manajemen pembangunan instalasi nuklir batan di …

14
Prosiding Seminar Teknologi dan Keselamatan PLTN serta Fasi/itas Nuklir Serpong, 9-10 Februari 1993 PRSG, PPTKR - BArAN MANAJEMEN PEMBANGUNAN INSTALASI NUKLIR BATAN DI KAWASAN PUSPITEK Oleh Sutaryo Supadl, MSc. PENDAHULUAN 1. Pembangunan instalasi-instalasi nuklir BAT AN di kawasan Puspitek Serpong, berlangsung antara tahun 1983 sampai dengan tahun 1992. Pembangunan tersebut dikenal dengan proyek Reaktor Serba Guna dan Laboratorium Penunjangnya, RSG-LP, dimana instalasi-instalasi terse but dimaksudkan untuk menunjang program PL TN yang akan datang disamping meningkatkkan kemampuan BAT AN dallam penggunaan teknologi nuklir untuk maksud-maksud dalai lainnya. Penulisan makalah dengan judul ini menjadi tcpat, mengingat beberapa hal. Pertama reaktor serba guna, yang sekarang lebih dikenal dengan nama baru Reaktor Serba Guna G.A. Siwabessy (RSG-GAS), yang mcrupakan inti dioperasikan dan pembangunan instalasi-instalasi nuklir lainnya yang dilakukan secara bcrtahap tclah rampung semuanya tahun lalu. Kedua, sudah waktunya mengkaji secara menyeluruh pengalaman-pengalaman manajemen pembangunan RSG- LP secara objektif, dengan mengungkapkan keku- rangan-kekurangan dan hambatan-hambatan guna ke- perluan kegiatan sejenis di masa mendatang. Dan keti- ga, ialah memproyeksikan peningkatan kemampuan yang saat ini dicapai untuk program yang lebih besar, yaitu menyongsong pembangunan PLTN pertama. Selain itu proyek RSG-LP perlu diketengahkan ke forum seminar ini, karena memang mempunyai sifat-sifat yang cukup menonjol, antara lain biaya pro- yek secara keseluruhan mencapai lebih kurang 400 juta USD, mempunyai kandungan teknologi yang canggih, menuntut mutu dan keselamatan yang tinggi, serta hal-hallain yang sifatnya unik seperti yang akan diuraikan nanti. 2. ProyekRSG-LP dibagi dalam tiga tahap,disebut fase I, II dan III, terdiri dari sembi Ian instalasi (lihat lampiran 1), yaitu : a. Rcaktor Serba Guna Berdaya 30 MW tem1al, dengan fluks neutron rata- rata 2x1014/cm2.dt, setara dengan fluks neutron yang terdapat dalam PLTN. Dengan perkataan lain, bila suatu pengujian dinyatakan baikdan berhasil dengan menggunakan RSG-GAS maka alat atau proses yang diuji tadi dapat digunakan dalam suatu PLTN. b. Instalasi Produksi Isotop Instalasi ini tidak ada kaitannya dengan PLTN, 31 namun dibangun untuk memanfaatkan berkas neu- tron yang terkumpul akibat beroperasinya reaktor. Jadi merupakan bonus tambahan, mengingat nilai komersial dari isotop di pasaran intemasional cukup baik. c. Instalasi Produksi Elemen Bakar Reaktor Riset Elemen bakardari RSG-GAS diproduksi di instalasi ini. Kapasitas yang dimiliki dapat pula untuk peluang ekspor. d. Instalasi Elemen Bakar Eksperimental Instalasi ini merupakan prototipeelemen bakaryang digunakan dalam PLTN. e. Instalasi Pengolahan Limbah Radioaktif Limbah radioaktifyang timbul di kawasan Puspitek dan instalasi-instalasi nuklir BAT AN di lain kota, serta limbah radioaktif di luar BAT AN diproses, dan disimpan di sini. f. Instalasi Radiometalurgi Suatu fasilitas untukmeneliti dan menguji integritas suatu elemen bakar nuklir yang telah digunakan dalam reaktor. g. Instalasi Keselamatan Kondisi di dalam PL TN dapat disimulasi dalam ins- talasi ini, baik dari segi suhu dan tekanan yang ting- gi, dan pada beberapa untai uji dapat pula disimu- lasikan dengan menggunakan radiasi neutron. h. Instalasi Elektromekanik Nuklir Pada hakekatnya instalasi ini mengandungperalatan- bengkel mekanik dan instrumentasi yang sang at lengkap, peralatan-peralatan analitik yang canggih, serta suatu perangkat komputer mainframe yang digelardalam "local area network" di seluruh instalasi BAT AN di Serpong. i. Instalasi Spektrometri Neutron Instalsi ini digunakan untuksains materi, baikstruk- tur yang digunakan dalam reaktor maupun industri lainnya. j. Sistem Keselamatan dan Keamanan Seluruh instalasi nuklirdi kawasan Puspitekdipantau dan dikendalikan secara utul1 dan terpadu, baik dari aspek-aspek radiasi, proses, kebakaran maupun ins-

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MANAJEMEN PEMBANGUNAN INSTALASI NUKLIR BATAN DI …

Prosiding Seminar Teknologi dan Keselamatan PLTNserta Fasi/itas Nuklir

Serpong, 9-10 Februari 1993PRSG, PPTKR - BArAN

MANAJEMEN PEMBANGUNAN INSTALASI NUKLIR BATANDI KAWASAN PUSPITEK

Oleh

Sutaryo Supadl, MSc.

