materi ajar kedokteran asam amino esensial.docx
TRANSCRIPT
MATERI AJAR KEDOKTERAN
FAKULTAS GIZI DAN KESEHATAN MASYARAKAT-UNIVERSITY RIAU
PEKANBARU-RIAU
2009
Disajikan sebagai Bahan Kuliah Ilmu Gizi bagi Mahasiswa Kedokteran
Oleh : Dr. Fitri Nurhasanah
Pendahuluan
Sebanyak 75% asam amino digunakan untuk sintesis protein. Asam-asam amino dapat
diperoleh dari protein yang kita makan atau dari hasil degradasi protein di dalam tubuh kita.
Degradasi ini merupakan proses kontinu. Karena protein di dalam tubuh secara terus menerus
diganti (protein turnover). Contoh dari protein turnover, tercantum pada tabel berikut.
Contoh protein turnover.
Protein Turnover rate (waktu paruh)
Enzim
Di dalam hati
Di dalam plasma
Hemoglobin
Otot
Kolagen
7-10 menit
10 hari
10 hari
7 hari (kondisi tubuh normal)
3 hari (sedikit beraktifitas)
7 hari
Asam-asam amino juga menyediakan kebutuhan nitrogen untuk:
- Struktur basa nitrogen DNA dan RNA
- Heme dan struktur lain yang serupa seperti mioglobin, hemoglobin, sitokrom, enzim dll.
- Asetilkolin dan neurotransmitter lainnya.
- Hormon dan fosfolipid
Selain menyediakan kebutuhan nitrogen, asam-asam amino dapat juga digunakan sebagai
sumber energi jika nitrogen dilepas.
Jalur metabolik utama dari asam amino
Pertama, pengambilan nitrogen dari asam amino. Sedangkan kedua adalah katabolisme asam
amino menjadi energi melalui siklus asam serta siklus urea sebagai proses pengolahan hasil
sampingan pemecahan asam amino. Ketiga adalah sintesis protein dari asam-asam amino.
Jalur-jalur metabolik utama asam amino
Katabolisme asam amino
Asam-asam amino tidak dapat disimpan oleh tubuh. Jika jumlah asam amino berlebihan atau
terjadi kekurangan sumber energi lain (karbohidrat dan lipid), tubuh akan menggunakan asam
amino sebagai sumber energi. Tidak seperti karbohidrat dan lipid, asam amino memerlukan
pelepasan gugus amin. Gugus amin ini kemudian dibuang karena bersifat toksik bagi tubuh.
Ada 2 tahap pelepasan gugus amin dari asam amino, yaitu:
1. Transaminasi
Enzim aminotransferase memindahkan amin kepada α-ketoglutarat menghasilkan glutamat
atau kepada oksaloasetat menghasilkan aspartat
2. Deaminasi oksidatif
Pelepasan amin dari glutamat menghasilkan ion amonium
Contoh reaksi transaminasi. Perhatikan alanin mengalami transaminasi menjadi
glutamat. Pada reaksi ini dibutuhkan enzim alanin aminotransferase.
Sintesis asam amino
Semua jaringan memiliki kemampuan untuk men-sintesis asam amino, melakukan
remodeling asam amino, serta mengubah rangka karbon non asam amino menjadi asam
amino dan turunan lain yang mengandung nitrogen. Tetapi, hati merupakan tempat utama
metabolisme nitrogen. Dalam kondisi surplus diet, nitrogen toksik potensial dari asam amino
dikeluarkan melalui transaminasi, deaminasi dan pembentukan urea. Rangka karbon
umumnya diubah menjadi karbohidrat melalui jalur glukoneogenesis, atau menjadi asam
lemak melalui jalur sintesis asam lemak. Berkaitan dengan hal ini, asam amino
dikelompokkan menjadi 3 kategori yaitu asam amino glukogenik, ketogenik serta glukogenik
dan ketogenik.
