manajemen proyek
DESCRIPTION
pembangunan jembatanTRANSCRIPT
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN PANDEYAN KABUPATEN
SUKOHARJO
Struktur Organisasi Proyek
1. Struktur Organisasi Di Lapangan
Pada proyek pembangunan jembatan Pandeyan ini, pihak-pihak yang terlibat
dalam proyek menggunakan sistem struktur organisasi garis dan staff. Ini terlihat dari
pembagian-pembagian tugas yang jelas pada setiap divisi pekerjaan, serta setiap divisi
bertanggung jawab penuh kepada pemilik proyek (owner). Jenis struktur organisasi ini
sangatlah membantu dalam kesuksesan proyek konstruksi.
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
Ir JumadiNIP. 19640424 199303 1 012
PEJABAT PELAKSANA TEKNIS KEGIATAN
SENO MULYADI, ST NIP. 19600817 199303 1005
PELAKSANA
SUSENO, ST
ADMINISTRASI
BAGAS
Gambar 2.3 mengambarkan struktur organisasi pemilik proyek pembangunan jembatan
pandeyan sebagai
berikut:
BENDAHARA PENGELUARAN
EKO HANANTO NIP. 19780325 20001 2 001
SITI NURHAYATINIP. 19711202 200801 2 006
RUSIAWATINIP. 19640125 200701 2 002
PENGAWAS LAPANGAN JEMBATAN PANDEYAN
SATMINTONIP. 19611214 199103 1
004
Pemilik atau Pemberi Tugas (Owner)
a. Pejabat pembuat komitmen bertanggung jawab baik dari segi keuangan
maupun dari segi fisik untuk proyek yang dipimpinnya sesuai daftar isian
proyek,
b. Pejabat pembuat komitmen bertanggung jawab atas penyelesaian proyek
pada waktunya,
c. Berdasarkan petunjuk operasional, pejabat pembuat komitmen menyiapkan
Standar Operasional Prosedur (SOP),
d. Menyusun organisasi proyek lebih lanjut yang disesuaikan dengan ruang
lingkup atau tugas suatu proyek,
e. Menetapkan kebijaksanaan pelaksanaan teknisi proyek.
f. Menyusun rencana kegiatan proyek dengan menentukan secara terperinci
kebutuhan sumber daya, biaya, dan waktu,
g. Mengatur dan merumuskan prosedur dan metode kerja serta petunjuk
mengenai pelaporan dan petunjuk lainnya,
h. Menetapkan standar kegiatan untuk pengendalian proyek dan personil,
i. Untuk dapat mengawasi pelaksanaan pekerjaan dengan cermat berdasarkan
SOP tersebut seorang pemimpin proyek harus memahami monitoring
system.
Bendahara Proyek
a. Membawahi tugas sebagai staf bendahara dalam urusan keluar masuk aliran
dana anggaran.
b. Melaksanakan transaksi kontrak dengan pihak rekanan dengan diketahui
oleh pemimpin proyek.
c. Melayani dan membantu menyediakan data untuk pemeriksaan keuangan,
administrasi, teknis, dan fisik oleh instansi pemeriksa.
Staf Bendahara
a. Melaksanakan verifikasi/pemeriksaan atas semua tagihan Administrasi
Proyek (AP) yang dilakukan kepada proyek sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
b. Memberikan paraf atas tagihan yang memenuhi syarat.
c. Melaksanakan buku panjar kerja.
d. Pada setiap akhir bulan membuat Laporan Keadaan Kredit Anggaran
(LKKA).
e. Melaksanakan pembukuan keuangan pada Buku Kas Umum untuk semua
penerimaan dan pengeluaran negara (proyek) sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
f. Mengerjakan Buku Pengawas Panjar Perorangan/Komulatif.
