masa nifas

15
Kementrian Politeknik Kesehatan Jambi Jurusan Kebidanan Tahun Ajaran 2012/2013 KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan atas kehadiran Allah SWT , atas segala limpahan rahmat dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul Faktor-faktor Lingkungan, Sosial Budaya, Ekonomi, dan Adat Istiadat yang Mempengaruhi pada Masa Nifas dan Menyusui. Sholawat beriring salam juga tak lupa kami sampaikan kepada nabi Muhammad SAWyang telah mengantarkan kehidupan ini menjadi lebih beradab. Dalam penyusunan makalah ini banyak mengalami hambatan, namun berkat arahan dan bimbingan dari berbagai pihak maka kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Oleh sebab itu pada kesempatan ini kamimengucapakan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan semua masukan dan arahan sehingga makalah ini dapat diselesikan. Kami sangat menyadari bahwa makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan kekeliruan dan masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu saran dan kritik kami harapkan demi kesempurnaan dimasa yang akan datang. Semoga makalah ini bermanfaat terutama kamisebagai penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Jambi, 16 September 2013

Upload: rachman-epul-rachman

Post on 26-Dec-2015

34 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Masa Nifas

Kementrian Politeknik Kesehatan Jambi Jurusan Kebidanan

Tahun Ajaran 2012/2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas kehadiran Allah SWT , atas segala limpahan rahmat

dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul Faktor-faktor

Lingkungan, Sosial Budaya, Ekonomi, dan Adat Istiadat yang Mempengaruhi pada Masa

Nifas dan Menyusui.

Sholawat beriring salam juga tak lupa kami sampaikan kepada nabi Muhammad

SAWyang telah mengantarkan kehidupan ini menjadi lebih beradab. Dalam penyusunan

makalah ini banyak mengalami hambatan, namun berkat arahan dan bimbingan dari berbagai

pihak maka kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Oleh sebab itu pada

kesempatan ini kamimengucapakan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan

semua masukan dan arahan sehingga makalah ini dapat diselesikan.

Kami sangat menyadari bahwa makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan

kekeliruan dan masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu saran dan kritik kami harapkan

demi kesempurnaan dimasa yang akan datang. Semoga makalah ini bermanfaat

terutama  kamisebagai penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.

Jambi, 16 September 2013

                                                                                                                                           

                                                                                                                           Penyusun

BAB I

PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang 

Aspek sosial dan budaya sangat mempengaruhi pola kehidupan semua manusia.

Dalam era globalisasi dengan berbagai perubahan yang begitu ekstrem pada masa ini

Page 2: Masa Nifas

menuntut semua manusia harus memperhatikan aspek sosial budaya. Salah satu

masalah yang kini banyak merebak di kalangan masyarakat adalah kematian ataupun

kesakitan pada ibu dan anak yang sesungguhnya tidak terlepas darifaktor-faktor sosial

budaya dan lingkungan di dalam masyarakat dimana mereka berada. 

Disadari atau tidak, faktor-faktor kepercayaan dan pengetahuan budaya seperti

konsepsi-konsepsi mengenai berbagai pantangan, hubungan sebab- akibat antara

makanan dan kondisi sehat-sakit, kebiasaan dan ketidaktahuan, seringkali membawa

dampak baik positif maupun negatif terhadap kesehatan ibu dan anak. Pola makan,

misalnya, pacta dasarnya adalah merupakan salah satu selera manusia dimana peran

kebudayaan cukup besar. Hal ini terlihat bahwa setiap daerah mempunyai pola makan

tertentu, termasuk pola makan ibu nifas yang disertai dengan kepercayaan akan

pantangan, tabu, dan anjuran terhadap beberapa makanan tertentu. Kebudayaan

tersebut tidak dapat dihilangkan, salah satu alasan yang kuat dikarenakan pembuktian

terhadap beberapa mitos hingga kepercayaan Ibu Nifas benar adanya. Namun di sisi

lain, terdapat beberapa kepercayaan/mitos yang sama sekali tidak membawa dampak

positif bagi Ibu Nifas hingga bayi baru lahir.

