matahari sebutir pasir - memikirkan katagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/...kelam...

62
MATAHARI SEBUTIR PASIR

Upload: others

Post on 06-Sep-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MATAHARI SEBUTIR PASIR - Memikirkan Katagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/...kelam dan tak berbatas dalam labirin pohon-pohon kebijaksanaan-Mu 1998 Matahari Sebutir

Matahari Sebutir Pasir | i

MATAHARISEBUTIR

PASIR

Page 2: MATAHARI SEBUTIR PASIR - Memikirkan Katagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/...kelam dan tak berbatas dalam labirin pohon-pohon kebijaksanaan-Mu 1998 Matahari Sebutir

ii | Rekki Zakkia

Undang-Undang Republik IndonesiaNo. 19 Tahun 2002 tentang Hak CiptaLingkup Hak CiptaPasal 21. Hak cipta merupakan hak eksklusif bagi Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk

mengumumkan atau memperbanyak Ciptaannya, yang timbul secara otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Ketentuan PidanaPasal 721. Barang siapa dengan sengaja atau tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp.1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp.5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).

2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu Ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana paling lama 5 tahun dan/atau denda paling banyak Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

Page 3: MATAHARI SEBUTIR PASIR - Memikirkan Katagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/...kelam dan tak berbatas dalam labirin pohon-pohon kebijaksanaan-Mu 1998 Matahari Sebutir

Matahari Sebutir Pasir | iii

MATAHARISEBUTIR

PASIR

REKKI ZAKKIA

Page 4: MATAHARI SEBUTIR PASIR - Memikirkan Katagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/...kelam dan tak berbatas dalam labirin pohon-pohon kebijaksanaan-Mu 1998 Matahari Sebutir

iv | Rekki Zakkia

Perpustakaan Nasional RIKatalog Dalam Terbitan (KDT)Zakkia, Rekki/Matahari Sebutir PasirYogyakarta: Gambang Buku Budaya

MATAHARI SEBUTIR PASIR© Rekki Zakkia

Editor: Faisal KamandobatDesain Isi: Kun Andyan AninditoDesain Sampul: Adi KamandobatIlustrasi isi: Samuel IndratmaLukisan cover: “Perempuan Balian” karya Samuel Indratma

Diterbitkan oleh Gambang Buku BudayaPerum Mutiara Palagan B5 Sleman-Yogyakarta 55581Website: www.penerbitgambang.comEmail: [email protected]: 0856-4303-9249

Cetakan Pertama, Januari 2019vii + 54 hlm. 13 x 19 cm

ISBN : 978-602-6776-66-2

Jika Anda mendapati buku ini dalam keadaan rusak, halaman terbalik, atau kosong, silakan kirim kembalike alamat kami di atas.

Page 5: MATAHARI SEBUTIR PASIR - Memikirkan Katagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/...kelam dan tak berbatas dalam labirin pohon-pohon kebijaksanaan-Mu 1998 Matahari Sebutir

Matahari Sebutir Pasir | v

DAFTAR ISI:

REST IN PAIN__1KAMBOJA__2JANGAN KAU PUNGUT__3KALIAN__4 KUKETUK PINTUMU DENGAN PUISI__5DOA SEGUMPAL DARAH__6MALAM MENULIS MIMPI__7BILA AKU ADALAH TANAH__8BILA AKU ADALAH AIR__9BILA AKU ADALAH API__10BILA AKU ADALAH ANGIN__11BELAJAR PADA KESUNYIAN__12MATAHARI SEBUTIR PASIR__14 SATU HARI DALAM HIDUPKU__16SUNGAI WAKTU__17PEREMPUAN SUNGAI__18GARIS EDAR REMBULAN__20MANTRA PERSETUBUHAN__21SERIBU TAHUN LAGI__22DAUN-DAUN AIR MATA__23 MENGHITUNG HARI EMPAT MEI__24MEMBACA ANGIN__26MENCARI EMBUN__28SALAM ANGIN RINDU BURUNG__29PUISI-PUISIKU YANG HILANG__31DOA KECIL__32DI SEBUAH WARUNG ANGKRINGAN__34MEREKA YANG HILANG__36

Page 6: MATAHARI SEBUTIR PASIR - Memikirkan Katagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/...kelam dan tak berbatas dalam labirin pohon-pohon kebijaksanaan-Mu 1998 Matahari Sebutir

vi | Rekki Zakkia

NASEHAT DARI SERAMBI MEKAH__37SAAT ALAM BICARA TAK SEMESTINYA__38NIAS BERDOA__39AKU ADALAH DEBU__40PULIHNYA CINTA DAN MUSIM__42PENGEMIS-PENGEMIS BESAR__43PEMULUNG__44MOHON PENJELASAN__46SEBUAH HARAP YANG LANCANG__48SEJUMPUT MALU__49JANGAN KAU NANTI DI SURGA__50

Page 7: MATAHARI SEBUTIR PASIR - Memikirkan Katagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/...kelam dan tak berbatas dalam labirin pohon-pohon kebijaksanaan-Mu 1998 Matahari Sebutir

Matahari Sebutir Pasir | vii

Untuk ayahku, Furqon Kamilin, dan ibuku, Chomsatun

Page 8: MATAHARI SEBUTIR PASIR - Memikirkan Katagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/...kelam dan tak berbatas dalam labirin pohon-pohon kebijaksanaan-Mu 1998 Matahari Sebutir

viii | Rekki Zakkia

Page 9: MATAHARI SEBUTIR PASIR - Memikirkan Katagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/...kelam dan tak berbatas dalam labirin pohon-pohon kebijaksanaan-Mu 1998 Matahari Sebutir

Matahari Sebutir Pasir | 1

REST IN PAIN

Tertulis di kubur batuseorang mudateramat mudatubuhnya jadi humuswangi kembojasesaat sebelum matitertulis di kubur batu:habis kau bunuh dirikutapi tidak dengan jiwaku!

