matriks paradigma pembangunan

6
MATRIKS PARADIGMA PEMBANGUNAN PARADIGMA DAN ASUMSI DASAR IDEOLOGI GRAND TEORI TUJUAN PEMBANGUNAN SASARAN PEMBANGUNAN UNIT OPERASIONAL AKTOR PEMBANGUNAN TOKOH/AHLI Modernisasi : Asumsi : Kemiskinan dan keterbelakangan disebebakan oleh ciri kultural dan struktural masyarakat negara berkembang sendiri Pertumbuhan ekonomi, Efisiensi, dan kompetisi Dimensi kultural : Modernisasi menganjurkan pembongkaran tradisi masyarakat. Intinya rasionalisasi. Rasionalisasi dilakukan, dimana ruang normatif yang rigid harus digeser ke ruang normatif yang efektif agar terlembagakan. Dimensi Sosiologis : Modernisasi menekankan perlunya difresensiasi sosial, dimana proses masyarakat mengalami perbanyakan fungsi dan lembaga. Dimensi Psikologis : Modernisasi mengharuskan adanya kelompok masyarakat yang memiliki motif berprestasi agar kelompok wiraswasta tampil menjadi penggerak ekonomi modern Dimensi Ekonomi : modernisasi menekankan perubahan struktur ekonomi dalam suatu pentahapan terencana yang harus meniru perkembangan negara maju (transformasi struktural). Makanya harus diberikan bantuan dana agar dapat menggerakkan sektor investasi. Ekspansi produktivitas ekonomis Pembenahan sumber daya, pengemabngan teknologi dan perbaikan cara produksi Level nasional • Birokrat • Militer • Lembaga Pembangunan • Perusahaan transnasional •Gino Germani (pengembangan tradisi Weberian dan Parsonian) Neil J. Smelser, A. Etzioni dan E. Etzioni, McClelland, W.W. Rostow

Upload: riska21

Post on 17-Jul-2015

2.122 views

Category:

Documents


17 download

TRANSCRIPT

Page 1: Matriks paradigma pembangunan

MATRIKS PARADIGMA PEMBANGUNAN

PARADIGMA DAN ASUMSI DASAR

IDEOLOGI GRAND TEORI TUJUAN PEMBANGUNAN

SASARAN PEMBANGUNAN

UNIT OPERASIONAL

AKTOR PEMBANGUNAN

TOKOH/AHLI

Modernisasi :

Asumsi :

Kemiskinan dan keterbelakangan disebebakan oleh ciri kultural dan struktural masyarakat negara berkembang sendiri

Pertumbuhan ekonomi, Efisiensi, dan kompetisi

Dimensi kultural : Modernisasi menganjurkan pembongkaran tradisi masyarakat. Intinya rasionalisasi. Rasionalisasi dilakukan, dimana ruang normatif yang rigid harus digeser ke ruang normatif yang efektif agar terlembagakan.

Dimensi Sosiologis : Modernisasi menekankan perlunya difresensiasi sosial, dimana proses masyarakat mengalami perbanyakan fungsi dan lembaga.

Dimensi Psikologis : Modernisasi mengharuskan adanya kelompok masyarakat yang memiliki motif berprestasi agar kelompok wiraswasta tampil menjadi penggerak ekonomi modern

Dimensi Ekonomi : modernisasi menekankan perubahan struktur ekonomi dalam suatu pentahapan terencana yang harus meniru perkembangan negara maju (transformasi struktural). Makanya harus diberikan bantuan dana agar dapat menggerakkan sektor investasi.

