makalah xii.docx
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mekanika perpatahan dalam desain bangunan maupun desain
tambang, khususnya tambang bawah tanah perlu perhatian yang serius,
karena dapat menimbulkan kerusakan yang luar biasa dan dapat menelan
korban jiwa, walaupun tidak umum terjadi. Teknik desain dengan
memperhitungkan mekanika perpatahan adalah suatu metode yang umum
dalam keselamatan industri yang kritis, seperti dalam pembangkit
daya/listrik dan peralatan luar angkasa.
Bahan yang mempunyai kekuatan tinggi dapat gagal dengan beban
yang rendah, penyebab kegagalan produk umumnya tidak bisa dijelaskan
dengan teori elastisitas dan plastisitas. Oleh sebab itu, perancangan
struktur mesin perlu menambahkan aspek kemungkinan terjadi retak.
Dalam aplikasi keteknikan, kemampuan untuk menentukan suatu
perpatahan bahan tergantung pada beban maksimum yang dapat diterima
oleh suatu konstruksi. Dalam mendesain pada suatu batang, perlu
diperhatikan faktor perpatahan dan kelelahan suatu material. Perlu juga
diperhatikan sifat bahan baja tahan karat, apakah sifatnya tahan korosi,
kekuatan dan keuletan tinggi, serta kandung Cr tinggi.
| Mekanika Perpatahan
1.2 Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka diperoleh
batasan masalah sebagai berikut:
1. Perpatahan dan kelelahan
2. Ketahanan suatu material terhadap perpatahan
1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1. Mengetahui definisi perpatahan dan kelelahan
2. Mengetahui pengaruh besarnya kekuatan bahan terhadap
perpatahan dan kelelahan
| Mekanika Perpatahan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Perpatahan pada Material Konstruksi
Sejarah perkembangan mekanika perpatan dimulai pada abad ke-15
oleh Leonardo Da Vinci yang berisikan Tes kekuatan pada kabel besi
dengann panjang berbeda dan kekuatan berbanding terbalik proporsional
dengan volume bahan. Selanjutnya pada abad 19, Cauchy memiliki sebuah
gagasan mengenai hubungan tegangan-regangan pada kondisi istimewa
dan konsentrasi tegangan. Terakhir pada tahun 1922, Teori Perpatahan
Griffith mengenai hubungan kuantitatif pertama antara kekuatan
bahan/material dengan ukuran retak.
Menggunakan persamaan matematika Inggris, untuk konsentrasi
tegang, seperti halnya kaca dimana energi permukaan yang
dihancurkanoleh pembentukan permukaan retak baru adalah setara dengan
ketahanan pertumbuhan retak. Retak adalah suatu tarikan Ellips dengan
sumbu panjang a agak besar (panjang retak) dan sumbu pendek b adalah
hal (o). Jari-jari kelengkunagn pada ujung retak adalah hal (o).
| Mekanika Perpatahan
Gambar 2.1. Tekanan Ellips Gambar 2.2.
Retak
Patah lelah (fatique) merupakan sala satu penyebab utama kegagalan
bahan/material konstruksi. Kelelahan material adalah proses perubahan
dinamis (tegangan-regangan) sehingga terjadi retak (crack) atau pun patah.
Mekanisme patah lelah diawali timbulnya inti retak akibat pergerakan
dislokasi siklik, dilanjutkan dengan pertumbuhan menjadi micro crack,
kemudian tumbuh menjadi macro crack, selanjutnya berkembang
(propagasi) hingga terjadi patah lelah.
Umur lelah dapat ditingkatkan dengan cara normalizing/pengarbonan
ulang, selanjutnya terhadap specimen ini dilakukan normalizing ulang
dan dilanjutkan material yang tidak dinormalizing awal sehinggat tidak
diperoleh perbedaan yang signifikan. Normalizing ulang juga menyebabkan
butir material lebih peka terhadap patah.
Percobaan σ dan ϵ diakhiri dengan dapat didahului oleh deformasi
plastik, maka disebut perpatahan ulet, bila deformasi plastik di sebut
perpatahan rapuh.
Keuletan relatif dapat ditentukan dari:
1. Pengukuran keuletan (dengan mengukur % perpanjangan atau %
penyusutan penampang)
2. Jumlah energi yang diserap pada percobaan Impact/pukul.
Pada suhu rendah, retak dapat merambat lebih cepat daripada
terjadinya deformasi plastik, berarti energi yang diserap sedikit. Baja
dibebani secara perlahan-lahan dapat patah ulet dan patah rapuh pada
impact (beban kejut).
