masjid azizi sebagai peninggalan sejarah...

115
MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH KESULTANAN LANGKAT, SUMATERA TIMUR Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Adab dan Humaniora untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S.Hum.) Oleh: Cahayatun Nisa NIM: 11140220000004 JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2018 H./1439 M.

Upload: dinhthu

Post on 08-Mar-2019

243 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40326/1/... · Skripsi ini menjelaskan terkait peninggalan sejarah berupa material pada

MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN

SEJARAH KESULTANAN LANGKAT,

SUMATERA TIMUR

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Adab dan Humaniora

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Humaniora (S.Hum.)

Oleh:

Cahayatun Nisa

NIM: 11140220000004

JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

HIDAYATULLAH

JAKARTA

2018 H./1439 M.

Page 2: MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40326/1/... · Skripsi ini menjelaskan terkait peninggalan sejarah berupa material pada

MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN

SEJARAH KESULTANAN LANGKAT,

SUMATERA TIMUR

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Adab dan Humaniora

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Humaniora (S.Hum.)

Oleh:

Cahayatun Nisa

NIM: 11140220000004

JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

HIDAYATULLAH

JAKARTA

2018 H./1439 M.

Page 3: MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40326/1/... · Skripsi ini menjelaskan terkait peninggalan sejarah berupa material pada
Page 4: MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40326/1/... · Skripsi ini menjelaskan terkait peninggalan sejarah berupa material pada
Page 5: MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40326/1/... · Skripsi ini menjelaskan terkait peninggalan sejarah berupa material pada
Page 6: MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40326/1/... · Skripsi ini menjelaskan terkait peninggalan sejarah berupa material pada

i

ABSTRACT

Cahayatun Nisa, Azizi Mosque as Heritage of Langkat

Sultanate, East Sumatera

This thesis describes the historical relics in the form of material

during the sultanate of Langkat with the case study of Azizi

Mosque. Historical relics is an important instrument in tracing an

event and as a tangible evidence of the history that happened like

this Azizi Mosque. Writing and documenting historical relics is

important to preserve the sustainability and historical value that is

owned as a form of strength and national identity. Azizi Mosque

is a historical heritage of Langkat Sultanate which was founded

on 12 Rabiul Awal in 1320 H. coinciding with the date of June

13, 1902 M. The research technique that the writer do is through

historical approach with research methods in the form of

heuristics (data collection), criticism (external and internal),

interpretation, architectural analysis (morphology, stilistic,

technology, environment, acculturation culture) and

historiography (historical writing). Data collection techniques

that the author do is through interviews, literature study and

direct observation to the location of research objects. Based on

research that the author do found that this Azizi Mosque has a

wealth of art architecture with an interesting cultural

acculturation and magnificent. Various architectural arts from

local and outside blend in this building. Among the architectural

arts from Europe, Turkey, Arab and Malay. Azizi Mosque is a

clear proof of the glory of Langkat Sultanate and has officially

become a cultural heritage objects in 2010 with the identity

number of the mosque 01.5.02.05.11.00000.

Keywords: Historical Heritage, Langkat Sultanate, Azizi

Mosque

Page 7: MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40326/1/... · Skripsi ini menjelaskan terkait peninggalan sejarah berupa material pada

ii

ABSTRAK

Cahayatun Nisa, Masjid Azizi sebagai Peninggalan Sejarah

Kesultanan Langkat, Sumatera Timur

Skripsi ini menjelaskan terkait peninggalan sejarah berupa

material pada masa Kesultanan Langkat dengan studi kasus

Masjid Azizi. Peninggalan sejarah merupakan suatu instrumen

penting dalam menelusuri suatu peristiwa dan sebagai bukti nyata

dari sejarah yang terjadi seperti halnya Masjid Azizi ini.

Penulisan dan pendokumentasian peninggalan sejarah penting

dilakukan untuk menjaga kelestarian dan nilai sejarah yang

dimiliki sebagai bentuk kekuatan dan jati diri bangsa. Masjid

Azizi merupakan peninggalan sejarah Kesultanan Langkat yang

berdiri pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun 1320 H. bertepatan

dengan tanggal 13 Juni tahun 1902 M. Teknik penelitian yang

penulis lakukan adalah melalui pendekatan sejarah dengan

metode penelitian berupa heuristik (pengumpulan data), kritik

(ekstern dan intern), interpretasi, analisis arsitektur (morfologi,

stilistik, teknologi, lingkungan, akulturasi budaya) dan

historiografi (penulisan sejarah). Teknik pengumpulan data yang

penulis lakukan ialah melalui wawancara, studi pustaka dan

observasi langsung ke lokasi objek penelitian. Berdasarkan

penelitian yang penulis lakukan ditemukan bahwasanya Masjid

Azizi ini memiliki kekayaan seni arsitektur dengan akulturasi

budaya yang menarik dan megah. Berbagai seni arsitektur dari

lokal maupun luar menyatu pada bangunan ini. Di antaranya seni

arsitektur dari Eropa, Turki, Arab dan Melayu. Masjid Azizi ini

merupakan bukti nyata akan kejayaan dan keeksistensian ke-

Islaman Kesultanan Langkat dan telah resmi menjadi benda cagar

budaya pada tahun 2010 dengan nomor identitas masjid

01.5.02.05.11.00000.

Kata Kunci: Peninggalan Sejarah, Kesultanan Langkat,

Masjid Azizi

Page 8: MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40326/1/... · Skripsi ini menjelaskan terkait peninggalan sejarah berupa material pada

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat limpahan

rahmat-Nya penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Shalawat serta salam tak lupa senantiasa penulis curahkan kepada

Rasulullah SAW.

Selain itu, penulis juga ingin berterima kasih kepada

semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan

serta penulisan skripsi ini. Baik bersifat moril maupun materil,

maka dengan ini penulis mengucapkan terima kasih serta

penghargaannya atas dorongan dan kerja samanya kepada penulis

untuk menyelesaikan skripsi ini. Rasa terima kasih dan

penghargaan yang begitu besar penulis sampaikan kepada:

1. Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak Prof. Dr.

Dede Rosyada, MA.

2. Dekan Fakultas Adab dan Humaniora, Bapak Prof. Dr.

Sukron Kamil, MA.

3. Ketua Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam, Bapak H.

Nurhasan, MA. serta ibu Sholikatuss Sa’diyah, M.Pd.

selaku Sekretaris Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam

Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

4. Prof. Dr. Didin Saepuddin selaku dosen penasehat

akademik.

5. Dr. Parlindungan Siregar selaku Dosen Pembimbing yang

telah membimbing penulis sehingga dapat menyelesaikan

skripsi ini tepat waktu.

Page 9: MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40326/1/... · Skripsi ini menjelaskan terkait peninggalan sejarah berupa material pada

iv

6. Kedua orang tua yaitu Jauhari dan Nur’aini yang

senantiasa mendoakan, memotivasi dan memberikan kasih

sayang kepada penulis sehingga penulis mampu

mnyelesaikan skripsi ini.

7. Kakak-kakak dan adik-adik penulis, Fasrah Juliani,

S.Pd.I., Hikmah Lailani, S.Pd.I., Rizki Nur Jehan, M.Pd.

Muhammad Fajar Syahbani, Muhammad Wahyu

Hidayah.

8. Keluarga besar Sejarah Peradaban Islam angkatan 2014

9. Saudara-saudari Lembaga Dakwah Kampus UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta dan Fatahillah Researchers Sains &

Humanities (FRESH) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

10. Pemerintahan Daerah Kabupaten Langkat Provinsi

Sumatera Utara yang telah memberikan dukungan materil.

11. Terima kasih untuk semua teman-teman antar fakultas dan

universitas yang telah membantu dan mendukung penulis

dalam proses pengerjaan skripsi.

Semoga skripsi ini dapat menjadi salah satu acuan,

petunjuk atau pedoman terkait Masjid Azizi sebagai peninggalan

sejarah Kesultanan Langkat. Besar harapan penulis, semoga

karya tulis ini bisa menambah pengetahuan bagi para pembaca.

Jakarta, 27 April 2018

Penulis,

Cahayatun Nisa

Page 10: MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40326/1/... · Skripsi ini menjelaskan terkait peninggalan sejarah berupa material pada

v

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR JUDUL

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

ABSTRAK.....................................................................................i

KATA PENGANTAR................................................................iii

DAFTAR ISI................................................................................v

DAFTAR GAMBAR.................................................................vii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.......................................................1

B. Identifikasi Masalah...............................................7

C. Rumusan Masalah..................................................8

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian..............................8

E. Metode Penelitian..................................................9

F. Sistematika Penulisan..........................................13

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori....................................................14

B. Kajian Pustaka.....................................................17

C. Kerangka Berpikir...............................................20

BAB III : KONDISI GEOGRAFIS DAN HISTORIS

KESULTANAN LANGKAT

A. Kondisi Geografis................................................21

B. Sejarah Kesultanan Langkat................................23

C. Sejarah Masjid Azizi...........................................32

Page 11: MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40326/1/... · Skripsi ini menjelaskan terkait peninggalan sejarah berupa material pada

vi

BAB IV : DESKRIPSI ARSITEKUR BANGUNAN MASJID

AZIZI

A. Eksterior Masjid Azizi.........................................33

B. Interior Masjid Azizi............................................36

C. Ragam Hias..........................................................42

BAB V : ANALISIS BAGIAN ARSITEKTUR BANGUNAN

MASJID AZIZI

A. Analisis Arsitektur Masjid Azizi........................43

B. Analisis Lingkungan...........................................59

C. Akulturasi Budaya..............................................64

BAB VI : PENUTUP

A. Kesimpulan.........................................................65

B. Saran...................................................................66

DAFTAR PUSTAKA...............................................................67

LAMPIRAN.............................................................................73

Page 12: MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40326/1/... · Skripsi ini menjelaskan terkait peninggalan sejarah berupa material pada

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Tampak pagar mengelilingi bangunan masjid

Gambar 2 : Halaman di bagian induk Masjid

Gambar 3 : Halaman Luar Masjid

Gambar 4 : Parkiran Masjid Azizi

Gambar 5 : Pemakaman Sultan

Gambar 6 : Pemakaman masyarakat

Gambar 7 : Menara Masjid Azizi

Gambar 8 : Balai Pustaka T.Amir Hamzah

Gambar 9 : Balai Pustaka T.Amir Hamzah

Gambar 10 : Kamar mandi dan tempat wudhu Masjid Azizi

Gambar 11 : Pintu utama

Gambar 12 : Pintu kecil yan berada di kiri dan kanan pintu

utama

Gambar 13 : Jendela Masjid Azizi

Gambar 14 : Gaya arsitektur jendela Gotik yang berkembang

sejak tahun 1180

Gambar 15 : Dinding di dalam masjid yang dipenuhi kaligrafi

dan ornamen

Gambar 16 : Dinding bagian luar masjid

Gambar 17 : Mimbar Masjid Azizi

Gambar 18 : Maniatur Masjid Azizi

Gambar 19 : Bangunan Masjid Azizi. Terlihat terdapat

gambar asli kubah-kubah

Page 13: MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40326/1/... · Skripsi ini menjelaskan terkait peninggalan sejarah berupa material pada

viii

Gambar 20 : Tiang-tiang penyangga yang terdapat di dalam

masjid

Gambar 21 : Tiang penyangga bangunan luar masjid

Gambar 22 : Mihrab Masjid Azizi

Gambar 23 : Lantai marmer yang berada di dalam

Gambar 24 : Lantai yang berada di teras masjid

Gambar 25 : Lampu hias yang terletak di dalam masjid

Gambar 26 : Serambi bagian timur masjid dilihat dari luar

Gambar 27 : Serambi bagian timur masjid dilihat dari dalam

Gambar 28 : Pagar tampak dari dalam masjid

Gambar 29 : Ukiran salib pada ornamen pagar Masjid Azizi

Gambar 30 : Terlihat ornamen sisi depan pagar

Gambar 31 : Pagar yang mengelilingi bangunan induk Masjid

Azizi.

Gambar 32 : Makam T. Amir Hamzah

Gambar 33 : Menara Azizi

Gambar 34 : Ornamen Menara

Gambar 35 : Pintu Masjid Azizi

Gambar 36 : Masjid Jami’ Delhi, India

Gambar 37 : Jendela Masjid Azizi

Gambar 38 : Kubah utama dilihat dari dalam masjid (bagian

bawah kubah)

Gambar 39 : Kubah terlihat dari luar

Gambar 40 : Ukiran Kaligrafi pada dinding pintu masuk

Page 14: MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40326/1/... · Skripsi ini menjelaskan terkait peninggalan sejarah berupa material pada

ix

Gambar 41 : Dinding bagian dalam masjid

Gambar 42 : Ragam hias ornamen yang terdapat di dinding

bagian dalam masjid

Gambar 43 : Bungan Melur

Gambar 44 : Bermotifkan bintang

Gambar 45 : Mimbar Masjid Azizi

Gambar 46 : Mimbar Masjid Kuno di Turki

Gambar 47 : Mihrab Masjid Azizi

Gambar 48 : Ornamen mihrab Masjid Azizi

Gambar 49 : Mihrab Masjid di Cordoba, Spanyol

Gambar 50 : Denah lokasi Masjid Azizi

Gambar 51 : Masjid Badashi di Indiayang identik memiliki 3

buah kubah

Gambar 52 : Masjid Jami’ Delhi di Indiayang identik

memiliki 3 buah kubah

Gambar 53 : Masjid Azizi yang juga memiliki 3 kubah anak

yang dibuat menyerupai kubah masjid di India

dan kubah-kubah keil di atas setiap tiang

penyangga

Gambar 54 : Ukiran nama pendiri Masjid Azizi yang ditulis

dalam aksara Arab Melayu pada dinding pintu

masuk bagian utara Masjid Aziz

Gambar 55 : Ukiran nama pimpinan pihak Deli Maatchappij

di tembok Menara Masjid Azizi sebagai pendiri

Menara Masjid Azizi

Page 15: MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40326/1/... · Skripsi ini menjelaskan terkait peninggalan sejarah berupa material pada

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peninggalan sejarah merupakan hal yang sangat berharga

dalam sebuah perjalanan suatu peristiwa, sebagai bukti nyata dan

instrumen yang tidak dapat dilepaskan dalam menelusuri suatu

kejadian. Oleh karenanya, pelestarian peninggalan sejarah sangat

penting dilakukan sebagai upaya pendokumentasian jejak sejarah

yang terjadi. Apalagi, terkait sejarah perjalanan bangsa. Di

samping itu, hal ini juga berfungsi sebagai wujud kekuatan dan

rasa nasionalisme suatu bangsa. Rabinderanad Tagore pernah

mengatakan, “Bangsa yang besar dan kuat, ditunjukkan dari

bagaimana suatu bangsa itu melestarikan sejarahnya.”1

Sebagaimana halnya peninggalan sejarah Kesultanan

Langkat, sebuah kesultanan yang memiliki nilai sejarah dan arti

penting di Indonesia. Kesultanan Langkat merupakan salah satu

Kesultanan Melayu yang ada di Sumatera Timur (Sekarang

Sumatera Utara).2 Kesultanan ini memiliki perbatasan dengan

Selat Malaka dan Aceh di sebelah utara dan berbatasan

dengan Tanah Karo di sebelah selatan, berbatasan dengan

Kesultanan Deli di sebelah timur dan berbatasan dengan Negeri

Tamiang di sebelah barat.3

1 Zainal Arifin AKA., Langkat dalam Sejarah dan Perjuangan

Kemerdekaan, (Medan: Mitra, 2012), 8 2 Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Sumatera Utara,

Situs Sejarah Dunia Kilang Minyak Pangkalan Berandan, (Medan: Balitbang

Provinsi Sumatera Utara, 2011), 41 3 Djohar Arifin Husin, Sejarah Kesultanan Langkat, (Medan: tanpa

penerbit, 2013), 1

Page 16: MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40326/1/... · Skripsi ini menjelaskan terkait peninggalan sejarah berupa material pada

2

Kesultanan ini merupakan kesultanan terkaya di Sumatera

Timur.4 Bahkan merupakan satu-satunya Kesultanan Melayu di

Sumatera Timur yang memiliki kursi dan tahta Kesultanan serta

kereta kencana dari emas. Kesultanan ini mengalami masa

puncak kejayaannya antara tahun 1896-1926 ketika dipimpin oleh

Tengku Abdul Aziz Abdul Jalil Rahmadsyah.5

Secara etnis, penduduk Langkat aslinya bersuku Melayu.

Walaupun suku bangsa Jawa lebih banyak populasinya dari pada

suku Melayu sendiri. Hal ini disebabkan pada masa penjajahan,

Belanda banyak mendatangkan kuli kontrak dari pulau Jawa

untuk dipekerjakan sebagai buruh (kuli kasar) pada proyek

perkebunan milik Sultan Langkat yang dikontrakkan kepada

pemerintahan Belanda dengan Sultan Langkat.6

Berdasarkan catatan sejarah, sebelum Kesultanan Langkat

lahir, di daerah ini telah berdiri sebuah Kesultanan Melayu yakni

bernama Kesultanan Aru dengan pusat pemerintahan di Kota

Sipinang.7 Dalam buku Negara Kertagama dijelaskan bahwa

Kesultanan ini telah ada tahun 1365. Namun, diperkirakan

berdirinya pada abad ke-11. 8

4 Muhammad Alfin, “Kehidupan Sosial-Ekonomi Bangsawan Langkat

1942-1947”. (Skripsi, Medan: Universitas Negeri Medan, 2014), 1 5 Zainal Arifin, AKA., Langkat dalam Sejarah dan Perjuangan

Kemerdekaan, 23-24 6 Sulaiman Zuhdi, Langkat Dalam Kilatan Selintas Jejak Sejarah dan

Peradaban, (Stabat: Kantor Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Kabupaten

Langkat, 2014), 100 7 Terletak di hulu sungai Besitang lebih kurang 50 KM dari Besitang.

Sekarang kota Sipinang telah menjadi hutan dan berada dalam kawasan Taman

Nasional Gunung Leuser. 8 Zainal Arifin AKA, Langkat dalam Sejarah dan Perjuangan

Kemerdekaan, 14

Page 17: MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40326/1/... · Skripsi ini menjelaskan terkait peninggalan sejarah berupa material pada

3

Asal mula pembangunan Kesultanan Langkat terjadi pada

masa kepemimpinan Tengku Musa. Sedangkan pada masa

sebelumnya, Kesultanan terfokus pada pertahanan kekuasaan

sebab banyak terjadi peperangan. Di antaranya peperangan yang

dilakukan oleh Kesultanan Aceh dan Siak. Kesultanan ini

memperlihatkan eksistensinya yang begitu besar kepada

masyarakat Langkat khususnya bahkan masyarakat Indonesia

pada umumnya saat masa kepemimpinan Sultan Abdul Aziz.9

Kesultanan Langkat ini, merupakan kesultanan yang terletak

di daerah dengan kondisi ke-Islaman yang sangat baik. Bahkan

Langkat ini dikenal dengan kota Islam dan pencetak alim ulama.

