manajemen laba terhadap penghindaran pajakrepository.wiraraja.ac.id/318/1/hadiratus sofiya.pdf2...

22
MANAJEMEN LABA TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Barang Konsumsi yang terdaftar di BEI Tahun 2014-2018) Artikel Skripsi Oleh : HADIRATUS SOFIYA NPM : 715.2.2.0955 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS WIRARAJA 2019

Upload: others

Post on 23-Mar-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MANAJEMEN LABA TERHADAP PENGHINDARAN PAJAKrepository.wiraraja.ac.id/318/1/HADIRATUS SOFIYA.pdf2 Perusahaan manufaktur di sektor barang konsumsi yang mempublikasikan laporan keuangan

MANAJEMEN LABA TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK

(Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Barang Konsumsi yang

terdaftar di BEI Tahun 2014-2018)

Artikel Skripsi

Oleh :

HADIRATUS SOFIYA

NPM : 715.2.2.0955

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS WIRARAJA

2019

Page 2: MANAJEMEN LABA TERHADAP PENGHINDARAN PAJAKrepository.wiraraja.ac.id/318/1/HADIRATUS SOFIYA.pdf2 Perusahaan manufaktur di sektor barang konsumsi yang mempublikasikan laporan keuangan
Page 3: MANAJEMEN LABA TERHADAP PENGHINDARAN PAJAKrepository.wiraraja.ac.id/318/1/HADIRATUS SOFIYA.pdf2 Perusahaan manufaktur di sektor barang konsumsi yang mempublikasikan laporan keuangan
Page 4: MANAJEMEN LABA TERHADAP PENGHINDARAN PAJAKrepository.wiraraja.ac.id/318/1/HADIRATUS SOFIYA.pdf2 Perusahaan manufaktur di sektor barang konsumsi yang mempublikasikan laporan keuangan

MANAJEMEN LABA TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Barang Konsumsi yang terdaftar di BEI

Tahun 2014-2018)

Hadiratus Sofiya 1

Isnani Yuli Andini 2

Program Studi Akuntansi fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Wiraraja

E-mail : [email protected]

E-mail : [email protected]

ABSTRAK

Penghindaran pajak merupakan Upaya perlawanan pajak aktif yang dilakukan secara legal dan aman bagi

wajib pajak karena tidak bertentangan dengan ketentuan perpajakan. Metode dan teknik yang digunakan cenderung

memanfaatkan kelemahan-kelemahan (grey area) yang terdapat dalam undang-undang dan peraturan perpajakan

itu sendiri untuk memperkecil jumlah pajak yang terutang. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh

manajemen laba terhadap penghindaran pajak dengan menggunakan variabel kontrol corporate governance

(Dewan Komisaris dan komite audit) dan Profitabilitas (ROA). Penelitian ini dilakukan pada perusahaan

manufaktur di sektor barang konsumsi yang terdaftar di BEI Tahun 2014-2018 sebanyak 43 perusahaan dengan

menggunakan metode purposive sampling dan diperoleh 22 perusahaan yang menjadi sampel penelitian. Teknik

pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis regresi data panel. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa manajemen laba berpengaruh negatif signifikan terhadap penghindaran pajak, dewan komisaris dan komite

audit tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak. Sedangkan profitabilitas (ROA) ditemukan berpengaruh

negatif signifikan terhadap penghindaran pajak.

Kata Kunci : Manajemen laba, penghindaran pajak, dewan komisaris, komite audit dan profitabilitas (ROA).

Earnings Management of Tax Avoidance

(Case Study on Manufacturing Companies in the Consumer Goods Sector which are listed on

the Indonesia Stock Exchange in 2014-2018)

ABSTRACT

Tax avoidance is an active tax resistance effort that is carried out legally and safely for taxpayers because

it does not conflict with tax provisions. The methods and techniques used tend to utilize the gray areas contained

in the tax laws and regulations themselves. to minimize the amount of tax owed. This research aims to test the

influence of earnings management on tax avoidance by using corporate governance control variables (Board of

Commissioners and audit committee) and Profitability (ROA). This research was conducted on manufacturing

companies in the consumer goods sector listed on the Stock Exchange in 2014-2018 as many as 43 companies

using the purposive sampling method and obtained 22 companies that became the study sample. The testing

technique carried out in this study is panel data regression analysis. The results showed that earnings management

had a significant negative effect on tax avoidance, the board of commissioners and the audit committee had no

effect on tax avoidance. While profitability (ROA) was found to have a significant negative effect on tax avoidance.

Keywords : Earnings management, tax avoidance, board of commissioners,

audit committee and profitability (ROA).

Page 5: MANAJEMEN LABA TERHADAP PENGHINDARAN PAJAKrepository.wiraraja.ac.id/318/1/HADIRATUS SOFIYA.pdf2 Perusahaan manufaktur di sektor barang konsumsi yang mempublikasikan laporan keuangan

PENDAHULUAN

Salah satu ide yang memotivasi suatu perusahaan melakukan tindakan penghindaran

pajak (tax avoidance) adalah terkait insentif non pajak. Fasilitas selain dari pajak merupakan

dari salah satu Insentif non pajak diantaranya adalah Earnings pressure, Tingkat utang, Ukuran

perusahaan, dan Kepemilikan manajerial yang bertujuan sebagai tindakan untuk melakukan

pengurangan besarnya beban pajak disuatu perusahaan dengan mengatur besarnya laba yang

ada, hal ini merupakan definisi dari manajemen laba. Dengan manajemen laba suatu perusahaan

akan melakukan Income Decreasing untuk mengurangi penghasilan pajak (PKP). “Semakin

besar income decreasing yang dilakukan maka perusahaan tersebut juga terindikasi berperilaku

agresif terhadap pajak perusahaan karena laba menjadi patokan untuk mengukur besarnya

beban pajak perusahaan” (Dwi dan Supramono, 2012).

Manajemen laba sering kali terjadi disebabkan adanya agency problem yang muncul

karena terjadi adanya pemisahan antara pemilik dan pengelola perusahaan. Manajer melakukan

tindakan manajemen laba dengan tujuan untuk mempengaruhi besarnya pajak yang wajib

dibayarkan perusahaan dengan cara mengurangi besarnya laba agar besarnya tarif pajak yang

harus dibayar tidak terlalu tinggi. “Manajemen laba lebih mengarah pada aktifitas rekayasa

akuntansi yang ditujukan untuk memanipulasi laporan keuangan dengan harapan meningkatkan

laba” (Sochib, 2018). Dalam suatu perusahaan efektif tidaknya upaya perusahaan memperkecil

beban pajaknya dapat dilihat dengan membandingkan adanya kas yang dikeluarkan untuk biaya

pajak dengan laba sebelum pajak (Cash effective tax rate/CETR) perusahaan.

