materi sistem pengapian.word2003
TRANSCRIPT
Engine Tune Up conventional Gasoline
BAB II
MATERI SISTEM PENGAPIAN
A. TUJUAN SISTEM PENGAPIAN
Tujuan penggunaan system pengapian pada kendaraan adalah:
Menyediakan percikan buanga api bertegangan tinggi pada busi untuk membakar campuran udara dan bahan bakar di dalam ruang bakar engine.
Mengatur saat pengapian untuk mendapatkan kerja terbaik dari engine pada seluruh kondisi kerja engine.
Tegangan batere kendaraan biasanya 12 atau 24 volt, nilai yang terlalu rendah untuk dapat menghasilkan percikan bunga api pada celah busi di dalam silinder yang bertekanan.,sistem pengapian menghasilkan tegangan sekunder yang tinggi yang dapat mencapai 40.000 voly.
Baterai atau alternator menyediakan sumber listrik yang di perlukan oleh rangkaian primer system pengapian untuk menghasilkan medan magnet di sekeliling lilitan primer coil pengapian.
Kontak poin distributor atau perangkat sakelar elektronik lainnya mengendalikan pembentukan dan kolapnya medan magnet.Lilitan sekunder coil pengapian di bawah pengaruh medan magnet menghasilkan keluaran tegangan sekunder yang tinggi.Coil pengapian bekerja seperti transformator step- up.
Rotor, tutup distributor dan kabel tegangan tinggi mendistribusikan tegangan sekunder pada busi yang sesuai kebutuhan.
Tegangan pembakaran menyebabkan celah percikan antara kedua elektroda busi menjadi penghantar listrik (yaitu”ionisasi”) dan dengan demikian memungkinkan percikan bunga api melompat disepanjang celah.Percikan bunga api listrik mempunyai energi panas yang cukup membakar campuran udara/bahan bakar yang kemudian akan terbakar secara menyeluruh dengan sendirinya.
B. K0MPONEN SISTEM PENGAPIAN
1. Baterai
Fungsi : Sebagai sumber tenaga arus listrik yang mengalir pada lilitan primery coil pada waktu mesin hidup atau pada mesin putaran idling apabila kecepatan mesin sudah mulai tinggi sistem pengisian mengganti tugas dari baterai.
Kelompok_2 Teknik Mesin Perawatan 3
Engine Tune Up conventional Gasoline
Gambar : Baterai sebagai sumber arus
2.Fuse/Sekring
Fungsi : Untuk mencegah terjadinya hubungan singkat agar tidak langsung sampai ke komponen komponen kelistrikan, khususnya sekring yang ada di komponen komponen system pengapian konvensional.
Gambar : Fuse/sekring
3.Kunci Kontak/Ignition Switch
Fungsi : Untuk menghubungkan dan memutuskan aliran listrik dari baterai ke coil.
Gambar : Kunci Kontak/Ignition
Kelompok_2 Teknik Mesin Perawatan 4
Engine Tune Up conventional Gasoline
4.Ignition Coil/Coil Pengapian
Fungsi : Untuk merubah arus listrik 12 volt yang di terima oleh baterai menjadi tegangan tinggi ( 10 kv atau lebih) untuk menghasilkan loncatan bunga api yang kuat pada celah busi. Untuk dapat mempertinggi tegangan listrik tersebut pada ignition coil terdapat 2 kumparan-kumparan.
Gambar : Coil pengapian pada system pengapian
a. kumparan Primer
Pada kumparan primer timbul induksi sendiri dengan tegangan 300-400v.Arus ini kemudian mengalir dan di simpan untuk sementara dalam kondensor. Apabila penutup arus menutup kembali maka muatan listrik yang ada dalam kondensor tersebut di atas akan mengalir ke rangkaian arus primer segera menjadi penuh.Demikian pemutus arus dibuka kembali maka arus induksi yang terjadi pada kumparan sekunder cukup besar.
-Menciptakan medan magnet
-Penampang kawat besar
-Jumlah gulungan sedikit
b. Komponen Sekunder
Pada kumparan sekunder timbul arus induksi dengan tegangan 10.000-20.000 volt. Pada motor selinder satu atau dua arus mengalir ke busi. Sedangkan pada motor selinder banyak arus mengalir ke busi lewat pembagi arus sesuai dengan firing order.
-Merubah induksi menjadi tegangan tinggi penampang kawat kecil.
Kelompok_2 Teknik Mesin Perawatan 5
Engine Tune Up conventional Gasoline
-Penompang kawat kecil
-Jumlah gulungan banyak ± 30cm
Gambar : lilitan/kumparan pada coil ignition
JENIS COIL
1). IGNITION COIL DENGAN RESISTOR
Pada ignition coil yang di lengkapi resistor mempunyai sebuah resistor yang di hubungkan seri dengan kumparan primer pada coil.