Ekspansi produktivitas ekonomis

Pembenahan sumber daya, pengemabngan teknologi dan perbaikan cara produksi

Level nasional • Birokrat

• Militer• Lembaga Pembangunan

• Perusahaan transnasional

•Gino Germani

(pengembangan tradisi Weberian dan Parsonian)

Neil J. Smelser, A. Etzioni dan E. Etzioni, McClelland, W.W. Rostow

Page 2: Matriks paradigma pembangunan

PARADIGMA DAN ASUMSI

DASAR

IDEOLOGI GRAND TEORI TUJUAN PEMBANGUNAN

SASARAN PEMBANGUNAN

UNIT OPERASIONAL

AKTOR PEMBANGUNAN

TOKOH/AHLI

Dependensi :

Asumsi 1:

Kemiskinan dan keterbelakangan bukan disebebakan oleh faktor kultural dan struktural secara internal masyarakat, melainkan karena faktor eksternal berupa hubungan eksploitatif antara negara berkembang dan negara maju (Metroplis/core/inti) dan (Peri-Phery/Pinggiran). Makanya, jika negara berkembang ingin lepas dari kemiskinan dan keterbelakangan, harus melepaskan ketergantungan pada negara maju/inti/metropolis

Asumsi 2:

Dalam mengatasi kemiskinan dan keterbelakangan harus berlangsung dalam proses yang mandiri, tidak bergantung pada bantuan investasi dan teknologi dari negara maju.

Penghapusan ketergantungan negara berkembang kepada negara maju.

Dependensi KlasikAkar dari kemiskinan dan

keterbelakangan adalah eksploitasi yang dilakukan oleh negara inti kepada negara pinggiran.

Hubungan eksploitatif mengakibatkan sistem pembagian kerja internasional yang bersifat vertikal. Negara inti memproduksi komuditas industri yang nilai tambah dan spin off yang tinggi, sedangkan negara berkembang memproduksi komoditas pertanian yang nilai tambah dan spin off yang rendah.

Kemiskinan dan keterbelakangan disebabkan oleh penghisapan surplus atas negara pinggiran melalui pengembalian bantuan kapital, teknologi dan SDM.

Dependensi Moderat :Hubungan inti – pinggiran

bersifat dinamis. Negara pinggiran tidak serta merta berposisi sebagai pinggiran, tetapi ia dapat maju menjadi negara semi pinggiran, bahkan negara maju

Hubungan inti – pinggiran sebenarnya tidak sejelek yang digambarkan teori dependensi klasik, karena dalam kondisi bergantung negara berkembang dapat mencapai berbagai kemajuan dalam industrialisasi.

Pemebebasan negara berkembang dari eksploitasi negara maju, promosi ekonomi mandiri pada dunia ketiga, dan perbaikan tatanan ekonomi dan sosial dunia internasional.

Perbaikan pembagian kerja internasional dalam konteks hubungan antara kelompok yang berkuasa (negara inti) dengan kelompok tertindas (negara pinggiran).

Level nasional dan internasional

• Rakyat tertindas atau publik

Baran, Frank, Prebisch, Galtung, Dos Santos, Hopkins, Wallerstein, Cardoso, Warren, Evans

Page 3: Matriks paradigma pembangunan

PARADIGMA DAN ASUMSI

DASAR

IDEOLOGI GRAND TEORI TUJUAN PEMBANGUNAN

SASARAN PEMBANGUNAN

UNIT OPERASIONAL

AKTOR PEMBANGUNAN

TOKOH/AHLI

Ekologi :

Asumsi :

Pembangunan harus memperhatikan kelestarian sumber daya alam dan ekosistem secara sama dan sungguh-sungguh dalam upaya pencapaian pertumbuhan ekonomi.

Perlindungan sumber daya alam dan ekositem dari berbagai kerusakan.

Teori Entropi : Teori ini menekankan bahwa lingkungan alam akan sampai pada titik batas daya dukungnya bila eksploitasi terus-menerus dilakukan.

Teori Pembangunan Berkelanjutan : Teori ini menekankan bahwa karena adanya batas daya dukung lingkungan, maka pembangunan harus mempertimbangkan keberlanjutan daya dukung melalui penghematan, pelestarian dan rehabilitasi.