Ketergantungan pemerintah terhadap penerimaan pajak ternyata belum di dukung

secara maksimal oleh wajib pajak. Pemerintah ingin menaikkan pendapatan negara melalui

pajak guna mengoptimalkan pertumbuhan dan pelaksanaan pembangunan negara. Masih

minimnya masyarakat akan kesadaran untuk melakukan kewajibannya dalam membayar pajak

akan mengurangi pendapatan negara. Hal ini didukung adanya fenomena di dunia perpajakan

yang terjadi di Indonesia saat ini yaitu masih rendahnya tax rasio Indonesia tahun 2017 yang

menunjukkan angka 10,7% masih berada di bawah level 11% dari target pemerintah

(www.liputan6.com). Angka ini masih rendah dibandingkan dengan negara Asean lainnya. Hal

ini membuktikan belum maksimalnya peran masyarakat dalam membayar pajak. Rendahnya

tax ratio Indonesia mengindikasi adanya tingkat penghindaran pajak yang tinggi di suatu

perusahaan.

Penelitian ini menggunakan perusahaan manufaktur di sektor industri barang konsumsi.

Pemilihan perusahaan manufaktur didasari atas pertimbangan bahwa Perusahaan manufaktur

Page 6: MANAJEMEN LABA TERHADAP PENGHINDARAN PAJAKrepository.wiraraja.ac.id/318/1/HADIRATUS SOFIYA.pdf2 Perusahaan manufaktur di sektor barang konsumsi yang mempublikasikan laporan keuangan

mendominasi sebagai perusahaan terbanyak di BEI sehingga memberikan kontribusi besar pada

penerimaan pajak selain industri pertambangan, keuangan dan perkebunan. Realisasi

penerimaan pajak didominasi oleh penerimaan pajak dari perusahaan termasuk perusahaan

manufaktur yang di apresiasi oleh Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dengan

menyebutkan beberapa perusahaan yang telah mendapatkan penghargaan dari Kanwil Wajib

Pajak Besar diantaranya PT. Astra Daihatsu Motor, PT. Bio Farma (Persero), PT. Honda

Prospect Motor, PT. Pupuk Indonesia (Persero), PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk, PT.

Toyota Motor Manufacturing Indonesia, dan PT. Unilever Indonesia Tbk yang merupakan

wajib pajak yang berkontribusi besar atas tercapainya target pendapatan Kanwil DJP Wajib

Pajak Besar pada tahun 2017 dan patuh terhadap peraturan perpajakan (Direktorat Jendral Pajak

(DJP), 2018).

Berdasarkan catatan kemenprin, industri pengolahan nonmigas mampu tumbuh sebesar

4,77 persen pada tahun 2018 dan sektor yang menjadi penopang salah satunya adalah dari sektor

industri barang konsumsi dari sub sektor makanan dan minuman yang tumbuh 7,91 persen

cukup tinggi (www.kemenperin.go.id). Adanya peningkatan yang baik dari sisi penjualan akan

berdampak pada besarnya laba, sehingga laba yang diperoleh juga akan tinggi yang akan

menyebabkan pembayaran pajak menjadi tinggi, sehingga dapat memungkinkan perusahan

untuk melakukan tindakan penghindaran pajak.

Dalam penelitian ini akan menguji adanya pengaruh manajemen laba terhadap

penghindaran pajak dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif. Data yang digunakan

adalah data keuangan berupa laporan tahunan pada perusahaan manufaktur di sektor barang

konsumsi yang terdaftar di BEI tahun 2014-2018. Dalam peneltian ini juga memasukkan

variabel kontrol sebagai penguat faktor yang mempengaruhi tindakan penghindaran pajak. Hal

ini disebabkan karena Perusahaan tidak selalu dapat menggunakan power yang dimilikinya

untuk melakukan tindakan penghindaran pajak sehingga faktor independen terhadap dependen

tidak dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti. Variabel kontrol yang digunakan adalah

corporate governance (CG) dan profitabilitas (ROA).

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Agensi (Agency Theory)

Jensen dan Meckling (1976) mendefinisi “hubungan keagenan sebagai sebuah

kontrak antara satu orang atau lebih pemilik (prinsipal) yang menyewa orang lain (agent)

Page 7: MANAJEMEN LABA TERHADAP PENGHINDARAN PAJAKrepository.wiraraja.ac.id/318/1/HADIRATUS SOFIYA.pdf2 Perusahaan manufaktur di sektor barang konsumsi yang mempublikasikan laporan keuangan

untuk melakukan beberapa jasa atas nama pemilik yang meliputi pendelegasian wewenang

pengambilan keputusan kepada agen”. Hubungan keduanya ini disebabkan adanya kontrak

antara pemilik (principal) dan manajer (agent). Konteks pendelegasian wewenang

memberi suatu kebebasan kepada agen yang bertindak dan berlaku atas nama pemilik,

dampaknya seringkali ditemukan banyak agen yang bertindak tidak sesuai dengan

keinginan pemilik.

Tindakan tax avoidance juga merupakan masalah agensi yang merupakan tindakan

manajer untuk tidak memaksimalkan kepentingan pribadinya dari pada kepentingan

pemilik atau pemegang saham. Tindakan tax avoidance dalam pandangan kontemporer

mempunyai dua tujuan. Tidak hanya untuk menutupi pendapatan dari otoritas pajak, tetapi

juga untuk menutupi aktivitas tersembunyi yang dapat merugikan pemilik atau pemegang

saham.

B. Penghindaran Pajak

Menurut Pohan (2013:23) “Tax Avoidance (Penghindaran Pajak) adalah Upaya

penghindaran pajak yang dilakukan secara legal dan aman bagi wajib pajak karena tidak

bertentangan dengan ketentuan perpajakan, di mana metode dan teknik yang digunakan

cenderung memanfaatkan kelemahan-kelemahan (grey area) yang terdapat dalam undang-

undang dan peraturan perpajakan itu sendiri, untuk memperkecil jumlah pajak yang

terutang”.

C. Manajemen Laba

Menurut Scott (2015) menyatakan bahwa “earning management merupakan

pemilihan kebijakan akuntansi oleh manajer dari standar akuntansi yang ada dan secara

alami dapat memaksimalkan utilitas atau nilai pasar perusahaan”.

D. Good Corporate Governance (GCG)

Menurut Organization for Economic Cooperation and Development (OECD)

menyatakan bahwa “corporate governance adalah suatu struktur hubungan yang memiliki

keterkaitan dengan tanggung jawab diantara pihak-pihak terkait yang terdiri dari pemegang

saham, anggota dewan direksi dan komisaris termasuk manajer yang dibentuk untuk

mendorong terciptanya suatu kinerja yang kompetitif yang diperlukan dalam mencapai

tujuan utama suatu perusahaan”.

