah akan hal ini, jika engkau sesaatpun tidak lagiMenginginkan kesenangan samsara,Dan sepanjang siang malam menginginkan pembebasan,Engkau telah mengembangkan penolakan samsara. (5)

Penolakan samsara tanpa bodhicittaTak akan membawa pada kebahagiaan sempurnaPenerangan yang tiada taranya;Untuk itu, bodhisattva membangkitkan bodhicitta. (6)

Hanyut oleh keempat arus sungai yang sangat deras,Terjerat kuat oleh belenggu karma yang sulit dilepaskan.Terkurung dalam trali besi ego.Tersaput oleh awan hitam ketidak tahuan. (7)

Tak terhitung lahir dan terlahir kembali didalam samsaraTiada hentinya didera oleh ketiga macam penderitaan.Semua makhluk, ibu-ibumu berada dalam keadaan demikian.Renungkan hal ini dan bangkitkan bodhicitta. (8)

Meskipun engkau telah mempraktekan penolakan duniawi dan bodhicittaTanpa kebijaksanaan, realisasi sunyata,Engkau tak akan dapat memotong akar samsaraUntuk itu, berusahalah memahami makna pratityasamudpada. (9)

Orang yang dapat melihat kebenaran hukum sebab dan akibatDari segala sesuatu dalam samsara dan nirvanaDan menghancurkan segala pandangan salahTelah memasuki jalan yang menyenangkan para buddha. (10)

Page 8: Meditasi Tiga Dasar Sang Jalan - bhumisambhara.id

8

Keberadaan adalah kenyataan sebab akibat yang saling bergantunganSunyata adalah bebas dari keberadaan.Selama kedua pengertian tersebut dianggap berbedaSeseorang belum merealisasikan kebuddhaan. (11)

Ketika kedua realisasi tersebut tercapai secara simultan atau bersamaan,Dari bukti kebenaran pratityasamudpadaTimbulah pengetahuan yang dengan sempurna menghancurkan segala bentukanggapan mental.Saat itu pengamatan terhadap pandangan benar telahselesai. (12)

Perwujutan menjernihkan pandangan ekstrim tentang keberadaan(absolutisme)Sunyata menjernihkan pandangan ekstrim tentang ketiadaan (nihilisme)Bila engkau memahami bagaimana sunyata terungkap dalam sebab akibatEngkau tak akan terpengaruh oleh kedua pandangan ekstrim tersebut. (13)

Pada saat engkau memahami makna sejatiDari ketiga dasar sang jalanBerdiamlah dipengasingan dan berusaha kerasSehingga dapat segera mencapai tujuan, anakku. (14)

Bhikshu yang amat bijaksana Losang Dragpa (Jey Tsongkhapa) menyampaikannasehat ini kepada Ngawang Dragpa, seorang pejabat di Tsako, Tibet.

Page 9: Meditasi Tiga Dasar Sang Jalan - bhumisambhara.id

9

Meditasi Tiga Dasar Sang JalanOleh: Penchen Lama Loshang Yehe

Page 10: Meditasi Tiga Dasar Sang Jalan - bhumisambhara.id

10

1. Persiapan sebelum meditasi

Om Svasthi!

Guru suci yang agung dan mulia serta penuh kasih,Aku bersujud di kakimu dan berlindung kepadamu.Berdasarkan berlaskasihmu yang agung,Semoga aku senantiasi berbakti padamu.

Ini adalah praktek ‘Tiga Dasar Sang Jalan’, ajaran yang sangat khususdimana Arya Manjushri secara langsung yang menyampaikanya sendiri kepadaJey Tsongkhapa, Dharmaraja Triloka. ‘Tiga Dasar Sang Jalan’ ini mencakupseluruh sari ajaran Hyang Buddha berikut penjelasannya, sebagai langkah-langkah praktek diri. Ajaran tentang praktek ini terdiri dari dua bagian, apayang dilakukan pada saat meditasi dan apa yang dillakukan diluar saat meditasiApa yang dilakukan pada saat meditasi adalah, persiapan, praktek yangsesungguhnya dan pelimpahan kebajikan.

Page 11: Meditasi Tiga Dasar Sang Jalan - bhumisambhara.id

11

Persiapan

Bersihkan tempat latihanmu dari debu, letakan Buddha Rupang serta obyekdharma lainya dihadapanmu. Buat persembahan yang murni. Duduklah dalamsikap meditasi, lafalkan saranagamana tiga kali.

Aku berlindung kepada GuruAku berlindung kepada Bhatara Hyang BuddhaAku berlindung kepada Bhatara Hyang DharmaAku berlindung kepada Bhatara Hyang Sangha.

Kepada Bhatara Hyang Buddha, Dharma dan Sangha yang muliaAku berlindung hingga aku mencapai Penerangan.

Saat mengucapkan kata-kata ini, bayangkan cahaya dan amrithapancawarna keluar dari obyek perlindungan. Cahaya dan amritha tersebutkemudian meresap kedalam tubuh dan pikiran semua makhluk, memurnikankilesha, dosa, kebodohan dan penyakit, yang tersembunyi, yang telah terkumpulsejak waktu tak diketahui. Setelah itu rasakan bahwa dirimu telah berada dalamperlindungan Hyang Triratna. Setelah itu bangkitkan bodhicitta denganmelafalkan:

Melalui kebajikan dana paramita serta paramita lainya yang saya lakukanSemoga saya mencapai Kebuddhaan bagi kebahagiaan semua makhluk.

Teruskan dengan membaca doa ini:

Berdasarkan kebajikan dari dana, sila dan dhyana paramita yang sayalakukan, yang juga dilakukan oleh orang lain, semoga saya mencapaiSamyaksambodhi demi kebajikan semua makhluk. Aku akan menjalankanhal ini. Demi tujuan ini aku akan bertindak sebagai Bodhisattva. Guru danIstadevata berkatilah aku agar dapat melakukannya.

Page 12: Meditasi Tiga Dasar Sang Jalan - bhumisambhara.id

12

Dengan permohonan yang kuat ini, engkau menyenangkan Guru Paramparadan Istadevata; duplikatnya kemudian keluar dari tubuh mereka masing-masing,kemudian melebur kedalam tubuhmu, mengubah tubuhmu menjadi tubuh Gurudan Buddha. Cahaya memancar dari tubuhmu menyucikan Guru dan Buddha.Cahaya tersebut juga menyinari semua makhluk dan memurnikan mereka.Engkau harus merasakan secara terus menerus hal ini dan menetapkan semuamakhluk ketingkat Guru Buddha. Cara ini merupakan ajaran khusus dari GarisParampara Guru Gyalwa Enshapa, yakni meditasi membangkitkan bodhicittayang sekaligus mempraktekan jalan dan meraih hasil akhirnya.

Kemudian lanjutkan dengan perenungan catur apramana; upeksha, maitri,karuna dan mudita.

Semua makhluk adalah ibu-ibuku, mereka mengembara dalam samsaratanpa pertolongan. Apakah sebab dari semua ini? Mereka mengembara dalamsamsara karena tanha (keinginan) dan avidhya (kebodohan), karenanya merekamengalami berbagai penderitaan.

Alangkah menyenangkan jika semua makhluk berada dalam keseimbangan,bebas dari pertentangan, keterikatan dan dualisme!Semoga mereka berada dalam keadaan ini,Saya akan menyebabkannya berada dalam keadaan ini,Saya memohon semoga Guru dan Istadevata memberkati saya kemampuanuntuk dapat melakukannya.

Alangkah menyenangkan jika semua makhluk memiliki kebahagiaan dansebab kebahagiaan,Semoga mereka memilikinya,Saya akan berusaha agar mereka benar-benar memilikinya,Saya memohon semoga Guru dan Istadevata memberkati saya kemampuanuntuk dapat melakukannya.

Alangkah menyenangkan jika semua makhluk bebas dari penderitaandan sebab penderitaan,

Page 13: Meditasi Tiga Dasar Sang Jalan - bhumisambhara.id

13

Semoga mereka bebas,Saya akan berusaha agar mereka benar-benar bebas,Saya memohon semoga Guru dan Istadevata memberkati saya kemampuanuntuk dapat melakukannya.

Alangkah menyenangkan jika semua makhluk takterpisahkandari kebahagiaan terlahir mulia dan kebahagiaan sejati kebebasan teringgi,Semoga mereka tak terpisahkan dari hal itu,Saya akan berusaha agar mereka benar-benar tak terpisahkan dari hal itu,Saya memohon semoga Guru dan Istadevata memberkati saya kemampuanuntuk dapat melakukannya.

Berdoalah dengan kuat, bayangkan hujan amritha menyiram semuamakhluk, memurnikan kilesha–kilesha mereka. Untuk membangkitkan bodhicittasebagaimana yang diajarkan secara khusus disini, berpikirlah demikian;

‘Demi kebajikan semua makhluk, ibu-ibuku, tak menjadi persoalan apapunyang terjadi pada diriku, aku akan sedapat mungkin dan secepat-cepatnyamencapai tingkat Kebuddhaan Yang Sempurna. Berdasarkan pada tujuanini aku akan bermeditasi pada ‘Tiga Dasar Sang Jalan.’

Ulangilah doa ini secara berulang-ulang.Obyek perlindungan kemudian secara berangsur-angsur lebur menjadi

cahaya, bermula dari bagian dalam hingga keseluruhan perlindungan. Cahayaitu kemudian melebur kedalam diri Jey Tsongkhapa yang duduk ditengah-tengah.Jey Tsongkhapa selanjutnya juga lebur menjadi cahaya dan masuk kedalamdirimu melalui dahi diantara kedua alismu. Rasakandengan nyata bahwa dirimusudah menerimu berkah dari semua pemberi perlindungan.

Untuk memvisualisasikan bumi kebajikan, dengan jernih bayangkanterdapat hamparan yang luas didepanmu dimana terdapat pohon kalpavreksayang besar, dengan ranting yang sarat dengan daun, bunga serta buah. Diatasnyaterdapat bunga teratai berdaun seribu, diatasnya lagi terdapat delapan ekorsinga menyangga tahta permata. Guru utamamu sendiri, muncul dalam wujud

Page 14: Meditasi Tiga Dasar Sang Jalan - bhumisambhara.id

14

Jey Tsongkhapa, dharmaraja ketiga dunia, duduk diatas bantal bunga teratai,matahari dan bulan. Berwajah putih bersih dan tersenyum ramah. Beliaumengenakan tiga lapis jubah dan topi kepandiaan berwarna keemasan.Tangannya dalam sikap dharmacakramudra didepan dadanya.

