mapan - manulife-indonesia.com · memahami hubungan bpjs ketenagakerjaan & dplk ... komisioner...

4
Bagaimana memahami relasi keberadaan BPJS Ketenagaker- jaan dan Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) sebagai bagian dari program employee benefits di Indonesia ? Mari kita menyamakan persepsi terlebih dulu, kita harus sepakat bahwa setiap pekerja/karyawan baik di sektor formal maupun informal di bumi Indonesia berhak atas hidup dan penghidupan layak di hari tua, di masa pensiun, di saat mereka tidak bekerja lagi. Di Indonesia, setidaknya ada sekitar 120 jutaan orang pekerja/karyawan. Namun sayangnya, tidak lebih dari 5% dari mereka yang telah memiliki program pensiun atau hari tua untuk mempertahankan hidup di saat tidak bekerja lagi. Angkatan kerja di Indonesia saat ini terdiri atas 30% pekerja formal dan 70% pekerja informal. Sekali lagi kita sepakat, apapun keadaannya, seluruh pekerja/karyawan di Indonesia berhak mendapatkan pekerjaan yang baik, hak-hak pekerja yang terlindungi, dan jaminan hidup di hari tua/masa pensiun yang memadai. Karena itu, Program Kesejahteraan Karyawan (Employee Benefits) menjadi penting disiapkan oleh pemberi kerja/perusahaan atau pelaku usaha. Atau pekerja/karyawan yang mengusulkan perlunya MEMAHAMI HUBUNGAN BPJS KETENAGAKERJAAN & DPLK program kesejahteraan karyawan kepada perusahaan/pem- beri kerja. Baik program pensiun/hari tua, program pesangon, atau asuransi jiwa & kesehatan kumpulan (GLH). Nah, lalu bagaimana dengan adanya BPJS Ketenagakerjaan yang baru digulirkan pemerintah dan DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan) yang telah ada sebelumnya? Intinya, BPJS Ketenagakerjaan dan DPLK, keduanya memiliki orientasi untuk menyiapkan kesejahteraan pekerja yang lebih baik. Keduanya bersifat komplementer atau saling melengkapi sebagai bagian dari fasilitas program kesejahter- aan karyawan. BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) Ketenagakerjaan merupakan program publik yang memberikan perlindungan bagi tenaga kerja untuk mengatasi risiko sosial ekonomi tertentu dan penyeleng- garaannya menggunakan mekanisme jaminan sosial nasional. BPJS Ketenagak- erjaan adalah transformasi dari Jamsostek sebagai amanat dari UU No. 24 Tahun 2011 tentang BPJS dan akan mulai beroperasi pada 1 Juli 2015. BPJS adalah badan hukum yang dibentuk untuk menyeleng- garakan program jaminan sosial sebagai salah satu bentuk perlindungan sosial untuk menjamin seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya MAPAN MANDIRI DAN AMAN DI HARI DEPAN 31 JANUARI 2015 BERSAMBUNG KE HAL 2

Upload: ngodat

Post on 12-Mar-2019

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Bagaimana memahami relasi keberadaan BPJS Ketenagaker-jaan dan Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) sebagai bagian dari program employee benefits di Indonesia ?

Mari kita menyamakan persepsi terlebih dulu, kita harus sepakat bahwa setiap pekerja/karyawan baik di sektor formal maupun informal di bumi Indonesia berhak atas hidup dan penghidupan layak di hari tua, di masa pensiun, di saat mereka tidak bekerja lagi. Di Indonesia, setidaknya ada sekitar 120 jutaan orang pekerja/karyawan. Namun sayangnya, tidak lebih dari 5% dari mereka yang telah memiliki program pensiun atau hari tua untuk mempertahankan hidup di saat tidak bekerja lagi. Angkatan kerja di Indonesia saat ini terdiri atas 30% pekerja formal dan 70% pekerja informal. Sekali lagi kita sepakat, apapun keadaannya, seluruh pekerja/karyawan di Indonesia berhak mendapatkan pekerjaan yang baik, hak-hak pekerja yang terlindungi, dan jaminan hidup di hari tua/masa pensiun yang memadai.

Karena itu, Program Kesejahteraan Karyawan (Employee Benefits) menjadi penting disiapkan oleh pemberi kerja/perusahaan atau pelaku usaha. Atau pekerja/karyawan yang mengusulkan perlunya

MEMAHAMI HUBUNGAN BPJS KETENAGAKERJAAN & DPLKprogram kesejahteraan karyawan kepada perusahaan/pem-beri kerja. Baik program pensiun/hari tua, program pesangon, atau asuransi jiwa & kesehatan kumpulan (GLH).

