manuscrip hubungan motivasi dengan kepatuhan … · 2018-10-25 · motivasi dengan mengatakan yakin...
TRANSCRIPT
i
MANUSCRIP
HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KEPATUHAN TERAPI
PASIEN HIV/AIDS DI POLIKLINIK MATAHARI RSUD
R.A. KARTINI JEPARA TAHUN 2017
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mencapai
Gelar Sarjana Keperawatan (S-1)
Oleh : Zaidah
NIM : E420163263
Pembimbing : 1. Indanah M.Kep.,Ns.Sp.Kep.An 2. Yulisetyaningrum S.Kep.,Ns.M.Si.Med
JURUSAN S-1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH KUDUS
TAHUN 2018
ii
HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KEPATUHAN TERAPI
PASIEN HIV/AIDS DI POLIKLINIK MATAHARI RSUD R.A.
KARTINI JEPARA TAHUN 2017
xix,+ 53 halaman, + 7 tabel, + 2 bagan, + 8 Grafik, + 11 lampiran
𝒁𝒂𝒊𝒅𝒂𝒉𝟏, 𝑰𝒏𝒅𝒂𝒏𝒂𝒉𝟐, 𝐘𝐮𝐥𝐢𝐬𝐞𝐭𝐲𝐚𝐧𝐢𝐧𝐠𝐫𝐮𝐦𝟑
ABSTRAK
Latar belakang : HIV adalah jenis parasit obligat yaitu virus yang hanya dapat hidup dalam sel atau media hidup. Kepatuhan atau aderen terhadap terapi antiretroviral (ART) adalah kunci keberhasilan pengobatan infeksi HIV, karena ART berkelanjutan mampu menekan HIV hingga tak terdeteksi, mengurangi risiko resistensi obat, meningkatkan kualitas dan kelangsungan hidup, meningkatkan kesehatan secara keseluruhanserta mengurangi risiko penularan HIV. Motivasi diartikan sebagai kecenderungan seseorang bertindak dengan cara tertentu dan bergantung pada harapan bahwa tindakan yang dilakukan tersebut akan menghasilkan output tertentu, serta nilai manfaat bagi individu Tujuan : Untuk mengetahui hubungan motivasi dengan kepatuhan terapi pada pasien HIV/AIDS di RSUD R.A. Kartini Jepara tahun 2017 Metode :Penelitian ini termasuk jenis penelitian korelasional. Sampel dalam penelitian
ini 126 responden. Dengan pendekatan waktu cross sectional. Penelitian ini
menggunakan uji analisa chi square yang continuity correction Test.
Hasil : Hasil analisa menggunakan chi square yang continuity correction didapatkan
hasil p value 0,005. Ha diterima dan Ho ditolak. Sedangkan hasil odd rationya 5.684.
Kesimpulan : Ada Hubungan Motivasi dengan Kepatuhan Terapi Pasien HIV/AIDS di
Poliklinik Matahari RSUD R.A. Kartini Jepara Tahun 2017. Dan hasil odd rasio artinya
orang yang motivasinya tinggi beresiko 5,6 kali lebih besar kepatuhanya dari pada
orang yang motivasinya rendah
Kata kunci : Motivasi , Kepatuhan Terapi
1 I Mahasiswa Ilmu Keperawatan Stikes Muhammadiyah Kudus 2 IDosen Ilmu Keperawatan Stikes Muhammadiyah Kudus
iii
MOTIVATION RELATIONSHIP WITH THE COMPLIANCE OF THERAPY PATIENTS OF HIV / AIDS IN POLICLINIK
MATAHARI RSUD R.A. KARTINI JEPARA IN 2017
xix, + 53 pages, + 7 tables, + 2 charts, + 8 Graphs, + 11 attachments 𝒁𝒂𝒊𝒅𝒂𝒉𝟏, 𝑰𝒏𝒅𝒂𝒏𝒂𝒉𝟐, 𝐘𝐮𝐥𝐢𝐬𝐞𝐭𝐲𝐚𝐧𝐢𝐧𝐠𝐫𝐮𝐦𝟑
ABSTRACT
Background: HIV is a type of obligate parasite that is a virus that can only live in cells
or live medium. Adherence or adherence to antiretroviral therapy (ART) is the key to
the successful treatment of HIV infection, as continuous ART can suppress HIV to
undetectable, reduce the risk of drug resistance, improve quality and survival, improve
overall health and reduce the risk of HIV transmission. Motivation is defined as the
tendency of a person to act in a certain way and depends on the expectation that the
action will produce a certain output, as well as the value of benefits for individuals
Objective: To know the relationship of motivation with adherence therapy in HIV /
AIDS patient in RSUD R.A. Kartini Jepara in 2017
Methods: This study includes correlational research. The sample in this research is
126 respondents. With cross sectional time approach. This research uses chi square
analysis test that continuity correction Test.
