materi sampling audit pada uji pengendalian dan uji substansi

11
SAMPLING AUDIT UNTUK PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI Ketika memilih sampel dari popuasi, uditor berusaha untuk memperoleh sampel yang representatif. Sampel representatif (representative sample) adalah sampel yang karakteristiknya hampir sama dengan yang dimiliki oleh populasi.ini berarti item item yang dijadikan sampel populasi serupa dengan item item yang tidak dijadikan sampel. Dalam praktek, auditor tidak pernah mengetahui apakah suatu sampel bersifat representatif, bahkan setelah semua pengujian selesai dilakukan. Satu satunya cara untuk mengetahui apakah suatu sampel bersifat representatif adalah dengan melakukn audit lebih lanjut atas populasi secara keseluruhan. Akan tetapi, auditor dapat meningkatkan kemungkinan sampel dianggap representatif dengan menggunakannya secara cermat ketika merancang proses sampling, pemilihan sampl, dan evaluasi sampel. Hasil sampel dapat menjadi nonrepresentatif akibat kesalahan nonsampling atau kesalahan sampling. Risikodari dua jenis kesalahan yang terjadi tersebut disebut sebagai risiko nonsampling danrisiko sampling. Kduanya dapat dikendalikan. Risiko nonsampling (nonsupling risk) adalah risiko bahwa pengjian audit tidak menemukan pengecualian yang ada dalam sampel. Prosedur audit yang tidakfektif untuk mndeteksi pengecualian uang diragukan adalah dengan memeriksa sampel dokumen pengiriman dan menentukan apakah masing masing telah dilampirkan ke faktur penjualan, dan bukan memeriksa sampel salinan faktur penjualan untuk menentukan apakah dokumen pengiriman telah dilampirkan. Dalam kasus ini auditor telah melakukan pengujian dengan arah yang salah karena memulainya dngan dokumen pengiriman dan bukan salinan fakturpenjualan. Prosedur audit yang dirancang dengan cerma, instruksiyang tepat, pengawasan, dan review merupakan cara untuk mengendalikan risiko nonsampling. Risiko sapling (sampling risk) adalah risiko bahwa auditor mencapai kesimpulan yang salah karna sampel populasi yang tidak representatif. Risiko sampling adalah bagian sampling yang melekat akibat pengujian lebih sedikit dari populasi secara keseluruhan. Jika populasi sebenarnya memiliki tingkat pengecualian, uditir menerima populasi yang slah karenaa sampel tidak cukup mewakili populasi. Auditor memiliki dua carauntuk mengendalikan risiko sampling: 1. Menyesuaikan ukuran sampel 2. Menggunakan metode pemilihan item sampel yang tepat dari populasi A. SAMPLING STATISTIK VS SAMPLING NONSTATISTIK DAN PEMILIHAN SAMPEL PROBABILISTIK DAN NONPROBABILISTIK

Upload: irma-surya-frany

Post on 03-Oct-2015

27 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

audit sampling

TRANSCRIPT

SAMPLING AUDIT UNTUK PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI

Ketika memilih sampel dari popuasi, uditor berusaha untuk memperoleh sampel yang representatif. Sampel representatif (representative sample) adalah sampel yang karakteristiknya hampir sama dengan yang dimiliki oleh populasi.ini berarti item item yang dijadikan sampel populasi serupa dengan item item yang tidak dijadikan sampel.

Dalam praktek, auditor tidak pernah mengetahui apakah suatu sampel bersifat representatif, bahkan setelah semua pengujian selesai dilakukan. Satu satunya cara untuk mengetahui apakah suatu sampel bersifat representatif adalah dengan melakukn audit lebih lanjut atas populasi secara keseluruhan. Akan tetapi, auditor dapat meningkatkan kemungkinan sampel dianggap representatif dengan menggunakannya secara cermat ketika merancang proses sampling, pemilihan sampl, dan evaluasi sampel. Hasil sampel dapat menjadi nonrepresentatif akibat kesalahan nonsampling atau kesalahan sampling. Risikodari dua jenis kesalahan yang terjadi tersebut disebut sebagai risiko nonsampling danrisiko sampling. Kduanya dapat dikendalikan.

