mdgs bimbingan

12
LAPORAN BIMBINGAN SASARAN MILENIUM DEVELOPMENT GOALS (MDGs) Nama Rumah Sakit : RSI Nashrul Ummah Alamat Rumah Sakit : Jl. Merpati 62, Sidokumpul, Lamongan Provinsi Jawa Timur Pembimbing : Dra. Pipih Karniasih, S.Kp, M.Kep Tanggal Bimbingan : 21 September 2015 SASARAN I : PENURUNAN ANGKA KEMATIAN BAYI DAN PENINGKATAN KESEHATAN IBU REKOMENDASI SKO R 1. Standar SMDGs.I. Rumah sakit melaksanakan program PONEK (Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Komprehensif) untuk menurunkan angka kematian bayi dan meningkatkan kesehatan ibu. 2. Maksud dan Tujuan SMDGs.I. Mengingat kematian bayi mempunyai hubungan erat dengan mutu penanganan ibu, maka proses persalinan dan perawatan bayi harus dilakukan dalam sistem terpadu di tingkat nasional dan regional.

Upload: nashrulummah-rsi

Post on 02-Feb-2016

260 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Bimbingan

TRANSCRIPT

Page 1: MDGs  Bimbingan

LAPORAN BIMBINGAN

SASARAN MILENIUM DEVELOPMENT GOALS

(MDGs)

Nama Rumah Sakit : RSI Nashrul Ummah

Alamat Rumah Sakit : Jl. Merpati 62, Sidokumpul, LamonganProvinsi Jawa Timur

Pembimbing : Dra. Pipih Karniasih, S.Kp, M.Kep

Tanggal Bimbingan : 21 September 2015

SASARAN I : PENURUNAN ANGKA KEMATIAN BAYI DAN PENINGKATAN KESEHATAN IBU

REKOMENDASI SKOR

1. Standar SMDGs.I.Rumah sakit melaksanakan program PONEK (Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Komprehensif) untuk menurunkan angka kematian bayi dan meningkatkan kesehatan ibu.

2. Maksud dan Tujuan SMDGs.I.Mengingat kematian bayi mempunyai hubungan erat dengan mutu penanganan ibu, maka proses persalinan dan perawatan bayi harus dilakukan dalam sistem terpadu di tingkat nasional dan regional.Pelayanan obstetri dan neonatal regional merupakan upaya penyediaan pelayanan bagi ibu dan bayi baru lahir secara terpadu dalam bentuk Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) di Rumah Sakit dan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Dasar (PONED) di tingkat Puskesmas. Rumah Sakit PONEK 24 Jam merupakan bagian dari sistem rujukan dalam pelayanan kedaruratan dalam maternal dan neonatal, yang sangat berperan dalam menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir. Kunci keberhasilan PONEK adalah ketersediaan tenaga-tenaga kesehatan yang sesuai kompetensi, prasarana, sarana dan manajemen yang handal.Rumah sakit dalam melaksanakan program PONEK sesuai dengan pedoman PONEK yang berlaku, dengan langkah-langkah pelaksanaan sebagai berikut :

Page 2: MDGs  Bimbingan

a. Melaksanakan dan menerapkan standar pelayanan perlindungan ibu dan bayi secara terpadu dan paripurna.

b. Mengembangkan kebijakan dan SPO sesuai dengan standar.

c. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan bayi termasuk kepedulian terhadap ibu dan bayi.

d. Meningkatkan kesiapan rumah sakit dalam melaksanakan fungsi pelayanan obstetrik dan neonatus termasuk pelayanan kegawat daruratan (PONEK 24 Jam)

e. Meningkatkan fungsi rumah sakit sebagai model dan pembina teknis dalam pelaksanaan IMD dan pemberian ASI Eksklusif

f. Meningkatkan fungsi rumah sakit sebagai pusat rujukan pelayanan kesehatan ibu dan bayi bagi sarana pelayanan kesehatan lainnya.

g. Meningkatkan fungsi Rumah Sakit dalam Perawatan Metode Kangguru (PMK) pada BBLR.

h. Melaksanakan sistem monitoring dan evaluasi pelaksanaan program RSSIB 10 langkah menyusui dan peningkatan kesehatan ibu