PENDAHULUAN

1. Pembangunan instalasi-instalasi nuklir BAT ANdi kawasan Puspitek Serpong, berlangsung antaratahun 1983 sampai dengan tahun 1992. Pembangunantersebut dikenal dengan proyek Reaktor Serba Gunadan Laboratorium Penunjangnya, RSG-LP, dimanainstalasi-instalasi terse but dimaksudkan untuk

menunjang program PLTN yang akan datang disampingmeningkatkkan kemampuan BAT AN dallampenggunaan teknologi nuklir untuk maksud-maksuddalai lainnya.

Penulisan makalah dengan judul ini menjaditcpat, mengingat beberapa hal. Pertama reaktor serbaguna, yang sekarang lebih dikenal dengan nama baruReaktor Serba Guna G.A. Siwabessy (RSG-GAS),yang mcrupakan inti dioperasikan dan pembangunaninstalasi-instalasi nuklir lainnya yang dilakukan secarabcrtahap tclah rampung semuanya tahun lalu. Kedua,sudah waktunya mengkaji secara menyeluruhpengalaman-pengalaman manajemen pembangunanRSG- LP secara objektif, dengan mengungkapkan keku­rangan-kekurangan dan hambatan-hambatan guna ke­perluan kegiatan sejenis di masa mendatang. Dan keti­ga, ialah memproyeksikan peningkatan kemampuanyang saat ini dicapai untuk program yang lebih besar,yaitu menyongsong pembangunan PLTN pertama.

Selain itu proyek RSG-LP perlu diketengahkanke forum seminar ini, karena memang mempunyaisifat-sifat yang cukup menonjol, antara lain biaya pro­yek secara keseluruhan mencapai lebih kurang 400juta USD, mempunyai kandungan teknologi yangcanggih, menuntut mutu dan keselamatan yang tinggi,serta hal-hallain yang sifatnya unik seperti yang akandiuraikan nanti.

2. ProyekRSG-LP dibagi dalam tiga tahap,disebutfase I, II dan III, terdiri dari sembi Ian instalasi (lihatlampiran 1), yaitu :a. Rcaktor Serba Guna

Berdaya 30 MW tem1al, dengan fluks neutron rata­rata 2x 1014/cm2.dt, setara dengan fluks neutron yangterdapat dalam PLTN. Dengan perkataan lain, bilasuatu pengujian dinyatakan baikdan berhasil denganmenggunakan RSG-GAS maka alat atau prosesyang diuji tadi dapat digunakan dalam suatu PLTN.

b. Instalasi Produksi IsotopInstalasi ini tidak ada kaitannya dengan PLTN,

31

namun dibangun untuk memanfaatkan berkas neu­tron yang terkumpul akibat beroperasinya reaktor.Jadi merupakan bonus tambahan, mengingat nilaikomersial dari isotop di pasaran intemasional cukupbaik.

c. Instalasi Produksi Elemen Bakar Reaktor Riset

Elemen bakardari RSG-GAS diproduksi di instalasiini. Kapasitas yang dimiliki dapat pula untuk peluangekspor.

d. Instalasi Elemen Bakar EksperimentalInstalasi ini merupakan prototipeelemen bakaryangdigunakan dalam PLTN.

e. Instalasi Pengolahan Limbah RadioaktifLimbah radioaktifyang timbul di kawasan Puspitekdan instalasi-instalasi nuklir BAT AN di lain kota,serta limbah radioaktif di luar BAT AN diproses, dandisimpan di sini.

f. Instalasi RadiometalurgiSuatu fasilitas untukmeneliti dan menguji integritassuatu elemen bakar nuklir yang telah digunakandalam reaktor.

g. Instalasi KeselamatanKondisi di dalam PLTN dapat disimulasi dalam ins­talasi ini, baik dari segi suhu dan tekanan yang ting­gi, dan pada beberapa untai uji dapat pula disimu­lasikan dengan menggunakan radiasi neutron.

h. Instalasi Elektromekanik Nuklir

Pada hakekatnya instalasi ini mengandungperalatan­bengkel mekanik dan instrumentasi yang sang atlengkap, peralatan-peralatan analitik yang canggih,serta suatu perangkat komputer mainframe yangdigelardalam "local area network" di seluruh instalasiBAT AN di Serpong.

i. Instalasi Spektrometri NeutronInstalsi ini digunakan untuksains materi, baikstruk­tur yang digunakan dalam reaktor maupun industrilainnya.

j. Sistem Keselamatan dan Keamanan

Seluruh instalasi nuklirdi kawasan Puspitekdipantaudan dikendalikan secara utul1 dan terpadu, baik dariaspek-aspek radiasi, proses, kebakaran maupun ins-

Page 2: MANAJEMEN PEMBANGUNAN INSTALASI NUKLIR BATAN DI …

Prosiding Seminar Tdawlogi dan Kese1amalan PLTNserla Fasi/ilas Nuk/ir

tmsi pihak-pihak yang tidak bersahabat.

FALSAFAH PROYEK

3. Sesuai dengan kebijaksanaan umum pemerintah,proyek RSG-LP telah dibangun dengan beberapafalsafah yang menyangkut aspek-aspek pendanaanproyek, alih teknologi dan pengembangan sumberdaya manusia.Dalam hal pendanaan proyek, telah digunakan kebija­kan menggunakan dana rupiah semaksimum mungkindan dana val uta asing dicarikan dari pinjaman lunak.Hal ini berarti memaksimalkan kandungan lokal denganmenggunakan produk-produkdalam negeri bila mung­kin, dan menggunakan kontraktor nasional sebagai pe­laksana pembangunan. Pada awalnya selagi dana ru­piah relatifmasih tersedia, falasafah ini dapatditerapkandengan baik, namun pada akhir proyek kebijakan inisedikit berubah berbarengan dengan sulitnya penda­naan rupiah.

