makalah tugas sultan

25
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem penambangan adalah suatu cara atau teknik yang dilakukan untuk membebaskan atau mengambil endapan bahan galian yang mempunyai arti ekonomis dari batuan induknya untuk diolah lebih lanjut sehingga dapat memberikan keuntungan yang besar dengan memperhatikan keamanan dan keselamatan kerja yang terbaik serta meminimalisasi dampak lingkungan yang dapat ditimbulkannya. Secara umum metode penambangan terbagi atas tambang terbuka, tambang bawah tanah, dan tambang bawah air, dimana pada tulisan ini akan lebih menfokuskan pada penambangan bawah tanah. Tambang dalam atau tambang bawah tanah (underground mining) adalah metode penambangan yang segala kegiatan atau aktifitas penambangannya dilakukan di bawah permukaan bumi dan tempat kerjanya tidak langsung berhubungan dengan udara luar. Latar belakang yang mempengaruhi dipilhnya penambangan dengan sistem tambang bawah tanah adalah Perbandingan SR yang besar dan tidak ekonomis untuk ditambang menggunakan system tambang terbuka, Mineralisasi cadangan bahan galian membentuk cebakan

Upload: amalia-karmila-indah

Post on 09-Nov-2015

16 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

makalah

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangSistem penambangan adalah suatu cara atau teknik yang dilakukan untuk membebaskan atau mengambil endapan bahan galian yang mempunyai arti ekonomis dari batuan induknya untuk diolah lebih lanjut sehingga dapat memberikan keuntungan yang besar dengan memperhatikan keamanan dan keselamatan kerja yang terbaik serta meminimalisasi dampak lingkungan yang dapat ditimbulkannya. Secara umum metode penambangan terbagi atas tambang terbuka, tambang bawah tanah, dan tambang bawah air, dimana pada tulisan ini akan lebih menfokuskan pada penambangan bawah tanah.Tambang dalam atau tambang bawah tanah (underground mining) adalah metode penambangan yang segala kegiatan atau aktifitas penambangannya dilakukan di bawah permukaan bumi dan tempat kerjanya tidak langsung berhubungan dengan udara luar. Latar belakang yang mempengaruhi dipilhnya penambangan dengan sistem tambang bawah tanah adalah Perbandingan SR yang besar dan tidak ekonomis untuk ditambang menggunakan system tambang terbuka, Mineralisasi cadangan bahan galian membentuk cebakan yang secara spesifik harus ditambang menggunakan system tambang bawah tanah, Daerah yang akan ditambang merupakan daerah hutan lindung, dan Penambangan dengan sistem tambang bawah tanah tidak banyak merusak ekosistem yang ada di sekitar penambangan. Untuk penambangan batubarabawah tanah terdiri dari dua metode, yaitu long wall methods dan room and pillar methods. Oleh kerena itu penyusun akan mencoba membahas tambang bawah tanah batu bara dengan. metode room and pillar methods Dan bagaimana penerapan sisitem ini oleh perusahaan tambang bawah tanah batubara PT NAL Sawah Lunto

B. Perumusan MasalahBerdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan dibahas pada tulisan ini yaitu:1. Bagaimana sistem penambangan batubara bawah tanah metode room and pillar methods ?2. Penerapan metode room and pillar methds oleh perusahaan tambang batu bara bawah tanah PT NAL Sawah Lunto?

C. TujuanTujuan dari penulisan makalah ini adalah1. Menjelaskan tentang sistem penambangan batubara bawah tanah metode room and pillar methods ?2. Bagaimana penerapan metode room and pillar methods oleh perusahaan tambang batu bara bawah tanah PT NAL Sawah Lunto?

BAB IIPEMBAHASAN

A. METODE PENAMBANGAN`Room and pillar merupakan suatu sistem penambangan bawah tanah untuk endapan batubara, dengan bentuk blok-blok persegi. Seluruh block batubaranya dibuat jalan (batubara yang digali = room selebar 10 m) dan pillar (sebagai penyangga selebar 3030 m) menggunakan kombinasi continuous miner (CM), roof bolter, dan shuttle catr. Metode ini paling-paling hanya mengambil 30-40% dari total batubara yang ada. Oleh karena itu, untuk menaikkan produksi, setelah semua block tersebut di tambang, ketika kembali ke jalan utama dekat shaft, pilar-pilar yang ditinggalkan di kikis sedikit (proses ini namanya retreat mining). Selama proses ini, tidak ada operator yang boleh berada di bawah atap batuan semuanya dikendalikan oleh remote dari jauh.Metode room and pillar lebih tepat digunakan pada material bahan galian sedimen yang cenderung tersebar dengan ketebalan merata dengan lapisan yang cenderung datar (flat) dan dengan ketebalan sekitar 1 sampai dengan 4 meter. Contoh bahan galian yang relatif lebih cocok menggunakan metode room and pillar seperti tembaga, gipsum, kapur, batubara.

