makalah vigita
TRANSCRIPT
MAKALAHTEKNIK PENGAWETAN TANAH DAN AIR
SEDIMENTASI
Oleh:VIGITA
NIM A1H007032
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NASIONALUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIANPURWOKERTO
2012
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWTyang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas terstruktur Teknik Pengawetan Tanah dan Airyang berjudul ”Sedimentasi”.
Tanpa adanya bantuan dan dorongan serta petunjuk dari berbagai pihak,
makalah ini tidak akan terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, penulis
mengucapakan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian makalah ini.
Penulis menyadarimakalah ini masih memiliki banyak kekurangan.
Untuk itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi
perbaikan dimasa yang akan datang. Harapan penulis semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua terutama bagi pembaca.
Purwokerto, 06 Juni 2012
Penyusun
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia sebagai daerah tropis, erosi tanah oleh air merupakan bentuk
degradasi tanah yang sangat dominan. Praktik deforestarisasi merupakan
penyebab utamanya baik di hutan produksi ataupun di hutan rakyat, yang
menyebabkan terjadinya kerusakan hutan dan lahan. Di samping itu, praktek
usaha tani yang keliru di daerah hulu yang tidak memperhatikan kaidah-kaidah
konservasi akan menyebabkan terjadinya kemerosotan sumberdaya lahan yang
akan berakibat semakin luasnya lahan kritis. Hal ini terbukti pada tahun 1990-an
luas lahan kritis di Indonesia 13,18 juta hektar, namun sekarang diperkirakan
mencapai 23,24 juta hektar, sebagian besar berada di luar kawasan hutan (65%)
yaitu di lahan milik rakyat dengan pemanfaatan yang sekedarnya atau bahkan
cenderung diterlantarkan. Keadaan ini justru akan membawa dampak lahan
semakin kritis dan kekeringan panjang terjadi dimusim kemarau.
Arti tanah dan air bagi semua makluk hidup mempunyai peranan penting
dalam kehidupannya sejak diciptakan di planet bumi ini. Sejarah mencatat bahwa
perjalanan peradaban manusia yang dimulai sejak manusia purba sampai saat ini
selalu berada dekat dengan air atau sumber air. Essensi tanah dan air bagi manusia
menyebabkan munculnya adaptasi dan budaya yang berkaitan dengan hal tersebut.
Di negara kita dan juga beberapa negara lain, air mempunyai nilai agama, budaya,
sosial, ekonomi dan bahkan politik. Begitu eratnya ikatan masyarakat dengan
tanah dan air, sehingga perlu dilakukan upaya konservasi untuk mempertahan
keberadaannya sehingga tetap terpeliharanya komponen utama bagi kehidupan
manusia tersebut tetap terpelihara.
Erosi, kekurangan air dan unsur hara adalah masalah yg paling serius di
daerah lahan kering. Paket-paket teknologi untuk mananggulangi masalah-
masalah tersebut juga sudah banyak, akan tetapi kurang optimal dimanfaatkan
karena tidak begitu signifikan dalam meningkatkan kesejahteraan petani daerah
lahan kering. Memang perlu kesabaran dalam pengelolaan daerah lahan kering,
karena meningkatkan produktivitas lahan di daerah lahan kering yang kondisi
lahannya sebagian besar kritis dan potensial kritis tidaklah mudah.
Produksi pertanian, perikanan dan penggunaan sumberdaya alam yang
berkaitan dengan air akan menurun. Upaya pencegahan erosi dan sedimentasi
dapat dilakukan dengan perbaikan pola penggunaan lahan dan melakukan usaha
konservasi tanah dan air. Upaya ini umumnya masih dilakukan parsial terutama
karena aktivitas ini masih dihitung sebagai biaya sosial dan bukan sebagai
aktivitas ekonomi yang menguntungkan. Untuk itu perlu dikembangkan
pendekatan tindakan pengendalian erosi dalam rangka konservasi tanah dan air
untuk pertanian berkelanjutan (Agus, 2002).
