manajemen

24
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manajemen adalah sebuah proses dalam mengaturdan mengarahkan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan melalui pelaksanaan fungsi-fungsi terntentu. Manajemen bertujuan untuk mengerahkan sekelompok manusia yang memiliki latar belakang pendidikan dan karakter yang berbeda-beda, seorang manajer harus menerapkan fungsi-fungsi manajemen untuk dapat mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan. Fungsi-fungsi manajemen disusun dan diarahkan sedemikian rupa sehingga terdapat kesatuanirama, gerak, dan cara pandang yang sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Manajemen tidak hanya diguakan oleh pemerintahan atau perusahaan saja, namun manajemen 1

Upload: hapsnyu

Post on 13-Sep-2015

218 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

MANAJEMEN

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN1.1. Latar BelakangManajemen adalah sebuah proses dalam mengaturdan mengarahkan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan melalui pelaksanaan fungsi-fungsi terntentu. Manajemen bertujuan untuk mengerahkan sekelompok manusia yang memiliki latar belakang pendidikan dan karakter yang berbeda-beda, seorang manajer harus menerapkan fungsi-fungsi manajemen untuk dapat mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan. Fungsi-fungsi manajemen disusun dan diarahkan sedemikian rupa sehingga terdapat kesatuanirama, gerak, dan cara pandang yang sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.Manajemen tidak hanya diguakan oleh pemerintahan atau perusahaan saja, namun manajemen juga digunakan dalam dunia kebidanan.Hal ini bertepatan dengan tujuan dari kebidanan itu sendiri yaitu untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal dengan menurunkan angka kematian ibu dan bayi.Oleh karena itu perlu digunakan sebuah manajemen yang tepat untuk mencapai tujuant ersebut yaitu salah satu nyamana jemen partisipasif yang melibatkan bidan sebagaimanajer atau sebagai partisipan.

1.2. Tujuan :1.2.1. TujuanUmumMengetahui dan memahami mengenai manajemen partisipatif dan kaitannya dengan kebidanan.1.2.2. TujuanKhusus1. Mengetahui pengertian manajemen partisipatif2. Mengetahui tujuan manajemen partisipatif3. Mengetahui manajemen partisipatif dalam kebidanan1.3. ManfaatDapat menjadi bahan untuk memperoleh ilmu pengetahuan khususnya tentang manajemen partisipatif sehingga bisa diaplikasikan dalam praktik kebidanan sehari-hari.

