master plan pendidikan kabupaten bandung...

40
2007 MASTER PLAN PENDIDIKAN KABUPATEN BANDUNG 2008-2025

Upload: phamanh

Post on 24-Feb-2018

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MASTER PLAN PENDIDIKAN KABUPATEN BANDUNG …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/110249... · dan metode pembangunan yang selalu mengarah pada input oriented ... (Master

2007

MASTER PLAN PENDIDIKANKABUPATEN BANDUNG

2008-2025

Page 2: MASTER PLAN PENDIDIKAN KABUPATEN BANDUNG …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/110249... · dan metode pembangunan yang selalu mengarah pada input oriented ... (Master

KATA PENGANTAR

Bismillah-Alhamdulillah… Sungguh tidak dapat disangkal lagi

bahwa manusia pada saat dilahirkan ke dunia, merupakan sosok

makhluk yang paling tidak berdaya. Tidak berdaya, karena harus diajari

oleh Sang Ibu agar dapat membuka mulut, menetek, bicara, berdiri dan

berjalan, mengenal simbol-simbol benda yang ada di sekelilingnya, dan

diajari pula keterampilan praktis sampai tata pergaulan dengan manusia

lainnya. Itulah pendidikan. Sesungguhnya, di mana pun proses

pendidikan terjadi, menunjukkan bahwa pendidikan mempunyai nilai-nilai

yang dalam, karena jika mambicarakan pendidikan pada hakekatnya

membicarakan martabat serta nilai-nilai kemanusiaan. Namun ternyata,

belakangan lembaga pendidikan yang namanya ‘sekolah’ ini hanya

menyediakan waktu yang sangat terbatas, dan penuh dengan aturan

yang ketat.

Seiring perkembangan jaman, dimana pengetahuan dan

keterampilan yang harus dipelajari bertambah dan berkembang semakin

kompleks, kemudian upaya-upaya pembelajaran tersebut mulai

diformalkan dalam bentuk apa yang sekarang dikenal dengan

persekolahan. Dan ‘sekolah’ tersebut cenderung dianggap sebagaii

satu-satunya wadah pembelajaran generasi. Padahal pengetahuan dan

keterampilan untuk bekal hidup dan kehidupan tidak hanya didapat dan

dipelajari di ‘sekolah’, di luar ‘sekolah’ pun jauh lebih banyak.

Akibat kompleksitas dan heterogenitas jenis, sifat, dan situasi yang

disebut ‘sekolah’ tersebut, sering diidentikkan dengan pendidikan.

Tatkala membahas sistem pendidikan cenderung yang dibahas sistem

persekolahan. Membicarakan pengelolaan pendidikan, yang dibahas

terbatas pada pengelolaan sekolah. Dan ketika merencanakan

pendidikan, ternyata hanya merencanakan sekolah. Akibatnya,

paradigma pendidikan yang begitu universal hanya dipandang secara

terbatas, dan lebih banyak adaptif daripada inisiatif. Akhirnya, sistem

pengelolaan pendidikan pun lebih banyak tergantung pada sistem politik

yang dianut dalam menyelenggarakan pemerintahan.

Pandangan tentang pendidikan seperti itu tidaklah mengherankan

karena memang beranjak dari asumsi yang hanya sebatas itu. Namun,

upaya pendidikan yang didasari pada pandangan seperti itu, ternyata

tidak cukup membawa masyarakat kita ke arah tujuan-tujuan pendidikan

yang universal. Gejala denka-densi moral bukan saja terjadi pada

generasi muda, bahkan terjadi pada pada generasi tua. Diakui atau

tidak, denka-densi moral tersebut merupakan sebagian dari kegagalan-

kegagalan yang dicapai proses pendidikan selama ini. Karena itu, untuk

Page 3: MASTER PLAN PENDIDIKAN KABUPATEN BANDUNG …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/110249... · dan metode pembangunan yang selalu mengarah pada input oriented ... (Master

melakukan perencanaan dalam pendidikan, tidak cukup hanya sekedar

latah karena alasan-alasan politis.

Baru saja bangsa ini membenahi segala kemelut akibat ‘huru-hara’

menggulingkan tirani pemerintahan, sekarang harus pula berkemas

dengan segala ‘sampah-sampah’ yang dibawa arus globalisasi. Belajar

dari pengalaman, kita pun maklum bahwa setiap permasalahan yang

kita hadapi hanya dapat dipecahkan dengan upaya penguasaan dan

peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi. Penguasaan ilmu

pengetahuan dan teknologi merupakan perwujudan tingkatan kualitas

sumber daya manusia (SDM). Dari sejarah peradaban pula kita dapat

menyimpulkan bahwa hanya manusia yang berkualitaslah yang mampu

berperan dalam kehidupan. Karena itu, peningkatan kualitas SDM harus

segera diupayakan secara terencana, terorganisasi, terarah, dan

terkendali.

Peningkatan kualitas SDM ternyata tidak bisa dilakukan tanpa

melalui pendidikan, dan karenanya melalui peningkatan kualitas

pendidikanlah kualitas SDM dapat ditingkatkan. Menyadari betapa

pentingnya peningkatan kualitas pendidikan tersebut, pemerintah

Kabupaten Bandung telah melakukan berbagai upaya, dan berbagai

kebijakan telah dilaksanakan. Namun, sepertinya tetap saja belum

berhasil membawa masyarakat Kabupaten Bandung memenangkan

persaingan dengan masyarakat lainnya, baik di lingkungan regional,

nasional atau masyarakat internasional.

Kenyataan tersebut di antaranya disebabkan oleh pendekatan

dan metode pembangunan yang selalu mengarah pada input oriented

dan macro oriented. Pendekatan input ditunjukkan hampir pada semua

kebijakan yang dengan keyakinan akan menghasilkan output yang

berkualitas. Tetapi pada kenyataannya, pendekatan dan metode itu

hanya efektif di lingkungan ekonomi dan bisnis. Sedangkan pendektan

makro, ditunjukkan oleh manajemen yang terpusat. Perencanaan

pendidikan yang didasarkan pada proyeksi secara makro, pada

kenyataannya sering kurang menyentuh persoalan-persoalan mendasar

yang dihadapi para pelaksana pendidikan pada tingkat kelembagaan

satuan pendidikan. Kondisi-kondisi tersebut, tentu saja memerlukan

pembaharuan-pembaharuan mendasar, baik yang menyangkut

pendektan dan metodologi pembangunan, maupun kebijakan stratejik

dalam pelaksanaan pembangunan.

Berdasarkan pemikiran tersebut tampaknya cukup memberi

alasan, mengapa Pemerintah Kabupaten Bandung memerlukan adanya

Rencana Induk (Master Plan) Pendidikan. Rencana Induk ini sangat

penting artinya sebagai dokumen perencanaan dalam pembangunan

pendidikan yang memberikan pedoman bagi para pengelola

pendidikan dalam menyusun rencana-rencana strategis

Page 4: MASTER PLAN PENDIDIKAN KABUPATEN BANDUNG …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/110249... · dan metode pembangunan yang selalu mengarah pada input oriented ... (Master

penyelenggaraan pendidikan, baik yang menyangkut bidang-bidang

garapan pendidikan yang menjadi kewenangan masyarakat dan

pemerintah daerah, maupun untuk proses-proses pengelolaan pada

setiap jalur, jenjang dan jenis kelembagaan satuan pendidikan.

Ahkir kata, kepada Allah SWT jualah kita bersyukur, dengan diiringi

do’a, semoga upaya-upaya yang kita rencanakan dalam dokumen ini

merupakan bagian dari ihtiar dan ijtihad untuk mendapat ridho-Nya. Dan

semoga pula dalam pelaksanaannya mendapat petunjuk dan

pertolongan serta kemudahan-kemudahan dalam memperoleh hasilnya.

Amiin…

Bandung, November 2007

TIM PERUMUS

Page 5: MASTER PLAN PENDIDIKAN KABUPATEN BANDUNG …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/110249... · dan metode pembangunan yang selalu mengarah pada input oriented ... (Master

Badan Perencanaan Daerah Kebupaten Bandung, 2007

Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025

Ringkasan Eksekutif 1

MASTER PLAN PENDIDIKAN

KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2008-2025

(Ringkasan Eksekutif)

A. PENDAHULUAN

Secara filosofis tanggungjawab pendidikan melekat pada keluarga,

masyarakat dan pemerintah. Dalam kontek rumah tangga negara

pendidikan merupakan hak setiap warga negara, maka di dalamnya

mengandung makna bahwa negara berkewajiban memberikan layanan

pendidikan kepada warganya. Karena itu pengelolaan sistem

pembangunan pendidikan harus didesain dan dilaksanakan secara

bermutu, efektif dan efisien. Pelayanan pendidikan harus berorentasi pada

upaya peningkatan akses pelayanan yang seluas-luasnya bagi warga

masyarakat. Dalam konteks inilah Pemerintah Kabupaten Bandung

memiliki kewajiban dan tugas dalam memberikan pelayanan

pembangunan pendidikan bagi warganya sebagai hak warga yang harus

dipenuhi dalam pelayanan pemerintahan. Demikian pula bahwa

pembangunan pendidikan di Kabupaten Bandung merupakan fondasi

untuk melaksanakan pembangunan dalam berbagai bidang lainnya

mengingat secara hakiki upaya pembangunan pendidikan adalah untuk

membangun potensi manusianya yang kelak akan menjadi pelaku

pembangunan diberbagai bidang pembangunan lainnya.

Dalam setiap upaya pembangunan, penting untuk senantiasa

mempertimbangkan karatkteristik dan potensi setempat. Dalam kontek ini,

masyarakat Kabupaten Bandung yang mayoritas suku Sunda memiliki

potensi, budaya dan karakteristik tersendiri. Secara sosiologis-antropologis

falsafah kehidupan masyarakat Sunda yang telah diakui mengandung

makna yang mendalam adalah Cageur, Bageur, Bener, Pinter, Singer.

Dalam kaitan ini filosofis tersebut harus dijadikan pedoman dalam

mengimplementasikan setiap rencana pembangunan termasuk dibidang

pendidikan. Cageur mengandung makna sehat jasmani dan rohani.

Bageur berperilaku baik, sopan santun, ramah tamah bertatakrama. Bener

yaitu jujur, amanah, penyayang dan taqwa. Pinter artinya memiliki ilmu

pengetahuan. Singer artinya kreatif dan inovatif. Sebagai sebuah upaya

untuk mewujudkan falsafah tersebut maka ditempuh pendekatan social

cultural heritage approach. Melalui pendekatan ini diharapkan akan lahir

peran aktif masyarakat dalam pembangunan pendidikan yang digulirkan

pemerintah.

Apa yang tersurat dan tersirat dalam pasal 31 UUD 1945 diperjelas

dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan

Nasional, menyatakan bahwa “pendidikan nasional berfungsi

Page 6: MASTER PLAN PENDIDIKAN KABUPATEN BANDUNG …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/110249... · dan metode pembangunan yang selalu mengarah pada input oriented ... (Master

Badan Perencanaan Daerah Kebupaten Bandung, 2007

Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025

Ringkasan Eksekutif 2

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban

bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan

bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar

menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi

warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab”.

Filosofis dalam penyusunan Master Plan dijiwai oleh cita-cita luhur

sebagaimana rumusan yang termaktub dalam amanat konsititusi tersebut.

Master Plan pendidikan ini sebagai acuan/pedoman bagi para

pemangku kepentingan di bidang pendidikan dalam rangka

pembangunan manusia yang berilmu, berpengetahuan, mampu

membangun dan menguasai teknologi, serta berdaya saing, yang

berlandaskan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Dokumen tersebut dapat menjadi arah kebijakan dan rencana

implementasi bidang pendidikan di Kabupaten Bandung.

B. MASALAH YANG PERLU DIBENAHI

1. Pendidikan Formal

Sebagai gambaran umum data menunjukan bahwa pencapaian

APM SD/MI pada tahun 2006 adalah 97,45%. APM SMP/MTs tahun 2006

mencapai 69,38%. APM SMA/SMK sederajat pada tahun 2006 mencapai

25,36%. APK SD/MI sederajat tahun 2006 110,14%, APK SMP/MTS pada 2006

mencapai 89,12%. APK SMA/SMK sederajat pada 2006 menjadi 31,25%.

Peningkatan RLS 2006 mencapai 9,53. AMH pada 2006 menjadi 98,26%.

Pada jalur pendidikan nonformal pun, masih rendahnya jumah warga

belajar yang mengikuti layanan program pendidikan kesetaraan (Paket A,

B, dan Paket C). Di samping itu, masih rendahnya jumlah anak luar biasa

(ALB) yang membutuhkan layanan pendidikan yang setara dengan

pendidikan formal.

