manajemen keterlibatan sosial gereja: studi kasus ... · studi kasus pemanfaatan dana aksi puasa...

235
MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS . PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN.. .. .. Diajukan oleh Bernadetta Rini Susanti 132222204. Kepada FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA 2016 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: vuonganh

Post on 08-Mar-2019

233 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA:

STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN

DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG

TESIS

.

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN..

.. ..

Diajukan oleh

Bernadetta Rini Susanti

132222204.

Kepada

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

i

MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA:

STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN

DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG

TESIS

UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

MENCAPAI DERAJAT SARJANA S-2

.

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN..

.. ..

Diajukan oleh

Bernadetta Rini Susanti

132222204.

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

vi

ABSTRAK

Sampai sekarang, Gereja Katolik masih melihat kemiskinan sebagai sebuah

persoalan yang penting dan mendesak untuk dibahas dan dicarikan jalan

penyelesaiannya. Sikap Gereja itu tertuang dalam berbagai Ajaran Sosial Gereja.

Dalam perspektif iman Katolik, kemiskinan bukanlah sebuah persoalan di balik

meja teori melainkan sebuah persoalan konkret yang menyangkut martabat

manusia sebagai gambaran Allah. Gereja mengajarkan agar umatnya

sungguh-sungguh berpihak dan terlibat dalam usaha menyesejahterakan mereka

yang miskin, lapar, dan tersingkir dalam kehidupan sosial masyarakat.

Tesis ini merupakan penelitian dengan menggunakan desain studi kasus yang

dimanfaatkan untuk mengevaluasi Program Pemanfaatan Dana Aksi Puasa

Pembangunan di Keuskupan Agung Semarang. Evaluasi Program Aksi Puasa

Pembangunan di Keuskupan Agung Semarang diletakkan dalam konteks persolan

substansi dan aplikasi. Persoalan substansi berkaitan dengan landasan filosofi,

idiologi dan tujuan yang hendak dicapai dalam Aksi Puasa Pembangunan.

Persoalan aplikasi bersinggungan dengan manajemen keterlibatan sosial dalam

pelaksanaan Program Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan Agung Semarang.

Kerangka teori yang dikembangkan untuk tujuan evaluasi dengan

menggunakan prinsip-prinsip Ajaran Sosial Gereja dan teori community

empowerment dalam dimensi Corporate Social Responbility. Kombinasi dari dua

hal berbeda ini akan menjadi panduan dalam penyusunan standar kinerja

pelaksanaan Program Aksi Puasa Pembangunan di Keuskupan Agung Semarang.

Standar kinerja yang dihasilkan akan digunakan untuk mengukur kinerja yang

aktual terjadi.

Penelitian ini sampai pada kesimpulan bahwa Gereja, dalam hal ini

Keuskupan Agung Semarang, perlu menyesuaikan kebijakan dan

program-program strategisnya pada aspek empowering agar tujuan mulianya,

yakni pengentasan umat/masyarakat dari kemiskinan dapat benar-benar tercapai.

Kata Kunci: Keterlibatan Sosial, Ajaran Sosial Gereja, community empowerment,

Corporate Social Responbility

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

vii

ABSTRACT

So far, Church still see poverty as an important and urgent issue to be

discussed and to be sought its solution. That attitude is established by church in

various Church Social Teachings. On the Catholic’s perspective, poverty is not an

issue beyond a theory but a concrete problem corresponds with the dignity of

human as an image of God. Church teaches its people to plead and involved in the

effort on bringing welfare for the poor, the hunger, and the marginalized people to

the society.

This thesis is a research using study case design, applied to evaluate

Utilization Program of Aksi Puasa Pembangunan fund on Semarang archdiocese.

Aksi Puasa Pembangunan Evaluation Program on Semarang Archdiocese is

placed on substantial and application context. Substantial issue is linked with

philosophical cornerstone, ideology, and the goal that is going to be achieved in

regards to Aksi Puasa Pembangunan. The application issue touches the social

involvement management on the implementation of Utilization Program in

regards to Aksi Puasa Pembangunan fund on Semarang Archdiocese

Theoretical framework that is developed for evaluation goal uses the principle

of Church Social Teachings and community empowerment theory in Corporate Social

Responsibility dimension. Combination of these two different situations will be

the guidance on composing the implementation of performance standard of Aksi

Puasa Pembangunan program on Semarang Archdiocese. Standard of

performance that is obtained will be used to measure the actual performance.

This research arrives at its conclusion which is, Church, in this case

Semarang Archdiocese, needs to harmonize its policy and its strategic program on

the empowering aspect so that its noble goal, which is to eradicate its people from

poverty, will truly be fulfilled.

Keywords: Social involvement, Church Social Teaching, community

empowerment, Corporate Social Responsibility

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

viii

DAFTAR ISI

Bab Halaman

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Perumusan Masalah 15

1.3. Tujuan Penelitian 16

1.4. Manfaat Penelitian 17

1.4.1. Manfaat Teoretis 17

1.4.2. Manfaat Praktis 17

BAB II LANDASAN TEORI 18

2.1. Pengantar 18

2.2. Ajaran Sosial Gereja 19

2.2.1. Pengertian tentang Ajaran Sosial Gereja 21

2.2.2. Catatan Historis Ajaran Sosial Gereja 23

2.2.3. Prinsip-Prinsip Ajaran Sosial Gereja 30

2.3. Community Empowerment dalam Dimensi Corporate 34

Social Responbility

2.3.1. Pengertian dan Ruang Lingkup Kegiatan Community 35

Empowerment

2.3.2. Partisipasi Masyarakat 40

2.3.3. Kompetensi Agen Pemberdayaan 43

2.4. Kerangka Berpikir 48

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 50

3.1. Pengantar 50

3.2. Paradigma Penelitian dan Trianggulasi 51

3.3. Strategi Penelitian Studi Kasus 56

3.4. Metode Penelitian 62

3.4.1. Desain Penelitian 62

3.4.2. Data dan Metode Pengumpulan Data 66

3.4.3. Metode Penelitian dan Analisis Data 71

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

ix

Bab Halaman

BAB IV DESKRIPSI PELAKSANAAN PROGRAM 76

DANA APP DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG

4.1. Pengantar 76

4.2. Gambaran Umum Keuskupan Agung Semarang 77

4.3. Mekanisme Alur Kerja Program Pemanfaatan Dana APP 79

Keuskupan Agung Semarang

4.4. Capaian Kinerja Program Pemanfaatan Dana APP di 90

Keuskupan Agung Semarang Periode Tahun 2011-2012

sampai dengan Tahun 2014-2015

4.4.1. Keterserapan Dana Program Pemanfaatan Dana Aksi 91

Puasa Pembangunan di Keuskupan Agung Semarang

Periode Tahun Anggaran 2011-2012 sampai dengan

2014-2015

4.4.2. Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan Agung Semarang 94

Berdasarkan Lima Kategori Bidang Perhatian Periode

Tahun Anggaran 2011-2012 sampai dengan 2014-2015

4.4.3. Sebaran Penerima Manfaat Program Pemanfaatan Dana 114

APP di Keuskupan Agung Semarang Periode Tahun

Anggaran 2011-2012 sampai dengan 2014-2015

BAB V EVALUASI PROGRAM PEMANFAATAN DANA APP 130

DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG DENGAN

PARAMETER PRINSIP-PRINSIP ASG DAN TEORI

COMMUNITY EMPOWERMENT

5.1. Pengantar 130

5.2. Analisis Kesesuaian Program Pemanfaatan Dana APP 132

di Keuskupan Agung Semarang dengan Prinsip-Prinsip Ajaran

Sosial Gereja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

x

Bab Halaman

5.2.1. Keterserapan Dana Program Pemanfaatan Dana APP 134

di Keuskupan gung Semarang Periode Tahun Anggaran

2011-2012 sampai dengan 2014-2015: Catatan Kritis

Berasas Prinsip-Prinsip Ajaran Sosial Gereja

5.2.2. Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan Agung Semarang 139

Periode Tahun Anggaran 2011-2012 sampai dengan

2014-2015 Berdasarkan Lima Kategori Bidang Perhatian:

Catatan Kritis Berasas Prinsip-Prinsip Ajaran Sosial

Gereja

5.2.3. Sebaran Penerima Manfaat Program Dana APP di 145

Keuskupan Agung PeriodeTahun Anggaran

2011-2012 sampai dengan 2014-2015: Catatan

Kritis Berasas Prinsip-Prinsip Ajaran Sosial Gereja

5.3. Telaah Program Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan Agung 155

Semarang Berdasarkan Kategori-Kategori Community

Empowerment dalam Dimensi Corporate Social Responbility

5.3.1. Profil Community Empowerment dalam Keterserapan 157

Dana Program Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan

Agung Semarang Periode Tahun Anggaran 2011-2012

sampai dengan 2014-2015

5.3.2. Partisipasi Umat/Masyarakat dalam Lima Kategori 171

Bidang Perhatian Program Pemanfaatan Dana APP di

Keuskupan Agung Semarang Periode Tahun Anggaran

2011-2012 sampai dengan 2014-2015

5.3.3. Korelasi Kompetensi Agen Pemberdayaan dengan 180

Jumlah Proposal Disetujui dalam Sebaran Penerima

Manfaat Program Pemanfaatan Dana APP di

Keuskupan Agung Semarang Periode Tahun Anggaran

2011-2012 sampai dengan 2014-2015

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

xi

Bab Halaman

5.4. Potensi Keberlanjutan Program Pemanfaatan Dana APP di 185

Keuskupan Agung Semarang

BAB VI KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN 188

6.1. Kesimpulan 188

6.2. Saran 192

6.2.1. Bagi Penelitian Selanjutnya 192

6.2.2. Bagi Pengelolaan Program Pemanfaatan Dana APP 193

di Keuskupan Agung Semarang

DAFTAR PUSTAKA 194

LAMPIRAN 199

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 3.1 Tabel Interpretasi Koefisien Kolerasi Product Moment 75

Tabel 4.1 Tabel Jumlah Paroki di Keuskupan Agung Semarang 78

Tabel 4.2 Rekapitulasi Ketermanfaatan Dana APP di Kas 97-99

Berdasarkan Kategori Bidang Perhatian Periode Tahun

Anggaran 2011-2012

Tabel 4.3 Rekapitulasi Ketermanfaatan Dana APP di Kas 100-102

Berdasarkan Kategori Bidang Perhatian Periode Tahun

Anggaran 2012-2013

Tabel 4.4 Rekapitulasi Ketermanfaatan Dana APP di Kas 103-105

Berdasarkan Kategori Bidang Perhatian Periode Tahun

Anggaran 2013-2014

Tabel 4.5 Rekapitulasi Ketermanfaatan Dana APP di Kas 106-107

Berdasarkan Kategori Bidang Perhatian Periode Tahun

Anggaran 2014-2015

Tabel 4.6 Rekapitulasi Jumlah Proposal Disetujui Program 117-121

Pemanfaatan Dana APP Panitia KAS Periode Tahun

Anggaran 2011-2012 sampai dengan 2014-2015

Tabel 4.7 Rekapitulasi Jumlah Proposal Disetujui Program 122-123

Pemanfaatan Dana APP Panitia Kevikepan Semarang

Periode Tahun Anggaran 2011-2012 sampai dengan

2014-2015

Tabel 4.8 Rekapitulasi Jumlah Proposal Disetujui Program 124

Pemanfaatan Dana APP Panitia Kevikepan Kedu

Periode Tahun Anggaran 2011-2012 sampai dengan

2014-2015

Tabel 4.9 Rekapitulasi Jumlah Proposal Disetujui Program 125

Pemanfaatan Dana APP Panitia Kevikepan Surakarta

Periode Tahun Anggaran 2011-2012 sampai dengan

2014-2015

Tabel 4.10 Rekapitulasi Jumlah Proposal Disetujui Program 126-128

Pemanfaatan Dana APP Panitia Kevikepan Yogyakarta

Periode Tahun Anggaran 2011-2012 sampai dengan

2014-2015

Tabel 5.1 Kepemilikan Pedoman Pengelolaan Dana Sosial Gereja 144

Paroki-Paroki di Kevikepan Yogyakarta

Tabel 5.2 Evolusi Konsep CSR Berdasarkan Fokus Perhatian CSR 167

Tabel 5.3 Tabel Perhitungan Koefisien Korelasi Jumlah Proposal 182-183

Disetujui (x) dengan Kompetensi Agen Pemberdayaan

(y) Program Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan

Agung Semarang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

xiii

DAFTAR DIAGRAM

Diagram Halaman

Diagram 4.1 Pembagian Kolekte Dana APP di KAS 81

Diagram 4.2 Perbandingan Jumlah Penerimaan dan Pemanfaatan 93

Dana Program Pemanfaatan Dana APP di KAS

Periode Tahun Anggaran 2011-2012 sampai dengan

2014-2015

Diagram 4.3 Prosentase Keterserapan Dana APP di KAS 94

Berdasar Lima Kepanitiaan

Diagram 4.4 Jumlah Proposal Disetujui Program Pemanfaatan Dana 109

APP di KAS Periode Tahun Anggaran 2011-2013

sampai dengan 2014-2015

Diagram 4.5 Pemanfaatan Dana APP di KAS Berdasarkan Lima 111

Kategori Bidang Perhatian

Periode Tahun Anggaran 2011-2012 sampai dengan

2014-2015

Diagram 4.6 Pemanfaatan Dana APP di KAS Berdasarkan Lima 113

Kategori Bidang Perhatian di Lima Kepanitiaan

Periode Tahun Anggaran 2011-2012 sampai dengan

2014-2015

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 3.1 Komponen Analisis Data 72

Gambar 4.1 Flow Chart Mekanisme Akses Dana APP 85

Gambar 4.2 Struktur Tim Kerja PSE KAS 86

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

xv

DAFTAR SKEMA

Skema Halaman

Skema 2.1 Kerangka Berpikir 49

Skema 5.1 Tipe Pelayan Pengelola Dana APP 163

Kategori Pengembangan Sosial dan Ekonomi

Program Pemanfaatan Dana APP di KAS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran 1 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Kesesuaian Program 199-200

Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan Agung Semarang

dengan Prinsip-prinsip Ajaran Sosial Gereja

Lampiran 2 Kisi-kisi Intrumen Penelitian Profil Community 201-202

Empowerment dalam pengelolaan Program Pemanfaatan

Dana APP di Keuskupan Agung Semarang

Lampiran 3 Pokok Kerangka Acuan Kuesioner Profil Community 203-204

Empowerment dalam Pengelolaan Program Pemanfaatan

Dana APP di Keuskupan Agung Semarang

Lampiran 4 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Tingkat Partisipasi

Penerima Manfaat Program Pemanfaatan Dana APP

Di Keuskupan Agung Semarang

Lampiran 5 Pokok Kerangka Acuan Penelitian Lapangan Tingkat 206-207

Partisipasi Manfaat Program Pemanfaatan Dana APP

Di Keuskupan Agung Semarang

Lampiran 6 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Kompetensi Sebagai Agen 208-209

Pemberdayaan Tim PSE Paroki di Keuskupan

Agung Semarang

Lampiran 7 Kuesioner Profil Tim Pengembangan Sosial Ekonomi 210-216

Paroki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Data resmi yang dikeluarkan pemerintah menunjukkan bahwa di Indonesia

masyarakat miskin saat ini berjumlah 28,59 juta orang (11,22 persen) bertambah

sebesar 0,86 juta orang dibandingkan dengan kondisi September 2014 yang

sebesar 27,73 juta orang (10,96 persen). Data kemiskinan ini diukur dari biaya

pemenuhan bahan pokok pangan dan papan minimum dengan kisaran konsumsi

kalori 2.100 kilokalori (kkal) atau garis kemiskinan sekitar Rp. 289 041,91 per

kapita per bulan. 1 Data ini memperlihatkan dengan jelas bahwa secara umum

masih ada puluhan juta orang Indonesia yang taraf hidupnya berada di bawah

garis kemiskinan.

Pemicu kemiskinan dewasa ini sangat bersifat multideminsional. Dunia

kerja yang secara mendasar telah diubah oleh berbagai kemajuan teknologi

modern, mendeskripsikan kemajuan kualitatif yang luar biasa, namun sayangnya

hal ini juga diikuti dengan bentuk-bentuk baru ketidakstabilan dan penindasan di

berbagai masyarakat yang justru dianggap makmur. Di berbagai tempat tingkat

kesejahteraan terus bertumbuh, namun juga terdapat peningkatan yang

memprihatinkan dalam jumlah orang-orang yang menjadi miskin dan, karena

1 Pemerintah melalui Badan Pusat Statistik (BPS) melaksanakan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) pada April 2014. Kegiatan tersebut bertujuan memotret kondisi sosial-ekonomi masyarakat, yang akan menjawab juga posisi terakhir kemiskinan di Indonesia. Badan Pusat Statistik. Diunduh dari http://bps.go.id

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

berbagai alasan kesenjangan antara mereka yang miskin dan yang kaya terus

melebar. Pasar bebas, sebuah proses ekonomi dengan segi-segi yang positif,

bagaimanapun juga pada akhirnya memperlihatkan keterbatasan-keterbatasannya.

Fenomena masalah sosial ini merupakan sebuah realitas sosial yang telah

menjadi sebuah persoalan yang diperdebatkan, baik dalam ruang lingkup

akademis maupun dalam ruang lingkup iman dan kepercayaan religius. Dari segi

akademis, terdapat dua teori dan pendekatan terhadap kemiskinan, yakni teori-

teori strukturalis, yang memandang kemiskinan dari sudut pandang sosial-politik

(terutama teori-teori yang bermahzab Marxian), dan teori-teori kultural, terutama

yang mendasarkan pendekatannya pada perspektif kebudayaan, seperti teori dan

pendekatan kultural Oscar Lewis (Alhumami, 2008). Dari segi iman dan

kepercayaan religius, Gereja Katolik menaruh perhatian yang serius terhadap

persoalan kemiskinan dan upaya pengentasannya, seperti yang tertuang dari

berbagai Ajaran Sosial Gereja.

Perhatian terhadap kemiskinan dari aspek akademis maupun ajaran

religius itu menunjukkan bahwa kemiskinan merupakan sebuah fenomena yang

mendesak untuk ditangani. Tidak mengherankan jika dengan semakin

berkembangnya peradaban manusia, dan semakin meningkatnya kesadaran

manusia akan pentingnya kesamaan harkat dan martabat manusia, telah

menjadikan fenomena kemiskinan sebagai suatu permasalahan yang banyak

mendapatkan sorotan. Secara akademis, berbagai telaah dalam ilmu sosial dan

juga ilmu ekonomi banyak dilakukan, terutama untuk mendapatkan pemahaman

yang lebih mendalam tentang konsep kemiskinan dan mencari titik temu

2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

penyelesaian yang benar-benar efektif dalam mengatasi masalah tersebut. Sebagai

sebuah realitas sosial, kemiskinan juga mendapat perhatian dari kaum religius,

termasuk Gereja Katolik. Gereja merasa dipanggil untuk dapat berbuat sesuatu

untuk mengentaskan kemiskinan sebagai jalan memulihkan martabat manusia

sebagai citra Allah. Gereja senantiasa berupaya untuk membangun solidaritas

dengan kaum miskin dan tersingkir, demi mengusahakan pembebasan mereka

yang seutuhnya. Gereja adalah Umat Allah yang diharapkan ikut ambil bagian

dalam keprihatinan Allah dan rencana karya penyelamatan-Nya bagi seluruh umat

manusia. Salah satu bentuk keterlibatan nyata Gereja dalam upaya penanganan

masalah sosial ini adalah adanya Program Pemanfaatan Dana Aksi Puasa

Pembangun (APP) yang pelaksanaannya ditangani oleh Panitia APP baik di

tingkat nasional maupun di tingkat keuskupan.2

Program Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan Agung Semarang yang

akan dikaji dalam tesis ini dikelola oleh Panitia APP di Keuskupan Agung

Semarang, yang terdiri dari lima kepanitiaan. Satu kepanitiaan di tingkat

keuskupan dan empat kepanitiaan di tingkat kevikepan.3 Terdapat lima kategori

pemanfaatan dana APP, yaitu: (1) kategori karitatif kemanusiaan, (2) kategori

motivasi-animasi, (3) kategori bantuan pendidikan, (4) kategori bidang sosial

kemasyarakatan dan pengembangan kemasyarakatan, dan (5) kategori bidang

sarana-prasarana yang dikhususkan untuk merenovasi sarana-prasarana yang

2 Keuskupan merupakan suatu wilayah gereja yang dipercayakan pada reksa pastoral seorang uskup dan pembantu-pembantunya. Keuskupan biasanya diberi nama menurut kota tempat tinggal uskup.

3 Kevikepan bagian dari wilayah keuskupan yang dilayani oleh vikep (wakil uskup). Kevikepan mencakup sejumlah paroki. Kevikepan dibentuk untuk menciptakan koordinasi dan kerja sama yang lebih baik antarparoki sekevikepan.

3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

rusak atau timbul akibat bencana alam atau musibah (Panitia APP Keuskupan

Agung Semarang, 2012:3). Berdasarkan data lapangan programasi dan

implementasinya di tingkat basis dari laporan Program Pemanfaatan Dana APP

tahun anggaran 2012 – 2013 dapat ketahui bahwa jumlah keseluruhan nominal

yang dikelola di Keuskupan Agung Semarang sebesar Rp 2.348.959.126. Angka

yang mendeskripsikan jumlah nominal yang cukup besar.

Dari 1.024 proposal yang masuk di lima kepanitiaan pengelola Program

Pemanfaatan Dana APP pada tahun anggaran 2012 – 2013, 57,13% merupakan

permohonan bantuan yang bersifat karitatif. Kemudian 14,13% merupakan

permohonan bantuan untuk pelaksanaan kegiatan retret, rekoleksi dan latihan

kepemimpinan. Proposal yang bertujuan untuk pengembangan sosial-ekonomi dan

kegiatan pemberdayaan sebanyak 28.74 %. Realisasi pemanfaatan dana APP

berdasarkan permohonan proposal tersebut sebesar Rp 1.333.381.000. Termasuk

dalam data ini pemanfaatan dana yang tidak melalui proposal, yaitu bantuan

emergensi kemanusiaan. Dari nominal tersebut 49,09 % digunakan untuk

bantuan yang bersifat karitatif. Sebanyak 9,58% diberikan sebagai bantuan

pelaksanaan rekoleksi, retret dan pelatihan kepemimpinan. Untuk kegiatan yang

bersifat pengembangan sosial-ekonomi dan pemberdayaan masyarakat sebesar

38,57 %.4

Deskripsi data yang dipaparkan di atas memperlihatkan ada persoalan

penting yang perlu dicermati berkaitan dengan substansi maupun aplikasi Program

4 Pada tahun 2014 penulis pernah mengadakan penelitian mengenai pemanfaatan dana APP di Keuskupan Agung Semarang dan dituangkan dalam bentuk makalah dengan judul Kemiskinan dan Upaya Pemberdayaannya dalam Perspektif Iman Katolik: Studi Kasus Pemanfaatan Dana APP Keuskupan Agung Semarang.

4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

Pemanfaatan Dana APP. Persoalan substansi berkaitan dengan landasan filosofi,

idiologi dan tujuan yang hendak dicapai dalam Aksi Puasa Pembangunan.

Pertanyaan yang berkaitan dengan persoalan substansi ini antara lain apakah

terdapat kesesuaian antara Program Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan Agung

Semarang dengan prinsip-prinsip keterlibatan sosial dalam pelayanan Gereja

yang sesuai dengan Ajaran Sosial Gereja yang disampaikan oleh Magesterium

Partikular dan Universal, seperti tertuang dalam ensiklik-ensiklik sosial. Inspirasi

Ajaran Sosial Gereja dalam meneliti dan menyelami tanda-tanda zaman secara

global apakah sudah dijadikan tuntunan oleh pengelola Program Pemanfaatan

Dana APP di Keuskupan Agung Semarang dalam melaksanakan tugas perutusan

sosialnya.

Pola aplikasi berkaitan dengan tata kelola dan dampak Program

Pemanfaatan Dana APP tersebut terhadap empowering umat. Pola pemberian

dukungan dana kepada penerima manfaat program yang berbasis proposal

mensyaratkan adanya Tim PSE Lingkungan dan Tim APP/PSE/DanPaMis Paroki

yang peka terhadap kebutuhan umat dan memiliki pengetahuan yang cukup

mengenai eksistensi dana-dana yang bisa diakses oleh umat.5 Kondisi dari hasil

pengamatan awal pengamatan di lapangan mendiskripsikan tidak semua Tim PSE

Lingkungan dan Tim APP/PSE/DanPaMis di Paroki memenuhi persyaratan

tersebut. Ketidakterpenuhinya salah satu kompetensi ini kemungkinan merupakan

5 Di setiap Paroki minimal ada tiga jenis pendanaan yang bisa diakses oleh umat, yaitu: Dana Papa Miskin yang berasal dari 15% dari hasil kolekte umum dan amplop persembahan pada setiap hari Minggu, Dana APP yang ditinggal di Paroki berasal dari 25% dari keseluruhan dana yang diperoleh dari kolekte Minggu Palma serta kotak APP dan dana Tim Kerja PSE yang berasal baik dari dana program yang dianggarkan di RAPB Paroki maupun dana yang diperoleh dari permohonan kepada Panitia APP Kevikepan/Keuskupan/Nasional

5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

salah satu penyebab mengapa ada beberapa Paroki yang sama sekali belum pernah

mengakses dana APP baik di tingkat Kevikepan maupun Keuskupan. Data

keterserapan dana APP -sesuai dengan apa yang telah dipaparkan di paragraf

terdahulu- yang sebagian besar masih berada di kategori karitatif juga merupakan

sinyal bahwa tata kelola Program Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan Agung

Semarang perlu melakukan evaluasi terkait dalam hal identifikasi masalah

penerima manfaat dan perencanaan program. Lemahnya perencanaan dalam suatu

program memproyeksikan rendahnya koordinasi dan partisipasi baik pemangku

kepentingan maupun penerima manfaat. Berdasarkan pengamatan awal inilah

penulis berketetapan hati mengangkat persoalan ini sebagai bahan penulisan tesis.

Tesis ini merupakan penelitian yang akan menerapkan prinsip-prinsip

Ajaran Sosial Gereja dan Corporate Social Responbility dalam mengevaluasi

Program Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan Agung Semarang. Penelitian ini

perlu dilakukan agar dapat memperoleh pengetahuan dan pemahaman yang lebih

baik mengenai bagaimana Gereja melibatkan diri dalam persoalan-persoalan

kemiskinan dengan sebuah pengamatan khusus pada kasus Program Pemanfaatan

Dana APP di Keuskupan Agung Semarang. Ada dua perspektif teoritis yang

digunakan dalam tesis ini, yaitu landasan filosofis dana APP dan teori Corporate

Social Responbility.

Perpektif teoritis pertama yang digunakan dalam studi ini berkaitan dengan

landasan filosofis dana APP. Landasan ini bersumber dari pemahaman mengenai

dua hal yang sangat fundamental dalam pelaksanaan Program Pemanfaatan Dana

APP di Keuskupan Agung Semarang. Pertama, mengenai apakah yang dimaksud

6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

dengan APP. Kedua, perihal Ajaran Sosial Gereja yang merupakan pedoman bagi

umat kristiani dalam berlaku sebagai orang kristiani dalam tata duniawi yang

semakin diliputi persaingan dan pengelompokkan sehingga mengakibatkan

rusaknya relasi antarmanusia, baik secara pribadi maupun bersama karena

terbatasnya persediaan kebutuhan manusiawi (Komisi Pengembangan Sosial

Ekonomi-KWI, 2008:16)

Inspirasi dasar APP bersumber pada pemurnian kehidupan Kristiani

dengan gerakan-tobat bersama yang dilakukan selama Masa Pra-Paskah

(Heuken, 2004:70). Pada masa ini seluruh umat mengolah diri dengan bermati

raga, berpuasa dan berpantang. Aktivitas-aktivitas diarahkan pada yang bersifat

membangan manusia seutuhnya. Mati raga, puasa dan pantang bukan sekedar

tanda pertobatan pribadi demi kesucian diri sendiri, melainkan juga merupakan

tanda lahiriah cinta kasih pada sesama. Demensi sosial dalam masa Pra-Paskah

menjadi nyata dalam usaha-usaha untuk mengurangi penderitaan bersama dan

sekaligus meningkatkan kesejahteraan bersama (Caritas Indonesia: LPPS,

1994:1). Berdasarkan pengalaman, APP semakin memperlihatkan perkembangan

sebagai medan untuk memperjuangkan keadilan sosial melalui gerakan-gerakan

solidaritas umat dalam menanggapi segi-segi pembangunan dalam masyarakat.

Tujuan akhir yang ingin dicapai dalam ber-APP adalah membangkitkan

kesadaran umat akan pentingnya pembaharuan diri dan masyarakatnya dalam

membangun manusia Indonesia yang dicita-citakan. Di satu pihak, Gereja

mempunyai tujuan keselamatan yang baru akan tercapai sepenuhnya di dunia

yang akan datang. Di lain pihak, Gereja juga merupakan tanda kehadiran Allah

7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

Penyelamat di dunia ini. Maka umat sebagai Gereja Allah di Indonesia ada demi

masyarakat Indonesia. Sebagai tanda keselamatan, umat menghayati iman sebagai

anggota masyarakat dan terlibat dalam pembangunan masyarakat (Caritas

Indonesia: LPPS, 1994 : 2). Pembangunan adalah gerakan pengambilbagian

dalam penderitaan dan wafat Tuhan Yesus demi kesejahteraan, kedamaian, dan

keadilan sosial bagi semua manusia. Dengan APP diharapkan terjadi gerakan

pemberdayaan masyarakat yang merupakan wujud dari pelayanan yang

mengutamakan kaum kecil, lemah, miskin, tersingkir dan difabel (Panitia APP

Keuskupan Agung Semarang, 2009:17).

Masa Pra-Paskah selain merupakan masa untuk olah kesalehan pribadi

juga merupakan masa untuk mengembangkan solidaritas kemanusiaan dengan

menghimpun dana dari umat selama masa puasa. Dana yang terkumpul disebut

Dana Aksi Puasa Pembangunan. Secara garis besar ada dua bidang yang didukung

pendanaannya oleh Panitia APP. Pertama, bidang pelayanan karitatif. Kedua,

bidang pelayanan pemberdayaan dan pengembangan masyarakat (Panitia APP

Keuskupan Agung Semarang, 2009:21). Terkait dengan pemanfaatannya untuk

bidang yang kedua, secara nasional ditangani oleh Komisi Pengembangan Sosial

Ekonomi Konperensi Waligereja Indonesia atau disebut sebagai Komisi PSE

KWI. Sedangkan di setiap keuskupan ditangani oleh Komisi PSE Keuskupan.

Dana APP dimaksudkan untuk menunjang program pembangunan dan

kegiatan masyarakat Indonesia. Program ini mengutamakan asas solidaritas dan

subsidiaritas, yakni sebagai bantuan penunjang usaha-usaha swadaya yang

dilakukan oleh kelompok masyarakat. Adapun tujuannya adalah untuk:

8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

(1) meningkatkan kesadaran dan motivasi masyarakat terutama umat katolik agar

lebih peka terhadap kebutuhan sesama yang lemah-miskin atas dasar keadilan

sosial; (2) meningkatkan taraf hidup dengan mengusahakan pelbagai usaha di

bidang sosial ekonomi masyarakat; (3) meningkatkan kemampuan kerja

organisasi yang menaruh perhatian pada usaha-usaha pembangunan masyarakat

kecil (Caritas Indonesia: LPPS, 1994 : 4).

Tanggung jawab sosial gereja adalah penegasan tentang upaya dan

pergumulan gereja untuk mengatasi segala sesuatu yang membuat orang-orang

miskin terus-menerus menjadi orang yang terpinggirkan dan tersingkirkan, yakni

kelaparan, penyakit kronis, tuna aksara, kemiskinan, ketidakadilan dalam relasi

internasional khususnya di bidang perdagangan, situasi ekonomi, dan neo-

kolonialisme budaya yang kadang kala lebih kejam daripada kolonialisme politik.

Gereja memiliki tanggung jawab untuk mewartakan pembebasan bagi jutaan

manusia; tanggung jawab untuk melahirkan pembebasan, untuk memberikan

kesaksian tentangnya, dan untuk memastikan bahwa pembebasan tersebut

mencapai kepenuhannya (Paul VI, 1991, hal 296) . Dalam hal ini, signifikasi dan

relevansi Gereja bagi masyarakat tampak bila Gereja sungguh-sungguh terlibat

dalam pergulatan hidup masyarakat. Gereja tidak menjadi asing di tengah

pergulatan masyarakat, tetapi ikut menyumbang dalam kehidupan bersama secara

khusus dalam pengembangan sosial ekonomi, maupun dalam memperjuangkan

keadilan, kedamaian dan keutuhan ciptaan (Dewan Karya Pastoral Keuskupan

Agung Semarang, 2011).

9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

Komitmen bahwa Gereja sungguh-sungguh terlibat dalam pergulatan

hidup masyarakat muncul secara tegas dalam Arah Dasar (Ardas) Keuskupan

Agung Semarang tahun 2006-2010 dan tahun 2011-2015. Berikut petikan alinea

terkait kedua Ardas tersebut.

Alinea ke-2 Arah Dasar Umat Allah KAS tahun 2006-2010:

Dalam konteks masyarakat Indonesia yang sedang berjuang mengatasi korupsi, kekerasan, dan kerusakan lingkungan, umat Allah Keuskupan Agung Semarang terlibat secara aktif membangun habitus baru berdasarkan semangat Injil (bdk. Mat 5-7). Habitus baru dibangun bersama-sama: dalam keluarga dengan menjadikannya sebagai basis hidup beriman, dalam diri anak, remaja, dan kaum muda dengan melibatkan mereka untuk pengembangan umat, dalam diri yang kecil, lemah, miskin dan tersingkir (KLMT) dengan memberdayakannya.

Alinea ke-3 Arah Dasar Umat Allah KAS tahun 2011-2015:

Langkah pastoral yang ditempuh adalah pengembangan umat Allah, terutama optimalisasi peran kaum awam, secara berkesinambungan dan terpadu dalam perwujudan iman di tengah masyarakat; pemberdayaan kaum kecil, lemah, miskin, tersingkir, dan difabel; serta pelestarian keutuhan ciptaan. Langkah tersebut didukung oleh tata penggembalaan yang sinergis, mencerdaskan dan memberdayakan umat beriman serta memberikan peran pada berbagai kharisma yang hidup dalam diri pribadi maupun kelompok.

Dua potongan alinea arah dasar KAS tersebut menunjukkan komitmen Gereja

dalam hal keterlibatan sosial Gereja dalam menanggapi realitas kemiskinan.

Mereka yang kecil, lemah, miskin, tersingkir, dan difabel adalah bagian dari harta

warisan Gereja, selalu ada bersama gereja. Bersama mereka, dikembangkan

gerak pemberdayaan yang memerdekakan.

Kegiatan Gereja demi keadilan dan partisipasi dalam perombakan dunia

tersebut sepenuhnya sebagai demensi kostitutif pewartaan Injil (Roman Synod

1971, 1991:270). Gereja yang dimaksudkan dalam studi ini adalah Gereja Katolik

dengan bentuk-bentuk tanggung jawab sosial gereja yang diwujudkan dalam

10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

berbagai dokumen, seperti ketetapan Paus yang untuk selanjutnya disebut ensiklik

maupun Ajaran Sosial Gereja.

Perspektif teoritis kedua berkaitan dengan teori Corporate Social

Responbility (CSR). Salah satu temuan utama ketika mempelajari CSR dari

literatur adalah bahwa tidak ada satupun konsep yang secara universal dapat

diterima sebagai definisi CSR. Definisi generik mengenai CSR yang mengandung

pengertian cukup lengkap muncul dari World Business Council for Sustainable

Development (Urip, 2014:6). CSR menurut World Business Council for

Sustainable Development adalah komitmen bisnis untuk berkontribusi dalam

pembangunan ekonomi berkelanjutan, bekerja dengan para karyawan perusahaan,

keluarga karyawan, masyarakat lokal dan masyarakat luas dalam rangka

meningkatkan kualitas kehidupan (Holme dan Watts, 2000). Selanjutnya bidang

ini berkembang secara signifikan dan saat ini berkembang beragam teori,

pendekatan dan terminologi mengenai CSR.

Bidang ini merupakan isu akademis yang menarik perhatian banyak

pakar manajemen. Carr (1996;55-62), meletakkan CSR dalam kerangka profit-

making. Menurut Carr perusahaan memiliki standar etis yang lebih rendah

daripada masyarakat pada umumnya dan tidak memiliki tanggung jawab sosial

selain mematuhi hukum. Freedman (1996:241) berpendapat selain perusahaan

memaksimalkan kekayaan shareholder dan mematuhi undang-undang, perusahaan

juga harus bersifat etis. Freeman (2001) mengutamakan peran perusahaan untuk

peduli tehadap masyarakat. Perusahaan harus peduli pada potensi kerugian dari

perilaku bisnisnya dalam berbagai kelompok stakeholder. Carroll (2000)

11

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

menyempurnakan tiga pendapat ahli terdahulu dengan menunjukkan bahwa CSR

terdiri dari empat jenis tanggung jawab, yaitu: ekonomi, hukum, etika dan

filantropis. Masing-masing tanggung jawab merupakan domain atau demensi dari

model CSR yang terpisah. Namun, mereka masih saling terkait satu sama lain

serta saling tergantung dengan beberapa cara.

Pada akhirnya, meskipun muncul banyak definisi dan teori CSR , Panwar

dan Hansen (2007) menegaskan bahwa CSR harus mengacu pada keseimbangan

ekonomi, sosial dan lingkungan. Keseimbangan ini menempatkan CSR secara

tegas dalam ranah sustainable development atau yang untuk selanjutnya disebut

sebagai pembangunan berkelanjutan. Ide pembangunan berkelanjutan ini

diterapkan di perusahaan dengan cara mengarahkan kegiatan bisnisnya pada

penciptaan ketiga demensi nilai triple bottom line, yang sangat terkenal dengan

istilah 3P, yaitu profit, planet dan people (Elkington, 1998). Langkah pencapaian

triple bottom line dilebur dalam wawasan CSR. Profit membentuk landasan bagi

keberlangsungan kegiatan perusahaan, dan juga merupakan prasyarat untuk

tercapainya dua dimensi yang lain. Oleh sebab itu, meskipun perolehan laba

secara berkelanjutan wajib terjaga, namun hanya pendekatan holistik terhadap

semua keberlanjutan -di sinilah CSR memainkan peranan penting- yang akan

memungkinkan perusahaan mempunyai daya saing.

Terkait dengan hal di atas, maka dalam konteks pembangunan

berkelanjutan, kesuksesan sebuah perusahaan dapat dicapai melalui pencapaian

tujuan organisasi secara keseluruhan tanpa mengorbankan keseimbangan

hubungan antara tiga demensi dari pembangunan berkelanjutan. CSR, dalam hal

12

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

ini merupakan sarana untuk menuju tujuan tersebut. Dibedakan 3 tingkatan dalam

pelaksanaan CSR, yaitu: (1) community relation yang menekankan jalinan

harmonis antara perusahaan dan masyarakat dengan program sponsorship dan

charity; (2) community assistance yang berorientasi pada bantuan-bantuan sosial

kemanusiaan yang bersifat insidental; dan (3) community empowerment yang

bertujuan untuk memberdayakan masyarakat dan meningkatkan daya saing

masyarakat. Dalam konteks pembangunan berkelanjutan, tingkatan community

empowerment inilah yang paling sesuai untuk dilaksanakan (Resnawaty,

2011:145-158).

Seperti yang telah dipaparkan dalam paragraf terdahulu, perusahaan yang

dianggap bertanggung jawab sosial adalah perusahaan yang secara sadar

mengarahkan kegiatan bisnisnya pada penciptaan ketiga dimensi nilai, yaitu

profit, people dan planet. Pendekatan holistik dan seimbang pada tiga dimensi

nilai tersebut membentuk landasan bagi keberlanjutan kegiatan suatu perusahaan.

Desain konsep triple bottom line dalam suatu perusahaan tersebut, diusulkan

dalam studi ini untuk diadopsi dan diterapkan secara selektif pada pelaksanaan

Program Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan Agung Semarang sebagai

prasyarat keberhasilan dan keberlanjutan program tersebut. Gereja sebagai

sebuah organisasi nonprofit tetap harus mempertimbangkan aspek economic goal

dalam melaksanakan peran sosialnya supaya berkelanjutan dan bukan sesaat,

sementara dan tidak berkesinambungan. Sebagaimana perusahaan sebagai

organisasi yang berorientasi pada profit juga mempertimbangkan aspek social

goal agar keberlanjutan perusahaan tetap terjaga.

13

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

Berdasarkan latar belakang dan wawasan teoritis yang dipaparkan di atas,

studi ini mengambil judul “Manajemen Keterlibatan Sosial Gereja: Studi Kasus

Program Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan Agung Semarang”. Ada tiga

alasan yang mendasarinya. Pertama, keprihatinan penulis terhadap pendekatan

dan metode tata kelola Program Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan Agung

Semarang dalam mewujudkan dimensi sosialnya. Seperti yang diuraikan dalam

paragraf sebelumnya, Program Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan Agung

Semarang sebagian besar berada dalam kategori karitatif kemanusiaan. Dewasa

ini, dalam kerangka pengembangan perlindungan sosial berbasis kebutuhan

masyarakat fase karitatif semacam ini memerlukan fase lanjutan yang dapat

menunjang dan melengkapi. Program yang bersifat karitatif tidak berarti buruk

tetapi efeknya hanya akan bertahan dalam siklus yang amat pendek dan tidak

berkelanjutan. Selain itu, pendekatan ini dinilai kurang mampu meningkatkan

keberdayaan atau kapasitas masyarakat lokal (Resnawaty, 2011:145-158).

Kedua, ada keinginan agar ilmu Social Responbility Management yang

dikuasai ini ikut memberikan kontribusi dalam tata kelola Program Pemanfaatan

Dana APP di Keuskupan Agung Semarang dalam menangani masalah-masalah

sosial. Perkembangan terkini dari ilmu Social Responbility Management yang

diaplikasikan dalam sebuah Corporate, lebih menekankan pada pendekatan

community development yang bercirikan konsep empowerment dan sustainable

development dalam penanganan masalah sosial. Konsep ini akan didiskusikan

secara akademis untuk menemukan titik temu dengan prinsip-prinsip Ajaran

Sosial Gereja dalam melaksanakan dimensi sosialnya.

14

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

Ketiga, tersusunnya panduan yang lebih komprehensif dalam

pengembangan dimensi sosial ekonomi masyarakat dalam perspektif tata kelola

gereja. Terkait dengan hal ini pengembangan dimensi sosial ekonomi masyarakat

tidak hanya cukup dimengerti dalam arti pengembangan kemakmuran masyarakat

tetapi harus mencakup pengertian yang lebih luas, yakni pengembangan hubungan

sosial masyarakat dalam tingkat ekonomi yang semakin baik.

1.2. Perumusan Masalah

Gereja sebagai salah satu entitas dalam kehidupan masyarakat memiliki

tanggung jawab sosial, sehingga gereja perlu terlibat dan ambil bagian dalam

penanganan masalah-masalah sosial. Program Pemanfaatan Dana APP di

Keuskupan Agung Semarang merupakan salah satu bentuk keterlibatan sosial

Gereja. Program ini menggunakan dana APP untuk mendukung pelayanan

pemberdayaan umat katolik dan masyarakat pada umumnya yang bertujuan untuk

memperbaiki kondisi dan kualitas hidup manusia, terutama bagi mereka yang

kecil, lemah, miskin, tersingkir dan difabel.

Data lapangan programasi dan implementasinya di tingkat basis dari

laporan pemenfaatan dana APP tahun anggaran 2012 - 2013 memperlihatkan

adanya suatu Persoalan yang perlu dicermati secara teliti dan mendalam terkait

dengan persoalan substansi maupun aplikasi dalam pelaksanaan Program

Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan Agung Semarang. Secara lebih spesifik,

persoalan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut.

15

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

1. Sejauh mana koherensi Program Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan

Agung Semarang dengan kerangka kerja Ajaran Sosial Gereja?

2. Sejauh mana kesesuaian pengelolaan Program Pemanfaatan Dana APP di

Keuskupan Agung Semarang dengan kategori-kategori yang terdapat dalam

konsep community empowerment?