Hal ini didukung pula dengan pembangunan-pembangunan pusat

peribadatan oleh Kesultanan seperti halnya Masjid Azizi.10

Masjid ini didirikan pada tanggal 12 Rabiul Awal 1320 H

atas saran dari Syekh Abdul Wahab Rokan.11 Berdirinya Masjid

ini merupakan salah satu bukti eksistensi ke-Islaman dan

kejayaan Kesultanan Langkat pada saat itu.12 Hal ini dapat

dilihat dari perkembangan Islam yang pesat dan didukung dengan

pendirian bangunan Masjid Azizi ini, di mana dibangun dengan

kekayaan seni arsitektur bermaterialkan bangunan impor dari luar

negeri begitu juga dengan arsitek yang sengaja dikontrak untuk

9 Zainal Arifin, Langkat dalam Sejarah dan Perjuangan Kemerdekaan,

29-30 10 M. Kasim Abdurrahman, Studi Sejarah Maasjid Azizi, Langkat,

Sumatera Utara, (Jakarta Selatan: Najm, 2011), 32-37 11 Syekh Abdul Wahab merupakan ulama asal Riau yang sangat

berpengaruh dalam menanamkan nilai-nilai Islam di Langkat. Beliaulah yang

mengajarkan hukum Islam kepada Sultan Musa dan keluarga kesultanan 12 M. Kasim Abdurrahman, Studi Sejarah Maasjid Azizi, Langkat,

Sumatera Utara, 27

Page 18: MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40326/1/... · Skripsi ini menjelaskan terkait peninggalan sejarah berupa material pada

4

mendesain masjid ini bahkan sampai menghabiskan ratusan ribu

ringgit.13

Di samping itu, tidak lama setelah berdirinya Masjid Azizi

ini sebagai pusat peribadahan agama Islam khususnya di Langkat,

maka untuk memenuhi kebutuhan sumber daya manusia yang

mumpuni sebagai pengelola masjid ini, oleh karenanya dibangun

pula sarana pendidikan agama yang berdekatan dengan masjid

ini. Seperti Madrasah Aziziah, Madrasah Jamaiyah. Dari

pendidikan agama ini, banyak lahir para ulama di antaranya,

Syekh H. Abdullah Afifuddin, Syekh H. Adurrahim Abdullah,

Syekh H. Salim Fakhri, Syekh H. Abdul Hamid Zahid, Mantan

Wakil Presiden H. Adam Malik, Prof. Dr. H. Abdullahsyah, MA

(Ketua MUI Sumut).14

Selain itu, salah satu latar belakang berdirinya pendidikan

agama ini adanya peraturan pada saat itu, bahwa yang boleh

menjadi imam dan pengisi kajian-kajian keislaman di Masjid

Azizi adalah para ulama yang telah memperoleh jenjang

pendidikan di maktab atau lembaga pendidikan agama yag telah

disediakan oleh Kesultanan. Hal ini dikarenakan agar ulama yang

ada benar-benar ulama yang terdidik.15

Perlu kita ketahui pula, bahwa pembangunan-pembangunan

ini, juga didorong oleh faktor kemajuan perekonomian yang

dialami kesultanan. Salah satunya adalah peningkatan ekonomi

13 Hasil wawancara dengan Bapak Zainal Arifin AKA (56 tahun), tokoh

Sejarawan Langkat, Sumatera Utara, 18/03/2018, di Pangkalan Brandan. 14 Sulaiman Zuhdi, Langkat Dalam Kilatan Selintas Jejak Sejarah dan

Peradaban, 27 15 Hasil wawancara dengan Bapak Muhammad Sis (54 tahun), Staff

Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Langkat, 19/03/2018 di Tanjung Pura.

Page 19: MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40326/1/... · Skripsi ini menjelaskan terkait peninggalan sejarah berupa material pada

5

melalui tambang minyak yang berada di Pangkalan Brandan.

Pangkalan minyak ini, dibangun atas kerjasama Sultan Langkat

dengan Belanda pada tahun 1882. Konsesi ini mulanya dilakukan

pada masa sultan Musa. Kemudian dilanjutkan

pengembangannya pada masa kepemimpinan anaknya yakni

Sultan Abdul Aziz.16 Pangkalan Brandan merupakan sebuah kota

yang terdapat di Kabupaten Langkat. Terletak di pesisir pantai

timur pulau Sumatera.17

Pangkalan minyak ini, mulai berproduksi pada tahun 1892

dan dibentuknya maskapai perminyakan kerja sama dengan

pemerintah Belanda yang bernama, Koninklijke (Koninklijke

Nederlandsche Maatschapij tot Exploitatie van Petrolium

bronnen in Nederlandsche-Indie). Selanjutnya beberapa bulan

kemudian, hasilnya sudah mulai dijual dan bersaing di pasar

bebas dunia dengan minyak Amerika Serikat, Rusia dan Cina.

Perkembangan ini terus terjadi hingga masa puncaknya ketika

kepemimpinan Tengku Abdul Aziz.18

Sejak tahun 1920 perusahaan minyak ini hasilnya meningkat.

Oleh karenanya, untuk mengatur pengiriman minyak ke luar

negeri, maka dibangun pula sebuah pelabuhan di Pangkalan Susu.

16 Sri Windari. Kesultanan Langkat di Sumatera Utara Pada Masa Sultan

Abdul Aziz (1827-1927 M) JUSPI. Vol. I No. 1 Tahun 2017, 44 http://

jurnal.uinsu.ac.id/index.php/juspi/article/view/902 dan Muhammad Alfin,

“Kehidupan Sosial-Ekonomi Bangsawan Langkat 1942-1947”. (Skripsi,

Universitas Negeri Medan, 2014), 1 17 Subhan Afifi, Identifikasi Program Corporate Social Responsibility Di

Pangkalan Brandan terhadap Rencana Pendirian Pabrik Sodium Ligno

Sulfanot, Jurnal Ilmu Komunikasi. Volume 12, Nomor 2, Mei- Agustus 2014,

137 http://jurnal.upnyk.ac.id/index.php/komunikasi/article/view/374 18 Lukman Sinar Basarsah, Bangun dan Runtuhnya Kesultanan Melayu di

Sumatera Timur. Medan: Yayasan Kesultanan Serdang, 2006, 243-244

Page 20: MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40326/1/... · Skripsi ini menjelaskan terkait peninggalan sejarah berupa material pada

6

Hasil pertambangan minyak ini terdiri atas residu, miyak disel,

minyak pelummas, solar berat, solar ringan, krosin, bensin berat,

bensin ringan untuk pesawat terbang, petan, butan dan propan di

mana secara keseluruhan hasilnya stabil. 19

Berdasarkan pemaparan beberapa faktor dari kondisi sosial

budaya dan perekonomian Kesultanan Langkat di atas, dapat

dilihat bahwa keberadaaan Masjid Azizi yang sampai saat ini

masih berdiri merupakan salah satu bukti nyata kejayaan

Kesultanan Langkat dengan berbagai kemegahan bangunan yang

dimilikinya. Di samping itu, membuktikan akan keeksistensian

dan kepedulian Kesultanan terhadap perkembangan Islam pada

masyarakat setempat.20

Melihat arti penting dari bangunan masjid ini, menurut

penulis sudah sepatutnya jika ada sebuah penelitian khusus

sebagai bentuk pendokumentasian ilmiah terhadap benda

peninggalan sejarah ini. Sebab, jika tidak ada pendokumentasian

ilmiah yang dibuat, maka arti penting dari peninggalan sejarah

sebuah kesultanan yang pernah memberikan kekayaannya untuk

kemerdekaan Republik Indonesia kepada pemerintahan di

Yogyakarta ini, akan hilang seiring dengan arus globalisasi yang

ada. Hal ini juga berfungsi sebagai salah satu instrumen untuk

menelusuri sejarah Kesultanan di Indonesia khususnya Langkat.21

19 Zainal Arifin AKA., Langkat dalam Sejarah Perjuangan dan

Kemerdekaan, 102 20 Hasil wawancara oleh Bapak Abul Sazali Hasan (64 tahun), Bendahara

Badan Kemakmuran Masjid Azizi, 18/03/2018 di Masjid Azizi Tanjung Pura,

Langkat. 21 Hasan Muarif Ambary, Menemukan Peradaban, ed. Jajat Burhanuddin,

(Jakarta: Logo Wacana Ilmu, 1998), 68

Page 21: MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40326/1/... · Skripsi ini menjelaskan terkait peninggalan sejarah berupa material pada

7

Sampai saat ini, tidak banyak penelitian-penelitian sejarah

yang membahas hal ini dan menjadikannya sebagai sebuah

perjalanan sejarah yang memiliki arti penting pada sejarah

Indonesia, khususnya di Kabuoaten Langkat, Provinsi Sumatera

Utara. Bahkan banyak bangunan-bangunan bersejarah Kesultanan

Langkat ini yang tidak diurus dan hancur tanpa ada penulisan

sejarahnya sehingga dapat menimbulkan hilangnya suatu

instrumen yang bisa digunakan untuk menelusuri jejak sejarah

yang ada.

Oleh karenanya, penulis tertarik mengangkat pembahasan ini

dengan judul, “Masjid Azizi sebagai Peninggalan Sejarah

Kesultanan Langkat, Sumatera Timur.” Untuk menginformasikan

kepada para pembaca bahwa terdapat Kesultanan Melayu yang

pernah berjaya di Langkat Provinsi Sumatera Utara. Hal ini dapat

dibuktikan salah satunya melalui keberadaan Masjid Azizi yang

masih berdiri kokoh sampai saat ini dengan kemegahan dan

kemewahan yang dimiliki melalui komponen-komponen dan

bahan-bahan bangunan yang langsung diimpor dari luar negeri

serta seni arsitektur dengan ragam hias dan bentuk yang diadopsi

dari dalam dan luar negeri sehingga membentuk akulturasi

budaya yang indah pada bangunan tersebut.

B. Batasan dan Rumusan Masalah

Dari uraian di atas maka menarik untuk dikaji Peninggalan

Sejarah Kesultanan Langkat dengan studi kasus Masjid Azizi.

Hal ini sebagai upaya agar sejarah Kesultanan Langkat tidak

hilang seiring dengan musnahnya bangunan-bangunan

peninggalan masa Kesultanan tersebut. Sebab semakin

Page 22: MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40326/1/... · Skripsi ini menjelaskan terkait peninggalan sejarah berupa material pada

8

berkembangnya zaman banyak bangunan-bangunan bersejarah

Kesultanan Langkat yang hancur tanpa ada pelestarian dan

dokumentasi sejarahnya. Berdasarkan masalah pokok di atas,

adapun rumusan dari penelitian ini, yakni:

1. Sejarah Masjid Azizi

2. Deskripsi bangunan Masjid Azizi

3. Analisis bagian arsitektur Masjid Azizi

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penelitian ini, yakni:

1. Untuk mengetahui Sejarah Masjid Azizi.

2. Untuk mengetahui deskripsi bangunan Masjid Azizi.

3. Untuk mengetahui analisis bagian arsitektur Masjid Azizi.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini, ialah:

1. Menambah wawasan kesejarahan terkait peninggalan

bersejarah Kesultanan Langkat khususnya Masjid Azizi.

Sebuah kesultanan yang memiliki arti penting dalam

perjalanan sejarah Kesultanan Melayu di Indonesia.

2. Memberikan sumbangan hasil karya penelitian bagi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta pada umumnya dan Fakultas

Adab dan Humaniora Jurusan Sejarah Peradaban Islam

khususnya. Apalagi sampai saat ini, belum ada yang

secara serius mendokumentasikan dan mengarsipkan

peristiwa bersejarah ini.

Page 23: MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40326/1/... · Skripsi ini menjelaskan terkait peninggalan sejarah berupa material pada

9

3. Bermanfaat untuk pencinta ilmu pengetahuan sejarah dan

sumber inventaris peninggalan sejarah Kabupaten

Langkat.

E. Metode Penelitian

Metode penelitian sejarah yang digunakan adalah metode

deskriptif-analitis dengan pendekatan sejarah. Metode ini

merupakan proses menguji dan menganalisa secara kritis

peninggalan masa lampau yang berupa teks tertulis (buku), benda

peninggalan sejarah (Masjid Azizi) dan hasil wawancara (Zainal

Arifin AKA, Abul Hasan Sazali dan Muhammad Sis). Lalu poin-

poin yang telah dianalisa, ditulis atau dipaparkan sesuai dengan

bentuk kejadian dan masa berlangsungnya topik penelitian

sejarah yang berkaitan.22

Adapun prosedur yang penulis gunakan untuk penelitian

skripsi ini adalah:

1. Heuristik. 23

Heuristik merupakan tahap pertama, yakni kegiatan

pengumpulan sumber yang dilakukan oleh penulis. Adapun

langkah-langkah pengumpulan data yang dilakukan sebagai

berikut:

1.1. Data lapangan

Data lapangan yang penulis peroleh berupa hasil

observasi ke lokasi peninggalan sejarah dengan mengamati

22 Louis Ghotschalk, Mengerti Sejarah. Terjemahan Nugroho

Notosusanto, (Jakarta: UI Press, 1983), 3 23 Louis Ghotschalk, Mengerti Sejarah. Terjemahan Nugroho

Notosusanto, 12

Page 24: MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40326/1/... · Skripsi ini menjelaskan terkait peninggalan sejarah berupa material pada

10

langsung objek penelitian (Masjid Azizi) dan wawancara ke

narasumber-narasumber yang diyakini mengetahui info

terkait objek penelitian. Adapun narasumber yang penulis

wawancarai di antaranya, Bapak Muhammad Sis (Staff

Kantor Kebudayaan dan Kepariwisataan Kabupaten

Langkat) yang ditemui di Jalan Karantina Gang Jambu

Kecamatan Tanjung Pura (Rumah narasumber). Saat

mewawancarai Muhammad Sis, beliau juga memberikan

buku sebagai rujukan dengan judul Langkat dalam Kilatan

Selintas Jejak Sejarah dan Peradaban. Di samping itu,

penulis juga melakukan wawancara dengan Bapak Zainal

Arifin AKA (Sejarawan Langkat dan mantan kepala Kantor

Kebudayaan dan Kepariwisataan Kabupaten Langkat)

penulis temui di rumah beliau yang berada di Pangkalan

Brandan Gang Pendidikan. Selain mewawancarainya,

penulis juga membeli buku karya pribadi beliau yang

berjudul Langkat dalam Sejarah Perjuangan dan

Kemerdekaan serta buku yang berjudul Sekilas Sejarah

Brandan Bumi Hangus. Kemudian, penulis juga

mewancarai Bapak Abul Hasan Sazali (Bendahara Badan

Kemakmuran Masjid Azizi) yang ditemui di Masjid Azizi.

1.2. Data tertulis

Data tertulis yang penulis dapatkan terkait penelitian

ini berupa dokumen, buku-buku dan jurnal. Pengumpulan

sumber-sumber penulis lakukan dengan menggunakan

metode Library Research (Penelusuran Kepustakaan) yakni

penelusuran data-data tertulis, berupa buku-buku dan

Page 25: MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40326/1/... · Skripsi ini menjelaskan terkait peninggalan sejarah berupa material pada

11

skripsi-skripsi yang terkait dengan tema yang serupa

melalui Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta (Penulis mendapatkan buku yang berjudul

Panggung Sejarah, Arkeologi Islam Nusantara),

Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora (Penulis

mendapatkan buku yang berjudul, Sumatera Tempo doelo),

Arsip Nasional Republik Indonesia (Penulis mendapatkan

buku tentang Sumatera Tempo Doelo, sedangkan untuk

arsip yang berkaitan dengan peninggalan sejarah

Kesultanan Langkat berupa Masjid Azizi tidak penulis

temukan), Perpustakaan Daerah Sumatera Utara (Penulis

mendapatkan buku yang berjudul, Sejarah Kesultanan

Langkat, Bangun dan Runtuhnya Kerajaan Melayu di

Sumatera Timur, Sejarah Pertumbuhan Pemerintahan

Kesultanan Langkat, Deli dan Serdang), Perpustakaan

Tengku Lukman Basarsah Sumatera Utara (Penulis

mendapatkan buku yang berjudul, Sejarah Kesultanan

Langkat, Bangun dan Runtuhnya Kerajaan Melayu di

Sumatera Timur), Perpustakaan Amir Hamzah (Penulis

mendapatkan buku yang berjudul Mengenal Melayu Pesisir

Timur, Masjid-masjid Bersejarah di Indonesia, Langkat

dalam Kilatan Selintas Jejak Sejarah dan Peradaban) dan

Perpustakaan Universitas Negeri Medan (Penulis

mendapatkan buku yang berjudul Sejarah Kolonialisme dan

Imperialisme di Sumatera Utara, Revolusi Sosial 1946 di

Sumatera Timur)

Page 26: MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40326/1/... · Skripsi ini menjelaskan terkait peninggalan sejarah berupa material pada

12

2. Kritik Sumber24

Kritik sumber merupakan tahap yang kedua setelah

melakukan pengumpulan data. Dalam tahap ini penulis

menganalisis dan mengkiritisi sumber-sumber yang didapat

serta melakukan perbandingan terhadap sumber-sumber

tersebut agar tulisan mampu dipertanggujawabkan dan relevan

dengan tema penulisan ini.

3. Interpretasi

Setelah sumber-sumber yang didapat dianalisis dan

dikritisi, tahapan selanjutnya yang penulis lakukan pada

penelitian ini ialah mencoba menafsirkan sumber yang telah

dikritisi dan menafsirkan fakta-fakta yang didapat oleh

penulis, sehingga mendapatkan pemecahan atas permasalahan

yang ditemui.25

4. Historiografi

Metode penelitian sejarah selanjutnya ialah penulisan

sejarah atau disebut juga historiografi. Pada tahap ini penulis

menuliskan pemikiran dari hasil penelitian yang telah

dilakukan dan memaparkan hasil dari penelitian tersebut,

secara sistematis sebagaimana yang telah diatur dalam

pedoman skripsi, sehingga penelitian ini bukan hanya baik

dari segi isi tetapi juga baik dalam metode penulisannya.26

24 Louis Ghotschalk, Mengerti Sejarah. Terjemahan Nugroho

Notosusanto, 12 25 Louis Ghotschalk, Mengerti Sejarah. Terjemahan Nugroho

Notosusanto, 12 26 Louis Ghotschalk, Mengerti Sejarah. Terjemahan Nugroho

Notosusanto, 15

Page 27: MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40326/1/... · Skripsi ini menjelaskan terkait peninggalan sejarah berupa material pada

13

F. Sistematika Penulisan

Penulisan skripsi ini berpedoman pada Keputusan Rektor

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Nomor 507 Tahun 2017 tentang:

Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skrispsi, Tesisi dan Disertasi)

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini akan disajikan

dalam enam bab yang masing-masing merupakan satu kesatuan

tema yang saling berkesinambungan. Berikut uraiannya:

Bab I merupakan pendahuluan yang berisi latar belakang

topik yang diangkat, pembatasan dan perumusan masalah,

metodologi penelitian, tujuan penulisan serta sistematika

penulisan.

Bab II merupakan kajian pustaka yang berisi landasan teori,

kajian pustaka dan kerangka berpikir dari objek pembahasan

yang dilakukan.

Bab III merupakan gambaran umum latar penelitian yang

berisi kondisi geografis dan historis Kesultanan Langkat.

Bab IV membahas tentang data dan temuan penelitian.

Bagian ini berisi penjelasan terkait deskripsi bangunan Masjid

Azizi yang mencakup bagian eksterior, interior dan ragam

hiasnya.

Bab V merupakan pembahasan. Bagian ini berisi uraian

tentang analisis bagian arsitektur Masjid Azizi yang terdiri dari

analisis terhadap bentuk, gaya, teknologi dan akulturasi budaya

yang terjadi pada bangunan Masjid Azizi.

Bab VI berisi tentang kesimpulan dan saran penulis.

Page 28: MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40326/1/... · Skripsi ini menjelaskan terkait peninggalan sejarah berupa material pada

14

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

Peninggalan Sejarah dan Purbakala memiliki fungsi antara

lain sebagai (1) bukti-bukti sejarah dan budaya, (2) sumber-

sumber sejarah, (3) objek ilmu pengetahuan sejarah dan budaya,

(4) cermin sejarah dan budaya, (5) media pembinaan dan

pengembangan nilai-nilai budaya, (6) media pendidikan budaya

bangsa sepanjang masa, (7) media untuk memupuk kepribadian

bangsa di bidang kebudayaan dan ketahanan nasional, (8) objek

wisata.1

Lebih lanjut dalam penjelasan atas Undang-Undang No. 5

Tahun 1992 menyatakan bahwa peninggalan sejarah mempunyai

arti penting bagi kebudayaan bangsa, yakni (1) untuk memupuk

rasa kebanggaaan nasional serta memperkokoh kesadaran jati

diri bangsa, (2) sebagai warisan budaya bangsa, (3) untuk

kepentingan sejarah, ilmu pengetahuan dan kebudayaan serta

pemanfaatan lain dalam rangka kepentingan nasional.2

Peninggalan sejarah merupakan Benda Cagar Budaya

sebagaimana dinyatakan dalam Undang-Undang No. 5 Tahun

1992 pasal 1 bahwa Benda Cagar Budaya merupakan suatu benda

buatan manusia, bergerak atau tidak bergerak, baik merupakan

1 Hasan Muarif Ambari. Pola Pembinaan dan Pengembangan Tradisi

dan Sejarah. Pakuan Pajajaran Dalam Lingkup Kebudayaan Nasional.