BAB IITINJAUAN TEORI2.1. ManajemenManajemen adalah seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi Mary Parker Follet ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.Prof. Oie Liang Lee menyatakan bahwa manajemen adalah ilmu dan seni mengkoordinasikan serta mengawasi tenaga manusia dengan bantuan alat-alat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Richard L.Daft (2002:8)mendefinisikan sebagai berikut: manajemen adalah pencapaian sasaran-sasaran organisasi dengan cara yang efektif dan efisien melalui perencanaan pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian sumberdaya organisasi. Menurut James A.F. Stoner (2006:Organisasi.org) manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya dari anggota organisasi serta penggunaan sumua sumber daya yang ada pada organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.2.2. PartisipasifPartisipasi dapat dinyatakan sebagai alat untuk memperbaiki standar material dan meningkatkan peran serta seseorang atau kelompok dalam rangka penyusunan program yang relevan, perencanaan yang realistis, pelaksanaan program yang memberi manfaat serta dalam pengambilan keputusan. Peran serta seseorang atau kelompok diartikan sebagai bentuk penyerahan sebagian peran dalam kegiatan dan tanggung jawab tertentu dari satu pihak ke pihak yang lain. Oleh karena itu peran serta tersebut, memerlukan ketersediaan kedua belah pihak dalam suatu hubungan yang saling menguntungkan.Partisipasi juga dapat dilihat dalam kaitannya dengan keinginannya untuk ikut mengambil inisiatif dan terlibat secara sukarela untuk mengembangkan kemampuannya dalam mengkaji keadaan, permasalahan dan potensi sendiri, guna menentukan hal-hal yang menyangkut pembangunan diri, kehidupan, dan penghidupan kelompok itu sendiri,Menurut Bedjo (1996), yang dimaksudkan dengan partisipasi adalah perilaku yang memberikan pemikiran terhadap sesuatu atau seseorang. Perilaku merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang dalam hubungannya dengan pemilihan rangsangan dari luar lingkungannya.Pengertian lain tentang partisipasi juga dikemukakan oleh Slameto (1995) yang mengatakan bahwa partisipasi adalah pemusatan energi psikis yang tertuju pada suatu obyek, dan juga meliputi banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai sesuatu aktivitas yang sedang dilakukan. Secara umum, partisipasi diartikan sebagai kertelibatan suatu komponen dalam memberikan kontribusi untuk mencapai tjuan.Syarat-syarat partisipasi antara lain:1. Diperlukan banyak waktu sebelum pelaksanaan, partisipasi tidak bakal terjadi dalam keadaaan mendadak.2. Biaya partisipasi tidak boleh melebihi nilai-nilai ekonomi dan lainnya.3. Subyek partisipasi harus relevan dengan organisasi partisipasi sesuatu yang akan menarik perhatian partisipan4. Partisipasi harus mempunyai kemampuan, kecerdasan dan pengetahuan untuk partisipasi aktif5. Partisipasi harus mampu berkomunikasi untuk dapat saling tukar infomasi atau gagasan.6. Tidak seorangpun dalam organisasi yang terancam oleh bentuk peran serta tersebut.7. Partisipasi untuk memutuskan arah tindakan pada sebuah organisasi hanya dapat menempati lingkungan kebebasan kerja kelompok2.3. Manajemen Partisipasif2.3.1. Pengertian Manajemen PartisipatifDari pengertian umum tentang manajemen dan partisipasi, dapat ditarik kesimpulan bahawa manajemen partisipatif adalah pendekatan dalam menjalankan tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian sumberdaya manusia dan sumberdaya lainnya untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditentukan melaui komunikasi intraktif sehingga terbangun pengertian dan kepercayaan antara pimpinan dan bawahan. Kata-kata kuncinya adalah membangun komunikasi untuk menciptakan rasa saling percaya antara pimpinan / manajer dengan bawahan.Manajemen partisipasif juga didefinisikan sebagai proses pengembangan pola pikir dan pola sikap, pengkayaan pengalaman dan pengetahuan serta proses pembelajaran yang bertujuan untuk memperkuat asosiasi anggota dan mekanisme baru. Proses ini memungkinkan terjadinya pertukaran gagasan (sharing ideas), jalin kepentingan (knitting interest), dan memadukan karya (synergi of action), diantara anggota terutama memberikan kesempatan pada anggota untuk terlibat dalam pelaksanaan program.2.3.2. Prinsip-Prinsip Manajemen PartisipatifPrinsip dasar yang ada pada manajemen interaktif:1. Bahwa semua proses manajemen dibangun di atas hubungan yang berdasar rasa saling percaya, yang menuntut keterbukaan dan kejujuran, baik dari pihak atasan maupun bawahan.2. Bahwa bawahan mau melaksanakan tugas, bukan semata-mata karena perintah, melainkan karena merasa dimengerti oleh atasannya dan merasa paham akan masalah yang dihadapi.3. Bahwa seseorang memiliki kebutuhan untuk ikut serta dalam proses pengambilan keputusan. Ini bisa dipenuhi dengan melibatkan mereka dalam proses pemecahan masalah.4. Jangan mencoba memecahkan masalah yang dihadapi bawahan. Karena kita tidak akan paham betul akan masalah yang sebenarnya. Anda bisa menunjuk adanya problem; tapi jangan coba memecahkannya. Beri kesempatan pada bawahan untuk memecahkan masalahnya sendiri, dengan bantuan Anda, tentunya, sebagai atasan.5. Dengan menggunakan prinsip-prinsip tersebut, manajer interaktif memberikan kebebasan pada bawahan atau pegawai dalam memperoleh daya pengungkapan personalitas yang optimal ketika bekerja.Pegawai diijinkan untuk lebih aktif dari pada pasif, lebih independent dari tergantung, mempunyai kontrol atas dunianya, merasa diterima dan dihormati, dan mencoba melakukan latihan kemampuan mereka. Sebagaimana pegawai merasakan perlakuan-perlakuan tadi dengan penyelianya, ikatan kepercayaan terbentuk yang memfasilitasi perkembangan tim yang efektif yang terdiri dari individu-individu yang puas dan produktif yang disatukan melalui transaksi interpersonal yang sehat.2.3.3. Perbedaaan Manajemen Teknis dan PartisipatifPerbedaan antara mamajemen teknis dan manajemen interaktif/ partisipatif dapat dilihat dalam table berikut:

