maturity terhadap rating sukuk -...

129
PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN MATURITY TERHADAP RATING SUKUK SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat - Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh YUSUF FADIL NIM: 1112082000053 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017

Upload: hathuan

Post on 23-Mar-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN

MATURITY TERHADAP RATING SUKUK

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat - Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh

YUSUF FADIL

NIM: 1112082000053

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2017

Page 2: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

ii

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN

MATURITY TERHADAP RATING SUKUK

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat - Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh

YUSUF FADIL

NIM: 1112082000053

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2017

Page 3: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

iii

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN

MATURITY TERHADAP RATING SUKUK

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Yusuf Fadil

NIM: 1112082000053

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing

Yusro Rahma, SE.,M.Si

NIP.19800506 200801 2 016

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438 H/2017 M

Page 4: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

iv

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini Senin, 10 Oktober 2016 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa:

1 Nama : Yusuf Fadil

2 NIM : 1112082000053

3 Jurusan : Akuntansi

4 Judul Skripsi : Pengaruh Corporate Governance, Leverage, dan

Maturity terhadap Rating Sukuk

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang

bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa

tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melaksanakan ke tahap

Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 10 Oktober 2016

1. Masrul Huda, SE., M.Si.

NIP.19630506 201411 1 001

(___________________)

Penguji 1

2. Ismawati Haribowo, SE., M.Si.

NIP.19800909 201411 2 003

(___________________)

Penguji 2

Page 5: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

v

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini Rabu, 22 Februari 2017 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:

1 Nama : Yusuf Fadil

2 NIM : 1112082000053

3 Jurusan : Akuntansi

4 Judul Skripsi : Pengaruh Corporate Governance, Leverage, dan

Maturity terhadap Rating Sukuk

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang

bersangkutan selama proses Ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa

tersebut di atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 22 Februari 2017

1. Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA.

NIP. 19760924 200604 2 002

(_________________)

Ketua

2. Yusro Rahma, SE., M.Si.

NIP. 19800506 200801 2 016

(_______________)

Sekretaris

3. Atiqah, SE., MS.AK.

NIP. 19820120 200912 2 004

(___________________)

Penguji Ahli

4. Yusro Rahma, SE., M.Si.

NIP. 19800506 200801 2 016

(___________________)

Pembimbing I

Page 6: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

vi

LEMBAR PERNYATAAN

KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Yusuf Fadil

NIM : 1112082000053

Jurusan : Akuntansi

Fakultas : Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan

mempertanggungjawabkan

2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau

tanpa izin pemilik karya

4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data

5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggungjawab atas karya ini

Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah

melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan

bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap untuk dikenai

sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta, Februari 2017

Yang Menyatakan,

(Yusuf Fadil)

Page 7: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

vii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama : Yusuf Fadil

2. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 10 Juli 1993

3. Jenis Kelamin : Laki-Laki

4. Agama : Islam

5. Anak ke- dari : 2 dari 3 bersaudara

6. Alamat : Jl. Nuri Raya 8 No.10 RT 01 RW 013

Kel. Cibodasari, Kec. Cibodas Kota

Tangerang

7. Telepon : 082298269496

8. Email : [email protected]

II. PENDIDIKAN

1. SD (1998-2005) : SD Negeri Cibodas 2 Tangerang

2. SMP (2005-2008) : SMP PGRI 36 Tangerang

3. SMA (2008-2011) : SMK Nusa Putra Tangerang

4. S1 (2012-2016) : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 8: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

viii

III. PENGALAMAN ORGANISASI

1. Anggota Rohis SMK Nusa Putra

2. Staf Divisi Keuangan Kantin KOPMA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

periode 2013-2014

3. Staf Divisi Keuangan Acara KOPMA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

periode 2014-2015

IV. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : H. M. Yaya. S (Alm)

2. Tempat, Tanggal Lahir : Bogor, 19 Maret 1955

3. Pekerjaan : PNS (Pensiunan)

4. Ibu : Erlina

5. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 04 April 1959

6. Pekerjaan : PNS

7. Alamat : Jl. Nuri Raya 8 No.10 RT 01 RW 013

Kel. Cibodasari, Kec. Cibodas Kota

Tangerang

8. Telepon : 081319170645

Page 9: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

ix

THE INFLUENCE OF CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, AND

MATURITY ON RATING SUKUK

ABSTRACT

The purpose of this research was found an evidences regarding the influence of

corporate governance, leverage, and maturity on sukuk rating. This research based

on purposive sampling method. The populations of this research used financial and

non-financial companies listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) of 14

companies. Through the defined criteria, selected a sample of 12 companies with 3

years observation from 2012-2014. Hypothesis in this research were tested by

multiple regression analysis.

The results of this research indicated that board size influence on sukuk rating.

While board independent, leverage, and maturity did not influence on sukuk rating.

Keywords: Sukuk rating, board independent, board size, leverage, maturity

Page 10: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

x

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN MATURITY

TERHADAP RATING SUKUK

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti mengenai pengaruh corporate

governance, leverage, dan maturity terhadap rating sukuk. Penelitian ini

menggunakan metode purposive sampling sebagai metode pemilihan sampel.

Populasi penelitian adalah perusahaan keuangan dan non keuangan sebanyak 14

perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Berdasarkan kriteria,

terpilih sampel berjumlah 12 perusahaan dengan pengamatan selama 3 tahun dari

2012-2014. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis

regresi berganda.

Hasil penelitian ini menemukan bahwa ukuran dewan komisaris berpengaruh

terhadap rating sukuk. Sedangkan dewan komisaris independen, leverage, dan

maturity tidak berpengaruh terhadap rating sukuk.

Kata Kunci: Rating sukuk, dewan komisaris independen, ukuran dewan

komisaris, leverage, maturity

Page 11: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

xi

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya

kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul

“PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN MATURITY

TERHADAP RATING SUKUK”. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk

memenuhi sebagian syarat-syarat guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi di

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan

penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam

penyusunan skripsi ini terutama kepada:

1. Kedua orang tua saya, Alm. H. M. Yaya. S dan Erlina yang telah memberikan

semangat, motivasi dan pelajaran hidup yang sangat berharga serta doa dan

dukungan yang tidak pernah putus kepada penulis.

2. Keluarga yang telah menyemangati dan memberikan banyak dukungan dalam

menyelesaikan skripsi ini terkhusus untuk adik ku Erwana Amarollah Sunarya.

3. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc, MA. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Ibu Yessi Fitri, SE.,M.Si.,Ak.,CA. selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Dosen Pembimbing

Akademik penulis selama menimba ilmu di Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi

dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Bapak Hepi Prayudiawan, SE.,MM.,Ak.,CA. selaku Sekretaris Jurusan

Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Ibu Yusro Rahma,SE.,M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah

memberikan waktu dan nasihatnya yang sangat berharga untuk membimbing

penulis selama menyusun skripsi.

7. Semua guru, dosen, dan pendidik yang telah memberikan ilmu-ilmu serta

nasihat-nasihat kepada penulis sejak Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi.

Page 12: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

xii

8. Sahabat-sahabat Akuntansi B 2012, Randi, Hery, Mayeda, Ilman, Rifai, Galih,

Farid, Revan, Yudhi, Rita, Latul, Vivi, Farida, Fitri, Annisa, Dina, Dita, Seren,

Kia, Fajar, Dara, Jian, Dwi, Nindy, Intan, terimakasih atas kekompakan dan

solidaritasnya selama ini.

9. Keluarga besar Akuntansi 2012 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, terima kasih

karena telah menjadi sahabat-sahabat yang menyenangkan selama ini.

10. Sahabat-sahabat KKN BERAKSI 2015 dan Desa Bendungan, terima kasih untuk

kehangatan dan pengalaman hidup yang sangat berharga yang kalian berikan.

11. Orang-orang terdekat saya, Ayu Della yang telah memberikan hadiah berupa

mug untuk menemani saya membuat skripsi dan Ilham serta Febri yang telah

memberikan semangat berupa doa.

12. Seluruh pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis yang tidak bisa

penulis sebutkan satu persatu, terima kasih untuk bantuannya selama ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna

dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik

yang membangun dari berbagai pihak.

Jakarta, Februari 2017

Yusuf Fadil

Page 13: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

xiii

DAFTAR ISI

COVER COVER DALAM ........................................................................................................ ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ........................................ iv

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI .......................................................... v

LEMBAR PERNYATAANKEASLIAN KARYA ILMIAH .................................. vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................................. vii

ABSTRACT ................................................................................................................. ix

ABSTRAK ................................................................................................................... x

KATA PENGANTAR ................................................................................................ xi

DAFTAR ISI ............................................................................................................. xiii

DAFTAR TABEL .................................................................................................... xvi

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xviii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1

A. Latar Belakang ................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 13

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................................ 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... 15

A. Teori yang Berkenaan dengan Variabel yang Diambil .................................... 15

1. Teori Sinyal (Signalling Theory) .................................................................. 15

2. Teori Keagenan (Agency Theory) ................................................................. 16

3. Obligasi dan Maturity ................................................................................... 19

4. Corporate Governance ................................................................................. 38

a. Dewan Komisaris Independen ............................................................... 40

b. Ukuran Dewan Komisaris ..................................................................... 41

5. Leverage ....................................................................................................... 42

Page 14: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

xiv

B. Penelitian Sebelumnya ..................................................................................... 44

C. Kerangka Pemikiran ......................................................................................... 49

D. Perumusan Hipotesis ........................................................................................ 50

1. Pengaruh dewan komisaris independen terhadap rating sukuk ................ 50

2. Pengaruh ukuran dewan komisaris terhadap rating sukuk ....................... 51

3. Pengaruh leverage terhadap rating sukuk ................................................ 52

4. Pengaruh maturity terhadap rating sukuk................................................. 54

BAB III METODE PENELITIAN .......................................................................... 55

A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................................ 55

B. Metode Penentuan Sampel ............................................................................... 55

C. Metode Pengumpulan Data .............................................................................. 56

D. Metode Analisis Data ....................................................................................... 57

1. Statistik Deskriptif ...................................................................................... 57

2. Uji Asumsi Klasik ...................................................................................... 57

a. Uji Normalitas Data ............................................................................... 57

b. Uji Multikolonieritas ............................................................................. 59

c. Uji Heteroskedastisitas .......................................................................... 60

d. Uji Autokorelasi .................................................................................... 62

3. Koefisien Determinasi (R2) ........................................................................ 63

4. Analisis Regresi Berganda ......................................................................... 64

5. Uji Hipotesis ............................................................................................... 65

a. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ............................................ 65

b. Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t) ............................. 66

E. Operasional Variabel Penelitian ....................................................................... 66

1. Variabel Independen (X). ........................................................................... 66

2. Variabel Dependen (Y). ............................................................................. 69

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................. 71

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ................................................................. 71

Page 15: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

xv

B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian.................................................................... 72

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ...................................................................... 72

2. Hasil Uji Asumsi Klasik ............................................................................. 74

3. Hasil Koefisien Determinasi ...................................................................... 81

4. Uji Hipotesis ............................................................................................... 82

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 93

A. Kesimpulan ...................................................................................................... 93

B. Saran ................................................................................................................. 94

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 95

LAMPIRAN-LAMPIRAN ..................................................................................... 100

Page 16: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 2 1 Keistimewaan Sukuk .................................................................................. 32

Tabel 2 2 Perbedaan Sukuk dengan Obligasi Konvensional ...................................... 34

Tabel 2 3 Standar Peringkat Menurut Pefindo ............................................................ 36

Tabel 2 4 Penelitian Sebelumnya ................................................................................ 44

Tabel 3.1 Tabel Operasional Variabel ........................................................................ 70

Tabel 4.1 Data Sampel Penelitian ............................................................................... 71

Tabel 4.2 Hasil Uji Statistik Deskriptif ....................................................................... 72

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas: Kolmogorov Smirnov (K-S) .................................... 76

Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolonieritas ......................................................................... 77

Tabel 4.5 Hasil Uji Park .............................................................................................. 80

Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi: Run Test ................................................................ 81

Tabel 4.7 Hasil Koefisien Determinasi ....................................................................... 82

Tabel 4.8 Hasil Uji Signifikansi Simultan: Uji Statistik F .......................................... 83

Tabel 4.9 Hasil Uji Signifikan Individual : Uji Statistik t .......................................... 84

Page 17: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ................................................................................ 49

Gambar 4.1 Grafik Histogram..................................................................................... 75

Gambar 4 2 Grafik Normal Probability Plot ............................................................... 75

Gambar 4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas: Grafik Plot .............................................. 79

Page 18: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.1 Daftar Perusahaan ............................................................................... 101

Lampiran 1.2 Data Perusahaan ................................................................................. 102

Lampiran 1.3 Hasil Perhitungan ............................................................................... 105

Lampiran 1.4 Hasil Output SPSS .............................................................................. 107

Page 19: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pasar modal merupakan faktor yang sangat penting di dalam pertumbuhan

ekonomi dalam tatanan keuagan dunia. Pasar modal juga bahkan tempat

berkembangnya perekonomian di dalam sebuah negara yang di mana pasar

modal bukan hanya sebagai fungsi ekonomi pendapatan bagi negara tetapi juga

sebagai tempat transaksi keuangan antara pihak yang mempunyai dana atau

penyedia dana (investor) dengan pihak yang membutuhkan dana atau menerima

dana sebagai modal yaitu issuer dengan cara memperjualbelikan sekuritas. Pada

hakikatnya pasar modal tempat mencari keuntungan bagi para investor dan

tempat mencari dana bagi penerima modal. Berbagai instrumen keuangan di

pasar modal dapat diperdagangkan seperti surat berjangka panjang yang dapat

diperdagangkan di pasar modal. Investor tidak perlu menyediakan aktiva riil

untuk menginvestasikannya, cukup dengan membeli surat- surat berjangka

panjang seperti saham, obligasi, waran, obligasi konvertibel dan produk- produk

turunan (derivatif) seperti opsi.

Surat berjangka panjang salah satunya yang berkembang di pasar modal

adalah surat utang atau disebut sebagai obligasi. obligasi merupakan surat

berharga yang berisi kontrak antara pemberi pinjaman (investor) dengan yang

diberi pinjaman (issuer). Secara umum obligasi dapat diartikan

Page 20: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

2

sebagai surat berharga yang berisi pernyataan berhutang sejumlah uang tertentu

dalam jangka waktu tertentu dari pihak yang menerbitkan obligasi kepada pihak

yang membeli obligasi. Dalam perjanjian suatu investasi, pihak investor memiliki

pengetahuan yang terbatas dibandingkan dengan pihak manajemen di dalam

perusahaan yang disebut dengan asymmetric theory atau ketidakseimbangan

porsi informasi, oleh karena adanya kondisi tersebut. Maka untuk pengambilan

keputusan investor biasanya menggunakan sinyal yang diberikan perusahaan,

salah satunya adalah pengumuman penerbitan obligasi. Penerbitan obligasi

dianggap sebagai good news oleh para investor dengan persepsi bahwa

perusahaan akan berprospek baik dan menguntungkan di masa yang akan datang.

Oleh karena itu, penerbitan obligasi dapat digunakan sebagai salah satu sumber

pembiayaan pada perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya.

Dalam menggunakan sumber pembiayaan dari luar atau pinjaman,

perusahaan lebih mengutamakan hal tersebut daripada menggunakan pendanaan

dengan tambahan modal dari pemegang saham baru (external equity).

Perusahaan memiliki kewenangan untuk menentukan kapan obligasi tersebut

diterbitkan setelah izin prinsip dari otoritas berwenang telah diperoleh dari

perusahaan. Keputusan perusahaan untuk menerbitkan obligasi biasanya sangat

dipengaruhi oleh harga pasar. Obligasi dapat diperjualbelikan dengan harga yang

lebih tinggi dari nilai nominalnya (at premium) apabila kondisi pasar sedang

ramai atau cenderung tinggi (bullish), atau sebaliknya lebih rendah dari nilai

nominalnya (at discount) jika kondisi pasar sedang lesu (bearish).

Page 21: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

3

Fakta yang telah terjadi di pasar modal dunia selama beberapa tahun terakhir

ini adalah konsep keuangan berbasis syariah (islamic finance) yang saat ini telah

mengalami perkembangan. Hal ini dibuktikan dengan diterimanya konsep

syariah atau konsep berbasis islami secara universal dan digunakan tidak hanya

pada negara- negara Islam di kawasan Timur Tengah saja, tetapi juga oleh

banyak negara di kawasan Asia, Afrika, bahkan di Eropa. Konsep berbasis islami

atau syariah ini menekankan untuk perjanjian yang adil, sistem bagi hasil yang

lebih direkomendasikan, serta larangan terhadap riba, gharar, dan maysir.

Di mana riba adalah menetapkan bunga /melebihkan jumlah pinjaman saat

pengembalian berdasarkan persentase tertentu dari jumlah pinjaman pokok, yang

dibebankan kepada peminjam. Kemudian gharar adalah semua jual beli yang

mengandung ketidakjelasan atau keraguan tentang adanya komoditas yang

menjadi objek akad, ketidakjelasan akibat, dan bahaya yang mengancam antara

untung dan rugi, pertaruhan atau perjudian, sedangkan maysir adalah setiap

permainan yang di dalamnya disyaratkan sesuatu berupa materi yang diambil

dari pihak yang kalah untuk pihak yang menang atau bisa disebut spekulasi. Dari

pertimbangan konsep syariah tersebut maka membuat efek keuangan syariah banyak

diminati oleh para investor sehingga perusahaan-perusahaan berbasis syariah bahkan

konvenional seakan berlomba-lomba menerbitkan efek keuangan berbasis syariah di

pasar modal.

Berdasarkan Ernst & Young (2014), IFSB (2014), dan Oliver Wyman

(2009) yang dikutip melalui (mirajnews, 2016) bahwa pasar keuangan syariah

Page 22: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

4

memiliki aset sekitar US $ 1,81 triliun. Berdasarkan laporan 2014 diungkapkan,

aset semua lembaga keuangan syariah (full syariah serta lembaga dengan jendela

syariah) yang meliputi perbankan komersial, dana, sukuk, takaful, dan segmen

lainnya. Rincian berdasarkan kategori adalah sebagai berikut: $ 1,346 miliar

untuk perbankan komersial, $ 33,4 miliar untuk takaful (asuransi), $ 295 miliar

untuk sukuk (obligasi syariah) yang luar biasa, $ 56 miliar pada dana, dan $ 84

miliar untuk kegiatan keuangan lainnya. Industri keuangan syariah telah

mengalami pertumbuhan yang kuat dan fenomenal selama beberapa tahun

terakhir dan mencatat tingkat pertumbuhan tahunan sebesar 17,3% antara 2009

dan 2014.

Dari pasar keuangan syariah tersebut, yang berkembang pesat saat ini selain

perbankan dan asuransi syariah yaitu salah satunya adalah sukuk. Sukuk

dipandang sebagai alternatif yang lebih baik dari pada berutang karena antara

lain mengandung unsur kerja sama dengan risiko yang lebih kecil dari pinjaman

konvensional lainnya namun tetap dengan keuntungan yang rendah meskipun

tidak terlalu tinggi dan tidak adanya unsur riba, gharar, dan maysir. Sukuk

sebagai salah satu efek syariah memiliki karakteristik yang berbeda dengan

obligasi. Sukuk bukan merupakan surat utang, melainkan bukti kepemilikan

bersama atas suatu aset atau proyek.

Menurut Dewan Standar Syariah Majelis Ulama Indonesia Fatwa No.

