masttis

14
TINJAUAN PUSTAKA MASTITIS 1. Definisi Mastitis merupakan suatu proses peradangan pada satu atau lebih segmen payudara yang mungkin disertai infeksi atau tanpa infeksi. Dalam proses ini dikenal pula istilah stasis ASI, mastitis tanpa infeksi, dan mastitis terinfeksi. Apabila ASI menetap di bagian tertentu payudara, karena saluran tersumbat atau karena payudara bengkak, maka ini disebut stasis ASI. Bila ASI tidak juga dikeluarkan, akan terjadi peradangan jaringan payudara yang disebut mastitis tanpa infeksi, dan bila telah terinfeksi bakteri disebut mastitis terinfeksi. Penyakit ini biasanya menyertai laktasi, sehingga disebut juga mastitis laktasional atau mastitis puerperalis. Kadang-kadang keadaan ini dapat menjadi fatal bila tidak diberikan tindakan yang adekuat. 2. Etiologi Infeksi payudara biasanya disebabkan oleh bakteri yang banyak ditemukan pada kulit yang normal yang paling sering yaitu Staphylococcus aureus, ada juga penyebab lainnya dari golongan: Escherecia coli dan Streptococcus. Kadang-kadang ditemukan pula mastitis tuberkulosis yang menyebabkan bayi dapat menderita tuberkulosa tonsil. Bakteri seringkali berasal dari mulut bayi dan masuk ke dalam saluran air susu melalui sobekan atau retakan

Upload: anggyani-raka-siwi

Post on 07-Dec-2014

38 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: MASTTIS

TINJAUAN PUSTAKA

MASTITIS

1. Definisi

Mastitis merupakan suatu proses peradangan pada satu atau lebih segmen payudara yang

mungkin disertai infeksi atau tanpa infeksi. Dalam proses ini dikenal pula istilah stasis ASI,

mastitis tanpa infeksi, dan mastitis terinfeksi. Apabila ASI menetap di bagian tertentu payudara,

karena saluran tersumbat atau karena payudara bengkak, maka ini disebut stasis ASI. Bila ASI

tidak juga dikeluarkan, akan terjadi peradangan jaringan payudara yang disebut mastitis tanpa

infeksi, dan bila telah terinfeksi bakteri disebut mastitis terinfeksi. Penyakit ini biasanya

menyertai laktasi, sehingga disebut juga mastitis laktasional atau mastitis puerperalis. Kadang-

kadang keadaan ini dapat menjadi fatal bila tidak diberikan tindakan yang adekuat.

2. Etiologi

Infeksi payudara biasanya disebabkan oleh bakteri yang banyak ditemukan pada kulit

yang normal yang paling sering yaitu Staphylococcus aureus, ada juga penyebab lainnya dari

golongan: Escherecia coli dan Streptococcus. Kadang-kadang ditemukan pula mastitis

tuberkulosis yang menyebabkan bayi dapat menderita tuberkulosa tonsil. Bakteri seringkali

berasal dari mulut bayi dan masuk ke dalam saluran air susu melalui sobekan atau retakan di

kulit (biasanya pada puting susu).Mastitis biasanya terjadi pada wanita yang menyusui dan

paling sering terjadi 3-4 minggu setelah melahirkan. Mastitis disebabkan oleh karena menyusui

yang kurang sering/tidak lama. Hal ini bisa terjadi pada ibu yang sibuk, bayi tidur pada malam

hari, perubahan rutinitas dan ibu yang stress. Pengalihan yang kurang baik pun dapat menjadi

faktor penyebab mastitis, yang diakibatkab karena menghisap tidak efektif, tekanan pada pakaian

dan tekanan jari waktu menyusui. Jaringan payudara yang rusak dapat mengakibatkan trauma

pada payudara, sehingga memungkinkan terjadinya mastitis.

3. Patofisiologi

Penimbunan ASI pada ductus lactiferous di payudara menyebabkan bengkak dan keras,

sehingga terdapat sensasi nyeri pada ibu. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya radang apabila

Page 2: MASTTIS

terdapat porte d'entrée dari kuman penyebab, yaitu putting susu yang luka, retak atau lecet.