Result: The result of analysis using chi square continuity correction obtained p value
0,005. Ha accepted and Ho rejected. While the result odd rationya 5.684.
Conclusion: There is a Motivation Relationship with Compliance Therapy of HIV /
AIDS Patients in Sun Polyclinic RSUD R.A. Kartini Jepara Year 2017. And the result
odd ratio means people who are high motivation at risk 5.6 times greater kepatuhanya
than people who are low motivation
Keywords: Motivation, Compliance Therapy
1 I Students of Nursing Stikes Muhammadiyah Kudus 2 IProfessor of Nursing Science Stikes Muhammadiyah Kudus
4
PENDAHULUAN
Human Immunodeficiency
Virus/Acquired Immuno Deficiency
Syndrome (HIV/AIDS) kini sudah
menjadi penyakit endemik yang
menyerang jutaan penduduk dunia.
AIDS terjadi immunodefisiensi
sekunder yang disebabkan oleh
infeksi HIV. HIV adalah jenis
parasit obligat yaitu virus yang
hanya dapat hidup dalam sel atau
media hidup. Virus ini berkembang
biak pada sel darah putih manusia
dan pada cairan tubuh yang
mengandung sel darah putih
seperti darah, cairan plasenta, air
mani atau cairan sperma, cairan
sumsum tulang, cairan vagina, air
susu ibu dan cairan otak (KPAI,
2015).
Terdapat sekitar 35 juta
orang di dunia pada akhir tahun
2013 terkena Human
Immunodeficiency Virus/Acquired
Immunodeficiency Syndrome
(HIV/AIDS) dan sektar 2,1 juta
orang terinfeksi dan 1,5 juta
meninggal dunia karena HIV/AIDS
tersebut (WHO, 2015).
Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia melaporkan
pada tahun 2014 ada 32.711 kasus
HIV dan 5494 AIDS dan pada
daerah Jawa Tengah pada tahun
2014 didapatkan terdapat 2867
HIV dan 740 AIDS (Ditjen PP & PL
Kemenkes RI, 2014).
Data pasien penderita
HIV/AIDS di Poli Klinik Matahari
RSUD RA Kartini Kabupaten
Jepara melalui data sampai Bulan
Desember tahun 2016 didapatkan
533 pasien dengan 232 kunjungan
Poli Klinik, sampai Bulan April 2017
jumlah pasien 570 dengan 250
kunjungan Poli Klinik
Kepatuhan merupakan sikap
atau ketaatan. Kepatuhan dimulai
mula-mula individu mematuhi
anjuran petugas kesehatan tanpa
relaan untuk melakukan suatu
tindakan. Kepatuhan terhadap
terapi akan mendukung kualitas
hidup penderita HIV/AIDS.
Sebaliknya, ketidakpatuhan
terhadap pengobatan merupakan
penyebab utama kegagalan terapi.
Ada beberapa faktor
ketidakpatuhan penderita
HIV/AIDS dalam menjalankan
terapi yaitu karena usia,
pendidikan, masalah ekonomi,
takut akan efek samping,
kurangnya pengetahuan tentang
penyakit, kemudahan akses
pelayanan, serta dukungan
keluarga, tenaga medis dan
motivasi responden.