E. Profitabilitas

Menurut Sudana (2009:25-27) “mendefinisikan bahwa profitabilitas mengukur

kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dengan menggunakan sumber-sumber yang

dimiliki perusahaan, seperti aktiva, modal atau penjualan perusahaan”.

Page 8: MANAJEMEN LABA TERHADAP PENGHINDARAN PAJAKrepository.wiraraja.ac.id/318/1/HADIRATUS SOFIYA.pdf2 Perusahaan manufaktur di sektor barang konsumsi yang mempublikasikan laporan keuangan

F. Hubungan Antar Variabel

1) Pengaruh Manajemen Laba terhadap Penghindaran Pajak”

“Manajemen laba adalah suatu tindakan yang dilakukan manajer untuk

melaporkan laba berdasarkan motif dan tujuan tertentu” (Andreas, 2009:61). Pada saat

ini yang menjadi fokus utama yaitu motivasi pajak. Pajak menjadi masalah bagi

perusahaan karena membayar pajak berkaitan langsung dengan besarnya laba bersih

perusahaan. Laba selama ini dijadikan indikator utama keberhasilan manajemen dalam

mengelola perusahaan. Oleh karena itu, manajemen akan melaporkan laba disesuaikan

dengan tujuan dan utilitasnya untuk meminimalkan penghasilan kena pajak

perusahaan agar pajak yang dibayarkan dan dilaporkan tidak terlalu besar.

Kaitannya antara manajemen laba dengan penghindaran pajak adalah apabila

mengurangi beban pajak dijadikan sebagai kebijakan untuk mewujudkan utility dari

seorang manajer, maka akan mempermudah manajemen dalam melakukan tindakan

penghindaran pajak dalam sebuah peruasahaan. Hal ini di dukung dengan oleh

penelitian Purwanto (2016) yang menyatakan secara parsial membuktikan bahwa

variabel manajemen laba berpengaruh positif signifikan terhadap agresivitas pajak

perusahaan. H1 : Manajemen laba berpengaruh terhadap penghindaran pajak.

2) Pengaruh Corporate Governance (CG) dan Profitabilitas (ROA) terhadap

Penghindaran pajak

Hubungan antara manajemen laba dengan tindakan penghindaran pajak diduga

berkaitan dengan masalah corporate governance dan profitabilitas (ROA). Penerapan

corporate governance diharapkan mampu mengatasi masalah agensi yang dialami

oleh perusahaan. Masalah agensi ini timbul karena asimetri informasi akibat

pemisahan kepemilikan dan manajemen perusahaan. Hal ini dapat memberikan celah

bagi manajemen untuk melakukan tindakan oportunis. Penerapan corporate

governance yang baik diharapkan mampu meningkatkan kinerja perusahaan. Salah

satu caranya adalah dengan adanya tanggung jawab dan pengawasan dari dewan

komisaris dan komite audit secara optimal dan maksimal, maka dapat meningkatkan

efisiensi pembayaran pajak perusahaan. Tindakan penghindaran pajak dan masalah

keagenan dapat diminimalisasi dengan corporate governance (Septiadi, Robiansyah,

dan Suranta, 2017).

Semakin tinggi ROA perusahaan maka akan semakin tinggi pula laba dan aset

yang dimiliki perusahaan serta profitabilitas perusahaan juga tinggi. Tingginya

profitabilitas perusahaan dapat memberikan kesempatan perusahaan untuk melakukan

Page 9: MANAJEMEN LABA TERHADAP PENGHINDARAN PAJAKrepository.wiraraja.ac.id/318/1/HADIRATUS SOFIYA.pdf2 Perusahaan manufaktur di sektor barang konsumsi yang mempublikasikan laporan keuangan

tindakan penghindaran pajak yang akan mengurangi jumlah kewajiban yang harus

dibayarkan perusahaan. Tingginya tingkat penghindaran pajak perusahaan semakin

rendah tarif pajak sebuah perusahaan. Hal ini didukung dengan penelitian oleh

Wijayani (2016), yang menyatakan bahwa Komisaris independen berpengaruh negatif

secara signifikan terhadap tax avoidance dan peneliti yang lain menyatakan bahwa

profitabilitas berpengaruh positif pada penghindaran pajak (Dewi and Noviari, 2017).

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan studi kasus.

Penelitian ini menggunakan populasi sebanyak 43 perusahaan manufaktur di sektor industri

barang konsumsi yang terdaftar di BEI tahun 2014-2018. Jumlah sampel dalam penelitian ini

sebanyak 22 perusahaan. Teknik Pemilihan sampel menggunakan metode purposive sampling.

Tabel 3.1

Distribusi Sampel

No Keterangan Pengurang Jumlah

1 Perusahaan manufaktur di sektor industri barang

konsumsi yang terdaftar di BEI tahun 2014-2018. 43

2 Perusahaan manufaktur di sektor barang konsumsi

yang mempublikasikan laporan keuangan di BEI

pada tahun 2014-2018.

(14) 29

3 Perusahaan manufaktur di sektor industri barang

konsumsi yang tidak mengalami rugi pada periode

tahun 2014-2018.

(7) 22

4 Perusahaan manufaktur di sektor barang konsumsi

yang memiliki data mengenai manajemen laba,

Corporate Governance dan profitabilitas (ROA)

tahun 2014-2018.

0 22

5 Perusahaan manufaktur di sektor barang konsumsi

yang menggunakan mata uang rupiah. 0 22

6 Sampel Perusahaan 22

Jenis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang

merupakan data dokumenter. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data deret waktu

(time series) dan kerat lintang (cross section) atau biasa disebut data panel. Sumber data dalam

penelitian ini menghimpun dari data sekunder yang terpublikasi di BEI melalui website resmi

BEI (www.idx.co.id), sedangkan informasi perusahaan manufaktur yang listing dari tahun

2014-2018 peneliti mendapatkannya dari website resmi SAHAM.OK (www.sahamok.com).

Page 10: MANAJEMEN LABA TERHADAP PENGHINDARAN PAJAKrepository.wiraraja.ac.id/318/1/HADIRATUS SOFIYA.pdf2 Perusahaan manufaktur di sektor barang konsumsi yang mempublikasikan laporan keuangan

A. MANAJEMEN LABA

“Manajemen laba merupakan pemilihan kebijakan akuntansi oleh manajer dari

standar akuntansi yang ada dan secara alami dapat memaksimalkan utilitas atau nilai pasar

perusahaan” (scott, 2015). Manajemen laba di ukur dengan proksi Discretionary Acruals

dengan menggunakan rumus:

DAit = TAit /Ait-1 – NDAit

B. PENGHINDARAN PAJAK

Penghindaran Pajak dikukur dengan proksi Cash Effective Tax Rate (CETR)

dengan menggunakan rumus:

𝐶𝑎𝑠ℎ ETR =Pembayaran Pajak

Laba Sebelum Pajak

C. VARIABEL KONTROL

Corporate Governance (CG) dalam penelitian diproksikan ke dalam:

Komposisi dewan Komisaris Independen yang diukur dengan menggunakan rumus:

DK = Jumlah anggota komisaris independen

Jumlah seluruh anggota dewan komisaris

Komite Audit yang di ukur dengan melihat jumlah komite audit per 31 Desember.

