manajemen

12
1. Frederick W. Taylor Frederick W. Taylor ( 1856 – 1915 ). Manajemen ilmIah mula-mula dikembangkan oleh Frederick Wilson Taylor sekitar tahun 1990-an. Frederick Winslow Taylor lahir dalam keluarga kaya di PhiladelphIa 1856. Setelah lulus Philips Exeter, Ia memutuskan untuk magang di Enterprise Hidrolik, bekerja meskipun Ia telah melewati ujIan masuk untuk Universitas Harvard. Selanjutnya,Ia bekerja sebagai pekerja harIan dan pengawas di Perusahaan Baja Midvale, dan sebagai general manager dari Perusahaan Investasi Manufaktur (produk kertas perusahaan), dan mencoba untuk meningkatkan produktivitas di kedua perusahaan. Ketika Ia menemui kesulitan- kesulitan memotivasi para pekerja, Ia mulai percaya bahwa manajer tidak memiliki informasi yang mereka perlu untuk mendapatkan pekerjaan mereka selesai. Wawasan ini membuatnya mencoba untuk meningkatkan informasi tersedIa bagi manajer melalui studi waktu, yaitu operasi waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan individu pabrik tugas. DIa menjadi yakin bahwa waktu dan gerak eksperimen berbasis bisa mengajarkan manajer metode produksi yang lebih efisien. Mereka akan belajar kapan dan cara mengganti alat atau bahan untuk mendapatkan output yang lebih besar, dan bahwa mereka kemudIan dapat menggunakan ini pengetahuan untuk pekerja kereta api. Umpan balik yang memadai diperlukan pengawasan fungsional. Dalam skema Taylor, masing-masing pekerja memiliki bos geng untuk mengawasi menempatkan materIal pada mesin, bos kecepatan untuk operasi mesin itu sendiri, atasan perbaikan yang merawat peralatan, dan inspektur yang memeriksa kualitas. Ketika manajemen toko berhasil, manajer dan pekerja bekerjasama satu sama lain karena kedua belah pihak melihat bahwa mereka dapat memperoleh melalui peningkatan produksi. Taylor disebut sebagai “bapak manajemen ilmIah”. Dalam buku-buku literatur, manajemen ilmIah sering dIartikan berbeda. Arti pertama, manajemen ilmIah merupakan penerapan metode ilmIah pada studi, analisa, dan pemecahan masalah-masalah organisasi. Sedangkan arti kedua, manajemen ilmIah adalah seperangkat mekanisme-mekanisme atau teknik-teknik untuk meningkatkan efisiensi kerja organisasi. Taylor menuangkan gagasan-gagasannya dalam tiga judul makalah, yaitu Shop Management, The Principle of Scientific Management, dan Testimony Before the SpecIal House Committee, yang dirangkum dalam sebuah buku yang berjudul Scientific Management. Taylor telah memberikan prinsip-prinsip (filsafat) penerapan pendekatan ilmIah pada manajemen, dan

Upload: gracia-desyana-natalia

Post on 07-Feb-2016

16 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: manajemen

1. Frederick W. Taylor

Frederick W. Taylor (   1856   –   1915   ).   Manajemen   ilmIah   mula-mula dikembangkan  oleh Frederick Wilson Taylor sekitar   tahun  1990-an.   Frederick Winslow Taylor   lahir  dalam keluarga kaya di  PhiladelphIa  1856.  Setelah   lulus Philips   Exeter,   Ia  memutuskan   untuk  magang  di   Enterprise  Hidrolik,   bekerja meskipun   Ia   telah   melewati   ujIan   masuk   untuk   Universitas   Harvard. Selanjutnya,Ia bekerja sebagai pekerja harIan dan pengawas di Perusahaan Baja Midvale,  dan sebagai  general  manager  dari  Perusahaan Investasi  Manufaktur (produk kertas perusahaan), dan mencoba untuk meningkatkan produktivitas di kedua   perusahaan.   Ketika   Ia   menemui   kesulitan-kesulitan   memotivasi   para pekerja, Ia mulai percaya bahwa manajer tidak memiliki informasi yang mereka perlu untuk mendapatkan pekerjaan mereka selesai. Wawasan ini membuatnya 

mencoba untuk meningkatkan informasi tersedIa bagi manajer melalui studi waktu, yaitu operasi waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan individu pabrik tugas. DIa menjadi yakin bahwa waktu dan gerak eksperimen  berbasis   bisa  mengajarkan  manajer  metode   produksi   yang   lebih   efisien.  Mereka   akan belajar kapan dan cara mengganti alat atau bahan untuk mendapatkan output yang lebih besar, dan bahwa mereka kemudIan dapat menggunakan ini pengetahuan untuk pekerja kereta api.