Manajemen TeknisManajemen Interaktif

Orientasi pada perusahaanOrientasi pada pegawai

MemerintahMenjelaskan dan Mendengarkan

Memaksakan kepatuhanMengembangkan komitmen

Orientasi tugas/pekerjaanOrientasi Manusia

Tidak fleksibelAdaptable (fleksibel)

Tidakmengindahkan kebutuhanMemuaskan kebutuhan

Menciptakan ketakutan dan keteganganMenimbulkan kepercayaan dan pengertian

Penjelasan dari tabel di atas adalah sebagai berikut :1. Orientasi Pada Pekerja vs Orientasi Pada PerusahaanPada manajemen yang berorientasi teknis, para pimpinan atau manajer lebih mementingkan penyelesaian tugas bawahannya.Tugas selesai berapa pun hu-man cost-nya, adalah diktum utama para manajer.Maka perilaku yang tampil selalu ditandai dengan urgensi, ketidaksabaran, dan dominasi.Di pihak lain, seorang manajer interaktif akan lebih berperan sebagai konselor, konsultan atau problem solver. Mereka lebih menekankan upaya membantu bawahan untuk bisa mengerjakan tugas sebaik-baiknya.Maka perilaku yang muncul sering ditandai dengan kepercayaan, kesabaran, empati, dan tidak enggan memberi bantuan.Situasi ini akan membangun rasa saling percaya antara atasan dan bawahan.2. Menerangkan dan Mendengarkan vs Memerintah.Manajer berorientasi teknis seringkali mendominasi pembicaraan, dan selalu menekankan pada tugas dan kewajiban bawahan.Sebaliknya, di dalam manajemen interaktif penekanannya selalu pada pemecahan masalah yang membuka komunikasi dua arah. Salah satu syarat keahlian yang harus dimiliki sang manajer ialah rasa percaya diri dan kemampuan berkomunikasi secara verbal, baik dalam melontarkan pertanyaan maupun dalam mendengarkan umpan balik.3. Membangun Komitmen vs Penekanan Pada Tugas.Kekuasaan dan wewenang adalah kata kunci pada manajer yang berorientasi teknis. Maka serringkali muncul kata-kata seperti: Kerjakan sesuai dengan perintah! Manajer memikirkan, bawahan mengerjakan.Tampak sekali di sini bahwa tugas seorang manajer adalah mengendalikan dan memerintah bawahan untuk mengerjakan suatu tugas secepatnya, tak peduli mereka siap atau tidak. Memang, dalam jangka dekat, cara seperti ini berhasil. Akan tetapi tak jarang juga cara ini menimbulkan ketidaksenangan bawahan.Dalam manajemen interaktif, harus ada perpaduan antara sasaran jangka-pendek dan jangka panjang.Dalam hal ini bawahan diberi kesempatan untuk memecahkan masalahnya sendiri, dalam jangka waktu tertentu.Ada ruang untuk bernapas. Maka dalam hal ini yang diutamakan adalah membangun tim kerja yang efektif dan efisien, bukan pelaksanaan tugas yang segera. Walaupun akan memakan waktu lebih banyak untuk mencapai hasil yang nyata, manun dengan cara ini, keluhan akan berkurang, akan tumbuh rasa saling percaya dan goodwill antara atasan-bawahan, semangat kerja akan terjaga, dan akan terbentuk tim kerja yang lebih efektif.4. Orientasi Pada Manusia vs Orientasi Pada Tugas.Memenuhi batas waktu pelaksanaan tugas adalah satu hal yang amat penting bagi manajer yang berorientasi teknis, sehingga upaya maksimal sering diabaikan, demi memenuhi deadline.Ini seringkali menyebabkan frustasi di kalangan bawahan.Mereka merasa tidak diberi kesempatan untuk mengembangkan kemampuannya.Manajemen interaktif berorientasi pada manusia, maka masalah dan/atau kebutuhan bawahan sama pentingnya dengan tugas itu sendiri. Tujuan utama seorang manajer interaktif adalah membangun hubungan dengan bawahan, sehingga motivasi untuk mencapai tujuan organisasi akan muncul dengan sendirinya pada diri bawahan itu.5. Mudah Beradaptasi vs Kekakuan.Manajer berorientasi teknis biasanya menampilkan pola interaksi yang sama meskipun terhadap bawahan yang berbeda-beda. la tidak mampu bervariasi, karena tidak peka terhadap gaya, kebutuhan, maupun masalah yang dimiliki oleh setiap