Persoalan lain adalah masih ditemukan ketimpangan dari mutu

pendidikan antara lain: (1) masih tingginya jumlah ruang kelas yang rusak

di SD/MI dan SMP/MTs, SMA/SMK/MA sehinga Kabupaten Bandung masih

menduduki peringkat kedua terbanyak jumlah sekolah yang rusak di Jawa

Barat; (2) Pengadaan, distribusi, penertiban, perbaikan, dan pemeliharaan

tanah, gedung, perabot dan alat peraga sekolah yang bervariasi, tidak

berdasarkan standarisasi; (3) Masih lemahnya managemen aset oleh

pemerintah daerah sehingga masih banyak fasilitas pendidikan yang

belum memiliki bukti hukum; (4) Masih banyaknya sekolah yang

kekurangan buku paket dan alat peraga edukatif sehingga menyulitkan

guru dalam melaksanakan pembelajaran; (5) Masih lemahnya sistem

manajemen SDM guru dan tenaga pengelola kependidikan, terutama

dalam pola rekrutmen, seleksi, penempatan dan pendistribusian,

pembinaan karier, kesejahteraan dan remunerasi, serta pemberhentian

Page 7: MASTER PLAN PENDIDIKAN KABUPATEN BANDUNG …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/110249... · dan metode pembangunan yang selalu mengarah pada input oriented ... (Master

Badan Perencanaan Daerah Kebupaten Bandung, 2007

Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025

Ringkasan Eksekutif 3

tenaga guru, kepala sekolah, pengawas sekolah dan tenaga

kependidikan lainnya yang sering keliru; (6) Masih belum meratanya

distribusi guru SD di wilayah Kabupaten Bandung. Jika dilihat dari rasio

murid per guru masih terdapat kelebihan guru di beberapa kecamatan

dan kekurangan guru kecamatan lainnya; (7) Masih kurangnya guru untuk

beberapa mata pelajaran, yaitu di tingkat SLTP dan SLTA kekurangan guru

mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika dan BP; di tingkat

SMU/SMK kekurangan guru untuk mata pelajaran Matematika, Fisika,

Biologi, Lingkungan Hidup dan BP; (8) Masih rendahnya tingkat

kesejahteraan guru dan tenaga kependidikan lainnya; (9) Kurikulum

pendidikan yang terlalu teoritis, kurang praktis, kurang kontekstual,

sehingga kurang memberikan makna yang berarti bagi bekal kehidupan

murid di masa depan, baik yang berkenaan dengan nilai-nilai religius,

bekal kecakapan hidup (life skills), tata pergaulan, budi-pekerti, seni

budaya lokal, kesehatan dan lingkungan hidup, serta aspek-aspek

pembentuk karakter bangsa sering terabaikan; (10) Masih sulitnya

mengembangkan Sekolah Kejuruan di daerah yang berorientasi pada

potensi daerah setempat untuk memenuhi peluang pasar kerja tingkat

daerah, nasional maupun untuk pasar kerja internasional; (11) Masih

tingginya angka putus sekolah pada beberapa kecamatan yang tingkat

geografisnya sulit untuk dijangkau, sehingga turut menyebabkan perilaku

destruktif dan gangguan keamanan dan ketertiban; (12) Masih belum

difahaminya tentang perlunya layanan pendidikan bagi anak-anak yang

berkebutuhan khusus, baik bagi anak karena ketunaan, kenakalan,

maupun kebutuhan khusus lainnya; (13) Masih berkembang anggapan

bahwa anak luar biasa merupakan anak ‘sakit’ sehingga pemberian

layanan pendidikan masih menggunakan pendekatan medis, bukan

melalui pendekatan pendidikan kekhususan; (14) Masih rendahnya

perhatian masyarakat dan pemerintah terhadap pentingnya

kelembagaan pendidikan keagamaan, karena masih tumpang tindih

kewenangan dengan instansi vertikal Departemen Agama. Akibatnya,

perkembangan jumlah dan kualitas lembaga-lembaga pendidikan

keagamaan, khususnya di jalur nonformal masih merana; (15)

Pembiayaan dan anggaran penyelenggaraan satuan pendidikan masih

didasarkan pada asumsi-asumsi teoritis, tidak didasarkan pada

perhitungan satuan biaya operasional (SBO) secara faktual; (16)

Mekanisme sistem penganggaran pun tidak didasarkan pada sistem

pemetaan alokasi (budget mapping alocation) untuk kebutuhan setiap

penyelenggaraan satuan program pendidikan. Sekalipun sudah dibantu

dengan adanya BOS, masih tetap saja belum dapat mengangkat

persoalan-persoalan pembiayaan penyelenggaraan pendidikan pada

tingkat satuan pendidikan; (17) Masih lemahnya kemampuan administratif

dan manajerial para pengelola satuan pendidikan (kepala sekolah, tata

usaha sekolah, pengawas sekolah, dan komite sekolah); (18) Partisipasi

Page 8: MASTER PLAN PENDIDIKAN KABUPATEN BANDUNG …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/110249... · dan metode pembangunan yang selalu mengarah pada input oriented ... (Master

Badan Perencanaan Daerah Kebupaten Bandung, 2007

Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025

Ringkasan Eksekutif 4

dunia usaha terhadap pembiayaan program-program pendidikan yang

disalurkan melalui pemerintah masih rendah. Partisipasi yang baru

dilakukan hanya disalurkan sendiri terhadap lembaga-lembaga ‘binaan’

dunia usaha itu sendiri.

2. Pendidikan Nonformal (PNF)

Berkenaan dengan problema pendidikan di jalur pendidikan

nonformal di Kabupaten Bandung sampai Tahun 2007 masih ditemukan

gambaran bahwa: (1) Eksistensi PNF masih dianggap belum mendapat

perhatian yang profesional dari pemerintah maupun masyarakat dalam

sistem pembangunan daerah, baik berkenaan dengan peraturan

perundangan maupun dukungan anggaran; (2) Upaya memformalkan

pendidikan kesetaraan (Paket A, B dan C) dengan pola pembelajaran,

penyelenggaraan ujian yang harus menunggu waktu ujian dengan

sertifikasi/ijasah yang mengikuti pola pendidikan formal, turut merugikan

dan menyurutkan minat masyarakat untuk mengikuti program pendidikan

kesetaraan; (3) Kurikulum dan proses pembelajaran keaksaraan masih

belum benar-benar berdasarkan kebutuhan nyata masyarakat, sehingga

hasil pemebelajaran yang diberikan pada warga belajar belum fungsional

dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat; (4) Masih terbatasnya

jumlah dan mutu tenaga profesional pada instansi PNF mulai tingkat

kabupaten sampai ke tingkat desa dalam mengelola, mengembangkan

dan melembagakan PNF; (5) Masih terbatasnya sarana dan prasarana

edukatif PNF baik yang menunjang penyelenggaraan maupun proses

pembelajaran PNF dalam rangka memperluas kesempatan, peningkatan

mutu dan relevansi hasil program PNF dengan kebutuhan pembangunan

daerah; (6) Terselenggaranya kegiatan PNF di lapangan masih

mengandalkan tenaga sukarela yang tidak ada kaitan struktural dengan

pemerintah sehingga tidak ada jaminan kesinambungan pelaksanaan

program PNF; (7) Perhatian dan pengembangan pendidikan kesetaraan

jender, pemberdayaan wanita dan sebagai ibu rumah tangga yang turut

menopang ekonomi keluarga, dan kader-kader wanita pelayan

pembangunan masyarakat di pesedaan, masih relatif sangat rendah;

Pada beberapa daerah tertentu di Kabupaten Bandung, masih ada

budaya yang berpandangan bahwa perempuan tidak diwajibkan untuk

sekolah lebih tinggi dibanding laki-laki. Hal tersebut menyebabkan satu

kesenjangan tingkat pendidikan antara laki-laki dengan perempuan; (8)

Masih belum terjadinya koordinasi yang terpadu antara Dinas Pendidikan

dan Dinas Tenaga Kerja, terhadap Lembaga Latihan Luar Sekolah (LLLS)

dan LKK (Latihan Keterampilan Kerja) sehingga kedua jenis lembaga

tersebut kurang berkembang; (9) Masih rendahnya jumlah, sebaran

pelayanan perpustakaan masyarakat, taman bacaan masyarakat, dan

pusat-pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM) sebagai media dan

sumber belajar dan pembelajaran masyarakat; (10) Masih rendahnya

Page 9: MASTER PLAN PENDIDIKAN KABUPATEN BANDUNG …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/110249... · dan metode pembangunan yang selalu mengarah pada input oriented ... (Master

Badan Perencanaan Daerah Kebupaten Bandung, 2007

Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025

Ringkasan Eksekutif 5

pelayanan pendidikan kepemudaan, baik yang menyangkut pelayanan

pendidikan kepribadian, budi pekerti, kecakapan hidup, maupun yang

bersifat kebangsaan.

3. Pendidikan Informal

Pada jalur pendidikan informal pun pada umumnya masyarakat

belum begitu memahami tentang eksistensi pendidikan informal yang

telah dijamin oleh undang-undang, sehingga layanan pendidikan informal

masih dianggap tidak penting bagi pendidikan anak. Di samping itu,

pemerintah pun, baik pemerintah pusat, provinsi, maupun pemerintah

kabupaten belum dapat merumuskan peraturan perudang-undangan

terpasuk pedoman penyelenggaraan pendidikan informal bagi

masyarakat. Sehingga, kecenderungan pendidikan informal yang

berkembang sekarang ini lebih mirip layanan pendidikan nonformal yang

diselenggaraakan oleh keluarga.

Merujuk gambaran persoalan-persoalan seperti diungkapkan di

muka, dapat disimpulkan bahwa pokok permasalahan pendidikan di

Kabupaten Bandung masih dihadapkan pada rendahnya APK/APM/AM

pada setiap jalur, jenjang dan jenis pendidikan, termasuk sebarannya

yang masih bervariasi di antara masing-masing wilayah kecamatan

sehingga pencapaian target wajar dikdas 9 tahun dihadapkan pada

kondisi yang amat variatif. Permasalahan lainnya, masih rendahnya mutu

hasil pendidikan pada setiap jalur, jenis dan jenjang pendidikan. Persoalan

lainnya adalah keterbatasan akses masyarakat karena persoalan

kemampuan ekonomi, budaya maupun geografis. Dalam upaya

memberikan pelayanan pendidikan yang semakin menjangkau maka

pembebasan biaya sekolah kepada setiapan warga usia sekolah

(khususnya usia wajib belajar) amat diperlukan baik pada sekolah formal

maupun nonformal. Peningkatan layanan pendidikan kesetaraan (Paket A

dan B) untuk anak usia wajib belajar harus diupayakan secara konsisten.

Perumusan dan pengembangan prosedur operasional standar penerapan

kurikulum berbasis budaya daerah dan kearifan lokal, budi pekerti,

kecakapan hidup dan jiwa entrepreneur, teknologi dasar, serta lingkungan

hidup yang sesuai dengan karakteristik jalur, jenis dan jenjang satuan

pendidikan pada setiap wilayah.

Di samping itu, perlu upaya mengembangkan jaringan kemitraan

dengan lembaga-lembaga pemerintah, perguruan tinggi, dunia

perusahaan, pesantren, dan atau komunitas masyarakat lainya dalam

rangka pendalaman penerapan kurikulum berbasis budaya daerah dan

kearifan lokal, budi pekerti, kecakapan hidup dan jiwa entrepreneur,

teknologi dasar, olah raga dan seni, serta lingkungan hidup yang sesuai

dengan karakteristik jalur, jenis dan jenjang satuan pendidikan. Kedepan

perlu segera dirintis pengembangan sekolah-sekolah

unggulan/percontohan/model yang berbasis pada budaya daerah dan

Page 10: MASTER PLAN PENDIDIKAN KABUPATEN BANDUNG …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/110249... · dan metode pembangunan yang selalu mengarah pada input oriented ... (Master

Badan Perencanaan Daerah Kebupaten Bandung, 2007

Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025

Ringkasan Eksekutif 6

kearifan lokal, budi pekerti, kecakapan hidup teknologi dasar yang sesuai

dengan karakteristik jalur, jenis dan jenjang satuan pendidikan.

Dalam garis kebijakan nasional seiring dengan diterbitkanya PP

Nomor 19 tahun 2004, tentang Standar Nasional Pendidikan, maka target

pelayanan pembangunan pendidikan saampai Tahun 2025 dipola dalam

4 tahap, yaitu: (1) Tahun 2006-2010 peningkatan kapasitas dan

modernisasi; (2) Tahun 2011-2015 penguatan pelayanan; (3) Tahun 2016-

2020 mencapai daya saing regional; dan (4) Tahun 2021-2025 mencapai

daya saing internasional.

Untuk mewujudkannya minimal dibutuhkan kondisi: Pertama,

diperlukan daya tampung yang seimbang dengan populasi penduduk

pada setiap jalur, jenis dan jenjang pendidikan; Kedua, masyarakat harus

memiliki kemampuan untuk menyekolahkan anaknya; Ketiga, komitmen

sepenuh hati pemerintah dalam melaksanakan pendidikan untuk semua

(education for all) termasuk membantu kesulitan-kesulitan yang dihadapi

masyarakatnya, karena tidak dapat dipungkiri bahwa pada umumnya

semakin tinggi jenjang pendidikan semakin besar biaya pendidikan yang

dibutuhkan. Peranan pemerintah adalah membangun akses yang luas

kepada seluruh warga agar dapat memperoleh pelayanan pendidikan

tanpa terkecuali.

C. AGENDA PENDIDIKAN TAHUN 2008-2025

Untuk menyusun agenda pembangunan pendidikan yang

dituangkan dalam prioritas program diperlukan kesepahaman tentang

substansi, proses dan konteks kelembagaan pendidikan yang menjadi

kewenangan pemerintah daerah untuk mengurusnya.

Secara substantif, pembangunan pendidikan di Kabupaten

Bandung akan berkenaan dengan tugas-tugas pengelolaan dalam

bidang: (1) pengembangan dan implementasi kurikulum; (2) pengelolaan

peserta didik; (3) pengelolaan ketenagaan; (4) pengelolaan tanah,

bangunan/gedung/sarana/prasarana dan fasilitas serta sumber belajar;

(5) pengelolaan anggaran dan pembiayaan pendidikan; (6) pengelolaan

kerjasama kelembagaan pendidikan dengan masyarakat; (7)

pengelolaan bidang-bidang khusus lainnya yang sesuai dengan jenis dan

karakteristik kelembagaan pendidikan.

Pemahaman tentang proses-proses pendidikan di Kabupaten

Bandung akan berkenaan dengan serangkaian prosedur manajerial,

antara lain: (1) proses pembuatan keputusan yang dituangkan dalam

bentuk-bentuk produk kebijakan; (2) proses perencanaan yang disertai

dengan dokumen-dokumen rencana dan program; (3) pengorganisasian

dan mengkomunikasikan program-program pendidikan; (4) pelaksanaan,

pengendalian dan evaluasi program pendidikan; (5) pelaporan dan

tindak lanjut dari setiap pencapaian program pendidikan.