2000

Page 10: MATAHARI SEBUTIR PASIR - Memikirkan Katagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/...kelam dan tak berbatas dalam labirin pohon-pohon kebijaksanaan-Mu 1998 Matahari Sebutir

2 | Rekki Zakkia

KAMBOJA

Aku tulang rapuhdari kamboja yang terbuanghidup selalu dekat dengan kematiansetubuh dengan pusaranisan batu membisu

Kehadirankudi pengasingan iniusungan cinta

Jadikankerut-kerut wajah bangkai inikalam selamat tinggalatausesuatu yang hidup di hatimu

2000

Page 11: MATAHARI SEBUTIR PASIR - Memikirkan Katagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/...kelam dan tak berbatas dalam labirin pohon-pohon kebijaksanaan-Mu 1998 Matahari Sebutir

Matahari Sebutir Pasir | 3

JANGAN KAU PUNGUT

Jangan kau pungut tidur malamkuketika satu-satu rembulan lepasdari genggaman kabutaku masih mengharap mimpimenghias dipan kehidupancanda mawar dan bintang-bintangbicara tentang cinta

Jangan kau ambil senyumkupada tangis yang aku piaradi tikaman belantara angandengan belati rindu

Jangan kau pungut rindu initanpa warna tanpa katalantaran sembilan puluh sembilan makna:di dalamnya!

1999

Page 12: MATAHARI SEBUTIR PASIR - Memikirkan Katagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/...kelam dan tak berbatas dalam labirin pohon-pohon kebijaksanaan-Mu 1998 Matahari Sebutir

4 | Rekki Zakkia

KALIAN

Kalian yang memaksakan hidupdengan membunuh diri tabuhlah genta mautmenghisap habis duniadengan meneguk ajal!

2000

Page 13: MATAHARI SEBUTIR PASIR - Memikirkan Katagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/...kelam dan tak berbatas dalam labirin pohon-pohon kebijaksanaan-Mu 1998 Matahari Sebutir

Matahari Sebutir Pasir | 5

KUKETUK PINTUMU DENGAN PUISIKupersembahkan untuk May Hawa

Kuketuk pintumu dengan puisiyang kupungut dari bahasa anak berandaltelanjang kaki telanjang dadaMata yang menyimpan rindumenyapa bersama jatuhnya dedaunansaat mentari bergayut ke puncak bukitpucuk cemara bicara dalam sunyiharuskah kuingkari tatapanmu yang tak pasti?

Membelah ruang membelah hatiair pancuran melintasi keindahanmupantas aku mengacapada selaksa wujudmupantas aku bercerminpada getar alam pengubah parasmu

Tapi telah kueja kata petakadari tembang pemberontakanah, terlalu mahal harga sebuah katauntuk menganyam ini pertemuan:wahai ibu keindahanberapa usia cinta?

2018

Page 14: MATAHARI SEBUTIR PASIR - Memikirkan Katagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/...kelam dan tak berbatas dalam labirin pohon-pohon kebijaksanaan-Mu 1998 Matahari Sebutir

6 | Rekki Zakkia

DOA SEGUMPAL DARAH

Segumpal darah berdoadi sebongkah batuterpelanting dan terbantingdari keabadianbersama air matanya sendiriia meresap pada retakan bumi jadi tujuan pengembaraan angindan cahaya-cahaya langit

Dalam kesepiannya sendiriia menunggukapan hidup akan kembali

1999

Page 15: MATAHARI SEBUTIR PASIR - Memikirkan Katagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/...kelam dan tak berbatas dalam labirin pohon-pohon kebijaksanaan-Mu 1998 Matahari Sebutir

Matahari Sebutir Pasir | 7

MALAM MENULIS MIMPI

Simfoni genting ituguyuran hujan di pintu senjaseribu detak jantungyang satu dalam sepinyamemandu wirid pada malam keramatjiwa yang lama tak menghadappada langit

Malam menulis mimpidengan darah cinta yang menetesbersama air matapada lembar-lembar kitab langit

Tuhanadakah hujan air kasih-Mumasih bisa diharapjatuh di hati yang batu iniSebab sepinya malamakan kasih sayangsangat panjang dan mencekammembentuk sungai luka di dalam diri

sekarat ini!

2000

Page 16: MATAHARI SEBUTIR PASIR - Memikirkan Katagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/...kelam dan tak berbatas dalam labirin pohon-pohon kebijaksanaan-Mu 1998 Matahari Sebutir

8 | Rekki Zakkia

BILA AKU ADALAH TANAH

Bila aku adalah tanahsepotong nafas yang mengendappada arus kali sejarah dan luruhan ampunan maha luas

Bila aku adalah tanahsepotong nurani benih-benih amal yang berjuang tumbuh di lahan batin yang gersangmasih ada sedebu harappada segenggam sabar tanahmenunggu desah syukur

Kepada orang-orang suci tetap memujikepada orang-orang saleh alhamdullahkepada orang-orang ingkar tetap sabarkepada orang-orang maksiat tak menghujat

Kapan ceritanya belum usaikalian pasti masuk pada perut bumi inisepertiku, akan kembali menyatu dengan tanah dan batu

1998

Page 17: MATAHARI SEBUTIR PASIR - Memikirkan Katagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/...kelam dan tak berbatas dalam labirin pohon-pohon kebijaksanaan-Mu 1998 Matahari Sebutir

Matahari Sebutir Pasir | 9

BILA AKU ADALAH AIR

Bila aku adalah airberi aku waktu untuk berjuang tak menjadi banjiryang melumat seluruh seni dunia ciptaan IlahiSedikit berusahamemberi sejuk pada hayatyang seucappada parit di sela-sela kebunmenuju laut tujuan segala aruspenjuru mata angin yang jauh

1998

Page 18: MATAHARI SEBUTIR PASIR - Memikirkan Katagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/...kelam dan tak berbatas dalam labirin pohon-pohon kebijaksanaan-Mu 1998 Matahari Sebutir

10 | Rekki Zakkia

BILA AKU ADALAH API

Bila aku adalah apipanas cinta tak habis-habis membakar diri yang batu dan tinggikelam dan tak berbatasdalam labirin pohon-pohon kebijaksanaan-Mu

1998

Page 19: MATAHARI SEBUTIR PASIR - Memikirkan Katagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/...kelam dan tak berbatas dalam labirin pohon-pohon kebijaksanaan-Mu 1998 Matahari Sebutir

Matahari Sebutir Pasir | 11

BILA AKU ADALAH ANGIN

Bila aku adalah anginhembus tipis di pinggir awanlalu berhentimenjadi ketenangan udaradan sesekali bangkit menjadi pasukan badaimengikuti gerak kalimatdalam kitab-Mu

Bila aku adalah anginsatu-satu kupungut huruf-huruf-Musebagai kata cinta dan salam kepada kekasih agar menjaga nafas inisampai kelak istirahpada halaman ridhadalam kitab-Mu

1998

Page 20: MATAHARI SEBUTIR PASIR - Memikirkan Katagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/...kelam dan tak berbatas dalam labirin pohon-pohon kebijaksanaan-Mu 1998 Matahari Sebutir