Kepala Urusan Tata Usaha
Membantu pimpro mengkoordinasi dalam mengambil kebijaksanaan proyek.
a. Mengkoordinasi dan meyelenggarakan administrasi proyek.
b. Menyusun konsep-konsep surat serta mengendalikan kegiatan administrasi
proyek.
c. Merencanakan dan menyampaikan data informasi perihal pelaksanaan
proyek.
d. Merencanakan dan membuat laporan tentang rekanan.
e. Merencanakan dan menyiapkan bahan-bahan evaluasi hasil pekerjaan
sawaktu-waktu diminta.
f. Melayani dan membantu menyediakan data untuk pemeriksaan administrasi,
teknis, dan fisik oleh instansi pemeriksa
Staf AdministrasiUmum
a. Menyelenggarakan/mengadakan kebutuhan untuk :
b. Mengurus inventarisasi barang – barang milik negara yaitu :
c. Mengadakan pencatatan yang berhubungan dengan kepegawaian proyek.
d. Mencatat, mengurus, dan melaksanakan semua peraturan/keputusan yang
berlaku pada Pegawai Negeri Sipil dan atau Non Pegawai Negeri Sipil
menurut ketentuan yang berlaku.
Staf Adminitrasi Teknik
a. Menyusun program – program proyek secara keseluruhan.
b. Menyelenggarakan pengumpulan data dan pengolahan data proyek sebagai
dasar untuk usulan proyek serta evaluasi terhadap pelaksanaan proyek.
c. Memberikan pertimbangan dan usulan terhadap Kepada Pemimpin Proyek
atas Dokumen Lelang dan Dokumen Kontrak demi kelancaran pekerjaan.
d. Membantu Pemimpin Proyek untuk mengadakan evaluasi atas usulan
Asisten Pelaksanaan Lapangan untuk mengadakan rekayasa lapangan
(Revisi Design).
e. Memonitor/memantau segala kegiatan pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
f. Memantau kegiatan persiapan, pelaksanaan, dan menyelesaikan proyek
secara fisik maupun administrasi.
g. Memberikan pertimbangan dan usul kepada Pemimpin Proyek demi
kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
h. Mengadakan evaluasi terhadap rencana pelaksanaan proyek agar
pelaksanaan proyek sesuai dengan program yang telah diberikan oleh
proyek.
i. Mengadakan evaluasi dan penelitian atau kontrak, Addendum dan Perintah
perubahan pada tiap – tiap kegiatan pekerjaan.
j. Menyelenggarakan laporan berkala dan laporan tahunan Proyek secara
keseluruhan tiap akhir tahun secara rutin.
Pengawas Lapangan
a. Membantu tugas pemimpin proyek dalam bidang pengawasan pelaksanaan
proyek yang berkaitan dengan kemajuan fisik proyek atau kuantitas yang
dicapai.
b. Bertanggung jawab langsung kepada pemimpin proyek.
c. Menjaga mutu dan kualitas bahan yang digunakan dalam pekerjaan, serta
kualitas hasil pekerjaan agar sesuai dengan dokumen kontrak dan sesuai
dengan apa yang diinginkan.
Site Engineer (Teknisi Lapangan)
a. Membantu pemimpin proyek dalam melaksakan tugasnya untuk
menentukan apakah pekerjaan konstruksi telah dilaksanakan sesuai kontrak.
b. Menyiapkan perubahan desain serta menghitung ulang kuantitas bahan pada
konstrusi.
c. Bertanggung jawab atas pengendalian kualitas sesuai dokumen kontrak.
Quality Engineer (Teknisi Mutu)
a. Membantu supervision engineer dalam mengevaluasi jaminan kualitas dan
pengendalian proses konstruksi
b. Melaksanakan inspeksi dan pengawasan terhadap tes kualitas produk baik
sebelum, selama, dan setelah proses konstruksi
c. Menyerahkan laporan dari data – data pengendalian mutu kepada
supervision engineering
d. Mengawasi semua kegiatan pemeriksaan mutu bahan, pekerjaan mengikuti
instruksi site engineer untuk mendapatkan informasi yang diperlukan
sehubungan dengan pengendalian mutu
e. Pengarahan teknis pada kontraktor dan teknisi laboratorium tentang prosedur
dan tata cara serta jenis pengujian
f. Menjaga mutu dan kualitas pekerjaan agar dilaksanakan sesuai dengan
dokumen kontrak
g. Memberikan usulan-usulan mengenai metode pekerjaan dan schedule
kontrak.
