makna asmȂul-husnȂ pada akhir ayat al-qur’an …
TRANSCRIPT
MAKNA ASMȂUL-HUSNȂ PADA AKHIR
AYAT AL-QUR’AN MENURUT TAFSIR SUFI
(Study Komparatif Tafsir Al-Jailānî karya SyaikhAbdul Qadir Al-Jailani dan Tafsir Rûh Al-Ma’āni karya
Mahmud Syihabuddin Al-Alusi)
Skripsi ini Diajukan
Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag)
oleh:
Nadiatul Habibah Adam
(14210591)
PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR
FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH
INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA
1439 H/2108 M
MAKNA ASMȂUL-HUSNȂ PADA AKHIR
AYAT AL-QUR’AN MENURUT TAFSIR SUFI
(Study Komparatif Tafsir Al-Jailānî karya SyaikhAbdul Qadir Al-Jailani dan Tafsir Rûh Al-Ma’āni karya
Mahmud Syihabuddin Al-Alusi)
Skripsi ini Diajukan
Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag)
oleh:
Nadiatul Habibah Adam
(14210591)
Pembimbing:
Hj. Istiqomah, MA
PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR
FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH
INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA
1439 H/2108 M
ABSTRAK
Asmâul Husnâ merupakan nama atau sifat Allah yang biasa dikenalberjumlah 99 nama. Mengenal nama-nama dan sifat-sifat-Nya merupakancita-cita tertinggi manusia, dengan mengkaji makna pada Asmâul Husnâtentu akan menemukan berbagai keutamaan dan manfaat yang sangat besar.Penafsiran sufistik merupakan metode yang ditempuh para sufi denganmempercayai ada isyarat yang diberikan Allah swt untuk mereka dalammemahami makna ayat Al-Qur’an. Walaupun ada yang menerima dan tidak,metode tafsir ini menjadi pelengkap khazanah metode tafsir.
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini penulis membatasipada persamaan dan perbedaan makna Asmâul Husnâ, yang menjadipenutup dari akhir ayat azab dan disebutkan secara berangkai menurut tafsirsufi dalam tafsir al-Jailânî karya Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani dan tafsirRûh Al-Ma’ânî karya Mahmud Syihabuddin al-Alusi.
Jenis metodologi penelitian yang dilakukan penulis adalah penelitiankualitatif yang bersifat penelitian kepustakaan (library research). Denganmengumpulkan data terkait dan memfokuskan pembahasan dengan metodeisyari terhadap ayat-ayat azab dalam kitab al-Jailani dan Rûh Al-Ma’ânî. Dandata sekunder yaitu buku-buku yang ada relevansinya antara lain bukumenyingkap Tabir Illahi; al-Asma’ al-Husnâ karya M.Quraish Syihab, al-Asma’ al-Husnâ karya Ibnu Qayyim dan sebagainya yang tentunya berkaitandengan tema penelitian. Data yang terkumpul, kemudian dianalisis denganpendekatan deskriftif analitis.
Hasil penelitian penulis berkesimpulan bahwa dalam memaknaiAsmâul Husnâ keduanya memberikan makna yang sama, hanya sajamenguraikan penafsirannya berbeda pada setiap kata akan tetapi pada intinyasama yakni keagungan, kesempurnaan, dan ampunan Allah yang melimpah.Perbedaan antara kedua tafsir sufi ini yaitu Tafsir Al-Jailani dengan TafsirRuhul Ma’ani hampir tidak terlihat. Namun pemaknaan Asmâul Husnâsecara mendalam lebih dibahas pada Tafsir Ruhul Ma’ani karenapemaknaannya lebih terlihat jelas sesuai dengan konteks ayatnya.
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi dengan judul “Makna Asmâul-Husnâ Pada Akhir Ayat Al-Qur’an
Menurut Tafsir Sufi (Study Komparatif Tafsir Al-Jailānî karya Syaikh Abdul
Qadir Al-Jailani dan Tafsir Rûh Al-Ma’āni karya Mahmud Syihabuddin Al-
Alusi)” yang disusun oleh Nadiatul Habibah Nomor Induk Mahasiswa:
14210591 telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan ke sidang munaqasyah.
Jakarta, 16 Agustus 2018
Pembimbing,
Hj. Istiqomah, MA
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi dengan judul “ Makna Asmâul-Husnâ Pada Akhir Ayat Al-Qur’an Menurut Tafsir Sufi (Study Komparatif Tafsir Al-Jailānî karyaSyaikh Abdul Qadir Al-Jailani dan Tafsir Rûh Al-Ma’āni karyaMahmud Syihabuddin Al-Alusi)” oleh Nadiatul Habibah dengan NIM14210591 telah diujikan dalam sidang Munaqasyah FakultasUshuluddin Insitut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta pada tanggal 21Agustus 2018. Skripsi ini diterima sebagai salah satu syaratmemperoleh gelar Sarjana Agama (S.Ag).
Jakarta, 1 November 2018
Dekan Fakulas Ushuluddin
Insitut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta
Dra. Hj. Maria Ulfah, MA
Sidang Munaqasyah
Ketua Sidang Sekretaris Sidang
Dra. Hj. Maria Ulfah, MA. Dra. Rukoyah TamamiPenguji I, Penguji II,
Dr. KH. Abdul Muhaimin zen, M.Ag Iffaty Zamimah, MA.
Pembimbing,
Hj. Istiqomah, MA.
iii
PERNYATAAN PENULIS
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Nadiatul Habibah
NIM : 14210591
Tempat/Tgl. Lahir : Jakarta, 31 Maret 1994
Menyatakan bahwa skripsi dengan judul “ Makna Asmâul-Husnâ PadaAkhir Ayat Al-Qur’an Menurut Tafsir Sufi (Study Komparatif TafsirAl-Jailānî karya Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani dan Tafsir Rûh Al-Ma’āni karya Mahmud Syihabuddin Al-Alusi)” adalah benar-benar aslikarya saya kecuali kutipan-kutipan yang sudah disebutkan. Kesalahandan kekurangan di dalam karya ini sepenuhnya menjadi tanggungjawab saya.
Jakarta, 16 Agustus 2018
Nadiatul HabibahNIM. 14210591
iv
MOTTO
ھ م م من تعلم القرآن وعل ك خیر
“Orang yang paling baik di antara kalian adalah orang yang belajar Al-
Qur`an dan mengajarkannya” (HR. al-Bukhari)
“BUKANLAH ILMU YANG SEHARUSNYA MENDATANGIMU,
TETAPI KAMULAH YANG HARUS MENDATANGI ILMU ITU”
(Imam Malik)
v
PERSEMBAHAN
Ku persembahkan karya sederhana ini untuk orang-orang tercinta dan
tersayang atas kasihnya yang berlimpah
~ Abi dan Ummi ~
serta
Kakak terbaik, Abang tersweet dan adik-adik sholeh ku
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat
Allah swt. yang senantiasa melimpahkan curahan rahmat, taufik dan hidayah-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Makna
Asmâul-Husnâ Pada Akhir Ayat Al-Qur’an Menurut Tafsir Sufi (Study
Komparatif Tafsir Al-Jailānî karya Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani dan Tafsir
Rûh Al-Ma’āni karya Mahmud Syihabuddin Al-Alusi)”
Shalawat beserta salam semoga selalu tercurahkan kepada sang Rasul
pilihan, Nabi Muhammad saw. Beserta keluarga dan para sahabat beliau
hingga hari akhir tiba.
Dalam penyusuanan skripsi ini, tidak mungkin selesai tanpa bantuan
dan partisipasi dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Sehubungan dengan hal tersebut penulis ingin menyampaikan ucapan
terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. Hj. Huzaemah T. Yanggo, MA., selaku Rektor Institut Ilmu
Al-Qur`an (IIQ) Jakarta atas kebijaksanaannya beliau sebagai
pimpinan IIQ Jakarta dan telah berjasa dalam kemajuan perguruan ini.