Kegiatan yang secara siginifikan menyebabkan meningkatnya laju erosi
tanah adalah pembukaan lahan, pembangunan sarana dan prasarana perkebunan
dan penanaman. Kegiatan pembukaan lahan akan menyebabkan terjadinya
peningkatan laju erosi maksimal sebesar 1014,28 % dari kondisi sebelumnya,
kegiatan sarana dan prasarana akan meningkatkan laju erosi maksimal sebesar
66,88 % dan penanaman akan meningkatkan laju erosi maksimal sebesar 50,59 %.
Dalam rangka menurunkan laju erosi maka perlu melaksanakan tindakan
konservasi tanah dan air. Salah satu yang dapat dilakukan adalah pembuatan teras
sederhana atau teras berdasar lebar. Tindakan konservasi tanah ini akan dapat
menurunkan laju erosi minimal 125.255 kali lebih kecil dari laju erosi
sebelumnya.
Konservasi tanah dan air merupakan cara konvensional yang cukup
mampu menanggulangi masalah diatas. Dengan menerapkan sisitem konservasi
tanah dan air diharapkan bisa menanggulangi erosi, menyediakan air dan
meningkatkan kandungan hara dalam tanah serta menjadikan lahan tidak kritis
lagi. Ada 3 metode dalam dalam melakukan konservasi tanah dan air yaitu metode
fisik dengan pegolahan tanahnya, metode vegetatif dengan memanfaatkan
vegetasi dan tanaman untuk mengurangi erosi dan penyediaan air serta metode
kimia yaitu memanfaatkan bahan-bahan kimia untuk mengawetkan tanah.
B. Tujuan
1. Mengetahui pengertian sedimentasi.
2. Mengetahui macam-macamsedimentasi.
3. Mengetahuifaktor-faktor yang mempengaruhisedimentasi.
II. ISI
Erosi dan sedimentasi merupakan proses terlepasnya butiran tanah dari
induknya di suatu tempat dan terangkutnya material tersebut oleh gerakan air atau
angin, kemudian diikuti dengan pengendapan material yang terdapat ditempat
lain. Terjadinya erosi dan sedimentasi tergantung dari beberapa faktor yaitu
karakteristik hujan, kemiringan lereng, tanaman penutup dan kemampuan tanah
untuk menyerap dan melepas air ke dalam lapisan tanah dangkal, dampak dari
erosi tanah dapat menyebabkan sedimentasi disungai sehingga dapat mengurangi
daya tampung sungai.
Sejumlah bahan erosi yang dapat mengalami secara penuh dari sumbernya
hingga mencapai titik kontrol dinamakan hasil sedimen (sediment yield). Hasil
sedimen tersebut dinyatakan dalam satuan berat (ton) atau satuan volume (m3) dan
juga merupakan fungsi luas daerah pengaliran. Dapat juga dikatakan hasil
sedimen adalah besarnya sedimen yang berasal dari erosi yang terjadi di daerah
tangkapan air yang diukur pada periode waktu dan tempat tertentu.
Dalam rangka pembangunan pertanian berkelanjutan, maka pengelolaan
lahan harus menerapkan suatu teknologi yang berwawasan konservasi. Suatu
teknologi pengelolaan lahan yang dapat mewujudkan pembangunan pertanian
berkelanjutan bilamana memiliki ciri seperti dapat meningkatkan pendapatan
petani, komoditi yang diusahakan sesuai dengan kondisi biofisik lahan dan dapat
diterima oleh pasar, tidak mengakibatkan degradasi lahan karena laju erosi kecil,
dan teknologi tersebut dapat diterapkan oleh masyarakat (Sinukaban, 1994).
Sedimentasi adalah suatu proses pengendapan material yang ditransport
oleh media air, angin, es atau gletser di suatu cekungan. Pelapukan mekanik dan
kimiawi batuan, pelapukan fisik atau kimia biasanya disebabkan oleh terjadinya
fluktuasi suhu. Pada saat dingin batuan akan mengkerut sedangkan ketika panas
akan mengembang, apabila hal ini terjadi berulang kali lama kelamaan batuan ini
akan mengalami lapuk sedikit demi sedikit. Pelapukan kimiawi terjadi karena
adanya perubahan struktur kimiawi batuan yang disebabkan oleh beberapa faktor
diantaranya air hujan misalnya seperti besi yang berkarat karena air hujan.