Masing-masing tangannya memegang tangkai bunga utpala. Diatas kuntumyang ditangan kanan terdapat kebijaksanaan dari semua buddha dalam rupapedang kebijaksanaan yang menyala. Terangnya memenuhi semesta dannyalanya tersebut membakar semua jenis kebodohan. Diatas kuntum bungautpala yang ditangan kiri adalah kitab suci ‘Satha sahasrika-prajnaparamita-sutra’ ibu sesungguhnya dari semua buddha di ketiga masa. Diatas setiaphalaman safirnya tertulis tulisan tinta emas, yang dari padanya terpancar cahaya,yang mengahalau kebodohan semua makhluk. Tulisan itu tidak saja tajam,namun juga menyuarakan dengan suara yang jelas tahap, jalan dan tujuan akhir.Ia mengutarakan jalan yang membawa kebajikan bagi kebahagiaan semuamakhluk, dari membangkitkan bodhicitta hingga dua puluh tujuh kegiatan agungseorang Buddha. Hanya dengan mengingatnya didalam hati wujut kitab tersebutakan menimbulkan kecendrungan bagimu kejalan Mahayana.

Duduk di hati Jey Tsongkhapa adalah Hyang Buddha Sakyamuni., danduduk dihati Hyang Buddha Sakyamuni adalah Sang Hyang AdhibuddhaVajradhara. Di setiap pori-pori tubuh Jey Tsongkhapa terdapat dharmadhatupara Buddha yang tiada terhitung, dan dari masing-masing dharmadhatu tersebutmemancarkan sinar kesepuluh penjuru. Diatas setiap sinar terdapat BuddhaBuddha yang tiada terbilang banyaknya, sebanyak jumlah makhluk hidup yangada dalam samsara. Kegiatan dari masing-masing Buddha tersebut adalahmembawa kebajikan bagi semua makhluk.

Jey Tsongkhapa duduk ditengah-tengah pelangi pancawarna dalam sikapvajrasana, dan diatas cahaya yang memancar dari hatinya muculah para Guru,didahului oleh Guru utama yang secara langsung menyampaikan ajaran inikepadamu, kemudian berlanjut hingga Sanghyang Adhibuddha Vajradhara padapuncaknya. Kecuali Sanghyang Adhibuddha Vajradhara, kesemua inisesungguhnya manifestasi dari Guru utamamu sendiri, ia tampil dalam rupa

Page 15: Meditasi Tiga Dasar Sang Jalan - bhumisambhara.id

15

Arya Manjushri, bertubuh oranye, tangan kanannya memegang pedangkebijaksanaan yang menyala dan tangan kirinya memegang kitab suciPrajnaparamita-sutra di hatinya dalam rupa sinar terang. Dari hati JeyTsongkhapa memancarkan sinar kesisi sebelah kanan. Diatas tersebut dudukberalaskan bunga teratai dan bulan para Guru dari garis ajaran Arya Maitreya,upayakausalya; maitri dan karuna. Diatas sinar yang ke sisi kirinya munculpara Guru dari garis ajaran Arya Manjushri, prajna atau sunyata. Sedangkandiatas sinar yang kearah depan Jey Tsongkhapa, muncul para Gurumu dimanaengkau secara nyata memiliki hubungan dharma.

Sekeliling Jey Tsongkhapa terdapat berbagai Istadevata, Buddha,Bodhisattva, Dakini dan Dharmapala yang duduk diatas tahta singa. Di atastempat dari permata dihadapan mereka terdapat ajaran mereka masing-masingdalam rupa cahaya, sebagai hakekatnya yang sesungguhnya. Pada mahkotakepala dari masing-masing Istadevata terdapat aksara OM berwarna putih;pada masing-masing tenggorokannya terdapat aksara AH merah; dan dimasing-masing hatinya terdapat aksara HUM biru. Dari aksara HUM terpancar sinarke sepuluh penjuru. Sinar tersebut mengundang Vidhyasattva, yang wujutnyasama seperti yang telah engkau visualisasikan, mereka semua datang dari alambersemayamnya masing-masing. Vidhyasattva itu menyatu dengan Samayasattvayang telah engkau visualisasikan. Dengan kenyataan ini terus menerus anggaplahbahwa Gurumu sesungguhnya berhakekatkan Hyang Triratna, yaitu HyangBuddha, Dharma dan Sangha.

Selanjutnya transformasikan dirimu sebagai Istadevata, lakukanpersembahan air yang jernih, busana baru terpilih dan sebagainya kepada bumikebajikan. Setelah melakukan semua itu bila engkau bermeditasi pada sangjalan, pikiranmu akan menjadi jernih dan engkau akan dibersihkan dari segalakileshavarana.

Kemudian lakukan puja tujuh bagian berikut persembahan mandala. Inimerupakan kunci dari pengumpulan kebajikan dan punyucian kesalahan yangmenyebabkan kebajikan berkembang, kesalahan terhalau. Dengan cara inimeditasi akan berkembang dan rintangan akan lenyap.

Page 16: Meditasi Tiga Dasar Sang Jalan - bhumisambhara.id

16

Mulailah dengan melakukan penghormatan. Namaskara sambil melafalkannama Buddha, Bodhisattva atau Guru Parampara yang engkau ketahui. Setelahitu ucapkan kalimat ini:

Aku bersujud kepada semua Guru,Yang tergerak oleh maitri dan kecakapan,Menerangi pintu terbaik bagi orang yang beruntung ini menuju pembebasan,Yang merupakan mata dimana kitab suci menjadi terlihat.

Setelah itu lanjutkan dengan ‘Puja tujuh bagian’:

Namo Manjugosha Kumarabhutaya!

Sebagaimana yang terdapat di kesepuluh penjuru duniaPara manusia singa, yang melampaui ketiga masaAku bersujud kepada mereka semua tanpa terkecuali.Dengan tubuh, ucapan dan pikiran yang tulus.

Berdasarkan kekuatan Arya Samantabhadra-puja untuk memurnikantindakanSaya akan melakukan penghormatan kepada semua Bhatara Jina;Dengan beraneka tubuh sebanyak atom di bumi suciDan mengingat semua Bhatara Jina dalam batin ku.

Saya melihat dharmadatu terdapat dimana-manaYang penuh oleh para Bhatara Jina;Diatas setiap atom bersemayam Bhatara Jina yang bagaikan atombanyaknya,Masing-masing dikelilingi oleh para Jinaputra.

Saya memuji semua Sugata dan mengumandangkan suaraTentang kebajikan-kebajikan semua Bhatara JinaDengan berbagai ucapan untuk menimbulkan lautan suara[Dan menyatakan] samudra kebajikannya yang tiada batas.

Page 17: Meditasi Tiga Dasar Sang Jalan - bhumisambhara.id

17

Dengan bunga terindah dan karangan bunga terbaikAlat musik terbaik, wewangian dan payung kemuliaanPelita terbaik dan dupa terbaikAku mempersembahkan persembahan ini kepada semua Bhatara Jina itu.

Dengan pakaian terbaik dan wewangian terbaikDan dengan serbuk wewangian yang takterhingga setinggi GunungMahameruSemuanya dirangkai dalam susunan terbaikAku mempersembahkan persembahan kepada semua Bhatara Jina itu.

Aku juga hendak mempersembahkan kepada semua Bhatara JinaPersembahan tak ternilai yang tak tertandingi.Berdasarkan kekuatan puja ini demi pemurnian tindakanAku memuja dan mempersembahkan persembahan ini kepada semuaBhatara Jina itu.

Ucapkan kata-kata tersebut dengan kitmat sambil bernamaskara. Di sinilakukan pengakuan kesalahan-kesalahan yang telah engkau lakukan berdasarkanketiga sila (pratimoksha, bodhisattva dan tantra), dan bernamaskaralah sebanyakyang dapat engkau lakukan sambil melafalkan doa dari Pengakuan kesalahanini:

Aku bersujud kepada tiga puluh lima Buddha pertobatan.Semoga mereka serta semua Tathagata, Arhat danSamyaksambuddha yang sedang berada dialamkebahagiaannya dikesepuluh penjuru semesta,berbelaskasih kepadaku.

Aku mengakui sejujurnya, tanpa menyembunyikan segaadosa, baik besar maupun kecil, yang telah saya lakukansendiri, yang dilakukan orang lain untukku, atau perasaansenang pada perbuatan dosa orang lain, dalam semuakelahiranku didalam samsara yang tiada awal- dalam hidup

Page 18: Meditasi Tiga Dasar Sang Jalan - bhumisambhara.id

18

yang sekarang, dalam hidup yang lalu dan dalam hidupyang akan datang. Aku mengakuinya dihadapan BhagavanBuddha – yang memiliki kebijaksanaan, yang memilikimata yang melihat segala sesuatu, yang memiliki kekuatan,yang melihat kebenaran, tiada banding dan mahamengetahui. Karenanya aku melakukan pengakuan ini.

Aku melimpahkan kebajikan demi tercapainyaKebuddhaan Yang Sempurna bagi kebahagiaan semuamakhluk, semua kebajikan yang telah saya lakukan besarataupun kecil atau yang akan saya lakukan dalam semuakelahiran yang tiada akhir didalam samsara- dalam hidupsaat ini, dalam hidup masa lalu dan dalam hidup yangbelum akan datang , serta dari mereka yang berada dalamkehidupan saat ini, yang dengan tulus telah melimpahkankebajikan yang telah mereka lakukan, demikian pula dirikujuga melimpahkan segala miliku.

Lanjutkan dengan bagian selanjutnya dari ‘Puja tujuh bagian.’

Apapun kesalahan yang telah saya lakukanTerdorong oleh keterikatan, kebencian dan ketidak tahuanMelalui tubuh, ucapan dan pikiran sayaSeluruhnya aku mengakuinya satu persatu.

Apakah para Bathara Jina yang terdapat di kesepuluhpenjuruArya Bodhisattva atau Pratyeka-buddha Atau arya yangsedang berlatihArhat ataupun makhluk biasa.Saya bergembira atas kebajikan apapun yang dilakukanoleh semua makhluk

Page 19: Meditasi Tiga Dasar Sang Jalan - bhumisambhara.id

19

Penerang jagad raya yang terdapat di kesepuluh penjuruEngkau yang telah mencapai Samyaksambodhi denganpengetahuan yang tiada taranyaOh Pelindung, demi kabahagiaan semua makhlukAku memohon kepadamu putarlah Dharmacakra.

Engkau yang berpikir hendak memasuki nirvanaDengan tangan beranjali, demi kebajikan dan kebahagiaansemua makhlukAku memohon kepadamu;Tinggalah [dalam samsara] selama berkalpa-kalpasebanyak atom dialam semesta

Kebajikan sekecil apapun yang telah saya kumpulkanDari bernamaskara, melakukan persembahan, pengakuanAnumodana, permohonan [Dharmacakra] dan permohonan[tetap tinggal dalam samsara]Saya melimpahkan semua kebajikan itu demi tercapainyaSamyaksambodhi.