2. Ibu Dra. Hj. Maria Ulfah, MA., selaku Dekan Fakultas Ushuluddin
dan Dakwah Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta, yang telah
memberikan arahan, motivasi dan dedikasinya atas kemajuan Fakultas
Ushuluddin dan Dakwah. Semoga Fakultas ini senantiasa melahirkan
generasi-generasi yang profesional dan berkompetensi.
3. Bapak Dr. H. M. Ulinnuha Husnan, Lc, MA kepala jurusan Ilmu Al-
Qur`an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin IIQ Jakarta, dan juga dosen
vii
matakuliah metode penelitian yang mengajarkan penulis dan teman-
teman untuk membuat sebuah karya, dalam bentuk skripsi.
4. Dosen pembimbing Ibu Hj. Istiqomah, MA yang telah meluangkan
waktu, pikiran dan tenaganya untuk memberikan bimbingan, arahan
dan saran demi kebaikan skripsi ini. Semoga beliau dalam lindungan
Allah dan diberikan kesehatan.
5. Seluruh dosen Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta yang telah
membimbing, memberikan bekal pengetahuan kepada penulis, baik
secara teoritis maupun praktis selama penulis berada di bangku
perkuliahan.
6. Para instruktur Tahfidz Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta,
terkhusus ibu Hj. Istiqomah, MA yang tiada henti membimbing
memotivasi penulis dari awal perkuliahan hingga akhir, untuk terus
menghafal Al-Qur`an.
7. Seluruh Staf Fakultas Ushuluddin Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ)
Jakarta yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu penulis dari proses awal hingga terselesaikannya penulisan
skripsi ini.
8. Kepada abiku Ahmad Damanhuri dan umiku Siti Munawwaroh
sebagai belahan jiwa, motivator terbaik yang tak pernah lelah
memberikan cinta, kasih sayang, usaha, doa serta dukungan moril
ataupun moral kepada penulis. Terimakasih telah menjadi anugerah
terindah yang Allah kirim untukku.
9. Kakak-kakak tersayang penulis, Atiqoh Qonita Adam, S.Psi dan
Fajrul Faizie Adam, S.Pdi serta adik-adik Nabilul Faruqi Adam dan
Ahmad Haaziq Az-Zahid yang membantu, memotivasi dan
memberikan doa yang tidak pernah putus, sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
viii
10. Seluruh keluarga besar H. Zainal Arifin dan H. Mansyur yang telah
memberikan semangat dan doanya.
11. Sahabat-sahabat terbaik penulis, Marhamah Hasan, Fauziah, dan
Iriyani Fadirubun terimakasih atas kebersamaan selama 4 tahun masa
kuliah, dari masa-masa mahasiswi baru hingga masa penyelesaian
tugas-tugas akhir. Maaf kalau sering merepotkan dan terima kasih
sudah menghadirkan canda dan tawa. Semoga selalu terkenang.
12. Sahabat-sahabat mondok penulis, Tara Mariam Riry, S.pd, Febby
Desvanita, Wahdah Farhati, M.Ag, Ulya Rahmatika, Arini Mj. Dan
Halimatus sa’diah yang tak henti-hentinya memberi semangat.
Terimakasih telah menjadi sahabatku.
13. Teman-teman fakultas Ushuluddin angkatan 2014 yang penulis
sayangi. Terkhusus Ushuluddin A, Terimakasih atas dukungan moril
maupun materil sejak penulis bergabung dalam lingkaran civitas
Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ).
14. Seluruh keluarga Pondok Pesantren Daarul- Rahman 1 dan Pondok
Pesantren Al-Falah Ploso Mojo Kediri, terimakasih atas doa dan ilmu
yang diberikan selama penulis menempuh pendidikan di Madrasah
Tsanawiyah, Madrasah Aliyah hingga Salafiyyah.
15. Seluruh keluarga Yayasan Pendidikan Islam Daarus-Shofwah, terima
kasih atas doa dan semangatnya selama penulis menyelesaikan
penulisan ini.
16. Teman hidup yang nama-nya masih Allah rahasiakan di lauh Mahfuz,
semoga Allah mempertemukan kita di waktu yang sudah Allah
siapkan.
17. Terimakasih juga kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
ix
Harapan penulis semoga skripsi ini bermanfaat khususnya
bagi penulis dan umumnya bagi semua pembaca. Penulis menyadari
bahwa penulisan skripsi ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu
kritik dan saran selalu dinantikan demi kesempurnaan karya
selanjutnya. Semoga semua bantuan yang telah diberikan kepada
penulis dicatat sebagai amal kebaikan. Akhirnya semoga Allah
memberikan manfaat bagi penulis dan siapapun yang membacanya.
Âmin yâ Rabbal ‘Âlamin.
Jakarta, 16 Agustus 2018
Nadiatul Habibah
x
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN PEMBIMBING........................................................i
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................ii
PERNYATAAN PENULIS...................................................................iii
MOTTO..................................................................................................iv
PERSEMBAHAN..................................................................................v
KATA PENGANTAR...........................................................................vi
DAFTAR ISI..........................................................................................x
TRANSLITERASI ARAB LATIN ......................................................xiii
ABSTRAK..............................................................................................xvi
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar belakang Masalah ........................................................1
B. Identifikasi Masalah ..............................................................7
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah....................................8
D. Tujuan Penelitian...................................................................8
E. Kegunaan Penelitian .............................................................9
F. Tinjauan Pustaka ...................................................................9
G. Metode Penelitian..................................................................13
H. Teknik dan Sistematika Penulisan.........................................14
BAB II: TINJAUAN UMUM TENTANG ASMAUL HUSNA
A. Pengertian Asmâul Husnâ .....................................................16
1. Asmâul Husnâ Secara Bahasa .........................................16
2. Asmâul Husnâ Secara Istilah ..........................................19
xi
B. Asmâul Husnâ Sebagai Nama, Sifat, dan Perbuatan Allah ...20
C. Munasabah Asmâul Husnâ Pada Akhir Ayat ........................27
D. Redaksi Asmâul Husnâ dalam Al-Qur’an .............................32
E. Pendapat Ulama Mengenai Asmâul Husnâ ...........................34
F. Keutamaan Asmâul Husnâ ....................................................37
BAB III: MENGENAL ABDUL QADIR AL-JAILANI DAN MAHMUD
SYIHABUDDIN AL-ALUSI
A. Profil Singkat Abdul Qadir al-Jailani dan tafsir Al-Jailani
1. Riwayat Hidup................................................................38
a. Pendidikan dan karir ...............................................41
b. Karya-karyanya.......................................................44
2. Profil tafsir Al-Jailani.....................................................46
a. Motivasi penafsiran.................................................46
b. Sumber penafsiran...................................................47
c. Metode penafsiran...................................................48
d. Corak penulisan.......................................................48
e. Sistematika penulisan..............................................49
f. Karakteristik............................................................49
B. Profil Singkat Mahmud Syihabuddin Al-Alusi dan Tafsir Ruhul-
Ma’ani
1. Riwayat Hidup...............................................................50
a. Pendidikan dan karir ..............................................51
b. Karya-karyanya ......................................................54
2. Profil tafsir Al-Jailani....................................................56
a. Motivasi penafsiran ................................................56
b. Sumber penafsiran..................................................57
c. Metode penafsiran ..................................................58
d. Corak penulisan......................................................59
xii
e. Karakteristik...........................................................59
BAB IV: PENAFSIRAN AL-JAILANI DAN AL-ALUSI MENGENAI
AYAT-AYAT AZAB YANG BERAKHIRAN ASMAUL HUSNA
A. Penafsiran al-Alusi dan al-Jailani.........................................61
1. Penafsiran QS. An-Nisa ayat 56 .................................62
2. Penafsiran QS. At-Taubah ayat 106............................64
3. Penafsiran QS Huud ayat 66.......................................67
4. Penafsiran QS An-Nahl ayat 47..................................69
5. Penafsiran QS. Az-Zumar ayat 37 ..............................71
6. Penafsiran Al-Mu’min ayat 22....................................74
7. Penafsiran QS. Al-Fath ayat14 ..................................76
B. Analisis Persamaan dan Perbedaan Penafsiran ....................78
C. Hikmah Asmaul Husna Pada Akhir Ayat Azab ...................82
BAB V: PENUTUP
A. KESIMPULAN ....................................................................84
B. SARAN ................................................................................85
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................87
xiii
PEDOMAN TRANSLITERASI
Skripsi ini ditulis dengan menggunakan pedoman transliterasi sebagaimana
diuraikan di bawah ini. Trasliterasi ini ditulis dengan menggunakan pedoman
transliterasi huruf Arab ke huruf latin yang telah disusun oleh Institut Ilmu
Al-Qur`an (IIQ) Jakarta Tahun 2017.