Elemen Penilaian SMDG.I.1. Pimpinan RS berpartisipasi dalam

menyusun program PONEK1. Program PONEK ditinjau ulang dan

diperrbaiki2. Latar belakang pada program PONEK

harus disertakan angka angka data data ibu mati, BBLR mati tahun sebelumnya

3. Tujuan khusus dan umum harus hanya mencakup PONEK dan mencakup kegiatan sehari hari di RS

4. Latar belakang harus lebih lengkap mungkin sarana prasarana termasuk tenaga yang pelatihan PONEK yang kurang di tahun 2014

5. Pada tabel program kerja harus diganti dengan judul Jadwal Kegiatan

6. Tinjau ulang TIM PONEK, dan Ketua Tim PONEK harus Dokter Obgyn dan atau Anak, semua petugas / bidan di kamar bersalin / IGD / Poli Jalan harus menjadi anggota Tim PONEK

7. Program PONEK tidak boleh sama 100 % dari sebelumnya, sehingga ada perbaikan dan perubahan yang membaik

2. Pimpinan RS berpartisipasi dalam menetapkan keseluruhan proses/mekanisme dalam program PONEK

Sempurnakan laporan PONEK dari hasil analisa data yang terkumpul. Lengkapi dengan indicator mutu terkait seperti :

Standar Akreditasi Rumah Sakit Edisi 1 2

Page 3: MDGs  Bimbingan

termasuk pelaporannya - respon time pelayanan PONEK di IGD < 10 menit

- respon time Pelayanan darah < 1 jam- respon time Kamar bersalin < 30 menit- Penentuan SC < 30 menit setelah ditentukan- Laporan dibuat per 3 bulan untuk analisa- Harus ada angka pembanding antara indikasi

SC dan partus - Memakai diagram Pay- HAP- HPP- Harus ada laporan pasien rujukan, baik rujuk

masuk RS atau rujuk keluar RS sehingga ada analisa data dan keluar rekomendasi ke direktur

- Semua laporan kematian bayi juga harus masuk PONEK, karena rawat gabung juga PONEK

- Laporan PONEK harus di lengkapi dan terintegrasi

- RI Obgyn digabung dengan PONEK

3. Adanya kebijakan rumah sakit dan dukungan penuh manajemen dalam pelayanan PONEK

1. Dibuat SK Kebijakan tentang PONEK yang mencakup semua ruang lingkup pelayanan PONEK yang ada di RS sesuai standar, termasuk pelayanan PONEK sesuai dengan level

2. SPO merupakan prosedure atau tata cara/ tata laksanan dalam melaksanakan tugas / pelayanan, SPO Dokter adalah PPK

3. Terkait obat high alert harus diperhatikan dalam pemberiannya ke pasien termasuk pencampuran, penyimpanan, harus sesuai dengan MPO

4. Terbentuk dan berfungsinya Tim PONEK Rumah Sakit

Tinjau ulang uraian tugas Tim agar sesuai dengan peran fungsinya, bukan kompetensinya

5. Terlaksananya pelatihan untuk meningkatkan kemampuan teknis Tim PONEK sesuai standar

1. Lampirkan program pelatihan, laporan kegiatan dan semua sertifikat anggota tim yang terkait dengan pelayanan PONEK

2. Membuat Pelatihan Internal untuk Bidan dan perawat perina tentang PONEK (Berdasarkan Panduan Diklat Nasional)

3. Tata bahasa pada TOR harus di sesuaikan dengan tema

4. Pada latar belakang TOR harus ada data ttg jml petugas tersertifikasi PONEK dan Belum

5. Tinjau ulang TOR terutama pada Tujuan Umum dan Khusus, harus terfokus pada PONEK, dan diperbaiki jadwal Diklat PONEK

6. PONEK minimal 30 jam

Standar Akreditasi Rumah Sakit Edisi 1 3

Page 4: MDGs  Bimbingan

7. Diklat harus ada Pre test dan Post test6. Terlaksananya fungsi rujukan PONEK pada

rumah sakit sesuai dengan kebijakan yang berlaku.

