Mata Fotografer (I)

Selain belanja kamera, bisa jadi  hal yang paling menyenangkan buat seorang fotografer adalah bepergian ke luar kota. Mengapa ? Karena perjalanan yang lumayan jauh, berarti akan melalui berlipat-lipat pemandangan nan indah dan bisa menjadi objek  foto digital  yang luar biasa bagi mata seorang fotografer.

Hal itulah yang dialami pemilik kursus foto Surabaya School Of Photography, Pak Singgih Tamadi, saat melancong ke Nganjuk, Jawa Timur pada awal Desember tahun lalu. Sepanjang perjalanannya, lelaki yang sudah 20 tahun lebih malang melintang di dunia fotografi itu, menjumpai beragam pemandangan alam yang sudah pasti menggelitik naluri fotografinya dan ketajaman matanya sebagai seorang fotografer yang jeli membidik setiap momen.

Terbukti saat Beliau melintas di areal persawahan yang bersebelahan dengan rel kereta api, naluri fotografernya langsnug menyeruak. Tanpa pikir panjang, Pak Singgih langsung menghentikan laju mobilnya di pinggir jalan sekitar persawahan tadi. Jeprat – jepret sana sini,  mencoba semua angle foto, mengeluarkan kemampuan fotografi tekniknya, hingga  menghasilkan foto ini,

Namun sayang, hasil foto diatas kurang lengkap komposisinya.  Hanya ada sawah dan rel yang nyaris tak terlihat perlintasannya. Dengan teknik foto yang apik pun, suatu foto akan tetap terasa hambar jika tak melibatkan objek bergerak dengan jelas.

Tak patah arang, Pak Singgih kembali menunggu momen yang apik, saat kereta melintas. Ya, bagi seorang fotografer sejati, tak cukup bermodal kamera bagus dan teknik foto mumpuni, namun juga harus punya kesabaran ekstra dalam menunggu momen objek foto yang pas, agar hasil foto digitalya tak mengecewakan.

Setelah menanti 30 menit, akhirnya suara klakson kereta api yang membahana dari jauh, lantang menyapa. Hal itu seakan berpacu dengan kecepatan tangan Pak Singgih, untuk segera

mengarahkan moncong lensa kameranya. Berhubung tak membawa lensa tele yang mampu menangkap objek kecil dari jaak jauh, maka hasil foto digital di upaya keduanya ini pun masih kurang memuaskan. Coba lihat, kereta apinya masih kurang dekat, hingga nyaris tak terlihat.

Tak ada pilihan lain, selain menunggu untuk membawa pulang hasil foto digital yang apik. Kesempatan yang ketiga ini, nampaknya dimanfaatkan dengan baik oleh Pak Singgih, terbukti dari foto digital berikut:

Secara  teori fotografi teknik, memotret objek bergerak sebaiknya menggunakan tripod. Apalagi dengan sikon  lokasi yang terbuka dan hembusan angin yang lumayan kencang, itu semua bisa membuat hasil jepretan Anda goyang (blur).  Namun bagi fotografer yang jam

terbangnya sudah mumpuni, biasanya tanpa bantuan tripod pun bisa menghasilkan foto yang fokus, asal menerapkan teknik foto dengan tepat.  Dan jangan lupa banyak praktek memotret ya, karena disitulah insting fotografi Anda akan terasah. Jadi objek yang menurut orang awam biasa saja, bisa jadi luar biasa dalam pandangan dan kejelian mata seorang fotografer.

Mari bersiap untuk perjalanan luar kota di akhir pekan nanti ya. Jangan lupakan kamera dan perangkat fotografi yang lain. Semangat !

Sumber : http://belajarmotret.com/artikel/mata-fotografer