1. Konsonan
أ : a ط : th
ب : b ظ : zh
ت : t ع : ‘
ث : ts غ : gh
ج : j ف : f
ح : h ق : q
خ : kh ك : k
د : d ل : l
ذ : dz م : m
ر : r ن : n
ز : z و : w
س : s ه : h
xiv
ص : sh ي : y
ض : dh
2. Vocal
Vocal Tunggal Vocal Panjang : Vocal Rangkap:
Fathah : a :أ â ي ... : ai
Kasrah : i î :ي au :…و Dhammah: u :و û
3. Kata Sandang
a. Kata sandang yang diikuti oleh alif lam (ال) qamariyah
ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya, Contoh:
البقرة : Al-Baqarah المائدة : Al-Mâidah
b. Kata sandang yang diikuti oleh alif lam (ال) syamsiyah
ditransliterasikan sesuai dengan aturan yang digariskan di depan dan
sesuai dengan bunyinya. Contoh:
الرجل : ar-rajulu as-Sayyidah :السیدة
مسالش : asy-Syams ad-Dârimî :الدارمي
c. Syaddah (Tasydîd) dalam system aksara Arab digunakan lambang (
_), sedangkan untuk alih aksara dilambangkan dengan huruf, yaitu
dengan cara menggandakan huruf yang bertanda tasydîd. Aturan ini
berlaku secara umum, baik tasydîd yang berada di tengah kata, di
akhir kata ataupun yang terletak setelah kata sandang yang diikuti
oleh huruf-huruf syamsiyah. Contoh:
:أمنا با Âmannâbillâhi :أمن السفھاء Âmana as-Sufahâ’u
إن الذین : Inna al-ladzîna كع والر : waar-rukka’i
xv
d. Ta Marbûthah(ة)
Ta Marbûthah apabila berdiri sendiri, waqaf (ة) atau diikuti oleh kata
sifat (na’at), maka huruf tersebut dialih aksarakan menjadi huruf “h”.
Contoh:
الأفئدة : al-Af`idah الجامعة الأسلامیة : al-Jâmiah al-
Islâmiyah
Sedangkan ta marbûthah (ة) yang diikuti atau disambungkan (di-
washal) dengan kata benda (ism), maka dialih aksarakan menjadi
huruf “t”. Contoh:
عاملة ناصبة : Âmilatun Nâshibah
e. Huruf Kapital
Sistem penulisan huruf Arab tidak mengenal huruf kapital, akan tetapi
apabila telah dialih aksarakan maka berlaku ketentuan Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD) bahasa Indonesia, seperti penulisan awal
kalimat, huruf awal nama tempat, nama bulan, nama diri dan lain-lain.
Ketentuan yang berlaku pada EYD berlaku pula dalam alih aksara ini,
seperti cetak miring (italic) atau cetak tebal (bold) dan ketentuan
lainya.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Allah swt adalah Dzat Maha suci yang merupakan Tuhan yang Maha
Esa yang tiada Tuhan yang tiada tuhan lagi di semesta raya yang luas tiada
terbatas ini yang wajib disembah dan diibadahi oleh sekalian makhluk-
makhluk ciptaan-Nya selain hanyalah Ia semata-mata. Ia Maha Tunggal,
tiada beranak maupun juga diperanakkan. Sungguh amat tersesatlah sejauh-
jauhnya sesat bagi orang yang berani menyekutukan Ia dengan sesuatu atau
berani lancang mengatakan Ia diperanakkan atau juga ia mempunyai anak.
Iman kepada Allah swt adalah rukun iman kita yang pertama, yang
berarti percaya dan yakin dengan sepenuh hati bahwa Allah Swt itu benar –
benar ada dengan kesempurnaan-Nya. Untuk mengetahui kesempurnaanya
salah satunya adalah dengan mengetahui 20 sifat Allah dan 99 Asmaul husna.
Asmâul Husnâ berasal dari bahasa arab, yaitu terdiri dari kata al-
Asma & al-Husna. Al-Asmâ adalah bentuk jamak dari kata al-ism yang biasa
diterjemahkan dengan nama. Ia berakar dari kata as-sumuww yang berarti
ketinggian, atau as-simah yang berarti tanda. Dan kata al-husna adalah
bentuk mu’annats/ feminisme dari kata aẖsan yang berarti terbaik. Maka kata
Asmaul Husna berarti Nama-nama Allah yang baik-baik atau yang terbaik.1
Mengenai nama-nama Allah swt yang terbaik, Rasulullah saw
bersabda:
1 M. Quraish Shihab, Al-Asma’ Al-Husna dalam Perspektif Al-Qur’an, (Jakarta:Lentera hati,2008),cet. I, h. XlXVIII
2
صلى الله عليه وسلم قال: عنه: أن رسول ا تسعة «عن أبي هريـرة رضي ا إن 2»وتسعين اسما مائة إلا واحدا، من أحصاها دخل الجنة
“Dari Abu Hurairah r.a, Rasulullah saw bersabda “Sesungguhnyabagi Allah 99 Nama, yakni seratus kurang satu, barang siapamenghapal (menyebut di luar kepala) niscaya akan dimasukkankedalam surga. (H.R Bukhari)
Ibnu Katsir di dalam tafsirnya setelah mengutip hadis di atas dari
berbagai sumber berkata, at-Tirmidzi dalam susunanya menambahkan setelah
kalimat, “ Allah ganjil (Esa) senang pada yang ganjil.” Berikut 99 Asmâul
Husnâ yang terdiri dari; Ar- Rahmân, Ar-Rahîm, Al-Malik, Al-Quddus, As-
Salâm, Al-Mu`mîn, Al-Muhaimîn, Al-`Azîz, Al-Jabbâr, Al-Mutakabbir, Al-
Khâliq, Al Bâri`, Al-Mushawwir, Al-Ghaffâr, Al-Qahhâr, Al-Wahhâb, Ar-
Razzâq, Al-Fattâh, Al-`Alîm, Al-Qâbidh, Al-Bâsith, Al-Khâfidh, ArRâfi`, Al-
Mu`izz, Al-Mudzil, Al-Samî`, Al-Bashîr, Al-Hakam, Al- `Adl, Al-Lathîf, Al-
Khabîr, Al-Halîm, Al-`Azhîm, Al-Ghafûr, As-Syakûr, Al-`Aliy, Al-Kabîr, Al-
Hafizh, Al-Muqît, , Al-Hasîb, Al Jalîl, Al-Karîm, Ar-Raqîb, Al-Mujîb, Al-
Wâsi`, Al-Hakîm, Al-Wadûd, Al -Majîd, Al-Bâ`its, As-Syahîd, Al-Haqq, Al-
Wakîl, Al-Qawiyyu, Al-Matîn, Al-Waliyy, Al-Hamîd, Al-Muhshî, Al-Mubdi`,
Al-Mu`îd, Al-Muhyî, Al-Mumîtu, Al-Hayyu, Al-Qayyûm, Al-Wâjid, Al Mâjid,
Al- Wâhid, Al-Ahad, As-Shamad, Al-Qâdir, Al-Muqtadir, Al-Muqaddim, Al-
Mu`akkhir, Al-Awwal, Al-Ăkhir, Az-Zhâhir, Al-Bâthin, Al-Wâli, Al-Muta`âlî,
Al-Barru, At-Tawwâb, Al-Muntaqim, Al-Afuww, Ar-Ra`ûf , Malikul Mulk,
Dzul-Jalâli WalIkrâm, Al-Muqsith, Al Jâmi`, Al-Ghaniyy, Al-Mughnî, Al-
Mâni, Ad-Dhâr, An-Nafî`, An-Nûr, Al- Hâdî, Al-Badii’, Al Bâqî, Al Wârits,
Ar-Rasyîd, As-Shabûr.3
2 Muhammad bin Ismâil Abu Abdullah al-Bukhâri, Shahih Bukhari, (Dâr Thûq an-Najâh,1422), h. 198
3 M. Quraish Shihab, Al-Asma’ Al-Husna dalam Perspektif Al-Qur’an, (Jakarta:Lentera hati,2008),cet. I, h. IIV
3
Telah disebutkan hadis yang diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa
nama-nama Allah ada Sembilan puluh Sembilan nama. Akan tetapi terdapat
riwayat lain mengatakan nama Allah tidak terbatas karena dalam hadis yang
di riwayatkan dari Abu Hurarirah ra., menyebutkan bahwa Allah swt.