Surveyor
a. Bertugas melakukan pengukuran ulang di lapangan sesuai gambar bestek
sebelum pekerjaan dilaksanakan serta mengeceknya selama pekerjaan agar
tidak berubah.
b. Mengawasi pengambilan sempel material serta cara pengerjaan dan
pengirimannya ke laboratorium.
c. Memberikan petunjuk pengukuran sesuai spesifikasi.
d. Memberikan kelengkapan gambar karja sesuai dengan gambar konstruksi.
Laboratorium Technician (Teknisi Laboratorium)
a. Mengikuti petunjuk teknis dan instruksi dari Quality Engineer, serta
mengusahakan agar Site Engineer dan kepala Satuan Kerja Non Vertikal
Tertentu Fisik selalu mendapat informasi yang diperlukan sehubungan
dengan pengendalian mutu.
b. Membantu melakukan pengawasan dan pemantapan ketat atas pengaturan
personil dan peralatan laboratorium kontraktor agar pelaksanaan pekerjaan
selalu didukung tersedianya tenaga dan peralatan pengendalian mutu sesuai
dengan persyaratan dalam dokumen Kontrak.
c. Membantu Quality Engineer melakukan pengawasan dan pemantauan atas
pengaturan dan pengadaan Stone Crusher dan Asphal Mixing Plant, Baching
Plant dan peralatan lain yang dibutuhkan.
d. Melakukan pengawasan setiap hari terhadap semua kegiatan pemeriksaan
mutu bahan dan pekerjaan, serta memberikan Laporan kepada Quality
Engineer setiap timbul permasalahan sehubungan dengan pengendalian
mutu bahan dan pekerjaan.
e. Melakukan pengawasan atas pelaksanaan corring perkerasan jalan yng
dilakukan kontraktor, sehingga baik jumlah maupun lokasi corring
dilaksanakan sesuai.
DIREKTUR UTAMAHANANTO WIBOWO
PELAKSANASURATMIN
ADMINISTRASIBAGAS
LOGISTIKSANTOSO
KEUANGANADMINISTRASI
2.2.1 Struktur Organisasi Pelaksana Proyek
Dalam Proyek Pembangunan Jembatan Pandeyanini yang bertindak sebagaipelaksana proyek adalah CV MANUNGGAL
KARYA.Adapun Gambar 2.4 sebagai struktur organisasinya sebagai berikut:
Sumber : CV MANUNGGAL KARYA
Gambar 2.4. Struktur Organisasi Kontraktor Pembangunan Jembatan Pandeyan
PELAKSANASUSENO, ST
Keuangan & Administrasi
a. Mengatur keluar masuknya surat-surat yang berhubungan dengan
pengawasan proyek, memelihara arsip dokumen kontrak.
b. Mengatur segala urusan yang berhubungan dengan perbekalan baik yang
berhubungan dengan peralatan maupun material.
c. Memeriksa laporan mingguan, penggunaan material maupun material.
d. Memeriksa dan menyetujui permintaan keuangan untuk kebutuan proyek.
e. Menyelenggarakan pembukuan serta tentang keluar masuknya keuangan
proyek.
