masjd dan ta’mir masjid dalam islam

38
BAB II MASJD DAN TA’MIR MASJID DALAM ISLAM A. Masjid dan Manjemen Masjid 1. Pengertian Masjid Secara bahasa sering kali kita jumpai bermacam-macam cara, untuk memperjelas dalam ejaan yang dimiliki oleh bahasa tertentu, apa lagi dalam bahasa Indonesia. Namun akan lebih baiknya kita ketahui dahulu apa yang dimasud dengan Masjid. Kata Masjid berasal dari bahasa arab yaitu sajada yang berbentuk fi‟il madhi, yang berarti tempat sujud didalam fi‟il mudhori‟ berubah menjadi yasjudu yang artinya telah sujud (menundukkan kepala sampai ketanah) , jama‟ dari kata sujudan sedangkan pertambahan huruf mim di awalnya terjadilah isim makan. Sehingga berubah menjadi Masjidun yang menunjukkan tempat sujud. Setelah dipakai untuk bahasa Indonesia tersebut mengalami perubahan cara penyebutannya, sehingga huruf a diganti dengan huruf e hal ini di dipengaruhi oleh unsur bahasa, yang di kenal dengan imbuhan. Sehingga terbentuklah dari kata ma menjadi me sehingga manjadi “Mesjid” Dengan kata lain tempat tersebut bukanlah tertuju kepada hanya satu Masjid, tetapi setiap masjid diseluruh jagat raya ini, dan bukan pula di tunjukkan hanya kepada seorang saja akan tetapi kepada semua umat Islam yang ada di dunia ini. 1 1 .Sidi Gazalba,Masjid Pusat Ibadah dan Kebudayaan Islam, pustaka antara, Jakarta, 1964, hlm 112, 16

Upload: others

Post on 20-Oct-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MASJD DAN TA’MIR MASJID DALAM ISLAM

BAB II

MASJD DAN TA’MIR MASJID DALAM ISLAM

A. Masjid dan Manjemen Masjid

1. Pengertian Masjid

Secara bahasa sering kali kita jumpai bermacam-macam cara, untuk

memperjelas dalam ejaan yang dimiliki oleh bahasa tertentu, apa lagi dalam

bahasa Indonesia. Namun akan lebih baiknya kita ketahui dahulu apa yang

dimasud dengan Masjid. Kata Masjid berasal dari bahasa arab yaitu sajada yang

berbentuk fi‟il madhi, yang berarti tempat sujud didalam fi‟il mudhori‟ berubah

menjadi yasjudu yang artinya telah sujud (menundukkan kepala sampai ketanah) ,

jama‟ dari kata sujudan sedangkan pertambahan huruf mim di awalnya terjadilah

isim makan. Sehingga berubah menjadi Masjidun yang menunjukkan tempat

sujud. Setelah dipakai untuk bahasa Indonesia tersebut mengalami perubahan cara

penyebutannya, sehingga huruf a diganti dengan huruf e hal ini di dipengaruhi

oleh unsur bahasa, yang di kenal dengan imbuhan. Sehingga terbentuklah dari

kata ma menjadi me sehingga manjadi “Mesjid” Dengan kata lain tempat tersebut

bukanlah tertuju kepada hanya satu Masjid, tetapi setiap masjid diseluruh jagat

raya ini, dan bukan pula di tunjukkan hanya kepada seorang saja akan tetapi

kepada semua umat Islam yang ada di dunia ini.1

1.Sidi Gazalba,Masjid Pusat Ibadah dan Kebudayaan Islam, pustaka antara,

Jakarta, 1964, hlm 112,

16

Page 2: MASJD DAN TA’MIR MASJID DALAM ISLAM

Secara Istilah Masjid merupakan banguan berbentuk tembok yang terbuat

dari berbagai bahan bangunan, sama halnya dengan sebuah gedung. Bahkan

Masid mempunyai keistimewahan ketimbang dengan sebuah rumah yang megah

karena Masjid merupakan tempat yang suci dan di sucikan. berangkat dari hal

inilah bahwa tidak benar Masjid adalah tempat menghubungkan dengan Ilahi

semata. Sebuah banguan fisik yang bertembok bagaikan sebuah kubus kosong,

maka kubus tersebut akan bernilai tinggi bila di isi dengan bahan atau barang yang

bernilai. Sebaliknya bila kita hanya memanfaatkannya hanya sebagai kotak yang

tidak mempunyai nilai, maka ia akan hampa dari pandangan kita, begitu juga

sebuah Masjid yang ada.

Berbagai macam bentuk bangunan fisik Masjid yang megah dan romantis,

namun tidak seharusnya yang terukir dalam tuntunan Rasulullah Saw, hal ini

hanya realita kondisi masyarakat sekarang, Masjid bukanlah suatu gedung yang

bernilai sempurna. tetapi hanya mempunyai nilai satu diantara yang lainnya itu

diantara yang lainnya mengartikan Masjid hanya tempat ibadah semata

Posisi Masjid dengan berbagai kondisi fisik dan apa yang terkandung

didalamnya sekarang dituntut lebih fungsional. Dengan demikian kita harus

membuka hati dan memahami lebih luas bahwa Masjid bukanlah selembar

sajadah akan Masjid adalah sebuah bangunan yang mempunyai berbagai macam

fungsi yang dapat membawa kesempurnaan semua umat Islam.2

2 Sumoto akib, Majalah Suara Masjid, no 187, 1990, hlm 4.

Page 3: MASJD DAN TA’MIR MASJID DALAM ISLAM

Pada masa rasulullah dan zaman ke emasan islam terdahulu masjid ketika

itu dijadikan bagaikan sebuah gedung yang ditegakkan oleh seorang kepala

keluarga, dengan kata lain bisa di jadikan serba guna, begitu juga pada zaman

daulah ummayyah masjid berfungsi sebagai tempat ibadah, selain itu juga

merupakan sentral kegiatan umat. Dan tidak hanya berfungsi sebagaimana yang

kita ketahui sekarang ini, masjid yang ada tampaknya kurang berfungsi

sebagimana mestuinya masjid yang di contohkan pada zaman rasul. Pada masa

daulah umayyah terdahulu. Masjid disamping sebagai tempat ibadah juga

dijadikan pusat kehidupan ilmu pengetahuan termasuk pendidikan moral di

dalamnya tersebut. kemudian sejarah islam mencatat bahwa yang dibangun

rasulullah saw yang pertama kali bukanlah rumah, sekolah atau pun bangunan

lainnya. akan tetapi yang dibangun pertama kali adalah Masjid. Dan kita ketahui

bahwa didalam diri rasul sendiri adalah contoh yang mulia. Pendirian Masjid

pertama dalam islam adalah Masjid quba masjid ini mempunyai potensi vital

dalam menyatukan umat. Karena membangunya terdapat unsur ketaqwaan

kepada-nya, walaupun bentuk konstruksinya sangat sederhan. pada zaman

sekarang ini ketaqwaan itu bersifat universal. salah satu unsur orang yang

bertaqwa adalah orang yang dapat memakmurkan masjid atau memanfaatkan

fungsinya dengan jalan pendidikan. Didalam konteks kelembagaan dan struktur

kepengurusan (pemimpin) nya, maka masjid dapat dikatakan suatu tempat yang

merupakan tempat pembinaan manusia seutuhnya. Seperti yang di cita-citakan

oleh bangsa Indonesia di dalam UUD 1945 GBHN.

Page 4: MASJD DAN TA’MIR MASJID DALAM ISLAM

Dengan demikian Masjid merupakan sekolah yang kedua bagi umat Islam.

Di dalam masjid dapat di selenggarakan berbagai macama aktifitas belajar dan

mengajar ke ilmuan, baik dalam bentuk formal maupun tidak, begitu juga dalam

keagamaan maupun umum, walaupun realitasnya belum tembus kepada

sasarannya. Mengapa demikian sebagai sekolah dikarenakan Masjid adalah suatu

tempat terutama diperuntukkan bagi bagi pembinaan generasi muda dan anaka-

anak dalam rangka mempersiapkan meraka sebagai penerus, cita-cita dan

perjuang bangsa sesuai dengan falasafah pancasila.