Kuman ini menjalar ke duktulus-duktulus dan sinus. Dari tingkat radang ini akan cepat menjadi

abses, karena oleh radang duktulus-duktulus menjadi edematous, air susu terbendung, dan air

susu yang terbendung itu segera bercampur dengan nanah dan memudahkan terjadinya infeksi

pda payudara.

4. Tanda dan Gejala

Tanda dan gejala mastitis antara lain :

1. Payudara yang terbendung membesar, membengkak, keras dan sangat nyeri.

2. Payudara dapat terlihat merah, mengkilat dan puting teregang menjadi rata.

3. ASI tidak mengalir dengan mudah, dan bayi sulit mengenyut untuk menghisap ASI

sampai pembengkakan berkurang.

4. Ibu akan tampak seperti sedang mengalami flu, dengan gejala demam, rasa dingin

disertai dengan kenaikan suhu dan tubuh terasa pegal dan sakit.

5. Komplikasi

1) Penghentian menyusui dini

Mastitis dapat menimbulkan berbagai gejala akut yang membuat seorang ibu

memutuskan untuk berhenti menyusui. Penghentian menyusui secara mendadak dapat

meningkatkan risiko terjadinya abses. Selain itu ibu juga khawatir kalau obat yang

mereka konsumsi tidak aman untuk bayi mereka. Oleh karena itu penatalaksanaan yang

efektif, informasi yang jelas dan dukungan tenaga kesehatan dan keluarga sangat

diperlukan saat ini.

2) Abses

Abses merupakan komplikasi mastitis yang biasanya terjadi karena pengobatan terlambat

atau tidak adekuat. Bila terdapat daerah payudara teraba keras , merah dan tegang

walaupun ibu telah diterapi, maka kita harus pikirkan kemungkinan terjadinya abses.

Kurang lebih 3% dari kejadian mastitis berlanjut menjadi abses. Pemeriksaan USG

payudara diperlukan untuk mengidentifikasi adanya cairan yang terkumpul. Cairan ini

dapat dikeluarkan dengan aspirasi jarum halus yang berfungsi sebagai diagnostik

sekaligus terapi, bahkan mungkin diperlukan aspirasi jarum secara serial. Pada abses

Page 3: MASTTIS

yang sangat besar terkadang diperlukan tindakan bedah. Selama tindakan ini dilakukan

ibu harus mendapat antibiotik. ASI dari sekitar tempat abses juga perlu dikultur agar

antibiotik yang diberikan sesuai dengan jenis kumannya.

3) Mastitis berulang/kronis

Mastitis berulang biasanya disebabkan karena pengobatan terlambat atau tidak adekuat.

Ibu harus benar-benar beristirahat, banyak minum, makanan dengan gizi berimbang, serta

mengatasi stress. Pada kasus mastitis berulang karena infeksi bakteri diberikan antibiotik

dosis rendah (eritromisin 500 mg sekali sehari) selama masa menyusui

4) Infeksi jamur

Komplikasi sekunder pada mastitis berulang adalah infeksi oleh jamur seperti candida

albicans. Keadaan ini sering ditemukan setelah ibu mendapat terapi antibiotik. Infeksi

jamur biasanya didiagnosis berdasarkan nyeri berupa rasa terbakar yang menjalar di

sepanjang saluran ASI. Di antara waktu menyusu permukaan payudara terasa gatal.

Puting mungkin tidak nampak kelainan. Ibu dan bayi perlu diobati. Pengobatan terbaik

adalah mengoles nistatin krem yang juga mengandung kortison ke puting dan areola

setiap selesai bayi menyusu dan bayi juga harus diberi nistatin oral pada saat yang sama.