4. Aspek alih teknologi, berpedoman pada empattahapan dan penggunaan 9 wahana tranformasinya.Selain itu juga dipilih teknologi yang sudah mapanmaupun pada beberapa instalasi nuklir yang telah di­gunakan terobosan-terobosan dengan menggunakanteknologi "State of the art" yang berlaku pada saat itu.Sebagai contoh antara lain dapat disebutkan bahwaprosesproduksi elemen bakarreaktorrisetdanproduksiradioisotop telah dibanguun berdasarkan lisensi, ma­sing-masing NUKEM (Jerman) dan General Atomic!Medi Physics (USA). Sedangkan RSG-GAS mempakanreaktor penelitian pertama di dunia berdaya besaryangmenggunakan Uranium 235 dengan pengkayaan dibawah 20 %.

Walaupun BATAN institusi yang mengelolaPi..TN, namun beberapa jenis teknologi hams tetap di­kuasai BAT AN karena BAT AN dengan fungsi yangdimilikinya serta tingkatteknologi yang telah dikuasaisaat ini, secara nasional tetap diperlukan untuk mendu­kung pembangunan, pengoperasian dan perawatanPLTN-PLTN yang akan datang. Teknologi tersebutadalah: teknolgi reaktor, teknologi elemen bakarnuk­lir, teknologi pengelolaan limbah radioaktif dan tekno­logi keselamatan. Keempat teknologi tersebut secarakhusus diusahakan dapat dialihkan semaksimal mung­kin melalui pembangunan-pembangunan instalasi­instalasi nuklir terkait.

5. ProyekRSG-LP hams mempakan wahana untukmeningkatkan pembinaan dan pengembangan sun1berdaya manusia BAT AN. Dalam pelaksanaannya, padasetiap paket kontrak suatu instalasi nuklir telah dima­sukkan unsur-unsur : partisipasi desain di negara pe­masok, pelatihan para operator, pelatihan para peng­guna dan jasa pelatihan untuk perawatan. Juga dima­sukkan pula dalam lingkuppekerjaan kontrak keterliba­tan BAT AN dalam pemasangan dan komisioningperalatan serta uji funsi nuklir.

32

Serpong, 9-10 Februari 1993PRSG, PPTKR - BArAN

MANAJEMEN PROYEK

6. Mempertimbangkan bahwa instalasi-instalasiyang dibangun mempunyai biaya modal yang tinggidan menggunakan teknologi canggih, serta "interface"sangat banyak antara pemasok asing dan kontraktordalam negeri akibat falsafah proyek yang diterangkandimuka, maka manajemen proyek awalnya dibantuoleh BECHTELInt'1 (USA) dan P.T. Puma Bina Indo­nesia. Strukturorganisasi proyekseperti pada lampiran2.a. dan 2.b. Jadi sejak tahun 1984 sid. tahun 1987, ma­najemen proyek terdiri dari staf BAT AN, BECHTELdan PBI secara terintegrasi. Para manajer dijabat olehstafBA TAN dan masing-masingdeputi manajerdijabatoleh staf Bechtel. Staf PBI mempakan staf darimasing-masing departemen. Dengan demikian alihteknologi dalam manajemen proyek dilakukan selamaproyek berjalan, dan pengambilan keputusan tetapberada di BAT AN. Organisasi tidakdapat sesederhanaseperti yang diinginkan karena kawasan pembangunanberada di tengah-tengah Puspiptek dan anggaran punpada 2 tahun pertama disalurkan melalui proyekPuspiptek.

Sampai dengan akhir 1992, manajemenpembangunan RSG-LP telah menggunakan 12360,4"orang-bulan" stafBA TAN, 241,9 dari BECHTELdan758,5 dari P.T. PBI.

Mulai tahun 1988 sampai sekarang, manajemenproyek dilakukan oleh BAT AN sendiri. Manajemenproyek meliputi rancang bangun, pengendalian proyek,konstruksi, administrasildokumentasi, dan pengadaan.Sedangkan pembagian lingkup pekerjaan antara pema­sok asing dan BAT AN dapat dilihat pada lampiran 3.

7. Lingkup rancang bangun dibagi atas 2 bagianbesar, yaitu desain dasar (basic design) dan desain

detail (detail design). Basic design dilakukan olehpemasokasing kecuali untuk reaktor, sedangkan desaindetail menjadi tanggungjawab BAT AN, yang dalamhal ini mengontrakan beberapa perencana lokal.Manajer rancang bangun mereview dan mengkajibasic design dari pemasok asing, khususnya yangmenyangkut penjabaran dari kriteria desain,kelengkapan gambar dan dokumen perhitungannyabaikdari bagian nuklir, sipil, mekanikal,listrikbesertainstrumentasi kontrol, serta aspek lingkungan. Suatukesulitan timbul sehubungan dengan standar yangdigunakan seperti terlihat dari lampiran2. Negara­negara pemasok berbeda-beda, hingga standar yangdigunakan memekai yang berlakudi negara setempat.Bila di Indonesia belum ada standamya maka mengacupada rekomendasi dari Badan Tenaga AtomIntemasional (IAEA).