Umpan balik yang memadai diperlukan pengawasan fungsional. Dalam skema Taylor, masing-masing pekerja memiliki bos geng untuk mengawasi menempatkan materIal pada mesin, bos kecepatan untuk operasi  mesin itu sendiri,  atasan perbaikan yang merawat peralatan, dan inspektur yang memeriksa kualitas.  Ketika manajemen  toko berhasil,  manajer  dan  pekerja  bekerjasama satu  sama  lain  karena kedua belah pihak melihat bahwa mereka dapat memperoleh melalui peningkatan produksi.

Taylor disebut sebagai “bapak manajemen ilmIah”. Dalam buku-buku literatur, manajemen ilmIah sering dIartikan berbeda. Arti pertama, manajemen ilmIah merupakan penerapan metode ilmIah pada studi, analisa, dan pemecahan masalah-masalah organisasi. Sedangkan arti kedua, manajemen ilmIah adalah   seperangkat   mekanisme-mekanisme   atau   teknik-teknik   untuk   meningkatkan   efisiensi   kerja organisasi.

Taylor menuangkan gagasan-gagasannya dalam tiga  judul  makalah,  yaitu Shop Management, The Principle of Scientific Management, dan Testimony Before the SpecIal House Committee, yang dirangkum dalam   sebuah   buku   yang   berjudul Scientific Management. Taylor  telah  memberikan   prinsip-prinsip (filsafat)   penerapan   pendekatan   ilmIah   pada   manajemen,   dan   mengembangkan   sejumlah   teknik-tekniknya untuk mencapai efisiensi. Empat prinsip dasar tersebut adalah :a. Pengembangan metoda-metoda ilmIah dalam manajemen, sebagai contoh metoda yang paling baik 

untuk pelaksanaan setIap pekerjaan dapat ditentukan.b. Seleksi imIah untuk karyawan, agar setIap karyawan dapat diberikan tanggung jawab atas sesuatu 

tugas sesuai dengan kemampuannya.c. Pendidikan dan pengembangan ilmIah para karyawan.d. Kerjasama yang baik antara manajemen dan tenaga kerja.Konsep  manajemen   ilmIah  Taylor  menekankan  pentingnya   struktur  dan  desain  dalam penyelesaIan tugas   organisasi.   PenelitIannya   memberi   andil   bagi   pengembangan   teknik   manajemen   dalam standarisasi kerja, perencanaan tugas, studi waktu dan gerak, piece rate, dan penghematan bIaya dan terbentuknya bidang studi seperti pengawasan, teknik industri, manajemen industri, dan manajemen personal.

Taylor berpendapat bahwa untuk dapat sukses dengan prinsip ini memerlukan revolusi mental yang lengkap pada pihak manajemen dan tenaga kerja. Kedua belah pihak jangan bertengkar mengenai lab, 

Page 2: manajemen

melainkan   berusaha  meningkatkan   produksi.   Dengan   demikIan   dIa   percaya   bahwa   laba   akan   naik sampai mencapai titik yang menyebabkan tenaga kerja dan manajemen tidak perlu lagi berjuang untuk itu.   Singkatnya  Taylor  percaya  bahwa  manajemen  dan   tenaga  kerja  memiliki   kepentingan  bersama dalam meningkatkan produktivitas.

Taylor mendasarkan sistem manajemen pada studi waktu lini produksi. Bukanya mendasarkan pada metode kerja tradisional.  DIa menganalisis  dan mengukur waktu gerakan pekerja baja dari  satu seri pekerjaan.   Menggunakan   studi   waktu   sebagai   dasarnya,   dIa   memecah   setIap   pekerjaanmenjadi komponen-komponennya dan mendesain metode tercepat dan paling baik untuk melaksanakan setIap komponen. Dengan cara ini dIa menetapkan berapa banyak seorang pekerja harus mampu mengerjakan dengan peralatan dan materIal yang ada ditangan. DIa juga mendorong para majikan untuk membayar pekerja yang lebih produkstif dengan upah yang lebih tinggi dari  pada yang lain, menggunakan tarif “yang tepat secara ilmIah” yang akan menguntungkan perusahaan maupun pekerja. Jadi para pekerja didorong untuk melewati standar prestasi kerjanya yang terdahulu untuk memperoleh upah yang lebih tinggi. Taylor menyebut dengan sistem tarif berbeda.