Profitabilitas merupakan analisis rasio keuangan untuk menganalisa kemampuan

perusahan dalam memperoleh laba. Profitabilitas diproksikan dengan menggunakan rumus:

𝑅𝑂𝐴 =𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘

𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡

Dalam menganalisis data, penelitian ini menggunakan metode statistik deskriptif dan

analisis regresi data panel dengan menggunakan program aplikasi Econometric Views (Eviews)

versi 8.

Model regresi data panel dalam penelitian ini setelah memasukkan variabel kontrol adalah:

Yit = α + β1X1it + β2X2it + β3X3it + β4X4it + e

Keterangan:

Yit = Penghindaran Pajak

α = Konstanta

β1 = Koefisien Manajemen Laba

X1it = Manajemen Laba

Β2 = Koefisien Dewan Komisaris

X2it = Dewan Komisaris

Β3 = Koefisien Komite Audit

Page 11: MANAJEMEN LABA TERHADAP PENGHINDARAN PAJAKrepository.wiraraja.ac.id/318/1/HADIRATUS SOFIYA.pdf2 Perusahaan manufaktur di sektor barang konsumsi yang mempublikasikan laporan keuangan

X3it = Komite Audit

Β4 = Koefisien Profitabilitas

X4it = Profitabilitas

e = Eror 10%

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam menganalisis data, penelitian ini menggunakan metode statistik deskriptif dan

analisis regresi data panel dengan menggunakan program aplikasi Econometric Views (Eviews)

versi 8.

Tabel 4.2

Statistik Deskriptif dari Manajemen Laba (X1)

X1

Mean -0.007108

Median -0.007680

Maximum 0.304819

Minimum -0.177294

Std. Dev. 0.072582

Sumber: Hasil Regresi Data Panel dalam Program Eviews 8 (2019)

Berdasarkan tabel statistik deskriptif nilai Mean pada manajemen laba menunjukkan

angka -0,007108 masih cukup rendah dan nilai setandar deviasi menunjukkan angka 0,072582

lebih besar daripada nilai mean dari manajemen laba yang berarti perusahaan manufaktur

sektor barang konsumsi tidak secara tetap memiliki kecendrungan untuk menaikkan laba.

Tabel 4.3

Statistik Deskriptif dari Dewan Komisaris (X2)

X2

Mean 0.427091

Median 0.400000

Maximum 0.800000

Minimum 0.333000

Std. Dev. 0.117865

Sumber: Hasil Regresi Data Panel dalam Program Eviews 8 (2019)

Berdasarkan tabel statistik deskriptif nilai Mean pada dewan komisaris menunjukkan

angka 0,427091 dan nilai setandar deviasi menunjukkan angka 0,117865.

Page 12: MANAJEMEN LABA TERHADAP PENGHINDARAN PAJAKrepository.wiraraja.ac.id/318/1/HADIRATUS SOFIYA.pdf2 Perusahaan manufaktur di sektor barang konsumsi yang mempublikasikan laporan keuangan

Tabel 4.4

Statistik Deskriptif dari Komite Audit (X3)

X3

Mean 3.072727

Median 3.000000

Maximum 4.000000

Minimum 2.000000

Std. Dev. 0.293948

Sumber: Hasil Regresi Data Panel dalam Program Eviews 8 (2019)

Berdasarkan tabel statistik deskriptif nilai Mean pada komite audit menunjukkan angka

3,072727 dan telah sesuai dengan Peraturan OJK Nomor 55/POJK.04/2015 yang menjelaskan

bahwa jumlah komite audit sekurang-kurangnya berjumlah 3 orang dan nilai standar deviasinya

menunjukkan angka 0,293948.

Tabel 4.5

Statistik Deskriptif dari ROA (X4)

X4

Mean 0.135445

Median 0.095000

Maximum 0.921000

Minimum 0.009000

Std. Dev. 0.134867

Sumber: Hasil Regresi Data Panel dalam Program Eviews 8 (2019)

Berdasarkan tabel statistik deskriptif nilai Mean pada Profitabilitas (ROA)

menunjukkan angka 0,135445 dan nilai setandar deviasi sebesar 0.134867. Tingginya ROA

perusahaan menunjukkan bahwa semakin tinggi laba dan nilai aset yang dimiliki perusahaan

dan semakin tinggi pula profitabilitasnya, hal ini akan menunjukkan semakin baik kegiatan

operasional perusahaan tersebut.

Tabel 4.6

Statistik Deskriptif dari Penghindaran Pajak (Y)

Y

Mean 0.254602

Median 0.254073

Maximum 0.368232

Minimum 0.066277

Std. Dev. 0.042311

Sumber: Hasil Regresi Data Panel dalam Program Eviews 8 (2019)

Berdasarkan tabel statistik deskriptif nilai Mean pada penghindaran pajak menunjukkan

angka 0,254602 dan nilai setandar deviasi sebesar 0,042311. Tingginya angka penghindaran

Page 13: MANAJEMEN LABA TERHADAP PENGHINDARAN PAJAKrepository.wiraraja.ac.id/318/1/HADIRATUS SOFIYA.pdf2 Perusahaan manufaktur di sektor barang konsumsi yang mempublikasikan laporan keuangan

pajak perusahaan menunjukkan bahwa manajemen perusahaan tidak secara proaktif mematuhi

peraturan perundang-undangan perpajakan.

A. Uji Estimasi Model Regresi

1. Common Effect Model

Hasil dari uji Common Effect Model dapat ditunjukkan pada tabel berikut:

Tabel 4.7

Hasil Common Effect Model

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -1.059679 0.456072 -2.323490 0.0247

LOG(X1) -0.081153 0.031080 -2.611089 0.0122

LOG(X2) 0.017366 0.147434 0.117787 0.9068

LOG(X3) -0.580586 0.374918 -1.548567 0.1285

LOG(X4) -0.014134 0.043053 -0.328306 0.7442

R-squared 0.198516 Mean dependent var -1.411266

Adjusted R-squared 0.127273 S.D. dependent var 0.243440

S.E. of regression 0.227421 Akaike info criterion -0.029387

Sum squared resid 2.327416 Schwarz criterion 0.161815

Log likelihood 5.734687 Hannan-Quinn criter. 0.043423

F-statistic 2.786461 Durbin-Watson stat 2.144223

Prob(F-statistic) 0.037614

Sumber: Hasil Regresi Data Panel dalam Program Eviews 8 (2019)

Pengelolaan data yang dilakukan peneliti dari hasil regresi data panel pada tabel

4.7 menunjukkan bahwa nilai probabilitas variabel X1 berpengaruh signifikan dengan

nilai probabilitas 0,012 < 0,10 dengan koefisien negatif -0,081153. Sedangkan variabel

X2, X3, dan X4 tidak berpengaruh karena nilai probabilitas menunjukkan angka sangat

tinggi dan lebih besar dari taraf signifikan 0,10.

