6. maserasi pada batang
TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTKUM
TEKNIK LABORATORIUM
OLEH:
MASERASI PADA BATANG
Nama : Wahyu Kurniawan
NIM : J1C107057
Kelompok : 1
Asisten : Emelda Eka J
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM S-1 BIOLOGI
BANJARBARU
2010
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mikroteknik merupakan ilmu yang mempelajari tenik pembuatan sediaan
secara mikroskopis. Dalam mikroteknik, sediaan yang dibuat berbahan dasar sel atau
jaringan. Sel atau jaringan yang digunakan yaitu sel hewan dan sel tumbuham.
Mikroteknik semakin berkembang dewasa ini. banyak metode yang digunakan untuk
pembuatan sediaan tergantung bahan yang akan digunakan. sel hewan yang
kebanyakan digunakan untuk pembuatan sediaan dengan metode smear ataupun
embedding dan sering kali pula dengan metode whole mount. Sedangkan sel
tumbuhan kebanyakan dibuat dengan menggunakan metode yang lebih ringan
daripada sel hewan karena struktur sel hewan dan sel tumbuhan yang berbeda.
Sediaan adalah benda yang akan diamati strukturnya. Sifat–sifat dari sediaan
ada yang sementara, semi permanen, dan permanen. Sumber sediaan adalah semua
organisme atau yang pernah hidup baik itu tumbuhan, hewan, maupun manusia dan
hasil pertumbuhannya (bagian atau keseluruhan tubuh organisme). Garis besar
pembuatan sediaan adalah pengambilan dan persiapan material, fiksasi, pencucian,
pewarnaan, dehidrasi, penjernihan, penempelan pada gelas objek, dan pemberian
nama. Beberapa metode dalam pembuatan sediaan antara lain: sediaan utuh (Whole
Mount), sediaan apus (Smear), sediaan remas (Squash), sediaan gosok, Maserasi, dan
sediaan sayatan tanpa embedding maupun dengan embedding (Parafin, seloidin,
maupun resin).
Teknik – teknik pada pembelajarannya mengacu pada cara preparat itu sendiri
dibuat. Maserasi pada batang ini metode atau teknik yang digunakan adalah metode
Jeffrey (Beni, 2008). Pembuatan preparat maserasi bertujuan untuk melihat
gambaran dari bentuk – bentuk sel tumbuhan. Adapun caranya yaitu dengan
memisahkan sel – sel penyusun antar selnya. Jika sudah ditentukan bahan apa yang
digunakan pada proses maserasi ini maka bahan tersebut harus direbus dengan air
terlebih dahulu samapi lunak kemudian direbus lagi dengan KOH 10 % yang berguna
sebagai maseran yaitu senyawa yang memisahkan pektin sel – sel.
Batang – batang tumbuhan selalu digunakan pada proses maserasi hal ini
karena batang tumbuhan lebih variatif dalam bentuk sel selain itu juga lebih mudah
dibuat jika dibandingkan dengan sel hewan. Batang tumbuhan juga memiliki bentuk
yang khas dalam gambaran jaringan – jaringan penyusunnya. Jadi, metode maserasi
ini memang lebih cocok jika digunakan pada sel atau jaringan tumbuhan jika
dibandingkan dengan sel atau jaringan pada hewan.
Dehidrasi adalah suatu cara atau proses (metode) pengurangan atau
penghilangan air dari dalam sel. Penjernihan adalah suatu cara atau proses (metode)
yang digunakan untuk menghilangkan warna asli suatu preparat supaya ketika
pemberian warna yang baru menjadi lebih sempurna daripada warna aslinya.
Pewarnaan adalah suatu cara atau proses (metode) pemberian warna pada suatu
preparat agar ketika dilihat dari mikroskop menjadi lebih mudah terlihat.
1.2 Tujuan
Membuat preparat yang memberi gambaran yang jelas mengenai bentuk-
bentuk sel.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Proses yang menghasilkan keseimbangan konsentrasi antara larutan dan
residu padat dikenal dengan istilah maserasi, atau dapat pula digesti serta ultrasonic
ekstraksi. Preparat maserasi yaitu preparat yang dibuat atau diperoleh dengan cara
memisahkan sel-sel penyusunnya. Tujuan pembuatan preparat ini adalah untuk
melihat gambaran yang jelas mengenai bentuk-bentuk sel (Anton, 2009).
