manajemen laba terhadap penghindaran pajakrepository.wiraraja.ac.id/318/1/hadiratus sofiya.pdf2...
TRANSCRIPT
MANAJEMEN LABA TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK
(Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Barang Konsumsi yang
terdaftar di BEI Tahun 2014-2018)
Artikel Skripsi
Oleh :
HADIRATUS SOFIYA
NPM : 715.2.2.0955
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS WIRARAJA
2019
MANAJEMEN LABA TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Barang Konsumsi yang terdaftar di BEI
Tahun 2014-2018)
Hadiratus Sofiya 1
Isnani Yuli Andini 2
Program Studi Akuntansi fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Wiraraja
E-mail : [email protected]
E-mail : [email protected]
ABSTRAK
Penghindaran pajak merupakan Upaya perlawanan pajak aktif yang dilakukan secara legal dan aman bagi
wajib pajak karena tidak bertentangan dengan ketentuan perpajakan. Metode dan teknik yang digunakan cenderung
memanfaatkan kelemahan-kelemahan (grey area) yang terdapat dalam undang-undang dan peraturan perpajakan
itu sendiri untuk memperkecil jumlah pajak yang terutang. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh
manajemen laba terhadap penghindaran pajak dengan menggunakan variabel kontrol corporate governance
(Dewan Komisaris dan komite audit) dan Profitabilitas (ROA). Penelitian ini dilakukan pada perusahaan
manufaktur di sektor barang konsumsi yang terdaftar di BEI Tahun 2014-2018 sebanyak 43 perusahaan dengan
menggunakan metode purposive sampling dan diperoleh 22 perusahaan yang menjadi sampel penelitian. Teknik
pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis regresi data panel. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa manajemen laba berpengaruh negatif signifikan terhadap penghindaran pajak, dewan komisaris dan komite
audit tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak. Sedangkan profitabilitas (ROA) ditemukan berpengaruh
negatif signifikan terhadap penghindaran pajak.
Kata Kunci : Manajemen laba, penghindaran pajak, dewan komisaris, komite audit dan profitabilitas (ROA).
Earnings Management of Tax Avoidance
(Case Study on Manufacturing Companies in the Consumer Goods Sector which are listed on
the Indonesia Stock Exchange in 2014-2018)
ABSTRACT
Tax avoidance is an active tax resistance effort that is carried out legally and safely for taxpayers because
it does not conflict with tax provisions. The methods and techniques used tend to utilize the gray areas contained
in the tax laws and regulations themselves. to minimize the amount of tax owed. This research aims to test the
influence of earnings management on tax avoidance by using corporate governance control variables (Board of
Commissioners and audit committee) and Profitability (ROA). This research was conducted on manufacturing
companies in the consumer goods sector listed on the Stock Exchange in 2014-2018 as many as 43 companies
using the purposive sampling method and obtained 22 companies that became the study sample. The testing
technique carried out in this study is panel data regression analysis. The results showed that earnings management
had a significant negative effect on tax avoidance, the board of commissioners and the audit committee had no
effect on tax avoidance. While profitability (ROA) was found to have a significant negative effect on tax avoidance.
Keywords : Earnings management, tax avoidance, board of commissioners,
audit committee and profitability (ROA).
PENDAHULUAN
Salah satu ide yang memotivasi suatu perusahaan melakukan tindakan penghindaran
pajak (tax avoidance) adalah terkait insentif non pajak. Fasilitas selain dari pajak merupakan
dari salah satu Insentif non pajak diantaranya adalah Earnings pressure, Tingkat utang, Ukuran
perusahaan, dan Kepemilikan manajerial yang bertujuan sebagai tindakan untuk melakukan
pengurangan besarnya beban pajak disuatu perusahaan dengan mengatur besarnya laba yang
ada, hal ini merupakan definisi dari manajemen laba. Dengan manajemen laba suatu perusahaan
akan melakukan Income Decreasing untuk mengurangi penghasilan pajak (PKP). “Semakin
besar income decreasing yang dilakukan maka perusahaan tersebut juga terindikasi berperilaku
agresif terhadap pajak perusahaan karena laba menjadi patokan untuk mengukur besarnya
beban pajak perusahaan” (Dwi dan Supramono, 2012).
Manajemen laba sering kali terjadi disebabkan adanya agency problem yang muncul
karena terjadi adanya pemisahan antara pemilik dan pengelola perusahaan. Manajer melakukan
tindakan manajemen laba dengan tujuan untuk mempengaruhi besarnya pajak yang wajib
dibayarkan perusahaan dengan cara mengurangi besarnya laba agar besarnya tarif pajak yang
harus dibayar tidak terlalu tinggi. “Manajemen laba lebih mengarah pada aktifitas rekayasa
akuntansi yang ditujukan untuk memanipulasi laporan keuangan dengan harapan meningkatkan
laba” (Sochib, 2018). Dalam suatu perusahaan efektif tidaknya upaya perusahaan memperkecil
beban pajaknya dapat dilihat dengan membandingkan adanya kas yang dikeluarkan untuk biaya
pajak dengan laba sebelum pajak (Cash effective tax rate/CETR) perusahaan.
Ketergantungan pemerintah terhadap penerimaan pajak ternyata belum di dukung
secara maksimal oleh wajib pajak. Pemerintah ingin menaikkan pendapatan negara melalui
pajak guna mengoptimalkan pertumbuhan dan pelaksanaan pembangunan negara. Masih
minimnya masyarakat akan kesadaran untuk melakukan kewajibannya dalam membayar pajak
akan mengurangi pendapatan negara. Hal ini didukung adanya fenomena di dunia perpajakan
yang terjadi di Indonesia saat ini yaitu masih rendahnya tax rasio Indonesia tahun 2017 yang
menunjukkan angka 10,7% masih berada di bawah level 11% dari target pemerintah
(www.liputan6.com). Angka ini masih rendah dibandingkan dengan negara Asean lainnya. Hal
ini membuktikan belum maksimalnya peran masyarakat dalam membayar pajak. Rendahnya
tax ratio Indonesia mengindikasi adanya tingkat penghindaran pajak yang tinggi di suatu
perusahaan.