[Tetap] bayangkan bumi kebajikan didepanmu, dan ucapkankalimat berikut ini dengan kidmat. Setelah itu persembahkanmandala singkat.

Bumi ini, diperciki wewangian, bertaburkan bunga,Berhiaskan gunung Meru, empat daratan, Matahari danBulan,Memandangya sebagai bumi Buddha, sayamempersembahkannya;Semoga semua makhluk dapat menikmati bumi suci ini.

Memandang diriku sendiri sebagai seorang cakravarti, akumempersembahkan segala kebajikan dari ketiga masa,segala kenikmatan tubuh, ucapan dan pikiran, miliku

Page 20: Meditasi Tiga Dasar Sang Jalan - bhumisambhara.id

20

sendiri maupun milik yang lain, serta mandala permatayang agung seperti yang dipersembahkan oleh AryaSamantabhadra, kepada Guru, Istadevata dan HyangTriratna. Berdasarkan kekuatan maitrimu yang agung,semoga engkau menerima persembahan ini danlimpahkanlah berkahmu kepadaku.

Guru, aku mempersembahkan mandala permata ini.

Ucapkan kalimat tersebut, kemudian persembahkan mandala. Selajutnyalafalkan doa demi tercapainya ketiga tujuan agung, yang diajarkan sendiri olehJey Tsongkhapa:

Aku berlindung kepada Guru dan Hyang TriratnaBerkatilah arus batinkuBerkatilah diri kami dan semua makhluk agar dapatmenghentikan segala pikiran yang salahDari tidak menghormati Guru kami hingga menganggap‘aku’ sebagai suatu kenyataan;Sehingga kami dapat dengan mudah mengembangkansegala pikiran benar, dari dengan mempercayai Guru kami;Dan dengan demikian kami dapat mengatasi segalahambatan baik dari luar maupun dari dalam.

Lafalkan kaimat tersebut tiga kali.

Teruskan dengan melafalkan doa berikut ini, yang ditujukankepada Guru dan Paramparanya:

Aku bersujud kepada Adhibuddha Vajradhara,pelindung samsara dan nirvana,Ia tidak bersemayam dalam keberadaan maupun ketidakberadaan.

Page 21: Meditasi Tiga Dasar Sang Jalan - bhumisambhara.id

21

Karena kebijaksanaanya beliau telah memotong akarsamsara,Dengan maitrinya beliau telah mengabaikankebahagiaan nirvana.

Aku bersujud kepada Arya Manjushri sang pelindungYang tubuh kebijaksanaannya perpaduanDari seluruh harta kebijaksanaan para BuddhaYang lebih banyak dari butir debu di bumi para Buddha.

Aku bersujud di telapak kaki suci Pawo DorjeIa yang setelah bertahun-tahun melakukan pujapranidhana dengan sangat khusukMenghalau kabut kebodohanyaKetika Arya Manjushri muncul dihadapannya.

Aku bersujud dikaki suci Jey Tsongkhapa yang agungYang telah memahami kedua kebenaran denganperenungannyaDan dengan kekuatan perpaduan upaya kausalya danprajnaMewujudkan Trikaya Buddha.

Aku bersujud pada kaki para Guru Jambudvipa,Kepada Gendundrup, singa di jalan terbaik.Dengan menyandang seratus ribu ajaran,Ia berdiam di taman kitab suci Hyang Buddha.

Berkatilah diriku agar senantiasa dan tanpa kesulitanMembangkitkan keyakinan dengan hanya mengingatkebajikan GuruYang menjadi dasar dari segala kebajikan,Bagi kebahagiaan realisasi serta duniawi.

Page 22: Meditasi Tiga Dasar Sang Jalan - bhumisambhara.id

22

Semoga saya dapat mencapai kemurnian batin tanpanodaBersandar pada kalyanamitra yang berusaha untukmencapai kesadaran,Yang berbicara ramah, yang menginginkan pembebasandari dalam hatinya,Dan yang telah mengalahkan dirinya sendiri, hidupdamai dengan sedikit keinginan.

Semoga saya mencapai ketidak terikatan,Memalingkan pikiranku dari pemberian danpenghormatan,Dengan berpikir ‘waktunya sangat singkat’ dimanabukanlah gurauanBahwa kematian sudah pasti, tetapi saatnya tidak pasti.

Semoga diriku dengan sendirinya memiliki maitri,Berpaling dari sikap mementingkan kebahagiaan dirisendiriUntuk mengingat kepedihan yang dialami semuamakhluk,Masing-masing mereka ibuku sendiri yang baik.

Semoga saya dapat memahami apa yang diajarkan olehpara Guru suci,Nagarjuna dan Aryadeva, ayah dan anak,Yang menguraikan makna mendalam pratityasamudpadaObat sejati yang menyembuhkan kedua penyakitekstrim.

Setelah mengucapkan doa ini, semoga segala akarkebajikanMasa lampau, masa kini dan masa yang akan datang sayasendiri serta yang lain,

Page 23: Meditasi Tiga Dasar Sang Jalan - bhumisambhara.id

23

Dari hidup ke hidup,Hanya akan membawa pada tercapainya Kebuddhaan.

Semoga ia tidak masak seketikaDimana disana tidak konduksif untuk mencapaiPencerahan:Dimana terdapat keinginan kamasyuran atau meraihkeuntungan,Murid-murid, kesenangan, penghormatan dan perolehan.

Berdasarkan berkah Hyang Jina dan para Bodhisattvaputranya,Berdasarkan kebenaran hakiki pratityasamudpada,Dan berdasarkan kekuatan pranidhanaku yang teguh danluhur,Semoga aku mecapai keberhasilan dari doa ini.

Berdoalah dengan kuat agar dirimu dapat dengan segera meraih realisasi ‘TigaDasar Sang Jalan.’

Terdapat dua tema ajaran dalam hal ini. Pertama, meningkatkan pemahamanterhadap sang jalan dan berusaha untuk bermeditasi terhadapnya. Kedua,meditasi yang sebenarnya.

Page 24: Meditasi Tiga Dasar Sang Jalan - bhumisambhara.id

24

2. Memahami jalan dan berjanji untukmencapainya

Lanjutkan visualisasi bumi kebajikan di depanmu, renungkan ungkapan berikutini:

“Keyakinan kepada Guru merupakan dasar dari segala kebajikan.Ia merupakan landasan segala akar kebajikan baik saat ini maupundimasa yang akan datang, juga dasar dari lokiya siddhi maupunlokutara siddhi. Bersandar pada Guru menjadi jalan untukmencapai, menjaga, mengembangkan dan merealisasikan semuatahap serta jalan. Untuk itu, sejak awal berusahalah berbakti kepadaGuru, sebagai dasar dari jalan.”

Untuk berbakti kepada Guru secara mental, visualisasikan dengan jelasdiangkasa dihadapanmu ia yang telah menunjukan ajaran kepadamu, danberpikirlah demikian:

Guruku sesungguhnya adalah seorang buddha,

Page 25: Meditasi Tiga Dasar Sang Jalan - bhumisambhara.id

25

Karena Hyang Buddha Yang Sempurna menyatakan dalam kitabsuci tantra bahwa pada masa kemerosotan nanti, SanghyangAdhibuddha Vajradhara akan bermanifestasi dengan menyamarsebagi seorang Guru dan berusaha demi kebajikan semua makhluk.

Dengan demikian, semua Guruku adalah manifestasi dariSanghyang Adhibuddha Vajradhara yang menampakan dirinyadalam rupa yang berbeda-beda. Ia muncul dalam rupa Guru untukmembimbing mereka yang tidak beruntung bertemu dan mendenganrajaran Hyang Buddha Sakyamuni.

Bukan saja semua Guruku yang sangat baik adalah seorang Buddha,kebajikannya bagi diriku juga melampaui kebajikan dari paraBuddha; dimana para Buddha serta Bodhisattva yang telah datangkemari di masa lampau telah mengabaikanku, tidak membimbingku.Guru utamaku yang baik hati, tidak tega melihat kenyataan ini,karenanya terdorong oleh maitri karunanya, ia mengambil alihkegiatan para Buddha; bahkan meskipun para Buddha dimasa laluyang telah datang tak dapat mengungkapkan ajaran yang dapatsaya pahami dengan lebih baik.

Untuk dapat mendengarkan satu slokha saja ajaran dharma, HyangBuddha Sakyamuni dimasa lalu telah mengalami begitu banyakkesulitan yang tak terlukiskan. Suatu ketika beliau telah menusukanseribu paku besi pada tubuhnya sendiri, dan pada masa yang lainbeliau telah menjadikan tubuhnya sendiri sebagai ribuan pelita.Beliau meninggalkan segala kenikmatan tanpa rasa penyesalan;putranya, istrinya, tubuhnya dan segala yang dimilikinya.

Atas kebajikan Guruku, aku tak perlu mengalami kesulitan yangsedemikian rupa beratnya. Bila saya dapat bermeditasi dijaranMahayana, yang lengkap dan bebas dari kesalahan, ajaran yangbaik tersebut akan dapat membawaku terlahir kembali sebagaimanusia atau dewa, mencapai pembebasan, atau bahkan mencapai

Page 26: Meditasi Tiga Dasar Sang Jalan - bhumisambhara.id

26

tingkat Kebuddhaan Yang Sempurna. Guruku telah mengajarikuajaran secara cuma-cuma seperti seorang ayah yang mengajarianaknya. Aku tidak akan samggup membalas kebajikannya.

Bermeditasilah pada hal ini hingga air matamu mengalir dan bulu romamuberdiri.

Berbaktilah kepada Gurumu melalui perbuatan; berusaha melakukan tigacara menyenangkan Guru. Lakukan persembahan kepadanya, lakukanpenghormatan secara fisik, lisan dan praktekan ajaranya. Dari semua itu yangterakhir merupakan yang terpenting, dengan kuat resapilah kalimat ini:

‘Untuk menjalankan apa yang dianjurkan Guruku, akuakan mempraktekan tiga dasar sang jalan, dimanadidalamnya mencakup seluruh kitab suci danupadeshanya.’