12 | Rekki Zakkia

BELAJAR PADA KESUNYIAN

Aku belajar pada kesunyianberguru pada sepitentang kasih sayangdalam rahasia bilik tuabernaung pohonan purba

Aku belajar pada kesendirianmencari cinta hakikipada kesejukan pengembaraan anginsapa embun yang ramahsorot mata burung yang polosdi secuil tanah pengasingan

Aku belajar membaca kesunyiandi kebun keramaiantentang orang-orang gila yang mengaku warasdan orang-orang waras yang dianggap gila

Aku masih di antaranyakelirukah pengembaraan inibila memungutdari hari ke haridalam bulan yang panjangmenggulung batinmenganyam kasih sayangteramat luas dan dalam

2000

Page 21: MATAHARI SEBUTIR PASIR - Memikirkan Katagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/...kelam dan tak berbatas dalam labirin pohon-pohon kebijaksanaan-Mu 1998 Matahari Sebutir

Matahari Sebutir Pasir | 13

Page 22: MATAHARI SEBUTIR PASIR - Memikirkan Katagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/...kelam dan tak berbatas dalam labirin pohon-pohon kebijaksanaan-Mu 1998 Matahari Sebutir

14 | Rekki Zakkia

MATAHARI SEBUTIR PASIR

IMatahari sebutir pasirterbakar di semestapenghuni tujuh langitkerabat bintang-bintangmenyulut selaksa benua dan kata-kata: berkat cahayasemua menjadi makna!

Page 23: MATAHARI SEBUTIR PASIR - Memikirkan Katagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/...kelam dan tak berbatas dalam labirin pohon-pohon kebijaksanaan-Mu 1998 Matahari Sebutir

Matahari Sebutir Pasir | 15

IIAku cuma sebutir pasir terbakar dalam pengembaraan besar bila merangkak di balik bebukitantak semata di hari lahirkudan bila mencium laut di irisan langit merahitu belum tentu hari kematianku

Menghitung dan terus menghitung abad berapa usia inilupa di mana alamat rumahsegunduk tanah merah yang kurindukantempatku terkubur Aku tak tahusejuta wajah duka bintang-bintang yang bergelantunganadalah lautan debu yang ikut pengembaraan besarku

Kapan rembulan lahirdari rahim langit berdarah birumengenggam cahayakiriman cinta mawar langitirama matahari dan rembulandi pelaminan kampung puisi sepanjang musim dan abad-abad

2003

Page 24: MATAHARI SEBUTIR PASIR - Memikirkan Katagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/...kelam dan tak berbatas dalam labirin pohon-pohon kebijaksanaan-Mu 1998 Matahari Sebutir

16 | Rekki Zakkia

SATU HARI DALAM HIDUPKUbuat Dina Oktaviani

Satu hari di musim yang dinginaku mengunjungimu disambut hangat peluk anakmuKemudian aku berkata— sendiri dalam hati:untuk percintaan yang sedikit puntidak memberikan kesempatan pada kita untuk tersenyum;adalah hak kita untuk menolaknya

Cintaku kini canggung berdiridi hadapan kepantasan—Kami akan berjalan bersama melewati tahun demi tahunsementara hati kami yang telah berulangkali patahsebagaimana cinta para penyair yang selalu rumitberusaha menceritakan dirinya di hadapan waktu

Namun tiba-tiba,tidak ada petir atau kejutanhujan menggagalkan semua rencanaseperti penyakit skizofreniaku atas semua cinta

Dan untuk kehidupan yang sedikit puntidak memberikan kita kesempatanuntuk tertawaadalah hak kita untuk menerimanya

2010

Page 25: MATAHARI SEBUTIR PASIR - Memikirkan Katagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/...kelam dan tak berbatas dalam labirin pohon-pohon kebijaksanaan-Mu 1998 Matahari Sebutir

Matahari Sebutir Pasir | 17

SUNGAI WAKTUSungai Elo Progo dan Borobudur

Di sini aku berdiri mendengarkan detak jantungku sendirisembari menandai jejak waktu—detik-detik sejarah perlahan hanyut dalam arus airmenyeret dan menenggelamkanrangkaian peristiwa tak usai-usaisilsilah moyangku lahir di pertemuandua sungai ini:perkawinan masa silam dan masa depandi mana pemahat batu, petani dan prajuritmengambil tenaga hidup dari nyawanya

Lumpur usia dan berabad aliran riwayatmembawa batuan mistikdan tangan-tangan tetua yang sabar mengukir dinding candi dan wajah kuiljemari waktu menuliskan prasastimerapal mantra kata-katamembukakan gerbang matahari

Aku berdiri di sini mendengarkan detak jantungku sendirisembari menandai jejak waktumenziarahi tumpukan bebatuanyang menyerupai lonceng raksasaterpaku mendengarkan gema agunglenyap dalam arus waktulingkaran yang mengitari dirinya sendiribersama pola zaman yang terus melingkarbagai labirin nasib dan puisi

2009

Page 26: MATAHARI SEBUTIR PASIR - Memikirkan Katagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/...kelam dan tak berbatas dalam labirin pohon-pohon kebijaksanaan-Mu 1998 Matahari Sebutir

18 | Rekki Zakkia

PEREMPUAN SUNGAIuntuk Putri Fitria

Anak perempuan dari sungai waktubulan dan bintang merajah dadamusepertinya sungai Elo dan Progo menyatukanriwayatmu dan asal-usulkudi mana kesedihan mengutuk diri mengalir sunyi bersama darahyang didenyutkan jantungmu

Labirin tubuhmu selaksa petawarna kata dan lukisan duniamenyesatkan setiap pengelanagambaran pertanda dan isyaratyang tak mampu kau ceritakanmelalui gaib senyummu: entah itu luka jiwa, dendam atau keyakinan dan kepercayaan rapuhyang menyangga seluruh hidupmu

Page 27: MATAHARI SEBUTIR PASIR - Memikirkan Katagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/...kelam dan tak berbatas dalam labirin pohon-pohon kebijaksanaan-Mu 1998 Matahari Sebutir

Matahari Sebutir Pasir | 19

Dari balik sepimu yang retakcahaya bulan dan bintang memancarterpantul di dadaku sebagai cermin bayanganmenggenangi lubuk jiwakumenjadi anak sungai kesedihan

Wahai perempuan sungaiaku lelaki kecil yang tergulungoleh pusaran banjir matamudan cinta kita yang terbagimenjelma abadi menjadi dua batusaling bertatapan bersulang puisimengukuhkan dirinya sebagai raja dan ratu dalam kerajaan perlambangyang tak akan pupus ditafsirkan

