manajemen bencan1
DESCRIPTION
manajemen bencan1TRANSCRIPT
MANAJEMEN BENCANA
BANJIR LAHAR DINGIN
Lahar dingin disebut juga lahar hujan, yaitu material vulkanis yang telah terguyur air hujan,
baik bersuhu tinggi maupun bersuhu normal. (Sarwidi, 2011).
Ketika terjadi erupsi, banyak material vulkanis yang tidak ikut tergelincir dan turun ke
bawah, tetapi menumpuk di daerah dekat puncak gunung Merapi. Apabila terjadi hujan
lebat di daerah puncak, maka bisa menimbulkan ancaman sekunder bagi daerah di sekitar
lereng gunung merapi terutama daerah bantaran sungai, yaitu ancaman banjir lahar dingin.
Contoh bencana lahar dingin
Empat Tewas Akibat Banjir Lahar Dingin
Gunung GamalamaRabu, 09 Mei 2012, 13:54 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Empat orang dipastikan meninggalkan dunia akibat banjir
lahar dingin Gunung Gamalama, Rabu (9/5). Berdasarkan data Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB) korban jiwa yang berhasil dikenali bernama Raihan
Sangaji (sembilan tahun), Mildawany Johar (25), dan Sarnawia Hamid (52). Sedangkan
satu orang belum teridentifikasi.
"Karena hanya ditemukan bagian tubuh, yakni paha kaki," ungkap Kepala Pusat Informasi
BNPB, Soetopo Purwo, Rabu (9/5). Laporan tersebut, kata dia, berdasarkan pendataan
sementara dari bencana banjir lahar dingin di Gunung Gamalama yang dilakukan oleh
BPBD Maluku Utara dan BPBD Kota Ternate yang dilaporkan ke Posko BNPB.
Selain korban tewas, jumlah korban yang diketahui hilang hingga saat ini tercatat
sebanyak 10 orang dan 15 orang lainnya luka ringan hingga berat.
Akibat perisitiwa tersebut, sedikitnya 188 rumah di 11 kelurahan mengalami kerusakan,
yakni dengan perincian 15 rumah rusak total, 70 rumah rusak berat, dan 103 rumah rusak
ringan.
1
Soetopo melanjutkan, untuk jumlah pengungsi mencapai 58 kepala keluarga (KK) atau 284
jiwa. Pengungsi, ungkap dia, tersebar di pos pengungsi yaitu di eks-Kantor Gubernur
Maluku Utara 24 KK (113 jiwa) dan aula SMK Negeri 2 Ternate 34 KK (171 jiwa).
"Kerusakan infrastruktur meliputi 2 jembatan rusak total yaitu di Desa Daulasi dan Desa Air
Tege-Tege, dan 2 jembatan rusak ringan di jembatan STM Kelurahan Dufa-Dufa dan
Akesako Kelurahan Akehuda," paparnya.
Menurut dia, data yang dilansir saat ini masih dapat berubah sewaktu-waktu, itu karena
masih terus dilakukan pendataan di lapangan. BPBD Provinsi Maluku Utara dan BPBD
Kota Ternate bersama TNI, Polri dan instansi terkait terus melakukan evakuasi masyarakat
yang terkena bencana.
"Korban hilang masih dilakukan pencarian. Bantuan logistik bagi masyarakat yang terkena
bencana sedang disiapkan BPBD bersama instansi lainnya," ungkap Soetopo.
PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR LAHAR DINGIN
1. Tahap sebelum terjadi bencana
a. tata ruang yang tepat dengan mengindahkan zonasi bahaya Gamalama yg
sudah ada.
b. pembangunan sistem peringatan dini akan lahar dingin.
c. pengaturan pengelolaan daerah aliran sungai, dan
d. pembangunan struktur pengatur limpasan lahar dingin.
e. Melaksanakan penyuluhan penanggulangan bencana dan
penanganan pengungsi.
f. Menentukan daerah alternatif untuk titik kumpul sementara pengungsian
korban bencana.
g. Membuat sumur serapan
UNSUR MANAJEMEN PADA TAHAP TERJADI BENCANA
a. MAN : Yang termasuk dalam unsur ini adalah kepala desa, masyarakat
setempat, BASARNAS, TNI, POLRI, BMKG yang melakukan tugasnya
masing-masing.
2
b. Metode : pada tahap ini metode yang di gunakan berupa penyuluhan kepada
masyarakat setempat tentang bahaya banjir lahar dingin, daerah yang sering
terjadi.
c. Money : menyiapkan dana yang akan digunakan saat terjadinya bencana.
d. Material : alat-alat yang di gunakan saat evakuasi korban bencana, seperti
tandu, mobil ,dll
2. Tahap saat terjadi bencana
a. Mendirikan posko PBP untuk memantau dan mengendalikan operasional
penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi.
b. Memberikan peringatan dini kepada masyarakat yang tinggal di daerah rawan
bencana.
c. Mengungsikan korban bencana ke lokasi yang lebih aman.
d. Mencari dan menyelamatkan korban dari akibat bencana.
e. Memberikan pertolongan pertama pada korban bencana.
f. Menyiapkan dapur umum.
g. Menyiapkan Tempat Penampungan Sementara (TPS) bagi korban bencana.
h. Mengamankan daerah yang terkena bencana.
i. Menerima, mengelola dan menyalurkan bantuan/dana bencana.
j. Melaporkan kejadian bencana kepada Kepala Desa.
UNSUR MANAJEMEN TAHAP TERJADINYA BENCANA
a. Man : korban bencana, TNI, POLRI, BASARNAS, dan semua orang yang
terlibat saat terjadi bencana.
b. Metode : cara untuk menyelamatkan korban saat terjadi bencana.
c. Money : uang yang di gunakan untuk keperluan korban saat terjadi bencana.
d. Meterial : alat-alat yang digunakan untuk menolong korban saat terjadi
bencana
3. Tahap setelah terjadi bencana
a. Mendata jumlah korban dan memperkirakan kerugian
b. Mengkoordinasikan pemakaman korban bencana yang meninggal dunia
akibat bencana
c. Merehabilitasi moril dan fasilitas sosial serta umum yang terkena dampak
bencana.
d. Menempatkan korban bencana ke pemukiman di daerah aman.
3
e. Melaporkan kejadian bencana dan kebutuhan yang diperlukan kepada Kepala
Desa.
UNSUR MANAJEMEN TAHAP SETELAH TERJADI BENCANA
a. Man : korban bencana, BASARNAS, POLRI, TNI, dan semua orang yang
terlibat.
b. Money : uang untuk membangun sarana prasarana yang rusak akibat
bencana, dan membeli barang keperluan untuk korban bencana (makanan,
obat-obatan, pakaian, dll)
c. Metode: membangun sarana prasarana untuk keperluan korban bencana.
d. Material : alat-alat yang di gunakan untuk membangun sarana prasarana
keperluan korban bencana.
DAFTAR PUSTAKA
file:///C:/Users/user/Contacts/Downloads/banjir%20lahar%20dingin%20_.htm
(http://static.republika.co.id)
(http://dppm.uii.ac.ai)
(http://geospasial.bnpb.go.id)
4
Rachmat, Agus. 2008. Manajemen Dan Mitigasi Bencana. Bandung
5