makna perencanaan&penyusunan program_bimbingan-konseling

12
Program Studi Pendidikan Bahasa Arab (PBA) Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga Tahun 2013 MAKNA PERENCANAAN DAN PENYUSUNAN PROGRAM BK Presentasi ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan Konseling diampu oleh Wahidin, S.Pd.I, M.Pd Anggota: 1.Mustazi ali imron : 11-2090-16 2.Syarifa Karima : 11-2090-18 3.M. Dayu Mustaufit : 11-2090- 19 STAIN-SALATIGA BIMBINGAN KONSELING

Upload: mustazie

Post on 05-Dec-2014

6.181 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: Makna perencanaan&penyusunan program_bimbingan-konseling

Program Studi Pendidikan Bahasa Arab (PBA)Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga

Tahun 2013

MAKNA PERENCANAAN DAN PENYUSUNAN PROGRAM BKPresentasi ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan

Konseling diampu oleh Wahidin, S.Pd.I, M.Pd

Anggota:1.Mustazi ali imron : 11-2090-16

2.Syarifa Karima : 11-2090-18

3.M. Dayu Mustaufit : 11-2090-19

STAIN-SALATIGA

BIMBINGAN KONSELING

Page 2: Makna perencanaan&penyusunan program_bimbingan-konseling

 A. Makna Perencanaan dan Penyusunan Program BK

Menurut Roeber, dkk, dalam Organization and Administration of Guidance Service yang dikutip 

oleh Romlah (1990) mengemukakan bahwa dalam melakukan perencanaan awal program 

bimbingan konseling harus diarahkan untuk menjawab tiga pertanyaan dasar yaitu : 

(1) Apakah kebutuhan-kebutuhan bimbingan untuk siswa? 

(2) Sejauh manakah kebutuhan-kebutuhan itu dapat dipenuhi dengan kondisi yang ada 

sekarang?,  

(3) Bagaimana sekolah dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut dengan baik?.

Dengan demikian program bimbingan dan konseling adalah seperangkat kegiatan bimbingan 

konseling yang saling terkait satu dengan yang lain untuk mencapai tujuan bimbingan konseling 

yang telah ditentukan.

STAIN-SALATIGA

MAKNA PERENCANAAN DAN PENYUSUNAN PROGRAM BK

BIMBINGAN KONSELING

Page 3: Makna perencanaan&penyusunan program_bimbingan-konseling

STAIN-SALATIGA

a. Memungkinkan Guru Pembimbing untuk menghemat waktu, usaha, biaya, dengan

menghindarkan kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi, daan usaha coba-coba

yang tidak menguntungkan.

b. Siswa asuh akan menerima pelayanan bimbingan dan konseling secara seimbang dan

menyeluruh, baik dalam hal kesempatan, bidang bimbingan dan jenis-jenis layanan

bimbingan yang diperlukan.

c. Setiap Guru Pembimbing mengetahui peranannya masing-masing dan mengetahui

pula bilamana dan dimana harus bertindak, pada itu Guru Pembimbing akan

menghayati pengalaman yang sangat berguna untuk kemajuannya sendiri dan untuk

kepentingan siswa-siswa asuhnya.

1. Tujuan Penyusunan Program

Tujuan penyusunan program tidak lain agar kegiatan BK disekolah dapat terlaksana 

dengan lancar, efektif, dan efisien, serta hasil-hasilnya dapat dinilai.

2. Manfaat Penyusunan Program

Prayitno (2000) mengemukakan beberapa keuntungan disusunnya suatu program, yaitu :

BIMBINGAN KONSELING

Page 4: Makna perencanaan&penyusunan program_bimbingan-konseling

3. Unsur dan Syarat Penyusunan Program Bimbingan dan Konseling

Menurut Prayitno (1997) unsur-unsur yang harus diperhatikan dan menjadi isi program 

bimbingan dan konseling meliputi: kebutuhan siswa, jumlah siswa yang dibimbinbg, 

kegiatan di dalam dan di luar jam belajar sekolah, jenis bidang bimbingan dan jenis layanan, 

volume kegiatan BK, dan frekuensi layanan terhadap siswa.

Sedangkan syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam penyusunan program bimbingan dan 

konseling adalah sebagai berikut :

a.Berdasarkan kebutuhan,

b.Lengkap dan menyeluruh,

c.Sistematik,

d.Terbuka dan luwes,

e.Memungkinkan kerjasama dengan pihak terkait,

f.Memungkinkan diselenggaranya penilaian dan tindak lanjut.