Pada individu dengan HIV
positif pada pemeriksaan VCT
5
akan mengalami penurunan
imunitas tubuhnya dan dalam
beberapa tahun kemudian hingga
akan ditemukannya gejala tahap
lanjut yang akan dinyatakan
sebagai penderita AIDS. Terjadi
perubahan karakter psikososial
pada individu yang setelah
dinyatakan bahwa dirinya positif
HIV yaitu : hidup dalam stress,
depresi, merasa kurangnya
dukungan sosial dan perubahan
perilaku. Tanpa dukungan dari
teman dan keluarga akan memberi
dampak kecemasan, depresi, rasa
bersalah, dan pemikiran atas
motivasi pada penderita HIV/AIDS
(Nasruddin, 2014).
Motivasi diartikan sebagai
kecenderungan seseorang
bertindak dengan cara tertentu dan
bergantung pada harapan bahwa
tindakan yang dilakukan tersebut
akan menghasilkan output
tertentu, serta nilai manfaat bagi
individu (Robbins, 2007). Dalam
Teori Harapan (Expectancy
Theory), motivasi diartikan bahwa
kecenderungan individu
berperilaku patuh atau tidak patuh
terhadap terapi dapat didasari oleh
nilai keyakinan individu untuk dapat
melakukan suatu upaya
(expectancy), harapan terhadap
hasil yang akan diperoleh dari
upaya tersebut (instrumentality),
serta nilai kebermanfaatan pada
hasil yang akan dicapai atas upaya
yang telah dilakukan (valence) oleh
individu tersebut. Motivasi pada
klien HIV/AIDS sangat diperlukan
dalam menjalani terapi, motivasi
diberikan agar dapat memberikan
intervensi psikologis dan dukungan
sosial bagi klien, memandirikan
klien dengan menciptakan
lingkungan psikososial yang
adekuat (Nasruddin, 2014)
Hal ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh
Hardiyatmi (2016) bahwa
dukungan keluarga dan motivasi
berhubungan dengan kepatuhan
program pengobatan penderita
HIV/AIDS. Hal ini dibuktikan dari 42
sampel didapatkan hasil uji analisis
Spearman didapatkan nilai rs =
0,398 dan probabilitas (p) sebesar
0,009.
Hasil wawancara yang
dilakukan peneliti terhadap pasien
penderita HIV/AIDS terhadap
pengetahuan pasien terhadap
pengobatan pada pasien HIV/AIDS
pada Mei 2017 di Poliklinik
Matahari RSUD R.A. Kartini Jepara
terdapat 10 pasien HIV/AIDS, 7
diantaranya mengatakan bahwa
pasien tidak mempunyai motivasi
dari diri sendiri. Sebagian besar
6
pasien mengatakan mereka tidak
mempunyai motivasi dari diri
sendiri dengan didapatkan pasien
menganggap penyakit HIV/AIDS
merupakan penyakit yang tidak
bisa disembuhkan sehingga
mereka terkadang tidak mengikuti
anjuran dokter/perawat untuk
kembali kontrol atau dalam
penggunaan obat yang diberikan.
Sedangkan 3 pasien mempunyai
motivasi dengan mengatakan yakin
bahwa dirinya akan sembuh dari
penyakit HIV/AIDS yang
dideritanya.
Dari data diatas, penulis
tertarik untuk melakukan penelitian
tentang Hubungan Motivasi
dengan Kepatuhan Terapi Pasien
HIV/AIDS di Poliklinik Matahari
RSUD R.A. Kartini Jepara.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini
merupakan penelitian korelasional.
Untuk kriterianya sebagai
berikut :
Kriteria inklusi : Bersedia
menjadi responden, Berumur
17-70 tahun, Dapat
membaca dan menulis dan
Pasien yang periksa ke
Poliklinik Matahari RSUD
R.A. Kartini Jepara
Kriteria esklusi : Pasien yang
berusia kurang dari 17 tahun
dan lebih 70 tahun dan
Pasien yang tidak bersedia
menjadi responden penelitian
Dengan tekhnik pengambilan
tehnik random sampling.
Sedangkan untuk Instrument
Instrument dalam penelitian ini
meliputi : Identitas responden
terdiri dari nama responden, dalam
hal ini ditulis inisial, umur, jenis
kelamin, tanggal lahir, pekerjaan
dan status marital, Kuisioner
tentang motivasi dan Kuesioner
tentang Kepatuhan terapi pada
HIV/AIDS
HASIL PENELITIAN
1. Karakteristik Responden
Berdasarkan Umur
Berdasarkan Grafik diatas
menunjukkan bahwa rata-rata
umur responden adalah 31-40
tahun dengan jumlah 97
responden.