Batang merupakan sumbu pada suatu tanaman dengan daun yang melekat
padanya. Jaringan pada batang dapat dibagi menjadi jaringan dermal, jaringan dasar,
dan jaringan pembuluh. Perbedaan struktur primer batang pada spesies yang berlainan
didasari oleh perbedaan dalam jumlah jaringan dasar dan jaringan pembuluh. Pada
Coniferae dan dikotil, jaringan pembuluh pada ruas batang umumnya tampak seperti
silinder berongga yang dibatasi di sebelah luar oleh korteks dan di sebelah dalam oleh
empulur (Widia, 2008).
Adapun susunan jaringan pada batang yaitu :
a. Epidermis
Epidermis biasanya terdiri atas satu lapisan sel yang memiliki mulut daun
(stomata) dan rambut (trikomata). Sel epidermis adalah sel hidup dan mampu
bermitosis. Hal ini penting dalam upaya memperluas permukaan apabila terjadi
tekanan dari dalam akibat pertumbuhan sekunder. Respon sel epidermis terhadap
tekana itu adalah dengan melebar tangensial dan membelah antiklinal.
b. Korteks
Korteks adalah kawasan di antara epidermis dan sel silinder pembuluh paling
luar. Korteks biasanya terdiri dari parenkim yang dapat berisi kloroplas. Di tepi luar
sering terdapat kolenkim atau sklerenkim. Batas antara korteks dan daerah jaringan
pembuluh sering tidak jelas karena tidak ada endodermis.
c. Empulur
Empulur biasanya terdiri atas parenkim yang dapat mengandung kloroplas.
Bagian tengah empulur dapat rusak di waktu pertumbuhan. Sering hal itu terjadi
hanya di daerah ruas, sementara di daerah buku, empulur utuh, disebut diafragma
buku. Dalam empulur terdapat ruang antarsel yang mencolok besarnya. Sel-sel di
bagian tepi empulur berukuran lebih kecil, tersusun kompak, dan berdaya hidup lebih
lama. Oleh karena empulur juga disebut medulla, maka daerah tepi dengan sel
berukuran kecil dan kompak dinamakan seludang primedula.
Sistem jaringan pembuluh pada batang primer berupa sejumlah berkas yang
jelas terpisah satu dari yang lain dan dinamakan ikatan pembuluh. Ikatan pembuluh
juga dinamakan fasikel dan terletak dalam lingkaran. Parenkim di antara dua ikatan
pembuluh yang berdampingan disebut parenkim interfasikel atau jari-jari empulur.
Pada Gymnospermae dan dikotil, letak ikatan pembuluh berada dalam lingkaran,
sedangkan pada monokotil letaknya dalam dua lingkaran dan biasanya terdiri dari
berkas yang tersebar seoleh tidak beraturan dan hal itu jelas terlihat pada penampang
melintangnya (Anton, 2009).
Preparat maserasi selalu digunakan pada batang-batang tumbuhan karena
batang tumbuhan lebih variatif dalam bentuk sel. Selain itu, pada batang tumbuhan
mudah diamati serta memiliki bentuk yang khas dalam gambaran jaringannya.
Metode maserasi yaitu dengan penyarian dengan menggunakan pelarut beberapa hari
(5 hari) dengan pengaduk (tidak kontinu). Sesuai untuk bahan aktif yang mudah larut
dalam cairan penyari. Simplisia yang mengandung musilago dan bahan lain yang
mudah mengambang (Beni, 2008).
Adapun kelebihan dan kekurangan dari metode kaserasi ini adalah :
Kelebihan : Cara pengerjaan dan peralatan sangat sederhana dan mudah.
Kekurangan/kelemahan : Pengerjaan memerlukan waktu yang cukup lama dan
penyarian kurang sempurna. Kinetic maceration yaitu dengan pengadukan konstan
dan kontinu, sedangkan digesti maceration yaitu maserasi dengan pemanasan pada
temperature 40-500C (Widia, 2008).
