maserasi

2
Praktikum kali adalah mengenai ekstraksi sampel dari matriksanya. Metode ekstraksi yang digunakan adalah metode maserasi, dimana metode maserasi ini merupakan cara eksrtraksi yang sederhana. Istilah maseration berasal dari bahasa laitin macere, yang artiya merendam . Jadi masserasi dapat diartikan sebagai proses dimana simplisia yang sudah halus dapat memungkinkan untuk direndam dalam mesntrum sampai meresap dan melunakan susunan sel, sehingga zat-zat yang mudah larut akan melarut (ansel, 1989). Prinsip maserasi adalah ekstraksi zat aktif yang dilakukan dengan cara merendam serbuk dalam pelarut yang sesuai selama beberapa hari pada temperature kamar terlindung dari cahaya, pelaut akan masuk kedalam sel tanaman melewati dididing sel. Isi sel akan larut karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan didala sel dengan diluar sel. Larutan yang konentrasinya tinggi akan terdeak keluar dan diganti oleh pelarut dengan konsentrasi redah (proses difusi). Peristiwa tersebut akan berulang sampai terjadi keseimbangan antara larutan didalam sel dan larutan diluar sel (Ansel, 1989). Simplisia kunyit di haluskan kemudian ditimbang sebnyak 300 gram dan dimasukkan kedalam gelas kimia yang sebelumnya telah di lapisi kain flannel dan ditambahkan etanol sebanyak 900 mL. Pelapisan dengan kain flannel ini bertujuan untuk memudahkan ketika melakukan pergantian pelarut karena matriks dari simplisia akan berada pada kain flannel dan ekstrak berada pada gelas kimia. Maserasi ini dilakukan dengan menggunakan gelas kimia karena pada penggunaan alat maserator terjadi kebocoran yang disebabkan kecilnya ukuran partikel simplisia kunyit. Maserasi dilakukan selama 3x24 jam dengan melakukan pergantian pelarut selama 24 jam 1 kali. Pada 6 jam pertama dilakukan pengadukkan agar kurkumin yang terekstrak lebih banyak karena terjadi tumbukan antara

Upload: dudi-nurmalik

Post on 02-Oct-2015

27 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

maserasi

TRANSCRIPT

Praktikum kali adalah mengenai ekstraksi sampel dari matriksanya. Metode ekstraksi yang digunakan adalah metode maserasi, dimana metode maserasi ini merupakan cara eksrtraksi yang sederhana. Istilahmaserationberasal dari bahasa laitin macere, yang artiya merendam . Jadi masserasi dapat diartikan sebagai proses dimana simplisia yang sudah halus dapat memungkinkan untuk direndam dalam mesntrum sampai meresap dan melunakan susunan sel, sehingga zat-zat yang mudah larut akan melarut (ansel, 1989). Prinsip maserasi adalah ekstraksi zat aktif yang dilakukan dengan cara merendam serbuk dalam pelarut yang sesuai selama beberapa hari pada temperature kamar terlindung dari cahaya, pelaut akan masuk kedalam sel tanaman melewati dididing sel. Isi sel akan larut karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan didala sel dengan diluar sel. Larutan yang konentrasinya tinggi akan terdeak keluar dan diganti oleh pelarut dengan konsentrasi redah (proses difusi). Peristiwa tersebut akan berulang sampai terjadi keseimbangan antara larutan didalam sel dan larutan diluar sel (Ansel, 1989).Simplisia kunyit di haluskan kemudian ditimbang sebnyak 300 gram dan dimasukkan kedalam gelas kimia yang sebelumnya telah di lapisi kain flannel dan ditambahkan etanol sebanyak 900 mL. Pelapisan dengan kain flannel ini bertujuan untuk memudahkan ketika melakukan pergantian pelarut karena matriks dari simplisia akan berada pada kain flannel dan ekstrak berada pada gelas kimia. Maserasi ini dilakukan dengan menggunakan gelas kimia karena pada penggunaan alat maserator terjadi kebocoran yang disebabkan kecilnya ukuran partikel simplisia kunyit. Maserasi dilakukan selama 3x24 jam dengan melakukan pergantian pelarut selama 24 jam 1 kali. Pada 6 jam pertama dilakukan pengadukkan agar kurkumin yang terekstrak lebih banyak karena terjadi tumbukan antara pelarut yang digunakan dengan simplisia dan juga mempercepat proses ektraksi kurkumin dari simplisia kunyit. Maserasi dilakukan selama 3x24 jam karena diharapkan dengan lamanya maserasi tersebut semua kurkumin telah terekstraksi kedalam etanol. Pergantian penyari dilakukan untuk menghindari terjadinya kejenuhan kurkumin pada etanol sebagai penyari karena pada kondisi jenuh etanol telah mengandung jumlah kurkumin maksimal pada suhu kamar. Etanol dipilih sebagai penyari karena senyawa target yaitu kurkumin dapat larut dalam etanol dan etanol juga dapat menyebabkan lisis pada sel sehingga kurkumin dapat tertarik kedalam etanol. Menurut farmakope Indonesia, Etanol dipertimbangkan sebagai penyari karena lebih selektif, kapang dan kuman sulit tumbuh dalam etanol 20% keatas, tidak beracun, netral, absorbsinya baik, etanol dapat bercampur dengan air pada segala perbandingan dan panas yang diperlukan untuk pemekatan lebih sedikit. Total etanol yang ditambahkan selama proses maserasi adalah 2100 mL. Setalah 3x24 jam maserat yang didapat dipekatkan dengan cara menguapkan etanol yang digunakan sebgai penyari. Penguapan dilakukan dengan cara maserat dimasukkan kedalam gelas kimia 250ml kemudian diletakkan pada panci infusa yang telah disi air panas. Uap dari air panas tersebut akan menguapkan etanol pada maserat yang didapat. Setelah maserat lebih kental, maserat di pindahkan kedalam cawan uap yang sebelumnya telah ditimbang kemudian etanol diuapkan kembali diatas penangas air hingga diperoleh ekstrak kental. Ekstrak kental dalam cawan uap ditimbang sehingga akan diperoleh berat ekstrak kental. Berat ekstrak kental yang didapat adalah gram. Sehingga dapat dilakukan untuk mencari persentase rendemen yang didapat dengan rumus.