2. Fixed Effect Model

Hasil dari uji Fixed Effect Model dapat ditunjukkan pada tabel berikut:

Tabel 4.8

Hasil Fixed Effect Model

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -2.065134 0.725202 -2.847668 0.0087

LOG(X1) -0.121103 0.047564 -2.546087 0.0174

LOG(X2) -0.299025 0.393216 -0.760460 0.4541

LOG(X3) -0.411515 0.512872 -0.802374 0.4299

LOG(X4) -0.173973 0.073712 -2.360170 0.0264 Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.665390 Mean dependent var -1.411266

Page 14: MANAJEMEN LABA TERHADAP PENGHINDARAN PAJAKrepository.wiraraja.ac.id/318/1/HADIRATUS SOFIYA.pdf2 Perusahaan manufaktur di sektor barang konsumsi yang mempublikasikan laporan keuangan

Adjusted R-squared 0.344163 S.D. dependent var 0.243440

S.E. of regression 0.197147 Akaike info criterion -0.102886

Sum squared resid 0.971669 Schwarz criterion 0.853126

Log likelihood 27.57214 Hannan-Quinn criter. 0.261169

F-statistic 2.071406 Durbin-Watson stat 3.389762

Prob(F-statistic) 0.038225

Sumber: Hasil Regresi Data Panel dalam Program Eviews 8 (2019)

Pengelolaan data yang dilakukan peneliti dari hasil regresi data panel pada tabel

4.8 menunjukkan bahwa nilai probabilitas variabel X1 berpengaruh signifikan dengan

nilai probabilitas 0,017 < 0,10 dengan koefisien negatif -0.121103. Variabel X4 juga

berpengaruh signifikan dengan nilai probabilitas 0,026 < 0,10 yang ditunjukkan dengan

nilai koefisien negatif -0.173973. Sedangkan variabel X2, dan X3, tidak berpengaruh

karena nilai probabilitas yang menunjukkan angka sangat tinggi dan lebih besar dari

taraf signifikan 0,10.

3. Rendom Effect Model

Hasil dari uji Rendom Effect Model dapat ditunjukkan pada tabel berikut:

Tabel 4.9

Hasil Rendom Effect Model

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -1.027686 0.460215 -2.233057 0.0306

LOG(X1) -0.074927 0.030024 -2.495580 0.0163

LOG(X2) 0.024100 0.159116 0.151462 0.8803

LOG(X3) -0.629086 0.376262 -1.671935 0.1015

LOG(X4) -0.036911 0.044937 -0.821398 0.4158 Effects Specification

S.D. Rho

Cross-section random 0.103279 0.2153

Idiosyncratic random 0.197147 0.7847 Weighted Statistics

R-squared 0.207852 Mean dependent var -1.065087

Adjusted R-squared 0.137438 S.D. dependent var 0.219898

S.E. of regression 0.203607 Sum squared resid 1.865504

F-statistic 2.951885 Durbin-Watson stat 2.475120

Prob(F-statistic) 0.030008

Sumber: Hasil Regresi Data Panel dalam Program Eviews 8 (2019)

Pengelolaan data yang dilakukan peneliti dari hasil regresi data panel pada tabel

4.9 menunjukkan bahwa nilai probabilitas variabel X1 berpengaruh signifikan dengan

nilai probabilitas 0,016 < 0,10 dengan koefisien negatif -0.074927. Variabel X3 juga

berpengaruh signifikan dengan nilai probabilitas 0,10 = 0,10 yang ditunjukkan dengan

nilai koefisien negatif -0.629086. Sedangkan variabel X2 dan X4 tidak berpengaruh

Page 15: MANAJEMEN LABA TERHADAP PENGHINDARAN PAJAKrepository.wiraraja.ac.id/318/1/HADIRATUS SOFIYA.pdf2 Perusahaan manufaktur di sektor barang konsumsi yang mempublikasikan laporan keuangan

signifikan karena nilai probabilitas menunjukkan angka sangat tinggi dan lebih besar

dari taraf signifikan 0,10.

B. Uji Estimasi Metode Model

Untuk memilih model yang tepat dalam mengolah data panel, maka dapat

menggunakan uji sebagai berikut:

1. Uji Chow

Adapun hasil pengujian tersebut dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut ini:

Sumber: Hasil Regresi Data Panel dalam Program Eviews 8 (2019)

Pengelolaan data yang dilakukan peneliti dari hasil regresi data panel pada tabel

4.10 menunjukkan bahwa nilai probability dari Cross-section F sebesar 0.0939 dan

cross section chi-square sebesar 0,0017. Dengan demikian nilai probability Cross-

section F sebesar 0.0939 < 0,10 maka H0 ditolak dan terima H1, sehingga model yang

tepat digunakan adalah fixed effect model.

2. Uji Husman

Untuk mengetahui nilai dari probability cross-section random maka dapat

dilihat pada tabel 4.11 berikut:

Tabel 4.11

Hasil Uji Husman

Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 7.936892 4 0.0939

Sumber: Hasil Regresi Data Panel dalam Program Eviews 8 (2019)

Pengelolaan data yang dilakukan peneliti dari hasil regresi data panel pada tabel

4.11 menunjukkan bahwa nilai probability dari Cross-section random sebesar 0.0939 <

0,10 maka tolak H0 dan terima H1, sehingga model yang tepat digunakan adalah fixed

effect model.

Berdasarkan hasil uji estimasi metode model yang pertama, model yang dipilih

adalah FEM sedangkan uji estimasi metode model yang kedua model yang terpilih

adalah FEM, sehingga tidak perlu dilakukan uji selanjutnya yaitu uji Lagrane Multiplier

Tabel 4.10

Hasil uji Chow

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 1.744094 (20,25) 0.0939

Cross-section Chi-square 43.674903 20 0.0017

Page 16: MANAJEMEN LABA TERHADAP PENGHINDARAN PAJAKrepository.wiraraja.ac.id/318/1/HADIRATUS SOFIYA.pdf2 Perusahaan manufaktur di sektor barang konsumsi yang mempublikasikan laporan keuangan

(LM) karena antara model pertama dan yang kedua terpilih pada model yang sama yaiu

FEM.