Karena desain detail dilakukan oleh konsultan

lokal, maka manajer rancang bangun bertanggungjawab terhadap kebenaran dan kelengkapan penjabaranbasic design ke detail design dengan lingkup masalahseperti halnya pada basic design. Para konsultan lokalmembuat detail desain dan persyaratan-persyaratan

Page 3: MANAJEMEN PEMBANGUNAN INSTALASI NUKLIR BATAN DI …

Prosiding Seminar Tekn%gi dan Kese/amatan PLTNserta Fasi/itas Nuk/ir

administrasi hingga menjadi suatu dokumen lelangyang lengkap. Selama proyek tercatan 3.123,47 or­ang-bulan, dengan melibatkanjumlah gambar sepertipada lampiran 4

8. Tanggungjawab manajerpengawas/pengendaliproyek meliputi pembuatanlevaluasi/pemuktahiranjadwal proyek mereka, memeprkirakan biaya proyekdan membuat kecenderungan-kecenderungan kenaikanbiaya, mcngendalikanjadwal kontrak antara pemasokasing dan kontraktor lokal, mengevaluasi danmcnghitung kemajuan proyek baikporsi asing maupunlokal serta menghitung jumlah "orang-bulan" darisupervisi yang terlibat. Dalam tahapan konstruksi,manajer pengawasan/pengendalian proyekmengevaluasi dan menghitung kemajuan proyek sertamemantau perubahan-perubahan di lapangan dankemudia menghitung perubahan biaya yangdiakibatkannya.

Komposisi biaya proyek RSG-LP tertera padalampiran 5. Perlu ditambahkan bahwa sejak tahun1983 hingga 1992, telah terjadi perubahan-perubahandrastis akibat nilai tukarberbagai valuta asing terhadapdollar Amerika Serikat, serta adanya inflasi dan deva­luasi pada mata uang rupiah. Olch karena itu angka­angka yang dicantumkan pada lampiran 5 menunjukkannilai yang berlaku pada taun yang bersangkutan.

9. Dcpartemen konstruksi dan administrasi kiranyaperlu diuraikan Icbih lanjut, karena lingkup dantanggungjawabnya sudah baku. Selain itu untukmana­jemen pembangunan proyek RSG-LP ini telah disusunsuatu "project managemen manual" yang mencakupseluruh prosedur yang berlaku intern proyek maupunantara proyek dengan institusi luar, misalnya para pe­masok asing, kontraktor lokal dan instansi-instansi pe­merintah lainnya. Selain itu lampiran 6 menunjukkannama-nama kontraktor-kontraktor lokal baik perencanamaupun konstruksi yang terlibatdalam masing-masinginstalasi nukliryang dibangun. Juga ditampilkanjum­lah stafBA T AN dan "orang-bulan" yang telah dididikdalam berbagai pelatihan seperti pada lampiran 7.

10. Manajer pengadaan bertanggung jawab ataslingkup pckerjaan penyusunan permintaan, pembe­basan bea masuk dan PPn impor kepada instansi yangberwenang terhadap barang yang dipasoknya dari luarnegeri, serta membantu pengurusan re-ekspor barangyang tidak sesuai dengan spesifikasi/tidak berfungsisebagaimana mestinya.

11. Program jaminan kualitas. Pengertian jaminankualitas adalah tindakan yang terencana dansistematikyang diperlukan untuk memperoleh instalasi akan ber­fungsi secara am an dan memuaskan.Tindakan ini harus ditulis, didokumentasikan dan

disahkan sebelum suatu kegiatan dilakukan. Kegiatanini berlaku untuk semua tahapan kegiatan dari pem~

33

Serpong, 9-10 Februari 1993PRSG, PPTKR - BATAN

bangunan, yaiturancang bangun, pengadaan, fabrikasi,konstruksi dan operasi dari suatu instalasi.

Program jaminan kualitas harus memuat seku­rang-kurangnya antara lain:a. ldentiflkasi dari struktur, sstem dan komponen yang

berada dan yang akan ditangani sesuai denganpersyaratan jaminan kualitas.

b. Struktur organisasi dengan tingkat kewenangan dantanggung jawab fungsional, serta garis komunikasikegiatan yang mempengaruhi kualitas denganjelasdan tegas.

c. Pengendalian sistem dokumen, rancang bangun,pengadaan material, inspeksi dan tes peralatan,ketidak sesuaian untuk pemenuhan kualitas.

d. Penyediaan program untuk pelatihan personel yangakan terlibat dalam kegiatan pembangunan danpengoperasian instalasi nuklir.

e. Penyediaan program pelaksanaan kegiatan audit.f. Penyediaan program pelaksanaan ulang dan pengka­

jian oleh manajemen terhadap program kualitas danpelaksanaannya.

Untuk kepcntingan manajemen pembangunanRSG-LP ,BAT AN telah menerbitan bukudisebut "Batan

Quality Assurance Manual" (BQAM) yang harusdipatuhi oleh semua pelaku proyek, yaitu pengelolaproyek maupun semua pemasok, konsultan maupunkontraktor.

HAMBATAN DAN KETERBATASAN

12. Ada beberpa hambatan dan keterbatasan yangdialami dalam membangun proyek RSG-LP, antaralain dari aspekorganisasi,personil, anggaran,prosedur,kemampuan kontraktor dalam negeri, dan banyaknya"interface" antara pemasokasing dan Iingkup pekerjaandalam negeri. Dari segi organisasi hambatansebenamyatidak terlalu kritis, lebih-Iebih hal ini hanya berlakupada 2 - 3 tahun pertama, yaitu dengan danapembangunan sebagai rupiah pendamping disalurkanlewatproyekPuspiptek. Bahakn sampai tahun anggaran1985.11986, kontrak-kontrak ditangani oleh instasi diluar BAT AN, dan organisasi manajemen menjadi tidaksesederhana seperti yang diinginkan.

Hambatan dari segi personel proyek ada dua hal,yaitu karena BATAN merupakan institusi penelitianpengembangan, maka pada awalnya sulit untukmewujudkan apalagi meningkatkan sikap "awareness"terhadap suatu kegiatan baru, yaitu manajemen proyekwalaupun beberapa personil intinya telah menjalanipendidikan khusus di Bechtel, San Fransico. Selain itu

juga terbatasnya penguasaan bahasa Inggris secaraaktif, khususnya untuk bekerja dalam suatu timterintegrasi dengan Bechtel.