(Makalah Seminar Nasional. Bogor. 1991), 4-5 2 Hadi Setia Tunggal, Peraturan Perundang-Undangan Tentang Benda

Cagar Budaya, (Jakarta: Harvarindo, 1997), 18-19

Page 29: MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40326/1/... · Skripsi ini menjelaskan terkait peninggalan sejarah berupa material pada

15

kesatuan atau kelompok, bagian-bagian yang telah berumur

sekurang-kurangnya lima puluh tahun atau mewakili gaya khas

dan mewakili masa gaya sekurang-kurangnya lima puluh tahun

serta dianggap mempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmu

pengetahuan dan kebudayaan.3

Selain itu, menurut Ordonansi Monumen (Lembaran Negara

1931 No. 238) dikutip Ayatrohaedi (1982: 227), peninggalan

sejarah adalah Benda Purbakala yakni (a) benda-benda bergerak

maupun tak bergerak yang dibuat oleh tangan manusia, bagian

atau kelompok benda-benda dan juga sisa-sisanya yang pokoknya

berumur 50 tahun, atau memiliki masa langgam yang sedikit-

dikitnya berumur 50 tahun dan dianggap mempunyai nilai

penting bagi prasejarah, sejarah atau kesenian; (b) benda-benda

yang dianggap mempunyai nilai penting dipandang dari sudut

palaeoantropologi; dan (c) situs yang mempunyai petunjuk yang

kuat dasarnya bahwa di dalamnya terdapat benda-benda yang

dimaksud pada a dan b.4

Penjelasan lebih lanjut dijelaskan pula dalam Petunjuk

Pelaksanaan tentang Pengamanan dan Penyelamatan Benda-

Benda Purbakala (No. Juklat/Lit/01/IV/1973), yang dikeluarkan

oleh Kepala Kepolisian Republik Indonesia tanggal 23 April

1973. Di dalam petunjuk itu dinyatakan bahwa yang dimaksud

dengan benda-benda purbakala peninggalan sejarah tanah air itu

3 Soekmono, Fungsi Candi dan Pengertiannya, (Jakarta : Dirjen Dikti

Depdikbud, 1977), 3 4 Uka Tjandrasasmita, Himpunan Peraturan-peraturan Perlindungan

Cagar Budaya Nasional, (Jakarta : Proyek Pembinaan dan Pemeliharaan

Peninggalan Purbakala, 1978), 1

Page 30: MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40326/1/... · Skripsi ini menjelaskan terkait peninggalan sejarah berupa material pada

16

terdiri dari (a) benda-benda hasil karya manusia, berupa (aa) alat-

alat keperluan hidup manusia, (ab) piagam-piagam, (ac)

bangunan-bangunan, (ad) arca-arca/patung-patung, (ae) mata

uang; dan (af) benda-benda keramik; (b) tanah lapang, kebun,

sawah, ladang, yang di dalam atau di atasnya terdapat petunjuk

yang nyata terdapat benda benda pada (a); (b) dan (c) benda yang

dipandang mempunyai nilai yang sangat tinggi dari sudut

palaeoantropologi.5

Dengan demikian, jelas bahwa peninggalan sejarah

merupakan aset penting sebuah bangsa yang harus dilestarikan.

Bahkan dalam perundang-undangan pun telah diatur terkait

kewajiban pemeliharaan benda-benda cagar budaya dan apa saja

yang tergolong benda cagar budaya tersebut. Sebagaimana halnya

Masjid Azizi yang merupakan salah satu peninggalan sejarah

Kesultanan Langkat. Sebuah kesultanan yang memiliki arti

penting dalam perjalanan sejarah Indonesia.

B. Kajian Pustaka

Berdasarkan catatan sejarah terdapat Kesultanan Melayu di

daerah Pesisir Timur yang memiliki peran penting dalam lintas

perjalanan Kesultanan Melayu di Indonesia. Kesultanan ini juga

merupakan Kesultanan yang memiliki kepedulian terhadap

perkembangan Islam di daerah kekuasaannya. Selain itu, terdapat

penemuan-penemuan sumber perekonomian pada masa

kesultanan ini yang berpengaruh penting pada perekonomian dan

nama baik bangsa Indonesia. Seperti halnya penemuan dan

5 Hadi Setia Tunggal, Peraturan Perundang-Undangan Tentang Benda

Cagar Budaya, (Jakarta: Harvarindo, 1997), 18-19

Page 31: MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40326/1/... · Skripsi ini menjelaskan terkait peninggalan sejarah berupa material pada

17

pengembangan sumur minyak pertama di Indonesia yang menjadi

salah satu cikal bakal dihantarkannya Indonesia menjadi bagian

dari OPEC.

Jejak sejarah Kesultanan Langkat ini pada dasarnya memiliki

nilai historis yang begitu besar pada masa kejayaannya terhadap

Indonesia. Seperti halnya keberadaan Masjid Azizi sebagai bukti

peninggalan sejarah Kesultanan Langkat yang merupakan bukti

nyata kejayaan dan eksistensi keislaman Kesultanan Langkat.

Namun, hal ini belum banyak ditulis dan didokumentasikan

secara ilmiah di kalangan para sejarawan. Adapun penelitian

yang pernah menulis tentang sejarah yang berkaitan dengan hal

ini, di antaranya sebagai berikut.

1. Langkat dalam Sejarah dan Perjuangan Kemerdekaan

karya Zainal Arifin. Seorang Putra Melayu asli Langkat.

Dalam bukunya ini, Zainal menjelaskan tentang

perjalanan perjuangan kemerdekaan yang dilakukan

masyarakat Langkat. Baik dimulai dari masa awal

mulanya keberadaan Langkat, era kerajaan Melayu, pra

kemerdekan pada saat era kependudukan Belanda dan

Jepang, era kemerdekaan saat adanya pembentukan

barisan pemuda, berbagai tragedi pasca kemerdekaan

dalam rangka mempertahankan kemerdekaan, maupun

psca kemerdekaan saat terjadinya agresi Belanda I dan II.

Di buku ini juga dijelaskan sekilas perjuangan masyarakat

pada saat terjadinya revolusi sosial di Langkat.

2. Revolusi Sosial 1946 di Sumatera Timur karya Husny

Tamrin dkk. Buku ini lebih fokus membahas tentang

Page 32: MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40326/1/... · Skripsi ini menjelaskan terkait peninggalan sejarah berupa material pada

18

revolusi sosial, yang isinya tentang pembantaian keluarga-

keluarga kerajaan. Dan penghancuran istana-istana dan

gedung-gedung milik kesultanan. Selain itu, terdapat

pembahasan sekilas, tentang peristiwa agresi milter

Belanda II saat menyerang Kota Brandan.

3. Sumatera Tempo Doelo karya Anthony Reid. Buku ini,

merupakan salah satu buku untuk mengetahui Sumatera

tempo dulu. Menjelaskan tentang perjalanan kehidupan

sosial, budaya, politik dan agama pada masa-masa

kerajaan-kerajaan yang ada di Sumatera.

4. Langkat dalam Kilatan Sejarah Perjuangan karya

Sulaiman Zuhdi. Buku ini merupakan buku tentang

ringkasan kronologi perjalanan Langkat dari masa

purbakala sampai kemerdekaan. Pada buku ini juga

dijelaskan secara ringkas terkait bagaimana kondisi sosial,

budaya, agama, politik dan pendidikan dari masa ke masa

masyarakat Pangkalan Brandan dan Kesultanan Langkat

itu sendiri.

5. Sejarah Kesultanan Langkat karya Djohar Arifin. Buku

ini menarasikan tentang sejarah Kesultanan Langkat dan

kondisi serta perkembangan sektor pendidian, agama,

sosial budaya maupun ekonominya. Pada buku ini,

penulis berfokus pada pemaparan sejarah Kesultanan

Langkat berdasarkan babak kepemimpinan Kesultanan.

Dari beberapa sumber yang penulis temui, belum ada yang

secara fokus membahas tentang peninggalan bersejarah pada

masa Kesultanan Langkat seperti halnya Masjid Azizi sebagai

Page 33: MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40326/1/... · Skripsi ini menjelaskan terkait peninggalan sejarah berupa material pada

19

salah satu benda peninggalan sejarah berupa material (Remaind)

yang merupakan bukti keberadaan dan kejayaan Kesultanan

Langkat sebagai suatu usaha pelestarian warisan sejarah yang

harus dijaga.

C. Kerangka Berfikir

Penelusuran dan penulisan peninggalan sejarah merupakan

suatu hal yang penting sebagai salah satu instrumen untuk

menganalisa sejarah yang ada. Seperti halnya peninggalan

bersejarah Kesultanan Langkat. Bangunan-bangunan bersejarah

merupakan aset penting negara yang harus dijaga dan

dilestarikan. Sebagai rekam jejak sejarah yang mengandung arti

penting dalam perjalanan sejarah Indonesia. Banyak sejarah-

sejarah Indonesia yang hilang ditelan zaman seiring dengan

acuhnya pelestarian warisan sejarah tersebut. Sehingga menjadi

mata rantai sejarah yang tidak satu dan berkesinambungan.

Oleh karenanya dibutuhkan penelusuran dan penulisan

peninggalan-peninggalan sejarah sebagai bentuk pelestarian

instumen sejarah Indonesia. Di samping itu, sebagai upaya agar

masyarakat sadar akan pentingnya pelestarian peninggalan

sejarah tersebut.

Sepertihalnya Masjid Azizi ini. Masjid ini merupakan

peninggalan Kesultanan Langkat yang memiliki nilai historis

yang tinggi. Di mana bangunan ini merupakan saksi bisu

kejayaan keeksistensian keislaman Kesultanan Langkat. Sebagai

sebuah obyek penelusuran perjalanan sejarah kesultanan yang

memiliki nilai bagi sejarah bangsa Indonesia.

Page 34: MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40326/1/... · Skripsi ini menjelaskan terkait peninggalan sejarah berupa material pada

20

Berdasarkan uraian ini maka adapun kerangka berfikir yang

digunakan pada pembahasan ini adalah sebagai berikut:

Pengumpulan data

(Studi Pustaka dan

Observasi)

Potret Keragaman dan kekayaan seni

arsitektur Islam pada Bangunan Masjid Azizi

Potret Kejayaan dan Eksistensi

Keislaman Kesultanan Langkat

Analisis Sejarah

Masjid Azizi Analisis

Arsitektur

Penulisan dan pendokumentasian

peninggalan sejarah Kesultanan Langkat

Analisis Masjid Azizi sebagai peninggalan

bersejarah Kesultanan Langkat

Page 35: MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40326/1/... · Skripsi ini menjelaskan terkait peninggalan sejarah berupa material pada

21

BAB III

KONDISI GEOGRAFIS DAN HISTORIS KESULTANAN

LANGKAT

A. Kondisi Geografis

Langkat merupakan salah satu bagian integral dari wilayah

Negara Kesatuan Republik Indonesia. Daerah ini merupakan

sebuah kabupaten yang terdapat di wilayah Provinsi Sumatera

Utara. Terletak di paling Utara dan berbatasan langsung dengan

Provinsi Nanggro Aceh Darussalam.1 Nama Langkat berasal dari

nama sebuah pohon yang buahnya kelat. Pada zaman dahulu,

pohon ini banyak sekali di sekitar kawasan Kota Dalam

berdekatan dengan Kampung Secanggang, Langkat.2

Secara geografis, Kabupaten Langkat ini terletak dibagian

pantai Timur Sumatera Utara antara 3,140 dan 4,130 Lintang

Utara serta 97, 520 dan 98,450 Bujur Timur yang berbatasan

dengan Selat Malaka dan Provinsi Nanggro Aceh Darussalam di

sebelah Utara. Dengan luas wilayahnya 6.263,29 KM2.3

Selain itu, topografi wilayah Langkat ini digolongkan

menjadi tiga bagian sebagai berikut: 4

1. Wilayah pesisir pantai dengan ketinggian 0-4 meter dari

permukaan laut.

1 Zainal Arifin, Langkat dalam Sejarah Perjuangan dan

Kemerdekaan, 1 2 Djohar Arifin, Sejarah Kesultanan Langkat, (Medan: Yayasan Bangun

Langkat Sejahtera, 2013), 1 3 Djohar Arifin, Sejarah Kesultanan Langkat, 2 lihat juga Zainal Arifin.

Langkat dalam Sejarah Perjuangan dan Kemerdekaan, 2 4 Zainal Arifin. Langkat dalam Sejarah Perjuangan dan Kemerdekaan, 2

lihat juga Djohar Arifin, Sejarah Kesultanan Langkat, 2

Page 36: MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40326/1/... · Skripsi ini menjelaskan terkait peninggalan sejarah berupa material pada

22

2. Wilayah dataran rendah dengan ketinggian 4-30 meter

dari permukaan laut.

3. Wilayah dataran tinggi dengan ketinggian 30-105 meter

dari permukaan laut.

Sedangkan dari segi perbatasan daerah, adapun batas-batas

daerahnya terdiri dari:

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka dan

Provinsi Nanggro Aceh Darussalam.

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Tanah

Karo.

3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Deli

Serdang dan Kota Binjai.

4. Sebelah Barat berbatasan dengan Provinsi Nanggro Aceh

Tengah.

Di samping itu, daerah Kabupaten Langkat ini dialiri oleh dua

puluh enam sungai besar dan kecil melalui kecamatan dan desa-

desa. Di antaranya yakni, Sungai Wampu, Sungai Batang

Serangan, Sungai Lepan, Sungai Besitang dan lain-lain. 5

B. Sejarah Kesultanan Langkat

Kerajaan Langkat merupakan salah satu kerajan Melayu

yang terdapat di pesisir Timur pulau Sumatera. Kerajaan ini

bercorak Islam. Hal ini tercermin dari budaya masyarakatnya dan

peninggalan-peninggalan seni arsitektur Islamnya seperti masjid,

madrasah dan lainnya. Berdasarkan teromba atau tomba

Kesultanan Langkat bahwa leluhur dinasti ini adalah Dewa

5 Djohar Arifin, Sejarah Kesultanan Langkat, 2

Page 37: MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40326/1/... · Skripsi ini menjelaskan terkait peninggalan sejarah berupa material pada

23

Sahdan atau dikenal juga dengan nama Radja Kesaktian. Sejarah

mencatat bahwa Raja Sahdan berkuasa dari tahun 1500 M.

sampai 1580 M. Dilanjutkan pula pada teromba ini, bahwa Raja

Sahdan datang dari arah pantai yang berbatasan dengan kerajaan

Aceh. 6

Dari namanya yakni “Sahdan” telah terlihat bercirikan nama

Arab dan diperkirakan bahwa beliau beragama Islam. Begitu pula

disebutkan beberapa sumber sejarah bahwa Dewa Sahdan ini

memang beragama Islam sejak lahir. Sedangkan nama “Dewa”

adalah nama yang diberikan kepada orang yang sangat dihormati.

Hal ini disebabkan karena kemampuannya maka Dewa Sahdan

sangat disegani, dihormati dan ditakuti oleh siapa saja.7

Pada awalnya, Dewa Sahdan berasal dari kerajaan Aru yang

terletak di daerah Besitang. Kemudian, kerjaan ini musnah ketika

diserang dan ditaklukan oleh Kerajaan Aceh. Dari persitiwa ini,

Dewa Sahdan melarikan diri dan mendirikan Kerajaan Aru II di

Deli Tua. Kerajaan ini pada akhirnya juga dihancurkan oleh

kerajaan Aceh yang dipimpin oleh Panglima Gocah sekitar tahun

1612 M. Pasca kekalahannya dari Aceh Darussalam, Dewa

Sahdan kembali melarikan diri dan berhasil membangun kerajaan

baru di Kota Rantang di daerah Hamparan Perak. Selanjutnya,

dari keturunan kerajaan inilah Kerajaan Langkat berdiri.8

6 Panitia Peringatan Ulang Tahun ke-100 Jama’iyah Mahmudiyah

Tanjung Pura, Langkat, Sejarah Organisasi Pendidikan dan Sosial Jama’iyah

Mahmudiyah Lithalibil Kahiriyah Tanjung Pura Langkat, (Bandung:

Citapustaka Media Perintis, 2012), 31 7 Djohar Arifin, Sejarah Kesultanan Langkat , 7 8 Panitia Peringatan Ulang Tahun ke-100 Jama’iyah Mahmudiyah

Tanjung Pura, Langkat, Sejarah Organisasi Pendidikan dan Sosial Jama’iyah

Page 38: MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40326/1/... · Skripsi ini menjelaskan terkait peninggalan sejarah berupa material pada

24

Setelah Dewa Sahdan wafat, pendirian dan pengembangan

Kerajaan Langkat dilanjutkan oleh puteranya yakni Dewa Sakdi

yang bergelar Indera Sakti. Beliau memimpin Langkat dari tahun

1580-1612 M. Selanjutnya, ketika beliau mangkat pada tahun

1612 maka kepemimpinan dilanjutkan oleh puteranya yakni Raja

Kahar. Raja Kahar memimpin dari tahun 1612 sampai 1673 M.

Adapun pusat pemerintahannya pada saat itu masih terletak di

daerah Kota Dalam. Pada masa kekuasaannya, Raja Kahar mulai

menata sistem pemerintahan kerajaan sebagaimana mestinya.

Pada masa ini pula lah, Kerajaan Langkat mulai dikenal

walaupun wilayahnya belum luas dan pusat kerajaan masih

berpindah-pindah.9

Kerajaan ini resmi memiliki pusat kerajaan pada masa Sultan

Musa. Di mana dipilihlah Kota Tanjung Pura sebagai pusat

kerajaan. Selanjutnya, dimulai perluasan wilayah secara damai.

Sehingga wilayah kekuasaan Langkat bertambah luas. Mulai dari

perbatasan Aceh Tamiang sampai di kawasan Binjai dan

Bahorok.10 Adapun silsilah Kerajaan Langkat yakni:

1. Dewa Sahdan (1500-1580 M.)

2. Dewa Sakti (1580-1612 M.)

3. Raja Abdullah atau Marhumm Guri (1612-1673 M.)

Mahmudiyah Lithalibil Kahiriyah Tanjung Pura Langkat, (Bandung:

Citapustaka Media Perintis, 2012), 33-34 9 Djohar Arifin, Sejarah Kesultanan Langkat, 12 lihat juga Panitia

Peringatan Ulang Tahun ke-100 Jama’iyah Mahmudiyah Tanjung Pura,

Langkat, Sejarah Organisasi Pendidikan dan Sosial Jama’iyah Mahmudiyah

Lithalibil Kahiriyah Tanjung Pura Langkat, 34 10 Panitia Peringatan Ulang Tahun ke-100 Jama’iyah Mahmudiyah

Tanjung Pura, Langkat, Sejarah Organisasi Pendidikan dan Sosial Jama’iyah

Mahmudiyah Lithalibil Kahiriyah Tanjung Pura Langkat, 34

Page 39: MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40326/1/... · Skripsi ini menjelaskan terkait peninggalan sejarah berupa material pada

25

4. Raja Kahar (1673-1750 M.)

5. Badiulzaman (1750-1814 M.)

6. Kejuruan Tuah Hitam (1814-1823 M.)

7. Raja Ahmad (1824-1870 M.)

8. Sultan Musa (1870-1896 M.)

9. Sultan Abdul Aziz (1896-1926 M.)

10. Sultan Mahmud (1926-1946 M.)11

C. Sejarah Masjid Azizi

Masjid Azizi ini merupakan masjid yang memiliki nilai

sejarah begitu tinggi dan merupakan salah satu bangunan yang

tetap bertahan kokoh sampai sekarang (2018) pasca terjadinya

revolusi sosial tahun 1946 di Langkat. Bangunan masjid yang

berdiri megah di tengah-tengah kota Tanjung Pura Kabupaten

Langkat Provinsi Sumatera ini, menjadi bukti fisik akan kejayaan

Kesultanan yang memimpin daerah ini pada masanya.

Masjid yang digadang-gadang sebagai salah satu masjid tua

di Indonesia yang memiliki kubah ini,12 didirikan oleh Sultan

Abdul Aziz dan diresmikan pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun

1320 H. Bertepatan dengan tanggal 13 Juni tahun 1902 M. Pada

mulanya, masjid ini didirikan atas usulan Syekh Abdul Wahab

Rokan kepada Sultan Musa (Ayah dari Sultan Abdul Aziz).13

11 Sulaiman Zuhdi, Langkat Dalam Kilatan Selintas Jejak Sejarah dan

Peradaban, 177 12 Hasil wawancara dengan Bapak Abul Hasan Sazali (64 tahun),

Bendahara Badan Kemakmuran Masjid Azizi, 17/03/2018 di Masjid Azizi. 13 Abdul Aziz merupakan Sultan keempat kesultanan Langkat yang

merupakan anak dari perkawinan Sultan Musa dengan istri mudanya yakni

Tengku Maslurah.