3. Sejauh mana potensi keberlanjutan Program Pemanfaatan Dana APP di

Keuskupan Agung Semarang?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan umum penelitian ini adalah mengevaluasi Program Pemanfaatan

Dana APP di Keuskupan Agung Semarang. Secara lebih spesifik, tujuan

penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.

1. Menganalisis tingkat koherensi Program Pemanfaatan Dana APP di

Keuskupan Agung Semarang dengan kerangka kerja ASG.

2. Mengevaluasi pengelolaan Program Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan

Agung Semarang berdasarkan kategori-kategori yang terdapat dalam konsep

community empowerment.

3. Menganalisis potensi keberlanjutan Program Pemanfaatan Dana APP di

Keuskupan Agung Semarang.

16

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian mengenai evaluasi Program Pemanfaatan Dana APP di

Keuskupan Agung Semarang ini memiliki dua manfaat, yaitu manfaat teoritis dan

manfaat praktis. Secara spesifik kedua manfaat tersebut dapat diuraikan sebagai

berikut.

1.4.1. Manfaat Teoretis

1. Memperkaya kajian dalam Social Responbility Management, khususnya

mengenai pendekatan CSR yang dapat diterapkan sebagai model tata kelola

gereja untuk mewujudkan dimensi sosialnya.

2. Mengembangkan konsep Social Responbility Management dalam tata kelola

Program Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan Agung Semarang.

1.4.2. Manfaat Praktis

1. Menyajikan model manajemen CSR dalam pengelolaan dana APP di

Keuskupan Agung Semarang.

2. Memberikan rekomendasi tentang tata kelola pemanfaatan dana APP di

Keuskupan Agung Semarang dalam penanganan masalah-masalah sosial

dalam perspektif Social Responbility Management .

17

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Pengantar

Sebagaimana telah diuraikan dalam bagian pendahuluan, tesis ini

merupakan studi yang menggunakan pendekatan evaluasi untuk mengkaji

Program Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan Agung Semarang. Kata ‘evaluasi’

dalam kehidupan sehari-hari sering diartikan sebagai padanan istilah ‘penilaian’

yaitu suatu proses untuk menyediakan informasi tentang sejauh mana suatu

kegiatan tertentu telah dicapai, bagaimana perbedaan pencapaian itu dengan suatu

standar tertentu untuk mengetahui apakah ada selisih di antara keduanya, serta

bagaimana manfaat yang telah dikerjakan itu bila dibandingkan dengan harapan-

harapan yang ingin diperoleh. Dalam ilmu manajemen yang menekankan pada

pelaksanaan empat fungsi manajemen, yaitu perencanaan, pengorganisasian,

pengkoordinasian dan pengendalian, evaluasi menempati fungsi pengendalian.

Pengendalian adalah proses untuk mengetahui apakah aktivitas organisasi telah

sesuai dengan perencanaan atau tidak. Kegiatan pengendalian meliputi empat

langkah yaitu: pertama, menetapkan standar kinerja; kedua, mengukur kinerja

secara aktual; ketiga, membandingkan kinerja aktual dengan standar; dan keempat,

melakukan tindakan untuk perbaikan bila terjadi penyimpangan antara kinerja

aktual dengan kinerja standar.

18

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

Terkait dengan hal di atas, evaluasi Program APP di Keuskupan Agung

Semarang ini diletakkan dalam konteks persolan substansi dan aplikasi.

Persoalan substansi berkaitan dengan landasan filosofi, idiologi dan tujuan yang

hendak dicapai dalam Aksi Puasa Pembangunan. Persoalan aplikasi

bersinggungan dengan manajemen keterlibatan sosial dalam pelaksanaan Program

Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan Agung Semarang. Evaluasi ini dengan

menggunakan standar dan orang-orang yang terlibat dalam suatu kegiatan yang

dievaluasi. Hasil dari evaluasi program akan digunakan sebagai bahan

pertimbangan untuk meningkatkan kualitas perumusan, implementasi dan hasil

dari program.

Kerangka teori yang akan dikembangkan untuk tujuan evaluasi ini dengan

menggunakan prinsip-prinsip Ajaran Sosial Gereja dan teori community

empowerment dalam dimensi Corporate Social Responbility. Kombinasi dari dua

hal berbeda ini akan menjadi panduan dalam penyusunan standar kinerja

pelaksanaan Program Aksi Puasa Pembangunan di Keuskupan Agung Semarang.

Standar kinerja yang dihasilkan akan digunakan untuk mengukur kinerja yang

aktual terjadi. Selanjutnya, hasil perbandingan kinerja aktual dengan standar

kinerja akan digunakan untuk perbaikan apabila terjadi penyimpangan antara

kinerja aktual dengan kinerja standar.

2.2. Ajaran Sosial Gereja

Ajaran sosial Gereja pada awalnya tidak dipikirkan sebagai sebuah sistem

yang terstruktur tetapi muncul karena bergulirnya waktu, melalui sejumlah

19

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

intervensi Magisterium atas persoalan-persoalan sosial. Ajaran sosial Gereja

termasuk dalam ranah teologi, bukan ideologi, dan khususnya teologi moral

(Paul II, 1987:424). Ajaran sosial Gereja tidak dapat didefinisikan selaras dengan

parameter-parameter sosio-ekonomi. Ajaran sosial Gereja bukan sistem ideologis

atau pragmatis yang bermaksud untuk menentukan dan menciptakan relasi-relasi

ekonomi, politik dan sosial, melainkan sebuah kategori yang mandiri. Ajaran

sosial Gereja merupakan perumusan cermat hasil-hasil refleksi yang saksama

tentang realitas kehidupan, dalam masyarakat maupun dalam tatanan

internasional, dalam terang iman dan tradisi Gereja. Ajaran itu bermaksud

menafsirkan kenyataan-kenyataan itu, dengan menetapkan keselarasan ataupun

perbedaannya dengan ajaran Injil tentang manusia dan panggilannya, panggilan

sekaligus duniawi dan adikodrati. Tujuan Ajaran sosial Gereja adalah menuntun

menuju perilaku Kristen.

Selanjutnya, Ajaran Sosial Gereja bercorak teologis, khususnya teologi

moral, sebab Ajaran Sosial Gereja merupakan pedoman-pedoman untuk

bertindak” (Paul II, 1987:424). Ajaran ini menempatkan diri pada titik temu

antara kehidupan serta hati nurani Kristen di satu pihak dan kenyataan-kenyataan

konkret dunia di lain pihak. Ajaran itu terealisasi dalam usaha-usaha yang

dijalankan oleh kaum beriman secara individu, keluarga-keluarga, komunitas yang

berkecimpung dalam bidang kebudayaan dan kemasyarakatan, para tokoh politik

dan pemimpin negara, untuk mewujudnyatakan serta menerapkan ajaran itu dalam

realitas kehidupan (Paul II, 1991:477). Dalam ajaran sosial ini tercermin tiga taraf

pengajaran, yaitu teologi moral yang berada dalam taraf fondasional motivasi;

20

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

taraf direktive kaidah untuk kehidupan di tengah masyarakat; dan taraf

deliberative hati nurani, yang dipanggil untuk mengantarai norma objektif serta

norma umum dalam situasi sosial yang konkret dan tertentu. Ketiga taraf ini

secara implisit menentukan pula metode yang tepat serta struktur epistemologis

yang khas dari ajaran sosial Gereja (Pontifical Council for Justice and Peace,

2005:73).

Terkait dengan tujuan penelitian tesis ini, maka pada komponen landasan

teori mengenai Ajaran Sosial Gereja akan dipaparkan mengenai tiga hal, yaitu:

pengertian tentang Ajaran Sosial Gereja, catatan historis perjalanan Ajaran Sosial

Gereja dan prinsip-prinsip Ajaran Sosial Gereja. Selanjutnya, untuk kepentingan

penyusunan instrumen evaluasi Program Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan

Agung Semarang akan digunakan prinsip-prinsip Ajaran Sosial Gereja yang

merupakan nilai-nilai penting yang dirangkum dari setiap Ajaran Sosial Gereja

yang telah dipaparkan dalam bab sebelumnya.

2.2.1. Pengertian tentang Ajaran Sosial Gereja

Istilah “Ajaran Sosial Gereja” atau dalam bahasa Inggris sering disebut

Social Doctrines of the Catholic Church menunjuk pertama-tama pada Ajaran

para Paus dalam Ensiklik atau Surat Apostolik mengenai persolan-persoalan

sosial sejak Surat Ensiklik Rerum Novarum dari Paus Leo XIII. Perhatian Gereja

untuk persoalan-persoalan sosial tentu saja tidak baru dimulai dengan dokumen

tersebut, karena Gereja tidak pernah lupa menunjukkan perhatiannya terhadap

masyarakat. Namun demikian, Ensiklik Rerum Novarum menandai permulaan

21

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

kesadaran-kesadaran baru dalam hidup menggereja. Kesadaran baru ini dalam hal

keterlibatan umat Katolik pada persoalan-persoalan politik, keadilan kerja, tata

ekonomi dan relasi perdagangan, tata damai dunia, relasi pemilik modal dan

buruh, kesehatan dan hidup manusia, teknologi komunikasi, radio, film, aneka

perkembangan dan kemajuan global, hak asasi dan kebebasan beragama,

kebebasan beremigrasi dan menentukan nasionalitas, soal-soal lingkungan dan

pemanasan global.

Ajaran Sosial Gereja bertujuan agar hidup beriman tidak hanya dipenuhi

oleh sekedar “perbuatan-perbuatan saleh pribadi”, melainkan menampilkan

dinamika partisipasi hidup beriman yang kongkret dalam pengalaman suka dan

duka masyarakat. Ajaran Sosial Gereja memiliki tujuan agar umat beriman

bertindak, bergerak, bekerja bersama-sama dalam cara-cara yang efektif untuk

membangun tata hidup manusia. Cara efektif diwujudkan dalam aneka kerja

sama pemberdayaan dan pengentasan sesama dari keterpurukan (Riyanto,

2015:3).

Selanjutnya, dalam Ajaran Sosial Gereja terdapat pemahaman yang

menyeluruh mengenai keterlibatan nyata bagaimana iman Katolik mendorong

umat untuk berkarya nyata. Ajaran Sosial Gereja memiliki jalan pikiran yang

integral dalam semua tahapan. Pada prinsipnya dokumen-dokumen Ajaran Sosial

Gereja berpolakan jalan pikiran To see, judge and act seperti yang termuat dalam

Ensiklik Mater et Magistra dari Yohanes XXIII (Riyanto, 2015:12). To see

memuat maksud bahwa Gereja pertama-tama menyimak, mendengarkan dan

mempelajari segala persoalan yang ada dalam realitas sosial. To judge

22

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

mengindikasikan langkah selanjutnya, yaitu Gereja memberikan refleksi teologis,

penilaian, analitis, kritik, pembahasan atas realitas perkembangan yang ada dalam

realitas tersebut. “Gereja” di sini adalah para pemimpin klerus maupun para tokoh

umat. To act artinya Gereja mendesak umat Allah atau siapa pun yang

berkehendak baik untuk bertindak konkret mempromosikan keadilan dan

melawan segala bentuk ketidakadilan, mempromosikan perdamaian, dan tatanan

sosial yang benar dan baik.

2.2.2. Catatan Historis Ajaran Sosial Gereja

Sebagai tanggapan terhadap masalah sosial besar yang pertama, Paus Leo

XIII memaklumkan ensiklik sosial yang pertama, Rerum Novarum. Ensiklik yang

dimaklumatkan pada tanggal 15 Mei 1891 ini menaruh perhatian pada masalah-

masalah sosial secara sistematis. Juga pertama kali jalan pikiran ajaran sosial

berangkat dari prinsip keadilan universal. Paus Leo XIII telah melihat parahnya

kondisi kerja, karena eksploitasi oleh kapitalisme tanpa kontrol akibat revolusi

industri, dan bangkitnya kekuatan sosialisme serta marxisme. Dengan berdasarkan

hukum kodrat, Paus membela hak-hak buruh, pentingnya keadilan dan solidaritas,

sekaligus juga meneguhkan hak kodrati atas kepemilikan pribadi (Leo XIII, 1891:

15-40).

Pada permulaan tahun 1930-an, menyusul krisis ekonomi dahsyat tahun

1929, Paus Pius XI menerbitkan Ensiklik Quadragesimo Anno, dalam konteks

memperingati ulang tahun ke-40 Rerum Novarum. Ensiklik ini menegaskan

kembali prinsip-prinsip dalam Rerum Novarum dan mengaplikasikannya dalam

23

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

situasi zaman itu. Paus menolak solusi komunisme yang menghilangkan hak-hak

pribadi. Namun juga sekaligus mengkritik persaingan kapitalisme sebagai yang

akan menghancurkan dirinya sendiri. Ajaran Paus Pius XI (1931:41-80)

menunjukkan bagaimana Ajaran Sosial Gereja berkembang dan menjadi lebih

spesifik, terutama dalam mempertahankan prinsip-prinsip : perdamaian dan

keadilan, solidaritas, kesejahteraan umum, subsidiaritas, hak milik, hak untuk

berserikat, dan peranan fundamental keluarga dalam masyarakat.

Paus Pius XI juga melawan rezim-rezim totaliter yang tengah menggejala

di Eropa pada masa kepausannya. Paus Pius XI melancarkan protes menentang

penyalahgunaan kekuasaan oleh rezim fasis totaliter di Italia dengan Ensiklik Non

Abbiamo Bisogno. Terbitnya Ensiklik Mit Brennender Sorge tentang situasi

Gereja Katolik di bawah Reich Jerman pada tanggal 14 Maret 1937 juga

merupakan tanggapan atas situasi zaman itu. Teks Mit Brennender Sorge

dibacakan di setiap Gereja Katolik di Jerman, setelah disebarkan dengan rahasia.

Ensiklik tersebut keluar setelah tahun-tahun kesewenang-wenangan dan tindak

kekerasan, dan ensiklik itu secara tegas diminta dari Paus Pius XI oleh para Uskup

Jerman setelah Reich menerapkan langkah-langkah yang kian keras dan represif

pada tahun 1936, khususnya yang berkenaan dengan kaum muda yang diwajibkan

untuk mendaftarkan diri menjadi anggota Gerakan Kaum Muda Hitler (Pontifical

Council for Justice and Peace, 2005:91).

Bersama dengan Ensiklik Divini Redemptoris tentang komunisme

ateistik dan ajaran sosial Kristen, Paus Pius XI menyajikan sebuah kritik yang

sistematis terhadap komunisme, dengan menyebutnya sebagai “yang secara

24

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

intrinsik merupakan kejahatan”, dan menyiratkan bahwa sarana-sarana utama

untuk membenahi kejahatan yang dilakukan olehnya dapat ditemukan dalam

pembaruan kehidupan Kristen, praktik cinta kasih injili, pemenuhan tugas-tugas

keadilan baik pada tingkat antarpribadi maupun sosial dalam kaitan dengan

kesejahteraan umum, serta pelembagaan kelompok-kelompok profesi dan lintas-

profesi (Pontifical Council for Justice and Peace, 2005:92).

Paus Yohanes XXIII, dalam ensikliknya Mater et Magistra yang

dipublikasikan tanggal 15 Mei 1961 untuk merayakan 70 tahun Rerum

Novarum mengingatkan kembali semangat Rerum Novarum dan Quadragesimo

Anno serta mengambil satu langkah maju dalam proses melibatkan seluruh jemaat

Kristen. Ensiklik ini mengungkapkan keprihatinan mendalam Paus akan keadilan.

Paus mencermati tumbuhnya jurang antara negara kaya dan miskin, sebagai

produk dari sistem tata dunia yang tidak adil dan akibat dari penekanan yang

terlalu kuat pada kemajuan industri, perdagangan, dan teknologi zaman itu. Dalam

ensiklik ini diajukan pula “jalan pikiran” Ajaran Sosial Gereja: see, judge, and

act. Gereja Katolik didesak untuk berpartisipasi secara aktif dalam memajukan

tata dunia yang adil (John XXIII, 1961:80-124).

Perdamaian dan perang adalah tema penting Ensiklik Pacem in Terris

yang terbit pada tanggal 11 April 1963. Paus Yohanes XXIII, menyerukan

perdamaian kepada dunia. Pada saat itu baru terjadi krisis Kuba, salah satu masa

paling menegangkan dalam perang dingin dengan ancaman nuklirnya. Masa itu

juga ditandai dengan berakhirnya kolonialisme di banyak negara, yang diwarnai

dengan perselisihan tragis, yang melibatkan rasisme, tribalisme, dan aplikasi

25

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

brutal ideologi marxisme. Untuk memajukan tatanan sosial yang penuh damai,

Paus mendukung partisipasi rakyat dalam proses pengambilan keputusan

berkaitan dengan kesejahteraan umum, terutama melalui proses-proses demokratis

(John XXIII, 1963:125-156).

Konstitusi Pastoral Gaudium et Spes dari Konsili Vatikan II merupakan

sebuah tanggapan yang sarat makna dari pihak Gereja terhadap berbagai harapan

dan kerinduan dunia dewasa ini. Gaudium et Spes (kegembiraan dan harapan),

merupakan dokumen Konstitusi Pastoral tentang Gereja dalam dunia modern,

hasil Konsili Vatikan II tanggal 7 Desember 1965. Dokumen ini merupakan

refleksi para Bapa Konsili tentang kehadiran Gereja di tengah dunia modern.

Dalam refleksi itu, mereka mengaplikasikan ajaran-ajaran Gereja tentang moral

dan sosial pada harapan-harapan dan tantangan-tantangan yang dialami di banyak

negara pada masa itu. Para Bapa Konsili sangat kuat mendorong partisipasi umat

Katolik dalam berbagai dimensi kehidupan duniawi (Second Vatikan Council,

1965:157-220).

Dokumen lain dari Konsili Vatikan II yang sangat penting dalam

kumpulan ajaran sosial Gereja adalah Pernyataan Dignitatis Humanae, di mana

hak untuk kebebasan beragama dimaklumkan dengan sangat jelas dan tegas.

Dokumen ini menyajikan tema tersebut dalam dua bab. Yang pertama, yang

bercorak umum, menegaskan bahwa kebebasan beragama dilandaskan pada

martabat pribadi manusia dan bahwa kebebasan itu mesti dikokohkan sebagai

sebuah hak sipil dalam tatanan hukum masyarakat. Bab kedua mengkaji tema

tersebut dalam terang wahyu serta menjelaskan dampak-dampak pastoralnya,

26

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

sembari menunjukkan bahwa itu adalah sebuah hak yang tidak hanya bersangkut

paut dengan orang sebagai individu tetapi juga dengan berbagai kelompok orang

(Pontifical Council for Justice and Peace, 2005:97).

Ensiklik Populorum Progressio dimaklumatkan oleh Paus Paulus VI pada

26 Maret 1967. Paus Paulus VI berbicara di pihak jutaan rakyat dari negara-

negara berkembang. Berhadapan dengan semakin lebarnya jurang antara negara-

negara kaya dan miskin, Paus menegaskan bahwa keadilan tidak bisa dipisahkan

dari pembangunan dan kemajuan. Pembangunan dan kemajuan harus ditujukan

pada perkembangan manusia secara integral. Isu tentang marginalisasi kaum

miskin akibat pembangunan banyak dibahas. Ensiklik ini mendorong banyak umat

Katolik untuk menjalankan option for the poor dan menghadapi sebab-sebab

penindasan (Paul VI, 1967:221-244).

Pada permulaan tahun 1970-an, dalam sebuah suasana pergolakan dan

kontroversi ideologis yang kuat, Paus Paulus VI meninjau kembali ajaran sosial

Paus Leo XIII dan memperbaharuinya, dalam kesempatan ulang tahun ke-80

Rerum Novarum, dengan Surat Apostolik Octogesima Adveniens. Paus membahas

persoalan-persoalan khas tahun 70an dengan surat apostolik kepada Kardinal

Maurice Roy. Surat tersebut menyerukan persoalan keadilan sosial dengan

memperhitungkan ancaman komunisme dan masalah-masalah serius lain, seperti

urbanisasi, diskriminasi rasial, teknologi baru, dan peran umat Katolik dalam

politik. Soal-soal yang berkaitan dengan urbanisasi dipandang menjadi salah satu

sebab lahirnya “kemiskinan baru”. Paus mendorong umat untuk bertindak

mengambil bagian secara aktif dalam masalah-masalah politik dan mendesak

27

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

untuk memperjuangkan nilai-nilai injili guna membangun keadilan sosial (Paul

VI, 1971:244-267).

Dokumen Justicia in Mundo yang dikenal juga dengan Convenientes ex

Universo. Dokumen ini merupakan hasil Sinode para uskup di Roma tahun 1971.

Para uskup, yang berkumpul di Roma untuk sinode tahun 1971, menyuarakan

untuk jutaan orang yang tinggal di negara-negara berkembang. Mereka tidak

hanya menyerukan diakhirinya kemiskinan dan penindasan, namun juga

perdamaian abadi dan keadilan sejati. Dalam Gereja, sebagaimana di dalam dunia,

keadilan harus dipertahankan dan dipromosikan. Misi Gereja tanpa ada suatu

upaya konkret dan tegas mengenai tindakan perjuangan keadilan, tidaklah

integral. Misi Kristus dalam mewartakan datangnya Kerajaan Allah mencakup

pula datangnya keadilan. Keadilan merupakan dimensi konstitutif pewartaan Injil.

Para uskup juga menyerukan dihormatinya hak untuk hidup, hak-hak perempuan,

dan perlunya pendidikan keadilan. Dokumen ini banyak diinspirasikan oleh

seruan keadilan dari Gereja-Gereja di Afrika, Asia, dan Latin Amerika, khususnya

pengaruh pembahasan tema “pembebasan” oleh para uskup Amerika Latin di

Medellin (Roman Synod, 1971:267-283).

Sembilan puluh tahun setelah Rerum Novarum, Yohanes Paulus II

mempersembahkan Ensiklik Laborem Exercens bagi kerja sebagai kebaikan

hakiki pribadi manusia, unsur utama kegiatan ekonomi serta kunci bagi seluruh

persoalan sosial. Laborem Exercens memaparkan sebuah spiritualitas serta etika

kerja dalam konteks refleksi teologis dan filosofis yang sangat mendasar. Kerja

tidak boleh dipahami hanya dalam arti objektif dan materiil akan tetapi juga harus

28

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

dimengerti makna subjektifnya. Ensiklik ini mengkritik komunisme dan

kapitalisme sekaligus sebagai yang memperlakukan manusia sekedar sebagai

“alat”. Manusia dipandang sebagai instrumen penghasil kemajuan dan

perkembangan. Manusia mempunyai hak untuk bekerja, menerima upah yang

adil, sekaligus memiliki hak untuk hidup secara manusiawi dengan pekerjaannya

(Paul II, 1981:351-391).

Melalui Ensiklik Sollicitudo Rei Socialis, Yohanes Paulus II memperingati

ulang tahun ke-20 Populorum Progressio dan masih dalam konteks kebutuhan

akan solidaritas, kebebasan, dan keadilan. Ensiklik ini berfokus pada makna dan

nilai pribadi manusia. Dengan visi global tentang perubahan-perubahan sosial,

Yohanes Paulus II mengamati relasi antarnegara, mencela beban hutang pada

negara-negara dunia ketiga dan imperialisme baru (Paul II, 1987:392-431).

Pada ulang tahun ke-100 Rerum Novarum, Yohanes Paulus II

memaklumatkan ensiklik sosialnya yang ketiga, Centesimus Annus. Ensiklik ini

memunculkan kembali prinsip-prinsip fundamental pandangan Kristen tentang

organisasi sosial dan politik yang selama ini menjadi tema utama dari ensiklik

sebelumnya. Analisis yang jelas dan mendalam tentang “hal-hal baru”, dan

khususnya terobosan besar tahun 1989 dengan tumbangnya sistem Soviet,

memperlihatkan penghargaan terhadap demokrasi serta ekonomi pasar dalam

konteks sebuah solidaritas (Paul II, 1991:432-477).

Ensiklik Caritas in Veritate ditulis oleh Benediktus XVI dan terbit 29 Juni

2009. Ensiklik ini berbicara tentang perkembangan integral manusia dalam kasih

dan kebenaran. Ensiklik ini mendiskusikan krisis finansial global dalam konteks

29

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

meluasnya relativisme. Pandangan Benediktus XVI melampaui kategori-kategori

tradisional kekuasaan pasar negara yang berpaham kapitalisme dan kekuasaan

negara yang berpaham sosialisme. Dengan mengamati bahwa setiap keputusan

ekonomi memiliki konsekuensi moral, Paus menekankan pengelolaan ekonomi

yang berfokus pada martabat manusia (Riyanto, 2015:65).

2.2.3. Prinsip-Prinsip Ajaran Sosial Gereja

Gereja Katolik merupakan Gereja yang hidup. Gereja yang menunjukkan

sikap-sikap responsif dan keberpihakan terhadap masalah-masalah sosial, seperti

mengusahakan tercapainya keadilan dan perdamaian, pembelaan martabat

manusia, pengentasan kemiskinan dan pelestarian lingkungan hidup.

Responsivitas tersebut sangat jelas terlihat dalam paparan mengenai catatan

historis Ajaran Sosial Gereja. Selanjutnya, dari catatan historis Ajaran Sosial

Gereja dapat dilihat suatu prinsip-prinsip yang bercorak umum dan fundamental

terkait dengan realitas masyarakat dalam keseluruhannya: dari relasi-relasi yang

dekat dan langsung ke relasi-relasi yang diperantarai politik, ekonomi dan hukum;

dari relasi-relasi di antara berbagai komunitas dan kelompok ke relasi-relasi di

antara orang perorangan dan bangsa-bangsa.

Pontifical Council for Justice and Peace (2004) dalam Compendium of the

Social Doctrine of the Church mengemukakan adanya empat prinsip Ajaran

Sosial Gereja. Prinsip-prinsip tersebut adalah: martabat pribadi manusia, yang

menjadi dasar bagi semua prinsip lain serta isi ajaran sosial Gereja; kesejahteraan

umum; subsidiaritas; dan solidaritas. Prinsip-prinsip Ajaran Sosial Gereja tersebut

30

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

memiliki nilai dalam kesatuannya, saling keterkaitan di antaranya serta dalam

perumusannya. Hal ini terkait dengan pemahaman bahwa ajaran sosial Gereja

merupakan kumpulan ajaran terpadu yang menafsirkan berbagai realitas sosial

modern secara sistematis. Demikian juga dalam pengkajiannya, masing-masing

prinsip ini tidak dapat berdiri sendiri secara individual dan digunakan secara

terpisah dan tidak berkaitan satu dengan yang lain. Suatu pemahaman teoretis

yang mendalam dan penerapan aktual atas satu dari prinsip-prinsip sosial ini

akan menimbulkan resiproksitas, komplementaritas serta interkoneksitas yang

menjadi bagian dari struktur prinsip-prinsip tersebut. Lebih dari itu, prinsip-

prinsip fundamental ajaran sosial Gereja ini menyajikan tidak hanya sekedar

warisan refleksi yang permanen yang merupakan bagian hakiki dari pesan Kristen

namun prinsip-prinsip tersebut menunjukkan jalan yang akan ditempuh untuk

membangun sebuah kehidupan sosial yang baik, autentik dan diperbaharui

(Pontifical Council for Justice and Peace, 2005:162).

Berikut ini akan diuraikan secara singkat keempat prinsip Ajaran Sosial

Gereja.

1) Prinsip hormat akan martabat dan hidup manusia

Setiap manusia diciptakan menurut citra Allah. “Setiap manusia di

sini maksudnya siapa pun, tidak dibeda-bedakan atas dasar ras, seks, usia,

asal-usul, agama, orientasi seksual, status ekonomi, kesehatan, prestasi atau

aneka ciri natural yang lain. Keluhuran manusia tidak tergantung dari apa

yang dikerjakan atau diraih atau siapa dia. Ketika manusia dilahirkan, ia

mempunyai hak untuk hidup. Ajaran Sosial Gereja menegaskan bahwa

31

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

“hidup” di sini tidak sekedar bernafas tetapi juga berkaitan dengan

eksistensinya sebagai manusia yang memiliki hak untuk hidup layak.

2) Prinsip kesejahteraan umum

Prinsip kesejahteraan umum mengacu pada pengertian bahwa

kesejahteraan itu milik bersama bukan milik beberapa orang . Karena milik

bersama, kesejahteraan itu berkaitan dengan sistem yang adil bukan berkaitan

dengan pembagian materi yang adil. Sistem yang adil mengarah pada sistem

tata kehidupan yang memungkinkan semua orang mendapat kesempatan yang

sama untuk meningkatkan taraf hidupnya. Kesejahteraan umum

merupakan kondisi yang diciptakan dengan tujuan agar setiap orang dan

kelompok dapat memenuhi kebutuhan dan mengembangkan potensi

sepenuhnya.

Kesejahteraan umum merupakan tanggung jawab setiap individu.

Dengan kata lain, prinsip ini menegaskan bahwa setiap individu bertanggung

jawab terhadap individu yang lain; bahwa orang lain adalah tanggung jawab

kita. Tanggung jawab tersebut mewajibkan setiap individu untuk bekerja

sama membangun kondisi-kondisi sosial yang menjamin agar setiap pribadi

dan kelompok dalam masyarakat dapat memenuhi kebutuhan dan

mewujudkan potensi mereka. Selain itu, prinsip kesejahteraan umum

memiliki kedalaman maksud untuk memprioritaskan keadilan yang

menyejahterakan terutama bagi mereka yang lemah dan miskin.

32

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

3) Prinsip subsidiaritas

Prinsip subsidiaritas terkait dengan permasalahan bagaimana sebuah

tata kebijakan dan tanggung jawab dilaksanakan. Apabila lembaga di tingkat

bawah mampu mengerjakan tugas dan tanggung jawabnya maka lembaga di

tingkat atas jangan mengambil alih. Ketika kewenangan efektif dikerjakan di

tingkat bawah, atasan tidak perlu memperumit dengan berbagai kebijakan

yang mengambil alih tanggung jawab ataupun kebijakan.

Prinsip Subsidiaritas memungkinkan partisipasi dari lembaga atau

individu di lapis bawah dalam menentukan diri sendiri dan di sinilah

tercermin penghargaan martabat manusia. Individu atau lembaga yang secara

langsung terkena dampak dari suatu kewenangan atau kebijakan seharusnya

memiliki peran dalam pengambilan keputusan atau kebijakan tersebut.

Intinya, bagaimana melibatkan individu atau lembaga lapis bawah dalam

setiap pengambilan keputusan yang nantinya akibatnya akan diterima oleh

individu atau lembaga lapis bawah tersebut.

4) Prinsip solidaritas

Solidaritas adalah sebuah kebajikan moral yang autentik, bukan suatu

perasaan belas kasihan atau rasa sedih karena nasib buruk sekian banyak

orang. Sebaliknya, solidaritas ialah tekad yang teguh dan tabah untuk

membaktikan diri kepada kesejahteraan umum, artinya kepada kesejahteraan

semua orang dan setiap orang perorangan karena kita semua sungguh

bertanggung jawab atas semua orang. Istilah “solidaritas”, yang digunakan

secara luas oleh Magisterium,mengungkapkan secara ringkas kebutuhan

33

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

untuk mengakui ikatan-ikatan kokoh yang mempersatukan semua orang dan

kelompok-kelompok sosial satu sama lain, ruang yang diberikan kepada

kebebasan manusia bagi pertumbuhan bersama dimana di dalamnya semua

orang berbagi dan berperan serta.

2.3. Community Empowerment dalam Dimensi Corporate Social Responbility

Community Empowerment merupakan sebuah aktualisasi dari CSR yang

lebih bermakna daripada sekedar aktivitas charity. Hal ini disebabkan dalam

pelaksanaan CSR dengan Community Empowerment terdapat kolaborasi

kepentingan bersama antara perusahaan dengan komunitas, adanya partisipasi,

produktivitas dan keberlanjutan (Sri Urip, 2014:81). Community Empowerment

mengacu pada proses yang memungkinkan masyarakat untuk meningkatkan

kontrol atas hidup mereka. Community adalah kelompok masyarakat yang

kemungkinan memiliki hubungan atau kemungkinan tidak , tetapi mereka berbagi

kepentingan bersama, keprihatinan atau identitas. Community ini kemungkinan

berada di tingkat lokal, nasional maupun internasional, dengan kepentingan

tertentu atau luas. Empowerment mengacu pada proses dimana orang

mendapatkan kontrol atas faktor-faktor dan keputusan yang menentukan hidup

mereka. Ini adalah proses dimana mereka meningkatkan aset dan atribut mereka

dan membangun kapasitas untuk mendapatkan akses, mitra, jaringan , dalam

rangka untuk mendapatkan kontrol. "Mengaktifkan" menyiratkan bahwa orang

tidak bisa "diberdayakan" oleh orang lain; mereka hanya dapat memberdayakan

diri dengan mengakuisisi berbagai bentuk kekuasaan yang lebih. Ini

34

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

mengasumsikan bahwa orang adalah aset untuk mereka sendiri, dan peran agen

eksternal adalah untuk mengkatalisis, memfasilitasi atau "menemani" masyarakat

dalam memperoleh kekuasaan (Labonte dan Laverack, 2008).

Berdasarkan uraian di atas dapat kita ketahui bahwa dalam konsep

‘Community Empowerment dalam dimensi Corporate Social Responbility’

teridentifikasi tiga unsur pembentuk konsep, yaitu: Community Empowerment,

partisipasi masyarakat dan kompetensi agen pemberdayaan. Instrumen evaluasi

Program Aksi Puasa Pembangunan di Keuskupan Agung Semarang akan

dikembangkan berdasarkan tiga hal tersebut. Berikut akan diuraikan ketiga

kerangka konseptual tersebut.

2.3.1. Pengertian dan Ruang Lingkup Kegiatan Community Empowerment

Konsep CSR telah dikembangkan sejak pertengahan abad 20. Konsep ini

banyak diperdebatkan dan dibahas dalam beberapa konteks sehingga

memunculkan berbagai gambaran mengenainya (Griffin, 2006:13-14). Tidak ada

konsep yang resmi dan baku mengenai CSR. Konsep ini selalu berkembang dari

masa ke masa.

European Commision mendefinisikan CSR sebagai bentuk integrasi

sukarela masalah sosial dan lingkungan hidup ke dalam operasi bisnis dan

interaksi mereka dengan pemangku kepentingan. Hal ini memuat pengertian

bahwa dalam menjalankan perusahaan, para pemangku kepentingan di perusahaan

berorientasi membantu lingkungan sosial yang berada di sekitar perusahan dan itu

dilakukan dengan sukarela. Menurut Michael Hopkins (2007), CSR merupakan

35

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

bidang yang memusatkan perhatian pada upaya pemangku kepentingan untuk

berperilaku beretika dan bertanggung jawab. Selanjutnya perilaku beretika dan

bertanggung jawab itu diaplikasikan dalam tujuan CSR, yaitu untuk menciptakan

standar kehidupan yang lebih tinggi dengan menciptakan laba usaha untuk orang

yang berada di dalam maupun di luar perusahaan (Hopkins, 2007). Pernyataan

tersebut menekankan bahwa dengan CSR diharapkan adanya keuntungan yang

dapat di raih baik oleh pihak perusahaan maupun pihak di luar perusahaan yang

dalam hal ini adalah masyarakat.

Namun demikian, bagaimana agar pelaksanaan kegiatan CSR memberi

nilai optimum bagi bisnis dan masyarakat masih harus dipahami dengan baik.

Kegiatan seperti pameran yang bertema cinta lingkungan hidup dengan

memamerkan konsep penghematan energi, pengelolaan limbah, dan gagasan

kepedulian lingkungan lainnya sering dianggap sebagai prakarsa CSR. Padahal,

kegiatan sesekali seperti ini tanpa disertai dengan peningkatan kompetensi,

pelatihan, pemberdayaan, penyediaan lapangan pekerjaan dan penciptaan

kemakmuran tidak akan memberi hasil yang menguntungkan dan oleh karenanya

juga tidak membawa manfaat berkelanjutan baik bagi perusahaan maupun

masyarakat.

Jika perusahaan menekankan pelaksanaan kegiatan CSR-nya pada

persoalan yang tidak relevan dengan lingkungan setempat, maka kegiatan terbaik

sekalipun akan gagal menciptakan manfaat yang diharapkan baik untuk

masyarakat maupun perusahaan. Keterlibatan perusahaan dalam kesepakatan

sosial supaya relevan pada umumnya dengan mempertimbangkan beberapa faktor,

36

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

yaitu keadaan ekonomi, sosial, dan budaya di negara tempat bisnis tersebut

beroperasi Urip, 2015:16). Berdasarkan uraian di atas, dalam kerangka

kepentingan penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan prinsip

CSR yang efektif seharusnya ditempatkan dalam konteks pemahaman bisnis akan

strategi bisnis perusahaan yang diimbangi pemahaman akan kebutuhan

masyarakat.

Pelaksanaan CSR yang berorientasi pada kebutuhan masyarakat

menempatkan CSR pada konsep pembangunan berbasis masyarakat. Konsep ini

mengandung pengertian bahwa pembangunan berangkat dari kebutuhan

masyarakat, direncanakan, dan dilaksanakan oleh masyarakat dengan

memanfaatkan potensi sumber daya yang ada dan dapat diakses oleh masyarakat

setempat (Theresia, 2014:28). Pembangunan tidak dirumuskan oleh “orang luar”

atau elit masyarakat yang merasa lebih tahu dan lebih pandai untuk merumuskan

pembangunan yang cocok bagi masyarakatnya. Sejalan dengan konsep di atas,

pemberdayaan masyarakat sebagai sebuah strategi, telah diterima dan berkembang

dalam berbagai literatur sebagai salah satu bentuk pembangunan berbasis

masyarakat (Theresia, 2014:91).

Selanjutnya, istilah ‘Pemberdayaan masyarakat’ merupakan alih bahasa

dari kata ‘empowerment’. Kata power dalam empowerment diartikan sebagai

‘daya’ sehingga empowerment diartikan sebagai pemberdayaan. Daya

mengandung pengertian kemampuan untuk melakukan sesuatu atau bertindak

(Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1993:188). Empowerment

merupakan sebuah konsep untuk mengatasi masalah-masalah yang

37

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

menghubungkan ‘daya’ dengan pembagian kesejahteraan. Keadaan

keterbelakangan dan kemiskinan seperti diutarakan di bab sebelumnya terjadi

karena ketidakseimbangan dalam kepemilikan atau akses pada sumber-sumber

‘daya’. Proses historis yang panjang akhirnya menyebabkan terjadinya

dispowerment, yakni peniadaan ‘daya’ pada sebagian besar masyarakat.

Akibatnya, muncul lapisan masyarakat yang tidak memiliki akses yang memadai

terhadap aset produktif yang umumnya dikuasai oleh mereka yang ‘memiliki

daya’. Pada gilirannya keterbelakangan secara ekonomi mengakibatkan mereka

makin jauh dari kekuasaan.

Pemberdayaan merupakan konsep yang berkaitan dengan kekuasaan.

Istilah kekuasaan seringkali identik dengan kemampuan individu atau masyarakat

khususnya kelompok rentan dan lemah untuk memiliki kekuatan dan

kemampuan dalam (a) memenuhi kebutuhan dasarnya; (b) menjangkau sumber-

sumber produktif; (c) berpartisipasi dalam proses pembangunan (Suharto,

2005:58). Dalam konteks ini pemberdayaan menekankan pada aspek pelimpahan

wewenang atau memberi kekuasaan kepada individu sehingga mampu mengatur

diri dan lingkungannya sesuai dengan keinginan, potensi, dan kemampuan yang

dimilikinya.

Selanjutnya, dalam konsep pemberdayaan tidak sekedar termuat proses

pemberian kewenangan atau kekuasaan saja kepada mereka yang lemah dan

miskin. Pemberdayaan juga merupakan suatu proses menyiapkan masyarakat

supaya memiliki sumber daya, kesempatan, pengetahuan dan keahlian untuk

meningkatkan kapasitas diri masyarakat didalam menentukan masa depan mereka,

38

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

serta berpartisipasi dan mempengaruhi kehidupan dalam komunitas masyarakat

itu sendiri (Ife, 1995). Dalam hal ini, konsep pemberdayaan dikaitkan dengan

proses mendidik dengan tujuan peningkatan kualitas individu, kelompok

masyarakat supaya mampu berdaya, memiliki daya saing, serta mampu hidup

mandiri.

Pemberdayaan memiliki makna kesetaraan, adil dan demokrasi tanpa

adanya tekanan atau dominasi dalam suatu komunitas atau masyarakat. Perbedaan

karakter dan kemampuan individu adalah suatu keniscayaan. Namun setiap

individu memiliki hak dan kewajibannya masing-masing. Realitas kesetaraan dan

perbedaan individu ini menjadi prinsip dalam melakukan pemberdayaan. Dengan

demikian pemberdayaan merupakan proses meningkatkan kemampuan individu

atau masyarakat untuk berdaya yang dilakukan secara demokratis agar mampu

membangun diri dan lingkungannya dalam meningkatkan kualitas kehidupannya

sehingga mampu hidup mandiri dan sejahtera (Anwas, 2014:50).

Penuntasan kemiskinan dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat

menekankan pada proses bukan semata-mata output dari proses tersebut. Oleh

karena itu ukuran keberhasilan pemberdayaan adalah seberapa besar partisipasi

atau keberdayaan yang dilakukan oleh individu atau masyarakat. Semakin banyak

masyarakat terlibat dalam proses tersebut, semakin berhasil kegiatan

pemberdayaan tersebut. Keberdayaan dalam konteks masyarakat merupakan

kemampuan individu berpartisipasi aktif dalam masyarakat (Anwas, 2014:51).

39

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

Dalam kerangka penelitian ini , upaya memberdayakan masyarakat, akan

dilihat dari tiga sisi. Pertama, memberdayakan analog dengan membangun

kondisi yang mendorong potensi masyarakat berkembang . Pijakan dari konsep ini

adalah bahwa setiap individu atau masyarakat memiliki kapasitas yang dapat

dikembangkan. Pemberdayaan adalah upaya untuk membangun daya, dengan

mendorong, memotivasi dan membangkitkan kesadaran akan kapasitas yang

dimilikinya serta berupaya untuk mengembangkan. Kedua, memperkuat kapasitas

atau daya yang dimiliki oleh masyarakat. Konsep ini dapat direalisasikan melalui

kegiatan pendidikan, pelatihan dan pendampingan yang berkelanjutan. Individu

dan masyarakat perlu dibiasakan untuk belajar menggunakan berbagai sumber

yang tersedia. Sumber belajar bisa berupa buku, orang lain, alat, bahan dan juga

lingkungan sekitar tempat tinggal mereka. Ketiga, dalam istilah pemberdayaan

termuat juga pengertian menggerakkan partisipasi aktif individu dan masyarakat

seluas-luasnya. Partisipasi ini mulai dari tahapan perencanaan, pengembangan,

pelaksanaan, dan evaluasi.

2.3.2. Partisipasi Masyarakat

Pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat tentu membutuhkan

partisipasi masyarakat, terutama partisipasi masyarakat yang menjadi sasaran

program. Tanpa partisipasi masyarakat, maka efektivitas pelaksanaan program

perlu dipertanyakan. Oleh karena itu, dinamika partisipasi masyarakat dalam

program pemberdayaan masyarakat dipandang sebagai salah satu indikator

penting dalam pemberdayaan masyarakat (Anwas,2014:92). Partisipasi

40

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

masyarakat mempunyai peranan penting ,hal ini didasarkan pada pertimbangan

bahwa masyarakat dapat berperan bukan saja sebagai objek tetapi juga berperan

sebagai subyek.

Partisipasi masyarakat pada dasarnya merupakan kesediaan secara

sukarela dari seseorang untuk membantu kegiatan pembangunan yang

berlangsung di daerahnya. Partisipasi yang dilakukan dengan sukarela tersebut

akan membuat masyarakat merasa turut menjadi bagian dari kegiatan tersebut

(Mulyadi, 2011:21). Keith Davis (dalam Sastropoetro, 1988:89) mengartikan

partisipasi sebagai keterlibatan mental atau pikiran dan emosi atau perasaan

seseorang di dalam situasi kelompok yang mendorongnya untuk memberikan

sumbangan kepada kelompok dalam usaha mencapai tujuan serta bertanggung

jawab terhadap usaha yang bersangkutan.

Tingkat partisipasi masyarakat sebagai salah satu indikator keberhasilan

pemberdayaan perlu diketahui agen pemberdayaan. Oleh karena itu indikator

dalam mengevaluasi tingkat partisipasi masyarakat penting untuk dipahami.

