materi penyuluhan anemi

4
1. Definisi Anemia Anemia didefinisikan sebagai penurunan volume eritrosit atau kadar Hb sampai di bawah rentang nilai yang berlaku untuk orang sehat (Nelson,1999). Anemia berarti kekurangan sel darah merah, yang dapat di sebabkan oleh hilangnya darah yang terlalu cepat atau karena terlalu lambatnya produksi sel darah merah. (Guyton,1997). Anemia adalah penurunan dibawah normal dadam jumlah eritrosit, banyaknya hemoglobin, atau volume sel darah merah, sistem berbagai jenis penyakit dan kelainan (Dorlan, 1998). Anemia bukanlah suatu diagnosis, melainkan suatu cerminan perubahan patofisiologik yang mendasar yang diuraikan melalui anamnesis yang seksama, pemeriksaan fisik, dan konfirmasi laboratorium. Anemia merupakan satu dari gejala klinik pada gagal ginjal. Anemia pada penyakit ginjal kronik muncul ketika klirens kreatinin turun kira-kira 40 ml/mnt/1,73m2 dari permukaan tubuh, dan hal ini menjadi lebih parah dengan semakian memburuknya fungsi ekskresi ginjal. Terdapat variasi hematokrit pada pasien penurunan fungsi ginjal. Kadar nilai hematokrit dan klirens kreatinin memiliki hubungan yang kuat. Kadar hematokrit biasanya menurun, saat kreatinin klirens menurun sampai kurang dari 30-35 ml per menit. Anemia pada gagal ginjal merupakan tipe normositik normokrom apabila tidak ada faktor lain yang memperberat seperti defisiensi besi yang terjadi pada gagal ginjal. Anemia ini bersifat hiporegeneratif. Jumlah retikulosit yang nilai hematokrit nya dikoreksi menjadi normal, tidak adekuat. 2. Penyebab Anemia pada Pasien yang menjalani Hemodialisis Kronik

Upload: atika-putri-ayu

Post on 07-Dec-2015

10 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

SAP Anemia HD

TRANSCRIPT

Page 1: MATERI PENYULUHAN ANEMI

1. Definisi AnemiaAnemia didefinisikan sebagai penurunan volume eritrosit atau kadar Hb sampai di

bawah rentang nilai yang berlaku untuk orang sehat (Nelson,1999).

Anemia berarti kekurangan sel darah merah, yang dapat di sebabkan oleh hilangnya

darah yang terlalu cepat atau karena terlalu lambatnya produksi sel darah merah.

(Guyton,1997).

Anemia adalah penurunan dibawah normal dadam jumlah eritrosit, banyaknya hemoglobin,

atau volume sel darah merah, sistem berbagai jenis penyakit dan kelainan (Dorlan, 1998).

Anemia bukanlah suatu diagnosis, melainkan suatu cerminan perubahan patofisiologik yang

mendasar yang diuraikan melalui anamnesis yang seksama, pemeriksaan fisik, dan konfirmasi

laboratorium.

Anemia merupakan satu dari gejala klinik pada gagal ginjal. Anemia pada penyakit ginjal

kronik muncul ketika klirens kreatinin turun kira-kira 40 ml/mnt/1,73m2 dari permukaan tubuh,

dan hal ini menjadi lebih parah dengan semakian memburuknya fungsi ekskresi ginjal. Terdapat

variasi hematokrit pada pasien penurunan fungsi ginjal. Kadar nilai hematokrit dan klirens

kreatinin memiliki hubungan yang kuat. Kadar hematokrit biasanya menurun, saat kreatinin

klirens menurun sampai kurang dari 30-35 ml per menit. Anemia pada gagal ginjal merupakan

tipe normositik normokrom apabila tidak ada faktor lain yang memperberat seperti defisiensi

besi yang terjadi pada gagal ginjal. Anemia ini bersifat hiporegeneratif. Jumlah retikulosit yang

nilai hematokrit nya dikoreksi menjadi normal, tidak adekuat.

2. Penyebab Anemia pada Pasien yang menjalani Hemodialisis KronikBanyak faktor yang menjadi penyebab terjadinya anemia pada pasien CKD yang menjalani

hemodialisis kronik, dan tak jarang ditemukan beberapa faktor sekaligus pada seorang pasien di

antaranya:

1. Defisiensi EPO (penyebab utama)

2. Defisiensi besi (sering terjadi & perlu perhatian khusus)

3. Kehilangan darah (phlebotomy berulang untuk pemeriksaan laboraturium, retensi darah pada

dialiser atau tubing, perdarahan GI)

4. Hiperparatiroid berat

5. Inflamasi akut atau kronik

6. Infeksi

Page 2: MATERI PENYULUHAN ANEMI

7. Masa hidup sel darah merah pendek

8. Toksisitas aluminium

9. Defisiensi asam folat

10. Hemoglobinopati

11. Hipotiroid

3. Manifestasi Klinis AnemiaManifestasi klinis yang biasa ditemukan:

Kelemahan umum/malaise, mudah lelah

Nyeri seluruh tubuh/mialgia

Gejala ortostatik ( misalnya pusing, dll )

Sinkop atau hampir sincope

Penurunan toleransi latihan

Dada terasa tidak nyaman

Palpitasi

Intoleransi dingin

Gangguan tidur

Ketidakmampuan untuk berkonsentrasi

Kehilangan nafsu makan

Temuan fisik

Pucat pada wajah, telapak tangan, kuku, selaput dalam kelopak mata dan bibir

Neurovaskular (penurunan kemampuan kognitif)

Mata (konjungtiva pucat)

Kardiovaskular (hipotensi ortostatik, takiaritmia)

4. Pengobatan Anemia

a. Terapi zat besi

Bila saturasi transferin kurang dari 20%

Cara mengetahui saturasi transferin dengan pemeriksaan laborat ST TIBC

b. Terapi ERITROPOETIN

Bila Hb > 7g/dl dan saturasi transferi lebih dari 20%.

Page 3: MATERI PENYULUHAN ANEMI

Terapi eritropoetin dihentikan bila Hb > 12g/dl

Contoh eritropoetin : hemapo, exprex, recormon

c. Transfusi darah

Untuk pasien gagal ginjal kronik dilakukan bila Hb <7g/dl

Jadi, alur penggunaan eritropoetin yaitu :

Hb < 7g/dl transfusi darah

Hb >7g/dl ST TIBC > 20% Terapi eritropoetin

ST TIBC < 20% terapi zat besi s.d > 20%

DAFTAR PUSTAKA

1. Boedihartono. 1994. Proses Keperawatan di Rumah Sakit. Jakarta.

2. Burton, J.L. 1990. Segi Praktis Ilmu Penyakit Dalam. Binarupa Aksara : Jakarta

3. Effendi , Nasrul. 1995. Pengantar Proses Keperawatan. EGC : Jakarta.

4. Hassa. 1985. Ilmu Kesehatan Anak jilid 1. FKUI : Jakarta

5. Noer, Sjaifoellah. 1998. Standar Perawatan Pasien. Monica Ester : Jakarta.