Risiko nonsampling (nonsupling risk) adalah risiko bahwa pengjian audit tidak menemukan pengecualian yang ada dalam sampel. Prosedur audit yang tidakfektif untuk mndeteksi pengecualian uang diragukan adalah dengan memeriksa sampel dokumen pengiriman dan menentukan apakah masing masing telah dilampirkan ke faktur penjualan, dan bukan memeriksa sampel salinan faktur penjualan untuk menentukan apakah dokumen pengiriman telah dilampirkan. Dalam kasus ini auditor telah melakukan pengujian dengan arah yang salah karena memulainya dngan dokumen pengiriman dan bukan salinan fakturpenjualan. Prosedur audit yang dirancang dengan cerma, instruksiyang tepat, pengawasan, dan review merupakan cara untuk mengendalikan risiko nonsampling.

Risiko sapling (sampling risk) adalah risiko bahwa auditor mencapai kesimpulan yang salah karna sampel populasi yang tidak representatif. Risiko sampling adalah bagian sampling yang melekat akibat pengujian lebih sedikit dari populasi secara keseluruhan. Jika populasi sebenarnya memiliki tingkat pengecualian, uditir menerima populasi yang slah karenaa sampel tidak cukup mewakili populasi.Auditor memiliki dua carauntuk mengendalikan risiko sampling:

1. Menyesuaikan ukuran sampel

2. Menggunakan metode pemilihan item sampel yang tepat dari populasi

A. SAMPLING STATISTIK VS SAMPLING NONSTATISTIK DAN PEMILIHAN SAMPEL PROBABILISTIK DAN NONPROBABILISTIK

Metode sampling audit dapat dibagi menjadi dua kategori utama : sampling statistik dan sampling nonstatistik. Kategori tersebut srerupa karena keduanya melibatkan tiga tahap :

1. Perencanaan sampel

2. Pemilihan sampael dan melakukan pengujian

3. Pengevaluasian hasil

Tujuan dari perencanaan sampel adalah memastikan bahwa pengujian audit dilakukan dengan cara yang memberikan risiko sampling yang diinginkan dan meminimalkan kemungkinan kesalahan nonsampling. Pemilihan sampel melibatkan keputusan bagaimana sampel dipilih dari populasi. Auditor baru dapat melksanakan pengujian audit hanya setelah item sampel dipilih. Pengevaluasian hasil adalah penarikan kesimpulan berdasarkan pengujian audit.TindakanLangkah

Memutuskan bahwa ukuran sampel sebanyak100 akan diperlukan Perencanaan sampel

Memutuskan 100item mana yang akan diplih populasi

Melaksanakan prosedur audit untuk masing masing dari 100 item dan menentukan bahwa ada tiga pengecualia Pemilihansampel pelaksaanaan pengujian

Mencapai kesimpulan mengenai tingkat pengecualian yang mungkin dalam total populasi jika tingkat pengecualian sampel sama dengan 3 persen Pengevaluasian hasil

Sampling statistik (statistical sampling) berbeda darisampling nonstatistik dalam hal bahwa, dengan menerapkan aturan matematika, auditor dapat mengkuantifikasi (mengukur)risiko sampling dalam merencanakan sampel (langkah 1) dan dalam mengevaluasi hasil (langkah 3)

Dalam sampling nonstatistik (nonstatistical sampling) auditir tidak mengkuantifikasikan sampling.ebaiknya, auditor memilih item sampel yang diyakini akan memberikan informasi yang paling bermanfaat, dalamsituasi tertentu, dan mencapai kesimpulan mengenai populasi atas dasar pertimbangan. Karena alasan tersebut penggunaan sampling nonstatistik sering kali disebut dengan sampling pertimbangan (jidgemental sapling)