13. Untuk pembangunan instalasi-instalasi nuklirdi Serpong sesuai dengan kontrak, diperlukan danarupiah pendamping untuk lingkup pemerintah Indone­sia, c.q. BAT AN untuk pengadaan antara lain pemba-

II

Page 4: MANAJEMEN PEMBANGUNAN INSTALASI NUKLIR BATAN DI …

Prosiding Seminar Teknologi dan Keselamatan PLTNserta Fasilitas Nuklir

bangunan (kontrnksi sipil), prasarana listrik, mekanik,alat kontrol dan sitem non nuklir (sistem udara tekan,

pendingin dan setemsnya).Dana tersebut disediakan dalam DIP. Sesuai de­

ngan kebijakan umum pemerintah maka tidaksepenuh­nya ada jaminan tersedianya anggaran Olltuk proyektahun ganda (multi years). Kejadian ini membuat "cashflow" proyek menjadi terganggu, bahkan suatu satanggaran yang didapat pada suatu tahun anggarankurang dari cash flow yang diperlukan. Sebagai akibatterpaksa diadakan negosiasi untuk penjadwalan ulang.Batasan anggaran juga mewajibkan BAT AN Olltukmembagi paket-paket pekerjaan ke dalam kontrak­kontrak yang lebih kecil hingga dapat diselesaikandalam satu tahun anggaran. Jelas disini satu maslahdipecahkan tetapi menimbulkan masalah bam yangtidak kalah pentingnya, yaitu menjam in kelanjutan pe­kerjaan, apalagi bila hasil ditender menghasilkan kon­traktor yang lain. Adanya devaluasi dipertengahanproyek sudah barang tentu menambah hambatan yanghams dipecahkan. Dapat ditambahkan, tidak adanyaacuan harga satuan Olltuk pekerjaan-pekerjaan nonstandard (karena adanya persyaratan mutuderajat nuk­lir), telah pula menyulitkan Olltuk evaluasi harga.

14. Proyek hams dilaksanakan dengan prosedurpe-ngadaan barang ataupun pembangunan sesuai Keppresyang berlaku. Pada hakekatnya prosedur itu baik na­mOll memakan waktu yang lebih lama hingga mengu­rangi fleksibilitas bila proyekhams dilaksanakandalamjadwal yang ketat, dan ancaman "claim" atau "penalty"yang diajukan oleh pemasok asing seprti diatur dalamkontrak.

BAT AN telah bemsaha membina beberapa kon­

traktorperencana untukmelakukan detail design. Bah­kan pada suatu saat BAT AN telah menempatkan seo­rang expatriate Bechtel dan dua staf senior BA TAN be­kerja membantu konsultan perencana, demi Olltukmemberi pemahaman tentang instalasi nuklir sertabimbingan tahapan-tahapan detail design.Umumnya konsultan perencana mundur penyelesaianpekerjaannya, hingga bangunan fisik maupun prasa­rananya terlambat ditenderkan pula. Kondisi ini lebihdiperburuk karena kontraktor konstruksi terlambatpula penyelesaiarinya. Sebagai akibat BAT AN telah di"claim" oleh dua supplier asing, yaitu Interatom danNukem dengan membayar kemgian. Untuk mengatasihal sempa secara berlanjut, diadakan pengetatan pe­ngendalian proyek dan bila perlu hams renegosiasidengan pemasok asing.

Suatu hal terakhir yang perlu dikemukakan ialahbanyaknya "interface" antara pemasok asing dan lokalsebagai lingkup BAT AN. Oleh karena itutidak menghe­rankan bila ada beberapa paketpekerjaan yang "terlupaJtertinggal". Dengan demikian "cost estimate" proyekmenjadi membengkak.

34

Serpong, 9-10 Februari 1993PRSG, PPTKR - BATAN

PENINGKA TANKEMAMPUAN BA TAN DAN KE­SlAP AN DUKUNGAN TERHADAP PROGRAMPLTN

15. Seperti telahdisesuaikan di atas, melalui pemba-ngunan dan pengoperasian instalasi-instalasi nukJir diSerpong, empatteknologi hams dikuasai oleh BAT AN,yaitu teknologi reaktor, teknologi pembuatan elemenbakar nuklir, teknologi keselamatan reaktor danteknologi pengolahan limbah radioaktif. Sejak instalasinuklirpertamadi Serpong bempa RSG-GAS diresmikanpada tahun 1987, setelah selang 5 tahun, kini secarabertahap keempat teknologi tersebut telah dikuasai,baik dari segi kedalaman teknologi tersebut, dantambahan "spin off', bempa penguasaan beberpa tek­nologi lagi yang secara lengkapnya sebagai berikut :a. Teknologi reaktor dan uji iradiasi komponen.b. Pengembangan teknologi dan produksi elemen bakar

reaktorrisetdan reaktordaya serta ujia pasca iradiasi.c. Pengembangan kemampuan rekayasa komponen

maupun suatu sistem perangkat nuklir danproduksinya disertai program jaminan kualitas dankendali kualitas (QA/Qc).

d. Teknologi keselamatan PLTN, desain sistem proteksinukJir, uji komponen, uji korosidan uji termohidrolik.

e. Teknologi proses limbah radioaktif dengan tujuanmenjamin keselamatan manusia dan kelestarianlingkungan.

f. Pangkalan data Olltuk informasi nukl ir dan perangkatkeras serta perangkat lunak guna analisa berbagaiproses dalam teknologi nuklir.