Sehubungan dengan hal tersebut, sebagaimana yang telah di ungkapkan

oleh Husin Naparin pendidikan Islam adalah pendidikan yang berasaskan kepada

ajaran atau tuntunan agama Islam dalam usaha membina dan membentuk pribadi-

pribadi muslim. Tujuan pendidikan Islam adalah identik dengan tujuan dengan

hidup setiap orang muslim yaitu menjadi hamba Allah. Untuk mencapai sasaran

ini maka tidak diragukan bahwa Masjid adalah sarana yang efektif. Nabi

Muhammad Saw malakukan hal ini di dalam membina masyarakat muslim di

Madinah. Masjid Nabawi telah berfungsi menyampaikan risalah pendidikan Islam

sesempurnanya.3Sedangkan pengertian kata Masjid, banyak dalam kitab suci Al

Qur‟an, terulang samapai 28 kali, tersebar diberbagai ayat dan dann surah al–

qur‟an, dalam ilmu tafsir, kata-kata atau kalimat yang di ulang- ulang dalam al-

qur‟an, menunjukkan bahwa kata-kata tersebut mengandung makna yang sangat

penting, sebagaimana kata Masjid diulang sebanyak 28 kali dalam alqur‟an

3. Husin Nafarin, majalah , suara Masjid, no 187, bulan april, 1990, hlm 28

Page 5: MASJD DAN TA’MIR MASJID DALAM ISLAM

menunjukkan betapa pentingnnya kedudukan dan fungsi masjid dalam ajaran

Islam.

a. Fungsi masjid pada masa Rasulullah Saw sampai sekarang

1. Memahami Masjid sebagai tempat ibadah ( Shalat ) untuk mendekatkan diri

kepada Allah dengan cara berzikir, memohon ampunan kepada Allah Swt,

serat sebagai pembinaan umat Islam sebagimana yang digambarkan al qu‟an

dan di contohkan oleh Nabi.

2. Memahami Masjid hanya sebagai tempat melaksanakan sholat saja.

Pemahaman ini yang masih mendominasi pemahaman umat Islam di

Indonesia terhadap Masjid, sama halnya dengan agama-agama lainnya

terhadap tempat ibadahnya, yaitu hanya tempat ritual semata. Dari kedua

pemahaman tentang Masjid di atas merupakan salah satu indikator kualitas

pemahaman umat Islam terhadap agamanya. Oleh sebab itu kualitas dan

kondisi umat di satu tempat dapat tercermin dari pemahaman dan

pemanfaatan mereka terhadap Masjid. Pemahaman umat Islam tentang

konsepsi Masjid secara benar merupakan barometer untuk mengukur kualitas

masyarakat muslim dimana pun mereka barada. Apabila umat Islam

memahami seperti katagori pertama, maka berarti tujuan menciptakan

masyarakat Muslim yang sejahtera yang bahagia di dunia dan akhirat dapat

tercapai. Namun sebaliknya umat Islam memahami dan melaksanakan Masjid

seperti katagori kedua, maka kondisi Masjid itu berada dalam dalam keadaan

krisis sekalipun berbentuk bangunan yang mewah,4

4. Syahidin, Pemberdayaan umat berbasis Masjid, alfabeta, Bandung, 2003, hlm 1

Page 6: MASJD DAN TA’MIR MASJID DALAM ISLAM

3. Sebagai pusat kebudayaan

Dalam ajaran Islam sistem sosial dan budaya tercermin dari ajarannya, hal itu

adanya agama karena adanya manusia. Dengan demikian manusia lah yang

menciptakan kebudayaan tersebut. Kebudayaan itu sendiri merupakan hasil

dari daya cipta manusia, dengan demikian kebudayaan itu bisa bersifat fisik

dan non fisik. Kebudayan yang bersifat fisik seperti bangunan candi-

candi,bangunan gedung dan lain sebagainya. Sedangkan yang non fisik

seperti sistem norma, adat istiadat, seni ilmu pengetahuan dan lain

sebagainya.

4. Sebagai pusat politik dan ekonomi

Seperti yang kita ketahui bahwa nabi Muhammad Saw adalah seorang tokoh

atau pemimpin umat Islam yang pertama, dan diwajibkan untuk mencontoh

tentang kepemimpinan yang diterapkan oleh nabi Muhammad Saw.

Rasulullah tidak hanya menjadi seorang pemimpin dalam agama saja, akan

tetapi dalam kenegaraan ia juga seorang pemimpin yang patut kita teladani.

Manusia pilihan ini bukan hanya sebagai propesi sebagai Imam dalam

pengabdianya kepada Allah semata, akan tetapi didalam pemerintahan ia juga

seorang pemimpin, termasuk dalam memipin perang-perang yang terjadi pada

masa itu. Pada masa kejayaan Islam dahulu Nabi Muhammad Saw, semua

permasalahan yang dihadapi oleh semua masyarakat dan pasukan perang

mereka pecahkan dan mengatur strategi perang dilakukan di Masjid.

Page 7: MASJD DAN TA’MIR MASJID DALAM ISLAM

Dalam masjid Nabi memimpin sholat sebagai imam dan juga

memecahkan masalah–masalah masyarakat sebagai pemimpin masyarakat,

kemudian menyusun strategi dalam menghadapi lawan. Dengan demikian

imam sholat itu sekalian juga “imam” dalam sosial dan politik.

Istilah politik dalam negara biasanya diarahkan kepada bentuk

sosial,ekonomi dan kenegaraan atau strategi dalam menghadapi lawan baik

itu yang bersifat kesuksesan maupun yang bersifat kehancuran atau

peperangan. Semua itu dilakukan pada masa nabi Muhamamad Saw

dituntaskan di Masjid.

Berbicara masalah ekonomi, memang tempat tidakan riil ekonomi,

misalnya hubungan antara modal dan kerja, pembagian zakat ( pembagian

kekayaan ) dan lain sebagainya. “Dengan demikian jelaslah bahwa

sesunggunya disinilah terletak fungsi masjid dalam kehidupan ekonomi, yaitu

mengingati, mengawasi, menuntun pemikiran dalam kegiatan dan tindakan

ekonomi.”

5. Masjid dan lembaga pendidikan

Dalam konteks ini, Masjid merupakan lembaga dalam masyarakat (Islam)

untuk mencari ilmu pengetahuan, bila kita kembali kepada dinul Islam, maka

tempat yang pertama untuk memperoleh ilmu tersebut adalah Masjid. Sesuai

dengan tujuan dalam agama Islam bahwa Allah menciptakan manusia itu

hanyalah untuk membentuk insan yang seutuhnya (sempurna) dengan kata

lain manusia yang mempunyai kebahagiaan baik di dunia maupum diakhirat.

Page 8: MASJD DAN TA’MIR MASJID DALAM ISLAM

Islam mempunyai tempat yang harmonis di dalam melaksanakan

pendidikan yakni di Masjid, mengapa demikian karena dalam Islam ilmu itu

sendiri bersumber kepada Al- Qur‟an dan hadits. Sedangkan masjid sendiri adalah

lembaga yang lengkap dalam Islam. Sidi Gazalba juga mengatakan “pada masa

nabi Muhammad Saw dan masa yang segera menyusul sesudah itu, ajaran Islam

diberikan dan diterima di Masjid. Semua permasalahan di selesaikan di Masjid

apalagi masalah pendidikan.5

Fasilitas yang lengkap dan semangat masyarakat dalam membangunya.

Semua permasalahan yang terjadi yang dihadapi semua umat Islam semuanya

dilakukan di Masjid pada zaman Rasululah apalagi masalah yang berkaitan

dengan masalah pendidikan agama. Agama Islam menjadi produk Insan Kamil itu

tentunya telah mempunyai tempat yang baik untuk membentuk Insan Kamil itu

sendiri. Dimana dalam jangka waktu dua puluh empat jam (dalam sehari

semalam) mereka, telah bertemu dengan sesama jama‟ah ditempat yang baik tadi

yaitu Masjid. Untuk mengembalikan situasi sekarang ini, dimana tampaknya suatu

hal yang aneh jika gedung dijadikan tempat pendidikan, namun kalau kita melihat

kembali kebelakang, pada masa ke emasan rasulullah Saw dan juga para sahabat.

Tentulah tidak akan terjadi seperti saat ini. Sebagaimana yang diungkapkan oleh

al abrasyi sebagai berikut.Dalam masa keemasan Islam pertama Masjid, pemuda-

pemuda Islam, dan orang-orang yang telah berumur sama-sama duduk di Masjid

untuk duduk mengikuti semua pelajaran-pelajaran yang diberikan, diantara

5. sidi gazalba, Masjid pusat ibadah dan kebudayaan Islam, Jakarta, pustaka antara, cet II

1964,hlm, 202

Page 9: MASJD DAN TA’MIR MASJID DALAM ISLAM

mereka yang telah menjadi siswa di masjid itu adalah Ali bin abi thalib dan

Abdullah bin abbas.