Bagaimana mungkin makna semua kitab suci berikut penjelasannyatercakup didalam tiga dasar sang jalan? Tujuan utama dari semua kitab sucidan penjelasnya adalah untuk membebaskan para siswa dari samsara danmembawa mereka ketingkat Kebuddhaan. Untuk mencapai tingkat Kebuddhaandibutuhkan upaya kausalya dan prajna. Jalan yang membawa pada upayakausalya adalah bodhicitta dan jalan yang membawa pada prajna adalahpandangan benar. Untuk dapat memiliki bodhicitta dan pandangan benar, engkauharus berpaling dari dalam samsara, jika engkau tidak menginginkan dirimusendiri bebas dari samsara, engkau tak akan dapat memiliki maitri, karuna danbodhicitta yang bertujuan membawa kebebasan bagi semua makhluk.

Jalan utama upaya kausalya, yang membawa pada tercapai rupakayaBuddha adalah pengumpulan kebajikan. Yang merupakan kunci, akar serta intidari segala pengumpulan kebajikan adalah bodhicitta. Jalan utama yangmenyebabkan tercapainya dharmakaya, kesadaran Kebuddhaan, di dapatkandari prajna. Yang menjadi kunci, akar dan inti dari segala pengumpulankebijaksanaan adalah pandangan benar. Dengan demikian seluruh kunci sang

Page 27: Meditasi Tiga Dasar Sang Jalan - bhumisambhara.id

27

jalan tercakup kedalam penolakan samsara, bodhicitta dan pandangan benar.Inilah ajaran yang disampaikan oleh Arya Manjushri dengan seksama kepadaDharmaraja ketiga dunia, Jey Tsongkhapa.

Mengingat bahwa dasar dari segala kebajikan adalah berbakti kepada Guru,engkau harus menghayati hal ini sejak dari awal mula. Naskah utamamenyatakan:

Aku bersujut kepada Guru!(1)

Kalimat ini mencakup semua praktek pendahuluan yang telah dilakukandimuka. Pada bagian ini berpikirlah:

‘Sebelum aku bermeditasi pada sang jalan, lebih dahulu aku akanmengembangkan pemahaman secara menyeluruh, baru selanjutnyabermeditasi secara sistimatis pada tahap-tahap tersebut berdasarkankategorinya.’

Kita harus dengan teguh menerapkan cara seperti ini dalam bermeditasi.Sebagaimana yang dinyatakan dalam naskah utama:

Aku akan menjelaskan semampu sayaSari dari semua ajaran kitab suci hyang buddha,Jalan yang dipuji oleh para bodhisattva,Pintu masuk bagi orang yang beruntung yang menginginkanpembebasan.(2)

Dengarlah dengan pikiran yang jernih wahai orang yang beruntung,Yang mengarahkan pikiranya pada jalan yang menyenangkan parabuddha,Yang berusaha untuk memanfaatkan kebahagiaan dan keberuntunganDan yang tidak terikat dengan samsara.(3)

Page 28: Meditasi Tiga Dasar Sang Jalan - bhumisambhara.id

28

3. Aspek pertama sang jalan; mengembangkankehendak untuk meninggalkan samsara

Terdapat tiga bagian pada meditasi yang sesungguhnya. Yaitu meditasipenolakan samsara, meditasi bodhicitta dan meditasi pandangan benar. Meditasipenolakan samsara adalah usaha-usaha untuk mengatasi ketertarikan daya tarikkehidupan saat ini maupun kehidupan yang akan datang. Terhadap hidup saatini, naskah utama menyatakan:

Kebahagiaan dan keberuntungan sangat sulit untuk didapatkan.Tiada waktu untuk disia siakan; atasilah ketertarikan pada hidup saatini.(4a)

Renungkan betapa penting dan sulitnya menemukan kebebasan dankeberuntungan, ketidak pastian saat datangnya kematian dan berbagaipenderitaan dialam rendah.

Tetap lakukan visualisasi Guru dan Istadevata berada didepanmu,kemudian bermeditasilah pada pentingnya kebebasan dan keberuntungan.Berpikirlah demikian:

Page 29: Meditasi Tiga Dasar Sang Jalan - bhumisambhara.id

29

‘Memiliki kebebasan berarti memiliki kesempatan untuk mempraktekandharma suci; memiliki keberuntungan berarti memiliki segala keadaan baikyang diperlukan untuk mempraktekan dharma. Untuk itu, kebebasan dankeberuntungan dalam hidup saat ini adalah sarana yang sangat baik untukmempraktekan dharma. Karenanya kebebasan dan keberuntungan dalam hidupsangatlah penting. Berdasarkan kenyataan ini, aku akan mempraktekan dana,sila, kshanti serta lainya, yang akan menjadi sebab bagi tercapainya kebahagiaandalam hidupku yang akan datang sebagai manusia atau dewa. Khususnyamelalui ketiga sumpah (bodhisattva), aku akan dapat mencapai kebuddhaandengan segera dalam satu kali kehidupan, meskipun dimasa kemerosotan saatini. Karenanya, kebebasan dan keberuntungan dalam hidup saat ini memilikiarti yang sangat penting, karena sangat sulit untuk di dapatkan, aku akanmengambil manfaatnya serta tidak akan menyia nyiakannya untuk hal-hal yangtidak berarti. Guru dan istadevata, berkatilah saya agar dapat melakukannya.’

Tetaplah memvisualisasikan Guru dan Istadevata didepanmu danrenungkan betapa sulitnya untuk memperoleh kebebasan dan keberuntungan.

‘Sebagian besar manusia, juga makhluk-makhluk yang lain,biasanya terlibat dalam sepuluh ketidak bajikan, yang sebenarnyamerupakan rintangan untuk memperoleh kebebasan dankeberuntungan. Sangat sedikit sekali yang menciptakan sebab bagitercapainya kebebasan dan keberuntungan dalam hidupnya. Yaitumenjalankan sila-sila dasar, berdana, mempraktekan paramita danpelimpahan kebajikan melalui doa yang tulus.’

‘Bagi makhluk yang rendah, misalnya binatang yang berkaki empatdan semacamnya, sangat kecil kemungkinanya untuk dapat meraihkebahagiaan dengan hidup sebagai manusia atau dewa. Bahkandiantara makhluk-makkhluk yang telah lahir dialam bahagia,memperoleh kebahagiaan dan keberuntungan juga merupakan halyang sangat langka bagaikan bintang disiang hari. Karenanya,mengingat saya telah mendapatkan hidup yang sedemikian, yangsangat sulit untuk didapatkan, aku akan menggunakannya dengan

Page 30: Meditasi Tiga Dasar Sang Jalan - bhumisambhara.id

30

baik dan tidak akan menyianyiakannya dengan hal-hal yang tiadagunanya. Aku akan terus bersandar pada Guru dan Hyang Buddha,dan mempraktekan sari ajaran Mahayana yang diajarkannya, akuakan mencapai kebuddhaan dalam satu kali kehidupan. Guru danYidam, berkatilah saya agar dapat melakukannya.’

Mengenai hidup yang akan datang naskah utama menyatakan:

Atasi ketertarikan terhadap hidup yang akan datang; pikirkan berulangkaliKepastian berlakunya akibat karma dan penderitaan samsara.(4b)

Pertama sadarilah berlakunya hukum karma, selanjutnya sadarilahpenderitaan didalam samsara. Terus visualisasikan Guru dan Yidam, kemudianbermeditasilah pada hal berikut:

Hyang Buddha telah berkata: ‘Perbuatan baik hanya akanmenimbulkan akibat kebahagiaan; ia tidak menyebabkanpenderitaan. Perbuatan tidak baik hanya akan menimbulkan akibatpenderitaan, ia tidak menyebabkan kebahagiaan. Bahkan, meskipunperbuatan baik atau buruk itu hanya kecil sekali akan berakibatkebahagiaan atau penderitaan yang sangat besar. Tanpa adanyasebab perbuatan baik atau buruk, tak akan ada kebahagiaan ataupenderitaan yang dialami. Apabila kebajikan atau ketidak bajikansebagai sebab tidak menemui rintangan, kebahagiaan ataupenderitaan dengan pasti akan muncul, perbuatan yang telahdilakukan pengaruhnya tidak akan pernah hilang.’

‘Demikianlah aku akan memiliki keyakinan yang teguh dan mantap padaajaran bahwa perbuatan yang telah dilakukan memiliki kekuatan sesuai denganobyeknya, motivasinya, unsur-unsurnya dan kasusnya. Aku akan belajar untukmenerima apa yang baik dan menolak apa yang tidak baik; aku tidak akanmengotori ketiga pintuku yaitu tubuh, ucapan dan pikiranku meski sekejapdengan sepuluh ketidak bajikan, dan akan berupaya dengan keras untuk dapat

Page 31: Meditasi Tiga Dasar Sang Jalan - bhumisambhara.id

31

menjalankan sepuluh kebajikan. Guru dan Yidam berkatilah saya agar dapatmelakukanya.’

Selanjutnya sadari penderitaan samsara secara umum. Terus visualisasikanGuru dan Yidam didepanmu, bermeditasilah pada hal berikut ini:

Setelah saya terlahir didalam samsara akibat pengaruh kekuatankarma dan noda nafsu, aku tak akan bebas dari penderitaan. Karenateman bisa jadi musuh dan musuh bisa jadi teman, aku tak dapatmemastikan apakah orang lain akan menolongku atau menyakitiku.Berapapun banyaknya aku mengenyam kesenangan samsara, akutidak merasa puas. Singkatnya keterikatanku meningkat danmenyebabkan penderitaan yang taktertanggung lagi. Betapapunbagusnya tubuhku, aku tetap harus meninggalkanya; kejadian initerjadi berulang-ulang, menyebabkanku terbalut dalam kandunganberkali-kali dalam kelahiranku yang tiada akhir. Hingga padaakhirnya juga aku harus meninggalkan semua yang ada diduniaapapun yang telah aku miliki. Tak ada keamanan dari siapapundimana aku harus pergi seorang diri dari hidup ini ke hidupberikutnya. Dengan memiliki kebahagiaan dan keberuntungan hidupini, aku akan meraih, tingkat apapun dari Guru dan Yidam, yangtelah mengatasi penderitaan samsara. Guru dan Yidam berkatilahsaya agar dapat melakukannya.

Sekarang sadarilah penderitaan khusus samsara. Terus visualisasikan Gurudan Yidam dihadapanmu, dan bermeditasilah demikian:

Setelah saya mengalami kelahiran, aku tak akan bebas dari penderitaan.Perlukah dikatakan lagi mengenai ketiga alam rendah? Jika saya menjadimanusia, aku mengalami penderitaan panas dan dingin, haus dan lapar; terpisahdari yang dicintai dan bertemu dengan yang tak disukai, tidak memperolehbenda-benda yang saya inginkan; dan mengalami apa yang tidak saya inginkan.Aku menderita karena pada waktu lahir, usia tua, sakit dan mati.

