manifestasi klinis

4
Manifestasi Klinis Manifestasi klinis yang terjadi pada klien cedera kepala menurut Corwin( 2000 ) adalah : 1). Pada konkusio, segera terjadi kehilangan kesadaran 2). Pada hematom, kesadaran mungkin hilang segera atau bertahap seiring dengan membesarnya hematom 3). Pola pernapasan dapat secara progesif menjadi abnormal 4). Respon pupil mungkin lenyap atau secara progesif memburuk 5). Nyeri kepala dapat muncul segera atau bertahap seiring dengan peningkatan tekanan intrakranium 6). Dapat timbul muntah-muntah akibat peningkatan tekanan intrakranium Menilai tingkat keparahan menurut Mansjoer ( 2000 ) adalah : a) Cedera kepala ringan (kelompok risiko rendah) (1). Skor skala koma Glasgow 15 (sadar penuh, atentif, dan orientatif (2). Tidak ada kehilangan kesadaran (misalnya konkusi) (3). Tidak ada intoksikasi alkohol atau obat terlarang (4). Pasien dapat mengeluh nyeri kepala dan pusing (5). Pasien dapat menderita abrasi, laserasi, atau hematoma kulit kepala (6). Tidak adanya kriteria cedera sedang berat b) Cedera kepala sedang (kelompok risiko sedang) (1) Skor skala koma Glasgow 9-14 (konfusi, latergi, atau stupor) (2) Konkusi (3) Amnesia pasca-trauma (4) Muntah

Upload: septin-puspita-ningrum

Post on 12-Dec-2015

11 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

manifestasi klinis penyakit

TRANSCRIPT

Page 1: Manifestasi Klinis

Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis yang terjadi pada klien cedera kepala menurut Corwin( 2000 ) adalah :

1). Pada konkusio, segera terjadi kehilangan kesadaran

2). Pada hematom, kesadaran mungkin hilang segera atau bertahap seiring dengan

membesarnya hematom

3). Pola pernapasan dapat secara progesif menjadi abnormal

4). Respon pupil mungkin lenyap atau secara progesif memburuk

5). Nyeri kepala dapat muncul segera atau bertahap seiring dengan peningkatan

tekanan intrakranium

6). Dapat timbul muntah-muntah akibat peningkatan tekanan intrakranium

Menilai tingkat keparahan menurut Mansjoer ( 2000 ) adalah :

a) Cedera kepala ringan (kelompok risiko rendah)

(1). Skor skala koma Glasgow 15 (sadar penuh, atentif, dan orientatif

(2). Tidak ada kehilangan kesadaran (misalnya konkusi)

(3). Tidak ada  intoksikasi alkohol atau obat terlarang

(4). Pasien dapat mengeluh nyeri kepala dan pusing

(5). Pasien dapat menderita abrasi, laserasi, atau hematoma kulit kepala

(6). Tidak adanya kriteria cedera sedang berat

b) Cedera kepala sedang (kelompok risiko sedang)

(1) Skor skala koma Glasgow 9-14 (konfusi, latergi, atau stupor)

(2) Konkusi

(3) Amnesia pasca-trauma

(4) Muntah

(5) Tanda kemungkinan  fraktur kranium (tanda Battle, mata rabun, hemotimpanum, 

otorea atau rinorea cairanserebrospinal)

(6) Kejang

c) Cedera kepala berat (kelompok risiko berat)

Page 2: Manifestasi Klinis

(1) Skor skala koma Glasgow 3-8 (koma)

(2) Penurunan derajat kesadaran secara progesif

(3) Tanda neurologis fokal

(4) Cedera kepala penetrasi atau teraba fraktur depresi cranium

1. Cedra kelapa ringan 13-15

* Mula kecelakaan penurunan

kesadaran < 10 menit /=

* Defisit neorologis (-)

Pusing, sakit kelapa, vertigo, muntah,

* CT Scan Normal

2. Cedra kelapa sedang

* Lama penurunan kesardaran > 10 menit s/d

< 6 jam

* Defisit neorlogis (+)

* CT Scan abnormal

* LCS berdarah

3. Cedra kepala berat

* Lama penurunan kesardaran > 6 jam

* Defisit neorologis (+)

* CT Scan abnormal

* LCS berdarah

* Coma

* TTIK

Cidera otak karena terkenanya benda tumpul berat ke kepala, cidera akut dengan cepat

menyebabkan pingsan (coma), yang pada akhirnya tidak selalu dapat disembuhkan. Karena itu,

sebagai penunjang diagnosis, sangat penting diingat arti gangguan vegetatif yang timbul dengan

Page 3: Manifestasi Klinis

tiba-tiba dan cepat berupa sakit kepala, mual, muntah, dan puyeng. Gangguan vegetatif tidak dilihat

sebagai tanda-tanda penyakit dan gambaran penyakit, namun keadaannya reversibilitas.

Pada waktu sadar kembali, pada umumnya kejadian cidera tidak diingat (amnezia antegrad),

tetapi biasanya korban/ pasien tidak diingatnya pula sebelum dan sesudah cidera (amnezia retrograd

dan antegrad). Timbul tanda-tanda lemah ingatan, cepat lelah, amat sensitif, negatifnya hasil

pemeriksaan EEG, tidak akan menutupi diagnosis bila tidak ada kelainan EEG.

Koma akut tergantung dari beratnya trauma/ cidera. Akibatnya juga beraneka ragam, bisa

terjadi sebentar saja dan bisa hanya sampai 1 menit. Catatan kesimpulan mengenai cidera kepala

akan lebih kalau terjadi koma berjam-jam atau seharian, apalagi kalau tidak menampakkan gejala

penyakit gangguan syaraf. Menurut dokter ahli spesialis penyakit syaraf dan dokter ahli bedah

syaraf, gegar otak akan terjadi jika coma berlangsung tidak lebih dari 1 jam. Kalau lebih dari 1 jam,

dapat diperkirakan lebih berat dan mungkin terjadi komplikasi kerusakan jaringan otak yang

berkepanjangan

Pemeriksaan Diagnostik

1.  Spinal X ray

Membantu menentukan lokasi terjadinya trauma dan efek yang terjadi (perdarahan atau ruptur atau

fraktur).

2. CT Scan

Memeperlihatkan secara spesifik letak oedema, posisi hematoma, adanya jaringan otak yang infark

atau iskemia serta posisinya secara pasti.

3. Myelogram

Dilakukan untuk menunjukan vertebrae dan adanya bendungan dari spinal aracknoid jika dicurigai.

4. MRI (magnetic imaging resonance)

Dengan menggunakan gelombang magnetik untuk menentukan posisi serta besar/ luas terjadinya

perdarahan otak.

5. Thorax X ray

Untuk mengidentifikasi keadaan pulmo.

6. Pemeriksaan fungsi pernafasan

Mengukur volume maksimal dari inspirasi dan ekspirasi yang penting diketahui bagi penderita

dengan cidera kepala dan pusat pernafasan (medulla oblongata).

7. Analisa Gas Darah

Menunjukan efektifitas dari pertukaran gas dan usaha pernafasan.

Page 4: Manifestasi Klinis