Kepala Logistik
1. Menyusun informasi data harga peralatan material
2. Administrasi proses pengadaan dan pembelian material dan peralatan
3. Menyusun informasi tentang data-data peralatan serta inspeksi mengenai
kesiapan pemakaian alat
Pelaksana
a. Memimpin dan mengkoordinir pekerjaan di lapangan sehingga dapat
berjalan sesuai dengan aspek teknis dan metode kerja yang telah ditetapkan.
b. Membantu dalam perencanaan kebutuhan material dan peralatan serta
administrasi proses pengadaannya.
c. Penyiapan dan pengamanan material di gudang.
d. Pelaporan mengenai data di lapangan secara berkala.
e. Mengevaluasi pelaksanaan pekerjaan di lapangan dan mengurusi ijin
pelaksanaan pekerjaan.
f. Menyusun data secara berkala mengenai volume pekerjaan.
2. Sistem Pelelangan
2.2 Teori Dasar Sistem Pelelangan
Berdasarkan Keppres No. 18 Tahun 2012, pelelangan didefinisikan
sebagai berikut :
“Serangkaian kegiatan untuk menyediakan barang atau jasa dengan cara
menciptakan persaingan yang di antara penyedia barang atau jasa yang setara dan
memenuhi syarat, berdasarkan metode dan tata cara tertentu yang telah ditetapkan
dan diikuti oleh pihak yang terkait serta atas taat asas sehingga terpilih penyedia
terbaik.”
Proses pengadaan barang atau jasa dalam proyek konstruksi yang menggunakan
pelelangan dibedakan menjadi :
Pelelangan Umum adalah pelelangan yang dilakukan secara terbuka dengan
pengumuman secara luas melalui media massa, sekurang-kurangnya 1 (satu)
media cetak dan papan pengumuman resmi untuk umum sehingga
masyarakat luas dunia usaha yang berminat dan memenuhi kualifikasi dapat
mengikutinya.
Pemilihan pelaksana konstruksi dilakukan dengan syarat :
a. Diumumkan secara luas melalui media massa, sekurang-kurangnya 1 (satu)
media cetak dan papan pengumuman.
b. Dilakukan penilaian kualifikasi baik prakualifikasi maupun pasca
kualifikasi.
c. Peserta yang berbentuk badan usaha harus sudah diregistrasi pada lembaga.
d. Tenaga ahli dan tenaga terampil yang dipekerjakan oleh badan usaha atau
usaha orang perseorangan harus bersertifikat yamg dikeluarkan oleh
lembaga.
Dalam pelelangan umum pengguna jasa dapat melakukan prakualifikasi dan
pascakualifikasi.
Pelelangan terbatas adalah pelelangan untuk pekerjaan tertentu yang
diikuti oleh penyedia jasa yang dinyatakan telah lulus prakualifikasi dan
jumlahnya diyakini terbatas dengan pengumuman secara luas melalui media
massa, sekurang-kurangnya 1 (satu) media cetak dan papan pengumuman
resmi untuk umum sehingga masyarakat luas dunia usaha yang berminat dan
memenuhi kualifikasi dapat mengikutinya.
Dalam pemilihan penyedia jasa dengan cara pelelangan terbatas, pengguna jasa
wajib melakukan prakualifikasi dan dilakukan untuk pekerjaan yang mempunyai
resiko tinggi serta mempunyai teknologi tinggi.
Pemilihan pelaksana konstruksi dilakukan dengan syarat :
a. Diumumkan secara luas melalui media massa, sekurang-kurangnya 1 (satu)
media cetak dan papan pengumuman.
b. Jumlah penyedia jasa terbatas.
c. Melalui proses prakualifikasi.
d. Peserta pelelangan yang berbentuk badan usaha harus sudah diregistrasi
pada lembaga.
e. Tenaga ahli dan tenaga terampil yang dipekerjakan oleh badan usaha atau
usaha orang perseorangan harus bersertifikat yamg dikeluarkan oleh
lembaga.
Pemilihan langsung adalah pengadaan jasa konstruksi tanpa melalui
pelelangan umum atau pelelangan terbatas, yang dilakukan dengan
membandingkan sekurang-kurangnya 3 (tiga) penawar dari penyedia jasa
dan dapat dilakukan negosiasi, baik dari segi teknis maupun harga, sehingga
diperoleh harga yang wajar dan secara teknis dapat dipertanggungjawabkan.