Mengukur partisipasi masyarakat dapat dilakukan dengan menggunakan indikator

kuantitatif dan kualitatif (Ife dan Tesoriero, 2008). Indikator kuantitatif dalam

mengukur partisipasi mencakup:

1) perubahan-perubahan positif dalam layanan lokal;

2) jumlah pertemuan dan jumlah peserta;

3) proporsi berbagai bagian dari kehadiran masyarakat;

4) jumlah orang yang dipengaruhi oleh isu;

5) jumlah pemimpin lokal yang memegang peranan;

41

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

6) jumlah warga lokal yang memegang peran dalam program;

7) jumlah warga lokal dalam berbagai aspek program dan pada waktu yang

berbeda-beda.

Semakin tinggi skor dari indikator-indikator tersebut maka dapat disimpulkan

bahwa secara kuantitatif partisipasi masyarakat juga tinggi, begitu pula

sebaliknya. Secara kualitatif indikator dalam mengukur partisipasi masyarakat

mencakup:

1) suatu kapasitas masyarakat yang tumbuh untuk mengorganisasi aksi;

2) dukungan yang tumbuh dalam masyarakat dan jaringan yang bertambah kuat;

3) peningkatan pengetahuan masyarakat tentang hal-hal seperti keuangan dan

manajemen program;

4) keinginan masyarakat untuk terlibat dalam pembuatan keputusan;

5) peningkatan kemampuan dari mereka yang berpartisipasi dalam mengubah

keputusan menjadi aksi;

6) meningkatnya jangkauan partisipasi melebihi program untuk mewakilinya

dalam organisasi-organisasi lain;

7) pemimpin-pemimpin yang muncul dari masyarakat;

8) meningkatnya jaringan dengan program-program, masyarakat dan organisasi

lainnya; dan

9) mulai mempengaruhi kebijakan.

Indikator-indikator partisipasi tersebut baik secara kuantitatif maupun

kualitatif dapat menjadi acuan dalam mengukur partisipasi masyarakat yang

42

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

efektif dalam kegiatan pemberdayaan. Agen pemberdayaan dapat menentukan

sejumlah indikator atau seluruh indikator tersebut berdasarkan kebutuhan dan

kondisi yang ada. Agen pemberdayaan juga dapat menentukan jumlah indikator

minimun atau indikator prioritas, indikator yang mempresentasikan proses

partisipasi, serta sesuai dengan tujuan dari kegiatan pemberdayaan tersebut.

2.3.3. Kompetensi Agen Pemberdayaan

Usaha-usaha pembangunan suatu masyarakat selalu ditandai oleh adanya

sejumlah orang yang mempelopori, menggerakkan, dan menyebarluaskan proses

perubahan tersebut. Mereka adalah orang-orang yang disebut sebagai agen

perubahan. Nama yang diberikan sesuai dengan misi yang ingin dibawa, yakni

membuat suatu perubahan yang berarti bagi sekelompok orang. Agen pembaharu

dalam konteks pemberdayaan lebih tepat disebut sebagai Agen Pemberdayaan.

Agen pemberdayaan disyaratkan memiliki kompetensi yang sesuai dengan

kebutuhan dan tuntutan masyarakat. Kompetensi memberdayakan masyarakat

yang berorientasi pada kegiatan menumbuhkan partisipasi masyarakat, program

pemberdayaan yang berdasarkan pada kebutuhan dan potensi masyarakat serta

dilakukan dengan menggunakan pendekatan holistik.

Seiring dengan tuntutan perkembangan zaman maka kompetensi agen

pemberdayaan dalam melakukan pemberdayaan sumber daya manusia perlu

dinamis. Kompetensi dalam pemberdayaan masyarakat memiliki makna upaya

kemampuan yang harus dimiliki oleh para agen pemberdayaan masyarakat.

Kompetensi yang diwujudkan dalam pengetahuan dan ketrampilan serta ditunjang

43

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

oleh sikap yang diperlukan dalam kegiatan pemberdayaan yang dapat diuraikan

dalam beberapa dimensi sebagai berikut ini (Anwas, 2014:61-79).

1) Kompetensi pemahaman sasaran.

Kompetensi ini meliputi kemampuan individu dalam

mengidentifikasikan sumber daya yang dapat dikembangkan sesuai dengan

tuntutan masyarakat sebagai sasaran pemberdayaan. Dengan memahami

kondisi sasaran dapat membantu agen pemberdayaan dalam memahami

lingkungan alam, lingkungan sosial, dan juga lingkungan budaya sasaran.

Pemahaman kondisi sasaran juga akan memudahkan agen pemberdayaan

dalam mengetahui permasalahan yang dihadapi masyarakat, kendala-kendala

dan mencari solusi pemecahan, serta potensi-potensi yang dapat

dikembangkan dalam pelaksanaan penyuluhan. Informasi ini sangat penting

bagi agen pemberdayaan dalam melaksanakan pemberdayaan mulai dari

tahap merumuskan perencanaan, pelaksanaan, pendampingan, serta evaluasi

dan tindak lanjutnya.

2) Kompetensi menumbuhkan kesadaran.

Menumbuhkan kesadaran merupakan bagian inti dalam

pemberdayaan masyarakat. Kompetensi ini meliputi kemampuan untuk

memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa dalam dirinya memiliki

peluang dan potensi untuk menghasilkan perubahan ke arah yang lebih baik

dalam meningkatkan kualitas kehidupan dan kesejahteraan.

44

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

3) Kompetensi komunikasi inovasi.

Dimensi komunikasi inovasi adalah kemampuan agen pemberdayaan

dalam memfasilitasi kebutuhan masyarakat guna meningkatkan kualitas

kehidupan yang lebih baik sesuai dengan potensi dan kehidupannya.

Kemampuan ini meliputi kemampuan dalam mencari informasi inovasi

melalui berbagai sumber informasi -media massa, media terprogram dan

media lingkungan-, memahami inovasi yang dibutuhkan sasaran, serta

mengkomunikasikannya dengan bahasa yang mudah dipahami dan dilakukan

secara logis.

4) Kompetensi pengelolaan pembaharuan.

Kompetensi ini dapat diartikan sebagai kemampuan agen

pemberdayaan dalam memfasilitasi masyarakat agar dapat menyesuaikan

dengan lingkungan yang terus berubah. Kemampuan ini meliputi:

kemampuan membangkitkan motivasi untuk berubah, kemampuan

menumbuhkan kepekaan terhadap perubahan lingkungan dan kemampuan

menerapkan teknologi atau ide baru dalam memecahkan masalah yang

dihadapi masyarakat di lapangan.

5) Kompetensi pengelolaan pembelajaran.

Kompetensi ini menuntut kemampuan agen pemberdayaan dalam

menciptakan proses belajar kepada masyarakat dalam mengubah perilakunya.

Melalui belajar, masyarakat diharapkan mampu menguasai dan menerapkan

inovasi yang lebih menguntungkan bagi diri dan keluarganya.

45

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

6) Kompetensi pengelolaan pelatihan.

Kompetensi pengelolaan pelatihan bagi agen pemberdayaan ini

meliputi: kemampuan merancang pelatihan, kemampuan melaksanakan

pelatihan, kemampuan memfasilitasi narasumber, kemampuan mengevaluasi

hasil pelatihan, kemampuan melakukan tindak lanjut pelatihan, serta

kemampuan melibatkan masyarakat dalam tahapan pelatihan.

7) Kompetensi pengembangan kewirausahaan

Kemampuan mengembangkan kewirausahaan bagi agen

pemberdayaan diantaranya kemampuan dalam: menanamkan sikap mental

kepada masyarakat untuk berani mengambil resiko terhadap perubahan,

mengembangkan sikap untuk berinisiatif dalam berbagai usaha sesuai

tuntutan perubahan, dan membangun kerjasama dalam kelompok usaha

sesuai dengan potensi yang dimiliki masyarakat.

8) Kompetensi pemandu sistem jaringan.

Kompetensi ini meliputi kemampuan agen pemberdayaan dalam

melakukan kerjasama yang sinergis antara berbagai pihak terkait. Dalam hal

ini agen pemberdayaan disyaratkan memiliki kemampuan untuk

memfasilitasi masyarakat penerima manfaat dengan lembaga penelitian atau

perguruan tinggi dalam menyampaikan permasalahan masyarakat serta

mengakses informasi untuk keperluan pemberdayaan dan mengembangkan

kerjasama kemitraan dengan dunia usaha.

46

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

9) Kompetensi menumbuhkembangkan kelembagaan.

Kompetensi agen pemberdayaan dalam menumbuhkan kelembagaan

masyarakat meliputi: kemampuan dalam menguatkan atau menghidupkan

kelembagaan yang sudah ada di masyarakat, kemampuan dalam membentuk

kelembagaan yang belum ada tetapi diperlukan oleh masyarakat,

mensinergikan kelembagaan yang telah ada di masyarakat dengan

kelembagaan di luar masyarakat.

10) Kompetensi pendampingan.

Pendampingan merupakan salah satu kemampuan yang sangat perlu

dimiliki oleh agen pemberdayaan. Pendampingan ini tugasnya bukan

menggurui, tetapi lebih tepat sebagai fasilitator, komunikator, dinamisator,

dan pembimbing masyarakat di lapangan.

11) Kompetensi Teknologi Informasi dan komunikasi

Kompetensi ini bagi agen pemberdayaan dapat berfungsi mulai dari:

mencari informasi yang berkembang sesuai kebutuhan pemberdayaan,

sebagai media komunikasi baik dengan masyarakat maupun dengan pihak

lain dalam mendukung kegiatan pemberdayaan; sebagai media pendidikan

dalam menambah wawasan dan ketrampilan serta mencari dukungan

partisipasi pihak-pihak luar yang mendukung kegiatan pemberdayaan.

12) Kompetensi mencari sponsorship.

Terkait dengan menarik dukungan sponsorship, agen pemberdayaan

perlu memiliki kemampuan dalam melakukan pendekatan atau menjelaskan

berbagai program pemberdayaan. Agen pemberdayaan juga dituntut perlu

47

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

memiliki keuletan dan bekerja keras untuk dapat memperoleh dukungan dari

berbagai pihak. Dalam aspek lain diperlukan adanya kejujuran dan

keterbukaan dari agen pemberdayaan dalam menggunakan dana atau dkungan

lainnya dari pihak sponsor, sehingga akan dipercaya oleh para donatur.

13) Kompetensi mempengaruhi media massa.

Kompetensi ini memungkinkan agen pemberdayaan untuk

mempengaruhi media massa untuk mendukung kegiatan pemberdayaan

dengan menonjolkan nilai positif dan daya tarik. Daya tarik kegiatan

pemberdayaan antara lain: tingkat partisipasi masyarakat, berbagai kegiatan

pemberdayaan, niai-nilai empati, dan kepedulian sosial baik secara individu

ataupun lembaga. Dalam hal ini, kreativitas agen pemberdayaan sangat

diperlukan.

2.4. Kerangka Berpikir

Berdasarkan berbagai kajian di atas, kerangka berpikir penelitian ini

dapat dijabarkan dalam skema 2.1. Berikut ini.

48

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

SKEMA 2.1 KERANGKA BERPIKIR

Program Pemanfaatan Dana Aksi Puasa Pembangunan di Keuskupan Agung Semarang

Potensi Keberlanjutan Program Pemanfaatan Dana Aksi Puasa Pembangunan di Keuskupan Agung Semarang

Model Ecclesia Social Responbility Management

Evaluasi

Alat Ukur

Prinsip-Prinsip Ajaran Sosial Gereja

Hormat pada Martabat dan hidup manusia

Kesejahteraan Umum

Subsidiaritas

Solidaritas

Kategori-Kategori Community Empowerment dalam Dimensi Corporate Social Responbility

Konsep Community Empowerment

Partisipasi Masyarakat

Kompetensi Agen Pemberdayaan

49

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Pengantar

Sebagaimana telah diuraikan dalam bab-bab terdahulu, Program

Pemanfaatan Dana APP merupakan salah satu bentuk dimensi sosial Gereja dalam

upaya merespon dan menangani masalah sosial. Dalam demensi ini, signifikansi

dan relevansi Gereja bagi masyarakat tampak dalam keterlibatan Gereja dalam

pergulatan hidup masyarakat. Gereja ikut ambil bagian dalam kehidupan bersama

secara khusus dalam pengembangan sosial ekonomi, maupun dalam

memperjuangkan keadilan, kedamaian dan keutuhan alam ciptaan (Dewan Karya

Pastoral Keuskupan Agung Semarang, 2011). Program Pemanfaatan Dana APP

merupakan fenomena kompleks yang memuat dimensi Social Responbility

Management dalam konteks prinsip-prinsip Ajaran Sosial Gereja. Agar fenomena

kompleksitas tersebut dapat ditangkap dengan baik dan dapat dilakukan evaluasi

kinerja dan keberlanjutan Program Pemanfaatan Dana APP, serta faktor-faktor

yang berkaitan dengan kedua hal tersebut secara holistik, maka penelitian ini

menggunakan trianggulasi data dan metode analisis (Sugiyono, 2014:397; Yin,

1987: 119 - 122).

Secara spesifik, penelitian ini menggunakan desain studi kasus embedded,

dimana analisis mengenai kinerja dan tingkat keberlanjutan Program Pemanfaatan

Dana APP dan hal-hal yang berkaitan dengan keduanya dilakukan berdasarkan

fenomena Program Pemanfaatan Dana APP secara holistik dan hal-hal detail

50

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

terkait unit-unit dalam Program Pemanfaatan Dana APP. Pendekatan dengan

menggunakan sub-subunit analisis yang terjalin ini memungkinkan desain yang

lebih kompleks bisa berkembang. Subunit tersebut dapat menambah peluang-

peluang signifikan bagi analisis yang lebih luas, yang mengembangkan bagian-

bagian kasus tunggal yang bersangkutan (Yin, 2014:54). Selanjutnya, menurut

Yin pendekatan studi kasus dapat dimanfaatkan untuk melakukan kegiatan

evaluasi terkait kinerja dan keberlanjutan Program Pemanfaatan Dana APP

(2014:17).

Bab ini akan mendiskusikan metodologi yang digunakan oleh peneliti

dalam mengevaluasi kinerja dan keberlanjutan Program Pemanfaatan Dana APP

di Keuskupan Agung Semarang, serta faktor-faktor yang berkaitan dengan kedua

hal tersebut. Bab ini akan dibagi menjadi tiga bagian. Pertama, membahas

paradigma penelitian dan penggunaan trianggulasi dalam penelitian ini. Bagian

kedua akan membahas mengapa penelitian ini menggunakan strategi studi kasus.

Ketiga, akan membahas metoda penelitian yang mencakup Desain Penelitian;

Data dan Metode Pengumpulan Data; serta Metode Penelitian dan Alat Analisis

yang akan digunakan dalam penelitian ini.

3.2. Paradigma Penelitian dan Triangulasi

Dalam kerangka menempatkan secara tepat posisinya di dalam penelitian,

peneliti yang menggunakan sebuah metode penelitian tertentu harus mengetahui

dan memahami paradigma yang memayungi metode yang diterapkannya tersebut.

Pemahaman terhadap posisinya tersebut, akan membantu peneliti dalam

51

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

menempatkan penelitian dan pemikiran-pemikirannya pada posisi yang tepat dan

memiliki alasan-alasan atas setiap pertanyaan yang berkaitan dengan posisinya

tersebut. Bagian ini adalah kajian tentang paradigma penelitian yang menaungi

atau menjadi landasan pemikiran tesis ini.

Paradigma penelitian merupakan kerangka berpikir yang menjelaskan

bagaimana cara pandang peneliti terhadap fakta kehidupan sosial dan perlakuan

peneliti terhadap ilmu atau teori. Paradigma penelitian juga menjelaskan

bagaimana peneliti memahami suatu masalah, serta kriteria pengujian sebagai

landasan untuk menjawab masalah penelitian (Guba dan Lincoln, 1988: 80-

115). Mengacu pada definisi paradigma tersebut, dapat kita ketahui

bahwa paradigma ilmu itu beragam, ini didasarkan pada pandangan dan

pemikiran filsafat ilmuwan yang berbeda-beda. Dimana, masing-masing aliran

filsafat tersebut memiliki cara pandang tersendiri mengenai hakikat sesuatu serta

mempunyai ukuran-ukuran tertentu tentang kebenaran. Perbedaan aliran filsafat

yang dijadikan pijakan berpikir oleh para ilmuwan , berakibat pada perbedaan

paradigma yang dianut, baik menyangkut tentang hakikat apa yang harus

dipelajari, obyek yang diamati maupun metode penelitian yang digunakan.

Perbedaan paradigma yang dianut para ilmuan ternyata tidak hanya

berakibat pada perbedaan skema konseptual penelitian, melainkan juga pada

pendekatan yang melandasi semua proses dan kegiatan penelitian (Creswell, 2009:

7-28). Dalam praktek penelitian ilmiah, setidaknya terdapat dua pendekatan

untuk menjawab permasalahan penelitian yang timbul sebagai suatu fenomena

yang harus dicari jawabannya, yaitu: penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif.

52

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

Pendekatan kuantitatif sering dinamakan pendekatan tradisional, positivistik,

scientific dan pendekatan konfirmatif. Selanjutnya pendekatan kualitatif sering

dinamakan sebagai pendekatan baru, postpositivistik; artistik; dan interpretive

research (Sugiono. 2014: 35).

Filsafat positivisme memandang realitas/gejala/fenomena itu bersifat

tunggal -hanya meneliti fenomena yang teramati saja-, dapat diklasifikasikan,

relatif tetap, konkrit, teramati, terukur dan hubungan gejala bersifat sebab akibat.

Penelitian pada umumnya dilakukan pada populasi atau sampel yang representatif.

Proses penelitian bersifat deduktif, dimana untuk menjawab rumusan masalah

digunakan konsep atau teori sehingga dapat dirumuskan hipotesis. Hipotesis

tersebut selanjutnya diuji melalui pengumpulan data lapangan. Untuk

pengumpulan data digunakan instrumen penelitian. Data yang telah terkumpul

selanjutnya dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan statistik deskriptif

atau inferensial sehingga dapat disimpulkan hipotesis yang dirumuskan terbukti

atau tidak. Penelitian kualitatif pada umumnya dilakukan pada sampel yang

diambil secara random, sehingga kesimpulan hasil penelitian dapat

digeneralisasikan pada populasi sampel tersebut diambil (Sugiono. 2014: 36).

Filsafat postpositivesme sering juga disebut sebagai paradigma interpretif

dan konstruktif, yang memandang realitas sosial sebagai sesuatu yang holistik

-meneliti fenomena yang teramati dan perasaan-, kompleks, dinamis, penuh

makna, dan hubungan gejala bersifat interaktif. Penelitian dilakukan pada obyek

yang alamiah . Dalam penelitian kualitatif instrumennya adalah orang atau human

instrumen, yaitu peneliti itu sendiri (Sugiono. 2014: 37). Pengumpulan data

53

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

dilakukan dengan menggunakan tiga cara: (1) wawancara mendalam, wawancara

dengan format pertanyaan terbuka; (2) observasi langsung; dan (3) pemanfaatan

dokumen tertulis, termasuk sumber-sumber tertulis dari hasil wawancara terbuka

pada kuesioner, buku harian seseorang dan catatan program (Patton, 1991: 1).

Analisis data yang dilakukan bersifat induktif berdasarkan fakta-fakta yang

ditemukan di lapangan dan kemudian dikonstruksikan menjadi hipotesis atau teori.

Metode kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data

yang mengandung makna. Makna adalah data yang sebenarnya, data yang pasti

yang merupakan suatu nilai di balik data yang tampak. Oleh karena itu dalam

penelitian kualitatif tidak menekankan pada generalisasi, tetapi lebih menekankan

pada makna. Generalisasi dalam penelitian kualitatif dinamakan transferability

(Sugiono. 2014: 38) .

Menurut Newman dan Benz, kedua paradigma tadi tidak harus diposisikan

sebagai antitesis atau dikotomi yang saling bertentangan; keduanya hanya

merepresentasikan hasil akhir yang berbeda, namun tetap dalam satu continuum

(dalam Creswell, 2009: 3). Keduanya bisa digunakan bersamaan untuk

meningkatkan kualitas penelitian dan meminimalkan bias-bias yang muncul

dalam suatu pendekatan penelitian (Creswell, 2009: 22). Melalui kajian kritis dan

pengalaman praktik-praktik penggunaan berbagai pendekatan penelitian lapangan,

ternyata kedua pendekatan penelitian tersebut dapat dikombinasikan atau

digabungkan. Pendekatan penelitian kombinasi akan berguna bila pendekatan

kuantitatif atau pendekatan kualitatif secara sendiri-sendiri tidak cukup akurat

digunakan untuk memahami permasalahan penelitian atau dengan menggunakan

54

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

pendekatan kualitatif dan kuantitatif secara kombinasi akan dapat memperoleh

pemahaman yang paling baik apabila dibandingkan dengan pemakaian

pendekatan tunggal (Creswell, 2009: 17-28).

Penerapkan kombinasi dua pendekatan sekaligus dalam satu proyek

penelitian dikenal sebagai pendekatan kombinasi. Pendekatan kombinasi

merupakan sebuah pendekatan penelitian, dimana peneliti mengumpulkan dan

menganalisis data, mengintegrasikan temuan, dan menarik kesimpulan secara

secara inferensial dengan menggunakan dua pendekatan atau metode penelitian

kualitatif dan kuantitatif dalam satu studi (Sugiono. 2014: 42). Saat ini dikenal

istilah-istilah lain yang berbeda tetapi mengacu pada pendekatan kombinasi ini,

seperti integrasi, sintetis, metode kuantitatif dan kualitatif, multimetode dan

metodologi campuran (Creswell, 2009: 307).

Membangun pengawasan dan keseimbangan dalam rancangan penelitian

dengan menggunakan pendekatan ganda disebut dengan triangulasi (Patton, 1991:

98). Denzin (1978) telah menengarai adanya empat tipe dasar triangulasi:

(1) triangulasi data, yaitu penggunaan beragam sumber data dalam suatu kajian;

(2) triangulasi investigator, apabila dalam sebuah penelitian menggunakan

beberapa evaluator atau ilmuwan sosial yang berbeda; (3) triangulasi teori, yaitu

penggunaan sudut pandang ganda dalam menafsirkan seperangkat tunggal data;

dan (4) triangulasi metodologis, ketika digunakan metode ganda untuk mengkaji

masalah atau program tunggal.

Penelitian tesis ini dilakukan oleh satu orang peneliti dan tidak bertujuan

untuk menggunakan sebuah teori dari disiplin ilmu tertentu untuk menjelaskan

55

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

sebuah fenomena dalam disiplin ilmu yang lain. Oleh karena itu, penelitian ini

hanya menerapkan trianggulasi data dan metodologi. Data penelitian ini

dikumpulkan dari sejumlah sumber yang berbeda dengan teknik pengumpulan

data yang berbeda, termasuk dalam mengumpulkan arsip dokumentasi,

wawancara dengan pihak-pihak yang terkait dengan pelaksanaan Program

Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan Agung Semarang, dan observasi langsung

dengan mengunjungi Kantor Panitia APP Keuskupan Agung Semarang baik di

tingkat pusat, kevikepan maupun di tingkat paroki sampel penelitian.

Trianggulasi metodologi diterapkan dengan menggunakan metode kuantitatif dan

metode kualitatif.

3.3. Strategi Penelitian Studi Kasus

Setelah memahami paradigma riset, langkah berikutnya adalah merancang

strategi yang akan digunakan dalam penelitian . Strategi penelitian merupakan

rancangan penelitian yang mencakup langkah-langkah, proses-proses dan

prosedur khusus yang akan dilakukan dalam mengerjakan penelitian (Creswell,

2009: 17). Creswell menjelaskan ada berbagai jenis strategi penelitian yang bisa

digunakan. Pilihan strategi penelitian yang akan dipakai ditentukan oleh jenis

penelitian yang dipilih. Strategi-strategi penelitian yang berkaitan dengan

rancangan kuantitatif memiliki kecenderungan menggunakan asumsi-asumsi

pengetahuan post-positivis. Dalam skenario ini, peneliti kuantitatif menguji suatu

teori dengan cara memerinci hipotesisi-hipotesis yang spesifik, lalu

mengumpulkan data-data untuk mendukung atau membantah hipotesis-hipotesis

56

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

tersebut. Strategi survai dan eksperimen merupakan varian yang dapat diterapkan

dalam jenis penelitian ini. Selanjutnya, Strategi-strategi penelitian yang berkaitan

dengan rancangan kualitatif berkecenderungan menggunakan filosofis

pengetahuan konstruktivis/advokasi/ partisipatoris. Varian strategi yang dapat

digunakan dalam penelitian jenis ini adalah fenomenologi, grounded theory,

etnografi, naratif dan studi kasus (Creswell, 2009: 18-28).

Seperti yang telah diuraikan dalam paragraf sebelumnya, studi kasus

merupakan salah satu strategi yang dapat digunakan dalam penelitan. Beberapa

pengertian mengenai penelitian studi kasus telah dikemukakan oleh para ahli.

Secara umum, pengertian-pengertian tersebut mengarah pada pernyataan bahwa

penelitian studi kasus adalah penelitian yang menempatkan sesuatu atau obyek

yang diteliti sebagai ‘kasus’. Namun, pandangan tentang batasan obyek yang

dapat disebut sebagai ‘kasus’ itu sendiri masih diperdebatkan . Perdebatan inilah

yang menyebabkan perbedaan pengertian di antara para ahli tersebut.

Menurut Creswell (1998), suatu penelitian dapat disebut sebagai

penelitian studi kasus apabila proses penelitiannya dilakukan secara mendalam

dan menyeluruh terhadap kasus yang diteliti, serta mengikuti struktur studi kasus

seperti yang dikemukakan oleh Lincoln dan Guba (1985), yaitu: permasalahan,

konteks, isu, dan pelajaran yang dapat diambil. Banyak penelitian yang telah

mengikuti struktur tersebut tetapi tidak layak disebut sebagai penelitian studi

kasus, karena tidak dilakukan secara menyeluruh dan mendalam. Penelitian-

penelitian tersebut pada umumnya hanya menggunakan jenis sumber data yang

terbatas, tidak menggunakan berbagai sumber data seperti yang disyaratkan dalam

57

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

penelitian studi kasus, sehingga hasilnya tidak mampu mengangkat dan

menjelaskan substansi dari kasus yang diteliti secara fundamental dan

menyeluruh.

Pengertian yang kedua berkembang berdasarkan pendapat Yin (2014),

yang secara khusus menempatkan penelitian studi kasus sebagai sebuah metode

penelitian. Creswell menyebut metode penelitian studi kasus sebagai salah satu

strategi penelitian kualitatif (Creswell, 1998). Kebutuhan terhadap metode

penelitian studi kasus dikarenakan adanya keinginan dan tujuan peneliti untuk

mengungkapkan secara terperinci dan menyeluruh terhadap obyek yang diteliti.

Pengertian yang dikemukakanya Yin (2014) tidak secara eksplisit menyebut

obyek penelitian studi kasus sebagai kasus, tetapi ia menyebut ciri-ciri dari obyek

tersebut, yang menggambarkan ciri-ciri suatu kasus. Berikut kutipan definisi

teknis yang diberikan oleh Yin .

“The case study research method as an empirical inquiry that investigates a cotemporary phenomenon within its real-life context; when the boundaries between phenomenon and context are not cleary evident; and in which multiple sources of evidence are used”

Menurut pengertian di atas, penelitian studi kasus adalah sebuah metode

penelitian yang secara khusus menyelidiki fenomena kontemporer yang terdapat

dalam konteks kehidupan nyata -yang dilaksanakan ketika batasan-batasan antara

fenomena dan konteksnya belum jelas- dengan menggunakan berbagai sumber

data. Dalam kaitannya dengan waktu dan tempat, secara khusus Yin menjelaskan

bahwa obyek yang dapat diangkat sebagai kasus bersifat kontemporer, yaitu yang

sedang berlangsung atau telah berlangsung tetapi masih menyisakan dampak dan

pengaruh yang luas, kuat atau khusus pada saat penelitian tersebut dilakukan.

58

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

Salah satu kekhususan penelitian studi kasus sebagai metode penelitian

adalah pada tujuannya. Penelitian studi kasus sangat tepat digunakan pada

penelitian yang bertujuan menjawab pertanyaan ‘bagaimana’ dan ‘mengapa’

terhadap sesuatu yang diteliti. Melalui pertanyaan penelitian yang demikian,

substansi mendasar yang terkandung di dalam kasus yang diteliti dapat digali

dengan mendalam. Dengan kata lain, penelitian studi kasus tepat digunakan pada

penelitian yang bersifat eksplanatori, yaitu penelitian yang dimaksudkan untuk

menggali penjelasan kasualitas, atau sebab dan akibat yang terkandung di dalam

obyek yang diteliti (Yin, 2014).

Selanjutnya, menurut Yin pendekatan studi kasus memiliki tempat

tersendiri dalam penelitian evaluasi (Yin, 2014: 17). Kedalaman dan detail

metode kualitatif khususnya yang berasal dari sejumlah kecil studi kasus, terlalu

terbatas untuk generalisasi yang meyakinkan. Pada posisi inilah strategi studi

kasus untuk penelitian evaluasi menjadi penting (Patton, 1991: 23). Setidaknya

ada empat aplikasi yang berbeda terkait strategi studi kasus yang digunakan dalam

kerangka evaluasi. Aplikasi yang paling penting adalah menjelaskan keterkaitan

kausal dalam intervensi kehidupan nyata yang terlalu kompleks bagi strategi

survai ataupun eksperimen. Aplikasi yang kedua adalah mendeskripsikan konteks

kehidupan nyata di mana intervensi telah terjadi. Ketiga, evaluasi bisa memberi

keuntungan dalam bentuk deskriptif dari studi kasus ilustratif tentang intervensi

itu sendiri. Terakhir, studi kasus bisa digunakan untuk mengeksplorasi situasi-

situasi di mana intervensi yang akan dievaluasi tidak memiliki stuktur hasil yang

tunggal dan jelas (Yin, 2014: 20).

59

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

Penelitian ini bertujuan untuk meneliti fenomena kompleks dari kinerja

dan tingkat keberlanjutan Program Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan Agung

Semarang. Secara lebih spesifik, penelitian ini akan mengevaluasi koherensi

Program Pemanfaatan Dana APP dengan kerangka Ajaran Sosial Gereja,

mengevaluasi kesesuaian pengelolaan Program Pemanfaatan Dana APP di

Keuskupan Agung Semarang dengan kategori-kategori yang terdapat dalam

konsep community empowerment, dan meneliti potensi keberlanjutan Program

Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan Agung Semarang. Mengingat fenomena

Program Pemanfaatan Dana APP dan konteks pelaksanaannya merupakan hal

yang tidak dapat dipisahkan dalam situasi kehidupan sehari-hari maka penerapan

strategi studi kasus diharapkan sesuai untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan

penelitian ini.

Selanjutnya, berdasarkan pendapat Yin (2014); VanWynsberghe dan Khan

(2007); dan Creswell (1998) secara lebih terperinci, karakteristik penelitian studi

kasus dapat dijelaskan secara ringkas sebagai berikut. Pertama, keunikan

penelitian studi kasus adalah pada adanya cara pandang terhadap obyek

penelitiannya sebagai ’kasus’. Sebuah kasus adalah isu atau masalah yang harus

dipelajari, yang akan mengungkapkan pemahaman mendalam tentang kasus

tersebut, sebagai suatu kesatuan sistem yang dibatasi, yang melibatkan

pemahaman sebuah peristiwa, aktivitas, proses, satu atau lebih individu. Melalui

penelitian studi kasus, kasus yang diteliti dapat dijelaskan secara terperinci dan

komprehensif, menyangkut tidak hanya penjelasan tentang karakteristiknya, tetapi

juga bagaimana dan mengapa karakteristik dari kasus tersebut dapat terbentuk.

60

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

Kedua, kasus bersifat kontemporer, berarti kasus tersebut sedang atau telah selesai

terjadi,tetapi masih memiliki dampak yang dapat dirasakan pada saat penelitian

dilaksanakan. Ketiga, penelitian studi kasus menggunakan salah satu karakteristik

pendekatan penelitian kualitatif, yaitu meneliti obyek pada kondisi yang terkait

dengan kontekstualnya. Keempat, penelitian studi kasus memanfaatkan berbagai

sumber data. Kelima, penelitian studi kasus menggunakan teori sebagai acuan

penelitian. Pada penelitian studi kasus, teori digunakan baik untuk menentukan

arah, konteks, maupun posisi hasil penelitian. Kajian teori dapat dilakukan di

bagian depan, tengah dan belakang proses penelitian.

Sebagaimana yang telah dibahas dalam bab-bab terdahulu, penelitian ini

dimaksudkan untuk memahami sebuah fenomena kompleks mengenai Program

Pemanfaatan Dana APP secara holistik dan kontekstual. Selain berfokus pada

Program Pemanfaatan Dana APP, dalam penelitian ini karakteristik geografis di

wilayah dimana program tersebut dilaksanakan juga akan diperhatikan. Penelitian

ini akan menerapkan trianggulasi data dan metode analisis untuk mengevaluasi

kinerja dan keberlanjutan Program Pemanfaatan Dana APP. Penelitian ini juga

menggunakan beberapa teori yang sudah ada untuk memahami dan menjelaskan

mengenai apa yang sebenarnya terjadi pada Program Pemanfaatan Dana APP.

Penggunaan teori-teori yang telah ada tersebut bukan dalam kerangka menguji

teori-teori tersebut atau untuk membangun penjelasan teoritis yang baru, tetapi

untuk memahami secara holistik Program Pemanfaatan Dana APP. Dengan

demikian berdasarkan permasalahan penelitian dan karakteristik strategi studi

61

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

kasus seperti yang telah dipaparkan di atas strategi studi kasus merupakan strategi

yang paling sesuai untuk penelitian ini.

3.4. Metode Penelitian

Pada bagian metode penelitian ini tercakup pemaparan mengenai: Desain

Penelitian; Data dan Metode Pengumpulan Data; serta Metode Penelitian dan Alat

Analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini. Penjabaran mengenai masing-

masing bagian diuraikan sebagai berikut.

3.4.1. Desain Penelitian

Sampai saat ini sulit untuk menemukan sebuah penelitian tentang

Program Pemanfaatan Dana APP yang diteliti dari aspek pengelolaan atau

manajemennya. Penelitian-penelitian terdahulu mengenai Program Pemanfaatan

Dana APP pada umumnya difokuskan pada aspek biblis dan teologi. Aini (1999)

meneliti Aksi Puasa Pembangunan yang ditempatkan dalam konteks sejarah dan

biblis. Ignasius (2012) meneliti Aksi Puasa Pembangunan dalam kaitannya

dengan solidaritas dan tata penggembalaan umat di Keuskupan Agung Semarang.

Selanjutnya, sebagaimana diuraikan di bab terdahulu, penelitian ini

bermaksud meneliti fenomena kompleks dari Program Pemanfaatan Dana APP

dengan kondisi kontekstualnya. Secara khusus penelitian ini meneliti Program

Pemanfaatan Dana APP ditinjau dari prinsip-prinsip Ajaran Sosial Gereja dan

aspek community empowerment serta bagaimana pencapaian kondisi

keberlanjutan program. Mengingat masih terbatasnya penelitian mengenai

62

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

Program Pemanfaatan Dana APP maka penelitian ini bertujuan untuk

mengumpukan data dan informasi, mengolah dan menganalisisnya dengan

bantuan teori-teori dan metode terpilih sehingga diperoleh pemahaman yang lebih

baik dan menyeluruh mengenai Program Pemanfaatan Dana APP.

Penelitian ini merupakan sebuah studi kasus dengan desain embedded

tentang Program Pemanfaatan Dana APP, dan dibagi menjadi tiga tahap. Tahap

pertama penelitian ini merupakan studi dokumentasi, yaitu menganalisis kinerja

Program Pemanfaatan Dana APP berdasarkan dokumen adminitrasi laporan

pemanfaatan dana yang disusun oleh lima kepanitiaan Program Pemanfaatan Dana

APP di Keuskupan Agung Semarang. Tahap ini ada tiga dokumen yang

dipresentasikan, yaitu dokumen laporan keuangan, dokumen pengajuan proposal

dan dokumen jumlah paroki yang mengakses program. Dokumen proposal usulan

yang masuk dan dikabulkan di lima kepanitiaan dikelompokkan berdasarkan jenis

peruntukkannya dan kemudian dihitung jumlah prosentasenya. Dokumen laporan

keuangan akan ditampilkan deskripsi pemasukan dan pengeluarannya. Pada

bagian akhir akan diperlihatkan perbandingan dana yang masuk dan jumlah yang

dana yang diakses dalam bentuk diagram batang. Dokumen jumlah paroki yang

mengakses dana di masing-masing kevikepan akan dibandingkan dengan jumlah

paroki yang berada di wilayah teritorial kevikepan terkait. Keseluruhan proses ini

akan menampilkan data kuantitatif gambaran awal kinerja Program Pemanfaatan

Dana APP di Keuskupan Agung Semarang. Tahap pertama ini akan dipaparkan

secara khusus dalam satu bab tersendiri, yaitu bab empat.

63

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

Tahap kedua penelitian digunakan untuk mencapai tujuan penelitian

nomor satu, yaitu menganalisis tingkat koherensi Program Pemanfaatan Dana

APP di Keuskupan Agung Semarang dengan kerangka kerja ASG. Dalam tahap

pertama ini, penelitian menggunakan Program Pemanfaatan Dana APP di

Keuskupan Agung Semarang sebagai unit analisis. Tahap ini merupakan studi

kualitatif. Tingkat koherensi Program Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan

Agung Semarang dengan kerangka kerja ASG akan dianalisis berdasarkan hasil

studi dokumen yang dipaparkan di bab IV dan dilengkapai dengan data

wawancara dan observasi partisipatif.

Tahap kedua penelitian digunakan untuk mencapai tujuan penelitian

nomor dua, yaitu mengevaluasi pengelolaan Program Pemanfaatan Dana APP di

Keuskupan Agung Semarang berdasarkan kategori-kategori dalam community

empowerment. Dalam tahap kedua ini, penelitian menggunakan Program

Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan Agung Semarang sebagai unit analisis.

Tahap ini memberikan gambaran mengenai kategori-kategori community

empowerment dalam pencapaian kinerja pengelolaan Program Pemanfaatan Dana

APP.

Dalam tahap kedua ini, penelitian dibagi menjadi tiga bagian. Bagian

pertama dari tahap kedua menganalisis apakah kinerja program telah membangun

kondisi yang mendorong, memotivasi dan membangun kesadaran kapasitas

penerima manfaat program. Tahap ini juga akan menganalisis apakah kinerja

program secara berkelanjutan telah memperkuat kapasitas penerima manfaat

program dalam bentuk pendidikan, pelatihan dan pendampingan. Bagian kedua ini

64

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

merupakan studi yang dilakukan dengan teknik wawancara yang bertipe open-

ended dengan unit analisis pengelola Program Pemanfaatan Dana APP di

Keuskupan Agung Semarang sampel. Sampel penelitian ditentukan dengan

menggunakan metode snowball sampling sampai diperoleh informasi yang

merepresentasikan kondisi penerima manfaat program yang dikelola oleh

informan terpilih sebagai sampel penelitian. Tahap ini akan memberikan deskripsi

cukup jelas mengenai bagaimana kondisi pengelolaan penerima manfaat Program

Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan Agung Semarang .

Bagian kedua dari tahap kedua ini akan menganalisis partisipasi umat yang

menjadi sasaran program. Bagian ketiga ini merupakan studi lapangan dengan unit

analisis penerima manfaat Program Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan Agung

Semarang sampel. Sampel penelitian ditentukan sedemikian rupa (purposive

sampling) sehingga merepresentasikan partisipasi penerima manfaat program

dalam kinerja Program Pemanfaatan Dana APP yang terpilih sebagai sampel

penelitian. Sampel penelitian adalah dua kepanitiaan Program Pemanfaatan Dana

APP yang mempunyai perbedaan jumlah Paroki yang dikelola. Studi lapangan

yang bersifat eksploratif ini akan memberikan deskripsi cukup jelas mengenai

tingkat partisipasi umat penerima manfaat Program Pemanfaatan Dana APP di

Keuskupan Agung Semarang.

Bagian ketiga dari tahap kedua ini menganalisis kompetensi agen

pemberdayaan yang dalam konteks penelitian ini adalah Pengurus PSE Paroki.

Pada bagian keempat ini akan dianalisis apakah ada korelasi antara kompetensi

Pengurus PSE Paroki dengan jumlah proposal yang masuk ke lima kepanitiaan

65

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

Program Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan Agung Semarang. Unit

analisisnya Pengurus PSE Paroki sampel. Sampel penelitian dengan menggunakan

sampling kuota 20 orang. Masing-masing kevikepan dipilih 5 paroki.

Tahap ketiga penelitian digunakan untuk mencapai tujuan penelitian

nomor tiga, yaitu menganalisis potensi keberlanjutan Program Pemanfaatan Dana

APP di Keuskupan Agung Semarang. Tahap ini akan menggunakan hasil

penelitian pada tahap satu dan tahap dua untuk menganalisis potensi keberlanjutan

program. Penelitian dalam tahap ini menggunakan Program Pemanfaatan Dana

APP di Keuskupan Agung Semarang sebagai unit analisis.

3.4.2. Data dan Metode Pengumpulan Data

Beberapa jenis metode pengumpulan data digunakan dalam penelitian ini.

Penelitian ini memanfaatkan dokumen-dokumen yang terkait dengan Program

Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan Agung Semarang, baik yang

dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan, membagikan kuesioner,

wawancara mendalam dan wawancara open-ended dengan pihak-pihak pemangku

kepentingan dalam Program Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan Agung

Semarang, observasi lapangan secara langsung di wilayah teritorial Program

Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan Agung Semarang sampel.

Data yang ingin diperoleh dalam penelitian ini mencakup data kuantitatif

dan data kualitatif mengenai dua perihal. Pertama, data mengenai koherensi

Program Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan Agung Semarang dengan

kerangka kerja Ajaran Sosial Gereja. Kedua, data tentang kinerja tata kelola

66

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

Program Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan Agung Semarang berdasarkan

kategori-kategori community empowerment dalam dimensi Corporate Social

Responbility.

Populasi dalam penelitian ini adalah semua orang yang terlibat dalam

pelaksanaan Program Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan Agung Semarang.

Populasi pertama, semua orang yang terlibat pengelolaan Program Pemanfaatan

Dana APP di Keuskupan Agung Semarang. Populasi pengelola program akan

mendeskripsikan kesesuaian atau ketidaksesuaian pengelolaan Program

Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan Agung Semarang dengan parameter

pemberdayaan masyarakat dan Ajaran Sosial Gereja. Populasi yang menjadi

responden terdiri dari:

1. Ketua Panitia APP dan/atau Ketua Komisi PSE Keuskupan Agung Semarang

2. Ketua Panitia APP dan/atau Ketua Komisi PSE Kevikepan Semarang

3. Ketua Panitia APP dan/atau Ketua Komisi PSE Kevikepan Kedu

4. Ketua Panitia APP dan/atau Ketua Komisi PSE Kevikepan Yogyakarta

5. Ketua Panitia APP dan/atau Ketua Komisi PSE Kevikepan Surakarta

6. Tim APP dan/atau Tim PSE Kevikepan Semarang

7. Tim APP dan/atau Tim PSE Kevikepan Kedu

8. Tim APP dan/atau Tim PSE Kevikepan Yogyakarta

9. Tim APP dan/atau Tim PSE Kevikepan Surakarta

10. Romo Paroki di wilayah teritorial Keuskupan Agung Semarang

11. Tim APP dan/atau Tim PSE Paroki di wilayah teritorial Keuskupan Agung

Semarang

67

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

Populasi kedua, penerima manfaat Program Pemanfaatan Dana APP di

Keuskupan Agung Semarang. Populasi penerima manfaat program akan

mendeskripsikan tingkat partisipasi penerima manfaat dalam tata kelola Program

Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan Agung Semarang.

Sebuah penelitian dengan populasi yang besar tidak selalu harus

menganalisis populasi sebagai obyek penelitian (Sugiyono, 2014:149). Berbagai

keterbatasan menjadi pertimbangan peneliti untuk menggunakan sampel sebagai

representasi populasi, sehingga analisis penelitian akan didasarkan pada data

sampel dan bukan data populasi. Analisis penelitian dengan menggunakan data

sampel mengasumsikan bahwa sampel benar-benar bisa mewakili populasi.

