materi sel volta
DESCRIPTION
Kimia fisik 2TRANSCRIPT
MAKALAH KIMIA FISIK II
SEL VOLTA
Oleh :
DINASITA PURNAMA (A1C113007)
KIKI SUHARTI (A1C1130 )
RAMA (A1C113044)
Dosen Pengampu :
Dra. Wilda Syahri, M.Pd
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sel volta adalah sel elektrokimia yang menghasilkan arus listrik. Sel volta
ini ditemukan oleh dua orang ahli berkebangsaan Italia. Mereka berdua adalah
Alessandro Giuseppe Volta (1745-1827) dan Lugini Galvani (1737-1798).
Ciri khas dari sel volta adalah menggunakan jembatan garam. Jembatan
garam berupa pipa U yang diisi agar-agar yang mengandung garam kalium klorida.
Sel volta terdiri dari anoda yang bermuatan negatif dan katoda yang bermuatan
positif. Pada anoda terjadi proses oksidasi, oksidasi adalah pelepasan elektron.
Sedangkan pada katodanya terjadi proses reduksi, reduksi adalah penangkapan
elektron.
Sel volta banyak sekali digunakan pada kehidupan sehari-hari. Sel volta
yang biasa digunakan pada kehidupan manusia seperti jenis-jenis baterai dan aki
(accu). Baterai dan aki sangatlah berbeda, perbedaan ini dapat dilihat dari setelah
pemakaian kedua benda tersebut. Baterai apabila sudah terpakai tidak dapat
digunakan lagi karena sudah tidak ada lagi arus listrik pada baterai tersebut.
Sedangkan, aki apabila arus listriknya sudah habis dapat diisi lagi dengan
mengalirkan arus listrik.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana susunan dari Sel Volta?
2. Bagaimana cara kerja Sel Volta?
3. Apa saja macam-macam elektroda pada Sel Volta?
4. Bagaimana penulisan diagram Sel Volta?
5. Bagaimana sifat-sifat dari deret volta?
6. Bagaimana penghitungan potensial Sel Volta?
7. Apa saja jenis sel volta, manfaaat dan kekurangannya ?
1
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui susunan dari Sel Volta.
2. Mengetahui cara kerja Sel Volta.
3. Mengetahui macam-macam elektroda pada Sel Volta.
4. Mengetahui penulisan diagram Sel Volta yang benar.
5. Mengetahui sifat-sifat deret volta.
6. Mengetahui penghitugan potensial Sel Volta.
7. Mengetahui jenis sel volta, manfaat dan kekurangannya.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sel Volta
Sel Volta merupakan bagian dari elektrokimia. Elektrokimia adalah
cabang ilmu kimia yang mempelajari aspek elektronik dari reaksi kimia.
Sedangkan sel elektrokimia adalah suatu sel yang disusun untuk mengubah energi
kimia menjadi energi listrik atau sebaliknya. Sel elektrokimia terbagi menjadi dua:
1. Sel elektrolisis, yaitu sel yang mengubah energi listrik menjadi energi
kimia. Arus listrik digunakan untuk melangsungkan reaksi redoks tak
spontan.
2. Sel Volta/Galvani, yaitu sel yang mengubah energi kimia menjadi energi
listrik. Reaksi redoks spontan digunakan untuk menghasilkan listrik.
2.2 Susunan Sel Volta
3
Anoda (-) Katoda (+)
Kutub (-) sumber
arus
Kutub (+) sumber
arus
Mengalami
oksidasi
Mengalami reduksi
Melepas elektron Menerima elektron
Jembatan garam adalah penyempurna sel yang mengandung larutan
garam dalam bentuk koloid agar-agar yang :
a. Membuat rangkaian menjadi rangkaian tertutup.
b. Menyeimbangkan muatan elektrolit dengan memberi ion positif atau
negatif.
2.3 Cara Kerja Sel Volta
Contoh: anoda M tercelup pada MA, katoda N tercelup pada NB.
1. Anoda teroksidasi menjadi semakin tipis, karena berubah menjadi ion yang
larut dalam elektrolit anoda.