mempunyai 99 nama kurang satu. Hadis ini merupakan hadis dengan riwayat
yang shahih dari beberapa riwayat hadis yang sama dalam matannya. nama
yang dekat dengan maknanya dapat digantikan dengan nama-nama yang
lain. Misalnya, Mengenai nama-nama yang dekat Artinya; Al-Ahad (yang
Maha Esa) digantikan dengan Al-Wahid (yang Maha Tunggal) dan lain-lain.4
Dalam tafsir al-Misbah, M. Quraish Shihab menjelaskan bahwa
penyebutan nama-nama Allah dengan kata yang berbentuk superlatif
menunjukkan bahwa nama-nama tersebut bukan saja baik, tetapi juga yang
terbaik dibandingkan dengan yang lainnya, yang dapat disandang-Nya atau
baik hanya untuk selain-Nya saja, tapi tidak baik untuknya. Sifat Pengasih
misalnya adalah baik. Ia dapat disandang oleh makhluk atau manusia, tetapi
karena Asmâul Husnâ (nama-nama yang terbaik) hanya milik Allah, pastilah
sifat kasih-Nya melebihi sifat kasih makhluk, baik dalam sifat kasih maupun
subtansinya.5
Setiap nama Allah memiliki keistimewaan tersendiri yang berkaitan
erat dengan-Nya. Misalnya, menyebutkan nama Allah al-Lathîf dengan
menjadikannya zikir maka Allah akan luaskan anugerah baginya dan Allah
akan menunjukkan kelembutan-Nya dalam segala perkara yang dihadapinya.6
Di dalamnya juga terdapat berkah dan menyebutnya mendapat pahala yang
sangat besar. Apabila manusia membiasakan diri untuk untuk berzikir kepada
Allah, niscaya jiwanya akan bersih dan ruhnya pun akan jernih. Namun,
4 Al-Ghazali, Al-Asma’ Al-Husna: Rahasia Nama-Nama Indah Allah, ter. David B.Burell, dkk, (Bandung: Mizan, 1995), cet. II, h. 205
5 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), h. 3826 Abdul Maqshud Muhammad Salim, Asmaul Husna Rahasia, Makna,dan Khasiat,
ter. Yusni Amru Ghozaly, h. 150
4
sebagian kelompok yang lain menyebutkan secara berlebih-lebihan, mereka
mengatakan bahwa setiap Nama Allah mempunyai malaikat penjaga, yang
akan mengabdi kepada orang yang selalu membiasakan diri untuk menyebut
Nama-Nya itu.7
Adapun mengartikan (menerjemahkan) nama Allah dengan bahasa
atau kata yang lain, tidak akan sama dengan kata asalnya, tetapi hal tersebut
hanya sekedar untuk mendekatkan kepada pemahaman, dikarenakan
kesempurnaannya ada dalam makna dan lafadznya. Dikarenakan lafadz dan
maknanya yang baik, maka dia adalah nama-nama yang baik, sebaimana
sifat-sifat-Nya.8
Nama-Nama itu tidak menunjukan akan kebaikan jika hanya
menunjukan akan lafadz tanpa menunjukan akan kesempurnaan sifat-sifat-
Nya. Seperti nama Allah al-Ghoffâr atau ar-Rahîm itu bukan hanya
menunjukkan sebagai nama tapi sekaligus menunjukkan sebagai sifat. Jika
terdapat ayat tentang rahmat diakhiri dengan nama yang menunjukan akan
azab atau sebaliknya, makatidak tepat pengungkapannya. Oleh karena itu
pada al-Qur’an ayat yang memebahas tentang Rahmat maka akan dia akhiri
dengan nama Allah berupa .9
Ayat tentang siksa yang diakhiri dengan sifat yang menujukkan
dengan ke-Mahaperkasaan dan Keadilan Allah, contohnya dapat dilihat
dalam penafsiran mengenai penafsiran Asmâul Husnâ pada akhir ayat.
Misalnya pada QS: An-Nisa ayat 56, Allah swt. berfirman:
7 Ahmad Bahjat, Mengenal Tuhan, (Bandung: Pustaka Hidayah, 1998), h. 3178 Abdurrazaq bin ‘Abd Muhsin Al-‘Abbad, ter. Abdurrahman Thayyib, dkk, Fikih
Asmaul Husna, (Jakarta: Darus sunah, 2018), cet. 21, h. 849 Abdurrazaq bin ‘Abd Muhsin Al-‘Abbad, ter. Abdurrahman Thayyib, dkk, Fikih
Asmaul Husna, (Jakarta: Darus sunah, 2018), cet. 21, h. 412
5
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat kami, kelakakan kami masukkan mereka ke dalam neraka. setiap kali kulitmereka hangus, kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain,supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah Maha Perkasalagi Maha Bijaksana”(QS. An-Nisa [4]: 56 )
Ayat ini menjelaskan tentang azab yang Allah berikan terhadap ahli
kitab yang berpaling dari kebenaran yaitu mereka akan dimasukkan ke dalam
neraka pada hari kiamat. Kemudian Allah memasukkan mereka kedalam Api
neraka hingga kulit mereka hangus. Dan pada Akhir ayat ini diakhiri dengan
Asmâul Husnâ berupa kata عزيـزا حكيما yang menunjukkan kekuasaan Allah
atas azab-Nya.
Menurut Penafsiran Al-Jailani mengenai penafsiran pada akhir ayat
diatas , Allah swt yakni makna pada kalimat عزيـزا di dalam ayat ini
“Sesungguhnya Allah penuntut balas dari mereka, pada umumnya
penyiksaan/pembalasan itu sesuai kemauan-Nya”. Adapun kata حكيما beliau
menafsirkan “Allah tidak menganiaya dengan kelebihan-Nya dan tidak
mengabaikan kekurangan.10
Sedangkan menurut al-Alusi kata عزيـزا di dalam ayat ini ditafsirkan
“Sesungguhnya Allah mampu, tidak dilarang atasnya sesuatu yang Ia
10 Abdul Qadir al-Jailani, Tafsir Al-Jailani, (Beirût: Maktabah al-Istanbûlî, 2009),jil. 1, h. 404-405
6
kehendaki dari hal-hal yang akan di janjikan dan yang sudah Allah
janjikan”.11
Adapun kata حكيما di sini al-alusi menafsirkannya “yakni perencanaan-
Nya, ketentuan-Nya dan siksaan-Nya pada orang yang Ia siksa”, adapun
jumlah ta’lil pada kalimat sebelumnya yakni dari makna isla’ (ancaman) dan
tabdiil (pengganti) dan penjelasan nama Agung untuk pembenaran hukum
atas hukum yang sudah dijelaskan di atas. 12
Mengkaji makna dari nama-nama Allah dan sifat-sifat-Nya dalam
masa kemasa terus berkembang. Pada abad klasik Asmâul Husnâ sudah mulai
dikaji dan menjadi perdebatan oleh para mutakallimîn (ahli kalam-tauhid).