1.2    Rumusan Masalah

Didalam penulisan makalah, memiliki beberapa rumusan masalah yaitu :

1.      Apakah yang dimaksud dengan nifas dan menyusui..?

2.      Bagaimana faktor lingkungan, sosial budaya, ekonomi, dan adat istiadat yang

mempengarahi masa nifas..?

1.3    Tujuan Penulisan

Didalam penulisan masalah, memiliki tujuan yaitu untuk mengetahui apa yang

dimaksud dengan nifas dan menyusui, serta untuk mengetahui apa saja faktor

lingkungan, sosial budaya, ekonomi, dan adat istiadat yang mempengaruhi nifas.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Nifas dan Menyusui

Masa nifas adalah masa setelah melahirkan selama 6 minggu atau 40 hari. Menurut

Bobak, et.al (2005) periode postpartum adalah masa enam minggu sejak bayi lahir

sampai organ-organ reproduksi kembali ke keadaan normal sebelum hamil. Pengertian

lainnya, masa nifas adalah masa yang dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir

ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil, asa nifas

Page 3: Masa Nifas

berlangsung selama kira-kira 6 minggu (Saleha, 2009). Masyarakat Indonesia, masa

nifas merupakan periode waktu sejak selesai proses persalinan sampai 40 hari setelah

itu.

Tujuan asuahan masa nifas menurut Maryunani (2009) adalah: (1) menjaga

kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologik, (2) melaksanakan sharing

yang komprehensif, mendeteksi masalah, mengobata atau merujuk bila terjadi

komplikasi pada ibu maupun bayinya, (3) memberikan pendidikan kesehatan tentang

perawatan kesehatan diri, nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi

kepada bayi, dan perawatan bayi sehat, (4) memberi pelayanan KB.

Menurut Suherni (2009) peran dan tanggung jawab bidan pada masa nifas adalah: (1)

mengidentifikasi dan merespon terhadap kebutuhan dan komplikasi yang terjadi pada

saat-saat penting yaitu 6 jam, 6 hari, 2 minggu dan 6 minggu, (2) mengadakan kolaborasi

antara orangtua dan keluarga, (3) membuat kebijakan, perencanaan kesehatan dan

administrator. Asuhan masa nifas ini sangat penting karena periode ini merupakan masa

kritis baik ibu maupun bayinya.

Menyusui adalah proses memberikan Air Susu Ibu (ASI) melalui payudara ibu

secara langsung kepada bayi yang merupakan reflek insting dari ibu dengan

melibatkan hormon-hormon menyusui (Lang, 2002). Menyusui adalah hak setiap ibu

dan tidak terkecuali ibu yang bekerja, maka agar dapat terlaksananya pemberian

ASI dibutuhkan informasi yang lengkap mengenai manfaat dari ASI(Kemalasari,

2009). Menyusui akan menjamin bayi tetap sehat dan memulai kehidupannya dengan

cara yang paling sehat. Menyusui sebenarnya tidak saja memberikan kesempatan pada

bayi untuk tumbuh menjadi manusia yang sehat secara fisik, tetapi juga lebih cerdas,

mempunyai emosional yang lebih stabil, perkembangan spiritual yang positif, serta

perkembangan sosial yang lebih baik (Roesli, 2005). Menyusui merupakan cara yang

optimal dalam memberikan nutrisi dan mengasuh bayi, dan dengan penambahan

makanan pelengkap pada paruh kedua tahun pertama, kebutuhan nutrisi, imunologi,

dan psikososial dapat terpenuhi hingga tahun kedua dan tahun–tahun berikutnya

(Varney, 2004). Bagi masyarakat kita menyusui merupakan hal yang alami. Menyusui

merupakan suatu cara yang tidak ada duanya dalam memberikan makanan yang ideal

bagi pertumbuhan dan perkembangan yang sehat, serta kesehatan ibu dan bayi dapat

mempererat ikatan batin antara ibu dan bayi sehingga dasar si kecil percaya pada

orang lain dan diri sendiri yang akhirnya bayi berpotensi untuk mengasihi orang lain.