Nah, lalu bagaimana dengan adanya BPJS Ketenagakerjaan yang baru digulirkan pemerintah dan DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan) yang telah ada sebelumnya? Intinya, BPJS Ketenagakerjaan dan DPLK, keduanya memiliki orientasi untuk menyiapkan kesejahteraan pekerja yang lebih baik. Keduanya bersifat komplementer atau saling melengkapi sebagai bagian dari fasilitas program kesejahter-aan karyawan.

BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) Ketenagakerjaan merupakan program publik yang memberikan perlindungan bagi tenaga kerja untuk mengatasi risiko sosial ekonomi

tertentu dan penyeleng-garaannya menggunakan

mekanisme jaminan sosial nasional. BPJS Ketenagak-erjaan adalah transformasi dari Jamsostek sebagai amanat dari UU No. 24 Tahun 2011 tentang BPJS dan akan mulai beroperasi pada 1 Juli 2015. BPJS adalah badan hukum yang dibentuk untuk menyeleng-garakan program jaminan sosial sebagai salah satu bentuk perlindungan sosial

untuk menjamin seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya

MAPANMANDIRI DAN AMAN DI HARI DEPAN 31 JANUARI 2015

yang layak. BPJS Ketenagakerjaan menyelenggarakan program: a) Jaminan Hari Tua (JHT), b) Jaminan Pensiun (JP), c) Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), dan d) Jaminan Kematian (JK). Lain halnya dengan DPLK. Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) merupakan Dana Pensiun yang dibentuk oleh bank atau perusahaan asuransi jiwa untuk menyelengga-rakan Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP) bagi perorangan, baik karyawan maupun pekerja mandiri. Suatu perusahaan dapat mengikutsertakan karyawannya ke dalam program DPLK. Kekayaan DPLK pada dasarnya terpisah dari perusahaan penyelaggara DPLK, baik bank atau asuransi jiwa. DPLK adalah amanat UU No. 11/1992 tentang Dana Pensiun.

Lalu, apakah BPJS Ketenagakerjaan dan DPLK sepertinya tumpang tindih?Tentu saja tidak. Karena BPJS Ketenagakerjaan dan DPLK bersifat komplementer atau saling melengkapi sebagai bagian dari fasilitas program kesejahteraan karyawan. BPJS Ketenagakerjaan bersifat wajib, sedangkan DPLK bersifat sukarela.

Untuk memahami relasi BPJS Ketenagakerjaan dan DPLK dapat dinyatakan sebagai berikut:

Oleh karena itu, BPJS Ketenagakerjaan melalui program Jaminan Hari Tua (JHT) dan Program Pensiun (JP) akan mengimplemen-tasikan program jaminan sosial dengan prinsip memberikan perlindungan dasar dan layak, sedangkan DPLK lebih mengedepankan manfaat kesejahteraan karyawan yang maksimum (on top). Apalagi saat ini, Jaminan Pensiun (JP) yang akan dikelola BPJS Ketenagakerjaan mulai 1 Juli 2015 belum diikuti dengan “kepastian” Peraturan Pemerintah (PP) tentang besaran iuran dan mekanisme pengelolaannya. Karena masih dalam pembahasan yang masih terus berlanjut. Selain itu, seluruh pemangku kepentingan (stakeholeders) seperti Pemerintah melalui OJK, BPJS Ketenagakerjaan, APINDO, Asosiasi DPLK, Asosiasi DPPK, dan Serikat Pekerja terus melakukan koordinasi dan harmonisasi terhadap berbagai peraturan yang ada agar tidak saling tumpang tindih, tidak merugikan iklim industri yang telah berkembang di Indonesia, dan yang terpenting tidak mengurangi manfaat maksimum pekerja/karyawan terkait dengan hari tua dan masa pensiunnya. Orientasinya harus win-win solution.

Karena BPJS Ketenagakerjaan memberikan jaminan dengan prinsip perlindungan dasar dan layak, sedangkan DPLK mengutamakan manfaat secara maksimum, bersifat on top. Maka, DPLK maupun BPJS Ketenagakerjaan sama pentingnya dan sama-sama dibutuhkan kita semua.

BERSAMBUNG KE HAL 2

Bagaimana memahami relasi keberadaan BPJS Ketenagaker-jaan dan Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) sebagai bagian dari program employee benefits di Indonesia ?

