manifestasi klinis asma
DESCRIPTION
asmaTRANSCRIPT
Manifestasi Klinis Asma
Manifestasi yang khas dari asma adalah dyspnea, batuk, dan wheezing (mengi). Berikut
ini adalah manifestasi klinis dari asma menurut Smeltzer dan Brunner (2002), yaitu:
a. Adanya bising mengi (wheezing)
Wheezing adalah suara yang dapat terdengar melalui stetoskop. Bunyi yang
terdengar seperti ngik-ngik di mana sering terjadi di pagi hari menjelang subuh. Hal ini
akibat adanya ketidakseimbangan hormone kortisol yang rendah saat pagi serta factor lain
yang mengikutinya.
b. Batuk produktif sering pada malam hari.
c. Pursed - lips breathing
Pursed - lips breathing adalah sikap seseorang yang bernapas dengan mulut mencucu
dan ekspirasi yang memanjang. Saat melakukan ekspirasi inilah biasanya penderita asma
mengalami kesakitan.
d. Napas dengan dada yang mengalami penekanan sehingga otot dada terlihat sangat tegang
(konstriksi).
e. Sesak napas
Sesak napas terjadi akibat aliran udara yang tidak lancer pada saluran napas sempit.
Sesak napas ini sering terjadi bersamaan dengan bunyi mengi. Saat serangan asma penderita
bisa mengalami keadaan yang cukup menderita bahkan sampai seperti tercekik.
f. Pada keadaan asma yang parah gejala yang ditimbulkan dapat berupa peningkatan distress
pernapasan (tachycardia, dyspnea, tachypnea, retracsi iga, pucat), pasien susah berbicara dan
terlihat lelah.
g. Gejala asma memburuk dengan adanya status asmatikus.
Status Asmatikus yang dialami penderita asma dapat berupa pernapasan whizing,
ronchi ketika bernapas (adanya suara bising ketika bernapas), kemudian bisa berlanjut
menjadi pernapasan labored (pepanjangan ekshalasi), perbesaran vena leher, hipoksemia,
respirasi alkalosis, respirasi sianosis, dyspnea dan kemudian berakhir dengan tachypnea.
Namun makin besarnya obstruksi di bronkus maka suara whizing dapat hilang dan biasanya
menjadi pertanda bahaya gagal pernapasan.
h. Gejala awal pada anak-anak bisa berupa rasa gatal di dada atau di leher. Batuk kering di
malam hari atau ketika melakukan olahraga.
i. Selama serangan asma, sesak nafas bisa menjadi semakin berat, sehingga timbul rasa cemas.
Sebagai reaksi terhadap kecemasan, penderita akan mengeluarkan keringat banyak.
j. Pucat
Pucat pada penderita asma tergantung pada tingkat penyempitan bronkus. Pada
penyempitan yang luas penderita dapat mengalami sianosis karena kadar karbondioksida
yang ada lebih tinggi daripada kadar oksigen jaringan.
k. Lemah
Oksigen di dalam tubuh difungsikan untuk respirasi sel yang akan digunakan untuk
proses metabolisme sel termasuk pembentukan energi yang bersifat aerobic seperti
glikolisis. Kalalu jumlah oksigen bekurang maka proses pembentukan energy secara
metabolic juga akan menurun sehingga penderita mengeluh lemah. (Smeltzer dan Bare
2002)
Daftar pustaka
Smeltzer, Suzane dan Bare, Brenda G. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah ; Brunner and
Suddarth. Cetakan I. Volume 1. Edisi 8. Jakarta : EGC