manajemen inventorisabri.staff.gunadarma.ac.id/downloads/files/57274/05+pengendalian... ·...

33
Manajemen Inventori Manajemen Operasional Dr. Ahmad Sabri Universitas Gunadarma

Upload: others

Post on 24-Oct-2020

16 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • Manajemen InventoriManajemen Operasional

    Dr. Ahmad Sabri

    Universitas Gunadarma

  • Pengertian inventori

    • Secara umum, inventori adalah akumulasi material yang menungguuntuk diproses dalam suatu proses produksi

    • Dalam masa “menunggu” tersebut, material dianggap dalam keadaan“tersimpan”

  • Jenis-jenis inventori

    1. Inventori bahan mentah (raw materials)• material utama pembentuk produk (langsung dari alam maupun dari supplier).

    Contoh: kayu, baja, dll.

    2. Inventori spare part/komponen rakitan (purchased parts/components)• bagian-bagian dari produk yang akan dirakit dalam proses produksi

    3. Inventori material pendukung (supplies)• digunakan proses produksi, namun tidak menjadi bagian dari produk akhir

    4. Inventori material dalam proses (work in process)• output dari suatu proses yang menunggu proses tahap berikutnya

    5. Inventori barang jadi (finished goods)• output dari proses akhir dan siap didistribusikan/dijual ke pelanggan

  • Fungsi inventori

    1. Fungsi decoupling: membebaskan ketergantungan perusahaanterhadap supplier dalam periode tertentu

    2. Fungsi Economic Lot Sizing: memungkinkan pembelian material dalam kuantitas tertentu sehingga menurunkan biaya per unit produk

    3. Fungsi antisipasi: memungkinkan perusahaan menghadapi fluktuasipermintaan konsumen berdasarkan prediksi yang dibuat

  • Komponen biaya pada inventori

    1. Biaya penyimpanan (holding/carrying costs). • Termasuk biaya tidak tetap. Umumnya berkisar 25% dari harga barang• Contoh: biaya listrik untuk penerangan dan AC, biaya pengamanan, biaya susut, asuransi, pajak,

    material handling, dll.

    2. Biaya pemesanan/pembelian (order/procurement costs).• Termasuk biaya tetap (tidak bergantung pada volume pemesanan). • Namun jika volume per pemesanan kecil, maka pemesanan akan sering dilakukan, sehingga secara

    total biaya pemesanan menjadi besar• Contoh: biaya ekspedisi, administrasi, pengepakan, inspeksi, dll.

    3. Biaya penyiapan/setting mesin (setup costs).• Diperlukan jika komponen produk juga diproduksi oleh perusahaan

    4. Biaya kekurangan material (shortage costs)• Termasuk opportunity costs• Terjadi jika output perusahaan tidak mencukupi untuk memenuhi permintaan pelanggan

    diakibatkan kekurangan material.

  • Biaya total inventori

    𝑇𝐶 = 𝐻𝑄

    2+ 𝑆

    𝐷

    𝑄TC = total cost (of inventory)H = biaya penyimpanan/unit/tahunQ = volume material/pemesananD = volume permintaan per tahun

    Keterangan tambahan:𝑄

    2= rata-rata inventori;

    𝐷

    𝑄=

    banyaknya pemesanan

  • Model-model inventori

    Model inventori adalah representasi matematis dari skema pengadaaninventori. Di antaranya:

    1. Model Economic Order Quantity (EOQ)

    2. Model Lot Sizing

    3. Model Stokastik

    4. Model ABC

    5. Model Perencanaan Kebutuhan Bahan

  • Model Economic Order Quantity (EOQ)

  • Model EOQ dasar

  • EOQ dasar

    Model EOQ dasar dinyatakan sebagai:

    𝐸𝑂𝑄 =2𝑆𝐷

    𝐻atau 𝐸𝑂𝑄 =

    2𝑆𝐷

    𝑐ℎ

    di mana:

    S = biaya per pemesanan

    D = volume permintaan per tahun

    H = biaya inventori per unit per satuanwaktu

    c = persentase biaya inventori terhadapharga per unit per satuan waktu

    h = harga per unit

    Asumsi model EOQ:

    1. H, S, D, c, h bersifat konstan dan deterministik

    2. Harga per unit produk konstanselama tahun berjalan

    3. Lead time (waktu yang dibutuhkanantara saat pemesanan dengan saatpenerimaan barang) adalah konstan

    4. Barang yang dipesan dikirimsekaligus pada sat yang sama

    5. Barang yang dipesan selalu tersedia(tidak indent)

  • Reorder point

    Adalah titik waktu di mana pemesanan harus dilakukan, sehingga barang diterima tepatwaktu.

