mari belajar apresiasi sasrta, unsur intrinsik novel&pidato,khotbah&ceramah
DESCRIPTION
berisi tentang pembelajaran Apresiasi sastra, unsur intrinsik novel dan pidato,khotbah dan ceramahTRANSCRIPT
Mari Belajar
BAHASA INDONESIA
DAFTAR ISI
Okeh Mbak Bro dan Mas Bro. Ini nih materi
yang akan kita pelajari hari ini
MENULISAPRESIASI
SASTRA
MENULISUNSUR INTRINSIK
NOVEL
BERBICARAPIDATO, CERAMAH,
DAN KHOTBAH
APRESIASI SASTRA
APRESIASI
INGGRIS
(Apreciation)
Artinya : Penghar
gaan
SASTRA berasal dari bahasa SANSEKERTA yang merupakan gabungan dari kataSAS yang artinya Aturan ,
ajaran , ilmu pengetahuan dan
Tra yang artinya Alat dan dari kataSastra : Kitab/karangan Bila ditambahSu : Indah / bagus
Susastra : Kitab / karangan yang indah bahasanya & baik isinya ditambah imbuhan ke-an
yang artinya kumpulanKesusastraan : Kumpulan kitab yang indah bahasanya & baik isinya
APRESIASI SASTRABerdasarkan Etimologi, Apresiasi Sastra terdiri dari dua kata, yaitu Apresiasi dan Sastra
SASTRA
SASTRA
Periodesasi
Bentuk
Jenis
Berdasarkan PERIODENYA, sastra dibagi menjadi tiga, yaitu :1. Sastra Lama / Melayu Klasik2. Masa Peralihan3. Sastra Baru / Tulisan
Sastra Lama / Melayu Klasik (Purba)
Karya sastra pada kesusastraan lama masih berkisar pada cerita yang disampaikan dari mulut ke mulut (lisan). Hasil karya sastranya berupa dongeng, mantra, dan hikayat. Cerita pada masa ini bersifat istana sentris (mengisahkan kehidupan raja-raja).
Masa Peralihan
Kesusastraan peralihan dipelopori oleh Abdullah bin Abdul Kadir Munsyi. Karya masa peralihan telah meninggalkan kebiasaan lama yang bersifat istana sentris menjadi karya yang lebih realistis. Hasil karya sastra yang terkenal, yaitu Hikayat Abdullah.
Masa Baru
Pada masa ini, muncullah beberapa angkatan seperti :
Angkatan Balai Pustaka (1920-1933)
Angkatan Pujangga baru(1933-1942)
Angkatan ‘42 (Jepang) (1942-1945)
Angkatan ‘50 (1950-1965)Angkatan ‘66 (Orba)
Angkatan Balai
Pustaka
Angkatan Balai Pusataka merupakan karya sastra di Indonesia yang terbit sejak tahun 1920 dan dikeluarkan oleh penerbit Balai Pustaka. Balai Pustaka didirikan pada masa itu
untuk mencegah pengaruh buruk dari bacaan cabul dan liar yang dihasilkan oleh sastra Melayu Rendah.
Nur Sutan Iskandar dapat disebut sebagai "Raja Angkatan Balai Pustaka“. Oleh sebab banyak karya tulisnya pada masa tersebut. Apabila dilihat daerah asal kelahiran para pengarang, dapatlah dikatakan bahwa novel-novel Indonesia yang terbit pada angkatan ini adalah "novel Sumatera", dengan Minangkabau sebagai titik pusatnya.
•
Pada masa ini, novel Siti Nurbaya dan Salah Asuhan menjadi karya yang cukup penting. Keduanya menampilkan kritik tajam terhadap adat-istiadat dan tradisi kolot yang membelenggu.
Penulis dan Karya Sastra Angkatan Balai Pustaka:•Merari Siregar, Azab dan
Sengsara (1920)•Marah Roesli, Siti Nurbaya
(1922)•Tulis Sutan Sati,Sengsara Membawa
Nikmat(1928)•Abdul Muis, Salah Asuhan
(1928)
Angkatan Pujangga
Baru
Pujangga Baru muncul sebagai reaksi atas banyaknya sensor yang dilakukan oleh Balai Pustaka terhadap karya tulis sastrawan pada masa tersebut, terutama terhadap karya sastra yang menyangkut rasa nasionalisme dan kesadaran kebangsaan. Sastra Pujangga Baru adalah sastra intelektual, nasionalistik dan elitis.
