manajemen proyek

31
1 C E R T IF IC A T E IS O 9001 N o.2803011

Upload: agus-sholehudin

Post on 12-Sep-2015

619 views

Category:

Documents


78 download

DESCRIPTION

Urutan manajemen kegiatan proyek

TRANSCRIPT

  • *

  • *Urutan Hirarki Dokumen KontrakSurat Perjanjian Kerja Konstruksi,Surat Penunjukan Penyedia JasaSurat PenawaranAddendum Dokumen Lelang (bila ada),Syarat-syarat Khusus KontrakSyarat-syarat Umum KontrakSpesifikasi TeknisGambar-gambarDaftar Kuantitas dan HargaDokumen lain yang tercantum dalam lampiran kontrak (tidak termasuk analisa harga satuan pekerjaan)

  • *Hubungan Unsur Proyek

  • *Kewajiban Penyedia JasaPada Periode PelaksanaanMelaksanakan civil works sesuai urutan jadwal pekerjaan dengan prinsip tepat mutu, tepat waktu dan tepat biaya dengan mendayagunakan seluruh sumber daya yang dipersiapkan untuk pelaksanaan (Man, Money, Machine, Material) dalam batasan waktu yang ditetapkan

    Pada Periode Pemeliharaan Memelihara seluruh pekerjaan konstruksi yang telah diserah-terimakan (dulu di-PHO-kan)

  • *Jadwal Kegiatan Proyek

  • *PCM (Pre Construction Meeting)Rapat Persiapan Pelaksanaan (PCM) adalah rapat /pertemuan awal yang diadakan atas prakarsa/ undangan dari Pengguna Jasa yang dihadiri oleh Direksi Teknis (Konsultan Pengawas), Penyedia Jasa (Kontraktor) dan Sub Kontraktor (jika ada Tujuan : untuk menyamakan pengertian/bahasa yang sama mengenai Dokumen Kontrak (termasuk Spesifikasi) yang dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan.Pembahasan pada PCM meliputi hal-hal jadwal pelaksanaan, mobilisasi, rencana kerja dan metoda kerja, tata cara pengukuran volume pekerjaan (opname).

  • *PCM(Pre Construction Meeting)Permen PU No.43 tahun 2007 PCM diselenggarakan selambat-lambatnya 7 hari setelah diterbitkannya SPMK, dng bahasan:Organisasi KerjaTata Cara Pengaturan PekerjaanJadwal Pelaksanaan PekerjaanJadwal Pengadaan Bahan, Mobilisasi Peralatan & PersonilPenyusunan rencana pemeriksaan lapanganSosialisasi kepeda masyarakat & pemerintah daerah setempat mengenai rencana kerjaPenyusunan Program Mutu

  • *MOBILISASIPeriode Mobilisasi ICB 90 hari, NCB 60 hari, LCB 30 hari dimana peralatan laboratorium harus sudah lengkap dalam waktu 60 hari (ICB), 45 hari (NCB) dan 30 hari (LCB).Setelah PCM, dalam waktu 15 hari setelah Rapat Persiapan Pelaksanaan (PCM), Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan untuk mendapat persetujuannya program mobilisasi yang terinci (termasuk program perkuatan jembatan, bila ada) dan jadwal pelaksanaan yang terinci yang menunjukkan bagaimana Pekerjaan harus diselesaikan dalam Waktu Pelaksanaan yang tercantum dalam Kontrak

  • *MOBILISASIProgram Mobilisasi :Pembelian atau penyewaan lahan untuk base camp Kontraktor, jalan alih sementara, untuk penyimpanan peralatan, untuk bangunan kantor, rumah, atau penggunaan lainnya yang perlu untuk pelaksanaan pekerjaan. Mobilisasi dan pemasangan Instalasi Konstruksi dan semua peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan, dari lokasi asal sampai lokasi lapangan di mana instalasi dan peralatan itu digunakan menurut Kontrak ini.Penyediaan dan pemeliharaan base camp Kontraktor, jika perlu termasuk kantor lapangan, tempat tinggal, bengkel, gudang, dan sebagainya.