Pendidikan dalam Islam rapat sekali hubungannya dengan Masjid. Kaum

muslim telah memanfaatkan masjid untuk tempat beribadah, sebagai pendidikan

hukum-hukum agama, sebagai tempat pengadilan, sebagai tempat pertemuan

pemimpin-pemimpin militer dan bahkan sebagai Istana tempat menerima duta-

duta besar asing, sebagai pusat kehidupan kerohanian, sosial, politik sehingga

Masjid-Masjid itu disebut sebagai “ Rumah Allah Swt “. Untuk memasuki Masjid

tidak harus meminta izin terlebih dahulu, baik itu untuk kegiatan ibadah, seperti

sholat lima waktu dan lain sebagainya.

Berdasarkan dari pendapat abrasyi diatas bahwa dapat hal ini sejalan

dengan keadaan sekarang ini. bahkan fungsi Masjid sebagai lembaga politik,

sosial, ekonomi, budaya, dan lain sebagainya. kemudian abrasyi juga mengatakan

“bahwa tradisi rasulullah Saw bahwa beliau duduk dimasjid nabawi di kota

Madinah untuk memberikan pelajaran kepada semua para sahabat mengenai

masalah-masalah keagamaan dan masalah yang berkaitan dengan duniawi.6 Ada

sumber lain juga yang mengatakan bahwa fungsi masjid itu juga adalah sebagai

lembaga pendididkan , baik itu pendidikan yang bersifat formal maupun yang non

formal lainnya.7

6. Athiyah al- abrasyi ,dasar-dasar pokok pendidikan, bulan bintang, Jakarta, hlm 58 7. Husin Nafarin, suara Masjid,no 187, bulan april, 1990, hlm23

Page 10: MASJD DAN TA’MIR MASJID DALAM ISLAM

2. Visi dan Misi Masjid

Ta‟mir Masjid perlu menerapkan prinsip – prinsip organisasi yang baik

agar usaha-usaha yang dilakukan dalam mencapai visi dan misi dapat berlangsung

dengan hasil yang memuaskan. Dalam menerapkan prinsi-prinsip kepengurusan

Masjid di perlukan sikap kritis yang selalu di barengi dengan nilai-nilai Islam,

penerapannya sebagi berikut.8

1. Visi - visi Masjid diantaranya

a. Menjadikan Masjid ramai di kunjungi oleh jama‟ah

b. Menjadikan Masjid berkembang dengan besar dan lebih indah

c. Menjadikan jama‟ah Masjid lebih bahagia, di dunia dan di akhirat

2. Misi –misi Masjid diantarnya

a. Menjalin silaturrahim sesama jama‟ah Masjid

b. Meningkatkan ekonomi jama‟ah

c. Menjadikan jama‟ah memiliki akhlak yang baik

d. Menjadikan jama‟ah lebih meningkatkan Iman dan taqwa kepada Allah

SWT.

Visi dan Misi Masjid akan berjalan dengan baik dan lancar jika

rencananya itu disesuaikan dengan kemampuan pelaksanaan dan keadaan.Setiap

rencana hendaknya di buat berdasarkan musyawarah dan dibuat sebaik mungkin.

Dalam menyusun program kerja Masjid tentunya harus memerlukan dua bidang

agar program kerja akan berjalan dengan baik diantaranya:9

1. Program pembinaan atau pengembangan fungsi dan peran masjid sebagai

8.Ramlan Mardjoned dkk, Panduan Pengelolaan Masjid,...106 9.Ramlan Mardjoned dkk, Panduan Pengelolaan Masjid,...106

Page 11: MASJD DAN TA’MIR MASJID DALAM ISLAM

pusat ibadah dan kebudayaan. Program pembangunan gedung/fisik menurut

master plane yang lengkap. Pengembangan program ini perlu dilandasi kepada

terciptanya kondisi dan iklim masjid mampu memelihara dan mempertahankan

kesucian, kemurnian dan keberhasilan masjid sebagai tempat ibadah yang sesuai

dengan ajaran Islam.

2. Mampu mengembangkan kegiatan-kegiatan (ta‟mir) dalam rangka pembina

ketaqwaan jamaah dan kesejahteraan hidupnya. Mampu mengarahkan partisipasi

umat islam dalam pembangunan untuk mengamalkan dan mengembangkan

ajaran-ajaran Islam dalam masyarakat.

Masalah keuangan Masjid merupakan salah satu faktor yang mempunyai

pengaruh yang sangat besar terhadap berjalannya sistem pembangunan yang ada

di Masjid tersebut. sebab dengan adanya managemen keuangan maka penggunaan

uang yang ada di Masjid maka akan berjalan dengan baik serta teratur. Sebagian

ada beberapa jam‟ah yang memberikan bantuannya baik itu berupa uang maupun

bantuan lainnya yang di butuhkan ketika akan melakukan pembangunan Masjid.

Setelah itu bantuan-bantuan tadi ketika akan melaksanakan sholat jum‟at akan di

umumkan terlebih dahulu oleh pengurus Masjid kepada semua jama‟ah sholat

jum‟at. Namun tidak disebutkan dari mana bantuan itu berasal, hanya bentuk

bantuannya saja yang disebutkan misalkan berupa uangnya berapa, bantuan yang

berbentuk material itu apa-apa saja. Pengeluaran Masjid setiap minggunya tentu

ada yang di gunakan untuk biaya trasportasi Imam, Khotib, muadzin, qori, bilal

pada jum‟at. Kemudian setelah selesai membacakan bantuan yang didapat tadi,

kemudian membacakan petugas –petugas Sholat Jum‟at. Siapa yang bertugas

Page 12: MASJD DAN TA’MIR MASJID DALAM ISLAM

sebagai imam, khotib,bilal,dan muadzin, kemudian mengumumkan jumlah uang

yang masuk pada jum‟at sebelumnya. Ini diumumkan sebelum pelaksanakan

sebelum pelaksanakaan sholat jum‟at agar semua jama‟ah tahu bahwa uang yang

di guanakan selama ini memang benar- benar untuk keperluan Masjid Ar-

Rozzqaaq itu sendiri. Dengan demikian tidak ada rasa kecurigaan antara jama‟ah

dengan pengurus Masjid itu sendiri.10

Manajemen dapat dilihat paling sedikit pada

empat sudut pandang diantaranya.

a. Manajemen adalah salah satu cabang ilmu sosial, penerapan berbagai teori

manajemen harus berdasarkan pendekatan yang situasional, artinya penerapan

berbagai teori tersebut harus seni menggerakkan orang lain agar mau dan

mampu berkarya demi kepentingan organisasi.

b. Manajemen selalu berkaitan dengan kehidupan organisasional ketika terdapat

sekelompok orang yang menduduki berbagai jenjang tingkat kepemimpinan

dan sekelompok lain yang bertanggung jawab pertamanya adalah

menyelenggarakan kegiatan oprasional.

c. Keberhasilah suatu organisasi sesungguhnya merupakan gabungan antara

kemahiran manajerial dan keterampilan teknis para pelaksana kegiatan

operasional.

d. Kedua kelompok utama dalam organisasi, yaitu kelompok manejerial dan

kelompok pelaksana mempunyai bidang tanggung jawab masing –masing

kedua kelompok utama dalam organisasi, yaitu kelompok manajerial dan

kelompok pelaksana mempunyai bidang tanggung jawab masing-masing.

10. wawancara urip ta‟mir kebersihan Masjid Ar-Rozzaq kelurahan sungai pengerah

Palembang.

Page 13: MASJD DAN TA’MIR MASJID DALAM ISLAM

Keberhasilan masyarakat atau bangsa ditentukan oleh keberhasilan seluruh

organisasi yang terdapat dalam kehidupan masyarakat atau bangsa itu.

Sedangkan keberhasilan organisasi ditentukan oleh keberhasilan manajemen

dalam mencapai tujuan organisasi itu. Bagaimana organisasi mencapai

tujuannya tergantung pada performa manajerial efektifitas dan efesieni

manajemen. Proses manajemen sendiri meliputi aktivitas-aktivitas yang

berhubungan yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan

pengendalian.