Baik pemilihan sampel probabilistik maupun nonprabobalistik berada pada langkah 2. Apabila menggunakan pemilihan sampel probabilistik (probabiistic sampel selection) auditor memlih cara acak item item sehingga setiap item populasi memiliki item probabilitas yang sama untuk dimasukkan dalam sampel. Proses ini memerlukan ketelitian yang sangat tinggi dan menggunaan salah satu dari beberapa metode yang telah dibahas secara singkat. Dalam pemilihan sampel nonprobabilistik (nonprobabilistik sample selection), auditor memilih item sampel dengan menggunakan pertimbangan yang profsional dan bukan metode probabilistik. Auditir dapat menggunakan salah satu dari beberapa metode pemilihan sampel nonprobabilistik.

Standar auditing memungkinkan auditor untuk menggunakan baik metode sampling statistik maupun nonstatistik. Akan tetapi, jauh lebih lebih penting bahwa kedua metode itu deterapkan dengan hati-hati. Semua langkah dalam proses harus diikuti dengan hati-hati. Jika sampling statistik digunakan, sampel harus bersifat probabilistik dan metode evaluasi statistik yang tepat harus dingunakan dengan sampel untuk melakukan perhitungan risiko sampling. Auditor juga dapat melakukan evaluasi nonstatistik apabila menggunakan pemilihan probabilistik, tetapi jarang dapat diterima mengevaluasi sampel nonprobabilistik dengan menggunakan metode statistik

Ada tiga jenis metode pemilihan sampel yang sering kali dikaitkan dengan sampling audit nonstatistik . ketiga metode itu bersifat nonprobabilistik. Sementara itu, ada empat jenis metode pemilihan sampel yang sering kali dikaitkan dengan sampling audit statistik, yang semuanya bersifat probabilistik.

Metode pemilihan sampel nonprobabilistik (pertimbangan) termasuk berikut ini :

1. Pemilihan sampel terarah

2. Pemilihan sampel blok

3. Pemilihan sampe sembarangan

Metode pemilihan sampel probabilistik termasuk berikut ini :

1. Pemilihan sampelacak sederhana

2. Pemilihan sampel sistematis

3. Pemilihan sampel probabilitas yang proporsional dengan ukuran

4. Pemilihan sampel yang bertahap

B. METODE PEMILIHAN SAMPEL NONPROBABILISTIK

Metode pemilihan sampel nonrobabilistik adalah metode yang tidak memenuhi persyaratan teknis bagi pemilihan sampel nonprobabilistik. Karena metode tersebut tidak didasarkan pada probabilitas matematika, keterwakilan sampel mungkin sulit ditentukan.

Dalam pemilihan sampel terarah (directed sample selection) auditor dengan sengaja menilih setiap item dalam sampel berdasarkan kriteria pertimbangannya sendiri ketimbang menggunakan pemilihan acak. Pendekatan yang umum digunakan termasuk :

Pos yang paling mngkin mengandung salah saji. Auditor sering kali mampu mengidentifikasi pos populasi mana yang mungkin mengandung salah saji.

Pos yang mengandung karakteristik populasi terpilih. Dengan memilih satu atau lebih pos yang memiliki karakterisitik populasi yang berbeda, auditor mungkin bisa merancang sampel agar regresentatif.

Cakupan nilai uang yang besar. Auditor kadang kadang dapat memilih sampel yang meliputi bagian total nilai uang bagian populasi yang besar sehingga mengurangi risiko penarikan kesimpulan yang tidak tepat dengan tidak memeriksa pos pos yang kecil.

Dalam pemilihan sampel blok (block sample selection), auditor memilih pos pertama dalam satu blok, dan sisanya dipilih secara berurutan. Biasanya penggunaan sampel blok hanya dapat diterima jika jumlah blok yang digunakan masuk akal. Jika hanya segelintir blok yang digunakan probabilitas memperoleh sampel nonpresentatif sangatlah besar, dengan menggunakan kemungkinan perputaran karyawan, perubahan sistem akuntansi dan sifat musiman, ari sejumlah jenis.