Dalam perjalanannya perusahaan yang dijalankan oleh Taylor menghasilkan produk yang lebih cepat dari pada yang pernah dibayangkan oleh Taylor. “keajaiban” produksi ini hanya salah satu warisan dari manajemen ilmIah. Sebagai tambahan, bahwa teknik manajemen efesiensi  ini  telah diterapkan pada berbagai tugas dalam organisasi non industri, jasa makan sIap sajisampai pelatihan untuk dokter bedah.

Walaupun metoda Taylor menghasilkan peningkatan-peningkatan produktivitas dan upah yang lebih tinggi pada keadaan tertentu, pekerja dan serikat buruh mulai menentang pendekatannya. James A.F. Stoner dalam buku manajemen (1995:34) mengatakan bahwa walaupun Taylor menyebabkan kenaikan dramatik dalam produktivitas dan upah yang lebih tinggi dalam sejumlah kasus, para pekerja dan serikat pekerja mulai menentang pendekatan taylor karena mereka takut bekerja lebih berat dan lebih cepat akan membuat lelah pekerjaan apapun, yang menyebabkan pekerja yang bersangkutan dirumahkan.

Lebih  lanjut,  sistem Taylor  jelas  berarti bahwa waktu amat penting. Para pengkritiknya menolak kondisi   “mempercepat”   yang   diterapkan   dengan   tekanan   secara   berlebihan   pada   pekerja   untuk berprestasi   semakin   lama   semakin   cepat.   Penekanan   pada   produktivitas   dan   kalau   diperluas, kemampuan   menghasilkan   laba   membuat   beberapa   orang   manajer   mengeksploitasi   perkeja   dan pelanggan. Sebagai hasilnya, lebih banyak yang pekerja bergadbung dengan serikat pekerja dan dengan demikIan memperkuat  pola kecurigaan dan tidak mempercayai  yang membayangi  hubungan tenaga kerja-manajemen selama beberapa dekade.

2. Frank Bunker & LillIan Moller Gilberth

Frank dan LilIan  Gilberth  adalah  sepasang suami   istri  yang merupakan  tokoh pelopor  di  bidang teknik industri

Frank yang memiliki nama lengkap Frank Bunker Gilberth dilahirkan di Fairfiled,   Maine   pada   tanggal   7   Juli   1768.   Gilberth   merupakan penganjur   manajemen   ilmIah   dan   perintis   studi   gerak   dan   waktu. Gilberth   menempuh   pendidikan   hingga   sekolah   menengah   keatas. KemudIan   Ia   melanjutkan   untuk   bekerja   sebagai   pekerja bangunan,setelah   itu   Ia  menjadi  kontraktor  bangunan,  dan berlanjut menjadi ahli manajemen. tidak jarang Gilbreth dipanggil sebagai dosen di Universitas Purdue dimana universitas tersebut  banyak menerbitkan karya ilmIah yang ditulisnya. Selain itu Frank juga anggota dari ASME, 

Taylor Society (pendahulu SAM).

Page 3: manajemen

PenelitIan Gilbreth dimulai saat Ia bekerja sebagai kontraktor, saat itu Ia mencari cara tercepat dan termudah untuk mendirikan tembok dari batu bata. Dibantu oleh LilIan Evelyn Moller (yang akhirnya menjadi pasangan hidupnya) mereka meneliti kebiasaan kerja pegawai tingkat klerikal dan manufaktur dalam mencari cara untuk meningkatkan hasil kerja dan membuat pekerjaan menjadi mudah. Kemudian mereka mendirikan firma konsultasi manajemen bernama Gilbreth, Inc. Frank Gilbreth meninggal akibat gagal jantung pada usIa 55 tahun pada tanggal 14 Juni 1924.

Istri   Frank   yang  tidak   lain  adalah   LillIan  Evelyn  Moller   (salah   seorang  wanita   ilmuwan  Amerika Serikat   yang  pertama   kali  menyandang   gelar   doktor   (Ph.D))   terlahir   pada   tanggal   24  Mei   1878  di Oakland, CalifornIa.   Lilian merupakan lulusan dari Universitas California dengan menyandang gelar BA dan  MA.   Selanjutnya   Lilian   juga  meneruskan   sekolahnya   di   Universitas   Brown   dan   lulus   dengan mendapatkan gelar Ph.D. LilIan juga mendapatkan keanggotaan di ASME. LillIan meninggal pada tanggal 2 Januari 1972 pada umur 93 tahun.