Manajemen masjid atau sering disebut juga dengan pengelolaan atau

idarah masjid, pada garis besarnya dapat dibagi menjadi dua bidang

a. Idarah Binail Maady (Phisical Management) yaitu manajemen secara fisik

meliputi kepengurusan masjid, pengaturan pembangunan fisik masjid,

penjagaan kehormatan, kebersihan, ketertiban dan keindahan masjid,

pemeliharaan tata tertib dan ketentraman masjid, pengaturan keuangan dan

administrasi masjid, dan bermanfaat bagi kehidupan ummat.

b. Idarah Binail Ruhiy (Funcsional Management) yaitu pengaturan tentang

pelaksanaan fungsi masjid sebagai wadah pembinaan umat, sebagai pusat

pembangunan umat dan kebudayaan Islam seperti yang dicontohkan oleh

Rasul SAW. Idarah ini meliputi pengentasan dan pendidikan aqidah

Islamiyah, pembinaan akhlaqul Karimah, penjelasan ajaran Islam secara

teratur menyangkut:

1) Pembinaan Ukhwah Islamiyah dan persatuan umat

2) Melahirkan fikrul Islam dan kebudayaan Islam

Page 14: MASJD DAN TA’MIR MASJID DALAM ISLAM

3) Memperingati mutu keIslaman dalam diri pribadi dan masyarakat

3. Fungsi Manajemen Masjid

Umumnya, ada beberapa fungsi yang biasa diimplementasikan dalam

kegiatan manajemen yaitu :

1. Perencanaan

Dalam manajemen masjid, perencanaan merupakan perumusan tentang apa

yang akan dicapai dan tindakan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan

itu. Dalam memakmurkan masjid perencanaan memiliki arti penting. Pertama,

aktivitas pemakmuran masjid bisa berjalan lebih terarah. Kedua, dapat memilih

tindakan yang sesuai dengan kondisi yang dihadapi Pada saat upaya pemakmuran

dilaksanakan. Ketiga, dapat dipersiapkan tenaga-tenaga yang akan

melaksanakannya. Keempat, dapat memudahkan pemimpin pengurus masjid

dalam penilaian, pengawasan pada saat berjalannya aktivitas pemakmuran

masjid.11

Perencanaan yang matang akan membuat segala aktivitas masjid

berjalan dengan lancar dan mencapai arah dan tujuan yang ingin diapai. Jika tidak

ada perencanaan yang jelas tidak hanya membuat kepengurusan dan aktivitas

menjadi kacau, namun kemajuan dan kemunduran suatu organisasi masjid tidak

dapat dihindari.

2. Pengorganisasian

1) Pengorganisasian adalah pengelompokan kegiatan-kegiatan kemasjidan

dalam kesatuan-kesatuan tertentu, menetapkan para pelaksana yang

11

.Ahmad Yani, Panduan Memakmurkan Masjid, Cet. 1 (Jakarta: Al-Qalam

Gema Insani, 2009), 147.

Page 15: MASJD DAN TA’MIR MASJID DALAM ISLAM

kompeten pada kesatuan-kesatuan tersebut serta memberikan wewenang

dan jalinan hubungan diantara mereka.12

Pengorganisasian dalam sebuah

manajemen masjid dapat dilakukan melalui beberapa tahap diantaranya

melihat, mempelajari serta menelaah perencanaan yang telah disusun dan

yang akan dilaksanakan pada periode yang bersangkutan.

2) Mengelompokkan seluruh tugas dan pekerjaan yang relatif selaras dan

yang akan dilaksanakan mulai dari tugas-tugas global atau hal-hal yang

strategis sampai pekerjaan-pekerjaan teknis.

3) Menyusun struktur organisasi.13

Pengorganisasian memiliki tiga macam dimensi. Pertama, organisasi itu

sendiri memiliki suatu bentuk, suatu konfigurasi yang melukiskan manajemen dan

saluran-saluran komunikasi formal. Kedua, melalui proses pengorganisasian

tugas-tugas dirumuskan atau ditetapkan dan pekerjaan-pekerjaan individual

distruktur. Ketiga, sebuah falsafah organisasi mempengaruhi upaya dengan apa

koordinasi dicapai.14

12.Eman Suherman, Manajemen Masjid,...92 13.Eman Suherman, Manajemen Masjid,...92 14

.Winardi, Teori Organisasi dan Pengorganisasian (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003), 20.

Page 16: MASJD DAN TA’MIR MASJID DALAM ISLAM

3. Penggerakan

Penggerakan adalah upaya untuk menggerakkan para pelaksana untuk

menyelenggarakan setiap kegiatan kemasjid dengan memanfaatkan sumber daya

secara efektif dan efesien untuk mencapai hasil yang maksimal. Ada beberapa

cara untuk menggerakkan semua personal yang ada dalam manajemen masjid

yaitu:15

a. Melaksanakan fungsi manajemen sebelumnya.

b. Rapat persiapan akhir menjelang pelaksanaan kegiatan

c. Membentuk panitia pelaksana kegiatan.

d. Melakukan pengadaan aspek-aspek yang dibutuhkan dalam rangka

pelaksanaan berbagai kegiatan yang sudah direncanakan.

e. Memanfaatkan semua hal yang sudah ada dan tersedia untuk melaksanakan

kegiatan yang telah ditetapkan.

f. Masing-masing personal melaksanakan tugasnya sesuai dengan yang telah

ditetapkan.

Dengan langkah-langkah tersebut akan dapat terwujud masjid yang

makmur dan masyarakat yang maju dan menguatkan solidaritas masyarakatnya.

Yang terpenting semua pengurus menjalankan tugasnya dengan baik yaitu dengan

keteladanan, kesukarelaan dan kebersamaan dari sema pihak yang terkait.

15.Eman Suherman, Manajemen Masjid,...94.

Page 17: MASJD DAN TA’MIR MASJID DALAM ISLAM

1. Pengawasan

Pengawasan adalah mengusahakan agar setiap kegiatan dan tindakan yang

dilakukan dalam pengelolaan tugas kemasjid dilakukan sesuai dengan petunjuk,

pedoman dan ketentuan yang telah ditetapkan baik secara segi hukum syar‟i

maupun ketentuan perundang-undangan yang berlaku.16

Terlaksananya fungsi ini akan membuat pengurus tahu jika adanya

kesalahan, kekurangan, kelemahan, rintangan, tantangan dan kegagalan dalam

mencapai tujuan pemakmuran masjid.

5. Penyatu-paduan

Semua unit kerja yang terdapat dalam suatu manajemen masjid kadang-

kadang terlalu fokus pada pekerjaannya masing-masing. Oleh karena itu sejak

awal setiap personal hendaknya diingatkan bahwa apapun yang dikerjakannya

mempunyai tujuan yang satu, yaitu memakmrkan masjid. Penyatu paduan dapat

dilakukan oleh sema pihak yang merupakan personal masjid yang ada dengan cara

melaksanakan hal-hal yang sama dalam aspek-aspek yang prinsipil dan

mendasar.17

6. Evaluasi

Evaluasi merupakan proses pengukuran, penilaian, dan analisis terhadap

kinerja yang dilakukan serta pengambilan kesimpulan tentang ada atau tidaknya

16

.Eman Suherman, Manajemen Masjid,...95.

17.Eman Suherman, Manajemen Masjid,...96-97

Page 18: MASJD DAN TA’MIR MASJID DALAM ISLAM

kesesuaian dengan tujuan dan penyebab-penyebabnya untuk dijadikan dasar

dalam melaksanakan tindak lanjut.18

4. Manajemen Memakmurkan Masjid

Setiap anggota dari setiap organisasi mempunyai hak disamping

kewajiban. Usaha pengurus diarahkan agar tiap anggota jamaah merasakan hak

dan kewajibannya. Dalam rapat tahunan, pengurus memberikan tanggung jawab

kebijaksanaannya. Organisasi yang dinamis selalu berusaha ke arah kesempurnaan

pengurus. Koreksi dan sokongan serba terus kepada pengurus adalah syarat bagi

kemajuan organisasi kearah realisasi tujuannya. Koreksi dan sokongan itu adalah

hak yang sekalian juga merupakan kewajiban jamaah.

Untuk mengikat kembali hubungan jamaah dengan masjid, pengurus harus

menjalankan usaha utama yang bersifat serba tetap yaitu meramaikan masjid.