bawahannya. Manajer berorientasi teknis nyaris tidak sensitif terhadap pertanda-pertanda yang ditampilkan oleh bawahannya yang sebenarnya pertanda itu mewakili kebutuhan yang terpendam dalam diri si bawahan.Fleksibilitas atau keluwesan adalah keahlian utama yang dituntut dari seorang manajer interaktif.la harus luwes berkomunikasi dengan segala tipe bawahan. Sehingga gaya manajemennya pun bisa disesuaikan dengan tipe bawahan dalam segala situasi. Terlebih lagi, ia juga perseptif terhadap bahasa verbal dan non-verbal, dan tidak segan untuk mengubah pendekatan bilamana itu diperlukan.6. Memuaskan Kebutuhan vs Menghalangi Pemenuhan Kebutuhan.Jika Anda merasa tahu masalah yang diha-dapi seseorang, lalu Anda mengatakan padanya cara pemecahannya, tanpa menghiraukan umpan balik dari orang itu, maka biasanya orang tersebut cenderung defensif, menutupi masalah sebenarnya, atau bahkan merasa tidak senang. Akibatnya interaksi menjadi semacam perdebatan, yang mengarah pada situasi kalah-menang. Dalam situasi seperti itu, seorang bawahan tidak mungkin akan berbagi informasi berharga dengan manajernya. Sebaliknya, justru akan membuat tabir asap memberikan informasi-informasi semu yang akan menyulitkan manajer. Hubungan seperti ini sangat tidak produktif.Dalam manajemen interaktif, seorang atasan harus ahli dalam menjaring informasi, sehingga bawahan bisa secarajujur dan terbuka mengungkapkan masalah dan kebutuhan-kebutuhannya. Dengan pendekatan seperti itu, bawahan akan mempersepsikan hubungannya dengan atasan sebagai hubungan yang wajar dan terbuka. Di sini, sekali lagi, kepercayaan, keyakinan, dan keterbukaan akan secara otomatis mengalir di tengah-tengah interaksi yang sehat itu. Sementara itu si bawahan juga akan semakin terlibat secara total dengan proses penyelesaian masalah. Pada gilirannya, hal ini akan melahirkan komitmen pribadi pada diri bawahan untuk mensuk-seskan rencana yang telah disepakati bersama.7. Membangun Pengertian Dan Rasa Saling Percaya.Perilaku manajemen yang telah diuraikan di atas pada akhirnya bersumbu pada situasi hubungan yang ada antara atasan-bawahan.Apakah hubungan itu bertolak dari rasa takut dan tegang?Ataukah berdasar pada pengertian dan rasa saling percaya? Dalam manajemen teknis, biasanya, tingkat rasa takut dan was-was amat tinggi. Baik manajer dan bawahan saling melakukan permainan.Tindak manajemen lebih berupa persuasi dan kontrol, daripada pemecahan masalah.Hubungan atasan-bawahan menurun derajadnya, memunculkan sikap defensif dan saling curiga.Sebaliknya, dalam manajemen interaktif, maka hal-hal seperti kepercayaan, penerimaan, dan pengertian, adalah norma-norma yang dianut oleh seluruh organisasi.Komunikasi atasan-bawahan berlangsung dalam suasana terbuka, jujur, dan terus terang.Mereka saling berbagi informasi, dan masalah dipecahkan dengan kesungguhan.Ada atau tidak ada pengambilan keputusan, baik bawahan maupun atasan.merasa tenteram. Mereka yakin bahwa mereka bisa sama-sama berbuat bagi organisasi.2.4. Tujuan Manajemen PartisipatifManajemen partisipatif umumnya cenderung bertujuan untuk:1. Meningkatkan derajat perasaan anggota atau kesatuan yang memiliki partisipan dalam organisasi2. Mendorong partisipan berfikir dalam kerangka organisasi secara menyeluruh tidak terbatas pada lingkup bagiannya yang sempit3. Menurunkan tingkat konflik, permusuhan dan persaingan diantara pastisipan4. Meningkatkan pengertian antar individu, terutama sifat-sifat toleransi dan kesadaran5. Meningkatkan pengungkapan kebebasan individu mengenai kepribadiannya yang menyebabkan bawahannya merasa terikat oleh organisasi, karena kepribadiannya membutuhkan pengalaman kerja yang menyenangkan6. Mengembangkan iklim kerja yang kreatif dan yang menguntungkan organisasi