Pernikahan Frank dan LillIan berlangsung pada tahun 1904. Dan mereka merupakan orang tua dari 12 anak yang dilahirkan.  tapi seorang meninggal dunIa ketika masih kanak-kanak.  Keduabelas putra-putri mereka adalah Anne, Mary (wafat tahun 1912), Ernestine, Martha, Frank Jr., WillIam, LillIan, Fred, Daniel, John, Robert, dan Jane.

Gilbreth dianggap sebagai “Ratu Bidang Teknik yang Pertama”, dan menjadi wanita pertama yang dipilih sebagai anggota Akademi Teknik Nasional Amerika Serikat. Gilbreth bekerja sebagai staf pengajar di Universitas Purdue, akademi teknik Newark, Universitas Wisconsin-Madison. Selain itu, Gilbreth juga bekerja  sebagai  penasihat   lima orang presiden,  mulai  dari  Presiden Hoover,  Roosevelt,  Eisenhower, Kennedy, hingga Johnson. Di antara topik yang dikuasainya terdapat masalah pertahanan sipil, produksi di masa perang, dan rehabilitasi orang cacat.Hal-hal yang dihasilkan oleh Frank dan LilIan Gilberth, antara lain:a. Gilbreth   mengurangi   semua   gerakan   tangan   menjadi   sejumlah   17   gerakan   dasar,   termasuk 

memegang, membawa, dan memegang untuk memakai. Nama ke-17 gerakan dasar tersebut adalah therblig yang dIambil dari namanya sendiri (“Gilbreth”) yang dieja terbalik. Dalam penelitiannya, Ia menggunakan kamera film untuk menghitung waktu tersingkat dalam melakukan sebuah gerakan.

b. Mengajarkan  manajer   agar  mempertanyakan   semua   aspek   di   tempat   kerja,   dan   secara   terus menerus menerapkan metode yang lebih baik. Penekanan Frank dan LillIan Gilbreth adalah pada satu cara terbaik (“one best way“). Metode therblig menjadi cikal bakal perbaikan mutu kontinyu (CQI), dan penelitIan di abad ke-20 mengungkap gerakan berulang-ulang sebagai penyebab cedera gerakan repetitif.

c. Gilbreth   merupakan   orang   pertama   yang   mengusulkan   perawat   kamar   bedah   bertugas menyodorkan peralatan bedah kepada dokter bedah.

d. Gilbreth juga merancang teknik standar yang digunakan angkatan bersenjata di seluruh dunIa dalam mengajarkan   cara  membongkar   pasang   senjata   dengan   cepat,   termasuk   dalam   keadaan  mata tertutup dan ruangan gelap total.SebagIan orang menganggap inovasi yang dilakukan Gilbreth telah menyelamatkan jutaan jiwa.

Walaupun penelitian Gilbreth sering dihubungkan dengan penelitian yang dilakukan Frederick Winslow Taylor,   di   antara   keduanya   terdapat   perbedaan   filosofi   yang  mendasar.   Taylorism   identik   dengan penggunaan stopwatch, dan Taylorisme pada prinsipnya berhubungan dengan pengurangan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan suatu proses.  Di   lain pihak,   fokus penelitian Frank dan Lillian Gilbreth adalah proses yang lebih efisien dengan mengurangi gerakan yang dibutuhkan. Dibandingkan dengan Taylorisme   yang  mengutamakan   keuntungan,   prinsip   Gilbreth   lebih  mengutamakan   kesejahteraan pekerja.   Perbedaan  mencolok   di   antara   Taylorisme   dan   prinsip   Gilbreth  menyebabkan   perbedaan pendapat di antara pengikut Gilbreth dan Taylor.

Page 4: manajemen

Frank dan Lillian Gilbreth sering menggunakan keluarga besarnya sebagai hewan percobaan. Kisah ini  diangkat  dalam novel  Cheaper  by   the  Dozen  yang  ditulis   anaknya  yang  bernama  Frank   Jr.   dan Ernestine Gilbreth Carey. Buku Cheaper by the Dozen mengilhami dua film berjudul sama. Salah satunya adalah film tahun 1950 yang dibintangi Clifton Webb dan Myrna Loy. Pada tahun 2003, film berjudul sama dibintangi Steve Martin dan Bonnie Hunt. Walaupun sama-sama mengisahkan keluarga beranak dua belas, cerita dalam film yang dibintangi Steve Martin tidak berhubungan dengan cerita dalam novel. Kisah  lanjutan berjudul  Belles  on Their  Toes diterbitkan tahun 1950.   Isinya mengisahkan perjalanan hidup keluarga Gilbreth setelah  Frank Gilbreth meninggal  dunia  pada tahun 1924.  Frank  Jr  kembali menulis novel lanjutannya, Time Out For Happiness yang terbit tahun 1971, dan sekarang sudah habis dan tidak dicetak lagi.