Pada masa itu, terbit pula majalah Pujangga Baru yang dipimpin oleh Sutan Takdir Alisyahbana, beserta Amir Hamzah dan Armijn Pane.
Karya sastra di Indonesia setelah zaman Balai Pustaka (tahun 1930 - 1942), dipelopori oleh Sutan Takdir Alisyahbana. Karyanya Layar Terkembang, menjadi salah satu novel yang sering diulas oleh para kritikus sastra Indonesia. Selain Layar Terkembang, pada periode ini novel Tenggelamnya Kapal van der Wijck dan Kalau Tak Untung menjadi karya penting sebelum perang.
Penulis dan Karya Sastra Pujangga Baru• Hamka ,Di Bawah Lindungan Ka'bah (1938)• Sultan Takdir Alisjahbana, Layar Terkembang
(Roman), Anak Perawan di Sarang Penyamun (Roman• Amir Hamzah: Buah Rindu (kumpulan puisi • Armijn Pane: Habis Gelap Terbitlah Terang
Angkatan ‘45
Latar Belakang:• Kekejaman penjajah
terhadap rakyat/sastra.• Penderitaan rakyat akibat
revolusi.Ciri-ciri:• Ekspresionisme• Romantis realistis.• Lebih mementingkan isi
daripada bahasa.• Humanisme Universal.• Sinisme.• Realita (sesuai kenyataan).
Tokoh Angkatan ‘45
• Chairil Anwar (kumpulan puisi Deru Campur Debu, kumpulan puisi bersama Rivai Apin dan Asrul Sani Tiga Menguak Takdir),
• Achdiat Kartamiharja (novel Atheis),
• Idrus (novel Surabaya, Aki), • Mochtar Lubis (kumpulan
drama Sedih dan Gembira), • Pramduya Ananta Toer (novel
Keluarga Gerilya), • Utuy Tatang Sontani (novel
sejarah Tambera)
Angkatan ‘50
Angkatan 50-an ditandai dengan terbitnya majalah sastra Kisah asuhan H.B. Jassin. Nama angkatan ini diusulkan oleh W.S. Rendra. Ciri angkatan ini adalah karya sastra yang didominasi dengan cerita pendek dan kumpulan puisi. Majalah tersebut bertahan sampai tahun 1956 dan diteruskan dengan majalah sastra lainnya, Sastra.
Pada angkatan ini muncul gerakan komunis dikalangan sastrawan, yang bergabung dalam Lembaga Kebudajaan Rakjat (Lekra) yang berkonsep sastra realisme-sosialis. Timbullah perpecahan dan polemik yang berkepanjangan di antara kalangan sastrawan di Indonesia pada awal tahun 1960; menyebabkan mandegnya perkembangan sastra karena masuk kedalam politik praktis dan berakhir pada tahun 1965 dengan pecahnya G30S di Indonesia
Tokoh Angkatan ‘55
• W.S. Rendra (Raja Penyair dan Dramawan): Balada Orang-orang Tercinta (kumpulan puisi), Balada Terbunuhnya Atma Karpo (kumpulan puisi), Odipus Sang Raja (Drama).
• Ajip Rosidi: Tahun-tahun Kematian (kumpulan cerpen), Surat Cinta Endang Rosidin, Pesta (kumpulan puisi).
• NH. Dini: Dua Dunia (kumpulan cerpen), Namaku Hiroko (Roman), Padang Halang di Belakang Rumah (Roman), Pada Sebuah Kapal.