Ilmu yang mempelajari tentang pembuatan preparat dan sediaan
mikroskopis pada umumnya disebut sebagai mikroteknik. Teknik – teknik pada
pembelajarannya mengacu pada cara preparat itu sendiri dibuat. Pada praktikum
maserasi pada batang kali ini metode atau teknik yang digunakan adalah metode
Jeffrey (Widia, 2008).
Dehidrasi adalah suatu cara atau proses (metode) pengurangan atau
penghilangan air dari dalam sel. Penjernihan adalah suatu cara atau proses
(metode) yang digunakan untuk menghilangkan warna asli suatu preparat supaya
ketika pemberian warna yang baru menjadi lebih sempurna daripada warna
aslinya. Pewarnaan adalah suatu cara atau proses (metode) pemberian warna pada
suatu preparat agar ketika dilihat dari mikroskop menjadi lebih mudah terlihat
(Ana, 2008).
Mikroteknik merupakan ilmu yang mempelajari tenik pembuatan sediaan
secara mikroskopis. Dalam mikroteknik, sediaan yang dibuat berbahan dasar sel
atau jaringan. Sel atau jaringan yang digunakan yaitu sel hewan dan sel
tumbuham. Mikroteknik semakin berkembang dewasa ini. banyak metode yang
digunakan untuk pembuatan sediaan tergantung bahan yang akan digunakan. sel
hewan yang kebanyakan digunakan untuk pembuatan sediaan dengan metode
smear ataupun embedding dan sering kali pula dengan metode whole mount.
Sedangkan sel tumbuhan kebanyakan dibuat dengan menggunakan metode yang
lebih ringan daripada sel hewan karena struktur sel hewan dan sel tumbuhan yang
berbeda (Santoso, 2002).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 29 April 2010 bertempat
di Laboratorium Dasar Ruang Biologi I Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah gelas objek, gelas penutup,
mikroskop, botol sampel, cawan petri, pinset dan kertas label.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah batang mangga (Mangifera
indica), batang rambutan (Nephelium lappaceum), batang jambu air (Euginea
aquatica), batang talok/kersen (Muntingia calabura), batang kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis), batang padi (Oryza sativa), batang jagung (Zea mays),
batang tebu (Saccharum officinarum), larutan KOH 10%, asam nitrat 10%, safranin
1%, alkohol bertingkat sampai alkohol absolut, dan xilol.
3.3 Prosedur Kerja
1. Direbus bahan dalam air sampai tenggelam.
2. Dipotong bahan-bahan tersebut menjadi potongan-potongan kecil-kecil (±
5 mm).
3. Direbus potongan tersebut KOH 10% dan dididihkan selama 3 menit.
4. Dicuci dalam air mengalir.
5. Dimasukkan dalam campuran yang terdiri asam nitrat 10% dengan asam
khromat dengan perbandingan yang sama sampai bahan menjadi lunak.
6. Dicuci dalam air mengalir kalau sudah lunak.
7. Diwarnai dengan safranin 1% dalam air selama 24 jam.
8. Dicuci dalam air.
9. Didehidrasi dengan alkohol bertingkat sampai alkohol absolut.
10. Didealkoholisasi dengan xilol.
11. Dipisahkan bahan dari bagian-bagiannya dengan menggunakan jarum
preparat.
12. Dimounting dengan balsam kanada lalu ditutup dengan gelas penutup.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASSAN
4.1 Hasil
Tabel 1. Hasil maserasi batang dikotil
No.
Gambar PreparatKeterangan
1.
a. Perbesaran 400xb. Batang jambu airc. Serat pada batang tidak terlalu tampak
terlihat, sulit dibedakan dengan sel-selnya.
d. Nama ilmiah : Euginea aquatica
2.
a. Perbesaran 400xb. Batang manggac. Serat pada batang terlihat yaitu yang
berwarna coklat tua.d. Nama ilmiah : Mangifera indica
3.
a. Perbesaran 400xb. Batang jagungc. Serat pada batang terlihat pada preparat
yaitu yang berwarna agak kemerahan.d. Nama ilmiah : Zea mays
C
C
C
4.
a. Perbesaran 400xb. Batang kersenc. Serat pada batang tidak terlihat, karena
pada saat memotong terlalu tebald. Nama ilmiah : Muntingia calabura
5.