Pemilihan sampel sembarangan (haphazard sample selection), adalah pemilihan sampel item atau pos tanpa bias yang disengaja oleh auditor. Dalam kasus semacam itu, auditor memilih item populasi tnpa memandang ukurannya, sumber,atau karakteristik lainnya yang membedakan.

Kekurangan pemilihan sampel sembarangan yang paling serius adalah sulitnya menjaga agar tetap tidak bias dalam melakukan pemilihan. Karena pelatihan auditor dan bias yang tidak disengaja, item populasi tertentu akan lebih besar kemungkinannya untuk dimasukkan dalam sempel ketimbang yang lainnya.

C. METODE PEMILIHAN SAMPEL PROBABILISTIK

Sampel statistik mengharuskan sampel probabilistik mengukur risiko sampling. Untuk sampel probabilistik, auditortidakmenggunakan pertimbangan mengenai item atau po sampel mana yang akan dipilih, keculi dalam memilih mana dari epat metode pemilihan yang akan digunakan.

Dalam sampel acak (random sample)sederhana, setiap kombinasi dari item populasi yang mngkin memiliki kesempatan untuk dimasukkan dalam sampel..auditor menggunakan sampling random atau acak sederhana untuk populasi sampel apabila tidak ada kebutuhan untuk menekankan satu atau lebih item populasi.

Tabel angka acak. Jika auditor memperolehsampel angka acak sederhana, mereka harus menggunakan metode yang memastikanbahwa semua item dalam populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih. Angka acakadalah serangkaian dari digit yang memiliki probabilitas yang sama untuk muncul selama jangka panjang dan tidak memiliki pola yang dapat diidentifikasi. Sebuah tabel angka acak (random number table) memiliki digit acak dalam bentuk tabel dengan baris dan kolom yang telah diberikan nomor. Auditor memilih sampel acak dengan pertama membentuk korespondensi antara nomer dokumen klien yang akan dipilih dan digit pada tabel angka acak.

Angka acak yang dihasilkan komputer. Sebagian besar sampel yang digunakan auditor dihasislkan oleh komputer dengan menggunakan salah satu dari tiga jenis program : spreadsheet elektronik, generator angka acak, dan perangkat lunak audit yang tergenarilisasi. Program komputer menawarkan beberapa keunggulan : penghematan waktu, berkurangnya kemungkinan kesalahan auditor dalam memilih angka, dan dokumentasi otomatis. Karena sebagian besar auditir memiliki akses ke komputerdan ke spreadsheet elektronik atau program generator angka acak, mereka biasanya lebih suka menggunakan angka acak yang dihasilkan komputer ketimbang metode pemilihan probabilistik lainnya.

Dalam pemilihan sampel sistematis (sistematic sample selection), yang juga disebut sampling sistematis, auditor menghitung suatu interval dan kemudian memilih item item yang akan dijadikan sampel berdasarkan ukuran interval tersebut.interval ditentukan dengan membagi ukuran populasi dengan ukuran sampel yang diinginkan. Keunggulan dari pemilihan sistematis adalah lebih mudah digunakan. Dalam sebagian besar populasi, sampel sistematis dapat diambil dengan cepat dan pendekatannya secara otomatis akan menempatkan nomor lain dalam urutan, yang membuatnya lebih mudah dalam mengembangkan dokumentasi yang sesuai.

Dalam banyak situasi audit, jauh lebih menguntungkan memilih sampel yang menekankan item item populasi dengan julah tercatat yang lebih besar. Ada dua cara untuk memperoleh sampel semacam itu :

1. Mengambil sampel dimana probabilitas pemilihan setiap item populasi individual bersifat proporsional dengan jumlah tercatatnya. Metode ini disebut sebagai sampling dengan probabilita yang proporsional dengan ukuran (pps), dan dievaluasi dengan menggunakan sampling nonstatistik atau sampling statistik unit moneter.