Teori Posmodernisme : Teori ini menekankan bahwa narasi besar tentang efisiensi dan efektivitas demi pertumbuhan ekonomi yang dicanangkan oleh modernisasi sudah saatnya didekonstruksi dan diganti dengan narasi kecil tentang kearifan lokal dan pengetahuan asli yang lebih mengapresiasi keseimbangan tujuan ekonomi dengan daya dukung lingkungan.

Terciptanya keseimbangan antara aktivitas produksi dengan daya dukung ekosistem.

Perubahan cara produksi. Ditekankan bahwa kapitalisme yang menjadi nafas dari modernisasi, telah sampai pada tahap dimana tata produksinya tumbuh tidak lagi berdasar pada kebutuhan masyarakat tetapi lebih pada pemenuhan kebtuhan kaum kapitalis.

Perubahan gaya konsumsi. Masyarakat sebagai konsumen harus disadarkan untuk berbelanja dan membeli sesuai kebutuhan saja, bukan untuk memenuhi hasrat konsumsi

Masyarakat internasional dan komunitas lokal.

• Organisasi perlindungan lingkungan dunia, lembaga-lembaga PBB dan masyarakat/konsumen sendiri.

Gardner, Lewis,Hoogendijk, Adams

Page 4: Matriks paradigma pembangunan

PARADIGMA DAN ASUMSI

DASAR

IDEOLOGI GRAND TEORI TUJUAN PEMBANGUNAN

SASARAN PEMBANGUNAN

UNIT OPERASIONAL

AKTOR PEMBANGUNAN

TOKOH/AHLI

Kebutuhan Dasar :

Asumsi :

Paradigma kebutuhan dasar berasumsi bahwa meskipun perumbuhan ekonomi tercapat pada tingkat nasional tetapi tidak menjamin bahwa kebutuhan dasar semua masyarakat otomatis terpenuhi. Dibalik pertumbuhan ekonomi yang tinggi, kebuhan pangan, perumahan, kesehatan dan pendidikan tetap saja tidak terpenuhi pada berbagai lapisan masyarakat.

Keterjaminan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat

Selain tanah, uang, dan mesin, pendidikan dan kesehatan menjadi mutlak diperlukan untuk memacu produktivitas nasional ; bahwa sebagian besar penduduk miskin tidak memiliki harta selain badannya karena itu investasi SDM sangat logis; dan bahwa peningkatan pendapatan penduduk miskin memang hendaknya dibarengi dengan produksi barang dan jasa untuk konsumsi massa.

Pembukaan lapangan kerja mutlak bagi negara berkembang tidk hanya karena alasan produktivitas tetapi karena bekerja dan mendapatkan nafkah memang merupakan hak asasi

Penghapusan kemiskinan dan peningkatan kondisi kehdupan

Kebutuhan dasar untuk bertahan hidup seperti makanan dan air yang cukup bagi suatu hidup layak dan sehat, perumahan dengan sanitasi yang dapat dipertanggungjawabkan, pelayanan kesehatan dasar yang cukup dan terjangkau, kesempatan luas untuk memperoleh pendidikan, ketersediaan transportasi umum, keterpenuhan hak bekerja dan mendapatkan nafkah, dan jauh lebih penting adalah keterpenuhan hak untuk bebas dari ketergantungan, ketakutan dan penindasan harga diri.

Nasional dan komunitas lokal

• Badan-badan PBB

• LSM/NGO• Publik

Streeten, ILO, Sritua Arief

Page 5: Matriks paradigma pembangunan

PARADIGMA DAN ASUMSI

DASAR

IDEOLOGI GRAND TEORI TUJUAN PEMBANGUNAN

SASARAN PEMBANGUNAN

UNIT OPERASIONAL

AKTOR PEMBANGUNAN

TOKOH/AHLI

Pembebasan :

Asumsi :

Pembangunan mestinya identik dengan proses pembebasan manusia dari ketertindasan.