Angkatan ‘66
Latar Belakang:• Penyelewengan oleh
pemimpin rakyat.• Korupsi merajalela.• Pengangkapan dan kekejaman
terhadap orang-orang yang menentang pemerintahan
Ciri-ciri:• Bentuknya puisi bebas dan
cerpen.• Isinya protes terhadap
pemimpin yang lupa daratan. • Bahsanya panjang-panjang.• Temanya penderitaan rakyat.• Munculnya kelaguan
Angkatan ini ditandai dengan terbitnya Horison (majalah sastra) pimpinan Mochtar Lubis.[3] Semangat avant-garde sangat menonjol pada angkatan ini. Banyak karya sastra pada angkatan ini yang sangat beragam dalam aliran sastra dengan munculnya karya sastra beraliran surealistik, arus kesadaran, arketip, dan absurd. Penerbit Pustaka Jaya sangat banyak membantu dalam menerbitkan karya-karya sastra pada masa ini. Sastrawan pada angkatan 1950-an yang juga termasuk dalam kelompok ini adalah Motinggo Busye, Purnawan Tjondronegoro, Djamil Suherman, Bur Rasuanto, Goenawan Mohamad, Sapardi Djoko Damono dan Satyagraha Hoerip Soeprobo dan termasuk paus sastra Indonesia, H.B. Jassin.
Tokoh ‘66
• Taufik Ismail , Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia, Tirani dan Benteng
• Putu Wijaya ,Bila Malam Bertambah Malam (1971)
• Taufik Ismail: Kita Adalah Pemilik Sah Republik Ini, Dari Ibu Seorang Demonstran, Yang Kami Minta Hanyalah Sebuah Bendungan Saja, Malu Aku Jadi Orang Indonesia.
• Masyur Samin: Pidato Seorang Demonstran, Pernyataan, Ode Pemakaman.
• Buur Raswanto: Telah Gugur Beberapa Nama, Tirani, Bumi yang Berpeluh, Mereka Telah Bangkit.
SASTRA MENURUT BENTUKNYA
Prosa dan Drama bersifat sama karna sama-sama cerita dan dibedakan berdasarkan :a) Susunan ,dan b) Penyajiannya
• Susunan Drama :Dalam bentuk dialog dengan tujuan untuk dipentaskan • Susunan Prosa : Disajikan dalam bentuk bahasa yang bebas
Ada beberapa pendapat yang menyatakan bahwa Drama sama
dengan Prosa, ada juga yang tidak, alasannya :
Sastra menurut bentuk yaitu :1. Prosa2. Puisi 3. Prosa Liris4. Drama
Jenis Jenis Sastra diantaranya :
• Novel (akan dibahas di bab selanjutnya)• Drama• Puisi • Cerpen
Drama
Drama adalah satu bentuk karya sastra yang memiliki bagian untuk diperankan oleh aktor. Kosakata ini berasal dari Bahasa Yunani yang berarti "aksi", "perbuatan".
Drama bisa diwujudkan dengan berbagai media: di atas panggung, film, dan atau televisi. Drama juga terkadang dikombinasikan dengan musik dan tarian, sebagaimana sebuah opera (lihat melodrama).
Di Indonesia, pertunjukan sejenis drama mempunyai istilah yang bermacam-macam. Seperti: Wayang orang, ketoprak, ludruk (di Jawa Tengah dan Jawa Timur), lenong (Betawi), randai (minang), reog (Jawa Barat), rangda (Bali) dan sebagainya.
Puisi
Puisi adalah seni tertulis di mana bahasa digunakan untuk kualitas estetiknya untuk tambahan, atau selain arti semantiknya.
Contoh puisi lama : Mantra, pantun, Talibun, dan lainnya
Contoh puisi baru : Balada, Himne, Ode
Cerpen
Cerita pendek atau sering disingkat sebagai cerpen adalah suatu bentuk prosa naratif fiktif. Cerita pendek cenderung padat dan langsung pada tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi yang lebih panjang, seperti novella (dalam pengertian modern) dan novel. Karena singkatnya, cerita-cerita pendek yang sukses mengandalkan teknik-teknik sastra seperti tokoh, plot, tema, bahasa dan insight secara lebih luas dibandingkan dengan fiksi yang lebih panjang. Ceritanya bisa dalam berbagai jenis.