    𝑅𝑂𝑃 = 𝐿𝑑(1 + 𝑆𝑆)

    di mana:

    L = lead time

    d= rate produksi

    SS = safety stock (dalam %)

    Contoh:

    𝑑 = 100unit/minggu

    𝐿 = 3 minggu

    𝑆𝑆 = 20%

    𝑅𝑂𝑃 = 3 100 1 + 0,2= 360 unit

  • Kebutuhan komponen produk pada sebuah perusahaan manufakturadalah konstan sebesar 250.000 unit/250 hari kerja per tahunnya. Biaya penyimpanan Rp. 50/komponen/tahun. Biaya per pemesanan Rp. 35.000. Waktu pengiriman 2 minggu (10 hari kerja). Tentukan:1. Batas minimal inventori untuk

    dilakukan pemesanan kembali2. EOQ3. Biaya total inventori per tahun

    Penyelesaian:𝐷 = 250000, 𝑆 = 35000, 𝐻 = 50

    1. Oleh karena lead time = 10 hari kerja, makapemesanan harus dilakukan 10 hari kerjasebelum inventori habis. Pemakaian inventoriper hari diberikan oleh:

    =250000 unit

    250 hari= 1000 unit/hari

    Dalam 10 hari = 10 × 1000 = 10000 unit. Jadi, jika inventori sudah sampai pada level 10.000, maka harus dilakukan pemesanan kembali

    2. 𝐸𝑂𝑄 =2𝑆𝐷

    𝐻=

    2∙35000∙250000

    50= 18708 unit

    3. 𝑇𝐶 = 𝐻𝑄

    2+ 𝑆

    𝐷

    𝑄= 50

    18708

    2+ 35000

    250000

    18708= 𝑅𝑝. 935.400

  • EOQ dengan backorder

  • EOQ dengan backorder

    • Terjadi jika perusahaan melakukanpemesanan setelah inventori habis, karena pelanggan bersediamengalami ketertundaanpengiriman sampai material kembali tersedia.

    • Backorder (pesanan yang tertunda) dipenuhi ketika inventori terisikembali dan produksi kembaliberjalan.

    • Penghitungan EOQ dilakukandengan mempertimbangkan B = biaya backorder/unit/tahun(potongan harga yang diberikansebagai kompensasi penundaan)

    • Volume EOQ:

    𝐸𝑂𝑄 =2𝑆𝐷

    𝐻

    𝐻+𝐵

    𝐵

    • Volume inventori:

    𝐼 =2𝑆𝐷

    𝐻

    𝐵

    𝐻+𝐵

    • Volume backorder (pesananyang tertunda) = 𝐸𝑂𝑄 − 𝐼

    • Total cost per tahun:

    𝑇𝐶 = 𝐻𝐼2

    2𝑄+ 𝑆

    𝐷

    𝑄+ 𝐵

    (𝑄−𝐼)2

    2𝑄

    (di mana 𝑄 = 𝐸𝑂𝑄)

  • [Melanjutkan contoh sebelumnya]. Salah satu pelanggan menyatakantidak berkeberatan jika terjadipenundaan pengiriman jika diberikanpotongan harga. Biaya backorder sebesar Rp 150/unit/tahun. Hitunglah:a) EOQ dengan backorderb) Banyaknya pemesanan yang

    dilakukan per tahunc) Volume backorderd) Total cost per tahun

  • Untuk contoh kasus ini, diperoleh:

    • Pada ECO dasar, TC = Rp. 935.400

    • Pada ECO dengan backorder, TC = Rp. 809.987

    Bagi perusahaan, lebih ekonomis jika memilih ECO dengan backorder, dengan memberikan potongan harga kepada pelanggan jika merekabersedia menunggu pengiriman yang tertunda

  • EOQ dengan tingkat produksi terbatas

    Asumsi untuk ECO dengan tingkat produksi terbatas (finite production quantity/FPQ)

    • Pemenuhan inventori dilakukan secara bertahap dengan penambahankonstan sebesar 𝑝 per hari

    • Tingkat produksi per hari 𝑑

    • Pemenuhan netto inventori 𝑝 − 𝑑

    • 𝐸𝑂𝑄 =2𝑆𝐷

    𝐻

    𝑝

    𝑝−𝑑

    • 𝑇𝐶 = 𝐻𝑄

    2

    𝑝−𝑑

    𝑝+ 𝑆

    𝐷

    𝑄

  • Sebuah pabrik kalkulatormemproduksi 500 kalkulator /hariselama 250 hari kerja/tahun. Supply casing dipenuhi sebanyak 1.000 unit/hari oleh departemen pencetakcasing, dengan biaya setup mesinRp.80.000. Biaya inventori Rp. 500/unit/tahun. Tentukanlah:a) EOQ dengan FPQb) TCc) Lamanya produksi berlangsungd) Tingkat inventori maksimume) Bandingkan dengan EOQ dasar

  • • Perbandingan dengan metodeEOQ dasar

  • EOQ dengan rabat (potongan harga)

    • Pada prakteknya, umumnya perusahaanakan mendapat potongan harga untukpembelian dalam volume besar.

    • Perhitungan Total Cost menjadi

    𝑇𝐶 = 𝐷𝑖𝐶𝑖 + 𝐻𝑄

    2+ 𝑆

    𝐷

    𝑄di mana i adalah indeks yang merepresentasikan interval permintaan.

    Langkah langkah menghitung EOQ denganrabat:

    1. Hitung EOQ pada harga terendah. Jikafeasible, maka Gunakan scenario ini, perhitungan selesai. Jika tidak, lanjut kelangkah berikut.

    2. Hitung TC pada kuantitas terendahpada harga tersebut

    3. Hitung EOQ dan TC pada hargaterendah berikutnya

    4. Periksa mana di antar kondisi berikutyang memenuhi:• Jika hasil pada (3) feasible, maka

    bandingkan TC pada (2) dan TC pada 3. Pilihscenario yang memberikan TC paling kecil. Perhitungan selesai

    • Jika hasil pada (3) tidak feasible, kembali kelangkah (2)

  • Sebuah perusahaan membeli komponen karet penyekat untuk produk pompa air “SONYA” dari supplier. Permintaan pompa air “SONYA” sebesar 100.000 unit/tahun. Setiap pompa air membutuhkan satu unit karet penyekat. Biaya inventori 20% per tahun, biaya per pemesanan Rp. 35.000. Supplier memberikan potongan hargaberdasar kuantitas pembelian, menurut table berikut:

    Tentukan EOQ sehingga biaya total minimal!

    Kuantitas (Q) Harga/unit (C)

    7999 Rp 1700

  • Kuantitas (Q) Harga/unit(x 1000)

    (C)

    Biaya inventori/ unit/tahun(x 1000) (=hC)

    7999 Rp 1,70 0,34

  • Model Lot Sizing

  • Model Lot for Lot

    • Pemesanan dilakukan hanya untuk kebutuhan periode tersebut

    • Biaya inventori = 0

    Contoh:

    Rencana kebutuhan: (Biaya simpan = 500/unit, Biaya pesan=50000)

    Perhitungan Total CostBiaya pemesanan = 8 × 500.00 = 400.000Biaya simpan = 0Total Cost = 400.000

  • Model Part Period Balancing

    Pada metode ini, waktu pemesanan ditentukan dengan mengacukepada Economic Part Period, yaitu rasio antara biaya pemesanandengan biaya penyimpanan

    𝐸𝑃𝑃 =𝑆

    𝐻

  • Contoh:

    Tentukan Total Cost berdasarskema inventori PPB

    Jawab:

    𝐸𝑃𝑃 =50000

    500= 100

    nilainyadekatdenganEPP

  • Model Period Order Quantity (POQ)

    POQ menentukan siklus waktu di mana pesanan harus dilakukan

    𝑃𝑂𝑄 =2𝑆

    𝐷𝐻

    Dari contoh sebelumnya:

    D=rata-rata permintaan=40

    𝑃𝑂𝑄 =2(50000)

    (40)(500)= 2,24~2

  • Penentuan Nilai Inventori

  • • Material pada inventori dibeli dalam periode yang berbeda-beda, maka kemungkinan harga pembeliannya pun juga berbeda.

    • Jika sejumlah material diambil dari inventori, maka:• berapakah nilai material yang diambil tersebut?

    • berapakah nilai material yang masih tersisa pada inventori?

    • Untuk menjawabnya, terdapat 4 metode:1. First In First Out (FIFO)

    2. Last In First Out (LIFO)

    3. Rata-rata terbobot (weighted average )

    4. Harga standar (standard cost)

  • Material A pada inventori diperolehdengan cara pengadaan berikut secaraberurutan :

    • 25 unit pada harga Rp.5.000/unit

    • 50 unit pada harga Rp.6.000/unit

    • 50 unit pada harga Rp.7.000/unit

    Dari jumlah itu telah digunakan 100 unituntuk produksi.

    Tentukanlah

    1. Nilai material yang telah digunakan

    2. Nilai inventori tersisa

    • Nilai awal inventori:

    25 unit × Rp.5000/unit = Rp. 125.000

    50 unit × Rp.6000/unit = Rp. 300.000

    50 unit × Rp.7000/unit = Rp. 350.000

    Total =Rp.775.000

    • Nilai material digunakan:

    Dengan metode FIFO:

    25 unit × Rp.5000/unit = Rp. 125.000

    50 unit × Rp.6000/unit = Rp. 300.000

    25 unit × Rp.7000/unit = Rp. 175.000

    Total nilai material digunakan = Rp.600.000

    • Nilai inventori tersisa = Rp.775.000 –Rp.600.000 = Rp. 175.000

  • Material A pada inventori diperolehdengan cara pengadaan berikutsecara berurutan :• 25 unit pada harga Rp.5.000/unit• 50 unit pada harga Rp.6.000/unit• 50 unit pada harga Rp.7.000/unitDari jumlah itu telah digunakan 100unit untuk produksi.Tentukanlah1. Nilai material yang telah

    digunakan2. Nilai inventori terkini

    • Nilai material digunakan:Dengan metode LIFO:50 unit × Rp.7000/unit = Rp. 350.00050 unit × Rp.6000/unit = Rp. 300.000Total nilai material digunakan = Rp.650.000

    • Nilai inventori tersisa = Rp.775000 – Rp.650.000 = Rp. 125.000

  • Dengan metode rata-rata terbobot

    Harga rata-rata = 775.000

    125= 6200

    per unit

    Nilai material digunakan (100 unit) = 100×Rp.6200 = Rp.620.000

    Nilai inventori tersisa = Rp.155.000

    Dengan metode harga standar

    Metode ini biasanya digunakan jikaperusahaan memproduksi sendirikomponen produknya.

    Perusahaan menentukan hargastandar, misalkan Rp.5.750/unit

    Nilai material digunakan = 100 ×Rp.5.750=Rp.575.000.

    Nilai inventori tersisa =

    25 × Rp.5.750 = Rp.143.750.

  • Perbandingan metode FIFO dan LIFO

    • Metode FIFO:• nilai material yang digunakan lebih

    kecil (karena menggunakan hargayang lebih awal, yang umumnyalebih rendah)

    • harga pokok produk dapat ditekan• laba lebih besar tanpa harus

    menaikkan harga jual• perhitungan pajak lebih tinggi

    • Metode LIFO• nilai material yang digunakan lebih

    besar (jika harga material terusmeningkat)

    • harga pokok produk lebih tinggi• laba lebih kecil• pajak lebih kecil

    Metode apapun yang dipilih,pengaruh utamanya adalah padalaba dan pajak