Page 11: MASTER PLAN PENDIDIKAN KABUPATEN BANDUNG …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/110249... · dan metode pembangunan yang selalu mengarah pada input oriented ... (Master

Badan Perencanaan Daerah Kebupaten Bandung, 2007

Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025

Ringkasan Eksekutif 7

Pemahaman tentang konteks kelembagaan pendidikan di

Kabupaten Bandung tidak dipandang hanya terbatas pada

kelembagaan persekolahan di jalur pendidikan formal semata. Tetapi,

memandang bahwa kelembagaan pendidikan di Kabupaten Bandung

ternyata dapat dipandang dari aspek jalur, jenjang dan jenisnya. Jalur

pendidikan di Kabupaten Bandung, ternyata terdapat di jalur pendidikan

formal, pendidikan nonformal dan pendidikan informal; Jenjang

pendidikan di Kabupaten Bandung ternyata merentang sejang

pendidikan prasekolah, pendidikan dasar, pendidikan menengah dan

pendidikan tinggi; Jenis pendidikan di Kabupaten Bandung ternyata ada

pendidikan umum, pendidikan kejuruan, pendidikan keagamaan, dan

pendidikan khusus (pendidikan luar biasa).

Jenis kelembagaan satuan pendidikan akan lebih variasi lagi

apabila dilihat secara faktual diselenggarakan pada jalur pendidikan

nonformal, terutama bila melihat eksistensi pendidikan berkelanjutan,

seperti halnya Kelompok Belajar Usaha (Kejar Usaha/KBU), kursus-kursus,

magang, pendidikan kepemudaan (kelompok pemuda sebaya),

pemberdayaan wanita/ pengarusutamaan jender, kelompok wanita

usaha, kader pembangunan dan sejenisnya, dan pusat-pusat kegiatan

belajar masyarakat (PKBM), Sanggar Kebiatan Belajar (SKB) dan

Pesantren-pesantren yang secara nyata telah lebih dahulu melaksanakan

program-program pendidikan nonformal keagamaan, baik secara

individu maupun kelompok, yang merentang dari jenjang MDA sampai ke

jenjang Mualimin.

Di samping itu, kelembagaan lain yang secara eksis telah menggali,

melestarikan, memlihara dan mengembangan nilai-nilai sosial budaya

melalui pendidikan nonformal ialah lembaga-lembaga atau kelompok-

kelompok kesenian dan kebudayaan, seperti halnya padepokan seni-

budaya, lingkung seni budaya daerah, taman/cagar budaya, sejarah dan

kepurbakalaan, dan jenis-jenis kelembagaan lainnya yang bergerak

dalam penggalian, pelestarian dan pengembangan nilai-nilai

kebudayaan masyarakat daerah.

Merujuk agenda Pembangunan Nasional sebagaimana telah

ditetapkan dalam Rencana Strategis Pendidikan Nasional, maka agenda

pembangunan pendidikan di Kabupaten Bandung ditetapkan dalam

empat periode, yaitu (1) peningkatan kapasitas dan modernisasi (2008-

2010); (2) penguatan pelayanan kelembagaan (2011-2015); (3)

pengembangan ke arah daya saing regional (2016-2020); dan (4)

pengembangan ke arah daya saing internasional (2021-2025).

Kemudian, dengan merujuk misi dan tujuan pembangunan

pendidikan jangka panjang (RPJP bidang Pendidikan) di Kabupaten

Bandung Tahun 2008-2025, maka misi, tujuan, sasaran, kebijakan dan

Page 12: MASTER PLAN PENDIDIKAN KABUPATEN BANDUNG …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/110249... · dan metode pembangunan yang selalu mengarah pada input oriented ... (Master

Badan Perencanaan Daerah Kebupaten Bandung, 2007

Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025

Ringkasan Eksekutif 8

program pendidikan dan kebudayaan di Kabupaten Bandung Tahun

2008-2025, dapat diuraikan pada Tabel 1 pada bagian ahir ringkasan ini.

D. REKOMENDASI

Master Plan ini hanyalah gambaran dari suatu keinginan, cita-cita

dan harapan yang dikemas dalam bentuk rencana jangka panjang.

Master Plan ini dapat dijadikan sebagai pedoman dan arah bagi para

pengelola pendidikan dalam melaksanakan pembangunan pendidikan di

Kabupaten Bandung, baik pengelola pada tingkat satuan pendidikan,

maupun pengelola pada tingkat Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)

dan pemangku kepentingan lainnya yang terkait dalam Pembangunan

Pendidikan di Kabupaten Bandung. Namun sebaliknya, Master Plan

Pendidikan ini akan menjadi sebuah dokumen yang tidak akan

memberikan makna apa-apa, jika tidak ditindaklanjuti dengan

pelaksanaannya.

Kebijakan dan program sebagaimana terurai dalam Tabel 1

merupakan bidang garapan yang perlu dilaksanakan dalam

pembangunan pendidikan dan kebudayaan di Kabupaten Bandung.

Dalam pelaksanaannya akan banyak dipengaruhi oleh tarik-menarik dan

konfigurasi sistem pembagian kekuasaan dan kewenangan antara

pemerintah pusat, pemerintah Provinsi Jawa Barat, dan pemerintah

Kabupaten Bandung. Ada bidang garapan yang menjadi kewenangan

pemerintah pusat, ada bidang garapan yang menjadi kewenangan

pemerintah provinsi, dan ada bidang garapan yang sepenuhnya menjadi

urusan Pemerintah Kabupaten Bandung. Namun demikian, bagi

masyarakat Kabupaten Bandung, tidak terlalu mempersoalkan bidang

garapan yang menjadi kewenangan untuk melaksanakannya, yang

paling penting ialah seluruh bidang garapan pendidikan dapat

dilaksanakan sesuai dengan peruntukannya.

Oleh karena itu, dalam kesempatan ini Tim Perumus memandang

perlu memberikan rekomendasi, bahwa:

1. Kebijakan dan program, merupakan bidang garapan yang perlu

dilaksanakan dalam pembangunan pendidikan dan kebudayaan di

Kabupaten Bandung. Dalam pelaksanaannya akan banyak

dipengaruhi oleh tarik-menarik dan konfigurasi sistem pembagian

kekuasaan dan kewenangan antara pemerintah pusat, pemerintah

Provinsi Jawa Barat, dan pemerintah Kabupaten Bandung. Ada

bidang garapan yang menjadi kewenangan pemerintah pusat, ada

bidang garapan yang menjadi kewenangan pemerintah provinsi, dan

ada bidang garapan yang sepenuhnya menjadi urusan Pemerintah

Kabupaten Bandung. Namun demikian, bagi masyarakat Kabupaten

Bandung, tidak terlalu mempersoalkan bidang garapan yang menjadi

kewenangan untuk melaksanakannya, yang paling penting ialah

Page 13: MASTER PLAN PENDIDIKAN KABUPATEN BANDUNG …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/110249... · dan metode pembangunan yang selalu mengarah pada input oriented ... (Master

Badan Perencanaan Daerah Kebupaten Bandung, 2007

Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025

Ringkasan Eksekutif 9

seluruh bidang garapan pendidikan dapat dilaksanakan sesuai

dengan peruntukannya.

2. Diperlukan keputusan dan keberanian politik dari Pemerintah Daerah

untuk menjadikan Marter Plan Pendidikan ini sebagai produk kebijakan

yang mempunyai ketetapan hukum yang mengikat bagi seluruh

aparatur pengelola, pelaksana, masyarakat dan stakeholder

pendidikan di Kabupaten Bandung. Oleh karena itu, Master Plan

Pendidikan ini semestinya segera ditindaklanjuti menjadi Peraturan

Daerah atau serendah-rendahnya ditetapkan sebagai Peraturan

Bupati.

3. Namun demikian, sebagaimana pernyataan pada butir pertama di

atas, konfigurasi politik pemerintahan akan berpengaruh pada

adanya sejumlah bidang garapan, terutama dengan masuknya

bidang kesenian dan kebudayaan ke dalam satu naungan

pengelolaan di bawah SKPD Pendidikan dan Kebudayaan, sekaligus

merupakan langkah maju dalam pembaharuan pembangunan

pendidikan. Kesenian dan kebudayaan daerah akan semakin maju

dan berkembang, seiring kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Dengan bersatunya kembali bidang kesenian dan kebudayaan, akan

mencegah aset kesenian dan kebudayaan milik masyarakat dan

bangsa diakui negara lain. Oleh karena itu, Bapeda (sebagai pihak

perencana), SKPD Pengelola Pendidikan/Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan (sebagai pengelola), dan Dewan Pendidikan (sebagai

representasi masyarakat dan stakeholders), agar segera berkoordinasi

dengan ‘duduk satu meja’ untuk membahas berbagai penyesuaian,

dan menyiapkan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) atau

Rancangan Peraturan Bupati (Raperbup), yang kemudian dibahas

bersama DPRD; Siapa pun yang menjadi pimpinan perencana di

Bapeda, siapa pun yang menjadi pimpinan di SKPD pengelola

pendidikan, dan siapa pun yang menjadi pimpinan Dewan

Pendidikan, senantiasa mempunyai gerakan yang sama terhadap misi

yang tertuang dalam Master Plan Pendidikan; Dengan demikian, tidak

ada lagi istilah ‘ganti pimpinan’ ganti kebijakan, atau sistem dan

kebijakan sudah ditata dan dilaksanakan dengan baik malah

berantakan kembali akibat berubahnya kebijakan pimpinan baru.

4. Setelah Master Plan ini mempunyai ketetapan hukum, pihak SKPD

Pengelola Pendidikan berkoordinasi kembali dengan pihak Bapeda

dan Dewan Pendidikan untuk melakukan peninjauan ulang terhadap

rencana-rencana strategis yang telah dibuatnya, dan kemudian

menataulang rencana strategisnya dengan merujuk pada Master Plan

Pendidikan;

5. Setelah melakukan penyesuaian terhadap rencana strategis pada

SKPD pengelola pendidikan, kemudian harus segera pula

Page 14: MASTER PLAN PENDIDIKAN KABUPATEN BANDUNG …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/110249... · dan metode pembangunan yang selalu mengarah pada input oriented ... (Master

Badan Perencanaan Daerah Kebupaten Bandung, 2007

Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025

Ringkasan Eksekutif 1

disosialisasikan dan dipublikasikan kepada seluruh pengelola satuan

pendidikan (baik formal maupun nonformal, lembaga-lembaga

keswadayaan masyarakat pengelola kelembagaan satuan

pendidikan, dan komunitas-komunitas stakeholders pendidikan di

Kabupaten Bandung;

6. Pihak Bapeda sebagai instansi perencana masih mempunyai

kewajiban untuk pengamanan dan pengendalian Master Plan

Pendidikan, melalui penyusunan dan penyiapan perangkat sistem

pendukung. Oleh karena itu, pihak Bapeda seharusnya menyiapkan

pula Prosedur Operasional Standar (norma, instrument, dan prosedur)

tatakelola setiap butir program yang termaktub dalam rumusan Master

Plan Pendidikan tersebut.

7. Komitmen bersama antara pemerintah daerah dan masyarakat

Kabupaten Bandung untuk menumbuhkan kekuatan kolektif

(collective power) dengan senantiasa menjadikan Master Plan

Pendidikan sebagai rujukan utama dalam merumuskan,

melaksanakan, mengendalikan dan mengevaluasi program-program

strategis pendidikan dan kebudayaan sesuai dengan posisi, peran dan

kewenangannya.

Demikian sebuah refleksi yang dapat Tim Penulis sampaikan,

mudah-mudahan sekecil apa pun naskah ini kami buat, merupakan

sumbangan terbesar kami, sebagai salah satu perwujudan partisipasi kami

dalam membangun pendidikan di Kabupaten Bandung.

Page 15: MASTER PLAN PENDIDIKAN KABUPATEN BANDUNG …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/110249... · dan metode pembangunan yang selalu mengarah pada input oriented ... (Master

Badan

Perencanaan

Daerah

Master Plan Pendidikan Master Plan Pendidikan Master Plan Pendidikan Master Plan Pendidikan KKKKabupaten abupaten abupaten abupaten BBBBandungandungandungandung 2008 2008 2008 2008----2025202520252025

Bab I : Pendahuluan 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Amanat konstitusi mengenai peningkatan mutu pendidikan

tercantum dalam UUD 1945, pasal 28C ayat (1), bahwa setiap

orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan

kebutuhan dasarnya, berhak mendapatkan pendidikan dan

memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni

dan budaya demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi

kesejahteraan umat manusia;

Pasal 31 menyatakan bahwa (1) setiap warga negara berhak

mendapatkan pendidikan; (2) Setiap warga negara wajib

mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya;

(3) Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem

pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan

ketaqwaan serta akhlak mulia dalam rangka menghidupkan

kecerdasan bangsa; (4) Negara memprioritaskan anggaran

pendidikan sekurang-kurangnya 20 persen dari anggaran

pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan

dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan

pendidikan nasional; serta (5) pemerintah memajukan ilmu

pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai

agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta

kesejahteraan umat manusia.

Apa yang tersurat dan tersirat dalam pasal 31 UUD 1945

diperjelas dalam UU.No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berahlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggungjawab.

