manajemen konflik - · pdf file0 manajemen konflik disusun guna memenuhi salah satu tugas...

Download MANAJEMEN KONFLIK -  · PDF file0 MANAJEMEN KONFLIK Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia Dosen Pengampu: Dr. Udik Budi Wibowo, M. Pd

If you can't read please download the document

Upload: lamhanh

Post on 06-Feb-2018

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 0

    MANAJEMEN KONFLIK

    Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas

    Mata Kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia

    Dosen Pengampu: Dr. Udik Budi Wibowo, M. Pd

    Disusun Oleh:

    Moh Khoerul Anwar, S. Pd 14713251002

    PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

    PASCA SARJANA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

    2016

  • 1

    BAB I

    RINGKASAN

    Pada bab ini berkaitan dengan sifat konflik, bagaimana membangun,

    dampak positif dan negatif dan beberapa panduan untuk menangani situasi

    konflik. Konflik merupakan perbedaan pendapat yang dihasilkan dari ketersediaan

    dua atau lebih program yang mungkin tindakan ini tidak hanya tak terelakkan

    tetapi juga bagian berharga dari kehidupan. Ini membantu untuk memastikan

    bahwa kemungkinan yang berbeda dianggap benar, dan kemungkinan program

    lebih lanjut tindakan dapat dihasilkan dari pembahasan alternatif sudah diakui.

    Juga, konflik sering berarti bahwa tindakan yang dipilih diuji pada tahap awal,

    sehingga mengurangi risiko hilang cacat penting yang mungkin muncul

    kemudian. Dengan demikian konflik adalah adanya ketidakcocokan antara

    pendapat satu dengan pendapat lain.

    Kebanyakan konflik memiliki kedua komponen rasional dan emosional

    dan terletak di suatu tempat di sepanjang spektrum antara konflik asli kepentingan

    di satu sisi dan kepribadian bentrokan di sisi lain. Untuk membantu mencari solusi

    dalam bernegosiasi, perlu dilakukan beberapa hal berikut yakni a) mendengarkan

    dan memahami sudut pandang dan kebutuhan pihak lain (jangan buang waktu

    mengulangi titik Anda sendiri pandang) - mencoba untuk bersikap adil; b)

    mencari trade-off, yaitu apakah ada sesuatu yang saya bisa mengakui ke yang lain

    partai yang berarti lebih bagi mereka daripada itu biaya 'saya ?; dan c) fokus pada

    isu-isu dan fakta dan menghindari personalisasi konflik. Jika konflik tidak segera

    di tangani maka akan memimbulkan bahaya. Konflik menjadi kekuatan berbahaya

    dan mengganggu setiap kali pribadi yang mempertaruhkan pada hasil. Lebih

    lanjut konflik berkembang, semakin dalam mempertaruhkan, semakin pahit

    konflik menjadi dan kurang mudahnya untuk mencapai solusi. Tidak mampu

    mengambil keputusan karena tidak ada pihak yang berani untuk membuat konsesi

    karena takut (mungkin dibenarkan) bahwa ini akan dimanfaatkan oleh pihak lain

    sebagai kemenangan dan jembatan untuk kemajuan lebih lanjut. Dengan kata lain,

    janganlah bermain-main dengan konflik sebelum konflik tersebut menjadi lebih

    besar dan berbahaya.

  • 2

    Upaya yang dilakukan dalam mengurangi beragama konflik dapat

    dilakukan langkah-langkah berikut yakni menjaga komunikasi dengan orang lain,

    menahan diri dari godaan membicarakan orang lain dibelakangnya, netral,

    menghindari orientasi menang-kalah, dan pengaturan situasi konflik. Selain itu,

    upaya yang dilakukan dalam mengurangi konflik yang akan terjadi pada pegawai

    atau perusahaan adalah mengembangkan dan membelajarkan sikap pengendalian

    diri melalui praktik. Sedangkan yang terkait keterampilan menajemen konflik

    meliputi tiga hal yakni Pertama, kita perlu kemampuan untuk menghadapi, untuk

    dapat mengatakan 'Tidak' ketika perbedaan pendapat muncul. Kita harus

    menunjukkan dengan sikap kita yang kita terbuka untuk alasan, diskusi logis dan

    pemecahan masalah. Kedua, kita harus mampu mempresentasikan ide dan

    perasaan kita secara jelas, ringkas, dengan tenang dan jujur. Ketiga, kita perlu

    mengembangkan keterampilan mendengarkan, yang mencakup kemampuan untuk

    menunjukkan seseorang bahwa kita mengerti apa yang telah dikatakan oleh

    'bermain kembali'. Kita juga perlu mengembangkan kebiasaan mengajukan

    pertanyaan daripada membuat pernyataan, mengingat bahwa tenaga penjual yang

    sukses (produk atau ide) adalah mereka yang mengajukan pertanyaan yang paling.

    Keempat, kita perlu keterampilan dalam mengevaluasi semua aspek dari masalah,

    memahami tekanan pada pihak lain, 'helicoptering' di atas perspektif terbatas yang

    kita mungkin biasanya mengadopsi. Akhirnya, kita harus mampu

    mengartikulasikan tujuan bersama yang akan membantu kedua belah pihak untuk

    naik di atas perbedaan mereka tentang metode untuk melihat ke masa depan

    prestasi daripada friksi terakhir.

    Setelah kita memahama terkait kemampuan manajemen konflik, kita juga

    perlu memahami apa itu kecerdasan emosi. Kecerdasan emosional didefinisikan

    sebagai kapasitas untuk mengenali perasaan kita sendiri dan orang lain untuk

    memotivasi diri kita sendiri dan mengelola emosi dengan baik dalam diri kita

    sendiri dan hubungan kita. Dengan demikian itu termasuk pengendalian diri,

    manajemen kemarahan, semangat, ketekunan dan, di atas semua, empati.