Asam amino glukogenik adalah asam-asam amino yang dapat masuk ke jalur produksi
piruvat atau intermediat siklus asam sitrat seperti α-ketoglutarat atau oksaloasetat. Semua
asam amino ini merupakan prekursor untuk glukosa melalui jalur glukoneogenesis. Semua
asam amino mengandung sifat glukogenik.
Beberapa asam amino esensial yaitu isoleusin, leusin, lisin, metionin, fenilalanin, treonin,
triptofan, histidin, arginin dan valin bersifat glukogenik dan ketogenik. Selama keadaan
kelaparan pengurangan rangka karbon digunakan untuk menghasilkan energi, dengan proses
oksidasi menjadi CO2 dan H2O.
ASAM AMINO ESENSIAL
Asam amino essensial adalah asam amino penting yang harus didatangkan dari luar
tubuh manusia karena sel – sel tubuh tidak dapat mensintesisnya. Asam amino esensial
diperlukan oleh makhluk hidup sebagai penyusun protein atau sebagai kerangka molekul-
molekul penting. Bagi manusia, ada sepuluh asam amino esensial yang harus dipenuhi, yaitu
isoleusin, leusin, lisin, metionin, fenilalanin, treonin, triptofan, histidin, arginin dan valin.
Berikut ini peran penting asam amino esensial bagi tubuh secara umum :
Meningkatkan Massa Otot
Otot terbentuk dari protein yang terdiri atas sebagian besar asam amino esensial.
Dengan memenuhi kebutuhan protein harian, berarti kebutuhan bahan baku utama
pembentukan otot telah terpenuhi. Semakin banyak otot terbentuk, semakin sedikit
ruang berlemak dalam tubuh.
Meningkatkan Hormon Pertumbuhan
American Journal of Clinical Nutrition melaporkan bahwa hormon pertumbuhan
meningkat sebesar 440 persen setelah menggunakan suplementasi asam amino
esensial. Hormon pertumbuhan dapat meningkatkan perkembangan massa otot dan
membantu proses pembakaran lemak menjadi energi. Sedangkan Studi yang
dilakukan di Louisiana State University Medical College memberikan 2 gram
suplementasi asam amino esensial kepada 9 remaja sehat pada pagi hari, 45 menit
setelah sarapan. Hasilnya, hormon pertumbuhan mereka meningkat hingga 440 persen
90 menit setelah mengonsumsi suplemen asam amino tersebut.
Mengurangi Asam Laktat
Saat beraktifitas, tubuh membakar glukosa dan glikogen sebagai sumber energi.
Proses ini menghasilkan asam laktat yang dapat membuat otot bersifat asam, dan
membuat otot menjadi lelah dan tidak bertenaga. Asam amino esensial memainkan
peran penting dalam menyeimbangkan kadar asam laktat tubuh dengan cara
menghasilkan ion bikarbonat yang dapat menetralisir asam laktat, sehingga Anda
dapat berlatih lebih lama dan mendapatkan hasil maksimal.
Mencegah Penyusutan Otot
Asam amino utama yang penting dan harus terdapat dalam otot adalah BCAA. BCAA
(Branched Chain Amino Acids) merupakan asam amino esensial, yang artinya tubuh
tidak dapat memproduksinya sendiri dan harus mendapatkan asupan dari luar. BCAA
merupakan gabungan dari 3 asam amino esensial yaitu leusin, isoleusin, dan valine.
Asam amino ini bertugas menjaga kadar protein otot tidak hilang atau rusak saat
beraktifitas. Keberadaan BCAA ini sangat penting dalam mencegah katabolisme otot
(penyusutan otot). BCAA bekerja dengan cara mencegah kerusakan otot pada masa
pemulihan setelah beraktifitas. Biasanya setelah melakukan aktifitas fisik, sintesis
protein otot akan meningkat tetapi pemecahan protein otot akan meningkat pula ke
titik di mana kerusakan melebihi sintesis, jika tidak mendapatkan nutrisi yang
dituhkan. Selain mengurangi kerusakan otot, BCAA (terutama leucine) juga
membantu meningkatkan perkembangan protein otot terutama setelah beraktifitas.