Pemerintah telah menjabarkan mengenai rencana

pembangunan jangka panjang yang telah ditetapkan untuk

periode 2005-2025, antara lain: periode 2005-2010 ditargetkan untuk

meningkatkan kapasitas dan modernisasi guna terciptanya insan

Indonesia yang cerdas dan kompetitif dalam tataran masyarakat

Page 16: MASTER PLAN PENDIDIKAN KABUPATEN BANDUNG …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/110249... · dan metode pembangunan yang selalu mengarah pada input oriented ... (Master

Badan

Perencanaan

Daerah

Master Plan Pendidikan Master Plan Pendidikan Master Plan Pendidikan Master Plan Pendidikan KKKKabupaten abupaten abupaten abupaten BBBBandungandungandungandung 2008 2008 2008 2008----2025202520252025

Bab I : Pendahuluan 2

lokal dan global difokuskan pada peningkatan daya tampung

satuan pendidikan yang ada. Periode tersebut mendukung pada

program pemerintah yaitu pendidikan untuk semua (education for

all). Pemerataan akses pendidikan bagi seluruh lapisan masyarakat

yang berada di seluruh pelosok negeri agar dapat mengurangi

angka buta aksara khususnya pada aspek membaca, menulis, dan

berhitung sebagai kompetensi dasar guna mewujudkan

masyarakat yang berbasis pengetahuan (based knowledge

society).

Periode 2010-2015 ditargetkan untuk menguatkan

pelayanan, menitik beratkan pada rasio kebutuhan dan kesediaan

sarana dan prasarana pendidikan nasional menjadi optimal agar

mutu pendidikan menjadi relevan dan berdaya saing dengan

penggunaan strategi milestone peralihan fokus atau penekanan

dari pembangunan aspek kuantitas kepada aspek kualitas. Periode

2015-2020 untuk meningkatkan daya saing regional difokuskan

pada kualitas pendidikan yang memiliki daya saing regional pada

tingkat ASEAN terlebih dahulu dengan berdasarkan pada standar

benchmarking yang objektif dan realistis. Harapan Indonesia pada

akhir periode ini sudah bisa menjadi titik pusat gravitasi sosial ASEAN

sebagai sebuah entitas sosiokultural.

Periode 2020-2025 memiliki target untuk meningkatkan daya

saing internasional dengan dicanangkannya pencapaian nilai

kompetitif secara internasional. Berbagai program-program yang

dicanangkan oleh pemerintah pusat tentunya harus bersinergi

dengan keberhasilan (milestone) pada level daerah baik tingkat

provinsi, kota, dan kabupaten. Tolak ukur keberhasilan berada

pada bagaimana cara untuk mengejewantahkan berbagai

kebijakan strategis di bidang pendidikan baik pada saat proses

perencanaan, implementasi, dan evaluasi yang

berkesinambungan (sustainable) sesuai dengan kondisi daerah

yang ada (existing condition) agar tercapai kondisi yang dicita-

citakan (excepted condition). Sehingga visi insan cerdas Indonesia

mampu berkompetitif baik pada tingkat lokal, regional, dan global.

Kabupaten Bandung sebagai salah satu kabupaten yang

memiliki daya topang pada aspek pendidikan baik kepada level

provinsi maupun pusat yang memiliki luas wilayah 307.475 ha dan

jumlah penduduk pada Tahun 2006 mencapai 4.399.472 jiwa, yang

terbagi 2.224.108 jiwa laki-laki dan 2.175.374 jiwa perempuan.

Penerapan konsep pendidikan untuk semua harus mampu

menyentuh level usia masyarakat kabupaten Bandung dari nol

sampai dengan angka harapan hidup.

Page 17: MASTER PLAN PENDIDIKAN KABUPATEN BANDUNG …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/110249... · dan metode pembangunan yang selalu mengarah pada input oriented ... (Master

Badan

Perencanaan

Daerah

Master Plan Pendidikan Master Plan Pendidikan Master Plan Pendidikan Master Plan Pendidikan KKKKabupaten abupaten abupaten abupaten BBBBandungandungandungandung 2008 2008 2008 2008----2025202520252025

Bab I : Pendahuluan 3

Pemerataan dan perluasan akses pendidikan di Kabupaten

Bandung diarahkan pada penuntasan wajar dikdas 9 tahun

sebagai prioritas sampai Tahun 2008 yang diawali dengan

perintisan dan penuntasan wajar 12 tahun dengan standar mutu

yang semakin baik (kompetitif). Penuntasan Wajar Dikdas 9 tahun

menjadi prioritas, mengingat program ini secara nasional telah

menetapkan target sebagaimana diatur dalam Kepres Nomor 5

Tahun 2006 tentang percepatan penuntasan Wajar Dikdas 9 tahun

dan pemberantasan buta aksara. APM SD/MI Kabupaten Bandung

tahun 2006 sebesar 91,01%, APM SMP/MTs sebesar 63,27%, APM

SMA/MA sebesar 35,91%, pencapaian AMH sebesar 98,70%, APK

SD/MI sebesar 129,90%, SMP/MTs sebesar 75,90% dan SMA/SMK/MA

sebesar 43,43%. Jika pada Tahun 2008 secara Nasional termasuk

Kabupaten Bandung harus tuntas madia yang dicirikan dengan

APM antara 86 s.d 90% dan APK mencapai angka 98%, maka

Kabupaten Bandung harus mengejar point standar tersebut dalam

kurun waktu yang tersisa tinggal 2 tahun berjalan.

Berdasarkan data BPS tahun 2005, menjelaskan bahwa

sebagian besar (76%) keluarga menyatakan penyebab utama

anak putus sekolah atau tidak menlanjutkan sekolah adalah karena

alasan ekonomi, yang bervariasi dari tidak memiliki biaya sekolah

(67%) serta harus bekerja dan mencari nafkah (8,7%) jika dikaitkan

dengan pendidikan tinggi (PT) partisipasi jumlah penduduk dalam

usia 19-24 tahun yang memperoleh kesempatan belajar di

perguruan tinggi masih relatif kecil. Pada Tahun 2004 angka

partisipasi pendidikan ke perguruan tinggi hanya mencapai 14,26%

dan pada Tahun 2006 APM kabupaten Bandung mencapai 7,78%

hal tersebut mengalami penurunan yang sangat signifikan sebesar

6,23%, menurun hampir mencapai 50% dari APM 2004. Hal ini

menunjukkan bahwa masih rendahnya partisipasi penduduk

terhadap perguruan tinggi akibat rendahnya akses terhadap

pendidikan dari sisi ekonomi.

Berkaitan dengan misi ke-3 Pemerintah Kabupaten Bandung

yaitu peningkatan kualitas sumber daya manusia dan misi ke-5

adalah meningkatkan kesalehan sosial berlandaskan iman dan

taqwa, maka misi ini menuntut pembangunan pendidikan yang

memfokuskan program pada pendidikan budi pekerti, pendidikan

yang menggabungkan antara qolbu, akal dan jasadiah. Tidak

hanya pendidikan yang sekedar menstransfer ilmu tapi juga

membangun manusia yang memiliki karakter sehingga mutu

lulusannya mampu menjadi tenaga kerja yang siap pakai,

produktif, cerdas, berdaya saing serta memiliki iman dan taqwa.

Page 18: MASTER PLAN PENDIDIKAN KABUPATEN BANDUNG …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/110249... · dan metode pembangunan yang selalu mengarah pada input oriented ... (Master

Badan

Perencanaan

Daerah

Master Plan Pendidikan Master Plan Pendidikan Master Plan Pendidikan Master Plan Pendidikan KKKKabupaten abupaten abupaten abupaten BBBBandungandungandungandung 2008 2008 2008 2008----2025202520252025

Bab I : Pendahuluan 4

Terjadinya dekadensi moral atau penurunan budi pekerti

(akhlakul karimah) di kalangan anak-anak dan kelompok pemuda

sebaya, ditandai dengan maraknya penyalahgunaan narkoba,

meningkatnya kriminalitas di kalangan remaja serta meningkatnya

jumlah anak jalanan dan anak terlantar, dapat berpengaruh

terhadap menurunnya kualitas pendidikan dengan meningkatnya

angka putus sekolah maupun angka mengulang. Menurut data

dari Dinas Sosial Kabupaten Bandung tercatat korban narkoba

sebanyak 367 orang, anak nakal sebanyak 169 orang, anak

terlantar sebanyak 660 orang, serta wanita tuna susila 250 orang.

Hal ini dapat dimengerti bahwa pendidikan budi pekerti

dipendidikan formal dalam aplikasinya masih bersifat kognitif belum

kepada apektif (perilaku) dan praktik, sementara pendidikan non

formal dan informal sebagai salah satu wahana untuk membina

moral atau akhlak anak-anak dan remaja baik dirumah, di

Mesjid/Pondok Pesantren maupun di tempat lainnya masih

terbatas.

Berkaitan dengan akuntabilitas dan pencitraan publik,

tuntutan masyarakat dewasa ini serba membutuhkan data dan

informasi yang cepat, akurat, dan transparan. Menyikapi

pengembangan teknologi informasi dan komunikasi yang terkesan

sporadis, parsial, dan pragmatis, pemerintah Kabupaten Bandung

telah melakukan terobosan seperti menyusun standarisasi

pengembangan telematika, pengintegrasian pengelolaan Sistem

Iinformasi Manajemen (SIM) di Dinas Pendidikan dan Kantor PDE

yang dapat mengakses SIM ke setiap satuan, jenjang dan jenis

pendidikan di seluruh wilayah Kabupaten Bandung, namun dalam

pelaksanaannya belum berjalan secara optimal.

Untuk memberikan arahan yang jelas dalam mengatasi

permasalahan pendidikan di Kabupaten Bandung, dipandang

perlu menyusun Master Plan Pendidikan yang diselaraskan dengan

visi dan misi Kabupaten Bandung jangka panjang (RPJP). Selain itu

diselaraskan pula dengan Kebijakan Pembangunan Pendidikan

Nasional Jangka Menengah yang menekankan pada 3 pilar

(tantangan utama) untuk mewujudkan kondisi yang diharapkan 5

tahun kedepan yaitu: (1) Pemerataan dan Perluasan Akses

Pendidikan; (2) Peningkatan Mutu, Relevansi dan Daya Saing; (3)

Tata Kelola, Akuntabilitas dan Pencitraan Publik.

Agar tujuan penyusunan Master Plan dapat dicapai dengan

efektif maka pengembangan program perlu didasarkan pada

persoalan-persoalan prioritas yang secarasubstantif memiliki

peluang lebih besar untuk berkembang baik dari aspek kuantitatas

Page 19: MASTER PLAN PENDIDIKAN KABUPATEN BANDUNG …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/110249... · dan metode pembangunan yang selalu mengarah pada input oriented ... (Master

Badan

Perencanaan

Daerah

Master Plan Pendidikan Master Plan Pendidikan Master Plan Pendidikan Master Plan Pendidikan KKKKabupaten abupaten abupaten abupaten BBBBandungandungandungandung 2008 2008 2008 2008----2025202520252025

Bab I : Pendahuluan 5

maupun kualitasnya. Oleh karena itu, dalam upaya pencapaian

visi Kabupaten Bandung (relegius, kultural dan berwawasan

lingkungan) dipandang perlu mengembangkan program-program

yang bersifat inovatif.

Adapun sasaran pendidikan yang akan dijabarkan di

Kabupaten Bandung mememiliki tiga unsur yang terdapat pada visi

kabupaten Bandung sebagai daerah yang berbasis religius,

kultural, dan berwawasan lingkungan. Ketiga visi tersebut harus

mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Pembangunan

dan pelaksanaan program pendidikan di kabupaten Bandung

periode 2008-2025 dapat menghasilkan insan-insan yang memiliki

tingkat kecerdasan dan karakter yang berlandaskan iman dan

taqwa serta ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga dapat

mengembangkan potensi jasmaniah dan rohaniah yang dimiliki

oleh setiap insan. Oleh karena itu perlu disusunnya kerangka

program pendidikan yang utuh dan rinci dalam bentuk Master Plan

Pendidikan Kabupaten Bandung periode 2008-2015.

B. Tujuan

Berdasarkan pertimbangan di atas, maka Master Plan

Pendidikan Kabupaten Bandung secara khusus bertujuan, sebagai

berikut:

1. Menyusun dokumen Rencana Induk (Master Plan) Pendidikan Tahun 2008-2025 sebagai acuan/pedoman bagi para

pemangku kepentingan di bidang pendidikan dalam rangka

pembangunan Sumber Daya Manusia yang memiliki ilmu

pengetahuan dan teknologi (cerdas), serta berdaya saing

yang berlandaskan Iman dan Taqwa (IMTAK). Dokumen

tersebut dapat menjadi arah kebijakan dan rencana

implementasi bidang pendidikan di Kabupaten Bandung

berdasarkan strategi dan rekomendasi yang diperoleh dari

hasil analisis berupa isu prioritas, indikasi program, kegiatan

dan sasaran dan indikator keberhasilan yang diharapkan

dalam pembangunan bidang pendidikan.

2. Memberikan pedoman dan arah dalam meningkatkan koordinasi seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan

pemangku kepentingan lainnya yang terkait dalam

Pembangunan Pendidikan.

C. Keluaran yang Diharapkan

Keluaran yang diharapkan dari kegiatan penyusunan Master

Plan Pendidikan di Kabupaten Bandung ini, ialah tersusunnya

Page 20: MASTER PLAN PENDIDIKAN KABUPATEN BANDUNG …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/110249... · dan metode pembangunan yang selalu mengarah pada input oriented ... (Master

Badan

Perencanaan

Daerah

Master Plan Pendidikan Master Plan Pendidikan Master Plan Pendidikan Master Plan Pendidikan KKKKabupaten abupaten abupaten abupaten BBBBandungandungandungandung 2008 2008 2008 2008----2025202520252025

Bab I : Pendahuluan 6

dokumen perencanaan pendidikan untuk tahun 2008-2025, yang

berisi:

1. Deskripsi terintegrasi tentang permasalahan dan tantangan dalam pembangunan pendidikan di Kabupaten Bandung

sampai Tahun 2025.

2. Tujuan dan sasaran manajemen pembangunan pendidikan di Kabupaten Bandung sampai Tahun 2025.

3. Strategi manajemen untuk setiap substansi, proses, dan konteks pembangunan pendidikan di Kabupaten Bandung

sampai Tahun 2025.