Page 40: MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40326/1/... · Skripsi ini menjelaskan terkait peninggalan sejarah berupa material pada

26

Namun, masjid ini baru dapat berdiri pada masa anaknya yakni

Sultan Abdul Aziz.14

Sebelum Masjid Azizi ini berdiri megah, tepat di depan

pemakaman (sekarang menjadi tempat parkir), awalnya Sultan

Musa mendirikan rumah suluk yang terbuat dari bahan kayu dan

papan dengan atap genteng untuk tempat beribadah dan belajar

ilmu Islam. Pada saat itu, di Langkat khususnya di daerah

Tanjung Pura tersebar tarikat Naqsabandiyah yang kemudian

diikuti pula oleh Sultan dan keluarga Kesultanan. Oleh

karenanyalah dibangun rumah suluk ini sebagai tempat beribadah

dan belajar Islam.15

Sebelum Sultan Musa wafat, Sultan sempat berpesan kepada

Sultan Abdul Aziz agar di lokasi tempat rumah suluk tersebut

dibangun Masjid untuk tempat beribadah umat Islam.

Selanjutnya, setelah Sultan Musa wafat pada tanggal 29 Zulhijjah

tahun 1314 H. beberapa tahun kemudian, setelah bermusyawarah

dengan para petinggi kesultanan dan bimbingan dari Tuan Guru

Besilam, tepat tanggal 12 Rabiul Awal 1320 H. dilakukan

peletakan batu pertama pada bangunan masjid yang kemudian

diberinama Masjid Azizi. Sesuai dengan nama pendirinya yakni

Sultan Abdul Aziz.16

14 Sulaiman Zuhdi, Langkat Dalam Kilatan Selintas Jejak Sejarah dan

Peradaban, (Kantor Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Kabupaten

Langkat, 2014) lihat juga Djohar Arifin, Sejarah Kesultanan Langkat, 78 15 Hasil wawancara dengan Bapak Abul Hasan Sazali (64 tahun),

Bendahara Badan Kemakmuran Masjid Azizi, 18/03/2018 di Masjid Azizi. dan

didukung oleh pernyataan serupa oleh Bapak Zainal Arifin AKA. 16 Zainal Arifin, Langkat dalam Kilatan Sejarah Perjuangan dan

Kemerdekaan, 58

Page 41: MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40326/1/... · Skripsi ini menjelaskan terkait peninggalan sejarah berupa material pada

27

Pembiayaan pembangunan masjid ini, ditanggung sendiri

oleh Sultan Abdul Aziz. Ketika para pembesar kerajaan lainnya

ingin membantu biaya pembangunan, Sultan Abdul Aziz

menolak dengan halus. Sebab menurut beliau bahwa

pembangunan ini adalah amanah almarhum ayahnya untuk

dirinya. Adapun biaya yang dikeluarkan oleh Sultan Abdul Aziz

pada pembangunan masjid ini yakni sebesar F.400.000 (Empat

Ratus Ribu Faosterling) dengan upah/biaya kontraktor sebesar

200.000 ringgit. Arsitek yang digunakan berasal dari Jerman

yang bernama GD Langereis17 dan pembangunannya berlangsung

selama delapan belas bulan.18

Pada masa itu, material-material bangunan Masjid Azizi ini

diangkut dengan kereta lembu yang telah disediakan sejumlah

delapan puluh buah.19 Kereta lembu ini mengangkut material

tersebut dari pelabuhan20 dan bandara21 yang digunakan untuk

17 Andrie Suparman, Analisis Struktur Dan Simbol Kubah Pada

Bangunan Masjid (Studi Kasus: Masjid Azizi Tanjung Pura, Langkat),

(Medan, Universitas Sumatera Utara, 2015), 38-43 dan 70 dalam

https://id.123dok.com/document/download/wyeg4p4z, 29/03/2018 pukul 11:36

WIB 18 Hasil wawancara dengan Bapak Abul Hasan Sazali (64 tahun),

Bendahara Badan Kemakmuran Masjid Azizi, 17/03/2018 di Masjid Azizi,

serta hasil wawancara Bapak Zainal Arifin AKA (56 tahun), tokoh Sejarawan

Langkat, Sumatera Utara, 18/03/2018, di Pangkalan Brandan 19 Abdul Aqier Zin, Masjid-masjid bersejarah di Indonesia, (Jakarta:

Gema Insani Pers, 1999), 32 20 Pelabuhan ini dulunya terdapat di depan kantor koramil Tanjung Pura

Kabupaten Langkat saat ini (2018) dan khusus dibuat hanya untuk tempat

masuknya material-material bangunan Masjid Azizi yang diimpor dari luar

negeri. 21 Bandara ini khusus dibuat untuk tempat masuknya barang-barang yang

diimpor dari luar negeri. Tempatnya terdapat di daerah Batu Malenggang,

Kecamatan Hinai, Kabupaten Langkat.

Page 42: MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40326/1/... · Skripsi ini menjelaskan terkait peninggalan sejarah berupa material pada

28

tempat masuknya barang-barang yang diimpor dari luar negeri

menuju lokasi pembangunan Masjid Azizi.22

Selain faktor-faktor yang telah dijelaskan di atas, berdirinya

Masjid Azizi ini juga didukung oleh beberapa faktor sosial

budaya, agama dan perekonomian Kesultanan Langkat pada saat

itu. Adapun penjelasannya sebagai berikut:

Kondisi Sosial Budaya23

Dalam bidang Sosial budaya, sebelum Kesultanan Langkat

berdiri, mayoritas masyarakat Langkat telah beragama Islam.

Ajaran-ajaran Islam terlihat jelas dalam kebudayaan dan adat

istiadat masyarakat Melayu Langkat. Hal ini dapat dilihat jika

membicarakan sebuah permasalahan dalam sebuah kampung,

biasanya dimusyawarahkan di masjid. Selain itu, musyawarah

pun selalu dihadiri oleh para penghulu, ketua adat dan imam

masjid.

Begitu pula dalam hal adat istiadat. Misal, setiap orang tua

wajib mengajari anaknya membaca al-Quran sampai khatam. Dan

jika orang tua mempunyai anak dengan batas usia masuk

mengaji, harus membawa pulut setalam, beras secupak, minyak

lampu sebotol dan sepotong rotan.

Dari paparan ini dapat dilihat bahwa sosial budaya

masyarakat Langkat sangat kental dengan keIslamannya.

22 Hasil wawanca dengan Bapak Abul Sazali (64 thn) Bendahara Badan

Kemakmuran Masjid Azizi di serambi Utara Masjid Azizi, 17/03/2018 dan

hasil wawancara Bapak Zainal Arifin AKA (56 tahun), tokoh Sejarawan

Langkat, Sumatera Utara, 18/03/2018, di Pangkalan Brandan 23 Panitia Peringatan Ulang Tahun ke-100 Jama’iyah Mahmudiyah

Tanjung Pura, Langkat, Sejarah Organisasi Pendidikan dan Sosial Jama’iyah

Mahmudiyah Lithalibil Kahiriyah Tanjung Pura Langkat, 34

Page 43: MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40326/1/... · Skripsi ini menjelaskan terkait peninggalan sejarah berupa material pada

29

Walaupun memang budaya hindu budha masih melekat pada

tradisi masyarakat Langkat. Seperti halnya tradisi tepung tawar.

Kondisi Keagamaan24

Sebagaimana dijelaskan di atas bahwa masyarakat Melayu

Langkat sebelum adanya Kerajaan Langkat diketahui sudah

beragama Islam, khususnya di daerah pesisir. Hal ini merupakan

efek dari wilayah Langkat yang berbatasan dengan Aceh

membawa dampak untuk perkembangan Islam di Langkat. Begitu

juga dengan kondisi kesultanan sendiri yang memang sejak awal

berdiri telah beragama Islam.

Kondisi ini pun dapat dilihat ketika Kerajaan Langkat telah

berpusat di Tanjung Pura. Di mana, Sultan menjadikan agama

Islam sebagai pedoman dan legitimasi terhadap kebijakan-

kebijakan sultan. Begitu pula dengan dinamika kehidupan

masyarakat yang mencerminkan perilaku ke-Islaman yang kuat.

Hal ini dapat dilihat dari ibadah-ibadah praktis yang dilaksanakan

masyarakat. Misalnya, shalat berjama’ah, mengaji di langgar dan

pengajian-pengajian agama yang banyak serta bertemakan aqidah

dan tasawuf. Selain itu, berkembangnya tarikat Naqsabandiyah

yang dibawa oleh Syekh Abdul Wahab Rokan salah seorang guru

spiritual kesultanan.

Dapat dilihat bahwa dinamika keagamaan di Langkat sangat

kental.

24 Hasil wawanca dengan Bapak Abul Sazali (64 thn) Bendahara Badan

Kemakmuran Masjid Azizi di serambi Utara Masjid Azizi, 17/03/2018 lihat

juga Djohar Arifin, Sejarah Kesultanan Langkat, 141 lihat juga Ryzka Dwi

Kurnia, Sistem Pemerintahan Kesultanan Langkat, Jurnal Analytica Islamica,

Vol. 4, No. 1, 2015, 160

Page 44: MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40326/1/... · Skripsi ini menjelaskan terkait peninggalan sejarah berupa material pada

30

Kondisi Ekonomi

Berdasarkan catatan sejarah, Kerajaan Langkat merupakan

kerajaan Melayu yang makmur. Hal ini dapat dilihat dari

bangunan-bangunan yang didirikan pada masa kerajaan ini.

Kekayaan Kesultanan Langkat ini didorong oleh berbagai

penghasilan alam dan konsesi-konsesi yang dibuat oleh

Kesultanan Langkat dengan Belanda dan negara lainnya..25

Sebagaimana disebutkan juga oleh John Anderson26 bahwa

pada tahun 1823 Kerajaan Langkat merupakan sebuah kerajaan

yang kaya.27 Selain penghasilan pertanian dan perkebunan yang

tinggi ditambah lagi dengan ditemukannya sumur minyak di

daerah ini.28 Di mana, sumur minyak ini merupakan sumur

minyak pertama yang berhasil diproduksi. Bahkan berdasarkan

catatan sejarah, sumur minyak ini sempat menjadi sumur minyak

terbesar keempat di dunia. Bersaing dengan minyak Amerika

Serikat, Rusia dan Cina.

Di mana, mulai diproduksi pada tahun 1892 dan dibentuknya

maskapai perminyakan kerja sama dengan pemerintah Belanda

yang bernama, Koninklijke (Koninklijke Nederlandsche

25 Sri Windari. Kesultanan Langkat di Sumatera Utara Pada Masa Sultan

Abdul Aziz (1827-1927 M) JUSPI. Vol. I No. 1 Tahun 2017, 44 http://

jurnal.uinsu.ac.id/index.php/juspi/article/view/902 dan hasil wawancara

dengan Bapak Zainal Arifin (57 tahun), 17/03/2018 di Pangkalan Brandan. 26 Wakil Pemerintahan Inggris di Penang 27 Panitia Peringatan Ulang Tahun ke-100 Jama’iyah Mahmudiyah

Tanjung Pura, Langkat, Sejarah Organisasi Pendidikan dan Sosial Jama’iyah

Mahmudiyah Lithalibil Kahiriyah Tanjung Pura Langkat, 43 28 Subhan Afifi, Identifikasi Program Corporate Social Responsibility Di

Pangkalan Brandan terhadap Rencana Pendirian Pabrik Sodium Ligno

Sulfanot, Jurnal Ilmu Komunikasi. Volume 12, Nomor 2, Mei- Agustus 2014,

137 http://jurnal.upnyk.ac.id/index.php/komunikasi/article/view/374

Page 45: MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40326/1/... · Skripsi ini menjelaskan terkait peninggalan sejarah berupa material pada

31

Maatschapij tot Exploitatie van Petrolium bronnen in

Nederlandsche-Indie).29

Perlu diketahui, bahwa Kerajaan Langkat ini merupakan

salah satu Kerajaan Melayu besar di Sumatera yang memiliki

status “Lange Politiek Contract”. Yaitu, Mempunyai perjanjian

politik yang tercantum di dalam berbagai pasal dimana

ditentukan hak dan kekuasaan yang diserahkan kepada

pemerintah Hindia Belanda dan selebihnya sebahagian besar

wewenang tetap berada pada kekuasaan kerajaan yang

bersangkutan.

Oleh karenanyalah, Kerajaan Langkat dapat menikmati hasil

minyak tersebut dengan leluasa. Di mana tercatat, bahwa Langkat

telah menerima hasil minyak sejumlah FL.479.103 dan dari hasil

in pula Sultan Langkat memperoleh royalty (bahagian).30

Disebabkan faktor perekonomian yang meningkat dan stabil

inilah sultan banyak mengadakan pembangunan-pembangunan.31

Dari paparan di atas dapat dilihat bahwa faktor sosial budaya,

keagamaan dan ekonomi berperan penting dalam mendorong

berdirinya Masjid Azizi. Selain itu, Masjid Azizi ini menjadi

bukti nyata dinamika sejarah Kesultanan Langkat yang luar biasa.

Keberadaannya menjadi saksi nyata kejayaan di bidang ekonomi

dan kepedulian yang besar kesultanan terhadap agama Islam.

29 Zainal Arifin, Sekilas Tragedi Bersejarah Brandan Bumi Hangus, 23 30 Djohar Arifin, Sejarah Kesultanan Langkat. 44-45 lihat juga Lukman

Sinar Basarsah, Bangun dan Runtuhnya Kerajaan Melayu di Sumatera Timur.

(Medan: Yayasan Kesultanan Serdang, 2006), 243-244 31 Sulaiman Zuhdi, Langkat Dalam Kilatan Selintas Jejak Sejarah dan

Peradaban, 100 lihat juga Lukman Sinar Basarsah, Bangun dan Runtuhnya

Kesultanan Melayu di Sumatera Timur, 243-244

Page 46: MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40326/1/... · Skripsi ini menjelaskan terkait peninggalan sejarah berupa material pada

32

Di samping itu, perlu diketahui, bahwa pembangunan Masjid

Azizi ini, pada awalnya (1902 M.) belum mempunyai menara.

Menara ini baru dibangun pada tahun 1927 di saat akhir jabatan

Sultan Abdul Aziz.32 Oleh seorang berkebangsaan Belanda

bernama Helbert Cremer (Pimpinan Deli Maatschappy).

Berdasarkan catatan sejarah, pembangunan ini dilakukan sebagai

penebusan rasa bersalah pihak Deli My kepada Sultan Abdul

Aziz karena tidak hadir pada pelaksanaan acara peringatan ulang

tahun ke-25 masa kekuasaan Sultan Abdul Aziz di Langkat.

Pembangunan menara ini juga dilakukan agar Sultan memaafkan

pihak Belanda dan berkenan kembali untuk bekerjasama dengan

pihak Belanda. 33

Nama pimpinan pihak Deli Maatschappy ini sampai sekarang

masih terlihat di dinding bagian depan menara.34

32 Sulaiman Zuhdi, Langkat dalam Kilatan Selintas Jejak Sejarah dan

Peradaban, 78 33 Zainal Arifin AKA, Langkat dalam Sejarah Perjuangan dan

Kemerdekaan, 61 dan hasil wawancara dengan Bapak Muhammad Sis (54

tahun), Staff Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Langkat, 19/03/2018 di Jl.

Karantina, Tanjung Pura (rumah M.Sis) dan hasil wawancara dengan Bapak

Zainal Arifin AKA (56 tahun), tokoh Sejarawan Langkat dan mantan Kepala

Kantor Kebudayaan dan Kepariwisataan Kabupaten Langkat, Sumatera Utara,

18/03/2018, di Jalan Pendidikan, Pangkalan Brandan. 34 Observasi langsung yang penulis lakukan di Masjid Azizi

Page 47: MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40326/1/... · Skripsi ini menjelaskan terkait peninggalan sejarah berupa material pada

33

BAB IV

DESKRIPSI ARSITEKTUR BANGUNAN MASJID AZIZI

Pada umumnya, setiap bangunan itu seperti halnya bangunan

masjid memiliki dua komponen utama yang berada di bagian

eksterior dan interior. Sebagaimana halnya bangunan Masjid

Azizi. Berikut diuraikan terkait eksterior dan interior Masjid

Azizi:

A. Eksterior Masjid Azizi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata

eksterior memiliki arti berada di permukaan luar, cocok

digunakan pada daerah luar, atau berada di sisi luar. Berikut

eksterior bangunan Masjid Azizi:

1) Pagar

Pagar ini terdiri dari dua lapis. Yang pertama pagar yang

mengitari bangunan induk masjid di areal basement dan

pagar tembok yang mengitari lapangan/halaman luar

masjid. Pagar Masjid Azizi ini tingginya + 1 m dan

mengelilingi areal Masjid Azizi dengan luas tanah +

24.000 m2..1 (Lihat lampiran I gambar 1) Jarak pagar

bagian dalam dengan bangunan masjid baik bagian barat,

utara, selatan maupun timur sejauh 8,5 m2. Sedangkan

jarak pagar luar dengan bangunan masjid jika bagian utara

sejauh 48,5 m2, bagian timur 33,5m2, bagian selatan 23,5

m2 dan bagian barat sejauh 68,5 m2..

1 Hasil wawancara dengan bapak Muhammad Sis (54 tahun), seorang

Staff Kantor Kebudayaan da Kepariwisataan Kabupaten Langkat, 18/03/2018

di Tanjung Pura, Kabupaten Langkat

Page 48: MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40326/1/... · Skripsi ini menjelaskan terkait peninggalan sejarah berupa material pada

34

2) Lapangan

Lapangan/halaman Masjid Azizi ini terbagi menjadi dua

komponen. Pertama yang berada di area bangunan induk

masjid (bersemen), kedua berada di luar pekarangan

masjid. Masjid ini berdiri di tanah seluas mencapai 4,5

hektar. (Lihat lampiran I gambar 2 dan 3). Luas halaman

luar masjid ini 12.000 m2 dan luas halaman dalam 1575

m2. Denah halamannya berbentuk persegi panjang.

3) Parkiran

Parkiran terdapat di sebelah Barat Masjid. Parkiran ini

dahulunya merupakan rumah tempat bersuluk sebelum

masjid azizi berdiri. Parkiran ini berbentuk persegi

panjang dengan lebar 20 meter dan panjang 15 meter.

(Lihat lampiran I gambar 4)

4) Makam

Pemakaman ini terdapat di dua tempat. Pertama di

pekarangan basemant masjid tepatnya di sebelah barat

masjid. Kemudian pemakaman yang berada di pekarangan

masjid. Luas pemakaman bagian luar berdiri di atas tanah

seluas satu hektar. Sedangkan makam di bagian halaman

dalam masjid memiliki panjang 25 meter dan lebar 5

meter. Makam bagian halaman dalam ini dilengkapi

dengan cungkup atau rumah makam. Menurut M. Sis

pemakaman ini terdiri dari 4 golongan masyarakat yaitu:

1.1. Makam Keturunan Sultan Langkat yang terdapat di

dalam lokasi kota atau halaman dalam Masjid yang

berada di rumah makam (cungkup). Di pemakan ini

Page 49: MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40326/1/... · Skripsi ini menjelaskan terkait peninggalan sejarah berupa material pada

35

terdapat makam Keluarga Istana Kesultanan Langkat.

Di antaranya makam Tengku Tahura Alautiah Bin

Tengku Amir Hamzah, Tengku Kalamiah Binti

Sultan Mahmud, Tengku Salamah Aziz Binti Sultan

Abdul Aziz, Tengku Murad Aziz Bin Sultan Musa,

Tengku Iskandar Hil Ali Abdul Aziz Rahmadsyah Al

Haj bin Tengku Murad Aziz, Tengku Poetera Aziz

bin Tengku Abdul Aziz, Tengku Daud Aziz bin

Tengku Abdul Aziz, Tengku Yahya bin Sultan Musa,

Tengku Muhammad Kamal bin Sultan Mahmud,

Sultan Abdul Aziz bin Sultan Musa, Sultan Mahmud

bin Sultan Musa, Sultan Musa. (Lihat lampiran 1

gambar 5 dan 6)

1.2. Makam Kuburan Tengku Keturunan Sultan Langkat

(bukan dari keluarga Istana), terletak di luar pagar

dalam masjid dan dibahagian halaman luar tetapi

lokasi tanahnya ditinggikan dan di makam ini

terdapat makam T. Amir Hamzah dan Keluarga

kandungnya. Sedangkan Istrinya T. Kamaliah dan

Putrinya T. Tahura Alauthiyah berada dimakam

keluarga Istana karena dianggap masih keluarga

Sultan Mahmud.

1.3. Makam/Kuburan Masyarakat Islam Umum yang

terletak di halaman luar Masjid dan lokasi bawah.