Penelitian ini menggunakan perusahaan manufaktur di sektor industri barang konsumsi.
Pemilihan perusahaan manufaktur didasari atas pertimbangan bahwa Perusahaan manufaktur
mendominasi sebagai perusahaan terbanyak di BEI sehingga memberikan kontribusi besar pada
penerimaan pajak selain industri pertambangan, keuangan dan perkebunan. Realisasi
penerimaan pajak didominasi oleh penerimaan pajak dari perusahaan termasuk perusahaan
manufaktur yang di apresiasi oleh Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dengan
menyebutkan beberapa perusahaan yang telah mendapatkan penghargaan dari Kanwil Wajib
Pajak Besar diantaranya PT. Astra Daihatsu Motor, PT. Bio Farma (Persero), PT. Honda
Prospect Motor, PT. Pupuk Indonesia (Persero), PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk, PT.
Toyota Motor Manufacturing Indonesia, dan PT. Unilever Indonesia Tbk yang merupakan
wajib pajak yang berkontribusi besar atas tercapainya target pendapatan Kanwil DJP Wajib
Pajak Besar pada tahun 2017 dan patuh terhadap peraturan perpajakan (Direktorat Jendral Pajak
(DJP), 2018).
Berdasarkan catatan kemenprin, industri pengolahan nonmigas mampu tumbuh sebesar
4,77 persen pada tahun 2018 dan sektor yang menjadi penopang salah satunya adalah dari sektor
industri barang konsumsi dari sub sektor makanan dan minuman yang tumbuh 7,91 persen
cukup tinggi (www.kemenperin.go.id). Adanya peningkatan yang baik dari sisi penjualan akan
berdampak pada besarnya laba, sehingga laba yang diperoleh juga akan tinggi yang akan
menyebabkan pembayaran pajak menjadi tinggi, sehingga dapat memungkinkan perusahan
untuk melakukan tindakan penghindaran pajak.
Dalam penelitian ini akan menguji adanya pengaruh manajemen laba terhadap
penghindaran pajak dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif. Data yang digunakan
adalah data keuangan berupa laporan tahunan pada perusahaan manufaktur di sektor barang
konsumsi yang terdaftar di BEI tahun 2014-2018. Dalam peneltian ini juga memasukkan
variabel kontrol sebagai penguat faktor yang mempengaruhi tindakan penghindaran pajak. Hal
ini disebabkan karena Perusahaan tidak selalu dapat menggunakan power yang dimilikinya
untuk melakukan tindakan penghindaran pajak sehingga faktor independen terhadap dependen
tidak dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti. Variabel kontrol yang digunakan adalah
corporate governance (CG) dan profitabilitas (ROA).
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Agensi (Agency Theory)
Jensen dan Meckling (1976) mendefinisi “hubungan keagenan sebagai sebuah
kontrak antara satu orang atau lebih pemilik (prinsipal) yang menyewa orang lain (agent)
untuk melakukan beberapa jasa atas nama pemilik yang meliputi pendelegasian wewenang
pengambilan keputusan kepada agen”. Hubungan keduanya ini disebabkan adanya kontrak
antara pemilik (principal) dan manajer (agent). Konteks pendelegasian wewenang
memberi suatu kebebasan kepada agen yang bertindak dan berlaku atas nama pemilik,
dampaknya seringkali ditemukan banyak agen yang bertindak tidak sesuai dengan
keinginan pemilik.
Tindakan tax avoidance juga merupakan masalah agensi yang merupakan tindakan
manajer untuk tidak memaksimalkan kepentingan pribadinya dari pada kepentingan
pemilik atau pemegang saham. Tindakan tax avoidance dalam pandangan kontemporer
mempunyai dua tujuan. Tidak hanya untuk menutupi pendapatan dari otoritas pajak, tetapi
juga untuk menutupi aktivitas tersembunyi yang dapat merugikan pemilik atau pemegang
saham.
B. Penghindaran Pajak
Menurut Pohan (2013:23) “Tax Avoidance (Penghindaran Pajak) adalah Upaya
penghindaran pajak yang dilakukan secara legal dan aman bagi wajib pajak karena tidak
bertentangan dengan ketentuan perpajakan, di mana metode dan teknik yang digunakan
cenderung memanfaatkan kelemahan-kelemahan (grey area) yang terdapat dalam undang-
undang dan peraturan perpajakan itu sendiri, untuk memperkecil jumlah pajak yang
terutang”.
C. Manajemen Laba
Menurut Scott (2015) menyatakan bahwa “earning management merupakan
pemilihan kebijakan akuntansi oleh manajer dari standar akuntansi yang ada dan secara
alami dapat memaksimalkan utilitas atau nilai pasar perusahaan”.
D. Good Corporate Governance (GCG)
Menurut Organization for Economic Cooperation and Development (OECD)
menyatakan bahwa “corporate governance adalah suatu struktur hubungan yang memiliki
keterkaitan dengan tanggung jawab diantara pihak-pihak terkait yang terdiri dari pemegang
saham, anggota dewan direksi dan komisaris termasuk manajer yang dibentuk untuk
mendorong terciptanya suatu kinerja yang kompetitif yang diperlukan dalam mencapai
tujuan utama suatu perusahaan”.
E. Profitabilitas
Menurut Sudana (2009:25-27) “mendefinisikan bahwa profitabilitas mengukur
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dengan menggunakan sumber-sumber yang
dimiliki perusahaan, seperti aktiva, modal atau penjualan perusahaan”.
F. Hubungan Antar Variabel
1) Pengaruh Manajemen Laba terhadap Penghindaran Pajak”
“Manajemen laba adalah suatu tindakan yang dilakukan manajer untuk
melaporkan laba berdasarkan motif dan tujuan tertentu” (Andreas, 2009:61). Pada saat
ini yang menjadi fokus utama yaitu motivasi pajak. Pajak menjadi masalah bagi
perusahaan karena membayar pajak berkaitan langsung dengan besarnya laba bersih
perusahaan. Laba selama ini dijadikan indikator utama keberhasilan manajemen dalam
mengelola perusahaan. Oleh karena itu, manajemen akan melaporkan laba disesuaikan
dengan tujuan dan utilitasnya untuk meminimalkan penghasilan kena pajak
perusahaan agar pajak yang dibayarkan dan dilaporkan tidak terlalu besar.