3. Henry Fayol

Henry Fayol lahir di Istambul, Turki , 29 July 1841. Beliau meninggal dunia di Paris,   Perancis,   19  November   1925.   Ia   adalah   seorang   insinyur   pertambangan lulusan   Perancis,   seorang   direktur   pertambangan,   sekaligus   seorang   pakar manajemen. Ia dengan originalitasnya mampu menciptakan teori-teori manajemen secara   ilmiah,   yang   disebut   Teori   Umum   Administrasi   Bisnis,   yang   kemudian dijuluki   Fayolisme.   Ia   adalah   salah   satu   kontributor   penting   untuk   teori-teori manajemen yang berkembang selanjutnya.Henry Fayol,  seorang  insinyur Perancis dan direktur tambang,   lahir  di pinggiran kota   Istanbul   pada   tahun   1841,   di  mana   ayahnya,   seorang   insinyur,   ditunjuk Inspektur  Pekerjaan  untuk  membangun  sebuah  jembatan  di  atas  Golden  Horn. 

Mereka kembali ke Prancis pada tahun 1847. Fayol belajar di sekolah pertambangan  Ecole Nationale Superieure des Mines di St. Etienne.

Fayol dari  sejarah pemikiran manajemen akan akrab dengan nama  Henry Fayol.  Referensi  untuk namanya ditemukan cukup sering dalam teks-teks manajemen dan Ansoff berpendapat bahwa Fayol “diantisipasi imajinatif dan nyenyak sebagian besar analisis lebih baru praktek bisnis modern”.

Saat beranjak 19 tahun, Fayol sudah menempuh karir tekniknya dengan bekerja di sebuah 

perusahaan pertambangan Compagnie de Commentry-Fourchambeau-Decazeville di Commentry. Pada 

tahun 1888 Dia dipercaya menduduki jabatan direktur perusahaan itu karena karirnya yang cemerlang. 

Saat itu pegawai perusahaan tersebut mencapai lebih dari 1000 orang. Karena kepiawaiannya Fayol tak 

tergeserkan sebagai direktur selama 30 tahun hingga 1918. Sementara pada tahun 1900-an perusahaan 

tersebut telah menjadi salah satu perusahaan besi dan baja terbesar di Perancis, sekaligus termasuk 

salah satu industri vital nasional Perancis kala itu.

Pada 1916, Fayol menerbitkan pengalaman-pengalaman manajerialnya dalam sebuah buku yang 

berjudul Administration Industrielle et Générale, sekitar beberapa tahun setelah Frederick Winslow 

Taylor menerbitkan teorinya tentang manajemen scientific. Teori-teori Fayol yang biasa disebut 

fayolisme ini merupakan satu teori pembanding pertama di ranah teori umum manajemen. Fayol 

berpendapat bahwa ada lima fungsi utama dari manajemen. Hal-hal tersebut adalah Planning,

organizing, commanding, coordinating, dan controlling. Di mana kontrol di sini dimaksudkan adanya 

Page 5: manajemen

pelaporan tentang proses kerja perusahaan kepada manajer agar ia dapat segera mengambil langkah-

langkah manajerial yang diperlukan untuk kesuksesan perusahaan.

Dalam tulisannya, Fayol berusaha untuk membangun sebuah teori manajemen yang dapat 

digunakan sebagai dasar untuk manajemen pendidikan dan pelatihan secara formal. Pertama, dia 

membagi seluruh aktivitas organisasi kepada 6 fungsi:

Teknik: perancangan, produksi, manufaktur, adaptasi.

Komersial: pembelian, penjualan, pertukaran.

Finansial: mencari penggunaan modal yang optimal.

Keamanan: melindungi aset dan SDM.

Akuntansi: persediaan, rugi laba, biaya, statistik.

Manajerial; perencanaan, pengorganisasian, memimpin, koordinasi, dan kontrol 

(pengendalian)

Fayol berpendapat bahwa untuk memanejemen adalah:

1. Merencanakan

Rencana yang baik harus fleksibel, berkelanjutan, relevan, dan akurat. Fungsi tersebut adalah untuk 

menyatukan organisasi dengan fokus pada masalah, prioritas, dan kondisi bisnis. Prediksi jangka 

panjang pada bidang industri dan ekonomi. Intuisi pemikir kunci. Dan analisis strategi dari staf yang 

ahli. Untuk efektivitas perencanaan, manajer harus memiliki keahlian dalam bidang seni 

menghadapi manusia, dan memiliki kemampuan memanfaatkan energi serta memiliki keberanian 

moral yang terukur. Penting pula perpindahan jabatan, memiliki kompetensi pada persyaratan yang 

diinginkan dalam bisnis; memiliki pengalaman bisnis, dan dapat menghasilkan ide kreatif.