1.4. Makam khusus Veteran RI islam yang terletak

dihalaman luar dibahagian depan (pintu masuk ke

Masjid.

Page 50: MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40326/1/... · Skripsi ini menjelaskan terkait peninggalan sejarah berupa material pada

36

1.5. Selain itu terdapat juga makam Syekh Muhammad

Yusuf (Tok Ongku) makamnya dibahagian belakang

Masjid dan dibangun secara permanen.

Dari pengklasifikasian letak makam ini dapat kita

lihat bahwa masyarakat setempat masih terikat degan

tradisi lokal yakni dengan adanya perbedaan antara raja

dan masyarakat biasa. Makam ini berbentuk seperti

makam pada umumnya, yakni berwarna putih dan

berundak-undak serta terbuat dari keramik. Tampak

sebagaimana di gambar. Terdapat ukiran kaligrafi yang

bertuliskan nama pada batu nisan.

Namun ada yang unik dari makam Tengku Amir

Hamzah. Sebab, di sekeliling makamnya terdapat tulisan

puisi karya beliau. (Lihat lampiran 1 gambar 30)

5) Menara

Masjid Azizi ini juga dilengkapi oleh sebuah menara yang

terdapat di bagian timur laut Masjid. Menara masjid ini

berbentuk segi delapan dengan tinggi 35 meter dan lebar

seluas 6 meter serta tangga sejumlah 121 buah (dari atas

ke tengah 65 dan dari bawah ke tengah 56) sedangkan

pondasi menaranya memiliki kedalaman 4 meter dengan

cor dan mempergunakan Besi 12 x 6 inci.2 Selain itu

terdapat bedug dan satu kubah kecil di bagian atas

menara. (Lihat lampiran 1 gambar 7)

2 Hasil wawancara dengan bapak Muhammad Sis (54 tahun), staff kantor

kebudayaan dan kepariwisataan Kabupaten Langkat, 19/03/2018 di

kediamannnya yang berada di Tanjung Pura, Kabupaten Langkat

Page 51: MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40326/1/... · Skripsi ini menjelaskan terkait peninggalan sejarah berupa material pada

37

6) Balai Pustaka Tengku Amir Hamzah

Di bagian halaman luar masjid terdapat Balai Pustaka

Tengku Amir Hamzah. Balai Pustaka ini terletak di bagian

timur masjid. Di dalam balai pustaka ini terdapat buku-

buku dan karya-karya sastra Tengku Amir Hamzah

lainnya. Balai pustaka ini panjangnya 15 meter dan

lebarnya 10 meter. Terbuat dari batu bata, berdindingkan

warna dasar kuning dengan hiasan geometris berwarna

hijau. Dilengkapi dengan 24 tiang yang mengeliling

bangunan. (Lihat lampiran 1 gambar 8 dan 9)

7) Kamar Mandi

Kamar mandi Masjid Azizi berada di luar pekarangan

bangunan induk masjid. Tepatnya di bagian Selatan

Masjid. Kamar mandi ini antara Laki-laki dan Perempuan

terpisah serta terletak bersebelahan. Bentuknya persegi

panjang dengan masing-masing panjangnya 30 meter dan

lebar 5 meter. Terbuat dari batu bata dan belantaikan

keramik. (Lihat lampiran I gambar 10)

8) Bedug

Bedug Masjdi Azizi ini berada di atas menara Masjid

Azizi. Terbuat dari kayu jati tingginya + 0,5 meter dengan

dimater 25 centi meter.

B. Interior Masjid Azizi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), interior

berarti yang dalam, bagian dalam atau yang berkaitan dengan

bagian dalam. Berikut interior bangunan Masjid Azizi Kesultanan

Langkat:

Page 52: MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40326/1/... · Skripsi ini menjelaskan terkait peninggalan sejarah berupa material pada

38

1) Pintu

Pintu utama masjid ini terdapat tiga buah di antaranya satu

di bagian utara, satu di bagian timur dan satu di bagian

barat dengan lebar 2 meter dan tinggi 3,5 meter. Masjid

ini juga dilengkapi dengan sembilan pintu anak

(pendamping pintu utama) dengan lebar 1,5 meter dan

tinggi 3,5 meter. Pintu anak ini terletak satu di bagian kiri

dan satu di bagian kanan setiap pintu utama. Serta dua

pintu kecil di bagian barat masjid (berderetan dengan

mihrab Masjid Azizi).3 Bentuk pintu masjid ini (Lihat

lampiran I gambar 11 dan 12) persegi panjang dengan

bahan terbuat dari kayu jati. Tinggi pintu utama 2,5 meter

dan lebar 1,5 meter. Warna dasarnya kuning dengan motif

garis berwarna hijau.

2) Jendela

Masjid ini dilengkapi dengan enam belas buah jendela

yang terbuat dari stained glass dengan tinggi 1 meter dan

lebar + 0,5 meter. Namun jendela pada masjid ini hanya

sebagai hiasan saja dan tidak bisa dibuka tutup seperti

jendela pada umumnya. Memiliki ornamen hias berbentuk

tumbuh-tumbuhan yang memiliki ragam warna.

Bentuknya persegi panjang dengan lengkungan di atasnya.

(Lihat lampiran I gambar 13)

3 Hasil wawancara dengan bapak Abul Sazali Hasan (64 tahun), seorang

bendahara Masjid Azizi sekaligus cucu, 17/03/2018 di serambi Masjid Azizi

Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat dan hasil wawancara dengan

Bapak Zainal Arifin AKA (57 tahun), seorang tokoh sejarawan Langkat dan

mantan kepala kantor Kebudayaan dan Kepariwisataan Kabupaten Langkat,

18/03/2018 di Pangkalan Brandan

Page 53: MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40326/1/... · Skripsi ini menjelaskan terkait peninggalan sejarah berupa material pada

39

3) Pondasi

Pondasi4 Masjid Azizi ini kedalamannya berukuran empat

meter dan luasnya dua meter diluar pagar koya (dalam

Masjid).5

4) Dinding

Dinding Masjid Azizi ini terbuat dari beton dengan warna

dasar di bagian luarnya Kuning dan onamennnya diberi

warna hijau. Untuk warna dinding di bagian dalam masjid

memiliki warna yang bervariasi dilengkapi hiasan

kaligrafi dan ornamen lainnya yang mengelilingi

keseluruhan masjid. (Lihat lampiran I gambar 14 dan 15)

5) Mimbar

Masjid Azizi ini memiliki satu mimbar6 yang berada di

dalam masjid terbuat dari kayu jati impor dari Turki.

lebarnya 1 meter dan tingginya 3 meter. Dilengkapi

dengan ukiran-ukiran tumbuh-tumbuhan serta menyerupai

bentuk mimbar di Turki. (Lihat lampiran I gambar 16)

6) Atap/Kubah

Atap Masjid Azizi ini berbentuk kubah besar dan

dikeliling oleh kubah-kubah kecil. Masjid ini memiliki 4

jenis kubah.

4 Istilah lainnya adalah fondamen, yaitu bagian bangunan yang tertanam

di dalam tanah berfungsi sebagai penyangga dinding atau tiang. Bentuk

pondasi disesuaikan dengan denah bangunan. 5 Hasil wawancara dengan bapak Muhammad Sis (54 tahun), seorang

Staff Kantor Kebudayaan dan Kepariwisataan Kabupaten Langkat, 19/03/2018

di Tanjung Pura, Kabupaten Langkat 6 Komponen bangunan atau mebel sejenis meja atau tempat duduk yang

ditempatkan di bagian muka ruangan. biasanya digunakan sebagai tempat

orang berpidato

Page 54: MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40326/1/... · Skripsi ini menjelaskan terkait peninggalan sejarah berupa material pada

40

6.1. Satu kubah induk paling besar di tengah. Kubah

utama ini berdiameter 13 meter dan menutupi ruang

utama masjid.

6.2. Tiga kubah di setiap teras berbentuk dome (berbentuk

denah segi delapan juga) dengan diameter lebih

kurang 4,2 meter.

6.3. Empat kubah yang mengelilingi kubah induk.

6.4. Kemudian ada 15 buah kecil di sekeliling masjid.

Struktur kubah ini menggunakan rangka besi tembaga

yang bertumpu pada setiap sudut dinding yang

berbentuk segi delapan, kubah masjid Azizi dilapisi

atau ditutupi oleh kayu damar. (Lihat lampiran 1

gambar 17 dan 18)

7) Tiang

Masjid ini memiliki sembilan puluh empat tiang

penyangga. Dengan enam belas tiang yang berada di

dalam masjid.7 Diameter tiang ini + 20 centi meter. (Lihat

lampiran I gambar 19 dan 20)

8) Mihrab

Sebagaimana pada masjid umumnya, di Masjid Azizi ini

juga dilengkapi dengan mihrab yang berukuran lebar 2

meter dan panjang 2 meter serta tinggi 4 meter.8

Dilengkapi dengan ornamen hias kaligrafi dan tumbuh-

tumbuhan. (Lihat lampiran I gambar 21)

7Hasil wawancara dengan bapak Abul Sazali Hasan (64 tahun), seorang

bendahara Masjid Azizi sekaligus cucu, 17/03/2018 di serambi Masjid Azizi

Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat 8 Ruang kecil tempat imam berdiri waktu shalat berjamaah

Page 55: MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40326/1/... · Skripsi ini menjelaskan terkait peninggalan sejarah berupa material pada

41

9) Lantai

Lantai masjid ini secara keseluruhan pada awalnya terbuat

dari marmer. Namun kemudian sempat mengalami

perbaikan dan diganti dengan keramik biasa.9 (Lihat

lampiran I gambar 22 dan 23)

10) Lampu hias

Di bagian dalam masjid tepatnya di tengah bangunan

terdapat lampu hias yang digantung dan berjumlah 99

buah.10 Lampu ini terbuat dari kristal impor dari Turki.11

(Lihat lampiran I gambar 24)

11) Serambi

Masjid ini memiliki tiga serambi12 utama. Di antaranya

terletak di bagian timur, utara dan selatan bangunan. Di

samping itu, di sekeliling masjid ini juga disediakan teras

dengan lebar 1,5 meter. (Lihat lampiran I ambar 25 dan

26)

9 Hasil wawancara dengan bapak Muhammad Sis (54 tahun), seorang

Staff Kantor Kebudayaan da Kepariwisataan Kabupaten Langkat, 18/03/2018

di Tanjung Pura, Kabupaten Langkat dan hasil wawancara dengan bapak Abul

Sazali Hasan (64 tahun), seorang bendahara Masjid Azizi, 17/03/2018 di

serambi Masjid Azizi Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat 10 Hasil wawancara dengan bapak Muhammad Sis (54 tahun), seorang

Staff Kantor Kebudayaan da Kepariwisataan Kabupaten Langkat, 19/03/2018

di Tanjung Pura, Kabupaten Langkat 11 Abdul Aqier Zin, op., cit., hlm., 32 dan hasil wawancara dengan bapak

Muhammad Sis (54 tahun), seorang Staff Kantor Kebudayaan da

Kepariwisataan Kabupaten Langkat, 18/03/2018 di Tanjung Pura, Kabupaten

Langkat dan hasil wawancara dengan bapak Abul Sazali Hasan (64 tahun),

seorang bendahara Masjid Azizi, 17/03/2018 di serambi Masjid Azizi

Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat 12 Bagian bangunan berupa pelataran yang tidak dikelilingi oleh dinding.

Serambi sering ditemukan pada bagian muka bangunan yang berhubungan

langsung dengan pintu masuk.

Page 56: MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40326/1/... · Skripsi ini menjelaskan terkait peninggalan sejarah berupa material pada

42

C. Ragam Hias

Berdasarkan buku Laporan Penelitian: Pengumpulan dan

Dokumentasi Ornamen Tradisional di Sumatera Utara yang

diterbitkan Pemerintahan Daerah Provinsi Sumatera Utara

dijelaskan bahwa dalam kesenian terdapat komponen yang

menghiasi suatu benda tertentu dan kemudian disebut dengan

ragam hias ataupun ornamen.13 Begitu pula dengan bangunan

Masjid Azizi ini yang di dalamnya terdapat berbagai ragam hias

atau ornamen. Seperti halnya ornamen garis, geometris, flora dan

kaligrafi.

Hal ini dapat kita lihat pada berbagai komponen bangunan

Masjid Azizi seperti halnya pintu, jendela, tiang, kubah, dinding,

makam, mimbar dan menara. Pada bagian pintu dapat dilihat

adanya ragam hias atau ornamen pada bingkai dan daun pintu

berupa ornamen garis dan ornamen pancang jermar. Sedangkan

pada jendela yang terbuat dari stained glass ini, terdapat ragam

hias berupa gambar tumbuh-tumbuhan yang memili warna

variatif.

Kemudian terdapat pula ragam hias pada bagian dinding

masjid berupa ornamen kaligrafi dan tumbuh-tumbuhan yang

mengelilingi bangunan dalam dan luar masjid. Pada bagian dalam

dinding masjid warna ornamen kaligrafi dan floranya lebih

bervariatif dibandingkan ornamen dinding di bagian luar masjid

sebab di dinding bagian luar masjid ornamennya hanya berwarna

hijau dan putih.

13 T. Lukman Sinar Basarsah, Motif dan Ornamen Melayu, (Medan:

Yayasan Kesultanan Serdang, 2007), 230

Page 57: MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40326/1/... · Skripsi ini menjelaskan terkait peninggalan sejarah berupa material pada

43

Selain itu terdapat juga ornamen hias di bagian pagar keliling

masjid, yakni berupa ornemen awan selimpat, ukiran salib dan

ornamen berbentuk perpelipitan14 pada bagian permukaan pagar

keliling bagian dalam. (Lihat lampiran I gambar 26).

Selanjutnya, masjid ini juga dihiasi dengan tiang-tiang

penyangga baik di dalam maupun di luar masjid. Setiap dua

tiang penyangga yang ada, terdapat lengkungan di atasnya

dengan hiasan lengkung-lengkung kecil (Lihat lampiran I gambar

11 dan 34). Kemudian terdapat pula umpakan15 pada tiang-tiang

tersebut serta ornamen tumbuhan di bagian kepala/atas tiang.

Selain itu, terdapat pula ragam hias di bagian dinding menara

masjid berupa ragam hias melayu bernama awan ikal. Di samping

itu juga terdapat ornamen/ragam hias pada makam yang berada di

Masjid Azizi ini di antaranya dibagian dinding makam Tengku

Amir Hamzah berupa inskripsi16 puisi-puisi karya beliau.

14 Unsur permukaan dinding bangunan yang membentuk profil. 15 Landasan penyangga tiang bangunan terbuat dari batu atau susunan

bata 16Tulisan, pahatan, atau guratan huruf-huruf yang mengandung pesan

pada permukaan benda atau bangunan

Page 58: MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40326/1/... · Skripsi ini menjelaskan terkait peninggalan sejarah berupa material pada

44

BAB V

ANALISIS BAGIAN ARSITEKTUR MASJID AZIZI

A. Analisis Arsitektur Masjid Azizi

Dalam mengamati sebuah arsitektur bangunan terdapat

beberapa analisis yang perlu diperhatikan. Di antaranya analisis

morfologi, stilistik dan teknologi. Sebagaimana telah dijelaskan

di atas bahwa analisis morfologi berfokus pada bentuk bangunan

yang diteliti. Jika analisis stilistik, merupakan analisis yang

berkaitan dengan gaya ataupun pengaruh yang terdapat pada

ragam hias bangunan.1 Misal ragam hias Cina, Eropa dan lainnya.

Sedangkan analisis teknologi merupakan analisis arsitektur

bangunan pada jenis bahan-bahan yang digunakan. Berikut

dijelaskan analisis arsitektur Masjid Azizi:

1) Pagar

Pagar Masjid Azizi ini tingginya + 1 m dengan bentuk

persegi panjang dan mengelilingi areal Masjid Azizi dengan

luas tanah + 24.000 m2.. Pagar ini terbuat dari beton dengan

warna dasar kuning dan ornament berwarna hijau.2

Berdasarkan hasil wawancara yang penulis dapatkan3 terkait

tinggi bangunan masjid ini tidak memiliki makna khusus

1 Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional Badan

Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan dan Pariwisata Departemen

Kebudayaan dan Pariwisata. Metode Penelitian Arkeologi. (Jakarta: Pusat

Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional, 2008), 68-70 2 Hasil wawancara dengan bapak Muhammad Sis (54 tahun), seorang

Staff Kantor Kebudayaan da Kepariwisataan Kabupaten Langkat, 18/03/2018

di Tanjung Pura, Kabupaten Langkat 3 Hasil wawancara dengan Bapak Abul Sazali (64 tahun) Bendahara

Badan Kenaziran Masji Azizi, 1703/208, di serambi Utara Masjid Azizi di

Pangkalan Brandan.

Page 59: MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40326/1/... · Skripsi ini menjelaskan terkait peninggalan sejarah berupa material pada

45

apa-apa. Hanya sebagai pelengkap bangunan dan hiasan.

Pagar ini juga memiliki hiasan ataupun ornamen lainnya. Di

antaranya terdapat ornamen khas Melayu dan ornamen yang

bercirikan simbol milik agama Kristen.

Ornamen Melayu terdapat pada bentuk gerigi-gerigi

bagian atas pagar (Lihat lampiran I gambar 26). Ornamen ini

bernama awan selimpat. Adapun ornamen awan selimpat ini

berdasarkan referensi dari buku ornamen khas Melayu yang

didapatkan tidak ada makna khusus dari ornamen ini. Hanya

sebagai hiasan saja.4 Begitu pula penjelesan yang diberikan

dari Abul Sazali saat ditemui di Masjid Azizi.

Selain itu, dari penuturan M. Sis5 terdapat pula ornamen

yang bercirikan simbol agama kristen pada pagar ini yakni

berupa gambar salib. Hal ini dapat dilihat dari simbol salib

yang banyak terdapat di sekeliling pagar berwarna hijau.

(Lihat lampiran 1 gambar 26). Keberadaan simbol ini,

menurut M. Sis baru diketahui ketika seorang arkeolog

melakukan penelitian terhadap Masjid Azizi ini. Besar

kemungkinan masuknya arsitektur agama Kristen pada pagar

ini disebabkan oleh latar belakang arsitek yang mendesain.

Di samping itu, berdasarkan analisis yang dilakukan

terhadap berbagai jenis ragam salib, ukiran yang dikatakan

sebagai salib ini, lebih mendekati pada simbol ankh (Lihat

4 T. Lukman Sinar Basarsah, Motif dan Ornamen Melayu, (Medan:

Yayasan Kesultanan Serdang, 2007), 241 dan Hasil wawancara dengan Bapak

Zainal Arifin AKA. (57 tahun) 18/03/2018, di Pangkalan Brandan 5 Hasil wawancara dengan bapak Muhammad Sis (54 tahun), seorang

Staff Kantor Kebudayaan da Kepariwisataan Kabupaten Langkat, 19/03/2018

di Tanjung Pura, Kabupaten Langkat

Page 60: MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40326/1/... · Skripsi ini menjelaskan terkait peninggalan sejarah berupa material pada

46

lampiran I gambar 27). Simbol ankh ini merupakan simbol

yang berasal dari mistik Mesir sebagai pemujaan terhadap

Dewa Matahari Mesir Kuno.6 Selanjutnya, David P.

Silverman mencatat bahwa simbol Ankh ini pun

dipertahankan oleh kaum Koptik sebagai salib Kristen, salib

Koptik.7

Simbol salib, umum digunakan pada bangunan

peribadahan agama Kristiani. Karena menurut mereka bahwa

simbol-simbol ketuhanan kristiani melekat pada bangunan.

Menurut mereka simbol salib ini pada dasarnya

melambangkan kematian dan kehidupan. Begitu pula

menurut Hildebrandt, (2004; 25-38) di agama Kristen salib

adalah karya pembebasan dan keselamatan Allah.8

Selain itu, terdapat ornamen hias lainnya yang mengukir

bagian depan pagar ini (Lihat lampiran 1 gambar 28). Namun

berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap jenis-jenis

ornamen ragam hias Melayu dan lainnya, ornamen pada

dinding bagian depan pagar Masjid Azizi ini, belum

ditemukan secara pasti, ornamen khas mana dan apa nama

ornamennya. Saat ditanyakan oleh beberapa narasumber pun

menyebutkan bahwa tidak ada makna khusus yang diketahui.