Pemilihan perencana konstruksi dan pengawas konstruksi dengan cara pemilihan
langsung hanya berlaku untuk keadaan tertentu, yaitu :
a. Penanganan darurat untuk keamanan dan keselamatan masyarakat yang
masih memungkinkan untuk mengadakan pemilihan langsung.
b. Pekerjaan yang kompleks yang hanya dapat dilaksanakan oleh penyedia jasa
yang sangat terbatas jumlahnya, dengan ketentuan pekerjaaan hanya dapat
dilakukan dengan teknologi baru dan penyedia jasa yang mampu
mengaplikasikannya sangat terbatas.
c. Pekerjaan yang perlu dirahasiakan, yang menyangkut keamanan dan
keselamatan negara yang ditetapkan oleh presiden.
d. Pekerjaan yang berskala kecil dengan ketentuan :
Untuk kepentingan pelayanan umum
Mempunyai resiko kecil
Menggunakan teknologi sederhana
Dilaksanakan penyedia jasa usaha orang perseorangan dan badan usaha
kecil.
Pemilihan langsung dilakukan dengan syarat :
a. Mengundang sekurang-kurangnya 3 (tiga) penawar
b. Memilih dari beberapa penawar
c. Peserta yang berbentuk badan usaha atau usaha orang perseorangan harus
sudah diregistrasi pada lembaga.
d. Tenaga terampil dan ahli yang diperkerjakan oleh badan usaha atau usaha
oarang perseorangan harus bersertifikat yang dikeluarkan oleh lembaga.
Dalam Pelelangan umum, pelelangan terbatas, atau pemilihan langsung penyedia
jasa, pengguna jasa harus mengikutsertakan sekurang-kurangnya 1 (satu)
perusahaan nasional.
Penunjukkan langsung adalah pengadaan jasa konstruksi yang dilakukan
tanpa melalui pelelangan umum, pelelangan terbatas, atau pemilihan
langsung yang dilakukan hanya terhadap 1 (satu) penyedia jasa dengan cara
melakukan negosiasi baik dari segi teknis maupun harga sehingga diperoleh
harga yang wajar dan secara teknis dapat dipertanggung jawabkan.
Pemilihan perencana konstruksi dan pengawas konstruksi dengan cara penunjukan
langsung hanya berlaku untuk keadaan tertentu, yaitu :
a. Penanganan darurat untuk keamanan dan keselamatan masyarakat yang
pelaksanaan pekerjaannya tidak dapat ditunda atau harus dilakukan dengan
segera.
b. Pekerjaan yang kompleks yang hanya dapat dilaksanakan oleh penyedia jasa
yang sangat terbatas jumlahnya dengan ketentuan pekerjaan hanya dapat
dikerjakan dengan teknologi baru dan penyedia jasa yang mampu
mengaplikasikannya hanya satu-satunya
c. Pekerjaan yang perlu dirahasiakan yang menyangkut keamanan dan
keselamatan negara yang ditetapkan oleh presiden.
d. Pekerjaan yang berskala kecil dengan ketentuan :
Untuk keperluan sendiri / pribadi.
Mempunyai resiko kecil
Menggunakan teknologi yang sederhana
e. Dilaksanakan oleh penyedia jasa usaha orang perseorangan dan badan usaha
kecil
f. Pekerjaan lanjutan yang secara teknis merupakan kesatuan konstruksi yang
sifat pertanggungannya terhadap kegagalan bangunan tidak dapat dipecah-
pecah dari pekerjaan yang sudah dilaksanakan sebelumnya.
g. Pekerjaan yang hanya dilakukan oleh pemegang hak cipta atau pihak lain
yang telah mendapat lisensi.