2. Membagi populasi kedalam subpopulasi, biasanya menurut ukuran dolar, dan mengambil sampel yang lebih besar dari subpopulasi itu dengan ukuran yang lebih besar. Hal ini disebut sebagai sampling bertahap, dan dievaluasi dengan menggunakan sampling nonstatistik ataupun sampling statistik variabel.

D. SAMPLING UNTUK TINGKAT PENGECUALIAN

Auditor menggunakan sampling pada pengujia pengendalian dan pengujian substantifatas transaksi untuk mengestimasi persentase item item dalam populasi yang memiliki karakteristik atau atribut kepentingan. Persentase ini disebut sebagai tingkat keterjadian (accurence rate) atau tingkat pengecualian(exception rate). Sebagai contoh jika auditor menetukan bahwa tingkat pengecualianuntuk ferivikasi internal faktur penjualan adalah sekitar 3persen, maka rata rata 3dari tiap 100 faktur tidak diverifikasi secara layak.

Auditor sangat memperhatikan jenis pengecualianberikutdalampopulasi data akuntansi:

a. Menyimpan atau deviasi daripengendalian yang diterapkan klien

b. Salah saji moneter dalam populasi data transaksi

c. Salah saji moneter dalam rincian transaksi saldo akun

Mengetahui tingkat pengecualian sangat bermanfaat bagi dua jenis pengecualian yang pertama, yang melibatkan transaksi. Karena itu, auditor menggunakan secara ekspensif sampling audit yang mengukur tingkat pengecualian ketika melakukanpengujian pengendalian dan pengujian ekspensif atas transaksi. Perihal jenis pengecualian ketiga, biasanya auditor harus mengestimasi jumlah total dolar dari pengecualian itu karena mereka harus memutuskan apakah salah saji yang ada bersifat material. Jika ingin mengetahui jumlah salah saji, auditor akan menggunakan mode yang mengukur nilai uang, bukan tingkat pengecualian.

Tingkat pengecualian dalam suatu sampel akan digunakan untuk mengestimsi tingkat pengecualian dalam populasi yang merupakan estimasi terbaik auditor atas tingkat pengecualian populasi. Istilah pengecualian (exception) harus dipahami sebagai mengacu pada deviasi dari prosedur pengendalian klien maupun jumlah yang salah secara moneter, apakah hal itudisebabkan oleh kesalahan akuntansi yang tidak disengaja atau penyebab lainnya. Istilah deviasi (deviation) terutama mengacu pada penyimpangan dari pengendalian yang telahdigariskan.

Dalam menggunakan sampling audit untuk menentukan tingkat pengecualian, auditor ingin mengetahui seberapa besar tingkat pengecualian itu, dan bukan lebar interval keyakinannya. Karena itu auditor berfokus pada batas estimasi interval, yang disebut tingkat pengecualian atas yang dihitung(computed upper exception rate = CUER) atau yang diestimasi dalam melakukan pengujian pengendalian dan pengujian supstantif atas transaksi. Dengan menggunakan angka dari contoh sebelumnya, auditor dapat menyimpulkan bahwa CUER untuk dokumen pengiriman yang hilang adalah 4% dengan risikosampling sebesar 5% yang berarti auditor menyimpulkan bahwa tingkat pengecualian populasi tidak lebih besar dari 4% dengan risiko sebesar 5% tingkat pengecualian itu akan melampaui 4%. Setelah dihitung, auditor dapat mempertimbangkan CUER dalam konteks tujuan audit khusus. Sebagai contoh, jika pengujian dilakukan atas dokumen pengiriman yang hilang, auditor harus menentukan apakah tingkat pengecualian sebesar 4% itu merupakan risiko pengendalian yang dapat bagi tujuan keterjadian (occurrence).

E. APLIKASI SAMPLING AUDIT NONSTATISTIK

Auditor menggunakan 14 langkah yang dirancang dengan baik untuk menerapkan sampling audit pada pengujian pengendalian danpengujiansubstantif atas transaksi. Langkah langkah tersebut dibagi menjadi tiga tahap yang telah digambarkan sebelumnya. Auditor harus mengikuti langkah langkat tersebut dengan cermat untuk memastikan diterapkannya persyaratan audit maupun sampling dengan benar.