M(s) Mx+(aq) + x e
Hal ini menyebabkan anoda kelebihan ion positif.
a. Elektron yang dilepas bergerak ke katoda melalui kawat penghantar.
4
b. Katoda tereduksi menjadi menebal/ mengendap, karena ion logam dari
elektrolit katoda menerima elektron.
Ny+(aq) + y e N(s)
Hal ini menyebabkan katoda kelebihan ion negatif.
Karena terjadi kelebihan ion positif pada anoda dan ion negatif pada,
terjadi ketidak- seimbangan muatan yang menyebabkan reaksi tidak
berkelanjutan. Kelebihan dan kekurangan tersebut dinetralkan oleh
jembatan garam yang memberikan ion positif dan negatif ke daerah
yang membutuhkan.
Reaksi sel volta:
A: M M2+ + x e
K: Ny+ + y e N+
M + Nx+ Mx+ + N
(setarakan mol elektron)
2.4 Macam-Macam Elektroda pada Sel Volta
1. Elektroda padat/logam
Logam padat dijadikan elektroda dan bereaksi.
Contoh: elektroda Fe pada larutan FeSO4, elektroda Ni pada
larutan H2SO4.
2. Elektroda tidak padat
Apabila elektroda merupakan elektroda inert (Pt, Au dan C), maka
zat lainlah yang mengalami reaksi sel, sesuai aturan sel elektrolisis.
Contoh: ion Fe3+ bertindak sebagai katoda dan tereduksi menjadi
Fe2+ apabila katoda sesungguhnya adalah Pt.
2.5 Diagram Sel Volta
Diagram sel volta adalah notasi singkat yang menggambarkan
terjadinya reaksi pada sel Volta.
a. Diagram sel volta dengan elektroda padat:
Reaksi sel (elektroda padat)
5
A + Bx+ Ay+ + B
Diagram sel
A | Ax+ || By+ | B
b. Diagram sel volta dengan elektroda tidak padat:
Reaksi sel (elektroda inert, E : [Pt, Au, C])
A + Bx+ Ay+ + B
Diagram sel
E | A | Ax+ || By+ | B | E
Contoh:
Pada suatu sel Volta, anoda Pt tercelup pada H2SO4, katoda Pt tercelup
Pada Ce(NO3)4. Buatlah reaksi sel dan diagram selnya!
Jawab:
Karena elektroda inert, maka aturan reaksi mengikuti aturan sel
elektrolisis, sehingga:
Reaksi sel volta:
A: H2 2H+ + 2e
K: 2Ce4+ + 2e 2Ce3+ +
H2 + 2Ce4+ 2H+ + 2Ce3+
Diagram sel : Pt | H2 | H+ || Ce4+ | Ce3+ | Pt
Makna diagram sel volta:
a. Tanda | menyatakan reaksi yang terjadi pada elektroda.
b. Tanda || menyatakan jembatan garam.
Pada diagram sel volta, koefisien reaksi sel tidak berpengaruh.
2.6 Deret Volta
Deret Volta adalah deret elektrokimia/ kereaktifan logam yang
menunjukkan nilai potensial elektroda standar logam (Eo).
6
Sifat deret Volta :
1. Makin ke kiri, logam makin mudah teroksidasi (nilai Eo lebih negatif).
Semakin ke kiri kedudukan suatu logam dalam deret tersebut, maka
logam semakin reaktif (semakin mudah melepas elektron).
2. Sebaliknya, semakin ke kanan kedudukan suatu logam dalam deret
tersebut, maka logam semakin kurang reaktif (semakin sulit melepas
elektron). Makin ke kanan, logam makin mudah tereduksi (nilai Eo lebih
positif.
3. Pada deret volta tsb ada lima buah unsur logam yang dikatakan sebagai
unsur logam mulia (Inert metal), yaitu Cu, Hg, Ag, Pt dan Au. Logam
seperti ini sulit sekali mengalami perkaratan sehingga dimanfaatkan
sebagai perhiasan yang harganya mahal.