32/DSN-MUI/IX/2002, obligasi syariah (sukuk) didefinisikan sebagai suatu surat

berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan emiten

Page 23: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

5

kepada pemegang obligasi syariah yang mewajibkan emiten untuk membayar

pendapatan kepada pemegang obligasi syariah berupa bagi hasil, margin/fee,

serta membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo. Berbeda antara

sukuk dan obligasi, sukuk diterbitkan harus mempunyai aset yang dijadikan

dasar penerbitan (underlying asset). Klaim kepemilikan pada sukuk didasarkan

pada aset/proyek yang spesifik.

Contoh kasus perusahaan yang bergerak dalam bidang minyak dan gas yaitu

East-Cameron di Lousianna, Amerika Serikat. Perusahaan tersebut menerbitkan

sukuk pertama di Amerika Serikat, tepatnya di perairan wilayah Lousiana.

Perusahaan tersebut menerbitkan sukuk dengan model sukuk al-musharakah.

Namun tanpa di sangka-sangka, topan dan badai menghantam Lousiana pada

pertengahan 2008 menghempaskan kilang penyedotan minyak lepas pantai milik

East Cameron ke tengah lautan yang dapat mengakibatkan ruginya perusahaan

East Cameron dan berdampak kepada para investor sukuk dan turunnya tingkat

rating sukuk dan menyebabkan East Cameron tak beroperasi lagi, maka mereka

tak mampu untuk membayar modal dasar para investor tersebut. Maka terjadilah

sengketa antara East Cameron dengan para investor. East Cameron bersikukuh

bahwa mereka ingin sukuk tersebut dianggap hutang saja, dan akan dibayar

dalam waktu tertentu. Namun ketika dibawa ke pengadilan Amerika Serikat,

pengadilan tersebut memenangkan para investor dengan memutuskan bahwa

sukuk bukanlah hutang, tetapi kepemilikan atas aset terkait. Maka dengan

demikian, minyak di lepas pantai tersebut diserahkan kepada para investor.

Page 24: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

6

Dengan demikian sukuk bukan merupakan utang akan tetapi sukuk merupakan

bukti kepemilikan bersama atas aset/proyek yang dijadikan dasar penerbitan

(underlying asset).

Penggunaan dana sukuk harus digunakan untuk kegiatan usaha yang halal.

Imbalan bagi pemegang sukuk dapat berupa imbalan, bagi hasil, atau marjin,

sesuai dengan jenis akad yang digunakan dalam penerbitan sukuk. Return yang

diperoleh pemegang obligasi sudah ditentukan berasal dari kupon atau besaran

bunga, sedangkan return yang diperoleh dari sukuk berasal dari besarnya

margin/fee serta sistem bagi hasil yang didasarkan atas aset atau produksi. Harga

jual obligasi ini sangat dipengaruhi oleh tingkat bunga pasar pada saat obligasi

tersebut ditawarkan. Sedangkan instrumen sukuk dijual pada nilai nominal

pelunasan jatuh temponya (at maturity par value) di pasar perdana. Harga yang

disepakati sesuai dengan harga nominalnya karena pada dasarnya instrumen

sukuk berbasis pada aset atau transaksi riil. Perusahaan yang menerbitkan sukuk

akan mendapatkan beberapa keuntungan. Selain mendapatkan dana untuk modal,

secara tidak langsung perusahaan tersebut telah memperluas cakupan investor.

Obligasi menjadi daya tarik investor konvensional, sedangkan sukuk menjadi

daya tarik investor konvensional dan investor syariah.

Nurakhiroh, dkk (2014) Sukuk mulai mewarnai pasar modal Indonesia sejak

tahun 2002. Perusahaan yang mempelopori penerbitan obligasi syariah yaitu PT

Indosat yang menerbitkan obligasi syariah senilai Rp 175 Miliar. Obligasi

syariah yang pertama terbit pada 2002 dan 2003 rata-rata menggunakan akad

Page 25: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

7

mudarabah sedangkan pada tahun 2004 dan 2005 menggunakan akad ijarah.

Akad ijarah sampai sekarang paling banyak diterbitkan, tercacat sampai 2010 ada

36 obligasi ijarah yang terbit dan hanya ada 10 obligasi mudarabah. Melis (2015)

pada tahun 2009, terjadi lonjakan penerbitan emisi sukuk dari 29 menjadi 43. Di

tahun 2009 terjadi kenaikan emisi sukuk mencapai 48%. Di tahun 2008 tercatat

nilai sukuk 5,4 triliun dan di akhir tahun 2009 tercatat nilai emisi sukuk sebesar

7 triliun. Peningkatan nilai emisi sukuk terus berlanjut pada tahun- tahun

berikutnya. Menurut Otoritas Jasa Keuangan (2016) pada tahun 2011 menjadi 8

triliun, namun di tahun 2015 mengalami kenaikan yang sangat signifikan menjadi

16 triliunan. Kenaikan sebesar 3 triliun terjadi pada tahun 2015 dan sebesar 2

triliun pada tahun 2013. Pada bulan Juni 2016 nilai emisi sukuk mencapai 18,5

triliun, naik sebesar 2 triliun dari tahun sebelumnya.

Nilai emisi sukuk yang terus mengalami peningkatan menunjukan bahwa

banyak pihak yang menginvestasikan dananya pada instrumen ini. Salah satu

faktor pendukung meningkatnya nilai emisi sukuk adalah peringkat sukuk.

Investor memerlukan informasi yang dapat dijadikan acuan dalam

mengkomunikasikan keputusan investasinya sehingga informasi keuangan

perusahaan yang berkualitas sangat diperlukan sebagai pertanggungjawaban atas

pengelolaan dana yang ditanamkan. Informasi peringkat sukuk bertujuan untuk

menilai kualitas dan kinerja dari perusahaan penerbit. Peringkat ini dinilai sangat

penting bagi investor karena dapat digunakan dalam mengambil keputusan

Page 26: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

8

apakah sukuk tersebut layak untuk dijadikan investasi serta mengetahui tingkat

risikonya.

Ada lembaga pemeringkat yang diakui di Indonesia berkerja sama dengan

Bursa Efek Indonesia, yaitu PT Pemeringkat Efek Indonesia (PT Pefindo).

Penelitian ini menggunakan PT Pemeringkat Efek Indonesia atau yang lebih

dikenal dengan PT Pefindo sebagai acuan dalam menentukan peringkat sukuk.

Melis (2015) PT Pefindo merupakan rating agency tertua di Indonesia hingga

saat ini PT Pefindo telah memberi peringkat kepada lebih dari 500 perusahaan

dan pemerintah daerah. Selain itu, instrumen pasar modal seperti obligasi, sukuk,

medium-term notes telah diperingkat oleh PT Pefindo. PT Pefindo juga

merupakan market leader rating agency di Indonesia. Dengan menggunakan

peringkat yang diberikan oleh PT Pefindo diharapkan penelitian ini dapat

mencakup sebagian besar sukuk yang telah diterbitkan di Indonesia karena

kebanyakan sukuk diperingkat oleh PT Pefindo. Peringkat sukuk yang diberikan

oleh agen pemeringkat dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu investment grade

dan non-investment grade. Obligasi investment grade memiliki peringkat AAA,

AA, A, dan BBB. Sedangkan untuk non-investment grade dengan peringkat BB,

B, CCC, dan D. Investment grade merupakan obligasi dengan risiko kredit yang

rendah sehingga berperingkat tinggi. Non investment grade merupakan obligasi

yang memiliki risiko tinggi sehingga berperingkat rendah.

Contoh kasus pada perusahaan milik Pemerintah Dubai yang bergerak

dalam berbagai bidang infrastruktur, salah satunya adalah Nakheel dalam proyek

Page 27: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

9

properti. Nakheel yang terkenal adalah The Palm Island, perumahan yang berada

di tengah laut berbentuk pohon kurma. Sumber pendanaannya antara lain dengan

menggunakan sukuk. Nilai sukuk yang ditunda pembayaran pokoknya adalah

sebesar 3,52 miliar USD. Tanggal jatuh temponya adalah tanggal 14 Desember

2009, diusulkan ditunda hingga 30 Mei 2010. Penundaan ini tentunya

memberikan efek negatif bagi pemegang sukuk tersebut yang sangat

membutuhkan likuiditas. Hal ini menyebabkan jatuhnya harga sukuk tersebut

hingga -31,11% dalam satu hari pada tanggal 26 November 2009. Ketika harga

sukuk tersebut itu jatuh atau mengalami default sehingga nilainya pun sangat

jatuh. Hal ini berdampak pada penurunan rating sukuk perusahaan properti di

Dubai oleh Moody’s hingga dibawah investment grade bahkan menjadi junk dan

ini menyebabkan jatuhnya investasi yang terkait dengan sukuk Nakheel. Selain

kasus tersebut, ada juga terungkapnya kasus perusahaan East-Cameron di

Lousianna, Amerika Serikat yang berdampak pada turunnya rating sukuk.

Perusahaan pada dasarnya didirikan dengan tujuan meningkatkan nilai

perusahaan melalui peningkatan kemakmuran pemilik atau para pemegang

saham Almilia dan Sifa (2006). Namun seringkali manjemen sebagai pihak

pengelola perusahaan melakukan tindakan-tindakan yang hanya mementingkan

diri sendiri dengan mengabaikan pihak lain yang berkepentingan. Oleh

karenanya dibutuhkan adanya suatu perlindungan terhadap berbagai pihak yang

berkepentingan dengan perusahaan tersebut. Hastuti (2005) GCG atau Good

Corporate Governance merupakan sistem yang mampu memberikan

Page 28: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

10

perlindungan dan jaminan hak kepada stakeholders, termasuk di dalamnya

adalah shareholders, lenders, employees, executives, government, customers dan

stakeholders yang lain. Sistem corporate governance memberikan perlindungan

efektif bagi pemegang saham dan kreditor sehingga mereka yakin akan

memperoleh return atas investasinya dengan benar. Corporate governance juga

membantu menciptakan lingkungan kondusif demi terciptanya pertumbuhan

yang efisien dan sustainable di sektor korporat (Nasution dan Setiawan, 2007).

Forum for Corporate Governance in Indonesia (2012) mendefinisikan

corporate governance sebagai seperangkat peraturan yang menetapkan hubungan

antara pemegang saham, pengurus, pihak kreditor, pemerintah, karyawan dan

para pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya sehubungan dengan hak-

hak dan kewajiban mereka. Terkait dengan besarnya potensi dan semakin

berkembangnya pasar syariah, dewasa ini perkembangan tersebut diiringi dengan

penerapan good corporate governance sehingga lembaga keuangan syariah atau

lembaga keuangan yang mengeluarkan produk syariah tidak hanya berlabel

syariah tetapi juga benar-benar bersikap profesional sehingga bisa bersaing

dengan lembaga keuangan konvensional dan produk keuangan konvensional

lainnya (Hariani, 2011).

Terkait dengan penawaran sukuk oleh perusahaan dan penerapan good

corporate governance pada perusahaan yang mengeluarkan sukuk, terdapat

komponen lain yang akan dipengaruhi dalam pengambilan keputusan, baik

investor maupun emiten. Akuntabilitas yang baik menyangkut internal, negara,

Page 29: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

11

hukum maupun stakeholder lainnya. Pada praktik dari corporate governance

(CG) juga dapat membantu menjelaskan perbedaan peringkat utang antar

perusahaan yang tidak tertangkap di kondisi keuangan masing- masing

perusahaan (Bradley dkk, 2008). Studi Bhoraj dan Sengupta (2003) menemukan

adanya hubungan antara mekanisme CG dengan peringkat surat utang.

Menurutnya mekanisme CG dapat mengurangi risiko gagal bayar (default risk)

dengan cara mengurangi biaya agensi (agency cost) yaitu dengan memonitor

kinerja manajemen dan mengurangi asimetri informasi antara perusahaan dengan

kreditur.

Penelitian-penelitian sebelumnya mengenai rating sukuk sebagai variabel

dependen telah banyak dilakukan diantaranya penelitian yang dilakukan Afiani

(2013), Purwaningsih (2013), Kusbandiyah dan Wahyuni (2014), Nurakhiroh,

dkk (2014), dan Elhaj, dkk (2015). Penelitian ini menggunakan empat variabel

independen, yaitu dewan komisaris independen, ukuran dewan komisaris,

leverage, dan maturity. Variabel dewan komisaris independen sebelumnya

diteliti oleh Dali (2013) berkesimpulan bahwa dewan komisaris independen

berpengaruh positif signifikan terhadap peringkat obligasi, hasil yang sama juga

dihasilkan oleh Elhaj (2015) menemukan bahwa rating sukuk memiliki

hubungan positif dengan dewan komisaris independen. Namun hasil yang

berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Irfandi dan Wasilah (2013)

persentase dewan komisaris independen tidak terbukti memiliki pengaruh pada

peringkat rating sukuk perusahaan. Sementara variabel ukuran dewan komisaris

Page 30: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

12

diteliti oleh Elhaj (2015) dan Damayanti dan Fitriyah (2013) membuktikan

bahwa ukuran dewan komisaris berpengaruh secara signifikan positif terhadap

peringkat obligasi. Namun hasil berbeda didapat dari penelitian yang dilakukan

oleh Irfandi dan Wasilah (2013) ukuran dewan komisaris tidak terbukti memiliki

pengaruh pada peringkat rating sukuk perusahaan di Indonesia.

Variabel leverage dan maturity diteliti sebelumnya oleh Nurakhiroh, dkk

(2014) bahwa rasio leverage berpengaruh negatif terhadap peringkat sukuk dan

Arisanti, dkk (2014) menunjukan bahwa variabel umur (maturity) obligasi

berpengaruh negatif terhadap prediksi peringkat obligasi syariah di Indonesia.

Namun berbeda dengan penelitian Purwaningsih (2015) bahwa leverage secara

parsial tidak berpengaruh positif terhadap rating sukuk. Kemudian penelitian

Kusbandiyah dan Wahyuni (2014) yang menemukan bahwa maturity tidak

berpengaruh negatif terhadap peringkat obligasi syariah.

Berdasarkan latar belakang penelitian dan hasil dari penelitian sebelumnya

yang masih menunjukkan hasil yang berbeda sehingga menarik untuk dilakukan

penelitian yang serupa, penelitian ini merupakan gabungan dari penelitian yang

dilakukan oleh Purwaningsih (2013), Kusbandiyah dan Wahyuni (2014), dan

Elhaj, dkk (2015) dengan perbedaan yaitu penelitian ini menggunakan sample

perusahaan tahun 2012 sampai 2014 yang sukuknya di rating oleh PT Pefindo

dan yang beredar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian dilakukan untuk menguji

faktor-faktor yang mempengaruhi rating sukuk, dengan mengambil judul

“PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, LEVERAGE, DAN

Page 31: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

13

MATURITY TERHADAP RATING SUKUK (STUDI PADA PERUSAHAAN

KEUANGAN DAN NON KEUANGAN YANG MENERBITKAN SUKUK

DI BURSA EFEK INDONESIA) “.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dibahas sebelumnya, maka peneliti

merumuskan beberapa masalah sebagai berikut:

1. Apakah dewan komisaris independen berpengaruh positif terhadap rating

sukuk?

2. Apakah ukuran dewan komisaris berpengaruh positif terhadap rating sukuk?

3. Apakah leverage berpengaruh negatif terhadap rating sukuk?

4. Apakah maturity berpengaruh negatif terhadap rating sukuk?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis:

a. Menganalisis pengaruh dewan komisaris independen terhadap rating

sukuk

b. Menganalisis pengaruh ukuran dewan komisaris terhadap rating sukuk

c. Menganalisis pengaruh leverage terhadap rating sukuk

d. Menganalisis pengaruh maturity terhadap rating sukuk

Page 32: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

14

2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan berbagai manfaat, baik

bersifat praktis maupun teoritis, yaitu:

a. Bagi Perusahaan

Penelitian ini dapat memberikan pertimbangan tambahan untuk

membantu para manajer dalam menyusun rencana investasi dan

pendanaan perusahaan secara optimal.

b. Bagi Pengguna Eksternal Laporan Keuangan

Penelitian ini dapat memberi pertimbangan dalam mengambil

keputusan, seperti bagi investor atau calon investor sebelum mengambil

keputusan investasi.

c. Bagi Peneliti Lain

Penelitian ini dapat dijadikan rujukan atau referensi dalam penelitian

selanjutnya dan diharapkan akan memberikan kontribusi ilmu

pengetahuan di bidang akuntansi.

Page 33: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

15

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori yang Berkenaan dengan Variabel yang Diambil

1. Teori Sinyal (Signalling Theory)

Teori sinyal merupakan sebuah teori yang berkaitan dengan hubungan

manajemen dan pihak penerima informasi. Teori ini didasarkan pada

asimetri informasi, yaitu ketidakseimbangan perolehan informasi. Dalam

teori ini menunjukkan adanya asimetri informasi antara pihak manajemen

perusahaan dan berbagai pihak eksternal, berkaitan dengan informasi yang

dikeluarkan tersebut. Hal ini menjadikan alasan bagi pihak manajemen untuk

mengungkapkan informasi terkait laporan keuangan. Asimetri informasi

dapat terjadi diantara dua kondisi ekstrem yaitu perbedaan informasi yang

kecil sehingga tidak mempengaruhi manajemen atau perbedaan yang sangat

signifikan sehingga dapat berpengaruh terhadap manajemen dan harga

saham. Menurut Jama’an (2008) signaling theory mengemukakan tentang

bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada

pengguna laporan keuangan. Sinyal ini berupa informasi mengenai apa yang

sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik.

Sinyal dapat berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa

perusahaan tersebut lebih baik daripada perusahaan lain. Teori sinyal

menjelaskan bahwa pemberian sinyal dilakukan oleh manajer untuk

Page 34: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

16

mengurangi asimetri informasi. Menurut Restuti (2006) kualitas keputusan

investor dipengaruhi oleh kualitas informasi yang diungkapkan perusahaan

dalam laporan keuangan. Kualitas informasi tersebut bertujuan untuk

mengurangi asimetri informasi yang timbul ketika manajer lebih mengetahui

informasi internal dan prospek perusahaan di masa mendatang dibanding

pihak eksternal perusahaan. Informasi yang berupa pemberian peringkat

sukuk perusahaan yang dipublikasikan diharapkan dapat menjadi sinyal

kondisi keuangan perusahaan tertentu dan menggambarkan kemungkinan

yang terjadi terkait dengan utang yang dimiliki. Kualitas informasi dari

peringkat sukuk diharapkan menjadi sinyal yang menyatakan kondisi

keuangan dan sinyal mengenai kinerja manajemen perusahaan terkait oleh

karena manajer turut memberikan informasi yang berkualitas dalam

peringkat obligasi sehingga dapat mengurangi asimetri informasi.

2. Teori Keagenan (Agency Theory)

Agency theory merupakan salah satu teori yang muncul dalam

perkembangan riset akuntansi yang merupakan modifikasi dari

perkembangan model akuntansi keuangan dengan menambahkan aspek

perilaku manusia dalam model ekonomi.

Pertama kali teori keagenan ini dikemukakan oleh Jensen dan Meckling

pada tahun 1976. Teori ini mendeskripsikan adanya pemisahan antara

kepemilikan (ownership) dan pengendalian (control) dalam suatu perusahaan

Page 35: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

17

atau entitas. Hubungan agensi ini didefinisikan sebagai kontrak antara satu

atau lebih orang, dimana principal mengikat orang lain (agent) untuk

melakukan pelayanan sesuai kepentingan principal yang melibatkan

pendelegasian beberapa otoritas untuk membuat keputusan bagi agent.

Jensen dan Meckling (1976) menyatakan hubungan keagenan adalah

sebuah kontrak antara agent dengan principal. Jika kedua kelompok (agent

dan principal) tersebut adalah orang-orang yang berupaya memaksimalkan

utilitasnya, maka terdapat alasan yang kuat untuk meyakini bahwa agent

tidak akan selalu bertindak terbaik untuk kepentingan principal, sehingga

memicu biaya keagenan (agency cost).