2009

Page 28: MATAHARI SEBUTIR PASIR - Memikirkan Katagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/...kelam dan tak berbatas dalam labirin pohon-pohon kebijaksanaan-Mu 1998 Matahari Sebutir

20 | Rekki Zakkia

GARIS EDAR REMBULANbuat Anna Funfgeld

Aku bukan tamu di malam iniberdua kita hisap marijuanadari lintingan yang samahingga jelaga gairah menyalamengabukan kenangan patahinci demi inci kenyeriansatu langkah sebelum asal mula kata-kata

Maka, menjadilah suara di kepalakusetelah nafas demi nafas asapkuhirup dari merah bibirmuuntuk menghentikan detak waktuhingga esok hari tak ada lagi matahari mengabadikan kesunyian ini

Mari kita rayakan keajaiban laknatdengan api unggun yang menyimpan sekammenghisap habis garis edar rembulandengan menyingkap tabir gelap kematian

Namun, jika engkau masih menganggap aku tamudi setiap detik malam-malam keramatmu:Aku bersedia mati seribu kaliasal abadi di ranjang jiwamu!

2004

Page 29: MATAHARI SEBUTIR PASIR - Memikirkan Katagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/...kelam dan tak berbatas dalam labirin pohon-pohon kebijaksanaan-Mu 1998 Matahari Sebutir

Matahari Sebutir Pasir | 21

MANTRA PERSETUBUHANbuat Krisnaningsih

Mata jelita tak bisa menipupada bibirmu aku menyapudetak jantungmu pandai berkelakartebak palung jiwaku capai batas bersabarhapus noda wajahku jenuh berdarah-darahtulus jiwa sucimu penuh desah membasahmari jilat dada dari luka parah mengangabelati berkilat tertancap gairah membaramari kita tuntaskan rindu dendam kesedihanmari kita gelisahkan pilu godam kebersamaanhati ornamen nyawa membagi nafas merajahbukti monumen jiwa ingati paras mendesahjiwa kita sama-sama resah atas perselingkuhan jagat samuderadada kita sama pecah atas perbenturan langit semestaayo belajar mengeja bahasa tubuh lelaki wanitaayo bersabar membaca kata butuh mendaki bersamakuajari engkai cara mengukir nafas burung-burungselami parau jiwa penyair tuntas terhuyung-huyungmata megerjap-ngerjap sampai ajal menjemputkita mendekap-dekap sampai muasal mewujudkarena adam-hawa menggejolak setan pun memburukarena jiwa-jiwa menggelegak tuhan pun cemburuayo kapan buktikan rahasia kita bersatu paduayo kapan saksikan talenta kita tersipu malukita reguk satu detik puncak kemenyatuankita teguk satu bijak keabadian

1999-2001

Page 30: MATAHARI SEBUTIR PASIR - Memikirkan Katagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/...kelam dan tak berbatas dalam labirin pohon-pohon kebijaksanaan-Mu 1998 Matahari Sebutir

22 | Rekki Zakkia

SERIBU TAHUN LAGIbuat Faisal Kamandobat

Nyawa-nyawa puisimu mengepak sayapmenuju wajah dingin mataharidengan sayap patah kata-katamengirimkan getar halus ke semesta

Luka parah yang merajahmuadalah tikaman pisau Tuhanmembawa kabar dan riwayattentang wajah kematian yang kau singkapwujud-wujud penyamarannya

Masih adakah puisi yang kerasansedang jarum-jarum infusmenancap di urat nadi bumiterampas jaman balas dendamyatim sejarah piatu asasitertunda kematianseribu tahun lagi!

2004

Page 31: MATAHARI SEBUTIR PASIR - Memikirkan Katagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/...kelam dan tak berbatas dalam labirin pohon-pohon kebijaksanaan-Mu 1998 Matahari Sebutir

Matahari Sebutir Pasir | 23

DAUN-DAUN AIR MATA buat Timur Angin

Daun-daun air mataTercurahdi atas bahasa darah Tumpahpada anak-anak pribumipenghuni sepetak tanah kebenaran yang tak pasti

Daun-daun air mata kembang tangisterlalu menyedihkanuntuk lukacecap yang dibuka Sudah teramat mahalkahharga kebebasan--daun-daun air mataterus berjatuhan menggigil ketakutandi depan amarah dunia

hadirlah oh hadirlah hujan sesegar anginmeski sebatas gerimisdemi padamnya api sepenggal era yang kerasdan gila ini

1998

Page 32: MATAHARI SEBUTIR PASIR - Memikirkan Katagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/...kelam dan tak berbatas dalam labirin pohon-pohon kebijaksanaan-Mu 1998 Matahari Sebutir

24 | Rekki Zakkia

MENGHITUNG HARI EMPAT MEIhadiah ulang tahun buat Dewi Rosiana

Dalam kata-kata ini dapat dikecupair tujuh lautserupa kebeningan cermin dapat dikecup dan ditegukpembasuh semua wajahsaat rindu mengeja hari-haridan kedewasaan tak mencukupi

Kata-kata ini kebeningan embun pagiwudhu wajahwudhu hatijiwa bergetarhati yang membatuterkikis tetes-tetes puisi

Kalam iniayat-ayatdalam kesadaran berdaulatpenjaga rumahpenjaga diriputaran tasbih pada jemarisepanjang langkah-langkah kepulangan

2000

Page 33: MATAHARI SEBUTIR PASIR - Memikirkan Katagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/...kelam dan tak berbatas dalam labirin pohon-pohon kebijaksanaan-Mu 1998 Matahari Sebutir

Matahari Sebutir Pasir | 25

Page 34: MATAHARI SEBUTIR PASIR - Memikirkan Katagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/...kelam dan tak berbatas dalam labirin pohon-pohon kebijaksanaan-Mu 1998 Matahari Sebutir

26 | Rekki Zakkia

MEMBACA ANGINbuat Andi Magadhon

Aku membaca anginsetiap kali matahari mencium lautdan aku masih membaca anginsaat rembulan jatuh ke bumidan menjadi tanda bagi sisa-sisa usia

Kamu teramat santun pada daun-daundan akrab dengan lautankau dirikan ombak dan kau bawa nelayan tuapada kampung laut yang suburuntuk mengais nasib anak istri yang setia menanti

Aku terus membaca anginbila kamu menjelma praharasemata karena kekosongan dan kebodohanku