Penunjukan langsung dilakukan dengan syarat :
a. Penyedia jasa yang berbentuk badan usaha harus sudah diregistrasi pada
lembaga.
b. Tenaga ahli dan tenaga terampil yang dipekerjakan oleh badan usaha atau
usaha orang perseorangan harus bersertifikat yang dikeluarkan oleh
lembaga.
c. Penyedia jasa yang bersangkutan merupakan pemegang hak cipta atau pihak
lain yang telah mendapat lisensi.
2.4.1 Sistem Pelelangan di Lapangan
Pada Proyek Pembangunan Jembatan Pandeyan ini sistem pelelangan yang
dilakukan secara terbuka dengan pengumuman secara luas dan terbuka melalui media
massa, dalam hal ini melalui situs resmi LPSE (Layanan Pengadaan Secara Elektronik)
dengan ULP ( urit pelayanan pengadaan) sebagai lembaga dibawahnya yang berkerja
dalam menerima tawaran lelang, seleksi peserta lelang, sampai penentuan pemenang
lelang dan kemudian pemenang diserahkan kepada Dinas Pekerjaan Umum bidang
Bina Marga. Adapun pemenang lelang Proyek Pembangunan Jembatan Pandeyan yaitu
CV. MANUNGGAL KARYA dengan nilai kontrak yang diajukan dan desepakati
senilai Rp 2.077.000.000,00.
2.4.1 Sistem Pelelangan di Lapangan
Pada Proyek Pembangunan Jembatan Pandeyan ini sistem pelelangan yang
dilakukan secara terbuka dengan pengumuman secara luas dan terbuka
melalui media massa, dalam hal ini melalui situs resmi LPSE (Layanan
Pengadaan Secara Elektronik) dengan ULP ( urit pelayanan pengadaan)
sebagai lembaga dibawahnya yang berkerja dalam menerima tawaran lelang,
seleksi peserta lelang, sampai penentuan pemenang lelang dan kemudian
pemenang diserahkan kepada Dinas Pekerjaan Umum bidang Bina Marga.
Adapun pemenang lelang Proyek Pembangunan Jembatan Pandeyan yaitu
CV. MANUNGGAL KARYA dengan nilai kontrak yang diajukan dan
desepakati senilai Rp 2.077.000.000,00.
2.5. Sistem Kontrak2.5.1 Macam macam sistem kontrak
Sistem Kontak dilakukan apabila suatu proses pelelangan sudah dimenangkan
oleh salah satu kontraktor (Pelaksana Proyek) yang selanjutnya diadakan
perjanjian kontrak antara Pemilik Proyek dengan Pelaksana Proyek. Perjanjian
kontrak ini dimaksudkan agar masing – masing unsur proyek mengetahui secara
jelas posisi, hak, serta kewajiban yang harus dilaksanakan saat pelaksanaan
proyek.
Pekerja sendiri Sub Kontraktor Pemasok
Pemasok Pekerja
Konsultan
Owner
PemasokKontraktor A Kontraktor B
Pekerja
Pemasok Pekerja Pemasok Pekerja
a. Metode Kontrak Umum
Berikut adalah Gambar 2.5 yang merupakan diagram metode kontrak umum:
Owner
Kontraktor utama
Gambar 2.5 Metode Kontrak Umum
Metode Kontrak Umumadalah metode di mana kontrak dibuat antara pemilik
proyek dan kontraktor umum (general contractor).Pemilik proyek biasanya
diwakili oleh konsultan yang berperan dalam penyusunan dokumen kontrak.