a. Perbesaran 400 xb. Batang kembang sepatu c. Serat pada batang berbentuk bulat kecil-
kecil d. Nama ilmiah : Hibiscus rosa- sinensis
6.
a. Perbesaran 400xb. Batang tebuc. Serat pada batang berbentuk seperti
serabut-serabut, berwarna merahd. Nama ilmiah : Saccharum officinarum
7.
a. Perbesaran 400 xb. Batang rambutanc. Serat pada batang tidak terlihat dengan
jelasd. Nama ilmiah : Nephelium lappaceum
8.Batang padi (Oryza sativa)
Gagal
Pembahasan
Dari hasil praktikum ini bertujuan untuk membuat preparat yang dapat
memberi gambaran yang jelas mengenai bentuk-bentuk sel. Metode kerja yang
C
C
C
C
digunakan adalah metode Jeffrey. Pada praktikum ini menggunakan menggunakan
batang monokotil batang padi (Oryza sativa), batang Jagung (Zea mays), batang tebu
(Saccharum officinarum), dan kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis), pada batang
dikotil yaitu batang mangga (Mangifera indica), batang rambutan (Nephelium
lappaceum), batang jambu air (Euginea aquatica), dan batang talok (Muntingia
calabura). Batang monokotil berbeda dengan batang dikotil. Pada batang monokotil
batangnya tidak memiliki cambium, berkas pembuluhnya teratur bada batang
monokotil seratnya biasanya lebih halus dan lebih banyak mengandung air,
sedangkan pada batang dikotil pada batangnya terdapat kambium, berkas
pembuluhnya tersebar, batang dikotil biasanya lebih besar daripada batang monokotil,
pada batang dikotil terdapat lingkaran tahun akibat aktifitas kambium. Pada batang
tebu sel-sel batang berbentuk bulat kecil, pad jagung sel batangnya berbentuk persegi
panjang, pada tebu batang juga berbentuk persegi panjang sedangkan pada batang
kembang sepatu batangnya berbentuk bulat kecil. Pada batang mangga berbentuk
persegi panjang, pada batang rambutan sel batang berbentuk bulat kecil, pada batang
jambu air sel batang berbentuk persegi panjang dan pada batang talok sel batang
berbentuk segi tidak beraturan.
Metode yang digunakan pada praktikum maserasi pada batang kali ini adalah
metode Jeffrey. Tetapi cara kerja yang dipakai kurang lebih tetaplah sama seperti
pembuatan preparat pada umumnya. Bedanya disini tidak ada proses fiksasi dan juga
terjadi perendaman dengan larutan KOH pada proses pemanasan. Kemungkinan besar
hal ini karena tujuan dari pembuatan preparat itu sendiri yang bukan untuk melihat
gambaran dari organel – organel sel bagian dalam melainkan hanya melihat bentuk–
bentuk sel nya saja. Tetapi untuk proses pewarnaan, pencucian, dehidrasi dan
deakoholisasi tetaplah ada.
Dari gambar preparat sel yang telah didapat maka dapat kita lihat bentuk dan
warna sel. Semua preparat batang ini berwarna merah. Warna merah yang didapatkan
dari pewarnaan menggunakan safranin 1 % sehingga untuk membedakan preparat
tersebut berasal dari jenis batang monokotil dan dikotil lumayan sulit.
Pada praktikum maserasi pada batang yang menggunakan batang dikotil dan
monokotil terlebih dahulu batang dipotong – potong sampai menjadi potongan yang
berukuran kecil (± 5 mm). Hal ini untuk memudahkan dalam pengelihatan di
mikroskop, apabila batang dipotong dengan ukuran besar ditakutkan sel batang
tersebut tidak terlitah dibawah mikroskop. Potongan –potongan itu lalu direndam
dengan KOH 10 % sampai mendidih selama 3 menit perendaman pada larutan KOH
dilakukan agar batng menjadi lunak sehingga sel-sel tidak terlalu rapat sehingga
mudah diamati dibawah mikroskop. Setelah perendaman larutan KOH batang-batng
tersebut dicuci di bawah air mengalir. Ini dilakukan agar larutan KOH tadi larut
terbawa air.