C. Uji Asumsi klasik

1. Uji Multikolinearitas

Tabel 4.12

Hasil Uji Multikolinieritas

X1 X2 X3 X4

X1 1.000000 0.003615 0.171949 -0.121943

X2 0.003615 1.000000 -0.014492 0.517671

X3 0.171949 -0.014492 1.000000 -0.151015

X4 -0.121943 0.517671 -0.151015 1.000000

Sumber: Hasil Regresi Data Panel dalam Program Eviews 8 (2019)

Berdasarkan tabel 4.12 diatas menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi antar

variabel independen berada di bawah 0,90. Maka dari itu data dalam penelitian ini

dikatakan tidak terjadi masalah multikolinearitas.

2. Uji Heterokedastisitas

Hasil uji heteroskedastisitas dalam penelitian dapat dilihat pada gambar berikut ini:

-.6

-.4

-.2

.0

.2

.4 -2.8

-2.4

-2.0

-1.6

-1.2

-0.8

1 -

14

3 -

15

4 -

14

5 -

14

5 -

17

7 -

14

7 -

16

7 -

18

8 -

17

9 -

14

9 -

18

10

- 1

8

11

- 1

5

13

- 1

4

13

- 1

6

15

- 1

5

15

- 1

8

16

- 1

7

17

- 1

6

18

- 1

4

18

- 1

8

19

- 1

7

20

- 1

5

21

- 1

5

22

- 1

7

Residual Actual Fitted

Gambar 4.1

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Berdasarkan gambar 4.1 diatas menunjukkan bahwa garis residualnya tidak

membentuk suatu pola yang jelas dan titik-titiknya menyebar diatas dan dibawah angka

0 pada sumbu Y. Maka dari itu dapat dikatakan tidak terjadi heterokedastisitas.

Page 17: MANAJEMEN LABA TERHADAP PENGHINDARAN PAJAKrepository.wiraraja.ac.id/318/1/HADIRATUS SOFIYA.pdf2 Perusahaan manufaktur di sektor barang konsumsi yang mempublikasikan laporan keuangan

D. Uji Hipotesis

1. Uji t (Parsial)

Tabel 4.14

Hasil Uji t (Parsial)

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -2.065134 0.725202 -2.847668 0.0087

LOG(X1) -0.121103 0.047564 -2.546087 0.0174

LOG(X2) -0.299025 0.393216 -0.760460 0.4541

LOG(X3) -0.411515 0.512872 -0.802374 0.4299

LOG(X4) -0.173973 0.073712 -2.360170 0.0264

Sumber: Hasil Regresi Data Panel dalam Program Eviews 8 (2019)

Pengelolaan data yang dilakukan peneliti dari hasil uji t regresi data panel pada

tabel 4.14 menunjukkan bahwa variabel X1 dan X4 secara terpisah atau parsial memiliki

pengaruh yang signifikan karena nilai probabilitas thitung sebesar 0,017 dan 0,02 berada

dibawah (<) 0,10. Sedangkan X2 dan X3 secara parsial tidak memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap penghindaran pajak karena melebihi tingkat signifikan yang

ditentukan oleh peneliti.

Dilihat dari degree of freedom (df) = n-k diperoleh df = 110-4 = 106. Maka jika

dibandingkan antara thitung dengan ttabel dengan taraf signifikan 10% diperoleh nilai X1

sebesar -2.847668 > -1,660 dan X4 sebesar -2.360170 > -1,660 maka H0 ditolak dan H1

diterima sedangkan untuk nilai X2 sebesar -0,760460 < -1,660 dan nilai X3 sebesar -

0,802374 < -1,660 yang berarti terima H0 dan tolak H1.

2. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Tabel 4.15

Hasil Uji Determinasi (RSquared) R-squared 0.665390 Mean dependent var -1.411266

Adjusted R-squared 0.344163 S.D. dependent var 0.243440

S.E. of regression 0.197147 Akaike info criterion -0.102886

Sum squared resid 0.971669 Schwarz criterion 0.853126

Log likelihood 27.57214 Hannan-Quinn criter. 0.261169

F-statistic 2.071406 Durbin-Watson stat 3.389762

Prob(F-statistic) 0.038225

Sumber: Hasil Regresi Data Panel dalam Program Eviews 8 (2019)

Hasi dari output pada tabel 4.15 di atas dapat dilihat bahwa koefisien determinasi

(RSquared) sebesar 0,665 atau 66,5% artinya penghindaran pajak (Y) mampu dijelaskan

secara bersama-sama oleh variabel-variabel Manajemen laba (X1), Dewan Komisaris

(X2), Komite Audit (X3) dan ROA (X4) sebesar 66,5%, sedangkan sisanya dijelaskan

oleh faktor lain yang tidak diteliti.

Page 18: MANAJEMEN LABA TERHADAP PENGHINDARAN PAJAKrepository.wiraraja.ac.id/318/1/HADIRATUS SOFIYA.pdf2 Perusahaan manufaktur di sektor barang konsumsi yang mempublikasikan laporan keuangan

E. Pembahasan

1. Manajemen Laba Berpengaruh terhadap Penghindaran Pajak

Pengelolaan data yang dilakukan peneliti menunjukkan hasil uji t dengan nilai

probabilitas sebesar 0,0174 < 0,10 yang artinya variable manajemen laba secara parsial

memiliki pengaruh terhadap penghindaran pajak. Menurut Scott (2015) mengemukakan

bahwa pola perilaku manajemen laba dapat berupa income minimization, yang artinya

seorang manajer dalam melakukan praktik manajemen laba berupa income minimization

akan mengakui secara lebih cepat biaya-biaya, seperti biaya pemasaran, riset, dan

pengembangan, ketika perusahaan memperoleh profit yang cukup besar dengan tujuan

untuk mengurangi perhatian politis. Hal ini akan dilakukan untuk meminimumkan laba

ketika perusahaan memperoleh profit yang tinggi.

Dikarenakan dalam melakukan pengoptimalan laba dapat dijadikan sebagai tolak

ukur dalam melakukan perhitungan tarif pajak yang harus dibayarkan sehingga seorang

manajer akan melaporkan besarnya laba sesuai dengan kebijakan yang dibuat

berdasarkan utilitasnya yang akan berdampak pada tindakan penghindaran pajak.

2. Dewan Komisaris Tidak Berpengaruh terhadap Penghindaran Pajak

Pengelolaan data yang dilakukan peneliti menunjukkan hasil uji t dengani nilai

probabilitas sebesar 0,045 > 0,10 yang artinya variable dewan komisaris secara parsial

tidak memiliki pengaruh terhadap penghindaran pajak. Hasil tersebut dapat dianalisa

karena adanya perbedaan jumlah besar kecilnya proporsi dewan komisaris tidak

menentukan efektif tidaknya pengawasan terhadap manajemen perusahaan dan dapat di

indikasikan pula bahwa adanya dewan komisaris independen dari luar perusahaan yang

merupakan bagian dari dewan komisaris perusahaan tidak melakukan fungsi

pengawasan secara maksimal dan memiliki pengetahuan yang terbatas terhadap

manajemen perusahaan sehingga pengawasan terhadap penghindaran pajak juga

menjadi terbatas. Hal lain juga dimungkinkan karena adanya kepentingan dari pihak-

pihak terafiliasi yang mendominasi di dalam perusahaan yang berakibat pada ruang

lingkup pengawasan Dewan Komisaris menjadi semakin rendah dan dapat dikendalikan

oleh pihak terafiliasi tersebut, serta dapat memberikan kesempatan untuk melakukan

kecurangan perpajakan untuk bertindak melakukan tindakan penghindaran pajak.