Page 35: MATAHARI SEBUTIR PASIR - Memikirkan Katagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/...kelam dan tak berbatas dalam labirin pohon-pohon kebijaksanaan-Mu 1998 Matahari Sebutir

Matahari Sebutir Pasir | 27

Kamu teramat santunnafasku selalu bersamamudan terus membaca bahasamuyang lembutnamun kamu juga sebuah rahasia yang menyembunyikan rahasiacerita-cerita berdiam dalam selimutmu

entah apa akan kau kirimkansebagai kado pada hari esokprahara atau badaiyang saling berebut maut dalam persilangan zamanatau aku terlenadalam kesejukan dan kelembutanmuyang tak henti membuai

1998

Page 36: MATAHARI SEBUTIR PASIR - Memikirkan Katagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/...kelam dan tak berbatas dalam labirin pohon-pohon kebijaksanaan-Mu 1998 Matahari Sebutir

28 | Rekki Zakkia

MENCARI EMBUNBuat Agus Malma

Gemuruh laut itu dadakubatu-batu karang menusuk ulu hatiyang bermukim di inti bumiadalah kesadaran berdaulatyang mengeluh karena disampar zaman

Perlawanan dan kesadaran adalah satumengembara bersamakupada dinding-dinding sejarahyang menghimpit ini

Selama aku bertanyakepada darahkepada air matakepada keringatyang mengucur sepanjang perjalanandi mana matahari yang empunya nyaladi mana rembulan yang empunya cahayakarena aku selalu bertongkat kebebalandan berobor kedunguandalam mencari taman pelajarandari bunga-bunga apiyang kau simpan di bulat matamu

Kubentang sayap yang letihkutinggalkan kampungku yang purbamenuju kampung langitmerajut kembang mantramencari ayat-ayatkesabaran berdaulatyang sirna dalam gelisahku sendiri

1997

Page 37: MATAHARI SEBUTIR PASIR - Memikirkan Katagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/...kelam dan tak berbatas dalam labirin pohon-pohon kebijaksanaan-Mu 1998 Matahari Sebutir

Matahari Sebutir Pasir | 29

SALAM ANGIN RINDU BURUNGBuat Rika Eryanti Novitasari

Ketika senja terbakarnyalanya mendidihkan jiwakusampaikah salamku padamu?Kukirimkan ia bersama anginmengetuki jendela hatimuhingga asamu lepassenadi dengan nafasku

Ketika rembulan mencium lautombaknya menggulung cintakusampaikah rinduku padamu?Kutitipkan ia bersama burungmelesat menembus waktupada bentang kakilangit itu

Aku percayabangsa burung tak pernah khianatkepakan sayapnya setiamengolah udarauntuk menjaga garis terbangnya

Bersamanya aku ingin kembali pulangseperti bangsa burungdi mana kedamaian bersarangselain dalam takdirmuyang dalam dan jauhhingga berbatasan dengan takdirku!

2001

Page 38: MATAHARI SEBUTIR PASIR - Memikirkan Katagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/...kelam dan tak berbatas dalam labirin pohon-pohon kebijaksanaan-Mu 1998 Matahari Sebutir

30 | Rekki Zakkia

Page 39: MATAHARI SEBUTIR PASIR - Memikirkan Katagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/...kelam dan tak berbatas dalam labirin pohon-pohon kebijaksanaan-Mu 1998 Matahari Sebutir

Matahari Sebutir Pasir | 31

PUISI-PUISIKU YANG HILANGbuat Ayahku Furqon Kamilin

IDari pucuk laras yang liarbahasa mimis bicara lantangmemenggal umur, air mata dan tangis bocahatau mereka yang kehilangan sebelah tangansebelah kakipada sebuah kampung, tiada gerututanpa sebuah harapdemi selembar janur kuningyang mengikat kepalapetanda satu keluargaadalah puisi-puisiku yang hilangdipungut waktu satu-satupada setengah abad yang dilupakan

IIAyahku puisikuyang berbisik pada usiakepada kota dan debuyang jenuh atas janur kuning yang bergelantungandi atas sepanjang jalan rayaseribu lambang yang membisusaling berebut kebebasanmeski bukan pahlawanadalah puisi-puisiku yang hilang

1996

Page 40: MATAHARI SEBUTIR PASIR - Memikirkan Katagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/...kelam dan tak berbatas dalam labirin pohon-pohon kebijaksanaan-Mu 1998 Matahari Sebutir

32 | Rekki Zakkia

DOA KECILbuat wartawan Udin

Sederhana sajagerimis kecil yang tumpah dari mega-mega doa inibening telaga kehidupanmuyang telah sanggup membasahilorong-lorong kecil dan jalanan yang terus mengurai kebenaran

Sedangkan penamu menggores perkamen bercadasyang semakin kerasoleh jaman yang dingin dan kelam

Sederhana sajatangan-tangan kecil yang menengadah inidedaunan yang hijauberdoa di tengah kesejukan anginSepasang mata basah yang menatap langitbersama angin dan cahaya kebebasan yang kau tinggalkansebagai warisan

Page 41: MATAHARI SEBUTIR PASIR - Memikirkan Katagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/...kelam dan tak berbatas dalam labirin pohon-pohon kebijaksanaan-Mu 1998 Matahari Sebutir

Matahari Sebutir Pasir | 33

Doa ini bukan sekedar sejenak mengheningkan ciptabukan juga doa besaryang menjadikan lautan ini daratan dan daratan ini lautan

Sederhana sajadoa kecil ini agar bisa mengerjakanpekerjaan rumah yang kau tinggalkanatas kepergianmu yang teramat jauhmenikmati bebas tugassepenuhnya

1996

Page 42: MATAHARI SEBUTIR PASIR - Memikirkan Katagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/...kelam dan tak berbatas dalam labirin pohon-pohon kebijaksanaan-Mu 1998 Matahari Sebutir

34 | Rekki Zakkia

DI SEBUAH WARUNG ANGKRINGANbuat Emha Ainun Nadjib

Lewat bias lampu teplokusia digantung di sudut malammenawarkan sepiring harapansebagai kepastiankepada mereka yang menjadi titikbersama gerimisdi keremangan panjang trotoarseribu cerita belum selesai

Aku di antara merekaterperangkap di lincak bambupada sebuah warung angkringanmembagi-bagi nasibkepada para langganan, muntahdisuapi janji-janjikutelan, kusantap cepatsepiring rames anganmasih hangatkah dibicarakansegelas air putih jati dirisedang harganya semurah panji-panji