  • *MOBILISASIPerkuatan jembatan lama jika perlu, untuk Pengangkutan Peralatan Konstruksi. Termasuk daftar detil yang menunjukkan struktur yang memerlukan perkuatan agar aman dilewati alat-alat berat, usulan metodologi pelaksanaan dan jadwal tanggal mulai dan tanggal selesai untuk perkuatan setiap strukturSuatu jadwal kemajuan yang lengkap dalam format bagan balok (bar chart) yang menunjukkan tiap kegiatan mobilisasi utama dan suatu kurva kemajuan untuk menyatakan persentase kemajuan mobilisasiPenyediaan dan pemeliharaan laboratorium lapangan beserta peralatan laboratorium

  • *Rekayasa LapanganRekayasa Lapangan terdiri atas :Rekayasa Lapangan untuk mendetilkan rancangan asli, dilakukan pada periode mobilisasi dan hanya diterapkan pada Rancangan Bertahap (Phasing Design).Rekayasa Lapangan untuk menerapkan rancangan detil di lapangan, umumnya dilakukan selama masa pelaksanaan pekerjaan, dan dapat diterapkan baik pada Rancangan Bertahap (Phasing Design) maupun pada Rancangan Lengkap (Full Engineering Design)

  • *Rekayasa LapanganKegiatan Rekayasa Lapangan terdiri dari Survai Lapangan dan Analisis Data Lapangan Survei lapangan termasuk peralatan pengujian yang diperlukan dan penyerahan laporan oleh Penyedia Jasa (Kontraktor) dalam 30 hari setelah pengambil-alihan lapangan yang mencakup tetapi tidak terbatas: a) Perkerasan Lama dan Geometrik Jalan b) Sistem Drainase Yang Adac) Pekerjaan Perlindungan Talud d) Jembatan Lamae) Perlengkapan Jalan & Pengatur Lalu Lintas LamaPeninjauan kembali rancangan oleh Direksi Teknis telah selesai dalam 60 hari setelah pengambilalihan lapangan oleh Penyedia Jasa (Kontraktor)

  • *Prosedur Rekayasa Lapangan(APBN)

    REKAYASA LAPANGAN PERUBAHAN VOLUMEMEKANISME Dana Tetap ( Balance Budget ) Struktur Konstruksi Jalan Tetap Target Efektif Tetap Kasatker/Pemimpin Kegiatan mengusulkan Justifikasi Teknik dari Kontraktor kepada Peneliti Pelaksana Kontrak utk dibahas.Selanjutnya menetapkan persetujuan perubahan Dana Tetap ( Balance Budget ) Struktur Konstruksi Jalan Berubah Target Efektif Berubah Kasatker/Pemimpin Kegiatan mengusulkan Justifikasi Teknik dari Kontraktor kepada Peneliti Pelaksana Kontrak utk dibahas.Usulan disampaikan ke Dirjen BM c.q Dir Jalan & Jemb.Wiltim,selanjutnya dibahas bersama dg.Dir Bintek n Dir.Binpran utk menetapkan persetujuan

    Dana Berubah < 10 % Struktur Konstruksi Jalan Tetap atau Berubah Target Efektif Berubah Kasatker/Pemimpin Kegiatan mengusulkan Justifikasi Teknik dari Kontraktor kepada Peneliti Pelaksana Kontrak utk dibahas.Usulan disampaikan ke Dirjen BM c.q Dir Jalan & Jemb.Wiltim,selanjutnya dibahas bersama dg.Dir Bintek n Dir.Binpran utk menetapkan persetujuan

  • *Perubahan Kontrak (Addendum)Permen PU No.43 tahun 2007 :Bilamana terdapat perbedaan yang signifikan antara kondisi lapangan pada saat pelaksanaan dengan spesifikasi teknis dan gambar yang ditentukan dalam dokumen kontrak, maka PPK bersama Penyedia Jasa (Kontraktor) dapat melakukan perubahan kontrak yang meliputi antara lain :menambah atau mengurangi kuantitas pekerjaan yang tercantum dalam kontrak menambah atau mengurangi jenis pekerjaan/mata pembayaran mengubah spesifikasi teknis dan gambar pekerjaan sesuai dengan kebutuhan lapangan

  • *Perubahan Kontrak (Addendum)Pekerjaan tambah tidak boleh melebihi 10% dari nilai harga yang tercantum dalam kontrak awalPerintah perubahan pekerjan dibuat oleh PPK secara tertulis kepada Penyedia Jasa (Kontraktor), ditindaklanjuti dengan negosiasi teknis dan harga dengan tetap mengacu pada ketentuan yang tercantum dalam kontrak.Hasil negosiasi dituangkan dalam berita acara Sebagai dasar penyusunan amandemen kontrak