0 27
97
20
20
40
60
80
100
120
<20 21-30 31-40 >40
Umur
7
2. Karakteristik Responden
Berdasarkan Tingkat
Pendidikan
Berdasarkan Grafik diatas
menunjukkan bahwa rata-rata
tingkat pendidikan responden
adalah pendidikan dasar (SD dan
SMP) dengan jumlah 63
responden.
3. Karakteristik Responden
Berdasarkan Pekerjaan
Berdasarkan Grafik diatas
diatas menunjukkan bahwa rata-
rata responden adalah pekerja
jumlah 83 responden.
4. Karakteristik Responden
Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan Grafik diatas
menunjukkan bahwa rata-rata
jenis kelamin responden adalah
Perempuan dengan jumlah 94
responden.
5. Karakteristik Responden
Berdasarkan Riwayat
Keluarga yang Mengalami HIV
Berdasarkan Grafik diatas
menunjukkan bahwa rata-rata
riwayat keluarga yang mengalami
HIV adalah Suami dengan jumlah
92 responden.
6. Karakteristik Responden
Berdasarkan Status Marital
Berdasarkan Grafik diatas
menunjukkan bahwa rata-rata
status marital responden adalah
Sudah Menikah dengan jumlah
68 responden.
Analisa Univariat
1. Motivasi
0
20
40
60
80
Dasar Menengah Tinggi
0
50
100
Tidak bekerja Bekerja
0
50
100
Laki-laki Perempuan
020406080
100
Bapak Ibu Istri Suami Tidak ada
0
50
100
Duda Janda menikah Belum menikah
0
50
100
Tinggi Rendah
8
Berdasarkan Grafik diatas
menunjukkan bahwa rata-rata
motivasi pasien yaitu tinggi
dengan jumlah 76 responden.
2. Kepatuhan Terapi
Berdasarkan Grafik diatas
menunjukkan bahwa rata-rata
kepatuhan terapi pasien yaitu
tpatuh dengan jumlah 110
responden.
0
50
100
150
Patuh Tidak patuh
9
Analisa Bivariat
Hasil analisa Hubungan Motivasi dengan Kepatuhan Terapi Pasien
HIV/AIDS RSUD R.A. Kartini Jepara
Motivasi
Kepatuhan Terapi Pasien Jumlah P Value
Odd
ratio
Tidak patuh Patuh
N E % N E % N E %
Rendah 12 6,3 24,0 38 43,7 76,0 50 50,0 100,0 0,005
5,684
Tinggi 4 9,7 5,3 72 66,3 94,7 76 76,0 100,0
Total 16 16,0 12,7 110 110,0 87,3 126 126,0 100,0
Uji bivariat dengan menggunakan chi square yang continuity
correction digunakan untuk melihat hubungan antara motivasi dengan
kepatuhan responden dalam menjalani terapi pada pasien HIV/AIDS.
Dari Tabel 4.7 menunjukkan hubungan antara motivasi dengan
kepatuhan terapi pasien HIV/AIDS RSUD R.A. Kartini Jepara. Dari 126
responden pasien HIV/AIDS yang dilakukan analisa didapatkan
adanya hubungan yang signifikan antara motivasi dengan kepatuhan
terapi pasien dengan didapatkan hasil p value 0,005.
Sedangkan hasil odd rationya 5,684 yang artinya orang yang
motivasinya tinggi beresiko 5,6 kali lebih besar kepatuhanya dari pada
orang yang motivasinya kurang.
10
PEMBAHASAN
A. Hubungan Motivasi dengan
Kepatuhan Terapi Pasien
HIV/AIDS RSUD R.A. Kartini
Jepara
Hasil analisa univariat
menunjukkan bahwa motivasi
pasien HIV/AIDS masih rendah.
Hasil analisa bivariat dengan
menggunakan chi square yang
continuity correction didapatkan
untuk variabel independen motivasi
dengan variabel dependen
kepatuhan terapi pasien HIV/AIDS
diperoleh p value = 0,005, yang
lebih kecil dari nilai alpha (0,05).