Perdebatan berkisar pada zat dan sifat Allah. Misalnya pada pengikut
Mu’tazilah yang berpendapat bahwa Allah tidak memiliki sifat, mereka
beranggapan bahwa pemberian sifat kepada tuhan akan membawa kepada
paham syirik. namun pendapat ini ditentang oleh kelompok al-Asy’ariyah
bahwa tuhan tetap memiliki sifat.13
Barulah Pada abad pertengahan, Asmâul Husnâ dikaji secara panjang
lebar dan menjadi pembahasan tersendiri oleh beberapa ulama, misalnya
Imam Al-Ghazali (w. 505 H) dalam kitabnya al-Maqshad al-Asnâ fi Syarh
Asmâillâhi al-Husnâ, Imam al-Qurthubi (w. 550 H) dalam kitabnya al-Kitâb
al-Asmâ’ al-Husnâ, Ibnu Qayyim al-Jauziyyah (w. 751 H) dalam kitabnya al-
Asma’ al-Husnâ dan lain-lain.14
Pada abad modern, banyak pula ilmuan Islam yang mengkaji secara
luas tentang Asmâul Husnâ. Misalnya, M. Quraish Syihab yakni Menyingkap
11 Syihabuddin Mahmud Al-Alusi, Ruhul Ma’ani, (Dâr el-Fikr, jilid 4), h. 2612 Syihabuddin Mahmud Al-Alusi, Ruhul Ma’ani, (Dâr el-Fikr, jilid 4), h. 2613 Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, (Jakarta: UI Press,
2002), cet. I, h. 3414 Muhammad Nizar, Perangkaian Asmaul Husna dalam Al-Qur’an (Tesis:Institut
Ilmu Al-Qur’an Jakarta (IIQ) 2010 ), h. 11
7
Tabir Illahi; al-Asma’ al-Husna dalam perspektif Al-Qur’an, yasin T. Al-
Jibouri dalam kitabnya Bercermin pada 99 Asma Allah dan lain-lain. Yang
bisa menjadi rujukan dalam memahami Asmâul Husnâ.15
Dengan demikian, penulis memilih Tafsir Al-Jailani dan Tafsir Rûh
al-Ma’âni sebagai objek utama penafsiran karena metode penafsiran yang
digunakan Imam al-Alusi dan al-Jailani pada kitab tafsirnya yang ditulisnya
tidak meninggalkan makna lahir dari suatu ayat, meskipun penafsirannya
bercorak sufistik.
Penulis memilih tema Asmâul Husnâ pada akhir ayat lantaran
penelitian yang meneliti ayat Asmâul Husnâ sudah banyak, namun penulis
ingin meneliti Asmâul Husnâ pada pembahasan yang berbeda, dengan
mencoba untuk meneliti pada pembahasan Asmâul Husnâ pada akhir ayat
menurut Tafsir Sufi.
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah adalah upaya pengelompokkan, pengurutan dan
pemetaan masalah-masalah. Dari judul yang di paparkan oleh penulis dapat
ditemukan beberapa masalah yang dirasa perlu dibahas. Diantara masalah
yang patut diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Pemahaman mengenai makna Asmâul Husnâ
2. Mengenai ayat-ayat yang diakhiri Asmâul Husnâ
3. Perdebatan para ulama mengenai Asmâul Husnâ
4. Mengenai munasabah antara Asmâul Husnâ pada akhir ayat dengan
konteks ayat yang membahas mengenai azab
5. Penafsiran Asmâul Husnâ pada akhir ayat azab dalam Tafisr al-
Jailânî karya Abdul Qadir al-Jailani dan Tafisr Rûh al-Ma’âni karya
Mahmud Syihabuddin al-Alusi
15 Muhammad Nizar, Perangkaian Asmaul Husna dalam Al-Qur’an (Tesis:InstitutIlmu Al-Qur’an Jakarta (IIQ) 2010 ), h. 11
8
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Agar penelitian ini tidak terlalu luas, peneliti akan membatasi
penelitian ini dengan beberapa pembatasan sebagai berikut:
a. Menelaah makna Asmâul Husnâ
b. Mengkaji ayat-ayat azab yang di akhiri dengan Asmâul Husnâ
c. Mengkaji makna Asmâul Husnâ menurut penafsiran Abdul Qadir
al-Jailani dalam kitab Tafsir Al-Jailani dan Mahmud Syihabuddin
al-Alusi dalam kitab Rûh al-Ma’āni
d. Menganalisis persamaan dan perbedaan pada penafsiran Abdul
Qadir al-Jailani dalam kitab Tafsir al-Jailânî Mahmud Syihabuddin
al-Alusi dalam kitab Rûh al-Ma’āni
Berdasarkan pembatasan yang telah diuraikan diatas, penulis dapat
merumuskan permasalahan agar penelitian ini dapat terarah maka dibuat
rumusan masalah yakni:
Bagaimana penafsiran Mahmud Syihabuddin al-Alusi dan Abdul
Qadir al-Jailani mengenai Asmâul Husnâ pada akhir ayat-ayat azab?
D. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan pokok masalah di atas, maka dalam melakukan
penelitian ini penyusun mempunyai tujuan serta manfaat penelitian
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimana makna Asmâul Husnâ pada akhir ayat
azab di dalam AlQur’an
2. Untuk mengetahui bagaimana penafsiran Syaikh Abdul Qadir Al-
Jailani dan Mahmud Syihabuddin al-Alusi mengenai ayat-ayat azab
yang diakhiri dengan Asmâul Husnâ pada akhir ayatnya.
9
E. Kegunaan Penelitian
1. Secara teoritis merupakan sumbangan penulis dalam keilmuan di
bidang Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, salah satu contoh bentuk
penelitian kepustakaan (kajian pustaka) yang mengkaji bagaimana
makna Asmâul Husnâ pada akhir ayat menurut Tafsir al-Jailânî dan
Tafsir Rûh al-Ma’āni.
2. Secara praktis penelitian ini dimaksudkan pula untuk terus
meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Sang Pencipta
alam semesta, serta memberi informasi dan pengetahuan tambahan
mengenai makna yang terkandung dalam Asmâul Husnâ.
F. Tinjauan Pustaka
Berdasarkan penelusuran yang penulis lakukan ada judul penelitian
yang menyangkut tema yang hampir sama. Adapun penelitiann yang
relevan terhadap penelitian ini adalah:
Tesis oleh Muhammad Nizar mahasiswa jurusan ilmu Al-Qur’an
dan Tafsir institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta dengan judul
“Perangkaian Asmaul Husna Dalam Al-Qur’an (analisa atas perbedaan
rangkaian asmaul husna pada akhir ayat)” tesis tersebut memang
berbicara tentang merangkai pasangan asmaul husna pada akhir ayat
kemudian di teliti jumlah asmaul husna pada tiap suroh dan kebiasaan
kebiasaan Al-Qur’an merangkai nama-nama Allah,16 persamaan pada
skipsi yang akan diteliti penulis ialah sama-sama membahas asmaul
husna pada akhir ayat akan tetapi tidak semua ayat yang di kaji
melainkan ayat-ayat tertentu saja. Perbedaannya penulis dengan
penelitian ialah pada kitab yang akan diteliti yakni kitab tafsir Ruhul-
16 Muhammad Nizar, Perangkaian Asmaul Husna dalam Al-Qur’an (Tesis:InstitutIlmu Al-Qur’an Jakarta (IIQ) 2010 ), h. 164-165
10
Ma’ani karya Mahmud Syihabuddin al-Alus. Tesis tersebut belum
membahas tentang apa makna yang terdapat pada asmaul husna pada
akhir ayat terhadap pendapat Mahmud Syihabuddin al-Alusi dalam
Tafsir Rûh al-Ma’âni dan Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dalam tafsir Al-
Jailani mengenai perbedaan asmaul husna pada akhir ayat tersebut.
Sehingga dalam skripsi ini penulis membahas tentang bagaimana makna
yang hadir dalam setiap asmaul husna yang ada pada akhir ayat
menurut Mahmud Syihabuddin al-Alusi. Jadi, tesis yang ada
tersebut hanya dijadikan gambaran dan referensi saja oleh peneliti.