Gambar 1. Metode Room and Pillar

Ciri-ciri dari metode room and pillar ini, antara lain : 1. Produktivitas rendah 2. Investasi alat kecil 3. Rasio penambangan (mining recovery) sekitar 60 - 70 %4. Lebih fleksibel terhadap gangguan operasi, geologi dan peralatan 5. Karena meninggalkan batubara dalam jumlah besar maka berpotensi terjadi swabakar 6. Hanya dapat diaplikasikan pada ketebalan lapisan 1 - 4 m7. Potensi subsidence kecilAda beberapa klasifikasi dari metode Room ad pillar yang umum, yaitu :1. Classic Room and Pillar MethodMetode ini merupakan metode yang sering ditemukan pada bahan galian maupun batubara yang cadangannya cenderung tersebar mendatar (flat) dan dengan ketebalan yang memungkinkan.Kelebihan metode classic room and pillar method adalah setelah permuka kerja penambangan dibuat, dapat segera memulai penambangan batubara, sehingga tidak memerlukan waktu yang panjang untuk persiapan penambangan batubara.Sedangkan kekurangan classic room and pillar method adalah recovery sedikit, hanya berkisar 40 - 60% bila tanpa mengekstraksi pilar.

2. Post Room and Pillar MethodDengan inklinasi candangan yang mencapai 20-55, metode yang digunakan umumnya ialah post room and pillar method. Efektivitas pengambilan cadangan bisa lebih besar disebabkan pengambilan cadangan dilakukan dengan mengikuti arah dan ruang cadangan sehingga kemungkinan tertinggalnya bahan galian yang ditambang semakin kecil.Kelebihan metode post room and pillar method adalah recovery lebih besar disebabkan pengambilan cadangan dilakukan dengan mengikuti arah dan ruang cadangan sehingga kemungkinan tertinggalnya bahan galian yang ditambang semakin kecil.Sedangkan kerugian metode post room and pillar method adalah kemungkinan terjadinya subsiden lebih besar bila tidak diikuti dengan penambahan penyangga buatan

3. Step Room and Pillar MethodMetode step room and pillar cocok diterapkan pada cadangn dengan inkliasi 15-30 dengan ketebalan lapisan cadangan antara 2-5 meter. Step room and pillar merupakan metode yang digunakan dirancang untuk memudahkan peralatan beropersi didalam cadangan (ore deposit), stope dirancang berjenjang akan tetapi terdapat jalan yang menghubungkan antar step atau jenjang. Kelebiahan metode step room and pillar method adalah pengangkutan di dalam permuka kerja hampir tidak memerlukan tenaga penggerak karena dapat berjalan sendiri, misalnya melalui jalan penghubung.Kerugian metode step room and pillar method adalah memerlukannya tenaga kerja yang banyak untuk membawa masuk peralatan, sehingga volume produksi tergantung dari banyaknya alat mekanis yang tersedia

Peralatan yang biasa digunakan untuk metode room and pillar antara lain :

1. Alat pemotong lapisan batubara bawah tanah disebutcontinuous miner. Contohnya alat pemotong lapisan batubara antara lain;shearer dan plow (plough).2. Alat gali isi hasil peledakan bawah tanah adalahLoad-Haul-Dump (LHD), over shot loader, slusher (scrapper) dan sebagainya.3. Alat angkut digunakan truck berdimensi kecil, belt conveyor, chain conveyor, lori-lokomotif (train) dan lain-lain.

