materi

14
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pada saat ini, perawatan luka telah mengalami perkembangan yang sangat pesat terutama dalam dua dekade terakhir ini. Teknologi dalam bidang kesehatan juga memberikan kontribusi yang sangat untuk menunjang praktek perawatan luka ini. Disamping itu pula, isu terkini yang berkait dengan manajemen perawatan luka ini berkaitan dengan perubahan profil pasien, dimana pasien dengan kondisi penyakit degeneratif dan kelainan metabolic semakin banyak ditemukan. Kondisi tersebut biasanya sering menyertai kekompleksan suatu luka dimana perawatan yang tepat diperlukan agar proses penyembuhan bisa tercapai dengan optimal. Dengan demikian, perawat dituntut untuk mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang adekuat terkait dengan proses perawatan luka yang dimulai dari pengkajian yang komprehensif, perencanaan intervensi yang tepat, implementasi tindakan, evaluasi hasil yang ditemukan selama perawatan serta dokumentasi hasil yang sistematis. Isu yang lain yang harus dipahami oleh perawat adalah berkaitan dengan cost effectiveness. Manajemen perawatan luka modern sangat mengedepankan isu tersebut. Hal ini ditunjang dengan semakin banyaknya inovasi terbaru dalam perkembangan produk-produk yang bisa dipakai dalam merawat luka 1

Upload: imamezy

Post on 26-Sep-2015

12 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

materi perawatan luka bakar DIV Keperawatan

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANGPada saat ini, perawatan luka telah mengalami perkembangan yang sangat pesat terutama dalam dua dekade terakhir ini. Teknologi dalam bidang kesehatan juga memberikan kontribusi yang sangat untuk menunjang praktek perawatan luka ini. Disamping itu pula, isu terkini yang berkait dengan manajemen perawatan luka ini berkaitan dengan perubahan profil pasien, dimana pasien dengan kondisi penyakit degeneratif dan kelainan metabolic semakin banyak ditemukan. Kondisi tersebut biasanya sering menyertai kekompleksan suatu luka dimana perawatan yang tepat diperlukan agar proses penyembuhan bisa tercapai dengan optimal.Dengan demikian, perawat dituntut untuk mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang adekuat terkait dengan proses perawatan luka yang dimulai dari pengkajian yang komprehensif, perencanaan intervensi yang tepat, implementasi tindakan, evaluasi hasil yang ditemukan selama perawatan serta dokumentasi hasil yang sistematis. Isu yang lain yang harus dipahami oleh perawat adalah berkaitan dengancost effectiveness. Manajemen perawatan luka modern sangat mengedepankan isu tersebut. Hal ini ditunjang dengan semakin banyaknya inovasi terbaru dalam perkembangan produk-produk yang bisa dipakai dalam merawat luka

B. RUMUSAN MASALAH1. Apakah pengertian luka bakar?2. Bagaimana penatalaksanaan luka bakar?3. Bagaimana perawatan luka bakar?

C. TUJUAN1. Untuk mengetahui pengertian luka bakar2. Untuk mengetahui penatalaksanaan luka bakar3. Untuk mengetahui perawatan luka bakar

D. MANFAAT 1. Dapat mengetahui pengertian luka bakar2. Dapat mengetahui penatalaksanaan luka bakar3. Dapat mengetahui perawatan luka bakar