Hasil menunjukkan adanya
hubungan yang signifikan antara
motivasi dengan kepatuhan terapi.
Hasil ini diperkuat
penelitian Sulasmi dan Tambing
yang menyatakan ada hubungan
antara motivasi klien dengan
program pengobatan. Sedangkan
penelitian Senewe dalam jurnal
ilmiah UNAIR menunjukkan
bahwa ada hubungan antara
motivasi dengan kepatuhan
berobat pada penderita TB Paru di
puskesmas Depok (Nasronudin
dan Margarita, 2010).
Menurut Muzaham (2011)
bahwa orang tidak akan mencari
pertolongan medis bila mereka
mempunyai pengetahuan dan
motivasi minimal yang relevan
dengan kesehatan, bila mereka
memandang keadaan tidak cukup
berbahaya, bila tidak yakin
terhadap keberhasilan suatu
intervensi medis dan bila mereka
melihat adanya beberapa
kesulitan dalam melaksanakan
perilaku kesehatan yang
disarankan.
Motivasi adalah keadaan
dalam pribadi seseorang yang
mendorong keinginan individu
untuk melakukan kegiatan
tertentu guna untuk mencapai
suatu tujuan (Marquis & Huston,
2011). Motivasi yang ada pada
seseorang akan mewujudkan
prilaku yang diarahkan untuk
mencapai kepuasan (Swansburg &
Swansburg, 2010). Motivasi
merupakan salah satu faktor yang
memberikan pengaruh terhadap
kepatuhan pasien. Motivasi yang
tinggi dapat meningkatkan
kepatuhan terapi pada pasien
HIV/AIDS (Da Silva, 2010).
Motivasi merupakan
prediktor terhadap kepatuhan
pada suatu terapi (Butler, 2011).
Menurut teori sosial kognitif
menurut Butler (2008), motivasi
manusia didasarkan pada kognitif
dan melalui proses pemikiran
11
yang didasarkan pada
pengetahuan yang dimiliki oleh
individu. Individu akan termotivasi
untuk melakukan suatu tindakan
jika sesuai dengan tujuan, rencana
dan hasil yang diharapkan.
Menurut Pintrich dan
Schunk (2010), motivasi
melibatkan aktifitas fisik maupun
aktifitas mental. Aktivitas fisik
meliputi usaha, ketekunan dan
tindakan nyata lainnya,
sedangkan aktivitas mental
melibatkan tindakan kognitif
seperti perencanaan, latihan,
pengaturan, pembuatan
keputusan, menyelesaikan
masalah dan penilaian kemajuan.
Individu yang memiliki motivasi
yang tinggi akan terlihat dalam
tindakan atau prilakunya. Individu
akan memiliki keyakinan yang
baik bahwa dirinya mampu untuk
melakukan suatu tugas atau
tindakan tertentu.
Hal ini sejalan dengan
Menurut Azwar (2011) motivasi
adalah dorongan untuk melakukan
hal yang positif bagi dirinya dan
orang lain. Motivasi adalah
penggerak tingkah laku ke arah
suatu tujuan dengan didasari
adanya suatu kebutuhan yang
dapat timbul dari dalam individu
tersebut, atau dapat diperoleh dari
luar dan orang lain/keluarga.
Aspek-aspek motivasi meliputi
memiliki sikap positif, berorientasi
pada pencapaian suatu tujuan
dan kekuatan yang mendorong
pasien. Motivasi sangat diperlukan
dalam menjalankan kepatuhan
terapi ARV, tanpa adanya motivasi
terapi ARV tidak dapat dilanjutkan
(Nursalam dan Ninuk, 2010).
Menurut opini peneliti Jika
seorang individu tidak berminat
atau termotivasi untuk merespon
stimulus dari lingkungan luar
seperti dukungan sosial,
keluarga,dan lingkungan maka
akan sulit untuk merubah
prilakunya ke arah yang positif.