Cerita pendek berasal dari anekdot, sebuah situasi yang digambarkan singkat yang dengan cepat tiba pada tujuannya, dengan paralel pada tradisi penceritaan lisan. Dengan munculnya novel yang realistis, cerita pendek berkembang sebagai sebuah miniatur, dengan contoh-contoh dalam cerita-cerita karya E.T.A. Hoffmann dan Anton Chekhov.
Perbedaan Sastra Lama dan Baru
SASTRA LAMA SASTRA BARU
PERKEMBANGANNYA LAMBAT (STATIS)KARENA BELUM MAJUNYA PERKEMBANGAN TEKNOLOGI & PENYEBARAN DARI MULUT KE MULUT
PERKEMBANGANNYA CEPAT (DINAMIS)KARENA SUDAH MAJUNYA PERKEMBANGAN TEKNOLOGI
LEBIH IDENTIK MENCERITAKAN ORANG-ORANG BANGSAWAN (ISTANA SENTRIS)
LEBIH IDENTIK MENCERITAKAN MASYARAKAT SENTRIS
PENGARANG ANONIM (TIDAK DIKETAHUI)KARENA RASA KEBERSAMAANNYA YANG TINGGI, MILIK SATU ORANG SAMA DENGAN MILIK BERSAMA
PENGARANG DIKETAHUI, KARENA KARYA BERSIFAT MILIK PERORANGAN (INDIVIDU)
MENULISUNSUR INTRINSIK DAN SINOPSIS NOVEL
Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang ditulis secara naratif; biasanya dalam bentuk cerita. Penulis novel disebut NOVELIS. Kata novel berasal dari bahasa Italia novella yang berarti "sebuah kisah atau sepotong berita".
Novel lebih panjang (setidaknya 40.000 kata) dan lebih kompleks dari cerpen, dan tidak dibatasi keterbatasan struktural dan metrikal sandiwara atau sajak. Umumnya sebuah novel bercerita tentang tokoh-tokoh dan kelakuan mereka dalam kehidupan sehari-hari, dengan menitik beratkan pada sisi-sisi yang aneh dari naratif tersebut.
Novel dalam bahasa Indonesia dibedakan dari roman. Sebuah roman alur ceritanya lebih kompleks dan jumlah pemeran atau tokoh cerita juga lebih banyak.
Berikut ini adalah beberapa unsur instrinsik yang ada dalam novel:1. TemaGagasan, ide, atau pikiran utama yang mendasari suatu karya sastra disebut tema. sesuatu yang menjadi dasar cerita, sesuatu yang menjiwai cerita, atau sesuatu yang menjadi pokok masalah dalam cerita.2. TokohTokoh adalah individu ciptaan/rekaan pengarang yang mengalami peristiwa-peristiwa atau lakuan dalam berbagai peristiwa cerita. Pada umumnya tokoh berwujud manusia, namun dapat pula berwujud binatang atau benda yang diinsankan.3. Alur Cerita (Plot)Alur adalah urutan atau rangkaian peristiwa dalam cerita.
4. Latar (setting)Latar adalah segala keterangan, petunjuk, pengacuan yang berkaitan dengan waktu, ruang, suasana, dan situasi terjadinya peristiwa dalam cerita. Latar dapat dibedakan ke dalam tiga unsur pokok: yaitu Tempat, Waktu, dan Suasana.5. Sudut pandang (point of view)Sudut pandang adalah cara memandang penulis dalam menempatkan dirinya pada posisi tertentu dalam cerita novel tersebut. dalam sebuah novel, sudut pandang terbagi menjadi dua, yaitu Sudut pandang orang pertama dan Sudut pandang orang ketiga6. Gaya bahasaGaya bahasa adalah teknik pengolahan bahasa oleh pengarang dalam upaya menghasilkan karya sastra yang hidup dan indah. Pengolahan bahasa harus didukung oleh diksi (pemilihan kata) yang tepat.