Perpatahan pada material dapat dibedakan menjadi dua, yakni
1. Patahan Kelingan
| Mekanika Perpatahan
Kadang-kadang pengelingan tidak terjadi atau mengalami
geseran terjai tegangan tarik tetapi justru terjadi perpatahan.
Tahanan yang diinginkan oleh paku keeling dikenal sebagai
tahanan patah.
2. Patahan Sambung Las
Patahan terjadi akibat sambungan yang tidak sesuai dengan
lasan. Ciri-ciri patahan:
1. Patahan Ulet
a. Terlihat adanya deformasi plastik yang cukup banyak,
seperti deformasi slip dan kembar.
b. Butir-butir kristal bentuk memanjang karena adanya
regangan geser.
c. Penampang lintang dari benda mengecil dan untuk baja
dimana muka patahnya berwarna keabu-abuan.
d. Patah ulet akibatnya bahan mendapat beban melebihi
kekuatan pada uji tarik akibat penampangnya tidak cukup
luas karena danya
cacat dalam sambungan las yang tidak baik.
2. Patahan Getas
Patah getas terjadi saat yang tidak dapat diduga, baik
pada waktu pembuatan maupun waktu sesudah selesai
pembuatan dengan beban lebih rendah dari pada batas
luluh bahan. Patahnya Tegak lurus terhadap arah tegangan
tarik dengan permukaan patahan yang mengkilap, hal ini
| Mekanika Perpatahan
patahan terjadi pada permukaan kristal dan tampaknya
adanya garis-garis halus.
3. Patahan Fatik/Ketahanan
Patah akibat tegangan berulang yang besarnya dibawah
tegangan yang dibolehkan, gejala patah akibat beban luar
yang berulang dan perubahan bentuk yang berulang.
4. Patahan Mulur
Sifat untuk meregang bila di bebani, regangan ini terjadi
suhu yang tinggi dan tegangan yang lebih rendah dari
pada tegangan luluh, sehingga terjadi perubahan bentuk
plastik dan kemudian patah, hal ini disebut mulur.
Gambar 2.3. Kurva Patah Mulur
2.2 Kelelahan pada Material Konstruksi
Teori Kelelahan: “Akibat gesekan poros dengan benturan yang kurang
diperhatikan atau mengalami siklus tegangan-regangan, sehingga terjadi
kerusakan yang permanen.”
| Mekanika Perpatahan
Teori Retak: “Aliran tegangan sekitar tarikan dan retak pembebanan
melintang terhadap sumbu utama.”
1. Takikan
Konsentrasi tegang (Kt)
σ = σnom (1+2 (aRmin ))
12
Rmin adalah jari-jari kelengkungan ujung sumbu utama
2. Retak
Faktor intensitas tegangan (K)
K = σnom ( π a )12
Kelelahan merupakan suatu kegagalan lelah terjadi ketika sebuh
bahan telah mengalami silus tegangan dan regngan yang menghasilkan
kerusakan yang permanan, juga dapat terjadi dibawah atau diatas tegangan
luluh. Kegagalan lelah pada umumnya meliputi pertumbuhan inti dan
penebaran dari sebuah retak. Penyebab kelelahan, yakni sebagai berikut:
Kelelahan yang dikontrol oleh tegangan
1. Lengkung rotasi (rotating bending)
3. Getaran (vibration)
4. Penekanan(presuriation)
5. Kontak Gelinding (Rolling Contacts)
Kelelahan yang dikontrol oleh regangan.
1. Siklus (thermal Cycles)
2. Tarikan besar (secerv notehes)
| Mekanika Perpatahan
3. Terbuka/Tertutup (opened /closed)
Umur lelah/fatique life, biasanya 107 siklus perkiraan dari jumlah
siklus yang dialami oleh suatu piston mobil dari 100.000 mil (~ 330.000
km). Pengukuran kelelahan diperoleh dari:
1. Struktur presisi (smooth) dan bertekuk (notehead)
a. Kelelahan meliputi pertumbuhan inti dan penyebaran retakan
(propagation of crack).
b. Karakteristik dengan umur lelah T – S (Tegangan – Siklus, S-N)
atau R – S (Regangan Siklus, ϵ - N)
c. Takikan mengkonsentrasikan tegangan dan regangan
2. Struktur retak
a. Kelelahan meliputi penyebarab retak
b. Karateristik dengan laju pertumbuhan retak lelah (fatique,
crack growth rate) Tujuan untuk memprediksi umur lela atau
siklus pembebanan maksimum untuk menentukan umur yang
tidak terbatas (infinite life).