b. Metode Kontrak Terpilih
Berikut adalah Gambar 2.6 merupakan bagan metode kontrak terpilih:
Gambar 2.6 Metode Kontrak Terpilih
Metode Kontrak Terpisahadalah metode di mana pemilik proyek memberikan
pekerjaan secara terpisah kepada pihak-pihak yang diyakini memiliki kemampuan
khusus yang berbeda, misalnya pekerjaan beton prategang diberikan kepada pihak
Owner
Pekerja
Pekerja
Pekerja Pekerja
yang mengkhususkan diri pada bidang tersebut. Pada prinsipnya kontrak ini sama
dengan metode kontrak umum. Perbedaannya adalah tidak ada keterlibatan
kontraktor umum, sehingga pemilik proyek harus melakukan manajemen proyek
sendiri.Metode ini dapat diterapkan apabila pemilik proyek memiliki kemampuan
manajemen proyek yang memadai. Keuntungan metode ini adalah pemilik tidak
perlu mengalokasikan biaya profit bagi kontraktor umum seperti pada metode
kontrak umum, sehingga biaya proyek dapat ditekan.
c. Metode Swakelola
Gambar 2.7 merupakan bagan metode kontrak swakelola sebagai berikut:
Gambar 2.7 Metode Kontrak Swakelola
Pada metode ini, pemilik proyek tidak melakukan kontrak bagi proyek yang akan
dilaksanakan, karena pemilik mendanai sendiri, merancang sendiri, melaksanakan
sendiri, dan mengawasi sendiri proyeknya. Jelas bahwa ketiga bagian proyek
konstruksi berada dalam satu pihak, sehingga pemilik proyek harus mempunyai
kemampuan yang seharusnya dimiliki oleh konsultan dan kontraktor.
Pekerja sendiri Sub Kontraktor Pemasok
d. Metode Kontrak Rancang Bangun
Owner
Konsultan/Kontraktor
Gambar 2.8 Metode Kontrak Rancang Bangun
Pada metode kontrak ini, pemilik proyek perlu membuat kontrak tunggal
untuk pekerjaan perancangan dan pelaksanaan proyek dengan satu
perusahaan yang memiliki kemampuan perancangan dan pelaksanaan
pembangunan. Pada dasarnya metode ini sama dengan metode kontrak
umum, hanya saja profesi konsultan dan kontraktor dirangkap oleh satu
perusahaan yang memang mempunyai kemampuan untuk itu.
2.5.2 Sistem Kontrak di Lapangan
Pada Proyek Pembangunan Jembatan Pandeyanini sistem kontrak yang
digunakan adalah metode kontrak rancang bangun. Dalam hal ini pemilik
proyek menunjuk Kontraktor yaitu CV MANUNGGAL KARYA,
perjanjian kontrak yang disepakati antara pemilik proyek dan pelaksana
proyek CV MANUNGGAL KARYAtertanggal 16 Juli2014dengan nomor
kontrak 600/3571/ VII/2014
3.Tenaga Kerja
3.1 Jenis Tenaga Kerja
Tenaga kerja pada dasarnya dipersiapkan atas 2 (dua) kelompok: tenaga
kerja terampil dan tenaga kerja biasa. Tenaga kerja terampil mengerjakan
pekerjaan- pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus seperti: tukang
ukur, tukang batu, tukang kayu. Sedangkan tenaga kerja biasa difungsikan
hanya untuk membantu pelaksanaan pekerjaan yang tidak memerlukan
keahlian khusus, seperti: menggali tanah atau mengangkut bahan.
3.2 Tempat kerja
Tempat kerja yang tersedia relatif aman dan nyaman.Kantor untuk pos
pelaksanaan yaitu dengan menyewa dari salah satu penduduk di dekat
lokasi proyek tersebut dilakasanakan.Selain itu dibangun pula gudang
khusus didekat lokasi proyek yang berfungsi untuk menyimpan material
dan peralatan.Untuk material yang tidak dipengaruhi oleh cuaca diletakkan
dipinggir dan sekitar proyek tersebut.
3.3 Waktu Kerja
Lama waktu pelaksanaan proyek ditentukan oleh kontraktor. Waktu
pekerjaan yang berlaku pada proyek ini adalah dari jam 08.00 WIB (pagi)
hingga jam 16.00 WIB (sore hari).
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/13750712/proyek_pembangunan_jembatan_pandeyan diakses pada November 19, 2015 pukul 16.05