manifestasi klinis asma

3
Manifestasi Klinis Asma Manifestasi yang khas dari asma adalah dyspnea, batuk, dan wheezing (mengi). Berikut ini adalah manifestasi klinis dari asma menurut Smeltzer dan Brunner (2002), yaitu: a. Adanya bising mengi (wheezing) Wheezing adalah suara yang dapat terdengar melalui stetoskop. Bunyi yang terdengar seperti ngik-ngik di mana sering terjadi di pagi hari menjelang subuh. Hal ini akibat adanya ketidakseimbangan hormone kortisol yang rendah saat pagi serta factor lain yang mengikutinya. b. Batuk produktif sering pada malam hari. c. Pursed - lips breathing Pursed - lips breathing adalah sikap seseorang yang bernapas dengan mulut mencucu dan ekspirasi yang memanjang. Saat melakukan ekspirasi inilah biasanya penderita asma mengalami kesakitan. d. Napas dengan dada yang mengalami penekanan sehingga otot dada terlihat sangat tegang (konstriksi). e. Sesak napas Sesak napas terjadi akibat aliran udara yang tidak lancer pada saluran napas sempit. Sesak napas ini sering terjadi bersamaan dengan bunyi mengi. Saat serangan asma penderita bisa mengalami keadaan yang cukup menderita bahkan sampai seperti tercekik. f. Pada keadaan asma yang parah gejala yang ditimbulkan dapat berupa peningkatan distress pernapasan (tachycardia, dyspnea,

Upload: rizkitaanin

Post on 30-Jan-2016

44 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

asma

TRANSCRIPT

Page 1: Manifestasi Klinis Asma

Manifestasi Klinis Asma

Manifestasi yang khas dari asma adalah dyspnea, batuk, dan wheezing (mengi). Berikut

ini adalah manifestasi klinis dari asma menurut Smeltzer dan Brunner (2002), yaitu:

a. Adanya bising mengi (wheezing)

Wheezing adalah suara yang dapat terdengar melalui stetoskop. Bunyi yang

terdengar seperti ngik-ngik di mana sering terjadi di pagi hari menjelang subuh. Hal ini

akibat adanya ketidakseimbangan hormone kortisol yang rendah saat pagi serta factor lain

yang mengikutinya.

b. Batuk produktif sering pada malam hari.

c. Pursed - lips breathing

Pursed - lips breathing adalah sikap seseorang yang bernapas dengan mulut mencucu

dan ekspirasi yang memanjang. Saat melakukan ekspirasi inilah biasanya penderita asma

mengalami kesakitan.

d. Napas dengan dada yang mengalami penekanan sehingga otot dada terlihat sangat tegang

(konstriksi).

e. Sesak napas

Sesak napas terjadi akibat aliran udara yang tidak lancer pada saluran napas sempit.

Sesak napas ini sering terjadi bersamaan dengan bunyi mengi. Saat serangan asma penderita

bisa mengalami keadaan yang cukup menderita bahkan sampai seperti tercekik.

f. Pada keadaan asma yang parah gejala yang ditimbulkan dapat berupa peningkatan distress

pernapasan (tachycardia, dyspnea, tachypnea, retracsi iga, pucat), pasien susah berbicara dan

terlihat lelah.

g. Gejala asma memburuk dengan adanya status asmatikus.

Status Asmatikus yang dialami penderita asma dapat berupa pernapasan whizing,

ronchi ketika bernapas (adanya suara bising ketika bernapas), kemudian bisa berlanjut

menjadi pernapasan labored (pepanjangan ekshalasi), perbesaran vena leher, hipoksemia,

respirasi alkalosis, respirasi sianosis, dyspnea dan kemudian berakhir dengan tachypnea.

Namun makin besarnya obstruksi di bronkus maka suara whizing dapat hilang dan biasanya

menjadi pertanda bahaya gagal pernapasan.

h. Gejala awal pada anak-anak bisa berupa rasa gatal di dada atau di leher. Batuk kering di

malam hari atau ketika melakukan olahraga.

Page 2: Manifestasi Klinis Asma

i. Selama serangan asma, sesak nafas bisa menjadi semakin berat, sehingga timbul rasa cemas.

Sebagai reaksi terhadap kecemasan, penderita akan mengeluarkan keringat banyak.

j. Pucat

Pucat pada penderita asma tergantung pada tingkat penyempitan bronkus. Pada

penyempitan yang luas penderita dapat mengalami sianosis karena kadar karbondioksida

yang ada lebih tinggi daripada kadar oksigen jaringan.

k. Lemah

Oksigen di dalam tubuh difungsikan untuk respirasi sel yang akan digunakan untuk

proses metabolisme sel termasuk pembentukan energi yang bersifat aerobic seperti

glikolisis. Kalalu jumlah oksigen bekurang maka proses pembentukan energy secara

metabolic juga akan menurun sehingga penderita mengeluh lemah. (Smeltzer dan Bare

2002)

Daftar pustaka

Smeltzer, Suzane dan Bare, Brenda G. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah ; Brunner and

Suddarth. Cetakan I. Volume 1. Edisi 8. Jakarta : EGC