Lampirkan dan sempurnakan dengan presentase kegiatan rujukan PONEK pada rumah sakit sesuai dengan kebijakan yang berlaku.(intern maupun ekstern)Semua Surveyor akan mendatangi R.Perinatal untuk melihat implementasi semua bab

SASARAN II : PENURUNAN ANGKA KESAKITAN HIV/AIDS

Standar SMDGs.II. Rumah sakit melaksanakan penanggulangan HIV/AIDS sesuai dengan pedoman rujukan ODHA

Tinjau ulang kebijakan bahwa RS tidak melaksanakan pelayanan pasien dengan ODHA (satu kebijakan)

8. Maksud dan Tujuan SMDGs.II.Dalam waktu yang singkat virus HIV (human immunodeficiency virus) telah mengubah keadaan sosial, moral, ekonomi dan kesehatan dunia. Saat ini HIV/AIDS merupakan masalah kesehatan terbesar yang dihadapi oleh komunitas global. Saat ini, Kementerian Kesehatan telah mengeluarkan kebijakan dengan melakukan peningkatan fungsi pelayanan kesehatan bagi orang hidup dengan HIV/AIDS (ODHA) melalui penetapan rumah sakit rujukan ODHA dan satelitnya Kebijakan ini menekankan kemudahan akses bagi ODHA untuk mendapatkan layanan pencegahan, pengobatan, dukungan dan perawatan, sehingga diharapkan lebih banyak ODHA yang memperoleh pelayanan yang berkualitas. Sasaran ini khusus ditujukan bagi rumah sakit yang telah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan sebagai rumah sakit rujukan ODHA dan satelitnya.Rumah sakit dalam melaksanakan penanggulangan HIV/AIDS sesuai dengan standar pelayanan bagi rujukan ODHA dan satelitnya dengan langkah-langkah pelaksanaan sebagai berikut :a. Meningkatkan fungsi pelayanan VCT

(Voluntary Counseling and Testing);b. Meningkatkan fungsi pelayanan ART

(Antiretroviral Therapy);c. Meningkatkan fungsi pelayanan PMTCT

(Prevention Mother to Child Transmision);d. Meningkatkan fungsi pelayanan Infeksi

Oportunistik (IO);e. Meningkatkan fungsi pelayanan pada

ODHA dengan faktor risiko IDU; dan

Standar Akreditasi Rumah Sakit Edisi 1 4

Page 5: MDGs  Bimbingan

f. Meningkatkan fungsi pelayanan penunjang, yang meliputi: pelayanan gizi, laboratorium, dan radiologi, pencatatan dan pelaporan.

9. Elemen Penilaian SMDGs.II.1. Pimpinan RS berpartisipasi dalam

menyusun rencana pelayanan penanggulangan HIV/AIDS

Kebijakan Direktur harus sesuai dengan pelayanan yang dilakukan di RS. Yaitu bahwa RS tidak melakukan penanganan pelayanan HIV AIDS ODHA, apabila teridentifikasi ODHA pasien dirujuk

2. Pimpinan RS berpartisipasi dalam menetapkan keseluruhan proses/mekanisme dalam pelayanan penanggulangan HIV/AIDS termasuk pelaporannya.

3. Adanya kebijakan Rumah Sakit dan dukungan penuh manajemen dalam pelayanan penanggulangan HIV/AIDS

4. Terbentuk dan berfungsinya Tim HIV/AIDS Rumah Sakit

5. Terlaksananya pelatihan untuk meningkatkan kemampuan teknis Tim HIV/AIDS sesuai standar

6. Terlaksananya fungsi rujukan HIV/AIDS pada rumah sakit sesuai dengan kebijakan yang berlaku

7. Terlaksananya pelayanan VCT, ART, PMTCT, IO, ODHA dgn faktor risiko IDU, penunjang sesuai dengan kebijakan

SASARAN III : PENURUNAN ANGKA KESAKITAN TB

10. Standar SMDGs.III. Rumah sakit melaksanakan penanggulangan TB sesuai dengan pedoman strategi DOTS.

Tim TB Dots :Ketua Dokter Sp ParuSekretaris, anggota bisa dokter umum, semua perawat yang terlibat (harus diberikan pelatihan ttg Penyakit Menular)

11. Maksud dan Tujuan SMDGs.III.Pada tahun 1993, WHO telah menyatakan bahwa TB merupakan keadaan darurat dan pada tahun 1995 merekomendasikan strategi DOTS sebagai salah satu langkah yang paling efektif dan efisien dalam penanggulangan TB.