Pelapukan biologis, melalui bantuan organisme misalnya akar tanaman yang
mampu memecah batuan atau hewan yang mampu melubangi batuan.
Batuan yang
berasaldarihasilrombakanberbagaijenisbatuanadalahbatuansedimen.Batuansedime
niniterbentukdengan proses
pertamatentunyaadalahpecahnyaatauterabrasinyabatuansumber
yangkemudianhasilpecahannyatertransportasidanmengendap di suatu area
tertentu. proses-prosestersebuttelahlazimdisebutsebagai proses-proses
sedimentasi.
Proses sedimentasipadabatuansedimenklastikterdiridari 2 proses, yakni
proses sedimentasisecaramekanikdan proses sedimentasisecarakimiawi. Proses
sedimentasisecaramekanikmerupakan proses dimanabutir-
butirsedimentertransportasihinggadiendapkan di suatutempat.
Gambar 1.GambarSedimentasi
Proses inidipengaruhiolehbanyakhaldariluar. Transportasibutir-
butirsedimendapatdipengaruhioleh air, gravitasi, angin, danes.Dalamcairan,
terdapatduamacamaliran,yakni laminar (yang tidakmenghasilkantransportasibutir-
butirsedimen) dan turbulent (yangmenghasilkantransportasidanpengendapanbutir-
butirsedimen).Arusturbuleninimembuatpartikelataubutiran-
butiransedimenmengendapsecarasuspensi, sehinggabutiran-butiran yang
diendapkanmerupakanbutiransedimenberbutirhalus (pasirhinggalempung). Proses
sedimentasi yang dipengaruhiolehgravitasidibagimenjadi 4, yakni yang
dipengaruhioleharusturbidit, grain flows, aliransedimencair, dandebris flows.
Arusturbiditdipengaruhiolehaliran air
danjugagravitasi.Ciriutamapengendapanoleharusiniadalahbutiranlebihkasarakanbe
rada di bagianbawahpengendapandansemakinhaluskebagianataspengendapan.
Grain flowsbiasanyaterjadisaatsedimen yang memilikikemasdan sorting yang
sangat baikjatuhpada slope di bawahgravitasi. Biasanyasedimennyamembentuk
reverse grading. Liquified sediment flowsmerupakanhasildari proses liquefaction.
Sedangkandebris flows, volume sedimenmelebihi volume ar,
danmenyebabkanalirandenganviskositastinggi. Dengansedikitturbulens,
sortingdaripartikelmengecildanakhirnyamenghasilkanendapandengan sorting
buruk.
Proses sedimentasisecarakimiawiterjadisaatpori-pori yang
berisifluidamenembusataumengisipori-poribatuan. Hal
inijugaberhubungandenganreaksi mineral padabatuantersebutterhadapcairan
yangmasuktersebut.Berikutinimerupakanbeberapa proses
kimiawidaridiagenesisbatuansedimenklastik, Dissolution (pelarutan), mineral
melarutdanmembentukporositassekunder.
Cementation (Sementasi), pengendapan mineral yang merupakan semen
daribatuan, semen tersebut diendapkanpadasaat proses primer maupunsekunder.
Authigenesis, munculnya mineral baru yang tumbuhpadapori-
poribatuan.Recrystallization, perubahanstruktur Kristal,
namunkompsisimineralnyatetapsama. Mineral yang
biasaterkristalisasiadalahkalsit.Replacement, melarutnyasatu mineral yang
kemudianterdapat mineral lain yang terbentukdanmenggantikan mineral
tersebut.Compaction (kompaksi), bioturbation (bioturbasi), proses
sedimentasiolehhewan (makhlukhidup).
Gambar 2.ContohBatuansedimen
Perbedaan relief akan menyebabkan perbedaan waktu dalam proses
pembentukan tanah. Bahan induk batuan residual adalah batuan sisa pelapukan
yang masih ditempat yang mengalami pelapukan lagi dan menjadi tanah ditempat
itu juga. Bahan induk angkutan adalah hasil pelapukan batuan yang tersedimentasi
ditempat lain kemudian menjadi batuan sedimentasi setelah itu.