Kaitannya antara manajemen laba dengan penghindaran pajak adalah apabila
mengurangi beban pajak dijadikan sebagai kebijakan untuk mewujudkan utility dari
seorang manajer, maka akan mempermudah manajemen dalam melakukan tindakan
penghindaran pajak dalam sebuah peruasahaan. Hal ini di dukung dengan oleh
penelitian Purwanto (2016) yang menyatakan secara parsial membuktikan bahwa
variabel manajemen laba berpengaruh positif signifikan terhadap agresivitas pajak
perusahaan. H1 : Manajemen laba berpengaruh terhadap penghindaran pajak.
2) Pengaruh Corporate Governance (CG) dan Profitabilitas (ROA) terhadap
Penghindaran pajak
Hubungan antara manajemen laba dengan tindakan penghindaran pajak diduga
berkaitan dengan masalah corporate governance dan profitabilitas (ROA). Penerapan
corporate governance diharapkan mampu mengatasi masalah agensi yang dialami
oleh perusahaan. Masalah agensi ini timbul karena asimetri informasi akibat
pemisahan kepemilikan dan manajemen perusahaan. Hal ini dapat memberikan celah
bagi manajemen untuk melakukan tindakan oportunis. Penerapan corporate
governance yang baik diharapkan mampu meningkatkan kinerja perusahaan. Salah
satu caranya adalah dengan adanya tanggung jawab dan pengawasan dari dewan
komisaris dan komite audit secara optimal dan maksimal, maka dapat meningkatkan
efisiensi pembayaran pajak perusahaan. Tindakan penghindaran pajak dan masalah
keagenan dapat diminimalisasi dengan corporate governance (Septiadi, Robiansyah,
dan Suranta, 2017).
Semakin tinggi ROA perusahaan maka akan semakin tinggi pula laba dan aset
yang dimiliki perusahaan serta profitabilitas perusahaan juga tinggi. Tingginya
profitabilitas perusahaan dapat memberikan kesempatan perusahaan untuk melakukan
tindakan penghindaran pajak yang akan mengurangi jumlah kewajiban yang harus
dibayarkan perusahaan. Tingginya tingkat penghindaran pajak perusahaan semakin
rendah tarif pajak sebuah perusahaan. Hal ini didukung dengan penelitian oleh
Wijayani (2016), yang menyatakan bahwa Komisaris independen berpengaruh negatif
secara signifikan terhadap tax avoidance dan peneliti yang lain menyatakan bahwa
profitabilitas berpengaruh positif pada penghindaran pajak (Dewi and Noviari, 2017).
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan studi kasus.
Penelitian ini menggunakan populasi sebanyak 43 perusahaan manufaktur di sektor industri
barang konsumsi yang terdaftar di BEI tahun 2014-2018. Jumlah sampel dalam penelitian ini
sebanyak 22 perusahaan. Teknik Pemilihan sampel menggunakan metode purposive sampling.
Tabel 3.1
Distribusi Sampel
No Keterangan Pengurang Jumlah
1 Perusahaan manufaktur di sektor industri barang
konsumsi yang terdaftar di BEI tahun 2014-2018. 43
2 Perusahaan manufaktur di sektor barang konsumsi
yang mempublikasikan laporan keuangan di BEI
pada tahun 2014-2018.
(14) 29
3 Perusahaan manufaktur di sektor industri barang
konsumsi yang tidak mengalami rugi pada periode
tahun 2014-2018.
(7) 22
4 Perusahaan manufaktur di sektor barang konsumsi
yang memiliki data mengenai manajemen laba,
Corporate Governance dan profitabilitas (ROA)
tahun 2014-2018.
0 22
5 Perusahaan manufaktur di sektor barang konsumsi
yang menggunakan mata uang rupiah. 0 22
6 Sampel Perusahaan 22
Jenis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang
merupakan data dokumenter. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data deret waktu
(time series) dan kerat lintang (cross section) atau biasa disebut data panel. Sumber data dalam
penelitian ini menghimpun dari data sekunder yang terpublikasi di BEI melalui website resmi
BEI (www.idx.co.id), sedangkan informasi perusahaan manufaktur yang listing dari tahun
2014-2018 peneliti mendapatkannya dari website resmi SAHAM.OK (www.sahamok.com).
A. MANAJEMEN LABA
“Manajemen laba merupakan pemilihan kebijakan akuntansi oleh manajer dari
standar akuntansi yang ada dan secara alami dapat memaksimalkan utilitas atau nilai pasar
perusahaan” (scott, 2015). Manajemen laba di ukur dengan proksi Discretionary Acruals
dengan menggunakan rumus:
DAit = TAit /Ait-1 – NDAit
B. PENGHINDARAN PAJAK
Penghindaran Pajak dikukur dengan proksi Cash Effective Tax Rate (CETR)
dengan menggunakan rumus:
𝐶𝑎𝑠ℎ ETR =Pembayaran Pajak
Laba Sebelum Pajak
C. VARIABEL KONTROL
Corporate Governance (CG) dalam penelitian diproksikan ke dalam:
Komposisi dewan Komisaris Independen yang diukur dengan menggunakan rumus:
DK = Jumlah anggota komisaris independen
Jumlah seluruh anggota dewan komisaris
Komite Audit yang di ukur dengan melihat jumlah komite audit per 31 Desember.
Profitabilitas merupakan analisis rasio keuangan untuk menganalisa kemampuan
perusahan dalam memperoleh laba. Profitabilitas diproksikan dengan menggunakan rumus:
𝑅𝑂𝐴 =𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡
Dalam menganalisis data, penelitian ini menggunakan metode statistik deskriptif dan
analisis regresi data panel dengan menggunakan program aplikasi Econometric Views (Eviews)
versi 8.