4. Program prioritas yang perlu dikembangkan pada setiap periode pembangunan di Kabupaten Bandung sampai

Tahun 2025.

D. Ruang Lingkup

Ruang lingkup kegiatan penyusunan Master Plan Pendidikan

di Kabupaten Bandung ini meliputi:

1. Analisis tentang existing condition tentang pembangunan pendidikan di Kabupaten Bandung sampai Tahun 2007, yang

mencakup: (a) Penyelenggaran pendidikan prasekolah di

jalur formal dan nonformal; (b) Penyelenggaraan pendidikan

dasar di jalur formal dan nonformal; (c) Penyelenggaraan

pendidikan menengah di jalur formal dan nonformal;

2. Analisis tentang tujuan dan sasaran pembangunan

pendidikan di Kabupaten Bandung sampai Tahun 2025.

3. Analisis tentang strategi manajemen untuk setiap substansi, proses, dan konteks pembangunan pendidikan di Kabupaten

Bandung sampai Tahun 2025.

4. Program prioritas yang perlu dikembangkan pada setiap periode pembangunan di Kabupaten Bandung sampai

Tahun 2008-2025, yang mencakup:

a. Peningkatan pemerataan pendidikan pada setiap jenis, jenjang dan jalur pendidikan yang perlu ditanggulangi

sampai Tahun 2025.

b. Peningkatan mutu, relevansi dan daya saing pendidikan sampai tahun 2025.

c. Peningkatan kualitas tatakelola, akuntabilitas dan

pencitraan publik dalam penyelenggaraan pembangunan

pendidikan sampai tahun 2025.

E. Sumber Data

Page 21: MASTER PLAN PENDIDIKAN KABUPATEN BANDUNG …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/110249... · dan metode pembangunan yang selalu mengarah pada input oriented ... (Master

Badan

Perencanaan

Daerah

Master Plan Pendidikan Master Plan Pendidikan Master Plan Pendidikan Master Plan Pendidikan KKKKabupaten abupaten abupaten abupaten BBBBandungandungandungandung 2008 2008 2008 2008----2025202520252025

Bab I : Pendahuluan 7

Sumber data dalam kajian ini berkenaan dengan eksistensi

penyelenggaraan pembangunan pendidikan yang tidak lepas

kaitannya dengan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi.

Berdasarkan pada aspek-aspek kelembagaan pemerintahan

daerah kabupaten, maka sumber data yang diperlukan dalam

studi ini dikelompokkan:

1. Perangkat perundang-undangan yang menjadi penentu arah penyelenggaraan pendidikan, mulai dari tingkat

nasional provinsi sampai ke tingkat pemerintah kabupaten.

2. Perangkat proses manajemen penyelenggaraan pendidikan pada setiap jalur, jenjang dan jenis pendidikan di tingkat

pemerintahan kabupaten;

3. Lingkungan sosial, budaya, ekonomi dan politik proses manajemen penyelenggaraan pendidikan yang berkaitan

dengan unsur lokasi, situasi, peristiwa-peristiwa, serta aset-aset

yang menjadi hak dan kewajiban masyarakat dan

Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung dalam

penyelenggaraan pendidikan.

F. Proses dan Instrumen Pengumpulan Data

Merujuk keluaran yang ingin diperoleh, maka dibutuhkan

dukungan kelengkapan dan akurasi data tentang kondisi existing

pendidikan dan kebutuhan tentang pendidikan di masa depan.

Untuk itu, data dicari, dikumpulkan dan dianalisis melalui teknik

survey dan telaah dokumen, yang hasilnya dibahas dalam FGD

(Focus Group Discussion) dan Uji-Publik.

Ada pun instrumen yang digunakan ialah: (1) Pedoman

Observasi (Survey) dan Studi Dokumen; (2) Pedoman Wawancara;

(3) Format-format Analisis. Tahap ahir perumusan hasil kajian,

diarahkan pada penggunaan teknik perencanaan pembangunan

pendidikan dengan ditempuh melalui tahapan: (1) pengkajian

kondisi dan persoalan, (2) analisis kebutuhan, tujuan dan sasaran;

(3) pengembangan model dan asumsi-asumsi strategis, dan (4)

pengembangan alternatif rencana dan program.

G. Unit Analisis

Unit analisis bagi kepentingan penyusunan Master Plan

Pendidikan di Kabupaten Bandung meliputi: (1) Unsur Kepala

Daerah dan DPRD; (2) Unsur Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)

seperti Badan Perencanaan Daerah, Dinas Pendidikan, Dinas

Tenaga Kerja, Dinas Kependudukan, dan SKPD terkait lainnya; (3)

Unsur Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah; (4) Unsur Pelaku

Page 22: MASTER PLAN PENDIDIKAN KABUPATEN BANDUNG …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/110249... · dan metode pembangunan yang selalu mengarah pada input oriented ... (Master

Badan

Perencanaan

Daerah

Master Plan Pendidikan Master Plan Pendidikan Master Plan Pendidikan Master Plan Pendidikan KKKKabupaten abupaten abupaten abupaten BBBBandungandungandungandung 2008 2008 2008 2008----2025202520252025

Bab I : Pendahuluan 8

Usaha dan Masyarakat (stakeholders); (5) Dokumen-dokumen

seperti: (a) Rencana Strategis Pendidikan Nasional; (b) Rencana

Strategis Pendidikan Provinsi Jawa Barat; (c) Rencana Strategis

Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung; (d) Perda RTRW, (e) RPJPD,

(f) RPJMD 2005-2010; (g) Renstra Pendidikan Provinsi Jawa Barat; (h)

RKPD 2007; (i) Perundang-undangan pendidikan.

H. Kerangka Analisis

Produk akhir dari serangkaian langkah kegiatan ini adalah

Rumusan Master Plan Pembangunan Pendidikan di Kabupaten

Bandung untuk lima tahun ke depan (2008-2015). Fungsinya, akan

dijadikan dokumen akademik dan dokumen yuridis bagi

Pemerintah Daerah dan pengelola pendidikan di Kabupaten

Bandung dalam melaksanakan pembangunan pendidikan yang

menjadi kewenangannya. Karena itu, untuk tujuan tersebut,

dilakukan serangkaian uji-validasi tentang format dan isi dokumen

tersebut dengan stakeholders dan pemangku kepentingan

pembangunan pendidikan di Kabupaten Bandung.

Secara skematis, kerangka analisis pelaksanaan kegiatan

penyusunan master plan ini, diilustrasikan pada gambar berikut:

Karakteristik

Kelembag

aan

Pendidikan

Kebijakan

Pendidikan

Nasional,

Provinsi,

dan

Kabupaten

Legalitas

Manajemen

Sistem

Penyelenggaraa

n Pendidikan di

Daerah

Problema

Pembangun

an

Pendidikan

di Kab.

Bandung

Tuntutan

Peningkatan Mutu

Pendidikan Kurikulum,

Ketenaga

an, Sarana

Inprastruktu

r Sosek

Masyarakat

Survey, Telaah

Dokumen & FGD Asumsi

Pendekatan

dan Strategi

Pembangun

an

Pendidikan

sampai

Tujuan dan

Sasaran

Pembangun

an

Pendidikan

di Kab.

Bandung

Pengembang

an Alternatif

Rencana

Pembangunan

Pendidikan di

Kab. Bandung

Sampai Tahun

2025

Implementasi

Penyelenggaraan

Pendidikan di

Kabupaten

Bandung 5 Tahun

Terakhir

Pemerataan

Pendidikan

Mutu dan

Relevansi

Pendidikan

Akuntabilitas,

Tata Kelola dan

Pencitraan

Publik

Page 23: MASTER PLAN PENDIDIKAN KABUPATEN BANDUNG …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/110249... · dan metode pembangunan yang selalu mengarah pada input oriented ... (Master

Badan

Perencanaan

Daerah

Master Plan Pendidikan Master Plan Pendidikan Master Plan Pendidikan Master Plan Pendidikan KKKKabupaten abupaten abupaten abupaten BBBBandungandungandungandung 2008 2008 2008 2008----2025202520252025

Bab I : Pendahuluan 9

Gambar 1.1

Kerangka Analisis Penyusunan Master Plan Pendidikan

Kabupaten Bandung

Page 24: MASTER PLAN PENDIDIKAN KABUPATEN BANDUNG …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/110249... · dan metode pembangunan yang selalu mengarah pada input oriented ... (Master

Badan

Perencanaan

Daerah

Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025

Bab II : Kerangka Pemikiran 8

BAB II

KERANGKA PEMIKIRAN

A. Pembaharuan Pendidikan: Membangun Peradaban

Menengok sejarah peradaban manusia telah begitu banyak upaya untuk mewariskan pengetahuan dan keterampilan kepada generasi berikutnya. Seiring perjalanan jaman dan semakin bertambahnya pengetahuan dan keterampilan yang harus diwariskan kepada anak-anaknya, pada akhirnya para orang tua semakin menunjukkan ketidaksanggupan lagi untuk mengajarkan semua pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya kepada anak-anaknya. Dan sejak saat itu, mulailah ada upaya-upaya pembelajaran melalui cara-cara yang tidak formal sesuai pengetahuan dan keterampilan yang diinginkan para anaknya.

Selanjutnya, seiring pembaharuan dan perkembangan jaman, di mana pengetahuan dan keterampilan yang harus dipelajari bertambah dan berkembang semakin kompleks, kemudian upaya-upaya pembelajaran tersebut mulai diformalkan dalam bentuk apa yang sekarang dikenal dengan persekolahan. Munculnya pendidikan persekolahan ini pada awalnya adalah suatu proses yang bertujuan untuk menyempurnakan harkat dan martabat manusia yang diupayakan secara terus menerus. Di mana pun proses pendidikan terjadi, menunjukkan bahwa pendidikan mempunyai nilai-nilai yang hakiki tentang harkat dan martabat kemanusiaan.

Namun ternyata, belakangan lembaga pendidikan yang namanya 'sekolah' ini hanya menyediakan waktu yang sangat terbatas, dan penuh dengan aturan yang ketat dan jelimet. Dan pada saat sekarang, 'sekolah' tersebut cenderung menganggap dirinya sebagai satu-satunya wadah pembelajaran bagi kelanjutan generasi. Kebanyakan orang sering melupakan bahwa pengetahuan dan keterampilan untuk bekal hidup dan kehidupan tidak hanya didapat dan dipelajari di 'sekolah'.

Akibat kompleksitas dan heterogenitas jenis, sifat, dan situasi yang disebut sekolah tersebut kebanyakan orang sering mengidentikkan dengan pendidikan; Manakala membicarakan pendidikan cenderung yang dibahas adalah sistem persekolahan; Akibatnya, paradigma pendidikan yang begitu universal hanya

Page 25: MASTER PLAN PENDIDIKAN KABUPATEN BANDUNG …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/110249... · dan metode pembangunan yang selalu mengarah pada input oriented ... (Master

Badan

Perencanaan

Daerah

Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025

Bab II : Kerangka Pemikiran 9

dipandang secara terbatas, dan lebih banyak adaptif daripada inisiatif. Akhirnya, sistem pembangunan pendidikan pun lebih banyak tergantung pada sistem politik yang dianut dalam menyelenggarakan pemerintahan.

Baru saja bangsa ini membenahi segala kemelut akibat 'huru-hara' menggulingkan tirani pemerintahan, sekarang harus pula berkemas dengan segala dampak negatif arus globalisasi. Dengan belajar dari pengalaman, dimaklumi bahwa setiap permasalahan yang dihadapi hanya dapat dipecahkan dengan upaya penguasaan dan peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi. Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan perwujudan tingkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Dari sejarah peradaban pula kita dapat belajar bahwa hanya manusia yang berkualitaslah yang akan mampu berperan dalam kehidupan. Karena itu, peningkatan kualitas SDM sudah merupakan suatu keharusan untuk segera diupayakan secara terencana, terarah, dan terkendali.

Peningkatan kualitas SDM ternyata tidak bisa dilakukan kecuali hanya melalui pendidikan, dan karenanya hanya melalui peningkatan kualitas pendidikanlah kualitas SDM dapat ditingkatkan. Menyadari betapa pentingnya peningkatan kualitas pendidikan tersebut, pemerintah telah melakukan berbagai kebijakan dan berbagai upaya pula telah dilaksanakan. Namun, sepertinya tetap saja belum berhasil membawa masyarakat dan bangsa untuk dapat bersaing dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Bahkan, bila kualitas SDM Bangsa Indonesia diukur dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), hampir setiap tahun peringkat Indonesia selalu berada pada tingkatan yang memalukan harkat dan martabat bangsa.

Kenyataan tersebut ternyata di antaranya disebabkan oleh ketidaktersediaan rencana induk pembangunan pendidikan yang komprehensif, antisipatif dan berwawasan jauh ke depan. Di samping itu, pendekatan dan strategi pembangunan yang dilakukan pun hampir selalu mengarah pada input oriented dan macro oriented. Pendekatan terhadap input ini ditunjukkan hampir pada semua kebijakan yang selalu bersandar pada pemenuhan semua kebutuhan komponen masukan pendidikan, dengan keyakinan akan menghasilkan output yang berkualitas. Tetapi pada kenyataannya, pendekatan dan strategi ini hanya efektif di lingkungan ekonomi dan bisnis. Sedangkan pendekatan makro, ditunjukkan oleh manajemen yang terpusat. Kebijakan yang didasarkan pada proyeksi secara makro, pada kenyataannya

Page 26: MASTER PLAN PENDIDIKAN KABUPATEN BANDUNG …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/110249... · dan metode pembangunan yang selalu mengarah pada input oriented ... (Master

Badan

Perencanaan

Daerah

Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025

Bab II : Kerangka Pemikiran 10

sering kurang menyentuh persoalan-persoalan mendasar yang dihadapi para pelaksana pendidikan pada tingkat kelembagaan satuan pendidikan. Kondisi-kondisi tersebut, tentu saja memerlukan pembaharuan-pembaharuan mendasar, baik yang menyangkut objek pembangunan maupun metodologi dalam pelaksanaan pembangunan.