Jenis-jenisSedimentasi:
a. LithougenusSedimen
Sedimen yang berasaldarierosipantaidan material hasilerosidaerah up land. Material
inidapatsampaikedasarlautmelalui proses mekanik,
yaitutertransportoleharussungaida
natauaruslautdanakanterendapkanjikaenergitertransforkantelahmelemah.
b. BiogeneuosSedimen
Sedimen yang bersumberdarisisa-sisaorganisme yang hidupseperticangkangdanrangkabiota
lautsertabahan-bahanorganik yang mengalamidekomposisi.
c. HidreogenousSedimen
Sedimen yang terbentukkarenaadanyareaksikimia di dalam air lautdanmembentuk partikel
yang tidaklarutdalam air lautsehinggaakantenggelamkedasarlaut,
sebagaicontohdansedimenjenisiniadalahmagnetit, phosphoritdanglaukonit.
d. CosmogerousSedimen
Sedimen yang berasaldariberbagaisumberdanmasukkelautmelaluijalur media
udaraatauangin.Sedimenjenisinidapatbersumberdariluarangkasa,
aktifitasgunungapiatau berbagaipartikeldarat yang terbawaangin.
Sedangkanuntuktempat-tempatterjadinyasedimentasiadalah :
a. Sedimentasisungai
Pengendapan yang terjadi di sungaidisebutsedimen
fluvial.Hasilpengendapaninibiasanya berupabatugiling, batugeser, pasir, kerikil, danlumpur yang
menutupidasarsungai.Bahkanendapansungaiinisangatbaikdimanfaatkanuntukbahanbangunanata
upengaspalanjalan.Olehkarenaitutidaksedikit orang yang bermatapencaharianmencaripasir,
kerikil, ataubatuhasilendapanituuntukdijual.
b. SedimentasiDanau
Di danaujugabisaterjadiendapanbatuan.Hasilendapaninibiasanyadalambentuk delta
lapisanbatukerikil, pasir, danlumpur. Proses pengendapan di danauinidisebutsedimenlimnis.
c. SedimentasiDarat
gugukpasir di pantaiberasaldaripasir yang terangkatkeudarapadawaktuombakmemecahdi
pantailandai, laluditiupanginlautkearahdarat,
sehinggamembentuktimbunanpasir yang tinggi. Contohnya, gugukpasirsepanjangpantai
Barat Belanda yang menjaditanggullautnegaraitu.Di Indonesia gugukpasir yang menyerupai di
Belandabisaditemukan di pantaiParangTritis Yogyakarta.
d. SedimentasiLaut
Sungai yang mengalirdenganmembawaberbagaijenisbatuanakhirnyabermuara di
laut,sehingga di lautterjadi proses pengendapanbatuan yang paling besar.
Hasilpengendapandilautinidisebutsedimenmarin.JenisSedimenLaut:
SedimenTerigenPelagis
HampirsemuasedimenTerigen di lingkunganpelagisterdiriatasmateri-
materiyang berukuransangatkecil. Ada duacaramateritersebutsampaikelingkunganpelagis.
Pertamadenganbantuanarusturbiditasdanalirangrafitasi.Keduamelaluigerakanesyaitumateriglasia
l yang
dibawaolehbongkahaneskelautlepasdanmencair
.SedimenBiogenikPelagisDenganmenggunakanmikroskopterlihatbahwasedimenbi
ogenikterdiriatasberbagaistrukturhalusdankompleks.Kebanyakansedimenituberupasisa-
sisafitoplanktondanzooplankton laut.
Batuan sedimen merupakan suatu batuan yang terbentuk dari hasil proses
sedimentasi, baik secara mekanik maupun secara kimia dan organik. Proses
mekanik atau fisik terbentuk dari akumulasi mineral-mineral dan fragmen-
fragmen batuan. Faktor-faktor yang penting antara lain:
a. Sumber material batuan sedimen: sifat dan komposisi batuan sedimen sangat
dipengaruhi oleh material-material asalnya. Komposisi mineral-mineral batuan
sedimen dapat menentukan waktu dan jarak transportasi, tergantung dari
persentase mineral-mineral stabil dan nonstabil.
b. Lingkungan pengendapan, secara umum lingkungan pengendapan dibagi
menjadi tiga bagian, yaitu: Lingkungan pengendapan darat, transisi, dan laut.