Skripsi oleh Wasilah Nur Kamilah, mahasiswi jurusan ilmu Al-
Qur’an dan Tafsir Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta dengan judul
Tawadhu’ dalam Perspektif Tafsir Al-Jailani Karya Syekh Abdul Qadir
Al-Jailani. Skripsi ini membahas secara rinci pendapat Syekh Abdul
Qadir Al-Jailani mengenai arti tawadhu dan melihat persamaan dan
perbedaan syekh Abdul Qadir denga para mufassir lain mengenai ayat-
ayat tentang tawadhu’ dengan menggunakan analisis deskriftif.17
Persamaan dengan skripsi ini adalah sama-sama membahas pendapat
mufassir tertentu yakni pendapat Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dalam
suatu pembahasaan. Namun, perbedaannya skripsi ini tidak membahas
Asmaul Husna pada Akhir ayat dan tidak juga membandingkan suatu
tema terhadap mufassir tertentu. Hal itu dikarenakan skripsi ini bukan
menggunakan metode muqorin.
Skripsi oleh Nurul Wahana, mahasiswi jurusan Tafsir Hadits Institut
Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta dengan judul skripsi Penafsiran Sufistik
Terhadap Ayat Saintifik (Studi Kitab Tafsir Ruh Al-Ma’ani). Skripsi ini
menjelaskan beberapa ayat sains yang disampaikan oleh mufassir
menurut dimensi suistik dan mengkaji hal-hal yang yang berkaitan
17 Wasilah Nur Kamilah, Tawahdhu’ dalam Perspektif Tafsir Al-Jailani KaryaSyekh Abdul Qadir Al-Jailani, (Skripsi: Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta, 2017), h. 87
11
dengan penafsiran ilmi dan sufi.18 Persamaan skripsi ini yakni sama-
sama membahas mengenai suatu tema dan mengkajinya ditinjau melalui
dimensi sufistik dengan menggunakan kitab Tafsir Ruh Al-Ma’ani karya
Mahmud Syihabuddin al-Alusi. Perbedaannya skripsi ini tidak
membahas mengenai Asmaul-Husna pada akhir ayat di dalam Al-Qur’an
melainkan mengenai ayat-ayat yang membahas tentang saintifik.
Skripsi oleh Lili Khoirunnisa, mahasiswi jurusan Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dengan judul Hubungan
Antara Kebiasaan Membaca Asmaul Husna dengan Kecerdasan
Emosional Siswa Kelas XI Madrasah Aliyah Nurul Ummah Yogyakarta.
Skripsi ini membahas mengenai hubungan antara kebiasaan membaca
Asmaul Husna dengan kecerdasaan emosional siswa dan tingkat
kebiasaan membaca Asmaul Husna kelas XI Madrasah Aliyah Nurul
Ummah Yogyakarta dalam kategori tinggi. Hali ini terbukti dengan
analisis data statistic.19 Persamaan dengan skripsi ini adalah sama-sama
membahas mengenai Asmaul Husna akan tetapi skripsi ini tidak banyak
membahas mengenai Asmaul Husna secara terperinci dengan hanya
menyebutkan lafad-lafad Asmaul Husna-nya saja. Perbedaannya skripsi
ini sangat signifikan dikarenakan skripsi ini berbeda jurusan pada penulis
yakni jurusan keguruan maka berbeda pula teknik penlisan yang
digunakan. Penelitian ini menggunakan penelitian lapangan (field
research), pendekatan psikologi. Dan tidak membahas kitab tafsir
tertentu seperti yang penulis lakukan yakni menggunakan kitab Tafsir
Ruhul ma’ani karya Mahmud Syihabuddin Al-Alusi.
18 Nurul Wahana, Penafsiran Sufistik Terhadap Ayat Saintifik (Studi Kitab TafsirRuh Al-Ma’ani), (Skripsi: Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta, 2016), h. 134
19 Lili Khoirunnisa, Hubungan Antara Kebiasaan Membaca Asmaul Husna denganKecerdasan Emosional Siswa Kelas XI Madrasah Aliyah Nurul Ummah Yogyakarta,(Skripsi: UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2016) , h. 104-105
12
Skripsi oleh Maria Ulfa, mahasiswi jurusan Tasawuf dan psikoterapi
UIN Walisongo Semarang dengan judul Pengaruh Zikir Asmaul Husna
Terhadap Self Awareness Anak Asuh Panti Asuhan Darul Hadlonah
Semarang. Skripsi ini merupakan penelitian kuantitatif yang membahas
tentang pengaruh zikir Asmaul Husna terhadap Self Awareness anak
asuh Panti Asuhan Darul Hadlonah.20 Adapun pemaknaan Asmaul
Husna yang terdapat pada skripsi ini dibahas secara mendalam berikut
lafadz Asmaul Husna-nya. Perbedaannya skripsi ini lebih mengarah pada
zikir dengan menggunakan Asmaul Husna dengan menggunakan
penelitian eksperiman yang dilakukan terhadap anak asuh Panti Asuhan,
akan tetapi skripsi ini tidak membahas pemaknaan Asmaul Husna pada
Akhir Ayat dan tidak membahas pada kitab tertentu.
Skripsi oleh Farida Ratna Kusuma mahasiswa jurusan Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Muhamadiyah Surakarta dengan judul
“Asma’ul Husna Bentuk Padanan, Pengertian, dan Deskripsi: Dalam
Ar-Risalah, Quantum Asma’ul Husna, dan Menyingkap Tabir Ilahi
Asma’ul Husna dalam Perspektif Al-Qur’an. Skripsi ini membahas
mengenai Asmaul Husna dalam bentuk pengertian dan deskripsi secara
mendalam, perbedaan dalam skripsi ini dengan penulis ialah skripsi ini
menjabarkan bentuk padanan kata, makna, dan deskripsi dari Asma’ul
Husna dengan menggunakan metode kualitatif. Teknik analisis data yang
digunakan adakan teknik simak dan catat dan analisis data menggunakan
metode agih, yaitu analisis data yang alat penentunya berasal dari bahasa
yang bersangkutan itu sendiri serta dengan mengutip ayat-ayat dalam al
20 Maria Ulfa, Pengaruh Zikir Asmaul Husna Terhadap Self Awareness Anak AsuhPanti Asuhan Darul Hadlonah Semarang, (Skripsi: UIN Walisongo Semarang 2016 ), h. xi
13
Quran yang menegaskan akan nama atau sifat Allah dalam Asma’ul
Husna 21
G. Metodologi Penelitian1. Metode Pengumpulan Data
Penelitian skripsi ini termasuk penelitian kepustakaan (Library
Research), suatu metode dengan cara mengumpulkan data dan
informasi, baik berupa buku-buku maupun artikel-artikel yang
kemudian diidentifikasikan secara sistematis dan analitis, dengan
didukung dan dibantu dengan berbagai sarana yang terdapat di ruang
pustaka.
Sedangkan data-data yang diperlukan dapat dicari dari
sumber-sumber kepustakaan yang bersifat primer, yaitu disebut
sebagai sumber utama, dalam hal ini yang menjadi sumber utama
adalah kitab Tafsir Ruhul Ma’ani karya Mahmud Syihabuddin al-
Alusi, buku-buku mengenai Asmaul Husna, antara lain buku Ibn
Qayyim al-Juziyah: al-Asma’ al-Husna, ibnu katsir dan lain-lain. Dan
juga tidak lain penulis menggunakan media CD room yang berisi
ribuan kitab, misalnya al-Maktabah al-Syamilah.
Kemudian data yang bersifat sekunder, yaitu data-data dari
sumber-sumber yang lain, yang ada relevansinya dengan masalah
yang diteliti antara lain M. Quraish Shihab: menyingkap tabir illahi:
al-Asma’ al-Husna dalam perspektif Al-Qur’an, media internet dan
lain-lain.