Model regresi data panel dalam penelitian ini setelah memasukkan variabel kontrol adalah:
Yit = α + β1X1it + β2X2it + β3X3it + β4X4it + e
Keterangan:
Yit = Penghindaran Pajak
α = Konstanta
β1 = Koefisien Manajemen Laba
X1it = Manajemen Laba
Β2 = Koefisien Dewan Komisaris
X2it = Dewan Komisaris
Β3 = Koefisien Komite Audit
X3it = Komite Audit
Β4 = Koefisien Profitabilitas
X4it = Profitabilitas
e = Eror 10%
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam menganalisis data, penelitian ini menggunakan metode statistik deskriptif dan
analisis regresi data panel dengan menggunakan program aplikasi Econometric Views (Eviews)
versi 8.
Tabel 4.2
Statistik Deskriptif dari Manajemen Laba (X1)
X1
Mean -0.007108
Median -0.007680
Maximum 0.304819
Minimum -0.177294
Std. Dev. 0.072582
Sumber: Hasil Regresi Data Panel dalam Program Eviews 8 (2019)
Berdasarkan tabel statistik deskriptif nilai Mean pada manajemen laba menunjukkan
angka -0,007108 masih cukup rendah dan nilai setandar deviasi menunjukkan angka 0,072582
lebih besar daripada nilai mean dari manajemen laba yang berarti perusahaan manufaktur
sektor barang konsumsi tidak secara tetap memiliki kecendrungan untuk menaikkan laba.
Tabel 4.3
Statistik Deskriptif dari Dewan Komisaris (X2)
X2
Mean 0.427091
Median 0.400000
Maximum 0.800000
Minimum 0.333000
Std. Dev. 0.117865
Sumber: Hasil Regresi Data Panel dalam Program Eviews 8 (2019)
Berdasarkan tabel statistik deskriptif nilai Mean pada dewan komisaris menunjukkan
angka 0,427091 dan nilai setandar deviasi menunjukkan angka 0,117865.
Tabel 4.4
Statistik Deskriptif dari Komite Audit (X3)
X3
Mean 3.072727
Median 3.000000
Maximum 4.000000
Minimum 2.000000
Std. Dev. 0.293948
Sumber: Hasil Regresi Data Panel dalam Program Eviews 8 (2019)
Berdasarkan tabel statistik deskriptif nilai Mean pada komite audit menunjukkan angka
3,072727 dan telah sesuai dengan Peraturan OJK Nomor 55/POJK.04/2015 yang menjelaskan
bahwa jumlah komite audit sekurang-kurangnya berjumlah 3 orang dan nilai standar deviasinya
menunjukkan angka 0,293948.
Tabel 4.5
Statistik Deskriptif dari ROA (X4)
X4
Mean 0.135445
Median 0.095000
Maximum 0.921000
Minimum 0.009000
Std. Dev. 0.134867
Sumber: Hasil Regresi Data Panel dalam Program Eviews 8 (2019)
Berdasarkan tabel statistik deskriptif nilai Mean pada Profitabilitas (ROA)
menunjukkan angka 0,135445 dan nilai setandar deviasi sebesar 0.134867. Tingginya ROA
perusahaan menunjukkan bahwa semakin tinggi laba dan nilai aset yang dimiliki perusahaan
dan semakin tinggi pula profitabilitasnya, hal ini akan menunjukkan semakin baik kegiatan
operasional perusahaan tersebut.
Tabel 4.6
Statistik Deskriptif dari Penghindaran Pajak (Y)
Y
Mean 0.254602
Median 0.254073
Maximum 0.368232
Minimum 0.066277
Std. Dev. 0.042311
Sumber: Hasil Regresi Data Panel dalam Program Eviews 8 (2019)
Berdasarkan tabel statistik deskriptif nilai Mean pada penghindaran pajak menunjukkan
angka 0,254602 dan nilai setandar deviasi sebesar 0,042311. Tingginya angka penghindaran
pajak perusahaan menunjukkan bahwa manajemen perusahaan tidak secara proaktif mematuhi
peraturan perundang-undangan perpajakan.
A. Uji Estimasi Model Regresi
1. Common Effect Model
Hasil dari uji Common Effect Model dapat ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel 4.7
Hasil Common Effect Model
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -1.059679 0.456072 -2.323490 0.0247
LOG(X1) -0.081153 0.031080 -2.611089 0.0122
LOG(X2) 0.017366 0.147434 0.117787 0.9068
LOG(X3) -0.580586 0.374918 -1.548567 0.1285
LOG(X4) -0.014134 0.043053 -0.328306 0.7442
R-squared 0.198516 Mean dependent var -1.411266
Adjusted R-squared 0.127273 S.D. dependent var 0.243440
S.E. of regression 0.227421 Akaike info criterion -0.029387
Sum squared resid 2.327416 Schwarz criterion 0.161815
Log likelihood 5.734687 Hannan-Quinn criter. 0.043423
F-statistic 2.786461 Durbin-Watson stat 2.144223
Prob(F-statistic) 0.037614
Sumber: Hasil Regresi Data Panel dalam Program Eviews 8 (2019)
Pengelolaan data yang dilakukan peneliti dari hasil regresi data panel pada tabel
4.7 menunjukkan bahwa nilai probabilitas variabel X1 berpengaruh signifikan dengan
nilai probabilitas 0,012 < 0,10 dengan koefisien negatif -0,081153. Sedangkan variabel
X2, X3, dan X4 tidak berpengaruh karena nilai probabilitas menunjukkan angka sangat
tinggi dan lebih besar dari taraf signifikan 0,10.
