manajemen luka bakar

Upload: rendhut

Post on 09-Oct-2015

58 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

manajemen penatalaksanaan/ asuhan keperawatan pada luka bakar

TRANSCRIPT

  • Manajemen Luka BakarDina Dewi S L I

  • Struktur kulitAreolar & adiposa tissueDense, fibrous, connective tissue, blood vessel, nerveBasement glue like layerEpidermisDermal-Epidermal Junction-connectiveDermisHipodermisEpithelial: stratified-squamouse

  • Definisi

    Suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber panas seperti kobaran api di tubuh (flame), jilatan api ke tubuh (flash), terkena air panas (scald), tersentuh benda panas (kontak panas), akibat sengatan listrik, akibat bahan-bahan kimia, sengatan matahari (sunburn) (Moenadjat, 2003).

  • Klasifikasi

  • Makna Klinis

    Derajat kedalamanKlinisRasa nyeriDerajat IHyperemisHyper estesiaDerajat IIaBulla, merahHyper estesiaDerajat IIbBulla, pucatHypo estesiaDerajat IIIHitam, keringAn estesia

  • Penyebab

    Api.Air panas.Riset membuktikan bahwa anak usia kurang dari 3 tahun mempunyai resiko cidera air panas 15 %, sedangkan pada lansia 45 % (Chapman dan Hall, 1991)Bahan kimia (yang bersifat asam dan basa kuat). Biasanya terjadi di lingkungan industri (Chapman dan Hall, 1991)Listrik dan petir.Radiasi.Suhu sangat rendah.

  • Pengkajian Luka BakarABCDELuas Luka BakarHead to Toe

  • SIRS & MODS/ MOF

  • PatofisiologiToxic fumeIritasi: inflamasi akutSloughing mucosaMucosa plugObstruksi (24 jam)Distress PernapasanSaluran pernapasan atasEpitel nekrosisEpitel nekrosis & sekret

  • Mobilisasi neutrofil dan leukosit PMNKerusakan pada kapiler peri alveolar & parenkim paruPenumpukan FibrinTerbentuk membran hialinGangguan pertukaran O2Inflamasi Saluran Pernapasan Bawah (4-7 hari)Anjuran pemberian O2: 2-4 ltr/mntARDS4-5 hari pos injury

  • Gg. Ekspansi rongga thorak (inspirasi)Volume inspirasi
  • Edematus sel endotelPeningkatan jarak interselulerEkstrafasasi cairan intravaskuler ke intersisielPenimbunan cairanGangguan perfusi dan metabolisme selularInflamasi Akut

  • Gejala Kegagalan SirkulasiGejala kegagalan sirkulasi otak:disorientasi, gelisah, penurunan kesadaranGejala akibat konstriksi pembuluh perifer: suhu turun, produksi urine turun, gangguan pencernaanKompensasi: peningkatan aktivitas pernapasan (cepat & dangkal), peningkatan aktivitas jantung (palpitasi & takikardi)

  • SIRS (Systemic Inflamatory Respone Syndrome)Suatu respon klinik yang bersifat sistemik, sebagai dampak dari pelepasan mediator inflamasi yang mulanya bersifat fisiologik namun oleh karena adanya pengaruh beberapa faktor respon ini berubah secara berlebihan dan menyebabkan kerusakan organ sistemikGejala SIRS:Hipertermia (>38oC), hipotermi ( 90 x/mnt)Takipnu (> 20 x/mnt) atau tekanan parsial CO2 rendah (PaCO2 12.000 sel/mm3), lekopeni ( 10% netrofil dalam bentuk imatur

  • Tahap SIRS s/d MOD/MOF

  • Penjelasan (1)Respon sistemikKetidakstabilan hemodinamik akibat hilangnya integritas kapiler dan terjadinya perpindahan cairan, natrium serta protein dari intravaskuler ke interstisiilRespon CardiovaskulerBerkurangnya volume intravaskuler dan berlanjutnya kehilangan cairan curah jantung menurun dan penurunan tekanan darah. Sistem saraf simpatis akan melepaskan katekolamin peningkatan resistensi perifer (vasokonstriksi) dan peningkatan HR

  • Respon pulmonerKonsumsi oksigen oleh jaringan tubuh akan meningkat 2 x lipat akibat keadaan hipermetabolik dan respon lokal.Abnormalitas paru tidak nampak segera, kecuali penderita dengan cidera inhalasi obstruksi jalan nafas dapat terjadi sangat cepat.Indikator kmk terjadinya kerusakan paru meliputi Riwayat terbakar pada ruang tertutupLuka bakar pada wajah atau leherRambut hidung gosongSuara menjadi parau, batuk kering, stridor, sputum yang penuh jelagaTakipnea Eritema dan pembentukan lepuh pada mukosa oral atau faring (2)