Dalam konteks ini, pemilihan sampel menjadi hal penting yang harus diperhatikan

peneliti, dimana sejumlah syarat terkait dengan kriteria sampel yang baik,

kecukupan jumlah sampel dan prosedur pemilihan sampel secara benar harus

diikuti oleh peneliti.

Penelitian tesis ini juga menggunakan sampel yang diambil dari masing-

masing populasi yang ditentukan dengan mempertimbangkan tingkat

kehomogenen yang cukup tinggi berkaitan dengan keberadaan Program

Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan Agung Semarang. Setiap anggota Gereja

yang terlibat dalam tata kelola Program Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan

Agung Semarang -baik kaum klerus maupun umat- telah mengetahui dan

memahami keberadaan program ini seperti yang telah dipaparkan pada bagian

pendahuluan. Dengan demikian dapat diasumsikan bahwa setiap anggota tim

68

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

pengelola telah mempunyai pengetahuan, dan sampai tingkatan tertentu

mempunyai pemahaman yang relatif sama mengenai Program Pemanfaatan Dana

APP di Keuskupan Agung Semarang. Sementara itu berkaitan dengan penerima

manfaat program juga terdapat tingkat kehomogenan yang cukup tinggi,

mengingat program ini ditujukan untuk kelompok yang sama, yaitu kelompok

rentan terhadap kemiskinan yang memerlukan bantuan finansial maupun

pendampingan. Adminitrasi pengajuan dan persyaratan yang ditentukan untuk

mengakses dana dari program ini juga sama untuk di semua tingkatan program.

Data mengenai tingkat koherensi Program Pemanfaatan Dana APP di

Keuskupan Agung Semarang dengan kerangka kerja ASG merupakan data

kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif diambil dari data laporan Program

Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan Agung Semarang. Data yang digunakan

dalam penelitian ini mencakup data sampel laporan tahunan Program Pemanfaatan

Dana APP di Keuskupan Agung Semarang selama periode 2011-2012 sampai

dengan periode 2014-2015 yang dilaporkan secara berkala kepada seluruh Paroki

yang terletak di wilayah teritorial Keuskupan Agung Semarang. Sampel dipilih

secara purposive sampling method dengan memperhatikan tingkat representasinya

atas populasi. Sampel dipilih dengan mempertimbangkan jumlah paroki yang

mengakses dana dan prosentase serapan dana berdasarkan peruntukannya. Data

kualitatif menggunakan sampel tokoh yang pendapatnya merepresentasikan

institusi pengelola program.

Data kualitatif tentang faktor pemberdayaan masyarakat dalam

pengelolaan penerima manfaat Program Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan

69

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

Agung Semarang menggunakan sampel penelitian yang ditentukan dengan

menggunakan metode snowball sampling. Wawancara open-ended untuk

mendalami sejauh mana program telah membangun kondisi yang mendorong

potensi masyarakat untuk berkembang; sejauh mana program telah memperkuat

kapasitas atau daya yang dimiliki masyarakat; dan sejauh mana keterlibatan

masyarakat dalam perencanaan, pengembangan, pelaksanaan serta evaluasi

program. Tahap ini dilakukan sampai diperoleh informasi yang

merepresentasikan institusi yang dikelola oleh informan terpilih sebagai sampel

penelitian. Jumlah sampel bukan merupakan penentu dalam penelitian kualitatif

tetapi kemampuan dan kompetensi sampel dalam merepresentasikan pendapat

institusi yang berada dalam populasi.

Penelitian lapangan (field study) difokuskan pada kegiatan observasi

langsung untuk mencari data kualitatif tentang bagaimana partisipasi penerima

manfaat program diaplikasikan dalam kinerja Program Pemanfaatan Dana APP,

dan kegiatan indepth interview untuk mengukur tingkat partisipasi penerima

manfaat baik dengan menggunakan indikator kuantitatif maupun indikator

kualitatif. Selain itu, penelitian lapangan juga digunakan untuk mengumpulkan

data sekunder yang relevan. Studi lapangan dilakukan pada dua sampel

kepanitiaan yang dipilih secara terencana (purposive sampling) berdasarkan

perbedaan jumlah Paroki yang dikelola. Sampel penelitian adalah Program

Pemanfaatan Dana APP di Kevikepan Yogyakarta dengan jumlah Paroki yang

dikelola 31 Paroki dan Program Pemanfaatan Dana APP di Kevikepan Kedu

dengan jumlah Paroki yang dikelola 10 Paroki.

70

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

Data mengenai korelasi antara kompetensi Pengurus PSE Paroki dengan

jumlah proposal yang masuk di lima kepanitiaan Program Pemanfaatan Dana APP

di Keuskupan Agung Semarang merupakan data kuantitatif yang dikumpulkan

melalui kuesioner kepada sejumlah sampel yang menjadi responden penelitian.

Data yang diambil dari sampel penelitian dapat memberi gambaran mengenai

keadaan populasi. Sampel penelitian dipilih dengan menggunakan sampling kuota

20 orang. Masing-masing kevikepan dipilih 5 orang dari Paroki yang berbeda.

Kuisioner penelitian dapat dilihat pada lampiran 3.1.

3.4.3. Metode Penelitian dan Analisis Data

Penelitian ini merupakan sebuah studi kasus dengan desain embedded

dimana pendekatan-pendekatan analisis data yang relevan dapat mencakup

hampir di setiap teknik dalam ilmu-ilmu sosial (Yin, 2014:159). Analisis dari

unit-unit terjalin terdapat dalam kasus yang menjadi perhatian utama peneliti,

yaitu Program Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan Agung Semarang. Terdapat

dua macam analisis data, metode analisis kualitatif dan metode analisis kuantitatif.

Analisis kualitatif untuk mengevaluasi tingkat koherensi Program Pemanfaatan

Dana APP di Keuskupan Agung Semarang dengan kerangka kerja ASG;

mengevaluasi kinerja Program Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan Agung

Semarang apakah telah membangun kondisi yang mendorong, memotivasi dan

membangun kesadaran kapasitas penerima manfaat program; mengevaluasi

kinerja Program Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan Agung Semarang apakah

secara berkelanjutan telah memperkuat kapasitas penerima manfaat program

71

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

dalam bentuk pendidikan, pelatihan dan pendampingan; mengevaluasi partisipasi

umat yang menjadi sasaran Program Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan

Agung Semarang. Analisis kuantitatif untuk mengevaluasi apakah ada korelasi

antara kompetensi Pengurus PSE Lingkungan dengan jumlah proposal yang

masuk ke lima kepanitiaan Program Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan Agung

Semarang

Analisis kualitatif menggunakan teknik yang diusulkan oleh Miles dan

Huberman (dalam Sugiyono, 2013:404). Aktivitas dalam analisis data terdiri dari

data reduction, data display, dan conclusion verification. Aktivitas ini dilakukan

pada saat pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data

dalam periode tertentu. Analisis data dilakukan secara interaktif dan berlangsung

secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya mencapai titik jenuh.

Langkah-langkah analisis ditunjukkan pada gambar 3.1 (Sugiyono, 2013:405).

GAMBAR 3.1 KOMPONEN ANALISIS DATA

Periode Pengumpulan Data

.....................................................

Reduksi data

Selama Setelah

Display data ANALISIS

Selama Setelah

Kesimpulan/verifikasi

Selama Setelah

72

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

Berdasarkan gambar 3.1 maka langkah-langkah analisis data dengan

menggunakan metode analisis kualititatif adalah sebagai berikut.

1) Data yang diperoleh dari lapangan yang bersumber dari: dokumen, rekaman

arsip, wawancara, observasi langsung, dan observasi pemeran dicatat secara

teliti dan rinci.

2) Menganalisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum,

memilih hal-hal penting, memfokuskan pada hal-hal yang terkait dengan

proposisi teori yang telah dipilih sesuai tujuan penelitian, mengelompokkan

berdasarkan kategori terpilih dan membuang yang tidak perlu

3) Mendisplay data. Mendisplay data berarti menyajikan hasil analisis tahap 2

dalam pola-pola yang terstruktur. Dalam penelitian ini data selain disajikan

dalam bentuk teks yang bersifat naratif juga berupa flowchart, tabel, grafik

maupun bagan kinerja.

4) Menarik kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan dalam penelitian ini akan

berupa temuan baru yang telah teruji berupa deskripsi kasus Program

Pemanfaatan Dana APP di Keusupan Agung Semarang yang selanjutnya akan

dikonstruksikan dalam tema peneitian.

Sementara itu, analisis kuantitatif dilakukan dengan menggunakan teknik

korelasi product moment data tunggal untuk sampel kecil. Analisis dengan teknik

ini mensyaratkan: sampel jumlah subyeknya kurang dari 30 orang; variabel yang

akan dikorelasikan berbentuk gejala yang bersifat kontinyu atau data ratio dan

data interval; sampel yang diteliti mempunyai sifat homogen atau mendekati

73

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

homogen; dan regresinya merupakan regresi linear (Hartono, 2012:78-79).

Teknik korelasi product moment ini akan digunakan untuk menganalisis korelasi

antara kompetensi Pengurus PSE Paroki dengan jumlah proposal yang masuk di

lima kepanitiaan Program Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan Agung

Semarang.

Penerapan teknik korelasi product moment dalam penelitian ini dengan

urutan sebagai berikut.

1) Merumuskan hipoteses alternatif (Ha) dan hipotesis nihil (Ho)

a. Ha = Ada korelasi positif yang signifikan antara jumlah proposal yang

masuk (variabel X) di lima kepanitiaan Program Pemanfaatan Dana

APP di Keuskupan Agung Semarang dengan kemampuan Pengurus

PSE Lingkungan sebagai agen pemberdayaan (variabel Y)

b. Ho = Tidak ada korelasi positif yang signifikan antara jumlah proposal

yang masuk (variabel X) di lima kepanitiaan Program Pemanfaatan

Dana APP di Keuskupan Agung Semarang dengan kemampuan

Pengurus PSE Lingkungan sebagai agen pemberdayaan (variabel Y)

.

2) Melakukan perhitungan untuk menentukan koefisien korelasi product moment.

Proses perhitungan koefisien korelasi product moment menggunakan rumus

sebagai berikut.

Rxy = N∑ ∑ ∑− ))(( YXXY

( )[ ] ( )[ ]∑ ∑∑ ∑ −−2222 . YYNXXN

74

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

3) Menginterprestasikan hasil perhitungan koefisien korelasi dengan

mempergunakan pedoman pada tabel 3.1.

TABEL 3.1 TABEL INTERPRETASI

KOEFISIEN KORELASI PRODUCT MOMENT

Besarnya “r” Product Moment

Interprestasi

0,00 - 0,200

0,200 - 0,400 0,400 - 0,700 0,700 - 0,900 0,900 - 1,000

Korelasi anatara variabel X dengan variabel Y sangat lemah/rendah sehingga dianggap tidak ada korelasi. Korelasinya lemah atau rendah Korelasinya sedang atau cukup Korelasinya kuat atau tinggi Korelasinya sangat kuat atau sangat tinggi

75

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

BAB IV

DESKRIPSI PELAKSANAAN

PROGRAM PEMANFAATAN DANA APP

DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG

4.1. Pengantar

Bab IV merupakan studi dokumen yang bersumber dari dokumen

dokumen yang diterbitkan oleh Panitia Aksi Puasa Pembangunan Keuskupan

Agung Semarang dan Komisi Pengembangan Sosial Ekonomi Keuskupan Agung

Semarang maupun KWI. Bab ini penting untuk diuraikan terlebih dahulu sebelum

pemaparan mengenai hasil analisis dan sintesis temuan penelitian dan teori agar

dapat diperoleh gambaran hasil evaluasi secara komprehensif mengenai Program

Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan Agung Semarang.

Pemaparan pada Bab IV akan mencakup tiga hal. Pertama, deskripsi

mengenai Gambaran Umum Keuskupan Agung Semarang. Kedua, mekanisme

kinerja Program Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan Agung Semarang. Ketiga,

capaian kinerja Program Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan Agung Semarang

selama empat tahun, yaitu capaian kinerja periode tahun 2011 - 2012 sampai

dengan 2014 - 2015.

76

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

4.2. Gambaran Umum Keuskupan Agung Semarang

Keuskupan Agung Semarang memiliki wilayah pelayanan pastoral seluas

21.200 km2. Hampir seluruh Jawa Tengah, kecuali kabupaten Rembang dan

kabupaten Blora. Data statistik tahun 2011 dan perkembangan paroki hingga

tahun 2012 menunjukkan bahwa umat katolik Keuskupan Agung Semarang

sebanyak 354.901 jiwa.

Tanggung Jawab kepemimpinan pelayanan pastoral Keuskupan Agung

Semarang ada pada Uskup Diosesan Keuskupan Agung Semarang. Uskup

memiliki kuasa, baik kuasa legislatif, eksekutif dan yudisial menurut norma

hukum (kanon 391§1). Kuasa legislatif dijalankan Uskup sendiri; kuasa eksekutif

dijalankan baik sendiri maupun melalui Vikaris Jendral atau Vikaris Episkopal

menurut norma hukum; kuasa yudisial dijalankan sendiri maupun lewat Vikaris

Yudisial dan para hakim menurut norma hukum (kanon 391§2).

Selanjutnya, untuk mendukung pelayanan kepemimpinannya, uskup

Diosesan mengangkat Vikaris Episkopal. Di Keuskupan Agung Semarang, uskup

mengangkat empat Vikaris Episkopal, masing-masing untuk Kevikepan Semarang,

Kevikepan Surakarta, Kevikepan Kedu dan Kevikepan Daerah Istimewa

Yogyakarta. Di setiap kevikepan terdiri beberapa paroki yang masing-masing

paroki dipimpin seorang Pastor Paroki dengan bekerja sama dengan Pastor

Pembantu atau Diakon dan umat. Kepemimpinan Pastor Paroki di bawah otoritas

77

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

Uskup Diosesan. Dengan kata lain, dalam kaitannya dengan paroki,

kepemimpinan Pastor Paroki adalah mengambil bagian dalam kepemimpinan

Uskup Diosesan yang dilandasi dengan semangat ketaatan.

Terdapat 100 Paroki/Kuasi Paroki/Paroki Adminitrasi di Keuskupan

Agung Semarang. Paroki-paroki tersebut terbagi di empat Kevikepan, yaitu

Kevikepan Semarang , Kevikepan Surakarta , Kevikepan Kedu , dan kevikepan

DIY . Paroki-paroki yang terdapat di Keuskupan Agung Semarang dapat dilihat

pada tabel berikut ini.

TABEL 4.1 TABEL JUMLAH PAROKI DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG

No Nama Kevikepan

Jumlah Paroki

Paro

ki

Paro

ki

Kua

si

Paro

ki

Adm

initr

asi

1 Kevikepan Semarang 26 1 2

2 Kevikepan Kedu 10 - -

3 Kevikepan Yogyakarta 30 1 2

4 Kevikepan Surakarta 23 2 3

Jumlah 89 4 7

Jumlah Keseluruhan 100 Sumber: Personalia Paroki dan DKP Keuskupan Agung Semarang

78

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

4.3. Mekanisme Alur Kerja Program Pemanfaatan Dana APP Keuskupan

Agung Semarang.

Seperti yang telah diuraikan pada bagian pendahuluan, masa Pra-Paskah

selain merupakan masa untuk olah kesalehan pribadi juga merupakan masa untuk

mengembangkan solidaritas kemanusiaan dengan menghimpun dana dari umat

selama masa puasa. Dana yang terkumpul disebut Dana Aksi Puasa

Pembangunnan Nasional. Dana Aksi Puasa Pembangunan merupakan wujud

keterlibatan umat Katolik dalam membangun dan menegakkan Kerajaan Allah

dengan menghayati solidaritas Kristus kepada manusia dengan menderita dan

wafat di kayu salib. Dengan kata lain, Aksi Puasa Pembangunan adalah gerakan

pengambilalihan dalam penderitaan dan wafat Tuhan Yesus demi kesejahteraan,

kedamaian, dan keadilan sosial bagi semua manusia. Dengan Aksi Puasa

Pembangunan diharapkan terjadi gerakan pemberdayaan masyarakat yang

merupakan wujud dari pelayanan yang mengutamakan kaum kecil, lemah, miskin,

tersingkir dan difabel (Pedoman Aksi Puasa Pembangunan Keuskupan Agung

Semarang, 2009:17)

Hasil kotak Aksi Puasa Pembangunan yang dilakukan selama masa

Pra-Paskah dan Minggu Palma dari paroki-paroki yang terletak di wilayah

teritorial Keuskupan Agung Semarang setelah dikurangi 25% 6 dari jumlah

6 Jumlah ini akan digunakan untuk Program Pemanfaatan Dana Aksi Puasa Pembangunan yang dikelola di tingkat Paroki.

79

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

keseluruhan dan biaya pelaksanaan untuk selanjutnya akan dihimpun di

Keuskupan Agung Semarang. Bersama dengan keuskupan-keuskupan yang lain,

Keuskupan Agung Semarang akan mengirim 15 % ke Panitia Program

Pemanfaatan Dana APP Nasional di Jakarta, 10 % untuk Dana Solidaritas

Antarkeuskupan Konperensi Wali Gereja, 5% untuk Karitas Indonesia Konperensi

Wali Gereja dan 45% untuk pembinaan dan pengembangan karya sosial ekonomi

di keuskupan masing-masing. Di Keuskupan Agung Semarang, dari jumlah 45 %

tersebut, 25% dikelola oleh empat kepanitian Pemanfaatan Dana APP di tingkat

kevikepan dan 20 % sisanya dikelola oleh Panitia Pemanfaatan Dana APP

Keuskupan Agung Semarang. Prosentase pembagian kolekte APP di Keuskupan

Agung Semarang dapat dilihat dalam diagram 4.1.

Berdasarkan Buku Pedoman Aksi Puasa Pembangun Keuskupan Agung

Semarang (2009), Dana APP diharapkan dapat memberikan dukungan baik dalam

bidang pelayanan karitatif maupun bidang pelayanan pemberdayaan dan

pengembangan ekonomi. Selanjutnya, penerima manfaat yang mengakses dana

APP dapat dibedakan menjadi empat, yaitu:

1. penerima manfaat perorangan yang bersifat karitatif,

2. penerima manfaat perorangan yang bersifat pemberdayaan dan

pengembangan sosial ekonomi,

80

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

3. penerima manfaat kelompok yang bersifat pemberdayaan dan pengembangan

sosial ekonomi,

4. sekolah/yayasan/lembaga pendidikan.

Dana APP diakses oleh penerima manfaat dengan mengirim proposal yang

ditujuan kepada Panitia Aksi Puasa Pembangunan. Terkait dengan hal ini, tujuan

proposal bisa ke Panitia APP di tingkat Paroki, Panitia APP di tingkat Kevikepan

maupun Panitia APP di tingkat Keuskupan.

DIAGRAM 4.1 PEMBAGIAN KOLEKTE DANA APP

DI KEUSKUPAN AGUNG AGUNG SEMARANG

Sumber: Dokumen Laporan Pemanfaatan Dana APP di KAS

81

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

Proposal yang dikirim disertai dengan lembar rekomendasi. Proposal

kegiatan yang diajukan kepada Panitia APP di tingkat Keuskupan oleh

umat/masyarakat umum rekomendasinya dibuat oleh Romo Paroki tempat

kegiatan tersebut dilangsungkan atau oleh Panitia APP Paroki yang diketahui oleh

Romo Paroki. Proposal kegiatan yang diajukan kepada Panitia APP di tingkat

Kevikepan oleh umat/masyarakat umum rekomendasinya dibuat oleh Ketua PSE

Lingkungan/Panitia APP Paroki/Panitia PSE Paroki/Tim DanPaMis Paroki atau

Romo Paroki. Proposal kegiatan yang diajukan kepada Panitia APP baik di

tingkat Kevikepan maupun di tingkat keuskupan oleh lembaga/yayasan

rekomendasinya dibuat oleh lembaga atau ketua yayasan yang bersangkutan

(Dokumen Laporan Pemanfaatan Dana APP).

Pemanfaatan dana APP di bidang pengembangan sosial dan ekonomi di

semua tingkat ditangani oleh Tim PSE. Secara nasional ditangani oleh Komisi

Pengembangan Sosial Ekonomi Konperehensi Waligereja Indonesia atau disebut

sebagai Komisi PSE KWI. Sedangkan pelaksanaannya di setiap keuskupan

ditangani oleh Komisi PSE Keuskupan. Komisi PSE di Keuskupan Agung

Semarang dalam ketugasannya dibantu oleh Komisi PSE Kevikepan, yaitu Komisi

PSE Kevikepan Semarang, Komisi PSE Kevikepan Kedu, Komisi PSE Kevikepan

Yogyakarta dan Komisi PSE Kevikepan Surakarta. Untuk kepentingan koordinasi

paroki-paroki dalam wilayah tertentu yang menjadi bagian dari suatu kevikepan,

82

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

setiap Komisi PSE Kevikepan dipecah lagi menjadi beberapa Tim Kerja PSE

Rayon. Penggerak dan penyelenggara karya pastoral bidang PSE di tingkat yang

paling dasar terselenggara di paroki-paroki yang disebut Tim Kerja PSE Paroki

yang beranggotakan Tim PSE Lingkungan sejumlah lingkungan yang berada

dalam wilayah teritorial sebuah paroki.

Ketugasan Tim Kerja PSE Lingkungan sangatlah vital dan penting karena

lingkungan merupakan komunitas basis yang mempunyai banyak peluang untuk

bertemu dan mengenal satu sama lain. Tim Kerja PSE Lingkungan berperan

sebagai motivator dan inspirator yang memfasilitasi dan menciptakan gerakan

karya kasih dan solidaritas dalam kerangka penguatan ekonomi dan kesejahteraan

bersama. Penerima manfaat Program Pemanfaatan Dana APP dalam kategori

pengembangan sosial dan ekonomi di tingkat Paroki merupakan hasil

rekomendasi dari TIM PSE Lingkungan. Demikian juga dengan Program

Pemanfaatan Dana APP di tingkat Kevikepan, merupakan rekomendasi dari Tim

PSE Paroki yang diusulkan dan disetujui oleh Tim PSE Lingkungan.

Terkait dengan hal di atas, maka Tim Kerja PSE Paroki memiliki

tanggung jawab untuk meningkatkan kemampuan para penggerak di Tim Kerja

PSE Lingkungan. Tim Kerja PSE Paroki juga berfungsi sebagai koordinator

dalam penyelenggaraan pelatihan-pelatihan dan penyedia fasilitas yang diperlukan

untuk pengembangan dinamika sosial ekonomi. Seperti yang telah disinggung di

83

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

paragraf sebelumnya, dalam konteks ini, Tim Kerja PSE Paroki juga selalu

berkoordinasi dan bekerja sama dengan Komisi PSE Kevikepan terutama dalam

hal rekomendasi calon penerima manfaat Program Pemanfaatan Dana APP di

tingkat Kevikepan dan pendampingan kepada penerima manfaat Program

Pemanfaatan Dana APP di tingkat Kevikepan untuk kategori pemberdayaan

masyarakat.

Komisi PSE Kevikepan dalam perannya tidak melayani umat secara

langsung tetapi pada porsi memberi inspirasi, motivasi, fasilitas, subsidi dan

kesempatan agar terjadi gerakan-gerakan di Paroki. Fungsi sebagai koordinator

jaringan antarparoki dalam hal ini lebih dominan. Demikian juga dengan Komisi

PSE Keuskupan, Tim Kerja Komisi PSE Keuskupan tidak melayani umat secara

langsung. Ketugasannya sama dengan Komisi PSE Kevikepan. Perbedaannya

hanya terletak pada keluasan wilayah teritorialnya.

Flow chart mekanisme akses Dana APP oleh penerima manfaat Program

Pemanfaatan Dana APP berbasis paroki dan Struktur Tim Kerja PSE di

Keuskupan Agung Semarang dapat dideskripsikan dalam gambar 4.1 dan gambar

4.2 berikut ini.

84

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

GAMBAR 4.1 FLOW CHART MEKANISME AKSES DANA APP DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG

Sumber: Diolah oleh Bernadetta Rini Susanti dari Berbagai Sumber

85

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

GAMBAR 4.2 STUKTUR TIM KERJA PSE KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG

Sumber: Diolah oleh Bernadetta Rini Susanti dari Berbagai Sumber

86

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

Dalam Pedoman Pastoral Tim Kerja Paroki (2009:37) disebutkan bahwa

tim ini dibentuk untuk menanggapi kebutuhan sosial umat dan masyarakat melalui

pelayanan-pelayanan langsung dan usaha-usaha menegakkan keadilan sesuai

dengan prinsip-prinsip moral dan iman kristiani. Pelayanan diarahkan kepada

pemberdayaan dan kemandirian masyarakat. Prioritas dari pelayanan PSE di

Keuskupan Agung Semarang adalah kaum kecil, lemah, miskin, tersingkir dan

difabel. Bidang pelayanan PSE secara garis besar dapat dipaparkan sebagai

berikut (Pedoman Pastoral Tim Kerja PSE Paroki, 2009:38-54).

1. Pengumatan Spiritualitas PSE

Pengumatan spiritualitas PSE ini juga sering disebut animasi dan

konsientisasi. Diharapkan dengan animasi dan konsientisasi tumbuh suatu

kehidupan sosial yang menerangi serta menghormati inisiatif dan

kegiatan-kegiatan bersama; lahirnya kesadaran dan sikap keterlibatan sosial

dalam cinta kasih; tumbuh dan berkembangnya solidaritas antarmanusia; serta

semakin bersemangatnya para penggerak dan aktivis sosial ekonomi

kemasyarakatan sehingga dinamika dan kreativitas dalam karya pelayanan

dan pemberdayaan masyarakat semakin signifikan dan relevan.

2. Pelayanan Karitatif

Pelayanan karitatif merupakan pelayanan karena kasih karena situasi

khusus, dimana pertolongan harus segera diberikan. Prioritasnya adalah orang

87

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

miskin atau berkesusahan karena bencana alam atau musibah yang

membutuhkan bantuan untuk mencukupi kebutuhan pokoknya baik makan,

pakaian maupun tempat tinggal. Untuk kepentingan ini ada kewajiban dalam

Gereja Katolik untuk menyisihkan sebagian dana kolekte dan persembahan

guna membantu umat dan masyarakat miskin. Di Keuskupan Agung

Semarang saat ini besarnya prosentase Dana Papa Miskin (Danpamis) adalah

15 % dari kolekte dan persembahan.

3. Pengembangan Masyarakat

Keterlibatan Gereja dalam pembangunan manusia dengan mengupayakan

kekuatan untuk mengentaskan kemiskinan. Gereja menyadari akan panggilan

ini dan melalui komisi PSE berusaha menemukan cara-cara yang efektif guna

melibatkan diri dalam mengentaskan kelompok masyarakat miskin melalui

upaya:

a. pengembangan pertanian lestari,

b. pengembangan usaha kooperatif dalam konteks kemandirian melalui

lembaga keuangan mikro,

c. pengembangan wirausaha,

d. pengembangan lingkungan hidup menuju keutuhan ciptaan,

e. pengembangan ekonomi rumah tangga,

f. pengembangan sosio-budaya masyarakat.

88

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

4. Pengembangan Jaringan Kerjasama

Arus Globalisasi yang sudah merambah di seluruh dunia terutama

menyangkut relasi sosial ekonomi. Akibat dari arus globalisasi antara lain

munculnya berbagai kesenjangan. Salah satu upaya menanggulangi persoalan

ini adalah dengan mengembangkan kerja sama dengan banyak pihak yang

berkepentingan.

5. Penelitian dan Pengembangan Karya Pastoral PSE

Partisipasi Gereja dalam pembangunan masyarakat yang mandiri

ditantang untuk semakin realistis berdasarkan fakta kebutuhan masyarakat.

Pengenalan masyarakat atas dasar petunjuk-petunjuk dan faktor-faktor yang

tepat sangat membantu perumusan program yang sesuai dengan kondisi hidup

masyarakat.

6. Pemantapan Struktur Pelayanan PSE

Struktur pelayanan komisi PSE mulai dari tingkat nasional sampai tingkat

umat basis kristiani menunjukkan sikap mengabdi bagi kepentingan

masyarakat. Struktur pelayanan PSE harus dipandang sebagai wujud

solidaritas kristiani berhadapan dengan keprihatinan sosial ekonomi

masyarakat. Tim kerja Komisi PSE di tingkat keuskupan, kevikepan, paroki,

stasi, wilayah maupun lingkungan perlu terus menerus membenahi corak dan

cara pelayanan sehingga fungsi pelayanan menjadi nyata dan bermanfaat bagi

89

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

peningkatan taraf kesejahteraan kelompok/pribadi masyarakat.

7. Hari Pangan Sedunia (HPS)

Kehadiran gerakan HPS dalam hidup menggereja pada saat ini semakin

meluas. Gerakan ini juga memperlihatkan pertumbuhan kemampuan untuk

membuka diri pada perubahan sosial yang terkait dengan persoalan pangan

masyarakat. Pada akhirnya kemurahan hati untuk berbagi semakin

memperkuat gerakan HPS sebagai suatu gerakan moral dalam persekutuan

gerejawi yang merangkul semua orang yang berkehendak baik.

4.4. Capaian Kinerja Program Pemanfaatana Dana APP di Keuskupan

Agung Semarang Periode Tahun 2011 - 2012 sampai dengan Tahun

2014 - 2015.

Pada sub bab ini akan dipaparkan mengenai capaian kinerja Program

Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan Agung Semarang selama empat periode,

yaitu periode tahun 2011 - 2012 sampai dengan tahun 2014 - 2015. Paparan

mengenai capaian kinerja selama empat periode tahun anggaran ini akan

mencakup tiga hal. Pertama, perbandingan antara jumlah penerimaan kolekte dana

APP dari umat dan jumlah yang dikelola. Kedua, rekapitulasi pemanfaatan dana

APP berdasarkan kategori bidang perhatian. Ketiga, rekapitulasi jumlah paroki

yang mengakses dana di lima kepanitiaan APP di Keuskupan Agung Semarang.

90

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

4.4.1. Keterserapan Dana Program Pemanfaatan Dana Aksi Puasa

Pembangunan di Keuskupan Agung Semarang Periode Tahun

Anggaran 2011-2012 sampai dengan 2014-2015.

Data lapangan programasi dan implementasinya di tingkat basis dari

dokumen Laporan Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan Agung Semarang dari

tahun anggaran 2011-2012 sampai dengan tahun anggaran 2014-2015 dapat kita

ketahui bahwa jumlah keseluruhan nominal yang dikelola di Keuskupan Agung

Semarang di lima kepanitiaan selama empat periode adalah sebesar

Rp 7.094.133.202. Terdapat fenomena yang menarik dari data jumlah dana yang

diterima. Terdapat kenaikan yang signifikan pada setiap tahun anggaran. Tahun

anggaran 2011-2012 sejumlah Rp 1.465.317.274, tahun anggaran 2012-2013

sejumlah Rp 1.666.930.416, tahun anggaran 2013-2014 sejumlah

Rp 1.863.120.511., dan tahun anggaran 2014-2015 sejumlah Rp 2.098.765.001.

Fenomena kenaikan dana APP yang diterima oleh Panitia Pemanfaatan Dana

APP di Keuskupan Agung Semarang, berdasarkan data, tidak diimbangi dengan

pemanfaatan yang maksimal. Dokumen Laporan Pemanfaatan Dana APP di

Keuskupan Agung Semarang dari tahun anggaran 2011-2012 sampai dengan tahun

anggaran 2014-2015 menunjukkan bahwa dana belum terserap seluruhnya.

Dari jumlah Rp 7.974.303.076 selama empat tahun anggran baru terserap

Rp 4.361.133.202. Dengan rincian, tahun anggaran 2011-2012 sejumlah

91

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

Rp 1.135.284.300., tahun anggaran 2012-2013 sejumlah Rp 1.207.701.000., tahun

anggaran 2013-2014 sejumlah Rp 924.166.000., dan tahun anggaran 2014-2015

sejumlah Rp 1.094.738.000.

Digram 4.2 memperlihatkan dengan jelas perbandingan jumlah dana

yang diterima dan jumlah dana yang mampu dikelola oleh Panitia Pemanfaatan

Dana APP di Keuskupan Agung Semarang selama empat periode tahun anggaran.

Prosentase ketermanfaatan dana APP selama tahun anggaran 2011-2012 sampai

dengan tahun anggaran 2014-2015 baru mencapai 61%. Kondisi terburuk

ketermanfaatan dana APP terjadi pada tahun anggaran 2013 - 2014 yang hanya

sebesar 50%. Kondisi terbaik ketermanfaatan dana dicapai pada tahun anggaran

2012-2013 yaitu sebesar 72%. Tidak terdapat catatan argumentasi mengenai

fluktuasi besaran keterserapan dana yang disertakan pada dokumen Laporan

Pemanfaatan APP di Keuskupan Agung Semarang

Apabila data keterserapan dana APP di Keuskupan Agung Semarang

dikelompokkan menurut kepanitiaan pengelola maka Panitia APP Keuskupan

Agung Semarang keterserapan dana APP-nya paling rendah. Rerata prosentase

dana yang dikelola selama empat periode tahun anggaran hanya mencapai 36 %.

Panitia APP Kevikepan Kedu menduduki peringkat tertinggi dalam

keterserapan dana, yaitu 92 % selama empat tahun anggaran. Kemudian

berturut-turut Panitia APP Kevikepan Yogyakarta mencapai 85%,

92

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

Panitia APP Kevikepan Surakarta mencapai 83%, dan Panitia APP Kevikepan

Semarang sebesar 73%. Diagram 4.3 mendeskripsikan uraian pada paragraf ini.

DIAGRAM 4.2.

PERBANDINGAN JUMLAH PENERIMAAN DAN PEMANFAATAN DANA

PROGRAM PEMANFAATAN DANA APP DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG

PERIODE TAHUN ANGGARAN 2011-2012 SAMPAI DENGAN 2014-2015

Sumber: Diolah oleh Bernadetta Rini Susanti dari Dokumen Pemanfaatan Dana APP di KAS

93

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

DIAGRAM 4.3. PROSENTASE KETERSERAPAN DANA APP

DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG BERDASARKAN LIMA PANITIA PENGELOLA

PERIODE TAHUN ANGGARAN 2011-2013 SAMPAI DENGAN 2014-2015

Sumber: Diolah oleh Bernadetta Rini Susanti dari Dokumen Pemanfaatan Dana APP di KAS

4.4.2. Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan Agung Semarang Berdasarkan

Lima Kategori Bidang Perhatian Periode Tahun Anggaran 2011-2012

sampai dengan 2014-2015.

Bertolak dari dari tujuan akhir yang ingin dicapai dalam ber-APP seperti

yang telah diuraikan di bagian pendahuluan, Panitia APP Keuskupan Agung

Semarang menetapkan pemanfaatan dana APP untuk lima kategori. pemanfaatan.

Pertama, kategori karitatif kemanusiaan. Kedua, kategori motivasi-animasi. Ketiga,

kategori bantuan pendidikan. Keempat, kategori bidang sosial kemasyarakatan dan

94

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

pengembangan kemasyarakatan. Kelima, kategori bidang sarana-prasarana yang

dikhususkan untuk merenovasi sarana-prasarana yang rusak atau timbul akibat

bencana alam atau musibah (Panitia APP Keuskupan Agung Semarang, 2012:3).

Secara lebih rinci, Dokumen Laporan Pertanggungjawaban Pemanfaatan Dana

APP Tahun 2013 yang disusun Panitia APP Keuskupan Agung Semarang

menetapkan pemanfaatan Dana APP seperti berikut ini.

1. Bidang karitatif

a. Bantuan untuk rehap rumah sederhana.

b. Bantuan untuk korban musibah atau bencana.

c. Bantuan untuk pengobatan dan perawatan orang sakit.

2. Bidang motivasi

a. Bantuan bagi kelompok kategorial yang dipergunakan untuk

retret/rekoleksi dan pelatihan/kaderisasi.

b. Bantuan bagi kelompok teritorial yang dipergunakan untuk

retret/rekoleksi dan pelatihan/kaderisasi.

c. Bantuan bagi mahasiswa yang dipergunakan untuk retret/rekoleksi dan

pelatihan/kaderisasi.

d. Bantuan bagi guru dan aktivis sosial yang dipergunakan untuk kegiatan

pengembangan diri

95

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

3. Bidang pendidikan

a. Bantuan sarana-prasarana dan sarana pendukung pendidikan.

b. Bantuan ujian akhir.

c. Bantuan penyelesaian skripsi untuk mahasiswa.

4. Bidang Pemberdayaan Masyarakat

a. Bantuan untuk pembangunan sarana dan fasilitas umum.

b. Bantuan untuk penambahan modal usaha kecil.

c. Bantuan untuk usaha-usaha di bidang peternakan.

d. Bantuan untuk sarana pendukung kerja.

e. Bantuan untuk pelatihan-pelatihan dan kaderisasi untuk meningkatkan

ketrampilan mengembangkan usaha.

Data ketermanfaatan dana APP berdasarkan kategori bidang perhatian

yang dikelola oleh lima panitia Program Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan

Agung Semarang selama empat periode tahun anggaran dapat dicermati di empat

tabel berikut ini. Tabel 4.2 merupakan rekapitulasi pemanfaatan dana APP periode

tahun anggaran 2011-2012. Tabel 4.3 merupakan rekapitulasi pemanfaatan dana

APP periode tahun anggaran 2012-2013. Tabel 4.4 merupakan rekapitulasi

pemanfaatan dana APP periode tahun anggaran 2013-2014. Tabel 4.5 merupakan

rekapitulasi pemanfaatan dana APP periode tahun anggaran 2014-2015.

96

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

TABEL 4.2 REKAPITULASI KETERMANFAATAN DANA APP

DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG BERDASARKAN KATEGORI BIDANG PERHATIAN

PERIODE TAHUN ANGGARAN 2011-2012

Bidang Proposal

Jumlah

Jumlah Bantuan (Rp)

Jumlah

Prosen (%)

Jumlah KAS Sem. Kedu Sura. Yog. KAS Sem. Kedu Sura. Yog. KAS Sem. Kedu Sura. Yog.

Karitatif Musibah

31 0 13 7 9 60 64.450.000 0 21.750.000 9.000.000 7.400.000 102.600.000 15,75 0 12,93 4,47 3,79 9,04

Karitatif Sakit

59 17 26 20 93 215 132.759.300 37.300.000 38.988.000 15.850.000 66.450.00 291.347.300 32,44 23,19 21,99 7,87 34,02 25,67

Motivasi Kaum Muda Kategorial

30 3 0 6 10 49 35.925.000 4.500.000 0 4.500.000 3.550.000 48.475.000 8,75 2,80 0 2,23 1,82 4,27

Motivasi kaum Muda Teritorial

8 0 0 6 7 21 7.700.000 0 0 4.750.000 2.050.000 14.500.000 1,88 0 0 2,36 1,05 1,28

Motivasi Mahasiswa

21 1 0 3 19 44 23.590.000 3.000.000 0 2.000.000 4.500.000 33.090.000 5,76 1,87 0 0,99 2,30 2,92

97

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

TABEL 4.2 REKAPITULASI KETERMANFAATAN DANA APP

DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG BERDASARKAN KATEGORI BIDANG PERHATIAN

PERIODE TAHUN ANGGARAN 2011-2012

Tabel 4.2,lanjutan

Bidang Proposal

Jumlah

Jumlah Bantuan (Rp)

Jumlah

Prosen (%)

Jumlah KAS Sem. Kedu Sura. Yog. KAS Sem. Kedu Sura. Yog. KAS Sem. Kedu Sura. Yog.

Motivasi Tokoh & Guru

7 5 0 8 11 31 8.250.000 5.750.000 0 5.400.000 4.800.000 24.200.000 2,02 3,57 0 2,68 2,46 2,13

Pendidikan Bea Siswa

15 0 44 48 93 200 19.098.000 0 38.897.500 15.075.000 50.552.500 123.624.000 4,67 0 23,13 7,48 25,88 10,89

Pendidikan Prasarana

5 0 0 0 0 5 7.000.000 0 0 0 0 7.000.000 1,71 0 0 0 0 0,62

Pendidikan Mahasiswa

24 0 6 5 46 81 23.800.000 0 8.400.000 4.500.000 22.342.000 59.042.000 5,82 0 5,00 2,23 11,44 5,20

Sosek Medis

9 1 3 4 2 19 25.000.000 1.500.000 5.500.000 7.000.000 1.340.000 40.340.000 6,11 0,93 3,27 3,48 0,69 3,55

98

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

TABEL 4.2 REKAPITULASI KETERMANFAATAN DANA APP

DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG BERDASARKAN KATEGORI BIDANG PERHATIAN

PERIODE TAHUN ANGGARAN 2011-2012

Tabel 4.2,lanjutan

Bidang Proposal

Jumlah

Jumlah Bantuan (Rp)

Jumlah

Prosen (%)

Jumlah KAS Sem. Kedu Sura. Yog. KAS Sem. Kedu Sura. Yog. KAS Sem. Kedu Sura. Yog.

Sosek Motivasi

2 2 3 6 15 18 2.600.000 22.065.000 7.181.500 19.250.000 2.500.000 53.596.500 0,64 13,72 4,27 9,56 1,28 4,72

Sosek

Pemberdayaan

37 52 30 106 37 262 52.600.000 86.700.000 37.450.000 113.100.000 26.750.000 316.600.000 12,85 53,91 23,46 56,15 13,70 27,89

Sosek Prasarana

3 0 4 1 4 12 6.500.000 0 10.000.000 1.000.000 3.070.000 20.570.000 1,59 0 5,95 0,50 1,57 1,81

Jumlah

251 81 129 220 336 1017 409.272.300 160.815.000 168.167.000 201.425.000 195.605.000 1.135.284.300 100% 100% 100% 100% 100% 100%

Sumber: Diolah oleh Bernadetta Rini Susanti dari Dokumen Laporan Pemanfaatan Dana APP di KAS

99

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

TABEL 4.3 REKAPITULASI KETERMANFAATAN DANA APP

DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG BERDASARKAN KATEGORI BIDANG PERHATIAN

PERIODE TAHUN ANGGARAN 2012-2013

Bidang Proposal

Jumlah

Jumlah Bantuan (Rp)

Jumlah

Prosen (%)

Jumlah KAS Sem. Kedu Sura. Yog. KAS Sem. Kedu Sura. Yog. KAS Sem. Kedu Sura. Yog.

Karitatif Musibah

20 1 10 12 8 51 39.500.000 1.000.000 18.300.000 12.400.000 7.290.000 78.490.000 15,84 0,49 11,97 4,30 3,03 6,93

Karitatif Sakit

56 7 38 48 99 248 102.200.000 16.500.000 50.400.000 40.8000.000 94.280.000 304.180.000 40,99 8,16 32,98 14,15 39,19 26,84

Motivasi Kaum Muda Kategorial

13 3 1 6 14 37 13.000.000 4.500.000 500.000 4.550.000 6.050.000 28.600.000 5,21 2,22 0,33 1,58 2,52 2,52

Motivasi kaum Muda Teritorial

5 3 1 4 19 32 6.500.000 3.950.000 500.000 3.800.000 11.500.000 26.250.000 2,61 1,95 0,33 1,32 4,78 2,32

Motivasi Mahasiswa

22 0 0 3 20 45 23.100.000 0 0 2.500.000 8.200.000 33.800.000 9,26 0 0 0,87 3,14 2,32

100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

TABEL 4.3 REKAPITULASI KETERMANFAATAN DANA APP

DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG BERDASARKAN KATEGORI BIDANG PERHATIAN

PERIODE TAHUN ANGGARAN 2012-2013

Tabel 4.3, lanjutan

Bidang Proposal

Jumlah

Jumlah Bantuan (Rp)

Jumlah

Prosen (%)

Jumlah KAS Sem. Kedu Sura. Yog. KAS Sem. Kedu Sura. Yog. KAS Sem. Kedu Sura. Yog.

Motivasi Tokoh & Guru

7 6 0 10 9 32 6.200.000 5.700.000 0 11.313.000 4.200.000 27.413.000 2,49 2,82 0 3,92 1,75 2,42

Pendidikan Bea Siswa

8 6 28 74 112 228 6.900.000 10.970.000 18.075.000 32.100.000 65.825.000 133.868.000 2,77 5,42 11,83 11,13 27,36 11,81

Pendidikan Prasarana

1 0 0 2 0 3 1.000.000 0 0 2.000.000 0 3.000.000 1 0 0 0.69 0 0,26

Pendidikan Mahasiswa

6 1 7 5 36 55 5.815.000 1.000.000 7.300.000 4.200.000 18.500.000 36.865.000 2,33 0,49 4,81 1,46 7,69 3,25

Sosek Medis

11 0 0 2 3 16 19.000.000 0 0 2.750.000 1.950.000 23.700.000 7,62 0 0 0,95 0,81 2,09

101

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

TABEL 4.3 REKAPITULASI KETERMANFAATAN DANA APP

DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG BERDASARKAN KATEGORI BIDANG PERHATIAN

PERIODE TAHUN ANGGARAN 2012-2013

Tabel 4.3,lanjutan

Bidang Proposal

Jumlah

Jumlah Bantuan (Rp)

Jumlah

Prosen (%)

Jumlah KAS Sem. Kedu Sura. Yog. KAS Sem. Kedu Sura. Yog. KAS Sem. Kedu Sura. Yog.