Menurut Jensen dan Meckling (1976), biaya keagenan (agency cost)

terdiri dari:

a) Monitoring expenditures by the principle.

Biaya monitoring dikeluarkan oleh prinsipal untuk memonitor perilaku

agen, termasuk juga usaha untuk mengendalikan (control) perilaku

agen melalui budget restriction, dan compensation policies

b) Bonding expenditures by the agent. The bonding cost

Dikeluarkan oleh agen untuk menjamin bahwa agen tidak akan

menggunakan tindakan tertentu yang akan merugikan prinsipal atau

untuk menjamin bahwa prinsipal akan diberi kompensasi jika ia tidak

mangambil banyak tindakan.

Page 36: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

18

c) Residual loss

Merupakan penurunan tingkat kesejahteraan prinsipal maupun agen

setelah adanya agency relationship.

Perbedaan kepentingan antara pemegang saham dan pihak manajemen

perusahaan ini merupakan kenyataan empiris yang tidak dapat dihindari dari

sebuah hubungan keagenan. Pertentangan dan tarik menarik kepentingan

antara prinsipal dan agen dapat menimbulkan permasalahan yang dalam

agency theory dikenal sebagai asymmetric information yaitu informasi yang

tidak seimbang yang disebabkan karena adanya distribusi informasi yang

tidak sama antara prinsipal dan agen. Dengan adanya hal tersebut, dalam

praktik pelaporan keuangan sering menimbulkan ketidaktransparanan yang

dapat menimbulkan konflik principal dan agen. Sedangkan Siallagan dan

Machfoedz (2006) dalam perspekif teori keagenan menyatakan bahwa agen

yang risk averse dan yang cenderung mementingkan dirinya sendiri akan

mengalokasikan resources (berinvestasi) yang tidak meningkatkan nilai

perusahaan. Permasalahan agensi ini akan mengindikasikan bahwa nilai

perusahaan akan naik apabila pemilik perusahaan bisa mengendalikan

perilaku manajemen agar tidak menghamburkan resources perusahaan,

baik dalam bentuk investasi yang tidak layak, maupun dalam bentuk shirking

(kelalaian)

Page 37: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

19

3. Obligasi dan Maturity

a. Pengertian Obligasi dan Maturity

Kata obligasi berasal dari bahasa belanda yaitu obligate atau

verplitching atau obligaat yang berarti kewajiban yang tidak dapat

ditinggalkan, atau surat utang suatu pinjaman negara atau daerah

swapraja atau persero dengan bunga tetap untuk si pemegang.

Sedangkan dalam kamus hukum Sudarsono, obligasi mempunyai dua

pengertian, yaitu: pertama, surat pinjaman dengan bunga tertentu dari

pemerintah yang dapat diperdagangkan atau diperjualbelikan; kedua,

surat utang berjangka (waktu) lebih dari satu tahun dan memiliki suku

bunga tertentu, dimana surat tersebut dikeluarkan oleh perusahaan untuk

menarik dana dari masyarakat guna menutup pembiayaan perusahaan.

Sedangkan menurut Fakhrudin dan Hadianto (2001) pengertian

obligasi adalah surat berharga atau sertifikat yang yang berisi kontrak

antara pemberi pinjaman (dalam hal ini investor) dengan yang diberi

pinjaman (issuer). Jadi surat obligasi adalah selembar kertas yang

menyatakan bahwa pemilik kertas tersebut memberikan pinjaman

kepada perusahaan yang menerbitkan surat obligasi. Secara umum

obligasi dapat diartikan sebagai surat berharga yang berisi pernyataan

berhutang sejumlah uang tertentu dalam jangka waktu tertentu dari

pihak yang menerbitkan obligasi kepada pihak yang membeli obligasi.

Atas hutang tersebut, penerbit obligasi akan membayar hutang secara

Page 38: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

20

periodik hingga akhir masa jatuh tempo obligasi. Bunga obligasi ini

lebih dikenal dengan istilah kupon bunga yang sifatnya tetap dan

besarnya telah ditentukan diawal. Sedangkan menurut Sari (2007)

obligasi sebagai surat utang jangka panjang yang dapat

dipindahtangankan yang berisi janji dari pihak yang menerbitkan untuk

membayar imbalan berupa bunga pada periode tertentu dan melunasi

pokok utang pada waktu yang telah ditentukan kepada pihak pembeli

obligasi.

Maturity adalah batas waktu dari obligasi menunjukkan lamanya

waktu sampai penerbit obligasi mengembalikan nilai nominal obligasi

ke pemegang obligasi dan berakhirnya atau ditebusnya obligasi tersebut

(Keown dkk, 2008). Jangka waktu jatuh tempo (term to maturity) dari

suatu obligasi adalah jumlah tahun yang telah dijanjikan oleh emiten

untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya. Jatuh tempo (maturity) dari

obligasi mengacu pada tanggal berakhirnya eksistensi utang tersebut dan

hari di mana emiten akan menebus obligasi dengan membayar jumlah

yang terutang. Secara umum semakin panjang jatuh tempo suatu

obligasi maka semakin tinggi kupon atau bunganya (Almilia dan Devi,

2007). Perusahaan yang rating obligasinya tinggi mempunyai umur

obligasi yang pendek. Investor cenderung tidak menyukai obligasi

dengan umur yang lebih panjang karena risiko yang akan didapat juga

akan semakin besar.

Page 39: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

21

b. Pengertian Obligasi Syariah ( Sukuk)

Obligasi Syariah atau Sukuk berasal dari bentuk jamak dalam

bahasa Arab yakni (sak) bermakna akta atau sertifikat kepemilikan.

Sumber lain menyebutkan, kata tersebut kemudian menjadi asal dari

kata (cheque) dalam bahasa Eropa yang berarti sebuah dokumen yang

merepresentasikan sebuah kontrak (contracts) atau pengalihan

kepemilikan (conveyance of rights), obligasi (obligations) atau

kewajiban yang harus dipenuhi (monies done) berdasarkan prinsip

syariah. Menurut Otoritas Jasa Keuangan dalam Peraturan No.

18/POJK.04/2015 Sukuk adalah efek syariah berupa sertifikat atau bukti

kepemilikan yang bernilai sama dan mewakili bagian yang tidak

terpisahkan atau tidak terbagi (syuyu’/undivided share), atas aset yang

mendasarinya. Sedangkan dalam Fatwa nomor 32/DSN-MUI/IX/2002,

Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia mendefinisikan

sukuk sebagai surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah

yang dikeluarkan emiten kepada pemegang obligasi syariah yang

mewajibkan emiten membayar pendapatan kepada pemegang obligasi

syariah berupa bagi hasil margin atau fee, serta membayar kembali dana

obligasi saat jatuh tempo.

The Accounting and Auditing Organisation for Islamic Financial

Institution (AAOIFI) mendefinisikan sukuk sebagai sertifikat dengan

nilai penyertaan yang sama, surat bukti penerimaan nilai dari sertifikat

Page 40: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

22

dan menempatkan nilai tersebut dalam penggunaan yang telah

direncanakan. Nasir (2009) Sukuk merupakan ungkapan umum untuk

kepemilikan dan hak pada aset berwujud, barang dan jasa, maupun

ekuitas pada proyek dengan aktivitas investasi khusus. Pada dasarnya

sukuk adalah suatu bentuk sekuritisasi aset. Berbeda dengan obligasi

konvensional, di dalam transaksi sukuk harus dilandasi oleh aset yang

berwujud (tangible asset). Pendapatan yang diperoleh dari sukuk ini pun

berasal dari pemanfaatan dana yang tepat dan dijamin oleh aset yang

riil. Di dalam sukuk, underlying aset dibutuhkan sebagai jaminan bahwa

penerbitan sukuk didasarkan nilai yang sama dengan aset yang tersedia.

Oleh karenanya, aset harus memiliki nilai ekonomis, baik berupa

aset berwujud atau tidak berwujud, termasuk proyek yang akan atau

sedang dibangun. Adapun fungsi underlying asset tersebut adalah: (i)

untuk menghindari riba, (ii) sebagai prasyarat untuk dapat

diperdagangkannya sukuk di pasar sekunder, dan (iii) akan menentukan

jenis struktur sukuk. Dalam sukuk ijarah al muntahiya bittamliek atau

ijarah-sale and lease back, penjualan aset tidak disertai penyerahan fisik

aset tetapi yang dialihkan adalah hak manfaat (beneficial title)

sedangkan kepemilikan aset (legal title) tetap pada obligor. Pada akhir

periode sukuk, SPV wajib menjual kembali aset tersebut kepada obligor.

Page 41: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

23

c. Jenis Sukuk

1) Sukuk Mudarabah

Sukuk mudarabah adalah sukuk yang diterbitkan dengan akad

mudarabah, satu pihak menyediakan modal (rab al mal) dan pihak lain

menyediakan tenaga dan keahlian (mudarib). Keuntungan dari

kerjasama antara kedua belah pihak akan dibagi berdasarkan

kesepakatan bersama. Sedangkan apabila terdapat kerugian, maka

kerugian akan ditanggung oleh penyedia modal. Pihak pemegang sukuk

berhak mendapat bagian keuntungan serta menanggung kerugian tanpa

ada jaminan atas keuntungan dan tanpa jaminan bebas dari kerugian.

Dalam akad sukuk mudarabah investor mengamanatkan dananya agar

dikelola oleh perusahaan. Maka perusahaan wajib menjalankan amanat

tersebut dengan benar. Obligasi mudarabah terdapat dalam Fatwa No.

33/DSNMUI/X/2002, antara lain:

a) Obligasi syariah mudarabah adalah obligasi syariah yang

berdasarkan akad mudarabah dengan memperhatikan substansi

Fatwa DSN-MUI No. 7/DSN-MUI/IV/2000 tentang

pembiayaan mudarabah

b) Emiten bertindak sebagai mudarib (pengelola modal),

sedangkan pemegang obligasi syariah mudarabah bertindak

sebagai sahibul mal (pemodal)

Page 42: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

24

c) Jenis usaha emiten tidak boleh bertentangan dengan prinsip

syariah

d) Nisbah keuntungan dinyatakan dalam akad

e) Apabila emiten lalai atau melanggar perjanjian, emiten wajib

menjamin pengembalian dana dan pemodal dapat meminta

emiten membuat surat pengakuan utang

f) Kepemilikan obligasi syariah dapat dipindahtangankan selama

disepakati dalam akad.

2) Sukuk Musyarakah

Sukuk musyarakah adalah sukuk yang diterbitkan berdasarkan

perjanjian akad musyarakah, dimana terdapat dua pihak atau lebih yang

menggabungkan modal untuk membiayai suatu proyek atau membiayai

kegiatan usaha. Keuntungan dan kerugian yang timbul akan ditanggung

bersama sesuai dengan proporsi partisipasi modal yang dikumpulkan.

3) Sukuk Murabahah

Sukuk murabahah adalah sukuk berdasarkan akad murabahah.

Murabahah adalah kontrak jual beli dimana penjual menjual barangnya

kepada pembeli ditambah dengan margin keuntungan

4) Sukuk Salam

Sukuk dengan kontrak pembayaran dimuka, yang dibuat untuk

barang-barang yang dikirim kemudian. Tidak diperbolehkan dalam akad

Page 43: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

25

ini menjual komoditas sebelum komoditas diterima. Untuk itu penerima

komoditas salam sebelum menerimanya.

5) Sukuk Istisna

Jenis sukuk ini diterbitkan berdasarkan akad istisna di mana para

pihak menyepakati jual beli dalam rangka pembiayaan suatu

proyek/aset. Sedangkan harga, waktu penyerahan, dan spesifikasi

proyek/aset ditentukan terlebih dahulu.

6) Sukuk Ijarah

Sukuk Ijarah adalah sukuk yang diterbitkan berdasarkan akad

ijarah dimana satu pihak bertindak sendiri melalui wakilnya menjual

atau menyewakan hak manfaat suatu aset kepada pihak lain berdasarkan

harga dan periode yang disepakati tanpa diikuti dengan pemindahan

kepemilikan aset. Sukuk ijarah adalah sekuritas yang mewakili

kepemilikan aset yang keberadaannya jelas yang melekat pada sutu

kontrak sewa beli (lease). Bagi investor, sukuk ijarah lebih

menguntungkan karena dalam kondisi apapun akan menerima

keuntungan (return) berupa sewa yang dibayarkan oleh emiten sukuk.

Akad ijarah tercantum dalam DSN No. 80/DSNMUI/ III/ 2011 bahwa

ijarah adalah akad pemindahan hak guna/manfaat atas suatu barang atau

pemberian jasa/pekerjaan dalam waktu tertentu dengan pembayaran

sewa. DSN No. 41/DSN-MUI/III/2004 menyatakan bahwa obligasi

syariah adalah suatu surat jangka panjang berdasarkan prinsip syariah

Page 44: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

26

yang dikeluarkan oleh emiten kepada pemegang obligasi syariah berupa

bagi hasil/margin/fee serta membayar kembali dana obligasi pada saat

jatuh tempo. Imbalan hasil yang akan diberikan kepada pemegang sukuk

ijarah tersebut didapatkan dari hasil sewa dengan tingkat fee ijarah

tetap. Fee ijarah ini diperolah dari penyewaan dan telah ditentukan

sebelumnya. Sukuk ijarah menggunakan akad sewa sehingga besar

return yang diberikan sama sepanjang waktu sukuk berlaku. Akad

sukuk ijarah menerapkan akad yang berupa menyewa manfaat dari

suatu aset.

Berdasarkan aset atau proyek yang mendasari transaksinya, sukuk

dapat dikelompokkan menjadi:

a) Sukuk yang mewakili kepemilikan aset berwujud (sebagian besar

berupa transaksi sale and lease back)

b) Sukuk yang mewakili kemanfaatan atau jasa

c) Sukuk yang mewakili bagian ekuitas dalam usaha atau portofolio

investasi tertentu (sukuk musyarakah atau mudarabah)

d) Sukuk yang mewakili piutang atas barang yang diterima di masa

depan (sukuk murabahah, salam atau istisna).

Atas dasar proyek/aset yang mendasari tersebut sukuk dapat

dikelompokkan menjadi:

a) Sukuk yang dapat diperdagangkan (tradable sukuk) yaitu sukuk

yang mewakili aset berwujud atau porsi kepemilikan dari

Page 45: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

27

usaha/portofolio investasi tertentu, yaitu sukuk ijarah, sukuk

mudarabah, dan sukuk musyarakah.

b) Sukuk yang tidak dapat diperdagangkan (non tradable sukuk)

yaitu sukuk yang mewakili transaksi hutang piutang dalam

bentuk uang maupun barang seperti sukuk salam, sukuk istishna

atau sukuk murabahah.

Obligasi syariah sebagai bentuk pendanaan (financing) dan

sekaligus investasi (investment) memungkinkan beberapa bentuk

struktur yang dapat ditawarkan untuk tetap menghindarkan pada riba.

Berdasarkan pengertian tersebut, obligasi syariah dapat

memberikan:

1) Bagi hasil berdasarkan akad mudarabah/ muqaradah /qirad atau

musyarakah. Karena akad mudarabah/musyarakah adalah kerja

sama dengan skema bagi hasil pendapatan atau keuntungan,

obligasi ini akan memberikan return dengan penggunaan term

indicative/expected return karena sifatnya yang floating dan

tergantung pada kinerja pendapatan yang dibagihasilkan.

2) Margin/fee berdasarkan akad murabahah, salam, istishna atau

ijarah. Dengan akad murabahah, salam, istishna sebagai bentuk

jualbeli dengan skema cost plus basis, obligasi jenis ini akan

memberikan fixed return.

Page 46: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

28

Return yang digunakan pada obligasi syariah mudarabah

menggunakan term indicative/expected return karena bersifat floating

dan tergantung pada kinerja pendapatan yang dibagihasilkan, sedangkan

pada obligasi syariah ijarah menggunakan akad sewa, sehingga besarnya

return yang diberikan sama atau tetap selama obligasi tersebut berlaku.

Dengan demikian investor akan lebih tertarik untuk berinvestasi

menggunakan akad ijarah karena memberikan return yang tetap.

d. Berdasarkan Pembagian atau Pendapatan Hasil

Berdasarkan pada pembagian atau pembayaran hasil maka sukuk

dapat dibagi menjadi tiga jenis.

a. Sukuk Marjin

Sukuk Marjin adalah sukuk yang pembayaran pendapatannya

bersumber dari marjin keuntungan akad jual beli. Sukuk ini terdiri dari

sukuk murabahah, sukuk salam, dan sukuk istishna.

b. Sukuk Fee

Sukuk fee adalah sukuk yang membayarkan pendapatannya bersifat

tetap karena bersumber dari pendapatan tetap dari sewa atau fee, yaitu

sukuk ijarah.

c. Sukuk Bagi Hasil

Sukuk Bagi Hasil adalah sukuk yang pembayaran pendapatannya

berdasarkan bagi hasil dari hasil yang diperoleh dalam menjalankan

Page 47: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

29

usahanya yang dibiayai, yaitu sukuk mudharabah dan sukuk

musyarakah.

e. Berdasarkan Basis Pembiayaan

Berdasarkan basis asetnya sukuk dapat dibagi menjadi dua jenis.

a. Sukuk Aset

Sukuk aset adalah pembiayaan yang berbasis pada aset. Sukuk yang

termasuk dalam sukuk aset adalah sukuk salam. Contohnya pembiayaan

produksi pertanian, sukuk istishna contohnya proyek konstruksi gedung

dan perumahan, atau infrastruktur lainnya, sukuk murabahah contohnya

pada usaha perdagangan, pembiayaan bahan baku produksi, sukuk ijarah

contohnya leasing.

b. Sukuk Penyertaan atau Sukuk Equity

Sukuk penyertaan atau sukuk equity adalah pembiayaan yang

berbasis pada penyertaan modal. Sukuk yang termasuk dalam sukuk

equity adalah sukuk mudarabah atau lebih dikenal pembiayaan bisnis

(business financing) dan sukuk musyarakah atau dikenal sebagai

kerjasama kemitraan (joint venture).

Page 48: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

30

f. Pihak- pihak yang terlibat dalam Penerbitan Sukuk

Sunarsih (2008) Ada beberapa pihak yang saling terkait pasti akan

terlibat dalam penerbitan sukuk, pihak-pihak tersebut antara lain:

1) Obligor

Obligor adalah pihak yang bertanggung jawab atas

pembayaran imbalan dan nilai nominal sukuk yang diterbitkan

sampai dengan sukuk/obligasi syariah jatuh tempo. Dalam hal

sovereign sukuk, obligor-nya adalah pemerintah

2) Investor

Investor adalah pemegang sukuk yang memiliki hak atas

imbalan, marjin, dan nilai nominal sukuk sesuai partisipasi masing-

masing. Investor yang dimaksud disini bisa islamic investor ataupun

investor konvensional.

3) Special Purpose Vehicle (SPV)

Special Purpose Vehicle (SPV) adalah badan hukum yang

didirikan khusus untuk penerbitan sukuk. Special Purpose Vehicle

(SPV) berfungsi: (i) sebagai penerbit sukuk, (ii) menjadi counterpart

pemerintah atau corporate dalam transaksi pengalihan aset, (iii)

bertindak sebagai wali amanat (trustee) untuk mewakili kepentingan

investor.

Page 49: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

31

4) Trustee, bisa Principle Trustee atau Co Trustee

Trustee mewakili kepentingan pembeli obligasi, trustee

melakukan semacam penilaian terhadap perusahaan yang akan

menerbitkan obligasi, untuk meminimalkan resiko yang akan

ditanggung obligor.