4. logam-logam yang terletak di sebelah kiri H memiliki potensial elektroda
standar negatif. Sedangkan yang terletak di sebelah kana H memiliki
potensial elektroda standar positif.
5. Jika Deret Volta kita anggap sebagai deretan orang yang sedang antre
sesuatu, maka ternyata unsur-unsur yang ada di belakang dapat “meng-
usili” unsur di depannya. Selanjutnya menggantikan posisi unsur di
depannya (merebut pasangan ion dari unsur di depannya). Sementara
unsur yang ada di depan tidak bisa mengganggu unsur di belakangnya
atau dengan kata lain tidak mampu merebut pasangan ion dari unsur di
belakangnya (tidak bereaksi).
2.7 Potensial Elektroda
1. Reaksi Pendesakan
Reaksi pendesakan atau disebut juga reaksi pertukaran tunggal
adalah reaksi dimana suatu unsur menggantikan posisi unsur lain dalam
suatu senyawa.
7
Contoh:
Jika logam seng dicelupkan ke dalam larutan tembaga(II) sulfat akan
menggantikan posisi tembaga.
Persamaan reaksinya: Zn(s) + CuSO4(aq) ⎯⎯→ Cu(s) + ZnSO4(aq)
Reaksi pendesakan pada sel volta berlangsung apabila logam pendesak
berada disebelah kiri logam yang didesak. Pada sel volta, logam pendesak
merupakan anoda dan yang didesak merupakan katoda.
Contoh :
Zn + CuSO4 ZnSO4 + Cu
Zn + Cu2+ + SO42- Zn2+ + SO4
2- + Cu
Zn + Cu2+ Zn2+ + Cu
Pada sel volta dengan anoda Zn yang tercelup pada ZnSO4 dan katoda Cu
yang tercelup ZnSO4. Dapat dikatakan bahwa Cu2+ dari CuSO4 sehingga
Zn dapat berikatan dengan SO42-
2. Potensial elektroda standar (Eo) adalah ukuran besarnya
kecenderungan suatu unsur untuk melepaskan atau mempertahankan
elektron, diukur dalam keadaan standar. Nilai potensial elektroda mengacu
pada deret Volta dan dikaitkan dengan reaksi reduksi, sehingga nilainya:
Eo = Eo reduksi = -Eo oksidasi
Potensial sel standar (Eo sel) adalah beda potensial listrik antara anoda
dan katoda pada sel Volta, diukur dalam keadaan standar. Potensial sel
tidak dipengaruhi koefisien reaksi.
Potensial sel standar dapat dihitung:
Eosel = Eo katoda – Eo anoda
Contoh:
8
Tentukan nilai potensial sel jika anodanya adalah Zn dengan Eo = -0,76
V, dan katodanya adalah Ag dengan Eo = +0,80 V!
Jawab :
Berarti anoda mengalami oksidasi, sehingga nilai Eo harus diubah
tandanya.
A: Zn Zn2+ + 2e Eo = +0,76 V
K: 2Ag+ + 2e 2Ag Eo = +0,80 V +
Zn + 2Ag+ d Zn2+ + 2Ag Eo sel = +1,56 V
Nilai potensial sel menunjukkan :
1) Tegangan yang dihasilkan sel.
2) Jika nilai Eosel > 0, maka reaksi sel spontan (berlangsung).
3) Jika nilai Eosel ≤ 0, maka reaksi sel tidak spontan (tidak berlangsung).
Reaksi sel tidak spontan terjadi karena penem-patan anoda dan katoda
tidak mengacu pada deret Volta, sehingga Eosel bernilai negatif.
Contoh:
Diketahui potensial elektroda Zn adalah -0,76 V, Cu adalah +0,34 V, dan
Al adalah -1,66 V. Tentukan kemungkinan sel volta yang dapat dibuat
sehingga terjadi reaksi spontan!