Sosek Motivasi

1 6 9 10 9 35 1.500.000 43.500.000 38.700.000 21.140.000 10.405.000 115.245.000 7,62 21,50 25,32 7,33 4,33 10,17

Sosek

Pemberdayaan

12 58 13 144 8 235 24.620.000 115.200.000 17.500.000 145.750.000 10.350.000 313.420.000 9,87 56,94 11,45 50,55 4,30 27,65

Sosek Prasarana

0 0 1 4 2 7 0 0 1.500.000 5.050.000 2.000.000 8.550.000 0 0 0,98 1,75 0,83 0,75

Jumlah

162 91 108 424 339 1024 325.655.000 202.320.000 152.825.000 288.353.000 240.548.000 1.207.701.000 100% 100% 100% 100% 100% 100%

Sumber: Diolah oleh Bernadetta Rini Susanti dari Dokumen Laporan Pemanfaatan Dana APP di KAS

102

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

TABEL 4.4 REKAPITULASI KETERMANFAATAN DANA APP

DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG BERDASARKAN KATEGORI BIDANG PERHATIAN

PERIODE TAHUN ANGGARAN 2013-2014

Bidang Proposal

Jumlah

Jumlah Bantuan (Rp)

Jumlah

Prosen (%)

Jumlah KAS Sem. Kedu Sura. Yog. KAS Sem. Kedu Sura. Yog. KAS Sem. Kedu Sura. Yog.

Karitatif Musibah

14 4 8 11 6 43 31.500.000 20.000.000 13.300.000 11.500.000 7.800.000 84.100.000 14,04 13,26 10,10 5,93 3,67 9,10

Karitatif Sakit

44 10 16 26 74 170 80.150.000 22..500.000 22.00.000 21.050.000 86.650.000 232.350.000 34,09 14,92 16,71 10,85 40,77 25,14

Motivasi Kaum Muda Kategorial

22 2 0 1 10 35 21.250.000 2.900.000 0 500.000 6.700.000 31.350.000 9,04 1,92 0 0,26 3,15 3,39

Motivasi kaum Muda Teritorial

3 2 1 2 8 16 4.000.000 1.500.000 1.000.000 1.00.000 4.150.000 11.650.000 1,70 0,99 0,76 0,52 1,95 1,26

Motivasi Mahasiswa

11 0 0 3 16 30 10.610.000 0 0 2.400.000 8.600.000 21.650,000 4,51 0 0 1,24 4,05 2,34

103

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

TABEL 4.4 REKAPITULASI KETERMANFAATAN DANA APP

DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG BERDASARKAN KATEGORI BIDANG PERHATIAN

PERIODE TAHUN ANGGARAN 2013-2014

Tabel 4.4, lanjutan

Bidang Proposal

Jumlah

Jumlah Bantuan (Rp)

Jumlah

Prosen (%)

Jumlah KAS Sem. Kedu Sura. Yog. KAS Sem. Kedu Sura. Yog. KAS Sem. Kedu Sura. Yog.

Motivasi Tokoh & Guru

9 1 2 1 7 20 14.500.000 500.000 1.000.000 1.000.000 3.800.000 20.800.000 6,17 0,33 0,76 0,52 1,79 2,25

Pendidikan Bea Siswa

7 2 31 102 82 224 8.250.000 4.500.000 19.461.000 33.400.000 50.505.000 116.116.000 3,51 2,98 14,78 17,22 23,76 12,56

Pendidikan Prasarana

0 0 0 1 0 1 0 0 0 1.000.000 0 1.000.000 0 0 0 0,52 0 0,11

Pendidikan Mahasiswa

15 2 4 7 25 53 15.000.000 2.075.000 3.800.000 6.500.000 12.270.000 39.645.000 6,38 1,38 2,89 3,35 5,77 4,29

Sosek Medis

7 0 3 5 3 18 12.500.000 0 4.150.000 3.750.000 3.850.000 24.230.000 2,32 0 3,15 1,93 1,80 2,62

104

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

TABEL 4.4 REKAPITULASI KETERMANFAATAN DANA APP

DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG BERDASARKAN KATEGORI BIDANG PERHATIAN

PERIODE TAHUN ANGGARAN 2013-2014

Tabel 4.4, lanjutan

Bidang Proposal

Jumlah

Jumlah Bantuan (Rp)

Jumlah

Prosen (%)

Jumlah KAS Sem. Kedu Sura. Yog. KAS Sem. Kedu Sura. Yog. KAS Sem. Kedu Sura. Yog.

Sosek Motivasi

4 8 4 4 4 24 6.000.000 62.335.000 17.400.000 8.900.000 7.500.000 102.135.000 2,55 41,33 13,21 4,59 3,53 11,05

Sosek

Pemberdayaan

19 16 10 85 19 149 28.750.000 34.500.000 45.575.000 97.500.000 17.725.000 224.050.000 12,23 22,88 34,61 50,26 8,34 24,24

Sosek Prasarana

1 0 2 5 2 10 2.600.000 0 4.000.000 5.500.000 3.000.000 15.100.000 1,11 0 3,04 2,84 1,41 8.4

Jumlah

156 47 81 253 256 793 235.110.000 150.840.000 131.686.000 194.000.000 212.530.000 924.166.000 100% 100% 100% 100% 100% 100%

Sumber: Diolah oleh Bernadetta Rini Susanti dari Dokumen Laporan Pemanfaatan Dana APP di KAS

105

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

TABEL 4.5 REKAPITULASI KETERMANFAATAN DANA APP

DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG BERDASARKAN KATEGORI BIDANG PERHATIAN

PERIODE TAHUN ANGGARAN 2014-2015

Bidang Proposal

Jumlah

Jumlah Bantuan (Rp)

Jumlah

Prosen (%)

Jumlah KAS Sem. Kedu Sura. Yog. KAS Sem. Kedu Sura. Yog. KAS Sem. Kedu Sura. Yog.

Karitatif Musibah

8 3 15 10 7 43 18.500.000 13.600.000 25.800.000 9.500.000 13.650.000 81.050.000 9,18 5,06 17,28 4,26 5,06 7,40

Karitatif Sakit

30 10 16 26 39 121 61.200.000 22.860.000 20.150.000 26.200.000 56.100.000 186.510.000 30,38 8,51 13,49 12,74 20,80 17,04

Motivasi Kaum Muda Kategorial

18 4 0 4 9 35 18.750.000 6.750.000 0 3.200.000 9.300.000 38.000.000 9,31 2,51 0 1,56 3,45 3,47

Motivasi kaum Muda Teritorial

3 2 0 1 4 10 3.500.000 2.500.000 0 1.000.000 3.250.000 10.250.000 1,74 0,93 0 0,49 1,21 0,94

Motivasi Mahasiswa

8 0 0 0 10 18 6.500.000 0 0 0 7.100.000 13.600.000 3.23 0 0 0 2,63 1,24

106

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

TABEL 4.5 REKAPITULASI KETERMANFAATAN DANA APP

DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG BERDASARKAN KATEGORI BIDANG PERHATIAN

PERIODE TAHUN ANGGARAN 2014-2015

Tabel 4.5, lanjutan

Bidang Proposal

Jumlah

Jumlah Bantuan (Rp)

Jumlah

Prosen (%)

Jumlah KAS Sem. Kedu Sura. Yog. KAS Sem. Kedu Sura. Yog. KAS Sem. Kedu Sura. Yog.

Motivasi Tokoh & Guru

5 2 1 4 7 19 7.750.000 6.250.000 2.000.000 4.520.000 7.100.000 27.620.000 3,85 2,33 1,34 2,20 2,63 2,52

Pendidikan Bea Siswa

2 6 27 60 111 206 2.750.000 10.220.000 16.500.000 21.820.000 89.092.000 140.382.000 1,37 3,80 11,05 10,61 33,03 12,82

Pendidikan Prasarana

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Pendidikan Mahasiswa

26 2 9 14 15 66 26.000.000 3.150.000 9.000.000 13.250.000 8.900.000 60.300.000 12,91 1,17 6,03 6,44 3,30 5,51

Sosek Medis

6 0 1 8 2 17 1.500.000 0 1.500.000 9.500.000 1.460.000 37.460.000 12,41 0 1,00 4,62 0,54 3,42

107

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

TABEL 4.5 REKAPITULASI KETERMANFAATAN DANA APP

DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG BERDASARKAN KATEGORI BIDANG PERHATIAN

PERIODE TAHUN ANGGARAN 2014-2015

Tabel 4.5, lanjutan

Bidang Proposal

Jumlah

Jumlah Bantuan (Rp)

Jumlah

Prosen (%)

Jumlah KAS Sem. Kedu Sura. Yog. KAS Sem. Kedu Sura. Yog. KAS Sem. Kedu Sura. Yog.

Sosek Motivasi

2 21 2 2 9 36 2.500.000 91.820.000 8.865.800 2.680.000 15.090.000 120.995.800 1,24 34,18 5,94 1,30 5,60 11,05

Sosek

Pemberdayaan

4 42 13 86 35 180 29.000.000 111.450.000 63.506.000 113.000.000 57.155.000 374.111.000 14,40 41,49 42,53 54,94 21,19 34,17

Sosek Prasarana

0 0 1 1 1 3 0 0 2.000.000 1.000.000 1.500.000 4.500.000 0 0 1,34 0,49 0,56 0,41

Jumlah

112 92 85 216 249 754 201.450.000 268.600.000 149.321.800 205.670.000 269.697.000 1.094.738.800 100% 100% 100% 100% 100% 100%

Sumber: Diolah oleh Bernadetta Rini Susanti dari Dokumen Laporan Pemanfaatan Dana APP di KAS

108

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

Berdasarkan pengamatan yang cermat terhadap Tabel 4.2, 4.3, 4.4 dan

4.5 di atas, teridentifikasi sebanyak 3.588 proposal yang masuk di lima kepanitiaan

pengelola dana APP selama empat periode tahun anggaran. Terdapat penurunan

yang sinifikan dari jumlah proposal disetujui di tiga tahun terakhir periode

anggaran. Tahun anggaran 2011-2012 jumlah proposal yang disetujui berjumlah

1.017, tahun anggaran 2012-2013 sebanyak 1.024 proposal, tahun anggaran

2013-2014 terhitung 793 proposal, dan tahun anggaran 2014-2015 sejumlah 754

proposal. Diagram 4.4 berikut ini mengilustrasikan jumlah proposal yang disetujui

selama empat periode tahun anggaran di lima kepanitiaan Program Pemanfaatan

Dana APP Keuskupan Agung Semarang.

DIAGRAM 4.4

JUMLAH PROPOSAL DISETUJUI PROGRAM PEMANFAATAN DANA APP DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG

PERIODE TAHUN ANGGARAN 2011-2013 SAMPAI DENGAN 2014-2015

Sumber: Diolah oleh Bernadetta Rini Susanti dari Dokumen Pemanfaatan Dana APP di KAS

109

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

Tabel 4.2, 4.3, 4.4 dan 4.5 juga memuat informasi mengenai realisasi

pemanfaatan dana APP berdasarkan lima kategori bidang perhatian selama empat

periode tahun anggaran. Rerata selama periode tahun anggaran 2011-2012 sampai

dengan 2014-2014 menghasilkan data bahwa prosentase terbesar pemanfaatan

dana APP digunakan untuk kategori karitatif kemanusiaan, yaitu sebesar 34,71%.

Prosentase terbesar kedua dipergunakan untuk kategori pengembangan sosial

ekonomi sebesar 28,49%. Berturut-turut kemuadian kategori motivasi dan animasi

sebesar 18,64%, kategori pendidikan 16,84% dan kategori bencana alam dan

musibah 1.32%. Ilustrasi mengenai paragraf ini dapat dilihat dalam Diagram 4.5.

Namun, data dokumen mengenai realisasi pemanfaatan dana APP

berdasarkan lima kategori bidang perhatian akan mendeskripsikan hal yang sangat

berbeda apabila dilihat dari perspektif masing-masing lima panitia pengelola.

Prosentase terbesar kategori pemanfaatan menunjukkan realitas yang tidak sama.

Di Kepanitian Pemanfaatan Dana APP Keuskupan Agung semarang, prosentase

terbesar terdapat dalam kategori karitatif kemanusiaan. Kategori pendidikan

mencakup penggunaan terbesar di Kepanitiaan Pemanfaatan Dana APP Kevikepan

Kedu dan Kepanitiaan Pemanfaatan Dana APP Kevikepan Yogyakarta. Panitia

Pemanfaatan Dana APP di Kevikepan Semarang dan Panitia Pemanfaatan Dana

Kevikepan Surakarta menggunakan sebagian besar dananya untuk kategori

pengembangan sosial dan kemasyarakatan. Gejala keberagaman ini menjadi hal

110

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

yang menarik untuk dicermati karena memiliki kecenderungan yang berulang dari

tahun ke tahun selama empat periode tahun anggaran. Masing-masing kepanitiaan

mempunyai kategori bidang perhatian yang paling banyak dituju oleh penerima

manfaat program.

DIAGRAM 4.5

PEMANFAATAN DANA APP DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG BERDASARKAN LIMA KATEGORI BIDANG PERHATIAN

PERIODE TAHUN ANGGARAN 2011-2013 SAMPAI DENGAN 2014-2015

Sumber: Diolah oleh Bernadetta Rini Susanti dari Dokumen Pemanfaatan Dana APP di KAS

111

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

Kecenderungan atensi yang tinggi masing-masing Panitia Pemanfaatan

Dana APP di Keuskupan Agung Semarang dalam hal kategori bidang perhatian

yang berulang dari tahun ke tahun selama empat periode tahun anggaran menjadi

hal yang sangat menarik untuk dicermati. Ada kemungkinan ini disebabkan oleh

latar belakang sosial ekonomi yang berbeda atau bahkan kondisi letak geografis

lima Panitia Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan Agung Semarang. Namun

demikian, data dokumen tidak memuat alasan-alasan mengenai hal ini.

Kategori pemanfaatan dana APP selama empat periode tahun anggaran

untuk bencana alam dan musibah di lima kepanitiaan sangat rendah. Kelimanya

dibawah 2%. Pemanfaatan dana APP untuk kategori pengembangan sosial dan

ekonomi di tiga kepanitiaan juga mengidentifikasikan hal yang kurang

menggembirakan. Di Kepanitiaan Pemanfaatan Dana APP Keuskupan Agung

Semarang mencapai 10.57%, Kepanitiaan Pemanfaatan Dana APP Kevikepan

Kedu tercatat 16.38% dan bahkan Kepanitiaan Pemanfaatan Dana APP Kevikepan

Yogyakarta hanya di posisi 8.44%. Kategori pemanfaatan dana APP untuk

motivasi dan animasi titik terendah berada di Kepanitiaan Kevikepan Kedu, yaitu

5,96% dan selanjutnya 8,29 % di Kepanitiaan Pemanfaatan Dana APP Kevikepan

Yogyakarta. Diagram 4.6 berikut ini mengilustrasikan pemanfaatan dana APP di

Keuskupan Agung Semarang berdasarkan lima kategori bidang perhatian selama

periode tahun anggaran 2011-2012 sampai dengan 2014-2014.

112

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

DIAGRAM 4.6 PEMANFAATAN DANA APP KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG

DI LIMA KEPANITIAAN PERIODE TAHUN ANGGARAN 2011-2013 SAMPAI DENGAN 2014-2015

Sumber: Diolah oleh Bernadetta Rini Susanti dari Dokumen Pemanfaatan Dana APP di KAS

113

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

4.4.3. Sebaran Penerima Manfaat Program Pemanfaatan Dana APP di

Keuskupan Agung Semarang Periode Tahun Anggaran 2011-2012

sampai dengan 2014-2015.

Seperti yang telah dikemukakan pada bagian pendahuluan buku Pedoman

Aksi Puasa Pembangunan Keuskupan Agung Semarang (2009:11), dana sebagai

salah satu buah dari proses pertobatan melalui gerakan APP terarah kepada

kesejahteraan dan kedamaian manusia terutama bagi mereka yang kehilangan

harapan, tersingkir dan tertindas. Gerakan APP menjadi persembahan kepada

Tuhan untuk keselamatan bersama. Momentum APP merupakan momentum yang

paling religius untuk mengalami kematian, menjadi a big zero, pengosongan diri.

Terkait dengan dana, menjadi a big zero berarti tidak ada dana

mengendap karena Gereja merupakan Gereja peziarahan. Konsekuensi dari

prinsip ini adalah Gereja harus senantiasa mengalirkan berkat melalui dana APP

ke tengah masyarakat untuk pengembangan/pemberdayaan masyarakat demi

terciptanya kesejahteraan dan kedamaian manusia (Pedoman Aksi Puasa

Pembangunan Keuskupan Agung Semarang , 2009:12).

Berdasarkan dua paragraf di atas dapat dikembangkan suatu pengertian

bahwa penerima manfaat dana APP adalah umat atau masyarakat terutama mereka

yang masuk dalam kategori marginal, tersisih dan miskin. Dalam terminologi di

Keuskupan Agung Semarang kategori ini dikenal dengan istilah KLMTD, yaitu

114

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

Kecil, Lemah, Miskin, Tersingkir dan Difabel. Selajutnya, pada bagian pengantar

sub bab 4.3 sudah dipaparkan mengenai pengelompokkan umat/masyarakat yang

mengakses dana APP. Pada bagian tersebut telah dipaparkan empat kelompok

pengakses dana APP di Keuskupan Agung Semarang.

Buku Pedoman Aksi Puasa Pembangunan Keuskupan Agung Semarang

(2009:25) selain menguraikan mengenai lima kategori bidang yang diprioritaskan

untuk dibantu juga memaparkan mengenai sifat dana bantuan. Terdapat dua sifat

bantuan dana yang diberikan oleh panitia APP kepada penerima manfaat program.

Pertama, dana hibah. Dana ini diberikan kepada pemohon atau kelompok sasaran

sesuai dengan aturan yang berlaku. Sesuai dengan pengertian hibah maka dalam

kategori ini penerima manfaat tidak memiliki kewajiban untuk mengembalikan

atau menggulirkan dana yang sudah diterima. Kedua, dana bergulir. Dana ini

hanya disalurkan oleh Panitia APP Keuskupan Agung Semarang melalui Komisi

PSE Keuskupan Agung Semarang sebagai dana bergulir/pinjaman untuk

keperluan pemberdayaan masyarakat di bidang usaha produktif untuk peningkatan

kesejahteraan hidup. Dana bergulir tersebut dikembalikan ke Komisi PSE KAS

dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan perjanjian yang dibuat antara

pemohon dengan Komisi PSE, dengan maksud supaya dapat digulirkan lagi ke

penerima manfaat yang lain sehingga semakin banyak umat atau masyarakat yang

terbantu.

115

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

Melalui tabel 4.6, 4.7, 4.8, 4.9 dan 4.10 yang akan ditampilkan berikut ini

akan diperoleh pemahaman yang lebih dalam mengenai sebaran penerima manfaat

dana APP di keuskupan Agung Semarang selama empat periode tahun anggaran

baik yang berbasis paroki maupun lembaga/sekolah. Keempat tabel yang disajikan

tersebut dalam menyajikan data tidak dengan membedakan empat kategori bidang

perhatian dan jenis bantuan, -hibah atau guliran-. Sesuai dengan gambar 4.1

mengenai flowchart mekanisme akses dana APP yang dipaparkan di bagian awal

bab ini, aplikasi akses dana APP oleh penerima manfaat tersebut termasuk yang

berbasis Paroki. Flowchart mekanisme akses dana APP yang berbasis

lembaga/sekolah tidak akan disajikan di laporan penelitian ini karena tidak berada

di ranah luasan penelitian. Terkait dengan hal ini, maka lima kepanitiaan

pemanfaatan dana APP di keuskupan Agung Semarang menggunakan Paroki dan

lembaga/sekolah sebagai dasar dalam penghitungan jumlah penerima manfaat

pada tiap tahun anggaran di dokumen pelaporannya.

Dengan tabel 4.6 4.7, 4.8, 4.9 dan 4.10 ini juga dapat dilihat perbedaan

jumlah penerima manfaat di tiap paroki yang mengakses dana APP. Temuan

mengenai variasi dalam jumlah penerima manfaat ini merupakan hal menarik

untuk dicermati. Keberagaman dalam jumlah tentunya memiliki pemaknaan yang

beragam pula dan tentunya hal tersebut memerlukan argumentasi secara akademis.

Berdasarkan data dokumen, terdapat sebuah Paroki dalam satu periode anggaran

116

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

sebuah kepanitiaan, jumlah proposal yang disetujui mencapai 33 proposal. Akan

tetapi dalam satu periode tahun anggaran yang sama ada paroki yang sama sekali

tidak memiliki proposal yang disetujui. Data lapangan menunjukkan bahwa

Paroki tersebut memang sama sekali tidak mengirim proposal pada Panitia APP.

TABEL 4.6

REKAPITULASI JUMLAH PROPOSAL DISETUJUI PROGRAM PEMANFAATAN DANA APP

PANITIA KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG PERIODE TAHUN ANGGARAN 2011-2012 SAMPAI DENGAN 2014-2015

No Nama Paroki Periode Tahun Anggaran

Jumlah 2011-2012 2012-2013 2013-2014 2015-2016

Kevikepan Semarang 1 Randusari 2 4 4 0 10 2 Ambarawa 12 1 1 3 17 3 Atmodirono 2 3 1 5 11 4 Adminitrasi Demak 0 0 0 0 0 5 Banyumanik 2 8 2 1 13 6 Bedono 0 0 1 0 1 7 Bongsari 1 3 5 2 11 8 Gedangan 4 2 1 1 8 9 Girisonta 2 1 3 1 7 10 Gubug 0 1 4 3 8 11 Jepara 1 0 0 0 1 12 Karangpanas 2 0 1 2 5 13 Kebondalem 0 1 1 0 2 14 Kendal 1 0 0 0 1 15 Krapyak 1 0 0 1 2 16 Kudus 1 0 0 0 1 17 Lampersari 6 2 0 2 10 18 Pati 0 0 1 1 2 19 Adminitrasi Juwana 2 1 0 0 3 20 Purwodadi 0 0 0 0 0

117

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

TABEL 4.6 REKAPITULASI JUMLAH PROPOSAL DISETUJUI

PROGRAM PEMANFAATAN DANA APP PANITIA KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG

PERIODE TAHUN ANGGARAN 2011-2012 SAMPAI DENGAN 2014-2015 Tabel 4.6, Lanjutan

No Nama Paroki Periode Tahun Anggaran

Jumlah 2011-2012 2012-2013 2013-2014 2015-2016

21 Salatiga 1 0 1 0 2 22 Sambiroto 2 0 1 0 3 23 Semarang Indah 0 0 0 1 1 24 Sendangguwo 2 0 3 0 5 25 Sukorejo 1 0 0 1 2 26 Tanah Mas 0 0 0 0 0 27 Kuasi Tegalrejo 0 0 0 0 0 28 Ungaran 0 2 3 3 8 29 Waleri 0 0 0 0 0

Kevikepan Semarang 5 5 0 0 10 Sekolah-Kev. Semarang 16 11 20 12 59 Mahasiswa-Kev. Semarang 26 18 14 28 86

Jumlah Kevikepan Semarang 92 63 67 70 292 Kevikepan Kedu 30 Magelang-Ignatius 0 0 0 0 0 31 Banyutemumpang 0 0 0 1 1 32 Magelang-Fatima 0 0 0 0 0 33 Panca Arga 0 0 0 0 0 34 Mertoyudan 1 0 0 0 1 35 Muntilan 8 3 3 0 14 36 Parakan 4 0 0 0 4 37 Salam 3 0 1 0 3 38 Sumber 0 4 1 0 3 39 Temanggung 5 8 0 0 13 Kevikepan Kedu 0 1 0 2 3 Sekolah Kev. Kedu 5 0 3 0 8 Mahasiswa Kev. Kedu 6 0 0 0 6

Jumlah Kevikepan Kedu 27 16 8 3 54 Kevikepan Surakarta

118

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

TABEL 4.6 REKAPITULASI JUMLAH PROPOSAL DISETUJUI

PROGRAM PEMANFAATAN DANA APP PANITIA KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG

PERIODE TAHUN ANGGARAN 2011-2012 SAMPAI DENGAN 2014-2015

Tabel 4.6, Lanjutan

No Nama Paroki Periode Tahun Anggaran

Jumlah 2011-2012 2012-2013 2013-2014 2015-2016

40 Purbowardayan 0 0 0 0 0 42 Kuasi Gemolong 0 0 0 0 0 43 Baturetno 1 0 2 2 5 44 Boyolali 0 0 0 0 0 45 Adminitrasi Simo 1 0 0 0 1 46 Dalem 0 9 9 1 19 47 Danan 5 5 8 2 20 48 Delanggu 0 1 0 0 1 49 Dirjodipuran 3 2 3 0 8 50 Gondangwinangun 1 4 3 4 12 51 Jombor 1 0 3 1 5 52 Adminitrasi Cawas 0 0 0 1 1 53 Jumapolo 1 0 0 0 1 54 Karanganyar 1 0 1 0 2 55 Kartasuro 9 1 1 0 11 56 Kebonarum 3 0 0 0 3 57 Klaten 5 0 1 0 6 58 Kleco 0 0 2 1 3 59 Palur 1 0 0 1 2 60 Purbayan 2 2 1 1 6 61 Purwosari 4 5 0 0 9 62 Kuasi Solo Baru 0 0 0 1 1 63 Sragen 2 0 0 0 2 64 Sukoharjo 0 0 1 0 1 65 Wedi 3 0 5 0 8 66 Adminitrasi Bayat 0 1 0 0 1 67 Wonogiri 1 0 1 0 2 Kevikepan Surakarta 2 1 0 1 4 Sekolah Kev. Surakarta 7 2 7 2 18 Mahasiswa Kev. Surakarta 3 0 0 1 4

Jumlah Kevikepan Surakarta 56 33 49 19 157

119

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

TABEL 4.6 REKAPITULASI JUMLAH PROPOSAL DISETUJUI

PROGRAM PEMANFAATAN DANA APP PANITIA KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG

PERIODE TAHUN ANGGARAN 2011-2012 SAMPAI DENGAN 2014-2015

Tabel 4.6, Lanjutan

No Nama Paroki Periode Tahun Anggaran

Jumlah 2011-2012 2012-2013 2013-2014 2015-2016

Kevikepan Yogyakarta 68 Kidul Loji 7 4 0 0 11 69 Babadan 0 2 0 0 2 70 Babarsari 0 0 0 0 0 71 Baciro 0 0 0 0 0 72 Kuasi Bandung 2 3 2 0 7 73 Banteng 0 0 0 1 1 74 Bantul 2 0 0 0 2 75 Bintaran 0 0 0 0 0 76 Adminitrasi Pringgolayan 0 0 0 0 0 77 Boro 1 3 1 0 5 78 Gamping 0 2 0 0 2 79 Ganjuran 3 0 0 0 3 80 Jetis 2 2 0 0 4 81 Kalasan 1 0 0 0 1 82 Kelor 1 2 2 2 7 83 Klepu 0 1 4 0 5 84 Kotabaru 1 0 0 0 1 85 Kumetiran 2 1 0 0 3 86 Medari 3 0 0 0 3 87 Minomartani 1 4 0 0 5 88 Mlati 3 1 0 0 4 89 Nandan 3 0 0 0 3 90 Nanggulan 1 0 2 0 3 91 Adminitrasi Pelem Dukuh 0 0 0 0 0 92 Pangkalan 0 0 0 0 0 93 Pakem 0 0 0 0 0 94 Pringwulung 0 0 1 1 2 95 Promasan 3 0 2 2 9 96 Pugeran 0 1 1 1 3

120

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

TABEL 4.6 REKAPITULASI JUMLAH PROPOSAL DISETUJUI

PROGRAM PEMANFAATAN DANA APP PANITIA KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG

PERIODE TAHUN ANGGARAN 2011-2012 SAMPAI DENGAN 2014-2015

Tabel 4.6, Lanjutan

Sumber: Diolah oleh Bernadetta Rini Susanti dari Dokumen Pemanfaatan Dana APP di KAS

Tabel 4.6 memberikan gambaran sebaran proposal disetujui oleh Panitia

Program Pemanfaatan Dana APP Keuskupan Agung Semarang. Terhitung 18

paroki dari 100 paroki/kuasi paroki/adminitrasi paroki di Keuskupan Agung

Semarang tidak mengakses dana di Kepanitiaan Keuskupan Agung Semarang.

Lima Paroki di Kevikepan Semarang, Tiga paroki di Kevikepan Kedu, tiga paroki

di Kevikepan Surakarta dan tujuh di Kevikepan Yogyakarta. Paroki Wates

merupakan paroki yang paling banyak mengakses bantuan, yaitu sebanyak 22

proposal disetujui. Paroki Danan menempati urutan kedua terbanyak, yaitu 20

proposal. Paroki Dalem dan Paroki Wonosari menempati urutan ketiga, yaitu

sebanyak 19 proposal. Secara umum paroki-paroki yang paling banyak

mengakses dana terletak di Kevikepan Semarang.

No Nama Paroki Periode Tahun Anggaran

Jumlah 2011-2012 2012-2013 2013-2014 2015-2016

97 Sedayu 1 0 0 0 1 98 Somohitan 0 2 0 0 2 99 Wates 6 7 3 6 22 100 Wonosari 12 3 3 1 19 Jumlah Kevikepan Yogyakarta 74 52 32 20 178

Jumlah Proposal Disetujui di 4 Kevikepan 681

121

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

TABEL 4.7 REKAPITULASI JUMLAH PROPOSAL DISETUJUI

PROGRAM PEMANFAATAN DANA APP PANITIA KEVIKEPAN SEMARANG

PERIODE TAHUN ANGGARAN 2011-2012 SAMPAI DENGAN 2014-2015

No Nama Paroki Periode Tahun Anggaran

Jumlah 2011-2012 2012-2013 2013-2014 2015-2016

Kevikepan Semarang 1 Randusari 17 12 8 9 46 2 Ambarawa 0 4 0 0 4 3 Atmodirono 6 7 2 1 16 4 Adminitrasi Demak 0 0 0 0 0 5 Banyumanik 0 5 0 0 5 6 Bedono 0 2 2 1 5 7 Bongsari 15 17 10 6 48 8 Gedangan 4 6 5 13 28 9 Girisonta 0 0 0 2 2 10 Gubug 1 0 0 0 1 11 Jepara 0 0 0 0 0 12 Karangpanas 3 2 1 2 8 13 Kebondalem 3 4 2 2 11 14 Kendal 0 0 0 0 0 15 Krapyak 0 0 1 1 2 16 Kudus 1 0 1 0 2 17 Lampersari 10 1 2 4 16 18 Pati 1 0 1 2 4 19 Adminitrasi Juwana 0 0 0 0 0 20 Purwodadi 0 0 0 0 0 21 Salatiga 0 1 2 2 5 22 Sambiroto 7 7 0 5 19 23 Semarang Indah 0 0 0 0 0 24 Sendangguwo 6 6 0 6 18 25 Sukorejo 0 1 1 0 2 26 Tanah Mas 1 0 0 1 2 27 Kuasi Tegalrejo 0 0 0 10 10 28 Ungaran 2 5 1 4 8

122

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

TABEL 4.7 REKAPITULASI JUMLAH PROPOSAL DISETUJUI

PROGRAM PEMANFAATAN DANA APP PANITIA KEVIKEPAN SEMARANG

PERIODE TAHUN ANGGARAN 2011-2012 SAMPAI DENGAN 2014-2015

Tabel 4.7, lanjutan

No Nama Paroki Periode Tahun Anggaran

Jumlah 2011-2012 2012-2013 2013-2014 2015-2016

29 Waleri 0 5 0 0 5 Kevikepan Semarang 4 6 8 3 21 PSE Rayon 0 0 0 16 16

Jumlah 81 91 47 92 311 Sumber: Diolah oleh Bernadetta Rini Susanti dari Dokumen Pemanfaatan Dana APP di KAS

Tabel 4.7 memberikan informasi bahwa selama empat periode tahun

anggaran di Panitia Pemanfaatan Dana APP Kevikepan Semarang sebanyak 6

paroki dari tidak mengakses bantuan, yaitu: Paroki Adminitrasi Demak, Paroki

Jepara, Paroki Kendal, Adminitrasi Paroki Yuwana, Paroki Purwodadi dan Paroki

Semarang Indah. Apabila diprosentasekan, 80 % paroki yang berada di kevikepan

Semarang telah mengakses bantuan dari dana APP. Fakta yang menarik untuk

dicermati, Paroki Purwodadi dan Adminitrasi Paroki Demak, selain tidak

mengakses bantuan di tingkatan keuskupan ternyata juga tidak mengakses bantuan

di tingkatan kevikepan. Rentangan sebaran jumlah proposal disetujui cukup lebar.

Terdapat paroki yang mengakses 48 bantuan tetapi ada paroki yang sama sekali

tidak mengakses bantuan. Tahun anggaran 2013-2014 merupakan tahun anggaran

yang paling sedikit dalam merealisasikan usulan proposal. Hanya 47 proposal dari

penerima manfaat program yang disetujui.

123

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

TABEL 4.8 REKAPITULASI JUMLAH PROPOSAL DISETUJUI

PROGRAM PEMANFAATAN DANA APP PANITIA KEVIKEPAN KEDU

PERIODE TAHUN ANGGARAN 2011-2012 SAMPAI DENGAN 2014-2015

No Nama Paroki Periode Tahun Anggaran

Jumlah 2011-2012 2012-2013 2013-2014 2015-2016

1 Magelang-Ignatius 11 8 4 1 24 2 Banyutemumpang 7 5 1 0 13 3 Magelang-Fatima 15 5 3 2 27 4 Panca Arga 10 7 1 5 23 5 Mertoyudan 10 10 8 18 46 6 Muntilan 19 16 16 10 61 7 Parakan 20 13 16 3 52 8 Salam 22 16 8 17 53 9 Sumber 6 18 12 4 40 10 Temanggung 8 4 2 2 16 Kevikepan-PSE 1 0 9 12 22 Kevikepan Kedu 0 6 0 0 6

Jumlah 129 108 81 85 403 Sumber: Diolah oleh Bernadetta Rini Susanti dari Dokumen Pemanfaatan Dana APP di KAS

Tabel 4.8 memberikan gambaran mengenai akses dana APP di Kevikepan

Kedu. Data memperlihatkan kesepuluh paroki di Kevikepan Kedu kesemuanya

mengakses bantuan. Dengan 403 proposal disetujui untuk 10 paroki, diprediksi

sudah ada upaya untuk memaksimalkan pemanfaatan dana APP di kepanitiaan ini.

Meskipun demikian, data masih menunjukkan rentangan jumlah proposal disetujui

yang lebar antarparoki. Paroki Muntilan pengakses dana APP yang terbesar dengan

61 proposal disetujui. Paroki Banyutemumpang merupakan paroki yang terkecil

jumlah proposal yang disetujui. Hanya 13 proposal selama empat periode tahun

anggaran.

124

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

TABEL 4.9 REKAPITULASI JUMLAH PROPOSAL DISETUJUI

PROGRAM PEMANFAATAN DANA APP PANITIA KEVIKEPAN SURAKARTA

PERIODE TAHUN ANGGARAN 2011-2012 SAMPAI DENGAN 2014-2015

No Nama Paroki Periode Tahun Anggaran

Jumlah 2011-2012 2012-2013 2013-2014 2015-2016

1 Purbowardayan 47 54 43 38 182 2 Kuasi Gemolong 2 3 0 0 5 3 Baturetno 13 0 0 1 14 4 Boyolali 0 1 0 0 1 5 Adminitrasi Simo 3 0 0 1 4 6 Dalem 0 15 27 18 60 7 Danan 5 2 0 0 7 8 Delanggu 1 0 16 1 18 9 Dirjodipuran 27 27 10 9 73 10 Gondangwinangun 17 17 6 5 45 11 Jombor 3 0 2 1 6 12 Adminitrasi Cawas 0 0 0 7 7 13 Jumapolo 0 24 33 33 90 14 Karanganyar 1 2 2 3 8 15 Kartasuro 3 17 2 2 24 16 Kebonarum 0 12 0 0 12 17 Klaten 55 19 14 20 108 18 Kleco 31 25 38 20 114 19 Palur 4 1 3 1 9 20 Purbayan 2 10 0 1 13 21 Purwosari 8 7 7 3 25 22 Kuasi Solo Baru 0 0 0 0 0 23 Sragen 6 6 1 1 14 24 Sukoharjo 0 1 0 0 1 25 Wedi 0 26 0 0 26 26 Adminitrasi Bayat 0 0 0 0 0 27 Wonogiri 27 27 42 12 108 Kevikepan Surakarta 0 20 7 0 27 Sekolah Kev. Surakarta 0 0 0 36 36 PSE Kev. Surakarta 0 0 0 3 3

Jumlah 220 324 253 216 1.013 Sumber: Diolah oleh Bernadetta Rini Susanti dari Dokumen Pemanfaatan Dana APP di KAS

125

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

Selama empat tahun periode tahun anggaran, penerima manfaat Program

Pemanfaatan Dana APP di Kevikepan Surakarta mengakses bantuan melalui 1.013

proposal. Akses bantuan dana APP yang berbasis paroki menunjukkan rentangan

jumlah proposal disetujui yang amat lebar. Paroki Purbowardayan sebagai paroki

dengan jumlah proposal terbesar yang disetujui, sebanyak 182. Paroki Kleco,

Paroki Klaten, dan Paroki Wonogiri meraih jumlah proposal disetujui yang juga

tidak sedikit, yaitu 114 dan 108 proposal. Akan tetapi, Kuasi Paroki Solo Baru dan

Adminitrasi Paroki Bayat sama sekali tidak mengakses bantuan dari dana APP.

Paroki Boyolali dan Paroki Sukoharjo juga hanya mengakses dana APP dengan

masing-masing 1 proposal. Perlu pengamatan yang lebih cermat dan diskusi yang

akademis untuk menjelaskan fenomena menarik mengenai sebaran jumlah proposal

yang tidak merata tersebut.

TABEL 4.10 REKAPITULASI JUMLAH PROPOSAL DISETUJUI

PROGRAM PEMANFAATAN DANA APP PANITIA KEVIKEPAN YOGYAKARTA

PERIODE TAHUN ANGGARAN 2011-2012 SAMPAI DENGAN 2014-2015

No Nama Paroki Periode Tahun Anggaran

Jumlah 2011-2012 2012-2013 2013-2014 2015-2016

1 Kidul Loji 29 24 22 18 93 2 Babadan 2 4 2 1 9 3 Babarsari 3 2 0 1 6 4 Baciro 17 10 7 5 39 5 Kuasi Bandung 0 0 5 9 14

126

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

TABEL 4.10 REKAPITULASI JUMLAH PROPOSAL DISETUJUI

PROGRAM PEMANFAATAN DANA APP PANITIA KEVIKEPAN YOGYAKARTA

PERIODE TAHUN ANGGARAN 2011-2012 SAMPAI DENGAN 2014-2015

Tabel 4.10, lanjutan

No Nama Paroki Periode Tahun Anggaran

Jumlah 2011-2012 2012-2013 2013-2014 2015-2016

6 Banteng 9 5 1 3 18 7 Bantul 10 11 3 8 32 8 Bintaran 7 5 6 10 28 9 Adminitrasi Pringgolayan 10 4 0 1 15 10 Boro 4 5 3 6 18 11 Gamping 15 11 11 7 44 12 Ganjuran 18 23 20 24 85 13 Jetis 2 5 3 0 10 14 Kalasan 12 7 5 10 34 15 Kelor 6 13 7 8 34 16 Klepu 17 33 31 20 101 17 Kotabaru 18 10 6 6 40 18 Kumetiran 3 6 5 6 20 19 Medari 13 10 2 4 29 20 Minomartani 1 7 5 2 15 21 Mlati 5 9 6 6 26 22 Nandan 0 2 2 1 5 23 Nanggulan 11 11 13 3 38 24 Adminitrasi Pelem Dukuh 0 0 2 0 2 25 Pangkalan 4 3 1 3 11 26 Pakem 9 15 6 4 34 27 Pringwulung 13 1 2 3 19 28 Promasan 3 7 2 5 17 29 Pugeran 24 27 24 20 95 30 Sedayu 19 12 6 9 46 31 Somohitan 2 2 0 5 9 32 Wates 2 6 4 9 21

127

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

TABEL 4.10 REKAPITULASI JUMLAH PROPOSAL DISETUJUI

PROGRAM PEMANFAATAN DANA APP PANITIA KEVIKEPAN YOGYAKARTA

PERIODE TAHUN ANGGARAN 2011-2012 SAMPAI DENGAN 2014-2015

Tabel 4.10, lanjutan

No Nama Paroki Periode Tahun Anggaran

Jumlah 2011-2012 2012-2013 2013-2014 2015-2016

33 Wonosari 6 3 4 5 18 Asrama Sr RGS 0 0 7 0 7 Kevikepan-Mahasiswa 19 20 16 11 66 Kevikepan-PSE 0 0 0 6 6 Kevikepan Yogyakarta 14 11 7 8 40

Jumlah 336 339 256 249 1180

Sumber: Diolah oleh Bernadetta Rini Susanti dari Dokumen Pemanfaatan Dana APP di KAS

Secara spesifik gambaran paroki-paroki yang mengakses dana APP

melalui proposal disetujui di Kepanitiaan Kevikepan Yogyakarta terlihat dalam

tabel 4.10. Data memperlihatkan sebaran jumlah proposal yang disetujui

antarparoki tidak merata. Proposal disetujui terbanyak berada di paroki Klepu,

sebanyak 101 proposal. Sementara jumlah paling sedikit di Adminitrasi Paroki

Pelem Dukuh sebanyak 2 proposal. Terdapat 3 paroki yang secara stabil proposal

yang disetujui jumlahnya tinggi, yaitu: Paroki Kidul Loji, Paroki Ganjuran dan

Paroki Pugeran.

Berdasarkan data statistik yang disajikan tabel 4.6 4.7, 4.8, 4.9 dan 4.10

dapat diperoleh gambaran yang jelas dan terang bahwa pemanfaatan Dana Aksi

Puasa Pembangunan di Keuskupan Agung Semarang belum memperlihatkan

128

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

adanya sebuah pengelolaan yang maksimal. Sebaran yang tidak merata jumlah

proposal yang disetujui antarparoki, kestabilan jumlah proposal yang tinggi di

beberapa paroki, dan adanya fakta terdapat paroki yang tidak mengakses bantuan

yang ditawarkan oleh 5 panitia pemanfaatan dana APP, kiranya menjadi persoalan

yang perlu didiskusikan agar ke depan ada perbaikan baik dalam ‘katekese’

mengenai dana APP maupun aplikasi pengelolaannya.

129

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

BAB V

EVALUASI PROGRAM PEMANFAATAN DANA APP

DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG

DENGAN PARAMETER PRINSIP-PRINSIP ASG

DAN TEORI COMMUNITY EMPOWERMENT

5.1. Pengantar

Sebagaiman telah dibahas dalam bab-bab terdahulu, penelitian ini

dimaksudkan untuk meneliti fenomena kompleks dari kinerja dan tingkat

keberlanjutan Program Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan Agung Semarang.

Penelitian menggunakan desain studi kasus yang dimanfaatkan untuk kegiatan

evaluasi. Secara lebih spesifik, penelitian ini akan mengevaluasi koherensi

Program Pemanfaatan Dana APP dengan kerangka Ajaran Sosial Gereja,

mengevaluasi pengelolaan Program Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan Agung

Semarang berdasarkan kategori-kategori community empowerment, dan meneliti

potensi keberlanjutan Program Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan Agung

Semarang.