2. Mengorganisasikan.

Pengorganisasian adalah tentang tanggung jawab dan otoritas sebagaimana adanya mengenai aliran 

komunikasi dan penggunaan sumber daya. Fayol menggambarkan tugas organisasional untuk para 

manajer:

Memastikan rencana benar-benar disiapkan dan telah diterapkan

Melihat SDM dan struktur material sesuai dengan tujuan, sumber daya, dan kebijakan 

operasi umum.

Membentuk otoritas petunjuk dan lini komunikasi dalam organisasi

Melakukan harmonisasi aktivitas dan melakukan koordinasi dari usaha-usaha

Memformulasikan secara jelas dan keputusan yang tepat

Mengatur seleksi personal yang efisien

Menetapkan tugas secara jelas

Mendorong inisiatif dan tanggung jawab

Menawarkan kompensasi yang adil untuk pelayanan yang baik

Memberikan sanksi dalam kasus penyimpangan dan kesalahan

Page 6: manajemen

Memelihara disiplin

Memastikan kepentingan individual di bawah kepentingan perusahaan

Memberikan perhatian yang lebih pada otoritas pemberian komando

Mengelola keteraturan material dan SDM

Memastikan semuanya berjalan normal

Meminimalisasi kebijakan yang berlebihan dan penyalahgunaan

3. Mengkoordinasi

Koordinasi melibatkan waktu dan rentetan aktivitas yang dengannya semuanya berjalan dengan 

baik, mengalokasikan sumber daya yang tepat, waktu dan prioritas, menyesuaikan tujuan sampai 

pencapaiannya.

4. Komando

Manajer yang bertanggung jawab harus:

a. Meningkatkan ketelitian dari personel kerja

b. Menghapuskan yang tidak perlu (hal ini tidak seperti yang didengar, Fayol menegaskan 

bahwa setiap kebijakan yang berkaitan dengan pekerja harus sebagai hasil dari pemikiran 

yang cermat. Pekerja harus menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan yang didapat dari 

pelatihan. Dan mereka harus diberikan kesempatan kenaikan jabatan yang adil. Mereka 

harus diberikan kesempatan untuk pelatihan tambahan, mendapat petunjuk jika mungkin 

untuk menjabat pekerjaan yang lain. Fayol juga menunjukkan prosedur yang terkait dengan 

penulisan peringatan dan proteksi melawan ketidakadilan, antara lain menimbang dengan 

cermat kesepakatan antara bisnis dan pekerjanya, memberikan contoh yang tepat, 

mengadakan audit organisasi secara periodic, bersama-sama dengan para asisten senior 

untuk memastikan kesatuan pengelolaan dan fokus pada usaha, tidak menghabiskan waktu 

pada masalah-masalah yang kecil atau detail, menciptakan energi, inisiatif, loyalitas, dan 

perlakuan sama di antara para pekerja.

5. Mengontrol atau mengendalikan

Pengendalian berarti melakukan cek:

Semua hal berjalan sesuai dengan rencana, prinsip yang dibangun, dan dengan instruksi 

yang dirancang.

Tindakan korektif secara tepat.

Kelemahan, kesalahan, dan penyimpangan dari rencana tidak terjadi.

Rencana selalu sesuai dengan keadaan (tidak seperti batu tetapi menyesuaikan dengan 

perkembangan perubahan).

Keberherhasilan sebuah manajemen tidak terlepas dari  prinsip-prinsip  manajemen yang menjadi dasar-dasar   dan   nilai   pada  manajemen   itu   sendiri. Seorang   industrialis   asal   Perancis,   Henry   Fayol, 

Page 7: manajemen

berpendapat, bahwa prinsip-prinsip dalam manajemen sebaiknya bersifat lentur dalam arti bahwa perlu di pertimbangkan sesuai dengan kondisi-kondisi khusus dan situasi-situasi yang berubah. Prinsip- prinsip umum manajemen menurut Henry Fayol terdiri dari :1. Pembagian kerja (Division of work)

Pembagian kerja harus disesuaikan dengan kemampuan dan keahlian sehingga pelaksanaan kerja berjalan efektif. Oleh karena itu, dalam penempatan karyawan harus menggunakan prinsip the right man   in   the   right   place.   Pembagian   kerja   harus   rasional/objektif,   bukan   emosional   subyektif   yang didasarkan atas dasar like and dislike.Dengan adanya prinsip the right man in the right place akan memberikan jaminan terhadap kestabilan, kelancaran dan efesiensi kerja. 2. Wewenang dan tanggung jawab (Authority and responsibility)