Page 43: MATAHARI SEBUTIR PASIR - Memikirkan Katagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/...kelam dan tak berbatas dalam labirin pohon-pohon kebijaksanaan-Mu 1998 Matahari Sebutir

Matahari Sebutir Pasir | 35

Sementaradi sekeliling lampu-lampu mengepungisyarat serta berita disajikantentang korban-korban pembangunantumpahnya tuak peluh pengkhianatanmenyirami malioboroatau sajak-sajak cinta tadi siangdijajakan di Senisonobersama penyair yang mengeluh kalahlantaran puisi-puisinya dianaktirikan

Di luar bibir warunganak jalanan seperti laronrebut ducung mengejar kabartentang tukang kunci tak mampu membuka pintu-pintu penindasan dan kebodohan

Penipuan dikemas rapisembari mengubur kawan sendiricuma sekedar angin laludari alun-alun menuju tugu

1997

Page 44: MATAHARI SEBUTIR PASIR - Memikirkan Katagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/...kelam dan tak berbatas dalam labirin pohon-pohon kebijaksanaan-Mu 1998 Matahari Sebutir

36 | Rekki Zakkia

MEREKA YANG HILANGbuat Wiji Thukul

Darah meleleh matahari tembaga dalam dekapanawan pucat pasiterdiam di langit angantak terusik bahasa angin

Mereka yang hilangdalam untaian sebuah mimpiyang terputuslantas terkuburdalam kubang tidur panjangpada sebuah malam yang gelap

Airmata yang meleleh di bulan bersama sejarah yang sengaja dihilangkanatau malah keberangkatansatu kisah nyata yang akan abadi

hingga kinidan kemudian haridalam sejarah sebuah negeri

1998

Page 45: MATAHARI SEBUTIR PASIR - Memikirkan Katagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/...kelam dan tak berbatas dalam labirin pohon-pohon kebijaksanaan-Mu 1998 Matahari Sebutir

Matahari Sebutir Pasir | 37

NASEHAT DARI SERAMBI MEKAH

Dia hadir dari rahim lautbegitu cepat arus lumpur kota bertabur mautTulang beton menusuk ibumutulang rusuk menusuk hatipuing-puing berserakanmemenuhi halaman serambi Mekah

Menyatupara petinggi rohani dan negeri si jompo, anak-anak, dan pribumipuing-puing manusia yang mesti dibersihkandari latar serambi Mekah

Sementararibuan bayi berbaris rapimolek menagih janjimengetuk pintu surgaDan suara lirihdari sisa-sisa usiasama rata dengan tanahsama rasa dalam tak berdaya

Yang Maha KuasaBagaimana kami menolaktangan agung-Mu?

2005

Page 46: MATAHARI SEBUTIR PASIR - Memikirkan Katagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/...kelam dan tak berbatas dalam labirin pohon-pohon kebijaksanaan-Mu 1998 Matahari Sebutir

38 | Rekki Zakkia

SAAT ALAM BICARA TAK SEMESTINYA Selama ini gugusan awan masih menggenggam kesedihangunung-gunung berbaring letihpada lembar-lembar laut yang kian menjauh

Hijaunya dedaunan terlalu cepat mencium bumilantaran perselingkuhandalam kesepakatan majelis bintang-bintangkepada mataharinya yang tak pernahmembagi sinar cahaya kasih sayang

Musyawarah burung-burung dipalsukanair dan kabut dibenturkan dengan meminjam suara petirmemperkosa banjirmengusir rerumputan yang kian mengeringtanggal dari kulit bumihanyut, lepas dan hanyut lagi

1999

Page 47: MATAHARI SEBUTIR PASIR - Memikirkan Katagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/...kelam dan tak berbatas dalam labirin pohon-pohon kebijaksanaan-Mu 1998 Matahari Sebutir

Matahari Sebutir Pasir | 39

NIAS BERDOA

Aku cuma secuil tanahterapung di samudera kasih sayang-Muaku cuma segunduk tanahyang menancap di dasar laut kemurahan-Mudi antara benua-benua, berwarna doa dan dosa

Tuhan, doa dan pintaku sederhanabukan rembulan berhenti di ataskubukan pula matahari bersinar di malam hari

Tuhan, jangan terulang lagi guncangan yang serupa seperti tanah rencong kemarin lusaair dan lumpur mengejar dan menamparrumah-rumah ikan, rumah-rumah pribumiikan mati di darat, insan mati di laut

Tuhan, jangan kau cabut akudari dasar laut kemurahan-Mujangan tenggelamkan akudengan samudera kasih sayang-Muyang menyamar sebagai bencana atau malapetaka

2008

Page 48: MATAHARI SEBUTIR PASIR - Memikirkan Katagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/...kelam dan tak berbatas dalam labirin pohon-pohon kebijaksanaan-Mu 1998 Matahari Sebutir

40 | Rekki Zakkia

AKU ADALAH DEBU

Aku adalah debuyang terpelanting pada ranting-ranting keringbersama angin di setiap gunungkusalami aneka dedaunan kutanya pada satwa yang gelisahkuketuk pintu rumah-rumah burungmencari alamat Sulaimanyang mengaji sepanjang musim

Aku adalah lumpuryang terbawa arus pada batu dan lumutanbersama air di setiap kalikusalami pasir dan cadas atau tumpukan sampah yang menggigilkuketuk pintu rumah-rumah ikanmencari bermukimnya Khidiryang mengaji sepanjang arus

Aku adalah segumpal darahyang tercecer di sepanjang jalan yang kumuhpada bumi yang pecah dan langit yang robekkugenggam akidah ini dengan tangan yang teramat letihsementara hati yang tanpa kepastian ingin menambah dosa-dosabersama daun-daun kehidupan yang rontok dan membusukuntuk tempat berpijak sementara

Page 49: MATAHARI SEBUTIR PASIR - Memikirkan Katagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/...kelam dan tak berbatas dalam labirin pohon-pohon kebijaksanaan-Mu 1998 Matahari Sebutir

Matahari Sebutir Pasir | 41

Aku adalah debu dan segumpal darahyang menyatu jadi lumpurbersama angin dan air yang bergelandangansepanjang musim sepanjang arusmencari alamat-Muuntuk mengaji menyimak Khidir dan Sulaimandi gunung-gunung dan di dasar sungai-sungai

1997

Page 50: MATAHARI SEBUTIR PASIR - Memikirkan Katagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/...kelam dan tak berbatas dalam labirin pohon-pohon kebijaksanaan-Mu 1998 Matahari Sebutir