Seberapa besarpun keluarga dan
lingkungan memberikan
dukungan, tidak akan merubah
prilaku individu tersebut jika tidak
ada keinginan dari individu itu
sendiri untuk berubah. Jika
responden tidak punya motivasi
untuk melakukan kepatuhan terapi
maka otomatis kesehatan
responden akan semakin menurun
Hasil dilapangan didapatkan
mayoritas responden yang memiliki
motivasi baik, cenderung punya
alasan lain selain untuk
kelangsungan hidup, alasannya
dikarenakan responden ingin
membahagiakan keluarganya,
12
untuk itu motivasi responden
cenderung meningkat dan
kepatuhan terapinya juga baik.
Dengan demikian hipotesis
penelitian ini yang menyatakan
bahwa ada hubungan antara
motivasi dengan kepatuhan terapi
pasien HIV/AIDS gagal ditolak,
dengan didukung oleh berbagai
penelitian di atas.
KESIMPULAN DAN
SARAN
Kesimpulan
Hasil analisa menggunakan
chi square yang continuity
correction menunjukkan ada
hubungan antara motivasi dengan
kepatuhan terapi pasien HIV/AIDS
RSUD R.A. Kartini Jepara. Dari
126 responden pasien HIV/AIDS
yang dilakukan analisa didapatkan
adanya hubungan yang signifikan
antara motivasi dengan kepatuhan
terapi pasien dengan didapatkan
hasil p value 0,005. Sedangkan
hasil odd rationya 5.684 yang
artinya orang yang motivasinya
tinggi beresiko 5,6 kali lebih besar
kepatuhanya dari pada orang yang
motivasinya rendah.
Saran
1. Bagi Pembaca
Memberikan informasi,
arahan , dan gambaran
mengenai kepatuhan terapi
pada HIV/AIDS dan upaya
meningkatkan motivasi di
RSUD RA Kartini Kab Jepara
2. Bagi Keluarga
Memberikan informasi
dan arahan mengenai
kepatuhan terapi pada
HIV/AIDS.
3. Manfaat bagi RSUD Ra Kartini
Jepara
Bahan masukan yang
dapat disampaikan untuk
rumah sakit khususnya
Poliklinik VCT adalah informasi
untuk merancang suatu
kebijakan yang berhubungan
dengan penanggulangan
HIV/AIDS, serta kajian media
promosi kesehatan untuk
dalam upaya pencegahan
HIV/AIDS .
4. Bagi Peneliti Selanjunya
Riset penelitian ini dapat
sebagai referensi tentang
motivasi dengan kepatuhan
terapi pada HIV/AIDS. Dan
untuk peneliti agar lebih bisa
mendekatkan kersponden biar
responden bisa terbuka sama
peneliti.
13
DAFTAR PUSTAKA
(KPAN), K. P. (2015). Strategi dan Rencana Aksi Penanggulangan HIV dan AIDS tahun 2010-2014. Jakarta: Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Nasional.
Azwar, A. 2011. Prinsip Dasar Motivasi Pelaksanaan Program Kesehatan. Jakarta: EGC
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (Ditjen P2PL). Laporan Perkembangan HIV/AIDS. 2012.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Informasi Pengendalian Penyakit Penyehatan Lingkungan. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. 2013.
Kemenkes, R. (2011, November 25). Dirjen P3L Kemenkes RI. Retrieved Juni 23, 2017, from Kemenkes RI: sari-mutiara.ac.id
Muzaham, F. 2011. Sosiologi Kesehatan. Jakarta: UI Press
Nasronudin. Penatalaksanaan Klinis Infeksi HIV & AIDS. Dalam: HIV AIDS, Pendekatan Biologi Molekuler, Klinis dan Sosial. Barakbah J, Soewandojo E, Suharto, Hardi U, Astuti WD. Universitas Airlangga. Surabaya: 2007; 31-43.
Nasronudin dan Margarita. 2010. Konseling, Dukungan, Perawatan dan Pengobatan
ODHA. Surabaya: Airlangga University Press
Nursalam dan Ninuk. 2011. Asuhan Keperawatan pada Pasien Terinfeksi HIV/AIDS. Jakarta : Salemba Medika.
Syafrizal, 2011, Hubungan kepatuhan ODHA dengan terapi ARV di lantera Minangkabau Support Padang tahun 2011, skripsi Stikes Alifa Padang, http;//riezalichi.com diakses September 2014
World Health Organization. Antiretroviral Therapy for HIV Infection in Adults and Adolescents: Recommendations for a Public Health Approach. 2010.