2.2 Faktor Lingkungan, Sosial Budaya, Ekonomi, Adat Istiadat yang mempengaruhi pada

masa Nifas dan Menyusui

Page 4: Masa Nifas

2.2.1 Faktor Lingkungan

Faktor yang paling mempengaruhi status kesehatan masyarakat terutama ibu hamil,

bersalin dan nifas adalah faktor lingkungan yaitu pendidikan di samping faktor-faktor

lainnya. Jika masyarakat mengetahui dan memahami hal-hal yang mempengaruhi

status kesehatan tersebut maka diharapkan masyarakat tidak melakukan

kebiasaan/adat-istiadat yang merugikan kesehatan khususnya bagi ibu hamil, bersalin

dan nifas.

2.2.2 Faktor Sosial Budaya

Budaya atau kebiasaan merupakan salah satu yang mempengaruhi status

kesehatan. Di antara kebudayaan maupun adat-istiadat dalam masyarakat ada yang

menguntungkan, ada pula yang merugikan. Banyak sekali pengaruh atau yang

menyebabkan berbagai aspek kesehatan di negara kita, bukan hanya karena pelayanan

medik yang tidak memadai atau kurangnya perhatian dari instansi kesehatan, antara

lain masih adanya pengaruh sosial budaya yang turun temurun masih dianut sampai

saat ini.

Berikut beberapa kebiasaan dan tradisi dari daerah

PANDAI SIKEK dari zaman nenek moyang yang di lakukan pada saat nifas.

Walaupun dari tahun ke tahun budaya ini sudah mulai hilang, seiring dengan

perkembangan zaman. Antara lain :

1. Biasanya orang-orang dahulu melahirkan dengan dukun beranak. Jadi semua hal

tentang nifas dikerjakan berdasarkan anjuran dukun. Persis setelah melahirkan ibu

dibuatkan gelang dengan Benang Tujuh Ragam, dan di pasang selama 40 hari pada

pergelangan tangannya. Setelah itu baru boleh dibuka.

2. Ibu mandi walladah untuk membersihkan diri.

3. Pada hari ke 3 setelah melahirkan ibu diurut oleh dukun.

4. Selama 3 hari berturut-turut sejak awal nifas ibu ”Disembur” dengan kunyahan

kunyit, bawang putih, merica hitam, merica putih, dan jariangau pada bagian

keningnya.

5. Selama nifas ibu harus memakai stagen panjang untuk dililitkan diperutnya. Kira-

kira berukuran 4 m (dimulai setelah hari ke 3 ).

6.  Jika duduk ibu harus dengan posisi bersimpuh. Dilarang keras untuk mengangkang,

karna akan mengakibatkan perut jatuh atau lepas.

7. Jika ibu bepergian selama nifas, maka harus membawa bawang putih atau gunting

kecil, ntuk penangkal mahluk halus. Dan menjaga air susu ibu dari gangguannya.

Page 5: Masa Nifas

8. Sesekali ibu berkelumun di bawah kain dengan asap rebusan air kunyit. Untuk

menghilangkan bau badan atau aroma tidak sedap.

9.Ibu harus memakai sarung selama nifas.

10. Ibu tidak boleh keluar rumah pada saat magrib. Untuk menjaga ibu dan ASInya.

11. Selama ibu menyusui dalam masa nifas (40 hari), anak harus dialas atau disambut

dengan bantal.