Cara penambangan room and pillar mengandalkan endapan batubara yang tidak diambil sebagai penyangga dan endapan batubara yang diambil sebagai room. Pada metode ini penambangan batubara sudah dilakukan sejak pada saat pembuatan lubang maju. Selanjutnya lubang maju tersebut dibesarkan menjadi ruanganruangan dengan meninggalkan batubara sebagai tiang penyangga. Besar bentuk dan ruangan sebagai akibat pengambilan batubaranya harus diusahakan agar penyangga yang dipakai cukup memadai kuat mempertahankan ruangan tersebut tetap aman sampai saatnya dilakukan pengambilan penyangga yang sebenarnya yaitu tiang penyangga batubara (coal pillar).Metode ini mempunyai keterbatasan-keterbatasan dalam besaran jumlah batubara yang dapat diambil dari suatu cadangan batubara karena tidak semua tiang penyangga batubara dapat diambil secara ekonomis maupun teknik. Dari seluruh total cadangan terukur batubara yang dapat diambil dengan cara penambangan metode Room and Pillar ini paling besar lebih kurang 60 - 70% saja. Hal ini disebabkan banyak batubara tertinggal sebagi tiang-tiang pengaman yang tidak dapat diambil.Metode penambangan ini terdiri dari metode penambangan batubara yang hanya melalui penggalian maju terowongan, dan metode penambangan secara berurutan terhadap pillar batubara yang diblok tadi, mulai dari yang terdalam, apabila jaringan terowongan yang digali tersebut telah mencapai batas maksimum blok penambangan.Keunggulan dari metode penambangan room and pillar adalah :1. Lingkup penyesuaian terhadap kondisi alam penambangan lebih luas dibanding dengan sistem lorong panjang yang dimekanisasi.2. Hingga batas-batas tertentu, dapat menyesuaikan terhadap variasi kemiringan (kecuali lapisan yang sangat curam), tebal tipisnya lapisan batubara, keberadaan patahan serta sifat dan kondisi lantai dan atap.3. Mampu menambang blok yang tersisa oleh penambang sistem lorong panjang, misalnya karena adanya patahan.4. Dapat melakukan penambangan suatu blok yang berkaitan dengan perlindungan permukaan (seperti perlindungan bangunan terhadap penurunan permukaan tanah).5. Cukup efektif untuk menaikkanrecoverysedapatnya, pada blok yang tidak cocok ditambang semua, misalnya penambangan bagian dangkal di bawah dasar laut.Sedangkan kerugian dari metode ini adalah :1. Recovery penambangan batubara yang sangat buruk ( 60% - 70%). 2. Biladibandingkan dengan metode penambangan batubara sistem long wall, banyak terjadi kecelakaan, seperti atap ambruk.3. Ada batas maksimum penambangan bagian dalam, yang antara lain disebabkan oleh peningkatan tekanan bumi (batasnya sekitar 500 m di bawah permukaan bumi).4. Karena banyak batubara yang disisakan, akan meninggalkan masalah dari segi keamanan untuk penerapan di lapisan batubara yang mudah mengalami terbakar.