  • *Perubahan Kontrak (Addendum)Perubahan Kuantitas dan Harga

    Apabila kuantitas mata pembayaran utama yang akan dilaksanakan berubah lebih dari 10% dari kuantitas awal, maka harga satuan pembayaran utama tsb disesuaikan dengan negosiasi.Apabila diperlukan mata pembayaran baru, maka penyedia jasa harus menyerahkan analisa HS kepada PPK. Penentuan harga satuan mata pembayaran baru dilakukan dengan negosiasi

  • *Perpanjangan WaktuPerpanjangan waktu pelaksanaan dapat diberikan oleh PPK atas pertimbangan yang layak dan wajar, yaitu :

    Pekerjaan tambah,Perubahan desainKeterlambatan yang disebabkan oleh PPKMasalah yang timbul di luar kendali Penyedia Jasa (Kontraktor)

  • *S.C.MShow Cause MeetingSCM ( Rapat Pembuktian Kemampuan Kontraktor ) Diadakan bila pelaksanaan kontrak terlambat dan mengarah kepada kritis atau bila diperkirakan akan terjadi kondisi terlambat atau kritis guna pengendalian secara ketat agar pelaksanaan dapat diselesaikan tepat waktuKewenangan bertingkat pelaksanaan SCM :Tingkat I (wajar) : Satker/PKTingkat II (Terlambat) : Dinas PropinsiTingkat III (Kritis) : DitjenProduk SCM :- Program kerja untuk mengatasi keterlambatan- Target Test Case yaitu progres fisik yang disepakati harus dicapai kontraktor untuk masa test case (15/30 hari)

  • *S.C.MShow Cause MeetingPada saat kontrak dinyatakan kritis maka Direksi Pekerjaan menerbitkan surat peringatan kepada Penyedia Jasa (Kontraktor) dan selanjutnya menyelenggarakan SCM Dalam SCM Direksi Pekejaan, Direksi Teknis dan Penyedia Jasa membahas dan menyepakati besaran kemajuan fisik yang harus dicapai oleh penyedia jasa dalam waktu tertentu yang dituangkan dalam Berita Acara SCM.Jika uji coba pada SCM tahap 1 gagal maka dilakukan SCM tahap 2 & jika uji coba pada SCM tahap 2 gagal maka dilakukan uji coba pada SCM tahap 3. Pada setiap uji coba yang gagal, PPK harus menerbitkan surat peringatan kepada Penyedia Jasa (Kontraktor) atas keterlambatan realisasi fisik pelaksanaan pekerjaan.Jika SCM tahap 3 gagal maka PPK dapat menyelesaikan pekerjaan melelaui kesepakatan 3 pihak atau memutus kontrak

  • *S.C.MShow Cause MeetingKontrak dinyatakan kritis bilamana :

    Dalam periode I (rencana fisik pelaksanaan 0% - 70% dari kontrak), realisasi fisik pelaksanaan terlambat > 10% dari rencana

    Dalam periode II (rencana fisik pelaksanaan 70% - 100% dari kontrak), realisasi fisik pelaksanaan terlambat > 5% dari rencana

    Rencana fisik pelaksanaan 70% - 100% dari kontrak, realisasi fisik pelaksanaan terlambat < 5% dari rencana dan akan melampaui tahun anggaran berjalan

  • *S.C.MShow Cause MeetingKondisi Pelaksanaan Kontrak :

  • *Serah Terima Pekerjaan (PHO)PPK membentuk panitia penerima pekerjaan yang terdiri dari atasan langsung, proyek, direksi teknis

    Setelah pekerjaan selesai 100% penyedia jasa mengajukan permintaan tertulis kepada PPK untuk penyerahan pertama pekerjaan

    PPK memerintahkan panitia penerima pekerjaan untuk melakukan penilaian terhadap hasil pekerjaan yang telah diselesaikan oleh penyedia jasa selambat-lambatnya 7 hari setelah diterimanya surat permintaan dari penyedia jasa. Apabila terdapat kekurangan dan/atau cacat hasil pekerjaan, penyedia jasa wajib menyelesaikan/memperbaiki, kemudian panitia penerima pekerjaan melakukan pemeriksaan kembali dan apabila sudah sesuai dengan ketentuan kontrak, maka dibuat BA penyerahan pertama pekerjaaan

  • *Serah Terima Pekerjaan (PHO)Setelah penyerahan pertama pekerjaan PPK membayar 100% dari nilai kontrak dan penyedia jasa harus menyerahkan jaminan pemeliharaan sebesar 5% dari Nilai Kontrak

    Penyedia Jasa wajib memelihara hasil pekerjaan selama masa pemeliharaan sehingga kondisi tetap berada seperti pada saat penyerahan pertama pekerjaan.