5) Appraiser

Appraiser adalah perusahaan yang melakukan penilaian

terhadap aktiva tetap perusahaan yang akan melakukan emisi, untuk

memperoleh nilai yang dipandang wajar.

6) Custody

Custody menyelenggarakan kegiatan penitipan, bertanggung

jawab untuk menyimpan efek milik pemegang rekening dan

memenuhi kewajiban lain sesuai dengan kontrak antara kustodian

dan pemegang rekening. Kustodian bisa berupa lembaga

penyimpanan dan penyelesaiaan, perusahaan efek, dan bank umum

yang telah memperoleh persetujuan Bapepam.

7) Shariah Advisor

Penerbitan sukuk (obligasi syariah) harus terlebih dahulu

mendapatkan pernyataan kesesuaian prinsip syariah (syariah

compliance endorsement) untuk meyakinkan investor bahwa sukuk

(obligasi syariah) telah distruktur sesuai syariah

Page 50: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

32

8) Arranger atau manajer investasi

Manajer investasi merupakan pihak yang mengelola dana yang

dititipkan investor untuk diinvestasikan di pasar modal.

g. Keistimewaan Sukuk

Dengan mengamati berbagai sifat umum mengenai sukuk, dapat

dilihat bahwa sukuk memiliki kualitas yang sama dengan semua pasar

lain yang berorientasi aseet keuangan konvensional, termasuk hal – hal

berikut:

Tabel 2.1 Keistimewaan Sukuk

Dapat

diperdagangkan

Sukuk mewakili pihak pemilik aktual

dari aset yang jelas, manfaat aset atau

kegiatan bisnis dan juga dapat

diperdagangkan pada harga pasar.

Dapat diperingkat Sukuk dapat diperingkat dengan mudah

oleh Agen Pemberi Peringkat regional

dan internasional.

Dapat ditambah Sebagai tambahan terhadap aset utama

atau kegiatan bisnis, sukuk dapat

dijamin dengan bentuk kolateral

berlandaskan syariah lainnya.

Fleksibelitas

hukum

Sukuk dapat distruktur dan ditawarkan

secara nasional dan global dengan

pajak yang berbeda

Dapat ditebus Struktur sukuk diperbolehkan untuk

kemungkinan penebusan.

Sumber : Huda dan Nasution, 2007

Page 51: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

33

Keistemewaan lain yang ada pada sukuk dalam referensi yang

berbeda adalah:

1. Memberikan penghasilan berupa imbalan atau nisbah bagi hasil

yang kompetitif dibandingkan dengan instrumen keuangan lain.

2. Pembayaran imbalan dan nilai nominal sampai dengan sukuk

jatuh tempo dijamin oleh pemerintah.

3. Dapat diperjual belikan di pasar sekunder.

4. Memungkinkan diperolehnya tambahan pengahasilan berupa

margin (capital again).

5. Aman dan terbebas dari riba (usury), gharar (uncertainty), dan

maysir (gambling).

6. Berinvestasi sambil mengikuti dan melaksanakan ajaran Islam.

h. Perbandingan Antara Obligasi Konvensional dan Sukuk

Terdapat beberapa persamaan dan perbedaan diantara kedua

instrumen obligasi konvensional dan sukuk. Keduanya tidak dapat

dikatakan duplikat namun tidak juga dapat dibilang berbeda secara

keseluruhan. Sukuk dan obligasi konvensional memiliki persamaan pada

pengaturan proses pendanaan. Menurut Hamidi (2003) dalam harga

penawaran, jatuh tempo, pokok obligasi saat jatuh tempo, dan rating

antara sukuk dengan obligasi konvensional tidak ada bedanya.

Perbedaan keduanya terdapat pada pendapatan dan return, yang dapat

dijelaskan sebagai berikut:

Page 52: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

34

Tabel 2.2 Perbedaan Sukuk dengan Obligasi Konvensional

Keterangan Sukuk Obligasi

Konvensional

Harga Penawaran 100% 100%

Jatuh Tempo 5 tahun 3,5 tahun

Pokok Obligasi saat jatuh

tempo

100% 100%

Pendapatan Bagi Hasil Bunga

Return 15,5-16% indikatif 15,5-16% tetap

Rating AA+ AA+

i. Rating Sukuk

Rating sukuk adalah merupakan suatu standarisasi yang diberikan

oleh lembaga pemeringkat sukuk yang sudah diakui baik oleh

pemerintah ataupun oleh lembaga luar negeri yang mencerminkan

kemampuan penerbit obligasi dan kesediaan sebagai indikator

ketepatwaktuan mereka dalam pembayaran pokok utang dan bagi hasil

dalam sukuk sesuai jadwal yang telah disepakati dan mencerminkan

skala risiko dari semua sukuk yang diperdagangkan. Lembaga- lembaga

pemeringkat sukuk ini menggunakan perhitungan kuantitatif serta

kualitatif dalam menilai kelayakan kredit bagi penerbit. Secara

keseluruhan dalam perhitungan tersebut, biasanya hanya perusahaan

yang mempunyai nilai baik atau perusahaan yang dapat nilai A yang

mempunyai nilai rating tertinggi dan perusahaan yang kurang baik atau

biasanya gagal bayar (default) yang mendapat nilai D yang memiliki

rating terendah. Peringkat (rating) yang diberikan oleh lembaga

Sumber : Hamidi, 2003

Page 53: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

35

pemeringkat ini akan menyatakan apakah obligasi berada pada peringkat

investment grade atau non investment grade. Investment grade adalah

kategori bahwa suatu perusahaan atau negara dianggap memiliki

kemampuan yang cukup dalam melunasi hutangnya. Sehingga bagi

investor yang mencari investasi yang aman, umumnya mereka memilih

rating investment grade. Praktik pada perusahaan lebih detail lagi.

Obligasi investment grade memiliki peringkat AAA, AA, A, dan BBB.

Sedangkan non investment grade adalah kategori bahwa suatu

perusahaan atau negara dianggap memiliki kemampuan yang meragukan

dalam memenuhi kewajibannya. Perusahaan yang masuk kategori ini

biasanya cenderung sulit memperoleh pendanaan. Supaya bisa berhasil

umumnya mereka memberikan kupon atau imbal hasil yang tinggi

sehingga disebut juga dengan high yield bond. Investor yang memilih

jenis obligasi ini biasanya cenderung memiliki sifat spekulatif. Sebab

jika ternyata perusahaan berkomitmen melunasi seluruh kewajibannya,

imbal hasil yang diterima bisa sangat tinggi. Untuk non-investment

grade dengan peringkat BB, B, CCC, dan D. Investment grade

merupakan obligasi dengan risiko kredit yang rendah sehingga

berperingkat tinggi. Non investment grade merupakan obligasi yang

memiliki risiko tinggi sehingga berperingkat rendah. Pada prinsipnya,

semakin rendah rating, berarti semakin tinggi risiko gagal bayar dan

berarti semakin besar pula imbal hasil (return) yang diharapkan oleh

Page 54: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

36

investor. Di Indonesia memiliki lembaga pemeringkat efek yang disebut

PT Pefindo. Pemeringkatan sukuk sangat diperlukan untuk

mencerminkan kemampuan emiten memenuhi kewajibannya pada saat

jatuh tempo, dengan kualitas sukuk yang baik maka akan semakin

meningkatkan minat investor untuk memilih berinvestasi pada sukuk.

Salah satu tujuan peringkat sukuk adalah menyediakan informasi tentang

kondisi suatu perusahaan sehingga perusahaan tidak bisa berbuat curang

dan pihak yang berminat terhadap sukuk perusahaan tersebut dapat

mengambil keputusan berdasarkan peringkat sukuk. Adapun teknis

pemeringkatan sukuk korporasi di Indonesia agak berbeda dengan

pemeringkatan obligasi korporasi konvensional karena dalam penerbitan

sukuk, pemeringkatan juga dilakukan dengan menelaah aset dasar atau

underlying asset yang digunakan sebagai jaminan untuk pelunasan

utang.

Tabel 2.3 Standar Peringkat Menurut Pefindo

Peringkat Keterangan

IdAAA(sy) Efek Utang dengan peringkat IdAAA(sy) merupakan

Efek Utang yang didukung oleh kemampuan Obligor

yang superior relatif dibanding entitas Indonesia

lainnya untuk memenuhi kewajiban finansial jangka

panjangnya sesuai dengan yang diperjanjikan.

IdAA(sy) Efek Utang dengan peringkat IdAA(sy) memiliki

kualitas kredit sedikit di bawah peringkat tertinggi,

didukung oleh kemampuan Obligor yang sangat

kuat untuk memenuhi kewajiban finansial jangka

panjangnya sesuai dengan yang diperjanjikan, relatif

dibandingkan ekuitas Indonesia lainnya.

Bersambung ke halaman berikutnya

Page 55: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

37

Peringkat Keterangan

IdA(sy) Efek Utang dengan Peringkat IdA(sy) memiliki

dukungan kemampuan Obligor yang kuat

dibandingkan entitas Indonesia lainnya untuk

memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya

sesuai dengan yang diperjanjikan, namun cukup peka

terhadap perubahan keadaan yang merugikan

IdBBB(sy) Efek Utang dengan peringkat IdBBB(sy) didukung

oleh kemampuan obligor yang memadai relatif

dibandingkan entitas Indonesia lainnya untuk

memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya

sesuai dengan yang diperjanjikan, namun

kemampuan tersebut dapat diperlemah oleh

perubahan keadaan bisnis dan perekonomian yang

merugikan.

IdBB(sy) Efek Utang dengan peringkat IdBB(sy) menunjukkan

dukungan kemampuan Obligor yang agak lemah

relatif dibandingkan entitas Indonesia lainnya untuk

memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya

sesuai dengan yang diperjanjikan, serta peka terhadap

keadaan bisnis dan perekonomian yang tidak

menentu dan merugikan.

IdB(sy) Efek utang dengan peringkat IdB(sy) menunjukkan

parameter perlindungan yang sangat lemah.

Walaupun obligor masih memiliki kemampuan untuk

memenuhi kewajiban finansial jangka

panjangnya,namun adanya perubahan keadaan bisnis

dan perekonomian yang merugikan akan

memperburuk kemampuan tersebut untuk memenuhi

kewajiban finansialnya.

IdCCC(sy) Utang dengan peringkat ini rentan terhadap non-

paymentdan tergantung pada bisnis yang

menguntungkan dan kondisi keuangan bagi obligor

untuk memenuhi hutang jangka panjangnya.

IdD(sy) Keamanan hutang pada peringkat ini dalam gagal

bayar, atau gagal memenuhi kewajiban, terjadi

secara otomatis padakewajiban non-payment yang

pertama kali. Pengecualian dibenarkan

bilapembayaran bunga lewat dari tanggal jatuh tempo

yang dilakukan dalam masa tenggang.

Sumber : PT Pefindo, 2016

Page 56: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

38

4. Corporate Governance

Corporate Governance menurut Forum for Corporate Governance in

Indonesia (2002) adalah seperangkat peraturan yang menetapkan hubungan

antara pemegang saham, pengurus, pihak kreditur, pemerintah, karyawan

serta para pemegang kepentingan internal dan eksternal lainnya sehubungan

dengan hak-hak dan kewajiban mereka, atau dengan kata lain sistem yang

mengarahkan dan mengendalikan perusahaan. Sedangkan menurut The

Organization for Economic Corporation and Development (2004)

mengartikan Corporate Governance adalah sistem yang digunakan untuk

mengarahkan dan mengendalikan kegiatan-kegiatan perusahaan. Corporate

governance berfungsi untuk mengatur pembagian tugas, hak dan kewajiban

mereka yang berperan terhadap kehidupan perusahaan termasuk para

pemegang saham, dewan pengurus, para manajer dan semua anggota,

stakeholder non-pemegang saham menurut pedoman umum Good Corporate

Governance Indonesia yang diterbitkan oleh KNKG (Komite Nasional

Kebijakan Governance) pada tahun 2006, memaparkan azas-azas GCG

sebagai berikut:

1) Transparansi

Untuk menjaga obyektivitas dalam menjalankan bisnis,

perusahaan harus menyediakan informasi yang material dan relevan

dengan cara yang mudah diakses dan dipahami oleh pemangku

kepentingan. Perusahaan harus mengambil inisiatif untuk

Page 57: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

39

mengungkapkan tidak hanya masalah yang disyaratkan oleh

peraturan perundang-undangan, tetapi juga hal yang penting untuk

pengambilan keputusan oleh pemegang saham, kreditur dan

pemangku kepentingan lainnya.

2) Akuntabilitas

Harus dapat mempertanggungjawabkan kinerjanya secara

transparan dan wajar. Untuk itu perusahaan harus dikelola secara

benar, terukur dan sesuai dengan kepentingan perusahaan dengan

tetap memperhitungkan kepentingan pemegang saham dan

pemangku kepentingan lain. Akuntabilitas merupakan prasyarat

yang diperlukan untuk mencapai kinerja yang berkesinambungan.

3) Responsibilitas

Perusahaan harus mematuhi peraturan perundang-undangan

serta melaksanakan tanggung jawab terhadap masyarakat dan

lingkungan sehingga dapat terpelihara kesinambungan usaha dalam

jangka panjang dan mendapat pengakuan sebagai good corporate

citizen.

4) Independensi

Untuk melancarkan pelaksanaan asas GCG, perusahaan harus

dikelola secara independen sehingga masing-masing organ

perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak dapat diintervensi

oleh pihak lain.

Page 58: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

40

5) Kewajaran dan Kesetaraan

Dalam melaksanakan kegiatannya, perusahaan harus senantiasa

memperhatikan kepentingan pemegang saham dan pemangku

kepentingan lainnya berdasarkan asas kewajaran dan kesetaraan.

Dalam penelitian ini, pengukuran tata kelola perusahaan

(Corporate Governance) yang digunakan adalah dewan komisaris

independen dan ukuran dewan komisaris

a. Dewan Komisaris Independen

Menurut UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, dewan

komisaris adalah organ perseroan yang bertugas melakukan pengawasan

secara umum dan/atau khusus sesuai dengan anggaran dasar serta memberi

nasihat kepada direksi. Menurut Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor

33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau

Perusahaan Publik, komisaris independen adalah anggota dewan komisaris

yang berasal dari luar emiten atau perusahaan publik.

Lebih lanjut terdapat persyaratan wajib sebagai komisaris indepeden

yaitu bukan merupakan orang yang bekerja atau mempunyai wewenang dan

tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin, mengendalikan, atau

mengawasi kegiatan emiten atau perusahaan publik tersebut dalam waktu 6

(enam) bulan terakhir, tidak mempunyai saham baik langsung maupun tidak

langsung pada perusahaan, tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan

perusahaan, anggota dewan komisaris, anggota direksi, atau pemegang

Page 59: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

41

saham utama perusahaan tersebut, serta tidak mempunyai hubungan usaha

baik langsung maupun tidak langsung.

Setiap perusahaan tercatat wajib memiliki dewan komisaris paling

kurang terdiri dari 2 (dua) orang anggota dewan komisaris dengan salah satu

diantaranya adalah komisaris independen. Dalam hal dewan komisaris

terdiri lebih dari 2 (dua) orang anggota dewan komisaris, jumlah komisaris

independen wajib paling kurang 30% (tiga puluh persen) dari jumlah seluruh

anggota dewan komisaris.

Jumlah Komisaris Independen harus dapat menjamin agar mekanisme

pengawasan berjalan secara efektif dan sesuai dengan peraturan perundang-

undangan. Salah satu dari komisaris independen harus mempunyai latar

belakang akuntansi atau keuangan (KNKG, 2006).

b. Ukuran Dewan Komisaris

Menurut Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG, 2006),

dewan komisaris sebagai organ perusahaan bertugas dan bertanggung jawab

secara kolektif untuk melakukan pengawasan dan memberikan nasihat

kepada direksi serta memastikan bahwa perusahaan melakukan good

corporate governance. Dewan komisaris merupakan inti dari corporate

governance yang ditugaskan untuk menjamin pelaksanaan strategi

perusahaan, mengawasi manajemen dalam mengelola perusahaan, serta

mewajibkan terlaksananya akuntabilitas menurut (FCGI, 2000). Dengan

adanya fungsi dewan komisaris perusahaan dapat berjalan dengan lancar

Page 60: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

42

serta akuntabilitas tetapi hanya sebatas itu karena dewan komisaris tidak

dapat mengambil keputusan dalam operasional perusahaan. Artinya bahwa

peran komisaris ini diharapkan akan meminimalisir permasalahan agensi

yang timbul antara dewan direksi dengan pemegang saham. Oleh karena itu

fungsi dewan komisaris mengawasi kinerja direksi sehingga timbul

akuntabilitas yang dihasilkan sesuai dengan kepentingan para pemegang

saham. Salah satu indikator keefektifan struktur dewan perusahaan adalah

jumlah atau ukuran dewan komisaris. Dalam Undang-undang Perseroan

Terbatas No. 40 tahun 2007 pasal 108 ayat (5) mengatur anggota dewan

komisaris perusahaan terbuka termasuk diantaranya bank - bank yang telah

listing di BEI : “Perseroan yang kegiatan usahanya menghimpun dan/atau

mengelola dana masyarakat, Perseroan yang menerbitkan surat pengakuan

utang kepada masyarakat, atau perseroan terbuka memerlukan pengawasan

dengan jumlah anggota dewan komisaris yang lebih besar karena

menyangkut kepentingan masyarakat”.

5. Leverage

Syamsuddin (2002) mengemukakan bahwa : “Rasio leverage

merupakan kemampuan perusahaan untuk menggunakan aktiva atau dana

yang mempunyai beban tetap (fixed cost assets or funds) yang gunanya

untuk memperbesar tingkat penghasilan (return) bagi pemilik perusahaan.

Dari definisi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan dana

asset (aktiva) atau dana tersebut pada akhirnya dimaksudkan untuk

Page 61: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

43

meningkatkan keuntungan potensial bagi pemegang saham yaitu

kemampuan perusahaan untuk menggunakan aktiva atau dana untuk

memperbesar tingkat penghasilan (return) bagi pemilik perusahaan dengan

memperbesar tingkat leverage maka hal ini akan berarti bahwa tingkat

ketidakpastian (uncertainty) dari return yang akan diperoleh akan semakin

tinggi pula, tetapi pada saat yang sama hal tersebut akan memperbesar

jumlah return yang akan diperoleh. Tingkat leverage ini bisa saja berbeda-

beda antara perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya, atau dari satu

periode ke periode lainnya di dalam satu perusahaan, tetapi yang jelas,

semakin tinggi tingkat leverage akan semakin tinggi risiko yang dihadapi

serta semakin besar return atau penghasilan yang diharapkan. Sedangkan

menurut Sugiono dan Untung (2008) leverage adalah rasio pebandingan

antara total utang dengan total aktiva. Semakin tinggi rasio leverage maka

akan besar risiko yang didapatkannya, karena semakin besar aset yang

didanai oleh utang. Semakin rendah leverage suatu perusahaan maka rating

sukuk yang diberikan akan semakin tinggi karena semakin besar kemampuan

bagi perusahaan untuk membayar kewajibannya.

Page 62: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

44

B. Penelitian Sebelumnya

Berikut ini adalah tabel penelitian sebelumnya beserta dengan hasil penelitan.