3. Komite Audit Tidak Berpengaruh terhadap Penghindaran Pajak

Pengelolaan data yang dilakukan peneliti menunjukkan hasil uji t dengani nilai

probabilitas sebesar 0,4299 > 0,10 yang artinya variabel komite audit secara parsial

tidak memiliki pengaruh terhadap penghindaran pajak. Berdasarkan pengelolaan data

Page 19: MANAJEMEN LABA TERHADAP PENGHINDARAN PAJAKrepository.wiraraja.ac.id/318/1/HADIRATUS SOFIYA.pdf2 Perusahaan manufaktur di sektor barang konsumsi yang mempublikasikan laporan keuangan

yang dilakukan peneliti, analisis statistik deskriptif menunjukkan bahwa nilai rata-rata

pada komite audit menunjukkan angka 3,072727 dan telah sesuai dengan Peraturan OJK

Nomor 55/POJK.04/2015 yang menjelaskan bahwa jumlah komite audit sekurang-

kurangnya berjumlah 3 orang namun hal ini masih belum mampu menurunkan tindakan

penghindaran pajak pada perusahaan manufaktur disektor barang konsumsi karena hal

ini dapat diindikasikan bahwa perusahaan hanya sekedar formalitas mematuhi peraturan

yang ada, tetapi masih belum memenuhi tugas dan tanggung jawabnya sesuai pada

peraturan yang ada dalam OJK Nomor 55/POJK.04/2015 sehingga akan memberikan

kesempatan dan mempermudah bagi komite audit untuk melakukan tindakan

penghindaran pajak.

4. Profitabilitas (ROA) Berpengaruh terhadap Penghindaran Pajak

Pengelolaan data yang dilakukan peneliti menunjukkan hasil uji t dengani nilai

probabilitas sebesar 0,0264 < 0,10 yang artinya variable profitabilitas (ROA) secara

parsial memiliki pengaruh terhadap penghindaran pajak. Semakin tinggi nilai ROA pada

suatu perusahaan berarti semakin tinggi laba dan nilai aktiva suatu perusahaan. Semakin

tinggi nilai ROA perusahaan maka akan semakin tinggi pula profitabilitas perusahaan

yang berarti semakin baik kegiatan operasional perusahaan sehingga mengindikasikan

laba yang diperoleh perusahaan semakin besar.

Besarnya laba yang diperoleh perusahaan akan membuat seorang manajer untuk

bertindak melakukan penghindaran pajak, karena semakin besar laba yang diperoleh

perusahaan akan semakin besar kewajiban dalam membayar pajaknya. Oleh karena itu

profitabilitas (ROA) berpengaruh terhadap penghindaran pajak. Tetapi jika adanya

peningkatan laba justru menurunkan tindakan penghindaran pajak, hal ini menunjukkan

bahwa perusahaan tidak melakukan tindakan efisiensi dalam pembayaran pajaknya. Hal

ini dibuktikan dengan nilai maksimum profitabilitas (ROA) yang hanya menunjukkan

angka sebesar 0,921 atau 92,1% sedangkan nilai minimum menunjukkan angka 0,009

atau 0,9%.

KESIMPULAN

1) Manajemen laba berpengaruh negatif signifikan terhadap penghindaran pajak. Apabila

semakain tinggi perusahaan melakukan Income Decreasing dan income minimization,

maka tarif pajak yang dibayarkan akan menjadi lebih kecil. Hal ini dikarenakan dalam

Page 20: MANAJEMEN LABA TERHADAP PENGHINDARAN PAJAKrepository.wiraraja.ac.id/318/1/HADIRATUS SOFIYA.pdf2 Perusahaan manufaktur di sektor barang konsumsi yang mempublikasikan laporan keuangan

melakukan pengoptimalan laba, laba dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam melakukan

perhitungan pajak yang harus dibayarkan sehingga seorang manajer akan melaporkan

besarnya laba sesuai dengan kebijakan yang dibuat berdasarkan utilitasnya yang akan

berdampak pada tindakan penghindaran pajak.

2) Dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak. Hal ini karena besarnya

jumlah komisaris independen tidak sepenuhnya menunjukkan independensi perusahaan

karena tidak semua dewan komisaris melakukan pengawasan secara optimal serta dewan

komisaris independen merupakan seseorang dari luar perusahaan, sehingga memiliki

keterbatasan pengetahuan, ketanggapan dan pengawasan terhadap ada tidaknya

penghindaran pajak disuatu perusahaan.

3) Komite audit tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak. Jumlah komite audit

sekurang-kurangnya berjumlah 3 orang namun hal ini masih belum mampu menurunkan

tindakan penghindaran pajak karena hal ini dapat diindikasikan bahwa perusahaan hanya

sekedar formalitas mematuhi peraturan yang ada, tetapi masih belum memenuhi tugas dan

tanggung jawabnya sehingga akan memberikan kesempatan dan mempermudah bagi

komite audit untuk melakukan tindakan penghindaran pajak.

4) Profitabilitas (ROA) berpengaruh negatif terhadap penghindaran pajak. Semakin tinggi

nilai ROA pada suatu perusahaan berarti semakin tinggi laba dan nilai aktiva suatu

perusahaan. Semakin besar laba yang diperoleh perusahaan semakin besar pula kewajiban

dalam membayar pajaknya, hal ini akan membuat seorang manajer untuk bertindak

melakukan penghindaran pajak.

SARAN

1. Bagi penelitian mendatang

a. Penelitian selanjutnya hendaknya menambah waktu penelitian dengan rentan waktu lebih

lama 7-10 tahun karena dengan semakin panjang rentang waktu yang diteliti maka akan

diketahui variasi yang terjadi di perusahaan dan dapat memberikan karya penelitian yang

lebih akurat.

b. Menambah beberapa variabel lain lagi selain manajemen laba dan menambah struktur

GCG perusahan sebagai variabel penelitian agar dapat menambah wawasan mengenai

struktur tata kelola perusahaan yang baik dan akurat.

c. Bagi penelitian selanjutnya, akan lebih baik jika mencoba menelaah objek atau

perusahaan selain yang terdaftar di BEI agar menambah wawasan lebih dan memiliki

Page 21: MANAJEMEN LABA TERHADAP PENGHINDARAN PAJAKrepository.wiraraja.ac.id/318/1/HADIRATUS SOFIYA.pdf2 Perusahaan manufaktur di sektor barang konsumsi yang mempublikasikan laporan keuangan

tantanagn yang lebih sulit dari pada perusahan go publik karena menurut peneliti

perusahaan non publik data yang diperoleh tidak seinstan dan tidak semudah perusahaan

yang terdaftar di BEI.