12. Ibu dan bayi tidur di luar kamar dengan membentang kasur.

13. Dilarang menjahit selama nifas.

14. Pantang makan ikan, pedas dan asin

15. Tidak boleh keluar rumah sebelum 40 hari karena bisa sawan

16. Khitan pada bayi laki-laki dan perempuan

17. Minum jamu dapat memperlancar ASI

18. Upacara adat seperti brokohan, sepasaran dan selapanan

19. Menaruh ramuan pada tali pusat

20. Tidak boleh makan terong karena bisa membuat bayi panas dingin

MINANG

Menurut beberapa ibu-ibu yang bersuku Minang, perawatan ibu postpartum

menurut budaya Minang meliputi: minum telur dan kopi, penguapan dari bahan

rempah-rempah (betangeh), pemanasan batu bata (duduk di atas batu bata),

meletakkan bahan-bahan alami di atas perut ibu (tapal), minum jamu dari bahan

rempah-rempah, membersihkan alat kelamin dengan air rebusan daun sirih.

LOMBOK

Selain itu pada suku Sasak di Lombok, ibu yang baru bersalin selain memberikan

nasi pakpak (nasi yang telah dikunyah oleh ibunya lebih dahulu)  kepada bayinya agar

bayinya tumbuh sehat dan kuat.  Mereka percaya  bahwa apa yang keluar dari  mulut

ibu merupakan yang terbaik untuk bayi. 

KERINCI

Sementara pada masyarakat Kerinci di Sumatera Barat, pada usia sebulan bayi 

sudah diberi bubur tepung, bubur nasi nasi, pisang dan lain-lain. Ada pula kebiasaan

memberi roti, pisang, nasi yangsudah dilumatkan ataupun madu, teh manis kepada

bayi baru lahir sebelum ASI keluar. 

Demikian pula halnya dengan pembuangan colostrum (ASI yang  pertama kali

keluar). Di beberapa masyarakat tradisional, colostrum ini dianggap sebagai susu yang

sudah rusak dan tak baik diberikan pada bayi karena warnanya  yang kekuning-

Page 6: Masa Nifas

kuningan. Selain  itu, ada yang menganggap bahwa colostrum dapat menyebabkan

diare, muntah dan masuk  angin pada bayi. Sementara, colostrum sangat berperan 

dalam menambah daya kekebalan tubuh bayi. 

MALUKU

Contohnya di daerah Maluku terdapat pantangan makanan pada masa nifas, seperti

pantangan memakan terong agar lidah bayi tidak ada bercak putih dan pantangan

memakan nanas dan mangga karena tidak bagus untuk rahim.

SUKU TOLAKI

Ibu dilarang makan terong.

Alasan :

Karena terong dapat membuat tubuh si ibu dan bayi menjadi gatal.

Pembuktian : Terong merupakan salah satu jenis sayuran yang banyak mengandung

Vitamin A dan C. Terutama pada jenis Terong Belanda.  Terong jenis ini

mempunyai banyak manfaat dan khasiat, diantaranya mengandung antosianin,

termasuk kedalam golongan flavonoid yang merupakan salah satu jenis antioksidan.

Antioksidan ini dapat membantu daya tahan tubuh menjadi lebih baik.Terong  juga

kaya akan vitamin A dan C untuk  meningkatkan daya tahan tubuh selain itu, bagi

pertumbuhan tubuh terong sangat bagus karena mengandung fosfor dan magnesimu

yang akan membantu pertumbuhan tulang. Oleh karena itu, tidak benar bila terong

dapat menyebabkan gatal-gatal pada Ibu dan Bayi.

Ibu diwajibkan mandi air hangat/ mengkompres perut dengan botol yang diisi dengan air

panas.

Alasan :

Karena dengan mandi air hangat dapat mengobati luka dalam pasca

melahirkan.Pembuktian :

Hal ini dinilai cukup benar. Karena air hangat dapat memperlancar peredaran darah.

Aliran darah yang lancar sangat mempengaruhi sistem metabolisme dalam tubuh.

Dalam darah terkandung oksigen serta nutrisi yang diperlukan bagi sel-sel dalam

tubuh,  sehingga dalam proses penyembuhan luka dalam menjadi sedikit lebih cepat.