6https://www.republika.co.id/berita/duniaislam/khazanah/12/08/14/m8q7

05-awas-simbolsimbol-setan-ada-di-sekeliling-kita-apa-saja-2 diakses pukul,

14:30 WIB, 01/07/18 7http://www.globalmuslim.web.id/2012/12/katolik-sarat-dengan-ritus-

paganisme.html diakses pukul, 13:10 WIB, 01/07/18 8 Alvita Melina dan Emmelia Tricia, Identifikasi Unsur-unsur

Pembentukan KarakterArsitektural Bangunan Gereja Krsiten Jawa Klasis

Yogyakarta Utara, (Yogyakarta: Jurnal Arsitektur KOMPOSISI), Volume 10,

Nomor 2, Oktober 2012, 90

Page 61: MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40326/1/... · Skripsi ini menjelaskan terkait peninggalan sejarah berupa material pada

47

Akan tetapi, jika penulis amati dan bandingkan dengan

istilah arkeologi, bentuk ornamen ini disebut juga dengan

perpelipitan (bentuk profil pada permukaan bangunan).

Selanjutnya terdapat pagar yang mengelilingi dan

menghiasi bangunan Masjid Azizi (Lihat lampiran I gambar

29). Pagar ini terbuat dari besi. Bentuknya menyerupai

ornamen terali bola. Sebuah ragam hias pada pagar yang

umum digunakan oleh bangunan Melayu9 dibalut dengan

warna kuning yang diyakini pula sebagai warna khas dalam

ragam hias Melayu.10

gO

2) Menara

Menara11 masjid ini (Lihat lampiran I gambar 31)

berbentuk segi delapan12 dengan tinggi 35 meter dan jumlah

tangga 121 buah (dari atas ke tengah 65 dan dari bawah ke

tengah 56) sedangkan pondasi menaranya memiliki

9 Andrie Suparman, Analisa Penerapan Ornamen Bernuansa Melayu

Pada Masjid Azizi di Tanjung Pura, (Medan: Universitas Sumatera Utara), 10

dan hasil wawancara Bapak Zainal Arifin AKA., (57 tahun), tokoh sejarawan

Langkat, 18/03/2018 di Pangkalan Brandan dan hasil wawancara dengan

bapak Muhammad Sis (54 tahun), staff kantor kebudayaan dan kepariwisataan

Kabupaten Langkat, 19/03/2018 di Tanjung Pura dan Hasil wawancara dengan

Bapak Abul Sazali (64 tahun) Bendahara Badan Kenaziran Masji Azizi,

1703/208, di serambi Utara Masjid Azizi di Pangkalan Brandan. 10 Kartini (2014) dalam Andrie Suparman, Analisa Penerapan Ornamen

Bernuansa Melayu Pada Masjid Azizi di Tanjung Pura, (Medan: Universitas

Sumatera Utara), 8 11 Pada awalnya menara ini didirikan dengan tujuan sebagai tempat

mengumandangkan azan. Kemudian seiring dengan berkembangnya zaman

dan teknologi fungsi dari menara ini menjadi sebagai hiasan dan penanda

keberadaan sebuah masjid. Karna bentuknya yang pada umumnya lebih tinggi

dari bangunan masjid. Sehingga dapat terlihat dari kejauhan. 12 Isman Prataman Nasution, Menara Masjid Kuna Indonesia,

WACANA, VOL. 4, No. 1, April 2004, 30

Page 62: MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40326/1/... · Skripsi ini menjelaskan terkait peninggalan sejarah berupa material pada

48

kedalaman 4 meter dengan cor dan mempergunakan Besi 12

x 6 inci.13

Selain itu, pada menara ini juga terdapat ornamen hias.

Adapun ornamen hias yang tedapat pada bangunan menara

ini salah satunya adalah ornamen hias khas Melayu. Yakni

ragam hias yang disebut sebagai awan ikal (Lihat lampiran 1

gambar 32). Menara ini terletak di Timur Laut masjid.

Terkait bentuk, ukuran dan ornamen hias menara ini tidak

ditemui makna khususnya mengapa bentuk, ukuraran dan

ornamennya dibuat sedemikian rupa. Pendirian menara ini

dibuat langsung oleh pihak Belanda (Deli Maatschappy).

3) Pintu

Pintu utama masjid ini terdapat tiga buah di antaranya satu

di bagian utara, satu di bagian timur dan satu di bagian barat

dengan lebar 1,5 meter dan tinggi 3,5 meter. Masjid ini juga

dilengkapi dengan sembilan pintu anak (pendamping pintu

utama) dengar lebar 1 meter dan tinggi 3,5 meter. Pintu anak

ini terletak satu di bagian kiri dan satu di bagian kanan setiap

pintu utama. Serta dua pintu kecil di bagian barat masjid.

Bentuk pintu masjid ini dibuat seperti bentuk pintu khas

Melayu yang berbentuk belah pintu. Pintu anak yang berada

di samping kiri dan kanan pintu induk dibuat sebagai

penghias dan jika ada acara-acara besar pintu anak ini

digunakan untuk memudahkan keluar dan masuknya orang-

orang dari dalam masjid. Namun, ketika tidak ada acara-

13 Wawancara dengan bapak Muhammad Sis (54 tahun), 19/03/2018 di

kediamannnya yang berada di Tanjung Pura, Kabupaten Langkat

Page 63: MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40326/1/... · Skripsi ini menjelaskan terkait peninggalan sejarah berupa material pada

49

acara besar, maka pintu anak ini tidak dibuka dan hanya

menggunakan pintu induk. Model bangunan dengan

memiliki banyak pintu ini juga umum digunakan pada

bangunan-bangunan Cina, Eropa dan India.14

Bentuk pintu masjid ini (Lihat lampiran I gambar 33)

persegi panjang dengan bahan terbuat dari kayu jati. Warna

dasarnya kuning dengan motif garis berwarna hijau. Bahan-

bahan pintu ini juga termasuk imporan dari Penang.15

Berdasarkan penuturan Abul Sazali bahwa corak pintu ini

merupakan corak ataupun gaya pintu khas Melayu.

Begitu pula pemaparan dari Zainal Arifin AKA saat

ditemui dikediamannya.16 Menurut Zainal ornamen garis

pada pintu Masji Azizi ini (Lihat lampiran I gambar 33)

merupakan ornamen garis Melayu yakni pancang jermar.

Namun memang jika diperhatikan secara seksama, bentuk

pintu masjid ini menyerupai bentuk ornamen garis yang

umum digunakan oleh masyarakat Cina (Lihat lampiran I

gambar 33). Hal ini bisa saja terjadi karna menurut penuturan

sejarah bahwa pekerja yang digunakan dalam pembangunan

masjid ini juga banyak berasal dari orang-orang Tionghoa.

14 Tawalinuddin Haris, Masjid di Dunia Melayu Nusantara, Jurnal Shuf,

Vol.3 no. 2, 2010, 279-302 15 Hasil wawancara oleh Bapak Abul Sazali Hasan (64 tahun), Bendahara

Badan Kemakmuran Masjid Azizi, 17/03/2018 di Masjid Azizi Tanjung Pura,

Langkat, Sumatera Utara Hasil wawancara dengan Bapak Abul Sazali (64

tahun) Bendahara Badan Kenaziran Masji Azizi, 1703/208, di serambi Utara

Masjid Azizi di Pangkalan Brandan. 16 Hasil wawancara dengan Zainal Arifin AKA., (57 tahun), seorang

tokoh sejarawan Langkat dan mantan Kepala Kantor Kebudayaan dan

Kepariwisataan Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara, 18/03/2018 di

Pangkalan Brandan

Page 64: MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40326/1/... · Skripsi ini menjelaskan terkait peninggalan sejarah berupa material pada

50

Selain itu, jika kita perhatikan pintu masuk pada bagian

serambi masjid (Lihat lampiran I gambar 34) gaya pintu

masuk serambi ini mirip seperti gaya pintu masuk Masjid di

India yakni Masjid Jama’ Delhi (Lihat lampiran I gambar 35)

yang telah berdiri tahun 1650. Begitu juga dengan tiang-tiang

yang mengelilingi serambi. Hal ini menunjukkan bahwa pada

bagian pintu masuk ini, terdapat pengaruh India.

Jenis pintu masuk dan serambi yang bertiang-tiang ini

pada umumnya dapat kita lihat di berbagai masjid Timur

Tengah yang telah dahulu berdiri megah sebelum Masjid

Azizi. Seperti halnya Maasjid Uqbah bin Nafi di Kairoan,

Tunisia (1050), Masjid Shah Isfahan, Iran (1611), Masjid

Badashahi, Pakistan (1671). Hal ini memperlihatkan bahwa

selain dipengaruhi oleh seni arsitektur lokal bangunan ini

juga dipengaruhi oleh arsitektur luar dan sudah terbukanya

kesadaran akan keindahan seni arsitektur.

4) Jendela

Jendela masjid ini (Lihat lampiran I gambar 36)

bentuknya persegi panjang dan bermotif ukiran tumbuh-

tumbuhan. Sedikit tembus pandang oleh sinar matahari.

Bentuknya permanen menyatu dengan dinding masjid dan

tidak dapat dibuka tutup seperti jendela pada umumnya.

Hanya sebagai hiasan saja.

Berdasarkan referensi arsitektur yang ditemukan,17 gaya

jendela seperti ini menyerupai gaya arsitektur Gotik (Lihat

17 Alvita Melina dan Emmelia Tricia, Identifikasi Unsur-unsur

Pembentukan KarakterArsitektural Bangunan Gereja Krsiten Jawa Klasis

Page 65: MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40326/1/... · Skripsi ini menjelaskan terkait peninggalan sejarah berupa material pada

51

lampiran I gambar 14). Di mana dijelaskan bahwa gaya

arsitektur Gotik ialah konsep cahaya dengan pemakaian kaca

bergambar yang disebut stained glass sebagai pencerahan

mistik. Gaya arsitektur ini pada umumnya banyak digunakan

pada bangunan-bangunan gereja.

Sebagaiman juga dijelaskan bahwa arsitektur Gotik

merupakan puncak keberhasilan kesenian arsitektur gereja.

Menurut keyakinan umat kristen, gaya arsitektur jendela ini

merupakan pemaknaan akan pemahaman bahwa Allah hadir

di mana saja seperti cahaya. Cahaya diyakini sebagai sifat

ilahi.

Selain itu, sampai saat ini, belum ditemukan referensi

yang menunjukkan bahwa pada akhir abad 19, gaya jendela

seperti ini ditemukan pada arsitektur Islam. Gaya seperti ini

baru ada saat munculnya arsitektur Gotik. Hal ini

membenarkan pernyataan Badan Kemakmuran Masjid

(BKM) Azizi bahwa masjid ini terdapat unsur-unsur

arsitektur Gotik. Salah satunya adalah arsitektur pada

jendela.18

Wajar saja jika gaya arsitektur ini mengandung gaya

arsitektur agama lain. Hal ini salah satunya dikarenakan

sebagaimana kita ketahui bahwa arsitek masjid ini

merupakan warga kebangsaan Jerman yang berasal dari

Yogyakarta Utara, (Yogyakarta: Jurnal Arsitektur KOMPOSISI), Volume 10,

Nomor 2, Oktober 2012, 89 18 Hasil wawancara oleh Bapak Abul Sazali Hasan (64 tahun), Bendahara

Badan Kemakmuran Masjid Azizi, cucu dari Syekh H. Abdullah Afifuddin

(Salah satu Syekh yang pernah menjadi imam di Masjid Azizi), 17/03/2018 di

Masjid Azizi Tanjung Pura

Page 66: MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40326/1/... · Skripsi ini menjelaskan terkait peninggalan sejarah berupa material pada

52

benua Eropa dan beragama Kristen. Jadi tidak heran, jika

terdapat unsur-unsur latar belakang diri arsitek yang

bercampur dengan seni arsitektur yang dibuatnya.

Di samping itu, jika kita lihat dari kacamata arsitektur

ragam hias Melayu, pada ornamen hias jendela Masjid Azizi

ini terdapat unsur-unsur motif ornamen Melayu. Di

antaranya gambar bunga melati, bunga melur pada gambar

yang terdapat di stained glass jendela ini. Namun, ornamen

hias ini tidak memiliki makna khusus dan penjelesan kenapa

disertakan ornemen ini pada jendela tersebut.

5) Atap/kubah

Atap masjid ini juga dipengaruhi oleh model atap

berbentuk kubah. Pada dasarnya struktur kubah yang terus

berkembang di Indonesia saat ini khususnya Masjid Azizi

adalah struktur kubah yang dibawa oleh Belanda dari India.

Di mana masjid yang termasuk awal mendapat pengaruh ini

adalah Masjid Baiturrahman Aceh. Walaupun memang pada

awalnya sempat terjadi kontra dikarenakan keberadaan kubah

sebagai ornamen masjid. Namun seiring berjalannya zaman

justru kubah menjadi salah satu kompenen bangunan yang

lazim di gunakan pada bangunan masjid.19

Akan tetapi, jika kita tarik lagi sejarah perkembangan

kubah, perlu diketahui oleh umat muslim bahwasanya

keberadaan kubah pada masjid yang berkembang saat ini

19 Cut Azmah, Attahilah dkk., Alternatif Kubah sebagai Simbol Masjid

dan Pengaruhnya pada Desain Masjid-masjid di Indonesia, (Temu Ilmiah

IPLB, Universitas Mlikussaleh, 2016), 163

Page 67: MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40326/1/... · Skripsi ini menjelaskan terkait peninggalan sejarah berupa material pada

53

adalah pengaruh dari keahlian pembangunan kubah dari

Byzantium. Pada masa Byzantium ini merupakan

masa/zaman perkembangan arsitektur yang memiliki

pengaruh besar pada arsitektur bangunan masjid sampai

sekarang. Sebagaimana kita ketahui dahulu di

Konstantinopel (Istanbul sekarang) didirikan gereja yang

sangat besar yakni Hagia Shopia. Nah, pada gereja ini pula

lah dibuat kubah yang kemudian penggunaan kubah ini

menjadi ciri khas arsitektur Byzantium.20

Kehadiran kubah sebagai satu kesatuan kompenan dari

bangunan sebuah masjid yang saat ini seakan-akan

merupakan sebuah simbol keislaman, pada dasarnya baru

muncul di Indonesia pada abad ke-19. Bahkan di Jawa

sendiri baru ada pada abad ke-20. Di mana pada awalnya

banyak masjid-masjid tua di Indonesia yang berdiri tanpa

menggunakan kubah.21

Dengan demikian dapat dilihat bahwa pada dasarnya

kubah memang bukan merupakan ciri khas dan budaya asli

Islam. Namun walaupun begitu, tidak ada pelarangan terkait

arsitektur masjid untuk terkait pengunaan kubah. Begitu pula

jika kita lihat Masjid Azizi, masjid ini banyak memiliiki

kubah. (Lihat lampiran I gambar 37 dan 38)

20 Andrie Suparman, Analisis Struktur Dan Simbol Kubah Pada

Bangunan Masjid (Studi Kasus: Masjid Azizi Tanjung Pura, Langkat),

(Medan, Universitas Sumatera Utara, 2015), 10 dalam

https://id.123dok.com/document/download/wyeg4p4z, 29/03/2018 pukul 11:36

WIB 21 Hasil wawancara oleh Bapak Abul Sazali Hasan (64 tahun), Bendahara

Badan Kemakmuran Masjid Azizi, 17/03/2018 di Masjid Azizi Tanjung Pura,

Page 68: MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40326/1/... · Skripsi ini menjelaskan terkait peninggalan sejarah berupa material pada

54

Adapun kubah Masjid Azizi ini berbentuk kubah besar

dan dikelilingi oleh kubah-kubah kecil yang berkontruksikan

bahan terbuat dari seng dan dilapisi oleh tembaga berwarna

hitam. Masjid ini memiliki 4 jenis kubah.22

6.1. Kubah induk paling besar di tengah berbentuk

dome. Kubah utama ini berdiameter 13 meter dan

menutupi ruang utama masjid. Berbentuk denah

segi delapan atau oktagonal. Kubah utama ini

menurut Zainal AKA,23 dimanifestasikan sebagai

Rasulullah yang merupakan pimpinan umat Islam

Kemudian terdapat kubah-kubah lainnya yang

dimanifestasikan sebagai Khulaufaurrasyiddin.

6.2. Empat kubah yang mengelilingi kubah induk

berbentuk dome. Kubah ini lah yang

dimanifestasikan sebagai Khulafaurrasyiddin.24

6.3. Tiga kubah di setiap teras berbentuk dome

(berbentuk denah segi delapan juga) dengan

diameter lebih kurang 4,2 meter. Jumlah tiga

kubah ini menyerupai jenis kubah yang umum

22 Hasil wawancara dengan Bapak Muhammad Sis (54 tahun) seorang

staff Kantor Kebudayaan dan Kepariwisataan Kabupaten Langkat, 18/03/18 di

Tanjung Pura. 23 Hasil wawancara dengan Zainal Arifin AKA., (57 tahun), seorang

tokoh sejarawan Langkat dan mantan Kepala Kantor Kebudayaan dan

Kepariwisataan Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara, 18/03/2018 di

Pangkalan Brandan 24 Hasil wawancara dengan Zainal Arifin AKA., (57 tahun), seorang

tokoh sejarawan Langkat dan mantan Kepala Kantor Kebudayaan dan

Kepariwisataan Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara, 18/03/2018 di

Pangkalan Brandan

Page 69: MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40326/1/... · Skripsi ini menjelaskan terkait peninggalan sejarah berupa material pada

55

digunakan pada bangunan masjid di India (Lihat

lampiran I gambar 51 dan 52).25

6.4. Kemudian ada 15 buah kecil di sekeliling masjid.

Bentuknya menyerupai peci yang digunakan oleh

Syekh Abdul Wahab Rokan. 26

Struktur kubah ini menggunakan rangka besi tembaga

yang bertumpu pada setiap sudut dinding yang berbentuk

segi delapan, kubah masjid Azizi dilapisi atau ditutupi oleh

kayu damar yang dianggap mengatasi serangan rayap

sekaligus berfungsi sebagai plafond pada kubah.

Berdasarkan referensi yang didapatkan bahwa kubah

Masjid Azizi ini menyerupai kubah Masjid al-Oesmani di

Labuhan, Medan yang telah berdiri tahun 1870. Kubah

masjid ini membentuk jenis kubah yang ada pada zaman

Rennainsance di mana banyak digunakan pada bangunan

gereja di Eropa seperti kubah gereja Basilika S Peter. 27

6) Dinding

Dinding masjid ini terbuat dari beton yang diimpor

langsung dari Singapore. Dihiasi oleh ornamen-ornamen

25 Tawalinuddin Haris, Masjid di Dunia Melayu Nusantara, Jurnal Shuf,

Vol.3 no. 2, 2010, 279-302 26 Hasil wawancara dengan Zainal Arifin AKA., (57 tahun), seorang

tokoh sejarawan Langkat dan mantan Kepala Kantor Kebudayaan dan

Kepariwisataan Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara, 18/03/2018 di

Pangkalan Brandan 27 Andrie Suparman, Analisis Struktur Dan Simbol Kubah Pada

Bangunan Masjid (Studi Kasus: Masjid Azizi Tanjung Pura, Langkat),

(Medan, Universitas Sumatera Utara, 2015), 38-43 dan 70 dalam

https://id.123dok.com/document/download/wyeg4p4z, 29/03/2018 pukul 11:36

WIB

Page 70: MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40326/1/... · Skripsi ini menjelaskan terkait peninggalan sejarah berupa material pada

56

kaligrafi28 dan ornamen ukiran tumbuh-tumbuhan khas

melayu (Lihat lampiran I gambar 39). Seperti gambar di

bawah terdapat contoh salah satu ornamen kaligrafi pada

dinding pintu masuk Masjid Azizi yang bertuliskan ayat al-

Quran Surah Ali Imran ayat 103-105. Ayat ini artinya,

“Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kau

kepada Allah dan janganlah kamu mati kecuali

dalam keadaan muslim. Dan berpegang teguhlah

kamu kepada agama Allah dan janganlah kamu

bercerai berai...”