Gambar 3. Gambar Lingkungan Pengendapan Laut
c. Pengangkutan (transportasi), media transportasi dapat berupa air, angin dan es.
Selama transportasi berlangsung, terjadi perubahan terutama sifat fisik
material-material sedimen seperti ukuran bentuk dan roundness.
d. Pengendapan, terjadi bilamana arus atau gaya mulai menurun hingga berada
dibawah titik daya angkutnya.
e. Replacement dan Rekristalisasi
Proses Replacement proses penggantian mineral oleh pelarutan-pelarutan kimia
hingga terjadi mineral baru. Rekristalisasi adalah perubahan tau pengkristalan
kembali mineral-mineral dalam batuan sedimen, akibat pengaruh temperatur
dan tekanan yang relatif rendah.
f. Diagenesis adalah perubahan yang terjadi setelah pengendapan berlangsung,
baik tekstur maupun komposisi mineral sedimen yang disebabkan oleh kimia
dan fisika.
g. Kompaksi terjadi karena adanya gaya berat atau gravitasi dari material-material
sedimen sendiri, sehingga volume menjadi berkurang dan cairan yang mengisi
pori-pori akan bermigrasi ke atas.
h. Lithifikasi dan Sementasi, bila kompaksi meningkat terus menrus akan terjadi
pengerasan terhadap material-material sedimen.
Secara kimia dan organik terbentuk oleh proses-proses kimia dan kegiatan
organisme. Sedimen kimia dan organik dapat terjadi pada kondisi darat, transisi
dan lautan, seperti halnya dengan sedimen mekanik.
Gambar 4. Zone Pengendapan
Sedimentasimerupakanperistiwaturunnyapartikel-partikelpadat yang
semulatersebarmeratadalamcairankarenaadanyagayaberatsetelahterjadipengendap
ancairanjernihdapatdipisahkandanzatpadat yang menumpuk di
dasarataubisadisebutdenganpengendapan.
Selama proses sedimentasiberlangsungterdapattigagaya yang bekerja,
yaitu:
a. Gaya gravitasi
Padagayaini, bertajenislarutanlebihkecildariberatjenispartikel,
sehinggapartikellebihcepatmengendap.
Fg = m. g
b. Gaya dorong
Gaya dorongterjadipadasaatlarutandipompakankedalamtabungklarifier. Gaya
dorongdapatjugadilihatpadasaatmulaiturunnyapartikelpadatankarenaadanyagayagr
avitasi, makafluidaakanmemberikangaya yang
besarnyasamadenganberatpadatanitusendiri.
c. Gaya apungataumelayang
Gaya apungterjadijikamassajenispartikellebihkecildarimassajenisfluida.
Sehinggapartikelpadatanberadapadapermukaancairan.
Sementaraitu, tindakanupayamenghentikanataumengurangisedimentasi di
suatukawasantelukmisalnya, dapatdilakukandenganpengalihanalursungai yang
diketahuisuplaimuatansedimendarisungaiitumengerahketeluktersebut.Dalamskala
yang lebihluas,
mitigasibencanakarenasedimentasidapatdilakukandenganpengelolaan DAS
(Daerah Aliran Sungai) yang merupakansumberutamamuatansedimen yang
masukkeperairan.
Faktor-faktor yang mempengaruhisedimentasiyaitu: musim, curahhujan,
run off, tumbuh-tumbuhan, geologidansifattanahpermukaan,
kemiringantanahdansungai, tatagunalahan.