Tabel 2.4 Penelitian Sebelumnya

No. Peneliti /Tahun Judul Metode Penelitian Hasil

Persamaan Perbedaan

1. Afiani

(2013)

Pengaruh Likuiditas,

Produktivitas, Profitabilitas, dan

Leverage terhadap Peringkat

Sukuk

Variabel

leverage

Variabel likuiditas,

produktivitas dan

profitabilitas

Hasil menunjukan

likuiditas berpengaruh

positif signifikan terhadap

peringkat sukuk,

produktivitas tidak

berpengaruh terhadap

peringkat sukuk,

profitabilitas berpengaruh

terhadap peringkat sukuk,

dan leverage tidak

berpengaruh terhadap

peringkat sukuk

Bersambung ke halaman berikutnya

Page 63: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

45

No. Peneliti /Tahun Judul Metode Penelitian Hasil

Persamaan Perbedaan

2. Purwaningsih

(2013)

Faktor yang Mempengaruhi

Rating Sukuk yang ditinjau dari

Faktor Akuntansi dan Non

Akuntansi

Variabel

leverage dan

variabel

maturity

Variabel likuiditas

dan variabel secure

Hasil menunjukan bahwa

variabel leverage secara

parsial tidak berpengaruh

terhadap rating sukuk,

likuiditas secara parsial

tidak berpengaruh

terhadap rating sukuk,

secure secara parsial

berpengaruh terhadap

rating sukuk, maturity

secara parsial

berpengaruh terhadap

rating sukuk, dan variable

leverage, likuiditas,

secure, maturity secara

simultan berpengaruh

terhadap rating sukuk

Page 64: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

46

No. Peneliti /Tahun Judul Metode Penelitian Hasil

Persamaan Perbedaan

3. Irfandi dan

Wasilah

(2013)

Pengaruh Mekanisme Corporate

Governance terhadap Peringkat

Sukuk Perusahaan di Indonesia

Variabel dewan

komisaris

independen,

ukuran dewan

komisaris, dan

leverage

Variabel

blockholder,

kepemilikan

institusional,

kepemilikan

insider, ukuran

kantor akuntan,

komite audit, size,

ROA, liquidity

Hasil menunjukan bahwa

komite audit berpengaruh

signifikan terhadap

peringkat surat utang dan

sisanya selain komite

audit tidak berpengaruh

terhadap peringkat surat

utang

4. Nurakhiroh, dkk

(2014)

Pengaruh Rasio Keuangan

terhadap Rating Sukuk dengan

Manajemen Laba sebagai

Variable Intervening

Variabel

leverage

Variabel

profitabilitas,

likuiditas dan

manajemen laba

Hasil menunjukan bahwa

profitabilitas berpengaruh

terhadap manajemen laba,

likuiditas, dan leverage

tidak berpengaruh

terhadap manajemen laba,

profitabilitas, dan

leverage berpengaruh

terhadap rating sukuk.

Likuiditas dan manajemen

laba tidak berpengaruh

terhadap rating sukuk

Bersambung ke halaman berikutnya

Page 65: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

47

No. Peneliti /Tahun Judul Metode Penelitian Hasil

Persamaan Perbedaan

5. Kusbandiyah

dan Wahyuni

(2014)

Analisis Faktor- Faktor Yang

Mempengaruhi Peringkat

Obligasi Syariah : Studi Empiris

Pada Pasar Obligasi Syariah di

Indonesia

Variabel

leverage dan

variable tenor

(maturity)

Variabel firm size,

profit, coverage,

firm age, bank

debt, duration,

bond size dan

kualitas audit

Hasil menunjukkan

adanya pengaruh yang

positif antara ukuran

perusahaan dengan rating

sukuk, dan Variabel firm

size, profit, coverage, firm

age, bank debt, duration,

bond size dan kualitas

audit tidak ada pengaruh

signifikan

6. Pebruary (2016)

Pengaruh Rasio Profitabilitas,

Rasio Likuiditas, Rasio Leverage

dan Pendapatan Bunga terhadap

Rating Sukuk Korporasi Periode

2010- 2013

Variabel

leverage

Variabel

profitabilitas,

likuiditas, dan

pendapatan bunga

Hasil menunjukkan

bahwa rasio

profitabilitas, likuiditas,

leverage, dan pendapatan

bunga berpengaruh

signifikan terhadap

peringkat sukuk

Bersambung ke halaman berikutnya

Page 66: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

48

No. Peneliti /Tahun Judul Metode Penelitian Hasil

Persamaan Perbedaan

7. Arundina, dkk

(2013)

The Predictive Accuracy of Sukuk

Ratings; Multinominal Logistic

and Neural Network Inferences

Variabel

leverege

Variabel size,

liquidity, coverage,

profitability,

market activity

(share price),

specific variable

(sukuk structure,

guarantee status,

dan industrial

sector)

Hasil metode

Multinominal Logistic

and Neural Network

Inferences menunjukkan

bahwa share price, sukuk

structure, guarantee

status, industrial sector

berpengaruh signifikan

terhadap rating sukuk

8. Elhaj, dkk

(2015)

The Influence of Corporate

Governance, Financial Ratio, and

Sukuk Structure on Sukuk Rating

Variabel dewan

komisaris

independen,

ukuran dewan

komisaris, dan

leverage

Variabel chairman

duality,

profitability, dan

issue size

Hasil menunjukkan bahwa

chairman duality,board

size, board independent

berpengaruh positif

terhadap rating sukuk,

financial leverage

berpengaruh negatif

terhadap rating sukuk, dan

profitability dan issue size

berpengaruh positif

terhadap rating sukuk.

Bersambung ke halaman berikutnya

Page 67: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

49

C. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran pada penelitian “Pengaruh Corporate Governance,

Leverage, Maturity terhadap Rating Sukuk” dapat digambarkan seperti:

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Pengaruh Corporate Governance, Leverage, Maturity

terhadap Rating Sukuk

Teori Sinyal dan Teori Agensi

Dewan Komisaris Independen

Independen

Ukuran Dewan Komisaris

Leverage

Maturity

Rating Sukuk

Analisis Data:

1. Statistik Deskriptif

2. Uji Asumsi Klasik

3. Koefisien Determinasi

4. Uji Hipotesis

Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

Page 68: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

50

D. Perumusan Hipotesis

1. Pengaruh dewan komisaris independen terhadap rating sukuk

FCGI menetapkan bahwa jumlah minimal komisaris independen

adalah 30% dari seluruh anggota komisaris independen. Fungsi dari

komisaris independen adalah memonitor kinerja dari dewan direksi yang

bertugas melakukan pengawasan secara umum dan/atau khusus sesuai

dengan anggaran dasar serta memberi nasihat kepada direksi (Damayanti

dan Fitriyah, 2013). Herawaty (2008) menyatakan bahwa komisaris

independen dapat bertindak sebagai penengah dalam perselisihan yang

terjadi di antara para manajer internal dan mengawasi kebijakan

menajemen serta memberikan nasihat kepada menajemen. Komisaris

independen merupakan posisi terbaik untuk melaksanakan fungsi

pengawasan agar tercipta perusahaan dengan tata kelola yang baik atau

Good Corporate Governance.

Penelitian sebelumnya mengenai pengaruh dewan komisaris

independen terhadap rating sukuk diantaranya penelitian Irfandi dan

Wasilah (2013) persentase dewan komisaris independen tidak terbukti

memiliki pengaruh pada peringkat rating sukuk perusahaan di Indonesia

sejalan dengan penelitian Utami (2013) yang mengungkapkan bahwa

tidak terdapat pengaruh dewan komisaris independen terhadap peringkat

obligasi sedangkan Elhaj (2015) menemukan bahwa rating sukuk

memiliki hubungan positif dengan dewan komisaris independen dan Dali

(2013) berkesimpulan bahwa dewan komisaris independen berpengaruh

positif signifikan terhadap peringkat obligasi. Berdasarkan

Page 69: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

51

pengungkapan dan kesimpulan penelitian terdahulu, maka dapat ditarik

suatu hipotesis sebagai berikut:

Ha.1 : Dewan komisaris independen berpengaruh positif terhadap

rating sukuk

2. Pengaruh ukuran dewan komisaris terhadap rating sukuk

Menurut FCGI dewan komisaris merupakan inti dari corporate

governance yang ditugaskan untuk menjamin pelaksanaan strategi

perusahaan, mengawasi manajemen dalam mengelola perusahaan, serta

mewajibkan terlaksananya akuntabilitas (Utami, 2012). Hapsoro (2006)

menunjukkan bahwa terdapat kecenderungan peningkatan kinerja

perusahaan apabila ukuran dewan komisaris meningkat. Kinerja

perusahaan yang baik akan membuat peringkat obligasi menjadi naik.

(Klein, 2002 dalam Herawaty, 2008) yang menyatakan tindakan

memanipulasi akan berkurang jika struktur dewan direksi berasal dari

luar perusahaan sehingga dapat mengontrol perusahaan dengan lebih

baik. Dengan adanya fungsi monitoring yang dilakukan secara baik oleh

komisaris independen maka hal ini akan meningkatkan nilai perusahaan

sehingga peringkat obligasi pun menjadi naik.

Penelitian sebelumnya mengenai pengaruh ukuran dewan komisaris

terhadap rating sukuk diantaranya penelitian Irfandi dan Wasilah (2013)

dan Utami (2012) ukuran dewan komisaris tidak terbukti memiliki

pengaruh pada peringkat rating sukuk perusahaan di Indonesia. Menurut

Dali, dkk (2015) ukuran dewan komisaris tidak berpengaruh signifikan

Page 70: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

52

tetapi memiliki hubungan yang positif terhadap peringkat obligasi.

Artinya sedikit atau banyaknya suatu dewan komisaris dalam sebuah

perusahaan belum tentu menghasilkan peringkat obligasi yang tinggi.

Sedangkan kesimpulan yang berbeda diperoleh dari penelitian Elhaj

(2015) dan Damayanti dan Fitriyah (2013) membuktikan bahwa ukuran

dewan komisaris berpengaruh secara signifikan positif terhadap peringkat

obligasi. Jadi semakin banyak atau semakin tinggi ukuran dewan

komisaris maka akan berpengaruh pada peringkat obligasi yaitu semakin

baik peringkat obligasi. Berdasarkan pengungkapan dan kesimpulan

penelitian terdahulu, maka dapat ditarik suatu hipotesis sebagai berikut:

Ha.2 : Ukuran dewan komisaris berpengaruh positif terhadap

rating sukuk

3. Pengaruh leverage terhadap rating sukuk

Leverage adalah rasio pebandingan antara total kewajiban dengan

total aktiva. Rasio leverage tinggi berarti perusahaan menggunakan utang

yang tinggi, penggunaan utang yang tinggi akan meningkatkan

profitabilitas, di lain pihak utang yang tinggi juga akan meningkatkan

resiko. Jika perusahaan menghasilkan keuntungan pada tingkat

penjualan, aset, dan modal saham yang baik maka rasio profitabilitas

tinggi. Hal ini menunjukkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan aset

yang semakin baik (Pebruary, 2016). Semakin tinggi rasio leverage maka

akan besar risiko yang didapatkannya, karena semakin besar aset yang

didanai oleh utang dan semakin rendah leverage suatu perusahaan maka

Page 71: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

53

rating sukuk yang diberikan akan semakin tinggi karena semakin besar

kemampuan bagi perusahaan untuk membayar kewajibannya. Jadi

semakin tingginya rasio hutang maka resikonya pun akan semakin tinggi,

sehingga rating sukuk akan semakin rendah dan begitupun sebaliknya

(Purwaningsih, 2013).

Penelitian sebelumnya mengenai pengaruh leverage terhadap rating

sukuk menurut Mardiah dkk, (2016) rasio leverage berpengaruh

signifikan terhadap peringkat sukuk dan Nurakhiroh dkk (2014) bahwa

rasio leverage berpengaruh signifikan negatif terhadap peringkat sukuk.

Hal yang sama juga dihasilkan oleh Pebruary (2016) rasio leverage

berpengaruh signifikan negatif terhadap peringkat sukuk maka semakin

tinggi debt equty ratio maka semakin rendah rating sukuk.

Menurut Kusbandiyah dan Wahyuni (2014) bahwa leverage tidak

berpengaruh negatif terhadap peringkat obligasi syariah. Kemudian

Elhaj, dkk (2015) penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh negatif

variabel leverage terhadap rating sukuk. Jadi, perubahan kenaikan

maupun penurunan leverage berpengaruh terhadap peringkat sukuk.

Berdasarkan pengungkapan dan kesimpulan penelitian terdahulu, maka

dapat ditarik suatu hipotesis sebagai berikut:

Ha.3 : Leverage berpengaruh negatif terhadap rating sukuk

Page 72: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

54

4. Pengaruh maturity terhadap rating sukuk

Secara umum, semakin panjang jatuh tempo suatu obligasi, semakin

tinggi kupon atau bunga yang harus ditanggung oleh perusahaan

(Fauziah, 2014). Obligasi dengan jatuh tempo (maturity) yang lebih

pendek akan dianggap kurang berisiko daripada obligasi jangka panjang,

dan hal ini direfleksikan dalam peringkat obligasi. Hal ini berisiko akan

terjadi kesulitan pembayaran di masa yang akan datang. Tinggi atau

rendahnya risiko yang ditanggung investor akan mempengaruhi peringkat

obligasi yang akan diperoleh. Penelitian sebelumnya mengenai pengaruh

maturity terhadap rating sukuk (Purwaningsih, 2013) pada variabel

maturity menunjukkan bahwa adanya pengaruh negatif antara variabel

maturity berpengaruh terhadap rating sukuk dan penelitian Arisanti, dkk

(2014) menunjukan bahwa variabel umur obligasi berpengaruh negatif

terhadap prediksi peringkat obligasi syariah di Indonesia yang artinya

semakin pendek jangka waktu obligasi maka akan semakin diminati

investor karena dianggap risikonya lebih kecil dan begitupun sebaliknya

semakin panjang jangka waktu obligasi maka akan semakin kurang

diminati investor. Sedangkan menurut penelitian Sudaryanti, dkk (2011)

variable maturity tidak berpengaruh signifikan negatif terhadap rating

sukuk. Berdasarkan pengungkapan dan kesimpulan penelitian terdahulu,

maka dapat ditarik suatu hipotesis sebagai berikut:

Ha.4 : Maturity berpengaruh negatif terhadap rating sukuk

Page 73: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

55

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara variabel-

variabel independen terhadap variabel dependen. Penelitian ini menguji

pengaruh dari variabel independen yang terdiri dari komposisi dewan

komisaris independen, ukuran dewan komisaris, leverage dan maturity

terhadap variabel dependen, dalam penelitian ini ialah rating sukuk.

Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan yang bergerak di bidang

keuangan dan non keuangan yang sukuknya tercatat dalam Bursa Efek

Indonesia (BEI). Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

sekunder berupa semua perusahaan yang telah menerbitkan sukuk periode

2012 – 2014.

B. Metode Penentuan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang bergerak di bidang

keuangan dan non keuangan yang sukuk-nya tercatat dalam Bursa Efek

Indonesia (BEI), penentuan sampel dipilih dengan menggunakan teknik

purposive sampling method dari seluruh perusahaan bergerak di bidang

keuangan dan non keuangan yang sukuknya tercatat di Bursa Efek Indonesia.

Purposive sampling merupakan pengambilan sampel dengan kritera

tertentu. Penelitian ini mengambil sampel dengan kriteria sebagai berikut :

Page 74: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

56

1. Perusahaan yang bergerak di bidang keuangan dan non keuangan yang

telah menerbitkan sukuk di Bursa Efek Indonesia tahun 2012 – 2014

2. Perusahaan yang terdaftar dalam PT Pefindo dalam tempo waktu

pengamatan

3. Perusahaan yang telah menerbitkan laporan keuangan tahunan untuk

periode 2012-2014 yang berakhir pada tanggal 31 Desember, dan

memiliki data laporan keuangan yang lengkap sesuai dengan data yang

diperlukan dalam penelitian

4. Perusahaan yang sukuk-nya tidak default (gagal bayar) pada tahun

2012-2014

C. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode dokumentasi. Dalam metode dokumentasi ini, peneliti mempelajari

dan mengambil data berupa dokumen-dokumen dari beberapa sumber seperti

internet, buku, jurnal, dan sumber lainnya baik dalam format kertas hasil

cetakan maupun dalam format elektronik yang berkaitan dengan judul

penelitian ini.

Pengumpulan data ini juga bertujuan untuk memperoleh data mengenai

laporan keuangan perusahaan yang berkaitan dengan kebutuhan penelitian ini

yaitu berupa laporan keuangan perusahaan yang bergerak di bidang keuangan

dan non keuangan dari Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui website

www.idx.co.id, dan dari perusahaan sampel melalui website resmi perusahaan

Page 75: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

57

serta perusahaan yang sukuknya diberi peringkat oleh PT Pefindo melalui

website www.pefindo.com

D. Metode Analisis Data

Metode analisis data penelitian ini menggunakan perhitungan statistik

dengan penerapan SPSS (Statistical Product and Service Solution) for

windows 22. Setelah data yang dibutuhkan penelitian ini telah diperoleh,

selanjutnya dilakukan analisis data penelitian, terdiri dari metode analisis

statistik deskriptif, uji asumsi klasik, koefisien determinasi dan uji hipotesis.

Penjelasan mengenai metode analisis data tersebut adalah sebagai berikut:

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang memberikan gambaran atau

deskripsi suatu data yang dilihat dari rata-rata (mean), standar deviasi,

varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, skewness

(kemencengan distribusi) (Ghozali, 2013).

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi

normal. Seperti diketahui uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai

residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar maka

uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil.

Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi

normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan analisis statistik.

Page 76: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

58

1) Analisis Grafik

Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual

adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan

antara data data observasi dengan data distribusi yang mendekati

distribusi normal. Namun demikian hanya dengan melihat

histogram hal ini dapat menyesatkan khususnya untuk jumlah

sampel yang kecil. Metode yang lebih handal adalah dengan

melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi

kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan

membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data residual

akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data

residual normal, maka garis yang menggambarkan data

sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya (Ghozali,

2013).

2) Analisis Statistik

Uji normalitas dengan grafik akan menyesatkan apabila

tidak berhati-hati secara visual terlihat normal, namun secara

statistik bisa sebaliknya. Uji statistik lain yang dapat digunakan

untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik non-

parametik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Uji K-S dilakukan

dengan membuat hipotesis (Ghozali, 2013), yaitu:

H0: Data residual berdistribusi normal

HA: Data residual tidak berdistribusi normal

Page 77: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

59

Jika signifikansi < 0,05 berarti data yang akan diuji mempunyai

perbedaan signifikan dengan data normal baku, berarti data

tersebut tidak normal atau H0 ditolak.

b. Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).

Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara

variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi,

maka variabel – variabel disebut tidak ortogonal. Variabel ortogonal

adalah variabel indpenden yang memiliki nilai korelasi antar variabel

independen sama dengan nol (Ghozali, 2013).

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikoloneritas di dalam

model regresi adalah sebagai berikut:

1) Nilai R2

yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi

empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel

independen banyak yang tidak signifikan mempengaruhi

variabel dependen.

2) Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika

antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi

(umumnya diatas 0,90), maka hal ini merupakan indikasi adanya

multikolonearitas. Tidak adanya korelasi yang tinggi antar

variabel independen tidak berarti bebas dari multikolonearitas.

Page 78: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

60

Multikolonearitas dapat disebabkan karena adanya efek

kombinasi dua atau lebih variabel independen.

3) Multikolonearitas dapat dilihat dari (1) nilai tolerance dan

lawannya (2) variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini

menunjukkan setiap variabel independen manakah yang

dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Dalam pengertian

sederhana setiap variabel independen menjadi variabel dependen

dan di regresi terhadap variabel independen lainnya. Tolerance

mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang

tidak dijelaskan oleh independen lainnya. Jadi nilai tolerance

yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF =

1/Tolerance). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk

menunjukkan adanya multikolonearitas adalah nilai tolerance <

0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10. Setiap peneliti harus

menentukan tingkat kolonearitas yang masih dapat ditolerir.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan

ke pengamatan lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke

pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika

berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah

yang Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas.