Jenis kaligrafi yang digunakan di dinding pintu

masjid ini merupakan jenis kaligrafi tsulus. Sama

halnya dengan jenis kaligrafi lainnya yang menghiasi

bangunan masjid ini. Penggunaan kaligrafi jenis tsulus

pada bangunan ini dianggap paling efektif karna

termasuk jenis kaligrafi yang mudah dibaca dan

memiliki nilai estetika yanag bagus.29

Di dinding Masjid Azizi ini, baik bagian dalam

maupun luarnya berdasarkan penelitian sebelumnya

yang memfokuskan pada ornamen kaligrafi bangunan

ini, menyebutkan bahwa terdapat 435 kaligrafi dan 40

28 Kaligrafi berasal dari kata kaligraphia yang artinya tulisan indah.

Kaligrafi ini merupakan manifestasi dari kata Khat. Ornamen kaligrafi pada

masjid ini merupakan bentuk penulisan tradisi Arab di mana tempat lahirnya

tulisan ini. Lihat Ambary, 1991: 2 dalam Lia Nuralia, Kaligrafi Islam pada

Dinding Masjid Kuna Cikoneng Anyer-Banten: Kajian Arti dan Fungsi,

(Barkala Arkeologi) Vol. 37, No. 1, Mei, 2017, 85 Jenis khat ini juga banyak

ditemui di bangunan-bangunan masjid Turki. 29 Maulana Ahadi Arifin, Analisis Kaligrafi dan Ornamen pada Masjid

Azizi Tanjung Pura Kabupaten Langkat Ditinjau dari Jenisnya, (Skripsi,

Medan: Universitas Negeri Medan, 2016), 124

Page 71: MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40326/1/... · Skripsi ini menjelaskan terkait peninggalan sejarah berupa material pada

57

ornamen flora, geometris serta lainnya. Di mana,

keseluruhan ornamen ini pada dasarnya tidak memiliki

makna khusus. Hanya sebagai penghias dalam sebuah

bangunan.

Banyaknya kaligrafi yang menghiasi masjid ini

menggambarkan keislaman yang begitu kental pada

masyarakat setempat dan penguasa yang menginginkan

pendirian masjid ini pada khususnya. Isi kaligrafi yang

diambil untuk dituliskan pun rata-rata bersumber dari

ayat al-Quran.30

Selain hiasan kaligrafi, dapat kita lihat (Lihat

lampiran I gambar 39), bahwa dinding pintu masjid ini

juga dihiasai dengan ornamen lainnya seperti ornamen

geometris dan ornamen bermotifkan tumbuhan kaluk

pakis berwarna hijau. Ornamen ini merupakan ornamen

ragam hias Melayu.31 Motif ornamen ini selalu

digunakan di setiap dinding pintu masuk Masjid Azizi.

Baik yang di sebelah Utara, Timur maupun Selatan.

Sedangkan dibagian dalam masjid, terdapat warna

yang lebih bervariasi dengan ornamen kaligrafi,

geometris, flora dan lainnya (Lihat lampiran I gambar

30 Andrie Suparman, Analisis Struktur Dan Simbol Kubah Pada

Bangunan Masjid (Studi Kasus: Masjid Azizi Tanjung Pura, Langkat),

(Medan, Universitas Sumatera Utara, 2015), 6 dalam

https://id.123dok.com/document/download/wyeg4p4z, 29/03/2018 pukul 11:36

WIB dan Hasil wawancara oleh Bapak Abul Sazali Hasan (64 tahun),

Bendahara Masjid Azizi, 18/03/2018 di Masjid Azizi Tanjung Pura 31 Hasil wawancara oleh Bapak Bapak Abul Sazali Hasan (64 tahun),

Bendahara Badan Kemakmuran Masjid Azizi, 17/03/2018 di Masjid Azizi

Tanjung Pura

Page 72: MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40326/1/... · Skripsi ini menjelaskan terkait peninggalan sejarah berupa material pada

58

40). Hal ini menunjukan adanya keberagaman ornamen

yang dimiliki masjid ini. Kebanyakan ornamen yang

terdapat pada masjid ini adalah ornamen kaligrafi dan

dibalut dengan ornamen lainnya yang berjeniskan

tumbuh-tumbuhan dan geometris. (Lihat lampiran I

gambar 40 dan 41)

Pada dinding bagian dalam masjid ini terdapat pula

ornamen Melayu lainnya yang bermotifkan tumbuhan

yakni bunga melur (Lihat lampiran I gambar 42) dan

ornamen bermotifkan alam khas Melayu yakni bintang

(Lihat lampiran I gambar 43). Makna dari hiasan

ornamen bintang ini menunjukkan makna keaslian,

kekuasaan Tuhan dan sumber sinar kehidupan

manusia.32

Terkait warna, masjid ini menggunakan warna

kuning pada dasar bangunan luarnya. Di mana menurut

beberapa sumber bahwa warna kuning ini

melambangkan ciri khas Melayu yang melambangkan

kekuasaan dan kejayaan.33 Namun ada juga yang

mengatakan bahwa warna kuning ini juga merupakan

warna ciri khas Cina.

32 Andrie Suparman, Analisis Struktur Dan Simbol Kubah Pada

Bangunan Masjid (Studi Kasus: Masjid Azizi Tanjung Pura, Langkat),

(Medan, Universitas Sumatera Utara, 2015), 6 dalam

https://id.123dok.com/document/download/wyeg4p4z, 29/03/2018 pukul 11:36

WIB, 6 33 Hasil wawancara dengan Bapak Zainal Arifin AKA., (57 tahun), tokoh

sejarawan Langkat dan mantan kepala kantor Kebudayaan dan Kepariwisataan

Kabupaten Langkat, 18/03/2018 di Pangkalan Brandan

Page 73: MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40326/1/... · Skripsi ini menjelaskan terkait peninggalan sejarah berupa material pada

59

Berdasarkan sudut pandang ragam hias Cina, makna

warna kuning itu melambangkan kekuatan yang akan

diberikan nenek moyangnya.34 Sebagaimana kita

ketahui bahwa masjid ini memang terdapat campur

tangan orang-orang Tionghoa.

Sedangkan hijaunya menurut Abul Sazali

(Bendahara BKM) bahwa warna hijau ini

melambangkan keislaman. Hal ini disandarkan kepada

bahwa warna kesukaan Rasulullah itu adalah warna

hijau. Sebagaimana sebuah hadist yang diriwayatkan

oleh Anas bin Malik bahwa, "Warna yang paling

disukai oleh Rasulullah SAW adalah hijau." Di

samping itu, menurut Kartini (2014)35 warna hijau ini

melambangkan kemakmuran dan kesuburan.

7) Mimbar

Mimbar merupakan tempat di mana biasanya

berkhotbah atau ceramah. Pada umumnya biasa

digunakan saat khotbah Jum’at. Sama halnya seperti

34 Parlindungan Siregar, Masjid Kebon Jeruk: Potret Akulturasi

Masyarakat Muslim Di Jakarta Abad XVIII, (Laporan Hasil Penelitian,

Jakarta: Kementerian Agama RI Badan Litbang dan Diklat Puslitbang Lektur

dan Khazanah Keagaman, 2010), 57 35 Andrie Suparman, Analisa Penerapan Ornamen Bernuansa Melayu

Pada Masjid Azizi di Tanjung Pura, (Skripsi Medan: Universitas Sumatera

Utara), 8 dalam

http://Www.Academia.Edu/13191277/Analisa_Penerapan_Ornamen_Bernuans

a_Melayu_Pada_Masjid_Azizi_Di_Tanjung_Pura, diakses 29/03/2018 pukul

11:55 WIB dan hasil wawancara dengan Bapak Zainal Arifin AKA., (57

tahun), tokoh sejarawan Langkat dan mantan kepala kantor Kebudayaan dan

Kepariwisataan Kabupaten Langkat, 18/03/2018 di Pangkalan Brandan

Page 74: MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40326/1/... · Skripsi ini menjelaskan terkait peninggalan sejarah berupa material pada

60

fungsi mimbar di Masjid Azizi ini. Mimbar asal

mulanya memang merupakan dari Islam. Walaupun

memang, seiring perkembangan zaman bentuk mimbar

semakin berkembang.

Berdasarkan penjelasan dari Bapak Abul Sazali

bahwa mimbar masjid ini terbuat dari kayu yang juga

diimpor langsung dari Turki. Bentuknya menyerupai

mimbar yang ada di Masjid Turki (Lihat lampiran 1

gambar 45) hal ini didukung pula oleh pernyataan M.

Sis. Selain itu, jika kita lihat dari kaca mata ciri khas

ornamen Melayu, pada mimbar ini juga terdapat

beberapa motif ornamen Melayu. Salah satunya

ornamen yang disebut ukiran kaluk pakis, genting tak

putus.36 Adapun ornamen genting tak putus dan kaluk

pakis ini dari sumber yang ditemui, tidak terdapat

makna khusus. (Lihat lampiran 1 gambar 44)

8) Mihrab

Mihrab Masjid Azizi (Lihat lampiran I gambar 46)

merupakan tempat di mana imam berdiri dalam

memimpin shalat. Posisinya biasanya menjorok ke

depan membentuk lengkungan dan merupakan satu

kesatuan dari bangunan masjid. Mihrab pada Masjid

Azizi ini juga dihiasi ornamen kaligrafi, tumbuh-

tumbuhan dan geometris lainnya. Pada mihrab ini juga

36 Hasil wawancara dengan Bapak Zainal Arifin AKA, (57 tahun),

sejarawan Langkat dan mantan kepala kantor Kebudayaan dan Kepariwisataan

Kabupaten Langkat, 18/03/2018 di Brandan dan Andrie Suparman, Analisa

Penerapan Ornamen Bernuansa Melayu Pada Masjid Azizi di Tanjung Pura, 6

Page 75: MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40326/1/... · Skripsi ini menjelaskan terkait peninggalan sejarah berupa material pada

61

terdapat ornamen Melayu yang disebut sebagai bunga

teratai dan bintang (Lihat lampiran I gambar 47).

Ornamen teratai dan bintang ciri khas ornamen

melayu ini juga tidak dijelaskan apa makna yang

terkandung di dalam ornamen ini. Namun memang

ornamen ini umum digunakan pada ragam hias Melayu.

Gaya mihrab masjid azizi ini mirip seperti mihrab yang

umum digunakan pada bangunan masjid di Afrika,

Spanyol dan Turki (Lihat lampiran I gambar 48).

Mihrab ini juga memiliki berbagai ornamen dan motif

mewah serta hiasan tulisan kaligrafi pada dindingnya.37

Masjid Azizi ini beberapa arsitekturnya memang

banyak terinspirasi dari bangunan-bangunan tempat

peribadahan yang berkembang di dunia saat itu.

Apalagi memang pada masa itu, Sultan sering

melakukan kunjungan ke Turki dan berbagai negara

lainnya.

B. Analisis Lingkungan/Kontekstual

Analisis Kontekstual merupakan analisis berupa variabel-

variabel yang berkaitan dengan halaman bangunan, pagar

keliling, parit keliling, bangunan-bangunan di sekitarnya dan

lingkungan fisik di sekitar bangunan untuk perolehan bahan

baku.38

37 Andrie Suparman, Analisa Penerapan Ornamen Bernuansa Melayu

Pada Masjid Azizi di Tanjung Pura, 8 38 Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional Badan

Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan dan Pariwisata Departemen

Page 76: MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40326/1/... · Skripsi ini menjelaskan terkait peninggalan sejarah berupa material pada

62

Adapun hasil analisis kontekstual yang didapatkan dari

bangunan Masjid Azizi yang dibangun di atas tanah seluas

21.000 meter persegi dengan luas bangunan 845 meter persegi

(Lihat lampiran I gambar 49) dapat dilihat bahwa Letak Masjid

ini pada masa awal berdiri terletak berdekatan dengan area pusat

pemerintahan Kesultanan Langkat pada masa kepemimpinan

Sultan Musa. Letaknya pun tidak jauh dari bangunan Istana

Kesultanan. Sebagaimana pada umumnya, di setiap daerah istana

kesultanan selalu didirikan masjid sebagai tempat ibadah dan

pengajian agama.

Lokasi berdirinya masjid ini juga pada mulanya merupakan

tempat pengajian keislaman pada masa Sultan Musa (lapangan

parkir sekarang). Dulu hanya berupa rumah kecil berdinding

kayu. Dari tempat ini lah kemudian cikal bakalnya berdiri Masjid

Azizi sebagai pusat peribadahan dan kajian Islam yang

diharapkan lebih besar dan bermanfaat untuk masyarakat.

Di samping itu, di sekeliling masjid ini terdapat beberapa

bangunan seperti halnya Balai Pustaka Tengku Amir Hamzah (di

sebelah timur bangunan induk masjid), pemakaman keturunan

sultan (di sebelah barat masjid), pejuang dan masyarakat biasa.39

Masjid ini juga berbatasan langsung dengan jalan raya Medan-

Aceh. Tepatnya di sebelah utara masjid.40 Selain itu, berdekatan

Kebudayaan dan Pariwisata. Metode Penelitian Arkeologi. (Jakarta: Pusat

Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional, 2008), 68-70 39 Isman Prataman Nasution, Nama-nama Masjid Kuno di Nusantara dan

Aspek yang Melatarbelakangi: Tinjauan Toponimi dan Arkeologis, Jurnal

WACANA, VOL. 4, No. 1, April 2004, 128 40 Andrie Suparman, Analisis Struktur dan Simbol Kubah pada Bangunan

Masjid, 35

Page 77: MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40326/1/... · Skripsi ini menjelaskan terkait peninggalan sejarah berupa material pada

63

dengan area masjid ini terdapat pula Madrasah tempat pendidikan

agama Islam. Pada awalnya madrasah ini didirikan khusus

sebagai tempat pembibitan para imam yang akan dijadikan imam

dan pengisi kajian di Masjid Azizi. Hal ini juga dikarenakan

adanya ketetapan sultan bahwa yang boleh menjadi imam Masjid

Azizi hanyalah para alumni madrasah tersebut. 41

Kemudian, tidak jauh dari lokasi masjid ini, dahulunya

terdapat pula pelabuhan yang digunakan sebagai tempat keluar

dan masuknya kapal-kapal pembawa material bangunan Masjid

Azizi yang berasal dari luar negeri dengan daya tampung ratusan

ton. Pelabuhan ini terletak sekitar + 2,5 KM dari lokasi Masjid

Azizi (di depan kantor koramil Tanjung Pura sekarang).

Bangunan ini dilengkapi dengan dua lapis pagar keliling

berbentuk persegi panjang yang sengaja dibuat untuk menghiasi

dan menambah kemewahan Masjid Azizi. Pada pagar bagian luar

terdapat parit dengan lebar + 1,5 meter yang dibuat untuk tempat

aliran air masjid agar aliran air tetap terjaga stabil.

C. Akulturasi Budaya

Akulturasi budaya merupakan pencampuran dua atau lebih

kebudayaan yang dalam pencampuran itu masing-masing

unsurnya masih kelihatan. Sedangkan budaya menurut

Koentjaningrat maksudnya ialah keseluruhan gagasan dan karya

manusia.42 Dengan demikian akulturasi budaya berarti

pencampuran beberapa hasil cipta karya rasa manusia yang

41 Hasil wawancara dengan Bapak Abul Sazali (64 tahun), bendahara

Masjid Azizi, 17/03/18 di Masjid Azizi 42 http://e-journaluajy.ac.id/id/eprint/1601, diakses pukul 23:29 WIB,

02/05/2018

Page 78: MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40326/1/... · Skripsi ini menjelaskan terkait peninggalan sejarah berupa material pada

64

dijadikan satu kesatuan menjadi sebuah karya seni. Pada

bangunan pun juga terdapat akulturasi budaya seperti halnya

akulturasi budaya pada bangunan Masjid Azizi.

Masjid ini memiliki unsur akulturasi budaya pada ornamen

dan bentuk komponen masjidnya. Di mana terdapat ornamen

budaya Eropa (kubah, menara, tiang), Gotik (Jendela dan

ornamen pagar), Turki (dalam masjid), India (gaya bangunan luar

masjid), Spanyol (beberapa komponen masjid seperti mihrab),

Cina (warna dan ornamen hias) dan Arab (bentuk kaligrafi,

mimbar dan serambi).43

Selain itu, dari analisis yang dilakukan ditemukan bahwa,

dari luar masjid, bangunan ini terlihat seperti bangunan di India

yakni bangunan Taj Mahal. Hal ini, dapat dilihat dari bentuk

bangunan dengan tiga jenis kubah dan halaman luas yang umum

digunakan seperti khas masjid yang berkembang di India.

Sementara jika kita lihat dari dalam masjid, terlihat seperti

bangunan Turki di mana terdapat kaligrafi dan bentuk mihrab

yang menyerupai bangunan Hagia Shopia dan bentuk masjid

dengan ruang tengah yang luas dan atap kubah yang masif

(seperti yang berkembang di Anatolia, Turki).

Begitu pula dengan ukiran tiang-tiang penyangga dalam dan

luar masjid yang berukirkan bentuk lengkung yang

43 Andrie Suparman, Analisis Struktur dan Simbol Kubah pada Bangunan

Masjid, 11 lihat juga Meyga Fitri dan Dharma Widya, Pelestarian Kawasan

Tanjug Pura sebagai Aset Wisata di Kabupaten Langkat, (Institut Teknologi

Medan), RUAS, Volume 12 No. 2, Desember 2014, 21-22 dan hasil

wawancara dengan Bapak Zainal Arifin AKA, (57 tahun), seorang sejarawan

Langkat, 18/03/18 di Pangkalan Brandan dan hasil wawancara dengan Bapak

Abul Sazali (64 tahun), bendahara Masjid Azizi, 17/03/18 di Masjid Azizi

Page 79: MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40326/1/... · Skripsi ini menjelaskan terkait peninggalan sejarah berupa material pada

65

memperlihatkan khas ukiran dan bentuk bangunan Timur Tengah

dan Eropa (memiliki banyak tiang penyangga).44

Beragamnya akulturasi budaya yang mempengaruhi

bangunan Masjid Azizi ini menggambarkan kekayaan seni

arsitektur yang dimilikinya. Selain itu terlihat pula bahwa dengan

adanya akulturasi budaya pada bangunan masjid ini

menggambarkan semangat hidup toleransi Sultan dan masyarakat

terhadap budaya lain.

44 Tawalinuddin Haris, Masjid di Dunia Melayu Nusantara, Jurnal

Shuf, Vol.3 no. 2, 2010, 279-302 dan hasil wawancara dengan Bapak Abul

Sazali (64 tahun), bendahara Masjid Azizi, 17/03/18 di teras bagian utara

Masjid Azizi dan hasil wawancara dengan Bapak Zainal Arifin AKA, (57

tahun), sejarawan Langkat dan mantan kepala kantor Kebudayaan dan

Kepariwisataan Kabupaten Langkat, 18/03/2018 di Brandan

Page 80: MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40326/1/... · Skripsi ini menjelaskan terkait peninggalan sejarah berupa material pada

65

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan berdasarkan pembahasan di atas, ialah:

1. Masjid azizi ini didirikan oleh Sultan Abdul Aziz atas

pesan ayahnya yakni Sultan Musa. Berdiri pada tanggal

12 Rabiul Awal 1320 H bertepatan dengan tanggal 13 Juni

tahun 1902 M. Pada mulanya lokasi Masjid Azizi ini

merupakan tempat berdirinya rumah suluk yang sering

digunakan untuk tempat pembelajaran agama Islam Sultan

Musa, keluarga kesultanan dan masyarakat sekitar.

Selanjutnya atas pesan Sultan Musa kepada anaknya

(Sultan Abdul Aziz) maka berdirilah masjid ini. Sebelum

pendirian masjid ini, sultan Abdul Aziz juga meminta

arahan dan bimbingan dari guru sekaligus penasehat

spirutualnya yakni Syekh Abdul Wahab Rokan.

2. Adapun eksterior bangunan Masjid Azizi ini di antaranya

terdapat pagar (di bagian induk bangunan Masjid Azizi

dan bagian halaman luar masjid), lapangan, parkiran,

makam, menara (bagian timur masjid), Balai Pustaka

Tengku Amir Hamzah (bagian timur masjid), Kamar

Mandi (selatan masjid) dan Bedug (di atas menara).

Sedangkan pada bagian interior masjid terdapat pintu,

jendela, pondasi, dinding, mimbar, atap/kubah, tiang,

mihrab, lantai, lampu hias dan serambi.

Page 81: MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40326/1/... · Skripsi ini menjelaskan terkait peninggalan sejarah berupa material pada

66

3. Masjid Azizi merupakan salah satu bangunan peninggalan

bersejarah Kesultanan Langkat. Masjid ini menjadi bukti

nyata akan keberadaan dan kejayaan Kesultanan Langkat.