Kemungkinan yang dapat dibuat (Eosel positif): sel katoda anoda Eo sel I
2.8 Jenis Sel Volta
Dalam beberapa dekade terakhir ini, teknologi elektronika
berkembang sangat pesat. Salah satu faktor pendukung kemajuan teknologi
9
elektronika tersebut ialah adanya kemajuan ilmu pengetahuan di bidang
elektrokimia. Sel volta adalah salah satu jenis dari sel elektrokimia. Sel
volta ini dapat mengubah energi kimia dari reaksi redoks spontan, sehingga
menghasilkan energi listrik. Dalam kehidupan sehari-hari, sel volta dikenal
dengan sebutan baterai.
Kini, banyak alat elektronik yang menggunakan baterai sebagai
sumber energi listriknya. Baterai yang merupakan alatlistrik-kimiawi yang
menyimpan energi dan mengeluarkan tenaganya dalam bentuk listrik ini,
saat ini telah mengalami perkembangan. Secara umum, baterai sendiri
dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu baterai primer dan baterai
sekunder. Baterai primer adalah baterai yang tak bisa diisi ulang dan hanya
dapat sekali dipakai (non rechargeable), seperti baterai kering (sel
leclanche). Sedangkan, baterai sekunder adalah baterai yang dapat diisi
ulang, seperti aki dan baterai nikad.
1. Aki
Aki adalah jenis baterai yang sering digunakan dalam kendaraan bermotor
sebagai sumber energi listrik selama kendaraan digunakan. Aki dapat
menghasilkan listrik yang cukup besar dan dapat diisi ulang (baterai
10
sekunder). Aki terdiri atas beberapa sel yang dihubungkan seri, sehingga
potensialnya menjadi lebih besar. Setiap sel aki memiliki potensial sebesar 2
volt. Maka, kebanyakan aki mobil memiliki potensial 12 volt, karena terdiri
atas 6 sel aki.
Sel aki terdiri atas anode timbal atau timah hitam (Pb) dan katode timbal
(IV) oksida (PbO2). Kedua elektrodenya tersebut berfase padat yang
dicelupkan ke dalam larutan asam sulfat yang bermassa jenis sekitar 1,25
g/cm3 sampai 1,3 g/cm3. Kedua elektrode ini maupun hasil reaksinya tidak
larut dalam larutan asam sulfat, sehingga keberadaan jembatan garam tidak
dibutuhkan. Namun demikian, kedua elektrode tidak boleh saling
bersentuhan, sebab hal ini dapat menyebabkan terjadinya hubungan pendek
sehingga pada kedua elektrode tidak terjadi perbedaan potensial. Oleh
karenanya, diantara kedua elektrode, diletakkan separator atau pemisah dari
bahan asbes. Bahan asbes ini pun tak larut dalam asam sulfat sehingga aman
digunakan.
Reaksi yang terjadi pada saat aki digunakan sebagai sumber arus listrik
adalah reaksi pengosongan aki, sebagai berikut :
Anode : Pb (s) + HSO4-(aq) → PbSO4(s) + H+ (aq) + 2e
Katode : PbO2(s) + 3H+(aq) + HSO4-(aq) + 2e → PbSO4(s) +
2H2O (l)
Reaksi Total : PbO2(s) + Pb (s) + 2H+(aq) + 2HSO4-(aq) → 2PbSO4(s) +
2H2O (l)
Dalam reaksi pengosongan aki, tampak bahwa anode (Pb) dan katode
(PbO2) berubah menjadi PbSO4 yang berupa endapan. Jika PbSO4 telah
melapisi kedua permukaan elektrode, maka tak akan terjadi perbedaan
potensial diantara kedua elektrode tersebut, sehingga aki perlu dicas
kembali. Selama aki digunakan, selain sebagian besar ion sulfat mengalami
pengendapan, reaksi akan menghasilkan air, sehingga kadar asam sulfat
dalam larutan akan berkurang. Hal ini menyebabkan massa jenis asam sulfat
akan berkurang juga, sehingga aki harus ditambahkan asam sulfat kembali.