Ibu nifas tidak boleh makan makanan yang pedas.

Alasan :

Karena makanan pedas bila dikonsumsi ibu dapat menyebabkan ASI menjadi pedas.

Pembuktian :

Sebenarnya, makanan pedas yang mengandung cabai memiliki kandungankapsaisin

bersifat antikoagulan, yaitu menjaga darah tetap encer dan mencegah terbentuknya

Page 7: Masa Nifas

kerak lemak pada pembuluh darah. Sehingga orang yg suka makan sambal dpt

memperkecil kemungkinan menderita penyumbatan darah (aterosklerosis), shg

mencegah munculnya serangan stroke dan jantung koroner, serta impotensi. Namun,

bagi ibu nifas mengonsumsi sambal/cabai dapat menyebabkan naiknya asam lambung

sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman di perut. Bila dikonsumsi berlebih dapat

mengakibatkan infeksi pada lambung. Bayangkan saja, apabila ibu yang pasca

melahirkan masih memiliki luka didaerah perut(setelah operasi caesar) ataupun rasa

sakit pasca melahirkan, kemudian megonsumsi cabai/makanan pedas lainnya akan

menambah rasa sakit bagi ibu. Oleh karena itu, larangan ini memiliki dampak positive

bagi Ibu nifas.

Ibu diwajibkan mengenakan gurita diperut.

Alasan :

Karena gurita dapat mengembalikan bentuk tubuh yang melar pasca

melahirkan.Pembuktian :

Pada dasarnya, dunia kedokteran tidak menganjurkan setiap pasien bersalin untuk

memakai stagen. Stagen tidak memeberikan efek positif dalam mengecilkan atau

mengencangkan perut karena sifatnya yang pasif. Kebudayaan ini hanya membawa

dampak positive bagi ibu yang mengalami masalah kurang percaya diri dengan bentuk

tubuh yang melar pasca melahirkan. Tetapi, bila dilihat dari sisi kesehatan,

penggunaan gurita sama sekali tidak mempengaruhi kondisi kesehatan ibu. Karena,

gurita hanya akan menyamarkan perut ibu yang melar pada saat menggunakan gurita,

tetapi bila dilepas, bentuk tubuh ibu akan kembali terlihat melar/kendur. Penggunaan

gurita diperbolehkan karena gurita tidak membalut perut ibu terlalu kencang seperti

stagen. Namun perlu pula diperhatikan bagi ibu yang baru melakukan operasi

caesar. Jahitan yang masih baru atau basah jika langsung dipakaikan gurita, apalagi

stagen, malah akan bertambah parah. Jahitan bisa terbuka kembali, atau bahkan

bernanah.

Jika ibu duduk atau tidur harus meluruskan kakinya.

Alasan :

Agar urat-urat tidak kendur.

Pembuktian :

Pada ibu yang baru saja melahirkan atau berada pada masa nifas jelas hal ini sangat

mempunyai dampak yang positive bagi si ibu tersebut, karena jika ibu duduk atau

tidur pada posisi miring atau di tekuk dapat mempengaruhi posisi tulang ibu tersebut

karena tulang ibu pada masa nifas seperti bayi, yang apabila si ibu melakukan gerakan

Page 8: Masa Nifas

miring pada saat tidur dan menekuk saat duduk akan berisiko, larangan ini baik untuk

ibu karena pada ibu pada masa nifas mudah terkena varises dan dampak negative akan

larangan ini jelas tidak ada baik bagi si ibu maupun pada bayi yang baru dilahirkan.  

Ibu diwajibkan kencing diatas bara api.

Alasan :

Agar luka di vagina pasca melahirkan cepat sembuh.

Pembuktian :

Bara Api menghasilkan Uap panas. Dalam hal ini, kencing di atas bara api dapat

dikatakan terapi Uap. Terapi uap merupakan salah satu pilihan yang paling mudah

dan sederhana untuk mengeluarkan racun-racun yang menumpuk di dalam tubuh.