Hal ini dapat dilihat dari potret keberagaman dan

kekayaan seni arsitektur serta kemewahan material-

material pada bangunan masjid ini. Berdasarkan analisis

yang telah dilakukan ditemukan bahwasanya pada

bangunan ini memiliki ragam jenis seni arsitektur baik

dari dalam negeri maupun luar negeri. Untuk ornamen

masjid Azizi sendiri banyak mengandung unsur ornamen

hias Melayu, Gotik, Turki, Arab, Cina, Spanyol, dan

Persia. Keberagaman ornamen dan gaya serta bentuk

bangunan Masjid Azizi yang mengadopsi khas negara-

negara di luar Indonesia ini memperlihatkan adanya

akulturasi budaya bangunan yang terjadi. Di samping, jika

secara umum, bangunan Masjid Azizi ini dari luar terlihat

mirip seperti bangunan di India. Namun jika dilihat dari

dalam masjid maka bangunan ini menyerupai bangunan-

bangunan yang ada di Turki dan Mesir.

B. Saran

Adapun saran saya untuk penelitian selanjutnya ialah, adanya

penelitian berkelanjutan untuk menggali potensi arkeologi yang

terdapat pada bangunan Masjid Azizi, agar jejak sejarah Masjid

Azizi benar-benar terdokomentasikan secara ilmiah sehingga

nilai-nilai sejarah yang dimilikinya tidak pudar seiring dengan

arus globalisasi.

Page 82: MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40326/1/... · Skripsi ini menjelaskan terkait peninggalan sejarah berupa material pada

66

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Ahmad, Kadir. 1997. Sejarah Singkat Kerajaan Langkat dan

Budayanya. Medan:Mitra

Ambari, Hasan Muarif. “Pola Pembinaan dan Pengembangan

Tradisi dan Sejarah”. Pakuan Pajajaran Dalam

Lingkup Kebudayaan Nasional. Makalah Seminar

Nasional. Bogor.

________. 1998. Menemukan Peradaban, ed. Jajat Burhanuddin.

Jakarta: Logo Wacana Ilmu.

Arifin Husin, Djohar. 2013. Sejarah Kesultanan Langkat, Medan:

Yayasan Bangun Langkat Sejahtera.

Arifin, Zainal. 2012. Langkat dalam Sejarah dan Perjuangan

Kemerdekaan. Medan: Mitra.

Arifin, Zainal. 2008. Sekilas Tragedi Bersejarah Brandan Bumi

Hangus. Medan: Mitra

Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Sumatera Utara.

2011. Situs Sejarah Dunia Kilang Minyak Pangkalan

Brandan. Medan: Balitbang Provinsi Sumatera Utara

Basarsah, Lukman Sinar. 2006. Bangun dan Runtuhnya Kerajaan

Melayu di Sumatera Timur. Medan: Yayasan Kesultanan

Serdang

________. 2007. Motif dan Ornamen Melayu,. Medan: Yayasan

Kesultanan Serdan.

Basri, Hasan. 1983. Fakta Sejarah Lengkap Pangkalan Brandan

Dibumi Hanguskan. Medan: Biro Sejarah Perjuangan RI.

Page 83: MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40326/1/... · Skripsi ini menjelaskan terkait peninggalan sejarah berupa material pada

67

Husein, Djohar Arifin. 2013. Sejarah Kesultanan Langkat.

Medan: tanpa penerbit

Husny, dkk. 1982. Revolusi Sosial 1946 di Sumatera Timur.

Medan.

Imam Sudibyo. (2002). Peninggalan Sejarah Lokal sebagai

Sumber Belajar. Makalah Seminar UKSW. Salatiga.

Sejarah Ringkas Pemerintahan Kabupaten Langkat. 2012.

Medan: Badan Pusat Statistik Kabupaten Langkat.

Napitapulu, dkk. 1991. Sejarah Perlawanan terhadap

Kolonialisme dan Imperialosme di Sumatera Utara.

Departemen Pendidikan dan Budaya Direktorat Sejarah

dan Nilai Tradisional.Medan

M.C. Ricklef. 1976. Sejarah Indonesi Modern 1200-2008.

Jakarta: Serambi.1998. Medan Area Mengisi Proklamasi.

Biro Sejarah Prima. Medan

Muhammad TWH. 1997. Belanda Gagal Rebut Pangkalan

Brandan. Medan: Yayasan Pelestarian Fakta Sejarah

Perjuangan Kemerdekaan RI.

Panitia Peringatan Ulang Tahun ke-100 Jama’iyah Mahmudiyah

Tanjung Pura, Langkat. 2012. Sejarah Organisasi

Pendidikan dan Sosial Jama’iyah Mahmudiyah Lithalibil

Kahiriyah Tanjung Pura Langkat. Bandung: Citapustaka

Media Perintis.

Pelly, Usman. dkk. 1986. Sejarah Pertumbuhan Pemerintahan

Kesultanan Langkat, Deli dan Serdang. Jakarta:

Departemen Kebudayaan dan Pendidikan RI.

Page 84: MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40326/1/... · Skripsi ini menjelaskan terkait peninggalan sejarah berupa material pada

68

Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional Badan

Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan dan Pariwisata

Departemen Kebudayaan dan Pariwisata. 2008. Metode

Penelitian Arkeologi. Jakarta: Pusat Penelitian dan

Pengembangan Arkeologi Nasional.

Reid Anthony. 2010. Sumatera Tempo Doelo. Depok: Komunitas

Bambu.

Rasyid, Harun Nur. 2004. Mengenal Melayu Pesisir Timur.

Jakarta: Kementerian Kebudayaan dan Parawisata.

Sejarah Perjuangan Kemerdekaan Indonesia di Langkat

dan Binjai. 1993. Medan: Panitia Penyusun Sejarah

Perjuangan Kemerdekaan Indonesia Langkat dan Binjai.

Santiko, Hariani. 1980. Dewi Sri di Jawa. Jakarta : pertemuan

ilmiah arkeologi Pulitarkenas.

Siregar, Parlindungan, Masjid Kebon Jeruk: Potret Akulturasi

Masyarakat Muslim Di Jakarta Abad XVIII, (Laporan

Hasil Penelitian, Jakarta: Kementerian Agama RI Badan

Litbang dan Diklat Puslitbang Lektur dan Khazanah

Keagaman, 2010).

Soekmono. 1977. Fungsi Candi dan Pengertiannya. Jakarta :

Dirjen Dikti Depdikbud.

________. 1987. Local Genius dan perkembangan bangunan

sakral di Indonesia. “Kepribadian Budaya Bangsa”.

Jakarta: Pustaka Jaya.

Tjandrasasmita, Uka. 1978. Himpunan Peraturan-peraturan

Perlindungan Cagar Budaya Nasional. Jakarta: Proyek

Pembinaan dan Pemeliharaan Peninggalan Purbakala.

Page 85: MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40326/1/... · Skripsi ini menjelaskan terkait peninggalan sejarah berupa material pada

69

Tunggal, Hadi Setia. 1997. Peraturan Perundang-Undangan

Tentang Benda Cagar Budaya. Jakarta : Harvarindo.

Undang-Undang Otonomi Daerah. 1999. UU No : 22 Tahun

1999 Tentang Pemerintahan Daerah. Surabaya: Karya

Utama.

Zin, Abdul Aqier. 1999. Masjid-masjid bersejarah di Indonesia.

Jakarta: Gema Insani Pers.

Zuhdi, Sulaiman. 2013. Langkat dalam Kilatan Selintas Jejak

Sejarah dan Peradaban. Stabat: Stabat Madio.

Jurnal

Alvita Melina dan Emmelia Tricia, Identifikasi Unsur-unsur

Pembentukan KarakterArsitektural Bangunan Gereja

Krsiten Jawa Klasis Yogyakarta Utara, (Yogyakarta:

Jurnal Arsitektur KOMPOSISI), Volume 10, Nomor 2,

Oktober 201

http://library.gunadarma.ac.id/journal/view/10385/identifi

kasi-unsur-unsur-pembentuk-karakter-arsitektural-

bangunan-gereja-kristen-jaw-a-klasis-yogyakarta-

utara.html/

Isman Prataman Nasution, Menara Masjid Kuna Indonesia,

WACANA, VOL. 4, No. 1, April 2004,

wacana.ui.ac.id/index.php/wjhi/article/download/346/322

Lia Nuralia, Kaligrafi Islam pada Dinding Masjid Kuna

Cikoneng Anyer-Banten: Kajian Arti dan Fungsi,

(Barkala Arkeologi) Vol. 37, No. 1, Mei, 2017

http://berkalaarkeologi.kemdikbud.go.id/index.php/berkal

aarkeologi

Page 86: MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40326/1/... · Skripsi ini menjelaskan terkait peninggalan sejarah berupa material pada

70

Meyga Fitri Handayani Nasution dan Dharma Widya, Jurnal

RUAS, Pelestarian Kawasan Tanjung Pura sebagai

Aset Wisata di Kabupaten Langkat, Volume 12, No. 02,

Desember 2014, ISSN 1693-3702

https://anzdoc.com/pelestarian-kawasan-tanjung-pura-

sebagai-aset-wisata-di-kabu.html

Rani Lestari, JUSPI, Kampung Tarekat Naqsabandiyah di

Babussalam, Besilam dalam Lintas Sejarah, Volume 1,

No. 1 Tahun 2017, ISSN 2580-8311

Jurnal.uinsu.ac.id/index.php/juspi/article/download/1001/

795

Ryzka Dwi Kurnia, Sistem Pemerintahan Kesultanan Langkat,

Jurnal Analytica Islamica, Vol. 4, No. 1, 2015, 160

jurnal.uinsu.ac.id/index.php/analytica/article/view/462/36

3

Tawalinuddin Haris, Masjid di Dunia Melayu Nusantara, Jurnal

Shuf, Vol.3 no. 2, 2010, 279-302

https://jurnalsuhuf.kemenag.go.id/index.php/suhuf/article/view/

74/72

Subhan Afifi, Jurnal Ilmu Komunikasi, Identifikasi Program

Corporate Social Responsibility Di Pangkalan Brandan

terhadap Rencana Pendirian Pabrik Sodium Ligno

Sulfanot, Volume 12, Nomor 2, Mei- Agustus 2014, 137

http://jurnal.upnyk.ac.id/index.php/komunikasi/article/vie

w/374

Windari, JUSPI. Kesultanan Langkat di Sumatera Utara Pada

Masa Sultan Abdul Aziz (1827-1927 M) Vol. I No. 1

Page 87: MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40326/1/... · Skripsi ini menjelaskan terkait peninggalan sejarah berupa material pada

71

Tahun 2017, 1344 http://

jurnal.uinsu.ac.id/index.php/juspi/article/view/902

Skripsi

Alfin, Muhammad. “Kehidupan Sosial-Ekonomi Bangsawan

Langkat 1942- 1947”, Skripsi. Medan: Universitas Negeri

Medan. 2014 http://digilib.unimed.ac.id/18325/

Andrie Suparman, Analisis Struktur Dan Simbol Kubah Pada

Bangunan Masjid (Studi Kasus: Masjid Azizi Tanjung

Pura, Langkat), (Medan, Universitas Sumatera Utara,

2015

https://id.123dok.com/document/download/wyeg4p4z,

29/03/2018 pukul 11:36 WIB

Andrie Suparman, Analisa Penerapan Ornamen Bernuansa

Melayu Pada Masjid Azizi di Tanjung Pura, (Medan:

Universitas Sumatera Utara)

http://www.academia.edu/13191277/ANALISA_PENER

APAN_ORNAMEN_BERNUANSA_MELAYU_PADA_

MASJID_AZIZI_DI_TANJUNG_PURA

Christian, Reza Ade. “Agresi Militer Belanda I dan II (Periode

1947-1949) dalam Sudut Pandang Hukum

Internasional”. Skripsi. Depok: Universitas Indonesia.

2011 lib.ui.ac.id/file?file=pdf/metadata-20232943.pdf

Cut Azmah, Attahilah dkk., Alternatif Kubah sebagai Simbol

Masjid dan Pengaruhnya pada Desain Masjid-masjid di

Indonesia, (Temu Ilmiah IPLB, Universitas Mlikussaleh,

2016 http://temuilmiah.iplbi.or.id/alternatif-kubah-

Page 88: MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40326/1/... · Skripsi ini menjelaskan terkait peninggalan sejarah berupa material pada

72

sebagai-simbol-mesjid-dan-pengaruhnya-pada-desain-

mesjid-mesjid-di-indonesia/

Nurhairina. “Dampak Pemerintahan Kolonial Belanda terhdapat

Kesultanan Langkat tahun 1830-1946.” Skripsi.

Medan: Universitas Negeri Medan. 2014

Hendrawan Sembiring, M.Eko. “Sejarah Kota Tanjung Pura

Tahun 1896-2014”. Skripsi. Medan: Universitas Negeri

Medan. 2014

Maulana Ahadi Arifin, Analisis Kaligrafi dan Ornamen pada

Masjid Azizi Tanjung Pura Kabupaten Langkat Ditinjau

dari Jenisnya, (Skripsi, Medan: Universitas Negeri

Medan, 2016), http://digilib.unimed.ac.id/1961/

Wawancara

Wawancara dengan Bapak Abul Sazali Hasan (64 tahun),

Bendahara Badan Kemakmuran Masjid Azizi, cucu dari

Syekh H. Abdullah Afifuddin (Salah satu Syekh yang

pernah menjadi imam di Masjid Azizi), 18/03/2018 di

Masjid Azizi Tanjung Pura

Wawancara dengan bapak Muhammad Sis (54 tahun),

seorang Staff Kantor Kebudayaan dan Kepariwisataan

Kabupaten Langkat, 18/03/2018 di Tanjung Pura,

Kabupaten Langkat

Wawancara dengan Bapak Zainal Arifin AKA (56 tahun),

seorang sejarawan Langkat, mantan kepala Kantor

Kebudayaan dan Kepariwisataan Kabupaten Langkat,

19/03/2018 di Pangkalan Brandan.

Page 89: MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40326/1/... · Skripsi ini menjelaskan terkait peninggalan sejarah berupa material pada

73

Lampiran I

Gambar 1. Tampak pagar mengelilingi bangunan masjid

Gambar 2. Halaman di bagian induk Masjid

Page 90: MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40326/1/... · Skripsi ini menjelaskan terkait peninggalan sejarah berupa material pada

74

Gambar 3. Halaman Luar Masjid

Gambar 4. Parkiran Masjid Azizi

Page 91: MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40326/1/... · Skripsi ini menjelaskan terkait peninggalan sejarah berupa material pada

75

Gambar 5. Pemakaman Sultan

Gambar 6. Pemakaman masyarakat

Page 92: MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40326/1/... · Skripsi ini menjelaskan terkait peninggalan sejarah berupa material pada

76

Gambar 7. Menara Masjid Azizi

Gambar 8. Balai Pustaka T.Amir Hamzah

Page 93: MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40326/1/... · Skripsi ini menjelaskan terkait peninggalan sejarah berupa material pada

77

Gambar 9. Balai Pustaka T.Amir Hamzah

Gambar 10. Kamar mandi dan tempat wudhu Masjid Azizi

Page 94: MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40326/1/... · Skripsi ini menjelaskan terkait peninggalan sejarah berupa material pada

78

Gambar 11. Pintu utama

Gambar 12. Pintu kecil yan berada di kiri dan kanan pintu utama

Page 95: MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40326/1/... · Skripsi ini menjelaskan terkait peninggalan sejarah berupa material pada

79

Gambar 13. Jendela Masjid Azizi

Gambar 14. Gaya arsitektur jendela Gotik yang berkembang sejak tahun 1180

Sumber: arsitekturgothic.blogspot.com/2008/02/arsitektur-gothic.html

Page 96: MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40326/1/... · Skripsi ini menjelaskan terkait peninggalan sejarah berupa material pada

80

Gambar 15. Dinding di dalam masjid yang dipenuhi kaligrafi dan ornamen

Gambar 16. Dinding bagian luar masjid

Page 97: MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40326/1/... · Skripsi ini menjelaskan terkait peninggalan sejarah berupa material pada

81

Gambar 17. Mimbar Masjid Azizi

Gambar 18. Maniatur Masjid Azizi

Page 98: MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40326/1/... · Skripsi ini menjelaskan terkait peninggalan sejarah berupa material pada

82

Gambar 19. Bangunan Masjid Azizi. Terlihat terdapat gambar asli kubah-

kubah

Gambar 20. tiang-tiang penyangga yang terdapat di dalam masjid.

Page 99: MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40326/1/... · Skripsi ini menjelaskan terkait peninggalan sejarah berupa material pada

83

Gambar 21. Tiang penyangga bangunan luar masjid

Gambar 22. Mihrab Masjid Azizi

Page 100: MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40326/1/... · Skripsi ini menjelaskan terkait peninggalan sejarah berupa material pada

84

Gambar 23. Lantai marmer yang berada di dalam masjid

Gambar 24. Lantai yang berada di teras masjid

Page 101: MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40326/1/... · Skripsi ini menjelaskan terkait peninggalan sejarah berupa material pada

85

Gambar 25. Lampu hias yang terletak di dalam masjid

Gambar 26. Serambi bagian timur masjid dilihat dari luar

Page 102: MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40326/1/... · Skripsi ini menjelaskan terkait peninggalan sejarah berupa material pada

86

Gambar 27. Serambi bagian timur masjid terlihat dari dalam

Gambar 28. Pagar tampak dari dalam masjid

Ornamen awan

selimpat

Page 104: MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40326/1/... · Skripsi ini menjelaskan terkait peninggalan sejarah berupa material pada

88

Gambar 31. pagar yang mengelilingi bangunan induk Masjid Azizi.

Gambar 32. Makam T. Amir Hamzah

Ornamen terali bola

Page 105: MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40326/1/... · Skripsi ini menjelaskan terkait peninggalan sejarah berupa material pada

89

Ornamen awan ikal khas

Melayu

Gambar 33. menara Azizi

Gambar 34. Ornamen Menara

Page 106: MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40326/1/... · Skripsi ini menjelaskan terkait peninggalan sejarah berupa material pada

90

Gambar 35. Pintu Masjid Azizi

Gambar 36. Masjid Jami’ Delhi, India

Page 107: MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40326/1/... · Skripsi ini menjelaskan terkait peninggalan sejarah berupa material pada

91

Gambar 37. Jendela Masjid Azizi

Gambar 38. kubah utama dilihat dari dalam masjid (bagian bawah kubah)

Page 108: MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40326/1/... · Skripsi ini menjelaskan terkait peninggalan sejarah berupa material pada

92

Gambar 39. Kubah terlihat dari luar

Gambar 40. Ukiran Kaligrafi pada dinding pintu masuk

Page 109: MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40326/1/... · Skripsi ini menjelaskan terkait peninggalan sejarah berupa material pada

93

Gambar 41. Dinding bagian dalam masjid

Gambar 42. Ragam hias ornamen yang terdapat di dinding bagian dalam

masjid

Page 110: MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40326/1/... · Skripsi ini menjelaskan terkait peninggalan sejarah berupa material pada

94

Gambar 43. Bungan Melur

Gambar 44. Bermotifkan bintang

Page 111: MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40326/1/... · Skripsi ini menjelaskan terkait peninggalan sejarah berupa material pada

95

Gambar 45. mimbar Masjid Azizi

Gambar 46. Mimbar Masjid Kuno di Turki

(Sumber: http://elib.unikom.ac.id/download.php?id=338278)

Ornamen

genting

tak putus

Page 112: MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40326/1/... · Skripsi ini menjelaskan terkait peninggalan sejarah berupa material pada

96

Gambar 47. mihrab Masjid Azizi

Gambar 48. Ornamen mihrab Masjid Azizi

Ornamen Kaligrafi Ornamen teratai

Page 114: MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40326/1/... · Skripsi ini menjelaskan terkait peninggalan sejarah berupa material pada

98

Gambar 51. Masjid Badashi di Indiayang identik memiliki 3 buah kubah

(Sumber: https://www.brilio.net/news/ini-masjid-pertama-yang-memakai-

kubah-di-atapnya-dibangun-tahun-685-1507080.html )

Gambar 52. Masjid Jami’ Delhi di Indiayang identik memiliki 3 buah kubah

Gambar 53. Masjid Azizi yang juga memiliki 3 kubah anak yang dibuat

menyerupai kubah masjid di India dan kubah-kubah keil di atas setiap tiang

penyangga

1

2

3

Page 115: MASJID AZIZI SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40326/1/... · Skripsi ini menjelaskan terkait peninggalan sejarah berupa material pada

99

Gambar 54. Ukiran nama pendiri Masjid Azizi yang ditulis dalam aksara

Arab Melayu pada dinding pintu masuk bagian utara Masjid Azizi

Gambar 54: Ukiran nama pimpinan pihak Deli Maatchappij di tempok Menara

Masjid Azizi sebagai pendiri Menara Masjid Azizi