BAB IIPEMBAHASAN

A. PENGERTIANLuka adalah rusaknya struktur dan fungsi anatomis normal akibat proses patologis yang berasal dari internal maupun eksternal dan mengenai organ tertentu. (Lazarus, 1994 dalam Potter & Perry, 2006;1853). Luka bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik, dan radiasi. (Smeltzer, Suzanna. 2002 dalam Asuhan Keperawatan NANDA NIC NOC 2013) Luka bakar adalah suatu trauma yang disebabkan oleh panas, arus listrik, bahan kimia dan petir yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan yang lebih dalam.Luka bakar merupakan luka yang unik diantara bentuk-bentuk luka lainnya karena luka tersebut meliputi sejumlah besar jaringan mati (eskar) yang tetap berada pada tempatnya untuk jangka waktu yang lama. (Smeltzer, 2001 : 1911). B. PENATALAKSANAAN LUKA BAKARSecara sistematik dapat dilakukan 6c : clothing, cooling, cleaning, chemoprophylaxis, covering and comforting (contoh pengurang nyeri). Untuk pertolongan pertama dapat dilakukan langkah clothing dan cooling, baru selanjutnya dilakukan pada fasilitas kesehatan.1. Clothing : singkirkan semua pakaian yang panas atau terbakar. Bahan pakaian yang menempel dan tak dapat dilepaskan maka dibiarkan untuk sampai pada fase cleaning.2. Cooling : Dinginkan daerah yang terkena luka bakar dengan menggunakan air mengalir selama 20 menit, hindari hipotermia (penurunan suhu di bawah normal, terutama pada anak dan orang tua). Cara ini efektif sampai dengan 3 jam setelah kejadian luka bakar . Kompres dengan air dingin (air sering diganti agar efektif tetap memberikan rasa dingin) sebagai analgesia (penghilang rasa nyeri) untuk luka yang terlokalisasi, Jangan pergunakan es karena es menyebabkan pembuluh darah mengkerut (vasokonstriksi) sehingga justru akan memperberat derajat luka dan risiko hipotermia Untuk luka bakar karena zat kimia dan luka bakar di daerah mata, siram dengan air mengalir yang banyak selama 15 menit atau lebih. Bila penyebab luka bakar berupa bubuk, maka singkirkan terlebih dahulu dari kulit baru disiram air yang mengalir.3. Cleaning : pembersihan dilakukan dengan zat anastesi untuk mengurangi rasa sakit. Dengan membuang jaringan yang sudah mati, proses penyembuhan akan lebih cepat dan risiko infeksi berkurang.4. Chemoprophylaxis : pemberian anti tetanus, dapat diberikan pada luka yang lebih dalam dari superficial partial- thickness (dapat dilihat pada tabel 4 jadwal pemberian antitetanus). Pemberian krim silver sulvadiazin untuk penanganan infeksi, dapat diberikan kecuali pada luka bakar superfisial. Tidak boleh diberikan pada wajah, riwayat alergi sulfa, perempuan hamil, bayi baru lahir, ibu menyususi dengan bayi kurang dari 2 bulan5. Covering : penutupan luka bakar dengan kassa. Dilakukan sesuai dengan derajat luka bakar. Luka bakar superfisial tidak perlu ditutup dengan kasa atau bahan lainnya. Pembalutan luka (yang dilakukan setelah pendinginan) bertujuan untuk mengurangi pengeluaran panas yang terjadi akibat hilangnya lapisan kulit akibat luka bakar. Jangan berikan mentega, minyak, oli atau larutan lainnya, menghambat penyembuhan dan meningkatkan risiko infeksi.6. Comforting : dapat dilakukan pemberian pengurang rasa nyeri, berupa:a. Paracetamol dan codein (PO-per oral) 20-30mg/kgb. Morphine (IV-intra vena) 0,1mg/kg diberikan dengan dosis titrasi bolusc. Morphine (I.M-intramuskular) 0,2mg/kg Selanjutnya pertolongan diarahkan untuk mengawasi tanda-tanda bahaya dari ABC (airway, breathing, Circulation)a. Airway and breathingPerhatikan adanya stridor (mengorok), suara serak, dahak berwana jelaga (black sputum), gagal napas, bulu hidung yang terbakar, bengkak pada wajah. Luka bakar pada daerah orofaring dan leher membutuhkan tatalaksana intubasi (pemasangan pipa saluran napas ke dalam trakea/batang tenggorok) untuk menjaga jalan napas yang adekuat/tetap terbuka. Intubasi dilakukan di fasilitas kesehatan yang lengkap.b. CirculationCirculation - luka bakar menimbulkan kerusakan jaringan sehingga menimbulkan edema. pada luka bakar yang luas dapat terjadi syok hipovolumik karena kebocoran plasma yang luas. Manajemen cairan pada pasien luka bakar, dapat diberikan dengan Formula Baxter.

2. Obat-ObatanAntibiotik sistemik spectrum luas diberikan untuk mencegah infeksi. Yang banyak dipakai adalah golongan aminoglikosida yang efektif terhadap pseudomonas. Bila ada infeksi, antibiotic diberikan berdasarkan hasil biakan dan uji kepekaan kuman. Antasida diberikan untuk pencegahan tukak stress dan antipiretik diberikan bila suhu tinggi.Nutrisi harus diberikan cukup untuk menutup kebutuhan kalori dan keseimbangan nitrogen yang negative pada fase katabolisme, yaitu sebanyak 2500-3000 kalori sehari dengan kadar protein tinggi. Kalau perlu makanan diberikan melalui pipa lambung atau ditambah parenteral.Penderita yang mulai stabil keadaannya perlu fisioterapai untuk memperlancar peredaran darah dan mencegah kekakuan sendi. Penderita luka baker harus dipantau terus-menerus, keberhasilan pemberian cairan dapat dilihat dari diuresis normal yaitu sekurang-kurangnya 1ml/kgBB/jam. Yang penting juga apakah sirkulasi normal/tidak.