Page 32: Meditasi Tiga Dasar Sang Jalan - bhumisambhara.id

32

Jika aku lahir sebagai ashura, aku tak akan tahan melihat kemewahanhidup para dewa. Aku akan didera oleh perasaan iri, dan berperang karenanya,sehingga penderitaan fisik akan aku alami.

Jika saya lahir sebagai dewa dialam keinginan, aku akan berperang denganpara ashura dan mengalami penderitaan, kekacauan, pembunuhan atau terbunuh.Juga bila muncukl kelima tanda kematian, aku akan menderita mengetahuibahwa aku akan kehilangan kemewahan dan kembali kealam yang lebih rendah.

Bahkan meskipun aku lahir dialam brahma rupa dan tanpa rupa, aku tetaptidak memiliki kekuatan untuk tetap hidup disana ketika karmaku telah habis,karenanya aku akan menderita harus kembali terlahir dialam yang lebih rendah.

Singkatnya, terlahir kembali adalah lingkaran kelahiran, usia tua, sakitdan mati dalam hidup saat ini, penderitaan dari penderitaan dan penderitaandari perubahan baik halam hidup saat ini maupun yang akan datang. Hanyadengan mengambil perwujutan dilandasi oleh pengaruh karma masa lalu dannoda keinginan, aku akan menjadi suatu perwujutan. Tak jadi masalah apapunyang terjadi, aku akan mencapai tingkat tertinggi Guru dan Hyang Buddha,yang telah membebaskan dirinya sendiri dari penderitaan samsara danperwujutan. Guru dan Yidam berkatilah kami agar dapat melakukannya.

Jika engkau tidak lagi menginginkan kebahagiaan samsara, danmenganggapnya sebagai nara pidana didalam penjara, engkau akan memmilikikeinginan yang tak akan surut untuk mencapai pembebasan. Inilah yangdimaksutkan bahwa engkau telah mencapai penolakan samsara. Naskah utamamenyatakan:

Jika engkau sesaatpun tidak menginginkanKesenangan samsaraDan sepanjang siang dan malam menginginkan pembebasan,Engkau telah mengembangkan penolakan terhadap samsara.(5)

Penolakan terhadap samsara tanpa disertai bodhicitta yang murni

Page 33: Meditasi Tiga Dasar Sang Jalan - bhumisambhara.id

33

Tak akan membawa pada kebahagiaan yang sempurnaPenerangan sempurna yang tiada taranya;Untuk itu para bodhisattva membangkitkan bodhicitta yang mulia.(6)

Page 34: Meditasi Tiga Dasar Sang Jalan - bhumisambhara.id

34

4. Aspek kedua sang jalanadalah membangkitkan Bodhicitta

Untuk membangkitkan bodhicitta pertama-tama engkau harus mencapaiupeksha (keseimbangan batin) terhadap semua makhluk, baru selanjutnyaditeruskan dengan bermeditasi pada ajaran tentang tujuh sebab akibat. Diawalidengan memandang dihadapanmu terdapat makhluk-makhluk yang tidakmenolong juga tidak menyakitmu. Berpikirlah, ‘Mereka sendiri menginginkankebahagiaan bagi dirinya dan tidak menginginkan menderita. Untuk itulah akuakan membebaskan diri dari keterikatan dan kebencian; aku tidak akan merasadekat dengan beberapa dari mereka dan menolong mereka, atau merasa jauhdari mereka dan menyakiti mereka. Aku akan belajar untuk bersikap seimbangkepada semua makhluk. Guru dan Yidam berkatilah saya agar dapatmelakukannya.’

Jika engkau telah merasa seimbang kepada makhluk-makhluk tersebut,pandanglah orang-orang yang menarik bagimu. Berusahalah untuk tetapseimbang terhadap orang-orang itu. Berpikirlah, ‘Sikapku yang membeda-bedakan adalah akibat pengaruh keterikatan. Akibat dimasa lampau sayamemiliki keterikatan terhadap makhluk-makhluk yang menarik bagiku,

Page 35: Meditasi Tiga Dasar Sang Jalan - bhumisambhara.id

35

karenanya aku terlahir kembali didalam samsara.’ Kendalikan keinginanmudan bermeditasilah.

Setelah engkau merasa tetap seimbang kepada orang-orang yang menariktersebut, lihatlah makhluk-makhluk yang tidak menarik bagimu. Berusahalahuntuk bersikap seimbang terhadapnya. Berpikirlah, ‘Karena ada jarak diantaradiriku dan mereka, aku memiliki sikap tak mau tahu terhadap mereka, karenanyatidak memandangnya secara seimbang.’ Pikirkan bahwa tanpa keseimbangantak akan mungkin dapat membangkitkan bodhicitta, kendalikan sikap tak mautahumu dan bermeditasilah.

Setelah engkau merasakan keseimbangan terhadap mereka yang tidakmenarik bagimu, pandanglah keduanya, yaitu mereka yang sangat menarikbagimu dan mereka yang sama sekali tidak menarik bagimu. Berpikirlah,‘Sesungguhnya mereka sama adanya, mereka sama-sama ingin bahagia dantidak ingin menderita. Dari sudut pandang saya, bahkan meskipun kepadamereka yang saat ini aku begitu akrab, mereka pernah menjadi musuhku sejakmasa yang tak diketahui. Dan orang-orang yang saat ini aku merasa benar-benar tidak menyukainya telah pernah menjadi ibuku sejak waktu yang tidakdiketahui dan telah menjagaku dengan penuh kasih sayang. Yang manakahyang aku inginkan? Yang manakah yang harus kubenci? Aku akan bersikapseimbang terhadap mereka semua dan akan membebaskan diri dari keterikatandan ketidak mau tahuan. Guru dan Yidam berkatilah saya agar dapatmelakukannya.

Setelah engkau merasakan adanya sikap seimbang, perluaslahjangkauannya hingga pada semua makhluk. ‘Semua makhluk adalah sama,mereka masing-masing menginginkan kebahagiaan dan tidak menginginkanpenderitaan. Dari sudut pandangku, semua makhluk adalah kerabatku sendiri.Untuk itu, aku akan mencoba untuk bersikap seimbang dan membebaskan diridari keterikatan dan ketidak mau tahuan; aku tidak akan merasa dekat denganbeberapa mereka dan menolongnya, kemudian merasa jauh dari beberapa merekadan menyakiti mereka. Guru dan Yidam berkatilah saya agar dapatmelakukannya.’

Page 36: Meditasi Tiga Dasar Sang Jalan - bhumisambhara.id

36

Setelah engkau mengembangkan sikap mental yang seimbang, mulailahmembangkitkan bodhicitta dengan bagian pertama dari ajaran tujuh sebab akibatuntuk membangkitkan bodhicitta. Terus visualisasikan Guru dan Yidam adadihadapanmu dan lakukan perenungan sebagai berikut: ‘’Mangapa semuamakhluk tidak lain adalah kerabatku sendiri? Karena tiada awal didalamsamsara, demikian pula tiada awal mula kelahiranku. Dalam melewatkankehidupan-kehidupan tersebut, tak ada satupun bentuk makhluk hidup yangbelum pernah kualami dengan tiada terhitung dan tak ada satu tempat ataunegripun yang belum pernah aku muncul disana. Dari semua makhluk itu taksatupun yang belumpernah menjadi ibuku selama berkali-kali dan akan terusmenjadi ibuku lagi dan lagi.’

Setelah engkau sepenuhnya merasakan kebenaran ini, renungkanlahkebajikan dari semua makhluk yang telah dilakukannya terhadapmu saat merekamenjadi ibumu. Tetap visualisasikan Guru dan Yidam dihadapanmu dan lihatlahdengan jelas ibumu wujut ibumu saat ia masih muda dan saat ia sudah tua.‘Bukan saja karena ia menjadi ibuku dalam hidup yang sekarang, tetapi jugakarena ia telah begitu perhatian terhadap saya dalam kelahiran-kelahiransebelumnya yang tiada terhitung. Khususnya dalam hidup yang sekarang, iatelah dengan penuh kasih menjagaku didalam kandunganya, dan setelah akulahir ia menaruhku dibantal yang lembut dan menggendongku dengan tangannya.Ia mengarahkanku pada susunya yang hangat. Ia selalu memperlakukankudengan senyum kasihnya dan memandangku dengan mata kegembiraan. Iamembersihkan ingusku dan membersihkan kotoranku. Sedikit saja aku sakitsudah cukup membuatnya lebih menderita dari kehilangan hidupnya sendiri.Celaan karena kebencian, kesedihan, tipu muslihat tak akan mempengaruhinya,ia tetap mengurusku dengan baik dengan tetap memberiku makanan dan tempat.Ia memberiku kebahagiaan dan kabikan yang tiada terhitung, dan menjagakudari berbagai penderitaan dan kesakitan.’ Renungkan kebajikannya yang sangatbesar, selanjutnya dengan cara yang sama renungkan kebajikan ayahmu jugadan mereka-mereka yang dekat denganmu, mereka juga telah menjadi ibumuselama waktu yang tiada terhitung.

Page 37: Meditasi Tiga Dasar Sang Jalan - bhumisambhara.id

37

Setelah engkau benar-benar merasakan kebenaran hal ini, bermeditasilahpada makhluk-makhluk dimana dirimu merasa jauh. ‘Meskipun saat ini seolah-olah mereka tiada hubungan dengan diriku, tetapi mereka pernah menjadi ibukuselama waktu yang takterhitung, dan dalam hidup-hidup tersebut telahmenjagaku dengan penuh kebajikan.’

Jika telah merasakan kebenaran ini, bermeditasilah pada makhluk-makhlukyang menjadi musuhmu. Lihatlah mereka dengan jelas dihadapanmu, danpikirkan ‘Bagaimana mungkin sekarang saya menganggap mereka sebagaimusuh? Mengingat bahwa hidup yang telah lalu tak dapat dihitung, merekamasing-masing pernah menjadi ibuku selama waktu yang tak dapat diketahujumlahnya. Pada saat itu yaitu saat mereka menjadi ibu-ibu ku, mereka telahmemberiku berbagai kesenangan dan kebaikan yang takterhitung dan menjagakudari sakit dan penderitaan. Tanpa kebajikan mereka aku taka akan dapat bertahanmeski hanya sesaat dan tanpa saya mereka tak akan tahan meskipun hanyasesaat. Aku memiliki keterikatan sedemikian rupa selama waktu yang takterhitung kepada mereka. Jika sekarang ia menjadi musuhku ini semata-matakarena karma buruk saja: pada kesempatan yang lain mereka akan menjadiibuku lagi dan akan menjagaku dengan penuh kebajikan.’ Setelah engkaumerasakan kebenaran ini, bermeditasilah pada kebajikan semua makhluk.