STAIN-SALATIGA BIMBINGAN KONSELING

Page 5: Makna perencanaan&penyusunan program_bimbingan-konseling

STAIN-SALATIGA

4. Tahap-tahap Penyusunan Program Bimbingan dan Konseling

Harold J. Burbach & Larry E. Decker (1977: 198) mengemukakan langlah-langkah dalam suatu 

perencanaan sebagai berikut :

a.Menentukan tujuan yang akan dicapai.

b.Menganalisis tentang sumbeer-sumber dan kendala yaitu yang berhubungan dengan personil, 

sikap, biaya, peraturan-peraturan, fasilitas, dan waktu.

c.Menganalisis tentang kebutuhan-kebutuhan.

d.Menentukan tujuan-tujuan yang lebih spesifik dan dapat diukur.

e.Menentukan prioritas.

f.Menentukan strategi-strategi dan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan tujuan-tujuan 

yang spesifik.

g.Mengadakan evaluasi terhadap perencanaan yang mencakup: (a) untuk melihat sejauh mana 

tujuan-tujuan yang telah dicapai, dan (b) untuk melihat sejauh mana kegiatan-kegiatan yang telah 

direncanakan itu dilaksanakan.

h.Mengadakan beberapa perubahan yang perlu untuk perbaikan program.

BIMBINGAN KONSELING

Page 6: Makna perencanaan&penyusunan program_bimbingan-konseling

STAIN-SALATIGA

5. Jenis Program

Program bimbingan dan konseling yang perlu dibuat guru pembimbing guna merencanakan 

kegiatan bimbingan antara lain :

a.Program harian, yaitu program yang langsung diadakan pada hari-hari tertentu dalam satu 

minggu.

b.Prograam mingguan, yaitu program yang akan dilaksanakan secara penuh untuk kurun 

waktu satu minggu tertentu dalam satu bulan.

c.Program bulanan, yaitu program yang akan dilaksanakan secara penuh untuk kurun waktu 

satu bulan tertentu dalam satu caturwulan.

d.Program semesteran, yaitu program yang akan dilaksanakan secara penuh untuk kurun 

waktu satu semester tertentu dalam satu tahun ajaran.

e.Program tahunan, yaitu program yang akan dilaksanakan secara penuh untuk kurun waktu 

satu tahun tertentu dalam satu jenjang sekolah.

BIMBINGAN KONSELING

Page 7: Makna perencanaan&penyusunan program_bimbingan-konseling

STAIN-SALATIGA

6. Unsur-unsur yang perlu dipertimbangkan dalam program bimbingan dan konselingProgram bimbingan dan konseling untuk setiap periode disusun dengan memperhatikan unsur-unsur:a.Kebutuhan siswa dan kebutuhan masyarakat atau lingkungan yang diperoleh melalui assesment peserta didik dan assesment lingkungan.b.Jumlah siswa asuh yang wajib dibimbing.c.Guru Pembimbing 150 orang (minimal) sampai 225 orang (maksimal) sesuai SKB Mendikbud dan Kepala BAKN No. 0433/P/1993 dan No. 25 tahun 1993. Kepala Sekolah yang berasal dari Guru Pembimbing 40 orang, dan Wakil Kepala Sekolah yang berasal dari Guru Pembimbing 75 orang.d.Bidang-bidang bimbingan: pribadi, sosial, belajar, karir.e.Jenis-jenis layanan: layanan orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran, pembelajaran, konseling perorangan, bimbingan kelompok, konseling kelompok, konsultasi dan mediasi.f.Kegiatan pendukung: aplikasi instrumentasi, himpunan data, konferensi kasus, kunjungan rumah, dan alih tangan kasus.g.Volume kegiatan yang diperkirakan antara 4% s.d 25% pada kegiatan berikut diatur secara proporsional.

BIMBINGAN KONSELING

Page 8: Makna perencanaan&penyusunan program_bimbingan-konseling

STAIN-SALATIGA

h. Frekuensi layanan: guru pembimbing dalam satu minggu wajib memberikan minimal sembilan kali 

kegiatan layanan bimbingan dan konseling.

i.  Lama kegiatan: setiap kegiatan (kegiatan layanan dan pendukung) berlangsung sesuai dengan 

kebutuhan.

j. Waktu kegiatan: kegiatan layanan dan pendukung dilaksanakan pada:

1). Jam pelajaran sekolah, digunakan khusus untuk format klasikal.

2). Diluar jam pelajaran sekolah sampai 50% dari seluruh kegiatan bimbingan dan konseling, sesuai dengan 

SK Mendikbud No.025/01995, untuk kegiatan format lapangan, kelompok, individu, dan “politik”.