- SK Dir RS ttg pembentukan Tim DOT TB- Program yan TB dgn system DOTS- Kebijakan, Pedoman, SPO : yan TB dgn

system DOTs, pelaksanaan rujukan

Intervensi dengan strategi DOTS kedalam pelayanan kesehatan dasar (Puskesmas)

1. Masker N59 untuk melayani pasien TB2. Tinjau ulang panduan pelayanan TB

Standar Akreditasi Rumah Sakit Edisi 1 5

Page 6: MDGs  Bimbingan

telah dilakukan sejak tahun 1995. DOTS atau Directly Observe Therapy of Shortcourse merupakan pengamatan jangka pendek pelayanan secara langsung pada penderita TB. Pelaksanaan DOTS di rumah sakit mempunyai daya ungkit dalam penemuan kasus (care detection rate, CDR), angka keberhasilan pengobatan (cure rate), dan angka keberhasilan rujukan (success referal rate).

DOTs, harus lebih spesifik dan to the point terkait TB Dots, seperti dilakukan pemeriksaan dahak, pasien TB dirawat di ruang khusus semua pengunjung pasien TB harus memakai masker (Mengacu Pedoman Penaggulangan TB)

TB DOTS merupakan salah satu indikator mutu penerapan standar pelayanan rumah sakit (SPRS).

Dokumen pelaksanaan : Laporan kegiatan, MOU dg RS Rujukan

Untuk melaksanakan program penanggulangan TB diperlukan Pedoman Manajerial dalam program penanggulangan TB di rumah sakit dengan strategi DOTS.

1. Buat program TB2. Laporan sesuai dengan standar, jenis

kelamin, demografi pasien, usia

12. Elemen Penilaian SMDGs.III.1. Pimpinan RS berpartisipasi dalam

menyusun rencana pelayanan DOTS TB Lengkapi latar belakang program pelayanan

TB DOTS dengan angka/data mengapa program disusun. Susun program mengacu kepada ketentuan yang berlaku (Pedoman nasional Pengendalian TB 2011, Pedoman Manajerial Pelayanan TB dgn Strategi DOTS di RS 2011), tetapkan oleh pimpinan RS.

2. Pimpinan RS berpartisipasi dalam menetapkan keseluruhan proses/mekanisme dalam program pelayanan DOTS TB termasuk pelaporannya

Tinjau ulang laporan agar mengacu pada hasil analisa data yang terkait pelayanan TB DOTS. Lengkapi laporan

a. Angka pemeriksaan mikroskopik dahakb. Menurunnya angka dropoutc. Angka kesalahan baca Lab :

- Konvensional; error rate (<5%) dan atau

- Lot QualityAssurance Sampling (LQAS)

- Angka Konversi- Data rujukan

Laporan ke Dinas agar diketahui pimpinan RS

3. Adanya kebijakan rumah sakit dan dukungan penuh manajemen dalam pelayanan DOTS TB sesuai dengan standar

Lampirkan kebijakan rumah sakit akan dukungan penuh manajemen dalam pelayanan DOTS TB sesuai dengan standar, tinjau ulang ruang khusus TB DOTS agar sesuai dengan prinsip isolasi airborn infection, penyediaan masker N95

4. Terbentuk dan berfungsinya Tim DOTS TB Rumah Sakit

Bentuk Tim DOTs TB RS, lengkapi dengan uraian tugasnya serta fungsikan Tim tsb

5. Terlaksananya pelatihan untuk meningkatkan kemampuan teknis Tim DOTS TB sesuai standar

Lampirkan program dan pelaksanaan pelatihan DOTS TB, Lengkapi sertifikat pelatihan semua staf yang telah mengikuti pelatihan tsb

6. Terlaksananya fungsi rujukan TB DOTS pada rumah sakit sesuai dengan kebijakan yang berlaku

Lampirkan laporan fungsi rujukan TB DOTS pada rumah sakit sesuai dengan kebijakan yang berlaku

Standar Akreditasi Rumah Sakit Edisi 1 6

Page 7: MDGs  Bimbingan

Proker TB 13. Tujuan dispesifikan Ke Pelayanan TB14. Sasaran Ditambah Target Waktu15. Melengkapi Latar Belakang Untuk

Renovasi Pojok DOTS16. Laporan TB Dots Ke Direktur Di

Tambah :1. Angka Pemeriksaan Miskroskopik

Dahak2. Menurunkan Angka Dropout3. Angka Kesalahan Baca Lab :-

Konvensional; Error Rate (<5%) Dan Atau Lot Quality Assurance Sampling, angka konversi

17. SPO penggunaan masker untuk pasienJakarta, 22 September 2015Pembimbing

Pipih Karniasih

Standar Akreditasi Rumah Sakit Edisi 1 7