Dengan meminimalisir kerusakan otot, tubuh akan pulih lebih cepat dan dapat
kembali melakukan rutinitas aktifitas di kemudian hari.
Dampak Kekurangan Asam Amino Esensial
Tidak tercukupinya protein dalam asupan makanan sehari-hari akan menimbulkan dampak
yang sangat serius bagi tubuh. Secara umum, kekurangan protein akan mengakibatkan
terhambatnya pertumbuhan sel dan jaringan tubuh sehingga sistem tubuh tidak akan berjalan
optimal.
Sedangkan untuk kekurangan asam amino esensial juga akan menimbulkan dampak yang
berbeda bagi tubuh. Misalnya kekurangan asam amino valin dan triptofan menyebabkan
gangguan susah tidur (insomnia), kekurangan histidin akan mengganggu pembentukan sel
darah merah dan putih, kekurangan isoleusin akan mempengaruhi pembentukan hemoglobin,
kadar gula darah dan energi, dan sebagainya yang mengakibatkan terganggunya aktifitas
sehari-hari.
Sebagian besar kekurangan asam amino esensial dikarenakan oleh kurangnya asupan protein
yang memadai dalam diet, kurangnya kemampuan untuk mencerna dan menyerap protein
yang masuk dalam tubuh, dan menurunnya fungsi hati untuk mengkonversi asam amino non
esensial.
Jika asupan asam amino esensial dalam pola makan sehari-hari belum memenuhi kebutuhan,
tubuh akan berbagi jenis asam amino penting, maka suplemen asam amino esensial
merupakan pilihan yang tepat untuk mencukupi kebutuhan asam amino harian.
Jenis-jenis Asam amino esensial dan manfaatnya :
1. Valin ( Val )
Mencegah gangguan saraf otak, membantu menyetabilkan emosional dan mental,
membantu mengatasi gangguan susah tidur (insomnia) dan perasaan gugup, memacu
koordinasi otot, memperbaiki jaringan tubuh yang rusak
2. Leusin ( Leu )
Sebagai pengontrol sintesa (produksi) protein, Menambah tingkat energi otot, sebagai
pemicu fungsi otak, menstabilkan kadar gula dalam darah, membatu penyembuhan luka
pada tulang, kulit dan otot (terutama untuk mempercepat penyembuhan luka post -
operative)
3. Isoleusin ( Ile )
Sebagai tempat produksi dan penyimpanan protein, membantu pembentukan
hemoglobin, kadar gula darah dan energi, sebagai bahan metabolisme Kelenjar Timus
dan Kelenjar Pituitari, mempertahankan keseimbangan nitrogen dalam tubuh, berperan
menstabilkan kadar gula dalam darah, membantu proses produksi Asam Amino Non
Esensial.
4. Treonin ( Thr )
Mempertahankan keseimbangan protein, penting dalam pembentukan jaringan kolagen
dan elastin, membantu hati, jantung, sistem syaraf pusat, otot-otot rangka dengan fungsi
lipotropic.
5. Metionin ( Met )
Sebagai bahan pembentuk Asam Nukleat, jaringan tubuh dan sintesa protein, mengatur
pasokan protein, menyerap lemak dan kolesterol
6. Fenilalanin ( Phe )
Pengantar informasi ke otak, merelaksasikan syaraf, menurunkan kecemasan dan
menginduksi tidur, mengatur sekresi Kelenjar Tiroid, sebagai kontrol nafsu makan dan
pengatur berat badan
7. Arginin ( Arg )
Sebagai bahan pembuatan cairan seminal (air mani), metabolisme protein, memperkuat
sistem kekebalan tubuh, menurukan tekanan darah dan lemak (kolesterol), melancarkan
pembuluh dan peredaran darah, menghambat kerusakan jaringan tubuh, koordinasi otot,
merangsang hormon pertumbuhan.