  • Respon RenalDestruksi sel darah merah pada lokasi cidera hemoglobin bebas dalam urin. Jika kerusakan terjadi sampai otot, mioglobin akan dilepaskan dari sel-sel otot dan diekskresikan oleh ginjal. Bila aliran darah tidak adekuat, hemoglobin dan mioglobin akan menyumbat tubulus renal NTA.Respon imunologiKehilangan integritas kulit ketidakmampuan tubuh untuk mengatur suhu. Pelepasan faktor-faktor inflamasi, penurunan jumlah limfosit penderita luka bakar beresiko mengalami sepsis.Respon GI TractusPenurunan peristaltik usus ileus paralitik dan ulkus curling

    (3)

  • PatogenesisTeori syok menyebabkan penurunan sirkulasi daerah splangnikus

  • Luas Luka Bakar

  • Kriteria Berat Ringan (ABA)Luka Bakar RinganLuka bakar derajat II
  • Kondisi yang harus diperhatikan Fase awal, akut dan syok :ABC gangguan sistemikFase syok akhir dan sub akut: SIRS, MODs dan sepsisFase lanjut: parut hipertropik, kontraktur, deformitas

  • Pre-Hospital Jauhkan Dari Sumber kebakaran : matikan api, lepas pakaian yang terbalar

    Bila ada air dapat langsung disiramkan

    Jangan gunakan es pada luka bakar

  • Penanganan Fase AkutTriage : airway, HTT, trauma lain, Rule of nineEmergency : universal precaution, bebaskan pakaian, bebaskan jalan nafas, IV, kateter urin, NGT, BB, TT, Perawatan Luka, Eskarotomi/ FasiotomiResusitasi cairan

  • Resusitasi Cairan

    Tujuan resusitasi cairan yaituMemperbaiki deficit cairan, elektrolit dan proteinMenggantikan kehilangan cairan berlanjut dan mempertahankan keseimbanagan cairan.Mencegah pembentukan edema berlebihanMempertahankan haluaran urine pada orang dewasa 30-70 ml/jamMengupayakan sirkulasi yang menjamin kelangsungan perfusi sehingga oksigenasi terpelihara

  • Jenis Resusitasi Cairan1. Formula Evan BrookePrinsip: Larutan fisiologik, koloid dan glukosaDiberikan dalam waktu 24 jam pertama dengan alasan inefektif Hb dan kehilangan energi yang berlebihJumlah cairan yang diberikan berdaar luas luka baker dan berat badan pasienCara Pemberian:Hari 1 : jumlah kebutuhan cairan diberkan 8 jam pertama ;sisa diberikan 16 jam sisaHari 2 : jumlah kebutuhan koloid dan larutan saline

  • Rumus Evan Brooke

  • 2. Formula Baxter/ParklandPrinsip:Syok yang terjadi jenis hipovolemiaHanya memberikan RL+elektrolit, koloid diperlukan bila setelah sirkulasi mengalami pemulihanPenurunan efektifitas Hb karena perlekatan eritrosi, trombosit, leukosit, dan komponen sel lain pada dinding pembuluh darahPemberian koloid tidak efektif karena adanya gangguan permeabilitas dan kebocoran plasma, menyebabkan penarikan ke jaringan interstesiil, sulit ditarik ke intravaskuler, menambah beban kerja jantung, paru dan ginjal, memperbesar resiko reaksi inflamasi

  • Rumus Baxter/Parklandback

  • Fase Sub akutMasa di dalam perawatan di ruangan atau unit luka bakar dimana masalah yang ada berkaitan dengan luka, infeksi, sepsis, curling ulcer, masalah nutrisi dll. Fase ini dimulai 48 hingga 72 jam pasca luka bakar.Status respirasi, sirkulasi, keseimbangan cairan dan elektrolit serta fungsi gastrointestinal harus tetap dijaga.Perawatan luka bakar dan pengendalian nyeri merupakan prioritas pada tahap ini.

  • Diet (Almatsier, 2005)Tujuan:Untuk mempercepat penyembuhan Mencegah terjadinya gangguan metabolicMempertahankan status gizi secara optimal selama proses penyembuahn dengan cara: (Almatsier, 2005)

  • Syarat-Syarat PemberianNutrisi enteral dini (NED)Protein tinggi, yaitu 20-25% dari kebutuhan energi totalLemak sedang, yaitu 15-20% dari kebutuhan energi totalKarbohidrat sedang, yaitu 50-60% dari kebutuhan energi total. Bila mengalami trauma inhalasi, karbohidrat diberikan 45-55 % dari kebutuhan energi totalVitamin diberikan diatas AKG (Angka Kecukupan Gizi): suplemen. Kebutuhan beberapa jenis vitamin adalah sebagai berikutVitamin A minimal 2 x AKGVitamin B minimal 2 x AKGVitamin C minimal 2 x AKGVitamin E 200 SIMineral tinggi, terutama zat besi, seng, natrium, kalium, kalsium, fosfor, dan magnesium. Sebagian mineral diberikan dalam bentuk suplemenCairan tinggi