Usaha ini dilakukan dengan berencana, secara sistematik, yang makin lama makin

giat. Kegiatan-kegiatan masjid yang dilaksanakan secara terus menerus akan

menimbulkan daya tarik dan manfaat atau efek kepada jamaah, lambat laun akan

menanamkan ikatan jamaah dengan masjid. Dengan ikatan ini jamaah akan

merasa bahwa masjid itu adalah milik mereka dan mereka mendapat manfaat

darinya. Kemudian melalui masjid terjadilah kontak antara jamaah yang kemudian

akan membentuk kesatuan sosial muslim yang diikat oleh ukhwah dan

18

.Eman Suherman, Manajemen Masjid,...97-98

Page 19: MASJD DAN TA’MIR MASJID DALAM ISLAM

menyatakan diri bukan hanya dalam kesatuan dalam ibadat akan tetapi juga

persamaan dalam kebudayaan.19

1. Upaya Memakmurkan Masjid

Masjid yang makmur adalah masjid yang berhasil tumbuh menjadi sentral

dinamika umat. Sehingga masjid benar-benar berfungsi sebagai tempat ibadah dan

pusat kebudayaan Islam dalam arti luas. Adapun usaha-usaha yang harus

dilakukan adalah:

a. Bangunan masjid harus dipelihara dengan baik, apabila ada kerusakan harus

diperbaiki, yang kotor dibersihkan sehingga mencerminkan kualitas hidup

dan keimanan umat disekitarnya.

b. Menghidupkan shalat berjama‟ah dan kegiatan spiritual lain seperti zikir,

berdoa, beri‟tikaf, mengaji, berinfak dan bersedekah.

c. Mengadakan kegiatan keagamaan secara rutin, khusus atau umum yang

dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas keimanan dan menambah ilmu

pengetahuan.

d. Kegiatan-kegiatan sosial lainnya seperti menyantuni fakir miskin, kegiatan

olah raga, kesenian, keterampilan, perpustakaan hingga penerbitan.20

19

.Sidi Gazalba, Mesjid Pusat Ibadat dan Kebudayaan Islam (Jakarta: Pustaka Al-

Husna, 1994), 369.

20

.Sidi Gazalba, Mesjid Pusat Ibadat dan Kebudayaan Islam (Jakarta: Pustaka Al-

Husna, 1994), 73-74

Page 20: MASJD DAN TA’MIR MASJID DALAM ISLAM

2. Cara Memakmurkan Masjid

Untuk memakmurkan masjid ada beberapa cara yang harus dilakukan

pengurus masjid yaitu:21

a. Harus adanya kesungguhan pengurus masjid dalam upaya memakmurkan

masjid. Karena merekalah yang akan menggerakkan umat islam untuk

memakmurkan masjid dengan beraneka ragam kegiatan.

b. Memaksimalkan peran dari pengurus masjid. Bagi masjid yang belum

memiliki struktur yang jelas perlu kiranya dilakukan pembentukan dan

pembuatan aturan yang jelas sehingga masing-masing pengurus mempunyai

rasa memiliki dan rasa bertanggung jawab terhadap tugasnya masing-masing.

c. Memperbanyak kegiatan baik menyangkut kegiatan ibadah ritual, ibadah

sosial, maupun kegiatan kultural. Jadi, disamping mengadakan kegiatan

pengajian, ceramah, juga digiatkan pendidikan dengan membuka sekolah,

kelompok belajar dan kursus-kursus keagamaan.

Pada masa sekarang, dalam memakmurkan masjid dibutuhkan kreasi-

kreasi yang briliant. Kita akan ketinggalan dan jauh dari kemajuan manakala

dalam proses pemakmuran masjid hanya berjalan secara alamiah dan tidak

terencana dengan baik. Untuk itulah, pengurus perlu melakukan terobosan dengan

cara memaksimalkan potensi yang ada di masjid maupun jama‟ah, dan melakukan

kerjasama, baik antar masjid atau dengan ormas dan lembaga-lembaga lain, baik

pemerintah maupun swasta. Seiring dengan pengembangan kegiatan-kegiatan

21

.Sidi Gazalba, Mesjid Pusat Ibadat dan Kebudayaan Islam (Jakarta: Pustaka Al-

Husna, 1994), 74-75

Page 21: MASJD DAN TA’MIR MASJID DALAM ISLAM

yang ada di masjid, pengurus juga dapat membentuk dan mengembangkan

lembaga-lembaga fungsional yang dapat dijadikan sebagai media untuk

meningkatkan kualitas jama‟ah dalam kerangka membangun jaringan.

5. Manajemen Keuangan Masjid

Keuangan masjid merupakan faktor yang cukup besar pengaruhnya

terhadap peningkatan fungsi masjid dalam melayani umat. Bagi masjid yang

memiliki manajemen keuangan yang baik, maka akan dapat melakukan kegiatan

dan rencana produktif untuk melayani umat. Namun bukan berarti uang adalah

satu-satunya kunci untuk terlaksananya kegiatan masjid. Dakwah memang

membutuhkan uang, tapi tanpa uang bukan berarti dakwah harus berhenti.

Langkah yang penting adalah memulai mengaktifkan masjid dengan

membuat manajemen keuangan. Sebab dengan adanya manajemen keuangan

dapat membuat berbagai keputusan keuangan yang tentunya berhubungan dengan

kegiatan masjid.

a. Perencanaan Keuangan Masjid

Hal pertama yang harus dilakukan adalah membuat perencanaan kegiatan.

Poin ini perlu menjadi perhatian, karena kebanyakan pengurus dan aktivis masjid

tidak akrab dengan perencanaan kegiatan, apalagi perencanaan keuangan. Yang

sering terjadi adalah kegiatan itu bersifat relatif dan spontan sehingga standar dan

target keberhasilan yang ingin dicapai sulit untuk dievaluasi.22

22

.Ramlan Mardjoned dkk, Panduan Pengelolaan Masjid,...96.

Page 22: MASJD DAN TA’MIR MASJID DALAM ISLAM

b. Menyusun Perencanaan Kuangan

Pengurus masjid perlu teliti mengukur berbagai indikator dan potensi yang

dimiliki masyarakat sekitar. Bagi masjid yang berada di lingkungan ekonomi

mapan, bisa saja membuat perencanaan kegiatan yang besar dari segi volume

pelayanan terhadap umat, mengingat arus uang yang masuk juga besar.

Sebaliknya, pada masjid kecil dengan sumber dana yang kurang dan tidak

menentu, dalam menentukan perencanaan keuangan harus betul-betul penuh

perhitungan, termasuk didalamnya Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja

Masjid (RAPBM).23

Keberhasilan suatu organisasi seperti organisasi masjid sangat tergantung

pada dana/keuangan. Sumber dana utama diharapkan dari masyarakat, khususnya

masyarakat yang menjadi penduduk sekitar masjid itu. Sumber dana ini dapat

diperoleh dari masyarakat melalui:24

1. Sumbangan tetap dari donatur, baik penduduk masyarakat setempat atau

orang-orang dari luar tempat itu.

2. Sumber dana kedua dapat diambil dari senif-senif yang memungkinkan dari

zakat, pertanian, tijarah dan lain-lain, dengan jalan dimusyawarahkan.

3. Sumber dana dari harta-harta agama. Karena itu badan pengurus masjid harus

juga bekerja sama menyukseskan program kerja badan harta agama supaya

dengan dana-dana kekayaan dari harta agama akan cepat terkumpul.

23

. Ramlan Mardjoned dkk, Panduan PengelolaanMasjid,...96.

24.Moh. E. Ayub, dkk, Manajemen Masjid,...36

Page 23: MASJD DAN TA’MIR MASJID DALAM ISLAM

4. Sumber-sumber dari pemerintah

5. Bantuan luar negeri dan lembaga amal/sosial lainnya

Untuk menjamin sumber keuangan yang tetap, sistem wakaf dapat

dijalankan untuk masjid. Hal ini tentu tergantung pada kebijaksanaan pengurus

dalam mendekati dermawan, perusahaan atau instansi yang berpotensi

memberikan wakaf. Seterusnya ia juga bergantung pada kesadaran pihak yang

berpotensi memberikannya.

Selain dari sistem wakaf yang harus dihidupkan dan dimajukan untuk

memperoleh sumber-sumber keuangan, juga baitul-mal dapat dibangun kembali.

Lembaga itu adalah sejenis kas negara. Sekalipun negara Islam belum menyatakan

diri, namun tidaklah salah membangunnya untuk masyarakat Muslim. Karena

masyarakat itu berpusat pada masjid, maka ia ditempatkan di masjid.

Memperuntukkan baitul mal bagi masjid, bermakna bahwa ia telah menjalankan

konsepsi Islam. Sebab baitul-mal berfungsi sosial, yang juga merupakan suatu

tugas masjid.25

Semua dana keuangan harus disimpan pada tempat yang aman, sebelum

digunakan perlu setiap waktu diumumkan kepada masyarakat tentang pemasukan

dan pengeluarannya.

6. Sejarah Pendirian Masjid Pertama kali dalam Islam

25

. Sidi Gazalba,Mesjid Pusat Ibadat,...361.