1. Metode Pembahasan
Dalam metode ini penulis menggunakan:
21 Farida Ratna Kusuma, Asma’ul Husna Bentuk Padanan, Pengertian, danDeskripsi: Dalam Ar-Risalah, Quantum Asma’ul Husna, dan Menyingkap Tabir IlahiAsma’ul Husna dalam Perspektif Al-Qur’an, (Skripsi:Universitas Muhamadiyah Surakarta,2011), h. 153
14
a. Metode Deskriptif
Teknik penulisan data yang penulis terapkan dalam penelitian
ini adalah deskriptif analisis, yaitu suatu pembahasan yang
bertujuan untuk membuat gambaran data yang telah terkumpul,
dan tersusun dengan cara memberikan penafsiran terhadap data
tersebut.
b. Metode Analisa
Metode analisis, yaitu suatu bahasan dengan cara memberikan
interpretasi-interpretasi terhadap data-data yang terkumpul dan
tersusun. Jadi metode deskriptif analitis adalah suatu
pembahasan yang bertujuan untuk membuat gambaran
terhadap data-data yang telah tersusun dan terkumpul dengan
cara memberikan interpretasi terhadap data tersebut.
2. Penelitian ini juga menggunakan pendekatan komparatif dengan
mengemukakan penafsiran ayat-ayat Al-Qur’an yang ditulis oleh
sejumlah mufassir serta membandingkan pendapat ulama
menyangkut penafsiran ayat-ayat Al-Qur’an.
H. Teknik dan Sistematika Penelitian
Adapun teknik penulisan skripsi ini berpedoman kepada buku
“Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi yang disusun oleh
Tim Institut Ilmu Al-Qur’an Jakarta yang diterbitkan oleh IIQ Pers
tahun 2017.
Dalam sistematika penulisan ini penulis menyantumkan apa
saja yang akan dicantumkan penulis dalam skripsinya yakni dibagi
beberapa sub-bab dengan perincian sebagai berikut:
Bab pertama, pada bab ini merupakan pendahuluan yang
berisi tentang latar belakang pemasalahan, identifikasi, pembatasan
15
dan rumusan masalah, tujuan diadakan penelitian dan manfaat,
tinjauan pustaka serta metodologi penelitian, dan juga sistematika
penulisan.
Bab kedua, membahas tinjauan secara umum Asmaul Husna,
pengertian Asmaul husna secara bahasa dan istilah Asmaul Husna
sebagai nama, sifat, dan perbuatan Allah, redaksi Asmaul Husna
dalam Al-Qur’an, dan jumlah dan makna Asmaul Husna, dan
keutamaan serta manfaat Asmaul Husna.
Bab ketiga, mengenal sekilas tentang tokoh dan tafsirnya,
biografi Abdul Qodir al-Jailani dan Mahmud Syihabuddin al-Alusi,
kemudian sejarah singkat Tafsir al-Jailani dan Tafsir Rûh Al-Ma’âni,
sumber, metode, corak, karakteristik dan sistematika Penulisannya.
Bab keempat, membahas penafsiran Asmaul Husna pada akhir
ayat dalam Tafsir al-Jailani dan Tafsir Ruhul-Ma’ani, kemudian
Bentuk Kata Asmaul Husna dalam Al-Qur’an, serta analisis beberapa
ayat dalam Tafsir al-Jailani dan Tafsir Ruhul Ma’ani,dan perbedaan
serta persamaan dalam penafsirannya.
Bab terakhir, yakni berisi penutup yang terdiri dari
kesimpulan dan saran-saran. Kemudian daftar pustaka.
84
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan seluruh pembahasan yang telah dipaparkan di
atas maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
Pertama, al-Jailani (w.561H) memaknai Asmâul Husnâ
yang berada diakhir ayat dengan memperjelas makna
batiniyyahnya sedangkan al-Alusi (W.1270H) memaknainya
dengan melihat makna pada setiap Asmâul Husnâ-nya yang
dikorelasikan pada setiap ayat.
Kedua, adapun persamaan dalam menafsirkan Asmaul-
Husna pada ayat azab yang terletak diakhir ayat al-Jailani dan al-
Alusi mempunyai persamaan dalam QS. At-Taubah [9]: 106, QS.
An-Nahl [16]: 47, QS. Al-Fath [48]:14. Misalnya menurut al-
Jailani memaknai kata al-Alîm dengan arti Allah melihat kepada
samarnya hati mereka dan Maha Mengetahui keikhlasan dan
niat yang mereka lakukan.
Keempat, selain itu kedua tafsir ini mempunyai perbedaan,
yakni dalam QS. An-Nisa [4]: 56, QS. Hud [11]: 66, QS. Az-
Zumar [39]: 37, al-Mu’min [40]: 22. Salah satunya kedua
mufassir memaknai lafal al-Qawwiyy dengan arti Allah Maha
Kuat namun al-Jailani menyimpulkan dengan kekuatan Allah
dalam memberi siksaan yang amat berat sedangkan al-Alusi
memaknai dengan siksaan-Nya dengan siksaan yang tanpa
batas.
85
Pada Akhir pembahasan ini dapat disimpulkan bahwa
secara signifikan perbedaan antara kedua tafsir sufi ini yaitu
Tafsir Al-Jailani dengan Tafsir Ruhul Ma’ani hampir tidak
terlihat. Namun pemaknaan Asmâul Husnâ secara mendalam
lebih dibahas pada Tafsir Ruhul Ma’ani misalnya pada
menafsirkan QS An-Nisa ayat 56 yang menjelaskan secara detail
bagaimana Allah memberi siksaan pada hambanya yang kufur
dan pemaknaan Asmâul Husnâ lebih terlihat jelas sesuai dengan
konteks ayatnya.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan penelitian, maka penulis
merekomendasikan berupa saran sebagai berikut:
1. Banyak sekali hikmah yang dapat diambil penulis ketika
mengerjakan penelitian ini, banyak kekurangan yang dimliki
penulis, sehingga penulis menyarankan untuk tetaplah
mencari Ilmu sampai ajal menjemput.
2. Penelitian ini hanya difokuskan pada Asmâul Husnâ yang
terdapat pada ayat-ayat azab dalam kacamata dimensi sufistik
menurut al-Jailani dan al-Alusi. Harapan penulis, agar nanti
ada penelitian lebih lanjut tentang Asmâul Husnâ dengan
meneliti ayat-ayat lain dan dalam ragam corak tafsir yang
beragam pula.
3. Tetap berprasangka baik kepada-Nya dan tetap istiqomah.
Jangan pernah putus asa, yakin bahwa Allah memeberikan
ujian dan cobaan sesuai kemampuan masing-masing.
Demikianlah, dengan memanjatkan puji sykur kepada Allah
swt. penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
Menyadari akan keterbatasan dan kemampuan manusia dan
86
usaha maksimal yang telah dilakukan, dengan setulus hati dan
tangan terbuka, penulis mengharapkan kritikan dan saran
konstruktif sebagai evaluasi dan refleksi untuk penelitian ini dan
penelitian selanjutnya.
Semoga Allah swt senantiasa menunjukkan kita kejalan yang
benar serta senantiasa diberikan taufik dan inayah-Nya.
- والله اعلم بالصواب -
87
DAFTAR PUSTAKA
Al-Alusi, Mahmud Syihabuddin, Rûh al-Ma’ânî, Beirut, Libanon, 1985.
‘Abd al-Muhsîn bin, Abdurrazaq, Fiqh al-Asma’ al-Husna, al-Madinah al-
Munawwarah: Maktabah Malik al-Wathaniyyah, 2008.
Abû al-Qâsim Mahmud bin ‘Amr al-Zamakhsyari al-Khawarizm, al-Kasysyâf
‘an Haqâ’iq al-Tanzil wa ‘Uyûn al-Aqâwil fi Wujûh al-Ta’wîl, Beirût:
Dâr Ihyâ’ al-Turâs al-‘Arabiyy, t.t.
Alawi bin ‘Abd al-Qadir al-Segaf, Mengungkap Kesempurnaan Sifat-sifat
Allah dalam Al-Qur’an dan al-Sunnah, ter, Jakarta: Pustaka Azzam,
2000.