11
Aki dapat pula diisi ulang. Hal inilah yang menjadi keunggulan utama
aki. Pengisian aki dilakukan dengan membalik arah aliran elektron pada
kedua elektrode, sehingga elektrode berbalik. PbSO4 yang terdapat pada
elektrode Pb itu akan direduksi menjadi endapan
Pb. Sementara, PbSO4 yang terdapat pada PbO2 akan teroksidasi
membentuk PbO2.
Elektrode Pb (katode) : PbSO4(s) + H+ (aq) + 2e → Pb (s) + HSO4-(aq)
Elektrode PbO2 (anode) : PbSO4(s) + 2H2O (l) → PbO2(s) + 3H+(aq) +
HSO4-(aq) + 2e
Reaksi Total : 2PbSO4(s) + 2H2O(l)→ PbO2(s) + Pb(s) + 2H+
(aq) + 2HSO4-(aq)
Namun demikian, aki memiliki kelemahan yaitu bobotnya yang cukup
berat dan asam sulfat yang terkadung di dalamnya bersifat korosif, sehingga
sangat berbahaya bila tumpah.
2. Baterai Kering (Sel Leclanche)
Sel leclanche adalah baterai yang sering digunakan sebagai sumber energi
bagi radio, tape, dan sebagainya. Potensial satu sel leclanche ialah 1,5
volt. Sel leclanche terdiri dari suatu casing berbentuk silinder berbahan seng
12
(Zn) yang berperan sebagai anode. Sedangkan, sebagai katodenya,
digunakan grafit (karbon) yang ditanam di dalam pasta dari campuran batu
kawi (MnO2), serbuk karbon (C), dan sedikit air. Pasta ini berfungsi sebagai
oksidator. Selain itu, digunakan pula ZnCl2sebagai elektrolitnya. Batang
graphit/karbon digunakan sebagai kolektor arus elektron pada sisi katoda,
tidak hanya menggunakan MnO2 saja karena MnO2 sangat kecil
konduktivitasnya, sehingga graphit digunakan untuk meningkatkan
konduktivitasnya. Karensemakin besar konduktivitas suatu baterai, maka
tegangannya juga akan semakin besar, sehingga arus listrik dapat
dialirkan akan semakin besar dan mutu baterai juga akan
semakin bagus.
Reaksi yang terjadi di dalam sel leclanche adalah :
Elektrolit : ZnCl2 (aq) → Zn2+ (aq) + 2Cl- (aq)
Katode : 2MnO2(s)+ 2H2O (l) +2e → 2MnO(OH) (s) +
2OH- (aq)
Anode : Zn(s)+ 2OH- (aq)→ Zn2+ (aq) + 2OH- (aq) + 2e
Reaksi Total : Zn(s) + 2MnO2(s) + 2H2O(l) + ZnCl2(aq)→ 2MnO(OH)
(s) + 2Zn(OH)Cl(aq)
Keuntungan sel leclanche ialah harganya yang murah, praktis, dan
tidak mudah bocor sehingga aman untuk digunakan. Sedangkan,
kelemahannya ialah tak dapat diisi ulang (baterai primer) dan dayanya
cepat menurun jika dipakai untuk arus yang besar. Hal ini terjadi karena
ion-ion yang terbentuk akibat reaksi yang terjadi memerlukan waktu untuk
dapat berdifusi menjauhi elektrode. Namun, jika pemakaian dihentikan
sementara, kemampuannya akan meningkat lagi karena ion-ion telah
berdifusi.
3. Baterai Nikel-Kadmium (Ni-Cd)
13
Baterai nikel-kadmium (baterai nikad) adalah baterai primer kering
yang dapat diisi ulang. Baterai ini terdiri dari logam kadmium sebagai
anodenya dan nikel (IV) oksida (NiO2) sebagai katodenya. Untuk
elektrolitnya, digunakan larutan hidroksida (OH-) yang berupa
pasta. Baterai nikad ini memiliki potensial 1,2 volt. Baterai ini termasuk di
dalam kategori baterai sekunder karena dapat diisi ulang. Hal ini
disebabkan karena hasil reaksinya berupa zat padat yang menempel pada
setiap elektrodenya.