Mari kita menyamakan persepsi terlebih dulu, kita harus sepakat bahwa setiap pekerja/karyawan baik di sektor formal maupun informal di bumi Indonesia berhak atas hidup dan penghidupan layak di hari tua, di masa pensiun, di saat mereka tidak bekerja lagi. Di Indonesia, setidaknya ada sekitar 120 jutaan orang pekerja/karyawan. Namun sayangnya, tidak lebih dari 5% dari mereka yang telah memiliki program pensiun atau hari tua untuk mempertahankan hidup di saat tidak bekerja lagi. Angkatan kerja di Indonesia saat ini terdiri atas 30% pekerja formal dan 70% pekerja informal. Sekali lagi kita sepakat, apapun keadaannya, seluruh pekerja/karyawan di Indonesia berhak mendapatkan pekerjaan yang baik, hak-hak pekerja yang terlindungi, dan jaminan hidup di hari tua/masa pensiun yang memadai.

Karena itu, Program Kesejahteraan Karyawan (Employee Benefits) menjadi penting disiapkan oleh pemberi kerja/perusahaan atau pelaku usaha. Atau pekerja/karyawan yang mengusulkan perlunya

INFO EMPLOYEE BENEFIT MANULIFE

program kesejahteraan karyawan kepada perusahaan/pem-beri kerja. Baik program pensiun/hari tua, program pesangon, atau asuransi jiwa & kesehatan kumpulan (GLH).

Nah, lalu bagaimana dengan adanya BPJS Ketenagakerjaan yang baru digulirkan pemerintah dan DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan) yang telah ada sebelumnya? Intinya, BPJS Ketenagakerjaan dan DPLK, keduanya memiliki orientasi untuk menyiapkan kesejahteraan pekerja yang lebih baik. Keduanya bersifat komplementer atau saling melengkapi sebagai bagian dari fasilitas program kesejahter-aan karyawan.

BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) Ketenagakerjaan merupakan program publik yang memberikan perlindungan bagi tenaga kerja untuk mengatasi risiko sosial ekonomi

tertentu dan penyeleng-garaannya menggunakan

mekanisme jaminan sosial nasional. BPJS Ketenagak-erjaan adalah transformasi dari Jamsostek sebagai amanat dari UU No. 24 Tahun 2011 tentang BPJS dan akan mulai beroperasi pada 1 Juli 2015. BPJS adalah badan hukum yang dibentuk untuk menyeleng-garakan program jaminan sosial sebagai salah satu bentuk perlindungan sosial

untuk menjamin seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya

yang layak. BPJS Ketenagakerjaan menyelenggarakan program: a) Jaminan Hari Tua (JHT), b) Jaminan Pensiun (JP), c) Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), dan d) Jaminan Kematian (JK). Lain halnya dengan DPLK. Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) merupakan Dana Pensiun yang dibentuk oleh bank atau perusahaan asuransi jiwa untuk menyelengga-rakan Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP) bagi perorangan, baik karyawan maupun pekerja mandiri. Suatu perusahaan dapat mengikutsertakan karyawannya ke dalam program DPLK. Kekayaan DPLK pada dasarnya terpisah dari perusahaan penyelaggara DPLK, baik bank atau asuransi jiwa. DPLK adalah amanat UU No. 11/1992 tentang Dana Pensiun.

Lalu, apakah BPJS Ketenagakerjaan dan DPLK sepertinya tumpang tindih?Tentu saja tidak. Karena BPJS Ketenagakerjaan dan DPLK bersifat komplementer atau saling melengkapi sebagai bagian dari fasilitas program kesejahteraan karyawan. BPJS Ketenagakerjaan bersifat wajib, sedangkan DPLK bersifat sukarela.

Untuk memahami relasi BPJS Ketenagakerjaan dan DPLK dapat dinyatakan sebagai berikut:

Oleh karena itu, BPJS Ketenagakerjaan melalui program Jaminan Hari Tua (JHT) dan Program Pensiun (JP) akan mengimplemen-tasikan program jaminan sosial dengan prinsip memberikan perlindungan dasar dan layak, sedangkan DPLK lebih mengedepankan manfaat kesejahteraan karyawan yang maksimum (on top). Apalagi saat ini, Jaminan Pensiun (JP) yang akan dikelola BPJS Ketenagakerjaan mulai 1 Juli 2015 belum diikuti dengan “kepastian” Peraturan Pemerintah (PP) tentang besaran iuran dan mekanisme pengelolaannya. Karena masih dalam pembahasan yang masih terus berlanjut. Selain itu, seluruh pemangku kepentingan (stakeholeders) seperti Pemerintah melalui OJK, BPJS Ketenagakerjaan, APINDO, Asosiasi DPLK, Asosiasi DPPK, dan Serikat Pekerja terus melakukan koordinasi dan harmonisasi terhadap berbagai peraturan yang ada agar tidak saling tumpang tindih, tidak merugikan iklim industri yang telah berkembang di Indonesia, dan yang terpenting tidak mengurangi manfaat maksimum pekerja/karyawan terkait dengan hari tua dan masa pensiunnya. Orientasinya harus win-win solution.

Karena BPJS Ketenagakerjaan memberikan jaminan dengan prinsip perlindungan dasar dan layak, sedangkan DPLK mengutamakan manfaat secara maksimum, bersifat on top. Maka, DPLK maupun BPJS Ketenagakerjaan sama pentingnya dan sama-sama dibutuhkan kita semua.

1 PROGRAM EMPLOYEE BENEFITSBagi Perusahaan/Pemberi Kerja Sektor Swasta, aturan hukum program employee benefits terdiri dari Program Wajib dan Program Sukarela.

3 PROGRAM WAJIB LAINNYAProgram Wajib lainnya adalah UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dimana dinyatakan bahwa pemberi kerja harus memberikan manfaat pesangon yang sesuai terhadap karyawannya pada saat pemberhentian kerja, pensiun dan kematian. Dalam konteks ini, penyediaan program pesangon suatu perusahaan/pemberi kerja dapat diberikan kepada penyelenggara DPLK. Program pesangon ini akan dikelola atas nama perusahaan (pooled fund). Kewajiban pesangon pasti akan muncul, cepat atau lambat, karena itu pencadangan dana pesangon karyawan mutlak diperlukan, di samping menjadi bagian kewajiban imbalan pasca kerja

2 PROGRAM WAJIB

4 PROGRAM SUKARELA

Program Wajib terdiri dari Jamsostek (UU No. 3 Tahun 1992) yang mengatur Jaminan Hari Tua (JHT = 5,7%), yang kemudian bertransformasi menjadi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan (UU No. 40 Tahun 2004) dengan tambahan menyelenggarakan Jaminan Pensiun (JP = hingga kini belum ditentukan besarannya). Perlu diketahui, Jaminan Kematian (JK), Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) plus Jaminan Kesehatan (JKes) sesuai UU No. 40 Tahun 2014, pengelolaannya telah berpindah dari Jamsostek ke BPJS Kesehatan.

Program Sukarela employee benefits terdiri dari 1) Dana Pensiun (UU No. 11 Tahun 1992) dan 2) Asuransi (UU No. 2 Tahun 1992). Program sukarela ini tetap diperlukan untuk memberikan manfaat maksimum (on top) bagi pekerja/karyawan.

2

JENIS FORMULIR

DPLK· Formulir Pendaftaran Peserta DPLK· Formulir Perubahan Informasi Pribadi DPLK· Formulir Pembayaran Manfaat Pensiun· Formulir Penarikan Dana· Formulir Pengalihan Dana ke Dana Pensiun Lain· Formulir Pembayaran Manfaat Pensiun DPLK ( PPUKP )· Formulir Pengalihan Dana Pemberi Kerja ke Peserta Mandiri DPLK (PPUKP)

Formulir tersedia dalam web site Manulie Indonesia www.manulife-indonesia.com. Mohon memastikan bahwa Bapak/Ibu mempergunakan formulir terbaru tersebut diatas untuk hal-hal yang berkaitan dengan kepesertaan di dalam program yang diikuti.

Group Savings· Formulir Pendaftaran Peserta MKS· Formulir Pendaftaran Peserta MKS Plus· Formulir Perubahan Informasi Pribadi MKS &MKS Plus· Formulir Klaim Manfaat Jatuh Tempo & Dana Tunai MKS&MKS Plus· Formulir Klaim Manfaat Jatuh Tempo & Dana Tunai MPP&MPP Plus· Formulir Penarikan Dana MKS&MKS Plus· Formulir Klaim Meninggal Dunia MKS & MKS Plus· Formulir Klaim Meninggal Dunia MPP & MPP Plus· Formulir Pembatalan Polis· Formulir Jatuh Tempo Polis