Saat pori-pori terbuka dan jutaan kelenjar keringat mulai mengeluarkan keringat,

maka tubuh juga akan mengeluarkan sampah-sampah sisa metabolisme. Terapi

uap juga berfungsi memperlancar aliran darah. Hal ini sekaligus akan memperlancar

suplai nutrisi ke seluruh tubuh. Selama proses mandi uap, aliran darah ke kulit

meningkat dari 5-10% menjadi 50-70%. Peningkatan aliran darah ini sekaligus

membawa nutrisi penting ke kulit dan jaringan, menstimulasi aktivitas selular dan

pertumbuhan sel-sel. Namun perlu diingat, kencing di atas bara api tidak boleh di

lakukan pada ibu yang masih memiliki luka pasca melahirkan khususnya di daerah

vagina. Karena akan memungkinkan si ibu terkena percikkan bara api atau abu yang

dapat menambah parah luka pasca melahirkan.

Adapun berbagai macam-macam aspek sosial budaya pada masa nifas baik di

masyarakat desa maupun masyarakat kota. Macam-macam aspek sosial budaya pada

masa nifas pada masyarakat  kota yaitu : 1. Pada masa nifas dilarang makan telur,

daging, udang, ikan laut dan lele, keong, daun lembayung, buah pare, nenas, gula

merah, dan makanan yang berminyak. Adapun dampak negative akan dilarangnya

mengkonsumsi telur, daging, udang, ikan laut keong, daun lembayung, buah pare,

nanas, gula merah dan makanan yang berminyak adalah dapat merugikan karena pada

masa nifas ibu  membutuhkan makanan yang bergizi seimbang agar ibu dan bayi

menjadi sehat dan dampak positif dari larangan ini tidak ada. 2. Setelah melahirkan

atau setelah operasi, ibu hanya boleh makan tahu dan tempe tanpa garam atau biasa

disebut dengan ngayep, dilarang banyak makan dan minum, dan makanan harus

disangan / dibakar sebelum dikonsumsi. Adapundampak negative pada ibu apabila

setelah melahirkan atau di operasi hanya dapat mengkonsumsi tahu dan tempe tanpa

garam dan makanan harus dibakar sebelum di konsumsi adalah dapat merugikan

Page 9: Masa Nifas

karena dapat menghambat penyembuhan luka karena pada dasarnya makanan yang

sehat akan mempercepat penyembuhan luka dan dampak positif dari larangan ini tidak

ada. 3. Pada masa nifas, ibu dilarang tidur siang. Adapun dampak negative dari

dilarangnya seorang ibu tidur siang, ibu menjadi kurang istirahat sedangkan pada

masa ini seorang ibu harus cukup istirahat dan mengurangi kerja berat karena tenaga

yang tersedia sangat bermanfaat untuk kesehatan ibu dan bayi dan dampak akan

dilarangnya seorang ibu untuk tidur siang tidak ada. 4. Pada  masa nifas dan saat

menyusui, ibu  harus puasa, tidak makan makanan yang padat setelah waktu

maghrib. Dampak positif : Hal ini dibenarkan karena dalam faktanya masa nifas

setelah maghrib dapat menyebabkan badan masa nifas mengalami penimbunan

lemak,disamping itu organ-organ kandungan pada masa nifas belum pulih

kembali. Dampak negative : ibu menjadi kurang nutrisi sehingga produksi ASI menjadi

berkurang. 5. Masa nifas tidak boleh keluar rumah sebelum 40 hari.  Dampak positif :

tidak ada.Dampak negative : Hal ini tidak perlu karena masa nifas dan bayi baru lahir