Apabila proses-proses pembangunan pendidikan dipandang dari sudut keilmuan, akan berkaitan dengan makna imperative yang merujuk paradigma filsafat keilmuan dengan objek dan metodologi studi yang jelas. Objek pembangunan pendidikan sepatutnya merujuk pula pada paradigma ilmu pendidikan, bukan pada paradigma ilmu non-kependidikan. Ilmu pendidikan mempunyai paradigma yang berbeda dengan paradigma ketatanegaraan maupun politik, baik dalam aspek ontology, aksiologi dan epistemologinya. Walaupun dalam tatanan praktek kependidikan lebih banyak menyesuaikan diri dengan bentuk konstelasi dan proses politik ketatanegaraan, tetapi hal tersebut sebetulnya hanya bersifat kontekstual. Metodologi implementasi teori pembangunan pendidikan, dapat saja merujuk paradigma keilmuan yang selama ini digunakan dalam disiplin ilmu sosial lainnya, namun, dalam aspek substansi ilmu pendidikan mempunyai kekhususan yang sulit didekati dengan paradigma keilmuan lainnya.

Kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan pembangunan pendidikan pada dasarnya akan selalu menyentuh perangkat kendali sistem pendidikan yang universal. Paradigma pendidikan yang selalu didasarkan pada paradigma ilmu-ilmu obyektif, telah terbukti hanya menghasilkan manusia-manusia mekanis yang kurang kreatif. Karena itu, untuk melakukan pembangunan pendidikan di Indonesia, tidak ada altematif lain kecuali melakukan pembaharuan orientasi dan pendekatan dalam manajemen pembangunan pendidikan itu sendiri. Di samping itu, pandangan nilai tentang pembaharuan pendidikan tidak hanya sekedar etika dalam arti 'baik' atau 'tidak baik', namun lebih ditekankan pada tujuan mengapa perlu ada pembaharuan dalam pembangunan pendidikan. 'Nilai' dan tujuan 'baik' dari pembaharuan hanya akan ada apabila pembaharuan itu sendiri dapat menciptakan sesuatu yang bermanfaat. Jika pembaharuan pembangunan pendidikan harus dilakukan, menunjukkan bahwa dalam pembangunan pendidikan selama ini ada sesuatu yang kurang bermanfaat. Dengan kata lain, kekurangan atau kelebihan dalam pembangunan pendidikan harus dapat ditemukan, dianalisis,

Page 27: MASTER PLAN PENDIDIKAN KABUPATEN BANDUNG …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/110249... · dan metode pembangunan yang selalu mengarah pada input oriented ... (Master

Badan

Perencanaan

Daerah

Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025

Bab II : Kerangka Pemikiran 11

disintesa, kemudian dipraktekkan kembali sampai menunjukan hasil yang lebih bermanfaat.

B. Pendidikan dalam Perspektif Sosial, Budaya, Ekonomi

dan Politik

Reformasi pendidikan telah dilakukan, dan regulasi atas perubahan kebijakan pembangunan pendidikan nasional telah dimulai. Untuk itu, seluruh kebijakan yang terkait dengan perubahan, penyempurnaan dan pengembangan program pada semua jalur, jenjang dan jenis pendidikan harus dilakukan, yang kesemua itu diarahkan pada upaya untuk memberikan layanan pendidikan yang bermutu, sesuai dengan standar pendidikan yang telah ditetapkan. Pembangunan pendidikan nasional merupakan upaya bersama seluruh komponen pemerintah dan masyarakat yang dilakukan secara terencana dan sistematis untuk mewujudkan peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Berdasarkan amanat UU.No.20 Tahun 2003 pasal l butir 1, pendidikan mempunyai posisi strategis untuk meningkatkan kualitas, harkat dan martabat setiap warga negara sebagai bangsa yang bermartabat dan berdaulat. Dalam konteks tersebut pendidikan harus dilihat sebagai human investment yang mempunyai perspektif multidimensional baik sosial, budaya, ekonomi dan politik.

Dalam perspektif sosial, pendidikan akan melahirkan insan-insan terpelajar yang mempunyai peranan penting dalam proses transformasi sosial di dalam masyarakat. Pendidikan menjadi faktor determinan dalam mendorong percepatan mobilitas vertikal dan horisontal masyarakat, yang mengarah pada pembentukan konstruksi sosial baru. Konstruksi sosial baru ini terdiri atas lapisan masyarakat kelas menengah terdidik, yang menjadi elemen penting dalam memperkuat daya rekat sosial (social cohesion). Pendidikan yang melahirkan lapisan masyarakat terdidik itu menjadi kekuatan perekat yang menautkan unit-unit sosial di dalam masyarakat: keluarga, komunitas masyarakat, dan organisasi sosial yang kemudian menjelma dalam bentuk organisasi besar berupa lembaga negara. Dengan demikian, pendidikan dapat memberikan sumbangan penting pada upaya memantapkan integrasi sosial untuk terwujudnya integrasi nasional.

Page 28: MASTER PLAN PENDIDIKAN KABUPATEN BANDUNG …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/110249... · dan metode pembangunan yang selalu mengarah pada input oriented ... (Master

Badan

Perencanaan

Daerah

Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025

Bab II : Kerangka Pemikiran 12

Dalam perspektif budaya, pendidikan juga merupakan

wahana penting dan medium yang efektif untuk mengajarkan norma, mensosialisasikan nilai, dan menanamkan etos kerja di kalangan warga masyarakat. Pendidikan juga dapat menjadi instrumen untuk memupuk kepribadian bangsa, memperkuat identitas nasional, dan memantapkan jati diri bangsa. Bahkan peran pendidikan menjadi lebih penting ketika arus globalisasi semakin kuat, yang membawa pengaruh nilai-nilai dan budaya yang seringkali bertentangan dengan nilai-nilai dan kepribadian bangsa Indonesia. Dalam konteks ini, pendidikan dapat menjadi wahana strategis untuk membangun kesadaran kolektif (collective conscience) sebagai warga mengukuhkan ikatan-ikatan sosial, dengan tetap menghargai keragaman budaya, ras, suku-bangsa, dan agama, sehingga dapat memantapkan keutuhan nasional.

Dalam perspektif ekonomi, pendidikan merupakan upaya

mempersiapkan sumber daya manusia (human invesment) yang akan menghasilkan manusia-manusia yang handal untuk menjadi subyek penggerak pembangunan ekonomi nasional. Oleh karena itu, pendidikan harus mampu melahirkan lulusan-lulusan bermutu yang memiliki pengetahuan, menguasai teknologi, dan mempunyai keterampilan teknis yang memadai. Pendidikan juga harus dapat menghasilkan tenaga-tenaga profesional yang memiliki kemampuan kewirausahaan, yang menjadi salah satu pilar utama aktivitas perekonomian nasional. Bahkan peran pendidikan menjadi sangat penting dan strategis untuk meningkatkan daya saing nasional dan membangun kemandirian bangsa, yang menjadi prasyarat mutlak dalam memasuki persaingan antarbangsa di era global.

Di era global sekarang ini, berbagai bangsa di dunia telah mengembangkan knowledge-based economy (KBE), yang mensyaratkan dukungan sumber daya manusia (SDM) berkualitas. Karena itu, pendidikan mutlak diperlukan guna menopang pengembangan ekonomi berbasis pengetahuan - education for the knowledge economy (EKE). Dalam konteks ini, satuan pendidikan harus pula berfungsi sebagai pusat penelitian dan pengembangan (research and development), yang menghasilkan produk-produk riset unggulan yang mendukung KBE. Pengembangan ekonomi nasional berbasis pada keunggulan sumber daya alam dan sosial yang tersedia, ditambah dengan ketersediaan SDM bermutu yang menguasai Iptek sangat menentukan kemampuan bangsa dalam memasuki kompetensi global dan ekonomi pasar bebas, yang menuntut daya saing

Page 29: MASTER PLAN PENDIDIKAN KABUPATEN BANDUNG …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/110249... · dan metode pembangunan yang selalu mengarah pada input oriented ... (Master

Badan

Perencanaan

Daerah

Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025

Bab II : Kerangka Pemikiran 13

tinggi. Dengan demikian, pendidikan diharapkan dapat menyiapkan sumber daya manusia-manusia unggul yang mampu meningkatkan daya saing nasional dan mengantarkan bangsa Indonesia meraih keunggulan bersaing ditingkat global.

Dalam perspektif politik, pendidikan harus mampu

mengembangkan kapasitas individu untuk menjadi warga negara yang baik (good citizens), yang memiliki kesadaran akan hak dan tanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bemegara. Karena itu, pendidikan harus dapat melahirkan individu yang memiliki visi dan idealisme untuk membangun kekuatan bersama sebagai bangsa. Visi dan idealisme itu haruslah merujuk dan bersumber pada paham ideologi nasional, yang dianut oleh seluruh komponen bangsa. Dalam jangka panjang, pendidikan niscaya akan melahirkan lapisan masyarakat terpelajar yang kemudian membentuk critical mass, yang menjadi elemen pokok dalam upaya membangun masyarakat madani. Dengan demikian, pendidikan merupakan usaha seluruh komponen bangsa untuk meletakkan landasan sosial yang kokoh bagi terciptanya masyarakat demokratis, yang bertumpu pada golongan masyarakat kelas menengah terdidik yang menjadi pilar utama civil society, yang menjadi salah satu tiang penyangga bagi upaya perwujudan pembangunan masyarakat demokratis.

C. Tantangan Pembangunan Pendidikan di Daerah

Pelaksanaan otonomi daerah, khususnya dalam bidang manajemen pembangunan pendidikan dewasa ini merupakan sesuatu yang baru, yang memerlukan kecermatan dalam pelaksanaannya, agar tidak menimbulkan dampak negatif. Dampak negatif ini perlu diantisipasi, karena di samping masih dihadapkan pada berbagai problema, juga dihadapkan pada berbagai tantangan yang harus dihadapi.

Problema-problema yang berkaitan dengan kualitas pendidikan di daerah, penanganannya memang tidak sesederhana seperti yang dibayangkan. Diakui, bahwa keragaman letak geografis dengan aneka ragam budaya, adat-istiadat, dan bahasa, menuntut adanya pola-pola pelaksanaan pendidikan yang tidak seragam. Keragaman latar belakang lingkungan alam dan pekerjaan, menuntut pula adanya isi dan pola layanan pendidikan yang berbeda.

Tantangan berat pendidikan yang dihadapi dewasa ini sebenarnya telah disinyalir oleh Coombs (1976), yang mengemukakan bahwa krisis yang melanda dunia pendidikan

Page 30: MASTER PLAN PENDIDIKAN KABUPATEN BANDUNG …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/110249... · dan metode pembangunan yang selalu mengarah pada input oriented ... (Master

Badan

Perencanaan

Daerah

Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025

Bab II : Kerangka Pemikiran 14

karena muncul ketidakseimbangan peran. Bahwa krisis pendidikan disebabkan oleh empat faktor: Pertama, the increase in popular aspirations for education, yang ditandai oleh tumbuh kembangnya sekolah-sekolah dan universitas di mana-mana; Kedua, the acute scarsity of the resources, yang ditandai oleh kurang responsifnya sistem pendidikan terhadap kebutuhan masyarakat secara menyeluruh; Ketiga, the inherent innertia of educational system, yang ditandai oleh mengapa pendidikan selalu terlambat berantisipasi untuk menyesuaikan diri terhadap hal-hal di luar dunia pendidikan; Keempat, the innertia of sociaties themselves, hal-hal seperti sikap tradisional, prestige and incentive pattern

menghalangi meningkatkan tenaga kerja pembangunan. Tampaknya, apa yang disinyalir oleh Coombs tersebut, masih relevan dengan kondisi di Indonesia.

Tantangan-tantangan berat yang harus dihadapi dalam pembangunan pendidikan di daerah khususnya, berkenaan dengan aspek: (1) peningkatan mutu pendidikan, (2) pemerataan pendidikan, (3) efisiensi manajemen, (4) peranserta masyarakat, dan (5) akuntabilitas. Keenam aspek tantangan tersebut diilustrasikan pada Gambar 2.1.

Sumber: Yoyon Bahtiar Irianto, Pembangunan Manusia dan Pembaharuan Pendidikan, Bandung: Laboratorium Administrasi Pendidikan UPI, 2006, hal.59.

Gambar 2.1 Tantangan dalam Pembangunan Pendidikan di Daerah

Kelima aspek yang menjadi tantangan berat pembangunan pendidikan di Indonesia, yaitu:

Pertama, dalam aspek peningkatan mutu, berkenaan dengan urgensi pemberian otonomi daerah, yang salah satunya adalah untuk menghadapi persaingan global. Setidaknya ada tiga kemampuan dasar yang diperlukan agar masyarakat Indonesia dapat ikut dalam persingan global, yaitu: kemampuan manajemen, kemampuan teknologi, dan kualitas manusianya sendiri. Mutu yang diinginkan bukan hanya sekedar memenuhi

Tantangan Pendidikan

Peningkatan Mutu

Pemerataan Pendidikan

Efisiensi Manajemen

Peran Serta Masyarakat

Akuntabilitas

Page 31: MASTER PLAN PENDIDIKAN KABUPATEN BANDUNG …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/110249... · dan metode pembangunan yang selalu mengarah pada input oriented ... (Master

Badan

Perencanaan

Daerah

Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025

Bab II : Kerangka Pemikiran 15

standar lembaga, atau standar nasional semata-mata, tetapi harus memenuhi standar internasional.