Batang-batang tersebut dimasukkan dalam campuran asam nitrat dan asam
khromat masing – masing 10 % dengan perbandingan yang sama sampai bahan
menjadi benar – benar lunak. Asam nitrat dan asam kromat berfungsi untuk
melunakan batang-batang tersebut, perendaman tidak boleh terlalu lama karena dapat
menyebabkan sel batang menjadi hancur. Kalau sudah lunak dicuci kembali dalam air
mengalir, hal ini dilakukan untuk melarutkan larutan asam nitrat dan asam kromat
dan dilakukan proses pewarnaan dengan menggunakan safranin 1 % dalam air selama
24 jam.pewarnaan safranin ini mengakibatkan warna merah pada sel batang dan juga
pewarnaan ini untuk memperjelas bentuk sel agar tampak jika diamati dibawah
mikroskop. Kemudian dicuci lagi dalam air yang mengalir. Setelah dicuci didehidrasi
dengan alkohol bertingkat sampai alkohol tersebut absolut. Hal ini dilakukan untuk
membunuh organisme yang menggangu sel tanpa mengubah posisi organel yang ada
di dalamnya, dan juga untuk menghilangkan air yang ada dalam sel dan memperoleh
hasil yang sempurna pada proses infiltrasi dan juga agar alkohol tersebut dapat
menyerap air sedikit demi sedikit supaya dapat menjaga agar tidak terjadi perubahan
yang tiba-tiba terhadap jaringan sehingga perubahan yang terjadi hanya sekecil
mungkin.
Penggunaan alkohol bertigkat juga digunakan sebagai dehidran adalah agar
jaringan yang dihasilkan benar-benar murni setelah dilakukannya pewarnaan tadi.
Fungsi dari dehidrasi itu sendiri ialah untuk mengeluarkan air dari dalam jaringan
dengan menggunakan bahan kimia tertentu. Kemudian batang-batang itu
didealkoholisasi menggunakan xilol. Hal ini bertujuan untuk menggantikan tempat
alkohol dalam jaringan yang telah mengalami proses dehidrasi dengan suatu solven
atau medium penjernih. Kemudian dipisah – pisahkan bagian – bagiannya dengan
menggunakan jarum preparat. Pada proses akhir preparat di mounting dengan entelan
ini digunakan untuk menutup preparat tersebut agar tidak terganggu oleh
mikroorganisme kemudian ditutup dengan gelas penutup. Kemudian diberi label pada
ujung gelag objek agar tidak tertukar dengan preparat batang yang lainnya. Dan
preparat tersebut siap diamati dibawah mikroskop.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh dari pratikum ini adalah,
1. membuat preparat yang dapat memberi gambaran yang jelas mengenai
bentuk-bentuk sel.
2. Metode kerja yang digunakan adalah metode Jeffrey.
3. Pada batang padi sel-sel batang berbentuk bulat kecil,
4. Pada jagung sel batangnya berbentuk persegi panjang, pada tebu batang
juga berbentuk persegi panjang sedangkan pada batang kembang sepatu
batangnya berbentuk bulat kecil.
5.2 Saran
Dalam praktikum ini sangat dibutuhkan pemahaman yang mendalam, karena
praktikum ini berguna untuk praktikum-praktikum selanjutnya. Oleh karena itu harus
betul-betul diperhatikan.
DAFTAR PUSTAKA
Ana, 2008. Batang pada Tumbuhan.http://www.wikipedia.com//ensiklopedia-bebas-berbahasa-indonesiaDiakses tanggal 5 April 2009.
Anton , 2009. Maserasi.http://www.wikipedia.com//ensiklopedia-bebas-berbahasa-indonesiaDiakses tanggal 15 April 2009
Beni, 2008. Maserasi.http://www.wikipedia.com//ensiklopedia-bebas-berbahasa-indonesiaDiakses tanggal 5 April 2009.
Santoso, H. B. 2002. Bahan Kuliah Teknik Laboratorium. Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru.
Widia, 2008. Metode Maserasi pada Batang.http://www.research.co.id//metode–maserasi–pada–batang–tumbuhan.html
Diakses tanggal 15 April 2009