Merencanakan sampel

1. Menyatakan tujuan pengujian audit

2. Memutuskan apakah sampling audit dapat diterapkan

3. Mendifinisikan atribut dan kondisi pengecualian

4. Mendefinisikan populasi

5. Mendefinisikan unit sampling

6. Menetapkan tingkat pengecualian yang dapat ditoleransi

7. Menetapkan risiko yang dapat diterima atas penentuan risiko penilaian yang terlalu rendah

8. Mengestimasi tingkat pengecualian populasi

9. Menentukan ukuran sampel awal

Memilih sampel dan melaksanakan prosedur audit

1. Memilih sampel

2. Melaksanakan proseur audit

Mengevaluasi hasil

1. Menggenaralisasi dari sampel ke populasi

2. Menganalisis pengecualian

3. Memutuskan aksebtabilitas populasi

Tujuan pengujian harus dinyatakan dalam istilah siklus transaksi yang sedang diuji. Biasanya, auditor mendefinisikan tujuan pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi sebagai :

Menguji keefektifan operasi pengendalian

Menentukan apakah transaksi mengandung salah saji moneter

Sampling audit dapat diterapkan setiap kali auditor berencana membuat suatu kesimpulan mengenai populasi berdasarkan suatu sampel. Auditor harus memeriksa program audit dan memilih prosedur audit dimana sampling audit dapat diterapkan:

a. Mereview transaksi penjualan untuk melihat jumlah yang besar dan tidak biasa (prosedur analitis)

b. Mengamati apakah tugas klerk piutang usaha terpisah dari tugas menangani kas (pengujian pengendalian)

c. Memeriksa sampel salinan faktur penjualan untuk melihat :

Persetujuan kredit oleh manajer kredit (pengujian pengendalian)

Keberadaan dokumen pengiriman yang dilampirkan (pengujian pengendalian)

Pencantuman nomor bagan akun(pengujian pengendalian)

d. Memilih sampel dokumen pengiriman dan menelusuri masing masing ke salinan faktur penjualan terkait (pengujian pengendalian)

e. Membandingkan kuantitas yang tercantum pada setiap salinan faktur penjualan dengan kuantitas pada dokumen pengiriman yang terkait (pengujian substantif atas transaksi)

Sampling audit tidak dapat diterapkan bagi dua prosedur pertama dalam program audit ini. Prosedur yang pertama adalah prosedur analitis dimana sampling tidak layak diterapkan. Sementara yang kedua adalah prosedur observasi yang tidak memiliki dokumentasi untuk melaksanakan sampling audit.

Jika sampling audit digunakan, auditor harus mendifinisikan dengan tepat karakteristik (atribut) yang sedang diuji dan kondisi pengecualian.kecuali mereka telah mendefinisikan dengan tepat setiap atribut, staf yang melaksanakan prosedur audit tidak akan memiliki pedoman untuk mengidentifikasi pengecualian. Atribut kepentingan dan kondisi pengecualian untuk sampling audit diambil langsung dari prosedur audit yang digunakan auditor.

Populasi dalam item item yang ingin digeneralisasikan oleh auditor. Auditor dapat mendefinisikan populasi untuk memasukkan setiap item yang mereka inginkan, tetapi ketika memilih sampel, sampel tersebut harus dipilih dari sepuluh populasi seperti yang telah didefinisikan. Auditor harus mendefinisikan dengan cermat terlebih dahulu, sejalan dengan tujuan pengujian audit.

Auditor mendefinisikan unit sampling berdasarkan definisi populasi dan tujuan pengujian audit. Unit sampling adalah unit fisik uang berhubungan dengan angka acak ang dihasilkan auditor. Jadi sangatlah bermanfaat memikirkan unit sampling sebagai titik awal untuk melakukan pengujian audit. Untuk siklus penjualan dan penagihan, unit sampling biasanya berupa nomor faktur penjualan atau dokumen pengiriman.