8. PenokohanPenokohan merupakan salah satu faktor
terpenting dalam sebuah cerita fiksi. Setiap karya fiksi otomatis terdapat tokoh di dalamnya. Terdapat dua macam jenis tokoh dalam setiap karya fiksi menurut keterlibatannya terhadap karya fiksi itu sendiri, yaitu tokoh utama (sentral) dan tokoh penunjang (periferal) (Cara menentukan yang mana tokoh utama dan yang mana tokoh penunjang adalah dengan membandingkan setiap tokoh di dalam cerita. Adapun kriteria tokoh utama adalah: bertindak sebagai pusat pembicaraan dan sering diceritakan, sebagai pihak yang paling dekat kaitannya dengan tema cerita, dan lebih sering melakukan interaksi dengan tokoh lain dalam cerita
Unsur Intrinsik Novel
• Tema : Ketabahan menghadapi cobaan hidup • Alur : Maju mundur (Flashback)
TokohTokoh utama : Fahri, Nurul, Maria, Aisah, NouraTokoh Pembatu :Saeful, Rudi,Hamdi, Tuan Boutros (ayah Maria), Nahed (Ibu Maria), Syaikh Usman (Guru Besar Fahri), Syaikh Ahmad (Dosen Fahri di Al-Azhar), Ustad Jalal (Paman Nurul) dan istrinya, Eqbal dan Istinya (Paman dan bibi Aisah), Amru (Pengacara), Magdi (polisi), Bahadur dan Kaka Noura, dan adik-adik Maria.
Latar
Latar waktu : Siang Hari“ Aku sampai di flat jam lima lebih seperempat.
Siang yang melelahkan “Latar suasana : senang dan Latar tempat :
Rumah“ Begitu membuka pintu lemari es mataku
membelalak berbinar. Ada sebotol ashir ashab. Dingin. Kutuangkan untuk satu gelas. Sambil membawa gelas berisi ashir ashab aku berteriak. “ Siapa nih yang membeli ashir ashab. Pengertian sekali. Syukran ya. Semoga umurnya diberkahi Allah “ Rudi keluar dari kamarnya dengan wajah ceria.
Penokohan
• Fahri : “ Kepada Fahri bin Abdillah,
seorang mahasiswa dari Indonesia yang lembut hatinya dan berbudi mulia.”
(Isi surat dari Noura ) => Dipaparkan oleh tokoh lain
• Fahri : Rajin, Pintar, Sabar,Terencana, Tepat waktu, Ikhlas, Ulet, Penolong, sholeh, aktifis, pintar dalam memimpin,lurus, penuh dengan target
• Nurul :Rajin, Pintar, Pemalu tidak terbuka, kaku, emosi, sholeh
• Maria :Ceria, Suka bergurau, rajin, Pintar, tapi fisiknya lemah, manja tertutup.
• Aisah :Lembut, sabar, ikhlas, terencana, pintar, sholehah, seba mewah.
• Noura : Tertutup, sulit di tebak,pintar, tapi dia kejam, emosi, pendiam.
Orang pertama pelaku utama“ Kuambil mushaf tercinta.
Kucium penuh takzim. Lalu kumasukkan kedalam saku depan tas cangklong hijau tua “
Sudut Pandang
Sinopsis Ayat-Ayat CintaBerawal ari Fahri yang berpendidikan di Universitas Al-
Azhar dan tinggal di flat bersama reka mahasiswa dari Indonesia, kemudian kenal dengan tetangga dekatnya yaitu Maria sekeluarga. Serta menjalankan perkuliahan sebagaman mestinya serta mengenal orang-orang Mesir diantaranya Syaikh Usman, Syaikh Ahmad dan tak lupa teman teman aktifis dari Mesir juga teman sepermainan Fahri pada saat main bola.
Di Metro saat perjalanan menuju Shubra, ada sedikit pertikaian antara pennumpang di dalam metro. Fahri bertemu dengan kenalannya. Dimana temannya itu mengaku benci pada Bangsa Amerika. Kebetulan ada 3 orang Amerika masuk ke dalam metro. Seorang gadis bercadar bernama Aisha mempersilahkannya duduk. Lelaki tadi marah besar dan memaki gadis tersebut. Fahri tidak setuju dengan sikap temannya dan lebih membela Aisha. Di situlah awal adanya saling ketertarikan antara Fahri dan gadis bernama Aisha.