Ash-Shabuny, Muhammad Ali Ash-Shabuny, Cahaya Al-Qur’an Tafsir
Tematik Surat An-Nur, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2002.
Abdurrahim, Sulaiman dan Abu Fawwaz, Asmaul Husna Effects, Bandung:
Sygma Publishing, 2008.
‘Abd al-Muhsîn bin, Abdurrazaq, Fiqh al-Asma’ al-Husna, al-Madinah al-
Munawwarah: Maktabah Malik al-Wathaniyyah, 2008.
Anshari, Hafizh dkk, Ensiklopedi Islam, Jakarta: Ichtiar Baru Van
Hoeve,1993.
Anshori, Iksan Aik, Tafsir Ishari Pendekatan Hermeneutika Sufistik, Ciputat
Referensi: Ciputat, 2012.
Al-‘Abbad bin Abdul Muhsin Abdurrazaq. ter. Abdurrahman Thayyib, dkk,
Fikih Asmaul Husna, Jakarta: Darus Sunnah, 2018.
Anshori. Tafsir bi Al-Ra’yi, Jakarta: Gaung Persada Press Jakarta, 2010.
Azzaino, Zuardin. Allah Dalam Seri Axiomatika Ilmiah Ilahiah Asmaul
Husna, Jakarta: Pustaka Al-Hidayah, 1990.
88
Al-Bustî, Muhammad bin Hibbân bin Ahmad Abû Hâtim al-Tamîmi al-Bustî.
Sahîh Ibn Hibbân, Beirut: Muassasah Ar-Risâlah,1988
Bahjat Ahmad, Mengenal Tuhan , Bandung: Pustaka Hidayah 1998.
Baharuddin HS, Corak Tafsir Ruh Al-Ma’ani, Disertasi: PSQ, 2002.
Dahlan, Rahman Abd., Kaidah-Kaidah Penafsiran Al-Qur’an, Bandung:
Penerbit Mizan, 1997.
Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Tafsirnya, Jakarta: Departemen
Agama RI, 2009.
Ad-Dzahabi, Muhammad Husain, Tafsir al-Mufassirûn,
Fu’ad, ‘Abd al-Bâqî Muhammad, al-Mu’jam al-Mufahraz li Alfâz al-Qur’an
al-Karim, Mesir: Dâr al-Qâhirah, 1996.
Al-Ghazali. Al-Asma’ Al-Husna: rahasia Nama-Nama Indah Allah,
Bandung: Mizan 1992.
Gâlib al-Amali, bin Jarîr bin Yazîd bin kasîr bin Muhammad . Abu Ja’far al-
Tabari, Jâmi’ al Bayân fi Ta’wil al-Qur’an, Saudi Arabia: Mu’assasah
al-Risâlah, 2000.
Gfhour, Amin Saiful. Profil Para Mufassir Al-Qur’an, Yogyakarta: pustaka
Insan Madani,2008.
Hakim, Husnul. Ensiklopedi Kitab-kitab Tafsir Kumpulan Kitab-Kitab Tafsir
dari Masa Klasik sampai Masa Kontemporer, Depok: Lingkar Studi
Al-Qur’an, 2013.
Husein Adz-Dzahabi, Muhammad. Ensiklopedia Tafsir, Jakarta: Kalam
Mulia, 2010.
Ibn Manzhûr, Al-Alāmah, Lisān al-Arab, Dār al-Hadîts,2003.
Istifadah, Tazkiyah An-Nafs Dalam Tafsir Ar-Razi dan Al-Alusi, Skripsi: IIQ
Jakarta, 2015.
Al-Jauziyah, Ibn Qayyim. al-Asma’ al-Husna, ter. Jakarta: Pustaka al-
Kautsar, 2000.
89
Al-Jailani, Abdul Qadir, Menyingkap Rahasia-rahasia Ilahi, terj. Imron
Rosidi, Yogyakarta: Citra Risalah, 2008.
Tafsir Al-Jailani, Beirût: Maktabah al-Istanbûlî, 2009.
Komandoko, Gamal. Fadhilah dan Khasiat Asmaul Husna, Yogyakarta:
Absolut, 2003.
Kusuma, Farida Ratna. Asma’ul Husna Bentuk Padanan, Pengertian, dan
Deskripsi: Dalam Ar-Risalah, Quantum Asma’ul Husna, dan
Menyingkap Tabir Ilahi Asma’ul Husna dalam Perspektif Al-Qur’an,
Skripsi: Universitas Muhamadiyah Surakarta.
Kamilah, Nur Wasilah. Tawadhu dalam perspektif Tafsir Al-Jailani, IIQ
Jakarta: skripsi, 2017.
Khoirunnisa Lili. Hubungan Antara Kebiasaan Membaca Asmaul Husna
dengan Kecerdasan Emosional Siswa Kelas XI Madrasah Aliyah Nurul
Ummah Yogyakarta, Skripsi: UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2016.
Luthfi, Atabik. Tafsir Tazkiyah Tadabur Ayat-Ayat Untuk Pencerahan dan
Penyucian Hati, Jakarta: Gema Insani, 2009.
Ma’luf, Louis Al-Munjid fi Al-Lughati wa Al-A’lam, Beirut: Dâr al-Misriq,
1986.
Mahmud ‘Abd Halim Mani, Metodologi Tafsir kajian Komprehensif Metode
Para Ahli Tafsir, ter. Syahdbeliaunor dan Faisal Shaleh, Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2006.
Muhammad Salim, Maqshud Abdul. Asmaul Husna Rahasia, Makna,
Khasiat, Qaf Media Kreativa, 2017.
Mahmud ‘Abd Halim Mani, Metodologi Tafsir kajian Komprehensif Metode
Para Ahli Tafsir, ter. Syahdbeliaunor dan Faisal Shaleh, Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2006.
Nizar Muhammad, Perangkaian Asmaul Husna dalam Al-Qur’an,
Tesis:Institut Ilmu Al-Qur’an Jakarta (IIQ) 2010.
90
Nipan, Abdul Halim Muhammad. Khasiat Keagungan Asmaul Husna,
Jakarta: Pedoman Ilmu jaya, 2003.
Quraish Shihab, Muhammd. Tafsir Al-Misbah, Jakarta: Lentera Hati, 2002.
____________, Membumikan Al-Qur’an, Bandung: Mizan, 1994.
______________, Menyingkap Tabir Illahi, Al-Asma’ Al-Husna dalam
Perspektif Al-Qur’an, Jakarta: Lentera hati, 2006
Al-Qurthubi, Imam, Tafsir Al-Qurthubi, ter. Sudi Rosadi, dkk, Jakarta:
Pustaka Azzam, 2008.
Al-Qahthani, bin Musfir Said, Buku Putih Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani, ter.
Munirul Abidin, Jakarta: Daarul Falah, 2003.
Sadra Mulla. Manifestasi-Manifestasi Illahi, Jakarta: Pustaka Hidayah, 2011.
Salim, bin Irfan, Rahasia Asmaul Husna, Jakarta: Pustaka Azzam, 2016.
Ulfa Maria, Pengaruh Zikir Asmaul Husna Terhadap Self Awareness Anak
Asuh Panti Asuhan Darul Hadlonah Semarang, Skripsi: UIN
Walisongo Semarang 2016.
Syibromalisi, Ali Faizah dan Jauhar azizy, Membahas Kitab Tafsir Klasik-
Modern, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidaytullah Jakarta,
2011.
Setianingsih, Yeni Melacak Pemikiran Al-Alusi dalam Tafsir Rûh Al-
Ma’anî”, dalam Kontemplasi jurnal ilmu-ilmu Ushuluddin vol. 05., no.
2, Agustus 2017.
Umar, M. Ali Hasan, Khasiat dan Fadhilah Asmau Husna, Semarang: Kaifa
Toha Putra, 1979.
Yunahar Ilyas, Feminisme Dalam kajian Tafsir al-Qur’an Klasik dan
Kontemporer, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998.
Zuhaili, Wahbab. At-Tafsir Al-Wasith, ter. Muhtadi, dkk, Jakarta: Gema
Insani, 2012.