B. Tahap-Tahap Penyusunan Program Bimbingan Dan Konseling

Program bimbingan dan konseling di suatu sekolah sebaiknya disusun setiap tahun pada awal tahun 

ajaran. Penyusunan program bimbingan dan konseling dapat dibedakan menjadi dua, yaitu membuat 

program yang sama sekali baru, dan atau mengembangkan program yang sudah ada. Untuk membahas 

tahap-tahap penyusunan program ini akan disampaikan dua macam pendapat tentang tahap-tahap 

kegiatan penysunan program bimbingan dan konseling.

BIMBINGAN KONSELING

Page 9: Makna perencanaan&penyusunan program_bimbingan-konseling

STAIN-SALATIGA

a. Menurut MillerAda 4 tahapan yang dikemukakan oleh Miller yaitu :1.Tahap Persiapan2.Pertemuan-pertemuan Permulaan3.Pembentukan Panitia Sementara4.Pembentukan Panitia Penyelenggara Program

b. Menurut Gysbers dan Henderson (2006)Tahap penyusunan program menurut Gysbers dan Henderson (2006) meliputi 4 tahap yaitu :1.Perencanaan (Planning)2.Penyusunan (Designing)3.Pelaksanaan (Implementing)4.Penilaian (Evaluating) C. Model Penyusunan Program Bimbingan KonselingDalam perencanaan program bimbingan dikenal dengan tiga macam model penyusunan program yaitu :1. Model Penyusunan Program KonvensionalSecara garis besar penyusunan program bimbingan konseling menurut model ini adalah sebagai berikut :

BIMBINGAN KONSELING

Page 10: Makna perencanaan&penyusunan program_bimbingan-konseling

STAIN-SALATIGA

a. Mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan atau masalah-masalah siswa.

b. Menentukan karakteristik sekolah.

c. Menentukan skala prioritas.

d. Menentukan program tahunan.

e. Menentukan program semesteran.

f. Menentukan program bulanan, mingguan, dan harian.

2. Model Penyusunan Program Bimbingan Dan Konseling Berdasarkan Planning, Programming,

Budgeting, and System (PPBS)

Penyusunan program berdasarkan PPBS merupakan upaya untuk memperbaiki cara penyusunan program 

berdasarkan pada cara konvensional yang mendasarkan kebutuhan atau masalah siswa karena cara 

yang pertama lebih menekankan pada selera peserta didik dan kurang memperhatikan tujuan 

layanan bimbingan konseling, kurikulum yang telah disusun secara nasional dan bagaimana 

mengevaluasi kegiatan sangat sukar dilakukan.

Penyusunan program bimbingan konseling berdasarkan PPBS maksudnya dalam menyusun program 

didasarkan pada sistem yang memperhatikan perencanaan, program, dan penganggaran.

BIMBINGAN KONSELING

Page 11: Makna perencanaan&penyusunan program_bimbingan-konseling

STAIN-SALATIGA

3. Model Penyusunan Program bimbingan dan konseling Komprehensif

Dalam penyusunan program konvensional atau berdasarkan KTSP, need assesment hanya 

didasarkan pada assesment peserta didik, sedangkan dalam program bimbingan dan konseling 

komprehensif kegiatan assesmen mencakup keduanya yaitu need assesment peserta didik dan 

need assesment lingkungan.

Need assesment peserta didik adalah segala kebutuhan atau masalah yang ada pada peserta didik 

yang meliputi aspek fisik, psikologis, serta sosial yang antara lain berkaitan dengan hubungan sosial 

dalam keluarga, teman-teman. Need assesment lingkungan yaitu mengumpulkan berbagai 

kebutuhan atau keinginan dari lingkungan seperti harapan orang tua, sekolah, kemampuan 

konselor, sarana dan prasarana pendukung layanan bimbingan dan konseling.

Langkah-langkah penyusunan program bimbingan dan konseling komprehensif menurut Depdiknas 

(2008) sebagai berikut: (a) mengkaji produk hukum yang berlaku, (b) menyusun visi dan misi, (c) 

bidang pengembangan, (d) deskripsi kebutuhan, (e) tujuan, (f) komponen program, (g) rencana 

operasional, (h) pengembangan tema, (i) pengembangan satuan layanan, (j) evaluasi, dan (k) 

beaya.

BIMBINGAN KONSELING

Page 12: Makna perencanaan&penyusunan program_bimbingan-konseling

STAIN-SALATIGA

TERIMAKASIH

BIMBINGAN KONSELING