Selanjutnya bermeditasilah pada membalas kebajikan semua makhluk, ibu-ibumu. Terus visualisasikan Guru dan Yidam dihadapanmu, selanjutnyabermeditasilah pada hal berikut:

‘Sejak waktu yang tak diketahui ibu-ibu tersebut telah melindungiku dengansangat baik. Karena pikiran mereka terbelenggu oleh mara berupa noda tanha,mereka tidak pernah memiliki pikiran yang bebas, dan menjadi mabuk. Merekatidak memiliki mata untuk melihat jalan yang dapat membawa pada kemuliaansebagai manusia atau deva, atau jalan menuju nirvana, yang sangat baik. Merekatidak memiliki Guru, yang menjadi penuntun bagi yang tidak melihat. Terusmenerus terlibat dengan perbuatan yang salah, mereka terpeleset ketepi jurangkelahiran didalam samsara., khususnya di ketiga alam rendah. Mengabaikanibu-ibu yang berada dalam situasi tersebut adalah memalukan. Untuk membalas

Page 38: Meditasi Tiga Dasar Sang Jalan - bhumisambhara.id

38

kebajikan mereka aku akan membebaskan mereka dari penderitaan samsaradan menempatkan mereka kedalam kebahagiaan pembebasan. Guru dan Yidamberkatilah saya agar dapat melakukanya.’

Berikutnya adalah meditasi terhadap maitri. Lihatlah orang yang padanya dirimumerasakan keterikatan yang amat kuat, seperti halnya kepada ibumu.‘Bagaimana bisa mereka mendapatkan kebahagiaan tanpa noda bila merekatidak memiliki bahkan kebahagiaan terbatas samsara? Apakah yang sekarangmereka anggap sebagai kebahagiaan adalah tidak tetap, berubah menjadipenderitaan. Mereka terus menginginkan, terus berusaha, menghendaki adanyakebahagiaan, namun sebaliknya mereka hanya menciptakan sebab penderitaandimasa yang akan datang, kelahiran dialam yang lebih rendah. Demikian jugadalam kehidupan yang sekarang, memakai dan menghabiskan, mereka hanyamembuat penderitaannya sendiri. Sesungguhnya mereka tidak memilikikebahagiaan yang sebenarnya. Alangkah menyenangkan jika mereka memilikikebahagiaan dan segala penyebab kebahagiaan! Semoga mereka memilikinya.Aku akan menyebabkan mereka memiliki kebahagiaan dan segala sebabnya.Guru dan Yidam berkatilah saya agar dapat melakukanya.’

Setelah engkau memperoleh perasaan tersebut, teruskan bermeditasi,pertama lihatlah orang lain yang sangat dekat denganmu, misalnya ayahmu,kemudian orang yang tak ada hubungan dengan mu, selanjutnya musuhmu,ahkirnya mencakup semua makhluk.

Selanjutnya bermeditasilah pada mahakaruna dan ketetapan hati yang kuat:

Ayah ibuku yang baik, yang jumlahnya memenuhi angkasa, beradatanpa penolong terbelenggu oleh karma dan tanha. Empat sungai:sungai keinginan, sungai keberadaan, sungai kebodohan dan sungaipendangan salah, menyeret mereka tanpa daya kedalam samudrasamsara, yang digerakan oleh gelombang kelahiran, usia tua, sakitdan mati. Mereka sepenuhnya terikat dengan erat dan sangat sulituntuk menghindarkan berbagai karma. Sejak waktu yang takdiketahui nereka telah masuk kedalam perangkap besi berpegang

Page 39: Meditasi Tiga Dasar Sang Jalan - bhumisambhara.id

39

pada anggapan adanya ‘aku’ dan ‘miliku’ dalam lubuk hati mereka.Perangkap ini teramat sulit bagi siapapun untuk membukanya. Diselubungi oleh awan gelap pekat kebodohan, yang di liputi olehanggapan baik dan buruk, mereka bahkan tak dapat melihat jalanyang membawa pada kelahiran yang bahagia. Apalagi melihat jalanmenuju pembebasan dan penerangan.

Makhluk menyedihkan itu terus menerus mengalami penderitaankarena penderitaan, penderitaan karena perubahan dan penderitaankarena situasi kegiatan. Aku melihat bahwa semua makhluk, ibu-ibuku, menderita, tertelan oleh samudra samsara. Jika saya tidakmenyelamatkan mereka, siapa yang akan menyelamatkannya? Jikaaku tidak perduli pada mereka, aku sungguh memalukan, sungguhtiada yang lebih hina. Keinginanku untuk mempelajari Mahayanahanya sebatas omongan dan aku malu menunjukan mukakudihadapan para Buddha dan Bodhisattva. Untuk itu, apapun yangterjadi, aku akan mengembangkan kecakapan untuk mengangkatsemuanya, ibu-ibuku yang baik yang tak berdaya dari samudrasamsara dan menempatkan mereka pada tingkat kebuddhaan.

Pikirkan hal ini, dan bangkitkan dengan sangat kuat dan tulus resapilah.

Akhirnya, meditasi pada bodhicitta. Tanyalah pada dirimu sendiri bisaatau tidak menempatkan semua makhluk pada tingkat kebuddhaan, danmerenungkan, ‘Aku tidak tahu kemana aku akan pergi, bagaimana aku dapatmenempatkan satu saja makhluk pada tingkat kebudhaan yang sempurna?Bahkan mereka yang telah berada pada tingkat Sravaka atau Pratykabuddhahanya akan membawa sedikit manfaat bagi makhluk lain, dan tak sanggupmenempatkan makhluk lain pada tingkat kebuddhaan. Hanya tingkatkebuddhaan yang sempurnalah yang dapat membimbing pada tercapainyapenerangan sempurna. Karenanya, bagaimanapun, aku akan mencapai tingkatkebuddhaan yang sempurna dan tiada taranya demi kebajikan semua makhluk.Guru dan Yidam berkatilah saya agar dapat melakukannya.’

Page 40: Meditasi Tiga Dasar Sang Jalan - bhumisambhara.id

40

Jika engkau telah membangkitkan bodhicitta, terdapat tak terhingga carauntk mempraktekan kegiatan sebagai bodhisattva. Singkatnya, dengan didasarioleh bodhicitta, dan berdasarkan motivasi yang murni serta alasan yang jelas,bangkitkan realisasi mendalam atas kedua sari kebenaran. Selanjutnya dalamhatimu kembangkanlah keenam paramita; dana, sila, kshanti, virya, dhyanadan prajna. Setelah engkau merasakan pengalaman dari hal itu dan sudahmemperkuat keteguhan hatimu, laksanakan keenam paramita dalam setiapparamita ( misal, pemberian dana, sila dalam berdana, kesabaran dalam berdana,virya dalam dana, dhyana dana, prajna dalam dana dan seterusnya). Dengancara ini seluruh makna dalam sutra-sutra Mahayana berikut upadeshanyatercakup dalam keenam paramita. Kegiatan para bodhisattva tak lain darikeenam paramita.

Seorang bodhisattva pertama-tama harus belajar untuk mengalahkandirinya sendiri dengan melaksanakan keenam paramita. Kemudian demikebajikan semua makhluk mereka mempraktekan empat cara mengumpulkansiswa. Karena keempat cara untuk mengumpulkan siswa tersebut diajarkanterpisah dari keenam paramita. Keempatnya adalah: memberikan pemberiankepada siswa, berbicara yang menyenangkan, berbuat demi kebajikan siswadan bertindak sesuai dengan ajaran sendiri. Namun, keempatnya pada saatyang sama mencakup keenam paramita. Memberikan pemberian adalahtermasuk dana paramita. Berbicara menyenangkan termasuk dharma dana.Kegiatan bagi kebajikan siswa dan diri sendiri berbuat sesuai ajaran sendiritermasuk sila berusaha demi kebajikan makhluk lain.

Sehingga putuskan, ‘Untuk dapat segera mencapai tingkat kebuddhaanyang sempurna demi kebajikan semua makhluk, aku akan melaksanakan ajaranbodhicitta, setelah membangkitkan bodhicitta yang ingin mencapai pencerahanuntuk membebaskan semua makhluk dari dalam samsara dan menempatkanmereka pada tingkat kebuddhaan. Selanjutnya, bangkitkan bodhicitta yangbenar-benar telah memasuki jalan ini, aku akan menjalankan kegiatan parabodhisattva, keenam paramita itu, dan keempat cara mengumpulkan siswa.Guru dan Yidam berkatilah saya agar dapat melakukannya.’

Page 41: Meditasi Tiga Dasar Sang Jalan - bhumisambhara.id

41

Pada saat meditasi yang sesungguhnya, bangkitkan bodhicitta dan ajaranyasekuat mungkin. Diantara jeda meditasi, setelah belajar menggabungkankegiatan ketiga pintu – tubuh, ucapan dan pikiran – dengan bodhicitta, denganjelas merenungkan maitri, karuna dan bodhicitta pada segala yang engkaulakukan. Bila semua kegiatan dilakukan dengan bodhicitta, bahkan meskipunitu hanya berupa pernyataan bodhicitta, apapun yang kau lakukan akan menjadipengumpulan sempurna punya (kebajikan) dan prajna (kebijaksanaan).

Pada masa lampau, raja Prasenajit bertanya kepada Hyang Buddha:

‘Aku berkeinginan mempraktekan ajaran Mahayana tapi tanpameninggalkan tugas kerajaanku. Tetapi karena tugasku banyaksekali, aku tak dapat sesaat pun mempraktekan kebajikan. Apakahyang harus aku lakukan? Hyang Buddha menjawab, ‘Karenaengkau banyak kuwajiban, dan tidak dapat berkonsentrasi dalammelakukan kebajikan, bangkitkan bodhicitta dalam apapun yangengkau lakukan. Jika engkau menjalankan seluruh kegiatanmudengan didasari oleh bodhicitta, bukan saja tugas kerajaanmu takakan terbengkalai, tetapi juga apapun yang engkau lakukan akanmembawa pada Kebuddhaan yang sempurna.’

Saat tubuh sakit dan keenggaanan mental muncul, bermeditasilah padamengambil dan memberi, Berpikirlah, ‘Semoga tubuh sakit dan keenggananmental dari semua makhluk, yang banyaknya memenuhi angkasa, menjadipenderitaanku sendiri.’

Ketika kegembiraan dan keberuntungan muncul, bermeditasilah padamemberi dan mengambil. Berpikirlah, ‘aku memberikan kegembiraan dankeberuntungan ku kepada semua makhluk.’