b.Sistem Ventilasidua sistem ventilasi yang digunakan pada tambang batubara bawah tanah ini yaitu ventilasi sistem tiup dan isap. Ventilasi sistem tiup adalah metode ventilasi yang membangkitkan tekanan di portal udara masuk yang lebih tinggi (tekanan positif) dari pada tekanan atmosfir untuk meiup masuk udara kedlam tambang bawah tanah.apabila ipas angin utama dijalankan denga metode ini, gas metan akan terperangkap di dalam gob atau diding batubara, sehingga seandainya kipas angin berhenti beroperasi ada bahaya gas tersebut mengalir kdalam lorong atau lokasi kerja dalam waktu bersaaan. kabalikan dari sistem tiup, maka pada sisitem isap, kipas anging ditempatka pada portal udara buang, membangkitkan tekana lebih rendah (tekanan negatif) daripada tekanan atmosfir, untuk menghisap keluar udara dari dalam tanbang bawah tanah. karena tidak ada klemahan seperti sistem ventilasi tiup yang dtulis diatas maka saat ini di tambang batubara menggunkan metde ini.1. Debu dan Gas tambang bawah tanahTerdapat beberapa macam gas pengotor dalam udara tambang bawah tanah. Gas-gas ini berasal baik dari proses-proses yang terjadi dalam tambang maupun berasal dari batuan ataupun bahan galiannya.Gas-gas pengotor yang terdapat dalam tambang bawah tanah tersebut, ada yang bersifat gas racun, yakni; gas yang bereaksi dengan darah dan dapat menyebabkan kematian. Selain itu juga gas pengotor ini menyebabkan bahaya, baik terhadap kehidupan manusia maupun dapat menyebabkan peledakan. Gas gas pengotor tersebut adalah :a. Karbondioksida (CO2)Gas ini tidak berwarna dan tidak berbau dan tidak mendukung nyala api dan bukan merupakan gas racun. Gas ini lebih berat dari pada udara, karenanya selalu terdapat pada bagian bawah dari suatu jalan udara. Dalam udara normal kandungan CO2 adalah 0,03%. Dalam tambang bawah tanah sering terkumpul pada bagian bekas-bekas penambangan terutama yang tidak terkena aliran ventilasi, juga pada dasar sumur-sumur tua. Sumber dari CO2 berasal dari hasil pembakaran, hasil peledakan atau dari lapisan batuan dan dari hasil pernapasan manusia.Pada kandungan CO2 = 0,5% laju pernapasan manusia mulai meningkat, pada kandungan CO2 = 3% laju pernapasan menjadi dua kali lipat dari keadaan normal, dan pada kandungan CO2 = 5% laju pernapasan meningkat tiga kali lipat dan pada CO2 = 10% manusia hanya dapat bertahan beberapa menit. Kombinasi CO2 dan udara biasa disebut dengan blackdamp. b. Metana (CH4)Gas metana ini merupakan gas yang selalu berada dalam tambang batubara dan sering merupakan sumber dari suatu peledakan tambang. Campuran gas metana dengan udara disebut Firedamp. Apabila kandungan metana dalam udara tambang bawah tanah mencapai 1% maka seluruh hubungan mesin listrik harus dimatikan. Gas ini mempunyai berat jenis yang lebih kecil dari pada udara dan karenanya selalu berada pada bagian atas dari jalan udara. Metana merupakan gas yang tidak beracun, tidak berwarna, tidak berbau dan tidak mempunyai rasa. Pada saat proses pembatubaraan terjadi maka gas metana terbentuk bersama-sama dengan gas karbondioksida. Gas metana ini akan tetap berada dalam lapisan batubara selama tidak ada perubahan tekanan padanya. Terbebasnya gas metana dari suatu lapisan batubara dapat dinyatakan dalam suatu volume per satuan luas lapisan batubara, tetapi dapat juga dinyatakan dalam satuan volume per satuan waktu. Terhadap kandungan gas metana yang masih terperangkap dalam suatu lapisan batubara dapat dilakukan penyedotan dari gas metana tersebut dengan pompa untuk dimanfaatkan. Proyek ini dikenal dengan nama seam methane drainage.c. Karbon Monoksida (CO)Gas karbon monoksida merupakan gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan tidak ada rasa, dapat terbakar dan sangat beracun. Gas ini banyak dihasilkan pada saat terjadi kebakaran pada tambang bawah tanah dan menyebabkan tingkat kematian yang tinggi. Gas ini mempunyai afinitas yang tinggi terhadap haemoglobin darah, sehingga sedikit saja kandungan gas CO dalam udara akan segera bersenyawa dengan butir-butir haemoglobin (COHb) yang akan meracuni tubuh lewat darah. Afinitas CO terhadap haemoglobin menurut penelitian (Forbes and Grove, 1954) mempunyai kekuatan 300 kali lebih besar dari pada oksigen dengan haemoglobin. Gas CO dihasilkan dari hasil pembakaran, operasi motor bakar, proses peledakan dan oksidasi lapisan batubara.Karbon monoksida merupakan gas beracun yang sangat mematikan karena sifatnya yang kumulatif. Misalnya gas CO pada kandungan 0,04% dalam udara apabila terhirup selama satu jam baru memberikan sedikit perasaan tidak enak, namun dalam waktu 2 jam dapat menyebabkan rasa pusing dan setelah 3 jam akan menyebabkan pingsan/ tidak sadarkan diri dan pada waktu lewat 5 jam dapat menyebabkan kematian. Kandungan CO sering juga dinyatakan dalam ppm (part per milion). Sumber CO yang sering menyebabkan kematian adalah gas buangan dari mobil dan kadang-kadang juga gas pemanas air. Gas CO mempunyai berat jenis 0,9672 sehingga selalu terapung dalam udara. d. Hidrogen Sulfida (H2S)Gas ini sering disebut juga stinkdamp (gas busuk) karena baunya seperti bau telur busuk. Gas ini tidak berwarna, merupkan gas racun dan dapat meledak, merupakan hasil dekomposisi dari senyawa belerang. Gas ini mempunyai berat jenis yang sedikit lebih berat dari udara. Merupakan gas yang sangat beracun dengan ambang batas (TLV-TWA) sebesar 10 ppm pada waktu selama 8 jam terdedah (exposed) dan untuk waktu singkat (TLV-STEL) adalah 15 ppm. Walaupun gas H2S mempunyai bau yang sangat jelas, namun kepekaan terhadap bau ini akan dapat rusak akibat reaksi gas H2S terhadap saraf penciuman. Pada kandungan H2S = 0,01 % untuk selama waktu 15 menit, maka kepekaan manusia akan bau ini sudah akan hilang. e. Sulfur Dioksida (SO2)Sulfur dioksida merupakan gas yang tidak berwarna dan tidak bisa terbakar. Merupakan gas racun yag terjadi apabila ada senyawa belerang yang terbakar. Lebih berat dari pada udara, dan akan sangat membantu pada mata, hidung dan tenggorokan. Harga ambang batas ditetapkan pada keadaan gas = 2 ppm (TLV-TWA) atau pada waktu terdedah yang singkat (TLV-STEL) = 5 ppm. f. Nitrogen Oksida (NOX)Gas nitrogen oksida sebenarnya merupakan gas yang inert, namun pada keadaan tekanan tertentu dapat teroksidasi dan dapat menghasilkan gas yang sangat beracun. Terbentuknya dalam tambang bawah tanah sebagai hasil peledakan dan gas buang dari motor bakar. NO2 merupakan gas yang lebih sering terdapat dalam tambang dan merupakan gas racun. Harga ambang batas ditetapkan 5 ppm, baik untuk waktu terdedah singkat maupun untuk waktu 8 jam kerja. Oksida nitrogen yang merupakan gas racun ini akan bersenyawa dengan kandungan air dalam udara membentuk asam nitrat, yang dapat merusak paru-paru apabila terhirup oleh manusia.