3. DebridemenDebridemen merupakan sisi lain pada perawatan luka bakar. Tindakan ini memiliki dua tujuan:a. Untuk menghilangkan jaringan yang terkontaminasi oleh bakteri dan benda asing, sehingga pasien dilindungi terhadap kemungkinan invasi bakterib. Untuk menghilangkan jaringan yang sudah mati atau eskar dalam persiapan bagi graft dan kesembuhan lukaSesudah terjadi luka bakar derajat-dua dan tiga, bakteri yang terdapat pada antarmuka jaringan yang terbakar dan jaringan viabel yang ada di bawahnya secara berang-sur-angsur akan mencairkan serabut-serabut kolagen yang menahan eskar pada tempatnya selama minggu pertama atau kedua pasca-luka bakar. Macam-macam debridemen:a. Debridemen Alami. Pada peristiwa debridemen alami, jaringan mati akan memisahkan diri secara spontan dari jaringan viabel yang ada di bawahnya. Namun, pemakaian preparat topikal antibakteri cenderung memperlambat proses pemisahan eskar yang alami ini. b. Debridemen Mekanis. Debridemen mekanis meliputi penggunaan gunting bedah dan forsep untuk memisahkan dan mengangkat eskar. c. Debridemen Bedah. Debridemen bedah merupakan tindakan operasi dengan melibatkan eksisi primer seluruh tebal kulit sampai fasia (eksisi tangensiai) atau dengan mengupas lapisan kulit yang terbakar secara bertahap hingga mengenai jaringan yang masih viabel dan berdarah. 4. GrafJika lukanya dalam (full-thickness) atau sangat luas, reepitelialisasi spontan tidak mungkin terjadi. Karena itu diperlukan graft (pencakokan) kulit dari pasien sendiri (autograft). Daerah-daerah utama graft kulit mencakup daerah wajah dengan alasan kosmetik dan psikologik; tangan dan bagian fungsional lainnya seperti kaki; dan daerah-daerah yang meliputi persendian. Graft memungkinkan pencapaian kemampuan fungsional yang lebih dini dan akan mengurangi kontraktur. Kalau luka bakarnya sangat luas, daerah dada dan abdomen dapat dicangkok terlebih dahulu untuk mengurangi luas luka bakar.Selama proses kesembuhan luka akan terbentuk jaringan granulasi. Jaringan ini akan mengisi ruangan yang ditimbulkan oleh luka, membentuk barier yang merintangi bakteri dan berfungsi sebagai dasar (bed) untuk pertumbuhan sel epitel.5. AutograftAutograft berasal dari kulit pasien sendiri. Bentuk cangkokan ini bisa berupa split-thickness, full-thickness, pedicle flaps atau epitelium yang dikultur. Full-thickness dan pedicle flaps lebih sering digunakan untuk pembedahan rekonstruksi, dan dilaksanakan beberapa bulan atau tahun sesudah terjadinya cedera pertama.Penggunaan epitelium yang dikultur masih berada dalam tahap eksprimen pada beberapa rumah sakit khusus luka bakar. Secara mendasar, prosedur ini meliputi biopsi kulit pasien di daerah yang tidak terbakar. Kemudian keratinosit diisolasi dan sel-sel epitel dikultur dalam laboratorium. Sampel sel epitel yang asli dapat mengadakan multiplikasi hingga ukurannya mencapai 10.000 kali ukuran sampel semula dalam tempo 30 hari. Sel-sel ini kemudian ditempelkan pada luka bakar. Prosedur ini telah dilaporkan dengan berbagai derajat keberhasilan tetapi hasil-hasil tersebut cukup menggembirakan (Wong & Munster, 1993).

6. Cara Menghitung Kebutuhan Cairan:a. Cara Evans:a. Luas luka dalam % X BB(kg) menjadi ml NaCL/24 jam.b. Luas luka dalam % X BB(kg) menjadi plasma/24 jam c. Sebagai pengganti cairan yang hilang akibat penguapan, diberikan 2.000 cc glukosa 5%/24 jam. Jumlah cairan (1+2+3) separuhnya diberikan dalam 8 jam pertama. Sisanya diberikan dalam jam 16 jam berikutnya.b. BaxterRumus Baxter: % X BB X 4 mlJumlah cairan separuhnya diberikan dalam 8 jam pertama, sisanya diberikan dalam 16 jam berikutnya. Hari pertama terutama diberikan elektrolit, yaitu larutan ringer-laktat karena terjadi defecit ion NA.Contoh: seorang dewasa BB 50 kg, luka bakar seluas 20% permukaan kulit. Diberikan: 50X20=1000 ml larutan NaCL 0,9% dan juga 1000 ml plasma sebagai cairan tambahan disertai 2000 cc larutan glukosa 5% sebagai kebutuhan dasar. Jumlah cairan dalam 8 jam pertama sama dengan jumlah cairan untuk 16 jam berikutnya yaitu masing-masing 2000ml;24 jam berikutnya 2000ml.Rumus Baxter: 20X50ml X 4=4000 ml pada hari pertama dan 2000 ml pada hari kedua. Pemberian cairan dapat ditambah, jika perlu bila penderita dalam keadaan syok atau jika dieresis kurang. (Wim de jong)

C. PERAWATAN LUKA BAKAR1. Pengertian Perawatan luka bakar adalah melakukan tindakan perawatan terhadap luka bakar.2. Tujuan1) Mencegah infeksi pada luka2) Mempercepat penyembuhan pada luka3. IndikasiPasien yang mengalami luka bakar4. Persiapan Alat dan Bahan1) Bak instrument yang berisi: Pinset anatomis Pinset chirurgis Gunting debridemand Kassa steril Kom: 3 buah2) Peralatan lain terdiri dari: Spuit 5 cc atau 10 cc Sarung tangan Gunting plester Plester atau perekat Desinfektant NaCl 0,9% Bengkok 2 buah, 1 buah berisi larutan desinfektant Verband Obat luka sesuai kebutuhan5. Prosedur Pelaksanaan1) Tahap Pra Interaksia) Melakukan verifikasi program pengobatan klienb) Mencuci tanganc) Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar2) Tahap Orientasia) Memberikan salam sebagai pendekatan therapeuticb) Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada klien/keluargac) Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan

3) Tahap Kerjaa) Menjaga privacyb) Mengatur posisi pasien sehingga luka dapat terlihat jelasc) Membuka peralatand) Memakai sarung tangane) Membuka balutan dengan hati-hati, bila sulit basahi dengan NaCl 0,9%f) Membersihkan luka dengan menggunakan NaCl 0,9%g) Melakukan debridemand bila terdapat jaringan nekrotik. (Bila ada bula jangan dipecah, tapi dihisap dengan spuit steril setelah hari ke-3)h) Membersihkan luka dengan NaCl 0,9%i) Mengeringkan luka dengan mengguanakan kassa sterilj) Memberikan obat topical sesuai order pada lukak) Menutup luka dengan kassa steril, kemudian dipasang verband dan diplesterl) Memasang verband dan plesterm) Merapikan pasien4) Tahap Terminasia) Mengevaluasi hasil tindakanb) Berpamitan dengan pasienc) Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semulad) Mencuci tangane) Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

BAB IIIPENUTUP

A. KesimpulanLuka adalah rusaknya struktur dan fungsi anatomis normal akibat proses patologis yang berasal dari internal maupun eksternal dan mengenai organ tertentu. Pelaksanaan dalam pertolongan luka bakar adalah 6 C yaitu clothing, cooling, cleaning, chemoprophylaxis, covering dan comforting. Obat-Obatan untuk luka bakar adalah jenis antibiotik sistemik spectrum luas diberikan untuk mencegah infeksi.Debridemen merupakan sisi lain pada perawatan luka bakar. Autograft yaitu pencangkokan yang berasal dari kulit pasien sendiri. Salah satu perawatan luka bakar adalah melakukan tindakan perawatan terhadap luka bakar.

B. Saran Dalam menangani luka bakar perawatannya harus intensif untuk mempercepat proses penyembuhan pasien. Oleh karena diperlukan keterampilan perawat dalam hal penanganan luka bakar dengan cara menguasai konsep teori dan asuhan keperawatan pada luka bakar dan sering mengikuti seminar untuk penanganan luka bakar terkini.

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddart (2002) Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah, Jakarta : EGC.Nurarif, Amin Huda. dan Hardhi Kusuma. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda Nic Noc. Yogyakarta: Med Action. Robbins. 1999. Dasar Patologi Penyakite Edisi 5. Jakarta : EGC

11