PERATURAN DANA PENSIUN MANULIFE TERBARU

PERUBAHAN FORMULIR DPLK & GS MANULIFE INDONESIA

INFO LAYANAN NASABAH

Peraturan Dana Pensiun terbaru dari DPLK Manulife Indonesia telah mendapatkan pengesahan melalui Keputusan Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Nomor KEP-2073/NB.1/2014 pada tanggal 13 Agustus 2014. Beberapa perubahan dalam peraturan dana pensiun tersebut diantaranya adalah :Penyesuaian usia pensiun normal yang dapat dipilih oleh peserta baik peserta mandiri maupun peserta kelompok yaitu ditentukan sekurang-kurangnya 40 (empat puluh) tahun*Penyesuaian pengalihan kepesertaan dana pensiun dimana pengalihan kepesertaan dapat dilakukan untuk dana pensiun lain baik dana pensiun lembaga keuangan atau dana pensiun pemberi

Sebagai bagian dari komitmen kami atas kepatuhan kebijakan global Manulife atas Foreign Account Tax Compliance Act (FATCA) yang merupakan peraturan pemerintah Amerika Serikat yang bertujuan untuk menanggulangi penghindaran pajak (tax evasion) di luar Amerika Serikat oleh warga negara Amerika Serikat dan peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) NOMOR

kerja yang telah mendapatkan pengesahan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan di bidang dana pensiunPenyesuaian dengan Undang-Undang No 1/POJK.07/2013 mengenai perlindungan konsumen sektor jasa keuangan.

Peraturan Dana Pensiun DPLK Manulife Indonesia dapat diunduh melalui tautan: www.manulife-indonesia.com/korporat/dplk/pera-turan

*Khusus untuk penentuan usia pensiun normal bagi peserta kelompok akan mengikuti ketentuan usia pensiun normal yang ditetapkan oleh pemberi kerja.

1/POJK.07/2013 TAHUN 2013 tentang perlindungan konsumen sektor jasa keuangan, bersama ini kami sampaikan adanya perubahan dalam format beberapa formulir yang berkaitan dengan program yang perusahaan Bapak/Ibu ikuti, efektif berlaku 20 Juni 2014.

3

INFO LAYANAN NASABAH 4

EBClick-Layanan PeroranganDPLK & GROUP SAVING MANULIFE INDONESIA

PENGKINIAN DATA PRIBADISebelum melakukan registrasi ke EBClick Layanan Perorangan, terlebih dahulukan pengkinian data pribadi Anda dengan mendaftarkan alamat email dan atau nomor telepon selular (handphone) Anda melalui email CS DPLK Manulife Indonesia dengan alamat [email protected] dengan format:

Nama Peserta (spasi) Nomor Peserta (spasi) Alamat Email (spasi) No Telepon Selular (Handphone)

REGISTRASI ULANGBagi peserta yang sebelumnya telah memiliki akun EBClick Layanan Perorangan (Manulife Direct Access), harap melakukan registrasi ulang dengan mengakses website Manulife Indonesia pada tautan www.manulife-indonesia.com dan klik tombol ”masuk” di kanan atas

INFORMASI LEBIH LANJUTUntuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Customer Service DPLK & Group Saving Manulife Indonesia melalui: Customer Contact Center: (62-21) 2555 7777 menu 0, 3 Toll Free (khusus area Luar Jakarta): 0 800 1 606060 | E mail: [email protected]

EFEKTIF PELAYANANEfektif mulai 7 Desember 2014 EBClick-Layanan Perorangan dapat diakses pada website manulife-indonesia.com dengan memilih jenis layanan perorangan sesuai dengan jenis produk yang diikuti (DPLK atau Group Saving)

Susunan Redaksi PT Asuransi Jiwa Manulife IndonesiaSampoerna Strategic Square, South Tower | Jl. Jend Sudirman Kav 45-46, Jakarta 12930Customer Contact Center 021-25557777 menu 0 3, Toll Free 0-800-1-606060(khusus di luar area Jakarta)

Penanggung Jawab : Nur Hasan KurniawanRedaksi : Rita Marlina, Septiana A, Bona Noveandre

Nikmati kemudahan dalam genggaman, kapanpun & dimanapun dalam mengakses informasi keuangan dana pensiun atau program kesejahteraan karyawan melalui gadget anda.

Informasi saldo | Arahan Investasi | Rincian Transaksi | Informasi Klaim | Laporan Keuangan Pribadi | Harga Unit | Bukti Potong Pajak | Harga Nilai Tukar | Unduh Formulir (klaim, perubahan investasi, dsb)