Ada dua tipe resistor :
a).External resistor type
b).Integrated resistor type
2). IGNITION COIL TANPA RESISTOR
5. Distributor
Kelompok_2 Teknik Mesin Perawatan 6
Engine Tune Up conventional Gasoline
Distributor berfungsi untuk membagikan loncatan bunga api ke setiap kabel kabel busi sesuai firing order.
BAGIAN/KOMPONEN DISTRIBUTOR
A. Platina(bagian kontak pemutus)
Bagian Kontak Pemutus(platina)
Fungsi :Untuk memutus dan menyambung arus yang mengalir ke kumparan primer agar terjadi tegangan induksi pada kumparan skunder.
Gambar : bagian kontak platina pada dan komponen distributor
BAB III
Kelompok_2 Teknik Mesin Perawatan 7
Engine Tune Up conventional Gasoline
CARA KERJA SISTEM PENGAPIAN
A. Cara Kerja Sistem Pengapian
a. Saat Platina Menutup
Arus dari baterai mengalir melalui lilitan-lilitan primer coil,membentuk medan magnet,melalui kontak poin ke massa.
b. Saat Platina Terbuka
Pada saat poin-poin terbuka oleh hubungan pemutus yang berputar, aliran arus primer terputus. Medan magnit di sekitar lilitan primer coil kolap dan menyebabkan tegangan tinggi ( 4000 -30.000 volt ) pada lilitan-lilitan sekunder. Sentakan tegangan tinggi ini ’mendorong’ arus melalui kabel coil tegangan tinggi ke distributor dan kemudian kebusi-busi. Siklus keseluruh ini terjadi 50 sampai 150 kali per detik tergantung pada kecepatan engine.
B. Hal-Hal Yang Menentukan Diperlukannya Tegangan Tinggi
Tegangan pada lilitan sekunder meningkat sampai tegangan pada busi cukup kuat untuk meloncat (ionisasi) pada celah yang ada sehingga percikan bunga api terjadi pada celah busi, dan sebagian tenaga sekunder ini muncul dalam bentuk busur api yang akan membakar campuran uadar/bahan bakar.
Tegangan yang diperlukan untuk menimbulkan percikan bunga api pada busi tergantung pada banyak hal seperti:
a. Tekanan Kompresi engine
b. Putaran engine
c. Perbandingan campuran bahan bakar
d. Temperatur busi
e. Celah busi
Catatan:
Kelompok_2 Teknik Mesin Perawatan 8
Engine Tune Up conventional Gasoline
Ionisasi-Tegangan yang sangat tinggi akan menyebabkan elektron pada suatu substansi bertahanan tinggi bergarak bebas. Substansi ini yang kemudian disebut’konduktif’.
Kebutuhan tegangan maksimum terjadi pada saat melakukan percepatan dari putaran rendah sampai 20.000 v olt.
Tegangan lebih rendah diperlukan saat kecepatan konstan ( kecepatan jelajah )
Misalnya : 60 km per jam 12.000 volt
100 km per jam 18.000 volt
Tegangan pada putaran langsam adalah rendah -5.000-8.000 volt. Kondisi engine “tidak ada pembakaran” pertama terjadi pada putaran rendah,kondisi percepatan yang berat. Tegangan yang diperlukan 50.000 volt,yang tersedia 40.000 volt,maka tidak akan terjadi pembakaran.
C. Lamanya Percikan
Lamanya percikan pembakaran,atau panjangnya waktu loncatan bunga api listrik,menjadi sangat penting yang hubungannya dengan pngendalian gas buang.
Campuran kurus perlu untuk mendapatkan tingkat emisi gas buang yang rendah. Bagaimana juga dengan campuran kurus,jika lamanya waktu pembakaran tidak cukup,cmpuran tidak akan terbakar dengan baik.Lamanya waktu pembakaran harus berada antara 0,8-2 milidetik dengan arus antara 100-150 miliamper untuk mendapatkan pembakaran yang baik.
D. Energi-Energi Pembakaran dan Putaran Engine
Hasil penelitian menunjukkan pembakaran campuran udara/bahan bakar dan demikian juga dengan untuk kerja engine dapat dipengaruhi oleh jenis busi,saat pembakaran dan energi pembakaran.
Catatan:
Diperlukan kira-kira 0,2 milijoule (mj) pada setiap pembakaran untuk membakaran campuran udara/bahan bakar dengan percikan bunga api. Campuran kurus dan gemuk memerlukan lebih dari 3 mj.