6. Penatalaksanaan Medis

a. Tata Laksana Suportif

Tata laksana mastitis dimulai dengan memperbaiki teknik menyusui ibu. Aliran ASI yang

baik merupakan hal penting dalam tata laksana mastitis karena stasis ASI merupakan

masalah yang biasanya mengawali terjadinya mastitis. Ibu dianjurkan agar lebih sering

menyusui dimulai dari payudara yang bermasalah. Tetapi bila ibu merasa sangat nyeri,

ibu dapat mulai menyusui dari sisi payudara yang sehat, kemudian sesegera mungkin

dipindahkan ke payudara bermasalah, bila sebagian ASI telah menetes (let down) dan

nyeri sudah berkurang. Posisikan bayi pada payudara sedemikian rupa sehingga dagu

atau ujung hidung berada pada tempat yang mengalami sumbatan. Hal ini akan

membantu mengalirkan ASI dari daerah tersebut. Ibu dan bayi biasanya mempunyai jenis

pola kuman yang sama, demikian pula pada saat terjadi mastitis sehingga proses

menyusui dapat terus dilanjutkan dan ibu tidak perlu khawatir terjadi transmisi bakteri ke

bayinya. Tidak ada bukti terjadi gangguan kesehatan pada bayi yang terus menyusu dari

Page 4: MASTTIS

payudara yang mengalami mastitis. Ibu yang tidak mampu melanjutkan menyusui harus

memerah ASI dari payudara dengan tangan atau pompa. Penghentian menyusui dengan

segera memicu risiko yang lebih besar terhadap terjadinya abses dibandingkan yang

melanjutkan menyusui. Pijatan payudara yang dilakukan dengan jari-jari yang dilumuri

minyak atau krim selama proses menyusui dari daerah sumbatan ke arah puting juga

dapat membantu melancarkan aliran ASI. Hal lain yang juga perlu diperhatikan adalah

ibu harus beristirahat, mengkonsumsi cairan yang adekuat dan nutrisi berimbang.

Anggota keluarga yang lain perlu membantu ibu di rumah agar ibu dapat beristirahat.

Kompres hangat terutama saat menyusu akan sangat membantu mengalirkan ASI. Setelah

menyusui atau memerah ASI, kompres dingin dapat dipakai untuk mengurangi nyeri dan

bengkak. Pada payudara yang sangat bengkak kompres panas kadang membuat rasa nyeri

bertambah. Pada kondisi ini kompres dingin justru membuat ibu lebih nyaman.

Keputusan untuk memilih kompres panas atau dingin lebih tergantung pada kenyamanan

ibu.

Perawatan di rumah sakit dipertimbangkan bila ibu sakit berat atau tidak ada yang dapat

membantunya di rumah. Selama di rumah sakit dianjurkan rawat gabung ibu dan bayi

agar proses menyusui terus berlangsung.

b. Penggunaan obat-obatan

Meskipun ibu menyusui sering enggan untuk mengkonsumsi obat, ibu dengan mastitis

dianjurkan untuk mengkonsumsi beberapa obat sesuai indikasi.

c. Analgesik

Rasa nyeri merupakan faktor penghambat produksi hormon oksitosin yang berguna

dalam proses pengeluaran ASI. Analgesik diberikan untuk mengurangi rasa nyeri pada

mastitis. Analgesik yang dianjurkan adalah obat anti inflamasi seperti ibuprofen.

Ibuprofen lebih efektif dalam menurunkan gejala yang berhubungan dengan peradangan

dibandingkan parasetamol atau asetaminofen. Ibuprofen sampai dosis 1,6 gram per hari

tidak terdeteksi pada ASI sehingga direkomendasikan untuk ibu menyusui yang

mengalami mastitis.

Page 5: MASTTIS

d. Antibiotik

Jika gejala mastitis masih ringan dan berlangsung kurang dari 24 jam, maka perawatan

konservatif (mengalirkan ASI dan perawatan suportif) sudah cukup membantu. Jika tidak

terlihat perbaikan gejala dalam 12 – 24 jam atau jika ibu tampak sakit berat, antibiotik

harus segera diberikan. Jenis antibiotik yang biasa digunakan adalah dikloksasilin atau

flukloksasilin 500 mg setiap 6 jam secara oral. Dikloksasilin mempunyai waktu paruh

yang lebih singkat dalam darah dan lebih banyak efek sampingnya ke hati dibandingkan

flukloksasilin. Pemberian per oral lebih dianjurkan karena pemberian secara intravena

sering menyebabkan peradangan pembuluh darah. Sefaleksin biasanya aman untuk ibu

hamil yang alergi terhadap penisillin tetapi untuk kasus hipersensitif penisillin yang berat

lebih dianjurkan klindamisin.