2. Fixed Effect Model
Hasil dari uji Fixed Effect Model dapat ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel 4.8
Hasil Fixed Effect Model
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -2.065134 0.725202 -2.847668 0.0087
LOG(X1) -0.121103 0.047564 -2.546087 0.0174
LOG(X2) -0.299025 0.393216 -0.760460 0.4541
LOG(X3) -0.411515 0.512872 -0.802374 0.4299
LOG(X4) -0.173973 0.073712 -2.360170 0.0264 Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared 0.665390 Mean dependent var -1.411266
Adjusted R-squared 0.344163 S.D. dependent var 0.243440
S.E. of regression 0.197147 Akaike info criterion -0.102886
Sum squared resid 0.971669 Schwarz criterion 0.853126
Log likelihood 27.57214 Hannan-Quinn criter. 0.261169
F-statistic 2.071406 Durbin-Watson stat 3.389762
Prob(F-statistic) 0.038225
Sumber: Hasil Regresi Data Panel dalam Program Eviews 8 (2019)
Pengelolaan data yang dilakukan peneliti dari hasil regresi data panel pada tabel
4.8 menunjukkan bahwa nilai probabilitas variabel X1 berpengaruh signifikan dengan
nilai probabilitas 0,017 < 0,10 dengan koefisien negatif -0.121103. Variabel X4 juga
berpengaruh signifikan dengan nilai probabilitas 0,026 < 0,10 yang ditunjukkan dengan
nilai koefisien negatif -0.173973. Sedangkan variabel X2, dan X3, tidak berpengaruh
karena nilai probabilitas yang menunjukkan angka sangat tinggi dan lebih besar dari
taraf signifikan 0,10.
3. Rendom Effect Model
Hasil dari uji Rendom Effect Model dapat ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel 4.9
Hasil Rendom Effect Model
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -1.027686 0.460215 -2.233057 0.0306
LOG(X1) -0.074927 0.030024 -2.495580 0.0163
LOG(X2) 0.024100 0.159116 0.151462 0.8803
LOG(X3) -0.629086 0.376262 -1.671935 0.1015
LOG(X4) -0.036911 0.044937 -0.821398 0.4158 Effects Specification
S.D. Rho
Cross-section random 0.103279 0.2153
Idiosyncratic random 0.197147 0.7847 Weighted Statistics
R-squared 0.207852 Mean dependent var -1.065087
Adjusted R-squared 0.137438 S.D. dependent var 0.219898
S.E. of regression 0.203607 Sum squared resid 1.865504
F-statistic 2.951885 Durbin-Watson stat 2.475120
Prob(F-statistic) 0.030008
Sumber: Hasil Regresi Data Panel dalam Program Eviews 8 (2019)
Pengelolaan data yang dilakukan peneliti dari hasil regresi data panel pada tabel
4.9 menunjukkan bahwa nilai probabilitas variabel X1 berpengaruh signifikan dengan
nilai probabilitas 0,016 < 0,10 dengan koefisien negatif -0.074927. Variabel X3 juga
berpengaruh signifikan dengan nilai probabilitas 0,10 = 0,10 yang ditunjukkan dengan
nilai koefisien negatif -0.629086. Sedangkan variabel X2 dan X4 tidak berpengaruh
signifikan karena nilai probabilitas menunjukkan angka sangat tinggi dan lebih besar
dari taraf signifikan 0,10.
B. Uji Estimasi Metode Model
Untuk memilih model yang tepat dalam mengolah data panel, maka dapat
menggunakan uji sebagai berikut:
1. Uji Chow
Adapun hasil pengujian tersebut dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut ini:
Sumber: Hasil Regresi Data Panel dalam Program Eviews 8 (2019)
Pengelolaan data yang dilakukan peneliti dari hasil regresi data panel pada tabel
4.10 menunjukkan bahwa nilai probability dari Cross-section F sebesar 0.0939 dan
cross section chi-square sebesar 0,0017. Dengan demikian nilai probability Cross-
section F sebesar 0.0939 < 0,10 maka H0 ditolak dan terima H1, sehingga model yang
tepat digunakan adalah fixed effect model.
2. Uji Husman
Untuk mengetahui nilai dari probability cross-section random maka dapat
dilihat pada tabel 4.11 berikut:
Tabel 4.11
Hasil Uji Husman
Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 7.936892 4 0.0939
Sumber: Hasil Regresi Data Panel dalam Program Eviews 8 (2019)
Pengelolaan data yang dilakukan peneliti dari hasil regresi data panel pada tabel
4.11 menunjukkan bahwa nilai probability dari Cross-section random sebesar 0.0939 <
0,10 maka tolak H0 dan terima H1, sehingga model yang tepat digunakan adalah fixed
effect model.
Berdasarkan hasil uji estimasi metode model yang pertama, model yang dipilih
adalah FEM sedangkan uji estimasi metode model yang kedua model yang terpilih
adalah FEM, sehingga tidak perlu dilakukan uji selanjutnya yaitu uji Lagrane Multiplier
Tabel 4.10
Hasil uji Chow
Effects Test Statistic d.f. Prob.
Cross-section F 1.744094 (20,25) 0.0939
Cross-section Chi-square 43.674903 20 0.0017
(LM) karena antara model pertama dan yang kedua terpilih pada model yang sama yaiu
FEM.
C. Uji Asumsi klasik
1. Uji Multikolinearitas
Tabel 4.12
Hasil Uji Multikolinieritas
X1 X2 X3 X4
X1 1.000000 0.003615 0.171949 -0.121943
X2 0.003615 1.000000 -0.014492 0.517671
X3 0.171949 -0.014492 1.000000 -0.151015
X4 -0.121943 0.517671 -0.151015 1.000000
Sumber: Hasil Regresi Data Panel dalam Program Eviews 8 (2019)
Berdasarkan tabel 4.12 diatas menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi antar
variabel independen berada di bawah 0,90. Maka dari itu data dalam penelitian ini
dikatakan tidak terjadi masalah multikolinearitas.