Kedua, dalam aspek pemerataan, berkenaan dengan peningkatan aspirasi masyarakat diperkirakan juga akan meningkatnya pemerataan memperoleh kesempatan pendidikan. Tetapi ini akan membutuhkan ongkos yang tinggi, dengan semakin tingginya jarak antar daerah dalam pemerataan fasilitas pendidikan, sangat potensial memunculkan ketimpangan dalam perolehan mutu pendidikan. Tanpa intervensi manajemen, anggota masyarakat dari daerah kabupaten/kota yang kaya dengan jumlah penduduk yang relatif sedikit, akan dapat menikmati fasilitas pendidikan yang jauh lebih baik dari anggota masyarakat pada daerah kabupaten/kota yang miskin. Dan apabila kesempatan pendidikan ini juga mempengaruhi kesempatan untuk memperoleh penghasilan, maka dalam jangka panjang akan berpotensi meningkatnya jurang kesenjangan ekonomi antar daerah.

Ketiga, dalam aspek efisiensi manajemen, berkenaan dengan keterbatasan sumber pendanaan dalam pelaksanaan pendidikan. Dengan pelaksanaan otonomi daerah diharapkan dapat meningkatkan efisiensi pengelolaan (technical efficiency) maupun efisiensi dalam mengalokasikan anggaran (economic afficiency). Fiske, pernah mengungkap pengalaman di Papua New Guinea dan Jamaica, bahwa dengan pelaksanaan otonomi daerah, pembiayaan justru meningkat karena bertambahnya struktur organisasi daerah yang menambah lebih banyak personil pemerintahan tetapi tidak mampu melaksanakan otonomi daerah. Hal ini dapat dijadikan pelajaran, mengingat di Indonesia selama 32 tahun menganut sistem pengelolaan yang sangat sentralistik.

Keempat, dalam aspek peranserta masyarakat, berkenaan dengan filosofi diberikannya otonomi kepada daerah. Peranserta masyarakat dalam pendidikan dapat berupa perorangan, kelompok, lembaga industri atau lembaga-lembaga kemasyarakatan lainnya. Namun, perlu diantisipasi bahwa peranan masyarakat tersebut cenderung terbatas pada lingkup kabupaten/kota yang bersangkutan. Karena itu, menurut Djam'an Satori, perlu juga intervensi kebijakan nasional yang dapat menerapkan subsidi silang supaya peranserta masyarakat dalam sistem desentralisasi tidak memperlebar jurang ketimpangan pemerataan fasilitas pendidikan antar daerah.

Kelima, dalam aspek akuntabilitas. Melalui otonomi, pengambilan keputusan yang menyangkut pelayanan jasa

Page 32: MASTER PLAN PENDIDIKAN KABUPATEN BANDUNG …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/110249... · dan metode pembangunan yang selalu mengarah pada input oriented ... (Master

Badan

Perencanaan

Daerah

Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025

Bab II : Kerangka Pemikiran 16

pendidikan semakin dekat dengan masyarakat yang dilayaninya, sehingga akuntabilitas layanan tersebut bergeser dari yang lebih berorientasi kepada kepentingan pemerintah pusat kepada akuntabilitas yang lebih berorientasi kepada kepentingan masyarakat. Hal ini menuntut lebih besar partisipasi masyarakat dan orang tua dalam pengambilan keputusan tentang pelaksanaan pendidikan di daerah masing-masing.

Merujuk kelima tantangan berat pendidikan sebagaimana dikemukakan di muka, dapat disimpulkan bahwa kewajiban berat yang dibebankan kepada "Kereta Pendidikan" menjadikan manajemen pendidikan itu sendiri kebingungan menentukan apa yang harus dikerjakannya. Karena, di satu sisi upaya pendidikan harus berfungsi sebagai pengawet kebudayaan negara yang sekaligus berorientasi pada perkembangan dan keterwujudan kemampuan manusia atau Human Capacity Development (HCD) yang memiliki daya saing dan bermoral. Oleh sebab itu, pendidikan harus disediakan buat masyarakat secara merata (equality) dan menjadi aspirasi masyarakat. Di sisi lain lagi, upaya pendidikan harus dinyatakan dalam "kebijakan ekonomi", sebab pendidikan mempengaruhi secara langsung pertumbuhan ekonomi suatu bangsa. Hal ini bukan saja karena pendidikan berpengaruh terhadap produktivitas, tetapi juga akan berpengaruh terhadap fertilitas masyarakat. Pendidikan harus dapat menjadikan SDM lebih bisa mengerti dan siap dalam menghadapi pertempuran dan perubahan di lingkungan kerja.

Bila kita mau jujur tentang hasil pendidikan dewasa ini yang kita rasakan, tentunya kita berharap bahwa hasil-hasil pendidikan yang seharusnya diupayakan ialah bagaimana hasil pendidikan itu dapat memberikan makna untuk hidup dan kehidupan, baik untuk masa kini maupun untuk masa depan. Kita kurang berani mengatakan bahwa pendidikan kita sedang kehilangan 'kebermaknaan'. Semakin tinggi tingkat pendidikan, bangsa ini semakin 'manja', semakin `konsumtif, kurang `kreatif. Akhirnya, masyarakat bergelimang dengan orang-orang berpendidikan, tapi rendah dalam iman dan ahlaq. Sebetulnya hanya bergelimang dengan 'kefakiran' dan 'kebodohan', yang kalau tidak ditangani dengan sungguh-sungguh bangsa ini akan penuh dengan SDM-SDM bergelimang dengan 'kekufuran'.

D. Urgensi Rencana Induk (Master Plan) Pembangunan

Pendidikan

Page 33: MASTER PLAN PENDIDIKAN KABUPATEN BANDUNG …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/110249... · dan metode pembangunan yang selalu mengarah pada input oriented ... (Master

Badan

Perencanaan

Daerah

Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025

Bab II : Kerangka Pemikiran 17

1. Perencanaan Pembangunan Pendidikan

Pada kasus organisasi pendidikan, sekalipun sudah diberlakukan kebijakan otonomi daerah, manajemen sistem pendidikan di daerah masih mempunyai ruang lingkup kewilayahan. Secara teoritis, perencanaan pendidikan dapat dibagi ke dalam tingkat-tingkat perencanaan seperti: tingkat perencanaan makro, meso dan tingkat perencanaan mikro. Dengan istilah yang lebih populer, perencanaan makro adalah perencanaan pada tingkat pusat (nasional), perencanaan meso adalah perencanaan pada tingkat provinsi, sedangkan perencanaan mikro adalah perencanaan pada tingkat kabupaten atau kecamatan. Demarkasi dari pembagian tersebut sebenarnya lebih bersifat kontekstual daripada bersifat konseptual dan teknikal.

Lahirnya UU.No.32 Tahun 2004 merupakan langkah strategis dalam sejarah pembaharuan pendidikan di Indonesia. Namun apakah langkah strategis ini sudah ditunjang oleh sub sistem perencanaan yang mantap dan terintegrasi, sistem informasi yang akurat untuk mendukung pelaksanaan undang-undang dan peraturan pemerintah tersebut? Seandainya sudah memiliki, apakah sistem perencanaan tersebut masih relevan dengan tuntutan undang-undang dan peraturan pemerintah itu? Pendekatan mana yang mesti kita ambil yang sesuai dengan kondisi objektif Indonesia yang beranekaragam?

Penerapan desentralisasi wewenang untuk mengemban fungsi perencanaan nampaknya merupakan alternatif yang perlu segera dilaksanakan. Pola ini tidak berbeda dengan konsep perencanaan mikro yang pada dasarnya merupakan lanjutan dari suatu konsep perencanaan pada semua tingkat perencanaan. Namun perencanaan mikro lebih berakar pada tingkat yang paling bawah (grassroot level).

Perencanaan pada tingkatan makro biasanya hanya memperhatikan berbagai sasaran dan prioritas pada tingkat nasional dan atau provinsi. Sebaliknya perencanaan pendidikan pada tingkatan mikro, memodifikasi sasaran dan prioritas tersebut kemudian disesuaikan dengan kondisi sosio-kultural dan dinamika kehidupan pada tingkat lokal. Perincian sasaran dan prioritas pada tingkat mikro dapat menyajikan suatu latar belakang yang lebih realistik daripada norma-norma yang bersifat abstrak yang dikembangkan pada tingkat nasional.

Implikasi pada sistem perencanaan pendidikan di daerah, paling tidak menyangkut dua aspek:

Page 34: MASTER PLAN PENDIDIKAN KABUPATEN BANDUNG …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/110249... · dan metode pembangunan yang selalu mengarah pada input oriented ... (Master

Badan

Perencanaan

Daerah

Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025

Bab II : Kerangka Pemikiran 18

Pertama, dalam aspek pendekatan (approach) pendidikan paling sedikit ada tiga pilihan, yaitu pendekatan Tuntutan Sosial, yang didasarkan pada penyaluran kebutuhan masyarakat untuk memperoleh pendidikan yang paling minimal; Pendekatan

Ketenagakerjaan, dapat dinyatakan sebagai usaha mengarahkan pendidikan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja dengan persyaratan tertentu pada tingkat nasional; Pendekatan Untung-Rugi, dinyatakan bahwa pendidikan merupakan investasi manusia yang harus memberikan keuntungan secara ekonomis baik secara individu maupun untuk negara, dengan pendekatan ekonomis, yang lebih ditekankan pada efisiensi penggunaan dana.

Melihat kondisi umum di daerah, tampaknya belum memungkinkan memilih salah satu pendekatan untuk diterapkan dalam sistem perencanaan pembangunan pendidikan. Karena itu, perlu dipertimbangkan pendekatan secara integratif dari keempat pendekatan itu, sesuai dengan tujuan dan jenjang, jenis dan jalur pendidikan.

Kedua, masalah proses perencanaan dikenal dalam bentuk pendekatan perencanaan administratif dan pendekatan perencanaan grass-roots. Pendekatan proses perencanaan pendidikan menurut UU.No.32 Tahun 2004 pun masih tergolong pendekatan administratif, karena hampir semua perencanaan pendidikan dirumuskan dan ditetapkan secara administratif, karena hampir semua perencanaan pendidikan didominasi Depdiknas. Namun demikian, kesempatan pengembangan perencanaan yang bersifat grass-roots approach sangat terbuka. Pendekatan ini memberi hak kepada para pengelola program pembangunan pendidikan di daerah untuk mengembangkan sistem perencanaan yang dinilai paling cocok dengan daerah atau lembaganya. Hal inilah yang sesungguhnya harus diimplementasikan dalam Rencana Induk (Master Plan) Pembangunan Pendidikan di masing-masing daerah. Bila model yang dikembangkan dinilai baik, maka melalui proses bottom-up bisa disebarkan sebagai model yang pantas untuk diterapkan.

2. Pendekatan dan Metodologi

"Pembaharuan" pada hakekatnya merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan hidup dan penghidupan. Apa yang berbeda dalam setiap langkah dan prospek pembaharuan yang akan datang, akan semakin cepat dan mempengaruhi setiap bagian dari kehidupan, termasuk nilai-nilai kepribadian, kesusilaan, kedaerahan, baik secara individu maupun kelompok. Pandangan

Page 35: MASTER PLAN PENDIDIKAN KABUPATEN BANDUNG …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/110249... · dan metode pembangunan yang selalu mengarah pada input oriented ... (Master

Badan

Perencanaan

Daerah

Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025

Bab II : Kerangka Pemikiran 19

ini menunjukkan bahwa dorongan untuk melakukan pembaharuan mempunyai kekuatan dan sumber-sumber pendorong tertentu. Kekuatan-kekuatan tersebut dapat saja berupa: budaya kerja, teknologi, kecenderungan sosial, globalisasi, dan mungkin dalam tatanan politik dunia. Sumber kekuatan budaya kerja, kemungkinan dari perbedaan cultural, peningkatan professional, dan banyaknya hal baru yang memerlukan keterampilan baru pula. Sumber kekuatan teknologi, dapat bersumber dari otomatisasi sistem atau merekayasa kembali. Sumber kecenderungan sosial, mungkin dari pertumbuhan dan peningkatan pendidikan tinggi, penangguhan usia perkawinan. Sumber kekuatan globalisasi, mungkin dari pengaruh pasang-surut pasar dunia dan persaingan global.

a. Analisis Posisi

Langkah berikutnya dalam proses pembaharuan adalah untuk menganalisis posisi kinerja pendidikan di daerah. Perbedaan antara apa yang harus dilakukan pendidikan dan keuntungan apa yang dapat diambil dari peluang itu. Kesenjangan tersebut boleh jadi positif, seperti halnya pada kasus peluang baru akibat dari pembaharuan selera stakeholders. Atau mungkin bisa negatif, jika suatu kemunduran keinginan masyarakat atau hilang oleh karena adanya pengaruh-pengaruh lain. Kesenjangan tersebut bisa terjadi ketika upaya-upaya dalam pembangunan pendidikan bersifat temporer. Ketika kesenjangan diketahui terjadi, maka harus menjamin kebenarannya bahwa kesenjangan tersebut memang betul-betul terjadi.

Sumber data untuk menganalisis posisi pendidikan ialah lingkungan masyarakat, baik internal maupun eksternal. Metode yang digunakan biasanya Analisa SWOT, yaitu Strength (Kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunity (kesempatan), dan Threaths (ancaman). Analisa internal adalah Strength dan Weaknesses sedang analisa eksternal adalah Opportunity dan Threats. Untuk menginterpretasikan SWOT, pimpinan harus menggunakan cara yang disebut benchmaking. Konsep benchmaking merupakan sederetan kegiatan manajerial yang menjadi dasar dari analisa posisi, yaitu scaning, interpretation dan choice.