Antibiotik diberikan paling sedikit selama 10 – 14 hari. Biasanya ibu menghentikan

antibiotik sebelum waktunya karena merasa telah membaik. Hal ini meningkatkan risiko

terjadinya mastitis berulang. Tetapi perlu pula diingat bahwa pemberian antibiotik yang

cukup lama dapat meningkatkan risiko terjadinya infeksi jamur pada payudara dan

vagina. Pada penelitian yang dilakukan Jahanfar diperlihatkan bahwa pemberian

antibiotik disertai dengan pengosongan payudara pada mastitis mempercepat

penyembuhan bila dibandingkan dengan pengosongan payudara saja. Sedangkan

penelitian Jimenez dkk. memperlihatkan bahwa pemberian Lactobacillus salivarius dan

Lactobacillus gasseri mempercepat perbaikan kondisi klinik pada kasus mastitis yang

sementara mendapat antibiotik.

e. Pemantauan

Respon klinik terhadap penatalaksanaan di atas dibagi atas respon klinik cepat dan respon

klinik dramatis. Jika gejalanya tidak berkurang dalam beberapa hari dengan terapi yang

adekuat termasuk antibiotik, harus dipertimbangkan diagnosis banding. Pemeriksaan

lebih lanjut mungkin diperlukan untuk mengidentifikasi kuman-kuman yang resisten,

adanya abses atau massa padat yang mendasari terjadinya mastitis seperti karsinoma

duktal atau limfoma non Hodgkin. Berulangnya kejadian mastitis lebih dari dua kali pada

tempat yang sama juga menjadi alasan dilakukan pemeriksaan ultrasonografi (USG)

untuk menyingkirkan kemungkinan adanya massa tumor, kista atau galaktokel.

Page 6: MASTTIS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS DENGAN MASTITIS

A. Pengkajian / Pengumpulan Data

Pengkajian merupakan langkah pertama dalam manajemen kebidanan. Pengkajian

dilaksanakan secara umum meliputi aspek  biopsikososial spiritual yang komprehensif, data

dapat dikumpulkan dari berbagai sumber dari pasien, keluarga, tenaga kesehatan, catatan

medik,catatan perawatan dan hasil pemeriksaan penunjang.

1. Data Subjektif

a. Identitas pasien terdiri dari : nama pasien, umur, kebangsaan / suku,agama,

pendidikan, pekerjaan. 

b. Anamnese terdiri dari :

1) Keluhan utama

2) Riwayat persalinan ini

3) Riwayat persalinan dan nifas yang lalu

4) Riwayat persalinan, nifas terdahulu (kalau ada)

5) Riwayat penggunaan kontrasepsi

6) Pola istirahat dan nutrisi

7) Eliminasi

8) mobilisasi

9) rencana menyusui

pengalaman

10) data psikologis

11) pengetahuan ibu

2. Data Objektif 

a. Pemeriksaan

1) Keadaan umum, kesadaran, keadaan emosional

2) Tanda vital : tekanan darah, suhu tubuh dan pernafasan

3) berat badan

4) Pemeriksaan fisik :

a) Muka : mengantuk/tidak

Page 7: MASTTIS

b) Mata : konjungtiva, sclera

c) Mulut : lembab/tidak

d) Payudara : simetris/tidak, bengkak/tidak, warna, teraba benjolan/tidak, jika

ditekan nyeri, putting menonjol, pengeluaran ASI sedikit

e) Ekstremitas atas dan bawah : oedema, ada tanda human/tidak

f) Abdomen : distensi, kandung kemih, palpasi : ukuran TFU, kontraksi, nyeri

tekan

g) Anogenital terdiri dari : Infeksi vulva, perineum : jahitan, oedema, tanda

infeksi, kelainan.

h) Bonding skor

b. Pemeriksaan Laboratorium

c. Pemeriksaan penunjang

B. Analisa Data Dasar

Hasil dari perumusan masalah merupakan keputusan yang ditegakkan yang disebut dengan

diagnosa kebidanan.

