materi workshop
TRANSCRIPT
Tata Artistik
Tugas utama dari departemen ini adalah menyediakan komposisi
visualyang baik untuk direkam. Penata fotografi tidak dapat berbuat
banyak tanpa dukungan tata rias tata ruangan dan komposisi warna
serta tata buasana. Ia hanya merekam apa yang disediakan, maka jika
apa yang disediakan tata artistik buruk maka dari manapun camera
mengambil gambar hasilnya tidak akan maksimal. Maka diskusi
intensif antara penata artistik, DOP, dan sutradara sangat diperlukan.
Tata artistik juga menentukan tata busana termasuk warna, ukuran
dan model. Dan mempertimbangkan apakah pakaian yang digunakan
sesuai dengan kamera.
Set adalah tata ruangan yang menjadi obyek visual untuk tiap
adegan, agar tidak terjadi kesalah pahaman tentang ukuran, warna,
riasan dan jumlah perabot dalam setiap set maka perlu konfirmasi
dengan Sutradara dan penata Fotografi.
Penata Suara
Perekaman suara adalah bagian yang tidak terpisahkan ketika kita
melakukan shooting, kecuali bila memang kita tidak menginginkan
rekaman suara pada film. Ada beberapa hal yang perlu dicermati
adalah: pengaturan suara dan perekaman suara, suara dapat kita atur
dengan baik bila kita tahu blocking dan pergerakan pemain dengan
baik.
Setelah kita tahu pergerakan pemain dengan baik maka kita dapat
merancang pergerakan jauh dekatnya microphone yang kira gunakan.
Mic digunakan untuk merekam suara pemain dan lingkungan sekitar
yang mendukung adegan
Perbedaan menggunakan antara kamera video dan Film layar lebar
adalah bila kita menggunakan kamera video maka perekaman suara
sekaligus dalam perekaman gambar. Ini lain dengan menggunakan
kamera untuk layar lebar yang media perekaman gambar dan suara
berbeda.
Penyutradaraan
Tugas Sutradara adalah memastikan beberapa hal yang telah
diuraikan nya dalam Script breakdown sheet, yaitu
1. menentukan titik kamera
2. menentukan floor plan
3. mengarahkan pemeran
4. menjaga continuity
5. menentukan Oke (OK) atau NG (no good) sebuah shoot
1. menentukan titik kamera
sesuai script breakdown dan shotlist, sutradara menentukan
setiap shot yang dirancang untuk direkam. Tempat yang ditunjuk
sutradara disebut titik kamera. Agar urutan perekaman shot
efektif, jangan pindahkan kamera sebelum seluruh shot yang
akan direkam dari titik atau lokasi tersebut telah
terekam/terambil semuanya. Jika hal tersebut dilakukan maka
hal ini akan memperlambat shooting kita: karena kita akan
kembali ke titik atau lokasi itu lagi. Perpindahan barang dan
orang itulah yang memakan banyak waktu.
2. menentukan floor plan
Usahakan untuk membuat floor plan dari setiap shot yang kita
rancang. Floor plan adalah gambar sederhana tentang
pergerakan pemeran dan letak kamera. Karena kamera juga
dapat bergerak maka kita juga perlu menggambarkan juga
pergerakan kamera bila kita memerlukannya. Jangan lupa
pengarahan untuk penata fotografi dan penata artisitik agar
sesuai dengan floor plan yang dibuat. Kebiasaan floor plan
membuat kita jauh lebih lancar berkomunikasi dengan seluruh
anggota tim.
3. mengarahkan pameran
sutradara membimbing para pemeran melakukan tugasnya
sesuai dengan arahan waktu latihan (rehearsal).
4. menjaga continuity
yaitu sutradara harus menjaga empat hal penting yang
berkesinambungan saat gambar dan suara direkam
screen direction
screen direction adalah arah hadap para pemain sebelum,
sesudah dan saat setiap shot direkam. Perhatikan dengan teliti
kedudukan pergerakan pemain , semuanya harus sinkron.