Energi yang dapat pada percikan bunga api tergantung pada energi yang tersimpan pada coil primer selama massa dwell (kontak poin dalam keadaan menutup),dan pada coil,semakin tinggi arus primer semakin tinggi pula tenaga keluarannya. Mungkin terjadi percikan dengan energi rendah dan hal ini tidak akan menghasilkan pembakaran.
Sistem pengapian modern sementara menghasilkan tegangan yang lebih tinggi,adalah lebih penting menghsilkan percikan bunga api dengan lebih banyak energi dalam bentuk yang lebih
Kelompok_2 Teknik Mesin Perawatan 9
Engine Tune Up conventional Gasoline
sederhana (nyala yang lebih besar). Kebutuhan untuk menghasilkan energi yang lebih besar maka arus pada lilitan primer adalah 7-8 ampere .(Sistem Pengapian Energi Tinggi)
Gambar : hubungan sistem pengapian dan proses pengapian
BAB IV
Kelompok_2 Teknik Mesin Perawatan 10
Engine Tune Up conventional Gasoline
PROSEDUR ENGINE TUNE UP
PEMERIKSAAN SISTEM PENGAPIAN
A. PEMERIKSAAN AWAL
1. Pemeriksaan Bunga Api Busi
o Pasang timing light pada mesin
o Hidupkan mesin
o Periksa keadaan bunga api dengan menggunakan lampu waktu
2. Konektor(Socket)
Pastikan semua socket sistem kelistrikan terhubeng dengan baik
3. Coil Pengapian
o Putar kunci kontak pada posisi On
o Lepas kabel coil
o Periksa tegangan pada coil
Dengan menggunakan volt meter,hubungkan kaki positif tester dengan terminal positif dari resistor dan kaki negative pada massa.
a. Periksa tahanan dari resistor menggunakan ohm meter tahanan.
Kelompok_2 Teknik Mesin Perawatan 11
Engine Tune Up conventional Gasoline
dengan kunci kontak 1,1 – 1,3 Ω tanpa kunci kontak 1,3 – 1,5 Ω
b. Periksa tahanan coil menggunakan ohm meter :
Tahanan coil primer : antara terminal positif dengan negative.Dengan kunci kontak 1,3 – 1,7 Ω , tanpa kunci kontak 1,2 – 1,5 Ω
Tahanan coil sekunder : antara terminal positif dengan terminal tegangan tinggi .Tahanan : dengan kunci kontak 10-15 KΩ, tanpa kunci kontak 8-12 KΩ.
Periksa tahanan isolasi antara terminal positif dan body coil menggunakan ohm meter : tahanan tak terhingga.
B. PEMERIKSAAN LANJUTAN
1. Kabel tegangan tinggi
Jangan membengkokan kabel karena akan merusak penghantar
a. Periksa keadaan terminal kabel, jika kotor bersihkan,jika patah ganti.
b. Periksa tahanan kabel,(-25 k ohm/kabel)
c. Lepaskan tutup distributor dan kabel tegangan tinggi. Pada waktu melepas kabel busi, tariklah dengan memegang bagian ujung kabelnya, jangan memegang pada bagian tengah kabel..
Kelompok_2 Teknik Mesin Perawatan 12
Engine Tune Up conventional Gasoline
2. Pemeriksaan Busi
Periksa kemungkinan terdapat hal-hal berikut:
a. Retak atau cacat pada ulir atau isolator
b. Gasket cacat atau buruk
c. Eelktroda aus
d. Elektroda cacat atau terbakar,terdapat sisa karbon
e. Periksa celah busi dengan menggunakan alat pengukur celah busi.Celah busi:0.8 mm
Kelompok_2 Teknik Mesin Perawatan 13
Engine Tune Up conventional Gasoline
Warna dan Kondisi Elektroda Kondisi Engine Yang Dapat Diindikasi
Bersih,Kekuning-kuningan,Coklat,atau Putih Kusam
Kondisi baik,tingkat panas stekernya pas
Lapisan permukaan melepuhCampuran bahan bakar terlalu encer,steker tidak terpasang dengan tepat,katup-katup engine bocor
Elektroda-elektroda dan permukaan steker kotor oleh oli
Stekernya macet,silinder-silindernya, kendali katup dan piston-pistonnya aus
Elektroda-elektroda dan permukaan steker tercemar/kotor oleh jelaga
Campuran bahan bakar terlalu pekat, celah terlalu lebar di antara elektroda-elektroda busi, tingkat panas stekernya tidak tepat.