16. Selain keenam teknologi tersebut di atas, pemba-ngunan RSG- LP memberi kemampuan tambahan padaBAT AN, yaitu:a. Manajemen pembangunan instalasi-instalasi nuklir

dengan tingkat kecanggihan dan keselamatan yangtinggi, yang meliputi tahap-tahap negosiasi kontrakdan pendanaannya, rancang bangOll, pengendalianproyek, pengadaan konstmksi, "start-up/Comis­sioning" dengan penerapan penuh dari "Batan Qual­ity Assurance Manual" untuk senma tahapan tadi.

b. Pembuatan Amdal, laporan analisis keselamatan,serta pembuatan dokumen Olltuk perizinan, baik un­tuk izin tapak, izin konstrnksi dan izin pengoperasian.

c. Pembuatan sistem keselamatan dan keamanan secara

terpadu untuk selumh instalasi~instalasi nuklir dikawasan Serpong, baik yang menyangkut aspek ra­diasi, parameter dan limitasi proses, kebakaran,maupun aspek instrusi/sabotase dari luar.

17. Sebagai contoh konkrit dari penguasaan teknolo-

gi dan kemampuan pendukung lainnya seprti diuraikandi atas, pada saat ini BAT AN sedang mendesain suatureaktor bam yang khusus Olltuk memproduksi isotop,dengan nilai 20 - 30 juta USD, sebagai "back-up" dankomplemen dari kemampuan RSG-GAS, untukmemenuhi pasar intemasional yang saat ini memangsedang berkurang

Page 5: MANAJEMEN PEMBANGUNAN INSTALASI NUKLIR BATAN DI …

Prosiding Seminar Teknologi dan Keselamatan PLTNserta Fasilitas Nuklir

KESIMPULAN18. Ada beberapa kesimpulan yang dapat ditarik

dari pembangunan instalasi-instalasi nuklir BATANdi Serpong ini, yaitu :1. Dari segi jadwal, RSG-LP Fase I dapat di.katakan

berhasil kecuali dua instalasi yaitu reaictor dariinstalasi produksi elemen bakarreaktorriset, dimanaBAT AN telah di "claim" oleh pemasokk asing atasketerlambatan yang timbul. Sedangkan ketigainstalasi lain dapat direnegosiasi hingga walaupundirumuskanjadwal baru, tetap dapat menyelesaikanproyek dengan baik. Sedangkan untuk fase II, telahdiadakan rescheduling selama satu tahun karenakurangnya dana rupiah pendamping dengan caraoptimasi. Fase III berjalan sesuai jadwal, tanpareschedul ing.

2. Estimasi biaya rupiah pendamping pada awal proyeksulit dibuat berhubung kurangnya pemahaman ataslingkup pekerjaan yang menjadi tanggung jawabpemerintah Indonesia c.q. BATAN. Bahwasanyaakhimya didapat suatu estimasi yang lebih mendekatikebenaran, namun dengan antara lain adanyadevaluasi di tengah-tengah pelaksanaan proyek danperubahan nilai tukar valuta asing yang drastis telahmembubarkan estimasi biaya proyek. Tetapi yang

Serpong, 9-10 Fehruari 1993PRSG, PPIKR - BATAN

jelas pemerintah telah membayar "claim" terhadapInteratom sebesar 2,5 juta DM dan Nukem 2 jutaDM.

3. Manajemen proyek besar dengan konsultan asingterintegrasi dalam suatu tim dinilai berhasil dandapat berfungsi seperti yang diharapkan. Demikianpula setelah para konsuItan pulang.

4. Dari segi alih teknologi kiranya dapat dipilah-pilah­kan sebagai berikut :a. Alih teknologi kepada karyawan-karyawan BA­

T AN dapat dikatakan berhasil.b. Alih teknologi kepada konsultan perencana dinilai

kurang berhasillebih-lebih sekarang para konsuI­tan tersebut tidak dapat mempertahankan ekspertiseyang telah dimiliki karena perpindahan sebagianbesar stafnya.

c. Alih teknologi kepada kontraktornasional dinilaisebagian berhasil. Dan yang cukup mengagumkan,yang dinilai berhasiljustrudari IingkunganBUMN.

5. Pengembangan dan pembinaansumberdaya manusiadinilai berhasil.

6. "Spin off' peningkatan kemampuan pendukungprogram PLTN dinilai berhasil, dan perlu diting­katkan dengan kerjasamadengan instansi lain terkait.

LAMPIRAN 1

TAHAPAN PROYEK RSG-LP

PHASEINSTALASI

I

1. REAKTOR (RI)

2. RADIOISOTOP (RII)3. BAHAN BAKAR EKSPERIMENTAL (EFEI)4. PRODUKSI BAHAN BAKAR (FEPI)5. PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF (RWI)II

1. RADIOMETALURGI (RMI)

2. ELETRO MEKANO NUKLIR (NMEI)3. KETEKNIKAN DAN KBSELAMATAN REAKTOR(BSI)

III

1. SPEKTROMETRI NEUTRON (NSI)

3S

Page 6: MANAJEMEN PEMBANGUNAN INSTALASI NUKLIR BATAN DI …

BATAN

UPT - PPIN

r----.:...--------PUSPITEK

I

I

-____J

FACIUTY

PMO ARCHITECTENGINEERS

ENGINEERS

ARCHITENMID

FACILITY

IPBFO I CONSTRUCTIONSUPPLIERSCONTRACTORS

INTERATOM (RI)NUKEM (FEPI)NIRA (EFEI)TECHNICA TOME (RWI)

ICONST. SUPVR.IGA TECHNOLOGIES (RII)

A.lO, MID, IA

CONTRACTUAL DIRECTION

----- PROJECT COORDIANTION

WQ\

RSG-LP PROJECTORGANIZATIONAL RELATIONSHIPS

TECHNICAL COORDINATIONTECHNICAL SUPPORT

Lampiran 2a

~ ~~ ~~~-.OQ:::-:c...,

a ~~ -.E.~

~~5'"

OQ-.~:::

~1\••••

:r••i~~

c..1\

~;g!c,,-$1 ~•...