14
Lampiran
15
HASIL SPSS
PROSENTASE.KEPATUHAN
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
71% 3 2.4 2.4 2.4
72% 2 1.6 1.6 4.0
73% 3 2.4 2.4 6.3
74% 8 6.3 6.3 12.7
76% 2 1.6 1.6 14.3
77% 1 .8 .8 15.1
78% 1 .8 .8 15.9
79% 8 6.3 6.3 22.2
80% 7 5.6 5.6 27.8
81% 14 11.1 11.1 38.9
82% 11 8.7 8.7 47.6
83% 10 7.9 7.9 55.6
84% 19 15.1 15.1 70.6
85% 12 9.5 9.5 80.2
86% 5 4.0 4.0 84.1
87% 4 3.2 3.2 87.3
88% 7 5.6 5.6 92.9
89% 2 1.6 1.6 94.4
90% 3 2.4 2.4 96.8
92% 3 2.4 2.4 99.2
93% 1 .8 .8 100.0
Total 126 100.0 100.0
KATEGORI.KEPATUHAN
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
tidak patuh 16 12.7 12.7 12.7
patuh 110 87.3 87.3 100.0
Total 126 100.0 100.0
PROSENTASE.MOTIVASI
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid 25% 1 .8 .8 .8
30% 3 2.4 2.4 3.2
16
35% 7 5.6 5.6 8.7
40% 8 6.3 6.3 15.1
45% 14 11.1 11.1 26.2
50% 17 13.5 13.5 39.7
55% 15 11.9 11.9 51.6
60% 26 20.6 20.6 72.2
65% 10 7.9 7.9 80.2
70% 8 6.3 6.3 86.5
75% 10 7.9 7.9 94.4
80% 4 3.2 3.2 97.6
85% 1 .8 .8 98.4
95% 2 1.6 1.6 100.0
Total 126 100.0 100.0
KATEGORI.MOTIVASI
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
rendah 50 39.7 39.7 39.7
tinggi 76 60.3 60.3 100.0
Total 126 100.0 100.0
UMUR
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
22 3 2.4 2.4 2.4
23 2 1.6 1.6 4.0
24 4 3.2 3.2 7.1
25 3 2.4 2.4 9.5
26 6 4.8 4.8 14.3
27 3 2.4 2.4 16.7
28 4 3.2 3.2 19.8
29 1 .8 .8 20.6
30 1 .8 .8 21.4
32 3 2.4 2.4 23.8
33 14 11.1 11.1 34.9
34 15 11.9 11.9 46.8
35 5 4.0 4.0 50.8
36 23 18.3 18.3 69.0
37 5 4.0 4.0 73.0
17
38 14 11.1 11.1 84.1
39 4 3.2 3.2 87.3
40 14 11.1 11.1 98.4
41 1 .8 .8 99.2
43 1 .8 .8 100.0
Total 126 100.0 100.0
AGAMA
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
islam 102 81.0 81.0 81.0
kristen 20 15.9 15.9 96.8
budha 2 1.6 1.6 98.4
hindu 2 1.6 1.6 100.0
Total 126 100.0 100.0
STATUS.MARITAL
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
menikah 68 54.0 54.0 54.0
belum nikah 20 15.9 15.9 69.8
janda 36 28.6 28.6 98.4
duda 2 1.6 1.6 100.0
Total 126 100.0 100.0
JK
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
laki-laki 32 25.4 25.4 25.4
perempuan 94 74.6 74.6 100.0
Total 126 100.0 100.0
PEKERJAAN
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
bekerja 83 65.9 65.9 65.9
tidak bekerja 43 34.1 34.1 100.0
Total 126 100.0 100.0
18
PENDIDIKAN
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
dasar 63 50.0 50.0 50.0
menengah 59 46.8 46.8 96.8
tinggi 4 3.2 3.2 100.0
Total 126 100.0 100.0
LAMA.TERINFEKSI.HIV
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
1 bulan 1 .8 .8 .8
1 tahun 15 11.9 11.9 12.7
10 bulan 6 4.8 4.8 17.5
11 bulan 3 2.4 2.4 19.8
2 tahun 29 23.0 23.0 42.9
3 tahun 19 15.1 15.1 57.9