Tujuan SWOT adalah mengidentifikasi berbagai permasalahan yang berkembang yang dimungkinkan menghambat, menghalangi, atau mengganggu berlangsungnya kehidupan masyarakat. Dengan analisa SWOT akan lebih memahami dan menanggapi faktor-faktor penting dari kinerja pendidikan. Dengan analisa posisi, akan menghasilkan kedudukan

Page 36: MASTER PLAN PENDIDIKAN KABUPATEN BANDUNG …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/110249... · dan metode pembangunan yang selalu mengarah pada input oriented ... (Master

Badan

Perencanaan

Daerah

Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025

Bab II : Kerangka Pemikiran 20

dan tingkat kemampuan organisasi pendidikan dalam menghadapi teknologi baru, kecenderungan kehidupan masyarakat. Sebelum strategi disusun, data tersebut selanjutnya diinterpretasikan ke dalam pilihan-pilihan tindakan sesuai dengan kegiatannya, sehingga dapat menentukan pilihan sesuai dengan kebutuhan, keinginan dan harapan masyarakat.

Untuk mendapatkan data yang akurat maka seorang perencana pendidikan harus membina kerja sama dengan beberapa pihak yang memegang peranan, terutama orang-orang yang berperan dalam pengambilan keputusan. Kemudian melakukan scanning terhadap pilihan-pilihan tindakan. Ada tiga cara yang dapat dilakukan, yaitu: (1) Sistem irregular scanning, yang menitikberatkan pada kejadian-kejadian yang telah terjadi, (2) Sistem regular scanning, yang mereview posisi organisasi pada kondisi tertentu, dan (3) Sistem continuing scanning, sistem ini secara kontinyu dan terus menerus memonitor komponen-komponen dari lingkungan eksternal dan internal organisasi. Setelah melakukan scanning, kemudian melakukan forecasting, yaitu langkah yang paling sulit dalam analisa SWOT. Dalam langkah ini dilakukan indentifikasi isu-isu strategis yang mempengaruhi posisi organisasi pendidikan di masa datang. Forecasting dilakukan misalnya pada masalah kondisi politik, sosial-ekonomi atau laju perkembangan teknologi. Metoda forecasting posisi biasanya tidak terlepas dari analisis lintas-dampak dan pendapat para ahli.

b. Mendiagnosa Permasalahan

Pada umumya, hampir semua proses pembaharuan sering dimulai secara terburu-buru. Para perencana pendidikan sering tidak sabar menemukan solusinya sebelum dirinya sendiri mendapat kejelasan posisinya. Permasalahan yang paling krusial menyangkut: (1) Permasalahan apa yang khusus harus diutamakan? (2) Apa yang menjadi penyebab masalah ini muncul dan paling utama mendapat penyelesaian? (3) Aspek apa yang harus diubah untuk memecahkan permasalahan ini? (4) Kekuatan apa yang dapat mendukung dan menghalangi jika upaya itu dilakukan? (5) Apakah tujuan utama penyelesaian masalah itu dan bagaimana mengukur hasilnya?

Berbagai teknik pengumpulan data untuk mendiagnosa permasalahan perlu digunakan, misalnya: survei sikap, konferensi, wawancara informal, pertemuan kelompok. Hasil-hasil dari teknik ini, selanjutnya dianalisis dengan teknik Critical Success Factor Identification (CSF-Identification), yaitu analisis untuk mengetahui

Page 37: MASTER PLAN PENDIDIKAN KABUPATEN BANDUNG …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/110249... · dan metode pembangunan yang selalu mengarah pada input oriented ... (Master

Badan

Perencanaan

Daerah

Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025

Bab II : Kerangka Pemikiran 21

faktor-faktor penentu keberhasilan dalam melaksakan setiap alternatif tindakan yang dipilih. CSF-Identification pun terbagi atas dua bagian, yaitu identifikasi faktor-faktor internal dan faktor-faktor eksternal. Faktor-faktor penentu internal ialah faktor-faktor penentu yang terkena dampak langsung dari tindakan yang dipilih. Sedangkan faktor-faktor penentu eksternal ialah faktor-faktor di luar konteks alternatif tindakan yang kemungkinan berpengaruh terhadap pelaksanaannya.

c. Memilih dan Menentukan Strategi

Langkah berikutnya adalah memilih dan menentukan prioritas strategi pembaharuan yang lebih praktis. Pembaharuan dapat dilakukan dengan merubah kekuatan aspek tertentu yang paling krusial dan dapat berpengaruh pada aspek-aspek lainnya. Ada empat pilihan strategi yang saling berhubungan yaitu: teknologi, struktur, tugas dan orang-orang yang terkena dalam pembaharuan. Pembaharuan yang terjadi pada masing-masing umumnya mempengaruhi yang lainnya, dan kita harus memilih aspek mana yang akan dijadikan prioritas.

Dalam perencanaan pendidikan di daerah, penggunaan teknologi pada dasarnya ada dua cara untuk meningkatkan pelayanan, yaitu: tuntutan untuk meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat, atau efisiensi dengan mengurangi unit biaya. Mungkin, untuk mengubah suatu teknologi pelayanan sudah dianggap strategi umum, namun strategi ini mempunyai efek jangkauan yang lebih luas, baik pada unit biaya dan cara-cara personil dalam melakukan pelayanan sepanjang organisasi itu melakukan tugasnya. Kemungkinan besar, pengaruhnya bukan hanya terhadap para anggota organisasi salah satu unit organisasi, tetapi akan berpengaruh pula pada unit-unit lainnya, seperti terhadap sistem anggaran biaya, mekanisme pelaksanaan tugas, pola-pola koordinasi, sistem evaluasi dan sistem pertanggungjawaban, baik pertanggungjawaban terhadap tugas, hubungan antara individu dan pertanggungjawaban terhadap hasil-hasil yang diperoleh.

Penggunaan strategi struktur, berkaitan dengan tujuan untuk efisiensi dalam segala aspek kinerja organisasi, baik yang menyangkut tugas dan fungsi, reposisi individu, daya dukung dan kebutuhan sarana-prasarana, atau anggaran pembiayaan program. Strategi ini dalam wacana sekarang sering disebut dengan istilah 'ramping struktur kaya fungsi'.

Page 38: MASTER PLAN PENDIDIKAN KABUPATEN BANDUNG …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/110249... · dan metode pembangunan yang selalu mengarah pada input oriented ... (Master

Badan

Perencanaan

Daerah

Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025

Bab II : Kerangka Pemikiran 22

Penggunaan strategi tugas, berkaitan dengan dimensi waktu kapan pekerjaan dapat diubah, apakah karena penggunaan teknologi baru, atau karena reorganisasi struktur internal, atau karena perilaku manajerial. Pembaharuan tugas ini mempunyai tujuan-tujuan yang lebih spesifik, yaitu: (1) peningkatan atau pengurangan yang mendasar antara individu dengan volume pekerjaan, (2) peningkatan sikap dan apresiasi terhadap tugas ke arah yang lebih positif, (3) peningkatan peluang untuk memulai pembaharuan ke arah yang lebih humanis.

Penggunaan pada strategi orang sering melalui metode pengembangan organisasi (organization development). Metoda ini dipakai untuk mengubah pekerjaan anggota organisasi yang berhubungan dengan perilaku dan sikap yang mengarah pada individu, kelompok, atau organisasi secara keseluruhan. Metoda ini biasanya berbentuk sebuah program-program jangka panjang dengan tujuan untuk meningkatkan efektivitas kinerja mereka. Fokus dasamya adalah pada pembaharuan individu melalui pembaharuan mekanisme feed-back, pembentukan tim kerjasama, pemecahan masalah, penanganan dan pengendalian konflik, pola-pola hubungan antar pribadi, dan semacamnya.

Metode-metode dari setiap strategi yang dipilih dapat dikemukakan pada gambar berikut:

Sumber: Yoyon Bahtiar Irianto, Pembangunan Manusia dan Pembaharuan Pendidikan, Bandung:

Laboratorium Administrasi Pendidikan UPI, 2006, ha1.74.

Gambar 2.2

Alternatif Metode Pembaharuan Pendidikan

Teknologi

Struktur

Tugas

Ketenagaan

Modifikasi metode Teknik Modifikasi penggunaan Mesin-mesin Otomatisasi dan mekanisme sistem

Pembaharuan deskripsi-deskripsi posisi Modifikasi hubungan-hubungan otoritas dan pertanggung jawaban Modifikasi sistem penghargaan formal

Deskripsi dan spesifikasi tugas, simplikasi tugas, dan

pengembangan tim kerja sama

Pendidikan dalam jabatan Kursus-kursus pengembangan manajemen Program-program pengembangan organisasi

Page 39: MASTER PLAN PENDIDIKAN KABUPATEN BANDUNG …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/110249... · dan metode pembangunan yang selalu mengarah pada input oriented ... (Master

Badan

Perencanaan

Daerah

Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025

Bab II : Kerangka Pemikiran 23

d. Implementasi dan Tindak Lanjut

Langkah berikut di dalam proses pembaharuan pendidikan adalah bagaimana setiap persiapan yang dilakukan dapat diterapkan dalam kurun waktu yang tidak terlalu lama dan ditunda-tunda. Kemampuan utama untuk mendukung penerapan perencanaan pembangunan pendidikan tergantung pada seberapa baik pemerintah daerah menguatkan perilaku yang telah dipelajari dan disiapkan selama dan setelah usaha pembaharuan. Sebetulnya, implementasi yang efektif dalam perencanaan pendidikan memerlukan perilaku yang sama sekali baru. Namun, patut jadi pertimbangan, bahwa ketika perilaku baru secara wajar diganti, masyarakat menjadi lebih mungkin untuk mengembangkan dan memelihara pilihan untuk berperilaku dan berpartisipasi secara baru pula.

Dalam lima tahun mendatang, pembangunan pendidikan di daerah sudah semestinya diprioritaskan pada upaya meningkatkan kinerja pendidikan melalui tiga pilar strategi pembangunan, yang mencakup: (1) pemerataan dan perluasan akses pendidikan; (2) peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing; (3) tata kelola, akuntabilitas, dan pencitraan publik. Ketiga prioritas tersebut harus ditunjang dengan dukungan anggaran yang rasional, realistis dan proporsional baik dari APBN, APBD provinsi maupun APBD tingkat kabupaten.

Pada tahap pertama, merupakan tahap perencanaan yang dititikberatkan pada upaya meminimalkan kekuatan perlawanan terhadap pembaharuan dengan memutuskan kapan mulainya persiapan menentukan misi, memilih pimpinan tim dan alokasi sumber-sumber. Dalam tahap ini mulai menentukan fungsi dan proses atau produk dan pelayanan yang spesifik yang akan dilakukan, termasuk menetapkan tujuan, serta tindakan-tindakan secara lebih terperinci. Di samping itu, pada tahap ini dibutuhkan dukungan data awal mengenai hasil-hasil identifikasi variabel kinerja kelembagaan pendidikan berdasarkan ukuran-ukuran kebutuhan, keinginan dan harapan-harapan stakeholders. Variabel kinerja kelembagaan pendidikan tersebut merupakan kumpulan yang luas dari faktor kualitatif dan kuantitatif, yang mempengaruhi kinerja kelembagaan pendidikan.

Pada tahap kedua, merupakan tahap pergerakan, dengan mengubah orang, individu maupun kelompok, tugas-tugas, struktur organisasi, dan teknologi. Dapat dilakukan dengan riset terhadap

Page 40: MASTER PLAN PENDIDIKAN KABUPATEN BANDUNG …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/110249... · dan metode pembangunan yang selalu mengarah pada input oriented ... (Master

Badan

Perencanaan

Daerah

Master Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan PendidMaster Plan Pendidikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008ikan Kabupaten Bandung 2008----2025202520252025

Bab II : Kerangka Pemikiran 24

aktivitas internal, dengan memfokuskan pada keefektifan proses yang sedang berjalan, mengidentifikasi permasalahan yang kemungkinan dijawab oleh upaya-upaya pembaharuan yang diinginkan, dan mengidentifikasi organisasi dan kelembagaan pendidikan yang terbaik di kelasnya yang layak dijadikan pembanding. Kesimpulan-kesimpulan hasil riset ini dapat dijadikan bahan untuk assesment lembaga yang dirumuskan dalam program operasional. Dalam tahapan implementasinya, proses-proses manajemen pembangunan lebih lanjut harus memberikan dukungan politis dan membantu mengatasi berbagai perlawanan dan hambatan.

Pada tahap terakhir, merupakan tahap penstabilan pembaharuan, dengan upaya penguatan dampak pembaharuan, evaluasi basil pembaharuan, dan modifikasi-modifikasi yang bersifat konstruktif. Perlu dipertimbangkan bahwa pembaharuan merupakan proses yang berkesinambungan. Berdasarkan implementasi, harus direncanakan assesment secara periodik mengenai proses atau produk yang telah ditingkatkan dan benchmark selanjutnya; Dan berupaya mengintegrasikan pembaharuan ke dalam program-program peningkatan mutu dan perencanaan strategis kelembagaan pendidikan.

Langkah selanjutnya, para perencana dihadapkan pada permasalahan dalam memutuskan apakah proses pembaharuan sudah berhasil atau belum dicapai. Penentuan ini berupaya mengukur kecenderungan dalam peningkatan hasil-hasil dalam periode waktu tertentu. Dasar pertimbangannya ialah: (1) Apakah setelah dilakukan pembaharuan ada peningkatan produktivitas dan kepuasan dibandingkan dengan sebelum proses pembaharuan dimulai? (2) Seberapa besar peningkatan/kemunduran yang dihasilkan? dan (3) Berapa lama jangka waktu yang dibutuhkan dalam peningkatan/kemunduran yang dicapai itu?

Karena itu, di awal pembahasan telah disebutkan bahwa, sebelum menerapkan program pembaharuan, pihak manajemen perlu menetapkan tujuan dan sasaran internal dan eksternal untuk mengukur keberhasilan program pembangunan pendidikan. Upaya tersebut dapat dilaksanakan dengan regulasi proses feed-back melalui optimalisasi Team Building. Tim building adalah suatu metoda yang dirancang untuk membantu tim beroperasi secara lebih efektif dengan mengevaluasi dan meningkatkan struktur, proses, kepemimpinan, komunikasi, resolusi konflik dan kepuasan masyarakat secara umum.