  • *Penyerahan Akhir Pekerjaan (FHO)Setelah masa pemeliharaan berakhir penyedia jasa mengajukan permintaan secara tertulis kepada PPK untuk penyerahan akhir pekerjaanPPK menerima penyerahan akhir pekerjaan setelah penyedia jasa melaksanakan semua kewajibannya selama masa pemeliharaan dengan baik, setelah diperiksa oleh panitia penyerahan pekerjaan dan telah dibuat BA penyerahan akhir pekerjaanSetelah penyerahan akhir pekerjaan PPK wajib mengembalikan jaminan pemeliharaan dan jaminan pelaksanaanApabila penyedia jasa tidak melaksanakan kewajiban pemeliharaan sesuai kontrak, maka PPK berhak mencairkan jaminan pemeliharaan untuk membiayai pemeliharaan pekerjaan dan mencairkan jaminan pelaksanaan dan disetor ke kas negara, penyedia jasa dikenakan sanksi masuk daftar hitam selma 2 tahun

  • *Penyesuaian Harga (Eskalasi)Penyesuaian harga dilakukan sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Syarat-syarat Khusus Kontrak. Penyesuaian harga diberlakukan terhadap kontrak jangka panjang lebih dari 12 bulan

    Rumus yang digunakan di Bina Marga :

    K =V x [ l(Ln-Lo)/Lo + f(Fn-Fo)/Fo + m1(M1n-M1o)/M1o + m2(M2n-M2o)/M2o + m3(M3n-M3o)/M3o + e(En-Eo)/Eo

  • *Penyesuaian Harga (Eskalasi)dimana :l, f, m1, m2, m3, dan e merupakan faktor-faktor standar yang tercantum dalam daftar faktor komponen biaya untuk komponen-komponen yang bersifat relatif dari (l) pekerja, (f) bahan baker dan minyak pelumas, (m1) semua jenis bahan quarry dan galian, (m2) bahan pabrikan, (m3) bahan pabrikan khusus dan (e) peralatan. l + f + m1 + m2 + + m3 + e = 0,85 di mana a = 0,15Rujukan untuk Eskalasi/DeskalasiBadan Pusat Statistik (BPS) : Indikator Ekonomi, Badan Pusat Statistik (BPS) : Indeks Harga Perdagangan Besar IndonesiaHarga industri untuk solar yang diterbitkan oleh Pertamina

  • *Jaminan ProyekJaminan PelaksanaanSebesar 5% dari Nilai Kontrak, Masa berlakunya minimal sejak tanggal penandatanganan kontrak s/d 14 hari setelah FHO ( Penyerahan akhir pekerjaan )Jaminan Uang MukaSebesar 20% dari Nilai Kontrak, Masa berlakunya minimal sejak tanggal permohonan pembayaran Uang Muka s/d 14 hari setelah tanggal PHO ( Serah Terima Pertama Pekerjaan ) Jaminan PemeliharaanSebesar 5% atau 10% dari Nilai Kontrak, Masa berlakunya minimal sejak tanggal PHO s/d 14 hari setelah tanggal FHO (Penyerahan akhir pekerjaan)

  • *PembayaranUang Muka- Besarnya 20 % dari Nilai Kontrak- Menyerahkan Jaminan Uang Muka- Permohonan pembayaran Uang Muka secara tertulis disertai dengan rencana penggunaan Uang MukaPrestasi Pekerjaan ( Sertifikat Bulanan )- Menyerahkan Jaminan Pelaksanaan- Disepakati oleh Kontraktor,Konsultan,Direksi- Pengajuan Tagihan disertai laporan kemajuan hasil pekerjaan tiap bulan- Setiap pembayaran harus dipotong retensi 5%, pengembalian Uang Muka 20%, dan pajak 2%

  • *Mekanisme Pembayaran

  • *Mekanisme Pembayaran

  • *SEKIANTERIMA KASIHReferensi : Keppres 80/2003 Syarat-syarat Umum Kontrak Syarat-syarat Khusus Kontrak Spesifikasi Teknis