8. Lisin ( Lys )
Menghambat pertumbuhan virus dan mencegah infeksi (bersama dengan vit. C dan A),
meningkatkan energi otot, sebagai bahan dasar antibodi darah, memperkuat sistem
sirkulasi darah, mempertahankan pertumbuhan sel secara normal dalam tubuh,
membentuk jaringan kolagen (bersama proline), Kekurangan lisin dapat menyebabkan
mudah lelah, sulit konsentrasi, rambut rontok, anemia.
9. Histidin ( His )
Memperkuat hubungan antar syaraf. Telah dipakai untuk memulihkan beberapa kasus
kelelahan. Perlu untuk perbaikan dan perkembangan jaringan otot, memacu koordinasi
otot, pengobatan alergi, rheumatoid arthritis, anemia, pembentukan sel darah merah dan
sel darah putih. Kekurangan Histidin dapat menyebabkan tubuh lambat dalam bergerak.
10. Triptopan (Trp)
Sebagai bahan pembekuan darah, mengendorkan saraf, meningkatkan penggunaan dari
vitamin B kompleks. Meningkatkan kesehatan syaraf. Menstabilkan emosi.
Meningkatkan rasa ketenangan dan mencegah insomnia (membantu proses tidur).
Meningkatkan pelepasan hormon pertumbuhan yang penting dalam membakar lemak
untuk mencegah obesitas dan baik untuk jantung.
P a d a g i n j a l n o r m a l , k e b a n y a k a n a s a m a m i n o y a n g d i f i l t r a s i
a k a n d i r e b s o r p s i k e m b a l i . S e l a m a pertumbuhan, keseimbangan antara
asam amino dan protein tubuh bergeser ke arah protein tubuh, sehingga sintesis
lebih besar dari pada pemecahan. Pada semua usia, sejumlah kecil pro te in h i lang
sebagai rambut . Pada wani ta , se jumlah kec i l h i lang da lam darah
ha id .Beberapa protein kecil hilang di dalam urine, dan protein sekresi pencernaan
yang tidak direabsorpsi dikeluarkan bersama tinja. Kehilangan – kehilangan ini digantikan
dengan sintesis dari depot asam amino. Hormon t i ro id , ka tekolamin, h is tamin,
sero tonin , mela tonin , dan za t – za t an tara dalam siklus urea di bentuk dari
asam amino esensial spesifik. Metionin menyediakan sulfur yang terkandung di dalam
protein, KoA, taurin, dan senyawa lain yang penting secara biologis. Metionin di ubah
menjadi S – adenosilmetionin, yang merupakan agen metilasi aktif da lam s in tes is
senyawa seper t i ep inef r in . S – adenosi lmet ionin merupakan donor u tama
gugus metil yang labil secara biologis, tetapi gugus metilpun dapat juga di sintesis
dari suatu turunan asam format yang terikat pada derivat asam folat jika makanan
yang dikonsumsi mengandungcukup asam folat dan sianokobalamin.
Referensi:
Petunjuk Praktikum Biokimia Untuk PSIK (B) Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah
Mada, Yogyakarta: Lab. Biokimia FK UGM
Guyton AC, Hall JE, 1996, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi IX, Penerjemah:
Setiawan I, Tengadi LMAKA, Santoso A, Jakarta: EGC
http://www.biology.arizona.edu\biochemistry, 2001, The Biology Project-Biochemistry
http://www.bioweb.wku.edu\courses\BIOL115\Wyatt, 2006, WKU Bio 113 Biochemistry
http://www.gwu.edu\_mpb, 1998, The Metabolic Pathways of Biochemistry, Karl J.
Miller
http://www.ull.chemistry.uakron.edu\genobc, 2005, General, Organic and Biochemistry
http://www.wiley.com\legacy\college\boyer\0470003790\animations\electron_transport,
2008, Interactive Concepts in Biochemistry: Oxidative Phosphorylation
Murray RK, Granner DK, Mayes PA, Rodwell VW, 2003, Biokimia Harper, Edisi XXV,
Penerjemah Hartono Andry, Jakarta: EGC
Stryer L, 1996, Biokimia, Edisi IV, Penerjemah: Sadikin dkk, Jakarta: EGC