Page 24: MASJD DAN TA’MIR MASJID DALAM ISLAM

Islam pertama kali dianut oleh rasulullah Saw diturunkan di kota Mekkah,

selama 13 tahun, “12 tahun 5 bulan11 hari yaitu dari 17 Ramadhan tahun 41 dari

milad hingga awal rabi‟ul awal tahun 54 dari milad nabi”. Masa ini sering kita

sebut dengan periode pertama turun wahyu , dan para ahli menyebut seluruh ayat

yang turun di Mekkah di sebut dengan “surat Makkiyah”. Ketika itu juga ( masa

hidup nabi Muhammad Saw ) Islam sudah mulai berangsur –angsur dianut oleh

manusia ( penduduk kota Mekkah). Dimasa ini pula tantangan yang dialami tak

kunjung padam juga, bahkan bukan hanya rasul yang menjadi korban

pembaikotan yang dilakukan oleh orang-orang kafir quraisyi. Tetapi keluarga nabi

juga tidak lepas dari dari pembaikotan seperti bani hasyim,bani mutholib. Hal ini

dilakukan oleh orang quraisy karena keluarga mereka itu selalu melindungi rasul

dalam menyampaikan ajaran Islam kepada penduduk Mekkah pada masa itu.

Hal inilah yang membuat orang – orang kafir mencari jalan untuk

melumpuhkan keluarga dan penganut Islam tersebut. Seperti yang telah

diceritakan dalam sejarah :Maka mereka mencari tatik baru untuk melumpuhkan

kekuatan Islam itu. Mereka mengadakan pertemuan dan mengambil keputusan

untuk melakukan pembaikotan terhadap bani Hasyim dan bani abdul mutholib

ialah dengan jalan perkawinan, jual beli, ziarah menziarahi dan lain-lain.

Keputusan itu kemudian di gantung diatas kertas dan digantungkan di ka‟bah.26

Adapun masjid yang pertama kali yang didirikan oleh nabi Muhammad

saw adalah masjid quba. tempat bersatunya kaum muhajirin dan kaum anshor. Di

26. Surman, Fungsi dalam Pendidikan Moral, Fakultas Ushuluiddin dan Pemikiran Islam

UIN Raden Fatah Palembang

Page 25: MASJD DAN TA’MIR MASJID DALAM ISLAM

sini mereka bertemu dan disini juga mereka bersatu untuk kesatuan umat Islam

yang pertama dan kokoh. Dilihat dari asbabun nuzulnya, ayat tersebut merupakan

jawaban dari permintaan orang-orang musrik yang menyuruh mereka untuk sholat

dimasjid yang telah mereka dirikan tersebut (masjid dlirar). Masjid tersebut

didirikan bukan atas dasar taqwa kepad Allah Swt, melainkan sebagai tandingan

kepada masjid yang didirikan oleh orang-orang Muslimin.

Masjid tandingan itu sebenarnya ingin orang-orang kafir menyuruh

rasulullah untuk meresmikannya setelah pulang dari perang tabuk dan menjadi

imam disana , namun ketiak nabi pulang dari tabuk ,berhenti sebentar di dzi awan

suatu tempat yang jaraknya satu jam dari kota madinah. Maka turunlah ayat 107

yang melarang rasululah Saw untuk shalat dimasjid dlirar. Melainkan masjid itu

untuk menghancurkan umat Islam. Dengan demikian alqur‟an surah al bara‟ah

menyuruh pada orang-orang Islam untuk menyelesaikan masjid yang didirikan

atas dasar taqwa yaitu masjid quba dan ayat sebelumnya merupakan perintah

kepada rasul termasuk manusia-manusia yang sekarang ini agar sholat tidak

bersifat dzolim, dengan kata lain masjid yang didirikan oleh umat lain dari

ketaqwaan terhadap Allah seperti unsur politik dengan maksud untuk menjatukan

agama lain ( Islam ).27

27. .H.Q.Shaleh,dkk, Asbabul Nuzul Latar Belakang Histori turunnya ayat-ayat al-

qur’an,cv.Ponorogo, Bandung, cet 11,hlm 161

Page 26: MASJD DAN TA’MIR MASJID DALAM ISLAM

B. TA’MIR MASJID

a. Pengertian Takmir Masjid.

Takmir masjid adalah organisasi yang mengurus seluruh kegiatan yang ada

kaitannya dengan masjid, baik dalam membangun, merawat maupun

memakmurkannya, termasuk usaha-usaha pembinaan remaja muslim. Dengan

adanya remaja masjid tugas pembinaan remaja muslim akan menjadi lebih ringan.

Pengurus takmir masjid,melalui bidang pembinaan remaja masjid, tinggal

memberi kesempatan dan arahan kepada remaja masjid untuk tumbuh dan

berkembang, serta mampu beraktivitas sesuai dengan nilai-nilai Islam.28

Keberadaan ta‟mir adalah untuk memakmurkan Masjid, terutama dalam

mengelolah kegiatan dakwah Islamiyah. Organisasi ta‟mir mesjid sangat penting

untuk mencapai tujuan sekaligus wadah untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan

dakwah baik yang berkaitan dengan keilmuan,pendidikan, sosial, keterampilan,

ekonomi dan sebagainya.

b. Fungsi Ta’mir masjid

Keberadaan ta‟mir masjid akan sangat menentukan di dalam membawa

jamaahnya kepada kehidupannya yang lebih baik. berfungsinya mesjid sebagai

tempat ibadah dan pusat pembinaan umat sangat di tentukan oleh kreatifitas dan

keikhlasan ta‟mir masjid dealam memenuhi amanahnya. Siapapun yang telah

dipercaya memegang amanah ini haruslah berani mempertanggung jawabkan

seluruh hasil karyanya , baik dihadapan Allah maupun dihadapan jama‟ah sendiri.

28 Siswanto, Panduan praktis organisasi remaja masjid, Pustaka Al- kautsar, Jakarta,

2005, hlm, 56-57.

Page 27: MASJD DAN TA’MIR MASJID DALAM ISLAM

Kemajuan masyarakat karena keimanannya yang mantap diserta amal

sholeh ( karya positif yang dihasilkan ) akan banyak di pengaruhi kreatifitas

ta‟mir masjid dalam mengelolah kegiatan bagaimana telah tersebut diatas . oleh

sebab itu tanggung jawab ta‟mir masjid disini dapat dikatakan sangat berat namun

sangatlah mulia. Ta‟mir masjid harus senantiasa mendekatkan diri kepada Allah,

menjahui sifat- sifat taqabur dan riya‟. Tidak pernah membanggakan diri dan

besar kepala karena aktifitas dan kegiatannya yang semarak. Ta‟mir masjid harus

berkorban demi kemaslahatan umatnya,.29

c. Peran Ta’mir masjid

1. Berperan menyelenggarakan kegiatan-kegiatan pembentukan pribadi muslim,

keluarga muslim dan masyarakat muslim

2. Berperan memaksimalkan pelaksanaan khutbah jum‟at, baik itu yang berkaitan

dengan materi maupun khatibnya, sebagai media pembinaan jama‟ah yang

cukup efektif.

3. Membuat data jama‟ah yang dimana menyangkut masalah usia,tingkat

pendidikan, tingkat pendapatan dan lain sebagainya.

4. Berperan menyelenggarakan pelatihan-pelatihan yang bertemakan keislaman,

terutama untuk angkatan muda. Namun dalam lingkup kepengurusan yang

berada dilingkungan yang ada masyarakatnya seperti di perkotaan ada

beberapa peran yang signifikan yang tentunya harus di lakukan oleh ta‟mir

masjid diantaranya sebagai berikut

29. Https:// Kuaimigiri,Wordpress.Com.Cdn. Ampproject.Org di akses, 10 November

2018

Page 28: MASJD DAN TA’MIR MASJID DALAM ISLAM

a. Berperan aktif dalam mengajak masyarakat yang berada disekitar masjid untuk

terlibat langsung dalam setiap kegiatan yang didalamnya terdapat unsur

kepengurusan masjid, minimal dalam pengisian panitia dalam acara keislaman

seperti mulid Nabi Muhammad Saw dan lain sebaginya.

b. Berperan aktif dalam mengajak semua ta‟mir masjid dalam menjaga solidaritas

masyarakat yang berada di sekitar masjid

c. Berperan dalam menyiapkan tempat wadhu dan kamar mandi yang akan di

gunakan oleh semua jama‟ah yang melaksanakan ibadah sholat di masjid

tersebut.

d. Berperan mengajak jama‟ah untuk selalu saling mengingatkan antar sesama

jama‟ah untuk tidak mudah terpecah belah antara ta‟mir masjid dan jama‟ah.