Wewenang   dan   tanggung   jawab (Authority and responsibility)harus   seimbang.   Setiap   pekerjaan harus dapat memberikan pertanggungjawaban yang sesuai dengan wewenang. Oleh karena itu, makin kecil   wewenang  makin   kecil   pula   pertanggungjawaban   demikian   pula   sebaliknya.   Setiap   karyawan dilengkapi dengan wewenang untuk melakukan pekerjaan dan setiap wewenang melekat atau diikuti pertanggungjawaban.3. Disiplin (Discipline)

Disiplin (Discipline) merupakan perasaan taat dan patuh terhadap pekerjaan yang menjadi tanggung jawab.  Disiplin   ini   berhubungan  erat  dengan  wewenang.  Apabila  wewenang  tidak  berjalan  dengan semestinya, maka disiplin akan hilang. Pemegang wewenang harus dapat menanamkan disiplin terhadap dirinya sendiri   sehingga mempunyai   tanggung  jawab terhadap pekerajaan sesuai  dengan weweanng yang ada padanya.4. Kesatuan perintah (Unity of command)

Karyawan  harus   tahu  kepada   siapa   ia  harus  bertanggung   jawab   sesui   dengan  wewenang   yang diperolehnya.   Dalam  melakasanakan   pekerjaan,   karyawan   harus   memperhatikan   prinsip   kesatuan perintah sehingga pelaksanaan kerja dapat dijalankan dengan baik.5. Kesatuan pengarahan (Unity of direction)

Pelaksanaan   kesatuan   pengarahan (unity of directiion) tidak   dapat   terlepas   dari   Pembagian kerja (Division of work),   Wewenang   dan   tanggung   jawab (Authority and responsibility), Disiplin (Discipline), serta Kesatuan perintah (Unity of command). Oleh karena itu, perlu alur yang jelas dari mana karyawan mendapat wewenang untuk pelaksanakan pekerjaan dan kepada siapa ia harus mengetahui batas wewenang dan tanggung jawabnya agar tidak terjadi kesalahan. Dalam melaksanakan tugas-tugas dan tanggung jawabnya, karyawan perlu diarahkan menuju sasarannya.6. Mengutamakan kepentingan organisasi di atas kepentingan sendiri

Prinsip  pengabdian  kepentingan  pribadi  kepada  kepentingan  orgabisasi  dapat   terwujud,  apabila setiap karyawan merasa senang dalam bekerja sehingga memiliki disiplin yang tinggi. Setiap karyawan dapat  mengabdikan  kepentingan  pribadi   kepada  kepentingan  organisasi  apabila  memiliki   kesadaran bahwa kepentingan pribadi sebenarnya tergantung kepada berhasil-tidaknya kepentingan organisasi. 7. Penggajian pegawai

Prinsip more pay for more prestige (upaya lebih untuk prestasi lebih), dan prinsip upah sama untuk prestasi yang sama perlu diterapkan sebab apabila ada perbedaan akan menimbulkan hetidak disiplinan dan kemalasan dalam bekerja. Gaji atau upah bagi karyawan merupakan kompensasi yang menentukan tercapainya tujuan dan keberhasilan dalam suatu pekerjaan.   Dalam prinsip penggajian dipikirkan cara agar karyawan dapat bekerja dengan tenang, menimbulkan kedisiplinan dan kegairahan kerja.8. Pemusatan (Centralization)

Page 8: manajemen

Pemusatan   bukan   berarti   adanya   kekuasaan  untuk  menggunakan  wewenang,  melainkan   untuk menghindari  kesimpangsiurang wewenang dan tanggung jawab. Pemusatan wewenang ini  juga tidak menghilangkan   asas   pelimpahan   wewenang (delegation of authority).   Pemusatan   wewenang   akan menimbulkan pemusatan tanggung jawab dalam suatu kegiatan. Tanggung jawab terakhir terletak ada orang yang memegang wewenang tertinggi atau manajer puncak. 9. Hirarki (tingkatan)

Hirarki diukur dari wewenang terbesar yang berada pada manajer puncak dan seterusnya berurutan ke bawah. dengan adanya hirarki  ini,  maka setiap karyawan akan mengetahui kepada siapa ia harus bertanggung jawab dan dari siapa ia mendapat perintah. Pembagian kerja menimbulkan adanya atasan dan bawahan. Bila pembagian kerja ini mencakup area yang cukup luas akan menimbulkan hirarki. 10. Ketertiban (Order)