2.5. Hubungan Manajemen Partisipatif ditinjau dari Aspek KebidananPelayanan kebidanan yang bermutu adalah pelayanan yang berdasarkan standar, dan kode etik bidan serta hubungan interpersonal yang adekuat. Dalam memberikan pelayanan kebidanan yang sesuai dengan standar, bidan menggunakan metoda atau pendekatan manejemen kebidanan.Manajemen kebidanan adalah suatu metoda pengaturan, pengorganisasian pikiran dan tindakan dalam urutan yang logis, efektif dan efisien baik bagi pasien maupun bidan sebagai petugas kesehatan. Pada saat ini manajemen kebidanan sudah diterapkan oleh beberapa komunitas bidan yang ada di unit pelayanan kesehatan.Beberapa unit pelayanan kesehatan yang sudah menerapkan manajemen kebidanan adalah puskesmas, rumah sakit, rumah bersalin dan sebagainya. Hal ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan pengambilan keputusan klinis seorang bidan dalam mengelola klien dengan menggunakan proses manajemen kebidanan, dan mengembangkan kemampuan bidan dalam mendokumentasikan asuhan kebidanan yang telah dilakukan secara efektif dan efisien. Contoh penerapannya meliputi penerapan manejemen asuhan ibu hamil, asuhan ibu bersalin, asuhan pasca bersalin, dan asuhan bayi baru lahir.Manajemen asuhan kebidanan disusun untuk memberikan arahan bagaimana bidan berfikir kritis, analisis dan sistimatis dalam menangani kliennya. Saat memberikan asuhan kepada ibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir serta balita di setiap tatanan pelayanan kesehatan. Sehingga pada saat memberikan pelayanan seorang bidan dapat memberikan tindakan antisipatif, tindakan emergency dan tindakan komprehansif dengan cepat dan tepat. Pada pedoman ini dijelaskan pula bagaimana cara mendokumentasikan asuhan kebidanan yang sudah dilakukan bidan pada status pasien atau rekam medic.Dengan demikian, manajemen kebidanan yang digunakan adalah manajemen partisipatif. Hal ini dapat dilihat dari kegiatan memberikan asuhan kebidanan dalam unit pelayanan kesehatan yang sudah menerapkan manajemen kebidanan. Seperti yang sudah diketahui bahwa dalam manajemen kebidanan, seorang bidan sebagai anggota atau partisipasi dapat memberikan asuhan kebidanan kepada berdasarkan kemampuannya dan evidence based serta bidan dapat mengambil keputusan sesuai dengan wewenangnya

BAB IIIPENUTUP3.1. KesimpulanManajemen Partisipatif adalah sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efesien dengan memperbaiki standar material dan meningkatkan peran serta seseorang atau kelompok dalam rangka penyusunan program yang relevan, perencanaan yang realistis, pelaksanaan program yang memberi manfaat serta dalam pengambilan keputusan.Manajemen kebidanan juga menggunakan manajemen partisipatif, hal ini dapat dilihat pada unit pelayanan kesehatan yang telah menerapkan manajemen kebidanan dengan memberikan wewenang bidan sebagai anggota untuk memberikan asuhan kebidanan dan mengambil keputusan sesuai dengan kemampuannya sehingga bidan menjadi partisipasi untuk menciptakan kesejahteraan kepada pasien, kepuasan pasien atau pelanggan dan dapat mencapai visi dari organisasi itu sendiri.3.2. SaranDiharapkan bidan sebagaimanajer atau anggota dapat menjadi partisipan yang baik dalam sebuah organisasi sehinga tercapai tujuan bersama yaitu mencapai derajat kesehatan yang optimal dengan menurunkan AKI dan AKB.1

16