    Keterampilan tersebut dapat dipelajari, dan ini dapat membantu untuk mencegah

  • 3

    konflik yang tidak perlu, misalnya ketika memberikan kritik, menangani anak-

    anak yang agresif atau mempengaruhi suasana hati.

    Dari beberapa penjelasn di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa

    manajemen konflik itu sangat penting namun janganlah membuat konflik

    walaupun anda memahami ilmu tentang manajemen konflik. Konflik akan sangat

    berbahaya jika sudah tidak ada lagi yang mampu memberikan mediasi atau

    konsesi. Untuk mengurangi konflik, sebaiknya individu lebih mampu mengontrol

    diri, menjaga berbicara dan mengatur marah.

  • 4

    BAB II

    PEMBAHASAN

    MANAJEMEN KONFLIK

    Konflik adalah situasi dimana dua orang atau lebih atau dua kelompok

    atau lebih tidak setuju terhadap hal-hal atau situasi yang berkaitan dengan

    keadaan, keadaan yang antagonis (Bimo Walgito, 2007). Lebih lanjut Daniel

    Webster (Peg Pickering, 2000: 1) mendefinisikan konflik: 1) persaingan atau

    pertentangan antara pihak-pihak yang tidak cocok satu sama lain; 2) keadaan atau

    prilaku yang bertentangan (misalnya pertentangn pendapa, kepentingan atau

    pertentangan antar individu); 3) perselisihan akibat kebutuhan, dorongan,

    keinginan, atau tuntutan yang bertentangan; dan 4) perseteruan. Berbeda dengan

    kedua pendapat tersebut, Robbins (Juanita, 2002) menjelaskan bahwa konflik

    adalah suatu proses interaksi yang terjadi akibat adanya ketidaksesuaian antara

    dua pendapat (sudut pandang) yang berpengaruh atas pihak-pihak yang terlibat

    baik pengaruh positif maupun pengaruh negatif. Dari beberapa penjelasn tersebut,

    saya berasumsi bahwa konflik adalah adanya ketidaksesuaian atau ketidak

    cocokan antar sesuatu dengan sesuatu baik antar indvidu, kelompok ataupun diri

    sendiri.

    A. Manajemen Konflik Intergrup

    Konflik intergroup sering dikaitkan dengan persaingan yang timbul

    antar organisasi. Antara organisasi tersebut terdapat perbedaan tujuan yang

    menyebabkan mereka saling bersaing secara tidak sehat. Konflik ini biasanya

    diperluas dengan adanya konflik antar anggota organisasi yang saling

    bersikukuh mempertahankan pendapatnya masing-masing (Bornstein, 2003:

    129). Upaya yang dilakukan dalam mengelola konflik yang bersifat inter grup

    dapat dilakukan dengan cara (Amstrong, 2010) koeksistensi damai,

    kompromi, pemecahan masalah dan intervensi konflik antar-kelompok.

    Intervensi konflik Seperti yang dikembangkan oleh Blake dkk (1964), ini

    bertujuan untuk meningkatkan hubungan antar kelompok dengan

    mendapatkan kelompok untuk berbagi persepsi mereka dari satu sama lain dan

    untuk menganalisis apa yang telah mereka pelajari tentang diri mereka sendiri

  • 5

    dan kelompok lainnya. Kelompok-kelompok yang terlibat saling bertemu

    untuk berbagi apa yang telah mereka pelajari, dan setuju pada isu-isu yang

    harus diselesaikan dan tindakan yang diperlukan.

    B. Manajemen Konflik antar Individu

    Johnson dan Johnson (2012: 589) memandang suatu masalah sebagai

    sebuah ketidaksesuaian atau perbedaan antara keadaan aktual dengan keadaan

    yang diinginkan. Hal tersebut menunjukan bahwa munculnya suatu masalah

    ketika adanya ketidakserasian antara kehidupan yang nyata dengan yang

    diinginkan oleh diri sendiri sehingga membutuhkan suatu pendekatan dalam

    menyelaraskannya. Solso (1995: 440) menjelaskan bahwa problem solving

    adalah berpikir secara langsung ke arah penyelesaian masalah yang dihadapi,

    yang meliputi pembentukan dan pemilihan respon-respon yang tepat. Artinya

    bahwa problem solving merupakan suatu kemampuan kecermatan dan kejelian

    individu dalam menentukan dan memilih penyelesaian masalah yang dihadapi.

    Berbeda dengan Solso, Chaplin (2000: 387) menjelaskan bahwa

    problem solving adalah proses yang tercakup dalam usaha menemukan urutan

    yang benar dari alternatif-alternatif jawaban, mengarah pada satu sasaran atau

    pemecahan yang ideal. Kedua pendapat tersebut memiliki sudut pandang yang

    berbeda karena Chaplin lebih menekankan pada proses atau usaha dalam

    menemukan suatu alternatif-alternatif pemecahan masalah yang terjadi secara

    ideal sesuai dengan urutan-urutan.

    Menurut Henning (2003: 6) konfik interpersonal terjadi ketika

    kebutuhan seseorang tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Hal ini

    sering terjadi antara dua orang yang berbeda status, jabatan, bidang kerja dan

    lain-lain. Jika berbagai hal tersebut tidak segera ditangani maka akan

    berdampak negatif bagi organisasi karena ketika masalah interpersonal tetap

    dibiarkan maka tidak menutup kemungkinan organisasi atau