2. Uji Heterokedastisitas
Hasil uji heteroskedastisitas dalam penelitian dapat dilihat pada gambar berikut ini:
-.6
-.4
-.2
.0
.2
.4 -2.8
-2.4
-2.0
-1.6
-1.2
-0.8
1 -
14
3 -
15
4 -
14
5 -
14
5 -
17
7 -
14
7 -
16
7 -
18
8 -
17
9 -
14
9 -
18
10
- 1
8
11
- 1
5
13
- 1
4
13
- 1
6
15
- 1
5
15
- 1
8
16
- 1
7
17
- 1
6
18
- 1
4
18
- 1
8
19
- 1
7
20
- 1
5
21
- 1
5
22
- 1
7
Residual Actual Fitted
Gambar 4.1
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Berdasarkan gambar 4.1 diatas menunjukkan bahwa garis residualnya tidak
membentuk suatu pola yang jelas dan titik-titiknya menyebar diatas dan dibawah angka
0 pada sumbu Y. Maka dari itu dapat dikatakan tidak terjadi heterokedastisitas.
D. Uji Hipotesis
1. Uji t (Parsial)
Tabel 4.14
Hasil Uji t (Parsial)
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -2.065134 0.725202 -2.847668 0.0087
LOG(X1) -0.121103 0.047564 -2.546087 0.0174
LOG(X2) -0.299025 0.393216 -0.760460 0.4541
LOG(X3) -0.411515 0.512872 -0.802374 0.4299
LOG(X4) -0.173973 0.073712 -2.360170 0.0264
Sumber: Hasil Regresi Data Panel dalam Program Eviews 8 (2019)
Pengelolaan data yang dilakukan peneliti dari hasil uji t regresi data panel pada
tabel 4.14 menunjukkan bahwa variabel X1 dan X4 secara terpisah atau parsial memiliki
pengaruh yang signifikan karena nilai probabilitas thitung sebesar 0,017 dan 0,02 berada
dibawah (<) 0,10. Sedangkan X2 dan X3 secara parsial tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap penghindaran pajak karena melebihi tingkat signifikan yang
ditentukan oleh peneliti.
Dilihat dari degree of freedom (df) = n-k diperoleh df = 110-4 = 106. Maka jika
dibandingkan antara thitung dengan ttabel dengan taraf signifikan 10% diperoleh nilai X1
sebesar -2.847668 > -1,660 dan X4 sebesar -2.360170 > -1,660 maka H0 ditolak dan H1
diterima sedangkan untuk nilai X2 sebesar -0,760460 < -1,660 dan nilai X3 sebesar -
0,802374 < -1,660 yang berarti terima H0 dan tolak H1.
2. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Tabel 4.15
Hasil Uji Determinasi (RSquared) R-squared 0.665390 Mean dependent var -1.411266
Adjusted R-squared 0.344163 S.D. dependent var 0.243440
S.E. of regression 0.197147 Akaike info criterion -0.102886
Sum squared resid 0.971669 Schwarz criterion 0.853126
Log likelihood 27.57214 Hannan-Quinn criter. 0.261169
F-statistic 2.071406 Durbin-Watson stat 3.389762
Prob(F-statistic) 0.038225
Sumber: Hasil Regresi Data Panel dalam Program Eviews 8 (2019)
Hasi dari output pada tabel 4.15 di atas dapat dilihat bahwa koefisien determinasi
(RSquared) sebesar 0,665 atau 66,5% artinya penghindaran pajak (Y) mampu dijelaskan
secara bersama-sama oleh variabel-variabel Manajemen laba (X1), Dewan Komisaris
(X2), Komite Audit (X3) dan ROA (X4) sebesar 66,5%, sedangkan sisanya dijelaskan
oleh faktor lain yang tidak diteliti.
E. Pembahasan
1. Manajemen Laba Berpengaruh terhadap Penghindaran Pajak
Pengelolaan data yang dilakukan peneliti menunjukkan hasil uji t dengan nilai
probabilitas sebesar 0,0174 < 0,10 yang artinya variable manajemen laba secara parsial
memiliki pengaruh terhadap penghindaran pajak. Menurut Scott (2015) mengemukakan
bahwa pola perilaku manajemen laba dapat berupa income minimization, yang artinya
seorang manajer dalam melakukan praktik manajemen laba berupa income minimization
akan mengakui secara lebih cepat biaya-biaya, seperti biaya pemasaran, riset, dan
pengembangan, ketika perusahaan memperoleh profit yang cukup besar dengan tujuan
untuk mengurangi perhatian politis. Hal ini akan dilakukan untuk meminimumkan laba
ketika perusahaan memperoleh profit yang tinggi.
Dikarenakan dalam melakukan pengoptimalan laba dapat dijadikan sebagai tolak
ukur dalam melakukan perhitungan tarif pajak yang harus dibayarkan sehingga seorang
manajer akan melaporkan besarnya laba sesuai dengan kebijakan yang dibuat
berdasarkan utilitasnya yang akan berdampak pada tindakan penghindaran pajak.
2. Dewan Komisaris Tidak Berpengaruh terhadap Penghindaran Pajak
Pengelolaan data yang dilakukan peneliti menunjukkan hasil uji t dengani nilai
probabilitas sebesar 0,045 > 0,10 yang artinya variable dewan komisaris secara parsial
tidak memiliki pengaruh terhadap penghindaran pajak. Hasil tersebut dapat dianalisa
karena adanya perbedaan jumlah besar kecilnya proporsi dewan komisaris tidak
menentukan efektif tidaknya pengawasan terhadap manajemen perusahaan dan dapat di
indikasikan pula bahwa adanya dewan komisaris independen dari luar perusahaan yang
merupakan bagian dari dewan komisaris perusahaan tidak melakukan fungsi
pengawasan secara maksimal dan memiliki pengetahuan yang terbatas terhadap
manajemen perusahaan sehingga pengawasan terhadap penghindaran pajak juga
menjadi terbatas. Hal lain juga dimungkinkan karena adanya kepentingan dari pihak-
pihak terafiliasi yang mendominasi di dalam perusahaan yang berakibat pada ruang
lingkup pengawasan Dewan Komisaris menjadi semakin rendah dan dapat dikendalikan
oleh pihak terafiliasi tersebut, serta dapat memberikan kesempatan untuk melakukan
kecurangan perpajakan untuk bertindak melakukan tindakan penghindaran pajak.