Ketertiban dalam suatu pekerjaan dapat terwujud apabila seluruh karyawan, baik atasan maupun bawahan mempunyai disiplin yang tinggi. Oleh karena itu, ketertiban dan disiplin sangat dibutuhkan dalam mencapai  tujuan.  Ketertiban dalam melaksanakan pekerjaan merupakan syarat  utama karena pada dasarnya tidak ada orang yang bisa bekerja dalam keadaan kacau atau tegang. 11. Keadilan dan kejujuran

Keadilan dan kejujuran terkait dengan moral karyawan dan tidak dapat dipisahkan. Keadilan dan kejujuran  harus  ditegakkan  mulai  dari  atasan karena atasan memiliki  wewenang  yang paling  besar. Keadilan dan kejujuran merupakan salah satu syarat untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.12. Stabilitas kondisi karyawan

Sebagai makhluk sosial manusia yang berbudaya memiliki keinginan, perasaan dan pikiran. Apabila keinginannya tidak terpenuhi, perasaan tertekan dan pikiran yang kacau akan menimbulkan goncangan dalam bekerja.  Dalam setiap  kegiatan  kestabilan   karyawan  harus  dijaga   sebaik-baiknya  agar   segala pekerjaan berjalan dengan lancar. Kestabilan karyawan terwujud karena adanya disiplin kerja yang baik dan adanya ketertiban dalam kegiatan.13. Prakarsa (Inisiative)

Prakarsa (inisiative) mengandung arti menghargai orang lain, karena itu hakikatnya manusia butuh penghargaan.   Prakarsa   timbul   dari   dalam   diri   seseorang   yang   menggunakan   daya   pikir.   Prakarsa menimbulkan kehendak untuk mewujudkan suatu yang berguna bagi penyelesaian pekerjaan dengan sebaik-beiknya.   Dalam   prakarsa   terhimpun   kehendak,   perasaan,   pikiran,   keahlian   dan   pengalaman seseorang. Setiap penolakan terhadap prakarsa karyawan merupakan salah satu langkah untuk menolak gairah kerja. Manajer yang bijak akan menerima dengan senang hari prakarsa-prakarsa yang dilahirkan karyawannya.14. Semangat kesatuan dan semangat korps

Semangat   kesatuan   akan   lahir   apabila   setiap   karyawan   mempunyai   kesadaran   bahwa   setiap karyawan berarti bagi karyawan lain dan karyawan lain sangat dibutuhkan oleh dirinya. Manajer yang memiliki   kepemimpinan   akan  mampu  melahirkan   semangat   kesatuan   (esprit   de   corp),   sedangkan manajer yang suka memaksa dengan cara-cara yang kasar akan melahirkan friction de corp (perpecahan dalam   korp)   dan  membawa   bencana.   Karyawan   harus  memiliki   rasa   kesatuan,   yaitu   rasa   senasib sepenanggungan sehingga menimbulkan semangat kerja sama yang baik.

Manfaat penggunaan 14 prinsip manajemen terhadap perusahaan yaitu : Adanya perubahan dan organisasi Digunakan sebagai pengambilan keputusan Keterampilan dapat digunakan untuk meningkatkan efektivitas dasar manajer

Page 9: manajemen

Memahami bahwa manajemen dapat dilihat sebagai berbagai kegiatan yang dapat terdaftar dan dikelompokkan.

Pandangan Fayol pun telah dikritik dari sisi kelemahannya, dimana terjadi tumpang tindih dalam prinsip, elemen, dan tugas. Adanya kebingungan struktur dengan proses, dan atas hubungan atas-bawah birokrasi. Bagaimanapun, prinsip manajemennya tidak berbeda jauh dari karakteristik organisasi formal sebagaimana dirancang oleh Max Weber. Pengaruh Fayol adalah yang pertama menjelaskan manajemen sebagai   proses   ”atas-bawah”   berdasarkan   Teorisasi   Nya   tentang   administrasi   dibangun   pada pengamatan   pribadi   dan   pengalaman   dari   apa   yang   bekerja   dengan   baik   dalam   hal   organisasi. Aspirasinya untuk “ilmu administrasi” mencari satu set konsisten prinsip bahwa semua organisasi harus diterapkan   agar   dapat   berjalan   dengan   baik.   Perencanaan   dan   pengorganisasian   orang-orang   dan manajer praktis.

”Tidak ada kebaikan dalam menyebarkan pertikaian di antara bawahan, setiap pemula bisa melakukannya.” - Henry Fayol.