Penerapan tingkat pengecualian yang dapat ditoleransi (tolerabel exeption rate = TER) untuk setiap atribut memerlukan pertimbangan profesional auditor. TER merupakan tingkat pengecualian tertinggi yang akan di ijinkan auditor dalam pengendalian yang sedang diuji dan masi bersedia menyimpulkan bahwa pengendalian telah berjalan efektif (dan atau tingkat slah saji moneter dalam transaksi masi dpat diteriima).

Untuk sampling audit dalam pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi risiko tersebut sebagai risiko pengendalian yang terlalu rendah (acceptable risk of assessing control risk (ARACR) to low ) ARACR mengukur risiko yang bersedia ditanggung auditor untuk menerima suatu pengendalian sebagai efektif (atau tingkat slah saji sebagai dapat ditoleransi) apabila tingkat pengecualian populasi yang sebenarnya lebih besardaripada tingkat pegecualian yang dapatditoleransi (TER)

Auditor harus lebih dulu membuat estimasi tingkat pengecualian populasi untuk merencanakan ukuran sampel yang sesuai. Jika estimasi tingkat pengecualian populasi (estemated population exception rate = eper) rendah, ukuran sampel yang lebih kecil akan memenuhi tingkat pengecualian yang dapat di toleransi (TER) auditor, karena hanya diperlukan lebih sedikit estimasi yang tepat.

Penetapan tingkat pengecualian yang dapat ditoleransi (tolerable exception rate = TER) untuk setiap atribut memerlukan pertimbangan proffesional auditor,TER merupakan tingkat pengecualian tertinggi yang akan diijikan auditordalam pengendalian yang sedang diuji dan masi bersedia menyimpulkan bahwa pengendalian telah berjalan dengan efektif(dan/tingkat salah saji moneter dalam transaksi masi dapat diterima)

Untuksampling audit dalam pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi, risiko tersebut sebagai risiko yang dapat diterima atas penilaian risiko pengendalian yang terlalu rendah (acceptable risk of assessing control risk (ARACR)too low). ARACR mengukur risiko yang besedia ditanggung auditor untuk menerima sesuatu pengendalian sebagai efektif(atau tingkat salah saji sebagai dapat ditoleransi) apabila tingkat pengecualian populasi yang sebenarnya ebih besar dari tingkat pengecualian yang dapat ditoleransi TER.

Auditor harus terlebih dahulu membuat estimasi tingkat pengecualian populasi untuk merencanakan ukuran sampel yang sesuai. Jika estimasi tingkat pengecualian populasi (estimated populasion exception rate =EPER) rendah, ukuran sampel yang relatif kecil akan memenuhi tingkat pengecualian yang dapat ditoleransi TER auditor, karena hanya diperlukan lebih sedikit estimasi yang tepat.

sensifitas ukuran sampel terhadap perubahan faktor. Untuk memahami konsep yang mendasari sampling dalam audit. Kenaikan setiap faktor secara independenterhadap ukuran sampel. Dampak sebaliknya akan terjadi jiks setiap faktor menurun.

Merevisi TER atau ARACR alternatif ini harus diikuti hanya jika auditor telah menyimpulkan bahwa spesifikasi awal terlalu konservatif. Mengurangi baik TER maupun ARACR mungkin sulit dipertahankan jika auditor akan direview olehpengadilan atau komisi. Auditor harus mengubah persyaratan trsebut hanya setelah persyaratan yang cermat diberikan.

Memperluas ukuran sampel kenikan ukuran sampel dapat menurunkan kesalahan sampling jika tingkat pengecualian sampel (SER) aktual tidak meningkat.SER juga dapat meningkat atau menurun jika item item tambahan dipilih. Kenaikan ukuran sampel akan diberikan jika auditor yakin sampael awal tidak bersifat presentatif, atau jika penting untukmemperoleh bukti bahwa pengendalian telah beroperasi secara efektif.