3. Komite Audit Tidak Berpengaruh terhadap Penghindaran Pajak
Pengelolaan data yang dilakukan peneliti menunjukkan hasil uji t dengani nilai
probabilitas sebesar 0,4299 > 0,10 yang artinya variabel komite audit secara parsial
tidak memiliki pengaruh terhadap penghindaran pajak. Berdasarkan pengelolaan data
yang dilakukan peneliti, analisis statistik deskriptif menunjukkan bahwa nilai rata-rata
pada komite audit menunjukkan angka 3,072727 dan telah sesuai dengan Peraturan OJK
Nomor 55/POJK.04/2015 yang menjelaskan bahwa jumlah komite audit sekurang-
kurangnya berjumlah 3 orang namun hal ini masih belum mampu menurunkan tindakan
penghindaran pajak pada perusahaan manufaktur disektor barang konsumsi karena hal
ini dapat diindikasikan bahwa perusahaan hanya sekedar formalitas mematuhi peraturan
yang ada, tetapi masih belum memenuhi tugas dan tanggung jawabnya sesuai pada
peraturan yang ada dalam OJK Nomor 55/POJK.04/2015 sehingga akan memberikan
kesempatan dan mempermudah bagi komite audit untuk melakukan tindakan
penghindaran pajak.
4. Profitabilitas (ROA) Berpengaruh terhadap Penghindaran Pajak
Pengelolaan data yang dilakukan peneliti menunjukkan hasil uji t dengani nilai
probabilitas sebesar 0,0264 < 0,10 yang artinya variable profitabilitas (ROA) secara
parsial memiliki pengaruh terhadap penghindaran pajak. Semakin tinggi nilai ROA pada
suatu perusahaan berarti semakin tinggi laba dan nilai aktiva suatu perusahaan. Semakin
tinggi nilai ROA perusahaan maka akan semakin tinggi pula profitabilitas perusahaan
yang berarti semakin baik kegiatan operasional perusahaan sehingga mengindikasikan
laba yang diperoleh perusahaan semakin besar.
Besarnya laba yang diperoleh perusahaan akan membuat seorang manajer untuk
bertindak melakukan penghindaran pajak, karena semakin besar laba yang diperoleh
perusahaan akan semakin besar kewajiban dalam membayar pajaknya. Oleh karena itu
profitabilitas (ROA) berpengaruh terhadap penghindaran pajak. Tetapi jika adanya
peningkatan laba justru menurunkan tindakan penghindaran pajak, hal ini menunjukkan
bahwa perusahaan tidak melakukan tindakan efisiensi dalam pembayaran pajaknya. Hal
ini dibuktikan dengan nilai maksimum profitabilitas (ROA) yang hanya menunjukkan
angka sebesar 0,921 atau 92,1% sedangkan nilai minimum menunjukkan angka 0,009
atau 0,9%.
KESIMPULAN
1) Manajemen laba berpengaruh negatif signifikan terhadap penghindaran pajak. Apabila
semakain tinggi perusahaan melakukan Income Decreasing dan income minimization,
maka tarif pajak yang dibayarkan akan menjadi lebih kecil. Hal ini dikarenakan dalam
melakukan pengoptimalan laba, laba dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam melakukan
perhitungan pajak yang harus dibayarkan sehingga seorang manajer akan melaporkan
besarnya laba sesuai dengan kebijakan yang dibuat berdasarkan utilitasnya yang akan
berdampak pada tindakan penghindaran pajak.
2) Dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak. Hal ini karena besarnya
jumlah komisaris independen tidak sepenuhnya menunjukkan independensi perusahaan
karena tidak semua dewan komisaris melakukan pengawasan secara optimal serta dewan
komisaris independen merupakan seseorang dari luar perusahaan, sehingga memiliki
keterbatasan pengetahuan, ketanggapan dan pengawasan terhadap ada tidaknya
penghindaran pajak disuatu perusahaan.
3) Komite audit tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak. Jumlah komite audit
sekurang-kurangnya berjumlah 3 orang namun hal ini masih belum mampu menurunkan
tindakan penghindaran pajak karena hal ini dapat diindikasikan bahwa perusahaan hanya
sekedar formalitas mematuhi peraturan yang ada, tetapi masih belum memenuhi tugas dan
tanggung jawabnya sehingga akan memberikan kesempatan dan mempermudah bagi
komite audit untuk melakukan tindakan penghindaran pajak.
4) Profitabilitas (ROA) berpengaruh negatif terhadap penghindaran pajak. Semakin tinggi
nilai ROA pada suatu perusahaan berarti semakin tinggi laba dan nilai aktiva suatu
perusahaan. Semakin besar laba yang diperoleh perusahaan semakin besar pula kewajiban
dalam membayar pajaknya, hal ini akan membuat seorang manajer untuk bertindak
melakukan penghindaran pajak.
SARAN
1. Bagi penelitian mendatang
a. Penelitian selanjutnya hendaknya menambah waktu penelitian dengan rentan waktu lebih
lama 7-10 tahun karena dengan semakin panjang rentang waktu yang diteliti maka akan
diketahui variasi yang terjadi di perusahaan dan dapat memberikan karya penelitian yang
lebih akurat.
b. Menambah beberapa variabel lain lagi selain manajemen laba dan menambah struktur
GCG perusahan sebagai variabel penelitian agar dapat menambah wawasan mengenai
struktur tata kelola perusahaan yang baik dan akurat.
c. Bagi penelitian selanjutnya, akan lebih baik jika mencoba menelaah objek atau
perusahaan selain yang terdaftar di BEI agar menambah wawasan lebih dan memiliki
tantanagn yang lebih sulit dari pada perusahan go publik karena menurut peneliti
perusahaan non publik data yang diperoleh tidak seinstan dan tidak semudah perusahaan
yang terdaftar di BEI.