1. Kondisi pasien yang terkait dengan masalah

2. Masalah utama dan penyebab utama masalah potensial

3. Kebutuhan pasien

C. Deteksi Dini

Anamnesa

Apa ibu mengeluh demam, menggigil, nyeri pada payudara, payudara tersa panas,

bengkak pada payudara, riwayat putting susu lecet

Data objektif

S : lebih dari 38 derajat celcius, n: 90 x/menit, pada payudara yang terinfeksi berwarna

kemerahan, teraba massa,

Dari data penunjang dapat dideteksi dengan biopsy.

Page 8: MASTTIS

D. Prediksi Menyusun Rencana

Dibuat untuk setiap permasalahan sesuai kebutuhan serta tindakan yang spesifik,

perencanaan harus dikembangkan pada pasien dan keluarga, rencana asuhan kebidanan pada

ibu dengan suspect kondiloma akuminata adalah sebagai berikut :

1. Mendiagnosa dan penanganan secara dini

2. Jelaskan tentang kondisi ibu

3. Rujuk ibu atau kolaborasi dengan dokter spesialis kebidanan dan kandungan

E. Menilai keberhasilan

Pasien mendapat penanganan lebih lanjut pada fasilitas kesehatan yang diperlukan.F. Tindakan Penatalaksanaan

Penatalaksanaan tindakan disesuaikan dengan rencana yang telah disusun, beberapa prinsip

dalam melaksanakan tindakan kebidanan sebagai berikut :

1. Menjelaskan pada ibu dan keluarga tentang keadaan ibu saat ini

a)       Menjelaskan pada ibu bahwa ibu mengalami mastitis yaitu bengkak keras dan

nyeri serta merah meradang

b)      Mengajarkan pada ibu cara mencegah terjadinya mastitis yaitu ibu harus

menyusui bayinya tanpa jadwal dan cara menyusui yang benar, melakukan

perawatan payudara selam menyusui, ibu harus menggunakan BH yang

menyangga

c) memberi KIE ibu agar minum yang banyak

2.      Menjelaskan pada ibu cara mengurangi rasa nyeri sebelum dan sesudah menyusui yaitu

dengan cara :

a) Kompres dingin payudara ibu sebelum menyusui

b) masase punggu ibu agar merangsang pengeluaran air susu

b)   Membasahi putting susu dengan ASI agar bayi mudah untuk menyusui, jika

ibu merasa sangat nyeri payudara boleh diistirahatkan tetapi ASI tetap

disusukan

c) Kompres dingin payudara ibu setelah menyusui

e) Pakai BH yang menyangga, gunakan yang menekan

3.      Jelaskan pada ibu cara perawatan payudara selama menyusui

Page 9: MASTTIS

a) Menganjurkan ibu untuk melakukan perawatan payudara selama menyusui

b) Mengajarkan pada ibu cara melakukan perawatan payudara selama menyusui

c) Mengobservasi ibu saat melakukan perawatan payudara

4.      Menjelaskan pada ibu tentang teknik menyusui yang bena

a) Menjelaskan pada ibu pentingnya cara menyusui yang benar

b) Mengajarkan pada ibu cara menyusui yang benar

c) Mengobservasi ibu cara menyusui

5.      Memberikan obat antipiretik untuk menghilangkan rasa nyeri

a) Memberi paracetamol 500 mg setiap 3 x sehari

6. Rujuk ibu ke dokter untu mendapat antibiotic.

VI.              EVALUASI

1.  Ibu mengerti keadaanya saat ini

2.      Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan bidan

3.     Ibu berjanji akan melakukan atau menjelaskan semua anjuran yang diberikan oleh

bidan

4.      Ibu bisa melakukan perawatan payudara selama menyusui

5.      Ibu bisa melakukan teknik menyusui yang benar

6.      Ibu berjanji akan mengkonsumsi obat-obatan yang diberikan