(pemberian imunisasi) harus periksa kesehatannya sekurang-kurangnya 2 kali dalam

bulan pertama yaitu umur 0-7 hari dan 8-30 hari. 6. Ibu setelah melahirkan dan

bayinya harus dipijat/ diurut, diberi pilis / lerongan dan tapel.  Dampak positif : jika

pijatannya benar maka peredaran darah ibu dan bayi menjadii lancar. Dampak

negative : pijatan yang salah sangat berbahaya karena dapat merusak kandungan. Pilis

dan tapel dapat merusak kulit bagi yang tidak kuat / menyebabkan alergi. 7.Masa nifas

harus minum abu dari dapur dicampur air, disaring, dicampur garam dan asam

diminumkan supaya ASI banyak. Dampak positif : tidak ada, Dampak negative :

karena abu, garam dan asam tidak mengandung zat gizi yang diperlukan oleh ibu

menyusui untuk memperbanyak produksi ASI nya. 8. Masa nifas tidak diperbolehkan

berhubungan intim , Dampak positif : dari sisi medis, sanggama memang dilarang

selama 40 hari pertama usai melahirkan. Alasannya, aktivitas yang satu ini akan

menghambat proses penyembuhan jalan lahir maupun involusi rahim, yakni

mengecilnya rahim kembali ke bentuk dan ukuran semula. Contohnya infeksi atau

malah perdarahan. Belum lagi libido yang mungkin memang belum muncul ataupun

pengaruh psikologis, semisal kekhawatiran akan robeknya jahitan maupun ketakutan

bakal hamil lagi.

dampak negative : tidak ada.

Aspek social budaya pada masa nifas pada daerah yang lain : 1. Harus pakai sandal

kemana pun Bufas pergi, selama 40 hari, 2. Harus memakai Stagen/udet/centing.

(positif), 3. Minum jamu, agar rahim cepat kembali seperti semula, 4. Pakai lulur

Page 10: Masa Nifas

param kocok seluruh badan, biar capek pada badannya cpat ilang, 5. Tidak boleh

bicara dengan keras-keras, 6. tiap pagi harus mandi keramas, biar badannya cepat

segar dan peredaran darah lancar, 7. kalau tidur/duduk kaki harus lurus. Tidak boleh

di tekuk/posisi miring, hal itu dapat mempengaruhi posisi tulang, cos tulang bufas

seperti bayi baru melahirkan/mudah terkena Varises, 8.Harus banyak makanan yang

bergizi atau yang mengandung sayur-sayuran, 9.Tidak usah memakai perhiasan,

karena dapat mengganggu aktifitas Bayi.

Di masyarakat Betawi, berlaku pantangan makan ikan asin, ikan laut,  udang  dan 

kepiting karena dapat menyebabkan  ASI menjadi asin.

2.2.3 Faktor Ekonomi

Status ekonomi merupakan simbol status sosial di masyarakat. Pendapatan yang

tinggi menunjukan kemampuan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan nutrisi yang

memenuhi faedah zat gizi untuk ibu hamil. Sedangkan kondisi ekonomi keluarga yang

rendah mendorong ibu nifas untuk melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan

kebutuhan kesehatan.

2.2.4 Faktor Adat Istiadat

JAWA

Seorang ibu yang sedang menyusui dilarang makan makanan yang pedas dan keras

(duren, jengkol, dll) karena akan berakibat buruk pada bayinya. Hal ini masih masuk

akal, karena secara medis, nutrisi makanan yang dimakan ibu akan diolah dan diproses

menjadi susu, dan susu dimimik sang bayi, jadi nutrisinya akan dikonsumsi bayi juga.

Yang agak janggal adalah, ibu dilarang makan dan minum yang masih panas, bahkan

hangat sekalipun tidak boleh, karena bisa mengakibatkan air susu jadi panas, sehingga

bayi bisa mengalami panas dalam dan "GOM". Gom sendiri adalah sejenis panas

dalam yang berakibat kerongkongan bayi jadi sakit, lidah dan bibir bayi menjadi ada

putih-putihnya, dan bikin bayi susah nenen dan makan. Jika dipikir, makanan yang

panas, setelah dimakan kan akan dingin. dan mustahil bisa mempengaruhi suhu ASI.