Adapun pendapat Sofyan Syarfi Harahap, ta‟mir masjid memiliki peran

yang dominan dalam kegiatan masjid untuk kemaslahatan umat islam diantaranya

a. Berperan mamaksimalkan kepengurusan masjid sebagai tempat untuk

beribadah. Sesuat dengan namanya masjid dalah tempat sujud, maka fungsi

utamanya adalah sebagai tempat ibadah sholat. Sebagaimana diketahui bahwa

makna ibadah didalam adalah luasnya menyangkut segala aktivitas kehidupan

yang ditujukan memperoleh ridhonya Allah Swt.

b. Berperan aktif dalam memfasilitasi masjid sebagai media jama‟ah untuk

menuntut ilmu, masjid berfungsi sebagai tempat belajar mengajar, khususnya

ilmu agama yang menjadi fardu „ain bagi umat islam disamping itu juga ilmu-

ilmu lainnya, baik itu lmu alam, sosial, homaniora, keterampilan dan lain

sebagainya dapat diajarkan di masjid.

Page 29: MASJD DAN TA’MIR MASJID DALAM ISLAM

c. Berperan aktif dalam melaksanakan kegiatan pembinaan jama‟ah dengan

adanya umat islam yang berada di sekitar masjid. Maka peran ta‟mir masjid

dalam mengkoordinir masyarakat untuk menyatukan potensi dan

kepemimpinan umat agar mau ikut berfartisifasi dalam program kegiatan

masjid akan lebih mudah. Kemudian umat yang terkoordinir dengan rapi

dalam organisasi ta‟mir masjid dibina imannya, ketaqwaan, ukhwah imaniyah

dan dakwah islamiyahnya. sehinggah masjid menjadi basis umat islam yang

kokoh.

d. Berperan memaksimalkan program kegiatan kajian masjid sebagai pusat

kegiatan pusat dakwah dan kebudayaan islam. Masjid merupakan jantung

kehidupan umat islam yang selalu berdenyut untuk menyebar luaskan dakwah

islamiyah dan budaya Islam. di masjid juga para ta‟mir masjid

merencanakan,mengorganisasikan,mengkaji,melakasanakandan

mengembangkan dakwah dan kebudayaan islam untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat. Karena itu masjid dapat juga berperan sebagai sentral aktivitas

dakwah dan kebudayaan

e. Berperan dalam memanfaatkan masjid sebagai tempat kaderisasi umat sebagai

tempat pembinaan jama‟ah dan kepemimpinana umat, masjid memerlukan

para aktivis muslim yang berjuang untuk menegakkan islam secara istiqomah

dan berkesinambungan. Karena itu pembinaan kader perlu dipersiapkan dan

Page 30: MASJD DAN TA’MIR MASJID DALAM ISLAM

dipusatkan di masjid semenjak meraka masih kecil sampai dewasa diantaranya

taman pendidikan Al-Qur‟an (TPA), remaja masjid beserta kegiatannya.30

Dari hasil pemaparan diatas penulis dapat menyimpukan bahwa ta‟mir

masjid itu banyak sekali peran didalam melaksanakan semua kegiatan-kegiatan

yang dilaksankan di masjid yang dimana bertujuan untuk kemaslahatan umat

islam itu sendiri.

d. Tugas Ta’mir Masjid

Memelihara Masjid

Masjid sebagai tempat ibadah menghadap Allah perlu di pelihara dengan

baik, bangunan dan ruangannya dirawat agar tidak kotor dan tidak rusak. Ta‟mir

masjid membersikan bagaianyang manapun yang kotor dan memperbaiki setiap

kerusakan yang terjadi di Masjid tersebut seperti pengeras suara, ambal, mimbar

dipelihara sampai selama mungkin. Apabila kerusakan barang – barang tersebut

sudah parah dan susah untuk diperbaiki kembali, secepat mungkin di carikan

penggatinya atau diganti dengan yang baru. Setiap masjid tentunya mempunyai

gudang yang dimana di gunakan untuk menyimpan barang- barang masjid yang

tidak digunakan lagi dan ini dilakukan untuk menghindari kehilangan barang dan

apabila suatu saat barang yang di simpan di gudang tersebut di perlukan tidak

susah lagi untuk mencarinya dan tidak perlu juga untuk membeli yang baru.

30 . M. E. Ayub, Manajemen Masjid Petunjuk Praktis bagi para pengurus, Jakarta, Gema

Insani Press, 1996, hlm 70

Page 31: MASJD DAN TA’MIR MASJID DALAM ISLAM

a. Mengatur semua kegiatan

Semua kegiatan yang dilaksanakan di masjid menjadi tugas dan tanggung

jawab pengurus masjid untuk mengaturnya, baik itu kegitan ibadah yang

dilakukan rutin maupun kegiatan – kegiatan yang lainnya. Untuk kegiatan sholat

jum‟at misalnya, ta‟mir masjid lah yang mengatur khatib dan imam sholat jum‟at,

begitu juga dengan kegiatan pengajian, ceramah subuh, atau kegiatan lainnya.

Ta‟mir masjid yang memahami dan cara berorganisasi senantiasa menyusun

program atau rencana kegiatan, sebelum sampai pada tahap pelaksanaan. Program

yang disusun mungkin saja hanya untuk memenuhi waktu yang pendek, waktu

yang menengah, maupun waktu yang panjang. Dengan adanya perencanaan

seperti ini maka kegiatan masjid akan lebih dapat berjalan dengan teratur dan

terarah.didalam mengatur dan melaksanakan kegiatan masjid, ketelitian ta‟mir

masjid membaca kondisi dan kebutuhan jama‟ah akan sangat membantu.

Misalnya kegiatan pengajian kebanyakan jama‟ah masjid itu terdiri dari orang-

orang awam, maka isi pengajian yang disampaikan pun sebaiknya dipilihkan yang

sesuai dengan kondisi dan kebutuhan kalangan awam.

b. Rencana kerja masjid

Kebiasaan bekerja tanpa rencana adalah suatu hal yang kosong . Bekerja

dengan perencanaan yang berlebihan dan diluar kemampuan adalah perbutan

yang tidak bisa di terima oleh akal. Sayang, kedua , model ini sering terjadi

didalam kehidupan berorganisasi, didaerah dan kondisi masyarakat yang masih

serba sederhana, rencana kerja masjid akan realistis jika rencana itu disesuaikan

dengan kemampuan pelaksanaan, keadaan dan kebutuhan local. Setiapa rencana

Page 32: MASJD DAN TA’MIR MASJID DALAM ISLAM

hendaknya dibuat berdasarkan musyawarah dan dibuat secara sempurna misalnya:

Ibadah sholat Jum‟at, Pengajian atau ceramah agama, Kursus atau pendidikan

dasar31

Ta‟mir masjid terdiri dari beberapa orang yang terdiri dari ketua,

sekretaris,bendahara, dan bagaian- bagian yang bertugas sesuai dengan kedudukan

dan lingkup kerjanya masing-masing dalam melaksanakan semua kegiatan, ta‟mir

masjid tidak boleh berjalan sendiri-sendiri. Koordinasi dan kerjasama merupakan

sifat yang paling utama dalam praktek beroganisasi. Dalam kerjasama inilah

diperlukan kekompakan, baik dalam melaksanakan kegiatan masjid maupun

dalam dalam upaya memecahkan semua masalah yang timbul.

Kekompakan ta‟mir masjid sangat berpengaruh terhadap kehidupan

masjid. Semua kegiatan – kegiatan ta‟mir masjid akan berjalan dengan baik

apabila dilaksanakan oleh ta‟mir yang kompak bekerjasama. Berbagai kendala

yang di jumpai dalam pelaksanaan kegiatan akan mudah diselesaikan oleh ta‟mir

masjid yang kompak. Kekompakan ta‟mir masjid diantaranya.

a. Saling pengertian sesama ta‟mir masjid

b. Saling membantu sesama ta‟mir masjid

c. Saling nasihat menasihati antar sesama ta‟mir masjid32

dikerenakan tugas pokoknya adalah memakmurkan masjid, maka ta‟mir masjid

sering juga di sebut pengurus masjid atau yang kemudian lebih dikenal dengan

31 . M. E. Ayub dkk, Manajemen Masjid…, hlm 42-44 32

. M. E. Ayub, Manajemen Masjid,…hlm 51

Page 33: MASJD DAN TA’MIR MASJID DALAM ISLAM

dewan kemakmuran masjid ( DKM). 33

Pengurus inilah yang memegang amanat

yang menjalankan administrasi dan manajemen masjid sebagai sebuah organisasi.