:gc:>~~~g-. Q

~ ~.~~

Page 7: MANAJEMEN PEMBANGUNAN INSTALASI NUKLIR BATAN DI …

w~

Lampiran 2a

PUSPITEK / BATANFIELD OFFICEORGANIZATION CHART

FIELD OFFICEMANAGER(B)II

I T1CHIEF

PROJECTCHIEFCONSTRUCTION

CONTROLSCONSTRUCTIONADIMINISTATION &ENGINEER

COORDINATORDOCUMENT C;ONTROL(B)

(B) (P)(B)

I

CONSTRUCTION

QUAUTYRIRWIRlIEFEIFEPICOMMON FACIUTIESSPECIAUST

CONTROLCONSTRUCTIOJCONSTRUCTImCONSTRUCTIOI'iCONSTRUCTImCONSTRUCTIorCONSTRUCTIONCOORDINATOF

COORDINATORCOORDINATORCOORDINATORCOORDINATORCOORDINATOR

(B)(B)(P)(P;(P)(P(P) (P)

LEGEND:

~ ~S' ~

~~_.00:::~~ ~~ s·

$f5"~.~:s

~<\5":I••;;:s

t!!

~

BP

RIRWIRIIEFEIFEPI

= BAT AN= PUSPITEK

= REACTOR INSTALLATION= RADIOACTIVE WASTE INSTALlATION= RADIOISOTOP INSTALlATION= EXPERIMENTAL FUEL ELEMENT INSTALlATION= FUEL ELEMENT PRODUCTION INSTALLATION

~~

~g~~,S:)~

~~~:i'0­..•

• I:••

~::>:'0:<!:~

Page 8: MANAJEMEN PEMBANGUNAN INSTALASI NUKLIR BATAN DI …

BATANDIRECTOR

PUSPITEKGENERAL:t Coordination

lical andnistrative Direction HEAD OFUPT - PPIN

RSG-LP

PUPITEKIBA TANPROJECT

FIELD OFFICEMANAGEMENT

QUALITY

-------------ASSURANCE

I

I

PROJECT

ENGINEERINGCONSTRUCTIONPROCUREMENl

CONTROLS

I

I-

I I

PROJECT

PROJECTPROJECTPROJECTPROJECTENGINEER

ENGINEERENGINEERENGINEERENGINEERRII

RIIFEPIEFEIRWI

C"J

QC

~~

RSG-LP PROJECT MANAGEMENT ORGANIZATIONLampiran 2b ~ '"

~ ~~~_.00

~~~ ~.

~~0­~.t~"Ci"

:I••i~~

~"oi:!()

;g~~ .•c:'J ~

"-

::go~~~~, '"••

~ ~.~~<::~

Page 9: MANAJEMEN PEMBANGUNAN INSTALASI NUKLIR BATAN DI …

W\Ci

LAMPIRAN 3

LINGKUP PEKERJAAN PEMASOK ASING DAN BAT ANDALAM PEMBANGUNAN RSG-LP

PERENCANAANKONSTRUKSISUPLAI

PERALA TANENYIMP ANANKOMISIONING

INST ALAS IPEMASOK PROSESPERALA TAN

BASICDETAILSIPILINSTAL~UPERVISI

PHASE I

RIINTERATOM IAIABAT AN IAIAIA BB (IA)

(IA)(B)

RII

GENERAL GABB BGA&BGA 90%BB (GA)ATOMIC (GA)

FEPI

NUKEM (NK) NKBB BNK&B NKBB (NK)

EFEI

NIRA (NR) NRBB BNR&BNR 80%BB (NR)

RWI

TECHNI CATOME TABB BTA&BTA 60%BB (TA)(TA)

PHASE IIRMI

GCNF GCNFBBGCNFGCNFGCNFGCNFGCNF & B

NMEI

AECL AECLBBAECLAECL & BAECLAECL & BAECL & B

ESI

ANSALDO SPA ANSBBANSANS & BANSANS & BANS & B

(ANS)PHASE III NSI

CILAS

ALCATEL (CA)

CS.SCCA.SCCA&BCA & SCCA.SCCA,SCCA&CA, SC&

&B&B &B

SUMITOMO (SC)

~ ~~ ....,.,~~ S·s.:~~ Q

~ ~.&.,

~.fof.

t~t\l;-I~~

1('~

;g~c.,',c;) 'f>•...

:gc~~~ i:!, ~~~~~

Page 10: MANAJEMEN PEMBANGUNAN INSTALASI NUKLIR BATAN DI …

Prosiding Seminar Teknologi dan Keselamalan PLTNserla Fasilitas NukJir

JUMLAH GAMBAR YANG DIPRODUKSI OLEHKONSULTAN PERENCANA ASING DAN LOKAL

Serpong, 9-10 Februari 1993PRSG, PPTKR - BATAN

LAMPIRAN 4

INST ALAS IPERENCANA ASINGPERENCANA LOKAL

RI

1.250322

RII

380379

EFEI

912226

FEPI

694340

RWI

1.040520

RMI

715353

NMEI

280515

ESI

524234

NSI

823129

40

Page 11: MANAJEMEN PEMBANGUNAN INSTALASI NUKLIR BATAN DI …

Th AnggaranTotal

82/83Jenis

82/8383/8484/8585/8686/8787/8888/8989/9090/9191/92sid

Pengeluaran

91/92

INV. 1.BLN-US $

40557138461a7850618660a39933 aaaBLN Rp.