Pada bab terdahulu juga telah dipaparkan mengenai kerangka teori yang

dikembangkan untuk tujuan evaluasi. Evaluasi dalam penelitian ini dengan

menggunakan prinsip-prinsip Ajaran Sosial Gereja dan teori community

130

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

empowerment dalam dimensi Corporate Social Responbility. Kombinasi dari dua

hal berbeda ini menjadi panduan dalam penyusunan standar kinerja pelaksanaan

Program Aksi Puasa Pembangunan di Keuskupan Agung Semarang. Standar

kinerja yang dihasilkan akan digunakan untuk mengukur kinerja yang aktual

terjadi. Hasil perbandingan kinerja aktual dengan standar kinerja akan digunakan

untuk melihat potensi keberlanjutan Program Pemanfaatan Dana APP di

Keuskupan Agung Semarang.

Terkait dengan kedua paragraf di atas, maka pada bab ini, data statistik

dari dokumen Laporan Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan Agung Semarang

dan data penelitian lain yang dikumpulkan dari sejumlah sumber yang berbeda,

-wawancara dengan pihak-pihak yang terkait dengan pelaksanaan Program

Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan Agung Semarang dan penerima manfaat

program; observasi langsung dengan mengunjungi Kantor Panitia APP Keuskupan

Agung Semarang baik di tingkat pusat, kevikepan maupun di tingkat paroki

sampel penelitian; kuesioner yang diisi oleh Tim PSE Paroki-, akan dievaluasi

dengan menggunakan teori prinsip-prinsip Ajaran Sosial Gereja dan teori

community empowerment yang telah dikembangkan untuk kepentingan penelitian

ini. Penggunaan teori-teori tersebut bukan dalam kerangka menguji teori-teori

tersebut atau untuk membangun penjelasan teoritis yang baru, tetapi untuk

memahami secara holistik Program Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan Agung

131

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

Semarang selama empat periode tahun anggaran.

Pada Bab V ini akan dipaparkan tiga tema pembahasan sesuai dengan

pertanyaan penelitian. Pertama, Analisis Kesesuaian Program Pemanfaatan Dana

APP di Keuskupan Agung Semarang dengan Prinsip-Prinsip Ajaran Sosial Gereja.

Kedua, Analisis Capaian Kinerja Program Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan

Agung Semarang berdasarkan kategori-kategori Community Empowerment dalam

Dimensi Corporate Social Responbility. Ketiga, Potensi keberlanjutan Program

Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan Agung Semarang.

5.2. Analisis Kesesuaian Program Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan

Agung Semarang dengan Prinsip-Prinsip Ajaran Sosial Gereja.

Gereja Katolik merupakan Gereja yang hidup. Gereja yang menunjukkan

sikap-sikap responsif dan keberpihakan terhadap masalah-masalah sosial.

Responsivitas tersebut sangat jelas terlihat dalam uraian mengenai catatan historis

Ajaran Sosial Gereja, -dari Rerum Novarum sampai dengan Deus Caritas Est-.

Dari catatan historis Ajaran Sosial Gereja itu pula dapat dilihat suatu

prinsip-prinsip yang bercorak umum dan fundamental terkait dengan realitas

masyarakat dalam keseluruhannya.

Termuat adanya empat prinsip dalam Ajaran Sosial Gereja . Prinsip-prinsip

tersebut adalah: martabat pribadi manusia, yang menjadi dasar bagi semua prinsip

132

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

lain serta isi ajaran sosial Gereja; kesejahteraan umum; subsidiaritas; dan

solidaritas. Prinsip-prinsip Ajaran Sosial Gereja tersebut memiliki nilai dalam

kesatuannya, saling keterkaitan di antaranya serta dalam perumusannya. Hal ini

terkait dengan pemahaman bahwa Ajaran Sosial Gereja merupakan kumpulan

ajaran terpadu yang menafsirkan berbagai realitas sosial modern secara sistematis.

Demikian juga dalam pengkajiannya, masing-masing prinsip ini tidak dapat

berdiri sendiri secara individual dan digunakan secara terpisah dan tidak berkaitan

satu dengan yang lain. Suatu pemahaman teoretis yang mendalam dan penerapan

aktual atas satu dari prinsip-prinsip sosial ini akan menimbulkan resiproksitas,

komplementaritas serta interkoneksitas yang menjadi bagian dari struktur

prinsip-prinsip tersebut (Pontifical Council for Justice and Peace,Compendium of

the Social Doctrine of the Church, 2004: 109-111).

Pada sub bab ini, akan dijabarkan hasil analisis temuan studi dokumen

Program Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan Agung Semarang dan temuan

studi lapangan yang telah disintesiskan dengan pemahaman teoritis mengenai

prinsip-prinsip Ajaran Sosial Gereja. Struktur pemaparan akan dibagi menjadi tiga

bagian. Pertama, Keterserapan Dana Program Pemanfaatan Dana APP di

Keuskupan Agung Semarang periode tahun anggaran 2011-2012 sampai dengan

2014-2015: catatan kritis berasas prinsip-prinsip Ajaran Sosial Gereja. Kedua,

pemanfaatan dana APP di Keuskupan Agung Semarang selama periode tahun

133

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

anggaran 2011-2012 sampai dengan 2014-2015 berdasarkan lima kategori bidang

perhatian: catatan kritis berasas prinsip-prinsip Ajaran Sosial Gereja. Ketiga,

Sebaran penerima manfaat Program Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan Agung

Semarang periode tahun angaaran 2011-2012 sampai dengan 2014-2015: catatan

kritis berasas prinsip-prinsip Ajaran sosial Gereja. Berikut ini akan diuraikan satu

persatu.

5.2.1. Keterserapan Dana Program Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan

Agung Semarang Periode Tahun Anggaran 2011-2012 sampai dengan

2014-2015: Catatan Kritis Berasas Prinsip-Prinsip Ajaran Sosial

Gereja.

Seperti yang telah diuraikan pada Bab IV, data Dokumen Laporan

Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan Agung Semarang selama periode tahun

anggaran 2011-2012 sampai dengan 2014-2015 mendeskripsikan tiga hal yang

menarik untuk dicermati terkait keterserapan dana Program Pemanfatan Dana

APP. Pertama, fenomena kenaikan dana diterima dari tahun ke tahun berbanding

dengan penurunan dana yang berhasil di kelola di tiga tahun periode anggaran.

Kedua, rerata keterserapan dana di lima kepanitiaan hanya mencapai 61%. Ketiga,

Panitia APP Keuskupan Agung Semarang keterserapan dana yang dikelola paling

rendah dibandingkan dengan empat panitia di tingkat kevikepan.

134

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

Data fenomena kenaikan besaran dana yang diterima dari tahun ke tahun

dapat dimaknai sebagai bentuk semangat bersolidaritas. Semangat untuk

menyumbang dengan murah hati kepada mereka yang berkekurangan. Solidaritas

di sini baru dalam tataran sebagai ‘prinsip sosial’ untuk berbagi dana dan terlibat

dalam pengumpulan dana. Solidaritas merujuk pada sesuatu yang lebih daripada

sekedar tindakan murah hati yang sporadis (Paus Fransiskus: no.188, 109). Tataran

sebagai ‘prinsip sosial’ tersebut akan lengkap apabila solidaritas juga dimaknai

sebagai suatu ‘kebajikan moral’ yang autentik untuk tekad yang teguh dan tabah

membaktikan diri kepada kesejahteraan umum, artinya pada kesejahteraan semua

orang dan setiap orang perorangan karena semua sungguh bertanggung jawab atas

semua orang (Pope John Paul II: 419-420). Artinya, dalam konteks ini, kenaikan

dana yang diterima dari tahun ke tahun tersebut seharusnya berbanding lurus

dengan usaha lima kepanitiaan pemanfaatan dana APP di Keuskupan Agung

Semarang menaikkan besaran dana yang dikelola. Usaha untuk menghayati

solidaritas sebagai keputusan untuk mengembalikan kepada kaum miskin apa

yang menjadi milik mereka (Paus Fransiskus: no.189, 109).

Selanjutnya, logika sederhana memandu ke arah kesimpulan bahwa rerata

keterserapan dana di lima kepanitiaan yang hanya mencapai 61% dan penurunan

dana yang diserap pada tiga tahun anggaran dapat diinterprestasikan sebagai

adanya kesejahteraan yang terus meningkat di paroki-paroki yang terletak di

135

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

wilayah teritorial Keuskupan Agung Semarang. Namun, data lapangan

mengisyaratkan hal yang berbeda. Masih banyak penanda yang mengarah pada

situasi dimana umat/masyarakat di wilayah ketugasan dan teritorial Keuskupan

Agung Semarang umatnya belum sejahtera. Dalam suatu pemetaan yang

diselenggarakan oleh Panitia APP Kevikepan Semarang, Paroki Purwodadi dan

Adminitrasi Paroki Demak merupakan paroki dengan pemetaan yang

mendeskripsikan masih cukup banyak kantong-kantong kemiskinan di wilayah

teritorial kedua paroki tersebut. Akan tetapi, kedua paroki tersebut selama empat

periode tahun anggaran tidak mengakses dana APP baik di tingkat kevikepan

maupun keuskupan.

Fenomena keterserapan dana yang tidak memenuhi harapan tersebut, besar

kemungkinan disebabkan desain alur akses dana yang tidak memungkinkan

adanya peran aktif dari Panitia APP di kelima kepanitiaan berkenaan dengan

pemanfaatan dana APP. Gambar 4.1 mengenai flow chart mekanisme akses dana

APP di Keuskupan Agung Semarang menunjukkan bahwa pemanfaatan dana APP

sepenuhnya mengandalkan proposal yang masuk. Reksa pastoral7 membutuhkan

7 Pelayanan pastoral adalah pelayanan keselamatan bagi semua orang sebagai tugas dasar Gereja, oleh semua anggota Gereja, selaras dengan bentuk, cara hidup dan jabatannya. Dengan kata lain, berpastoral secara benar berarti melakukan pelayanan pastoral seluas realitas kehidupan. Sidang Agung Gereja Katolik Indonesia (SAGKI) yang berlangsung pada tahun 2005 menegaskan ada 17 pokok masalah terkait dengan realitas kehidupan baik dalam bidang politik, ekonomi dan sosial yang dialami oleh rakyat Indonesia menjadi tanggung jawab dan panggilan iman Gereja Katolik Indonesia. 17 pokok masalah yang dipandang mendesak untuk diatasi bersama yaitu: (1) keretakan hidup berbangsa, (2) otonomi daerah dan masyarakat adat, (3) korupsi:masalah budaya, (4) korupsi: masalah lemahnya mekanisme kontrol, (5) kemiskinan, (6) pengangguran, (7) kriminalitas, (8) perburuhan, (9) pertanian, (10) lingkungan hidup: berkaitan dengan hutan, (11) lingkungan hidup: berkaitan dengan nonhutan, (12) pendidikan formal: pendidikan dasar-menengah, (13) pendidikan formal: pendidikan tinggi, (14) pendidikan nonformal: pendidikan dalam keluarga, (15) pendidikan nonformal: kaum muda, (16) kesehatan, dan (17) kekerasan dalam rumah tangga.

136

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

pemetaan persoalan yang dihadapi umat/masyarakat yang cukup lengkap dan

menyeluruh dan ini mensyaratkan peran aktif Panitia APP di kelima kepanitiaan.

Dengan adanya pemetaan persoalan, kebijakan pastoral diharapkan semakin bisa

memberikan gambaran akan persoalan dan realitas yang dihadapi

umat/masyarakat. Selain itu, dapat memprediksi dan mengantisipasi langkah

pemulihan dan perbaikan melalui program yang dibuat oleh Panitia APP di kelima

kepanitiaan. Dengan demikian diperlukan tinjauan ulang mengenai pemanfaatan

dana APP yang hanya bertumpu pada proposal yang diusulkan oleh empat kriteria

penerima manfaat Program Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan Agung

Semarang. Digali sebuah kemungkinan pemanfaatan dana untuk sebuah program

yang didanai dana APP dengan tidak melalui mekanisme akses dana APP seperti

yang tertuang dalam gambar 4.1 tetapi melalui hasil pemetaan yang memberikan

gambaran perlunya diadakan sebuah program untuk mengatasi problematik yang

dihadapi oleh umat/masyararakat.

Data primer dan data sekunder yang menunjukkan bahwa keterserapan dana

Panitia APP Keuskupan Agung Semarang paling rendah dibandingkan dengan

empat panitia di tingkat kevikepan secara sederhana ‘konteksnya’ dapat dijelaskan

dengan menggunakan Gambar 4.1 mengenai flow chart mekanisme akses dana

APP di Keuskupan Agung Semarang. Melalui alur flow chart tersebut dapat

dilihat bahwa penerima manfaat dari dana APP yang dikelola oleh Panitia APP

137

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

Keuskupan Agung Semarang juga merupakan penerima manfaat dari dana APP

yang dikelola oleh Panitia APP Kevikepan Semarang, Panitia APP Kevikepan

Kedu, Panitia APP Kevikepan Surakarta dan Panitia APP Kevikepan Yogyakarta.

Terdapat overlapping fungsi yang diemban oleh Panitia APP Kevikepan Semarang.

Fungsi yang telah diemban oleh empat panitia pengelola dana APP di tingkat

kevikepan, diemban juga oleh Panitia APP Kevikepan Semarang. Dengan

demikian, Overlapping fungsi inilah penyebab yang paling mungkin untuk kondisi

tidak maksimalnya keterserapan dana yang dikelola oleh Panitia APP Keuskupan

Agung Semarang.

Berdasarkan data keterserapan dana APP pada diagram 4.3 tentang

prosentase keterserapan dana APP di Keuskupan agung Semarang di lima

kepanitiaan dapat dilihat bahwa pengelolaan dana APP lebih efektif di tingkat

kevikepan, -Panitia APP Kevikepan Semarang, Panitia APP Kevikepan Kedu,

Panitia APP Kevikepan Surakarta dan Panitia APP Kevikepan Yogyakarta-. Terkait

dengan pola ini sangat mungkin prinsip subsidiaritas diterapkan oleh Panitia APP

Keuskupan Agung Semarang. Panitia APP Keuskupan Agung Semarang bertindak

sejauh sebagai “subsidium” bagi empat panitia pengelola dana APP di tingkat

kevikepan. Untuk itu peran Panitia APP Keuskupan Agung Semarang lebih kepada

mendukung, memajukan dan mengembangkan panitia APP di tingkat kevikepan.

Bentuk ini sesuai dengan makna imperatif yang ditunjukkan oleh prinsip

138

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

subsidiaritas, yaitu fungsi-fungsi yang dapat dijalankan secara efisien oleh

kelompok-kelompok yang lebih kecil dan lebih rendah tingkatannya tidak usah

diambil alih oleh kelompok yang lebih luas dan lebih tinggi (Pope John XXIII:

91-92).

5.2.2. Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan Agung Semarang Periode Tahun

Anggaran 2011-2012 sampai dengan 2014-2015 Berdasarkan Lima

Kategori Bidang Perhatian: Catatan Kritis Berasas Prinsip-Prinsip

Ajaran Sosial Gereja.

Pada bagian sub bab ini, Rerata pemanfaatan dana APP berdasarkan lima

kategori bidang perhatian selama periode tahun anggaran 2011-2012 sampai

dengan 2014-2014 akan ditinjau ulang dengan menggunakan prinsip-prinsip

Ajaran Sosial Gereja. Seperti yang telah dipaparkan dalam studi dokumen di bab IV,

data mengenai hal tersebut mengarah pada fakta bahwa prosentase terbesar

pemanfaatan dana APP digunakan untuk kategori karitatif kemanusiaan, yaitu

sebesar 34,71%. Prosentase terbesar kedua dipergunakan untuk kategori

pengembangan sosial ekonomi sebesar 28,49%. Berturut-turut kemudian kategori

motivasi dan animasi sebesar 18,64%, kategori pendidikan 16,84% dan kategori

bencana alam dan musibah 1.32%.

139

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

Selanjutnya, pemahaman bahwa “Allah tidak membedakan orang” karena

semua orang memiliki martabat yang sama sebagai makhluk ciptaan yang dibentuk

seturut gambar dan rupa Allah, mensyaratkan adanya suatu jenis pertumbuhan

bersama dan pribadi setiap orang. Untuk mencapai pertumbuhan tersebut

diperlukan jenis bantuan yang efektif untuk mereka yang miskin agar memiliki

peluang yang setara dalam mencapai kesejahteraan. Kesejahteraan tidak hanya

berbicara tentang kepastian adanya makanan bagi semua orang tetapi juga

kesejahteraan dalam segala aspeknya. Hal ini berarti pendidikan, akses pelayanan

kesehatan dan terutama pekerjaan, karena melalui kerja yang bebas, kreatif dan

partisipatif dan saling mendukung manusia dapat mengungkapkan dan

meningkatkan martabat hidup mereka (Paus Fransiscus: no.192, 111).

Terkait dengan pemahaman di atas dan prinsip kesejahteraan umum dalam

Ajaran Sosial Gereja, deskripsi pemanfaatan dana APP di Keuskupan Agung

Semarang berdasarkan lima kategori bidang perhatian selama periode tahun

anggaran 2011-2012 sampai dengan 2014-2014 yang dominan diwarnai

karya-karya karitatif 8 tersebut penting untuk dicermati kembali. Hal tersebut

menjadi semakin mendesak jika dihubungkan dengan cita-cita Keuskupan Agung

Semarang yang tertuang dalam Rencana Induk Keuskupan Agung Semarang 2016 -

2035 yang menetapkan aspek sejahtera sebagai pintu masuk pertama menuju

8 Berdasarkan ciri-ciri karya kasih yang bercorak karitatif maka kategori pendidikan dan kategori musibah bencana alam termasuk dalam kelompok karya karitatif. Terkait dengan hal ini maka besaran prosentase dana APP di Keuskupan Agung Semarang selama empat periode yang dimanfaatkan untuk kelompok karitatif kemanusiaan adalah 82.87%.

140

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

terwujudnya peradapan kasih dalam masyarakat Indonesia (Dewan Karya Pastoral

2016:15). Kesejahteraan umum merujuk pada keseluruhan kondisi hidup

kemasyarakatan yang memungkinkan baik kelompok-kelompok maupun

anggota-anggota perorangan untuk secara lebih penuh dan lebih lancar mencapai

kesempurnaan mereka sendiri (Second Vatican Council: no.26, 174). Pencapaian

‘kesempurnaan diri’ diinterpretasikan sebagai kondisi tidak tergantung pada

bantuan orang lain tetapi mampu mengusahakan kehidupannya sendiri (Dewan

Karya Pastoral 2016: no.34, 43). ‘Kesempurnaan diri’ kurang memungkinkan

dicapai dengan karya karitatif. Karya ini perlu dipertimbangkan hanya sebagai

jawaban sementara dari kebutuhan-kebutuhan yang mendesak untuk ditangani

(Paus Fransiscus: no.202, 117).

Dewan Karya pastoral Keuskupan Agung Semarang dalam buku “Gereja

yang Signifikan dan Relevan: Pendalaman Ardas 2011 - 2015” menegaskan bahwa

berdasarkan ciri-cirinya 9 karya-karya karitatif tidaklah cukup sebagai upaya

solidaritas dengan mereka yang kecil, lemah, miskin, tersingkir dan difabel. Gereja

perlu mengembangkan karya yang bersifat memberdayakan (2011:60-61).

Argumentasinya, Karya pemberdayaan merupakan karya kasih yang mendorong

orang lain menjadi lebih terlibat dalam keputusan dan aktivitas yang

mempengaruhi kualitas hidup mereka. Pemberdayaan merupakan perubahan yang

9 Tindakan karitatif adalah karya kasih yang memiliki ciri: pertama, karya kasih dilakukan tanpa terlebih dahulu melakukan analisis sosial-politik tentang penyebab terjadinya suatu situasi yang memprihatinkan, misalnya kemiskinan. Kedua, bantuan yang diberikan langsung dapat dirasakan. Ketiga, hanya cocok untuk membantu korban-korban bencana alam saja.

141

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

terjadi pada habitus yang dapat membantu menciptakan suatu lingkungan di mana

setiap individu dapat menggunakan kemampuan dan energinya untuk meraih tujuan

hidup baik secara individu maupun secara sosial-kelompok (Dewan Karya Pastoral,

2011:61). Pemberdayaan yang memerdekakan bagi mereka yang kecil, lemah,

miskin, tersingkir dan difabel seharusnya lebih diutamakan daripada

kegiatan-kegiatan lain yang menciptakan ketergantungan (Dewan Karya Pastoral:

no 3.2, 27) .

Berkaitan dengan tingginya pemanfaatan dana APP untuk karya-karya

karitatif, data lapangan mengidentifikasikan bahwa dana-dana sosial Gereja 10

belum dikelola secara efektif dan efisien berdasarkan intensio dantis-nya oleh

Paroki. Misalnya, Dana Papa Miskin dan 25 % Dana APP yang ditinggal di Paroki.

Di sebagian besar Paroki di Keuskupan Agung Semarang, kedua dana tersebut

dikelola dengan tidak berdasarkan intensio dantis-nya. Menjadi suatu fenomena

yang umum terjadi dimana kedua dana tersebut di Paroki-Paroki dipakai untuk

pembangunan fisik gereja dan bahkan di beberapa kasus dijadikan sebagai dana

abadi Paroki dalam bentuk tabungan atau deposito. Kondisi ini dapat menjadi salah

satu argumentasi mengapa proposal-proposal yang ditujukan pada Panitia

Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan Agung Semarang selama periode tahun

10 Di setiap Paroki minimal ada tiga jenis dana sosial yang bisa diakses oleh umat, yaitu: Dana Papa Miskin yang berasal dari 15% dari hasil kolekte umum dan amplop persembahan pada setiap hari Minggu, Dana APP yang ditinggal di Paroki berasal dari 25% dari keseluruhan dana yang diperoleh dari kolekte Minggu Palma serta kotak APP dan dana Tim Kerja PSE yang berasal baik dari dana program yang dianggarkan di RAPB Paroki maupun dana yang diperoleh dari permohonan kepada Panitia APP Kevikepan/Keuskupan/Nasional

142

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

anggaran 2011-2012 sampai dengan 2014-2014 dominan diwarnai karya-karya

karitatif. Ketika kebutuhan akan dana-dana yang bersifat pertolongan pertama tidak

dapat diakses di Paroki, sangatlah beralasan apabila kemudian kebutuhan akan

dana tersebut diusulkan kepada Panitia Pemanfaatan Dana APP baik di tingkat

kevikepan maupun tingkat Keuskupan.

Pengelolaan dana-dana sosial Gereja yang belum diatur secara tegas

berdasarkan intensio dantis-nya tersebut menyebabkan terjadinya overlapping baik

dalam pengelolaan maupun pemanfaatannya. Untuk itu, sangatlah mendesak

adanya sebuah pedoman yang integral mengenai pengelolaan dan pemanfaatan

dana-dana sosial gereja -yang memuat kriteria yang jelas, persyaratan penerima

manfaat dan mekanisme tim kerjanya-. Kebutuhan akan pedoman ini menjadi

semakin penting karena data di lapangan menunjukkan bahwa ada beberapa dana

sosial Gereja di luar Dana APP dan Danpamis. Di Keuskupan Agung Semarang,

untuk kepentingan pengembangan Pelayan Pastoral dikenal dana KPG (Kolekte

Pelayan Gereja), untuk situasi bencana ada dana Karitas Indonesia dan di lapangan

dikenal juga dana Tim Peduli Pendidikan (TPP). Dengan adanya sebuah pedoman

yang integral mengenai dana-dana sosial Gereja ini sangatlah memungkinkan

terjadinya sinergi dalam pengelolaan dan pemanfaatan masing-masing dana

tersebut dan dengan demikian peluang untuk tercapainya wajah Gereja yang

semakin signifikan dan relevan bagi umat dan masyarakat semakin besar. Melalui

143

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 161: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

pedoman ini pula karya-karya sosial Gereja terhindar dari dominasi warna karitatif

yang cenderung tidak berkelanjutan.

Berkenaan dengan pedoman pengelolaan dana sosial gereja, 26 paroki dari

33 Paroki di Kevikepan Yogyakarta telah memiliki pedoman tersebut. 2 paroki

dalam proses penyusunan dan 5 paroki belum memiliki. Kepemilikan pedoman

itupun dapat dibedakan menjadi dua kriteria, yaitu: mempunyai pedoman tetapi

belum dilaksanakan dan mempunyai pedoman sekaligus sudah dilaksanakan. Tabel

5.1 berikut ini mengilustrasikan kepemilikan pedoman pengelolaan dana sosial

gereja di Kevikepan Yogyakarta.

TABEL 5.1 KEPEMILIKAN PEDOMAN PENGELOLAAN DANA SOSIAL GEREJA

PAROKI-PAROKI DI KEVIKEPAN YOGYAKARTA

Sumber: Diolah oleh Bernadetta Rini Susanti dari Berbagai sumber

Buku-buku pedoman pengelolaan dana sosial gereja tersebut di atas memiliki

keragaman baik dari segi isi maupun tampilan fisiknya. Dari segi isi, beberapa buku

sudah memuat secara lengkap dana-dana sosial apa saja yang dikelola, kriteria yang

jelas berdasarkan intensio dantis masing-masing dana, persyaratan penerima

No Kriteria Kepemilikan Jumlah Paroki

1 Memiliki dan sudah dilaksanakan 8 2 Memiliki tetapi belum dilaksanakan 16 3 Proses penyusunan 2 4 Belum memiliki 5

Jumlah 33

144

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 162: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

manfaat dan mekanisme tim kerjanya. Namun, terdapat pula buku pengelolaan

dana sosial gereja yang sangat minim dalam hal informasi. Kondisi ini nampaknya

harus ditangkap sebagai persoalan di Keuskupan Agung Semarang yang ada

solusinya. Bukan terbatas pada persoalan buku pedoman yang seragam di semua

paroki karena keseragaman bukan jawabannya. Keanekaragaman kondisi sosial

dan ekonomi paroki-paroki di Keuskupan Agung Semarang memang sangat

memungkinkan adanya keragaman buku panduan. Namun, di Keuskupan Agung

Semarang perlu adanya buku panduan penyusunan pedoman pengelolaan dana

sosial gereja di paroki agar dalam keberagaman tetap ada hal-hal yang wajib ada

dan ditaati oleh paroki-paroki di Keuskupan Agung Semarang.

5.2.3. Sebaran Penerima Manfaat Program Pemanfaatan Dana APP di

Keuskupan Agung Semarang Periode Tahun Anggaran 2011-2012

sampai dengan 2014-2015: Catatan Kritis Berasas Prinsip-Prinsip

Ajaran Sosial Gereja.

Pada bagian sub bab ini, sebaran penerima manfaat dana APP di keuskupan

Agung Semarang selama periode tahun anggaran 2011-2012 sampai dengan

2014-2014 akan ditinjau ulang dengan menggunakan prinsip-prinsip Ajaran Sosial

Gereja. Seperti yang telah dipaparkan dalam studi dokumen di bab IV, dari data

statistik yang disajikan tabel 4.6 4.7, 4.8, 4.9 dan 4.10 dapat diperoleh gambaran

145

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 163: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

yang jelas dan terang bahwa pemanfaatan Dana Aksi Puasa Pembangunan di

Keuskupan Agung Semarang belum memperlihatkan adanya sebuah pemanfaatan

yang maksimal. Ketidakmaksimalan tersebut terlihat dari tiga kondisi. Pertama,

sebaran jumlah proposal disetujui yang tidak merata. Kedua, kestabilan jumlah

proposal yang tinggi di beberapa paroki. Ketiga, fakta adanya paroki yang sama

sekali tidak mengakses bantuan yang ditawarkan oleh 5 panitia pemanfaatan dana

APP selama empat periode tahun anggaran.

Selanjutnya, apabila tiga fenomena ketidakmaksimalan pemanfaatan dana

APP dikaitkan dengan gambar 4.1 mengenai flow chart mekanisme akses dana

APP di Keuskupan Agung Semarang, akan memunculkan diskusi bahwa hal

tersebut ada pertaliannya dengan peran Romo Paroki dan Tim PSE

Lingkungan/Paroki. Seperti yang tertera dalam flow chart, tahapan akses

pemanfaatan dana APP sangat ditentukan oleh keaktifan Romo Paroki dan Tim

PSE Lingkungan/Paroki. Dengan bahasa lain dapat dikatakan bahwa Romo Paroki

dan Tim PSE Lingkungan/Paroki merupakan ujung tombak tumbuhnya kepekaan

untuk merespon kebutuhan umat/masyarakat yang membutuhkan bantuan. Data

lapangan sangat mendukung “statement” tersebut. Paroki-paroki dengan jumlah

proposal disetujui merupakan paroki-paroki yang Romo Paroki atau Tim PSE

Lingkungan/Parokinya aktif terlibat dalam gerak pelayanan di bidang

pengembangan sosial ekonomi.

146

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 164: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

Dalam konteks penelitian ini, Romo Paroki dan Tim PSE

Lingkungan/Paroki adalah agen kesejahteraan umum. Agen yang mengikhtiarkan

kebaikan sesama seolah-olah itu merupakan kebaikan sendiri. Hal ini sesuai

dengan salah satu di antara banyak implikasi dari kesejahteraan umum yang

menyangkut hak atas penggunaan bersama harta benda sebagai “prinsip utama

seluruh tatanan etika dan sosial” serta “asas unik ajaran sosial kristen”. Prinsip

yang menyangkut tujuan universal harta benda ini merupakan sebuah undangan

untuk mengembangkan sebuah wawasan ekonomi yang diilhami oleh nilai-nilai

moral yang memungkinkan tercapainya dunia yang adil dan solider (Pontifical

Council for Justice and Peace,Compendium of the Social Doctrine of the Church,

2004: 114-118).

Sebuah realitas yang tidak bisa disangkal bahwa kepemimpinan jemaat

gerejani menuntut lebih pelayan imam sebab mereka dipanggil untuk lebih

menghidupi rahmat imami, rajawi dan kenabian pembabtisan. Oleh karena itu,

pelaksanaan penggembalaan Gereja paroki terutama diletakkan dalam

kepemimpinan serta pelayanan pastor paroki. Selanjutnya, persoalan yang lalu

dihadapi dalam menjalankan reksa pastoral paroki adalah apa dan bagaimana

konsekuensi dari pemahaman akan tugas perutusan Gereja dalam menjalankan

reksa pastoral. Peran pastor paroki adalah menjalankan tugas utama

penggembalaan Gereja maka menjadi harapan agar kepentingan “agenda” pribadi

147

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 165: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

yang dimilikinya tidak menentukan reksa pastoral paroki. Dalam hal ini, setiap

karisma atau talenta perlu ditempatkan pada kerangka perpektif sumbangan khas

dan peran unik dari masing-masing pribadi. Karenanya aspek sharing, saling

berbagi berbagi bakat, kemampuan, talenta, dan karisma yang lebih terjadi, bukan

dominasi suatu talenta atau pendekatan tertentu oleh figur yang mendominasi dan

menguasai (Cahyadi: 48 - 50).

Terkait dengan paragraf di atas, data di lapangan merepresentasikan

adanya suatu fenomena yang mendeskripsikan perhatian Gereja yang amat kurang

dalam hal karya-karya sosial. Alasan ketidaksesuaian “minat, bakat dan

kemampuan” Romo Paroki pada karya sosial menempati urutan pertama

banyaknya Paroki di Keuskupan Agung Semarang yang sangat sedikit meletakkan

karya sosial menjadi bagian penting dalam reksa pastoral mereka. Karya sosial

merupakan karya yang sulit dan butuh pemikiran yang kompleks menjadi alasan

kedua mengapa karya ini kurang diminati. Selebihnya alasan-alasan teknis,

termasuk kurangnya pemahaman Romo Paroki terhadap tata kelola dana-dana

sosial yang ada di Gereja melengkapi deretan alasan mengapa animo Romo

Paroki terhadap karya sosial sangat rendah. Data lapangan yang kurang

menguntungkan tersebut semakin menyedihkan ketika disandingkan dengan

pengertian bahwa Gereja seharusnya menempatkan diri sebagai pelayanan karya

keselamatan Allah yang diwujudkan lewat kehadiran serta karya pelayanan Gereja

148

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 166: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

yang tidak saja berdemensi gerejani, namun juga sosial kemasyarakatan. Oleh

karena itu karya keselamatan Allah dinyatakan tidak saja lewat perayaan

sakramen (liturgia), pewartaan (kerygma), dan pembangunan jemaat yang hidup

(koinonia), namun juga dengan pelayanan nyata (diakonia) (Cahyadi: 47) .

Pesan Ajaran Sosial Gereja berkenaan dengan solidaritas jelas-jelas

menunjukkan bahwa terdapat sebuah ikatan yang sangat erat antara solidaritas dan

kesejahteraan umum, antara solidaritas dan tujuan universal harta benda, antara

solidaritas dan kesetaraan di antara semua manusia. Istilah “solidaritas” yang

digunakan secara luas oleh Magesterium mengungkapkan secara ringkas

kebutuhan untuk mengakui ikatan-ikatan kokoh yang mempersatukan semua

orang dan kelompok-kelompok sosial satu sama lain, untuk kemudian memberi

ruang yang diberikan kepada pertumbuhan bersama yang di dalamnya semua

orang berbagi dan berperan serta. Komitmen ini diterjemahkan ke dalam

kesediaan ikut ambil bagian secara positif untuk kebaikan sesama melampaui

setiap kepentingan individu atau golongan (Pontifical Council for Justice and

Peace,Compendium of the Social Doctrine of the Church, 2004: 133-134).

Romo Paroki dan Tim PSE Lingkungan/Paroki selain bertanggung jawab

sebagai agen kesejahteraan umum juga berkewajiban untuk menjadi agen

pertumbuhan bersama yang mendorong semua orang berbagi dan berperan aktif

dalam gerakan solidaritas kepada mereka yang kecil, lemah, miskin, terlantar dan

149

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 167: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

difabel. Kesadaran akan fungsi inilah yang nampaknya perlu dimunculkan sebagai

bagian utama dari ketugasan Romo Paroki dan Tim PSE Lingkungan/Paroki

dalam reksa pastoral Gereja. Realitas di lapangan menginformasikan kedua peran

tadi sangat lemah dalam pelaksanaannya. Sebaran jumlah proposal disetujui yang

tidak merata, kestabilan jumlah proposal yang tinggi di beberapa paroki dan data

adanya paroki yang sama sekali tidak mengakses dana APP selama empat periode

tahun anggaran merupakan fenomena konsekuensi dari tidak terpahaminya

dengan baik tanggung jawab Romo Paroki dan Tim PSE Lingkungan/Paroki

sebagai agen kesejahteraan umum dan agen solidaritas kepada mereka yang kecil,

lemah, miskin, terlantar dan difabel.

Tinjauan mengenai integritas pelayanan pastoral, nampaknya perlu

dimunculkan berkaitan dengan tanggung jawab Romo Paroki dan Tim PSE

Lingkungan/Paroki sebagai agen kesejahteraan umum dan agen solidaritas.

Integritas pelayanan pastoral mengacu pada keefektifan dan kekredibelan pelaku

pelayan pastoral. Artinya, pelayanan pastoral dapat efektif dan kredibel apabila

apa yang dilakukan oleh pelaku pelayanan pastoral sungguh mengalir dan

menyatu dalam hidupnya. Hal ini mengacu pada karakter yang memiliki potensi

dan kemampuan, baik dalam kemampuan pastoralnya maupun profesionalnya

(Madya Utama: 67).

150

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 168: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

Komite Nasional Standar Profesional, Konferensi Waligereja Australia dan

konferensi Pemimpin Tarekat Religius Australia menjelaskan integritas pelayan

pastoral dengan menunjuk lima bidang perhatian, yaitu: hidup penuh komitmen,

pengembangan kompetensi, komitmen untuk mewujudkan keadilan, integritas

dalam pengelolaan adminitrasi, dan tanggung jawab untuk merawat kesejahteraan

pribadi. Kelimanya akan diuraikan secara singkat sebagai berikut.

1) Hidup Penuh Komitmen

Seorang pelayan pastoral menghayati hidupnya dan semua yang ia lakukan

sebagai sebuah keputusan dan pilihan untuk mengikuti jejak Yesus guna

mewujudkan rencana Allah, yakni keselamatan bagi seluruh umat manusia dan

seluruh makhluk ciptaan-Nya. Pilihan hidup ini menuntut komitmen yang

perlu diperbaharui terus-menerus. Pertama, komitmen untuk terbuka secara

berkesinambungan terhadap panggilan Allah serta kesediaan untuk

menanggapi panggilan tersebut dan menghayatinya. Kedua, kesediaan untuk

mengembangkan ketrampilan pastoral dan profesional yang dituntut oleh tugas

pelayanannya. Ketiga, mengembangkan relasi untuk memperoleh afirmasi dan

dukungan afektif dengan orang-orang yang tidak berada dalam relasi pastoral.

Keempat, bertindak penuh integritas dalam semua relasi manusiawi yang

dibangun. Kelima, memberikan kesaksian atas pola hidup yang menghormati

martabat dan nilai dari setiap orang yang dilayani.

151

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 169: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

2) Pengembangan Kompetensi

Seorang pelayan pastoral perlu mengembangkan ketrampilan pastoral maupun

ketrampilan profesionalnya agar pelayanannya dapat efektif dan kredibel.

3) Komitmen untuk Mewujudkan Keadilan

Dengan menjalankan tugas pelayanannya, seorang pelayan pastoral

memberikan kesaksian akan keadilan Allah sekaligus menjadi pelaku dari

keadilan tersebut. Hal ini diwujudkan lewat cara hidup dan pelayanannya yang

adil.

4) Integritas dalam Pengelolaan Adminitrasi

Dalam melaksanakan tugas pastoral, seorang pelayan pastoral diberi tanggung

jawab atas berbagai harta kekayaan dan keuangan milik lembaga gerejawi.

Ketika memanfaatkan harta kekayaan dan keuangan lembaga gerejawi,

pelayan pastoral perlu bertindak sebagai pengelola dan bukan sebagai pemilik.

Hal ini dilakukan dengan membuat perencanaan tahunan, mengevaluasi

pengelolaan harta kekayaan dan keuangan yang dipercayakan kepada pelayan

pastoral, serta menghindarkan diri dari penggunaan kedudukan untuk

memperoleh keuntungan bagi dirinya sendiri.

5) Tanggung Jawab untuk Merawat Kesejahteraan Pribadi

Pelayan pastoral perlu memiliki kesadaran bahwa kesehatan fisik, emosional

dan rohani merupakan anugerah yang sangat berharga dan wajib untuk dirawat.

152

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 170: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

Berkaitan dengan hal ini, seorang Uskup dan Pemimpin Tarekat Religius

memiliki tanggung jawab khusus untuk mewujudkan kesehatan dan

kesejahteraan, kondisi kerja yang baik serta pengembangan profesional bagi

pelayan pastoral yang berada di bawah tanggung jawab mereka.

Beberapa catatan yang terjadi di lapangan berkaitan dengan integritas

pelayan pastoral di bidang pengembangan sosial dan ekonomi dalam konteks

pemanfaatan dana APP di Keuskupan Agung Semarang dapat dipaparkan sebagai

berikut.

1) Kompetensi Romo Paroki berkaitan dengan dana-dana sosial Gereja yang

sangat minim sangat berkaitan dengan masa pendidikan yang memang tidak

membekali pengetahuan tentang hal ini dengan cukup. Kompetensi mengenai

hal ini lebih diperoleh pada masa Tahun Orientasi Pastoral dan kompetensi

yang diperoleh ini pun sangat tergantung pada kompetensi Romo Paroki

setempat. Sebagai catatan tambahan, tidak semua Frater melalui masa Tahun

Orientasi Pastoral di Paroki.

2) Selama ini di Keuskupan Agung Semarang masih sangat sedikit pelatihan yang

diselenggarakan untuk peningkatan kompetensi pastoral maupun

profesional Tim PSE Lingkungan/Paroki. Perlu adanya sebuah kurikulum

sederhana yang memuat kompetensi apa saja yang wajib dimiliki Tim PSE

153

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 171: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

Lingkungan/Paroki. Juga dibutuhkan suatu sistem yang mengatur pergantian

Tim PSE Lingkungan/Paroki se-Keuskupan Agung Semarang supaya

pembekalan di awal masa tugas dapat berjalan secara efektif dan efisien.

3) Rentangan jumlah proposal yang disetujui oleh lima Panitia Pemanfaatan dana

APP di Keuskupan Agung semarang yang amat lebar memberikan kesan ada

ketidakadilan dalam pengelolaan dana APP. Padahal, data di lapangan

menunjukkan bahwa Panitia sudah maksimal dalam hal sosialisasi Program

pemanfaatan Dana APP d Keuskupan agung Semarang. Panitia sudah

membuka lebar kesempatan kepada paroki supaya mengakses dana APP.

Berkaitan dengan hal ini, untuk mengantisipasi jarak yang lebar jumlah

proposal yang disetujui dapat dibuat suatu sistem yang memungkinkan

keadilan dapat dicapai dalam akses dana APP. Panitia Pemanfaatan dana APP

Kevikepan Surakarta telah memiliki dan menerapkan sistem ini. Panitia

Pemanfaatan dana APP Kevikepan Yogyakarta juga telah memiliki namun

belum diterapkan secara maksimal.

4) Mengingat dana APP di Keuskupan Agung Semarang sudah dalam jumlah

yang tidak sedikit, maka dalam pengelolaannya perlu suatu audit keuangan

baik secara internal maupun eksternal.

5) Di beberapa paroki Tim PSE Lingkungan/Paroki bekerja dengan frekuensi

yang cukup tinggi. Untuk itu perlu ada suatu pemikiran mengenai

154

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 172: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

kesejahteraan Tim PSE Lingkungan/Paroki. Kompetensi pastoral maupun

profesional Tim PSE Lingkungan/Paroki perlu diapresiasi dengan pemberian

uang transpot atau tunjangan keuangan yang besarnya disesuaikan dengan

kemampuan paroki setempat.

5.3. Telaah Program Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan Agung

Semarang Berdasarkan Kategori-Kategori Community Empowerment

dalam Dimensi Corporate Social Responbility.

Berdasarkan pemaparan teori pada bab terdahulu dapat kita peroleh

pemahaman bahwa Community Empowerment merupakan sebuah aktualisasi dari

CSR yang lebih substansial daripada aktivitas charity. Pelaksanaan CSR dengan

Community Empowerment memuat kolaborasi kepentingan bersama antara

perusahaan dengan komunitas, adanya partisipasi, produktivitas dan keberlanjutan

(Sri Urip, 2014:81). Community Empowerment mengacu pada proses yang

memungkinkan masyarakat untuk meningkatkan kontrol atas hidup mereka.

‘Empowerment’ mengacu pada proses dimana orang mendapatkan kontrol atas

faktor-faktor dan keputusan yang menentukan hidup mereka. Ini adalah proses

dimana mereka meningkatkan aset dan atribut mereka dan membangun kapasitas

untuk mendapatkan akses, mitra, jaringan , dalam rangka untuk mendapatkan

kontrol. "Mengaktifkan" menyiratkan bahwa orang tidak bisa "diberdayakan" oleh

155

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 173: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

orang lain; mereka hanya dapat memberdayakan diri dengan mengakuisisi

berbagai bentuk kekuasaan yang lebih. Ini mengasumsikan bahwa orang adalah

aset untuk mereka sendiri, dan peran agen eksternal adalah untuk mengkatalisis,

memfasilitasi atau "menemani" masyarakat dalam memperoleh kekuasaan

(Labonte dan Laverack, 2008).

Selanjutnya, berdasarkan uraian mengenai konsep ‘Community

Empowerment dalam Dimensi Corporate Social Responbility’ dapat diketahui

adanya tiga unsur pembentuk konsep, yaitu: Community Empowerment,

partisipasi masyarakat dan kompetensi agen pemberdayaan. Pada bab terdahulu

dipaparkan bahwa salah satu instrumen evaluasi Program Aksi Puasa

Pembangunan di Keuskupan Agung Semarang selama empat periode tahun

anggaran ini akan dikembangkan berdasarkan tiga hal tersebut.

Pada sub bab ini akan dijabarkan hasil analisis temuan studi dokumen

Program Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan Agung Semarang dan temuan

studi lapangan yang telah disintesiskan dengan pemahaman teoritis mengenai

‘Community Empowerment dalam dimensi Corporate Social Responbility’.

Struktur pemaparan akan dibagi menjadi tiga bagian. Pertama, profil Community

Empowerment dalam keterserapan dana Program Pemanfaatan Dana APP di

Keuskupan Agung Semarang periode tahun anggaran 2011-2012 sampai dengan

2014-2015. Kedua, partisipasi umat/masyarakat dalam lima kategori bidang

156

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 174: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

perhatian program pemanfaatan dana APP di Keuskupan Agung Semarang selama

periode tahun anggaran 2011-2012 sampai dengan 2014-2015. Ketiga, Korelasi

kompetensi agen pemberdayaan dengan jmlah proposal disetujui dalam sebaran

penerima manfaat dana APP di Keuskupan Agung Semarang periode tahun

anggaran 2011-2012 sampai dengan 2014-2015. Berikut ini akan diuraikan satu

persatu.