Page 79: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

61

Dalam penelitian ini uji heteroskedastisitas dilakukan dengan

melihat Grafik Plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen)

yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya

heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya

pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED

dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dna sumbu X

adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di-

studentized. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada

membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar

kemudian menyempit), maka mengidentifikasikan telah terjadi

heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik

menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak

terjadi heteroskedastisitas.

Analisis dengan grafik plots memiliki kelemahan yang cukup

signifikan oleh karena jumlah pengamatan mempengaruhi hasil

ploting. Semakin sedikit jumlah pengamatan semakin sulit

menginterpretasikan hasil grafik plot. Oleh sebab itu diperlukan uji

statistik yang lebih dapat menjamin keakuratan hasil (Ghozali,

2013).

Ada beberapa uji statistik yang dapat digunakan untuk

mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas. Dalam penelitian ini

peneliti menggunakan uji park untuk menguji heteroskedastisitas

secara statistik. Dasar analisis uji park ialah apabila koefisien

Page 80: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

62

parameter beta dari persamaan regresi tersebut signifikan secara

statistik di bawah dari 0,05, hal ini menunjukkan bahwa dalam data

model empiris yang diestimasi terdapat heteroskedastisitas, dan

sebaliknya jika parameter beta tidak signifikan secara statistik, maka

asumsi homosdekastisitas pada data model tersebut tidak dapat

ditolak (Ghozali, 2013)

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi

linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t

dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika

terjadi korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi.

Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang

waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena

residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke

observasi lainnya (Ghozali, 2013).

Model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari

autokorelasi (Ghozali, 2013). Uji autokorelasi dilaksanakan dengan

Run Test dengan ketentuan probabilitas lebih besar dari signifikansi

0,05. Run Test sebagai bagian dari statistik non-parametrik dapat

pula digunakan untuk menguji apakah antar residual terdapat

korelasi yang tinggi. Jika antar residual tidak terdapat hubungan

korelasi maka dikatakan bahwa residual adalah acak atau random.

Page 81: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

63

Run Test digunakan untuk melihat apakah data residual terjadi secara

random atau tidak (sistematis) (Ghozali, 2013).

3. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai

koefisien determinasi adalah antara nol dan 1 atau (0 < x < 1). Nilai R2

yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam

menjelaskan variabel-variabel dependen terbatas. Nilai yang mendekati

satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua

informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

Secara umum, koefisien determinasi untuk data silang (crossecion) relatif

rendah karena adanya variasi yang besar antara masing-masing

pengamatan, sedangkan untuk data runtun waktu (time series) biasanya

memiliki nilai koefisien determinasi yang tinggi (Ghozali, 2013).

Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias

terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model.

Setiap tambahan satu variabel independen, maka pasti meningkat,

tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan

terhadap variabel dependen. Oleh karena itu banyak peneliti

menganjurkan untuk menggunakan nilai adjusted pada saat

mengevaluasi mana model regresi terbaik. Tidak seperti , nilai

adjusted dapat naik atau turun apabila satu variabel independen

ditambahkan ke dalam model (Ghozali, 2013).

Page 82: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

64

4. Analisis Regresi Berganda

Metode analisis yang digunakan untuk pengujian hipotesis dalam

penelitian ini adalah analisis regresi berganda. Dalam analisis regresi,

selain mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih, juga

menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel

independen (Ghozali, 2013). Pembuatan persamaan regresi berganda

dengan menggunakan output SPSS dilakukan dengan

menginterpretasikan angka-angka yang termuat di dalam Unstandardized

Coefficients B (Ghozali, 2013).

Variabel-variabel independen dalam penelitian ini adalah dewan

komisaris independen, ukuran dewan komisaris, leverage, dan maturity.

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah rating sukuk. Untuk

menguji hipotesis dari variabel-variabel tersebut digunakan rumus

persamaan regresi sebagai berikut:

Y = β0 + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4 X4 + e

keterangan:

Y : Rating Sukuk

β0 : Konstanta

β1,2,3,4 : Koefisien Regresi

X1 : Dewan Komisaris Independent

X2 : Ukuran Dewan Komisarist

X3 : Leverage

X4 : Maturity

Page 83: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

65

e : Kesalahan regresi (regression error)

5. Uji Hipotesis

Dasar pengambilan keputusan dalam analisa regresi berganda adalah

dengan menggunakan uji signifikansi parameter individual (uji statistik t)

dan uji signifikansi simultan (uji statistik F). Berikut penjelasan dari uji

statistik t dan uji statistik F:

a. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Uji Statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua

variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model

mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel

dependen atau terikat (Ghozali, 2013). Menurut Ghozali (2013)

Dalam menentukan nilai statistik F yaitu dengan menentukan level of

significance-nya. Level of significance yang digunakan adalah

sebesar 5% atau (α) = 0,05. Jika sig. F > 0,05 maka Ha ditolak

namun jika sig. F < 0,05 maka Ha diterima menyatakan bahwa

semua variabel independen secara serentak dan signifikan

mempengaruhi variabel dependen (Ghozali, 2013).

Page 84: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

66

b. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh

pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual

dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2013).

Menurut Ghozali (2013) jika nilai statistik t hitung lebih tinggi

daripada t tabel maka H0 ditolak atau menerima hipotesis alternatif.

Hal ini menyatakan bahwa suatu variabel independen secara

individual mempengaruhi variabel dependen. Menentukan level of

significance-nya. Level of significance yang digunakan adalah

sebesar 5% atau (α) = 0,05. Jika sign. t > 0,05 maka Ha ditolak

namun jika sign. t < 0,05 maka Ha diterima dan berarti bahwa

terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen

dengan variabel dependen (Ghozali, 2013).

E. Operasional Variabel Penelitian

Bagian ini akan menjelaskan definisi dari masing-masing variabel yang

digunakan dan pengukuran dari variabel yang digunakan penelitian. Terdiri

dari lima variabel independen dan satu variabel dependen.

1. Variabel Independen (X). Variabel independen yang digunakan pada

penelitian ini adalah:

a. Dewan Komisaris Independen

Dewan komisaris independen merupakan dewan komisaris yang

berasal dari luar perusahaan yang tidak terafiliasi dengan perusahaan

pengaruh struktur dewan komisaris. Hal tersebut bisa mendefinisikan

Page 85: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

67

mekanisme corporate governance melalui ukuran dewan komisaris

dan persentase dewan komisaris independen (Ashbaugh dkk, 2006)

Dalam penelitian ini dewan komisaris independen diukur

dengan persentase jumlah anggota dewan komisaris independen dari

seluruh anggota dewan komisaris.

b. Ukuran Dewan Komisaris

Ukuran dewan komisaris merupakan jumlah anggota dewan

komisaris dalam suatu perusahaan. Dewan komisaris bertanggung

jawab dan berwenang mengawasi tindakan manajemen, dan

memberikan nasihat kepada manajemen jika dipandang perlu oleh

dewan komisaris (KNKG, 2004 dalam Ujiyantho dan Pramuka,

2007). Dalam penelitian ini ukuran dewan komisaris diukur dengan

menggunakan indikator jumlah anggota dewan komisaris dalam

suatu perusahaan.

c. Leverage

Leverage merupakan rasio pebandingan antara total kewajiban

dengan total aktiva (Sugiono dan Untung, 2008). Semakin tinggi

rasio leverage maka akan besar risiko yang didapatkannya, karena

DKI = Jml Anggota Dewan Komisaris Independen x 100%

Jml Anggota Dewan Komisarsis

(Ashbaugh dkk, 2006)

Jumlah Anggota Dewan Komisaris

(Ashbaugh dkk, 2006)

Page 86: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

68

semakin besar aset yang didanai oleh utang. Semakin rendah

leverage suatu perusahaan maka rating sukuk yang diberikan akan

semakin tinggi karena semakin besar kemampuan bagi perusahaan

untuk membayar kewajibannya. Dalam penelitian ini rasio leverage

akan diukur menggunakan Debt to Asset Ratio yang menghitung

perbandingan total utang yang digunakan oleh perusahaan dengan

total aset yang dimiliki.

d. Maturity

Maturity menurut Widowati, dkk (2013) umur obligasi atau

maturity adalah tanggal di mana pemegang obligasi akan

mendapatkan pembayaran kembali pokok pinjaman atau nilai

nominal obligasi dan bunga periodik yang dimilikinya. Dalam

penelitian ini maturity diukur dengan skala nominal yaitu dengan

variable dummy yaitu bernilai 1 jika sukuk tersebut mempunyai

umur kurang dari 5 tahun dan bernilai 0 jika sukuk tersebut

mempunyai umur lebih dari 5 tahun (Purwaningsih, 2013).

Total Debt

Total Asset

(Kusbandiyah dan Wahyuni, 2014)

Page 87: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

69

2. Variabel Dependen (Y). Variabel dependen yang digunakan pada

penelitian ini adalah Rating Sukuk.

Rating sukuk merupakan sebuah standarisasi yang diberikan oleh

lembaga pemeringkat sekuritas yang terkenal dan terpercaya yaitu PT

Pefindo (Pemeringkat Efek Indonesia) yang telah bekerjasama dengan

BEI (Bursa Efek Indonesia) kepada para penerbit obligasi yang dapat

memberikan kemampuan tingkat kepercayaan untuk para investor dalam

pembayaran bunga dan pokoknya sesuai dengan jadwal yang mereka

sepakati. Peringkat sukuk ini dapat membantu investor dalam memilih

sukuk yang berkualitas dan memberikan keuntungan. Peringkat obligasi

dibagi menjadi dua kategori besar, yaitu investment grade yang

mencerminkan resiko kredit yang rendah dan speculative grade yang

mencerminkan risiko kredit yang tinggi. Peringkat yang digunakan dalam

penelitian ini adalah peringkat berkategori investment grade yang dibagi

ke dalam 4 klasifikasi, dengan angka 1 sampai dengan angka 4 Peringkat

obligasi idAAA diberi angka 4 sampai kepada peringkat idBBB diberi

angka 1 (Purwaningsih, 2013).

Rating Nilai

idAAA 4

idAA+ 3

idAA 3

idAA- 3

idA+ 2

idA 2

idA- 2

idBBB+ 1

idBBB 1

idBBB- 1

Page 88: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

70

Tabel 3.1 Tabel Operasional Variabel

No Variabel Indikator Skala

1 Dewan Komisaris

Independen

(Ashbaugh dkk, 2006) DKI = Jml Anggota Dewan Komisaris Independen x 100%

Jml Anggota Dewan Komisarsis

Rasio

2 Ukuran Dewan Komisaris

(Ashbaugh dkk, 2006) UDK= Jumlah Anggota Dewan Komisaris Rasio

3 Leverage

(Kusbandiyah dan

Wahyuni, 2014)

LEV = Total Debt

Total Asset

Rasio

4 Maturity

(Purwaningsih 2013)

Maturity = bernilai 1 jika sukuk tersebut mempunyai umur kurang dari 5

tahun dan bernilai 0 jika sukuk tersebut mempunyai umur lebih dari 5 tahun

Nominal

5 Rating Sukuk

(Purwaningsih 2013)

Rating Nilai

idAAA 4

idAA+ 3

idAA 3

idAA- 3

idA+ 2

idA 2

idA- 2

idBBB+ 1

idBBB 1

idBBB- 1

Ordinal

Page 89: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

71

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

Populasi penelitian adalah perusahaan-perusahaan pada sektor keuangan

dan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Metode

penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive

sampling. Berdasarkan kriteria, diperoleh sampel sebanyak 12 perusahaan per

tahun, periode pengamatan yang digunakan adalah 3 periode yaitu tahun 2012

sampai dengan tahun 2014. Sehingga total keseluruhan sampel awal yang

digunakan dalam penelitian ini sebanyak 36 sampel. Berikut sampel

perusahaan yang memenuhi kriteria penelitian.

Tabel 4.1 Data Sampel Penelitian

No Kriteria Jumlah

1 Perusahaan keuangan dan non keuangan yang

menerbitkan sukuk dan terdaftar di Bursa Efek

Indonesia

14

2 (-) Perusahaan yang tidak terdaftar pada PT Pefindo (0)

3

(-) Perusahaan yang tidak mempublikasikan laporan

keuangannya secara berturut-turut dari tahun 2012-

2014 dan tidak memiliki kelengkapan data yang

diperlukan dalam penelitian

(0)

4 (-) Perusahaan yang sukuk-nya default (gagal bayar)

pada tahun 2012-2014 (2)

Jumlah total sampel (12 perusahaan selama 3 tahun) 36

Sumber: Data sekunder yang diolah tahun 2016

Page 90: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

72

B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data

yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian,

maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan

distribusi) (Ghozali, 2013). Variabel yang digunakan di dalam penelitian

ini adalah variabel dependen dan variabel independen. Variabel dependen

dalam penelitian ini adalah rating sukuk. Sedangkan variabel independen

dalam penelitian ini terdiri dari komisaris independen, ukuran dewan

komisaris, leverage, dan maturity. Hasil dari uji statistik deskriptif dalam

penelitian ini disajikan pada tabel 4.2. Berdasarkan tabel 4.2,

menunjukkan bahwa jumlah data (Valid N) yang ada di dalam penelitian

ini adalah sebanyak 36 sampel yang berasal dari 12 perusahaan-

perusahaan keuangan dan non keuangan yang tercatat di Bursa Efek

Indonesia (BEI) selama 3 periode, yaitu tahun 2012-2014.

Tabel 4.2 Hasil Uji Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std.

Deviation

RatingSukuk 36 2,00000 4,00000 2,5277778 ,65404723

DKI 36 ,00000 ,75000 ,3938889 ,16475571

UDK 36 3,00000 10,00000 5,6111111 2,00396433

LEV 36 ,15155 1,65928 ,7063403 ,28164867

Maturity 36 ,00000 1,00000 ,6666667 ,47809144

Valid N

(listwise) 36

Sumber: Data sekunder yang diolah tahun 2016

Page 91: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

73

Variabel dependen penelitian ini menggunakan tiga skala, yaitu skala

rasio, skala nominal dan ordinal. Variabel yang menggunakan skala rasio

adalah dewan komisaris independen (DKI), ukuran dewan komisaris

(UDK), dan leverage (LEV). Sedangkan variabel yang menggunakan

ordinal adalah rating sukuk dan nominal adalah maturity. Skala nominal

merupakan kelompok dari suatu subyek dan skala ordinal merupakan

pengukuran tingkatan peringkat dari tinggi sampai terendah. Skala

ordinal dan nominal tidak dimasukan dalam perhitungan statistik

deskriptif karena angka dan tingkatan peringkat tersebut hanya berfungsi

sebagai label kategori dan tingkatan.

Berdasarkan tabel 4.2, hasil statistik deskriptif penelitian ini

menunjukkan bahwa variabel dewan komisaris independen (DKI)

memiliki nilai rata-rata sebesar 0,3938889 dengan standar deviasi sebesar

0,16475571. Nilai maksimum sebesar 0,75000 terletak pada perusahaan

PT Bank Sulselbar tahun 2013. Nilai minimum sebesar 0,00000 terletak

pada perusahaan PT Sumber Daya Sewatama tahun 2013.

Variabel ukuran dewan komisaris (UDK) memiliki nilai rata-rata

sebesar 5,6111111 dengan standar deviasi sebesar 2,00396433. Nilai

minimum sebesar 3,00000 terletak pada perusahaan PT Bank Nagari

tahun 2013 sedangkan nilai maksimum sebesar 10,00000 terletak pada

perusahaan PT Indosat tahun 2013.

Variabel leverage memiliki nilai rata-rata sebesar 0,7063403 dengan

standar deviasi sebesar 0,28164867. Nilai maksimum sebesar 1,65928

Page 92: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

74

terletak pada perusahaan PT Matahari Putra Prima tahun 2012 sedangkan

nilai minimum sebesar 0,15155 terletak pada perusahaan PT Bank

Muamalat tahun 2014.

2. Hasil Uji Asumsi Klasik

Sebelum pengujian regresi, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi

klasik yang bertujuan untuk memastikan bahwa penggunaan model regresi

dalam penelitian layak untuk digunakan. Uji asumsi klasik yang digunakan

dalam penelitian ini adalah uji normalitas, uji multikolinearitas, uji

heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.

a. Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi

normal. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi

normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik

(Ghozali, 2013).

Uji normalitas dengan analisis grafik dalam penelitian ini

menggunakan grafik normal probability plot. Hasil pengujian

normalitas dalam penelitian ini dapat dilihat dihalaman selanjutnya

pada gambar 4.1 yang menunjukkan hasil uji normalitas menggunakan

grafik histogram dan gambar 4.2 yang menunjukkan hasil uji

normalitas menggunakan grafik normal probability plot.

.

Page 93: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

75

Gambar 4.1 Grafik Histogram

Sumber: Data Sekunder yang diolah tahun 2016

Sumber: Data Sekunder yang diolah tahun 2016

Dengan melihat tampilan grafik histogram pada gambar 4.1 dapat

kita simpulkan bahwa grafik histogram memberikan hasil berupa pola

distribusi yang mendekati normal, sedangkan pada gambar 4.2 grafik

normal probability plot bisa kita lihat bahwa data menyebar di sekitar

Gambar 4.2 Grafik Normal Probability

Plot

Gambar 4 2 Grafik Normal Probability Plot

Page 94: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

76

garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Dari uji

normalitas menggunakan grafik dapat kita simpulkan bahwa model

regresi dalam penelitian ini telah memenuhi asumsi normalitas.

Selain melalui analisis grafik, penelitian ini juga menggunakan

uji normalitas melalui uji statistik. Dalam penelitian ini, digunakan

uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) untuk

memperkuat hasil normalitas data. Jika nilai Kolmogorov-Smirnov

(K-S) memiliki tingkat signifikansi di atas α > 0,05 maka model

regresi memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2013). Hasil

pengujian normalitas data dengan menggunakan uji statistik non-

parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) disajikan pada tabel 4.3.

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas: Kolmogorov Smirnov (K-S)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 36

Normal Parametersa,b

Mean ,0000000

Std.

Deviation ,46767697

Most Extreme

Differences

Absolute ,100

Positive ,092

Negative -,100

Test Statistic ,100

Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. This is a lower bound of the true significance.

Sumber: Data sekunder yang diolah tahun 2016

Page 95: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

77

Berdasarkan tabel 4.3, hasil uji normalitas menunjukkan

besarnya nilai Kolmogorov Smirnov adalah 0,100 dan tingkat

signifikansinya berada pada 0,200. Hasil ini menunjukkan bahwa

model regresi memenuhi asumsi normalitas karena tingkat

signifikansinya lebih dari 0,05.

b. Hasil Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).

Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara

variabel independen. Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau

tidaknya multikolinearitas adalah dengan melihat nilai tolerance dan

lawannya yaitu variance inflation factor (VIF). Nilai cutoff yang

dipakai ada atau tidaknya multikolinearitas adalah nilai tolerance ≤

0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10. Hasil dari uji

multikolinearitas pada penelitian ini disajikan pada tabel 4.4.

Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolonieritas

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

DKI ,714 1,401

UDK ,594 1,685

LEV ,905 1,104

Maturity ,596 1,678

a. Dependent Variable: Rating Sukuk

Sumber: Data sekunder yang diolah tahun 2016

Page 96: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

78

Berdasarkan tabel 4.4, hasil perhitungan pada kolom tolerance

menunjukkan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai

tolerance kurang dari 0,10 yang berarti tidak ada korelasi antar

variabel independen. Sementara hasil perhitungan nilai variance

inflation factor (VIF) juga menunjukkan hal yang sama, yaitu tidak

ada variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10.

Dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel

independen dalam model regresi pada penelitian ini.

c. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan

ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2013). Dalam penelitian ini uji

heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat grafik plot dan uji park.