Pembebasan, demokratisasi, partisipasi warga, dan kemandirian atau kemampuan menolong diri sendiri.

Bagi kaum tertindas, yang terpenting adalah proses penyadaran (conscientization), yakni proses penumbuhan kesadaran kritis dalam diri individu tentang situasi linkungannya agar dengan itu individu dengan kemampuan sendiri dapat mengontrol lingkungannya. Ini berarti bahwa individu menganalisis sendiri masalahanya, mengidentifikasi penyebabnya, dan memutuskan seindiri apa kebutuhannya.

Teori Pembangunan Partisipatoris : Menekankan bahwa proses penyadaran dan pengorganisasian merupakan tahapan penting agar dengan itu tindakan kolektif dapat bangkit untuk suatu transformasi sosial. Baginya, participatory development dan community development bukanlah sekadar penyesuaian struktural dari praktek pembangunan, melainkan betul-betu ditempatkan sebagai alat transformasi demokratik dan wahana pembebasan dari ketertindasan.

Pembebasan masyarakat dari penindasan dan penciptaan masyarakat demokratik.

Transformasi sistem politik, ekoomi, dan sosial secara total, diikuti dengan tumbuhnya kesadaran kritis pada diri warga masyarakat.

Lokal ke level nasional

• LSM • Publik

Paulo Freire, Friedman, Mayo, Craig, Rahman, Amartya Sen

Page 6: Matriks paradigma pembangunan

PARADIGMA DAN ASUMSI

DASAR

IDEOLOGI GRAND TEORI TUJUAN PEMBANGUNAN

SASARAN PEMBANGUNAN

UNIT OPERASIONAL

AKTOR PEMBANGUNAN

TOKOH/AHLI

Endogen :

Asumsi :

Pembangunan yang berlangsung selama ini terlalu mengandalkan kekuatan luar, berskala besar dan berunit nasional, serta tidak berbasis pada kekuatan masyarakat yang mengalami pembangunan. Tidak berbasisnya pembangunan pada kekuatan endogen menyebabkan perbaikan yang dihasilkannya tidak berkelanjutan.

Partisipasi, kerjasama, harmoni, dan interkoneksitas.

Model pembangunan selama ini telah gagal menghapus kemiskinan massal di muka bumi, juga telah gagal mempertahankan sustainabilitasnya secara ekologis. Rekomendasinya adalah pembangunan harus bersifat endegeneus, self-reliance dan ramah lingkungan.

Selama ini beroperasi dua sistem utama penggerak perubahan, yakni negara (sistem pertama) dan pasar (sistem kedua). Padahal dalam masyarakat bisa ditemukan sistem ketiga dengan autonomous power yang legitimatif, yakni sekelompok orang yang memiliki kesadaran kritis tentang peranan yang dimainkannya. Mereka adalah entitas yang menyadari bahwa sejarah adalah perjuangan rakyat untuk menentukan seindiri jalan hidupnya.

Pembangunan yang ideal adalah bagaimana mendorong masayrakat di seluruh muka bumi untuk bisa tampil sebagai pengambil keputusan sendiri mengenai jalan hidupnya; dan itu berarti peranan dua sistem pertama (negara dan pasar) harus mengalami reduksi

Pembentukan sistem sosial baru yang berwajah manusiawi serta harmonisasi antara pertumbuhan ekonomi dengan pelestarian lingkungan

Pemenuhan kebutuhan dasar untuk melanjutkan hidup, kelestarian lingkungan alam dan sumberdaya, serta penciptaan struktur komunitas yang manusiawi.

Lokalitas, yaitu masyarakat atau komunitas lokal.

• Kolaborasi antara warga/masyarakat sipil, perusahaan swasta, LSM-LSM lokal dan pemerintah lokal.

Friedman, IFDA, Dag Hammarskjold