4 tahun 24 19.0 19.0 77.0
5 bulan 3 2.4 2.4 79.4
5 tahun 14 11.1 11.1 90.5
6 tahun 3 2.4 2.4 92.9
7 tahun 4 3.2 3.2 96.0
8 bulan 5 4.0 4.0 100.0
Total 126 100.0 100.0
RIWAYAT.KELUARGA.HIV
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
suami 92 73.0 73.0 73.0
istri 12 9.5 9.5 82.5
tidak ada 21 16.7 16.7 99.2
bapak 1 .8 .8 100.0
Total 126 100.0 100.0
JUMLAH.SKOR.KEPATUHAN
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
71 3 2.4 2.4 2.4
72 2 1.6 1.6 4.0
73 3 2.4 2.4 6.3
19
74 8 6.3 6.3 12.7
76 2 1.6 1.6 14.3
77 1 .8 .8 15.1
78 1 .8 .8 15.9
79 8 6.3 6.3 22.2
80 7 5.6 5.6 27.8
81 14 11.1 11.1 38.9
82 11 8.7 8.7 47.6
83 10 7.9 7.9 55.6
84 19 15.1 15.1 70.6
85 12 9.5 9.5 80.2
86 5 4.0 4.0 84.1
87 4 3.2 3.2 87.3
88 7 5.6 5.6 92.9
89 2 1.6 1.6 94.4
90 3 2.4 2.4 96.8
92 3 2.4 2.4 99.2
93 1 .8 .8 100.0
Total 126 100.0 100.0
JUMLAH.SKOR.MOTIVASI
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
5 1 .8 .8 .8
6 3 2.4 2.4 3.2
7 7 5.6 5.6 8.7
8 8 6.3 6.3 15.1
9 14 11.1 11.1 26.2
10 17 13.5 13.5 39.7
11 15 11.9 11.9 51.6
12 26 20.6 20.6 72.2
13 10 7.9 7.9 80.2
14 8 6.3 6.3 86.5
15 10 7.9 7.9 94.4
16 4 3.2 3.2 97.6
17 1 .8 .8 98.4
19 2 1.6 1.6 100.0
Total 126 100.0 100.0
20
JUMLAH.MAKS.SKOR.MOTIVASI
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid 20 126 100.0 100.0 100.0
UMUR.KATEGORI
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
21-30 27 21.4 21.4 21.4
31-40 97 77.0 77.0 98.4
>40 2 1.6 1.6 100.0
Total 126 100.0 100.0
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
KATEGORI.MOTIVASI *
KATEGORI.KEPATUHAN 126 100.0% 0 0.0% 126 100.0%
KATEGORI.MOTIVASI * KATEGORI.KEPATUHAN Crosstabulation
KATEGORI.KEPATUHAN Total
tidak patuh patuh
KATEGORI.MOTIVASI
rendah
Count 12 38 50
Expected Count 6.3 43.7 50.0
% within
KATEGORI.MOTIVASI 24.0% 76.0% 100.0%
tinggi
Count 4 72 76
Expected Count 9.7 66.3 76.0
% within
KATEGORI.MOTIVASI 5.3% 94.7% 100.0%
Total
Count 16 110 126
Expected Count 16.0 110.0 126.0
% within
KATEGORI.MOTIVASI 12.7% 87.3% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 9.551a 1 .002
Continuity Correctionb 7.935 1 .005
Likelihood Ratio 9.465 1 .002
21
Fisher's Exact Test .005 .003
Linear-by-Linear Association 9.475 1 .002
N of Valid Cases 126
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.35.
b. Computed only for a 2x2 table
Symmetric Measures
Value Approx. Sig.
Nominal by Nominal
Phi .275 .002
Cramer's V .275 .002
Contingency Coefficient .265 .002
N of Valid Cases 126
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for
KATEGORI.MOTIVASI
(rendah / tinggi)
5.684 1.716 18.832
For cohort
KATEGORI.KEPATUHAN =
tidak patuh
4.560 1.558 13.345
For cohort
KATEGORI.KEPATUHAN =
patuh
.802 .681 .946
N of Valid Cases 126