Jika dalam grafik plot tidak ada pola tertentu, seperti titik-titik yang

ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar

kemudian menyempit), maka mengidentifikasikan telah terjadi

heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik

menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak

terjadi heteroskedastisitas. Hasil dari uji heteroskedastisitas dengan

menggunakan grafik plot dalam penelitian ini disajikan dalam gambar

4.3.

Page 97: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

79

Gambar 4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas: Grafik Plot

Sumber: Data sekunder yang diolah tahun 2016

Berdasarkan grafik scatterplots yang ditunjukkan pada gambar

4.3 terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik

di atas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat

disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model

regresi yang dilakukan pada penelitian ini. Untuk memperkuat bukti

bahwa dalam model regresi pada penelitian ini tidak terdapat

heteroskedastisitas maka peneliti melakukan uji park. Dalam

penelitian ini uji heteroskedastisitas dilakukan dengan uji park

dengan ketentuan signifikansi lebih besar dari 0,05. Hasil dari uji

heteroskedastisitas dalam penelitian ini disajikan dalam tabel 4.5.

Page 98: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

80

Tabel 4.5 Hasil Uji Park

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -2,771 1,718 -1,613 ,117

DKI ,167 1,827 ,019 ,092 ,928

UDK ,164 ,165 ,225 ,998 ,326

LEV -,737 ,949 -,142 -,776 ,443

Maturity ,104 ,689 ,034 ,151 ,881

a. Dependent Variable: LnU2i

Sumber: Data sekunder yang diolah tahun 2016

Berdasarkan tabel 4.5, hasil perhitungan pada kolom sig.

menunjukkan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai

signifikansi kurang dari 0,05 yang berarti tidak ada

heteroskedastisitas antar variabel independen dan variable dependen.

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi

linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t

dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika

terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi (Ghozali,

2013).

Dalam penelitian ini, pengujian uji autokorelasi menggunakan

Run Test dengan ketentuan probabilitas lebih besar dari signifikansi

0,05. Hasil dari uji autokorelasi dalam penelitian ini disajikan dalam

tabel 4.6.

Page 99: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

81

Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi: Run Test

Runs Test

Unstandardize

d Residual

Test Valuea ,08178

Cases < Test Value 18

Cases >= Test Value 18

Total Cases 36

Number of Runs 13

Z -1,860

Asymp. Sig. (2-

tailed) ,063

a. Median

Sumber: Data sekunder yang diolah tahun 2016

Berdasarkan tabel 4.6 nilai test adalah sebesar 0,08178 dengan

probabilitas 0,063 yang bernilai lebih besar dari 0,05. Hal tersebut

menunjukkan bahwa nilai residual acak atau random, sehingga dapat

disimpulkan bahwa tidak terdapat masalah autokorelasi pada model

regresi yang digunakan di dalam penelitian ini.

3. Hasil Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) dilakukan untuk mengukur kemampuan

variabel independen dalam menerangkan variasi variabel dependen.

Koefisien determinasi dilihat dari nilai adjusted R2. Nilai adjusted R

2

dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke

dalam model (Ghozali, 2013). Hasil dari uji koefisien determinasi dalam

penelitian ini disajikan dalam tabel 4.7.

Page 100: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

82

Tabel 4.7 Hasil Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 ,699a ,489 ,423 ,49693452

a. Predictors: (Constant), DKI, UDK, LEV, Maturity

b. Dependent Variable: RatingSukuk

Sumber: Data sekunder yang diolah tahun 2016

Dari tabel 4.7 yang telah disajikan di atas, nilai adjusted R2

sebesar

0,423 yang berarti bahwa variabel-variabel independen yang ada dalam

penelitian ini dapat menjelaskan 42,3% variabel dependen dalam

penelitian ini yaitu rating sukuk. Hasil ini menunjukkan bahwa model

memiliki kemampuan yang tinggi dalam menjelaskan variabel dependen,

sedangkan sisanya sebesar 57,7% dijelaskan oleh variabel-variabel lain di

luar penelitian ini seperti kualitas audit dan ukuran perusahaan

(Kusbandiyah dan Wahyuni, 2013), jaminan sukuk dan likuiditas

(Purwaningsih, 2013), profitabilitas (Elhaj, 2015) yang sudah diteliti

dapat mempengaruhi rating sukuk.

4. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk memberikan gambaran antara

hubungan variabel-variabel independen terhadap variabel dependen. Pada

penelitian ini, uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji

signifikansi simultan (uji statistik F) dan uji signifikansi parameter

individual (uji statistik t).

Page 101: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

83

a. Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua

variabel independen atau variabel bebas mempunyai pengaruh

secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Ghozali,

2013). Dalam penelitian ini, variabel independen yang terdiri

dari dewan komisaris independen, ukuran dewan komisaris,

leverage, dan maturity secara bersama-sama mempengaruhi

variabel dependen yaitu rating sukuk. Hasil dari uji signifikansi

simultan (uji statistik F) disajikan dalam tabel 4.8.

Tabel 4.8 Hasil Uji Signifikansi Simultan: Uji Statistik F

ANOVAa

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 7,317 4 1,829 7,408 ,000b

Residual 7,655 31 ,247

Total 14,972 35

a. Dependent Variable: Rating Sukuk

b. Predictors: (Constant), DKI, UDK, LEV, Maturity

Sumber: Data sekunder yang diolah tahun 2016

Dari tabel 4.8, diperoleh nilai F adalah sebesar 7,408 dengan

nilai signifikansi 0,000. Dari hasil tersebut, nilai signifikansi lebih

kecil daripada tingkat signifikansi yang digunakan dalam penelitian

yaitu sebesar 0,05 (5%). Maka dapat disimpulkan bahwa variabel

independen yang terdiri dari dewan komisaris independen, ukuran

dewan komisaris, leverage, dan maturity secara bersama-sama atau

Page 102: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

84

secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu rating

sukuk.

b. Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh

pengaruh satu variabel penjelas atau variabel independen secara

individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali,

2013). Dalam penelitian ini, apakah variabel independen yang terdiri

dari dewan komisaris independen, ukuran dewan komisaris,

leverage, dan maturity secara individual mempengaruhi variabel

dependen yaitu rating sukuk. Hasil dari uji signifikansi parameter

individual (uji statistik t) disajikan dalam tabel 4.9.

Tabel 4.9 Hasil Uji Signifikan Individual : Uji Statistik t

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B

Std.

Error Beta

1 (Constant) 2,302 ,567 4,056 ,000

DKI -1,045 ,603 -,263 -1,732 ,093

UDK ,170 ,054 ,522 3,129 ,004

LEV -,434 ,313 -,187 -1,386 ,176

Maturity -,016 ,228 -,012 -,069 ,945

Sumber: Data sekunder yang diolah tahun 2016

Berdasarkan pada hasil uji signifikansi individual (uji statistik t)

yang disajikan pada tabel 4.9 di atas, maka di dapat persamaan

regresi seperti berikut:

Page 103: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

85

Rating Sukuk = 2,302 – 1,045 DKI + 0,170 UDK – 0,434 LEV –

0,16 Maturity + e

1) Nilai konstanta sebesar 2,302 artinya jika variabel dewan

komisaris independen (DKI), ukuran dewan komisaris (UDK),

leverage (LEV), dan maturity bernilai nol, maka variabel

dependen atau rating sukuk akan bernilai 2,302 satuan.

2) Koefisien regresi dewan komisaris independen (DKI) sebesar -

1,045 yang berarti jika variabel dewan komisaris independen

(DKI) meningkat sebesar satu satuan dan variabel lainnya

konstan, maka variabel dependen yaitu rating sukuk akan

menurun sebesar 1,045 satuan.

3) Koefisien regresi ukuran dewan komisaris (UDK) sebesar 0,170

yang berarti jika variabel ukuran dewan komisaris (UDK)

meningkat sebesar satu satuan dan variabel lainnya konstan,

maka variabel dependen yaitu rating sukuk akan meningkat

sebesar 0,170 satuan.

4) Koefisien regresi leverage (LEV) sebesar -0,434 yang berarti

jika variabel leverage (LEV) meningkat sebesar satu satuan dan

variabel lainnya konstan, maka variabel dependen yaitu rating

sukuk akan menurun sebesar 0,434 satuan.

5) Koefisien regresi maturity sebesar -0,016 yang berarti jika

variabel maturity meningkat sebesar satu satuan dan variabel

Page 104: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

86

lainnya konstan, maka variabel dependen yaitu rating sukuk

akan menurun sebesar 0,016 satuan.

Berikut hasil uji signifikansi parameter individual (uji statistik t)

dari variabel independen yang terdiri dari dewan komisaris

independen (DKI), ukuran dewan komisaris (UDK), leverage (LEV),

dan maturity terhadap variabel dependen yaitu rating sukuk.

Penjelasan dari masing-masing variabel adalah sebagai berikut:

1) Dewan Komisaris Independen

Pengujian hipotesis mengenai pengaruh ukuran dewan

komisaris (DKI) terhadap rating sukuk yang telah dilakukan

menghasilkan nilai koefisien regresi negatif sebesar -1,045 yang

menunjukkan bahwa variabel dewan komisaris independen

(DKI) meningkat maka sebaliknya variabel dependen yaitu

rating sukuk akan menurun sebesar 1,045 dengan nilai

signifikansi sebesar 0,093. Nilai signifikansi yang ditunjukkan

variabel dewan komisaris independen lebih besar daripada 0,05

(0,93 > 0,05). Artinya dewan komisaris independen tidak

memiliki pengaruh terhadap rating sukuk. Dengan demikian

maka Ha1 yang menyatakan bahwa dewan komisaris

independen berpengaruh positif terhadap rating sukuk ditolak.

Koefisien regresi yang bernilai negatif menunjukkan bahwa

semakin tinggi nilai dewan komisaris independen maka semakin

turun juga nilai dari rating sukuk.

Page 105: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

87

Hasil penelitian ini mendukung, karena tidak adanya

pengaruh yang mengindikasikan bahwa dengan kinerja yang

baik dari komisaris independen yang terdiri dari beberapa

komisaris itu dapat meningkatkan rating sukuk. Hasil penelitian

ini mendukung penelitian yang dilakukan Irfandi dan Wasilah

(2013) yang berkesimpulan bahwa meskipun perusahaan

memiliki tata kelola korporasi seperti komisaris independen dan

kinerja GCG yang baik, tidak menjamin perusahaan akan

memiliki peringkat rating sukuk yang tinggi.

Sejalan dengan penelitian Setyaningrum (2005) yang tidak

berpengaruh signifikan dan Damayanti dan Fitriyah (2013)

karena kemungkinan hal ini dikarenakan ketentuan minimum

30% belum cukup untuk memenuhi dewan komisaris

independen dalam mengambil kebijakan. Hal ini berpengaruh

pada kekuasaan dewan komisaris dalam memonitor. Jika

mayoritas atau 50% ukuran dewan komisaris dapat terpenuhi,

maka bisa dikatakan monitoring yang ada pada perusahaan

tersebut akan berjalan optimal karena kebijakan yang diambil

dapat langsung berpengaruh terhadap peringkat obligasi

perusahaan tersebut.

Page 106: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

88

2) Ukuran Dewan Komisaris

Pengujian hipotesis mengenai ukuran dewan komisaris

(UDK) terhadap rating sukuk yang telah dilakukan

menghasilkan nilai koefisien regresi positif sebesar 0,170 yang

menunjukkan bahwa variabel ukuran dewan komisaris (UDK)

meningkat maka variabel dependen yaitu rating sukuk akan

meningkat sebesar 0,170 dengan nilai signifikansi sebesar 0,004.

Nilai signifikansi yang ditunjukkan variabel ukuran dewan

komisaris lebih kecil daripada 0,05 (0,004 < 0,05). Artinya

ukuran komisaris memiliki pengaruh terhadap rating sukuk.

Dengan demikian maka Ha2 yang menyatakan bahwa ukuran

dewan komisaris berpengaruh positif terhadap rating sukuk

diterima. Koefisien regresi yang bernilai positif menunjukkan

bahwa semakin tinggi nilai ukuran dewan komisaris maka

semakin tinggi juga nilai dari rating sukuk.

Teori agensi menyatakan bahwa dewan komisaris adalah

penanggung jawab yang mengawasi tindakan manajemen.

Semakin banyak jumlah dewan komisaris maka semakin baik

pengendalian yang ada pada perusahaan tersebut. Jadi semakin

banyak atau semakin tinggi ukuran dewan komisaris maka akan

berpengaruh pada peringkat obligasi, yaitu semakin baik

peringkat obligasi (Damayanti dan Fitriyah, 2013).

Page 107: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

89

Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Damayanti dan Fitriyah (2013) dan penelitian yang dilakukan

oleh Elhaj, dkk (2015) yang membuktikan bahwa bahwa ukuran

dewan komisaris berpengaruh secara signifikan positif terhadap

peringkat obligasi. Dengan adanya dewan komisaris maka

kinerja perusahaan akan semakin unggul dan memberikan

dampak positif terhadap rating sukuk dengan meningkatnya

peringkat sukuk. Namun, hasil ini berlawanan dengan Irfandi

dan Wasilah (2013) yang menyatakan bahwa ukuran dewan

komisaris tidak berpengaruh terhadap rating sukuk.

3) Leverage

Pengujian hipotesis mengenai pengaruh leverage (LEV)

terhadap rating sukuk yang telah dilakukan menghasilkan nilai

koefisien regresi negatif sebesar -0,434 yang menunjukkan

bahwa variabel leverage (LEV) meningkat maka sebaliknya

variabel dependen yaitu rating sukuk akan menurun sebesar

0,434 dengan nilai signifikansi sebesar 0,176. Nilai signifikansi

yang ditunjukkan variabel leverage lebih besar daripada 0,05

(0,176 > 0,05) Artinya leverage tidak berpengaruh terhadap

rating sukuk. Dengan demikian maka Ha3 yang menyatakan

bahwa leverage berpengaruh negatif terhadap rating sukuk

ditolak.

Page 108: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

90

Koefisien regresi yang bernilai negatif menunjukkan bahwa

semakin tinggi nilai leverage maka semakin turun juga nilai dari

rating sukuk. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan

oleh Kusbandiyah dan Wahyuni (2014) yang membuktikan

bahwa variabel leverage tidak berpengaruh positif signifikan

terhadap rating sukuk yang berarti bahwa agen pemeringkat

tidak mempertimbangkan variabel leverage terhadap rating

sukuk.

Namun hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian

yang dilakukan oleh Mardiah, dkk (2016) dengan proksi DER

yang menunjukkan bahwa leverage berpengaruh signifikan

terhadap peringkat sukuk. Dengan begitu leverage menjadi tolak

ukur untuk mengatahui peringkat sukuk

4) Maturity

Pengujian hipotesis mengenai pengaruh maturity terhadap

rating sukuk yang telah dilakukan menghasilkan nilai koefisien

regresi negatif sebesar -0,016 yang menunjukkan bahwa

variabel maturity meningkat maka sebaliknya variabel dependen

yaitu rating sukuk akan menurun sebesar 0,016 dengan nilai

signifikasi sebesar 0,945. Nilai signifikansi yang ditunjukkan

variabel maturity lebih besar daripada 0,05 (0,945 > 0,05).

Artinya variabel maturity tidak berpengaruh terhadap rating

Page 109: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

91

sukuk. Dan dengan demikian maka Ha4 yang menyatakan

maturity berpengaruh negatif terhadap rating sukuk ditolak.

Koefisien regresi yang bernilai negatif menunjukkan bahwa

semakin tinggi nilai maturity maka semakin turun juga nilai dari

rating sukuk. Dengan adanya perusahaan yang memiliki obligasi

yang pendek ternyata menunjukkan bahwa rating obligasi yang

didapatkan adalah investment grade atau tidak memiliki resiko

yang banyak. Karena itu perusahaan dianjurkan memilih

perusahaan yang mempunyai umur kurang dari 5 tahun

(Purwaningsih, 2013).

Namun hasil penelitian ini tidak mendukung pernyataan

tersebut, tidak adanya pengaruh mengindikasikan bahwa tinggi

atau rendahnya umur obligasi tidak berdampak pada

meningkatnya peringkat sukuk. Maturity tidak memiliki

pengaruh yang kuat terhadap prediksi peringkat obligasi

sehingga investor boleh mengabaikan umur obligasi dalam

melakukan invenstasi obligasi (Magreta dan Nurmayanti, 2009).

Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian Purwaningsih

(2013) yang berkesimpulan bahwa maturity berpengaruh negatif

terhadap rating sukuk. hasil tersebut juga di dapat dari penelitian

Arisanti, dkk (2014) yang memperoleh hasil maturity

berpengaruh negatif terhadap rating sukuk.

Page 110: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

92

Namun hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian

Almilia dan Devi (2007) yang berkesimpulan bahwa maturity

tidak berpengaruh negatif terhadap rating sukuk. Hasil serupa di

dapatkan oleh penelitian Kusbandiyah dan Wahyuni (2014)

bahwa varibel maturity tidak berpengaruh terhadap rating sukuk.

Page 111: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

93

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini meneliti tentang dewan komisaris independen, ukuran dewan

komisaris, leverage, dan maturity terhadap rating sukuk pada perusahaan

keuangan dan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Berdasarkan analisis dan pembahasan yang dilakukan pada bab pembahasan

sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Dewan komisaris independen tidak berpengaruh positif terhadap rating

sukuk. Kesimpulan penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Irfandi dan Wasilah (2013) dan Damayanti dan Fitriyah

(2013).

2. Ukuran dewan komisaris berpengaruh positif terhadap rating sukuk.

Kesimpulan penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Damayanti dan Fitriyah (2013) dan Elhaj, dkk (2015).

3. Leverage tidak berpengaruh positif terhadap rating sukuk. Kesimpulan

penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

Kusbandiyah dan Wahyuni (2014).

4. Maturity tidak berpengaruh positif terhadap rating sukuk. Kesimpulan

penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

Magreta dan Nurmayanti (2009) dan Kusbandiyah dan Wahyuni (2014).

Page 112: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

94

B. Saran

Berdasarkan keterbatasan-keterbatasan yang terdapat pada penelitian ini,

maka beberapa saran untuk perkembangan penelitian selanjutnya terkait

dengan rating sukuk perusahaan sehingga diharapkan penelitian selanjutnya

dapat memberikan hasil penelitian yang lebih maksimal dengan

mempertimbangkan saran dibawah ini:

1. Peneliti menyarankan agar pada penelitian selanjutnya untuk

menambahkan atau mengganti variabel-variabel lain selain variabel yang

telah dimasukkan di dalam penelitian ini seperti kualitas audit, ukuran

perusahaan, jaminan sukuk, likuiditas, dan profitabilitas yang

diperkirakan dapat mempengaruhi rating sukuk.

2. Peneliti menyarankan agar pada penelitian selanjutnya untuk

memperpanjang rentang waktu periode penelitian agar hasil yang di dapat

lebih baik.

3. Peneliti menyarankan agar pada penelitian selanjutnya dapat

menggunakan lembaga pemeringkat lain selain dari PT Pefindo seperti

IBPA (Indonesia Bond Pricing Agency), Moody’s Investor Service, dan

PT.Fitch.Rating.Indonesia.

Page 113: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

95

DAFTAR PUSTAKA

AAOIFI, Statement on the Purpose and calculation of the Capital Adequacy,

Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institutions,

Bahrain, 2003

Afiani, Damalia. (2013). Pengaruh Likuiditas, Produktivitas, Profitabilitas, Dan

Leverage Terhadap Peringkat Sukuk (Studi Empiris Pada Bank Umum

Syariah Dan Unit Usaha Syariah Periode 2008-2010). Accounting Analysis

Journal, Vol. 2 No. 1.