Pada saat makan, bangkitkan bodhicitta. Berpikirlah, ‘Aku makan makananini untuk memelihara tubuhku demi kebajikan semua makhluk. Didalam tubuhkuterdapat delapan puluh empat ribu kehidupan. Aku mengumpulkan merekasekarang dengan memberinya makanan; dimasa nanti aku akan mengumpulkan

Page 42: Meditasi Tiga Dasar Sang Jalan - bhumisambhara.id

42

mereka dan memberikan dharma. Tidak kalah oleh makan dan minum yangtanpa tujuan, aku akan memadukan apa yang kulakukan dengan bodhicitta.’

Pada waktu tidur, berpikirlah, ‘Aku memelihara tubuhku ini demi kebajikansemua makhluk. Apapun yang terdapat dalam tubuhku yang terisi oleh tidur,dengan tidur aku akan mengisi dan memelihara.’ Tidurlah dengan tingkatpengharapan bodhicitta sedemikian.’

Pada saat membersihkan kamarmu bangkitkan bodhicitta, dengan berpikir,‘Aku membersihkan debu karma dan noda tanha semua makhluk.’

Pada waktu mandi atau mencuci tanganmu, bangkitkan bodhicitta, denganberpikir, ‘Aku membersihkan noda tanha semua makhluk.’

Ketika membuka pintu, bangkitkan bodhicitta, dengan berpikir, ‘Akumembuka pintu kebebasan bagi semua makhluk, mengangkat mereka dari alamkehidupan rendah menuju tingkat kebuddhaan yang sempurna.’

Saat mempersembahkan pelita pada pemberi perlindungan, bangkitkanbodhicitta, dengan berpikir, ‘Aku akan menghalau awan gelap kebodohan darisemua makhluk seluas angkasa.’

Dari contoh-contoh tersebut cobalah padukan dengan kegiatan apapunyang engkau lakukan, semua kegiatan tubuh, ucapan dan pikiran, denganbodhicitta. Bacalah secara mendetil sutra-sutra Mahayana dan belajarlah dariucapan-ucapan para guru parampara, karena ajaran tentang bodhicitta sungguhtiada terbatas, tiada terhingga, luas laksana angkasa.

Naskah utama menyatakan meditasi pada bodhicitta sebagai berikut:

Penolakan samsara tanpa bodhicittaTidak akan membawa kebahagiaan sempurnaTingkat kebuddhaan yang tiada taranya;Untuk itu bodhisattva membangkitkan bodhicitta yang mulia.(7)

Page 43: Meditasi Tiga Dasar Sang Jalan - bhumisambhara.id

43

Hanyut oleh keempat sungai yang deras,Terikat oleh belenggu karma, sangat sulit untuk dilepaskanTerjerat dalam jaring besi keakuan,Dan terselubung oleh awan gelap kebodohan,(8)

Lahir dan terlahir kembali dalam samsara yang tiada batasTiada akhir didera oleh ketiga penderitaan-Semua makhluk, ibu-ibumu, berada dalam situasi ini;Renungkan hal ini dan bangkitkan bodhicitta.(9)

Inilah jalan praktek, sebagaimana yang terdapat dalam ajaran lisan.

Page 44: Meditasi Tiga Dasar Sang Jalan - bhumisambhara.id

44

5. Aspek ketiga dasar sang jalan adalahmengembangkan pandangan benar

Meditasi pada pandangan benar mencakup cara bagaimana memastikantiadanya aku dalam diri dan tiadanya kesejatian dalam segala keberadaan.

Untuk melakukan hal ini, seseorang harus menganalisa egonya denganmenggunakan keeampat kunci, yang dinayatakan dalam berbagai sutra. Terdapattak terbilang cara untuk menalar bagaimana seseorang dapat memastikantiadanya aku dalam diri. Sehingga jika seseorang menggunakan keempat kuncisebagai landasan, pemahaman akan muncul dengan mudah.

Tentang tiadanya aku dalam diri, perhatikan hal ini: bahkan hingga dalammimpipun kita tetap berpegang dengan sangat erat pada perasaan adanya ‘aku’dalam hati. Inilah kesadaran yang keliru dalam memandang keberadaan egoyang terselubung. Sebagai misal; jika seseorang menuduhmu, ‘Engkau telahmelakukan perbuatan tercela ini atau itu,’ yang sebenarnya tidak engkau lakukan,engkau akan merasa, ‘Ia telah menuduhku sembarangan, aku tidak melakukanapapun.’ Pada saat itu perasaan ‘aku’ muncul dengan sangat kuat. Dengandemikian jelaslah bahwa ego menganggap aku sebagai obyeknya. Pada saat

Page 45: Meditasi Tiga Dasar Sang Jalan - bhumisambhara.id

45

itulah engkau harus melakukan analisa terhadap bagian terhalus pikiran muapakah sebenarnya ‘aku’ itu dan bagaimana ia muncul.

Pada saat melakukan analisa terhadap ego, jika analisa mental menjadisangat kuat, ego menjadi tidak muncul lagi, dan tak ada yang bisa dianalisa.Jika hal ini yang terjadi, bawalah pikiran yang telah teresapi ‘aku’ dan kembalilakukan analisa terhadapnya menggunakan pikiran halusmu.

Jika engkau sudah mengidentifikasi adanya ego, engkau dapatmemanfaatkan kunci yang pertama dari keempat kunci. Yaitu kunci untukmengenali bagaimana kita bereaksi terhadap obyek yang dimaksud, ‘aku’ yangsejak awal mula tak pernah berubah dan berdiri sendiri, dan tidak termasukdalam kelima skandha yang merupakan keseluruhan tubuh serta pikiran. Kitatidak merasa jika ‘aku’ ini keberadaannya sama sekali terpisah dari pancaskandha, tubuh dan pikiran. Kita tidak juga merasa bahwa keberadaannya hanyasebatas mental atau tubuh saja atau juga di salah satu dari kelima skandha.

‘Aku’ yang diyakini dengan cara ini dengan ego merupakan obyek untukdiatasi. Kenalilah hal ini apa adanya dalam dirimu, jangan cuma sekedar ucapanatau berdasarkan pemahaman orang lain.

Kunci yang kedua adalah membuka kemungkinan memperluas jangkauanlogika. Jika kita menganggap ‘aku’ bersama dengan panca skandha, iaseharusnya setidaknya sama atau berbeda dengan kelima sekandha itu. Ia harusada disalah satu dari dua hal tersebut. Karena seperti itu adanya, maka takada cara ketiga bagi kemunculanya. Dua kunci yang terakhir adalah penerapandari logika ini.

Kunci ketiga adalah memahami bahwa disana akan ditemukan tiadanyakeberadaan yang sama. Menganggap ‘aku’ sama dengan panca skandha, sepertihalnya orang yang memiliki panca skandha, ‘aku’ juga harus mempunyai limamacam kesadaran. Atau dengan kata lain, karena ‘aku’ sebagai tunggal, kelimaskandha berarti menjadi sesuatu yang terpisah sama sekali. Terdapat banyak

Page 46: Meditasi Tiga Dasar Sang Jalan - bhumisambhara.id

46

pemikiran yang salah. Untuk itu pikirkanlah bahwa ‘aku’ adalah tidak menyatudengan kelima skandha.

Kunci keempat adalah memahami tiadanya kebenaran keberadaan yangberbeda-beda. Karena ‘aku’ yang demikian tidak menyatu dengan nama danrupa; sehingga mungkin engkau berpikir bahwa ia berbeda dengan kelimaskandha. Setelah menelaah setiap skandha, rupa dan seterusnya, vinyanamisalnya dapat ditelaah secara terpisah, ‘Inilah vinyana skandha.’

Demikian pula setelah menelaah keseluruhan skandha, ‘aku’ harus diindentifikasi secara terpisah, ‘Inilah ‘Aku’. Namun demikian kenyataanya tidakdemikian adanya. Karenanya berpikirlah bahwa ‘aku’ tidak muncul terpisahdari kelima skandha.

Berdiamlah dalam perenungan keempat kunci tersebut hingga dapatmemastikan bahwa ‘aku’ sesungguhnya dibentuk oleh anggapan keberadaan‘aku’ yang tidak nyata. Kelanjutan atas kenyataan ini harus diteruskan padameditasi samatha yang mantap, tanpa merasa malas dan enggan. Bilamanakesimpulan ini melemah, pemula harus kembali lagi menggunakan analisaberdasarkan keempat kunci tersebut – harus mengembangkan lagi kenyataantiadanya keberadaan ‘aku’. Mereka yang memiliki kecerdasan (telah denganjelas memastikan bahwa sikap yang menganggap adanya ‘aku’ munculsesungguhnya tidak ada). Dengan bersandar pada analisa yang telah dilakukanapakah ‘aku’ sama dengan yang di pahami oleh kesadaran sebagai ‘aku’ yangbenar-benar eksis atau tidak, ia harus mengembangkan dengan pasti ketidaknyataan ( adanya ‘aku’ yang ada dengan sendirinya) dengan cara yang samadengan analisa menggunakan keempat kunci.

Pada saat faktor yang menentukan tiadanya kebenaran keberadaan ‘aku’,disana terdapat cara pandang yang harus engkau pahami. Dari sudut pandangrealisasi, yaitu pemahaman mendalam tentang tiadanya keberadaan segalasesuatu; dan dari sudut pandang persepsi, disana terdapat sunyata murni yangmerupakan bukti ketiadaan keberadaan ‘aku’, obyek yang harus diatasi. Jikaengkau telah meraih kedua aspek itu dalam meditasi samathamu, engkau telah

Page 47: Meditasi Tiga Dasar Sang Jalan - bhumisambhara.id

47

melaksanakan samadi seluas angkasa; menyusul selanjutnya, setelah tercapainyarealisasi, bermeditasilah bahwa ‘aku’ serta segala sesuatu, semata-mata hanyasebagai wujud yang berbeda-beda. Selanjutnya, sebagai selingan meditasilaksana angkasa, perkuatlah realisasimu terhadap tiadanya keberadaan segalasesuatu yang sudah engkau capai. Berdasarkan hal itu, setelah pencapaian itu,cobalah untuk melihat apapapun yang tampak olehmu sebagai bukan keberadaanyang sebenarnya, meskipun terlihat nyata olehmu. Anggaplah segala sesuatutidak nyata adanya, wujut yang berbeda-beda bagaikan ilusi yang diciptakanoleh seorang pesulap.

Bermeditasilah pada tiadanya keberadaan segala sesuatu melalui duabagian. Orang harus yakin bahwa apapun yang terbentuk dan tidak terbentuktidak memiliki kenyataan keberadaan. Ambilah contoh tubuhmu sendiri sebagaisesuatu yang terbentuk. Kita merasa yakin sekali bahwa ‘tubuhku’ ada dengansendirinya dan bukan sesuatu yang tersusun. ‘Tubuh’ ini adalah obyek yangakan digunakan dalam meditasi, karena tubuh tidak lain hanyalah perpaduandari kelima unsur yang membentuk tulang, daging dan cairan.