691100711211121165016501738173818921973

DIP

28025139400a8800530789a69404 aaa2.Rp. DIP

a11249142751726922205185535636533159268508560

28025

15067914275105274529941855312576933159268508650564138

OP&M

aa174203624444016763512016105101528254113

M

aa134-400516426272341393643677118752

(MJINV.)%(0,00)(0,00)(0,06)(0,13)'(0,15)(0,12)(0,55)(0,78)(0,66)(1,20) .

RID

aa27520726126428440210523693114

US$

173195 a58237850618660a333666567aa316117

TOTAL Rp.

112491485819912254262325967006497164205530982284464

KOMPOSISI BIAYA RSG - LP(INSTALASI-INSTALASI NUKLIR BAT AN DI SERPONG)

~~

Keterangan :Inv: • KONTRAK L/N

• Pembangunan Gedung- Peralatan Pendukung

- Bahan yang beruahjadibarang Inv.

SUMBER:

OP & M : - Biaya Komissioning _

- Biaya Operasi Instalasi- Biaya Operasi Kantor

- Gaji Upah (DIK)- Peljalanan Dinas- Pajak! FlSkal L/N- Assessed Program IAEA- Pameran L/N dan DIN

- Spare part

• Biaya Perawatan (kontrak)- Biaya Perawatan dari DIK

1. BLN (US$)2.DIP (Rp.)

3.DIK (Rp.)

M: - Spare part

- Biaya Perawatan (Konlrak)- Biaya Perawatan dari DIK

RID : - Bahan & AlaI untuk Ulbang

- Biaya Ekspert- Gaji/Upah Proyek

LAMPlRAN 5

us $ X 1.000

Rp X 1.000.000,-

~ ~~ ~'>1 i>: I~ :;'_.00:::~~ ~~ :;.~b

~~Q"

00-. It~C\

Q""b••:.~~

c.,

~JS~ '1='•...

~~~t.• b

~::~~

Page 12: MANAJEMEN PEMBANGUNAN INSTALASI NUKLIR BATAN DI …

ProsiJing Seminar Teknologi Jan Keselamalan PLTNserla Fasi/ilas Nuk/ir

Serpong, 9-10 Februari 1993PRSG, PPTKR - BATAN

LAMPlRAN 6

DAFrAR KONTRAKTOR, KONSULTAN PERENCANA DANKONSULTAN PENGAWAS DALAM NEGERI

PHASE I

PEKERJAANRIRIIEFEIFEPIRWI

PERENCANAAN

AIDAlOAlOAlOAID

PENGA WASAN

AIDAIDAlO/MIDAIO/MIDAlO

KONSTRUKSI : CIVIL

WASKITA KARYAWASKITA KARY ARAKA UTAMADIMENSININDY A KARY AADHY KARYA HUTAMA KARY A

MJE

TRUBA JURONGKIKDJASA UBERBERCHA IND.ELNUSAENGINEERING

SAKTI

PHASE II

PEKERJAAN RMIESINMEI

PERENCANAAN

MIDAlO/IKPT/PPIKJAY A CM

PENGA WASAN

MIDMIDMID

KONSTRUKSI: CIVIL

WASKITAKARYA'u " 1'Jr\ARA GRAHAPPIKCITA CONTRACT

MIE

TRUBA JURONGPROMITPPIKENGINEERING

PHASE III

PEKERJAAN

PERENCANAAN

PENGA WASAN

KONSTRUKSI:

42

NSI

CITAMONAS

MID

Page 13: MANAJEMEN PEMBANGUNAN INSTALASI NUKLIR BATAN DI …

Prosidillg Semillar Teknologi dall Kesdamalall PLTNserla Fasililas Nuklir

RINGKASAN TRAINING RSG - LP

Serpong, 9-10 Fwruari 1993PRSG, PPTKR - BATAN

LAMPIRAN 7

PEMASOKTRAINING

NSTAlASl

ASING KETERANGANORANG

MMMWMD

RI

INTERA TOME 21288 Kontrak : 78 nunBilateral: 150 mmRII

GENERAL ATOMIC1982 Kontrak : 80 mm.Tambahan: 2 nunRWI

TECHNICA TOME699 Sesuai Kontrak .1

33 Incenerator Unit

FEPI

NUKEM 11124 Sesuai Kontrak

EFEI

NIRNANSALDO 24164 Kontrak : 223 mmSchedule : 164 mmRMI

GCNF 16164 Kontrak : 144 mmTambahan : 20 mmESI

ANSALDO 40152,12 Sesuai Kontrak

NMEI

AECL 66326 Sesuai Kontrak

NGI

SUMITOMO CORP.53324 Sesuai KontrakCILAS ALCA TEL

234Sesuai Kontrak

BSS

THOMSON CSF 16 105Sesuai Kontrak

TOTAL

2751670,1237105

MM = MAN - MONTHMW = MAN - WEEKMD= MAN -DAY

43

ojI

Page 14: MANAJEMEN PEMBANGUNAN INSTALASI NUKLIR BATAN DI …

ProsiJing Seminar Teknologi Jail Keselamalan PLTNserla Fasili/as Nuklir

DISKUSI

DARYONO:

Tentang kemampuan tambahan,- Teknologi PLTN- Desain reaktor baru

Mohon penjelasan jenis dan kapasitasnya- Berapa orang yang terlibat ?- darimana saja tenaga yang terlibat

SUTARYO SUPADI :

- PLTN orang-orangnya masih di luar negeri- Reaktor khusus untuk Produksi Isotop, yang ingin didcsain scndiri oleh BAT AN.- Daya 10 MW- Diharapakan detail desain selesai tahun 1994

- Expertise dari dalam khususnya dari Serpong

44

Serpong, 9-10 Februari 1993PRSG, PPTKR • BATAN