Almilia, Lusiana Spica dan Sifa Lailul. (2006). Reaksi Pasar Publikasi Corporate

Governance Perception Index pada Perusahaan yang Terdaftar Di Bursa

Efek Indonesia. Symposium Nasional Akuntansi IX. Padang

Almilia, Luciana Spica dan Vieka Devi. (2007). Faktor- Faktor Yang

Mempengaruhi Prediksi Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Manufaktur

Yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Proceeding Seminar Nasional

Manajemen SMART. Bandung

Ashbaugh, Hollis, D. Collins and R. Lafond. (2006). The Effects of Corporate

Governance on Firms’ Credit Ratings. Journal of Accounting and

Economic, Vol. 42

Arisanti, Ike, Isti Fadah dan Novi Puspitasari. (2014). Analisis Faktor Keuangan

Dan Non-Keuangan Yang Mempengaruhi Prediksi Peringkat Obligasi

Syariah (Studi Empiris Pada Perusahaan Penerbit Obligasi Syariah Yang

Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2012). Jurnal Ekonomi

Akuntansi Dan Manajemen, Vol. 13 No. 1.

Arundina, Tika, Mohd Azmi Omar dan Mira Kartiwi. (2015). The predictive

accuracy of Sukuk ratings; Multinomial Logistic and Neural Network

inferences. Pacific- Basin Finance Journal, Vol 34.

Bhojraj, Sanjeev dan Parta Sengupta. (2003). Effect of Corporate Governace on

Bond Rating and Yields : The Role of Institutional Investors and Outside

Directors. The Journal of Business, Vol 76 No. 3.

Bradley, M, Dong Chen, George Dallas and Elizabeth Snyderwine. (2007). The

Relation between Corporate Governance and Credit Risk, Bond Yields and

Firm Valuation.

Dali, Chandra Ly, Sautma Ronni dan Mariana Ing Malelak. (2015). Pengaruh

Mekanisme Corporate Governance dan Rasio Keuangan Terhadap

Peringkat Obligasi. FINESTA,Vol 3 No. 1

Damayanti, Eka W. dan Fitriyah. (2013). Pengaruh Corporate Governance Dan

Rasio Akuntansi Terhadap Peringkat Obligasi. IQTISHODUNA, Vol. 9

No. 1.

Page 114: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

96

Desai, Ismail Ibrahim. “Ekonomi Syariah Global : Kemajuan Besar dan

Tantangan”, artikel diakses pada tanggal 23 November 2016, dari

http://www.mirajnews.com/id/ekonomi-syariah-peluang-dan

tantangan/102382

Dewan Syari’ah Nasional. (2002). Nomor 32/DSN-MUI/IX/2002 Tentang

Obligasi Syari’ah

Dewan Syari’ah Nasional. (2004). Nomor 41/DSN-MUI/III/2004 Tentang

Obligasi Syari'ah Ijarah

Dewan Syari’ah Nasional. (2011). Nomor 80/DSN-MUI/III/2011 Tentang

Penerapan Prinsip Syariah dalam Mekanisme Perdagangan Efek Bersifat

Ekuitas di Pasar Reguler Bursa Efek

Elhaj, Mohamed Abulgasem A, Nurul Aini Muhamed and Nathasa Mazna Ramli.

(2015). The Influence of Corporate Governance, Financial Ratios, and

Sukuk Structure on Sukuk Rating. International Accounting and Bussines

Conference.

Endri. (2011). Corporate Governance Terhadap Peringkat Sukuk Korporasi di

Indonesia. Jurnal Keuangan dan Perbankan,Vol 15 No. 2.

Fakhruddin dan Sopian Hadianto. (2001). Perangkat dan Model Analisis Investasi

di Pasar Modal. Elex Media Komputindo. Jakarta

Fauziah, Yossy. (2014). Pengaruh Likuiditas, Leverage Dan Umur Obligasi

Terhadap Prediksi Peringkat Obligasi. Jurnal Akuntansi Universitas

Negeri Padang. Vol 2 No. 1.

Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI). (2006). What is Corporate

Governance, artikel diakses pada tanggal 15 November 2016 dari

http://www.fcgi.or.id/corporate-governance/about-good-corporate-

governance.html

Ghozali, Imam. (2013) Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS

21”, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Jakarta

Hariani, Dessy. (2011). Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance

terhadap Risiko Kredit dan Yield sukuk Ijarah korporasi.Tesis

Pascasarjana Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia.

Hamidi, M.Luthfi. (2003). Jejak- Jejak Ekonomi Syariah. Senayan Abadi

Publishing, Jakarta

Hastuti, Theresia Dwi. (2005). Hubungan antara Good Corporate Governance dan

Struktur Kepemilikan dengan Kinerja Keuangan (Studi Kasus Pada

Perusahaan Listing di Bursa Efek Jakarta). Kumpulan Makalah Simposium

Nasional Akuntansi VIII, Solo.

Page 115: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

97

Herawaty, Vinola. (2008). Peran Praktik Corporate Governance Sebagai

Moderating Variable dan Pengaruh Earnings Management Terhadap Nilai

Perusahaan. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol 10 No. 2.

Heykal, Mohammad. (2012). Tuntunan dan Aplikasi Investasi Syariah. PT

Gramedia, Jakarta

Huda, Nurul dan Mohammad Heykal. (2007). Lembaga Keuangan Islam Tinjauan

Teoritis dan Praktis. Kencana Prenada Media Group, Jakarta

Huda, Nurul dan Mustafa Edwin Nasution. (2010). Investasi Pada Pasar Modal

Syariah. Kencana Prenada Media Group, Jakarta

Irfandi, Muhammad Edo dan Wasilah. (2013). Pengaruh Mekanisme Corporate

Governance Terhadap Peringkat Rating Sukuk Perusahaan Di Indonesia.

Jurnal Akuntansi Universitas Indonesia.

Jama’an. (2008). Pengaruh Mekanisme Corporate Governance, Dan Kualitas

Kantor Akuntan Publik Terhadap Integritas Informasi Laporan Keuangan

(Studi Pada Perusahaan Publik Di BEJ), Tesis Strata- 2, Program Studi

Magister Sains Akuntansi Universitas Diponegoro, Semarang.

Jensen, M. C. and Meckling, W. H. (1976). Theory of Firm : Managerial

Behavior, Agency Costs and Ownership Structure. Journal of Financial

Economics, Vol.3

Keown, Arthur J. dan John D. Martin. (2011). Manajemen Keuangan : Prinsip

dan Penerapan. Indeks, Jakarta

Kusbandiyah, Ani dan Sri Wahyuni. (2014). Analisis Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Peringkat Obligasi Syariah: Studi Empiris Pada Pasar

Obligasi Syariah Di Indonesia. Seminar Nasional dan Call For Paper

Program Studi Akuntansi-FEB UMS.

Komite Nasional Kebijakan Governance. (2006). Pedoman Umum Good

Corporate Governance Indonesia

Magreta dan Poppy Nurmayanti. (2009). Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi

Prediksi Peringkat Obligasi Ditinjau Dari Faktor Akuntansi dan Non

Akuntansi. Jurrnal Bisnis dan Akuntansi, Vol 11 No. 3

Malia, Lidiya dan Andayani. (2015). Pengaruh Rasio Keuangan terhadap

Peringkat Sukuk, Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi, Vol.4, No. 11.

Mardiah, Gina, Zaini Abdul Malik, Nurdin. (2016). Pengaruh Likuiditas,

Profitabilitas, dan Leverage terhadap Peringkat Sukuk. Prosiding

Keuangan dan Perbankan Syariah, Vol. 2 No. 1

Melis, Kalia. (2015). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rating Sukuk.

Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB, Vol. 3 No. 2.

Page 116: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

98

Nurakhiroh, Tsalatsah, Fachrurrozie dan Prabowo Yudo Jayanto. (2014).

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Rating Sukuk Dengan Manajemen

Laba Sebagai Variabel Intervening. Accounting Analysis Journal, Vol. 3

No.1.

Nurkholis. Sukuk: Instrumen Investasi Yang Halal Dan Menjanjikan, artikel

diakses pada tanggal 22 November 2016, dari

http://nurkholis77.staff.uii.ac.id/sukuk-instrumen-investasi-yang-halal-

dan-menjanjikan/

Organization for Economic Co-Operation and Development. (2004). OECD

Principles of Corporate Governance.

Otoritas Jasa Keuangan. (2014). Nomor 33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan

Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik.

Otoritas Jasa Keuangan. (2015). Nomor 80/POJK.04/2015 tentang Penerbitan

dan Persyaratan Sukuk

Pebruary, Silviana. (2016). Pengaruh Rasio Profitabilitas, Rasio Likuiditas, Rasio

Leverage dan Pendapatan Bunga Terhadap Rating Sukuk Korporasi

Periode 2010-2013. Jurnal Dinamika Ekonomi dan Bisnis.Vol. 13 No.1.

Purnamawati, Indah, (2013). Perbandingan Sukuk dan Obligasi (Telaah dari

Perspektif Keuangan dan Akuntansi). Jurnal Akuntansi Universitas

Jember (JAUJ), Vol. 11 No. 1.

Purwaningsih, Septi. (2013). Faktor Yang Mempengaruhi Rating Sukuk Yang

Ditinjau Dari Faktor Akuntansi Dan Non-Akuntansi. Accounting Analysis

Journal, Vol. 2 No. 3.

Restuti, Maria Immaculata Mitha. (2006). Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan

Terhadap Peringkat Obligasi Dan Yield Obligasi. Jurnal Akuntansi dan

Keuangan, Volume 1 No. 3.

Ryandono ,Muhammad Nafik Hadi. (2008). Bursa Efek dan Investasi Syariah.

Cahaya Amanah, Surabaya

Sari, Melia Pramono.(2007). Kemampuan Rasio Keuangan Sebagai Alat Untuk

Memprediksi Peringkat Obligasi PT Pefindo. Jurnal Bisnis dan Ekonomi,

Vol 14 No. 2.

Setyaningrum, Dyah. (2005). Pengaruh Mekanisme Corporate Governance

Terhadap Peringkat Surat Utang Perusahaan Di Indonesia. Jurnal

Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Vol 2 No.2.

Siallagan, Hamonagan dan Mas’ud Machfoedz. (2006). Mekanisme Corporate

Governance, Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan. Simposium Nasional

Akuntansi IX, Padang.

Page 117: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

99

Sugiono, Arief dan Untung Edy. (2008). Panduan Praktis Dasar Analisa Laporan

Keuangan: Pengetahuan Dasar Bagi Mahasiswa Dan Praktisi Perbankan.

Grasindo, Jakarta

Sunarsih. (2008). Potensi Obligasi Syariah Sebagai Sumber Pendanaan Jangka

Menengah dan Panjang bagi Perusahaan di Indonesia. Jurnal Asy- Syir’ah.

Vol. 42. No. 1.

Siswantoro, Dodik. Kasus Dubai World, subprime mortgage jilid 2?. artikel

diakses pada tanggal 21 November 2016, dari

https://staff.blog.ui.ac.id/dodik.siswantoro/2009/11/28/kasus-dubai-world

subprime-mortgage-jilid-2/

Sucipta, Ni Kadek Sirma Nila dan Henny Rahyuda. (2015). Pengaruh

Pertumbuhan Perusahaan, Likuiditas, Dan Maturity Terhadap Peringkat

Obligasi Perusahaan Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Manajemen

Universitas Udayana, Vol. 4 No. 3.

Sudarsono, Heri. (2004). Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Ekonosia FE

UII, Yogyakarta

Sudaryanti, Neneng, Akhmad Affandi Mahfudz dan Ries Wulandari. (2011).

Analisis Determinan Peringkat Sukuk dan Peringkat Obligasi di Indonesia.

Islamic Finance dan Business Review, Vol 6 No. 2.

Syamsuddin, Lukman. (2002). Manajemen Keuangan Perusahaan, edisi baru,

cetakan ketujuh. Rajawali Pers, Jakarta

Ujiyantho, Muh. Arief dan Pramuka, B. Agus. (2007). Mekanisme Corporate

Governance, Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan (Studi Pada

Perusahaan Go Publik Sektor Manufaktur). Simposium Nasional Akuntansi

X, IAI, Makassar

Utami, Ayu Gandar. (2012). Mekanisme Corporate Governance Terhadap

Peringkat Obligasi. Accounting Analysis Journal, Vol 1 No.2

Widowati, Dewi, Yeterina Nugrahanti, Ari Budi Kristianto. (2013). Analisis

Faktor Keuangan dan Non Keuangan Yang Berpengaruh Pada Prediksi

Peringkat Obligasi di Indonesia. Jurnal Manajemen, Vol 13 No.1.

Page 118: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

100

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 119: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

101

Lampiran 1.1 Daftar Perusahaan

Perusahaan Keuangan dan Non Keuangan yang Menjadi Sampel

No Nama Perusahaan Kode Emiten

1 PT Adhi Karya ADHI

2 PT Bank Muamalat BBMI

3 PT Bank Nagari BSBR

4 PT Bank Sulsel dan Sulbar BSSB

5 PT Indosat ISAT

6 PT Matahari Putra Prima LPPF

7 PT Mayora Indah MYOR

8 PT Mitra Adi Perkasa MAPI

9 PT Perusahaan Listrik Negara PPLN

10 PT Pupuk Kalimantan Timur PPKT

11 PT Salim Invomas Salim Pratama SIMP

12 PT Sumber Daya Sewatama SSMM

Page 120: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

102

Lampiran 1.2 Data Perusahaan

NO Nama

Perusahaan

Variabel

2012 2013 2014

DKI UDK DKI UDK DKI UDK

1 ADHI 33% 6 33% 6 33% 6

2 BBMI 50% 6 50% 6 50% 6

3 BSBR 67% 3 67% 3 50% 4

4 BSSB 67% 3 75% 4 75% 4

5 ISAT 50% 10 40% 10 30% 10

6 LPPF 43% 7 33% 6 40% 5

7 MYOR 40% 5 40% 5 40% 5

8 MAPI 40% 5 40% 5 40% 5

9 PPLN 29% 7 22% 9 22% 9

10 PPKT 17% 6 17% 6 20% 5

11 SIMP 33% 3 33% 6 33% 6

12 SSMM 0% 4 33% 3 33% 3

Page 121: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

103

Data Perusahaan

Page 122: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

104

Data Perusahaan

Page 123: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

105

Lampiran 1.3 Hasil Perhitungan

Tah

un

NO Nama

Perusahaan

VARIABEL

Rating Sukuk (Y) DKI (X1) UDK (X2) Leverage (X3) Maturity (X4)

20

12

1 ADHI 2 0,33 6 0,84999 1

2 BBMI 2 0,50 6 0,18093 0

3 BSBR 2 0,67 3 0,91233 0

4 BSSB 2 0,67 3 0,84701 1

5 ISAT 3 0,50 10 0,64879 0

6 LPPF 2 0,43 7 1,65928 1

7 MYOR 3 0,40 5 0,63049 1

8 MAPI 2 0,40 5 0,63732 1

9 PPLN 3 0,29 7 0,71009 0

10 PPKT 3 0,17 6 0,40246 1

11 SIMP 3 0,33 3 0,39446 1

12 SSMM 2 0,00 4 0,75593 1

20

13

13 ADHI 2 0,33 6 0,84071 1

14 BBMI 2 0,50 6 0,18055 0

15 BSBR 2 0,67 3 0,90592 0

16 BSSB 2 0,75 4 0,83645 1

17 ISAT 3 0,40 10 0,69704 0

18 LPPF 2 0,33 6 1,26605 1

19 MYOR 3 0,40 5 0,59899 1

20 MAPI 2 0,40 5 0,68906 1

21 PPLN 4 0,22 9 0,72870 0

22 PPKT 3 0,17 6 0,58738 1

23 SIMP 3 0,33 6 0,38576 1

24 SSMM 2 0,33 3 0,79281 1

201

4

25 ADHI 2 0,33 6 0,83253 1

26 BBMI 2 0,50 6 0,15155 0

27 BSBR 2 0,50 4 0,86708 0

28 BSSB 2 0,75 4 0,82807 1

29 ISAT 4 0,30 10 0,73343 0

30 LPPF 2 0,40 5 0,94790 1

31 MYOR 3 0,40 5 0,60154 1

32 MAPI 3 0,40 5 0,69959 1

33 PPLN 4 0,22 9 0,74377 0

34 PPKT 3 0,20 5 0,57675 1

Page 124: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

106

Tah

un

NO Nama

Perusahaan

VARIABEL

Rating Sukuk (Y) DKI (X1) UDK (X2) Leverage (X3) Maturity (X4)

35

SIMP 3 0,33 6 0,50575 1

36 SSMM 2 0,33 3 0,80197 1

Page 125: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

107

Lampiran 1.4 Hasil Output SPSS

1. Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std.

Deviation

RatingSukuk 36 2,00000 4,00000 2,5277778 ,65404723

DKI 36 ,00000 ,75000 ,3938889 ,16475571

UDK 36 3,00000 10,00000 5,6111111 2,00396433

LEV 36 ,15155 1,65928 ,7063403 ,28164867

Maturity 36 ,00000 1,00000 ,6666667 ,47809144

Valid N

(listwise) 36

2. Uji Normalitas

Uji Normalitas: Histogram

Uji Normalitas : P-Plot

Page 126: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

108

Uji Normalitas: Kolmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 36

Normal Parametersa,b

Mean ,0000000

Std.

Deviation ,46767697

Most Extreme Differences Absolute ,100

Positive ,092

Negative -,100

Test Statistic ,100

Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. This is a lower bound of the true significance.

3. Uji Multikolonieritas

Hasil Uji Multikolonieritas

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

DKI ,714 1,401

UDK ,594 1,685

LEV ,905 1,104

Maturity ,596 1,678

a. Dependent Variable: Rating Sukuk

Page 127: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

109

4. Uji Heteroskedastisitas

Grafik Scatterplot

Uji Park

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -2,771 1,718 -1,613 ,117

DKI ,167 1,827 ,019 ,092 ,928

UDK ,164 ,165 ,225 ,998 ,326

LEV -,737 ,949 -,142 -,776 ,443

Maturity ,104 ,689 ,034 ,151 ,881

a. Dependent Variable: LnU2i

Page 128: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

110

5. Uji Autokorelasi

Hasil Uji Autokorelasi: Run Test

Runs Test

Unstandardize

d Residual

Test Valuea ,08178

Cases < Test Value 18

Cases >= Test Value 18

Total Cases 36

Number of Runs 13

Z -1,860

Asymp. Sig. (2-

tailed) ,063

a. Median

6. Uji Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 ,699a ,489 ,423 ,49693452

a. Predictors: (Constant), DKI, UDK, LEV, Maturity

b. Dependent Variable: RatingSukuk

7. Uji Hipotesis

Hasil Uji Signifikan Simultan : Uji F

ANOVAa

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 7,317 4 1,829 7,408 ,000b

Residual 7,655 31 ,247

Total 14,972 35

a. Dependent Variable: Rating Sukuk

b. Predictors: (Constant), DKI, UDK, LEV, Maturity

Page 129: MATURITY TERHADAP RATING SUKUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38807/1/YUSUF... · bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,

111

Hasil Uji Signifikansi Individual : Uji Statistik t

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardize

d

Coefficients

t Sig.

Collinearity

Statistics

B

Std.

Error Beta

Toleranc

e VIF

1 (Constant) 2,302 ,567 4,056 ,000

DKI -1,045 ,603 -,263 -1,732 ,093 ,714 1,401

UDK ,170 ,054 ,522 3,129 ,004 ,594 1,685

LEV -,434 ,313 -,187 -1,386 ,176 ,905 1,104

Maturity -,016 ,228 -,012 -,069 ,945 ,596 1,678

a. Dependent Variable: Rating Sukuk