2. Bagi Perusahaan

Sebaiknya pihak perusahaan tidak melakukan income dicreasing dan income

minimization menambah jumlah dewan komisaris independen dan komite audit, semakin

banyak dewan komisaris independen dan komite audit maka dapat memonitor kinerja

keuangan dan pengendalian internal perusahaan secara maksimal dan pengawasan akan

lebih terpantau. Banyaknya Jumlah anggota dewan komisaris independen dan komite audit

yang telah sesuai dengan peraturan yang ada tidak hanya sekedar formalitas namun benar-

benar dijalankan sesuai fungsi dan tugasnya karena masih ada yang tidak sesuai kebutuhan

bahkan akan berpengaruh terhadap keefektifan kinerja keuangan di perusahaan.

3. Bagi Investor

Bagi investor dan calon investor sebaiknya sebelum melakukan kegiatan investasi

maka analisa terlebih dahulu dengan baik nilai laba yang diperoleh dengan aset yang dimiliki

perusahaan dengan melihat profitabilitas perusahaan atau persentase ROA dan adanya

tindakan manajemen laba yang dilakukan perusahaan karena dalam penelitian ini tingkat

profitabilitas (ROA) dan manajemen laba berpengaruh terhadap penghindaran pajak yang

nantinya besarnya nilai laba juga akan berpengaruh terhadap investor dan calon investor.

DAFTAR PUSTAKA

Andreas. (2009). Tata Kelola Korporasi dan Masalah Keagenan Di Indonesia. Malang:

Agritek Ypn Malang.

Annisa, N. A., dan Kurniasih, L. (2012). Pengaruh Corporate Governance Terhadap Tax

Avoidance. Jurnal Akuntansi & Auditing, 8, hal. 95-189.

Dewi, Ni Luh Putu Puspita., & Noviari, N. (2017). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage,

Profitabilitas dan Corporate Social Responsibility Terhadap Penghindaran Pajak (Tax

Avoidance). E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayanaa 21(1): 830–59.

Direktorat Jendral Pajak (Djp). (2018). Menkeu Apresiasi Para Wajib Pajak Yang Berkontribusi

Besar Dan Taat Aturan.

Www.Kemenkeu.Go.Id/Publikasi/Berita/Menkeu-Apresiasi-Para-Wajib Pajak-Yang-

Berkontribusi-Besar-Dan-Taat-Aturan/ (January 1, 2019).

Ghozali, Imam & D. R. (2013). Analisis Multivariat dan Ekonometrika Teori, Konsep, dan

Aplikasi denagn EVIEWS 8. Semarang: Universitas Diponegoro.

Page 22: MANAJEMEN LABA TERHADAP PENGHINDARAN PAJAKrepository.wiraraja.ac.id/318/1/HADIRATUS SOFIYA.pdf2 Perusahaan manufaktur di sektor barang konsumsi yang mempublikasikan laporan keuangan

Husnan, Suad., & Enny, P. (2015). Dasar-Dasar Manjemen Keuangan Edisi Ketujuh.

Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Pohan, Chairil A. (2016). Manajemen Perpajakan Strategi Perencanaan Pajak Dan Bisnis.

Jakarta: Pt Gramedia.

Praptidewi, Luh Putu M., & Sukartha, I Made. (2016). Pengaruh Karakteristik Eksekutif Dan

Kepemilikan Keluarga pada Tax Avoidance Perusahaan. E-Jurnal Akuntansi Universitas

Udayana 17(1): 426–52.

Purwanto, Agus. (2016). Pengaruh Likuiditas, Leverage, Manajemen Laba, dan Kopensasi

Rugi Fiskal Terhadap Agresivitas Pajak Perusahaan Pada Perusahaan Pertanian dan

Pertambangan yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013. Jurnal Online

Mahasiswa (Jom) Fakultas Ekonomi 3(1): 580–94.

Scott, Wiliam R. (2015). Financial Accounting Theory Sevent Edition. United States: Canada

Cataloguing.

Septiadi, I., Robiansyah, A. & Suranta, E. (2017). Pengaruh Manajemen Laba, Corporate

Governance, dan Corporate Social Responsibility Terhadap Tax Avoidance ( Studi

Empiris Pada Perusahaan Sektor Pertambangan dan Pertanian Yang Listing di BEI 2013-

2015 ). Journal Of Applied Managerial Accounting-September 01(2).

Sochib. (2018). Pengaruh Manajemen Laba dan Net Interest Margin Terhadap Kinerja

Keuangan Bank Umum Swasta Nasional. Jurnal Ilimah Ilmu Akuntansi, Keuangan Dan

Pajak 2(2): 300.

Suandy, Erly. (2014). Perencanaan Pajak Edisi 5. Ed. Salemba Empat. Jakarta.

Sudana, Made. (2009). Manajemen Keuangan Teori dan Praktik. Surabaya: Departemen

Manajemen Ekonomi Universitas Airlangga.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suyanto, Krisnata D., & Supramono. (2012). Likuiditas, Leverage, Komisaris Independen, Dan

Manajemen Laba Terhadap Agresivitas Pajak Perusahaan. Jurnal Keuangan Dan

Perbankan 16(2).

Tiaras, Irvan., & Wijaya, H. (2015). Pengaruh Likuiditas, Leverage, Manajemen Laba,

Komisaris Independen, dan Ukuran Perusahaan terhadap Agresivitas Pajak.Jurnal

Akuntansi,Vol. XIX, No. 03.

Wiguna, I Putu P., & Jati, I Ketut. (2017). Pengaruh Corporate Social Responsibilty, Preferensi

Risiko Eksekutif, Dan Capital Intensity Pada Penghindaran Pajak. E-Jurnal Akuntansi

Universitas Udayana 21: 418–46.

Wijayani, Dianing R. (2016). Corporate Governance dan Kepemilikan Institusional Terhadap

Penghindaraan Pajak Di Indonesia ( Studi Empiris Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar

di BEI Tahun 2012-2014 ). Jurnal Dinamika Ekonomi & Bisnis Universitas Muria Kudus

13(1).

Windarti, A., & Sina, I. (2016). Book Tax Difference Dan Struktur Kepemilikan Sebagai Upaya

Penghindaran Pajak. 1(1): 419–28.

Www.kemenperin.go.id/artikel/20243/Kontribusi-Manufaktur-Masih-Tertinggi

Www.Liputan6.Com.Sri Mulyani Malu Tax Ratio Ri Rendah-Bisnis Liputan6.Com.