3. Pemeriksaan Baterai
a. Periksa batere dari kemungkinan penyangga batere berat, hubungan terminal longgar, terminal berkarat atau rusak, batere rusak, atau bocor.b. Periksa tegangan baterai
c. bersikan kepala baterai
d. Periksa batas air aki pada setiap sel harus antara batas atas dan batas bawah (upper level dan lower level). Jika di bawah min, tambahkan air aki sampai batas min, jangan lebih.
e. Periksa berat jenis elektrolit dengan hidrometer. Berat jenis 1,25 - 1,27 pada 20°C.
4. Pemeriksaan Oli Mesin
1. Periksa volume pelumas mesin anda, perhatikan kondisi fisikositas oli mesin, periksa adanya kebocoran .
2. Jika pada oil level menunjukkan kurang maka perlu ditambah dengan oli yang sama, jenis SAE/API yang disarankan pada kendaraan anda.
3. Lakukan penggantian oli mesin secara berkala pada jangka waktu yang teratur dan perhatikan filter oli pada mesin anda ,jika rusak/kotor segera ganti.
5. Air Filter / Saringan Udara
Kelompok_2 Teknik Mesin Perawatan 14
Engine Tune Up conventional Gasoline
1. Buka elemen pengikat saringan udara , usahakan kotoran tidak masuk kedalam karburator,lepaskan saringan udara.
2. Untuk membersihkan saringan udara, gunakan udara bertekanan kompresor dan semprotkan udara dari sebelah dalam, lakukan dengan baik dan benar.
3. Jika elemen rusak atau terlalu kotor ,segera ganti dengan yang baru.
6. Pemeriksaan Tali kipas / Fan Belt
a. Periksa tali kipas belt dari keausan, retak, dan ketegangan. Ganti bila perlu
b. Pastikan tali kipas terpasang baik pada puli
c. Periksa kelenturan tali kipas dengan memberikan tekanan sebesar 98N (10 kg) atau yang direkomendasikan pada kendaraan anda ditengah·tengah antara kedua puli. Stel bila perlu
Kelompok_2 Teknik Mesin Perawatan 15
Engine Tune Up conventional Gasoline
Penyetelan :- Bila perlu kendorkan baut dudukan alternator dan bautnya- Gerakan alternator kedalam dan keluar untuk menyetel- Setelah itu kencangkan baut
7. Penyetelan celah katup
a. Panaskan mesin kemudian matikan. Putar poros engkol searah jarum jam, tepatkan tanda pada puli poros engkol sejajar dengan tanda pada tutup (pada 0o dengan TOP 1).
b. Putarlah poros engkol (cranshat) 3600 Cek celah katup dengan feller gauge silinder 1 katup IN & EX, Silinder 2 katup IN dan silinder 3 katup EX
c. .Putarlah poros engkol (cranshat) 3600 Cek celah katup dengan feller gauge silinder 4 katup IN
& EX, Silinder 3 katup IN dan silinder 2 katup EX
Celah katup: - Hisap : 0,20mm - Buang : 0,30 mm
8. Pemeriksaan tekanan kompresi
Kelompok_2 Teknik Mesin Perawatan 16
Engine Tune Up conventional Gasoline
a. Pastikan oli mesin cukup dan tegangan arus Baterai baik.b. Panaskan mesin sampai suhu kerja normal. Matikan mesin.c. Lepaskan semua busi.d. Pasang alat ukur compression tester pada lubang busi silinder no 1.e. Injak pedal gas sampai habis.f. Start mesin hingga tekanan kompresi hingga nilai tertinggi.g. Lakukan tes yang sama pada silinder lainnya.
Tekanan kompresi :Standart : 11 kg/cm2Limit : 9,0 kg/cm2
Catatan: - Bila rendah atau tidak rata, lakukan tes ulang setelah menuangkan oli ke silinder yang nilai kompresinya paling rendah: - Bila tekanan kompresi naik, berarti ring pinion atau silinder aus. - Bila tekanan tidak naik, tandanya permukaan klep pada kepala silinder tidak rapat. - Bila dua silinder yang berdekatan tekanannya tidak naik, kemungkinan penyebabnya adalah gasket kepala silinder diantara kedua silinder itu bocor.
9. Pemeriksaan waktu pengapian dan sudut dwell
a. Periksa sudut dwell dengan tester. Sudut dwell 52** 1 6°`
b. Periksa saat pengapian. - Setel putaran mesin pada putaran idle. Oktan selector harus distel pada posisi standar. Saat pengapian pada maksimum 950 RPM 8˚ sebelum TMA..
- Cocokkan tanda-tanda waktu dengan memutar body distributor. Saat pengapian 8° sebelum TMA.
Kelompok_2 Teknik Mesin Perawatan 17