Di Apartemen, Fahri melihat ada gadis yang disiksa di bawah flatnya, dan gadis itu adalah Noura. Fahri ingin menolong, tapi enggan, karena dia seorang gadis perempuan, kemudian dia meminta tolong Maria untuk menolong Noura, walaupun Maria takut oleh Bahadur ayah Noura, dia terpaksa dan akhirnya Noura tertolong dan Noura di titipkan di Nurul. Adapun pertikaian pada saat pertikaian Fahri saat Fahri Pulang dari Alexsandria berbulan madu, dia di tangkap karena di tuduh memperkosa seorang gadis mesir yaitu Noura. Fahri tidak sempat menjelaskan pada Istrinya. Kemudian pada saat pengadilan, ada pertentangan sengit antaraFahri dan pengakuan Noura, karena mengaku telah di perkosa oleh Fahri pada saat dia menolong. Sedangkan Fahri tidak mersa melakukan hal tersebut, di dukung oleh pengakuan seorang masyarakat yang tinggal di flat dekat Fahri. Fahri kecewa atas perlakuan Noura yang telah memfitnahnya.
Saat Fahri di dalam penjara di tuduh dan di siksa habis-habisan dan dan dipenjara di bawah tanah, krena telah menghamili Noura gadis yang ditolong Fahri dari kekejaman Bahadur, disana Fahri mengalami kesediahan yang luarbisa karena penyiksaan dan penahanannya di dalam penjara bawah tanah, sedangkan Aisah sedang hamil.
Pada saat persidangan Fahri dituduh habis-habisan oleh pengaduan Noura dan salah seorang saksi yang melihat kejadian itu, yang memperkuat bahwa Fahri bersalah dan akan dihukum mati. Fahri tidak mempunyai bukti bahwa ia tidak bersalah, kecuali Maria. Salah satu kunci utama dalam memecahkan kasus ini adalah Maria sebagai saksi yang bisa membebaskan Fahri, sedangkan maria sedang terbaring koma.
Jalan satu-satunya Fahri terpaksa menikahi Maria yang terbaring koma, karena alasan Maria akan sembuh apabila di sentuh oleh Fahri, dan Fahri tertekan akan beberapa hal termsauk dari Aisah dan orang tua Maria. Pertama, saksi kunci dalam kasus ini adalah Maria. Kedua, Fahri cemas dan bertanggung jawab atas Aisah yang sedang mengandung, ia ingin Fahri segera bebas dan ia ingin bahwa pada saat melahirkan anaknya Fahri harus hadir di sisinya. Aisah pun mengijinkan Fahri menikahi Maria secepatnya.
Mereka pun Menikah. Maria sembuh dengan sentuhan Fahri, walau masih duduk di kuris roda, dia bisa menjadi saksi kunci kasus Fahri dengan Noura. Fahri pun bebas dengan pengasihan Maria, serta kejujuran Noura kenapa dia melakuakn hal sehina tersebut, karena dia mencintai Fahri. dan saksi yang melihat merupakan saksi palsu.
Fahri memiliki 2 oarang istri yang sholeh yaitu Aisah dan Maria yang masih sakit-sakitan. Pada saat Maria dirawat, ada keanehan yang terjadi padanya, yaitu maria tertidur dan bermimpi tiba di 7 pintu sorga dan dia mau masuk karena kenikmatanya, ternyata dia tidak di perbolehkan masuk samapai pintu keenam dan pintu terakhir dia bolh masuk tapi dengan syarat yaitu pertama harus mempunyai wudlu dan syahadat, kemudian dia kembali pulang dan seseorang itu menunggu kembalinya Maria.
Maria terbangun dan dihadapannya ada Fahri dan Aisah, ia bercerita kejadian di dalam mimpinya, dia meminta tolong untuk melakukan wudhu dan syahadat. Fahri dan Aisah memngajarkan Maria untuk melakukan syahadat. Pada saat selesai syahadat, maka selesai pula riwayat Maria dia meninggal dengan diakhiri Dua Kalimah Syahadat.