2. Bagi Perusahaan
Sebaiknya pihak perusahaan tidak melakukan income dicreasing dan income
minimization menambah jumlah dewan komisaris independen dan komite audit, semakin
banyak dewan komisaris independen dan komite audit maka dapat memonitor kinerja
keuangan dan pengendalian internal perusahaan secara maksimal dan pengawasan akan
lebih terpantau. Banyaknya Jumlah anggota dewan komisaris independen dan komite audit
yang telah sesuai dengan peraturan yang ada tidak hanya sekedar formalitas namun benar-
benar dijalankan sesuai fungsi dan tugasnya karena masih ada yang tidak sesuai kebutuhan
bahkan akan berpengaruh terhadap keefektifan kinerja keuangan di perusahaan.
3. Bagi Investor
Bagi investor dan calon investor sebaiknya sebelum melakukan kegiatan investasi
maka analisa terlebih dahulu dengan baik nilai laba yang diperoleh dengan aset yang dimiliki
perusahaan dengan melihat profitabilitas perusahaan atau persentase ROA dan adanya
tindakan manajemen laba yang dilakukan perusahaan karena dalam penelitian ini tingkat
profitabilitas (ROA) dan manajemen laba berpengaruh terhadap penghindaran pajak yang
nantinya besarnya nilai laba juga akan berpengaruh terhadap investor dan calon investor.
DAFTAR PUSTAKA
Andreas. (2009). Tata Kelola Korporasi dan Masalah Keagenan Di Indonesia. Malang:
Agritek Ypn Malang.
Annisa, N. A., dan Kurniasih, L. (2012). Pengaruh Corporate Governance Terhadap Tax
Avoidance. Jurnal Akuntansi & Auditing, 8, hal. 95-189.
Dewi, Ni Luh Putu Puspita., & Noviari, N. (2017). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage,
Profitabilitas dan Corporate Social Responsibility Terhadap Penghindaran Pajak (Tax
Avoidance). E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayanaa 21(1): 830–59.
Direktorat Jendral Pajak (Djp). (2018). Menkeu Apresiasi Para Wajib Pajak Yang Berkontribusi
Besar Dan Taat Aturan.
Www.Kemenkeu.Go.Id/Publikasi/Berita/Menkeu-Apresiasi-Para-Wajib Pajak-Yang-
Berkontribusi-Besar-Dan-Taat-Aturan/ (January 1, 2019).
Ghozali, Imam & D. R. (2013). Analisis Multivariat dan Ekonometrika Teori, Konsep, dan
Aplikasi denagn EVIEWS 8. Semarang: Universitas Diponegoro.
Husnan, Suad., & Enny, P. (2015). Dasar-Dasar Manjemen Keuangan Edisi Ketujuh.
Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Pohan, Chairil A. (2016). Manajemen Perpajakan Strategi Perencanaan Pajak Dan Bisnis.
Jakarta: Pt Gramedia.
Praptidewi, Luh Putu M., & Sukartha, I Made. (2016). Pengaruh Karakteristik Eksekutif Dan
Kepemilikan Keluarga pada Tax Avoidance Perusahaan. E-Jurnal Akuntansi Universitas
Udayana 17(1): 426–52.
Purwanto, Agus. (2016). Pengaruh Likuiditas, Leverage, Manajemen Laba, dan Kopensasi
Rugi Fiskal Terhadap Agresivitas Pajak Perusahaan Pada Perusahaan Pertanian dan
Pertambangan yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013. Jurnal Online
Mahasiswa (Jom) Fakultas Ekonomi 3(1): 580–94.
Scott, Wiliam R. (2015). Financial Accounting Theory Sevent Edition. United States: Canada
Cataloguing.
Septiadi, I., Robiansyah, A. & Suranta, E. (2017). Pengaruh Manajemen Laba, Corporate
Governance, dan Corporate Social Responsibility Terhadap Tax Avoidance ( Studi
Empiris Pada Perusahaan Sektor Pertambangan dan Pertanian Yang Listing di BEI 2013-
2015 ). Journal Of Applied Managerial Accounting-September 01(2).
Sochib. (2018). Pengaruh Manajemen Laba dan Net Interest Margin Terhadap Kinerja
Keuangan Bank Umum Swasta Nasional. Jurnal Ilimah Ilmu Akuntansi, Keuangan Dan
Pajak 2(2): 300.
Suandy, Erly. (2014). Perencanaan Pajak Edisi 5. Ed. Salemba Empat. Jakarta.
Sudana, Made. (2009). Manajemen Keuangan Teori dan Praktik. Surabaya: Departemen
Manajemen Ekonomi Universitas Airlangga.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suyanto, Krisnata D., & Supramono. (2012). Likuiditas, Leverage, Komisaris Independen, Dan
Manajemen Laba Terhadap Agresivitas Pajak Perusahaan. Jurnal Keuangan Dan
Perbankan 16(2).
Tiaras, Irvan., & Wijaya, H. (2015). Pengaruh Likuiditas, Leverage, Manajemen Laba,
Komisaris Independen, dan Ukuran Perusahaan terhadap Agresivitas Pajak.Jurnal
Akuntansi,Vol. XIX, No. 03.
Wiguna, I Putu P., & Jati, I Ketut. (2017). Pengaruh Corporate Social Responsibilty, Preferensi
Risiko Eksekutif, Dan Capital Intensity Pada Penghindaran Pajak. E-Jurnal Akuntansi
Universitas Udayana 21: 418–46.
Wijayani, Dianing R. (2016). Corporate Governance dan Kepemilikan Institusional Terhadap
Penghindaraan Pajak Di Indonesia ( Studi Empiris Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar
di BEI Tahun 2012-2014 ). Jurnal Dinamika Ekonomi & Bisnis Universitas Muria Kudus
13(1).
Windarti, A., & Sina, I. (2016). Book Tax Difference Dan Struktur Kepemilikan Sebagai Upaya
Penghindaran Pajak. 1(1): 419–28.
Www.kemenperin.go.id/artikel/20243/Kontribusi-Manufaktur-Masih-Tertinggi
Www.Liputan6.Com.Sri Mulyani Malu Tax Ratio Ri Rendah-Bisnis Liputan6.Com.