42 | Rekki Zakkia

PULIHNYA CINTA DAN MUSIM

Puntung-puntung kehidupan terkulai di jalan tersulut percik api sendiriterbakar bumi yang terus memanasangin menggeliat dan bersimpuh di kaki matahari

Aku terlalu letih dalam antrian panjang inimimpiku hilangkarena tidur yang tergadaicinta yang tersisacuma bermukin di sebuah harappulihnya cinta dan musimdi padang hatiku

2000

Page 51: MATAHARI SEBUTIR PASIR - Memikirkan Katagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/...kelam dan tak berbatas dalam labirin pohon-pohon kebijaksanaan-Mu 1998 Matahari Sebutir

Matahari Sebutir Pasir | 43

PENGEMIS-PENGEMIS BESAR

Daun-daun pun tahukau mengemis dari musim ke musimAngin pun tahu kamu mengetuk segala pintuSungai dan gunung juga tahukamu mengemis sepanjang tahundengan pidatomuBila kamu mengulurkan tanganitu bahasa kecongkakanketika kamu memberi senyumitu kesombongan yang dihaluskan

Keringatkudarahkudagingkutulang-tulangku kau pintakau kunyahuntuk menggerakkan pencernaanmu

Sedang aku dan kawan-kawantak pernah mintaselain keringat sendiri bajuku dan sarung inikupintal dengan tangandan anganku sendiri

Mulutmu yang besarsuaramu yang menggelegaradalah tanganpengemis-pengemis besar

1998

Page 52: MATAHARI SEBUTIR PASIR - Memikirkan Katagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/...kelam dan tak berbatas dalam labirin pohon-pohon kebijaksanaan-Mu 1998 Matahari Sebutir

44 | Rekki Zakkia

PEMULUNG

Kertas-kertas kosongakan menjadi sampah atau terbakardaun-daun kering berguguran memberi salam bagi bumi

Bila tidak, debu-debu nasib akan menulis dalam perjalanan yang teramat singkatdi lorong-lorong kampungsampai pematang yang becekdi perbatasan kota dan desa

Karat-karat hatikarat besi di tangannyameleleh bersama peluhdan airmata diperaslumat dan hancurterpukul kegilaannya sendiri

Badan dan hati remuk hilang cinta dan angancuma seluas kertas-kertas kosongyang berserakan menuju sampah hidupatau terbakar zaman

Bila tidakdebu-debu akan memberi namapahlawan gilapemulung malangdari kaki langit sebuah zaman

2001

Page 53: MATAHARI SEBUTIR PASIR - Memikirkan Katagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/...kelam dan tak berbatas dalam labirin pohon-pohon kebijaksanaan-Mu 1998 Matahari Sebutir

Matahari Sebutir Pasir | 45

Page 54: MATAHARI SEBUTIR PASIR - Memikirkan Katagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/...kelam dan tak berbatas dalam labirin pohon-pohon kebijaksanaan-Mu 1998 Matahari Sebutir

46 | Rekki Zakkia

MOHON PENJELASAN

Angin yang bersalam dengan jalanansiang ini singgah di trotoarbersama dedaunan kuningyang tutup usia

Ia menangistanpa doa yang hadirtanpa air mata siapa-siapanasib pejalan kakiyang tengah menghitung nasibketika dipenggaloleh prahara kematian menggantung di tiang-tiang

Umurnya tinggal sejengkalesok pagi butahitungan satu dua tigaaba-abaakan melepas kunci kegilaannyadan meluncurkan selaksa mautdi wajah jiwa

Page 55: MATAHARI SEBUTIR PASIR - Memikirkan Katagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/...kelam dan tak berbatas dalam labirin pohon-pohon kebijaksanaan-Mu 1998 Matahari Sebutir

Matahari Sebutir Pasir | 47

mohon penjelasanapa gerangan salah dan dosa si pesakitan itu

“Berjalan di jalur elitetanpa busana selebritimengotori jalan rayaoleh yang kuasajangan ada angkringansi kaki lima!”

Jalan raya itu untuk mereka yang berseragamdan satu derap di bawah komandokeluarga besar

1998

Page 56: MATAHARI SEBUTIR PASIR - Memikirkan Katagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/...kelam dan tak berbatas dalam labirin pohon-pohon kebijaksanaan-Mu 1998 Matahari Sebutir

48 | Rekki Zakkia

SEBUAH HARAP YANG LANCANG

Aku teramat lancangmengucap asma-Muyang serba sucidengan galahkuuntuk menggapai ampunanduka dan dosaku

Aku terus merangkakwalau gunung-gunung suci-Muberpaling melihatku

Aku mau berbisik tentang sebuah harap yang lancangjangan jadikan akusi Qabil menebas leher Si Habil yang malang jauhkan aku dari merekabaik yang kalah maupun menang

Aku hanya ingin berjalanbersama para kekasihMuyang membawa panji syafaat dan ridha-Mu

Lelaki manis yang bertapa di Gua Hiraingin kupeluk Engkaudengan jasad dan hatiyang penuh lukadan robekan ini

1998

Page 57: MATAHARI SEBUTIR PASIR - Memikirkan Katagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/...kelam dan tak berbatas dalam labirin pohon-pohon kebijaksanaan-Mu 1998 Matahari Sebutir

Matahari Sebutir Pasir | 49

SEJUMPUT MALU

Selama ini aku mencari-caripada gulungan siang yang menepidan kutanyakan pada sepotong mimpiyang lewat semalam:tak tahu-menahu

Lantas di manasiapa pula yang menyembunyikandi balik togaatau di dalam saku seragam sekolahanak-anak cuma tertawa:tak tahu menahu

Kau tutupdi balik seragam komando atau kau buang ke belakangdi keranjang sampahatau kau berondong dengan kokangan senapanmu: tak tahu menahu

Sejumput rasa ingin tahuterus melangkah jauhentah di langit dan di bumimenjadi sejumput maluyang tersisadi raut wajah ibu

1998

Page 58: MATAHARI SEBUTIR PASIR - Memikirkan Katagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/...kelam dan tak berbatas dalam labirin pohon-pohon kebijaksanaan-Mu 1998 Matahari Sebutir

50 | Rekki Zakkia

JANGAN KAU NANTI DI SURGA

Aku tumbuh dari benih yang kecilpada segumpal tanah yang keringdi zaman asingmenjadi gila oleh angin perpecahantak punya siapa-siapabahkan diri sendiri

Makajangan kau nanti aku di surgajangan pula di nerakalantaran tujuh pintunya tertutupbuatku dan doakukarena istana itu bukan sebuah jatah bagi yang memuja dosa-dosatak layak kumengetuk pintu istana-Mutapi, aku juga tak kuasaakan jilatan api neraka-Mu