2.3 Penyebab Utama Terjadinya Perpatahan
Suatu benda dapat patah karena:
1. Pembelahan lewatbutir (transgranular cleavage)
2. Pembelahan antarbutir (intergranular cleavage)
3. Pengabungan keuletan rongga mikro (ductile microvoid
coalesence)
4. Mulur (creep)
5. Kelelahan/fatik (fatigue)
6. Peretakan dipengaruhi lingkungan (environ-mentally assisted
cracking)
| Mekanika Perpatahan
7. Berkembangnya jaringan keretakan yang lembut (Crazing)
8. Kehilangan lapisan (Delamination)
9. Benang pembentuk tercabut keluar (fibre pull-out)
10. Fase peretakan getas (brittle phase cracking)
11. Peretakan antarmuka (interface cracking)
12. Pertumbuhan rongga inti (void nucleation)
2.4 Penyebab Utama Kerusakan Material
1. Kesalahan dalam perancangan
a. Operasi yang sebenarnya, antara lain: beban, lingkungan, suhu
operasi
b. Adanya takikan
2. Kesalahan dalam pemilihan material
a. Data material yang tidak mencukupi, misalnya hanya data
uji tarik, padahal bebannya dinamik akan terjadi fatiquem.
b. Kriteria pemilihan material. Kaitan antara beban/tegangan dan
suhu
c. Operasi dengan mekanisme kegagalan serta kriteria pemilihan
material.
3. Cacat material
a. Cacat dipermukaan dan didalam material akan menurunkan
kekuatannya.
b. Cacat pengecoran: Inklusi, porosititas, rongga, retak
penysutan,
c. Cacat pengerolan/tampa: Segresi, Laminasi, oksida didekat
permukaan
| Mekanika Perpatahan
4. Kesalahan dalam proses pengerjaan
a. Proses Farming, dapat menimbulkan tegangan sisa, retak mikro
b. Machining dan Grinding juga menimbulkan tegangan sisa dan
pemusatan tegangan akibat kekasaran permukaan.
c. Gridning (asah yang berlebihan sampai kelewat panas, dapat
menyebabkan retak pada permukaan.
d. Penandanaan dapat menimbulkan pemutusan tegangan.
e. Pemanas hanya dapat menyebabkan baja menjadi lunak
(dekorborasi), penyimpangan (distorsi) dan bahkan retak poros
cukup cepat.
f. Plast listrik dapat menyebabkan penggetasan hydrogen.
g. Pengelasan dapat meninggalkan cacat-cacat pengelasan:
proditas, inklusi, retak tegangan sisa, peka pada baja
tahan karat
5. Kesalahan dalam pemasangan/perekatan
a. Kesalaan dalam pemasangan, seperti halnya kelurusan akan
menimbulkan beban yang berlebihan.
b. Begitu pula dengan pemakssan dalam perakitan.
6. Kesalahan operasi
a. Kondisi operasi yang tidak normal/berlebihan, misal: beban,
kecepatan, suhu, akan merusakn peralatan.
b. Bila lingkungan lebih korosif yang diduga sebelumnya.
c. Perawatan yang kurang
d. Prosedur start-up dan shect-down yang salah
| Mekanika Perpatahan
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh berdasarkan pembahasan sebelumnya
adalah:
1. Perpatahan merupakan suatu bagian bahan yang terpisah akibat
beban yang diberikan sehingga pembentukan retak dibawah
konduksi siklus tegang dan regangan. Kelelahan adalah
pertumbuhan inti dan pertumbuhan akibat retakan tetapi tidak
menyebarkan retakan.
2. Kegagalan suatu material konstruksi dapat diartikan kerusakan
yang tak wajar, rusak sebelum waktunya.
3.1 Saran
Diperlukan tinjauan pustaka yang lebih bermanfaat pada oembuatan
makalah selanjutnya.
| Mekanika Perpatahan
DAFTAR PUSTAKA
Adam, K., 2011. Faktor perpatahan & kelelahan pada kekuatan bahan material. ILTEK 6 No. 12: 899-904.
Arbintarso, E. Mekanika perpatahan I.
Boudet, J.F., Ciliberto, S., dan Steinberg, V., 1996. Dynamics of crack propagation in brittle materials. Les Editions de Physique.
Ibrahim, K.M., El-Sarnagawy, B., Saleh, I.I., 2013. Effect of notch severity on fatigue behaviour of ADI castings. Journal of Materials Sciences and Applications 4: 107-117.
Li, J., dan Zhang, X-B., 2006. Crack initiation prediction for v-notches under mixed-mode loading in brittle materials. Journal of Mechanics of Materials and structures 1 No. 8.
Spena, P.R., Firrao, D., dan Matteis, P., 2010. On plastic notch effects in quenched and tempered steels. Journal of Minerals and Materials Characterization and Engineering 9 No. 6: 509-517.
| Mekanika Perpatahan