4. Aktivitas penambangan bawah tanaha. Blasting (pembongkaran)Peledakan dilakukan untuk melepskan batuan dari batuan induknya atau untuk memperkecil ukuran atau lebih mudah diangkut dengan menggunakan bahan peledak.Tujuan peledakan tambang bawah tanah:- Menghasilkan ruang untuk gudang, jalan saluran dan pembuatan trowongan- Mengambil material/pembongkar material

Factor-faktor yang mempengaruhi peledakan:- Jenis batuan- Density batuan- Struktur batuan- Jenis bahan peledak, cara atau teknik peledakan

Dasar-dasar peledakan tambang bawah tanah:- Peledakan bawah tanah dilakukan kearah satu bidang bebas. Sedangkan peledakan dipermukaan kearah dua bidang bebas.- Tempat ledakan lebih terbatas, bahan peledak, jenis bahan peledak umumnya low eksplosif

Factor-faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan baahan peledak pada tbt:1. Sifat bahan peledak-Api penyalaannya kecil-Peledakannya berlangsung singkat-Temperature peledakannya relative rendah-Tidak menghasilkan gas beracun2.Disesuaikan dengan material yang diledakkan3.Partikuler set dari standart blasting4.Besarnya biaya.

b. Mucking (pemuatan/loading)Pemuatan pada tbt istilahnya hamper sama dengan pemuatan tambang terbuka (tb) yaitu pemuatan broken ore, dimuat keatas alat angkut untuk selanjutnya diangkut keluar permukaan (pengangkutan)Macam-macam alat muat yang digunakana.Continous loaderb.Scraperc.Coal catterd.Lhd (load haul dump)e.Overshoot loaderf.Gathering arm loader

c. Hauling (pengangkutan)Kegiatan pengangkutan tambang bawah tanah adalah-Usaha atau cara untuk mengeluarkan bijih hasil penambangan ke permukaan-Kegiatan pengangkutan dimulai dari tempat penambangan ke penampungan sementara selanjutnya ke mulut shaft kemudian ke happer, lori, atau langsung ke dump truck untuk diangkut kepermukaan atau:

a.Dari tempat penambangan ke penampungan sementarab.Dari penampungan ke mulut shaft (hosting dengan lori)c.Dari penampungan ke hopper (belt conveyord) lori ataupun langsung ke truck lewat incline.Macam-macam jalan masuk ke tambang bawah tanah dan alat angkut yang sesuai:1.Shaft vertical : incline kombinasi2.Tunnel3.AditJenis-jenis alat angkut :1.Shaft : cage, skip, pipa/pompa, kenekan.2.Tunnel/adit : lokomotif dan lori, truck, belt conveyord, lhd, pipa/pompa, shuttle car

Jenis jalan pengangkutan :1.Auxiliary haulage digunakan untuk mengangkut material dari stop eke chute atau dari stop eke loading point2.Main haulage ialah mengangkut material dari pit bottom ke shaft station/keluar tambang.