Strategi lainnya yang biasa dipergunakan dalam bidang pertanian yaitu:
Fd =Ap . V2 .Cd . ρ2
Fa =m . ρ . gρp
pertanian tanpa pengolahan tanah
pengolahan tanah berkontur
alur penahan angin (windbreak)
rotasi tanaman
penggunaan pupuk alami
mengistirahatkan lahan
Secara garis besar, teknik pengendalian erosi dibedakan menjadi dua, yaitu
teknik konservasi mekanik dan vegetatif. Konservasi tanah secara mekanik adalah
semua perlakuan fisik mekanis dan pembuatan bangunan yang ditujukan untuk
mengurangi aliran permukaan guna menekan erosi dan meningkatkan kemampuan
tanah mendukung usahatani secara berkelanjutan. Pada prinsipnya konservasi
mekanik dalam pengendalian erosi harus selalu diikuti oleh cara vegetatif, yaitu
penggunaan tumbuhan/tanaman dan sisa-sisa tanaman/tumbuhan (misalnya mulsa
dan pupuk hijau), serta penerapan pola tanam yang dapat menutup permukaan
tanah sepanjang tahun.
Pengendalian erosi secara teknis-mekanis merupakan usaha-usaha
pengawetan tanah untuk mengurangi banyaknya tanah yang hilang di daerah lahan
pertanian dengan cara mekanis tertentu. Sehubungan dengan usaha-usaha
perbaikan tanah secara mekanik yang ditempuh bertujuan untuk memperlambat
aliran permukaan dan menampung serta melanjutkan penyaluran aliran
permukaan dengan daya pengikisan tanah yang tidak merusak.
III. PENUTUP
Sedimentasi adalah suatu proses pengendapan material yang ditransport
oleh media air, angin, es atau gletser di suatu cekungan. Pelapukan mekanik dan
kimiawi batuan, pelapukan fisik atau kimia biasanya disebabkan oleh terjadinya
fluktuasi suhu. Pada saat dingin batuan akan mengkerut sedangkan ketika panas
akan mengembang, apabila hal ini terjadi berulang kali lama kelamaan batuan ini
akan mengalami lapuk sedikit demi sedikit.
Pelapukan kimiawi terjadi karena adanya perubahan struktur kimiawi
batuan yang disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya air hujan misalnya
seperti besi yang berkarat karena air hujan. Pelapukan biologis, melalui bantuan
organisme misalnya akar tanaman yang mampu memecah batuan atau hewan yang
mampu melubangi batuan.
Dari uraian sebelumnya, maka dapat diambil beberapa kesimpulan yang
dapat dirangkum dibawah ini :
1. Ada tigamacamgayadalam proses sedimentasi :
- Gaya gravitasi
- Gaya dorong
- Gaya apungataumelayang
2. Faktor-faktor yang mempengaruhisedimentasi :
- Musim :curahhujan, run off
- Tumbuh-tumbuhan :rimbun, gersang
- Geologidansifattanahpermukaan
- Kemiringantanahdansungai
- Tata gunalahan
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Teknologi Budidaya pada Sistem Usaha Tani Konservasi. Pedoman
Umum Budidaya Pertanian di Lahan Pertanian.
Agus, F., E. Surmaini, dan N. Sutrisno. 2002. Teknologi Hemat air dan Irigasi Suplemen Teknologi Pengelolaan Lahan Kering. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat Balitbang Pertanian Departemen Pertanian. Bogor
Arsyad, Sitanala. 1989. Sedimentasi. IPB Press. Bogor
Arsyad, S. 2000. Sedimentasi. IPB Press. Bogor.
Critchley, W. and K. Siegert. 1991. Water Harvesting. A Manual for Design and Construction of Water Harvesting Schemes for Plant Production. FAO. Rome.
Fahmuddin Agus dan Widianto (2004). Petunjuk Praktis Konservasi Tanah Pertanian Lahan Kering. Bogor: WORLD AGROFORESTRY CENTRE ICRAF Southeast Asia. Hal 59-60
Riri Fithriadi dkk (1997). Pengelolaan Sumberdaya Lahan Kering di Indonesia; Kumpulan Informasi. Bogor: Pusat Penyuluhan Kehutanan.
Sudirja, R. 2008. Pengolahantanahdansedimentasi. Jurusan Ilmu Tanah dan Manajemen Sumberdaya Lahan. Fakultas Pertanian. Universitas Padjajaran. Bandung.
Sinukaban, N. 1994. Membangun pertanian menjadi lestari dengan konservasi. Faperta IPB. Bogor.