Reaksi pada baterai nikad adalah :
Anode : Cd(s) + 2OH-(aq) → Cd(OH)2(s) + 2e
Katode : NiO2(s) + 2H2O + 2e → Ni(OH)2(s) + 2OH-(aq)
Reaksi Total : Cd(s) + NiO(aq) + 2H2O(l) → Cd(OH)2(s) + Ni(OH)2(s)
Kelebihan dari baterai nikad adalah memiliki densitas yang tinggi,
sehingga baterai dapat menghasilkan energi yang besar dengan ukuran
yang relatif kecil. Baterai jenis ini juga paling tahan banting, ringan, lebih
murah dibandingkan dengan baterai jenis lainnya, lebih awet, serta dapat
di recharged (diisi ulang) secara cepat.
14
Namun, pemakaian baterai nikad semakin berkurang di masa
sekarang. Hal ini disebabkan karena kadmium ialah logam berat yang
sangat beracun dan dapat mencemari lingkungan. Kadmium yang
terakumulasi dalam tubuh manusia sangat berpotensi untuk merusak
ginjal, paru-paru, menyebabkan kerapuhan tulang, serta menyebabkan
adanya gangguan pada organ reproduksi, seperti uap logam kadmium yang
dapat menyebabkan impotensi serta membunuh sel sperma pada laki-laki.
Selain itu, baterai nikad sangat rentan terhadap efek memori
(memory effect). Memory effect adalah efek dari baterai nikad yang mampu
mengingat jumlah kapasitas energi baterai ketika baterai diisi
ulang. Misalnya, baterai diisi ulang sebelum energi baterai benar-benar
habis (misalnya tersisa 20% di dalam baterai), maka baterai akan
mengingat bahwa kondisi dimana baterai kosong adalah ketika sisa energi
baterai adalah 20%. Hal ini menyebabkan, saat energi baterai tersisa 20%,
baterai tak lagi dapat digunakan. Hal serupa juga terjadi saat kita
melakukan isi ulang baterai tidak sampai penuh.(misalnya mengisi baterai
hanya sampai 70% energinya saja), maka baterai akan mengingat bahwa
baterai dianggap penuh dan tak bisa diisi lebih lanjut jika energi baterai
telah mencapai 70%. Hal ini menyebabkan kapasitas baterai akan
berkurang dan terkesan baterai cepat habis.
Baterai jenis ini banyak digunakan untuk handphone, handycam,
dan mainan anak-anak. Baterai Nikel - Kadmium juga digunakan sebagai
baterai dalam berbagai peralatan luar angkasa dan pesawat sejak tahun
1970-an. Misalnya pada satelit dan beberapa peralatan luar angkasa. Pada
pesawat Boeing 737, digunakan 2 sumber listrik, yaitu AC dan
DC.Sumber listrik AC dihasilkan dari 3 buah generator, 2 buah pada
engine, dan 1 generator yg terdapat pada APU (Auxiliary Power
Unit). Sedangkan, untuk sumber listrik DC pada pesawat terdiri atas TRU
(Transformer Rectifier Unit) dan baterai.Baterai yang dipakai adalah tipe
Nikel Cadmium (Ni-Cd) sehingga dapat diisi ulang (rechargeable). Saat
baterai tidak digunakan, baterai akan di-charge oleh baterai charger yang
15
terpasang. Dalam pemakaiannya, baterai pesawat dipakai dalam beberapa
keadaan yaitu sebagai sumber energi awal untuk starting APU dan saat
kondisi darurat sebagai sumber listrik DC.Baterai ini akan dipakai sebagai
power supply cadangan untul black box pesawat terbang, ketika pesawat
berada pada kondisi darurat ketika sumber listrik AC tidak bekerja optimal
(mati).
Namun, di masa sekarang, pemakaiannya semakin berkurang
karena adanya penggunaan baterai ion litium yang lebih menguntungkan
sebagai substitusi baterai nikad bagi handphone.