Struktur kepengurusan masjid itu sendiri bergantung kepada status atau

kedudukan dan besar kecilnya masjid yang bersangkutan. Kita mengenal bebrapa

status keberadaan masjid. Ada yang dibawah suatu badan hukum, seperti yaaysan

pendididkan, unuversitas, lembaga instansi pemerintahan, perusahaan atau

perkantoran dan ada pula yang berada dilingkungan masyarakat, masjid di sebuah

perguruan tinggi, bahkan adapula masjid yang statusnya sebagai masjid pribadi.

Selain tugas pokok yang dimiliki oleh ta‟mir masjid ada juga tugas serta

tanggung jawab yang dimiliki oleh setiap anggota pengurus masjid yang diatur

dan di program melalui manajemen yang baik. manajemen sendiri memiliki

pengertian yaitu suatu yang terdiri dari perencanaan ( planning ), pelaksanaan

(actuating), dan pengawasan ( controlling ) dengan memanfaatkan ilmu dan seni

dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Berikut ini

bentuk struktur dan tugas serta tanggung jawab dari ta‟mir masjid,34

diantaranya

1. Penesehat

Tugasnya memberikan arahan, bimbingan dan masukan bagi jalannya roda

kepengurusan dan pengembangan masjid biasanya orang yang dipilih

sebagai penasehat adalah orang yang lebih tua dari pada semua ta‟mir

masjid. Dan apabila di perlukan sewaktu – waktu dapat dilakukan rapat

terbatas dengan BPH.

33 . Ahmad Yani, Masalah Masjid , Jakarta: LPPD Khairu Ummah, 2005, hlm 76 34

.Ahmad Yani, Masalah Masjid, Jakarta : LPPD Khairu Ummah, 2005, hlm,29

Page 34: MASJD DAN TA’MIR MASJID DALAM ISLAM

2. Ketua

Tugasnya sebagai penanggung jawab umum dan penentu kebijakan,

bertangung jawab atas pelasanaan program dan melakukan pengawasan

terhadap jalannya pelaksanaan program, bertanggung jawab kepada semua

jama‟ah masjid melalui laporan pertanggung jawaban akhir periode

biasanya ketua masjid akan memberikan laporan kepada semua jama‟ah

pada hari jum‟at, sholat idul fitri, dan lain sebagainya.

3. Wakil ketua

Tugasnya sebagai pembantu atau perpanjangan tangan dari ketua masjid

yang apabila suatu saat ketua masjid tidak bisa menghadiri rapat maupun

hal – hal yang berkaitan dengan masjid. Dalam hal ini lah seorang wakil

mengambil alih tugas yang akan dilakukan oleh ketua tersebut. membantu

mendorong, mengarahkan dan mengawasi staf pengurus secara teknis

dalam melaksanakan tugas masing-masing serta bertanggung jawab

kepada ketua.

4. Sekretaris

Tugasnya betanggung jawab atas berlangsungnya mekanisme kerja

kepengurusan, membantu pengurus lain dalan hal yang berkaitan dengan

kegiatan kepengurusan, terutama yang terkait dengan konsep,

kesekretarisan dan keadministrasian serta betanggung jawab kepada ketua

5. Wakil sekretaris

Tugasnya membantu tugas-tugas sekretaris, mwakili sekretaris jika

berhalangan hadir dalam rapat dimasjid. membantu pengurus lain secara

Page 35: MASJD DAN TA’MIR MASJID DALAM ISLAM

teknis keadmistrasian dan kesekretariatan dalam menjalankan tugasnya

masing- masin, bertanggung jawab atas segala yang berhubungan dengan

dokumentasi seperti hal nya penyimpanan arsip, pendokumentasian surat,

foto- foto kegiatan rapat dan lain sebaginya dan hal yang tak kala

pentingnya adalah seorang sekretaris harus bertanggung jawab atas semua

yang ia catat selama kegiatan kepada ketua dalam hal ini ketua masjid

tersebut.35

6. Bendahara

Tugasnya bertanggung jawab atas pemasukan dan pengeluaran uang yang

di gunakan untuk keperluan masjid, memikirkan dan selalu melakukan

mengumpulkan uang yang halal dari jama‟ah dan tidak melakukan

perbuatan yang mengikat misalnya pengumpulan zakat, infak, sedekah,

dan menyewakan fisilitas – fasilitas yang ada di masjid tersebut. membuat

laporan keuangan, pembelian alat- alat yang telah di sepakati sesama

anggota.

e. Syarat Menjadi Ta’mir Masjid

a) Mempunyai aqidah baik

b) Memahami Al-Qur‟an dan Sunnah

c) Mempunyai ilmu keislaman dan mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-

hari

d) Mempunyai akhlak yang mulia

35 .D. Sudjana, Manajemen Program Pendidikan, Bandung, fatah production, 2004, hlm,

80

Page 36: MASJD DAN TA’MIR MASJID DALAM ISLAM

e) Mempunyai orientasi kedepan dan memiliki dan semangat yang tinggi

untuk berdakwah 36

f. Bagian - bagian yang Terdapat dalam Ta’mir Masjid

Didalam suatu organisasi yang terdapat didalam masjid tentu kita akan

menemui bidang-bidang yang telah di bentuk oleh ketua dan angota lainnya

diantaranya bidang yang biasanya ada di masjid diantaranya

a) Bidang pendidikan dan peribadatan yang dimana bidang ini mempunyai tugas

bertanggung jawab atas berlangsungnyasemua kegiatan yang bersifat rutin

maupun yang incidental, seperti pengajian untuk semua tingkat usia,

peringatan hari besar Islam dan pengkaderan. Menentukan arah pendidikan

dan peribadatan seperti menetukan materi pengajian, khutbah jum‟at,

ceramah, kultum atau kuliah tujuh menit, penyelenggaraan kegiatan setiap

malam jum‟at. Bertanggung jawab terhadap semua kegiatan peribadatan

seperti sholat lima waktu, sholat Idul Fitri, sholat Idul Adha, dan sholat yang

alin –lainya.mengevaluasi dan meningkatkan kegiatan pendidikan dan

peribadatan.

b) Bidang Humas ( hubungan masyarakat) yang dimana bidang ini mempunyai

tugas bertanggung jawab atas positifnya partisifasi jama‟ah terhadap kegiatan

yang dilakukan di masjid dengan cara melalui pendekatan yang baik kepada

masyarakat yang berada di sekitar masjid tersebut. bertanggung jawab atas

berlangsungnya kegiatan layanan sosial terhadap jama‟ah seperti manyantuni

anak yatim piatu, orang miskin,membantu jama‟ah yang terkena musibah

36

. Bidang pemberdayaan daerah dan kerjasama dalam negeri , Panduan,..hlm 100-101

Page 37: MASJD DAN TA’MIR MASJID DALAM ISLAM

seperti kematian, sakit dan lain sebagainya. bertanggung jawab atas tejalinnya

hubungan yang baik antar sesama jama‟ah, masyarakat sekitar masjid

maupun denga jama‟ah yang berasal dari luar.

c) Pengembangan fisik dan sarana yang dimana bagian ini mempunyai tugas

bertanggung jawab atas pengembangan, pemanfaatan fisik masjid seperti

penyewaan aula masjid serta bertanggung jawab kepada ketua.

d) Pembinaan wanita yang mempunyai tugas bertanggung jawab atas konsep

dan kegiatan wanita dimasjid dengan semi otonom, bertanggung jawab

kepada ketua

e) Remaja masjid yang mempunyai tugas bertanggung jawab atas pembinaan

dan pengembangan remaja masjid, baik itu yang menyangkut struktur,

pengkaderan, maupun program kegiatan lainnya, Dan bertanggung jawab

kepada ketua.

Dari hasil penjabaran diatas tentunya telah dijelaskan bahwa ta‟mir yang

berada di dalam masjid merupakan suatu organisasi yang mempunyai tujuan

untuk memakmurkan masjid, di dalam tugas dan tanggung jawab yang di miliki

oleh bagian – bagian yang ada di dalam kepengurusan masjid tersebut. kita juag

adapat melihat memang besar peran yang dilakukan oleh ta‟mir masjid dalam

meningkatkan solidaritas masyarakat dari yang tadinya kurang merasakan

bagaimana rasa kebersamaan dengan ta‟mir masjid namun dengan adnya bagian-

bagian ini tentunya akan menambah rasa persaudaraan antar sesama jama‟ah dan

ta‟mir masjid. Setelah kita mengetahui makna dari peran dan ta‟mir masjid. Maka

kita akan mengetahui peran dari ta‟mir masjid itu sendiri adalah sebuah kegiattan

Page 38: MASJD DAN TA’MIR MASJID DALAM ISLAM

yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan perencanaan yang matang serta

terstruktur dengan baik dalam melakukan kegiatan solidaritas yang ada di

lingkungan masyarakat.