Property
Menyiapkan property secara teliti akan membuat sebuah
film mudah untuk dinikmati. Umumnya karakter dibangun
dengan bantuan property yang tampil bersamanya, sehingga
penonton akan mudah untuk mengidentifikasi tokoh-tokoh dan
pesan/informasi yang hendak disampaikan oleh sutradara.
Waktu
Waktu disini artinya digunakan untuk menjelaskan
kronologi sebuah cerita. Perhatikan dengan cermat semua hal
yang berkaitan dengan elemen waktu dalam skenario, termasuk
sumber cahaya yang masuk akal untuk waktu yang tertera.
Suara dan Atmosfer
Unsur ini membantu menciptakan suasana yang diinginkan
Sutradara. Selain dialog yang wajib direkam dengan baik maka
suara lain yang mendukung , seperti lokomotif kereta, peluit
kereta, suara riuh penumpang dan pedagang juga mestinya
direkam.
5. menetukan Oke atau No Good
Saat shooting lengkapi diri kita dengan script continuity report,
tuliskan semua keputusan yang diambil pada saat perekaman
gambar dan suara kedalam kolom-kolom yang terdapat dalam
script continuity report. Bila kita puas dengan apa yang
ditampilkan dilayar maka tulis OK pada kolom OK/NG. Sebaiknya
bila kita ingin shoot ini diulang tuliskan NG. Mungkin saja kita
memberi catatan pada kolom notes misal [ Suara OK gambar
NG] artinya kita punga pilihan untuk suara sedangkan gambar
akan kita ambil dari take lain atau take berikutnya.
Tuliskan juga catatan waktu yang tampak pada layar kamera
atau View Finder kedalam kolom TC In/Out. TC adalah singkatan
untuk time code, TC in menunjukan waktu saat kata Action akan
diucapkan. Dan TC out menunjukan saat setelah sutradara
mengucapkan Cut, pada kasus take yang berurutan umumnya
TC out merupakan TC in pada take selanjutnya.
DEPARTEMEN PRODUKSI
Sebagai kepala departemen produksi kita perlu memastikan
beberapa hal berikut sebelum memulai shooting:
1. Lokasi
Dalam sebuah produksi film menggunakan satu atau
beberapa tempat sebagai lokasi shootingnya. Shooting
bisa berlangsung secara lancar bila lokasi – lokasi yang kita
gunakan dikelola dengan baik. Manajer lokasi bertanggung
jawab menyiapkan lokasi dan mengatasi masalah yang
timbul di lokasi. Di Indonesia tidak dibedakan antara
manajer lokasi (location manager) dan pencari lokasi
(location scouter). Di Hollywood, untuk film cerita panjang
yang melibatkan banyak lokasi biasanya dipekerjakan satu
manajer lokasi dan beberapa pencari lokasi. Manajer lokasi
mengkoordinasi kerja pencari lokasi dan
mempresentasikan calon lokasi kepada sutradara. Pencari
lokasi tidak ikut serta selama shooting berlangsung. Di
Indonesia, manajer lokasi direkrut dari salah seorang
asisten produksi dan bertanggung jawab atas pencarian
serta pengelolaan lokasi hingga shooting dinyatakan usai.
Sesuai dengan arahan sutradara maka ia mencari
beberapa lokasi yang paling mendekati lokasi yang
diperlukan untuk kemudian dipresentasikan ke sutradara.
Sutradara, asisten sutradara, penata artistik, dan penata
fotografi diajak untuk mengunjungi lokasi,
mempertimbangkan hal – hal artistik dan teknis untuk
merekam gambar di lokasi – lokasi tersebut. Lokasi yang
terpilih diurus perijinan serta keperluan administratifnya
oleh manajer lokasi.
2. Pemeran
3. Logistik
4. Peralatan shooting
5. Jadwal