  • Jenis diet dan indikasi pemberian dibagi 2 yaituDiet Luka Bakar (I)Diberikan berupa Air Gula Garam Soda (AGGS) dan Makanan Cair Penuh dengan pengaturan sebagai berikut:0-8 jam pertama sampai residu lambung kosong, diberi AGGS dan Makanan Cair Penuh kkal/ml, dengan cara drip dengan kecepatan 50 ml/ jam8-16 jam kemudian, jumlah energi per ml ditingkatkan menjadi 1 kkal/ml dengan kecepatan yang sama16-24 jam kemudian, apabila tidak kembung dan muntah , energi ditingkatkan menjadi 1 kkal/ml dengan kecepatan 50-75ml/menit. Diatas 24 jam bila tidak ada keluhan, kecepatan pemberian makanan dinaikkan sampai dengan 100 ml/menitApabila ada keluhan kembung dan mual, AGGS dan makanan Cair Penuh diberikan dalam keadaan dingin. Apabila muntah, pemberian dihentikan selama 2 jamKomposisi AGGS:Air200mlGula/Sirup25g/30mlGaram Dapur2g/ 2 bksSoda Kue1g/1bks

  • Diet Luka Bakar (II)Perpindahan dari diet luka baker I, yaitu diberikan segera setelah pasien mampu menerima cairan AGGS dan makanan cair penuh dengan nilai energi 1kkal/ml, serta sirkulasi cairan tubuh normal. Cara pemberian sebagai berikut:Bentuk makanan disesuaikan dengan kemampuan pasien, dapat berbentuk cairan, saring, lumat, lunak atau biasaCairan AGGS diberikan tidak terbatasBila diberikan dalam bentuk cair , frekuensi pemberian 8 kali/ hari, volume tiap kali pemberian disesuaikan dengan kemampuan pasien, maksimal 350 mlBila diberikan dalam bentuk sarimg, frekuensi pemberian 3-4 kali sehari dan dapat dikombinasikan dengan makan cair penuh untuk memenuhi kebutuhan giziBila diberikan dalam bentuk lunak atau biasa, frekuensi pemberian disesuaikan dengan kemampuan pasien sehingga asupan zat gizi terpenuhi.back

  • Fase Rehabilitasi

    Pada umumnya kondisi penderita telah membaik dan jaringan permukaannya sudah mengalami epitelisasi. Biasanya akan timbul masalah parut yang sangat mengganggu baik penampilan maupun fungsi dari bagian tubuh yang mengalami luka bakar. Parut hipertropik, keloid dan kontraktur adalah masalah yang ada pada fase ini

  • Manajemen Exercise(NSWH, 1996)

    Mobilisasi sesuai kemampuan, dimulai sejak hari pertama Semua sendi yang memerlukan mobilisasi adalah sendi yang terkena luka bakar atau dimana luka tersebut berdekatan dengan sendiKaji kebutuhan analgesia Jangan membalut luka yang menghambat mobilisasimobilisasi juga perlu dilakukan pada area yang berjauhan dari luka apabila ditemukan adanya tanda-tanda kekakuan pada persendianMobilisasi dilakukan tiap 3 kali perhari, 10 kali pengulangan untuk masing-masing sesi atau tergantung kebutuhan Mobilisasi dapat ditingkatkan sesuai dengan kemampuan pasienAktivitas normal harus dilanjutkan dan ditingkatkan.Splin (balutan ringan) perlu dilakukan apabila pasien menolak untuk dilakukan mobilisasi

  • Proses Penyembuhan LukaFase inflamasiFase destruktifFase proliferatifFase maturasi

  • Perawatan Luka Bakar (Oswari,2000) Perawatan terbuka

    Keuntungan:oksigenasi kulit lebih baikbila terjadi infeksi mudah terdeteksilebih praktis dan efisienrasa takut waktu mengganti perban tidak adarasa nyeri berkurang

    Kerugian: tidak cocok bagi pasien yang perlu dibawa ke RS mudah terkontaminasi dengan kumanprivasi terganggu atau pasien tidak merasa nyamantidak cocok untuk luka bakar kaki dan tangandari segi etika berkurangbila ada kerusakan lain, tidak dapat diobati dengan cara terbuka (misalnya patah tulang).

  • Perawatan Tertutup

    Keuntungan mengurangi kontaminasipasien merasa lebih nyaman

    Kerugian oksigenasi kulit kurangbalutan seringkali membatasi gerakan pasienwaktu membuka balutan sering terjadi perdarahanmenimbulkan nyeribiaya perawatan bertambahmembutuhkan perawatan lebih lama

  • Diagnosa Keperawatan