Merefisi penilaian risiko pengendalian. Jika hasil pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi tidak mendukung penilaian risiko pengendalian pengendalian, auditor harus merivisi penilaian risiko pengendalian keatas. Hal ini meungkin menyebabkan auditor meningkatkan pengujian substantif atas transaksi dan pengujian atas rincian saldo.

Mengomunikasikan kepada komite audit atau manajemen. Komunikasi dikombinasikan dengan salah satu atau tiga tindakan lainnya yang baru saja dijelaskan, memang harus dilakukan tanpa memandang sifat pengecualian. Jika auditor menentukan menentukan bahwa pengendalian intrnal tidak beroperasi secara efektif.

F. SAMPLING AUDIT STATISTIK

Metode sampling statistik yang paling sering digunakan untuk pengujian pengendalian dan engujian substantif atas transaksi adalah sampling atribut (atribute sampling). Sampling nonstatistik juga memiliki atribut, yang merupakan karakteristik yang sedang diuji dalam populasi, tetapi sampling atribut merupakan metode statistik.

G. DISTRIBUSI SAMPLING

Auditor mendasarkan pengujian statistiknya pada distribusi sampling. Disribusi sampling adalah distribusi frekuensi hasil semua sampel berukuran khusus yang dapat diperoleh dari populasi yang memiliki beberapa karakteristik tertentu.distribusi sampling memungkinkan auditor untuk membuat laporan probabilitas mengenai kemungkinan terwakilnya stiap sampel dalam distribusi.sampling atribut didasarkan pada distribusi binominal, imana setipsampel dalam populasi memiliki satu dari dua nilai yang mungkin atau deviasi pengendalian.

H. APLIKASI SAMPLING ATRIBUT

Merencanakan sampel

1. menyatakan tujuan pengujian audit

2. memutuskan apakah sampling aidit dapat diterapkan

3. mendefinisikan atribut dan kondisi pengecualian

4. mendefinisikan populasi

5. menetapkan tingkat pengencualian yang dapat ditoleransi

6. menetapakan ARACR yang terlalu rendah

7. mengestimasi tingkat pengecualia populasi

8. menentukan ukuran sampel awal

menggunakan tabel, jika auditor menggunakan tabel untuk menentukan ukuran sampel awal, mereka akan mengikuti empat langkah berikut :

a. memilih tabel yang berhubungan dengan ARACR

b. menempatkan TER pada bagian atas tabel

c. menempatkan EPER pada kolom bian kiri

d. membaca kebawah kolom bawah TER yang sesuai hingga berpotongn dengan baris EPER yang tepat. Angka pada perpotongan tersebut adalah ukuran sampel awal dampak ukuran populasi

Memilih sampel dan melaksanakan prosedur audit

memilih sampel. Satu satunya perbedaan dalam pemilihan sampel bagi sampling statistikdan nonstatistik adalah terletak pada persyaratan bahwa metode probabilistik harus digunakan untuk sampling statistik. Baik sampling acak sederhana maupun sampling sistematis akan digunakan pada sampling atribut.

Melaksanakan prosedur audit, sama untuk sampling atribut maupun sampling nonstatistik

Mengevaluasi hasil

Menggenaralisasi dari sampel ke populasi. Untuk sampling atribut, auditor menghitung batas kemampuan atas CUER dengan ARACR tertentu, yang sekali lagi menggunakan program komputer khusus atau tabel yang dikembangkan dari rimus statistik.

Dalam makalah ini kami menguraikan sampel presentatif dan membahas perbedaan antara sapling statistik dan nonstatistik serta pemilihan sampel probabilistik dan nonprobabilistik. Kami juga membahas langkah dalam sampling untuk tingkat pengecualian yang digunakan pada pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi. Sampling atribut nonstatistik dan statistik untuk tingkat pengecualian.

Daftar pustaka

Randol J. ELDER. 2011. Audit Dan Jasa Assurance Jilid 2 , Jakarta : ERLANGGA