Namun pada kenyataannya, ibu yang makan dan minum panas, kebanyakan bayinya

mengalami gom. Contoh nyata adalah bibi ku. Tanpa sadar, beliau sering makan dan

minum yang hangat, 5 hari ini bayinya mengalami gom. Bayi jadi rewel, cepat haus,

tapi nenennya sebentar, dan makannya susah (cenderung mau gumoh/muntah). Siang

tadi, setelah saya sarankan, akhirnya bayi dibawa ke bidan. Dan bu bidan(petugas

puskesmas desa) menyarankan sang ibu untuk tidak makan dan minum panas.

Bayangkan, seorang ahli medis pun percaya mitos(padahal beliau bukan orang Jawa,

tapi suaminya Jawa). Beliau bilang "Percaya gag percaya, tapi nyata ada".

Page 11: Masa Nifas

Upacara pembuangan  placenta pada umumnya dikuburkan atau dihanyutkan ke

sungai dengan alasan agar tidak dimakan binatang buas. Perjalan sampai penguburan

placenta dimasukan kendil kemudian digendong bapak.  Alat penyerta dalam

pembuangan ini pada umumnya adalah jarum, benang, pensil, dan empon- empon.

TIMOR LESTE

Di Desa hera kota dili,timor leste ada tradisi ibu dan bayi yang baru dilahirkan

dimasukkan dalam ruangan yang dipenuhi asap dari kayu bakar atau disebut

'Panggang Api'. Ritual untuk menghangatkan itu dilakukan selama 42 hari. Tapi

akibatnya, setelah ritual itu banyak ibu yang anemia dan bayinya mengalami gangguan

pernapasan. Tradisi di masyarakat Desa hera,kecamatan cristo rey,kota dili,timor leste

ini sudah begitu melekat dan dianggap hal yang wajib, meskipun berdampak negatif

bagi kesehatan ibu dan bayi Ritual 'Panggang Api' menjadi tantangan tersendiri untuk

Bidan Delin yang berupaya mengubah kebiasaan buruk tersebut karena dampaknya

yang merugikan kesehatan ibu dan bayi, "Katanya ritual itu untuk menghangatkan

diri, selama 42 hari ibu dan bayi yang baru dilahirkan setiap hari berada di sana

setelah mandi.

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

            Berdasarkan penjelasan akan budaya ibu nifas yang telah dijelaskan dalam

Makalah ini, maka dapat kita ambil kesimpulan, sebagai berikut :

Masa nifas (Puerperium) atau Periode Post natal adalah masa pulih kembali, mulai

dari persalinan sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra-hamil. Lama masa

nifas ini yaitu : 6 – 8 minggu. Menyusui adalah proses memberikan Air Susu Ibu

(ASI) melalui payudara ibu secara langsung kepada bayi yang merupakan reflek

insting dari ibu dengan melibatkan hormonhormon menyusui

Dalam suku Tolaki masih terdapat kebudayaan-kebudayaan Ibu Nifas. Kebudayaan

tersebut ada yang bersifat negative hingga positif. Kebudayaan tarak(larangan makan

makanan tertentu) dapat ditemukan dalam suku Tolaki. Diantaranya larangan makan

terong, dan makanan pedas. Kewajiban mandi air hangat, duduk dengan kaki lurus,

hingga menggunakan stagen, merupakan beberapa kebudayaan yang masih ada

ditengah masyarakat hingga kini. Beberapa kebudayaan Ibu Nifas di suku Tolaki yang

bersifat negatif(membawa dampak negative bagi ibu) adalah, larangan makan terong,

hingga kewajiban mengenakan stagen. Adapun kebudayaan yang dinilai memiliki

Page 12: Masa Nifas

dampak positif bagi ibu nifas diantaranya : duduk/tidur dengan kaki diluruskan,

mandi air hangat, larangan mengkonsumsi makanan pedas, dan kencing di atas bara

api (Terapi Uap).