Jadi biarkan aku hanya bersama-Musaat surga dan nerakatertutup untukku

1998

Page 59: MATAHARI SEBUTIR PASIR - Memikirkan Katagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/...kelam dan tak berbatas dalam labirin pohon-pohon kebijaksanaan-Mu 1998 Matahari Sebutir

Matahari Sebutir Pasir | 51

Catatan Penyair:Saya, Puisi dan Sebuah Zaman

Sajak-sajak dalam antologi puisi Matahari Sebutir Pasir ini bisa saya katakan sebagai sajak-sajak yang terselamatkan. Sejak menulis puisi di bangku sekolah menengah, saya tidak pintar mendokumentasikan karya sendiri—bahkan mungkin kesadaran pentingnya menyimpan sebuah karya tidak ada dalam benak saya kala itu. Hal itu dikarenakan saya terlibat dalam gerakan pelajar dan berlanjut menjadi seorang aktivis, pada masa yang menuntut atau menyita waktu saya berlebihan, juga pikiran, tenaga dan jiwa saya sendiri, sehingga intensi saya terhadap puisi menurun akibat seringnya turun ke jalan dan merapat dalam kumpulan para aktivis, seniman dan budayawan pada masa transisi politik di negeri ini.

Meski proses kreatifitas saya tersenda-sendat oleh idealisme politik-aktivisme yang saya hayati sebagai kewajiban anak bangsa, pada saat yang sama saya ikut menjadi pemimpin redaksi Senthir, jurnal kebudayaan untuk pelajar pada masa itu, serta meluangkan waktu mengirimkan tulisan, baik puisi, cerpen dan esai ke media massa dan majalah sastra. Sekarang, yang terlacak dari proses kepenyairan saya di masa pelajar tersebut dapat dijumpai pada sejumlah buku antologi seperti Horison Kakilangit (2001), Bengkel Sastra (1998), Pelajar mengenang Chairil (1998). Selebihnya telah lenyap, tidak terlacak lagi.

Bagi saya sekarang, kepenyairan harus sungguh-sungguh diperjuangkan dan tidak bisa dianaktirikan. Saya tersadarkan oleh pernyataan Saini K.M, “Kepenyairan tidak terwujud berdasarkan keingintahuan saja, kepenyairan

Page 60: MATAHARI SEBUTIR PASIR - Memikirkan Katagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/...kelam dan tak berbatas dalam labirin pohon-pohon kebijaksanaan-Mu 1998 Matahari Sebutir

52 | Rekki Zakkia

juga bukan karena menguasai dengan baik teknik menulis puisi. Kepenyairan lebih berdasarkan pada Panggilan!” Saya tidak memungkiri, proses kepenyairan di masa pelajar masih sebatas keinginan dan tujuan-tujuan sederhana. Meski begitu, pergulatan saya di ranah perpolitikan juga tidak luput dari pernyataan Chairil Anwar yang berkata, “Tiap seniman harus seorang perintis jalan, tidak segan memasuki hutan rimba penuh binatang buas, mengarungi lautan lebar tak bertepi, seniman ialah tanda hidup yang melepas bebas!”

Saya yang melibatkan diri dalam politik, turun ke jalan, tanpa sadar telah menafikan akan pentingnya sebuah sajak berhadapan dengan kekuasaan. Saya juga memaklumi, masa itu adalah masa pencarian, di mana saya masih memandang segala kemungkinan dan ketepatan dengan sebelah mata. Sajak-sajak dalam antologi ini, yang saya tulis dari tahun 1996-2010, merekam peristiwa-peristiwa Orde Baru, tumbangnya dan masa transisi yang berliku, baik yang saya terlibat langsung atau pun tidak. Di samping rekaman peristiwa itu, terdapat tema terkait persoalan-persoalan cinta, transformasi desa-kota, spiritualitas, dan lain sebagainya.

Bisa dikatakan, saya adalah seniman yang bangkrut atas keteledoran saya. Saya banyak kehilangan tulisan-tulisan saya mengingat saya senang berkeliaran kesana-kemari, bertemu kawan yang kamarnya saya pinjam untuk tidur atau berkarya. Selama kepenyairan, saya juga mengalami goncangan hebat yang membuat saya patah dan surut semangat atas hilangnya tiga kumpulan sajak saya, yang dipinjam kawan perempuan. Bagi saya karya itu sangat penting dan berharga, semoga yang termaksud dapat mengetahui hal ini dan bisa secepatnya mencari dan

Page 61: MATAHARI SEBUTIR PASIR - Memikirkan Katagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/...kelam dan tak berbatas dalam labirin pohon-pohon kebijaksanaan-Mu 1998 Matahari Sebutir

Matahari Sebutir Pasir | 53

mengembalikan untuk memulihkan harapan dan mimpi-mimpi saya.

Sajak-sajak dalam kumpulan sajak ini saya temukan dalam simpanan kawan saya, Andi Magadhon, yang tertinggal di rumahnya. Saya sangat berterima kasih kepadanya serta pihak-pihak lain yang tidak bisa saya sebutkan. Harapan saya, semoga kumpulan sajak ini bermanfaat dan semakin memperkaya dunia sastra di tanah air Indonesia.

Page 62: MATAHARI SEBUTIR PASIR - Memikirkan Katagaleribukujakarta.com/wp-content/uploads/2020/03/...kelam dan tak berbatas dalam labirin pohon-pohon kebijaksanaan-Mu 1998 Matahari Sebutir

54 | Rekki Zakkia

BIODATA PENULIS

Rekki Zakkia lahir di Magelang, 30 September 1980. Mantan pemimpin redaksi Senthir, sebuah jurnal kebudayaan untuk pelajar yang terbit di Yogyakarta. Tulisannya berupa puisi, cerpen, kritik seni dan esai dapat ditemui di beberapa media, antara lain; Bernas, Horison, Senthir, Pesantren, Amok, Medan Muslimin, Blocknote, Kedaulatan Rakyat, Solo Post, Lembar Bhipa, dll. Selain itu, karya-karyanya juga tercantum dalam buku antologi Horison Kaki Langit (2001), Bengkel Sastra (1998), Pelajar mengenang Chairil (1998). Setelah sejenak singgah di Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Negeri Yogyakarta (FBS-UNY), sekarang ia bergiat di Komunitas Rumah Lebah, Forum Kilometer Nol dan aktifis Front Perjuangan Pemuda Indonesia.