5.3.1. Profil Community Empowerment dalam Keterserapan Dana Program

Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan Agung Semarang Periode

Tahun Anggaran 2011-2012 sampai dengan 2014-2015.

Seperti yang telah diuraikan pada bab IV, data Dokumen Laporan

Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan Agung Semarang selama periode tahun

anggaran 2011-2012 sampai dengan 2014-2015 mendeskripsikan tiga hal yang

menarik untuk dicermati terkait keterserapan dana Program Pemanfatan Dana

APP. Pertama, fenomena kenaikan dana diterima dari tahun ke tahun berbanding

dengan penurunan dana yang berhasil di kelola di tiga tahun periode anggaran.

Kedua, rerata keterserapan dana di lima kepanitiaan hanya mencapai 61%. Ketiga,

Panitia APP Keuskupan Agung Semarang keterserapan dana yang dikelola paling

rendah dibandingkan dengan empat panitia di tingkat kevikepan.

157

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 175: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

Pada sub bab 5.3.1 ini data dokumen mengenai keterserapan dana APP

Program Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan Agung Semarang selama periode

tahun anggaran 2011-2012 sampai dengan 2014-2015 tersebut di atas akan

disintesiskan dengan data lapangan dan teori Community Empowerment. Dalam

konteks penelitian ini teori Community Empowerment digunakan sebagai alat

untuk mengevaluasi Program Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan Agung

Semarang. Sintesis antara teori dan data dokumen maupun data lapangan akan

dititikberatkan pada aktivitas pengelola pemberdayaan masyarakat .

Di bab terdahulu sudah dipaparkan bahwa dalam perkembangannya

istilah ‘Pemberdayaan Masyarakat’ menggantikan istilah ‘Community

Empowerment’. Kombinasi dari beberapa teori pemberdayaan masyarakat yang

telah di uraikan pada bab 2 dan yang kemudian akan disintesiskan dengan data

dokumen dan data lapangan dalam kerangka penelitian ini memuat tiga prinsip.

Pertama, pemberdayaan masyarakat memuat pengertian pengelola sudah berupaya

untuk membangun daya, dengan mendorong, memotivasi dan membangkitkan

kesadaran akan kapasitas yang dimiliki penerima manfaat serta berupaya untuk

mengembangkan. Kedua, pemberdayaan masyarakat memiliki konsekuensi bahwa

pengelola sudah berupaya untuk memperkuat kapasitas atau daya yang dimiliki

oleh penerima manfaat melalui kegiatan pendidikan, pelatihan dan pendampingan

yang berkelanjutan. Ketiga, dalam pemberdayaan masyarakat, pengelola sudah

158

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 176: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

berupaya untuk menggerakkan partisipasi aktif penerima manfaat seluas-luasnya

melalui partisipasi mulai dari tahapan perencanaan, pengembangan, pelaksanaan,

dan evaluasi.

Buku Pedoman Aksi Puasa Pembangun Keuskupan Agung Semarang

(2009: 34-35), menginformasikan bahwa salah satu tugas Panitia APP di tingkat

Kevikepan dan Keuskupan adalah mengelola proposal-proposal permohonan

dukungan dana untuk umat/masyarakat baik dalam bidang pelayanan karitatif

maupun bidang pelayanan pemberdayaan dan pengembangan ekonomi. Seperti

yang telah dibahas pada bab-bab sebelumnya, terdapat lima kategori kegiatan yang

didanai dengan dana APP, yaitu: (1) kategori karitatif kemanusiaan, (2) kategori

motivasi-animasi, (3) kategori bantuan pendidikan, (4) kategori bidang sosial

kemasyarakatan dan pengembangan kemasyarakatan, dan (5) kategori bidang

sarana-prasarana yang dikhususkan untuk merenovasi sarana-prasarana yang rusak

atau timbul akibat bencana alam atau musibah (Panitia APP Keuskupan Agung

Semarang, 2012:3).

Dari data dokumen dan data lapangan diketahui bahwa Panitia Program

Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan Agung untuk kategori kegiatan

pengembangan sosial dan ekonomi bekerja sama dengan Tim Pengembangan

Sosial Ekonomi di semua tingkat (Panitia APP Keuskupan Agung Semarang: 2009,

33-35). Secara nasional ditangani oleh Komisi Pengembangan Sosial Ekonomi

159

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 177: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

Konperehensi Waligereja Indonesia atau disebut sebagai Komisi PSE KWI. Di

tingkat keuskupan ditangani oleh Komisi PSE Keuskupan. Komisi PSE di

Keuskupan Agung Semarang dalam ketugasannya dibantu oleh Komisi PSE

Kevikepan, yaitu Komisi PSE Kevikepan Semarang, Komisi PSE Kevikepan

Kedu, Komisi PSE Kevikepan Yogyakarta dan Komisi PSE Kevikepan Surakarta.

Penggerak dan penyelenggara karya pastoral bidang PSE di tingkat yang paling

dasar terselenggara di paroki-paroki yang disebut Tim Kerja PSE Paroki yang

beranggotakan Tim PSE Lingkungan sejumlah lingkungan yang berada dalam

wilayah teritorial sebuah paroki.

Berdasarkan uraian di atas dapat kita ketahui bahwa pengelolaan dana

APP untuk pengembangan sosial dan ekonomi tidak dilakukan oleh Panitia

Program Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan Agung Semarang tetapi oleh

Komisi PSE. Panitia APP di semua tingkatan bertindak sebatas sebagai penyedia

dana. Maka dalam konteks penelitian ini, Komisi PSE Keuskupan Agung

Semarang, Komisi PSE Kevikepan Semarang, Komisi PSE Kevikepan Kedu,

Komisi PSE Kevikepan Surakarta, dan Tim PSE Paroki di seluruh wilayah

teritorial Keuskupan Agung Semarang dipahami sebagai pengelola aktivitas

pelayanan pengembangan sosial ekonomi yang dalam data dokumen juga disebut

sebagai kegiatan pemberdayaan masyarakat11.

11 Pada bab 4 sudah dipaparkan mengenai ketugasan Komisi/Tim PSE yang dibentuk untuk menanggapi kebutuhan sosial umat dan masyarakat melalui pelayanan-pelayanan langsung dan usaha-usaha menegakkan keadilan sesuai dengan prinsip-prinsip moral dan iman kristiani. Pelayanan diarahkan kepada pemberdayaan

160

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 178: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

Selanjutnya, terkait dengan kapasitas Tim PSE Paroki/Tim PSE

Lingkungan dalam kegiatan pengembangan sosial dan ekonomi

umat/masyarakat12, data lapangan mengungkapkan mengenail dua hal. Pertama,

umat/masyarakat mengakses dana APP untuk kategori pemberdayaan masyarakat

tanpa keterlibatan Tim PSE Paroki/Tim PSE Lingkungan. Dalam konteks ini,

umat/masyarakat mengetahui adanya dana APP yang bisa diakses dari Romo

Paroki, sesama umat/masyarakat, Buku Panduan APP dan pamflet yang tertempel

di papan pengumuman gereja. Kedua, umat/masyarakat mengakses dana APP

untuk kategori pemberdayaan masyarakat karena peran aktif Tim PSE Paroki/Tim

PSE Lingkungan.

Akses dana APP untuk kategori pemberdayaan masyarakat karena peran

aktif Tim PSE Paroki/Tim PSE Lingkungan aplikasinya di lapangan dapat

dibedakan menjadi tiga. Pertama, Tim PSE Paroki/Tim PSE Lingkungan terlibat

dalam assessment awal calon penerima manfaat dana APP, mendampingi proses

pembuatan proposal, mengawal proposal untuk mendapatkan rekomendasi dari

Romo Paroki dan sampai pada Panitia Program Pemanfaatan Dana APP di tingkat

kevikepan maupun di tingkat keuskupan. Kedua, Tim PSE Paroki/Tim PSE

Lingkungan terlibat dalam assessment awal calon penerima manfaat dana APP,

mendampingi proses pembuatan proposal, mengawal proposal untuk mendapatkan

dan kemandirian masyarakat. Mengenai ketugasan Komisi/Tim PSE secara rinci dapat dilihat pada hal. 86-89. 12 Lihat gambar 4.1 mengenai flow chart mekanisme akses dana APP.

161

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 179: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

rekomendasi dari Romo Paroki, mengawal proposal sampai pada Panitia Program

Pemanfaatan Dana APP di tingkat kevikepan maupun di tingkat keuskupan dan

bekerja sama dengan Komisi PSE Kevikepan/Keuskupan dalam pengelolaan dana

APP. Ketiga, Tim PSE Paroki/Tim PSE Lingkungan terlibat dalam assessment

awal calon penerima manfaat dana APP, mendampingi proses pembuatan proposal,

mengawal proposal untuk mendapatkan rekomendasi dari Romo Paroki,

mengawal proposal sampai pada Panitia Program Pemanfaatan Dana APP di

tingkat kevikepan maupun di tingkat keuskupan, bekerja sama dengan Komisi

PSE Kevikepan/Keuskupan dalam pengelolaan dana APP dan memberikan

pendampingan serta pelatihan pada penerima manfaat Program Pemanfaatan Dana

APP.

Berdasarkan uraian dua paragraf di atas dapat kita tarik kesimpulan

bahwa ada empat tipe aktivitas pelayanan Tim PSE Paroki/Tim PSE Lingkungan

yang diberikan kepada umat/masyarakat penerima manfaat Program Pemanfaatan

Dana APP. Keempat tipe aktivitas pelayanan tersebut dapat diilustrasikan dengan

menggunakan skema 5.1. sebagai berikut.

162

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 180: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

SKEMA 5.1 TIPE AKTIVITAS PENGELOLA DANA APP

KATEGORI PENGEMBANGAN SOSIAL DAN EKONOMI PROGRAM PEMANFAATAN DANA APP DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG

PERIODE TAHUN ANGGARAN 2011-2012 SAMPAI DENGAN 2014-2015

Tipe 1

Pamflet Penerima Dana diterima

Romo Paroki Manfaat Penerima

Informasi lain menyusun Manfaat

proposal &

menyampaikan

ke Panitia APP

Tipe 2

Assessment Tim PSE Dana diterima

Tim PSE Ling./ bersama Penerima

Paroki menyusun Manfaat

proposal &

Menyampaikan

Tipe 3

Assessment Tim PSE Dana diterima Bersama

Tim PSE Ling./ bersama Penerima Komisi PSE

Paroki menyusun Manfaat Kev./Keuskupan

proposal & mengelola

Menyampaikan dana

ke Panitia APP

Tipe 4

Assessment Tim PSE Dana diterima Bersama Menyelenggarakan

Tim PSE Ling./ bersama Penerima Komisi PSE pendampingan &

Paroki menyusun Manfaat Kev./Keuskupan pelatihan untuk

proposal & mengelola penerima

Menyampaikan dana manfaat. Bersama

ke Panitia APP Komisi PSE Kev./

Keuskupan

Sumber: Diolah oleh Bernadetta Rini Susanti dari Berbagai Sumber

163

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 181: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

Aktivitas pelayanan Tim PSE Paroki/Tim PSE Lingkungan dalam

pengembangan sosial ekonomi umat/masyarakat yang terjadi hampir di sebagian

besar paroki di Keuskupan Agung Semarang adalah aktivitas pelayanan tipe 1 dan

tipe 2. Aktivitas pelayanan Tim PSE Paroki/Tim PSE Lingkungan tipe 3 dominan

terjadi di paroki-paroki Kevikepan Surakarta13. Paroki Jumapolo, Paroki Wonogiri,

Paroki Kleco dan Paroki Klaten merupakan contoh untuk aktivitas pelayanan

tipe 3. Dalam konteks ini, penerima manfaat yang mengakses dana APP memiliki

kewajiban untuk mengembalikan dana yang dipinjam. Tim PSE Paroki sebagai

pengelola aktivitas pengembangan sosial dan ekonomi di tingkat paroki akan

mengadminitrasikan pengembalian dana APP dari penerima manfaat. Di

Kevikepan Surakarta, 50 % dari pengembalian dana akan ditinggal di paroki

sebagai dana pemberdayaan masyarakat yang akan digulirkan pada penerima

manfaat lain. 50% selebihnya akan di kembalikan ke Tim PSE Kevikepan sebagai

dana kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan sosial dan ekonomi

umat/masyarakat.

Aktivitas pelayanan Tim PSE Paroki/Tim PSE Lingkungan tipe 4

ditemukan dengan jumlah yang sangat terbatas dan kadar aktivitas yang beragam.

Keberagaman aktivitas terutama dalam hal terselenggaranya pendampingan dan

13 Kondisi ini terjadi pada masa ketugasan Romo Agustinus Giyono Darmopranoto sebagai Romo Moderator PSE Kevikepan Surakarta. Pada masa ketugasan Romo Agustinus Sudarisman sebagai Romo Moderator PSE Kevikepan Surakarta, ada aturan baru yang berlaku di Keuskupan Agung Semarang, yaitu: Dana APP yang diakses umat/masyarakat dalam pengelolaannya tidak perlu dikembalikan oleh penerima manfaat Program Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan Agung Semarang untuk kepentingan bergulir kepada penerima manfaat lain.

164

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 182: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

pelatihan yang teratur dalam hal waktu dan terstruktur dalam hal materi. Paroki

Gamping dan Paroki Pakem di Kevikepan Yogyakarta menjadi contoh dari

aktivitas pelayanan tipe 4. Tim PSE Paroki di kedua paroki ini ikut terlibat dalam

assessment awal calon penerima manfaat dana APP, mendampingi proses

pembuatan proposal, mengawal proposal untuk mendapatkan rekomendasi dari

Romo Paroki, mengawal proposal sampai pada Panitia Program Pemanfaatan

Dana APP di tingkat kevikepan, bekerja sama dengan Komisi PSE Kevikepan

Yogyakarta dalam hal pengelolaan pengembalian dana APP dan pendampingan

serta pelatihan pada penerima manfaat.

Jika tipe-tipe aktivitas pengelola dana APP kategori pengembangan sosial

ekonomi di atas dikaitkan dengan teori pemberdayaan masyarakat sebagai sebuah

strategi dalam pembangunan berbasis masyarakat. Maka, tipe yang paling

mendekati konsep pemberdayaan masyarakat adalah tipe 4. Aktivitas pengelola

tipe 4 mendekati konsep pemberdayaan masyarakat yang merupakan konsep

pembangunan ekonomi yang merangkum nilai-nilai sosial. Konsep ini

mencerminkan paradigma baru pembangunan yakni yang bersifat “people

centered, participatory, empowering, and sustainable” (Chambers, 1995 dalam

Kartasasmita, 1996). Dalam sesi pendampingan dan pelatihan yang diberikan oleh

pengelola tipe 4 pada penerima manfaat termuat upaya untuk membangun daya,

memperkuat kapasitas dan mengedepankan partisipasi penerima manfaat mulai

165

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 183: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

dari tahapan perencanaan, pengembangan, pelaksanaan dan evaluasi aktivitas

pemberdayaan masyarakat.

Konstruksi pendampingan dan pelatihan tiap paroki tentu sangat berbeda,

ini mengingat bahwa bentuk pemberdayaan perlu menyesuaikan dengan potensi

masalah, dan kebutuhan masyarakat lokal atau masyarakat setempat.

Pemberdayaan masyarakat sangat jauh dengan bentuk-bentuk pembangunan yang

cenderung top down ( Anwas: 2014, hal.3). Data lapangan menunjukkan bahwa

pendampingan dan pelatihan yang terselenggara lebih banyak berada di tingkat

Kevikepan dan Keuskupan. Komisi Pengembangan Sosial Ekonomi di tingkat

kevikepan dan Keuskupan memiliki peran yang sangat dominan untuk

menentukan bentuk-bentuk pelatihan yang akan dilaksanakan. Sangat sedikit

pendampingan dan pelatihan yang berbasis paroki.

Sebagai sebuah pendekatan yang diyakini dapat mengantar

umat/masyarakat berdaya dan mandiri, pemberdayaan masyarakat bukanlah

sebuah pendekatan yang mudah untuk dilakukan. Kompleksitas karakteristik

umat/masyarakat penerima manfaat Program Pemanfaatan Dana APP di

Keuskupan Agung Semarang, tuntutan perubahan zaman yang begitu pesat

menjadi tantangan dan sekaligus peluang bagi Tim PSE di Keuskupan Agung

Semarang di semua tingkatan. Oleh karena itu kesuksesan dalam kegiatan

pemberdayaan memerlukan agen pemberdayaan yang memiliki kompetensi sesuai

166

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 184: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

tuntutan masyarakat dan perkembangan zaman.

Selanjutnya, evolusi konsep Corporate Social Responbility (CSR)

memiliki sejarah panjang terkait dengan bagaimana dampaknya terhadap perilaku

perusahaan. Moura dan Padget (2011) dalam penelitiannya Historical Background

of Corporate Social Responbility membagi proses evolusi konseptual CSR

sebagai berikut.

TABEL 5.2. KONSEP EVOLUSI CORPORATE SOCIAL RESPONBILITY

BERDASARKAN FOKUS PERHATIAN

Sumber: Diolah berdasarkan Social Responbility Journal/Vol.7 No. 4 2011, hal. 528-529

Berdasarkan Tabel 5.1 dapat dilihat bahwa pada perkembangan awalnya CSR

masih dianggap sebagai suatu kegiatan filantropi yang merupakan kegiatan sosial

yang dilakukan oleh perusahaan. Perkembangan pada tahap awal ini masih

menggunakan pendekatan CSR yang berdasarkan motivasi karitatif dan

Tahun Fokus Perhatian CSR

1950-an Tanggung jawab bisnis terhadap masyarakat dan melakukan perbuatan baik bagi masyarakat.

1960-an Orang dan ide-ide gerakan yang berperan dalam karakteristik perubahan sosial.

1970-an Fungsi manajemen tradisional ketika berhadapan dengan isu-isu CSR.

1980-an Bisnis dan kepentingan sosial. Perusahaan menjadi lebih responsif terhadap kepentingan stakeholder.

1990-an Gagasan CSR secara universal disetujui. CSR juga dikaitkan dengan srategi

2000-an CSR menjadi isu strategis yang penting dalam perusahaan

167

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 185: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

kemanusiaan. Pada perkembangan terkini, pemahaman dan pelaksanaan CSR

mengalami kemajuan yang pesat. CSR menjadi bagian yang terintegrasi dengan

strategi bisnis perusahaan. CSR merupakan sarana dalam mengembangkan

perusahaan agar dapat meraih pertumbuhan dan laba yang berkelanjutan.

Aktivitas pelayanan Tim PSE Paroki/Tim PSE Lingkungan tipe 1 dan tipe 2

jika kita cermati dari perspektif evolusi konsep Corporate Social Responbility

yang tertuang dalam tabel 5.2. menghasilkan konklusi bahwa pengelolaan

kegiatan pengembangan sosial ekonomi yang dilakukan saat ini sama dengan

yang dilakukan bidang CSR pada tahap awal perkembangannya. Interpretasinya,

sampai saat ini sebagian besar dari paroki-paroki di Keuskupan Agung Semarang

masih melaksanakan tanggung jawab keterlibatan sosialnya dengan pilihan

aktivitas yang sangat tertinggal jika dibandingkan dengan aktivitas tanggung

jawab sosial di bidang CSR. Seperti yang tertera di tabel 5.2., di rentang tahun

1950-an, bidang CSR fokus utamanya adalah tanggung jawab bisnis kepada

masyarakat dan melakukan perbuatan baik bagi masyarakat berdasarkan motivasi

karitatif dan kemanusiaan (Caroll dan Frederick dalam Moura dan Padget :2011,

hal 530). Kegiatan CSR dengan kebijakan murah hati yang diberikan bisnis bagi

masyarakat dengan pola karitatif dan kemanusiaan seperti ini manfaatnya hanya

dirasakan sesaat oleh masyarakat dan berdampak sangat terbatas bagi perusahaan.

Maka konsep ini sudah mulai ditinggalkan. CSR pada saat ini dipahami sebagai

168

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 186: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

ikatan tanggung jawab yang layak dijalankan untuk menjamin terciptanya manfaat

berkelanjutan bagi perusahaan maupun masyarakat (Urip: 2014, hal.40).

Evolusi perkembangan CSR terkini yang membawa konsep baru bahwa

jika perusahaan menekankan pelaksanaan kegiatan CSR-nya pada persolan yang

tidak relevan dengan kebutuhan masyarakat, maka kegiatan sebaik apapun yang

dilaksanakan dalam kerangka CSR akan gagal menciptakan manfaat yang

diharapkan baik untuk masyarakat maupun perusahaan. Oleh karena itu,

penerapan prinsip CSR pada saat ini lebih didorong oleh pemahaman bisnis akan

strategi bisnisnya yang diimbangi dengan pemahaman akan kebutuhan masyarakat

(Lantos: 2001;Urip: 2014, hal.16) . Evolusi perkembangan konsep CSR ini sangat

relevan apabila diadopsi oleh Panitia Program Pemanfaatan Dana APP di tingkat

Keuskupan/Kevikepan dan Komisi Pengembangan Sosial dan Ekonomi di tingkat

Keuskupan/Kevikepan dengan beberapa diskusi untuk penerapannya dalam hal

tanggung jawab keterlibatan sosial Gereja terhadap masalah-masalah kemiskinan

dalam arti luas. Pemahaman Panitia Program Pemanfaatan Dana APP di tingkat

Keuskupan/Kevikepan dan Komisi Pengembangan Sosial dan Ekonomi di tingkat

Keuskupan/Kevikepan terhadap kebutuhan umat/masyarakat yang masuk dalam

kategori kecil, lemah, miskin, tersingkir dan difabel sangat menentukan

bentuk-bentuk keterlibatan sosial apa sajakah yang akan dikelola.

169

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 187: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

Fenomena rerata keterserapan dana di lima kepanitiaan yang hanya

mencapai 61%, besar kemungkinan terjadi karena Pemahaman Panitia Program

Pemanfaatan Dana APP di tingkat Keuskupan/Kevikepan dan Komisi

Pengembangan Sosial dan Ekonomi di tingkat Keuskupan/Kevikepan yang sangat

kurang terhadap kebutuhan umat/masyarakat yang masuk dalam kategori kecil,

lemah, miskin, tersingkir dan difabel. Flow Chart 4.1. mengenai mekanisme akses

dana APP semakin menunjukkan bahwa memang sangat sedikit peluang bagi

Panitia Program Pemanfaatan Dana APP di tingkat Keuskupan/Kevikepan dan

Komisi Pengembangan Sosial dan Ekonomi di tingkat Keuskupan/Kevikepan

untuk membuat suatu kegiatan keterlibatan sosial gereja yang sesuai dengan

kebutuhan umat. Flow Chart 4.1. memuat informasi bahwa TIM PSE

Paroki/Lingkungan yang lebih memungkinkan untuk mengadakan assessment

terhadap kebutuhan umat/masyarakat. Namun, berdasarkan uraian yang terlebih

dahulu dipaparkan, diperoleh data bahwa TIM PSE Paroki/Lingkungan pun dalam

kegiatannya lebih banyak yang tidak berdasarkan assessment yang memadai

terhadap kebutuhan umat/masyarakat. Ini ditunjukkan dengan dominannya tipe

aktivitas pelayanan 1 dan 2.

Pemahaman yang baik terhadap kebutuhan umat/masyarakat akan

meningkatkan peluang untuk menaikkan tingkat keterserapan dana APP di

Keuskupan Agung Semarang. Data yang diuraikan di bagian pendahuluan

170

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 188: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

memperlihatkan dengan jelas bahwa secara umum masih ada puluhan juta orang

Indonesia yang taraf hidupnya berada di bawah garis kemiskinan, maka dari sini

dapat diperoleh wawasan bahwa dana APP yang selama ini tidak terserap dengan

baik masih sangat memungkinkan untuk dikelola dengan bentuk-bentuk kegiatan

keterlibatan sosial Gereja yang lebih bersifat memberdayakan. Kegiatan

keterlibatan sosial Gereja dengan motivasi karitatif dan kemanusiaan tanpa

disertai peningkatan kompetensi, pelatihan, pemberdayaan, penyediaan lapangan

kerja dan penciptaan kesejahteraan tidak akan memberikan manfaat berkelanjutan

bagi umat/masyarakat.

5.3.2. Partisipasi Umat/Masyarakat dalam Lima Kategori Bidang Perhatian

Program Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan Agung Semarang

Periode Tahun Anggaran 2011-2012 sampai dengan 2014-2015.

Pada bagian sub bab ini, Rerata pemanfaatan dana APP berdasarkan lima

kategori bidang perhatian selama periode tahun anggaran 2011-2012 sampai

dengan 2014-2015 akan ditelaah dari perpektif partisipasi umat/masyarakat sebagai

penerima manfaat program. Seperti yang telah dipaparkan dalam studi dokumen di

bab IV, data mengenai hal tersebut mengarah pada fakta bahwa prosentase terbesar

pemanfaatan dana APP di Keuskupan Agung Semarang digunakan untuk kategori

karitatif kemanusiaan, yaitu sebesar 34,71%. Prosentase terbesar kedua

171

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 189: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

dipergunakan untuk kategori pengembangan sosial ekonomi sebesar 28,49%.

Berturut-turut kemudian kategori motivasi dan animasi sebesar 18,64%, kategori

pendidikan 16,84% dan kategori bencana alam dan musibah 1.32%.

Pada bab terdahulu sudah dipaparkan bahwa partisipasi masyarakat pada

dasarnya merupakan kesediaan secara sukarela dari seseorang untuk membantu

kegiatan pembangunan yang berlangsung di daerahnya. Partisipasi yang dilakukan

dengan sukarela tersebut akan membuat masyarakat merasa turut menjadi bagian

dari kegiatan tersebut. Masyarakat selaku obyek pembangunan harus pula

ditempatkan sebagai subyek pembangunan, yang mampu menetapkan tujuan

dalam mengendalikan sumber daya dan mengarahkan proses pembangunan untuk

meningkatkan taraf hidupnya (Mulyadi, 2011:6 - 21).

Selanjutnya, pada sub bab 5.3.1. juga sudah dipaparkan bahwa Program

Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan Agung Semarang untuk kategori

pengembangan sosial ekonomi atau disebut juga kategori pemberdayaan

masyarakat dilaksanakan dengan bekerja sama dengan Tim PSE dalam berbagai

tingkatan. Berdasarkan data lapangan, aktivitas pelayanan Tim PSE Paroki/Tim

PSE Lingkungan dalam pengembangan sosial ekonomi umat/masyarakat di

Keuskupan Agung Semarang dapat dibedakan menjadi empat tipe pelayanan14.

Aktivitas pelayanan Tim PSE Paroki/Tim PSE Lingkungan dalam pengembangan

14 Lihat skema 5.1 mengenai Tipe Pengelola Dana APP Kategori Pengembangan Sosial dan Ekonomi Program Pemanfaatan dana APP Keuskupan Agung Semarang.

172

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 190: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

sosial ekonomi umat/masyarakat yang terjadi hampir di sebagian besar paroki di

Keuskupan Agung Semarang adalah aktivitas pelayanan tipe 1 dan tipe 2.

Aktivitas pelayanan Tim PSE Paroki/Tim PSE Lingkungan tipe 3 dominan

ditemukan di paroki-paroki yang masuk dalam wilayah teritorial Kevikepan

Surakarta dan aktivitas pelayanan Tim PSE Paroki/Tim PSE Lingkungan tipe 4

hanya ditemukan dalam jumah yang sangat kecil dengan kadar yang beragam pula

dalam hal kualitas pendampingan dan pelatihan.

Dilihat dari perspektif konsep pemberdayaan masyarakat aktivitas

pelayanan Tim PSE Paroki/Tim PSE Lingkungan tipe 1 dan 2 belum dapat

dikategorikan sebagai bentuk pemberdayaan masyarakat. Kegiatan dalam tipe ini

lebih bersifat charity. Kecenderungan bantuan jenis ini menimbulkan

ketergantungan, timbulnya sifat malas, konsumtif, dan semakin jauh dari

kemandirian (Anwas: 2014, hal. 10). Dari perspektif yang sama Aktivitas

pelayanan Tim PSE Paroki/Tim PSE Lingkungan tipe 4 inilah yang paling

mendekati konsep pemberdayaan masyarakat. Konsep ini mendorong adanya

pelibatan dan partisipasi umat/masyarakat supaya program yang dilakukan

menyentuh dan menjawab kebutuhan umat/masyarakat (Resnawaty: 2012,

hal. 156).

Dari data dokumen mengenai prosentase terbesar pemanfaatan dana APP di

Keuskupan Agung Semarang yang digunakan untuk kategori karitatif kemanusiaan

173

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 191: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

dan data lapangan mengenai aktivitas pelayanan Tim PSE Paroki/Tim PSE

Lingkungan dalam pengembangan sosial ekonomi umat/masyarakat di Keuskupan

Agung Semarang yang dominan di posisi tipe 1 dan tipe 2 di atas dapat diprediksi

bahwa partisipasi umat/masyarakat penerima manfaat Program Pemanfaatan dana

APP di Keuskupan Agung Semarang sangat kurang. Hal ini sesuai dengan

pendapat Anwas (2014, hal.60) bahwa keterlibatan sosial yang bersifat charity

atau filantropi memiliki kecenderungan untuk menempatkan masyarakat hanya

sebagai obyek dari suatu program pembangunan masyarakat bukan sebagai

subyek yang secara aktif dilibatkan untuk berpartisipasi aktif mulai dari tahapan

perencanaan, pengembangan, pelaksanaan dan evaluasi.

Prediksi terkait partisipasi umat/masyarakat penerima manfaat Program

Pemanfaatan dana APP di Keuskupan Agung Semarang yang sangat kurang

didukung oleh data kuantitatif maupun data kualitatif mengenai tingkat partisipasi

penerima manfaat Program Pemanfaatan dana APP Keuskupan Agung Semarang

di Kevikepan Kedu sampel. Romo Moderator Pengembangan Sosial Ekonomi

Kevikepan Kedu dalam beberapa kali pertemuan menekankan bahwa saat ini di

wilayah teritorial Kevikepan Kedu baru ada satu program di tingkat Kevikepan

yang dimulai dari assessment mengenai kebutuhan umat/masyarakat, perencanaan

yang partisipatif, implementasi yang partisipatif dan juga monitoring dan evaluasi

174

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 192: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

yang partisipatif. Pada tahapan pertanyaan mengenai indikator kuantitatif 15

partisipasi penerima manfaat program, Romo Moderator Pengembangan Sosial

Ekonomi Kevikepan Kedu juga menyebutkan jumlah yang tidak pasti terkait

dengan program pembuatan demplot untuk skala kepentingan umat/masyarakat

se-Kevikepan Kedu. Hanya dikatakan mulai ada pelaku-pelaku baru yang muncul

tetapi belum konsisten dalam hal kehadiran dan isu-isu yang diperjuangkan.

Untuk indikator kualitatif16, terlihat ada peningkatan dalam hal kapasitas umat

yang tumbuh untuk mengorganisasi aksi yang berkaitan dengan isu pertanian

organik. Begitu pula dalam hal meningkatnya dukungan yang tumbuh dari umat.

Semakin banyak umat yang terlibat dalam kegiatan pelatihan pertanian organik,

pemasaran maupun pembelian hasil-hasil pertanian di demplot. Umat/ masyarakat

belum terlibat secara penuh dalam pembuatan kebijakan dan keputusan. Masih

ada kecenderungan tergantung pada Romo Moderator Pengembangan Sosial

Ekonomi. Untuk Program pengembangan sosial ekonomi di tingkat paroki di

kevikepan Kedu, data lapangan memastikan belum ada paroki yang secara penuh

menerapkan konsep pemberdayaan masyarakat dalam kegiatan pengembangan

sosial dan ekonomi yang memungkinkan adanya partisipasi umat/masyarakat.

Akses dana APP untuk kategori pemberdayaan masyarakat masih menonjol

dikelola dengan pola pengelolaan tipe 1 dan tipe 2. Kegiatan pendampingan dan

15 Lihat Lampiran 3 dan 4 mengenai kisi-kisi dan pokok kerangka acuan penelitian lapangan Program Pemanfaatan dana APP di Keuskupan Agung Semarang. 16 Lihat Lampiran 3 dan 4 mengenai kisi-kisi dan pokok kerangka acuan penelitian lapangan Program Pemanfaatan dana APP di Keuskupan Agung Semarang.

175

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 193: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

pelatihan dominan dilaksanakan di tingkat kevikepan dengan materi yang

ditentukan oleh penentu kebijakan tertinggi di Komisi Pengembangan Sosial

Ekonomi dan Tim PSE Kevikepan Kedu.

Tingkat partisipasi penerima manfaat Program Pemanfaatan dana APP

Keuskupan Agung Semarang di Kevikepan Yogyakarta sampel secara umum

memberikan deskripsi yang sama dengan penerima manfaat dana APP di

Kevikepan Kedu sampel. Data lapangan mengenai akses dana APP untuk kategori

pemberdayaan masyarakat yang masih dikelola dengan pola pengelolaan tipe 2

dan tipe 3 memberikan penanda bahwa partisipasi umat/masyarakat penerima

manfaat belum tumbuh. Partisipasi hanya memungkinkan terjadi apabila kegiatan

pengembangan sosial ekonomi dilakukan dengan kebijakan pemberdayaan

masyarakat yang menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat (Mulyadi:

2011, hal.17).

Satu hal yang menjadi daya pembeda, Kevikepan Yogyakarta sudah

memiliki Tim PSE yang terpisah dengan Panitia APP. Kedua Tim ini bekerja

sesuai dengan job description masing-masing17. Pertemuan untuk koordinasi di

kedua kepanitiaan ini juga berbeda. Panitia APP Kevikepan Yogyakarta memiliki

voulenteer18 yang berkantor setiap hari dan pertemuan koordinasi dilakukan satu

kali dalam setiap minggunya. Voulenteer Tim PSE Kevikepan Yogyakarta

17 Lihat halaman 78 sampai dengan 83. 18 Panitia APP dan Tim PSE di tingkat kevikepan di seluruh Keuskupan Agung Semarang belum ada yang memiliki karyawan tetap. Semua bekerja dalam kategori voulenteer.

176

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 194: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

berkoordinasi satu kali dalam setiap bulannya. Dari deskripsi ini dapat kita

peroleh pemahaman bahwa pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan

pemberdayaan masyarakat di Kevikepan Yogyakarta lebih banyak. Tim PSE

Kevikepan Yogyakarta memiliki program pendampingan dan pelatihan yang

tertuang dalam program kerja yang dengan ketat dilaksanakan sesuai dengan

agenda tertulis. Pendampingan dan pelatihan bagi penerima manfaat program

masih dilaksanakan berbasis kevikepan bukan berbasis paroki.

Data spesifik mengenai partisipasi umat/masyarakat di Kevikepan

Yogyakarta ditemukan di Paroki Pakem. Pola pengelolaan kegiatan pemberdayaan

masyarakat Paroki ini memungkinkan keterlibatan umat/masyaraat dalam proses

komunikasi dua arah secara terus menerus. Paroki Pakem memiliki Panitia Dana

Sosial Gereja Pakem (PDSGP) dalam struktur kepengurusan Dewan Paroki Santa

Maria Assumpta Pakem yang mengelola Dana Sosial Gereja. Kepanitiaan

merupakan fusi antara Tim Kerja Aksi Puasa Pembangunan, Tim Kerja

Pendidikan, Tim Kerja Pengembangan Sosial Ekonomi dan Tim Kerja

Kesehatan19 yang bertugas sebagai pengelola Dana Papa Miskin, Dana Aksi

Puasa Pembangunan, Dana Pengembangan Sosial Ekonomi, Dana Bantuan

Pendidikan, Dana Bantuan Kesehatan Paroki Santa Maria Assumpta Pakem dan

Dana Pemberdayaan Masyarakat Karina-KAS.

19 Istilah Dewan Paroki dan berbagai tim kerja ini dapat dipelajari lebih lanjut dalam Buku: Pedoman Dasar Dewan Paroki Keuskupan Agung Semarang dan Penjelasannya.

177

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 195: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

PDSGP menerapkan aktivitas pemberdayaan masyarakat dengan

memberikan ‘kail’ dan menciptakan kerja sama antarpenerima manfaat program

untuk mencapai hidup yang lebih baik. Dalam kelompok-kelompok kecil, anggota

masyarakat ditingkatkan kapasitasnya dalam pengelolaan lahan pertanian,

peternakan dan pengelolaan ekonomi. Ikatan yang terbentuk dalam kelompok

tersebut diharapkan akan mendukung proses kemandirian. Dukungan, bantuan,

dan motivasi digali dan dibagi di antara anggota kelompok.

Sistem pinjaman guliran diterapkan dalam proses pendampingan di Paroki

Pakem. Pelatihan-pelatihan terkait dengan profesionalitas sebagai petani juga

diberikan kepada kelompok-kelompok dampingan. Mengadakan pelatihan,

kunjungan atau studi banding ke daerah-daerah yang maju bidang pertaniannya

adalah agenda yang melekat pada proses pendampingan. Karena hendak

membangun semangat solidaritas, keterlibatan awam dalam tim paroki menjadi

tumpuan program ini. Tim Paroki pun tidak hanya terdiri dari mereka yang

seiman. Masyarakat beragama bukan Katolik dilibatkan dalam aktivitas

pemberdayaan masyarakat ini. Keterlibatan semakin banyak orang ini diyakini

oleh PDSGP sebagai upaya menumbuhkan harapan bahwa setelah pendampingan

selesai, aset-aset yang telah diberikan PDSGP dapat terus dikelola demi kebaikan

dan kemajuan semakin banyak orang.

Selama hampir enam tahun masa pendampingan terhadap

178

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 196: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

kelompok-kelompok marginal, dari tahun ke tahun jumlah penerima manfaat dan

keterlibatan umat/masyarakat dalam PDSGP semakin banyak. Kegiatan

pengembangan sosial ekonomi di Paroki Pakem ternyata juga menjadi daya tarik

bagi paroki-paroki dan kelompok-kelompok kategorial untuk melihat dan terlibat

dalam pengelolaan aktivitas pemberdayaan. Frater-Frater dari Ordo CMF tanggal

9 - 13 Maret tinggal di Paroki Pakem untuk belajar tentang pengembangan sosial

dan ekonomi umat. Tanggal 28 - 29 Mei 2016 sejumlah 50 orang Tim PSE Paroki

dari 18 paroki se-Kevikepan DIY live in di Paroki Pakem dalam rangka belajar

bersama mengenai aplikasi aktivitas pemberdayaan umat. 25 Romo Paroki dan 4

Diakon serta 2 pendeta, tinggal dan terlibat di Paroki Pakem dalam acara yang

sama pada tanggal 9 - 10 Juli 2016.

Data spesifik pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat yang telah

dipaparkan di atas pararel dengan teori mengenai pemberdayaan masyarakat yang

menginformasikan bahwa melalui kegiatan pemberdayaan, individu dan

masyarakat disadarkan akan potensi, kebutuhan, dan masalah yang ada pada diri

dan lingkungannya. Selanjutnya mereka didorong untuk melakukan perubahan.

Untuk kemudian muncul penguatan dengan meningkatkan kemampuan dan

ketrampilan sehingga perubahan akan meningkat. Kegiatan ini dapat dilakukan

melalui pendidikan dan latihan serta pendampingan. Pada akhirnya keberhasilan

proses ini ditandai adanya perubahan perilaku individu dan masyarakat ke arah

179

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 197: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

yang lebih baik, meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan penerima manfaat

program. Keberhasilan seluruh rangkaian aktivitas ini sangat bergantung pada

partisipasi umat/masyarakat

5.3.3. Korelasi Kompetensi Agen Pemberdayaan dengan Jumlah Proposal

Disetujui dalam Sebaran Penerima Manfaat Program Pemanfaatan

Dana APP di Keuskupan Agung Semarang Periode Tahun Anggaran

2011-2012 sampai dengan 2014-2015.

Pada bagian sub bab ini, sebaran penerima manfaat dana APP di keuskupan

Agung Semarang selama periode tahun anggaran 2011-2012 sampai dengan

2014-2014 akan dikaji dari perspektif kompetensi agen pemberdayaan. Seperti

yang telah dipaparkan dalam studi dokumen di bab IV, dari data statistik yang

disajikan tabel 4.6 4.7, 4.8, 4.9 dan 4.10 dapat diperoleh gambaran yang jelas dan

terang bahwa pemanfaatan Dana Aksi Puasa Pembangunan di Keuskupan Agung

Semarang belum memperlihatkan adanya sebuah pemanfaatan yang maksimal.

Ketidakmaksimalan tersebut terlihat dari tiga kondisi. Pertama, sebaran jumlah

proposal disetujui yang tidak merata. Kedua, kestabilan jumlah proposal yang

tinggi di beberapa paroki. Ketiga, fakta adanya paroki yang sama sekali tidak

mengakses bantuan yang ditawarkan oleh 5 panitia pemanfaatan dana APP selama

empat periode tahun anggaran.

180

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 198: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

Selanjutnya, pada bagian landasan teori sudah dipaparkan mengenai

usaha-usaha pembangunan suatu masyarakat yang selalu ditandai oleh adanya

sejumlah orang yang mempelopori, menggerakkan, dan menyebarluaskan proses

perubahan. Mereka adalah orang-orang yang disebut sebagai agen perubahan.

Nama yang diberikan sesuai dengan misi yang ingin dibawa, yakni membuat

suatu perubahan yang berarti bagi sekelompok orang. Agen pembaharu dalam

konteks pemberdayaan lebih tepat disebut sebagai Agen Pemberdayaan. Agen

pemberdayaan disyaratkan memiliki kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan

dan tuntutan masyarakat. Kompetensi untuk memberdayakan masyarakat yang

berorientasi pada kegiatan menumbuhkan partisipasi masyarakat.

Kompetensi dalam pemberdayaan masyarakat memiliki makna upaya

kemampuan yang harus dimiliki oleh para agen pemberdayaan masyarakat.

Anwas (2014:61-79) mensyaratkan 14 kompetensi agen pemberdayaan yang

diwujudkan dalam pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang diperlukan dalam

kegiatan pemberdayaan. Dari 14 kompetensi digunakan 10 untuk menyusun

kuesioner Profil Tim Pengembangan Sosial Ekonomi Paroki. Kuesioner ini akan

digunakan untuk mengukur kompetensi agen pemberdayaan yang dalam konteks

penelitian ini adalah Pengurus PSE Paroki. Hasil dari proses ini nantinya akan

dikorelasikan dengan jumlah proposal yang masuk ke lima kepanitiaan Program

Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan Agung Semarang.

181

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 199: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

Sub bab ini akan memaparkan hasil analisis korelasi antara kompetensi

Pengurus PSE Paroki dengan jumlah proposal yang masuk ke lima kepanitiaan

Program Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan Agung Semarang. Unit

analisisnya Pengurus PSE Lingkungan sampel. Sampel penelitian dengan

menggunakan sampling kuota 20 orang. Masing-masing kevikepan dipilih 5

paroki. Hasil analisis kuantitatif korelasi antara kompetensi Pengurus PSE Paroki

dengan jumlah proposal yang masuk ke lima kepanitiaan Program Pemanfaatan

Dana APP di Keuskupan Agung Semarang dengan menggunakan teknik korelasi

product moment dapat dipaparkan sebagai berikut

TABEL 5.3. TABEL PERHITUNGAN KOEFISIEN KORELASI

JUMLAH PROPOSAL DISETUJUI (X) DENGAN KOMPETENSI AGEN PEMBERDAYAAN (Y)

PROGRAM PEMANFAATAN DANA APP DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG

No X Y XY X2 Y2

1 11 66 726 121 4356

2 10 34 340 100 1156

3 5 82 410 25 6724

4 28 60 1680 784 3600

5 1 62 62 1 3844

6 40 80 3200 1600 6400

7 24 68 1632 576 4624

8 46 85 3910 2116 7225

182

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 200: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

TABEL 5.3. TABEL PERHITUNGAN KOEFISIEN KORELASI

JUMLAH PROPOSAL DISETUJUI (X) DENGAN KOMPETENSI AGEN PEMBERDAYAAN (Y)

PROGRAM PEMANFAATAN DANA APP DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG

Lanjutan tabel 5.3.