Macam-macam alat angkut :Alat angkut mekanis :1.Cage skip2.Truck3.Belt conveyord4.Lori-lokomotif5.Lhd6.Rope haulage7.Hoisting8.Pipa pompa dan sutlle.

5.Sistem Penyanggaan - Penyangga Buatan (Artificial Support)Artificial support adalah penyangga buatan yang dimasukan ke dalam tamang bawah tanah, agar tidak runtuh. Bahan penyangga buatan ini disebut juga material filling, dapat berupa tailing, pasir, tanah, semen, baja, kayu, maupun baut batuan.

B.PENERAPAN METODE ROOM AND PILLAR METHODS OLEH PERUSAHAAN TAMBANG BATU BARA BAWAH PT NAL SAWAH LUNTO1.pekerjaan penambangan PT.NAL berkisar 4500 ton/bulan denagan jumlah pekerja yang berada di front penggalian 5 orang dan 2 orang ,operasi penggalian batubara menggunakan jack hammer(15 kg), dengan kemajuan penambangan 18 M per hari. dimana kemampuan alat jack hammer: 8-9 ton/hari.2.Pemuatan batubaraBatubara dari front penggalian dimuat kedalam gerobak, lalu diangkut menuju lori yang nantinya akan ditarik ke permukaan tambang,Jumlah lori yang digunakan dalam 1 lubang penggalian adalah 2 buah lori, dimana kapasitas masing-masing lori 400 kg batubara.3.Pemasangan PenyanggaPenyangga yang digunakan adalah balok-balok kayu yang berukuran sedang,Pemasangan penyangga menggunakan cara jika keadaan lubang mendaki, penyanggaan d mulai dari bagian kaki penyangga Jika keadaan lubang menurun/mendatar penyanggaan dimulai dari bagian atap penyangga. Jarak antara penyangga balok-balok kayu di bagian atap 80 cm Penyanggaan juga mengguanakna sistim room dan pilar yang dibantu dengan dengan penyangga menggunakan cripping.4.Penanganan gas dan debu Batubara Untuk penanganan gas berbahaya PT. NAL melakukan pengecekan secara berkala dengan 4 kali pengecekan sehari ( jam 7, jam 12 siang, jam 6 sore, dan jam 12 malam ) Untuk pengananan debu PT. NAL menggunakan kipas Angin dengan kekuatan angin 7.2 m/s ( radius maksimal 4 Meter )5. Sistem VentilasiPada PT.NAL menggunakan sistem ventilasi yang di bantu dengan kipas angin dengan kekuatan kipas 7,8 m/s.,untuk ventilasi keseluruhan menggunakan pipa seperi kain dengan ukuran beragam untuk lubang tambang utama A1 mengguanakan diamater 20 inci dan lubang A3 mengguanak pipa 18 inci.

BAB IIIPENUTUP

A. KesimpulanBerdasarkan penjelasan diatas, maka dapat diambil beberapa kesimpulan berikut:1. Room and pillar merupakan suatu sistem penambangan bawah tanah untuk endapan batubara, dengan bentuk blok-blok persegi. 2. Penambangan batubara bawah tanah lebih membutuhkan banyak perhatian/ fasilitas pendukung dikarenakan batubara bawah tanah lebih memiliki masalah yang kompleks dibandingkan penambangan emas.3. Penerapan metode room and pilar pada PT NAL sudah menerapkan dengan baik.

Daftar Pustaka

Http:/Afanmining10.blogspot.com/2013/05/metode-penambangan-tambang-bawah-tanah.html diakses tanggal 16 November 2013Anonim . 2008 . miningforce.blogspot.com, diakses tanggal 16 November 2013Dano, Jois Malindo . 2012. Laporan Praktek Kegiatan Penambangan Batubara Bawah Tanah Di Balai Diklat Tambang Bawah Tanah Sawahlunto Sumatera Barat . (online) www.jordanmalindo-penambangan.blogspot.com, diakses tanggal 16 November 2013Irwandi, Dody . 2012 . Metode Penambangan Bawah Tanah . (online) www.dodyirwandi.blogspot.com , diakses tanggal 16 November 2013

MAKALAHPenerapan Metode Room And Pillar Pada Tambang Bawah Tanah di Sawah Lunto PT. Nuansa Alam Lestari( NAL)

Oleh:Nama : Sultan Muhammad taufikNIM : 16550/2010

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS NEGERI PADANG2013ii