Argumen digunakan untuk menemukan kebenaran akan keberadaan‘tubuh’, sama seperti bagaimana cara kita saat mengunakan ‘aku’ sebagaiobyeknya. ‘Tubuh’ yang dianggap nyata keberadaanya semestinya sama atauberbeda dari kelima indria yang terbentuk dari tulang, daging dan cairan.Menganggapnya sama: tubuh berkembang dari sperma ayah dan ovum ibu,yang muncul secara bersamaan, menjadi landasan bagi masuknya sebuahkesadaran. Jika keberadaan susungguhnya dari ‘tubuh’ dianggap nyata samadengan perpaduan dari kelima indria, maka seharusnya keberadaan tubuh tidakberubah, sebab berasal dari sperma dan ovum, sejak dari masa jati, perpaduankelima indria. Inilah kekeliruan yang jelas.

Menganggap keberadaan ‘tubuh’ apakah sebagai nyata, atau sebagaisesuatu yang berbeda dengan kelima indria, dalam kasus ini, engkau harusdapat menunjukan, ‘inilah tubuh,’ setelah memisahkanya dari kelima indria.Bisa atau tidak.

Page 48: Meditasi Tiga Dasar Sang Jalan - bhumisambhara.id

48

Sehingga, karena kebenaran keberadaan ‘tubuh’ tidak sama dengankeberadaan kelima indria, maka memastikan dan membuktikan bahwakeberadaan ‘tubuh’ benar-benar tidak ada.

Aspek yang kedua dalam meditasi tiadanya diri, segala sesuatu menjadipasti bahwa yang tidak terbentuk tidak memiliki kebenaran keberadaan.Contohnya angkasa. Karena angkasa memiliki banyak penjuru, amatilahangkasa sama atau berbeda dengan penjuru tersebut. Akan didapati dandipastikan bahwa sebuah kenyataan yang jelas bahwa keberadaanya tidakada. Lakukan meditasi seperti sebelumnya.

Meditasi samatha akan menopang pemahaman yang telah diperoleh bahwa,bahkan sebesar atom sekalipun dalam samsara maupun nirvana – ego, skandha,gunung, rumah, tenda, dan sebagainya keberadaanya dari dan bukan dari dirinyasendiri. Pahamilah semua hal itu sebenarnya hanya karena adanya sebab. Inilahyang di sebut sebagai yoga samadhi laksana angkasa.

Berikutnya, setelah tercapainya pemahaman bahwa segala anggapanmerupakan kekeliruan, bukan keberadaan yang sesungguhnya, dimana segalasesuatu kemunculanya bergantung pada adanya sebab serta situasi. Inilah yogasamadhi hayalan.

Jika dengan bersandar pada kedua yoga tersebut, meditasi samathadipadukan dengan kebahagiaan praktek mental dan fisik dengan baik, yangberasal dari kekuatan analisa, seseorang telah mencapai pandangan benar secaraterus menerus.

Berkaitan dengan meditasi pandangan benar tersebut naskah utama berbunyi:

Orang yang telah melihat tak terpisahkanya sebab dan akibatDari segala sesuatu dalam samsara dan nirvana,Dan menghancurkan segala anggapan salah,Telah memasuki jalan yang menyenangkan para Buddha.(10)

Page 49: Meditasi Tiga Dasar Sang Jalan - bhumisambhara.id

49

Perwujutan tak dapat dipisahkan dari sebab akibat yang salingbergantungan;Sunyata bebas dari segala anggapan.Selama kedua pandangan tersebut masih dipandang terpisah,Seseorang belum mencapai Kebuddhaan.(11)

Jika kedua relaisasi tersebut tercapai secara simultan atau bersamaan,Dari kenyataan kebenaran sebab akibat yang tak tak mungkin salahMunculah suatu pengetahuan yang menghancurkan secara menyeluruhsegala anggapan mental.Pada saat itu pengamatan terhadap kebijaksanaan telah selesai.(12)

Perwujutan menghalau anggapan ekstrim akan keberadaan (absolut);Sunyata menghalau pandangan akstrim ketiadaan (nihilisme).Bila engkau memahami timbulnya sebab akibat dari sudut pandangsunyata,Engkau tak akan terpengaruh oleh kedua pandangan ekstrimtersebut.(13)

Page 50: Meditasi Tiga Dasar Sang Jalan - bhumisambhara.id

50

6. Penutup

Bagian akhir dari meditasi ini adalah pelimpahan kebajikan. Setelahmencapai pemahaman ‘Tiga Dasar Sang Jalan’ melalui meditasi samatha danvipashana, engkau harus mengakhiri praktek ini dengan mengucapakan:

‘Aku bersujud, memuja, dan berlindung dikaki Guru, yang tiadalain Arya Manjushri sendiri.’

Karena engkau telah mengucapkan doa ini dengan sepenuh hati kepadaGuru serta Istadevata, dan mengulang-ngulangnya berkali-kali, bumi kebajikanyang tak terbatas tersebut melebur kedalam diri Jey Tsongkhapa dan Manjushriyang duduk ditengah-tengah bumi suci kebajikan tersebut. Karena JeyTsongkhapa bersama Arya Manjushri, melebur kedalam dirimu, yangmelaksanakan meditasi ini, segala noda dan cela tubuh, juga segala kilesha dandosa-dosa dalam pikiran dimurnikan, kini engkau sendiri ditransformasikanmenjadi Arya Manjushri sendiri. Sinar memancar dari tubuhmu. Menjangkauseluruh makhluk hidup diseluruh semesta dan menetapkan mereka dalam tingkatArya Manjushri. Segala sesuatu disekelilingmu juga murni adanya; rasakandengan kuat bahwa sekelilingmu telah menjadi istana kristal murni surgawi.Untuk meningkatkan kecakapanmu bahwa semua makhluk dan semua obyek

Page 51: Meditasi Tiga Dasar Sang Jalan - bhumisambhara.id

51

sempurna dimurnikan. Selanjutnya tempatkan tulisan mantra di hatimu danjuga dihati semua makhluk. Lafalkan berulang kali sedapat mungkin, ‘Om AhRa Pa Tsa Na Dhi,’ (dengan pada akhir pelafalan tersebut ucapkan Dhi, dhi,dhi, dhi, dhi, ……hingga engkau kembali menarik nafas.)

Untuk melimpahkan kebajikan ucapkan kalimat ini:

Berdasarkan kebajikan iniSemoga saya segera menjadi Arya Manjushri,Dan menetapkan semua makhluk tanpa terkecuali,Pada tingkatnya yang tinggi.

Aku melimpahkan perbuatan putihku yang murni yang telah aku lakukanSemoga saya menjunjung tinggi ajaran Dharma dan memahaminya,Serta mencapai segala tujuan pranidhana dan kegiatanDari para Buddha dan para Bodhisattva dari ketiga masa.

Berdasarkan kekuatan kebajikan ini,Semoga saya dalam semua kehidupan tak terpisahkan dari keempatlingkaran Mahayana.Semoga saya memenuhi jalan penolakan samsara,Bodhicitta dan pandangan benar, juga kedua tahap dalam Vajrayana.

‘Aku akan mengikuti Guruku sebagaimana seorang anak mengikutiayahnya, berusaha mencapai sari ‘Tiga Dasar Sang Jalan’, kunci yang mencakupsari pati dari keseluruhan ajaran Hyang Buddha.’

Naskah utama berbunyi:

Pada saat engkau memahami makna sejatiDari ketiga dasar sang jalanBerdiamlah dipengasingan dan berusaha kerasSehingga dapat segera mencapai tujuan, anakku!(14)

Page 52: Meditasi Tiga Dasar Sang Jalan - bhumisambhara.id

52

Jey Tsongkhapa yang memiliki belas kasih agung memberikan ajaran inikepada kita, para penganutnya.

Bila pikiranmu telah dengan baik dapat mempraktekan jalan biasaMahayana, masukilah jalan Vajrayana, jalan tertinggi dimana tingkatKebuddhaan akan dapat dicapai tidak harus selama tiga mahakalpa, namunhanya dalam satu kelahiran di masa kemerosotan ini. Setelah menyenangkanhati seorang Guru Vajrayana melalui tiga cara, engkau akan mencapaikematangan pada saat abhiseka.

Jagalah dengan lebih seksama melebihi menjaga hidupmu sendiri samayadan sila yang diangkat pada saat itu. Temukan kunci dari tercapainya relaisasikedua tahap Vajrayana, karena maknanya yang sangat dalam merupakan saridari samudra tantra. Jika engkau telah mencapai realisasi itu dengan tanpakekeliruan, berusahalah dalam keempat masa yoga. Tiada praktek yang lebihtinggi dari mempelajari jalan sutra maupun tantra secara menyeluruh.Demikianlah kunci akhir ajaran yang muncul dari lubuk hati yang terdalamJey Tsongkhapa. Jey Tsongkhapa sendiri telah menyatakan didalam UntaianPengalaman:

Setelah membuat jalan biasa yang diperlukan di jalan Mahayana,Baik sutrayana – jalan sebab – dan Mantrayana – jalan hasil –Bersandar pada seorang pelindung, pemandu yang cakap,Dan masukilah samudra agung tantra.

Selanjutnya, dengan berpegang pada ajaran yang sempurna dan menyeluruh,Manfaatkan dengan baik hidup yang bebas dan menguntungkan ini.Aku, sebagai seorang yogi melakukan hal yang demikian;Engkau wahai yang menginginkan pembebasan, lakukanlah hal yang sama!

Alamilah sendiri semua ini, dengan bersandar pada seorang Guru Sucidalam pikiran dan perbuatan, segala bentuk praktek hingga mempelajari keduatahap terdalam sang jalan. Setiap hari lakukan praktek ini dalam keempat tahapyoga, atau setidak-tidaknya sekali.

Page 53: Meditasi Tiga Dasar Sang Jalan - bhumisambhara.id

53

Jika engkau melaksanakanya dengan cara ini, engkau telah memanfaatkanhidupmu yang memiliki kebebasan dan keberuntungan dengan baik. Engkaujuga akan dapat merasakan baik bagi dirimu sendiri maupun bagi makhluklain betapa berharganya ajaran Hyang Buddha.

Sarva Mangalam!

Page 54: Meditasi Tiga Dasar Sang Jalan - bhumisambhara.id

54

Page 55: Meditasi Tiga Dasar Sang Jalan - bhumisambhara.id

55