4. Baterai Ion Litium (Li-Ion)
Baterai ion litium adalah baterai yang memiliki anode berupa ion
litium. Karena menggunakan ion litium dan bukan logam litium, maka
reaksi yang terjadi bukanlah reaksi redoks, melainkan hanya pergerakan ion
litium melalui elektrolit dari satu elektrode ke elektrode lain. Baterai ini
bekerja dengan prinsip interkalasi, yaitu pergerakan ion litium pada daerah
antar lapisan atom dalam kristal tertentu. Pergerakan ion ini terjadi diantara
dua elektrode, yaitu grafit dan LiCoO2. Larutan LiPF6digunakan sebagai
elektrolit dalam baterai ini.
16
Baterai diproduksi dalam keadaan kosong, dimana tak ada ion litium
diantara atom karbon dalam grafit. Saat baterai dicharge, ion litium dari
LiCoO2 akan bergerak melalui elektrolit menuju grafit sebagai
elektrodenya. Elektron juga akan mengalir bersamaan dengan aliran ion,
sehingga menghasilkan arus listrik. Proses saat pengisian awal baterai
adalah :
LiCoO2 + C6 → Li 1-xCoO2 + LixC6
Dimana C6 adalah grafit (berbentuk heksagonal), x adalah jumlah ion litium
yang berpindah dari LiCoO2 ke C6. Saat baterai digunakan, ion litium agar
berpindah dari grafit ke LiCoO2 kembali. Li 1-xCoO2 + LixC6 → Li 1-
x CoO2 + Li 1-x+y + Li x-yC6. Pada pengisian kembali, maka reaksi ini akan
berbalik.
Baterai litium-ion adalah salah satu jenis baterai primer rechargeable
yang memiliki keunggulan, seperti : tidak ada efek memori (memory effect),
serta lambat dalam penurunan daya jika tidak digunakan. Di samping itu,
ukuran dan beratnya juga sangat minim dibandingkan baterai Ni-Cd,
sehingga membuat handphone menjadi lebih kecil dan ringan.
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Susunan sel volta terdiri dari Anoda, Katoda, Jembatan Garam, dan
elektrolit katoda dan anoda.
2. Cara kerja dari sel volta adalah yaitu pada kelebihan dan kekurangan
elektron dinetralkan oleh jembatan garam yang memberikan ion positif
dan negatif ke daerah yang membutuhkan.
3. Macam-macam elektroda pada sel volta terdiri dari elektroda
padat/logam dan elektroda tidak padat.
4. Penulisan diagram sel volta adalah A | Ax+ || By+ | B untuk elektroda padat
dan E | A | Ax+ || By+ | B | E untuk elektroda bukan padat.
5. Sifat-sifat deret volta antara lain Makin ke kiri, logam makin mudah
teroksidasi (nilai Eo lebih negatif), sebaliknya, semakin ke kanan
kedudukan suatu logam dalam deret tersebut, maka logam semakin
kurang reaktif (semakin sulit melepas elektron), pada deret volta tsb ada
lima buah unsur logam yang dikatakan sebagai unsur logam mulia,
logam-logam yang terletak di sebelah kiri H memiliki potensial elektroda
standar negatif. Sedangkan yang terletak di sebelah kana H memiliki
potensial elektroda standar positif.
6. Potensial sel standar dapat dihitung :
Eosel = Eo katoda – Eo anoda
3.2 Saran
Kami sarankan kepada pembaca untuk lebih mengerti dan
mempelajari materi tentang elektrokimia, karena dalam makalah ini pasti
masih banyak kekurangannya. Untuk itu diharapkan pembaca tidak hanya
membaca dari makalah ini saja tetapi mencari referensi lain.
18
DAFTAR PUSTAKA
http://materi78.co.nr
http://askhoilmahmud.blogspot.com/2013/05/Makalah-Kimia-Elektrokimia-xi-las-
2.html
http://fajriyannahrin2k.wordpress.com/2013/11/19/makalah-sel-volta/
http://www.academia.edu/7023959/sel_volta_aki_batrai_alkalin_
http://www.slideshare.net/sitikhoirunika/makalah-sel-volta1
19