-sekian-
BERBICARAPIDATO,
CERAMAH, DAN KHOTBAH
Pidato adalah pengungkapan dalam bentuk kata-kata yang ditujukan kepada orang banyak.Ceramah adalah pidato yang isinya dapat dismpaikan baik secara tersirat dalam isi pesan ceramah.Khotbah adalah pidato yang isinya lebih keagamaan.
Pidato Ceramah Khotbah
Satu arah Dua arah Satu arah
Umum/informasi Informasi Keagamaan
PERSAMAAN DAN PERBEDAAN PIDATO, CERAMAH, DAN KHOTBAH
Langkah-langkah menyusun naskah pidato :
1.Menentukan Topik/Tema2.Menentukan Tujuan Berpidato
Untuk memotivasi, menghibur (rekreatif), melakukan tindakan, membujuk pendengar (persuasif), memberitahukan (instruktif)
3. Menganalisis PendengarDidasarkan pada tingkat usia , pendidikannya , dan pekerjaanya
4. Mengumpulkan Data/Bahan 5. Menyusun Kerangka Pidato 1. Pendahuluan : - Ucapan salam - Ucapan syukur - Ucapan terima kasih - Sapaan 2. Isi 3. Penutup : - Kesimpulan - Himbauan - Salam maaf - Salam Penutup 4. Kembangkan naskah tersebut menjadi naskah yang lengkap .
Metode Pidato
1. Impromptu => Sifatnya spontan, berdasarkan kebutuhan sesaat , tidak ada persiapan , tidak menimbulkan kendala bagi yang sdah biasa dan berpengalaman.
2. Menghafal => Ada persiapan , sifatnya menghafalkan naskah yang sudah dipersiapkan. Kelemahan : jalannya pidato kadang kaku , pandangan mata kurang bebas , dan selalu terfokus pada materi hafalan.
3. Naskah => Ada persiapan , pelaksanaannya dengan membaca naskah yang sudah disiapkan. Kelemahan : kadang kaku, komunikasi mata kurang bebas, kurang hidup, mata terfokus pada naskah.
4.Ekstemporan => Ada persiapan, tetapi tidak membuat naskah secara lengkap. Sudah direncanakan dengan cermat, jadi membuat garis besarnya saja. Berbicara bebas, lebih hidup, dan luwes menyesuaikan keadaan.
5.Campuran => Naskah sudah dipersiapkan secara lengkap, tetapi hanya sebagai pengangan dan tidak dibacakan dalam pidato. Pidato disesuaikan dengan kerangka global yang sudah dipersiapkan
Memberi Komentar Tentang Isi Pidato Dalam berpidato ada 3 unsur : 1.Komunikator : Orang yang menyampaikan pidato.2.Pesan : Inti yang hendak disampaikan dalam pidato tersebut.3.Komunikan => Orang yang mendengarkan/menerima pesan pidato.
Hal-hal pokok dalam pidato :-Topik pidato -Permasalahan yang diuraikan dalam pidato -Solusi-solusi yang diberikan
Hal-hal dalam memberikan komentar terhadap isi pidato :•Komentar harus disertai dengan alasan/bukti yang logis (masuk akal)•Komentar disampaikan dengan bahasa santun
Berpidato di Depan Orang Lain Hal-hal untuk perhatian pendengar pada waktu berpidato :• Humor• Gerbang Mata : Penggunaan benda atau gerakan yang bersifat konkret untuk menarik perhatian pendengar. • Sekitar aku : Hal yang berkaitan dengan “aku” . Misalnya ; tentang sekolah keluarga dll.
Hal-hal yang harus dihindari saat berpidato
1.Jangan datang terlambat 2.Jangan berpakaian sekenanya. Sesuai dengan acara 3.Jangan membuka pidato dengan perminta maafan karena belum siap 4.Jangan berdiri seperti patung. Gunakanlah anggota tubuh untuk memperjelas maksud pidato 5.Jangan berbicara kasar dan porno6.Jangan berbicara monoton. Gunakanlah perubahan intonasi suara artikulasi dan penjedaan yang baik 7.Jangan terlalu sering menggunakan bentuk tegun, misalnya ; “e”8.Jangan terlalu lama berpidato sehingga lupa waktu
Created By :