No X Y XY X2 Y2

9 27 77 2079 729 5929

10 53 82 4346 2809 6724

11 34 65 2210 1156 4225

12 101 48 4848 10201 2304

13 93 68 6324 8649 4624

14 26 74 1924 676 5476

15 34 85 2890 1156 7225

16 73 85 6205 5329 7225

17 90 68 6120 8100 4624

18 108 85 9180 11664 7225

19 182 82 14924 33124 6724

20 108 91 9828 11664 8281

N=

20 𝛴𝛴X = 1094 𝛴𝛴Y =1447

𝛴𝛴XY

=82838

𝛴𝛴X2

=100580

𝛴𝛴Y2

=108515

183

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 201: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

Dengan demikian secara sederhana dapat kita berikan interpretasi terhadap

terletak antara 0,200 - 0,400 yang berarti korelasinya lemah atau

rendah. Sehingga hipotesis (Ha) ditolak. Jadi hasil analisis korelasional

menunjukkan: tidak ada korelasi positif yang signifikan antara jumlah proposal

yang masuk di lima kepanitiaan Program Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan

Agung Semarang dengan kemampuan Pengurus PSE Paroki sebagai agen

pemberdayaan.

Ketidaksignifikannya antara jumlah proposal yang masuk di lima

kepanitiaan Program Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan Agung Semarang

dengan kemampuan Pengurus PSE Paroki sebagai agen pemberdayaan banyak

kemungkinan berkaitan dengan peranan Romo Paroki dalam akses dana APP.

Berdasarkan Flow Chart 4.1. dapat kita ketahui bahwa Romo Paroki memegang

peranan penting dalam teraksesnya dana APP dan di bab terdahulu juga sudah

184

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 202: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

dipaparkan bahwa Romo Paroki merupakan agen pemberdayaan. Data lapangan

juga mengukuhkan hal tersebut. Berkaitan dengan peranan Romo Paroki sebagai

agen pemberdayaan dalam Program Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan Agung

Semarang tidak akan secara rinci di konteks penelitian ini.

5.4. Potensi Keberlanjutan Program Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan

Agung Semarang.

Pada sub bab ini akan dibahas mengenai potensi keberlanjutan Program

Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan Agung Semarang. Hasil penelitian pada

tahap satu dan tahap dua akan dijadikan pijakan dalam analisisnya. Ada dua

perspektif yang akan dipakai untuk melihat potensi keberlanjutan Program

Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan Agung Semarang. Pertama, dari perspektif

keuangan. Kedua, dari perpektif penerima manfaat program.

Pada bab IV telah dipaparkan bahwa terdapat kenaikan yang signifikan

pada setiap tahun anggaran. Tahun anggaran 2011-2012 sejumlah Rp

1.465.317.274, tahun anggaran 2012-2013 sejumlah Rp 1.666.930.416, tahun

anggaran 2013-2014 sejumlah Rp 1.863.120.511., dan tahun anggaran 2014-2015

sejumlah Rp 2.098.765.001. Data lapangan menginformasikan kenaikan jumlah

dana APP karena katekese mengenai APP yang benar-benar disiapkan oleh Panitia

APP Keuskupan Agung Semarang. Bekerja sama dengan Romo Paroki katekese

185

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 203: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

mengenai APP ini disampaikan melalui homili dan pertemuan-pertemuan di

lingkungan/komunitas basis. Katekese ini mampu menjadi daya ungkit kesadaran

umat untuk bersolidaritas dengan terlibat dalam pengumpulan dana sebagai

buah-buah pertobatan. Maka, dari perspektif keuangan dapat disimpulkan bahwa

keberlanjutan Program Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan Agung Semarang

sangat sustainable sejauh katekese mengenai APP terjaga baik dari sudut kualitas

materi maupun kuantitas penyampaiannya.

Dari perpektif penerima manfaat program ke-sustainable-an Program

Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan Agung Semarang dapat dilihat dari

aktivitas pengelola dana APP. Pada bab terdahulu sudah dipaparkan bahwa

aktivitas pelayanan Tim PSE Paroki/Tim PSE Lingkungan di Keuskupan Agung

Semarang dapat dibedakan menjadi 4 tipe. Selanjutnya, yang terjadi hampir di

sebagian besar paroki di Keuskupan Agung Semarang adalah aktivitas pelayanan

tipe 1 dan tipe 2. Aktivitas pelayanan Tim PSE Paroki/Tim PSE Lingkungan tipe 3

dominan terjadi di paroki-paroki Kevikepan Surakarta. Paroki Jumapolo, Paroki

Wonogiri, Paroki Kleco dan Paroki Klaten merupakan contoh untuk aktivitas

pelayanan tipe 3. Aktivitas pelayanan Tim PSE Paroki/Tim PSE Lingkungan

tipe 4 ditemukan dengan jumlah yang sangat terbatas dan kadar aktivitas yang

beragam. Keberagaman aktivitas terutama dalam hal terselenggaranya

pendampingan dan pelatihan yang teratur dalam hal waktu dan terstruktur dalam

186

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 204: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

hal materi. Paroki Gamping dan Paroki Pakem di Kevikepan Yogyakarta menjadi

contoh dari aktivitas pelayanan tipe 4. Tim PSE Paroki di kedua paroki ini ikut

terlibat dalam assessment awal calon penerima manfaat dana APP, mendampingi

proses pembuatan proposal, mengawal proposal untuk mendapatkan rekomendasi

dari Romo Paroki, mengawal proposal sampai pada Panitia Program Pemanfaatan

Dana APP di tingkat kevikepan, bekerja sama dengan Komisi PSE Kevikepan

Yogyakarta dalam hal pengelolaan pengembalian dana APP dan pendampingan

serta pelatihan pada penerima manfaat.

Seperti yang telah dipaparkan di awal, tipe-tipe aktivitas pengelola dana

APP kategori pengembangan sosial ekonomi apabila dikaitkan dengan teori

pemberdayaan masyarakat sebagai sebuah strategi dalam pembangunan berbasis

masyarakat. Maka, tipe yang paling mendekati konsep pemberdayaan masyarakat

adalah tipe 4. Aktivitas pengelola tipe 4 mendekati konsep pemberdayaan

masyarakat yang merupakan konsep pembangunan ekonomi yang

ke-sustainable-an terjaga. Maka, dari perspektif penerima manfaat dapat

disimpulkan bahwa keberlanjutan Program Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan

Agung Semarang sangat sustainable jika tata kelola aktivitas pengembangan

sosial dan ekonominya diarahkan untuk lebih banyak pada aktivitas pengelola

tipe 4.

187

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 205: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

188

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 206: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

BAB VI

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

6.1. Kesimpulan

Sebagaimana telah diuraikan dalam bagian pendahuluan, tesis ini

merupakan studi yang menggunakan pendekatan evaluasi untuk mengkaji

Program Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan Agung Semarang. Kerangka teori

yang dikembangkan untuk tujuan evaluasi ini dengan menggunakan

prinsip-prinsip Ajaran Sosial Gereja dan teori community empowerment dalam

dimensi Corporate Social Responbility. Kombinasi dari dua hal berbeda ini akan

menjadi panduan dalam penyusunan standar kinerja pelaksanaan Program Aksi

Puasa Pembangunan di Keuskupan Agung Semarang. Standar kinerja yang

dihasilkan akan digunakan untuk mengukur kinerja yang aktual terjadi.

Selanjutnya, hasil perbandingan kinerja aktual dengan standar kinerja akan

digunakan untuk usulan perbaikan apabila terjadi penyimpangan antara kinerja

aktual dengan kinerja standar.

Dari studi dokumen dalam Bab IV yang bersumber dari dokumen dokumen

yang diterbitkan oleh Panitia Aksi Puasa Pembangunan Keuskupan Agung

Semarang dan Komisi Pengembangan Sosial Ekonomi Keuskupan Agung

Semarang maupun KWI diperoleh pemahaman yang holistik mengenai Program

Pemanfaatan Dana Aksi Puasa Pembangunan di Keuskupan Agung Semarang.

Data kuantitatif memperlihatkan mengenai tiga hal yang signifikan. Pertama,

keterserapan dana Program Pemanfaatan Dana Aksi Puasa Pembangunan di

188

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 207: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

Keuskupan Agung Semarang periode tahun anggaran 2011-2012 sampai dengan

2014-2015 baru mencapai 61 %. Kedua, Pemanfaatan terbesar Dana APP di

Keuskupan Agung Semarang berdasarkan lima kategori bidang perhatian selama

periode tahun anggaran 2011-2012 sampai dengan 2014-2015 terletak di kategori

karitatif kemanusiaan. Ketiga, sebaran penerima manfaat Program Pemanfaatan

Dana APP di Keuskupan Agung Semarang periode tahun anggaran 2011-2012

sampai dengan 2014-2015 tidak merata dan dominan berada di paroki-paroki

tertentu.

Data kuantitatif dari dokumen Laporan Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan

Agung Semarang dan data penelitian lain yang dikumpulkan dari sejumlah

sumber yang berbeda dalam Bab V dievaluasi dengan menggunakan teori

prinsip-prinsip Ajaran Sosial Gereja dan teori community empowerment yang

telah dikembangkan untuk kepentingan penelitian ini. Hasil evaluasi

menghasilkan pemeringkatan baik dari perspektif prinsip-prinsip Ajaran Sosial

Gereja maupun dari perspektif kategori-kategori dalam konsep community

empowerment.

Evaluasi Program Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan Agung Semarang

dengan menggunakan prinsip-prinsip Ajaran Sosial Gereja menghasilkan

pemeringkatan sebagai berikut. Pertama, pencapaian prinsip solidaritas dalam

Program Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan Agung Semarang baru dalam

tataran sebagai ‘prinsip sosial’ untuk berbagi dana dan terlibat dalam

pengumpulan dana. Tataran solidaritas yang baru terbatas sebagai ‘prinsip sosial’

tersebut perlu dikembangkan menjadi solidaritas yang juga dimaknai sebagai

189

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 208: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

suatu ‘kebajikan moral’ untuk mewujudkan kesejahteraan umum. Kedua, Prinsip

subsidiaritas perlu diterapkan di Panitia APP Keuskupan Agung Semarang.

Panitia APP Keuskupan Agung Semarang bertindak sejauh sebagai “subsidium”

bagi empat panitia pengelola dana APP di tingkat kevikepan. Peran ini sesuai

dengan makna imperatif yang ditunjukkan oleh prinsip subsidiaritas, yaitu

fungsi-fungsi yang dapat dijalankan secara efisien oleh kelompok-kelompok yang

lebih kecil dan lebih rendah tingkatannya tidak usah diambil alih oleh kelompok

yang lebih luas dan lebih tinggi. Ketiga, Prinsip kesejahteraan umum kurang

diaplikasikan dalam Program Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan Agung

Semarang yang memiliki kecenderungan menonjol pada bantuan dalam kategori

karitatif kemanusiaan. Keempat, kurangnya kesadaran Romo Paroki dan Tim PSE

Lingkungan/Paroki akan perannya sebagai agen kesejahteraan umum yang

berkewajiban untuk sekaligus menjadi agen pertumbuhan bersama yang

mendorong semua orang untuk berbagi dan berperan aktif dalam gerakan

solidaritas kepada mereka yang kecil, lemah, miskin, terlantar dan difabel.

Evaluasi Program Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan Agung Semarang

dengan menggunakan kategori-kategori community empowerment memberikan

hasil pemeringkatan sebagai berikut. Pertama, Aktivitas pelayanan Tim PSE

Paroki/Tim PSE Lingkungan dalam pengembangan sosial ekonomi

umat/masyarakat yang terjadi hampir di sebagian besar paroki di Keuskupan

Agung Semarang baru terbatas pada aktivitas pelayanan tipe 1 dan tipe 2.

Aktivitas pelayanan Tim PSE Paroki/Tim PSE Lingkungan tipe 3 dan tipe 4

ditemukan dengan jumlah yang sangat terbatas dengan kadar aktivitas yang

190

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 209: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

beragam. Kedua, partisipasi umat/masyarakat penerima manfaat Program

Pemanfaatan dana APP di Keuskupan Agung Semarang sangat kurang. Hal ini

sangat erat berkaitan dengan dominannya aktivitas pelayanan tipe 1 dan tipe 2.

Ketiga, tidak ada korelasi positif yang signifikan antara jumlah proposal yang

masuk di lima kepanitiaan Program Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan Agung

Semarang dengan kemampuan Pengurus PSE Paroki sebagai agen pemberdayaan.

Dalam konteks ini kemampuan Pengurus PSE Paroki sebagai agen pemberdayaan

perlu dukungan Romo Paroki yang dalam pengembangan sosial ekonomi umat

juga berperan sebagai agen pemberdayaan.

Terdapat dua perspektif yang akan dipakai untuk melihat potensi

keberlanjutan Program Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan Agung Semarang.

Pertama, dari perspektif keuangan. Kedua, dari perpektif penerima manfaat

program. Dari perspektif keuangan, keberlanjutan Program Pemanfaatan Dana

APP di Keuskupan Agung Semarang sangat sustainable sejauh katekese mengenai

APP terjaga dengan baik. Baik dari sudut kualitas materi maupun kuantitas

penyampaiannya. Katekese ini mampu menjadi daya ungkit kesadaran umat untuk

bersolidaritas dengan terlibat dalam pengumpulan dana sebagai buah-buah

pertobatan. Dari perspektif penerima manfaat program, keberlanjutan Program

Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan Agung Semarang memiliki potensi yang

sangat sustainable jika tata kelola aktivitas pengembangan sosial dan ekonominya

diarahkan untuk lebih banyak pada aktivitas pengelola tipe 3 dan tipe 4.

191

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 210: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

6.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan penelitian di atas, dapat dikemukakan

saran-saran yang perlu ditindaklanjuti, baik untuk pengembangan

pengetahuan, bagi penelitian selanjutnya, maupun untuk kepentingan

Pengelola Program Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan Agung Semarang.

6.2.1. Bagi Penelitian Selanjutnya.

1) Frame penelitian yang sangat luas mengenai Program Pemanfaatan Dana

APP di Keuskupan Agung Semarang ini perlu dikembangkan lagi dengan unit

analisis yang lebih kecil. Dengan unit analisis yang lebih kecil akan

merepresentasikan lebih terang kondisi pelaksanaan keterlibatan sosial gereja

dalam Pemanfaatan Dana APP di wilayah teritorial Keuskupan Agung

Semarang.

2) Penelitian ini terbatas pada peran Komisi/Tim Pengembangan Sosial

Ekonomi di berbagai tingkatan. Keberhasilan pelaksanaan keterlibatan sosial

gereja dalam Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan Agung Semarang tidak

hanya dipengaruhi peran Komisi/Tim Pengembangan Sosial Ekonomi di

berbagai tingkatan. Terdapat banyak pihak terkait sebagai penentu kebijakan

yang dapat memberikan kontribusi yang besar bagi keberhasilan pelaksanaan

keterlibatan sosial gereja dalam pemanfaatan Dana APP di Keuskupan Agung

Semarang.

192

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 211: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

6.2.1. Bagi Pengelolaan Program Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan

Agung Semarang.

Berkaitan dengan hasil evaluasi ini, sangat diharapkan Pengelola Program

Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan Agung Semarang bersedia untuk meninjau

kembali kinerja yang telah berjalan dan mempertimbangkan usulan-usulan yang

secara spesifik telah dipaparkan dalam Bab V.

193

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 212: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

DAFTAR PUSTAKA

Aini, Titik Nur (Ed.). (1999). Aksi Puasa Pembangunan di Gereja Katolik Indonesia. Yogyakarta: IAIN Sunan Kalijaga.

Alhumami, Amich. (2008). Evolusi Pemikiran Pembangunan. Jakarta: Bappenas.

Anwas, Oos M. (2014). Pemberdayaan Masyarakat di Era Global. Bandung: Alfabeta.

Cahyadi, Krispurwono SJ. (2009). Pastoral Gereja: Paroki dalam Upaya Membangun Gereja yang Hidup. Yogyakarta: Kanisius.

Caritas Indonesia: Lembaga Penelitian dan Pembangunan Sosial. (1994). Profil Program Aksi Puasa Pembangunan. Jakarta: Caritas LPPS.

Carrol, A.B. (2000).”The four face of Corporate Citizenship”, Business Ethichs, Ed. J.E. Richardson. Guiford: McGraw-Hill.

Carr, A.Z. (1996). “Is Business Bluffing Ethical”, Beyond Integrity: A Judeo-Christian Approach, Ed. S.B. Rae dan K.L. Wong. Zondervan Publishing House. Grands Rapids. MI. pp 55-62

Dewan Karya Pastoral Keuskupan Agung Semarang. (2011). Nota Pastoral tentang Arah Dasar Umat Allah Kesukupan Agung Semarang 2011-2015: Gereja yang Siginifikan dan Relevan. Semarang: Dewan Karya Pastoral Keuskupan Agung Semarang.

Dewan Karya Pastoral Keuskupan Agung Semarang. (2016). Membangun Gereja yang Inklusif, Inovatif dan Transformatif Demi Terwujudnya Peradaban Kasih di Indonesia. Semarang: Dewan Karya Pastoral Keuskupan Agung Semarang.

Elkington, John. (1998). Cannibals With Forks: The Triple Bottom Lini in 21st. Gabriola Island BC: New Society Publisher.

Friedman, M. (1996). “The Social Responbility of Business is to increase profits”, Beyond Integrity: A Judeo-Christian Approach, Ed. S.B. Rae dan K.L. Wong. MI: Zondervan Publishing House. Grands Rapids. MI. ppZondervan Publishing House. Grands Rapids. MI. Pp 241.

194

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 213: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

Freeman, R.E. (2001). “Stakeholder theory of the modern corporation”, Business Ethics: Reading and Cases in Corpotare morality, Ed. W. M. Hoffman, R.E. Freederick, M.S. Schwartz. Boston: Pitman.

Heuken SJ, Adolf. (2004). Ensiklopedi Gereja. Jakarta: Yayasan Cipta Loka Caraka.

Hopkins, Michael. (2007). Corporate Social Responbility & Internasional Development. London.

Ife, Jim dan Tesoriero, Frank. (2008). Community Development; Alternatif Pengembangan Masyarakat di Era Globalisasi. terj. Sastrawan Manulang dkk. Edisi 3. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

John W, Creswell. (1998). Qualitative Inquiry and Research Design: Choosing Among Five Traditions. London: SAGE Publications.

Kristianto, Ignatius Fajar. (2012). Justinus Kardinal Darmojuwono: Aksi Puasa Pembangunan sebagai Perwujudan Solidaritas Penggembalaan Umat Keuskupan Agung Semarang. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma Jurusan Teologi.

Komisi Pengembangan PSE KAS. (2009). Pedoman Pastoral Tim Kerja PSE Paroki. Semarang: Seri PSE-APP KAS 1.

Labonte, Ronald & Glenn Laverack. (2008). Health Promotion in Action: From Local to Global Empowerment. New York: Palgrave Macmillan.

Mulyadi, Mohammad. (2011). Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Masyarakat Desa. Yogyakarta: Nadi Pustaka.

Panitia Aksi Puasa Pembangunan KAS. (2009). Pedoman APP KAS. Semarang: Seri PSE-APP KAS 1.

Panitia Aksi Puasa Pembangunan Keuskupan Agung Semarang. (2012). Laporan Pemanfaatan Dana APP 2011-2012 dan Pemasukan Dana APP 2012. Semarang: KPP KAS.

Panitia Aksi Puasa Pembangunan Keuskupan Agung Semarang. (2014). Laporan Pemanfaatan Dana APP 2012-2013 dan Pemasukan Dana APP 2013. Semarang: KPP KAS.

195

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 214: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

Panitia Aksi Puasa Pembangunan Keuskupan Agung Semarang. (2015). Laporan Pemanfaatan Dana APP 2013-2014 dan Pemasukan Dana APP 2014. Semarang: KPP KAS.

Patton, Michael Quinn. (2006). Metode Evaluasi Kualitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.

Paus Fransiskus (2014). Evangelii Gaudium. terj. F.X. Adisusanto, SJ dkk. Jakarta: Departemen Dokumentasi dan Penerangan KWI.

Pontifical Council for Justice and Peace. (2005). Compendium of the Social Doctrine of the Church. Vatican: Libreria Editrice Vaticana.

Pope John XXIII. (1991). “Mater et Magistra”, Proclaming Justice and Peace, Ed. Michae; Walsh, Brian Davies. Connecticut: Twenty-Thirtd Publications.

Pope John XXIII. (1991). “Pacem in Teris”, Proclaming Justice and Peace, Ed. Michae; Walsh, Brian Davies. Connecticut: Twenty-Thirtd Publications.

Pope Leo XIII. (1991). “Rerum Novarum”, Proclaming Justice and Peace, Ed. Michae; Walsh, Brian Davies. Connecticut: Twenty-Thirtd Publications.

Pope Pius XI. (1991). “Quadragesimo Anno”, Proclaming Justice and Peace, Ed. Michae; Walsh, Brian Davies. Connecticut: Twenty-Thirtd Publications.

Pope Paul VI 1975. (1991). “Evangeli Nuntiandi”, Proclaming Justice and Peace, Ed. Michae; Walsh, Brian Davies. Connecticut: Twenty-Thirtd Publications.

Panitia Aksi Puasa Pembangunan Keuskupan Agung Semarang. (2012). Laporan Pemanfaatan Dana APP 2011-2012 dan Pemasukan Dana APP 2012. Semarang: Kantor Pelayanan Pastoral KAS

Panitia Aksi Puasa Pembangunan Keuskupan Agung Semarang. (2013). Laporan Pemanfaatan Dana APP 2012-2013 dan Pemasukan Dana APP 2013. Semarang: Kantor Pelayanan Pastoral KAS

Panitia Aksi Puasa Pembangunan Keuskupan Agung Semarang. (2014). Laporan Pemanfaatan Dana APP 2013-2014 dan Pemasukan Dana APP 2014. Semarang: Kantor Pelayanan Pastoral KAS

196

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 215: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

Panitia Aksi Puasa Pembangunan Keuskupan Agung Semarang. (2015). Laporan Pemanfaatan Dana APP 2014-2015 dan Pemasukan Dana APP 2015. Semarang: Kantor Pelayanan Pastoral KAS

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. (1993). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Riyanto, Armada. (2014). Katolisitas Dialogal: Ajaran Sosial Katolik. Yogyakarta: Kanisius.

Robert K, Yin. (1989). Case Study Research Design and Methods. Washington: COSMOS.

Roman Synod 1971. (1991). “ Justice in The World”, Proclaming Justice and Peace, Ed. Michae; Walsh, Brian Davies. Connecticut: Twenty-Thirtd Publications.

R Holme, P Watts. (2000). Corporate Social Responbility: Making Good Business Sense. Geneva.

Sastropoetro, S. (1988). Partisipasi, Komunikasi, Persuasi dan Disiplin dalam Pembangunan Nasional. Bandung: Alumni.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Manajemen. Bandung: Alfabeta.

Suharto, Edi. (2005). Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Bandung: Refika Aditama.

Sunarko, dkk. (2006). Bangkit dan Bergeraklah Dokumentasi Hasil Sidang Agung Gereja Katolik Indonesia 2005.Jakarta: Obor.

Theresia, Aprilia dkk. (2014). Pembangunan Berbasis Masyarakat: Acuan Praktisi, Akademis, dan Pemerhati Pengembangan Masyarakat. Bandung: Alfabeta.

Urip, Sri. (2014). Strategi CSR: Tanggung Jawab Social Perusahaan untuk Peningkatan Daya Saing Perusahaan di Pasar Negara Berkembang. Jakarta: Gramedia.

Yohanes Paulus II. (1991). “Sollicitudo Rei Socialis”, Proclaming Justice and Peace, Ed. Michae; Walsh, Brian Davies. Connecticut: Twenty-Thirtd Publications.

197

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 216: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

Yohanes Paulus II. (1991). “Centesimus Annus”, Proclaming Justice and Peace, Ed. Michae; Walsh, Brian Davies. Connecticut: Twenty-Thirtd Publications.

198

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 217: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

LAMPIRAN

Lampiran 1

KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN KESESUAIAN PROGRAM PEMANFAATAN DANA APP

DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG DENGAN PRINSIP-PRINSIP AJARAN SOSIAL GEREJA

Aspek Variabel Indikator

Nomor Butir Pada

Instrumen

K

ESE

SUA

IAN

PR

OG

RA

M P

EM

AN

FAAT

AN

DA

NA

AK

SI P

UA

SA

PEM

BA

NG

UN

AN

DI K

EU

SKU

PAN

AG

UN

G S

EM

AR

AN

G D

EN

GA

N

PRIN

SIP-

PRIN

SIP

AJA

RA

N S

OSI

AL

GE

RE

JA

1. Prinsip hormat akan martabat manusia

Manusia tidak dapat dibedakan atas dasar ciri natural (ras, jenis kelamin, usia, asal-usul, agama)

Setiap manusia memiliki hak untuk hidup layak

1

2. Prinsip Kesejahteraan Umum

Sistem tata kehidupan yang memungkinkan semua orang mendapat kesempatan yang sama untuk meningkatkan taraf hidup.

Setiap individu bertanggung jawab terhadap individu yang yang lain.

Prioritas keadilan yang mensejahterakan terutama bagi mereka yang lemah dan miskin

2

3. Prinsip Subsidiaritas

Apabila tugas dan tanggung jawab yang dapat diselesaikan di tingkat bawah, lembaga di tingkat atas jangan mengambil alih.

3

199

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 218: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

Aspek Variabel Indikator

Nomor Butir Pada

Instrumen

Keterlibatan dari lembaga atau individu di lapis bawah dalam pengambilan keputusan.

4. Prinsip Solidaritas

Kebajikan moral yang autentik. Bukan perasaan kasihan.

Tekad yang teguh dan tabah untuk membaktikan diri kepada kesejahteraan semua orang dan setap orang perorangan

Ruang yang diberikan kepada kebebasan manusia untuk pertumbuhan bersama dimana di dalamnya semua orang berbagi dan berperan serta.

4

200

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 219: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

Lampiran 2

KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN

PROFIL COMMUNITY EMPOWERMENT

DALAM PENGELOLAAN PROGRAM PEMANFAATAN DANA APP

DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG

Aspek Variabel Indikator Nomor Butir

Pada Instrumen

P

RO

FIL

CO

MM

UN

ITY

EM

POW

ER

ME

NT

DA

LA

M P

EN

GE

LO

LAA

N P

RO

GR

AM

PE

MA

NFA

ATA

N D

AN

A A

PP

DI K

EU

SKU

PAN

AG

UN

G S

EM

AR

AN

G

1. Adanya upaya untuk membangun daya dengan mendorong, memotivasi dan membangkitkan kesadaran akan kapasitas yang dimilikinya serta berupaya untuk mengembangkan.

Penerima manfaat Program: dapat

menggambarkan kepada publik keberhasilan- keberhasilan yang diraih pada masa mengalami kesulitan

dapat mendokumentasikan unsur-unsur dan tahap yang mereka anggap penting untuk meraih keberhasilan

dapat menyepakati bersama dengan kelompok tentang gambaran visi yang mereka inginkan yang berkaitan dengan penghidupan mereka.

membuat daftar potensi dan aset yang tersedia di sekitar mereka

1a, 1b, 1c

201

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 220: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

Aspek Variabel Indikator Nomor Butir

Pada Instrumen

P

RO

FIL

CO

MM

UN

ITY

EM

POW

ER

ME

NT

DA

LA

M P

EN

GE

LO

LAA

N P

RO

GR

AM

PE

MA

NFA

ATA

N D

AN

A A

PP

DI K

EU

SKU

PAN

AG

UN

G S

EM

AR

AN

G

2. Adanya upaya untuk

memperkuat kapasitas atau daya yang dimiliki oleh penerima manfaat program.

Memiliki kegiatan pendidikan yang disesuaikan dengan kebutuhan penerima manfaat program.

Memiliki kegiatan pelatihan yang disesuaikan dengan kebutuhan penerima manfaat program.

Memiliki kegiatan pendampingan penerima manfaat program yang dilaksanakan secara berkala.

2a, 2b, 2c

3. Adanya upaya aktif untuk menggerakkan partisipasi penerima manfaat mulai dari tahapan perencanaan, pengembangan, pelaksanaan dan evaluasi?

Ada upaya aktif menggerakkan partisipasi penerima manfaat mulai dari tahapan perencanaan, pengembangan, pelaksanaan dan evaluasi

3

202

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 221: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

Lampiran 3

POKOK KERANGKA ACUAN KUESIONER

PROFIL COMMUNITY EMPOWERMENT

DALAM PENGELOLAAN PROGRAM PEMANFAATAN DANA APP

DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG

Tujuan : Mengetahui profil community empowerment dalam pengelolaan

penerima manfaat Program Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan

Agung Semarang

Metode : Penelitian kualitatif

Teknik : Open-ended interview

1. Apakah dalam pengelolaan Program Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan

Agung Semarang sudah ada upaya untuk membangun daya dengan

mendorong, memotivasi dan membangkitkan kesadaran akan kapasitas yang

dimilikinya serta berupaya untuk mengembangkan?

a. Apakah penerima manfaat program secara berkelompok dapat

menggambarkan kepada publik tentang keberhasilan-keberhasilan yang

pernah mereka raih sebelumnya saat menghadapi kesulitan?

b. Apakah penerima manfaat program dapat mendokumentasikan

unsur-unsur dan tahap yang mereka anggap penting untuk meraih

keberhasilan tersebut?

203

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 222: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

c. Apakah penerima manfaat program dengan tegas dapat menyepakati

bersama dengan kelompok tentang gambaran visi yang mereka inginkan

yang berkaitan dengan penghidupan mereka.

d. Apakah penerima manfaat program mampu membuat daftar potensi dan

aset yang tersedia di sekitar mereka (sumber daya alam, sumber daya

manusia, sosial, fisik dan finansial) untuk diketahui publik?

2. Apakah dalam pengelolaan Program Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan

Agung Semarang sudah ada upaya untuk memperkuat kapasitas atau daya

yang dimiliki oleh penerima manfaat program?

a. Apakah ada kegiatan pendidikan yang disesuaikan dengan kebutuhan

penerima manfaat program?

b. Apakah ada kegiatan pelatihan yang disesuaikan dengan kebutuhan

penerima manfaat program?

c. Apakah ada pendampingan penerima manfaat program yang

dilaksanakan secara berkala?

3. Apakah dalam pengelolaan Program Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan

Agung Semarang ada upaya aktif menggerakkan partisipasi penerima

manfaat mulai dari tahapan perencanaan, pengembangan, pelaksanaan dan

evaluasi?

204

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 223: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

Lampiran 4

KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN

TINGKAT PARTISIPASI PENERIMA MANFAAT

PROGRAM PEMANFAATAN DANA APP

DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG

Aspek Indikator Indikator

Nomor Butir Pada

Instrumen

ISIP

ASI

PE

NE

RIM

A M

AN

FAAT

PR

OG

RA

M P

EM

AN

FAAT

AN

DA

NA

APP

D

I KE

USK

UPA

N A

GU

NG

SE

MA

RA

NG

1. Indikator kuantitatif partisipasi penerima manfaat program.

Jumlah pertemuan dan jumlah peserta. 1

Jumlah orang yang dipengaruhi oleh isu. 2

Jumlah umat yang memegang peranan sebagai pemimpin. 3

Jumlah umat yang memegang peran dalam program 4

2. Indikator kualitatif partisipasi penerima manfaat program.

Kapasitas umat yang tumbuh untuk mengorganisasi aksi 5

Dukungan yang tumbuh dari umat dan jaringan yang bertambah kuat

6

Peningkatan pengetahuan umat tentang hal-hal seperti keuangan dan manajemen program

7

Keinginan umat untuk terlibat dalam pembuatan keputusan

8

Pemimpin-pemimpin baru yang muncul. 9

Umat mulai mempengaruhi kebijakan 10

205

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 224: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

205

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 225: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

Lampiran 5

POKOK KERANGKA ACUAN PENELITIAN LAPANGAN

TINGKAT PARTISIPASI PENERIMA MANFAAT

PROGRAM PEMANFAATAN DANA APP

DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG

Tujuan : Mengetahui deskripsi mengenai tingkat partisipasi umat penerima

manfaat Program Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan Agung

Semarang.

Metode : Penelitian kualitatif

Teknik : Studi lapangan

1. Jumlah pertemuan dan jumlah peserta?

2. Jumlah umat yang dipengaruhi oleh isu?

3. Jumlah umat yang memegang peranan sebagai pemimpin?

4. Jumlah umat yang memegang peran dalam program?

5. Apakah kapasitas umat tumbuh untuk mengorganisasi aksi?

6. Apakah ada dukungan yang tumbuh dari umat dan jaringan yang bertambah

kuat?

206

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 226: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

7. Apakah ada peningkatan pengetahuan umat tentang hal-hal seperti keuangan

dan manajemen program?

8. Apakah ada keinginan umat untuk terlibat dalam pembuatan keputusan?

9. Apakah ada pemimpin-pemimpin yang muncul dari umat?

10. Apakah umat mulai mempengaruhi kebijakan?

207

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 227: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

Lampiran 6

KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN

KOMPETENSI SEBAGAI AGEN PEMBERDAYAAN

TIM PSE PAROKI

DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG

Variabel Indikator Jumlah Butir Nomor Butir

Pada Instrumen

K

ompe

tens

i Tim

PSE

Par

oki S

ebag

ai A

gen

Pem

berd

ayaa

n U

mat

1. Mengetahui eksistensi dana-dana yang bisa diakses umat.

4 13, 14, 15, 16

2. Memiliki pengetahuan tentang keberadaan Tim PSE dan job description

11 1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12

3. Memiliki kemampuan mengidentifikasi masalah dan sumber daya yang dapat dikembangkan.

9 3, 17, 18, 19, 21, 22, 24, 25, 26,

4. Memiliki kemampuan menumbuhkan kesadaran penerima manfaat akan peluang dan potensi yang dimiliki.

2 30, 31

5. Memiliki kemampuan memahami inovasi yang dibutuhkan penerima manfaat dan mengkomunikasikan dengan bahasa yang mudah dipahami.

2 33

6. Memiliki kemampuan mengelola pelatihan.

2 20, 27, 28

7. Memiliki kemampuan mengembangkan kewirausahaan.

2 34

208

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 228: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

Variabel Indikator Jumlah Butir Nomor Butir

Pada Instrumen

8. Memiliki kemampuan untuk melakukan kerja sama yang sinergis dengan pihak-pihak terkait.

2 23, 29

9. Memiliki kemampuan untuk mendampingi masyarakat di lapangan.

1 35

10. Memiliki kemampuan mencari sponsorship.

1 32

209

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 229: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

Lampiran 7

KUESIONER PROFIL TIM PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI PAROKI

RESPONDEN: PAROKI _______________

DAFTAR PERTANYAAN Petunjuk Umum : • Isilah kuesioner berikut ini dengan teliti. • Untuk pertanyaan pilihan ganda , berikan tanda silang (X) pada jawaban yang

telah disediakan. Pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan paroki Anda. • Untuk pertanyaan isian, berikan jawaban Anda dengan singkat dan jelas. 1. Di dalam susunan kepengurusan Dewan Paroki, apakah Paroki Anda telah

memiliki Tim Kerja Pengembangan Sosial Ekonomi (PSE) ? A. Ya B. Tidak C. Baru dalam perencanaan

2. Apakah yang menjadi wewenang atau tugas dari Tim Kerja PSE di Paroki

anda? A. ___________________________________________________________ B. ___________________________________________________________ C. ___________________________________________________________ D. ___________________________________________________________ E. ___________________________________________________________

3. Menurut anda, keprihatinan pastoral di bidang sosial ekonomi seperti apa

yang terdapat di Paroki anda? Mengapa demikian? ______________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

4. Apakah di Paroki Anda telah terbentuk Tim Kerja PSE atau Seksi Sosial Ekonomi (Sosek) di tingkat lingkungan? A. Sudah (Walaupun belum semua lingkungan ada) B. Belum C. Baru dalam perencanaan

210

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 230: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

5. Jika di Paroki anda telah memiliki Tim Kerja PSE lingkungan, apakah yang menjadi tugas dari Tim Kerja PSE lingkungan di paroki Anda? ________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

6. Apakah Paroki anda juga memiliki Tim Kerja Aksi Puasa Pembangunan (APP) ? A. Ya B. Tidak C. Baru dalam rencana

7. Apakah di dalam struktur kepengurusan Dewan Paroki anda, Tim Kerja PSE

dipisahkan/dibedakan dengan Tim Kerja APP Paroki? A. Ya B. Tidak C. Baru dalam rencana

8. Siapakah yang bertugas mengurusi Dana Papa Miskin (Danpamis) di Paroki

Anda? A. Tim Danpamis paroki B. Tim Kerja PSE Paroki C. Tim Kerja APP Paroki D. Tim Kerja PSE Paroki bekerja sama dengan Tim Kerja APP Paroki E. Romo Paroki F. Dewan Harian Paroki G. ___________________________________________________________

9. Jika di Paroki Anda terdapat tim khusus yang menangani bidang sosial

ekonomi, sebutkan siapa saja yang menjadi anggota tim tersebut? A. Ketua bidang pelayanan kemasyarakatan B. Anggota tim kerja PSE C. Anggota tim kerja APP Paroki D. Anggota tim kerja kesehatan E. Anggota tim kerja pendidikan F. Anggota tim kerja pangruktilaya G. Anggota tim kerja HAK H. Umat yang berpengalaman dalam pengembangan masyarakat, yaitu:

a) LPMD b) Penmas c) Koperasi d) PKK e) Wirausahawan f) Biarawan/biarawati g) Lain-lain: _______________________________________________

211

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 231: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

10. Apakah di Paroki Anda terdapat pertemuan rutin (rapat) yang diselenggarakan oleh tim kerja PSE Paroki / Tim kerja APP Paroki / Tim Kerja Danpamis Paroki? A. Ya B. Tidak C. Baru dalam rencana

Jika sudah ada pertemuan rutin, pertemuan diselenggarakan: A. Setiap 1 minggu 1 kali B. Setiap 2 minggu 1 kali C. Setiap 1 bulan 1 kali D. Lainnya: ...............................

11. Apakah Paroki Anda telah memiliki Pedoman Pemanfaatan Dana Papa Miskin paroki ? A. Ya B. Tidak C. Baru dalam rencana

12. Apakah Pedoman Pemanfaatan Dana Papa Miskin di Paroki anda telah

disahkan oleh Romo Paroki Anda ? A. Ya B. Tidak C. Baru dalam rencana

13. Tahukah Anda darimana Dana Papa Miskin yang ada di paroki berasal?

Sebutkan! ______________________________________________________________

14. Tahukah anda dari mana dana APP yang dikelola paroki berasal? Sebutkan!

_____________________________________________________________

15. Selain Dana papa miskin dan dana APP yang dikelola Paroki, apakah Paroki

anda memiliki sumber-sumber pendanaan sosial yang lain? A. Ya B. Tidak C. Baru dalam rencana Jika jawabannya Ya, dari mana sumbernya? ______________________________________________________________

212

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 232: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

16. Jika Paroki Anda telah memiliki Pedoman Pemanfaatan dan Pengelolaan Danpamis, Dana APP Paroki, maupun dana-dana sosial yang lain, sejauh mana upaya paroki untuk mensosialisasikannya kepada umat?

___________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

17. Pernahkah Tim Kerja PSE Paroki/Lingkungan Anda melakukan kegiatan pendataan tentang umat yang memerlukan bantuan dan pendampingan di bidang sosial ekonomi? A. Sudah pernah B. Belum pernah C. Baru dalam rencana

18. Apakah Paroki Anda menyediakan anggaran yang relatif mencukupi untuk

menunjang kegiatan pengembangan sosial ekonomi di paroki Anda? A. Ya B. Tidak C. Baru dalam rencana

19. Apakah di Paroki Anda terdapat program kegiatan kunjungan lingkungan/keluarga dalam rangka kerasulan sosial ekonomi? A. Ya B. Tidak C. Baru dalam rencana

20. Apakah di paroki anda terdapat program kegiatan lokakarya, pelatihan,

sarasehan atau bentuk kegiatan yang lainyang diselenggarakan dalam rangka kerasulan sosial ekonomi? A. Ya B. Tidak C. Baru dalam perencanaan Apabila jawabannya Ya, sebutkan nama dan tema kegiatan tersebut! ______________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

213

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 233: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

21. Apakah Paroki Anda telah memiliki program peduli pendidikan untuk membantu biaya pendidikan bagi anak-anak kurang mampu atau sekolah-sekolah yang berada di wilayah teritorial Paroki Anda? A. Ya B. Tidak C. Baru dalam rencana

22. Apakah di paroki anda terdapat program kegiatan bakti sosial (kerja bakti,

donor darah, pelayanan kesehatan gratis, dll)? A. Ya B. Tidak C. Baru dalam perencanaan

Apabila jawabannya Ya, sebutkan program kegiatan dan waktu pelaksanaannya. ______________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

23. Apakah di Paroki Anda terdapat usaha untuk mengembangkan gerakan koperasi (Credit Union, usaha simpan pinjam, usaha bersama, arisan cinta kasih, dll) ? Sebutkan! A. Ya B. Tidak C. Baru dalam perencanaan

Apabila jawabannya Ya, sebutkan program kegiatan dan waktu pelaksanaannya. ___________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

24. Apakah di Paroki Anda Tim Kerja PSE Paroki/Lingkungan terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang menaruh perhatian dan membantu orang-orang jompo? A. Ya B. Tidak C. Baru dalam perencanaan

214

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 234: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

25. Apakah di Paroki Anda terdapat keterlibatan tim kerja PSE Paroki/Lingkungan dalam kegiatan-kegiatan yang menaruh perhatian dan membantu orang-orang yang terkena musibah? A. Ya B. Tidak C. Baru dalam perencanaan

26. Apakah di Paroki Anda Tim Kerja PSE Paroki/Lingkungan terlibat dalam

kegiatan kunjungan dan usaha membantu - orang-orang sakit? A. Ya B. Tidak C. Baru dalam perencanaan

27. Apakah di Paroki Anda Tim Kerja PSE Paroki pernah menyelenggarakan

kegiatan kursus / pelatihan ketrampilan usaha? A. Ya B. Tidak C. Baru dalam perencanaan

28. Apakah di Paroki Anda terdapat kegiatan penyuluhan pertanian, peternakan,

perikanan, atau wirausaha yang dilakukan oleh Tim Kerja PSE Paroki/Lingkungan? A. Ya B. Tidak C. Baru dalam perencanaan

29. Apakah di paroki Anda terdapat usaha-usaha membangun jaringan dan

kerjasama dalam kegiatan pemberdayaan sosial ekonomi? Sebutkan! A. Ya B. Tidak C. Baru dalam perencanaan

Apabila jawabannya Ya, apa bentuk kegiatannya? ______________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

30. Apakah di Paroki Anda pernah mengadakan diskusi mengenai kegiatan di

bidang pertanian/peternakan/Usaha Kecil Menengah yang telah berhasil dilaksanakan dengan baik? A. Pernah. B. Belum pernah C. Baru dalam perencanaan.

215

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 235: MANAJEMEN KETERLIBATAN SOSIAL GEREJA: STUDI KASUS ... · STUDI KASUS PEMANFAATAN DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG TESIS UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

31. Apakah di Paroki Anda pernah mendiskusikan Sumber Daya Manusia (pengelola, pemilik ketrampilan, pengorganisir) apa saja yang dimiliki oleh umat berkaitan dengan kegiatan di bidang pertanian/peternakan/Usaha Kecil Menengah? A. Pernah B. Belum pernah. C. Baru dalam perencanaan.

32. Apakah di Paroki Anda pernah mendiskusikan tentang aset sosial (nama kelompok atau organisasi yang ada dan dapat bergabung) untuk membantu kegiatan di bidang pertanian/peternakan/Usaha Kecil Menengah? A. Pernah B. Belum pernah. C. Baru dalam perencanaan.

33. Apakah di Paroki Anda pernah membuat data mengenai Sumber Daya Fisik (alat atau sarana) yang dapat digunakan umat berkaitan dengan kegiatan di bidang pertanian/peternakan/Usaha Kecil Menengah? A. Pernah. B. Belum pernah. C. Baru dalam perencanaan.

34. Apakah di Paroki Anda pernah mengadakan sarasehan mengenai bagaimana mengembangkan sikap untuk berinisiatif dalam berbagai usaha di bidang pertanian/peternakan/Usaha Kecil Menengah? A. Pernah. B. Belum pernah. C. Baru dalam perencanaan.

35. Apakah dalam proses penyusunan rencana kegiatan di bidang pertanian/peternakan/Usaha Kecil Menengah Anda melakukan bersama dengan dan oleh umat sendiri? A. Ya B. Tidak C. Rencana kegiatan ditentukan pihak lain.

216

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI